kritik normatif 2013

36
KRITIK NORMATIF Latar belakang munculnya kritik normatif : Adanya keyakinan bahwa di lingkungan manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui suatu norma yang berupa model, pola, standard atau sandaran sebagai sebuah prinsip. Dan melalui norma ini kualitas dan kesuksesan sebuah lingk. binaan dapat dinilai.

Upload: mahendra-wahyu-pratama

Post on 18-Feb-2015

75 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kritik arsitektur normatif

TRANSCRIPT

Page 1: kritik normatif 2013

KRITIK NORMATIF

Latar belakang munculnya kritik normatif :

Adanya keyakinan bahwa di lingkungan manapun,

bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui

suatu norma yang berupa model, pola, standard atau

sandaran sebagai sebuah prinsip. Dan melalui norma ini

kualitas dan kesuksesan sebuah lingk. binaan dapat dinilai.

Page 2: kritik normatif 2013

Norma bisa berupa standar yang bersifat fisik (kuantitas),

tetapi adakalanya juga bersifat kualitatif. Sebagai salah satu

contoh adalah adanya slogan yang berkembang pada

beberapa negara dan berperan kuat terhadap perkembangan

arsitektur seperti form follows function.

Kritik normatif terbagi kedalam beberapa macam metode

sebagai berikut :

a. Doktrin (suatu norma yang berupa paham / “isme’)

b. Sistem (suatu norma penyusunan elemen-elemen yang

saling berkaitan untuk satu tujuan)

Page 3: kritik normatif 2013

c. Tipe (suatu norma yang didasarkan pada model yang

digeneralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik)

d. Ukuran (sekumpulan dugaan yang mampu

mendefinisikan bangunan dengan baik secara kuantitatif)

1. K R I T I K D O K T R I N A L

P e n g e r t i a n

Doktrin sebagai dasar dalam pengambilan keputusan

desain arsitektur yang berangkat dari keterpesonaan dalam

sejarah arsitektur.

Sejarah arsitektur dapat meliputi : nilai estetika, etika,

ideologi dan seluruh aspek budaya yang melekat dalam

pandangan masyarakat.

Page 4: kritik normatif 2013

Melalui sejarah, kita mengenal terjadinya bentuk dalam

arsitektur melalui norma yang berkembang seperti :

o Form Follows Function

o Function Follows Form

o Form Follows Culture

o Less is More

o Less is Bore

o Big is beauty

o Ornament is Crime

Page 5: kritik normatif 2013

Doktrin bersifat tunggal dalam titik pandangnya dan

biasanya mengacu pada satu ‘ISME’ yang dianggap paling

baik untuk mengukur kualifikasi arsitektur yang diharapkan.

K e u n t u n g a n K r i t i k D o k t r i n a l

Dapat menjadi guideline tunggal sehingga terlepas dari

pemahaman yang samar dalam arsitektur dengan demikian

arsitek dapat mempunyai landasan yang tidak meragukan

lagi dalam desain

Dengan doktrin tertentu yang diyakini, arsitek dapat

mempunyai arah yang lebih jelas dalam pengambilan

keputusan

Dapat memberikan daya yang kuat dalam menginterpretasi

ruang.

Page 6: kritik normatif 2013

Memperkaya penafsiran

K e l e m a h a n K r i t i k D o k t r i n a l

Mendorong segala sesuatunya tampak mudah dan

mengarahkan penilaian menjadi lebih sederhana di tengah-

tengah kompleksitas arsitektur.

Menganggap kebenaran dalam lingkup yang tunggal dan

menganggap kesalahan pada prinsip lain yang tidak

sepaham.

