pengaruh belanja pemerintah daerah terhadap indeks ...digilib.unila.ac.id/25885/3/skripsi tanpa bab...

63
PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (Skripsi) Oleh IMAM DWI PRASETYO FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Upload: others

Post on 21-Jan-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAPINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

(Skripsi)

Oleh

IMAM DWI PRASETYO

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Oleh

IMAM DWI PRASETYO

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 3: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan
Page 4: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

iii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LOCAL GOVERNMENT EXPENDITURE TOHUMAN DEVELOPMENT INDEX

By

IMAM DWI PRASETYO

This research was conducted to determine the influence of Actual RegionalGovernment Expenditure to Human Development Index. Independent variables inthis research is the Local Government Expenditure Realization of Educationfunctions, Local Government Expenditure Realization of Health functions andLocal Government Expenditure Realization of Infrastructure functions. Dependentvariables in this research is the Human Development Index.

Sampling was conducted using purposive sampling on the entire the District andthe City Government on the island of Sumatra. Data analysis techniques wasconducted using multiple linear regression analysis by SPSS 21.

The results of this research are Local Government Expenditure Realization ofEducation functions, Local Government Expenditure Realization of Healthfunctions and Local Government Expenditure Realization of Infrastructurefunctions has positive influence on the Human Development Index in Sumatra.

Keywords: Local Government Expenditure Realization of Educationfunctions, Local Government Expenditure Realization of Health functionsand Local Government Expenditure Realization of Infrastructure functions,Human Development Index.

Page 5: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

iv

ABSTRAK

PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKSPEMBANGUNAN MANUSIA

OLEH

IMAM DWI PRASETYO

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Realisasi Belanja PemerintahDaerah terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Variabel Independen dalampenelitian ini adalah Realisasi Belanja Pemerintah Daerah fungsi Pendidikan,Realisasi Belanja Pemerintah Daerah fungsi Kesehatan, dan Realisasi BelanjaPemerintah Daerah fungsi Infrastruktur. Variabel Dependen dalam penelitian iniadalah Indeks Pembangunan Manusia.

Teknik sampling dilakukan dengan metode purposive sampling pada SeluruhPemerintah Kabupaten dan Kota di Pulau Sumatera. Teknik analisis datadilakukan dengan metode analisis regresi linear berganda dengan menggunakanalat bantu program SPSS 21.

Hasil dari penelitian ini adalah variabel realisasi belanja pemerintah daerah fungsipendidikan, realisasi belanja pemerintah daerah fungsi kesehatan, dan realisasibelanja pemerintah daerah fungsi infrastruktur berpengaruh positif terhadapIndeks Pembangunan Manusia se-Sumatera.

Kata kunci: Realisasi Belanja Pemerintah Daerah fungsi Pendidikan,Realisasi Belanja Pemerintah Daerah fungsi Kesehatan, Realisasi BelanjaPemerintah Daerah fungsi Infrastruktur, Indeks Pembangunan Manusia.

Page 6: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan
Page 7: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan
Page 8: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gunung Batin Baru pada tanggal 24 September 1993

sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Suniman dan Ibu

Nunung Trigianti.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) diselesaikan di TK Gunung Madu

Plantations Lampung Tengah pada tahun 1999, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan

di SDN 1 Terusan Nunyai Lampung Tengah pada tahun 2005, Sekolah

Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Satya Dharma Suujana Lampung

Tengah pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas diselesaikan di SMA

Negeri 1 Terbanggi Besar, Lampung Tengah pada tahun 2011.

Selanjutnya penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2011.

Page 9: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

viii

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah

banyak memberikan nikmat, baik nikmat sehat nikmat iman dan menjadikan

segala sesuatu yang sulit ini menjadi mudah. Sholawat serta salam semoga

terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, keluargannya, para sahabat dan

kepada orang-orang yang senantiasa mengikuti sunnah beliau.

Saya persembahkan karya ini untuk orang-orang yang selalu mendukung sehingga

saya bisa menyelesaikan pendidikan strata 1 di Universitas Lampung. Teruntuk

kelurga ayah, ibu, adik (Bapak Suniman, Ibu Nunung Trigianti, kakak Widya

Gandi dan adik Shella Widyasari) yang selalu memberikan do’a, perhatian, kasih

sayang dan dukungan sehingga saat ini.

Kepada teman-teman FEB Unila yang telah banyak memberikan pelajaran yang

berharga dalam upaya menjadi orang yang berguna bagi agama, keluarga dan

bangsa.

Page 10: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

ix

MOTO

Sesungguhnya dibalik kesulitan selalu ada kemudahan

(QS Al-Insyiraah 94:5-6)

Perjuangan seseorang akan banyak berarti jika dimulai dari diri sendiri dan

dilandaskan dengan keikhlasan

(Nabi Muhammad SAW)

Jangan pernah menyerah untuk malakukan hal apapun

(Imam Dwi Prasetyo)

Page 11: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

x

SANWACANA

Bissmillahirahmanirrahim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT dan shalawat serta

salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya

beserta sahabatnya dan orang-orang yang senantiasa mengikuti sunnah beliau.

Alhamdulillah atas Kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Belanja Pemerintah Daerah Terhadap Indeks

Pembangunan Manusia” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung.

Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan, dukungan dan bimbingan

berbagai pihak baik moril maupun materil. Untuk itu dalam kesempatan ini

dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa hormat dan terima

kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Page 12: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

xi

3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

4. Ibu Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si., Akt selaku Pembimbing Akademik

penulis atas kesediaanya membantu, mengarahkan dan memberi masukan

selama penulis menempuh pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung.

5. Bapak Fitra Dharma, S.E., M.Si. selaku Pembimbing yang telah meluangkan

waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan untuk

penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt. selaku Pembimbing I (satu) yang telah

meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran, masukan

dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Pigo Nauli, S.E., M.Sc., Akt. selaku Pembimbing II (dua) yang telah

meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran, masukan

dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi.

8. Ibu Dr. Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si., Akt. selaku Pembahas yang telah

memberikan kritik, saran dan masukan yang membangun terhadap skripsi ini.

9. Seluruh Dosen beserta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan juga

pembelajaran berharga bagi penulis selama menempuh program pendidikan

S1. Khususnya untuk staf karyawan di jurusan Akuntansi pak Sobari, mbak

Sri, mpok, mas Yana, mas Yogi, mas Rury, mas Leman, yang telah banyak

membantu selama proses pengerjaan skripsi dan selalu berbagi canda tawa

sehari-hari.

Page 13: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

xii

10. Bapak Suniman dan Ibu Nunung Trigianti selaku orang tua kandung saya

yang selalu memberikan doa, semangat, kasih sayang, dukungan moril dan

materiil serta senantiasa berkorban dan selalu memberikan yang terbaik bagi

penulis dengan penuh keikhlasan. Semoga Allah SWT selalu melindunginya.

11. Kakak Widya Gandi, S.T.P dan adik saya Shella Widyasari yang selalu

memberi dukungan atas terselesaikannya skripsi ini.

12. Untuk Dewi Sartika Siregar, S.E., yang telah bersedia mendampingi penulis

dari awal perkuliahan hingga sekarang. Terima kasih atas waktu, do’a, dan

motivasi yang diberikan, kebersamaanmu sangat berharga bagi penulis.

Semoga kebersamaanmu memiliki akhir yang bahagia.

13. Sahabat-sahabatku di Gunung Madu, Aziz Hidayat, Agung Prasetyo, Bagus

Dwi Arto, Caesar Rudy Kurniawan, Ryzga Al Akbar, Agil Rizal B., Andik

Kurniawan, Narendro, Zen Octa Ariawan, Akbar, Yanuar M. Nur, Dwi

Wahyu Kurniawan, Muhammad Rosyid, Yusuf Effendi, Eko Yulianto,

Wawan Ariawan, Indra Lelana, Hari Fitriono, Gunutur Arif W., Galih Cahyo

Hutomo, Wicaksono Ragiliyanto, yang telah memberikan suka dan duka

kepada penulis di kosan tercinta.

14. Sahabat-sahabat kontrakan, Fadil Murda K., Dani Aditama, Rino dwi Ardian,

Eza Yolan Y., Pintoko S., Ady Saputra, Agus Sunarko, Juliardi, Mardika

Nurul Huda, Maulana Malik, I Putu Setiawan, Komang Sutama, Bagus

Setiawan atas persahabatan kita selama lima tahun terakhir.

15. Sahabat Kontrakan D1, Yogi, Haikal, Bayu, Wiwit, Sandit, Maksum, Dika

Gepeng, Ian, Yogi junior, yang selalu menemani suka maupun duka saat

menjalani kuliah.

Page 14: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

xiii

16. Teman-teman Makel, Wawan, Andin, Verija, Kueng, Alif, Enyeng, Eja,

Ucok, Boga, Samot, Yoga, Yogi, Juna, Baha, Bily, Debur, Fajar, Jaka, Vito,

Rido, Tito, Dion, Dan Teman Akuntansi yang lainnya.

