pengaruh asal sekolah dan minat …etheses.uinmataram.ac.id/128/1/oktavia...
TRANSCRIPT
PENGARUH ASAL SEKOLAH DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
DI KELAS X SMA NW SURALAGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Oleh:
OKTAVIA WARHAMNI NIM. 15.1.13.6.003
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM 2017
i
PENGARUH ASAL SEKOLAH DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
DI KELAS X SMA NW SURALAGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
OKTAVIA WARHAMNI NIM. 15.1.13.6.003
JURUSAN PENDIDIKAN IPS EKONOMI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM
2017
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jln. Pendidikan No. 35 Telp. (0370) 621928-625337-634490-Fax. 625337 Mataram
PERSETUJUAN
Skripsi Oktavia Warhamni, NIM. 15.1.13.6.003, dengan judul “Pengaruh
Asal Sekolah dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Ekonomi di Kelas X SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran 2016/2017” telah
memenuhi syarat dan disetujui untuk di-munaqasyah-kan.
Disetujui pada tanggal 29 Mei 2017.
Dibawah bimbingan,
Pembimbing I
Dr. Supardi, S. Ag, M. Pd NIP. 197403071999031002
Pembimbing II
Sakdiah, M. Si NIP. 198004262009012005
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jln. Pendidikan No. 35 Telp. (0370) 621928-625337-634490-Fax. 625337 Mataram
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal: Munaqasyah
Mataram, 29 Mei 2017
Kepada
Yth. Rektor UIN Mataram
di –
Mataram
Assalamu’alikum Wr.Wb.
Setelah diperikasa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing dan
pedoman penulisan skripsi, kami berpendapat bahwa skripsi Oktavia Warhamni,
NIM. 15.1.13.6.003 yang berjudul “Pengaruh Asal Sekolah dan Minat Belajar
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X SMA
NW Suralaga Tahun Pelajaran 2016/2017” telah memenuhi syarat untuk diajukan
dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Mataram.
Demikian, atas perhatian Bapak Rektor disampaikan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing I
Dr. Supardi, S. Ag, M. Pd NIP. 197403071999031002
Pembimbing II
Sakdiah, M. Si NIP. 198004262009012005
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jln. Pendidikan No. 35 Telp. (0370) 621928-625337-634490-Fax. 625337 Mataram
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Oktavia Warhamni
NIM : 15.1.13.6.003
Program Studi : S1 Pendidikan IPS Ekonomi
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas : UIN Mataram
Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa skripsi dengan judul
“Pengaruh Asal Sekolah dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran
2016/2017” ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali
pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Apabila di belakang hari ternyata karya tulis ini tidak asli, saya siap dianulir
gelar kesarjanaan saya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Mataram.
Mataram, 30 Mei 2017
Saya yang menyatakan
OKTAVIA WARHAMNI NIM 15.1.13.6.003
v
KEMENTERIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jln. Pendidikan No. 35 Telp. (0370) 621928-625337-634490-Fax. 625337 Mataram
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Pengaruh Asal Sekolah dan Minat Belajar
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X SMA
NW Suralaga Tahun Pelajaran 2016/2017” yang diajukan oleh Oktavia Warhamni,
NIM. 15.1.13.6.003, Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Mataram telah di-munaqasyah-kan pada hari Selasa 20 Juni 2017, dan
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan.
Dewan Munaqasyah,
1. Ketua Sidang/Pemb. I : Dr. Supardi, M. Pd NIP.19740307 1999031002
( )
2. Sekertaris Sidang/ : Sakdiah, M. Si Pemb. II NIP.19800426 2009012005
( )
3. Penguji I : Dr. Jamaluddin, MA NIP.197412312000031005
( )
4. Penguji II : Dr. Nurrahmah, M. Pd NIP.197412202008012011
( )
Mengetahui: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Mataram
Dr. Hj. Nurul Yakin , M. Pd NIP. 19641231 199203 2 006
vi
MOTTO:
ىع اس ل إنىس ن لل س ي نل أ و
Artinya: “Dan Bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain
apa yang telah diusahakannya”. (QS. An-Najm: 39)
vii
PERSEMBAHAN
Ku Persembahkan Karya ini Kepada Kedua Orang Tuaku
(Bapak H. Munawir dan Inaq Hamdiah)
dan Almamater Tercinta
Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Mataram
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah S.W.T yang maha Esa karena dengan izin-Nya,
penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi ini, dan tidak lupa penulis haturkan
shalawat serta salam kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang telah
menyebarkan agama islam sampai ke penjuru dunia dan tak lupa pula penulis
haturkan salam kepada keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Atas berkat rahmat dan hidayahnya penulisan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Asal Sekolah dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran
2016/2017” dapat terselesaikan pada waktunya.
Dengan selesainya skripsi ini, maka penulis menyampaikan rasa terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan
bimbingan, saran-saran dan informasi yang sangat berharga. Ucapan terima kasih
sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Supardi, S. Ag, M. Pd. selaku dosen pembimbing I dan kepada Ibu
Sakdiah, M. Si. selaku pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya,
memberikan saran, bimbingan, dan masukan terhadap skripsi ini sehingga bisa
terselesaikan.
2. Bapak Dr. Jamaluddin, MA. selaku penguji I dan Ibu Dr. Nurrahmah, M. Pd.
selaku penguji II yang telah memberi koreksi dan saran untuk skripsi yang
peneliti buat.
ix
3. Rektor Universitas Islam Negeri Mataram Bapak Dr. H. Mutawalli, M. Ag. yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi strata 1
di Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi.
4. Ibu Dr. Hj. Nurul Yakin, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Mataram.
5. Bapak H. Ibnu Hizam M. Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi.
6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Mataram dan pegawai UIN Mataram yang telah mengajarkan
berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan bantuan pada masa studi di UIN
Mataram. Semoga dengan ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat bagi
penulis, masyarakat dan bangsa.
7. Kepala Sekolah Menengah Atas NW Suralaga Bapak Hairurrijal, M. Pd. Dewan
Guru, beserta segenap keluarga besar Sekolah Menengah Atas NW Suralaga.
8. Ayahanda H. Munawir dan Ibunda Hamdiah yang tak pernah kehilangan
semangatnya untuk selalu memberikan semangat serta do’a dan nasehat beliau
yang tidak pernah putus sehingga peneliti bisa menyelesaikan studi sampai
sekarang dan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
9. Kepada seluruh keluarga tercinta, adik-adikku (Ammy Atul Aula dan
Muhammad Zakiran) dan semua keluarga keluarga yang tidak bisa disebutkan
satu persatu yang selalu memberikan keceriaan dalam hidup ini.
10. Penyemangatku Muhammad Irsan yang telah membantu selama penyusunan
skripsi ini, yang selalu memotivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
x
11. Sahabat-sahabatku di jurusan Pendidikan IPS Ekonomi angkatan 2013,
khususnya kelas A yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, terimakasih
atas suport kalian untuk peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.
12. Murid-murid kelas X SMA NW Suralaga yang telah bersedia berpartisifasi
dalam penelitian ini.
13. Berbagai pihak yang telah membantu peneliti baik secara langsung maupun tidak
langsung, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Terimakasih.
Peneliti menyadari, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
peneliti mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan penelitian ini. Harapan
peneliti semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya ilmu pendidikan.
Mataram, 20 Juni 2017
Peneliti
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
ABSTRAK ...................................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ..................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
D. Telaah Pustaka ............................................................................................... 9
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritis ........................................................................................... 12
1. Asal Sekolah ........................................................................................... 12
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Studi
Lanjut ............................................................................................... 12
2. Minat Belajar Siswa ............................................................................... 15
a. Pengertian Minat .............................................................................. 15
xii
b. Upaya meningkatkan Minat Siswa .................................................. 17
c. Macam-macam dan Ciri-ciri minat .................................................. 18
d. Minat Siswa dalam Memilih Sekolah/Madrasah ............................. 24
3. Hasil Belajar ........................................................................................... 26
a. Pengertian Belajar ............................................................................ 26
b. Pengertian Hasil Belajar .................................................................. 27
c. Indikatr Hasil Belajar ....................................................................... 29
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar ............................ 35
4. Materi Pembelajaran Ekonomi ............................................................... 42
a. Pegertian Pembelajaran Ekonomi .................................................... 42
b. Fungsi dan Tujuan pembelajaran Ekonomi ..................................... 42
c. Materi Pembelajaran Ekonomi ........................................................ 43
B. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 43
C. Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 46
BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain dan Pendekatan Penelitian ................................................................. 48
B. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 49
C. Variabel Penelitian ......................................................................................... 51
D. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 53
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 61
F. Teknik Analisis Data...................................................................................... 63
BAB IV. PELAKSANAAN PENELITIAN A. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ............................................. 67
B. Pengumpulan dan Penyajian Data ................................................................. 74
C. Analisis Data .................................................................................................. 75
D. Hasil Analisis Data ........................................................................................ 85
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................................... 86
xiii
B. Pengujian Hipotesis ....................................................................................... 88
C. Pembahasan ................................................................................................... 89
BAB VI. PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................... 97
B. Saran .............................................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 99
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Materi Pelajaran Ekonomi kelas X ............................................... 43
Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Variabel Minat Belajar Siswa ....................... 55
Tabel 3.2. Option dan Skor Jawaban Responden Atas Angket...................... 56
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Butir Soal Tes ................................................................ 58
Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas Angket Variabel Z (Minat Belajar) ................ 68
Tabel 4.2. Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar (Setelah diuji Validitas) ......... 69
Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas Tes Variabel Y (Hasil Belajar Siswa) ............ 71
Tabel 4.4. Kisi-kisi Butir Soal Tes (Setelah diuji Validitas).......................... 72
Tabel 4.5. Perhitungan Frekuensi Asal Sekolah SMP Variabel Minat Belajar (Z) dan Hasil Belajar ( Y) ................................................ 76
Tabel 4.6. Perhitungan Frekuensi Asal Sekolah MTs Variabel Minat Belajar (Z) dan Hasil Belajar ( Y) ..................................................... 77
Tabel 4.7. Kategori Minat Belajar SMP ........................................................ 78
Tabel 4.8. Kategori Minat Belajar MTs ......................................................... 78
Tabel 4.9. Kategori Hasil Belajar SMP .......................................................... 79
Tabel 4.10. Kategori Hasil Belajar MTs ........................................................ 79
Tabel 4.11. Tabulasi Silang Asal Sekolah, Minat Belajar dan Hasil Belajar Siswa .................................................................... 80
Tabel 4.12. Hasil Uji Normalitas ................................................................... 82
Tabel 4.13. Hasil Uji Homogenitas ................................................................ 83
Tabel 4.14. Hasil Uji T-test Hipotesis ............................................................ 84
Tabel 4.15. Hasil Uji T-test Hipotesis ............................................................ 84
Tabel 5.1. Jumlah Siswa Perkelas SMA NW Suralaga 2017 ......................... 87
Tabel 5.2. Daftar Nama Guru SMA NW Suralaga ........................................ 87
xv
DAFTAR GAMBAR
Gamabar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian .................................................. 45
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Angket dan Tes Penelitian Sebelum Divaliditas
Lampiran 2. Tabulasi Data Validitas dan Reliabilitas Angket dan Tes
Lampiran 3. Angket dan Tes Penelitan
Lampiran 4. Tabulasi Data Angket dan Tes Penelitian
Lampiran 5. Dokumentasi
Lampiran 6. Surat-Surat
xvii
PENGARUH ASAL SEKOLAH DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
DI KELAS X SMA NW SURALAGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Oleh: Oktavia Warhamni NIM: 15.1.13.6.003
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh asal sekolah dan minat belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan penelitian ex fost facto dengan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan analisis data untuk pengujian hipotesis diperoleh nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (3,401 > 2,093) dan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,003 < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa SMP yang berminat tinggi dengan siswa MTs yang berminat tinggi pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran 2016/2017. Rata-rata hasil belajar untuk SMP lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar MTs yakni 16,70 > 13,91. Artinya hipotesis alternatif (Ha) yang berarati “hasil belajar siswa SMP yang minat belajar tinggi lebih baik dibanding hasil belajar siswa MTs yang minat belajar tinggi pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran 2016/2017”, diterima. Hal ini disebabkan oleh minat belajar siswa SMP yang berminat tinggi didominasi oleh faktor internal sebesar 64,3%, dan siswa MTs sebesar 35,7%. Sedangkan faktor eksternal sebesar 83,3% untuk siswa asal MTs dan sebesar 16,7% untuk siswa asal SMP Kata Kunci: Asal Sekolah, Minat Belajar, Hasil Belajar.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh manusia dengan
tujuan untuk mengembangkan kualitasnya. Pendidikan sebagai suatu kegiatan
yang sadar akan tujuan, maka pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang
berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Tinggi menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Belajar menjadi suatu kegiatan yang paling pokok dalam proses
pendidikan. Tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan dalam proses tersebut
dapat dilihat dari hasil belajarnya. Keberhasilan suatu pendidikan juga tidak bisa
terlepas dari faktor-faktor penunjang dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar dan salah satu aspek pendidikan di sekolah adalah penguasaan materi
pelajaran yang telah diajarkan oleh pendidik. Pendidik dalam hal ini adalah
seorang guru yang bertanggung jawab dalam kesuksesan proses belajar mengajar
dan pembentukan kepribadian siswa.
1Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I, Pasal (1)
ayat (1).
2
Kesuksesan seorang guru biasanya diukur dengan tinggi tidaknya hasil
belajar yang diperoleh oleh siswa. Hasil belajar adalah terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk
pengetahuan, sikap dan keterampilan.2
Hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal
penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan.3 Hasil belajar siswa merupakan hal yang sangat
penting untuk diperhatikan dalam proses belajar mengajar, hal ini dilakukan agar
guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran.
Dengan demikian diharapkan proses pembelajaran dapat memberikan kemudahan
bagi siswa untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.
Untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan, maka perlu diperhatikan
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor internal
dan faktor eksternal.4 Faktor internal meliputi: 1) faktor fisiologis (jasmani) dan,
2) faktor psikologis (tingkat kecerdasan siswa, sikap, bakat, minat, dan motivasi
siswa). Sedangkan faktor eksternal meliputi: 1) faktor lingkungan sosial
(keluarga, guru, teman dan masyarakat). 2) faktor lingkungan non social
(sekolah, sarana prasarana, rumah dan lain sebagainya).
2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta:Bumi Aksara, 2011), h. 30. 3 Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta,
1995), h. 169. 4 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2006), h. 148.
3
Hasil belajar siswa merupakan indikator berhasilnya proses pembelajaran.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya hasil belajar yang diperoleh
oleh siswa juga banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Keberhasilan belajar
tidak hanya dibebankan kepada sekolah, guru, kesediaan sarana prasarana, dan
kualitas proses pembelajaran saja tapi juga tergantung pada kualitas peserta didik
yang akan masuk (in put) ke suatu sekolah. Sebaik apapun sarana prasarana yang
tersedia dan proses pembelajaran yang terjadi akan sulit menghasilkan prestasi
belajar yang maksimal apabila kualitas peserta didik yang rendah.
Minat yang juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
hasil belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran.
Minat adalah “suatu kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan sesuatu”.5 Siswa
yang berminat terhadap kegiatan pembelajaran akan berusaha lebih keras
dibandingkan siswa yang merasa kurang berminat dalam belajar.
Namun, minat tidak hanya berasal dari dalam diri individu atau siswa,
melainkan juga ada faktor luar yang ikut mempengaruhinya yakni minat yang
timbul karena adanya pengaruh dari luar individu. Minat ini sangat dipengaruhi
oleh lingkungan, dorongan orangtua, dan kebiasaan atau adat.6
Adanya perbedaan minat antara siswa yang satu dengan siswa yang lain
menimbulkan keputusan yang berbeda-beda, salah satunya memutuskan dalam
5 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia
Grouf , 2016), h. 57. 6 Ibid., h. 60.
4
memilih sekolah lanjut. Keputusan ini bisa dipengaruhi oleh banyak pihak, seperti
teman, keluarga, guru, sekolah dan juga lingkungan.
Jadi, kemampuan siswa dan kualitas pengajaran mempunyai hubungan
berbanding lurus dengan hasil belajar siswa. Artinya makin tinggi kemampuan
siswa dan kualitas pengajaran, makin tinggi pula hasil belajar siswa.7 Kualitas
pengajaran yang diterima pada jenjang pendidikan siswa sebelumnya juga
menjadi faktor tinggi rendahnya minat dan hasil belajar siswa yang diterima pada
sekolah selanjutnya.
Jenjang pendidikan sebelumnya yakni asal sekolah tempat siswa lulus
sebelum melanjutkan ke jenjang/tingkat pendidian yang lebih tinggi. Asal sekolah
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah SMP dan MTs. Sekolah Menengah
Pertama (disingkat SMP) adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan
formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar (atau sederajat).8 Madrasah
Tsanawiyah (disingkat MTs) adalah jenjang dasar pada pendidikan formal di
Indonesia, setara dengan sekolah menengah pertama, yang pengelolaannya
dilakukan oleh Departemen Agama.9
Siswa yang berasal dari SMP umumnya menerima pelajaran yang lebih
sedikit dibanding dengan siswa yang berasal dari MTs, karena pelajaran agama di
MTs dijabarkan menjadi lebih luas. Siswa SMP yang lebih sedikit mata
7 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensido, 2011), h. 40-41.
8 http://id.m.wikipedia.org/wiki/sekolah_menengah_pertama, diakses tanggal 13 Januari 2017, pukul 15.46 WITA.
9 http://id.m.wikipedia.org/wiki/Madrasah_tsanawiyah, diakses tanggal 13 Januari 2017, pukul 15.59 WITA.