Terdapat kecenderungan untuk memandang arsitektur

secara partial dan tidak bersifat holistik

Memungkinkan tumbuhnya pemikiran dengan kebenaran

yang “absolut”

Memperlebar konflik dalam tingkat teoritik dalam

arsitektur

Page 7: kritik normatif 2013

K e s i m p u l a n K r i t i k D o k t r i n a l

Tidak etis menggunakan keberhasilan arsitektur masa lalu

untuk bangunan fungsi mutakhir

Tidak etis memperlakukan teknologi secara berbeda dari

yang dilakukan sebelumnya

Jika akan mereproduce objek yang muncul pada masa lalu

untuk masa kini harus dipandang secara total dan dengan

cara pandang yang tepat

Page 8: kritik normatif 2013

2. K R I T I K S I S T E M A T I K

L a t a r B e l a k a n g :

Bagi kritikus & desainer bergantung pd hanya satu doktrin

sangat riskan utk mendukung satu keputusan desain

Menggantungkan pada hanya satu prinsip akan mudah

diserang sebagai : menyederhanakan (simplistic), tidak

mencukupi (inadequate) atau kadaluarsa (out of dated )

Alternatifnya adalah bahwa ada jalinan prinsip dan faktor

yang dapat dibangun sebagai satu sistem untuk dapat

menegaskan rona bangunan dan kota.

Systematic Criticsm dipandang lebih baik daripada doktrin

yang tunggal untuk dihadapkan pada kompleksitas

kebutuhan dan pengalaman manusia

B e b e r a p a V a r i a s i S i s t e m

Page 9: kritik normatif 2013

Albert Bush-Brown, 1959 :

Sistem untuk mengevaluasi lingkungan fisik adalah

commodity (komoditas), firmness (kekokohan) dan delight

(kesenangan).

oAsumsinya bahwa arsitektur yang baik tidak sekadar

kokoh. Kekokohan (firmness) akan bermakna jika

dihubungkan dengan kelayakan fungsinya

(commodiousness) dan kapasitasnya untuk meningkatkan

kualitas aktifitas dan penglaaman manusia (delight)

Viruvius, The Ten Books of Architecture, 1900

o Sistem Bangunan :

- Firmitas ( Kekokohan) - Utilitas (Kegunaan )

- Venustas ( Keindahan )

Page 10: kritik normatif 2013

Hillier, Musgrove, O’Sullivan (1972)

Berbeda dgn Vitruvius, bahwa bangunan harus bertindak :

o Climate Modifier (Pengatur Iklim)

o Container of Activities (Pewadah aktifitas)

o Symbolic and Cultural Object (Objek Simbol dan Budaya)

o Addition of Value to Raw Materials (Memberi nilai

terhadap material yang kasar)

Christian Norberg Schulz (1965)

Mengembangkan Tripartiete system :

o Building Task ( Tugas Bangunan)

o Form (Bentuk )

o Technics (Teknik Membangun)

Page 11: kritik normatif 2013

3. K R I T I K T E R U K U R

Kritik terukur menyatakan satu penggunaan bilangan atau

angka hasil berbagai macam observasi sebagai cara

menganalisa bangunan melalui hukum-hukum matematika

tertentu. Norma yang terukur digunakan untuk memberi arah

yang lebih kuantitatif. Hal ini merupakan satu bentuk analogi

dari ilmu pengetahuan alam yang diformulasikan untuk tujuan

kendali rancangan arsitektural.

Pengolahan melalui statistik atau teknik lain secara

matematis dapat mengungkapkan informasi baru tentang

objek yang terukur dan wawasan tertentu dalam studi

arsitektur.

Page 12: kritik normatif 2013

Perbedaan dari kritik normatif yang lain adalah terletak pada

metode yang digunakan yang berupa standardisasi desain

yang sangat kuantitatif dan terukur secara matematis.

Standardisasi pengukuran dalam desain bangunan dapat

berupa :

a. Ukuran batas minimum atau maksimum

b. Ukuran batas rata-rata (avarage)

c.Kondisi-kondisi yang dikehendaki

Contoh :

Bagaimana Pemerintah daerah melalui Peraturan Tata

Bangunan menjelaskan beberapa sandard normatif :

- Batas maksimal ketinggian bangunan

- Batas sempadan bangunan dan luas terbangun

Page 13: kritik normatif 2013

- Batas ketinggian pagar yang diijinkan

- Standardisasi : Pencegahan kebakaran, batas

maksmal toleransi reflektor curtainwall logam atau

kaca, penangkal petir, penggunaan air bersih dsb.