17. Keluarga besar KKN Desa Rejo Mulyo, Kecamatan Abung Timur, Lampung

Utara (Agus, Devi, Uus, Ivan, Koni, Hani, Ety, Odi, Pije) terimakasih atas

kebersamaan 40 hari yang tak terlupakan;

18. Almamaterku tercinta.

19. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari meskipun telah berusaha semaksimal mungkin skripsi ini

masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, serta

penulis sangat mengharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya

Bandar lampung, !9 Februari 2017

Penulis

Imam Dwi Prasetyo

Page 15: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERNYATAAN.............................................................................................. ii

ABSTRACT ................................................................................................... iii

ABSTRAK ..................................................................................................... iv

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................v

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... vii

PERSEMBAHAN........................................................................................ viii

MOTTO ......................................................................................................... ix

SANWACANA ................................................................................................x

DAFTAR ISI................................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL .........................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................9

1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................................10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ........................................................................................11

2.1.1 New Public Management ................................................................11

Page 16: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

xv

2.1.2 Pengelolaan Keuangan Daerah .......................................................13

2.1.3 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.........................15

2.1.4 Anggaran Pemerintah..................................................................... 16

2.1.5 Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) .................... 17

2.1.6 Belanja Pemerintah Daerah ........................................................... 18

2.1.7 Indeks Pembangunan Manusia ...................................................... 19

2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................22

2.3 Pengembangan Hipotesis ........................................................................23

2.3.1 Belanja Pemerintah Fungsi Pendidikan dan IPM...........................23

2.3.2 Belanja Pemerintah Fungsi Kesehatan dan IPM ............................24

2.3.3 Belanja Pemerintah Fungsi Infrastruktur dan IPM.........................25

2.4 Kerangka Pemikiran ................................................................................27

III. METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional..........................................28

3.1.1 Variabel Independen ...................................................................28

3.1.1.1 Realisasi Belanja Daerah Fungsi Pendidikan..................28

3.1.1.2 Realisasi Belanja Daerah Fungsi Kesehatan ...................29

3.1.1.3 Realisasi Belanja Daerah Fungsi Infrastruktur ...............29

3.1.2 Variabel Dependen......................................................................29

3.2 Jenis dan Sumber Data.............................................................................30

3.3 Sampel dan Teknik Sampling ..................................................................31

3.4 Metode Analisis Data...............................................................................31

3.4.1 Analisis Statistik deskriptif .........................................................32

Page 17: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

xvi

3.4.2 Uji Asumsi Klasik .......................................................................32

3.3.2.1 Uji Normalitas.................................................................32

3.3.2.2 Uji Multikolinearitas .......................................................33

3.3.2.3 Uji Heteroskedastisitas....................................................34

3.3.2.4 Uji Autokorelasi ..............................................................34

3.4.3 Analisis Regresi Linier Berganda ...............................................35

3.5 Pengujian Hipotesis .................................................................................35

3.5.1 Uji Koefisien Determinasi ..........................................................35

3.5.2 Uji Signifikansi t .........................................................................36

3.5.3 Uji F Test ....................................................................................36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data.............................................................................................37

4.2 Hasil Analisis............................................................................................37

4.2.1 Statistik Deskriptif ..........................................................................37

4.2.2 Pengujian Hipotesis ........................................................................39

4.2.2.1 Uji Koefisien Determinasi ..................................................39

4.2.2.2 Uji Signifikansi t.................................................................40

4.2.2.2 Uji F Test ............................................................................41

4.2.3 Uji Asumsi Klasik...........................................................................42

4.2.3.1 Uji Normalitas ....................................................................42

4.2.3.2 Uji Multikolinearitas ..........................................................44

4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas .......................................................45

4.2.3.4 Uji Autokorelasi .................................................................46

Page 18: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

xvii

4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda ...................................................47

4.3 Pembahasan ..............................................................................................50

4.2.1 Pengaruh Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Fungsi Pendidikan

Terhadap Indeks Pmebangunan Manusia .......................................50

4.2.1 Pengaruh Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Fungsi Pendidikan

Terhadap Indeks Pmebangunan Manusia .......................................50

4.2.1 Pengaruh Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Fungsi Pendidikan

Terhadap Indeks Pmebangunan Manusia .......................................51

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan...................................................................................................52

5.2 Saran .........................................................................................................52

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 19: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif.......................................................................28

4.2 Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................................31

4.3 Hasil Uji Signifikansi t................................................................................32

4.4 Hasil Uji F Test ...........................................................................................33

4.5 Hasil Uji Normalitas ...................................................................................34

4.6 Hasil Uji Multikolinieritas ..........................................................................35

4.7 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................36

4.8 Hasil Uji Regresi Berganda ........................................................................37

Page 20: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

xvi

DAFTAR GAMBAR

2.1 Proses Pengelolaan Keuangan Daerah ..................................................... 14

2.2 Kerangka Pemikiran ................................................................................. 25

4.2 Normal Probability Plot ........................................................................... 42

4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas.................................................................... 44

Page 21: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Belanja Pemerintah Daerah dan IPM Sumatera Tahun 2015

Lampiran 2 Data Outlier

Lampiran 3 Hasil Uji Statistik Deskriptif

Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas

Lampiran 5 Hasil Uji Multikolinearitas

Lampiran 6 Hasil Uji Autokorelasi

Lampiran 7 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Lampiran 8 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Lampiran 9 Hasil Uji ANOVA

Lampiran 10 Hasil Uji Regresi Berganda

Page 22: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi sektor publik sering digambarkan tidak produktif , tidak efisien,

rendah kualitas, miskin inovasi dan kreativitas dan berbagai kritik lainnya.

Munculnya kritik-kritik keras yang ditujukan kepada organisasi-organisasi sektor

publik tersebut kemudian menimbulkan gerakan untuk melakukan reformasi

manajemen sektor publik. Salah satu gerakan reformasi sektor publik adalah

munculnya konsep New Public Management (NPM). Konsep ini diharapkan

mampu meningkatkan kinerja semua lembaga dan organisasi sektor publik

menjadi lebih baik lagi. Menurut Yuliawan (2013), NPM merupakan paradigma

alternatif yang menggeser model administrasi tradisional. NPM dipandang

sebagai suatu cara baru dalam mengelola organisasi sektor publik dengan

membawa fungsi-fungsi sektor swasta ke dalam sektor publik.

Konsep NPM mengandung tujuh komponen utama yaitu manajemen profesional

di sektor publik, adanya standar kinerja dan ukuran kinerja, penekanan yang lebih

besar terhadap pengendalian output dan outcome, pemecahan unit-unit kerja

disektor publik, menciptakan persaingan di sektor publik, menciptakan daya saing

di sektor publik, pengadopsian gaya manajemen di sektor bisnis ke dalam sektor

Page 23: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

2

publik dan penekanan pada disiplin dan penghematan yang lebih besar dalam

menggunakan sumber daya (Yuliawan, 2013).

Penerapan konsep NPM telah menyebabkan terjadi perubahan drastis manajemen

sektor publik dari sistem manajemen tradisional yang kaku, birokratis dan hirarkis

menjadi model manajemen sektor publik yang fleksibel dan lebih mengakomodasi

reformasi manajemen dan administrasi publik, deploitasi kekuasaan atau

desentralisasi wewenang yang mendorong demokrasi kerja.

Semakin baik manajemen sektor publik maka akan meningkatan kinerja

organisasi sektor publik kedepannya, sehingga akan memberikan dampak positif

terhadap kualitas pelayanan publik kepada masyarakat. Reformasi di berbagai

aspek manajemen organisasi sektor publik telah banyak dilakukan di Indonesia,

tidak hanya yang terdapat di pusat dengan skala nasional tetapi juga yang ada di

daerah dengan skala regional seperti pemerintah daerah Kabupaten/Kota.

Perbaikan aspek-aspek birokasi pemerintah daerah dapat dilihat dari berbagai

aspek mulai dari sistem perencanaan, aplikasi kinerja hingga evaluasi dari capaian

kinerja pemerintah daerah, hingga indikator hasil akhir yang biasanya dilihat dari

angka pertumbuhan perekonomian dan pembangunan manusia di daerah.

Peningkatkan pembangunan daerah dalam segala aspek terdapat tiga sistem

perencanaan pemerintah daerah terkait rencana strategis pemerintah daerah yang

bertujuan untuk meningkatkan kinerja pemerintah daerah serta meningkatkan

pembangunan perekonomian dan pembangunan manusia di daerah. Perencanaan

pembangunan daerah merupakan suatu proses penyusunan tahapan kegiatan yang

melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna

Page 24: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

3

pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah atau daerah

dalam jangka waktu tertentu. Rencana strategis tersebut meliputi rencana

pembangunan jangka panjang (RPJPD), rencana pembangunan jangka menengah

(RPJMD) dan rencana pembangunan tahunan.

Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan indikator yang digunakan untuk menilai

keberhasilan kinerja pembangunan manusia disuatu wilayah adalah Indeks

Pembangunan manusia (IPM). Menurut UNDP (United Nations Development

Programme), IPM mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah

komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun

melalui pendekatan beberapa dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur

panjang dan sehat, pengetahuan, serta kehidupan yang layak (United Nation

Development Programme, UNDP, 1990)

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.54 Tahun 2010 tentang

pelaksanaan peraturan pemerintah No.8 Tahun 2008 tentang tahapan, tata cara

penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan

mengamanatkan bahwa perencanaan daerah dirumuskan secara transparan,

responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan dan

berwawasan lingkungan.

Implementasi rencana pembangunan daerah berkaitan erat dengan rencana kerja

pemerintah daerah. Di dalam rencana pembangunan daerah terdapat rencana

anggaran daerah yang setiap tahun disusun dan dialokasikan untuk

mengoptimalkan pembangunan daerah dalam segala aspek. Perencanaan anggaran

Page 25: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

4

daerah disusun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang

terdiri dari pos-pos pendapatan dan pengeluaran atau belanja daerah.

APBD merupakan salah satu instrumen penting yang digunakan dalam kebijakan

untuk meningkatkan pembangunan dan perekonomian daerah. Selain itu APBD

juga merupakan wujud implementasi pengelolaan keuangan daerah sejak

pelaksanaan desentralisasi fiskal yang sepenuhnya dipegang dan dilaksanakan

oleh pemerintah daerah. Komponen APBD mencakup sumber-sumber pendapatan

daerah serta berbagai pengeluaran pemerintah daerah termasuk belanja sektor

pendidikan, kesehatan dan sektor-sektor lainnya, yang pada dasarnya merupakan

suatu bentuk investasi. Investasi pemerintah dalam pendidikan dan kesehatan akan

menyebabkan peningkatan kualitas modal manusia (Jhingan, 2000).

Kesehatan merupakan inti dari kesejahteraan dan pendidikan adalah hal yang

pokok untuk mencapai kehidupan yang layak. Pendidikan memiliki peran yang

penting dalam membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk

menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta

pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan (Todaro, 2006).

Pemerintah sebagai pelaksana pembangunan tentunya membutuhkan modal

manusia yang berkualitas sebagai modal dasar pembangunan. Untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas juga diperlukan upaya-upaya untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Dalam hal ini dibutuhkan

berbagai sarana dan prasarana untuk mendorong peran manusia dalam

pembangunan. Pemerintah melakukan pengeluaran atau investasi yang ditujukan

untuk pembangunan manusia pada sektor pendidikan dan kesehatan, dimana

Page 26: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

5

sektor tersebut merupakan sektor vital dalam proses pembangunan manusia.

Pengeluaran pemerintah di kedua sektor tersebut merupakan cerminan kebijakan

yang diambil oleh pemerintah dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia

yang tercermin pada peningkatan IPM.

Kebijakan alokasi berbagai belanja daerah yang terdapat dalam APBD

sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah daerah setelah diberlakukannya

desentralisasi fiskal. Hal ini bertujuan agar setiap daerah yang ada di Indonesia

kususnya di Sumatera dapat mengoptimalkan pembangunan dan pertumbuhan

perekonomian daerahnya masing-masing baik pembangunan fisik maupun

pembangunan modal manusianya.

Perencanaan strategis mengacu pada perumusan, pelaksanaan dan evaluasi

kegiatan pembangunan yang memungkinkan tercapainya tujuan. Proses

perencanaan strategis paling tidak mencakup tiga tahap, yaitu perumusan,

pelaksanaan, dan evaluasi. Rencana srategis daerah bertujuan untuk

memanajemen pembangunan daerah pada jangka waktu tertentu, hal ini tidak lain

bertujuan untuk meningkatkan pembangunan daerah dalam segala aspek,

termasuk pembangunan perkonomian dan pembangunan manusia di daerah.

Aspek evaluasi dalam perencanaan merupakan pengukuran kinerja dari hasil

kegiatan rencana strategis yang dilaksanakan. Proses evaluasi juga digunakan

sebagai alat monitoring manajemen sektor publik agar pelaksanaan kinerja sesuai

dengan yang diharapkan. Pengukuran kinerja dalam organisasi sektor publik

meliputi pengukuran output (hasil) dan outcome (capaian). Pengukuran output

dapat dilihat dari segi kuantitatif yang dihasilkan, sedangkan pengukuran outcome

Page 27: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

6

disektor publik adalah mengukur dampak atas akttivitas atau pelayanan yang

diberikan oleh organisasi sektor publik kepada masyarakat yang bersifat kualitatif

(Yuliawan, 2013).

Keberhasilan perencanaan dan pelaksanaan strategi pembangunan sangat

tergantung pada desain dan kinerja pelaksanaannya dalam mengkoordinasikan dan

mengelola kegiatan pelaksanaan, menciptakan kerjasama pelaksana yang

berkomitmen, dan lingkungan yang mendukung yang berporos pada kualitas

manusia yang memadai.

Ukuran dari keberhasilan perencanaan pembangunan daerah dapat dilihat dari

berbagai indikator seperti pertumbuhan perekonomian daerah yang diukur dari

nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan pembangunan manusia yang

diukur dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam sepuluh tahun terakhir

Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan pertumbuhan perekonomian dan

IPM daerah yang ada di Indonesia memiliki trend yang selalu meningkat. Pada

tahun 1990 IPM Indonesia sebesar 4,74 hingga pada tahun 2015 IPM Indonesia

mencapai angka 6,84 meningkat sebesar 44,3 persen.

Peningkatan IPM yang terjadi di setiap daerah berbeda-beda sesuai dengan

kemampuan daerah melaksanaan pembangungan sarana dan prasaran penunjang

pembangunan manusia di daerah. Hal ini berkaitan lagi dengan dana alokasi yang

dicanangkan untuk membangun fasilitas atau sarana dan prasarana sebagai

katalisator pembangunan manusia daerah, terutama pada sektor-sektor yang vital

seperti kesehatan dan pendidikan. Setiap daerah memiliki pendapatan dan

Page 28: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

7

kemampuan alokasi yang berbeda, oleh karena itu tingkat IPM yang dicapai setiap

daerah juga berbeda-beda.

Kaitan antara pengeluaran untuk sektor publik terhadap pembangunan manusia

sebenarnya mudah untuk ditelusuri. Pengeluaran untuk bidang kesehatan

diharapkan mampu meningkatkan angka harapan hidup maupun menurunkan

angka kematian ibu hamil dan bayi sebagai salah satu komponen dalam penentuan

pembangunan manusia. Realisasi dana dalam bidang pendidikan akan

meningkatkan akses masyarakat pada pendidikan yang baik dan murah, sehingga

mampu meningkatkan angka melek huruf dan lamanya pendidikan yang dapat

diakses oleh masyarakat (Daegal, 2015).

Semakin besar realisasi belanja daerah untuk kedua faktor tersebut diharapkan

akan meningkatkan pembangunan manusia daerah yang di ukur dengan IPM, akan

tetapi pada kenyataannya pada daerah di Indonesia terdapat wilayah-wilayah

dimana tingkat alokasi belanja untuk kedua faktor tersebut cukup besar namun

tidak mendongkrak secara signifikan tingkat IPM pada wilayah-wilayah tersebut.

Selain itu juga masih terdapat disparitas pembangunan manusia yang ada di

wilayah-wilayah kabupaten / kota yang ada di Sumatera, oleh karena itu penulis

berkeinginan menganalisis hubungan antara belanja pemerintah daerah terhadap

pembangunan modal manusia daerah.

Selain fungsi pendidikan dan kesehatan, fungsi infrastruktur tidak kalah

pentingnya, infrastruktur merupakan suatu sarana fisik pendukung agar

pembangunan ekonomi suatu negara dapat terwujud. Infrastruktur terdiri dari

beberapa subsektor, beberapa diantaranya yang cukup dominan dalam

Page 29: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

8

pembangunan ekonomi adalah perumahan dan transportasi. Infrastruktur juga

menunjukkan seberapa besar pemerataan pembangunan terjadi. Pemerintah

sebagai pelaksana pembangunan tentunya membutuhkan modal manusia yang

berkualitas sebagai modal dasar pembangunan. Untuk menghasilkan manusia

yang berkualitas juga diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusianya (Setiawan, 2006).

Pemerintah melakukan pengeluaran atau investasi yang ditujukan untuk

pembangunan manusia pada sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur

dimana sektor tersebut merupakan sektor vital dalam proses pembangunan

manusia. Realisasi belanja yang ditetapkan pemerintah di ketiga sektor tersebut

merupakan cerminan kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam peningkatan

kualitas sumber daya manusia yang tercermin pada peningkatan IPM.