5
pelajarannya tentu akan lebih fokus dalam belajar ilmu umum, salah satunya yaitu
pelajaran IPS Terpadu. Sedangkan di MTs umumnya siswa akan diarahkan lebih
kepada penguasaan ilmu agama dibanding dengan ilmu umum. Hal ini tentu akan
berpengaruh kepada minat dan hasil belajar yang akan diperoleh oleh siswa pada
sekolah tempat ia melanjutkan pendidikannya. Kualitas pengajaran ilmu ekonomi
yang tertuang pada mata pelajaran IPS Terpadu tentu akan lebih baik diterima
oleh siswa SMP dibanding dengan MTs yang lebih ditekankan kepada ilmu-ilmu
agama.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 21-
22 Januari 2017, diketahui bahwa siswa siswi di SMA NW Suralaga kelas X
berjumlah 91 orang dengan latar belakang sekolah yang berbeda-beda, ada yang
berasal dari SMP dan ada yang berasal dari MTs. Jumlah siswa yang berasal dari
SMP sebanyak 44,4%, sedangkan jumlah siswa yang berasal dari MTs sebanyak
56,6%. Siswa kelas X terbagi menjadi empat kelas dengan diajarkan oleh dua
guru ekonomi yang berbeda, masing-masing guru mengampu dua kelas yakni ada
yang mengampu kelas A-B dan ada yang mengampu kelas C-D. Hasil belajar
yang diperoleh pada mata pelajaran ekonomi di dua kelas masing-masing guru
juga berbeda. Berdasarkan hasil belajar siswa pada semester sebelumnya nilai
rata-rata untuk kelas A sebesar 79,6, nilai rata-rata kelas B sebesar 78,8, nilai rata-
rata kelas C sebesar 70,9 dan nilai rata-rata kelas D sebesar 72,1. Secara
keseluruhan dari data yang diperoleh, diketahui nilai rata-rata untuk siswa SMP
sebesar 75,38 dan nilai rata-rata untuk siswa MTs sebesar 75,18.
6
Dari hasil wawancara dengan beberapa orang siswa juga diketahui adanya
beragam motivasi siswa memilih bersekolah di SMA NW Suralaga, seperti
dorongan orang tua, mencari pengalaman baru dan tertarik dengan berbagai
program-program yang ada di sekolah ini.10 Hal ini juga dijelaskan oleh Bapak
Turmawazi selaku Waka Kesiswaan yang mengatakan bahwa di SMA NW
Suralaga memiliki beberapa program yang jarang dimiliki oleh sekolah lain salah
satunya yaitu “Go to Pare”.11 Program ini diberikan kepada siswa yang mendapat
nilai atau hasil belajar yang cukup baik. Keunggulan lain yang dimiliki sekolah
ini yakni adanya program sekolah layak anak, program fullday school, dan ada
beberapa kegiatan lainnya.
Adanya beragam motivasi yang mendorong siswa memilih sekolah
menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Siswa yang
bersekolah sesuai dengan bakat dan keinginannya tentu akan mengikuti proses
pembelajaran dengan baik jika dibandingkan dengan siswa yang bersekolah tidak
sesuai bakatnya atau berdasarkan kemauan orang lain.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk melaksanakan
penelitian dengan judul “Pengaruh Asal Sekolah dan Minat Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X SMA NW Suralaga
Tahun Pelajaran 2016/2017”.
10 Siswa-Siswi, Wawancara, SMA NW Suralaga, 21 Januari 2017. 11 Turmawazi, Wawancara, SMA NW Suralaga, 22 Januari 2017.
7
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah hasil belajar siswa
SMP yang minat belajar tinggi lebih baik dibanding hasil belajar siswa MTs
yang minat tinggi pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA NW Suralaga
Tahun Pelajaran 2016/2017?
2. Batasan Masalah
Agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dan konsisten pada
masalah yang diteliti, maka peneliti memberi batasan masalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini dibatasi pada siswa kelas X di SMA NW Suralaga Tahun
Pelajaran 2016 /2017.
b. Penelitian ini hanya melihat hasil belajar siswa dilihat dari asal sekolah
siswa dengan minat belajar sebagai variabel interveningnya pada mata
pelajaran ekonomi di kelas X SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran
2016/2017 secara umum yang dilihat dari hasil perhitungan instrumen
penelitian tanpa ada perlakuan yang berikan oleh peneliti.
c. Dalam penelitian ini hasil belajar yang diukur hanya dari siswa yang
memiliki minat yang tinggi saja, baik minat siswa yang berasal dari
tamatan SMP maupun minat belajar yang berasal dari tamatan MTs.
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dari masalah yang dikaji, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh asal sekolah dan minat belajar terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA NW Suralaga Tahun
Pelajaran 2016/2017.
2. Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian, diharapkan hasil penelitian ini bisa
memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.
a. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
pengaruh asal sekolah terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi dan dapat menambah khazanah keilmuan serta dapat
memberikan kontribusi pemikiran yang dapat dijadikan acuan atau
rujukan untuk penelitian selanjutnya.
b. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi SMA NW
Suralaga dengan melihat latar belakang pendidikan siswa dan melihat
kesiapan siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
9
D. Telaah Pustaka
Untuk menunjukkan originalitas dari penelitian ini, maka akan
dikemukakan penelitian lain yang relevan dengan variabel yang diteliti. Adapun
penelitian yang relevan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Maryam dengan judul “Pengaruh Asal Sekolah Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Pada Bidang Studi Bahasa Arab di Kelas X SMA Muhamadiyah
Mataram Tahun Ajaran 2009/2010”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asal sekolah
terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi bahasa arab di kelas X SMA
Muhammadiyah Mataram Tahun Ajaran 2009/2010. Jenis penelitian yang
dilaksanakan ini adalah penelitian kuantitatif. Tehnik pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan angket. Tehnik analisis data dilakukan dengan
perhitungan analisis uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh asal sekolah terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi
Bahasa Arab di kelas X SMA Muhammadiyah Mataram Tahun Ajaran
2009/2010. Hal ini dibuktikan dengan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yakni 3,225 > 2,131
dan 2,947. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh asal sekolah
terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi bahasa arab di kelas X SMA
Muhammadiyah Mataram Tahun Ajaran 2009/2010.12
12 Maryam, “Pengaruh Asal Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi
Bahasa Arab di Kelas X SMA Muhammadiyah Mataram Tahun Ajaran 2009/2010” (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2010).
10
Adapun letak persamaan peneliti dengan peneliti sebelumnya ialah
sama-sama meneliti tentang asal sekolah yang berasal dari MTs dan SMP di
kelas X Sekolah Menengah Atas. Metode penelitian juga sama-sama
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis statistik uji t. Namun
letak perbedaan penelitian sebelumnya adalah variabel yang dipengaruhi
yakni prestasi belajar pada mata pelajaran bahasa arab, selain itu lokasi tempat
penelitian juga berbeda yaitu di SMA Muhamadiyah pada Tahun Ajaran
2009/2010.
2. Slamet Budiharjo dengan judul “Pengaruh Asal Sekolah Terhadap Partisipasi
dan Hasil Belajar Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah Mahasiswa Program D III
Teknik Sipil Semester II Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Tahun
Ajaran 2004/2005”.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menjelaskan perbedaan asal
sekolah terhadap pertisipasi dan hasil belajar mata kuliah Ilmu Ukur Tanah
mahasiswa program studi D III Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang. Penelitian ini menggunakan metode expost facto. Populasi
yang digunakan adalah semua mahasiswa program D III Teknik Sipil
Semester II Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Tahun Ajaran
2004/2005. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi
untuk daftar nama mahasiswa, metode tes untuk mengetahui hasil belajar
mahasiswa dan metode observasi untuk mengambil data tentang partisipasi
mahasiswa. Analisa yang digunakan adalah sistem uji t. Berdasarkan analisis
11
data untuk menguji hipotesis pertama diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (5,051 >
1,69), maka hipotesis dinyatakan diterima artinya asal sekolah berpengaruh
terhadap hasil belajar mahasiswa yaitu mahasiswa asal SMK lebih baik hasil
belajarnya dibanding mahasiswa asal SMU. Berdasarkan analisis data untuk
menguji hipotesis kedua diperoleh nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (1,938 > 1,69), maka
hipotesis diterima yang berarti asal sekolah juga berpengaruh terhadap
partisipasi mahasiswa yaitu mahasiswa asal SMK lebih tinggi partisipasinya
dibanding mahasiswa asal SMU.13
Penelitian Slamet Budiraharjo dengan penelitian yang sedang
dilakukan oleh peneliti mempunyai kesamaan salah satu variabel yang diteliti
yaitu sama-sama meneliti tentang asal sekolah dan hasil belajar serta sama-
sama menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan rumus statistik t test.
Namun terdapat beberapa perbedaan yakni salah satu variabel terikat
penelitian terdahulu adalah partisifasi mahasiswa, sedangkan variabel peneliti
adalah minat siswa. Selain itu lokasi penelitian juga berbeda yakni di program
D III Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang sedangkan
peneliti di kelas X SMA.
13 Slamet Budiharjo, “Pengaruh Asal Sekolah Terhadap Partisipasi dan Hasil Belajar Mata
Kuliah Ilmu Ukur Tanah Mahasiswa Program D III Teknik Sipil Semester II Fakultas Teknik UNNES Tahun Ajaran 2004/2005” (Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2005) dalam koleksi.pustakaskripsi.com/dl.php?f=1791.pdf di akses tanggal 14 Januari 2017 pukul 14.05 WITA.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis
1. Asal Sekolah
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Studi Lanjutan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan studi
lanjutan yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang bersumber dalam diri siswa
sendiri. Adapun yang termasuk dalam faktor internal antara lain: a)
kemampuan intelegensi, b) bakat, c) minat, d) sikap, e) kepribadian, f)
nilai dan, g) prestasi.14
a) Kemampuan intelegensi.
Secara luas diakui bahwa ada suatu perbedaan kecepatan dalam
memecahkan masalah, sehingga hal itu memperkuat bahwa
seseorang yang memiliki taraf intelegensi yang tinggi akan lebih
cepat dalam memecahkan masalah dibandingkan dengan seseorang
yang memiliki intelegensi yang sedang-sedang saja atau bahkan
intelegensi di bawah rata-rata.
14 Andi Muhammad Kusri, “Pengaruh Layanan Informasi Peminatan Terhadap Kemantapan
Pilihan Sekolah Lanjutan”, Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling, No. 1, Vol. 2 (Juni 2016), h. 55.
13
b) Bakat
Bakat adalah suatu kualitas yang dimiliki individu untuk
berkembang di masa yang akan datang. Sehingga perlu adanya
penanaman bakat sejak dini sehingga seseorang dapat berkembang
dengan baik, sesuai dengan bakat yang dimiliki.
c) Minat
Minat adalah seperangkat mental yang dimiliki oleh individu
sehingga dapat mengarahkan individu pada pilihan tertentu. Minat
sangat berpengaruh dalam pilihan karier atau sekolah lanjutan.
Karena tidak akan pernah berkembang seseorang apabila mereka
tidak memiliki minat akan suatu pekerjaan. Sama halnya dengan
pemilihan studi lanjut, apabila siswa sudah tidak berminat dengan
sekolah atau jurusan itu maka itu akan membahayakan diri siswa
tersebut.
d) Sikap
Sikap adalah suatu kesiapan individu terhadap hal-hal tertentu.
Dengan sikap yang dimiliki maka individu mempunyai
kecenderungan yang relatif stabil dalam mereaksi terhadap diri
sendiri, orang lain dan lingkungannya.
e) Kepribadian
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda dari orang lain,
bahkan tidak ada seorangpun yang sama. Maka dalam memilih
14
sekolah lanjutanpun akan berbeda dengan kepribadiannya yang
dipengaruhi oleh keadaan fisik maupun psikis, lingkungan
keluarga dan lingkungan masyarakat.
f) Nilai
Nilai sebagai patokan untuk seseorang melakukan tindakan,
individu yang memiliki nilai moral yang tinggi maka akan lebih
bertanggung jawab atas pilihannya dan mengerti konsekuensi dari
pilihannya.
g) Prestasi
Kegemaran pada suatu pelajaran di sekolah akan mempengaruhi
siswa dalam memilih sekolah lanjutan. Misalnya siswa yang
senang pada pelajaran eksak maka dia lebih memilih pada sekolah
lanjutan umum, atau siswa yang gemar pada pelajaran sosial yang
berhubungan dengan seseorang maka dia akan memilih sekolah
kejuruan dengan jurusan yang sesuai dengan bakat dan minatnya.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa,
yakni meliputi faktor-faktor sosial yang terdiri dari keadaan keluarga
dan lingkngan masyarakat.15
15 Ibid.,
15
a) Keadaan keluarga
Fungsi dari keluarga adalah sebagai peletak dasar pendidikan,
keagamaan dan rasa kemauan dan kesukaan, serta sebagai
pendorong dan pemotivasi dalam menentukan dan memilih
sekolah lanjutan dan hasil dari studinya itu.
b) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat yang memang dipandang sebagai suatu
kesatuan yang tidak terlepas dari individu itu berada. Ketika
individu pada lingkungan yang selalu memandang bahwa
pendidikan itu penting dan anak harus sekolah pada sekolah yang
bermutu, maka individu akan memilih sekolah yang menurut
mereka sangat bermutu dan berkualitas. Sedangkan mereka yang
memandang bahwa sekolah hanya sebagai modal untuk bekerja
maka mereka akan memilih sekolah yang biasa-biasa saja, yang
penting bisa sekolah.
2. Minat Belajar Siswa
a. Pengertian Minat
Minat merupakan sesuatu yang pasti ada dalam diri manusia. Di
dalam kondisi belajar juga diperlukan minat dan perhatian siswa sehingga
pembelajaran dapat berlangsung efektif. Secara sederhana minat (interest)
16
berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu.16
Slameto mengatakan bahwa minat adalah rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.17
Sementara itu Ahmad Susanto menegaskan bahwa minat merupakan
dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan
atau perhatian secara efektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek
atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan, dan lama-kelamaan
akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya.18 Hal ini dapat dikatakan
bahwa minat memegang peranan penting dalam menentukan arah, cara
sesorang dalam segala aktivitasnya, termasuk dalam belajar.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat
adalah ketertarikan yang tinggi terhadap sesuatu hal sehingga
menimbulkan rasa suka dan senang terhadap suatu kegiatan atau pekerjaan
yang ia lakukan tanpa ada paksaan dari orang lain. Minat memang tidak
terlepas dari keinginan seseorang untuk mendapatkan apa yang benar-
benar mereka ingin untuk dicapai. Semakin sering minat diekspresikan
dalam kegiatan maka semakin kuatlah keinginan seseorang untuk
mencapai obyek tersebut. Keinginan seseorang tersebut timbul dari rasa
16 Bisri Mustofa, Psikologi Pendidikan: Pendekatan, Orientasi dan Perspektif Baru Sebagai Landasan Pengembangan Strategi dan Proses Pembelajara, Teori dan Praktik (Yogyakarta: Parana Ilmu, 2015), h. 185
17 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 180.
18 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan., h. 58
17
suka atau senang yang memicu seseorang untuk terus ingin memilikinya
atau mempelajarinya. Hal tersebut diikuti oleh perasaan senang dan
kecenderungan untuk mencari obyek yang disenangi.
b. Upaya Meningkatkan Minat Siswa
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling
efektif untuk membangkitkan minat seseorang adalah dengan
memanfaatkan minat-minat yang sudah ada di dalam diri orang tersebut.
Selain minat yang telah ada, Tanner & Tanner dalam bukunya Slameto
menyarankan agar pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru
pada diri siswa, ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada
siswa mengenai hubungan atau suatu bahan pengajaran yang akan
diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya
bagi siswa dimasa yang akan datang.19
Nurkacana dalam bukunya Slameto mengungkapkan cara-cara
seorang guru dalam memeliharanya anak didiknya, antara lain sebagi
berikut:
1) Meningkatkan minat anak-anak. Setiap guru mempunyai kewajiban untuk meingkatkan minat siwanya. Karena minat merupakan komponen penting dalam kehidupan pada umumnya dalam pendidikan, serta pembelajaran di runag kelas pada khususnya.
2) Memelihara minat yang timbul, apabila anak-anak menunjukkan minat yang kecil, maka tugas guru untuk memelihara minat tersebut.
19 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor., h. 181.
18
3) Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik. Sekolah merupaka lembaga yang menyiapakan peserta didik untuk hidup dalam masyarakat, maka sekolah harus mengembangkan aspek-aspek ideal agar anak-anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
4) Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak-anak tentang lanjutan studi atau pekerjaan yang sesuai baginya, minat merupakan bahan pertimbangan untuk mengetahui kesenangan anak, sehingga kecenderungan minat terhadap sesuatu yang baik perlu bimbingan lebih lanjut.20
c. Macam-Macam dan Ciri-Ciri Minat
Minat merupakan faktor yang sangar penting dalam kegiatan
belajar siswa. siswa yang tidak memiliki minat dalam kegiatan belajar
memungkinkan hasil belajar yang negatif. Dengan adanya minat dalam
diri siswa, maka siswa akan merasakan kepuasan batin dari kegiatan
pembelajaran yang ia lakukan. Karena minat memberikan kekuatan atau
dorongan yang dapat meyebabkan seseorang memusatkan perhatiannya
terhadap sesuatu kegiatan dalam hal ini adalah belajar.
Menurut Djaali jenis-jenis minat dibagi berdasarkan orang dan
pilihan kerjanya, yaitu sebagai berikut:
1) Realistis, yaitu orang realistis umumnya mapan, kasar, praktis, berfisik kuat, dan sering sangat atletis, memiliki koordinasi otot yang baik dan terampil.
2) Investigatif, yaitu orang investigatif termasuk orang yang berorientasi keilmuan.
3) Artistik, yaitu orang yang menyukai hal-hal yang tidak terstuktur, bebas, memiliki kesempatan bereaksi, sangat membutuhkan suasana yang dapat mengekspresikan sesuatu secara individual, sangat kreatif dalam bidang seni dan musik.
20 Ahmad Susanto, Teori Belajar., h.67-68.
19
4) Sosial, yaitu orang yang dapat bergaul, bertanggung jawab, berkemanusiaan, dan sering alim, suka bekerja dalam kelompok, senang menjadi pusat perhatian kelompok, memiliki kemampuan verbal, terampil bergaul, menghindari pemecahan masalah secara intelektual, suka memecahkan masalah yang ada kaitannya dengan perasaan, menyukai kegiatan menginformasikan, melatih, dan mengajar.