Norma atau standard yang digunakan dalam kritik terukur

bergantung pada ukuran minimum/maksimum, rata-rata

atau kondisi yang dikehendaki yang selalu merefleksikan

berbagai tujuan dari bangunan itu sendiri.

Tujuan dari bangunan biasanya diuraikan dalam tiga ragam

petunjuk sebagai berikut:

1. Tujuan Teknis ( Technical Goals)

2. Tujuan Fungsi ( Functional Goals)

3. Tujuan Perilaku ( Behavioural Goals)

T u j u a n T e k n i s

Page 14: kritik normatif 2013

Kesuksesan bangunan dipandang dari segi standardisasi

ukurannya secara teknis

Contoh :

Sekolah, dievaluasi dari segi pemilihan dinding interiornya.

Pertimbangan yang perlu dilakukan adalah :

a. Stabilitas Struktur

- Daya tahan terhadap beban struktur

- Daya tahan terhadap benturan

- Daya dukung terhadap beban yang melekat terhadap

bahan

- Ketepatan instalasi elemen-elemen yang di luar sistem

b.Ketahanan Permukaan Secara Fisik

Page 15: kritik normatif 2013

- Ketahanan permukaan

- Daya tahan terhadap gores dan coretan

- Daya serap dan penyempurnaan air

c. Kepuasan Penampilan dan Pemeliharaan

- Kebersihan dan ketahanan terhadap noda

- Timbunan debu yang mungkin menempel

- Kemudahan dalam penggantian terhadap elemen-elemen

yang rusak

- Kemudahan dalam pemeliharaan baik terhadap noda

atau kerusakan teknis dan alami.

Page 16: kritik normatif 2013

T u j u a n F u n g s i o n a l

Berkait pada penampilan bangunan sebagai lingkungan

aktifitas yang khusus maka ruang harus dipenuhi melalui

penyediaan suatu area yang dapat digunakan untuk aktifitas

tersebut

Pertimbangan yang diperlukan :

- Keberlangsungan fungsi dengan baik

- Aktifitas khusus yang perlu dipenuhi

- Kondisi-kondisi khusus yang harus diciptakan

- Kemudahan-kemudahan penggunaan,

- Pencapaian dan sebagainya.

Tujuan Perilaku

Bangunan tidak saja bertujuan untuk menghasilkan

lingkungan yang dapat berfungsi dengan baik tetapi juga lebih

Page 17: kritik normatif 2013

kepada dampak bangunan terhadap individu. Kognisi mental

yang diterima oleh setiap orang terhadap kualitas bentuk fisik

bangunan. Behaviour Follow Form

Lozar (1974), Measurement Techniques Towards a

Measurement Technology in Carson, Daniel,(ed) “Man-

Environment Interaction-5” Environmental Design Research

Association, menganjurkan sistem klasifikasi ragam elemen

perilaku dalam tiga kategori yang relevan untuk dapat

memandang kritik sebagai respon yang dituju :

1. Persepsi Visual Lingkungan Fisik

Menunjuk pada persepsi visual aspek-aspek bentuk

bangunan. Bahwa bentuk-bentuk visual tertentu akan

berimplikasi pada kategori-kategori penggunaan tertentu.

Page 18: kritik normatif 2013

2. Sikap umum terhadap aspek lingkungan fisik

Hal ini mengarah pada persetujuan atau penolakan rasa

seseorang terhadap berbagai ragam objek atau situasi

Hal ini dapat dipandang sebagai dasar untuk

mengevaluasi variasi penerimaan atau penolakan

lingkungan lain terhadap keberadaan bangunan yg baru.

3. Perilaku yang secara jelas dapat diobservasi secara

langsung dari perilaku manusia.