Secara empiris dan intuitif dapat dikatakan bahwa investasi infrastruktur

mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pembangunan perekonomian

suatu negara. Ketersediaan infrastruktur, seperti jalan, pelabuhan, bandara, sistem

penyediaan tenaga listrik, irigasi, sistem penyediaan air bersih, sanitasi, dan

sebagainya yang merupakan Social Overhead Capital, memiliki keterkaitan yang

sangat kuat dengan tingkat perkembangan wilayah, yang antara lain dicirikan

oleh laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut dapat

dilihat dari kenyataan bahwa daerah yang mempunyai kelengkapan sistem

infrastruktur yang lebih baik, mempunyai tingkat laju pertumbuhan ekonomi dan

kesejahteraan masyarakat yang lebih baik pula, dibandingkan dengan daerah yang

mempunyai kelengkapan infrastruktur yang terbatas (Daegal, 2015).

Page 30: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

9

Pembangunan manusia merupakan hal yang penting bagi negara berkembang

seperti Indonesia. Termasuk salah satu pulau di Indonesia yaitu Pulau Sumatera

yang terus meningkat nilai indeks pembangunan manusianya walaupun nilainya

bersifat fluktuatif antar daerahnya. Maka penulis memilih Pulau Sumatera sebagai

sampel penelitian.

Dengan tercapainya pembangunan manusia yang berkualitas dan dibarengi

perekonomian yang terus meningkat, maka kesejahteraan yang dapat dirasakan

oleh seluruh masyarakat akan segera tercapai. Dari uraian diatas maka penting

untuk mengetahui seberapa besar dampak anggaran yang ditetapkan pemerintah

daerah fungsi pendidikan, kesehatan dan infrastruktur terhadap IPM pada

wilayah-wilayah kabupaten/kota di Pulau Sumatera. Oleh karena itu penulis

memilih judul “Pengaruh Belanja Pemerintah Daerah Terhadap Indeks

Pembangunan Manusia”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah realisasi belanja pemerintah daerah fungsi pendidikan berpengaruh

terhadap IPM?

2. Apakah realisasi belanja pemerintah daerah fungsi kesehatan berpengaruh

terhadap IPM?

3 Apakah realisasi belanja pemerintah daerah fungsi infrastruktur berpengaruh

terhadap IPM?

Page 31: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

10

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh realisasi belanja pemerintah daerah fungsi

pendidikan terhadap IPM.

2. Untuk mengetahui pengaruh realisasi belanja pemerintah daerah fungsi

kesehatan terhadap IPM.

3. Untuk mengetahui pengaruh realisasi belanja pemerintah daerah fungsi

infrasturktur terhadap IPM.

Page 32: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 New Public Management

New Public Management (NPM) merupakan isu penting dalam reformasi sektor

publik. Konsep NPM juga memiliki keterkaitan dengan permasalahan manajemen

kinerja sektor publik karena pengukuran kinerja menjadi salah satu prinsip NPM

yang utama. New Public Management (NPM) merupakan sistem manajemen

administrasi publik yang paling aktual di seluruh dunia dan sedang direalisasikan

di hampir seluruh negara industri. Sistem ini dikembangkan di wilayah Anglo

Amerika sejak paruh kedua tahun 80-an dan telah mencapai status sangat tinggi

khususnya di Selandia Baru. Perusahaan-perusahaan umum diprivatisasi, pasar

tenaga kerja umum dan swasta dideregulasi, dan dilakukan pemisahan yang jelas

antara penetapan strategis wewenang negara oleh lembaga-lembaga politik apa

yang dilakukan negara dan pelaksanaan operasional wewenang oleh administrasi

pemerintah dan oleh badan penanggung jawab yang independen atau swasta

bagaimana wewenang dilaksanakan (Wahyudi, 2013).

Page 33: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

12

Konsep NPM mengandung tujuh komponen utama yaitu manajemen profesional

di sektor publik, adanya standar kinerja dan ukuran kinerja, penekanan yang lebih

besar terhadap pengendalian output dan outcome, pemecahan unit-unit kerja

disektor publik, menciptakan persaingan di sektor publik, menciptakan daya saing

di sektor publik, pengadopsian gaya manajemen di sektor bisnis ke dalam sektor

publik dan penekanan pada disiplin dan penghematan yang lebih besar dalam

menggunakan sumber daya (Yuliawan, 2013).

Semakin baik manajemen sektor publik maka akan meningkatan kinerja

organisasi sektor publik kedepannya, sehingga akan memberikan dampak positif

terhadap kualitas pelayanan publik kepada masyarakat.

Tujuan New Public Management :

1. Menurut Rainey (1990): ‘public management aims to achieve skills and

improve skills and improve accountability’ Manajemen publik itu ditujukan

untuk meningkatkan tercapainya tujuan sektor publik lebih efektif dan

efisien, pegawainya lebih berkeahlian dan lebih mampu

mempertanggungjawabkan kinerjanya.

2. Menurut Graham & Hays (1991): “public managemen are concerned with

efficiency, accountability, goal achlevement and dozen of other managerial

and technical question”, Manajemen publik itu bertujuan untuk menjadikan

sector publik lebih efisien, akuntabel, dan tujuannya tercapai serta lebih

mampu menangani berbagai masalah manajerial dan teknis.

Tujuan New Public Management adalah untuk merubah administrasi publik

sedemikian rupa sehingga, kalaupun belum bisa menjadi perusahaan, ia bisa lebih

Page 34: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

13

bersifat seperti perusahaan. Administrasi publik sebagai penyedia jasa bagi warga

harus sadar akan tugasnya untuk menghasilkan layanan yang efisien dan efektif.

Tapi, di lain pihak ia tidak boleh berorientasi pada laba. Padahal ini wajib bagi

sebuah perusahaan kalau ia ingin tetap bertahan dalam pasar yang penuh

persaingan.

Menurut C.Hood (1991) terdapat 7 karakteristik New Public Management, yaitu :

1. Pelaksanaan tugas manajemen pemerintahaan diserahkan kepada manajer

professional.

2. Adanya standar dan ukuran kinerja yang jelas.

3. Lebih ditekankan pada control hasil/keluaran.

4. Pembagian tugas ke dalam unit-unit yang dibawah.

5. Ditumbuhkannya persaingan ditubuh sektor publik.

6. Lebih menekankan diterapkannya gaya manajemen sektor privat.

7. Lebih menekankan pada kedisiplinan yang tinggi dan tidak boros dalam

menggunakan berbagai sumber.

2.1.2 Pengelolaan Keuangan Daerah

Pengelolaan keuangan daerah yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 13 Tahun 2013 pasal 3 meliputi kekuasaan pengelolaan keuangan daerah,

azas umum dan struktur APBD, penyusunan rancangan APBD, penetapan APBD,

penyusunan dan penetapan APBD bagi daerah yang belum memiliki DPRD,

pelaksanaan APBD, perubahan APBD, pengelolaan kas, penatausahaan keuangan

daerah, akuntansi keuangan daerah, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD,

pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah, kerugian daerah, dan

Page 35: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

14

pengelolaan keuangan BLUD (Badan Layanan Umum Daerah). Pengelolaan

keuangan daerah harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-

undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan

memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.

Di era reformasi pengelolaan keuangan daerah sudah mengalami berbagai

perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut merupakan rangkaian

bagaimana suatu Pemerintah Daerah dapat menciptakan good governance dan

clean goverment dengan melakukan tata kelola pemerintahan dengan baik.

Keberhasilan dari suatu pembangunan di daerah tidak terlepas dari aspek

pengelolaan keuangan daerah yang di kelola dengan manajemen yang baik pula.

Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan

pengawasan keuangan daerah (Suryanto, 2014).

Proses pengelolaan keuangan daerah dimulai dengan perencanaan/penyusunan

Rencana Pembangunan Menengah Pemerintah (RPJMP), Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJMD) yang nantinya akan menyusun dan merencanakan

anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). Ukuran dari keberhasilan RPJMD

yang telah disusun dapat dilihat dari berbagai indikator salah satunya yaitu Indeks

Pembangunan Manusia (IPM). Indeks Pembangunan Manusia meningkat bila

anggaran belanja yang digunakan pemerintah sudah tepat sasaran seperti

meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang nantinya

akan meningkatkan kualitas manusia. Berdasarkan penjelasan proses pengelolaan

keuangan daerah di atas, dapat dibuat alur seperti pada gambar 1 :

Page 36: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

15

Gambar 2.1 Proses pengelolaan keuangan daerah dalam peningkatan indekspembangunan manusia

2.1.3 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Rencana Pembangunan Daerah adalah tindakan masa depan yang tepat, melalui

urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia yang

dilaksanakan oleh semua komponen dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan

yang meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Satuan Kerja Perangkat Daerah, Rencana Kerja Pemerintah Daerah,

Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Rencana Pembangunan JangkaMenengah Pemerintah (RPJMP)

Belanja PemerintahDaerah Fungsi

Pendidikan

Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah (RPJMD)

Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah (APBD)

Belanja PemerintahDaerah Fungsi

Kesehatan

Belanja PemerintahDaerah FungsiInfrastruktur

Indeks Pembangunan Manusia(IPM)

Page 37: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

16

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, (RPJM Daerah) adalah

dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk perioda lima tahunan yang

merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah dengan

berpedoman pada RPJP Daerah serta memerhatikan RPJM Nasional (Sumaryadi,

2005).