5) Enterprising, yaitu orang yang cenderung menguasai atau memimpin orang lain, memiliki keterampilan verbal untuk berdagang, memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan organisasi, agresif, percaya diri, dan umumnya sangat aktif.
6) Konvensional, yaitu orang konvensional menyukai lingkungan yang sangat tertib, menyenangi komunikasi verbal, senang kegiatan yang berhubungan dengan angka, sangat efektif menyelsaikan tugas yang berstuktur tetapi menghindari situasi yang tidak menentu, menyatakan diri orang yang setia, patuh, praktis, tenang, tertib, efisien: mereka mengidentifikasi diri dengan kekuasaan dan materi.21
Berbeda dengan Kuder dalam Ahmad Susanto yang
mengelompokkan jenis-jenis minat menjadi sepuluh macam, antara lain:
1) Minat terhadap alam sekitar, yaitu minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan alam, binatang dan tumbuhan.
2) Minat mekanis, yaitu minat terhadap pekerjaan yang bertalian dengan mesin-mesin atau alat mekanik.
3) Minat hitung-menghitung, yaitu minat terhadap pekerjaan yang membutuhkan perhitungan.
4) Minat terhadap ilmu pengetahuan, yaitu minat untuk menemukan fakta-fakta baru dan pemecahan problem.
5) Minat persuasif, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan untuk mempengaruhi orang lain.
6) Minat seni, minat terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan kesenian, kerajinan, dan kreasi tangan.
7) Minat leterer, yaitu minat yang berhubungan dengan masalah-masalah membaca dan menulis berbagai karangan.
8) Minat musik, yaitu minat terhadap masalah-masalah musik. 9) Minat layanan sosial, yaitu minat yang berhubungan degan
pekerjaan untuk membantu orang lain.
21 Djaali, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 123-124.
20
10) Minat krekikal, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan administratif.22
Setiap individu memiliki perbedaan dalam berbagai hal, misalnya
pada minatnya perbedaan itu dapat diketahui melalui gejala-gejala yang
dimunculkan oleh individu itu sendiri. Dalam penelitian ini, ada beberapa
hal yang menyebabkan seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu
bila individu tersebut memiliki beberapa unsur, antara lain: 1) perasaan
senang, 2) pemusatan perhatian dalam belajar, 3) perasaan tertarik, 4) giat
belajar, dan 5) mengerjakan tugas.23
1) Perasaan Senang
Perasaan adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat
mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa senang dan
tidak senang.24 Seseorang yang memiliki perasaan senang atau suka
dengan sesuatu, maka ia cenderung mengetahui antara perasaan
dengan minat. Siswa yang berminat terhadap pelajaran ekonomi ia
akan merasa senang dalam membaca dan mengkaji hal-hal yang
dianggap menarik. Ia akan mempelajari pelajaran tersebut dengan
antusias tanpa ada beban paksaan dari siapun didalam dirinya.
22 Ahmad Susanto, Teori Belajar., h.61-62. 23 Ika Nurjanah, “Hubungan Minat Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
IPS SMPN 87 Jakarta Tahun Ajaran 2014/2015” (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015) dalam http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29446/3/Ika%20Nurjanah%20-%20FITK.pdf diakses tanggal 30 Maret 2017 pukul 10.42 WITA.
24 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar Edisi Revisi (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 38.
21
2) Pemusatan Perhatian dalam Belajar
Perhatian menjadi salah satu faktor penting dalam kegiatan
belajar. Menurut Sardiman perhatian merupakan pemusatan energi
psikis yang tertuju kepada suatu objek pelajaran atau dapat dikatakan
sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas
belajar.25 Dengan kata lain seseorang yang menaruh minat pada suatu
hal akan memberikan perhatian yang besar.
Siswa yang mempunyai perhatian terhadap bahan yang
dipelajarinya secara sadar maupun tidak pada obyek tertentu, biasanya
dapat membangkitkan minat pada obyek tersebut. Jadi dapat dikatakan
bahwa siswa yang menaruh minat pada suatu mata pelajaran seperti
ekonomi maka dia akan lebih memperhatikannya. Namun sebaliknya,
jika siswa tersebut tidak berminat, maka perhatian pada mata pelajaran
tersebut cenderung malas, bosan dan tidak lagi suka belajar. Dengan
demikian siswa yang tidak menaruh perhatian pada mata pelajaran
ekonomi, maka sulitlah mereka dapat belajar dengan baik.
3) Perasaan Tertarik
Perasaan tertarik dapat menyebabkan hasil belajar lebih baik,
karena minat berhubungan dengan gaya gerak seseorang yang dapat
menimbulkan rasa tertarik pada orang, benda, atau kegiatan apapun.
25 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.
45.
22
Hal ini menunjukkan ada yang mengembangkan minatnya terhadap
mata pelajaran tersebut karena adanya pengaruh dari guru pengajar
dan bahan ajar yang menarik. Siswa yang memiliki minat yang tinggi
terhadap salah mata pelajaran akan terdapat kecenderungan yang kuat
dan tertarik untuk mempelajarinya dan menggali hal-hal yang tidak
dimengerti. Menyukai guru yang mengajarkan serta mata pelajaran
yang diajarkan. Sehingga perasaan tertarik merupakan indikator yang
menunjukan minat seseorang.
4) Giat Belajar
Belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang
dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahaman atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan
seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam
berpikir, merasa maupun dalam bertindak.26 Seseorang yang giat
belajar dan tekun dalam mempelajari sesuatu maka akan lebih
bersungguh-sunguh dalam mengerjakannya dan akan mendapatkan
hasil belajar yang maksimal.
Siswa dengan minat yang tinggi akan merasa bahwa pelajaran
yang diberikan disekolah sangatlah terbatas waktunya, sehingga ia
perlu untuk mencari pengetahuan lain diluar jam pelajaran. Dan siswa
akan merasa semangat jika mempelajari mata pelajaran tersebut
26 Ahmad Susanto, Teori Belajar., h. 4.
23
sehingga terus menggali pengetahuan yang ada dilingkungan
sekitarnya.
5) Mengerjakan Tugas
Mengerjakan tugas yang diberikan guru merupakan salah satu
indikator yang menunjukan adanya minat pada siswa. Karena tugas
yang diberikan guru bertujuan untuk memperdalam kemampuan siswa.
Siswa yang memiliki minat yang tinggi akan menyadari pentingnya
mengerjakan tugas dari guru. Siswa yang berminat terhadap suatu
mata pelajaran maka ia akan mengerjakan tugas dengan sungguh-
sungguh dan sebaliknya jika siswa yang tidak berminat atau cuek
terhadap suatu mata pelajaran maka ia mengerjakan tugas dengan tidak
maksimal karena di dalam dirinya tidak ada kecenderungan suka pada
mata pelajaran tersebut.
Selanjutnya dalam hubungannya dengan ciri-ciri minat, Elizabet
Hurlock dalam Ahmad menyebutkan ada tujuh ciri-ciri minat yaitu
sebagai berikut:
1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental. Misalnya perubahan minat dalam hubungannya dengan perubahan usia.
2) Minat tergantung pada kegiatan belajar. Kesiapan belajar merupakan salah satu penyebab meningkatnya minat seseorang.
3) Minat tergantung pada kesempatan belajar. Kesempatan belajar merupakan faktor yang sangat berharga, sebab tidaksemua orang dapat menikmatinya.
4) Perkembangan minat mungkin terbatas. Keterbatasan ini mungkin dikarenakan keadaan fisik yang tidak memungkinkan.
24
5) Minat dipengaruhi oleh budaya. Budaya sangat memengaruhi, sebab jika budaya sudah luntur mungkin minat juga ikut luntur.
6) Minat berbobot emosional. Minat berhubungan dengan perasaan, maksudnya bila suatu objek dihayati sebagai sesuatu yang sangat berharga maka akan timbul perasaan senang yang akhirnya dapat diminatnya.
7) Minat berbobot egosentris, artinya jika seseorang senang terhadap sesuatu, maka akan timbul hasrat untuk memilikinya.27
Minat memiliki banyak jenis dan ciri-ciri. Masing-masing jenis
dan ciri-ciri minat ini mempengaruhi kegiatan seseorang, khususnya
kegiatan belajar. Jika kegiatan belajar selalu disertai minat maka tidak
dapat dipungkiri seseorang akan mendapatkan hasil yang memuaskan
terhadap kegiatan belajarnya. Berbeda halnya jika kegiatan belajar tanpa
disertai minat, maka secara otomatis pula kegiatan belajar akan terasa
membosankan dan tidak akan memperoleh hasil yang memuaskan
terhadap pengalaman dan perubahan tingkah laku pada diri seseorang
tersebut.
d. Minat Siswa dalam Memilih Sekolah/Madrasah
Perencanaan dalam pemilihan sekolah lanjutan atas perlu
dipikirkan matang-matang oleh peserta didik supaya pada nantinya
mereka tidak salah memilih sekolah yang sesuai dengan minat dan
kemampuan peserta didik itu sendiri. Ada perbedaan minat antara siswa
yang satu dengan yang lain, ada siswa yang berminat tinggi dan ada siswa
27 Ibid., h. 62.
25
yang berminat rendah. Dalam pemilihan sekolah lanjut tentu minat dalam
memilih juga berbeda-beda.
Menurut Hurlock yang dikutip oleh Cicih Purwanti ada beberapa
faktor yang mempengaruhi minat siswa pada studi lanjut, sebagai berikut:
1) Pengalaman dini sekolah, yaitu anak yang secara fisik dan intelektual telah siap untuk sekolah mempunyai sikap yang lebih positif terhadap sekolah dibandingkan anak yang belum siap untuk sekolah.
2) Pengaruh orang tua, yaitu orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap sekolah secara umum dan juga sikap mereka terhadap pentingnya pendidikan, belajar, terhadap berbagai mata pelajaran, dan terhadap para guru.
3) Sikap saudara kandung, yaitu sikap saudara kandung yang lebih besar mempunyai pengaruh yang sama pada sikap anak terhadap sekolah seperti orang tua, sebaliknya sikap saudara kandung yang lebih muda relatif tidak penting.
4) Sikap teman sebaya, yaitu minat dan sikap terhadap sekolah dan kegiatanya sangat dipengaruhi oleh teman sebaya, agar anak diterima oleh kelompok teman sebaya maka anak harus belajar bahwa ia harus menerima minat dan nilai kelompok.
5) Penerimaan oleh kelompok teman sebaya, yaitu kurangnya penerimaan oleh teman sebaya tidak dapat diimbangi dengan hubungan yang baik dengan guru dan nilai yang bagus.
6) Keberhasilan akademik, yaitu besarnya pengaruh keberhasilan akademik pada sikap anak terhadap sekolah akan bergantung pada besarnya nilai keberhasilan akademik dalam kelompok teman sebaya. Keberhasilan dapat dijadikan lambang status dalam kelompok teman sebaya.
7) Sikap terhadap pekerjaan, yaitu bila anak yang dibesarkan oleh orang tua yang berpendapat bahwa anak harus bebas dan bahagia akan mengembangkan sikap negatif tetapi dengan kenaikan kelas mengharuskan anak belajar mengerjakan pekerjaan rumah menimbulkan rasa tidak suka anak terhadap sekolah.
8) Hubungan guru dan murid, yaitu tingkat minat anak terhadap sekolah dipengaruhi sikapnya terhadap guru.
26
9) Suasana emosional sekolah, yaitu suasana emosional sekolah dipengaruhi sikap guru dan jenis disiplin yang digunakan.28
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yang selalu dialami oleh siswa di
sekolah. Kegiatan belajar merupakan hal yang paling pokok yang harus
dilakukan oleh seorang siswa karena kegiatan belajar merupakan bagian
yang tidak dapat terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut
ilmu di lembaga pendidikan formal.
Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu
yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif.29 Pendapat yang senada juga
dikemukakan oleh Slameto yang mengatakan bahwa belajar merupakan
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.30
Selain itu, pendapat lain menyatakan belajar itu senantiasa
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian
28 Cicih Purwanti, “Meningkatkan Minat Studi Lanjut ke SMK Melalui Layanan Informasi
Karier pada Siswa kelas VIII SMPN 2 Salem Kabupaten Brebes Tahun Ajaran 2012/2013” (Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2013) dalam lib.unnes.ac.id/17334/1/1301408075.pdf diakses tanggal 10 Maret 2017 pukul 09:53 WITA.
29 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 90.
30 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor., h. 2.
27
kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru
dan lain sebagainya.31
Dari beberapa teori yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu usaha dalam proses perubahan tingkah laku
individu yang baru secara keseluruhan dengan serangkaian kegiatan
sebagai hasil dari pengalaman dan interaksinya dengan lingungan yang
melibatkan proses kognitif. Perubahan tingkah laku yang didapatkan oleh
peserta didik harus benar-benar merupakan kegiatan belajar, contohnya
membaca, mengamati dan lain sebagainya. Perubahan yang terjadi akibat
pertumbuhan, mabuk, lelah dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai
proses belajar.
Jadi, Belajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan individu
secara keseluruhan, baik fisik maupun psikis untuk mencapai suatu tujuan.
Tujuan belajar secara umum adalah untuk mencapai perubahan dalam
tingkah laku orang yang belajar. Perubahan tersebut tentu harus yang
bersifat positif yang dapat membantu proses perkembangan.
b. Pengertian Hasil Belajar
Dalam pendidikan, hasil belajar merupakan faktor yang sangat
penting untuk diperhatikan oleh setiap guru, karena hasil belajar yang
dicapai siswa menunjukan seberapa jauh penguasaan dan pemahaman
materi yang diterima dan mencerminkan berhasil tidaknya guru dalam
31 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi., h. 20.
28
mengajar. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, maka setiap proses perlu
diadakan evaluasi.
Hasil belajar berasal dari dua kata yaitu “hasil” dan “belajar”.
Hasil (product) merupakan suatu perolehan akibat dilakukannya suatu
aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara
fungsional.32 Sedangkan belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah
laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.33
Hamalik memberikan pengertian tentang hasil belajar yaitu sebagai
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang, misalnya dari tidak
tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.34
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata hasil belajar merupakan
realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau
kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar seseorang
dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan
pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik.35
Dari beberapa pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa
hasil belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai melalui proses belajar
dengan melibatkan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor atau
32 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 44. 33 Bisri Mustofa, Psikologi Pendidikan., h. 133. 34 Oemar, Proses Belajar., h. 30. 35 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2011), h. 102-103.
29
melalui interaksinya dengan lingkungan guna memperoleh pengetahuan
yang akan menimbulkan tingkah laku sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai hasil usaha maksimum
yang telah dilakukan oleh siswa setelah mengalami proses belajar dalam
mempelajari materi pelajaran tertentu. Hasil belajar tidak mutlak berupa
nilai saja, akan tetapi dapat berupa perubahan positif seperti peningkatan
sikap, kebiasaan, pengetahuan, keuletan, penalaran, kedisiplinan,
keterampilan dan lain sebagainya.
Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran. Karena tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan
pembelajaran adalah hasil belajar. Hasil belajar menunjukkan kemampuan
siswa yang sebenarnya yang telah mengalami proses pengalihan ilmu
pengetahuan dari seseorang yang dapat dikatakan dewasa. Jadi dengan
adanya hasil belajar, orang dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat
menangkap dan memahami materi pelajaran yang telah diajarkan. Melalui
hal itu guru dapat menentukan strategi belajar mengajar yang lebih baik
lagi.
c. Indikator Hasil Belajar
Pada prinsipnya, hasil belajar ideal meliputi segenap ranah
psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar
siswa baik yang berdimensi cipta, rasa maupun karsa. Kunci pokok untuk
memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah mengetahui garis
30
besar indikator dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diukur.
Benjamin S. Bloom berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang hendak
dicapai digolongkan menjadi tiga bidang, yakni, bidang kognitif, bidang
afektif, bidang psikomotor.36
1) Ranah Kognitif
Ranah Kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak).37 Menurut Bloom, segala yang berkaitan dengan aktifitas yang
menyangkut otak termasuk ke dalam ranah kogitif. Misalnya,
kemampuan berpikir, menghafal, memahami, mengaplikasikan,
menganalasis, mengevaluasi dan lain sebaginya.
Ranah kognitif terdiri dari enam aspek, mulai dari jenjang terendah
sampai pada jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang tersebut
antara lain: (1) Pengetahuan (knowledge), (2) Pemahaman, (3)
Aplikasi, (4) Analisis, (5) Sintesis dan, (6) Evaluasi.38
a) Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk
mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang
nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa
mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
36 Nana, Dasar-Dasar Proses., h. 46. 37 Muhammad Nurman, Evaluasi Pendidikan (Mataram: Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Mataram, 2015), h. 28. 38 Ibid., h. 29-30.
31
Pengetahuan adalah kemampuan yang paling rendah tetapi
paling dasar dalam kawasan kognitif. Contoh pengetahuan seperti:
menceritakan apa yang terjadi, mengemukakan arti, menentukan
lokasi, mendeskripsikan sesuatu, dan menguraikan apa yang
terjadi.
b) Pemahaman
Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
Memahami berarti megetahui tentang sesuatu dari berbagi segi dan
melihat sesuatu dari berbagai segi. Seorang siswa dikatakan paham
apabila ia dapat memberikan penjelasan yang rinci dengan
menggunakan kata-katanya sendiri.
Pemahaman merupakan jenjang berfikir lebih tinggi setingkat
dari pengetahuan. Contoh pemahaman seperti: mengungkapkan
gagasan dengan kata-kata sendiri, menjelaskan gagasan pokok dan
menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.
c) Aplikasi
Aplikasi adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan
atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode,
prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam
situasi yang baru dan kongkret.
32
Aplikasi merupakan pengetahuan untuk menyelesaikan
masalah dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun
contoh aplikasi seperti: melakukan percobaan, menghitung
kebutuhan, dan membuat peta.
d) Analisis
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian
yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-
bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor yang
lainnya.
Adapun contoh analisis seperti: merumuskan masalah,
mengajukan pertanyaan untuk memperoleh informasi, merenungi
dengan baik wujud nyata dari kedisiplinan seseorang dirumah,
sekolah ataupun masyarakat.
e) Sintesis
Sintesis adalah suatu proses yang memadukan bagian-bagian
atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu
pola yang berstrutur atau berbentuk pola baru. Contohnya
menentukan solusi masalah, menciptakan produk baru dan
merancang model mobil mainan.
