bab 5 hasil penelitian dan analisis dataeprints.umm.ac.id/42275/6/bab v.pdf · 2018. 12. 19. · 43...

8
43 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Hasil Penelitian Jumlah Sel Leydig Tikus Putih Jantan Hasil pengamatan jumlah sel Leydig tikus putih jantan (Rattus novergicus strain wistar) yang diberikan ekstrak aseton tomat ceri dengan berbagai macam dosis yang berbeda dan paparan asap rokok dapat dilihat pada tabel 5.1. Tabel 5.1 Hasil pengamatan jumlah sel Leydig tikus putih jantan (Rattus novergicus strain wistar) Kelompok Tikus Perlakuan Rerata Jumlah Sel Leydig per 10 Lapang Pandang x ± SD Kontrol negatif Tikus tanpa perlakuan 166,25 ± 27,33 Kontrol positif Tikus dengan paparan asap rokok 110,75 ± 7,41 Perlakuan 1 Tikus dengan paparan asap rokok dan ekstrak aseton tomat ceri 0,85 gr/200gr/BB 131 ± 15,23 Perlakuan 2 Tikus dengan paparan asap rokok dan ekstrak aseton tomat ceri 1,71 gr/200gr/BB 140,25 ± 13,67 Perlakuan 3 Tikus dengan paparan asap rokok dan ekstrak aseton tomat ceri 3,42 gr/200gr/BB 157,5 ± 7,18 (Sumber : Data primer yang diolah, 2018)

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATAeprints.umm.ac.id/42275/6/BAB V.pdf · 2018. 12. 19. · 43 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Hasil Penelitian Jumlah Sel Leydig

43

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

5.1 Hasil Penelitian Jumlah Sel Leydig Tikus Putih Jantan

Hasil pengamatan jumlah sel Leydig tikus putih jantan (Rattus

novergicus strain wistar) yang diberikan ekstrak aseton tomat ceri dengan

berbagai macam dosis yang berbeda dan paparan asap rokok dapat dilihat

pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Hasil pengamatan jumlah sel Leydig tikus putih jantan (Rattus

novergicus strain wistar)

Kelompok Tikus Perlakuan

Rerata Jumlah Sel Leydig

per 10 Lapang Pandang

x ± SD

Kontrol negatif

Tikus tanpa perlakuan

166,25 ± 27,33

Kontrol positif

Tikus dengan paparan asap rokok

110,75 ± 7,41

Perlakuan 1

Tikus dengan paparan asap rokok

dan ekstrak aseton tomat ceri 0,85

gr/200gr/BB

131 ± 15,23

Perlakuan 2

Tikus dengan paparan asap rokok

dan ekstrak aseton tomat ceri 1,71

gr/200gr/BB

140,25 ± 13,67

Perlakuan 3

Tikus dengan paparan asap rokok

dan ekstrak aseton tomat ceri 3,42

gr/200gr/BB

157,5 ± 7,18

(Sumber : Data primer yang diolah, 2018)

Page 2: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATAeprints.umm.ac.id/42275/6/BAB V.pdf · 2018. 12. 19. · 43 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Hasil Penelitian Jumlah Sel Leydig

44

Berdasarkan tabel 5.1 terdapat penurunan jumlah sel Leydig tikus

putih jantan pada kelompok kontrol (+) yang diberi paparan asap rokok

sebanyak 4 batang perhari selama 14 hari, rata-rata jumlah sel Leydig adalah

110,75±7,41 bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (+) yang

diberikan pakan standar dan tidak diberi perlakuan, rata-rata jumlah sel

Leydig adalah 166,25 ±27,33.

Tabel 2.1 menunjukkan bahwa ekstrak aseton tomat ceri mampu

mempertahankan jumlah sel Leydig tikus putih jantan yang telah dipapar

asap rokok sebanyak 4 batang perhari selama 14 hari. Pada kelompok

perlakuan 1,2, dan 3 dengan dosis ekstrak aseton tomat ceri 0,85

mg/200grBB, 1,71 mg/200grBB, dan 3,42 mg/200grBB menunjukkan

adanya peningkatan jumlah sel Leydig tikus putih jantan yaitu 131±15,23,

140,25±13,67 dan 157,5±7,18. Sehingga semakin meningkat dosis yang

diberikan maka semakin meningkat pula jumlah sel Leydig tikus putih

jantan.