2.1.4 Anggaran Pemerintah

Berdasarkan law of ever increasing state activity, maka peran pemerintah dalam

kegiatan ekonomi nasional nampak dengan disusunnya anggaran pendapatan dan

belanja negara/daerah (APBN/APBD). Anggaran pendapatan dan belanja

negara/daerah adalah suatu daftar yang memuat secara rinci tentang sumber-

sumber penerimaan dan pengeluaran dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai

sasaran pembangunan dalam kurun waktu satu tahun, dalam pengertiannya

sebagai berikut :

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Pengertian tentang APBN didasarkan pada UUD 1945 pasal 23 ayat 1, ayat

2, ayat 3 yang menyatakan bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara

sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun

dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan

bertanggungjawab sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBD adalah suatu rencan kerja pemerintah daerah yang mencakup seluruh

pendapatan atau penerimaan dan belanja atau pengeluaran pemerintah

daerah, baik provinsi, kabupaten, dan kota dalam rangka mencapai sasaran

pembangunan dalam kurun waktu satu tahun yang dinyatakan dalam atuan

Page 38: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

17

uang dan disetujui oleh DPRD dalam peraturan perundangan yang disebut

peraturan daerah.

2.1.5 Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBD adalah

suatu rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (UU No. 17 Tahun 2003 pasal 1 butir 8 tentang

Keuangan Negara). Penyusunan APBD berpedoman kepada RKPD dalam rangka

mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara.

APBD mempunyai fungsi (Suryanto, 2014) :

1. Fungsi Otorisasi mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi dasar

untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan;

2. Fungsi Perencanaan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi

pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang

bersangkutan;

3. Fungsi Pengawasan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi

pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan

daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan;

4. Fungsi Alokasi mengandung arti bahwa anggaran daerah harus diarahkan

untuk menciptakan lapangan kerja/ mengurangi pengangguran dan

pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas

perekonomian;

5. Fungsi Distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran daerah harus

memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan;

Page 39: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

18

6. Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah daerah

menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan

fundamental perekonomian daerah.

Kedudukan APBD sangatlah penting sebagai alat untuk memelihara dan

mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah dalam proses

pembangunan di daerah. APBD juga merupakan alat/wadah untuk menampung

berbagai kepentingan publik (public accountability) yang diwujudkan melalui

program dan kegiatan. APBD merupakan instrumen kebijakan yaitu sebagai alat

untuk meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat di daerah

yang harus mencerminkan kebutuhan riil masyarakat sesuai dengan potensi dan

karakteristik daerah serta dapat memenuhi tuntutan terciptanya anggaran daerah

yang berorientasi pada kepentingan dan akuntabilitas publik.

2.1.6 Belanja Pemerintah Daerah

Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah

yang mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam

satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh

Daerah. Belanja daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri

dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan

perundang-undangan. Urusan wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang

berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar kepada masyarakat yang wajib

diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Sedangkan urusan pilihan adalah urusan

Page 40: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

19

pemerintah yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sesuai kondisi, kekhasan, dan potensi keunggulan

daerah (Budidarma, 2011).

Belanja penyelenggaraan urusan wajib tersebut diprioritaskan untuk melindungi

dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi

kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar,

pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta

mengembangkan sistem jaminan sosial. Peningkatan kualitas kehidupan

masyarakat diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar

pelayanan minimal berdasarkan urusan wajib pemerintahan daerah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berujung akan meningkatkan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM).

Pemerintah melakukan belanja atau investasi yang ditujukan untuk pembangunan

manusia pada sektor pendidikan, kesehatan dan infrastruktur, dimana sektor

tersebut merupakan sektor vital dalam proses pembangunan manusia. Belanja

pemerintah di ketiga sektor tersebut merupakan cerminan kebijakan yang diambil

oleh pemerintah dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia yang tercermin

pada peningkatan IPM.

2.1.7 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks pembangunan manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI)

adalah indikator untuk mengukur kualitas (derajat perkembangan manusia) dari

hasil pembangunan ekonomi. Human Development Index diperkenalkan pertama

kali oleh UNDP pada tahun 1990. IPM menggunakan ukuran sosialekonomi yang

Page 41: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

20

lebih komprehensif daripada GNP dan memungkinkan untuk membandingkan

negara dengan cara yang berbeda.

Dalam konsep pembangunan manusia pembangunan seharusnya dianalisis serta

dipahami dari sudut manusianya, bukan hanya dari pertumbuhan ekonominya.

Sebagaimana dari Human Development Report (1995), sejumlah premis penting

dalam pembangunan manusia diantaranya :

1. Pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai pusat perhatian.

2. Pembangunan dimaksudkan untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi

penduduk, tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan mereka; oleh karena

itu, konsep pembangunan manusia harus terpusat pada penduduk secara

keseluruhan, dan bukan hanya pada aspek ekonomi saja.

3. Pembangunan manusia memperhatikan bukan hanya pada upaya

meningkatkan kemampuan (kapabilitas) manusia tetapi juga pada upaya-

upaya memanfaatkan kemampuan manusia tersebut secara optimal.

4. Pembangunan manusia didukung empat pilar pokok, yaitu: produktifitas,

pemerataan, kesinambungan, dan pemberdayaan;

Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat hal pokok

yang perlu diperhatikan adalah produktivitas, pemerataan, kesinambungan,

pemberdayaan (UNDP, 1995). Secara ringkas empat hal pokok tersebut

mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut :

Page 42: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

21

1. Produktivitas

Penduduk harus dimampukan untuk meningkatkan produktivitas dan

berpartisipasi penuh dalam proses penciptaan pendapatan dan nafkah.

Pembangunan ekonomi, dengan demikian merupakan himpunan bagian dari

model pembangunan manusia.

2. Pemerataan

Penduduk harus memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan akses

terhadap semua sumber daya ekonomi dan sosial. Semua hambatan yang

memperkecil kesempatan untuk memperoleh akses tersebut harus dihapus,

sehingga mereka dapat mengambil menfaat dan berpartisipasi dalam kegiatan

produktif yang dapat meningkatkan kualitas hidup.

3. Kesinambungan

Akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial harus dipastikan tidak hanya

untuk generasi saat ini, tetapi juga generasi yang akan datang. Semua sumber daya

fisik, manusia, dan lingkungan harus selalu diperbaharui.

4. Pemberdayaan

Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang akan

menentukan (bentuk/arah) kehidupan mereka, serta untuk berpartisipasi dan

mengambil manfaat dari proses pembangunan.

Dalam indeks pembangunan manusia terdapat tiga komposisi indikator yang

digunakan untuk mengukur besar indeks pembangunan manusia suatu negara,

yaitu :

1. Tingkat kesehatan diukur harapan hidup.

Page 43: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

22

2. Tingkat pendidikan diukur dengan jumlah penduduk yang melek huruf atau

tingkat pendidikan yang telah dicapai atau lamanya pendidikan seorang

penduduk.

3. Standar kehidupan diukur dengan tingkat pengeluaran perkapita per tahun.

2.2 Penelitian Terdahulu

Studi mengenai belanja pemerintah dan pembangunan manuisa telah banyak

dilakukan oleh banyak peneliti. Secara ringkas disajikan ringkasan penetian-

penelitian sejenis yang menjadi referensi dalam penelitian ini sebagai berikut :

No. Penulis Tahun Judul Isi Skripsi

1. Brata 2005 Investasi Sektor PublikLokal, PembangunanManusia, danKemiskinan

Investasi yang dikeluarkan pemerintahmelalui peningkatan pendidikan dankesehatan dapat meningkatkan kualitasmanusia daerah menjadi lebih yangberdampak meningkatnya tingkatproduktivitas yang dapat memperbaikiekonomi masyarakat yang berimplikasiakan menurunkan tingkat kemiskinan

2. Pertiwi 2007 Efisiensi PengeluaranPemerintah di ProvinsiJawa Tengah periode1999 dan 2002

Perlunya monitoring dan evaluasi yangterus menerus terhadap pengeluaranpemerintah daerah serta dukunganpemerintah di masing-masingkabupaten/kota di Jawa Tengah danpihak-pihak yang terkait sangatdiperlukan. Terutama dalam penyalurandana untuk pengeluaran pendidikan dankesehatan guna meningkatkankesejahteraan rakyat yang berimplikasimeningkatnya nilai indeks pembangunanmanusia di daerah tersebut

3. Mulyaningsih 2008 Pengaruh PengeluaranPemerintah di SektorPublik TerhadapPeningkatanPembangunan Manusiadan PenguranganKemiskinan