33
f) Evaluasi
Evaluasi adalah kemampuan sesorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika
seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu
memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan
atau kriteria yang ada. Contohnya: memilih solusi yang terbaik,
menulis laporan, dan mempertahankan pendapat.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif merupakan ranah yang berkaitan dengan sikap
dan nilai. Ranah afektif dibagi menjadi lima jenjang antara lain:
(1) Receiving, (2) Responding, (3) Valuing, (4) Organization dan,
(5) Characterization by a value or value complex.39
a) Receiving
Receiving adalah kepekaan seseorang dalam menerima
rangsangan dari luar, yang datang kepada dirinya dalam bentuk
masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
b) Responding
Responding yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan
membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.
39 Ibid., h. 32-33.
34
c) Valuing
Valuing artinya memberikan nilai atau memberikan
penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek. Peserta didik
tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah
berkemampuan untuk menilai konsep, yaitu baik atau buruk.
d) Organization
Organization artinya mempertemukan perbedaan nilai
sehingga berbentuk nilai baru yang lebih universal, yang
membawa kepada perbaikan umum.
e) Characterization by a value or value complex
Characterization by a value or value complex yaitu
keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Jadi, pada
tahap ini peserta didik mampu mengontrol tingkah lakunya dalam
waktu yang cukup lama hingga menjadi sebuah karakter.
3) Ranah psikomotor
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan
keterampilan seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.40 Hasil
belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi enam tahap, yaitu:
a) Gerakan refleks adalah respon motorik atau gerak tanpa sadar yang muncul ketika bayi lahir.
40 Ibid., h. 38.
35
b) Gerakan dasar adalah gerakan yang mengarah pada keterampilan komplek yang khusus.
c) Kemampuan perseptual adalah kombinasi kemampuan kognitif dan motorik atau gerak.
d) Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk mengembangkan gerakan terampil.
e) Gerakan terampil adalah gerakan yang memerlukan belajar, seperti keterampilan dalam olah raga.
f) Komunikasi nondiskursif adalah kemampuan berkomunikasi dengan menggukan gerakan.41
Dari penjelasan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa dalam
hasil belajar harus dapat mengembangkan tiga ranah yaitu: ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor. Dalam penelitian ini difokuskan pada salah satu
ranah dalam teori hasil belajar yaitu pada ranah kognitif.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Individu yang satu dengan individu yang lain mempunyai
perbedaan apabila dilihat dari prestasi belajar yang dicapai oleh setiap
individu dalam suatu kelompok. Ada yang memiliki prestasi belajar yang
tinggi dan ada pula yang memiliki prestasi belajar yang rendah. Untuk
mencapai hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu
diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor
utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari
luar diri siswa atau faktor lingkungan.42
41 Ibid., 42 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses., h. 39.
36
Adapun faktor-fakror yang dapat mempengaruhi hasil belajar dapat
dijabarkan melalui uraian berikut:
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa yang berada pada dalam diri individu yang bersangkutan. Faktor
internal mencakup seluruh diri pribadi termasuk fisik maupun mental
atau psio-fisiknya yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya
seseorang dalam belajar yakni faktor fisiologis dan psikologis.
a) Aspek fisiologis (jasmaniah)
Faktor jasmaniah ini adalah berkaitan dengan kondisi pada
organ-organ tubuh manusia yang berpengaruh pada kesehatan
manusia.
Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat
kesehatan indra pendengar dan indra penglihatan juga sangat
mempengaruhi kemapuan siswa dalam menyerap informasi dan
pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.43
b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari sifat
bawaan siswa dari lahir maupun dari apa yang telah diperoleh dari
proses belajar.
43 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan., h. 145.
37
Ada beberapa faktor yang tercakup dalam faktor psikologis
anata lain:
(1) Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan untuk menghadapi dan
menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan
efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak
secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan
cepat.44
Kecerdasan mempunyai pengaruh yang besar terhadap
kemajuan belajar. Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan
yang tinggi akan lebih berhasil dibandingkan dengan siswa
yang memiliki tingkat kecerdasan yang rendah.
(2) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang.45
Jadi bakat itu mempengaruhi hasil belajar. Jika bahan
pelajran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka
siswa tersebut akan jauh lebih mudah menyerap bahan
pelajaran tersebut sehingga hasil belajarnya lebih baik.
44 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor., h. 56. 45 Bisri, Psikologi Pendidikan., h. 184.
38
(3) Perhatian
Perhatian menurut Gazali yang dikutip oleh Slameto yaitu
keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata
tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan
objek.46
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa
harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya,
jika bahan pelajaran tidak menarik perhatian siswa, maka akan
timbul kebosaan sehingga menyebabkan ia tidak lagi suka
belajar.
(4) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.47 Berbeda
dengan perhatian yang sifatnya sementara dan tidak semua
diikuti dengan perasaan yang senang, namun minat selalu
diikuti dengan perasaan senang dan memperoleh kepuasan.
Minat mempunyai pengaruh besar dalam kegiatan belajar.
Apabila siswa mempunyai minat yang tinggi terhadap suatu
hal, maka siswa akan terus berusaha untuk melakukan,
sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai.
46 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor., h. 56 47 Ibid., h. 57.
39
(5) Motivasi Siswa
Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia
ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.48
Motivasi merupakan faktor yang penting dalam belajar, karena
motivasi mampu memberi semangat pada diri siswa dalam
kegiatan belajarnya.
(6) Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara
yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif.49
Sikap siswa yang positif terhadap materi yang disajkan
menjadi pertanda baik bagi proses pembelajaran siswa. jika
sikap siswa negatif terhadap materi yang di sajikan maka dapat
menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar
individu yang bersangkutan. Adapun faktor eksternal yang dapat
48 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan., h. 134. 49 Ibid., h. 132.
40
mempengaruhi belajar ada tiga, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah
dan faktor masyarakat.50
a) Faktor lingkungan keluarga
Keluarga merupakan tempat anak pertama kali menerima
pendidikan, karena di dalam keluarga anak tumbuh dan
berkembang dengan baik. Secara langsung ataupun tidak langsung
keberadaan keluarga menjadi hal yang sangat mempengaruhi hasil
belajar anak.
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.51
b) Faktor sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama
yang sangat penting dalam menentukan hasil belajar siswa, karena
sekolah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
Lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk
belajar dengan lebih giat.
Dalam lingkungan sekolah banyak sekali faktor-faktor
yang mempengaruhi aktifitas belajar siswa. Hal ini secara tidak
langsung akan berdampak kepada prestasi siswa.
50 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor., h. 60. 51 Ibid.,
41
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar yaitu, metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,
standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas
rumah.52
c) Lingkungan masyarakat
Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga
mempengaruhi hasil belajar siswa. Lingkungan masyarakat dapat
membentuk kepribadian anak, karena dalam kehidupan sehari-hari
seorang anak akan menyesuaikan kebiasaanya dengan lingkungan.
Hal-hal yang mempengaruhi belajar siswa dalam
masyarakat antara lain: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass
media, teman bergaul dan bentuk bentuk kehidupan masyarakat.53
Oleh karena itu, apabila siswa bertempat tinggal di
lingkungan masyarakat yang rajin, maka siswa akan cenderung
menjadi anak yang rajin, karena masyarakat yang ada
disekelilingnya adalah orang-orang yang rajin. Sebaliknya apabila
siswa berada pada suatu lingkungan masyarakat yang malas
belajar, maka kemungkinan besar akan menghambat prestasi
belajar siswa.
52 Ibid., h. 64. 53 Ibid., h. 70.
42
4. Pembelajaran Ekonomi di SMA
a. Pengertian Pembelajaran Ekonomi
Pembelajaran ekonomi adalah tentang perilaku dan tindakan
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan
berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan
kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi.54 Ilmu ekonomi dibatasi
dan difokuskan pada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar
peserta didik saja, sehingga peserta didik mampu merekam peristiwa
ekonomi yang terjadi di lingkungan mereka dan dapat mengambil manfaat
untuk kehidupannya yang lebih baik.
b. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Ekonomi
Fungsi pembelajaran ekonomi di SMA dan MA adalah:
mengembangkan kemampuan siswa untuk berekonomi, dengan cara
mengenal berbagaikenyataan dan peristiwa ekonomi, memahami konsep
dan teori serta berlatih dalam memecahkan masalah ekonomi yang terjadi
di lingkungan masyarakat.55
Pembelajaran ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
54 Sapriyadi, Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2015), h. 212. 55 Repository.uin-suska.ac.id/4454/3/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 17 Maret 2017
pukul 20.21 WITA.
43
1) Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat dan negara.
2) Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk memahami ilmu ekonomi.
3) Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akutansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat dan negara.
4) Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik, dalam skala nasional maupun internasional.56
c. Materi Pembelajaran Ekonomi
Adapun materi pembelajaran ekonomi terutama pembelajaran
ekonomi di SMA khusunya SMA kelas X adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Materi Pelajaran Ekonomi kelas X
No Materi Semester I Materi Semester II 1 Memahami Permasalahan
Ekonomi Kebijakan Ekonomi Pemerintah (Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro)
2 Peran Pelaku Kegiatan Ekonomi
Pendapatan Nasional
3 Permintaan dan Penawaran
Inflasi dan Indeks Harga
4 Pasar Konsumsi, Tabungan dan Investasi
5 Uang dan Perbankan
B. Kerangka Berpikir
Hasil belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai melalui proses belajar
dengan melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor atau melalui
interaksinya dengan lingkungannya untuk memperoleh pengetahuan yang akan
56 Sapriyadi, Pendidikan IPS., h. 213.
44
menimbulkan tingkah laku sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sedangkan minat
adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada
yang menyuruh
Hasil belajar dan minat siswa mempunyai peranan yang sangat penting
didalam proses pembelajaran karena menunjukkan perasaan dan kemampuan
siswa yang sebenarnya setelah mengalamai proses pengalihan ilmu dari seseorang
kepada orang lain. Hasil belajar dapat mengetahui sejauh mana siswa memahami
pelajaran. Sedangkan melalui minat seseorang dapat menunjukkan ketekunan
dalam belajar guna mendapatkan hasil yang baik.
Pada umumnya, hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh
dua faktor utama yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang berada di dalam diri siswa sendiri. Faktor internal
mencakup aspek fisiologis dan aspek psikologis yang terdiri dari intelegensi,
bakat, perhatian, minat, motivasi serta sikap siswa. Sedangkan faktor eksternal
merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa yang terdiri dari faktor
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat
penting dalam menentukan hasil belajar siswa, karena sekolah merupakan tempat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Sekolah tempat siswa menempuh
pendidikan sebelumnya juga sangat mempengaruhi minat dan hasil belajar siswa.
Hal ini dikarenakan semakin bagus asal sekolah tempat siswa belajar maka akan
semakin tinggi minat siswa terhadap suatu sekolah dan akan semakin baik hasil
45
belajarnya. Sebaliknya, jika asal sekolah siswa kurang bagus maka akan rendah
pula minat dan hasil belajarnya.
Asal sekolah yang dimaksud adalah SMP dan MTs. SMP adalah jenjang
pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar
(atau sederajat). MTs adalah jenjang dasar pada pendidikan formal di Indonesia,
setara dengan sekolah menengah pertama, yang pengelolaannya dilakukan oleh
Departemen Agama. Jadi, latar belakang pendidikan yang berbeda tentu akan
berdampak pada pengetahuan yang diterima oleh masing-masing siswa yang
dapat dilihat minatnya dalam belajar, sehingga minat belajar yang tinggi akan
mempengaruhi hasil belajarnya.
Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar pada
mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran
2016/2017. Sedangkan yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah
asal sekolah siswa dengan minat siswa sebagai variabel intervening.
Keterangan:
X = Variabel Bebas (Asal Sekolah)
Z = Variabel Intervening (Minat Siswa)
Y = Variabel Terikat (Hasil Belajar)
Hasil Belajar
Siswa (Y) Minat Siswa
(Z) Asal Sekolah
(X)
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian
Gambar 1
Kerangka Berfikir Penelitian
46
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data.57 Sedangkan menurut Arikunto
hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.58
Dari uraian diatas, peneliti menyimpulkan hipotesis adalah jawaban
sementara dari masalah yang diteliti sementara bukti-bukti yang lain dapat
terkumpul.
Rumusan hipotesis yang digunakan adalah dengan uji satu pihak yakni uji
pihak kanan. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitan ini yaitu:
1. Hipotesis Nol (H0)
“Hasil belajar siswa SMP yang minat belajar tinggi lebih rendah atau sama
dengan hasil belajar siswa MTs yang minat belajar tinggi pada mata pelajaran
ekonomi di kelas X SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran 2016/2017”.
57 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 96. 58Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta,2010 ), h.110
47
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
“Hasil belajar siswa SMP yang minat belajar tinggi lebih baik dibanding hasil
belajar siswa MTs yang minat belajar tinggi pada mata pelajaran ekonomi di
kelas X SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran 2016/2017”.
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain dan Pendekatan Penelitian
Langkah awal yang harus dilaksanakan oleh peneliti dalam melaksanakan
penelitian adalah menentukan dan menyusun rancangan atau desain penelitian.
Desain penelitian merupakan semua proses yang diperlukan dalam perencaaan
dan pelaksanaan penelitian.59 Dalam suatu penelitian, desain penelitian memiliki
peranan penting karena dapat menggambarkan bagaimana penelitian itu
dilaksanakan.
Sehubungan dengan itu maka pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan diteliti dengan memperhatikan
tujuan yang ingin dicapai serta manfaatnya, maka dalam penelitian ini peneliti
menggunakan penelitian ex post facto dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan
kuantitatif merupakan sebuah paradigma dalam penelitian yang memandang
kebenaran sebagai sesuatu yang tuggal, objektif, universal dan dapat
diverifikasi.60 Penelitian ini merupakan suatu proses menemukan pengetahuan
yang menggunakan data yang berupa angka sebagai alat untuk menemukan
keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Karena data yang diperoleh
berupa angka-angka maka data diproses dengan cara menghimpun, mengatur,
59 Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2011), h. 84. 60 Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2008), h. 164.
49
menyusun, mengolah, menyajikan dan menganalisa. Kemudian setelah melalui
proses di atas, dari data-data tersebut akan ditarik suatu kesimpulan.
Penelitian ex post facto adalah penelitian dimana variabel-variabel bebas
telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu
penelitian.61 Nana Sudjana juga berpendapat penelitian ex post facto
menunjukkan kepada perlakuan atau manipulasi variabel bebas X telah terjadi
sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu memberikan perlakuan lagi, tinggal
melihat efeknya pada variabel terikat.62 Jadi, dalam penelitian ini perbedaan-
perbedaan dalam variabel bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian secara
alami. Dalam penelitian ex post facto peneliti tidak memberikan perlakuan
terhadap subjek penelitian.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Suharsimi populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.63
Pendapat lain dikemukakan oleh Sugiyono bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.64
61Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam
Penelitian (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2010), h. 24. 62 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2012), h. 56. 63 Suharsimi, Prosedur Penelitian., h. 173. 64 Sugiyono, Metode Penelitian., h. 117.
50
Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa populasi adalah
keseluruhan dari subjek yang akan diteliti, tidak hanya orang atau manusia
tetapi juga bisa berupa hewan, tumbuhan, gejala, sikap hidup maupun benda-
benda lainnya yang menjadi subjek penelitian. Populasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada subyek yang akan diukur, tetapi meliputi seluruh
karakter atau sifat yang dimiliki oleh subyek tersebut.
Adapun populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas X SMA NW Suralaga dengan jumlah keseluruhannya adalah 91
siswa dengan rincian 44 siswa laki-laki dan 47 siswa perempuan yang terbagi
menjadi 4 (empat) kelas dengan siswa yang berasal dari SMP sebanyak 40
siswa dan yang berasal dari MTs sebanyak 51 siswa.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi.65 Sedangkan menurut
Sugiyono sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.66 Jadi berdasarkan pendapat tersebut dapat di
simpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang dapat mewakili
populasi.
Berpedoman dengan pendapat Suharsimi yang mengatakan bahwa “sebagai ancer-ancer, jika peneliti mempunyai beberapa ratus subjek dalam populasi, mereka dapat menentukan lebih kurang 25-30% dari jumlah subjek tersebut. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya meliputi antara 100 hingga 150 orang, dan dalam pengumpulan data
65Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)
h.119. 66 Sugiyono, Metode Penelitian., h. 81.
51
peneliti menggunakan angket, sebaiknya subjek sejumlah itu diambil seluruhnya. Akan tetapi apabila peneliti menggunakan tehnik wawancara (interview) atau pengamatan (observasi), jumlah tersebut dapat dikurangi menurut tehnik pengambilan sampel sesuai dengan kemampuan peneliti.67
Berdasarkan pedoman di atas, maka dalam penelitian ini peneliti tidak
menggunakan sampel karena jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari
100 responden yaitu sebanyak 91 responden. Jadi penelitian ini tergolong
dalam penelitan populasi dengan responden sebanyak 91 orang siswa kelas X
SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran 2016/2017.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.68 Sedangkan
menurut Margono (dalam Zuriah) mengatakan bahwa variabel adalah konsep
yang mempunyai variasi nilai (misalnya variabel model kerja, keuntungan, biaya
promosi, volume penjualan, tingkat pendidikan manajer, dan sebagainya).69
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel
67 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2016), h. 95. 68Sugiyono, Metode Penelitian., h. 61. 69Zuriah, Metodologi Penelitian., h. 144.
52
yang diteliti oleh peneliti. Varibel tersebut terdiri dari variabel independen
(variabel bebas), variabel intervening dan variabel dependen (variabel terikat).
Variabel independen adalah “merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen”.70
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah asal sekolah siswa.