Dalam skala luas definisi ini berdampak pada

terbentuknya pola-pola tertentu (pattern) seperti : Pola

pergerakan, jalur-jalur sirkulasi, kelompok-kelompok

sosial dsb.

Page 19: kritik normatif 2013

Dalam skala kecil menunjuk pada faktor-faktor manusia

terhadap keberadaan furniture, mesin atau penutup

permukaan.

Teknik pengukuran dalam evaluasi perilaku melalui

survey instrumen-instrumen tentang sikap, mekanisme

simulasi, teknik interview, observasi instrumen, observasi

langsung, observasi rangsangan sensor.

4. K R I T I K T I P I K A L

Studi tipe bangunan saat ini telah menjadi pusat

perhatian para sejarawan arsitektur. Hal ini dapat

dipahami karena desain akan menjadi lebih mudah

dengan mendasarkannya pada type yang telah standard,

Page 20: kritik normatif 2013

Studi tipe bangunan lebih didasarkan pada kualitas,

utilitas dan ekonomi dalam lingkungan yang telah

terstandarisasi dan kesemuanya dapat terangkum dalam

satu typologi.

Kritik Tipikal diasumsikan bahwa ada konsistensi dalam

pola kebutuhan dan kegiatan manusia yang secara tetap

dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan

lingkungan fisik

E l e m e n K r i t i k T i p i k a l

Page 21: kritik normatif 2013

Typical Criticsm didasarkan atas :

1. Struktural (Struktur)

Tipe ini didasarkan atas penilaian terhadap lingkungan

dikaitkan dengan lingkungan yang dibuat dengan material

yang sama dan pola yang sama pula.

- Jenis bahan - Sistem struktur - Pemipaan -Duckting dsb.

2. Function (Fungsi)

Hal ini didasarkan pada pembandingan lingkungan yang

didesain untuk aktifitas yang sama. Misalnya sekolah akan

dievaluasi dengan keberadaan sekolah lain yang sama.

- Kebutuhan pada ruang kelas

- Kebutuhan auditorium

- Kebutuhan ruang terbuka dsb.

3. Form (Bentuk)

Page 22: kritik normatif 2013

- Diasumsikan bahwa ada tipe bentuk-bentuk yang

eksistensial dan memungkinkan untuk dapat dianggap

memadai bagi fungsi yang sama pada bangunan lain.

- Penilaian secara kritis dpt difocuskan pd cara bagaimana

bentuk itu dimodifikasi dan dikembangkan variasinya.

K e u n t u n g a n K r i t i k T i p i k a l

1. Desain dapat lebih efisien dan dapat menggantung-

kan pada tipe tertentu.

2. Tidak perlu mencari lagi panduan setiap mendesain

3. Tidak perlu menentukan pilihan-pilihan visi baru lagi.

4. Dpt mengidentifikasi scr spesifik setiap kasus yg sama

K e l e m a h a n K r i t i k T i p i k a l

Page 23: kritik normatif 2013

1. Desain hanya didasarkan pada solusi yang minimal

2. Sangat bergantung pada tipe yang sangat standard

3. Memiliki ketergantungan yang kuat pada satu type

4. Tidak memiliki pemikiran yang segar

5. Sekadar memproduksi ulang satu pemecahan

A k i b a t K r i t i k T i p i k a l

1. Munculnya Semiotica dalam arsitektur, satu bentuk ilmu

sistem tanda (Science of sign systems) yang mengadopsi

dari tipe ilmu bahasa. Walaupun kemudian banyak pakar

menyangsikan kesahihan tipe ini. Dan menyebut Semiotica

dalam arsitektur sebagai bentuk pseudo theoritic

Page 24: kritik normatif 2013

2. Munculnya Pattern Language sebagaimana telah disusun

oleh Christoper Alexander

3. Banyak penelitian yg mengarah pd penampilan bentukbang

4. Lahirnya arsitektur yang tidak memiliki keunikan dan

bangunan secara individual.

Page 25: kritik normatif 2013