Pengeluaran pemerintah di sektorpendidikan dan kesehatan berupapeningkatan sarana dan prasaranapendidikan dan kesehatan yang akanmeningkatkan kualitas pendidikan dankesehatan yang berujung padameningkatnya kualitas manusia. Jika

Page 44: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

23

kualitas manusia meningkat makaproduktivitas untuk menghasilkanpendapatan akan meningkat pula yangnantinya akan mengurangi kemiskinan diIndonesia

4. Daegal 2015 Analisis PengaruhBelanja DaerahTerhadap PembangunanManusia ProvinsiLampung Periode 2007-2013

Alokasi anggaran belanja pemerintahterhadap pendidikan merupakan wujudnyata dari investasi untuk meningkatkanproduktivitas masyarakat. Pengeluaranpembangunan pada sektor pembangunandapat dialokasikan untuk penyediaaninfrastruktur, pendidikan dan kesehatankepada seluruh penduduk secara merata

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Fungsi Pendidikan

terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Realisasi belanja pemerintah terhadap pendidikan merupakan wujud nyata dari

investasi untuk meningkatkan produktivitas masyarakat. Pengeluaran

pembangunan pada sektor pembangunan dapat dialokasikan untuk penyediaan

infrastruktur pendidikan dan menyelenggarakan pelayanan pendidikan kepada

seluruh penduduk secara merata. Seperti renovasi sekolah, penambahan fasilitas

sekolah, penambahan guru yang berkompeten, yang dapat meningkatkan mutu

pendidikan (Daegal, 2015).

Menurut Setiawan (2013) implikasi dari pembangunan dalam pendidikan adalah

kehidupan manusia akan semakin berkualitas. Karena dengan memperbaiki

kualitas pendidikan akan menambah pengetahuan manusia akan alam dan

sumberdaya yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.

Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu daerah, semakin tinggi pula kualitas

Page 45: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

24

hidup/investasi sumber daya manusia dan dapat meningkatkan tingkat

produktivitas dalam menghasilkan pendapatan yang akan berimplikasi terhadap

meningkatnya indeks pembangunan manusia.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Patta (2013) dan Usmaliadanti

(2011) diperoleh bahwa alokasi belanja pemerintah sektor pendidikan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM.

H1 : Realisasi belanja pendidikan berpengaruh positif terhadap Indeks

Pembangunan Manusia (IPM).

2.3.2 Pengaruh Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Fungsi Kesehatan

terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Menurut penelitian yang dilakukan Haryanto (2005) menunjukkan bahwa sektor

kesehatan, tingkat persalinan yang ditolong tenaga medis dan persentase

pengeluaran pemerintah untuk kesehatan berpengaruh secara signifikan terhadap

tingkat kematian balita. Secara umum, kesehatan menunjukkan bahwa

peningkatan pengeluaran pemerintah untuk sektor kesehatan terbukti cukup besar

terhadap peningkatan kinerja sektor tersebut.

Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap manusia, tanpa kesehatan

masyarakat tidak dapat menghasilkan suatu produktivitas bagi daerahnya.

Kegiatan ekonomi suatu daerah akan berjalan jika ada jaminan kesehatan bagi

setiap penduduknya. Semakin tinggi tingkat kesehatan masyarakat maka akan

berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia yang berimplikasi

meningkatkan indeks pembangunan manusia (Setiawan, 2013).

Page 46: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

25

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan yaitu oleh Putra (2015),

Putri (2015) dan Wahyuni (2011) diperoleh hasil bahwa alokasi belanja

pemerintah terhadap sektor kesehatan memiliki pengaruh positif terhadap tingkat

IPM.

H2 : Realisasi belanja kesehatan berpengaruh positif terhadap Indeks

Pembangunan Manusia (IPM).

2.3.6 Pengaruh Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Fungsi infrastruktur

terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Infrastruktur tidak kalah pentingnya dengan pendidikan dan kesehatan,

infrastruktur merupakan suatu sarana (fisik) pendukung agar pembangunan

ekonomi suatu negara dapat terwujud. Infrastruktur terdiri dari beberapa

subsektor, beberapa diantaranya yang cukup dominan dalam pembangunan

ekonomi adalah perumahan dan transportasi. Infrastruktur juga menunjukkan

seberapa besar pemerataan pembangunan terjadi. Suatu negara dengan

pertumbuhan ekonomi tinggi akan mampu melakukan pemerataan pembangunan

kemudian melakukan pembangunan infrastruktur keseluruh bagian wilayahnya.

Perekonomian yang terintegrasi membutuhkan pembangunan infrastruktur

(Daegal, 2015).

Permasalahan infrastruktur di Indonesia diakibatkan oleh masalah sektoral dan

lintas sektoral. Maka dibutuhkan kebijakan-kebijakan yang dapat menjembatani

sektor-sektor terkait. Seperti dari sisi pembiayaan pemerintah diharapkan mampu

membuat mekanisme penentuan resiko investasi dan mengembangkan metodologi

yang dapat secara mudah diterapkan. Di saat bersamaan, mengingat mobilisasi

Page 47: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

26

investasi dari sektor swasta membutuhkan waktu, pemerintah diharapkan tetap

memberikan perhatian pada peningkatan investasi publik sehingga kebutuhan

infrastruktur dapat terpenuhi, salah satunya melalui peningkatan pengeluaran

pemerintah atas infrastruktur.

Namun jika pengeluaran pemerintah saja tidak cukup diperlukan peran pihak

swasta. Peran pemerintah untuk meningkatkan perhatian pihak swasta adalah

dengan bantuan pembebasan lahan, subsidi operasional dan modal, dan jaminan

resiko usaha. Peningkatan belanja pemerintah atas infrastruktur juga harus diikuti

dengan efektifitas dan efisiensi dari pengeluaran tersebut. Hal tersebut dilakukan

untuk meningkatkan kualitas infrastruktur yang dibangun dan agar terciptanya

transparansi dalam proses pengadaan barang, dan pembangunan. Semakin tinggi

tingkat kualitas infrastruktur yang dibangun maka akan meningkatkan indeks

pembangunan manusia.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terlebih dahulu oleh Daegal

(2015) diperoleh hasil bahwa realisasi belanja pemerintah daerah brprngaru positif

terhadap tingkat IPM. Sehingga dapat dikatakan bahwa infrastruktur juga

berperan dalam pembentukan modal manusia yang diukur dengan IPM.

H3 : Realisasi belanja infrastruktur berpengaruh positif terhadap Indeks

Pembangunan Manusia (IPM).

Page 48: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

27

2.4 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Pengaruh Realisasi Belanja Pemerintah

Daerah Terhadap IPM

Realisasi Belanja Pemerintah DaerahFungsi Pendidikan

Realisasi Belanja Pemerintah DaerahFungsi Kesehatan

Indeks PembangunanManusia

Realisasi Belanja Pemerintah DaerahFungsi Infrastruktur

Page 49: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

III. METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel merupakan suatu objek yang diteliti atau menjadi fokus perhatian dalam

sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks

Pembangunan Manusia (IPM), alokasi belanja daerah sektor kesehatan,

pendidikan, dan infrastruktur. Definisi operasional variabel penelitian ini adalah:

3.1.1 Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas merupakan tipe variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya variabel yang terikat. Dalam

penelitian ini yang merupakan variabel independen adalah alokasi belanja daerah

sektor kesehatan, pendidikan dan infrastruktur sebagai berikut :

3.1.1.1 Realisasi Belanja Daerah Fungsi Pendidikan

Alokasi belanja pemerintah daerah merupakan Pengeluaran Pemerintah

Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera untuk sektor pendidikan yang mencerminkan

pengeluaran pemerintah dari realisasi belanja daerah yang dialokasikan untuk

sektor pendidikan. Data yang digunakan adalah data perkembangan Realisasi

Page 50: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

29

Alokasi Dana Pemerintah Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera Sektor Pendidikan

tahun 2015 yang didapat dari Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan dilaman

www.djpk.go.id.

3.1.1.2 Realisasi Belanja Daerah Fungsi Kesehatan

Merupakan besarnya pengeluaran Pemerintah Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera

untuk sektor kesehatan yang mencerminkan pengeluaran pemerintah dari total

realisasi belanja daerah yang dialokasikan untuk sektor kesehatan. Data yang

digunakan adalah data perkembangan Realisasi Pengeluaran Pemerintah

Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera Sektor Kesehatan tahun 2015 yang didapat

dari Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan dilaman www.djpk.go.id.

3.1.1.3 Realisasi Belanja Daerah Fungsi Infrastruktur

Infrastruktur merupakan besarnya pengeluaran pemerintah di bidang infrastruktur

umum yang mencerminkan pengeluaran pemerintah dari realisasi belanja daerah

yang dialokasikan untuk sektor infrastruktur. Data yang digunakan adalah

perkembangan data Realisasi Pengeluaran Pemerintah Kabupaten/Kota di Pulau

Sumatera untuk Infrastruktur tahun 2015 yang didapat dari Direktorat Jendral

Perimbangan Keuangan dilaman www.djpk.go.id.