Asal sekolah adalah tempat siswa lulus sekolah sebelum melanjutkan ke
jenjang/tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Sedangkan variabel dependen adalah “variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.71 Dalam penelitian ini
variabel dependennya adalah hasil belajar siswa dan. Hasil belajar adalah suatu
hasil yang telah dicapai melalui proses belajar dengan melibatkan aspek kognitif,
afektif maupun psikomotor atau melalui interaksinya dengan lingkungan guna
memperoleh pengetahuan yang akan menimbulkan tingkah laku sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
Selain itu variabel intervening adalah “variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen, tetapi
tidak dapat diamati dan diukur”.72 Dalam penelitian ini variabel interveningnya
adalah minat belajar. Minat adalah suatu kesukaan, kegemaran atau kesenangan
akan sesuatu.
70 Sugiyono, Metode Penelitian., h. 61. 71 Ibid., 72 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2012), h. 5.
53
D. Instrumen Penelitian
Dalam sebuah penelitian, peneliti diharapkan dapat memperoleh data
yang valid, reliabel dan objektif, maka diperlukan alat atau instrumen yang
disusun sedemikian rupa sehingga diperoleh data yang akurat guna untuk
mempermudah proses penelitian. Instrumen penelitian adalah alat bantu yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan
pengukuran.73 Sedangkan Sugiyono berpendapat bahwa, instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati.74
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel
penelitian. Jadi, instrumen dalam penelitian ini adalah alat yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh asal sekolah terhadap minat dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran
2016/2017.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Instrumen Angket
Angket (kuesioner) adalah “teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada
73 Purwanto, Metodologi Penelitian., h. 183. 74 Sugiyono, Metode Penelitian., h. 148.
54
responden untuk dijawabnya”.75 Angket pada penelitian ini berupa sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden (siswa-siswi kelas X) dalam arti laporan pribadi atau hal-hal yang
diketahui dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan-pertanyaan tertulis
untuk dijawab.
Angket dibedakan menjadi dua yaitu angket tertutup dan angket
terbuka. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk
sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberi tanda centang pada
kolom atau tempat yang sesuai76. Sedangkan angket terbuka adalah angket
yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden dapat
memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket tertutup yakni
peneliti membuat daftar pernyataan dengan pilihan jawaban yang harus dipilih
oleh responden dan pernyataan tersebut berupa informasi tentang minat
belajar siswa mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA NW Suralaga Tahun
Pelajaran 2016/2017.
Adapun kisi-kisi angket yang digunakan sebagai instrumen dalam
penelitian ini dijabarkan dalam tabel seperti dibawah ini:
75 Sugiyono, Metode Penelitian., h.. h. 199 76 Suharsimi, Manajemen Penelitian., h. 103.
55
Tabel 3.1 Kisi-Kisi InstrumenVariabel Minat Belajar Siswa
No Indikator Deskriptor Nomer item Jumlah
1
Perasaan Senang
Senang dengan pelajaran ekonomi
1,2 2
Tidak ada paksaan dalam belajar
3 1
Merasa betah selama di kelas 4 1 Guru yang menyenangkan 5,6 2
2 Perhatian Mendengarkan dan memperhatikan saat guru menjelaskan
7,8 2
Memahami materi yang disampaikan
9 1
Kesiapan dalam mengikuti pembelajaran
10 1
3 Ketertarikan Bahan pelajaran yang menarik 11 1 Bertanya tentang hal yang tidak dimengerti
12 1
Berperan aktif dalam pembelajaran ekonomi
13,14 2
Berani berpendapat 15 1 4 Giat Belajar Belajar meski tidak ujian 16,17 2
Mengulang-ulang materi di rumah
18 1
Membaca buku ekonomi di waktu luang
19 1
Mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru
20 1
Belajar walau tidak ada guru 21 1 Tekun mempelajari Ekonomi 22
5 Mengerjakan tugas
Merasa senang jika diberi pekerjaan rumah
23 1
Mengerjakan tugas dengan baik 24 1 Mengumpulkan tugas tepat waktu
25 1
Jumlah Butir Soal 25 Adapun jumlah angket pada penelitian ini adalah 25 butir pernyataan
dengan pilihan jawaban terdiri dari 4 pilihan (option). Untuk menentukan skor
56
dalam masing-masing alternatif jawaban pada setiap pernyataan yang
diajukan, peneliti menggunakan sekala likert. Sekala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang
tentang fenomena sosial dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan
secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel
penelitian.77 Berikut skor masing-masing jawaban responden atas pernyataan
atau pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Option dan Skor Jawaban Responden Atas Angket
No Option Skor a. Selalu 4 b. Sering 3 c. Kadang-kadang 2 d. Tidak pernah 1
Skor angket selanjutya dikelompokkan menjadi beberapa kategori.
Tujuan dari pengkategorian ini adalah untuk menempatkan individu ke dalam
kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum
berdasar atribut yang diukur.78 Adapun dalam penelitian ini minat belajar
dibagi menjadi tiga kategori dengan ketentuan sebagai berikut:
Rendah : X < (µ-1,0σ)
Sedang : (µ-1,0σ) ≤ X < (µ+1,0σ)
Tinggi : (µ+1,0σ) ≤ X79
77Sugiyono, Metode Penelitian., h. 93. 78 Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 107. 79 Ibid., h. 109.
57
Untuk dapat menentukan tinggi rendahnya minat belajar, maka
terlebih dahulu ditentukan rerata hipoterik (µ) dan standar deviasi hipoterik
(σ) dengan rumus sebagai berikut:80
𝜇 =1
2(𝑖𝑚𝑎𝑥 + 𝑖𝑚𝑖𝑛)∑𝑘 𝜎 =
1
6(𝑋𝑚𝑎𝑥 − 𝑋𝑚𝑖𝑛)
Keterangan:
𝜇 : rerata hipoterik
𝑖𝑚𝑎𝑥 : skor maksimal item
𝑖𝑚𝑖𝑛 : skor minimal item
∑𝑘 : jumlah item
𝜎 : standar deviasi hipoterik
𝑋𝑚𝑎𝑥 : skor maksimal yang dapat diperoleh responden
𝑋𝑚𝑖𝑛 : skor minimal yang dapat diperoleh responden
Untuk mengetahui kualitas dari instrumen maka dilakukan uji validitas
dan reliabilitas:
a. Uji Validitas
Dalam penelitian ini, uji validitas yang digunakan yaitu rumus
korelasi product moment/metode person dengan rumus sebagai berikut:81
𝑟𝑥𝑦 = 𝑛 ∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 − (∑ 𝑥𝑖)(∑ 𝑦𝑖)
√(𝑛 ∑ 𝑥𝑖2 − (𝑥𝑖)2) (𝑛 ∑ 𝑦𝑖
2 − (𝑦𝑖)2)
80 Kevin M. Nugroho, “Gambaran Empati pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi Angkatan 2012”, Jurnal e-Biomedik, No. 1, Vol. 4 (Juni 2016), h. 3. 81 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian., h. 228.
58
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi product moment
𝑛 = jumlah sampel
∑ 𝑥𝑖 = jumlah skor butir
∑ 𝑦𝑖 = jumlah skor total
∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖 = jumlah perkalian skor butir dan skor total
∑ 𝑥𝑖2 = jumlah kuadrat skor butir
∑ 𝑦𝑖2 = jumlah kuadrat skor total
Butir soal valid jika 𝑟𝑥𝑦 hitung > 𝑟𝑥𝑦 tabel pada taraf kepercayaan
5%.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas memberikan hasil pengukran yang relatif tetap.
Berbagai metode digunakan untuk menguji reliabelitas hingga
meghasilkan indeks reliabelias. Untuk menentukan reliabilitas maka
dalam peneitian ini digunakan rumus alfa cronbach.82
𝑟𝑖 = 𝑘
(𝑘 − 1){1 −
∑ 𝑠𝑖2
𝑠𝑖2 }
Keterangan:
K = mean kuadrat antara subyek
∑ 𝑠𝑖2 = mean kuadrat kesalahan
𝑠𝑖2 = varians total
82 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, h. 365.
59
Butir angket dinyatakan reliabel apabila nilai alfa conbarch lebih
besar atau sama dengan 0,6.
2. Instrumen Tes
Tes sebagai instrumen pengumpulan data digunakan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Untuk mengukur kemampuan
dasar antara lain: tes untuk mengukur inteligensi (IQ), tes minat, tes bakat
khusus, dan sebagainya.83
Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mencari salah satu variabel
terikat yakni hasil belajar siswa. Tes yang digunakan adalah tes formatif
sebanyak 25 soal dengan lima alternatif jawaban. Di mana setiap soal yang
dijawab dengan benar skornya bernilai 1 dan apabila dijawab salah skornya
adalah 0.
Adapun kisi-kisi soal yang digunakan sebagai instrumen untuk
penelitian variabel Y (hasil belajar) yang diteliti sesuai dengan materi yang
sudah diperlajari dapat dijabarkan dalam tabel seperti dibawah ini:
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Butir Soal Tes
No Indikator Nomor Item Jumlah 1 Mendeskripsikan pengertian ekonomi
mikro dan makro 1,2, 2
2 Mengidentifikasi perbedaan antara ekonomi mikro dan makro.
3,4,5,6,7 5
3 Memberi contoh di masyarakat tentang ekonomi mikro dan makro.
8,9,10 3
4 Mengidentifikasi cara-cara mengatasi masalah yang dihadapi oleh pemerintah
11,12,13,14 4
83 Suharsimi, Prosedur Penelitian., h. 266.
60
dalam bidang ekonomi
4 Mendeskripsikan pengertian Pendapatan Nasional
15 1
5 Menghitung perhitungan pendapatan nasional
16,17,18 3
6 Menyebutkan istilah-istilah dalam perhitungan pendapatan nasional
19,20,21,22,23,24,25
7
Jumlah Butir Soal 25 Untuk mengetahui kualitas dari intrumen maka dilakukan uji validitas
dan reliabilitas:
a. Uji Validitas Tes
Validitas tes adalah tingkat sesuatu tes mampu mengukur apa yang
hendak diukur.84 Dalam penelitian ini uji validitas butir soal untuk hasil
belajar menggunakan rumus korelasi point biserial. Adapun rumusnya
adalah sebagai berikut:
𝑟𝑝𝑏𝑖 =𝑀𝑝 − 𝑀𝑡
𝑆𝐷√
𝑝
𝑞
Keterangan :
𝑟𝑝𝑏𝑖 = koefisien korelasi point biserial
𝑀𝑝= rerata nilai untuk kelompok yang berskor 1
𝑀𝑡 = rerata skor total
SD = standar deviasi skor total
p = proporsi subjek yang berskor 1
84 Suharsimi, Manajemen Penelitian., h. 170.
61
q = proporsi subjek yang berskor 0 (q= 1-p) 85
Tes seperti tes prestasi atau hasil belajar, butir tes atau subtes harus
berkorelasi diatas 0,30 dipandang sebagai butir tes yang baik.86 Jika harga
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,30 maka item soal yang diujikan memiliki kriteria valid.
b. Uji Reliabilitas Tes
Reliabilitas menunjukkan kemampuan memberikan hasil
pengukuran yang relatif tetap.87 Instrumen dikatakan reliabel apabila
instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, hasilnya akan tetap sama.
Analisa reliabilitas tes dalam penelitian ini menggunakan rumus
KR 20 yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson:
𝑟11 = 𝑘
𝑘 − 1{
𝑆2 − ∑ 𝑝𝑞
𝑆2}
Keterangan:
𝑟11= Reliabilitas menggunakan persamaan KR 20
p = Proporsi peserta tes menjawab benar
q = Proporsi peserta tes menjawab salah (q = 1 – p )
k = Banyaknya soal
S = Standar deviasi88
85 Ibid., h. 337. 86Sumarrna Surapranata, Analisis, Validitas., h. 64. 87 Purwanto, Metodologi Penelitian., h. 196. 88 Sumarrna Surapranata, Analisis, Validitas., h. 114
62
Kebanyakan tes-tes yang terstandar untuk pengukuran dibidang
pendidikan pada umumnya memiliki koefesien reliabilitas minimal 0,8
untuk populasi yang sesuai. Namun menurut Nunnaly dan Kaplan dalam
Sumama koefesien reliabilitas 0,7 sampai 0,8 cukup tinggi untuk
penelitian dasar.89 Jadi, jika nilai reliabilitas lebih besar atau sama dengan
0,07 maka soal yang diujikan memiliki kriteria reliabilitas.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara atau jalan yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Adapun tehnik yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tenik angket,
teknik tes dan teknik dokumentasi.
1. Tehnik Angket
Metode Angket digunakan untuk mengumpulkan data pokok dalam
penelitian ini. Teknik angket atau metode kuesioner merupakan “serangkaian
daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk
diisi oleh responden.”90 Hal ini senada dengan pendapat Sugiyono
mengungkapkan bahwa metode angket adalah “teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”91
89 Ibid., 90 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencanan Prenada Group,
2010), h.123. 91 Sugiyono, Metode Penelitian., h. 142.
63
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode angket merupakan cara
pengumpulan data dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang terinci dan
lengkap yang diisi oleh responden. Adapun dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan angket langsung tertutup, adapun yang dimaksud dengan
angket langsung tertutup adalah angket yang dirancang sedemikian rupa untuk
mereka data tentang keadaan yang dialami oleh responden sendiri, kemudian
semua alternatif jawaban yang harus dijawab responden telah tertera dalam
angket tersebut.92
2. Teknik Tes
Teknik tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk
mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau
secara lisan atau secara perbuatan.93 Pendapat lain mengatakan bahwa tes
adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang
dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi
penetapan skor angka.94
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tes
adalah suatu alat prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh
data-data atau keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara
memberikan pertanyaan (soal) ataupun serangkaian suatu tugas untuk
dikerjakan.
92 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian, h. 123. 93 Nana dan Ibrahim, Penelitian., h. 100. 94 Zuriah, Metodologi Penelitian., h. 184.
64
Sehubungan dengan penelitian ini metode tes digunakan sebagai
metode pokok untuk mengetahui data tentang pengaruh asal sekolah dan
minat belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di
kelas X SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran 2016/2017.
3. Tehnik Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data pendukung
dari penelitian ini. Metode dokumentasi adalah “mencari data yang mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.”95
Metode dokumentasi ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data
penelitian terkait dengan:
1) Asal sekolah siswa-siswi kelas X SMA NW Suralaga
2) Sejarah berdirinya SMA NW Suralaga
3) Data keadaan guru dan siswa SMA NW Suralaga.
4) Keadaan sarana dan prasarana SMA NW Suralaga.
5) Struktur Organisasi SMA NW Suralaga.
F. Tehnik Analisis Data
Dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian, hal yang mutlak
harus ada adalah analisis data. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik analisis data yang disesuaikan dengan rumusan masalah
95Suharsimi, Prosedur Penelitian., h. 274.
65
yang peneliti ajukan. Adapun data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis
dengan cara sebagai berikut :
1. Uji persyaratan
Uji persyaratan dilakukan untuk mengetahui apakah data mengalami
penyimpangan atau tidak. Untuk itu sebelum penggunakan teknik statistik
parametrik maka terlebih dahulu di uji normalitas dan uji homogenitas data.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang jadi inputan
atau kedua objek penelitian terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, apabila nilai signifikan hitung
lebih besar dari 0,05 (sig–hitung > 0.05), maka data tersebut berdistribusi
normal dan begitu juga sebaliknya. Apabila data tersebut berdistribusi
normal maka dapat digunakan dalam perhitungan statistik yaitu statistik
parametrik. Perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS versi
16,0 for windows.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang menjadi
inputan atau kedua objek penelitian tersebut variansinya bersifat
homogen atau tidak. Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (sig > 0,05)
maka inputan data tersebut berasal dari data yang homogen. Namun, jika
nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (sig < 0,05) maka inputan data
66
tersebut tidak homogen. Perhitungan dilakukan dengan bantuan program
SPSS versi 16,0 for windows.
2. Analisis Uji T
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode statistik. Karena penelitian ini bermaksud membandingkan dan
menemukan ada tidaknya pengaruh antara variabel penelitian, dalam operasi
statistik digunakan rumus analisis uji t separated varians.96
𝑡 =𝑋1 − 𝑋2
√𝑠1
2
𝑛1+
𝑠22
𝑛2
Keterangan:
t = taraf signifikansi
𝑋1 = rata-rata hasil belajar siswa asal MTs
𝑋2 = rata-rata hasil belajar siswa asal SMP
𝑠12 = varians sampel hasil belajar siswa MTs
𝑠22 = varians sampel hasil belajar siswa SMP
𝑛1 = Jumlah sampel siswa asal MTs
𝑛2 = Jumlah sampel siswa asal SMP
96 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian., h. 138.
67
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
1. Validitas Instrumen Penelitian
a. Validitas Angket
Data dalam penelitian ini berupa data minat belajar siswa di SMA
NW Suaralaga pada mata pelajaran ekonomi kelas X Tahun Pelajaran
2016/2017. Untuk mendapatkan data tersebut peneliti menggunakan
angket sebagai instrumen penelitian.
Sebelum angket disebarkan ke responden terlebih dahulu peneliti
melakukan uji validitas terhadap butir-butir soal yang akan digunakan, hal
ini dilakukan untuk mengetahui apakah soal tersebut layak atau tidak
digunakan dalam penelitian.
Berdasarkan hasil uji coba angket yang dilakukan peneliti di
Madrasah Aliyah NW Dasen Tapen Gerung pada hari rabu tanggal 5 April
2017, dari 25 butir soal angket untuk variabel Z yaitu minat belajar siswa
terdapat 20 butir soal yang valid dan 5 butir soal yang tidak valid, peneliti
hanya menggunakan butir soal yang valid sedangkan untuk butir soal yang
tidak valid dibuang dan tidak digunakan.
Suatu butir soal item pertanyaan dikatakan valid atau tidak valid
apabila nilai koefisien korelasi antara variabel XY (𝑟𝑥𝑦) lebih besar dari
68
pada korelasi product moment pada tabel (𝑟𝑥𝑦 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑥𝑦 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙)
dengan n=25 pada taraf kesalahan 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan
tersebut dapat disimpulkan bahwa dari 25 butir soal untuk variabel Z
terdapat 20 soal yang valid dan sisanya disingkirkan.