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan asap rokok dapat

mengakibatkan penurunan jumlah sel Leydig tikus putih jantan

dibandingkan dengan kelompok tikus yang tidak diberikan paparan asap

rokok dan esktrak aseton tomat ceri. Hasil penelitian juga menunjukkan

bahwa ekstrak aseton tomat ceri dapat meningkatkan jumlah sel Leydig

tikus putih jantan yang mendapat paparan asap rokok.

Rerata jumlah sel Leydig tikus putih jantan pada semua perlakuan

dalam penelitian dapat digambarkan dalam bentuk grafik seperti dibawah

ini:

Page 3: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATAeprints.umm.ac.id/42275/6/BAB V.pdf · 2018. 12. 19. · 43 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Hasil Penelitian Jumlah Sel Leydig

45

(Sumber : Data primer yang diolah, 2018).

Gambar 5.1

Grafik rata-rata jumlah sel Leydig tikus putih jantan.

5.2 Gambaran Mikroskopis Sel Leydig

Pada gambaran histopatologi didapatkan perbedaan jumlah sel Leydig yang

terletak di jaringan intersisiel yang berada dalam tubulus seminiferus. Sel Leydig

memiliki bentuk ovoid atau polygonal dalam keadaan normal. Gambar A (kontrol

negatif) menunjukkan jumlah sel Leydig dalam rentang normal. Pada gambar B

(kontrol positif) menunjukkan jumlah sel Leydig paling sedikit diantara kelompok

yang lain akibat paparan asap rokok sebanyak 4 batang rokok per hari selama 14

hari tanpa pemberian ekstrak aseton tomat ceri. Gambar C,D, dan E menunjukkan

peningkatan jumlah sel Leydig akibat pemberian ekstrak aseton tomat ceri dengan

dosis 0,85 gr/200grBB, 1,71 gr/200grBB, dan 3,42 gr/200grBB setelah paparan

asap rokok sebanyak 4 batang per hari selama 14 hari tetapi jumlah sel Leydig tidak

lebih banyak dari gambar A (kontrol negatif).

166,25

110,75131 140,25

157,5

0

50

100

150

200

Tikus tanpaperlakuan

Tikus denganpaparan asap

rokok

Tikus denganpaparan asap

rokok danekstrak 0,85gr/200gr/BB

Tikus denganpaparan asap

rokok danekstrak 1,71gr/200gr/BB

Tikus denganpaparan asap

rokok danekstrak 3,42gr/200gr/BBJumlah sel leydig

per 10 lapangpandang

Page 4: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATAeprints.umm.ac.id/42275/6/BAB V.pdf · 2018. 12. 19. · 43 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Hasil Penelitian Jumlah Sel Leydig

46

(Sumber: Data primer yang diolah, 2018).

Gambar 5.2

Gambaran histopatologi sel Leydig tikus putih jantan tiap perlakuan dengan perbesaran

400x. A: Kontrol (-) Kelompok tikus tanpa perlakuan, B: Kontrol (+) Kelompok tikus

dengan paparan asap rokok, C: Perlakuan 1 Kelompok tikus dengan paparan asap rokok

dan ekstrak 0,85 mg/200grBB, D: Perlakuan 2 Kelompok tikus dengan paparan asap

rokok dan ekstrak 1,71 mg/200grBB, E: Perlakuan 3 Kelompok tikus dengan paparan

asap rokok dan ekstrak 3,42 mg/200grBB.

Page 5: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATAeprints.umm.ac.id/42275/6/BAB V.pdf · 2018. 12. 19. · 43 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Hasil Penelitian Jumlah Sel Leydig

47

5.3 Analisis Data

5.3.1 Uji Homogenitas dan Normalitas

Tabel 5.2. Uji homogenity of variance

(Sumber: Data primer yang diolah, 2018).