3.1.2 Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh

variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Indeks

Pembangunan Manusia (IPM). Setelah otonomi daerah, pemerintah pusat

memberikan kewenangan penuh bagi masing-masing daerah, untuk mengatur dan

Page 51: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

30

mengurus rumah tangga daerahnya. Seluruh kebijakan daerah dalam

pembangunan, termasuk kebijakan anggaran diatur oleh daerah. Dengan adanya

otonomi daerah, diharapkan pembangunan lebih berhasil sehingga salah satu

indikator pembangunan, yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

dihipotesiskan akan meningkat pula. Penelitian ini menggunakan data IPM

Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera pada tahun 2015.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data sekunder pada tahun

2015 yang diperoleh dari berbagai sumber sebagai berikut :

1. Badan Pusat Statistik (BPS)

2. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

3. Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan (DJPK) Kementrian Keuangan RI

4. Hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.

Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini

adalah metode dokumentasi yaitu cara pengumpulan data melalui dokumen

tertulis, terutama berupa arsip dan juga termasuk buku-buku tertentu, pendapat

dan teori serta data-data dari dinas terkait yang berhubungan dengan masalah

penelitian. Data yang diperlukan adalah data Indeks Pembangunan Manusia

(IPM), anggaran belanja daerah untuk kesehatan, pendidikan dan infrastruktur

pada tahun 2015.

Page 52: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

31

3.3 Sampel dan Teknik Sampling

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh seluruh pemerintah kabupaten/kota di

Pulau Sumatera pada tahun 2015. Sampel penelitian ini diperoleh menggunakan

purposive sampling dengan kriteria pemilihan sampel yaitu:

Pemerintah kabupaten/kota se-Sumatera tahun 2015.

Pemerintah kabupaten/kota se-Sumatera tahun 2015 yang menerbitkan

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan di audit.

Pemerintah kabupaten/kota se-Sumatera tahun 2015 yang mempunyai nilai

Indeks Pembangunan Manusia yang dipublikasikan oleh Badan Pusat

Statistik Sumatera.

Pemerintah kabupaten/kota se-Sumatera tahun 2015 yang menyajikan data

APBD daerah.

Terdapat 151 pemerintah kabupaten/kota se-Sumatera selama pada tahun 2015.

3.4 Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Secara umum, pendekatan

kuantitatif lebih fokus pada tujuan untuk generalisasi, dengan melakukan

pengujian statistik dan steril dari pengaruh subjektif peneliti. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.

Regresi linear berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini

memenuhi syarat-syarat yaitu lolos asumsi klasik. Syarat-syarat tersebut adalah

data harus terdistribusi secara normal, tidak mengandung multikolonieritas,

heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

Page 53: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

32

3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari mean,

median, standar deviasi, nilai maksimum, nilai minimum dari data sampel.

Analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran distribusi dan perilaku data

sampel penelitian tersebut.

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

Model analisis regresi berganda dapat dijadikan sebagai alat estimasi jika asumsi

model regresi berganda tersebut merupakan model regresi yang dihasilkan

estimator linier yang tidak bias (Best Linier Unbiased Estimator/ BLUE), yaitu

data yang terdistribusi dengan normal, tidak terdapat multikolinieritas,

autokorelasi dan heteroskedastisitas. Untuk mengetahui apakah persyaratan BLUE

ini terpenuhi atau tidak dapat diuji dengan menggunakan uji asumsi klasik

(Widjarjono, 2013).

3.4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel

independen dan variabel dependen keduanya memiliki distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati

normal.

Pengujian normalitas akan dilakukan dengan menguji Kolmogorov-Smirnov

dengan tingkat signifikasi 0,05 (Ghozali,2013).

Dasar pengambilan keputusan:

Page 54: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

33

1. Bila Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal.

2. Bila Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

3.4.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Multikolinieritas menurut

Frisch dikemukakan bahwa suatu model regresi dikatakan terkena

multikolinieritas bila terjadi hubungan linier yang perfect atau exact diantara

beberapa atau semua variabel bebas dari suatu model regresi. Akibatnya akan

kesulitan untuk menjelaskan pengaruh variabel penjelas terhadap variabel yang

dijelaskan.

Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel tersebut tidak

ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar

sesama variabel independen sama dengan nol. Terjadinya multikolinieritas yang

rawan pada model regresi bias terdeteksi keberadaanya bila R2 dari auxilary

regression melebihi R2 regresi keseluruhan antara variabel tidak bebas dengan

variabel bebas model yang diteliti. Selain itu, pengujian ada atau tidaknya

multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilakukan dengan melihat nilai

tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau nilai VIF

> 10 (Ghozali,2013).

Page 55: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

34

3.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Heteroskedastisitas merupakan fenomena terjadinya perbedaan varian antar

seri data. Heteroskedastisitas muncul apabila nilai varian dari variabel tidak bebas

(Yi) meningkat sebagaimana meningkatnya varian dari variabel bebas (Xi), maka

variabel Yi adalah tidak sama. Gejala heteroskedastisitas lebih sering dalam data

cross section daripada timeseries. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi keteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas

dalam penelitian dilakukan melalui pengamatan pola pada grafik saccater plot

antara nilai prediksi variabel terikat (dependent) dengan residualnya. Model

regresi dikatakan heteroskedastisitas ketika titik-titik data pada grafik menyebar di

atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.

3.4.2.4 Uji Autokorelasi

Autokorelasi bertujuan menguji apakah suatu model regresi linear ada korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(sebelumnya). Autokorelasi di definisikan sebagai korelasi antara anggota

serangkaian observasi yang diurutkan emnurut waktu(seperti dalam data time

series) atau ruang (seperti dalam data cross section ). Autokorelasi lebih sering

terjadi pada data time series . Untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi dalam

suatu model regresi maka dalam penelitian ini digunakan Runs Test.

Page 56: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

35

3.4.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear

berganda. Analisis ini digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel-

variabel independen dengan variabel dependen, yaitu pengaruh belanja

pemerintah daerah terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Pengolahan data akan

dilakukan dengan menggunakan bantuan Software SPSS (Statistical Package for

theSocial Science) dan Microsoft Office Excel. Persamaan regresi dalam penelitian

ini sebagai berikut:

Yt+1 = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Keterangan:

Yt+1 = Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

β0 = Konstanta

X1 = Realisasi belanja pemerintah daerah sektor kesehatan

X2 = Realisasi belanja pemerintsh daerah sektor pendidikan

X3 = Realisasi belanja pemerintah daerah untuk infrastruktur

e = error term

3.5 Pengujian Hipotesis

3.5.1 Uji koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) menggambarkan seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai yang mendekati satu berarti

Page 57: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

36

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).

3.5.2 Uji Signifikansi t

Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan signifikasi dari

masing-masing variabel dependen yang dilakukan menggunakan uji signifikasi

parameter individual pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan analisis

5% .

Dasar pengambilan keputusan adalah:

Jika Sig ≤ 0.05 maka : Ha diterima

Jika Sig ≥ 0.05 maka : Ha ditolak

3.5.3 Uji F-test

F-test digunakan untuk menguji apakah model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi belanja daerah. F-test juga digunakan untuk menguji apakah semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis ini

dilakukan pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan analisis 5%

Page 58: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh realisasi belanja pemerintah

daerah yaitu fungsi pendidikan, fungsi kesehatan, dan fungsi infrastruktur

terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) se-Sumatera pada tahun 2015.

Berdasarkan hasil pengujian dan analisis atas data penelitian yang telah

dilaksanakan, maka diperoleh simpulan bahwa variabel realisasi belanja

pemerintah daerah fungsi pendidikan, realisasi belanja pemerintah daerah fungsi

kesehatan dan realisasi belanja pemerintah daerah fungsi infrastruktur dengan

menggunakan batas signifikansi 0,05 berpengaruh positif terhadap Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) se-Sumatera.

5.2 SARAN

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan hasil

penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian hanya bisa

menjelaskan 29,6% variabel dependen. Sehingga sisanya sebanyak 70,4%

dapat dijelaskan dengan variabel independen lain yang tidak dimasukkan

dalam penelitian. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel

Page 59: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

53

independen yang dapat mempengaruhi lebih besar lagi terhadap variabel

dependen.

2. Penelitian ini hanya dilakukan pada pemerintah daerah di Pulau Sumatera

sebagai sampel penelitian dan hanya menggunakan tahun 2015. Penelitian

selanjutnya diharapkan melibatkan lebih banyak tahun dan sampel

pemerintah daerah sehingga hasil penelitian dapat menunjukkan data yang

lebih signifikan.

3. Penelitian ini menjelaskan bahwa salah satu indikator dari Indeks

Pembangunan Manusia yaitu Tingkat pendidikan yang diukur dengan

melihat angka melek huruf dan tingkat pendidikan yang dicapainya. Untuk

penelitian selanjutnya sebaiknya ditambahkan cara untuk mengukur

tingkat pendidikan misalnya persentase penduduk usia 15 tahun keatas

menurut pendidikan yang ditamatkan.