Berdasarkan perhitungan validitas dengan menggunakan
bantuan program microsoft excel diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Angket Variabel Z (Minat Belajar)
Item soal R hitung R tabel Kriteria 1 0.4934 0.3365 Valid 2 0.55759 0.3365 Valid 3 0.4633 0.3365 Valid 4 0.0258 0.3365 Tidak Valid 5 0.1747 0.3365 Tidak valid 6 0.5194 0.3365 Valid 7 0.4583 0.3365 Valid 8 0.4738 0.3365 Valid 9 0.3984 0.3365 Valid 10 0.4064 0.3365 Valid 11 -0.147 0.3365 Tidak Valid 12 0.5253 0.3365 Valid 13 -0.01 0.3365 Tidak Valid 14 0.5103 0.3365 Valid 15 0.4171 0.3365 Valid 16 0.6092 0.3365 Valid 17 0.5263 0.3365 Valid 18 0.4946 0.3365 Valid 19 0.596 0.3365 Valid 20 0.2956 0.3365 Tidak Valid 21 0.3974 0.3365 Valid 22 0.638 0.3365 Valid 23 0.4554 0.3365 Valid 24 0.508 0.3365 Valid 25 0.4305 0.3365 Valid
Sumber: Perhitungan Microsoft Office Excel
69
Ket:
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= Valid
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔< 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= Tidak Valid
Berdasarkan tabel tersebut 20 butir pernyataan dinyatakan
valid karena nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan 5 butir pernyataan dinyatakan
tidak valid yaitu no 4, 5, 11,13 dan no 20 karena memiliki nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
< 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Hasil uji validitas tersebut akan mempengaruhi kisi-kisi
instrumen yang akan disebarkan oleh peneliti karena pernyataan yang
tidak valid tidak digunakan dalam pengumpulan data penelitian,
sehingga kisi-kisi instrumen penelitian mengalami perubahan sebagai
berikut:
Tabel 4.2 Kisi-Kisi Instrumen Minat Belajar (Setelah diuji Validitas)
No Indikator Deskriptor Nomer item Jumlah
1
Perasaan Senang
Senang dengan pelajaran ekonomi
1,2 2
Tidak ada paksaan dalam belajar
3 1
Guru yang menyenangkan 4 1 2 Perhatian Mendengarkan dan
memperhatikan saat guru menjelaskan
5,6 2
Memahami materi yang disampaikan
7 1
Kesiapan dalam mengikuti pembelajaran
8 1
3 Ketertarikan Bertanya tentang hal yang tidak dimengerti
9 1
Berperan aktif dalam pembelajaran ekonomi
10 1
Berani berpendapat 11 1 4 Giat Belajar Belajar meski tidak ujian 12,13 2
Mengulang-ulang materi di rumah
14 1
70
No Indikator Deskriptor Nomer item Jumlah
Membaca buku ekonomi di waktu luang
15 1
Belajar walau tidak ada guru
16 1
Tekun mempelajari Ekonomi
17
5 Mengerjakan tugas
Merasa senang jika diberi pekerjaan rumah
18 1
Mengerjakan tugas dengan baik
19 1
Mengumpulkan tugas tepat waktu
20 1
Jumlah Butir Soal 20 b. Validitas Tes
Data dalam penelitian ini berupa data hasil belajar siswa di
SMA NW Suralaga pada mata pelajaran ekonomi kelas X Tahun
Pelajaran 2016/2017. Untuk mendapatkan data tersebut peneliti
menggunakan tes sebagai instrumen penelitian.
Sama seperti angket, sebelum tes disebarkan ke responden
terlebih dahulu peneliti melakukan uji validitas terhadap butir-butir
soal yang akan digunakan, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
soal tersebut layak atau tidak digunakan dalam penelitian.
Berdasarkan hasil uji coba tes yang dilakukan peneliti di
Madrasah Aliyah NW Dasen Tapen Gerung pada hari rabu tanggal 5
April 2017, dari 25 butir soal tes untuk variabel Y yaitu hasil belajar
siswa terdapat 20 butir soal yang valid dan 5 butir soal yang tidak
valid, peneliti hanya menggunakan butir soal yang valid sedangkan
untuk butir soal yang tidak valid dibuang dan tidak digunakan.
71
Suatu butir soal item pertanyaan dikatakan valid atau tidak
valid apabila nilai korelasi point biserial lebih besar dari nilai r tabel
(𝑟𝑝𝑏𝑖 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙) dengan n=25 pada taraf signifikan 0,05 dengan nilai
korelasi diatas 0,30. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat
disimpulkan bahwa dari 25 butir soal untuk variabel Y terdapat 20 soal
yang valid dan sisanya disingkirkan.
Berdasarkan perhitungan validitas dengan menggunakan
bantuan program microsoft excel dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Tes Variabel Y (Hasil Belajar Siswa)
Item soal R pbi R tabel Kriteria 1 0.363 0.30 Valid 2 0.308 0.30 Valid 3 0.824 0.30 Valid 4 0.308 0.30 Valid 5 0.363 0.30 Valid 6 0.753 0.30 Valid 7 0.148 0.30 Tidak Valid 8 0.69 0.30 Valid 9 0.508 0.30 Valid 10 0.605 0.30 Valid 11 0.411 0.30 Valid 12 0.388 0.30 Valid 13 -0.04 0.30 Tidak Valid 14 0.425 0.30 Valid 15 0.048 0.30 Tidak Valid 16 0.716 0.30 Valid 17 -0.13 0.30 Tidak Valid 18 0.753 0.30 Valid 19 0.556 0.30 Valid 20 0.716 0.30 Valid 21 0.307 0.30 Valid 22 0.419 0.30 Valid 23 -0.02 0.30 Tidak Valid 24 0.657 0.30 Valid
72
Item soal R pbi R tabel Kriteria 25 0.69 0.30 Valid
Sumber: Perhitungan Microsoft Office Excel
Ket:
𝑟𝑝𝑏𝑖 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= Valid
𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 < 𝑟𝑝𝑏𝑖= Tidak Valid
Berdasarkan tabel tersebut 20 butir pertanyaan dinyatakan
valid karena nilai 𝑟𝑝𝑏𝑖 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan 5 butir pertanyaan dinyatakan tidak
valid yaitu no 7, 13, 15,17 dan 23 karena memiliki nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 < 𝑟𝑝𝑏𝑖.
Hasil uji validitas tersebut akan mempengaruhi kisi-kisi instrumen
yang akan disebarkan oleh peneliti karena pernyataan yang tidak valid
tidak digunakan dalam pengumpulan data penelitian, sehingga kisi-
kisi instrumen penelitian mengalami perubahan sebagai berikut:
Tabel 4.4 Kisi-Kisi Butir Soal Tes (Setelah diuji Validitas)
No Indikator Nomor Item Jumlah
1 Mendeskripsikan pengertian ekonomi mikro dan makro
1,2, 2
2 Mengidentifikasi perbedaan antara ekonomi mikro dan makro.
3,4,5,6 4
3 Memberi contoh di masyarakat tentang ekonomi mikro dan makro.
7,8,9 3
4 Mengidentifikasi cara-cara mengatasi masalah yang dihadapi oleh pemerintah dalam bidang ekonomi
10,11,12
3
5 Menghitung perhitungan pendapatan nasional
13,14 2
6 Menyebutkan istilah-istilah dalam perhitungan pendapatan nasional
15,16,17,18,19,20
6
Jumlah Butir Soal 20
73
2. Reliabilitas Instrumen Penelitian
a. Reliabilitas Angkat
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan kata lain
reliabel berarti apabila instrumen tersebut digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama, maka akan menghasilkan data yang
sama. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali atau lebih untuk mengukur
gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif sama,
maka alat ukur tersebut reliabel. Dengan kata lain reliabel
menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur obyek
yang sama.
Adapun hasil perhitungan yang didapatkan dari nilai alpha
cronbach adalah 0.99937 yang artinya butir angket minat belajar
dinyatakan reliabel.
b. Reliabilitas Tes
Reliabilitas tes menunjukkan kemampuan memberikan hasil
pengukuran yang tetap. Pengukuran tes dalam bidang pendidikan
umumnya memiliki koefesien reliabilitas minimal 0,7. Dalam
perhitungan reliabilitas instrumen hasil belajar siswa diperoleh nilai
sebesar 0.763 yang artinya butir soal tes hasil belajar siswa memiliki
reliabilitas yang cukup tinggi.
74
B. Pengumpulan dan Penyajian Data
1. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara atau jalan yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian.
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh asal sekolah dan minat belajar terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA NW Suralaga Tahun
Pelajaran 2016/2017 adalah metode angket, metode tes dan metode
dokumentasi.
a. Pengumpulan data dengan angket
Pengumpulan data dengan menggunakan metode angket
digunakan untuk mendapatkan data primer penelitian tentang minat
belajar siswa kelas X SMA NW Suralaga. Penyebaran angket
dilaksanakan pada Sabtu, 15 April 2017 dan Senin, 17 April 2017.
Angket diberikan kepada 91 siswa yang terdaftar sebagai siswa kelas
X SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran 2016/2017.
b. Pengumpulan data dengan tes
Pengumpulan data dengan menggunakan metode tes digunakan
untuk mendapatkan data primer penelitian tentang hasil belajar siswa
kelas X SMA NW Suralaga. Penyebaran tes dilaksanakan pada Sabtu,
15 April 2017 dan Senin, 17 April 2017. Tes diberikan pada 91 siswa
yang terdaftar sebagai siswa kelas X SMA NW Suralaga Tahun
Pelajaran 2016/2017.
75
c. Pengumpulan data dengan dokumentasi
Pengumpulan data dengan metode dokumentasi dilakukan untuk
mendapatkan data sekunder penelitian terkait dengan asal sekolah
siswa-siswi kelas X SMA NW Suralaga, sejarah SMA NW Suralaga,
struktur organisasi sekolah, keadaan siswa di SMA NW Suralaga,
keadaan guru dan sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah tempat
penelitian berlangsung.
2. Penyajian Data
Setelah melakukan pengumpulan data, maka langkah selanjutnya
adalah penyajian data penelitian. Penyajian data meliputi pemaparan hasil
penelitian berupa tabulasi data terkait asal sekolah sebagai variabel bebas
(X), minat belajar sebagai variabel intervening (Z) dan hasil belajar
sebagai variabel terikat (Y). Jumlah responden yang diteliti sebanyak 91
siswa dengan siswa yang berasal dari SMP sebanyak 40 siswa dan siswa
yang berasal dari MTs sebanyak 51 siswa. Data total skor variabel asal
sekolah (x), variabel minat (z) dan variabel hasil belajar siswa (y) dapat
dilihat di lampiran.
C. Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif mengemukakan tentang frekuensi dari masing-
masing variabel yang terdiri dari mean, median, mode, standar deviasi, nilai
maksimum dan minimum serta nilai kuartil dari setiap variabel yaitu
variabel minat belajar dan variabel hasil belajar. Analisis ini dilakukan
76
dengan menggunakan bantuan program SPSS version 16.0 for windows.
Berikut adalah hasil perhitungan dari data di atas:
Tabel 4.5 Perhitungan Frekuensi Asal Sekolah SMP
Variabel Minat Belajar (Z) dan Hasil Belajar ( Y) Statistics
Minat Belajar Hasil Belajar
N Valid 40 40
Missing 0 0
Mean 49.38 11.68
Std. Error of Mean 1.532 .635
Median 49.50 10.50
Mode 61 8
Std. Deviation 9.692 4.015
Variance 93.933 16.122
Range 35 15
Minimum 30 5
Maximum 65 20
Sum 1975 467
Percentiles 25 43.25 8.00
50 49.50 10.50
75 60.75 15.00
Sumber: Perhitungan SPSS versi 16.0 for windows
Berdasarkan tabel frekuensi untuk siswa yang berasal dari SMP di
atas diperoleh nilai rata-rata untuk angket minat belajar siswa SMP dari
40 responden tersebut yaitu sebesar 49,38. Sedangkan untuk nilai
mediannya adalah 49,50 dan untuk mode 61,00. Nilai maksimum dan
minimum untuk minat belajar adalah 65 dan 30, sedangkan nilai dari
standar deviasi diperoleh nilai 9,692. Serta nilai perhitungan kuartil minat
belajar diperoleh nilai K1=60,75, K2=49,50, dan K3=43,25.
Sedangkan untuk tes hasil balajar diperoleh hasil perhitungan nilai
rata-rata yaitu 11,68. Median yaitu 10,50. Nilai mode yaitu 8. Nilai
strandar deviasi 4,015. Dan nilai maksimum dan minimum yaitu 20 dan 5.
77
Serta perhitungan kuartil untuk hasil belajar diperoleh nilai K1=15,00,
K2=10,50 dan K3=8,00.
Tabel 4.6 Perhitungan Frekuensi Asal Sekolah MTs
Variabel Minat Belajar (Z) dan Hasil Belajar ( Y) Statistics
Minat Belajar Hasil Belajar
N Valid 51 51
Missing 0 0
Mean 50.71 10.33
Std. Error of Mean 1.315 .575
Median 50.00 10.00
Mode 63 8a
Std. Deviation 9.392 4.107
Variance 88.212 16.867
Range 41 17
Minimum 31 3
Maximum 72 20
Sum 2586 527
Percentiles 25 43.00 8.00
50 50.00 10.00
75 61.00 13.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Sumber: Perhitungan SPSS versi 16.0 for windows
Berdasarkan tabel frekuensi siswa yang berasal dari MTs di atas
diperoleh nilai rata-rata untuk minat siswa dari 51 responden tersebut
yaitu sebesar 50,71. Sedangkan untuk nilai medianya adalah 50,00 dan
untuk mode 63,00. Nilai maksimum dan minimum untuk minat belajar
adalah 72 dan 31, sedangkan nilai dari standar deviasi diperoleh nilai
9,392. Serta nilai perhitungan kuartil minat belajar diperoleh nilai
K1=61,00, K2=50,00, dan K3=43,00.
Sedangkan untuk tes hasil belajar diperoleh hasil perhitungan nilai
rata-rata yaitu 10,33. Median yaitu 10,00. Nilai mode yaitu 8. Nilai
strandar deviasi 4,107. Dan nilai maksimum dan minimum yaitu 20 dan 3.
78
Serta perhitungan kuartil untuk hasil belajar diperoleh nilai K1=13,00,
K2=10,00 dan K3=8,00.
Untuk mempermudah pembaca mengetahui kategori skor dari angket
tamatan SMP dan MTs, maka dirasa perlu untuk peneliti membuat tabel
kategori skor setiap angket dan tes. Pemberian kategori pada setiap angket
dan tes menggunakan bantuan program SPSS version 16.0 for windows.
Tabel 4.7 Kategori Minat Belajar SMP
Skor Minat Belajar SMP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tinggi 10 25.0 25.0 25.0
Sedang 24 60.0 60.0 85.0
Rendah 6 15.0 15.0 100.0
Total 40 100.0 100.0 Sumber: Perhitungan SPSS versi 16.0 for windows
Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh jumlah siswa dengan kategori skor
minat tinggi yaitu 10 reponden yang jika persentasekan menjadi 25% dari
keseluruhan 40 responden. Siswa pada kategori sedang sejumlah 24 siswa
dan jika dipersentasekan menjadi 60%. Sedangkan siswa yang dalam
kategori rendah yaitu berjumlah 6 siswa yang jika dipersentasekan
menjadi 15%.
Tabel 4.8 Kategori Skor Minat Belajar MTs
Skor Minat Belajar MTs
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tinggi 11 21.6 21.6 21.6
Sedang 31 60.8 60.8 82.4
Rendah 9 17.6 17.6 100.0
Total 51 100.0 100.0 Sumber: Perhitungan SPSS versi 16.0 for windows
79
Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh jumlah siswa dengan kategori skor
minat tinggi yaitu 11 responden yang jika persentasekan menjadi 21,6%
dari keseluruhan 51 responden. Siswa pada kategori sedang sejumlah 31
siswa dan jika dipersentasekan menjadi 60,8%. Sedangkan siswa yang
dalam kategori rendah yaitu berjumlah 9 siswa yang jika dipersentasekan
menjadi 19,6%.
Tabel 4.9 Kategori Hasil Belajar SMP
Hasil Belajar SMP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tinggi 16 40.0 40.0 40.0
Sedang 22 55.0 55.0 95.0
Rendah 2 5.0 5.0 100.0
Total 40 100.0 100.0 Sumber: Perhitungan SPSS versi 16.0 for windows
Tabel 4.10 Kategori Hasil Belajar MTs
Hasil Belajar MTs
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tinggi 12 23.5 23.5 23.5
Sedang 30 58.8 58.8 82.4
Rendah 9 17.6 17.6 100.0
Total 51 100.0 100.0 Sumber: Perhitungan SPSS versi 16.0 for windows
Berdasarkan tabel 4.11 diperoleh jumlah siswa SMP dengan hasil
belajar tinggi yaitu 16 responden yang jika persentasekan menjadi 40%
dari keseluruhan 40 responden. Siswa dengan hasil belajar sedang
sejumlah 22 siswa dan jika dipersentasekan menjadi 55%. Sedangkan
siswa yang dalam kategori rendah yaitu berjumlah 2 siswa yang jika
dipersentasekan menjadi 5%. Sedangkan hasil belajar MTs dilihat dari
80
tabel 4.12 diperoleh jumlah siswa dengan hasil belajar tinggi yaitu
sebanyak 12 responden dengan persentase 23,5% dari 51 responden.
Siswa dengan hasil belajar sedang sejumlah 30 siswa dengan persentase
58,8%. Dan siswa yang memiliki hasil belajar rendah yaitu berjumlah 9
siswa dengan persentase 17,6%.
Untuk mempermudah peneliti dalam mengetahui jumlah siswa
dengan kategori hasil belajar tinggi, sedang dan rendah dilihat dari minat
belajar yang sudah dikategorikan digunakan tabulasi silang. Perhitungan
tabulasi silang menggunakan bantuan program SPSS version 16.0 for
windows.