Uji homogenity of variance dilakukan untuk mengetahui apakah varian data

homogen atau tidak. Berdasarkan hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa nilai

sig = 0,137 p < (0,05) yang berarti varian data homogen.

Tabel 5.3. Uji Normalitas

Shapiro-Wilk

Statistik Jumlah Data Sig

Jumlah Sel Leydig 20 0,722

(Sumber: Data primer yang diolah, 2018).

Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa nilai sig p > (0,05).

Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut berarti varian data bersifat normal.

5.3.2 Uji One Way ANOVA

Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas didapatkan data

terdistribusi normal dan varian data homogen. Maka selanjutnya dapat

dilakukan uji One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc

Bonferroni.

Berdasarkan hasil uji analisis data One Way ANOVA menunjukkan bahwa

sig = 0,002 < p (0,05) yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna antar

dosis pemberian ekstrak aseton tomat ceri dengan paparan asap rokok.

Variabel Sig

Jumlah Sel Leydig 0,137

Page 6: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATAeprints.umm.ac.id/42275/6/BAB V.pdf · 2018. 12. 19. · 43 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Hasil Penelitian Jumlah Sel Leydig

48

Tabel 5.4. Uji One Way ANOVA

(Sumber: Data primer yang diolah, 2018).

5.3.3 Uji Post Hoc Bonfferoni

Tabel 5.5. Uji Post Hoc Bonfferoni

(I) Kelompok (J) Kelompok Sig Kesimpulan

Kontrol -

Kontrol + 0,002 Signifikan

Perlakuan 1 0,070 Tidak signifikan

Perlakuan 2 0,359 Tidak signifikan

Perlakuan 3 1,000 Tidak signifikan

Kontrol +

Kontrol - 0,002 Signifikan

Perlakuan 1 0,928 Tidak signifikan

Perlakuan 2 0,195 Tidak signifikan

Perlakuan 3 0,009 Signifikan

Perlakuan 1

Kontrol - 0,070 Tidak signifikan

Kontrol + 0,928 Tidak signifikan

Perlakuan 2 1,000 Tidak signifikan

Perlakuan 3 0,329 Tidak signifikan

Perlakuan 2

Kontrol - 0,359 Tidak signifikan

Kontrol + 0,195 Tidak signifikan

Perlakuan 1 1,000 Tidak signifikan

Perlakuan 3 1,000 Tidak signifikan

Perlakuan 3

Kontrol - 1,000 Tidak signifikan

Kontrol + 0,009 Signifikan

Perlakuan 1 0,329 Tidak signifikan

Perlakuan 2 1,000 Tidak signifikan

(Sumber: Data primer yang diolah, 2018).

Uji Post Hoc Bonfferoni merupakan uji lanjutan dari uji One Way ANOVA

untuk mengetahui adanya perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan.

Hasil pengujian data menunjukkan bahwa antara jumlah sel Leydig tikus putih

jantan pada kelompok kontrol negatif ada perbedaan signifikan dengan kelompok

Kelompok Tikus Rata-rata Jumlah Sel Leydig Sig

Kontrol negatif 166,25 0,002

Kontrol positif 110,75

Perlakuan 1 131

Perlakuan 2 140,25

Perlakuan 3 157,5

Page 7: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATAeprints.umm.ac.id/42275/6/BAB V.pdf · 2018. 12. 19. · 43 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Hasil Penelitian Jumlah Sel Leydig

49

kontrol positif (p<0,05) tetapi tidak signifikan dengan kelompok yang diberi ekstrak

aseton tomat ceri dengan dosis 0,85 mg/200grBB, 1,71 mg/200grBB, dan 3,42

mg/200grBB (p>0,05). Perbandingan antara jumlah sel Leydig tikus putih jantan

pada kelompok kontrol positif ada perbedaan signifikan dengan kelompok

perlakuan 3 yang diberi ekstrak aseton tomat ceri dengan dosis 3,42mg/200grBB

dan kelompok kontrol negatif (p<0,05), tetapi tidak signifikan dengan kelompok

perlakuan 1 dan perlakuan 2 yang diberi ekstrak aseton tomat ceri dengan dosis 0,85

mg/200gr dan 1,71 mg/200grBB (p>0,05).