4. Penelitian ini hanya menguji Indeks Pembangunan Manusia hanya untuk

satu tahun. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menguji Indeks

Pembangunan Manusia untuk dua atau tiga tahun kedepannya.

Page 60: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2013. Teori-Teori Pembangunan Ekonomi: Pertumbuhan Ekonomidan Pertumbuhan Wilayah, Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Amaliah, Ima. 2006. Pengaruh Pembangunan Manusia Terhadap Kinerja Ekonomi Dati II diJawa Barat, 1999-2003. Mimbar, Volume XXII No.2 April-Juni 2006: 213-233.

Anand, Sudhir and Ravallion, Martin. 1993. “Human Development in PoorCountries: On theRole of Private Incomes and Public Services”. The Journal of Economic Perspectives.Vol. 7. No. 1 (Winter, 1993):133-150.

Anggraini, Rinda A. & Luthfi Muta’ali. 2013. Pola Hubungan Pertumbuhan Ekonomi danPembangunan Manusia di Provinsi Jawa Timur Tahun 2007-2011. Jurnal BumiIndonesia UGM, Vol.2 No.3 Tahun 2013.

Azril. 2000. “Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Indeks Pembangunan Manusia diIndonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia.Vol. 15. No.1, 2000:1-14.

Badan Pusat Statistik. 2014. Indeks Pembangunan Manusia Provinsi dan Nasional 1996 –2013, (Online), (http://www.bps.go.id, diakses tanggal 8 Januari 2015).

Badan Koordinasi Penanaman Modal. 2015. Perkembangan Realisasi Investasi PMDNBerdasarkan Lokasi – Q4 2014, (Online), (http://bkpm.go.id, diakses tanggal 18 Juni2015).

Badrudin, Rudy & Mufidhatul Khasanah. 2011. Pengaruh Pendapatan dan Belanja DaerahTerhadap Pembangunan Manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. BULETINEKONOMI, Jurnal Manajemen, Akuntansi, dan Ekonomi Pembangunan, Vol.9 No.1,April 2011: 23-30.

BPS-BAPPENAS-UNDP. 2004. Indonesia Human Development Report 2004. Jakarta: BPS.

Brata, Aloysius Gunandi. 2005. “Investasi Sektor Publik Lokal, Pembangunan Manusia, danKemiskinan”. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol 7, No. 2, 2002.

Budidarma. 2011. Anggaran-Pendapatan-dan-Belanja-Daerah-APBD.

Page 61: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

Cholili, Fatkhul M. 2014. Analisis Pengaruh Pengangguran, Produk Domestik RegionalBruto (PDRB), dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Terhadap Jumlah PendudukMiskin (Studi Kasus 33 Provinsi di Indonesia. Jurnal Ilmiah FEB, UniversitasBrawijaya.

Daegal, Moza. 2015. “Analisis Pengaruh Belanja Daerah Terhadap Pembangunan ManusiaProvinsi Lampung Periode 2007-2013”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB,UniversitasLampung.

Darmayasa, I Nyoman & I Ketut Suandi. 2014. Faktor Penentu Alokasi Belanja Modal dalamAPBD Pemerintah Provinsi. Simposium Nasional Akuntansi 17, Lombok, UniversitasMataram 24-27 September 2014.

Despotis, D.K. 2005. Measuring Human Development via Data Envelopment Analysis: thecase of Asia and the Pasific. Omega, International Journal of Management Science 33(2005) 385-390.

Faqihuddin, M. 2010. Human Developmnet Index (HDI) Salah Satu Indikator yang PopulerUntuk Mengukur Kinerja Pembangunan Manusia. CERMIN No.047, September 2010.

Ghozali, Imam. 2013. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ginting, Charisma K, dkk. 2008. Pembangunan Manusia di Indonesia dan Faktor-faktor yangMempengaruhinya. WAHANA HIJAU, Jurnal Perencanaan & PengembanganWilayah Vol.4, No.1, Agustus 2008.

Girsang, Beryl A. & Tukiran. 2012. Alokasi Anggaran Daerah Dalam PembangunanManusia Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara 2001-2009. Universitas GadjahMada.

Gujarati, Damodar N. & Dawn C. Porter. 2012. Dasar-dasar Ekonometrika, Buku 2 Edisi 5.Terjemahan oleh R. Carlos Mangunsong. 2012. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Hariyanto, Ronald. 2006. “Analisis Pengeluaran Pemerintah Daerah Di Propinsi Jawa TengahPeriode 2000-2002”. Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Hendarmin. 2012. Pengaruh Belanja Modal Pemerintah Daerah dan Investasi Swastaterhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kesempatan Kerja, dan Kesejahteraan Masyarakat diKabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal EKSOS, Vol.8 No.3, Oktober2012, hal 144-155.

Jhingan, 2000. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Jakarta : Rajawali Press.

Jenira, M.D.O. 2015. Analisis Pengaruh Belanja Daerah Terhadap Pembangunan ManusiaProvinsi Lampung Periode 2007-2013. Jurnal Ekonomi dan Bisinis, Vol 12 No 1,Universitas Lampung

Page 62: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

Mulyaningsih, Yani. 2008. “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah di Sektor Publik TerhadapPeningkatan Pembangunan Manusia dan Pengurangan Kemiskinan”. Jurnal DinamikaEkonomi Pembangunan, Juli 2011, Volume 1, Nomor 1, Universitas Diponegoro.

Maryani, Tri. 2010. Analisis Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Jawa Tengah.Fakultas Ekonomi UPN Yogyakarta.

Patta, Devyanti. 2013. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks PembangunanManusia Di Sulawesi Selatan Periode 2001 – 2010”. Jurnal Ecosolum Volume 2Nomor 3, Universitas Hasanuddin.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.54 Tahun 2010 tentang “pelaksanaan peraturanpemerintah No.8 Tahun 2008”.

Pertiwi, Lela Dina. 2007. “Efisiensi Pengeluaran Pemerintah di Provinsi Jawa Tengah periode1999 dan 2002”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Universitas Dipenogoro.

Prasetya, Ferry. 2012. Modul Ekonomi Publik Bagian V: Teori Pengeluaran Pemerintah.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Priambodo, Anugerah. 2015. Analisis pengaruh belanja pemerintah daerah terhadap indekspembangunan manusia. Jurnal Manajemen, Akuntansi dan Ekonomi Pembagnunan,Universitas Dipenogoro.

Putra, Dwi Adi. 2015. Analisis Pengaruh Tingkat Pengangguran Terbuka, PertumbuhanEkonomi, Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan Dan Kesehatan TerhadapIndeks Pembangunan Manusia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Universitas Lampung.

Putri, Citra Afnovinsa. 2015. Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Kesehatan,Sektor Pendidikan Dan Jumlah Penduduk Miskin Terhadap Ipm Di Provinsi Lampung(Periode 2003-2012). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Universitas Lampung.

Santika Dewi, Nyoman L & I Ketut Sutrisna. Pengaruh Komponen IPM TerhadapPertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan UniversitasUdayana Vol.3, No.3, Maret 2014.

Sasana, Hadi. 2012. Pengaruh Belanja Pemerintah Daerah dan Pendapatan PerkapitaTerhadap IPM (Studi Kasus di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah). MediaEkonomi dan Manajemen, Vol 25 No.1 Januari 2012.

Setiawan, Muhammad Bhakti. 2006. Indeks Pembangunan Manusia Indonesia. JurnalEconomia vol 9, No 1.

Sukirno, Sadono. 1985. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan.Jakarta: Lembaga Penerbit FE Universitas Indonesia.

Sumaryadi, I Nyoman. 2005. Efektivitas Implementasi Kebijkan Otonomi Daerah. Jakarta :Citra Utama

Page 63: PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH TERHADAP INDEKS ...digilib.unila.ac.id/25885/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran dan masukan

Sumiyati, Euis E. 2011. Pengaruh Belanja Modal Terhadap Peningkatan IndeksPembangunan

Suryanto, 2014. Pengelolaan Keuangan Daerah dan APBD.http://bpkad.natunakab .go.id/index.php/2014-05-21-00-44-45/64-anggaran/87-pengelolaan-keuangan-daerah-dan-apbd.

Todaro M.P. 2006. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Usmaliadanti, Christina. 2011. Analisis Pengaruh Tingkat Kemiskinan, PengeluaranPemerintah Sekor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks PembangunanManusia Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2009. Economics DevelopmentAnalysis Journal 2 (3)

Wahyudi, Mahfud. 2013. New Public Management. Trasnformasi pengetahuan, 28 mei 2013.

Wahyuni, Ika Dwi. 2015. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan DanKesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia. E-Jurnal Mahasiswa EkonomiPembanguna, Universitas Sriwijaya.

Yuliawan, Dedy. 2013. Analysis of State Securities Indonesian Goverment. Jurnal FEBUniversitas Lampung.