Tabel 4.11 Tabulasi Silang Asal Sekolah, Minat Belajar dan Hasil Belajar Siswa
Hasil_Belajar * Minat_Belajar * Asal_Sekolah Crosstabulation
Count
Asal_sekolah
Minat_belajar
Total Tinggi Sedang Rendah
SMP Hasil_Belajar Tinggi 10 4 2 16
Sedang 0 18 4 22
Rendah 0 2 0 2
Total 10 24 6 40
MTs Hasil_Belajar Tinggi 7 2 3 12
Sedang 4 21 5 30
Rendah 0 8 1 9
Total 11 31 9 51
Sumber: Perhitungan SPSS versi 16.0 for windows
Berdasarkan tabel di atas diketahui siswa yang berasal dari SMP
yang berminat tinggi sebanyak 10 orang dengan hasil belajar yang tinggi
pula. Siswa yang berminat sedang sebanyak 24 orang dengan hasil belajar
tinggi sebanyak 4 orang, hasil belajar sedang sebanyak 18 orang dan 2
orang memiliki hasil belajar yang rendah. Untuk siswa yang berminat
81
rendah sebanyak 6 orang siswa dengan hasil belajar tinggi sebanyak 2
orang dan hasil belajar rendah sebanyak 4 orang. Sedangkan siswa MTs
yang memiliki minat tinggi sebanyak 11 orang dimana 7 orang siswa
memiliki hasil belajar yang tinggi dan 4 orang lainnya memiliki hasil
belajar sedang. Siswa MTs yang berminat rendah sebanyak 31 orang
dimana 2 orang memiliki hasil belajar tinggi, 21 orang memiliki hasil
belajar sedang dan 8 orang lainnya memiliki hasil belajar yang rendah.
Siswa MTs dengan minat rendah sebanyak 9 orang dimana 3 orang
memiliki hasil belajar tinggi, 5 orang memiliki hasil belajar sedang dan 1
orang siswa memiliki hasil belajar yang rendah.
2. Uji Persyaratan
a. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov karena responden lebih dari 50. Dengan uji ini dapat diketahui
data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Apabila nilai
signifikan hitung lebih besar dari 0,05 (Sig-hitung > 0,05) maka data
tersebut berdistribusi normal dan apabila nilai signifikan lebih kecil
dari 0,05 (Sig-hitung < 0,05) maka data tersebut tidak berdistribusi
normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan
program SPSS versi 16.0 for windows dengan hasil sebagai berikut:
82
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Minat Belajar Hasil Belajar
N 91 91
Normal Parametersa Mean 48.88 10.92
Std. Deviation 10.392 4.099
Most Extreme Differences Absolute .109 .098
Positive .071 .098
Negative -.109 -.089
Kolmogorov-Smirnov Z 1.040 .936
Asymp. Sig. (2-tailed) .229 .345
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Perhitungan SPSS versi 16.0 for windows
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan teknik
kolmogrov-smirnov diperoleh nilai signifikan untuk data minat belajar
sebesar 0,229 sedangkan untuk hasil belajar diperoleh nilai signifikan
sebesar 0,345. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang artinya data
minat belajar dan hasil belajar berasal dari data yang berdistribusi
normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
menjadi inputan penelitian bersifat homogen atau tidak. Adapun
kaidah penetapan suatu data dikatakan homogen yaitu apabila nilai
signifikan lebih besar dari 0,05 (sig > 0,05) maka data tersebut
dinyatakan homogen. Namun jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05
(sig < 0,05) maka data tersebut tidak berasal dari data yang homogen.
Uji homogenitas pada data penelitaian ini menggunakan bantuan
program SPSS versi 16.0 for windows dengan hasil sebagi berikut:
83
Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Minat Belajar Based on Mean .339 1 89 .562
Based on Median .310 1 89 .579
Based on Median and with adjusted df
.310 1 85.805 .579
Based on trimmed mean .344 1 89 .559
Hasil Belajar Based on Mean .169 1 89 .682
Based on Median .062 1 89 .803
Based on Median and with adjusted df
.062 1 88.901 .803
Based on trimmed mean .159 1 89 .691
Sumber: Perhitungan SPSS versi 16.0 for windows Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh nilas based on
mean dari minat belajar sebesar 0,562 dan nilai based on mean dari
hasil belajar sebesar 0,682. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka
data minat belajar dan hasil belajar dinyatakan homogen.
3. Uji T-test
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan hasil
belajar siswa SMP yang minat tinggi dan hasil belajar MTs yang memiliki
minat tinggi yang perhitungannya menggunakan bantuan program SPSS
versi 16.0 for windows. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan teknik Uji T-test.
Uji T-test dalam penelitian ini menggunakan independent sample t-
test yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata (mean) dari dua
kelompok data yang berbeda satu sama lain. Adapun kelompok yang
digunakan yakni kelompok SMP yang berminat tinggi dengan jumlah 10
orang dan siswa MTs yang berminat tinggi dengan jumlah 11 orang. Nilai
84
perbedaan dapat diketahui pada taraf signifikan 5%. Jika nilai signifikan
hitung lebih kecil dari 0,05 (sig < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan, sebaliknya jika signifikan hitung lebih besar dari 0,05
(sig > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan.
Berikut tabel hasil uji hipotesis dengan teknik T-test sebagai berikut :
Tabel 4.14 Hasil Uji T-test Hipotesis
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Hasil Belajar SMP 10 16.70 1.889 .597
MTs 11 13.91 1.868 .563
Sumber: Perhitungan SPSS versi 16.0 for windows
Tabel 4.15 Hasil Uji T-test Hipotesis
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t Df
Sig. (2-
tailed)
Mean Difference
Std. Erro
r Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasil Belajar
Equal variances assumed
.053 .820 3.401 19 .003 2.791 .821 1.073 4.508
Equal variances not assumed
3.399 18.768 .003 2.791 .821 1.071 4.511
Sumber: Perhitungan SPSS versi 16.0 for windows Berdasarkan tabel output dari perhitungan independent sample test
diperoleh nilai F sebesar 0,053 dan P value sebesar 0,820 yang lebih besar
dari 0,05 maka varians data dinyatakan homogen. Pada kolom sig. (2-
tailed) diperoleh nilai sebesar 0,003 dan hal ini lebih kecil dari 0,05 artinya
terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa SMP yang berminat tinggi
85
dengan siswa MTs yang berminat tinggi. Perbedaan ini dapat dilihat dari
nilai rata-rata SMP dan MTs ditabel group statistics. Siswa SMP yang
berminat tinggi memiliki rata-rata hasil belajar 16,70 dan siswa MTs yang
berminat tinggi memiliki rata-rata hasil belajar sebesar 13,91. Nilai 16,70
> 13,91 yang artinya hasil belajar siswa SMP yang berminat tinggi lebih
baik dibanding hasil belajar siswa MTs yang berminat tinggi. Hal ini
berarti bahwa hipotesis alternatif (Ha) di terima dan hipotesis nol (H0)
ditolak.
D. Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil perhitungan uji T-test yang dilakukan dengan
bantuan program SPSS versi 16.0 forwindows diperoleh nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar
3,401 dan nilai signifikan sebesar 0,003. Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
(3,401 > 2,093) dan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,003 < 0,05) seperti
yang terdapat di kaedah penentuan penarikan kesimpulan maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa SMP yang
berminat tinggi dengan siswa MTs yang berminat tinggi. Perbedaan ini dilihat
dari tabel group statistic dimana rata-rata hasil belajar untuk SMP adalah
16,70 dan rata-rata hasil belajar untuk MTs adalah 13,91. Perbedaan rata-rata
(mean difference) sebesar 2,791 dan perbedaan berkisar antara 1,073 sampai
4,508. Nilai 16,70 lebih besar dari 13,91, artinya Ha diterima dan H0 ditolak.
Jadi hasil belajar siswa SMP yang minat belajar tinggi lebih baik dibanding
hasil belajar siswa MTs yang minat tinggi pada mata pelajaran ekonomi di
kelas X SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran 2016/2017.
86
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah SMA NW Suralaga
Sekolah Menengah Atas NW Suralaga merupakan salah satu sekolah
yang ada di kecamatan Suralaga dan bernaung dibawah Yayasan Pendidikan
Al-Istiqomah NW Suralaga. Madrasah ini diresmikan pada tanggal 15 juni
2016. Sekolah ini didirikan ditanah yang luasnya sekitar 1.478 M2 dan
ditanah tersebut berdiri sejumlah gedung yang terlihat sekarang ini, adapun
jumlah tanah yang menjadi bangunan sebesar 216 M2 dengan beberapa
bangunan seperti kantor, ruang belajar, mushalla, kamar mandi, dan
perpustakaan. Lokasi SMA NW Suralaga terletak di Jl. Jurusan Anjani-
Suralaga, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur dan berada di
dekat pemukiman penduduk dan dikelilingi oleh sekolah-sekolah lain seperti
SD/MI, MA dan juga SMK.
2. Struktur Organisasi SMA NW Suralaga
Stuktur organisasi merupakan suatu komponen yang dapat
memberikan gambaran tentang pembagian tugas dan wewenang dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya pada lembaga tersebut.
Di SMA NW Suralaga dipimpin oleh seorang kepala sekolah dengan
dibantu empat wakil kepala sekolah. Kepala sekolah di SMA NW Suralaga
yaitu Bapak Hairurrijal, M. Pd dan dibantu oleh wakil kepala bagian sarana,
87
wakil kepala bagian kurikulum, wakil kepala bagian hubungan masyarakat,
dan wakil kepala bagian kesiswaan.
3. Keadaan Siswa SMA NW Suralaga
Adapun rincian keadaan siswa-siswi di SMA NW Suralaga dapat
dilihat pada tebel berikut:
Tabel 5.1 Jumlah Siswa Perkelas SMA NW Suralaga 2017
Kelas Jumlah siswa XA 23 XB 22 XC 24 XD 22
Jumlah 91
4. Keadaan Guru SMA NW Suralaga
Berikut data guru di SMAN 2 Jonggat dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.2 Daftar Nama Guru SMA NW Suralaga97
No Nama Status Mata Pelajaran 1. Hairurrijal, M. Pd GTY
2. Ihsan, M. Pd GTY Ekonomi Geogerafi
3. Abdul Aziz, M. Pd GTY Matematika 4. Alminazan, S. Pd. I GTY PAI 5. Turmawazi, S. Sos. I, S. SI GTY Biologi 6. Irma Asmawati Putri, SH GTY PPKN 7. M. Hizbullah, M. Pd GTY Bahasa Inggris 8. Ulfatun Handayani, M. Pd GTY Fisika 9. Hapazah, S. Pd GTY Soiologi 10. Ali Usman, S. Pd GTY Bahasa Inggris 11. Baihaqi, S. Pd GTY Penjasorkes 12 Abdul Hafiz, S. Pd, S. SI GTY Seni Budaya 13. Abdul Kahfi, SE GTY TIK
97 Dokumentasi, Laporan Keaadaan Tenaga Kependidkan di SMA NW Suralaga, Suralaga, 18
April 2017.
88
No Nama Status Mata Pelajaran 14. Yusi Muhsin, S. Hi GTY Bahasa Arab 15. Muhlisin, S. Pd. I GTY Ta’lim 16. Nurul Amaliatussolihah, S. Kom GTY TIK 17. Rohayatul Aini, S. Pd. I GTY Sejarah 18. Agustina Aprida, S. Pd GTY Sosiologi 19. Muhammad Sahlan, SE GTY Geogerafi 20. Arini Sopiyati GTY Kimia 21. Khusnul Khotimah, S. Pd. I GTY Ke-NW-an 22. Eka Rosdiana, S. Pd GTY Ekonomi 23. Halimatussakdiah, S. Pd GTY Bahasa Indonesia 24. Sri Agustianingsih, S. Pd GTY Biologi
B. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini terdapat dua hipotesis yang diajukan, yaitu: hipotesis
nol (H0) berbunyi “hasil belajar siswa SMP yang minat belajar tinggi lebih rendah
atau sama dengan hasil belajar siswa MTs yang minat belajar tinggi pada mata
pelajaran ekonomi di kelas X SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran 2016/2017”,
dan hipotesis alternatif (Ha) berbunyi “hasil belajar siswa SMP yang minat
belajar tinggi lebih baik dibanding hasil belajar siswa MTs yang minat belajar
tinggi pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA NW Suralaga Tahun
Pelajaran 2016/2017”.
Setelah dilaksanakan pengumpulan data dan dianalisis dengan
menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0 for windows diperoleh hasil
perhitungan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (3,401 > 2,093) dan nilai signifikansi
sebesar 0,003 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Rata-rata hasil belajar SMP yang
berminat tinggi sebesar 16,70 dan rata-rata hasil belajar MTs yang berminat tinggi
sebesar 13,91. Merujuk pada kaidah penarikan kesimpulan yang menyatakan jika
89
hasil belajar SMP lebih besar dari hasil belajar MTs maka Ha diterima, H0 ditolak
dan sebaliknya jika nilai rata-rata SMP lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata
MTs maka Ha ditolak, H0 diterima. Karena dalam penelitian ini nilai rata-rata
SMP sebesar 16,70 dan nilai rata-rata MTs 13,91 yang berarti 16,70 > 13,91
maka Ha diterima dan H0 ditolak.
Dengan demikian hipotesis (H0) yang berbunyi hasil belajar siswa SMP
yang minat belajar tinggi lebih rendah atau sama dengan hasil belajar siswa MTs
yang minat belajar tinggi pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA NW
Suralaga Tahun Pelajaran 2016/2017, ditolak. Dan Hipotesis (Ha) yang berbunyi
yang berbunyi hasil belajar siswa SMP yang minat belajar tinggi lebih baik
dibanding hasil belajar siswa MTs yang minat belajar tinggi pada mata pelajaran
ekonomi di kelas X SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran 2016/2017, diterima.
C. Pembahasan
Dalam proses analisis data pada penelitian ini peneliti mencari uji
normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan rumus t test. Selain itu
analisis data juga dilakukan dengan mencari nilai mean median dan modus.
Adapun cara mengumpulkan data pada penelitian ini menggunakan dokumentasi
untuk variabel asal sekolah, angket untuk variabel minat belajar dan tes untuk
variabel hasil belajar.
Siswa kelas X SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran 2016/2017 ditinjau
dari asal sekolah bersifat heterogen, artinya ada dua asal sekolah siswa yaitu SMP
90
dan MTs. Ada sebanyak 40 orang siswa asal SMP, dan ada sebanyak 51 orang
siswa asal MTs.
Dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis nol (H0) yaitu “hasil belajar
siswa SMP yang minat belajar tinggi lebih rendah atau sama dengan hasil belajar
siswa MTs yang minat belajar tinggi pada mata pelajaran ekonomi di kelas X
SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran 2016/2017”. Dan hipotesis alternatif (Ha)
yaitu “hasil belajar siswa SMP yang minat belajar tinggi lebih baik dibanding
hasil belajar siswa MTs yang minat belajar tinggi pada mata pelajaran ekonomi di
kelas X SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Ditinjau dari segi minat, siswa asal SMP lebih tinggi dibanding siswa asal
MTs. Hal ini terlihat dari skor angket minat belajar siswa asal SMP yang
memiliki minat tinggi sebanyak 25% yakni sebanyak 10 orang dari 40 orang
siswa. Siswa asal SMP yang berminat sedang sebesar 60% atau sebanyak 24
orang dan siswa yang berminat rendah sebesar 15% atau sebanyak 6 orang.
Sedangkan minat belajar siswa asal MTs dengan minat tinggi sebesar 21,6%
atau sebanyak 11 orang dari 51 orang siswa. Siswa asal MTs dengan minat
sedang sebesar 60,8% atau sebanyak 31 orang dan siswa dengan minat rendah
sebesar 17,6% yakni sebanyak 9 orang.
Dilihat dari segi hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi setelah
peneliti menyebarkan tes di kelas X SMA NW Suralaga didapatkan hasil belajar
siswa SMP dan MTs secara keseluruhan juga berbeda-beda. Perbedaan ini terlihat
91
jelas dari kemampuan siswa menjawab soal-soal yang diberikan dalam instrumen
penelitian. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.11 dan tabel 4.12 dimana hasil belajar
kategori tinggi lebih besar diperoleh oleh siswa SMP dengan persentase sebesar
40% atau sebanyak 16 siswa dari 40 orang siswa, sedangkan hasil belajar tinggi
siswa MTs hanya sebesar 23,5% atau sebanyak 12 siswa dari 51 orang siswa.
Hasil belajar sedang yang diperoleh SMP sebesar 55% atau sebanyak 22 siswa,
sedangkan hasil belajar sedang untuk MTs sebesar 58,8% atau sebanyak 30 orang.
Dan kategori rendah untuk siswa SMP sebesar 5% yakni sebanyak 2 orang,
sedangkan kategori rendah untuk siswa MTs sebesar 17,6% atau sebanyak 9
orang.
Meskipun lebih banyak tamatan MTs yang melanjutkan ke SMA NW
Suralaga dibanding siswa tamatan SMP, namun persentase minat siswa yang
berasal dari SMP lebih tinggi dibanding siswa tamatan MTs. Hal ini dikarenakan
banyaknya faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, yakni perasaan senang
terhadap suatu mata pelajaran tertentu, perhatian siswa dalam belajar dan
ketertarikan siswa dengan mata pelajaran tertentu atau guru tertentu. Dalam hal
ini guru bidang studi yang paling berperan dalam meningkatkan hasil belajar
siswa dengan cara menarik perhatian dan minat siswa melalui strategi dan
metode-metode belajar yang menarik.
Sebagian besar siswa kelas X SMA NW Suralaga senang dengan cara
mengajar ekonomi, hal ini tergambar dari siswa yang memilih option selalu dan
sering sebanyak 62,5% asal SMP dan 54,9% asal MTs. Para siswa juga
92
memberikan perhatian pada mata pelajaran ekonomi dengan mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru dimana sebesar 82,5% siswa asal SMP dan
70,6% siswa asal MTs memilih option sering dan selalu dalam memperhatikan
penjelasan yang disampaikan oleh guru. Meskipun siswa tidak merasa senang
diberikan pekerjaan rumah oleh guru namun siswa selalu mengerjakan tugas dan
mengumpulkannya tepat waktu, hal ini terlihat dari hasil angket siswa dimana
sebesar 62,5% siswa asal SMP dan 58,9% siswa asal MTs menjawab option
sering dan selalu dalam mengumpulkan tugas.