Perbandingan antara jumlah sel Leydig tikus putih jantan pada kelompok

perlakuan 1 yang diberi ekstrak aseton tomat ceri dengan dosis 0,85 mg/200grBB

tidak ada perbedaan yang signifikan dengan kelompok perlakuan 2 dan perlakuan

3 yang diberi ekstrak aseton tomat ceri dengan dosis 1,71 mg/200grBB dan 3,42

mg/200grBB, kelompok kontrol positif, dan kelompok kontrol negatif (p>0,05).

Perbandingan antara jumlah sel Leydig tikus putih jantan pada kelompok perlakuan

2 yang diberi ekstrak aseton tomat ceri dengan dosis 1,71 mg/200grBB

menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dengan kelompok perlakuan 1

dan perlakuan 3 yang diberi ekstrak aseton tomat ceri dengan dosis 1,71

mg/200grBB dan 3,42 mg/200grBB, kelompok kontrol positif dan kelompok

kontrol negatif (p>0,05). Sedangkan perbandingan jumlah sel Leydig tikus putih

jantan pada kelompok perlakuan 3 yang diberi ekstrak aseton tomat ceri dengan

dosis 3,42 mg/200grBB menunjukkan adanya perbedaan signifikan dengan

kelompok kontrol positif (p<0,05) tetapi tidak menunjukkan adanya perbedaan

signifikan dengan kelompok perlakuan 1 dan 2 yang diberi ekstrak aseton tomat

Page 8: BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATAeprints.umm.ac.id/42275/6/BAB V.pdf · 2018. 12. 19. · 43 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Hasil Penelitian Jumlah Sel Leydig

50

ceri dengan dosis 0,85 mg/200grBB dan 1,71 mg/200grBB dan kelompok kontrol

negatif (p>0,05).

5.3.4 Uji Regresi Linier

Uji Regresi Linier menunjukkan seberapa besar dan memprediksi pengaruh

pemberian ekstrak aseton tomat ceri terhadap jumlah sel Leydig tikus putih jantan

(rattus novergicus strain wistar). Pengujian regresi linier pemberian ekstrak aseton

tomat ceri terhadap jumlah sel Leydig tikus putih yang dipapar asap rokok

menghasilkan persamaan regresi jumlah sel Leydig sebagai berikut:

Tabel 5.6. Uji Regresi Linier

Persamaan regresi R square

y = α + β ×1

y = 115,394 + 13,018 ×1

70,7%

Keterangan: y = jumlah sel Leydig

x = dosis ekstrak aseton tomat ceri

Model regresi dari pemberian ekstrak aseton tomat ceri terhadap jumlah

sel Leydig tikus putih jantan yaitu y = 115,394 + 13,018 ×1, dimana y merupakan

jumlah sel Leydig tikus putih jantan, sedangkan x adalah dosis ekstrak aseton tomat

ceri. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh pemberian ekstrak aseton tomat ceri

yang searah dengan konstanta 115,394 yang bernilai positif yaitu apabila pemberian

dosis ditingkatkan maka jumlah sel Leydig juga akan meningkat. Setiap 1 mL dosis

ekstrak aseton tomat ceri dapat meningkatkan jumlah sel Leydig tikus sebesar

13,018. Selanjutnya didapatkan koefisien determinasi (R square) pada hasil uji

regresi yaitu 70,7% yang memiliki makna bahwa pemberian ekstrak aseton tomat

ceri berpengaruh sebesar 70,7% terhadap jumlah sel Leydig tikus putih jantan dan

29,3% jumlah sel Leydig tikus putih jantan dipengaruhi oleh faktor lain.