Namun, minat yang dimiliki oleh setiap siswa berbeda-beda. Ada siswa
yang kecenderungan minatnya pada mata pelajaran ekonomi dan ada pula siswa
yang kecenderungan minatnya pada mata pelajaran yang lain. Hal ini terlihat dari
tidak sedikitnya yang merasa terpaksa ketika belajar ekonomi dengan memilih
option tidak pernah yakni sebanyak 22,5% siswa asal SMP dan 17,6% siswa asal
MTs.
Dalam penelitian ini ingin dilihat hasil belajar siswa yang memiliki
kategori minat tinggi saja. Setelah dilakukan perhitungan angket ditemukan
kategori siswa yang memiliki minat tinggi sebanyak 10 orang siswa dari SMP dan
11 orang siswa dari MTs. Hasil belajar siswa yang berminat tinggi asal SMP dan
asal MTs juga memiliki perbedaan. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan
data dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0 for windows di
peroleh nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 3,401 dan nilai signifikan sebesar 0,003. Karena
93
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (3,401 > 2,093) dan nilai signifikan lebih kecil dari
0,05 (0,003 < 0,05) berarti terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa SMP
yang berminat tinggi dengan siswa MTs yang berminat tinggi pada mata pelajaran
ekonomi di kelas X SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran 2016/2017.
Rata-rata hasil belajar yang diperoleh untuk kedua asal sekolah yang
memiliki minat tinggi juga memiliki perbedaan. Hasil belajar siswa tamatan SMP
yang memiliki minat tinggi lebih tinggi dibanding siswa tamatan MTs yang
memiliki minat tinggi. Siswa tamatan SMP yang berminat tinggi dengan jumlah
10 orang siswa memiliki rata-rata nilai sebesar 16,70, dengan nilai maximum
sebesar 20 dan nilai minimum sebesar 14. Sedangkan siswa tamatan MTs yang
berminat tinggi dengan jumlah 11 orang memiliki rata-rata nilai sebesar 13,91
dengan nilai maximum sebesar 17 dan nilai minimum sebesar 11.
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan hasil dari penyebaran angket
dan tes kepada siswa kelas X SMA NW Suralaga, rata-rata hasil belajar SMP
lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar MTs yakni 16,70 > 13,91 yang berarti H0
ditolak dan Ha diterima. Artinya “hasil belajar siswa SMP yang minat belajar
tinggi lebih baik dibanding hasil belajar siswa MTs yang minat belajar tinggi pada
mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA NW Suralaga Tahun Pelajaran
2016/2017”.
Perbedaan hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua
faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari
94
luar diri siswa atau faktor lingkungan.98 Faktor internal lebih banyak
mempengaruhi hasil belajar siswa yakni aspek psikologisnya seperti kemampuan
atau kecerdasan siswa, bakat, perhatian siswa untuk pelajaran ekonomi, minat
siswa pada mata pelajaran ekonomi, motivasi siswa belajar ekonomi dan sikap
yang positif terhadap pelajaran ekonomi.
Faktor minat merupakan salah satu yang mempengaruhi hasil belajar yang
diperoleh oleh siswa. Hasil belajar siswa SMP yang berminat tinggi dengan siswa
MTs yang berminat tinggi pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA NW
Suralaga Tahun Pelajaran 2016/2017 memiliki perbedaan. Karena minat tidak
hanya berasal dari dalam diri individu atau siswa, melainkan juga ada faktor luar
yang ikut mempengaruhinya yakni minat yang timbul karena adanya pengaruh
dari luar individu. Minat ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan
orangtua, dan kebiasaan atau adat.99
Siswa SMP yang berminat tinggi lebih dominan dipengaruhi oleh faktor
yang ada didalam dirinya sebesar 64,3%, sedangkan siswa MTs sebesar 35,7%.
Sedangkan faktor yang berada di luar diri siswa berpengaruh sebesar 83,3% untuk
siswa asal MTs dan sebesar 16,7% untuk siswa asal SMP. Jadi, siswa SMP lebih
dominan pada faktor diri sendiri dan siswa MTs lebih dominan pada faktor yang
ada diluar dirinya.
98 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses., h. 39. 99 Ahmad Susanto, Teori Belajar., h. 57.
95
Perbedaan tersebut terlihat dari siswa SMP kategori minat tinggi lebih
senang dan semangat belajar ekonomi dengan persentase yang memilih option
selalu sebesar 80%. Siswa asal SMP juga selalu menyiapkan diri sebelum
pembelajaran ekonomi dimulai dengan persentase sebesar 60%. Selain itu, siswa
SMP yang memilih option sering belajar materi ekonomi yang belum diajarkan
oleh guru di rumah dan sering belajar sebelum ujian yakni sebesar 80% dan 70%.
Siswa SMP yang lebih tekun mempelajari ekonomi sebesar 40%. Siswa asal SMP
ini juga lebih banyak membaca buku ekonomi ketika ada waktu luang dan senang
diberikan pekerjaan rumah oleh guru sebesar 20%. Walaupun yang senang
diberikan tugas oleh guru tidak banyak, namun semua siswa yang memiliki minat
tinggi dalam belajar ekonomi ini selalu mengerjakan tugas dengan baik dan
mengumpulkannya tepat waktu. Jadi, siswa asal SMP sudah menyadari adanya
minat terhadap mata pelajaran ekonomi. Minat yang telah disadari terhadap
bidang pelajaran, mungkin sekali akan menjaga pikiran siswa, sehingga dia bisa
menguasai pelajarannya.100
Persentase skor option dari indikator minat yang dipilih oleh siswa SMP
di atas lebih besar dibanding persentase skor dari siswa MTs. Namun, diindikator
lain siswa MTs lebih dominan sebesar 54,5% tidak merasa terpaksa belajar
ekonomi. Hal ini dikarenakan cara mengajar guru yang membuat siswa senang,
sehingga siswa banyak mengulangi materi yang diberikan oleh guru sebesar
81,8% dan siswa selalu mendengarkan dan memperhatikan penjelasan yang
100 Djaali, Psikologi Pendidikan., h. 121.
96
disampaikan oleh guru serta selalu menjawab pertanyaan guru sebesar 72,7%.
Siswa MTs yang berminat tinggi selalu paham dengan materi yang disampaikan
oleh guru dengan persentase sebesar 81,8%. Selain itu, banyak siswa dari MTs
yang selalu bertanya kepada teman atau guru apabila ada yang tidak dimengerti
sebesar 63,6%. Siswa-siswa MTs yang berminat tinggi ini juga selalu belajar
materi ekonomi ketika guru tidak masuk dan sering mengeluarkan pendapat di
dalam kelas dengan persentase 45,5%.
Hasil perhitungan dari data penelitian juga ditemukan bahwa secara
keseluruhan hasil belajar siswa yang senang dengan mata pelajaran ekonomi
berbeda dengan hasil belajar ekonomi siswa yang terpaksa untuk belajar. Hal ini
dilihat dari kemampuan siswa menjawab butir soal tes ekonomi yang diberikan
dalam instrumen penelitian. Siswa SMP yang merasa terpaksa dalam belajar
ekonomi sebanyak 9 orang dengan kemampuan menjawab soal rata-rata 8 butir
atau nilai rata-rata siswa sebesar 41,7. Sedangkan siswa SMP yang tidak merasa
terpaksa dalam belajar ekonomi sebanyak 11 orang dengan kemampuan
menjawab soal rata-rata 13-14 butir dan nilai rata-rata mencapai 67,7. Tidak ada
siswa SMP yang tidak senang dalam belajar ekonomi, namun ada 23 siswa
kadang-kadang merasa senang dan tidak senang dalam belajar ekonomi yang
terlihat dari skor angketnya. Kemampuan rata-rata siswa dalam menjawab soal
mencapai 10 butir dengan nilai rata-rata sebesar 50,9. Berbeda dengan siswa SMP
yang senang dalam belajar ekonomi, mereka mampu mencapai nilai rata-rata
sebesar 77,5 dengan kemampuan menjawab soal rata-rata 15-16 butir.
97
Hasil belajar yang diperoleh oleh siswa MTs juga menunjukkan
perbedaan. Siswa MTs yang merasa terpaksa dalam belajar ekonomi sebanyak 9
orang dengan kemampuan menjawab soal rata-rata 7-8 butir atau hanya mencapai
nilai rata-rata sebesar 38,3. Sedangkan siswa MTs yang tidak merasa terpaksa
dalam belajar ekonomi sebanyak 15 orang dengan kemampuan menjawab soal
rata-rata 9-10 butir dan nilai rata-rata mencapai 49,3. Dilihat dari skor angket
siswa, ada 1 orang siswa MTs yang tidak senang dengan pelajaran ekonomi dan
hanya mampu menjwab 8 butir soal dan memiliki nilai sebesar 40. Siswa MTs
yang senang dengan pelajaran ekonomi juga tidak menunjukkan perbedaan hasil
belajar yang dominan, ada 15 orang yang senang belajar ekonomi dengan
kemampuan rata-rata menjawab soal hanya sebanyak 9 butir dan rata-rata nilai
sebesar 47.
98
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian yang telah dilaksanakan di
SMA NW Suralaga, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa SMP yang
minat belajar tinggi lebih baik dibanding hasil belajar siswa MTs yang minat
belajar tinggi pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA NW Suralaga Tahun
Pelajaran 2016/2017. Hal ini disebabkan oleh minat belajar siswa SMP kategori
tinggi lebih dominan dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam diri siswa seperti
rasa senang dan semangat belajar ekonomi, menyiapkan diri sebelum
pembelajaran dimulai, belajar di rumah meski tidak ada ujian, membaca diwaktu
luang, tekun dalam belajar, mengerjakan tugas dengan baik dan
mengumpulkannya tepat waktu. Sedangkan minat belajar siswa MTs kategori
tinggi lebih dominan dipengaruhi oleh faktor yang ada di luar diri siswa seperti
senang dengan cara mengajar guru, memperhatikan dan mendengarkan penjelasan
guru, memahami materi yang disampaikan guru dan sering menjawab pertanyaan
dari guru.
B. Saran
Sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini, peneliti
memberikan beberapa saran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran ekonomi SMA NW Suralaga:
99
1. Kepada Kepala SMA NW Suaralaga untuk selalu mengontrol para
bawahannya, khususnya para guru untuk terus meningkatkan profesinya
sebagai tenaga pengajar yang profesional dalam bidangnya masing-masing.
2. Kepada guru bidang studi ekonomi agar meningkatkan keprofesionalannya
dalam memberikan pelayanan/pelajaran dalam kegiatan belajar mengajar
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan kepada para siswa.
3. Kepada siswa-siswi SMA NW Suralaga untuk terus meningkatkan prestasi
belajar dan meningkatkan kegiatan belajar yang lebih baik yang
diselenggarakan di sekolah.
100
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta,2008.
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1995. Ahmad Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Grouf , 2016. Andi Muhammad Kusri, “Pengaruh Layanan Informasi Peminatan Terhadap
Kemantapan Pilihan Sekolah Lanjutan”, Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling, No. 1, Vol. 2. 2016.
Bisri Mustofa. Psikologi Pendidikan: Pendekatan, Orientasi dan Perspektif Baru
Sebagai Landasan Pengembangan Strategi dan Proses Pembelajara, Teori dan Praktik. Yogyakarta: Parana Ilmu, 2015.
Cicih Purwanti, “Meningkatkan Minat Studi Lanjut ke SMK Melalui Layanan
Informasi Karier pada Siswa kelas VIII SMPN 2 Salem Kabupaten Brebes Tahun Ajaran 2012/2013” (Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2013) dalam lib.unnes.ac.id/17334/1/1301408075.pdf diakses tanggal 10 Maret 2017 pukul 09.53 WITA.
Djaali. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2014. Etta Sangadji Mamang dan Sopiah. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam
Penelitian. Yogyakarta: CV Andi Offset, 2010. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Madrasah_tsanawiyah, diakses tanggal 13 Januari
2017, pukul 15.59 WITA. http://id.m.wikipedia.org/wiki/sekolah_menengah_pertama, diakses tanggal 13
Januari 2017, pukul 15.46 WITA. Ika Nurjanah, “Hubungan Minat Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran IPS SMPN 87 Jakarta Tahun Ajaran 2014/2015” (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015) dalam http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29446/3/Ika%20Nurjanah%20-%20FITK.pdf diakses tanggal 30 Maret 2017 pukul 10.42 WITA.
101
Kevin M. Nugroho. “Gambaran Empati pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Angkatan 2012”, Jurnal e-Biomedik, No. 1, Vol. 4. 2016.
M. Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencanan Prenada
Group, 2010. Maryam. “Pengaruh Asal Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang
Studi Bahasa Arab di Kelas X SMA Muhammadiyah Mataram Tahun Ajaran 2009/2010”. Skripsi. IAIN Mataram. 2010.
Moh Nazir. Metode Penelitian. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2011. Muhammad Nurman, Evaluasi Pendidikan. Mataram: Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Mataram. 2015. Muhibbin Syah. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2006 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013. Nana Sudjana dan Ibrahim. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 2012. Nana Sudjana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2011. Nana Syaodih Sukmadinata. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2011. Nurul Zuriah. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2009. Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara, 2011. Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Saifuddin Azwar. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2008.
102
Sapriyadi. Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015.
Sardiman A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers,
2011. Slamet Budiharjo, “Pengaruh Asal Sekolah Terhadap Partisipasi dan Hasil Belajar
Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah Mahasiswa Program D III Teknik Sipil Semester II Fakultas Teknik UNNES Tahun Ajaran 2004/2005” (Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2005) dalam koleksi.pustakaskripsi.com/dl.php?f=1791.pdf di akses tanggal 14 Januari 2017 pukul 14.05 WITA.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta,
2013. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2013. Sugiyono. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. 2012. Suharsimi Arikunto. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2016. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta, 2010. Sumarna Surapranata. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes
Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rsdakarya, 2009. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I,
Pasal (1) ayat (1).
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
ANGKET DAN TES PENELITIAN
(SEBELUM VALIDITAS)
ANGKET MINAT BELAJAR SISWA
I. Identitas siswa :
1. Nama :
2. No Absen :
3. Asal Sekolah :
II. Petunjuk pengisian angket :
1. Isilah data diri anda di tempat yang telah di sediakan
2. Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang anda anggap sesuai dengan keadaan anda dengan
memilih satu dari lima (4) pilihan yang di sediakan.
3. Pengisian angket ini bukan merupakan untuk ujian atau tes, akan tetapi sebagai bantuan dalam
kelancaran penulisan skripsi.
Keterangan :
a. S : Selalu
b. SR : Sering
c. KK : Kadang-Kadang
d. TP : Tidak Pernah
III. Pertanyaan
NO. PERTANYAAN S SR KK TP 1 Saya senang dengan pelajaran ekonomi 2 Saya semangat ketika mengikuti pelajaran ekonomi 3 Saya tidak merasa terpaksa ketika belajar ekonomi 4 Saya betah selama pembelajaran ekonomi 5 Guru ekonomi menyenangkan 6 Saya senang dengan cara guru mengajar ekonomi 7 Saya mendengarkan ketika guru menjelaskan 8 Saya memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh
guru
9 Saya paham dengan materi yang disampaikan oleh guru 10 Saya menyiapkan diri sebelum pembelajaran ekonomi
dimulai
11 Guru menggunakan media yang menarik ketika belajar ekonomi
12 Saya bertanya kepada guru atau teman jika saya tidak mengerti
13 Saya terlibat aktif dalam pembelajaran ekonomi ketika mengikuti diskusi
14 Saya menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru 15 Saya mengeluarkan pendapat pada saat pembelajaran 16 Saya belajar materi ekonomi yang belum diajarkan oleh
guru di rumah
17 Saya belajar meski tidak ada ujian 18 Saya mengulang materi yang diberikan oleh guru
dirumah
19 Saya membaca buku ekonomi ketika ada waktu luang 20 Saya mencatat poin-poin penting dari penjelasan guru 21 Saya belajar materi ekonomi ketika guru tidak masuk 22 Saya tekun mempelajari ekonomi 23 Saya merasa senang ketika diberikan pekerjaan rumah
oleh guru
24 Saya mengerjakan tugas dengan baik 25 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu
Jumlah
INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
Nama :
Asal Sekolah :
I. PETUNJUK PENGISIAN :
1. Tulislah identitas anda pada kolom yang telah disediakan!
2. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban a, b, c atau d yang dianggap paling benar!
3. Dahulukanlah mengerjakan soal-soal yang dianggap lebih mudah!
4. jawablah semua soal di bawah ini dengan salah satu jawaban yang anda anggap paling benar!
5. Apabila ada jawaban yang dianggap salah dan anda ingin memperbaikinya, coretlah dengan dua garis
mendatar pada tanda silang!
Contoh : Jawaban semula a b c d Pembetulan a b c d
II. SOAL
1. Cabang ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga
pasar dan kuantitas faktor input, barang dan jasa yang diperjualbelikan dinamakan . . . .
a. Ekonomi Makro d. Ekonomi Deskriptif
b. Ekonomi Terapan e. Teori Ekonomi
c. Ekonomi Mikro
2. Cabang ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku ekonomi secara agregat disebut . . . .
a. Ekonomi Makro d. Ekonomi Deskriptif
b. Ekonomi Terapan e. Teori Ekonomi
c. Ekonomi Mikro
3. Keunggulan pelaku ekonomi mikro dalam perekonomian Indonesia adalah . . . .
a. Bersifat padat karya
b. Bermodal besar
c. Menggunakan teknologi tinggi
d. Selalu menghasilkan barang bermutu
e. Mudah memperoleh pinjaman dari bank
4. Kegiatan-kegiatan ekonomi:
1. Laju inflasi 3. Pengangguran
2. Permintaan 4. Harga
Yang dianalisis menggunakan teori mikro ekonomi adalah . . . .
a. 1 dan 2 d. 2 dan 4
b. 1 dan 3 e. 3 dan 4
c. 2 dan 3
5. Yang bukan merupakan permasalahan dalam ekonomi makro adalah . . . .
a. Pendapatan nasional d. Analisis biaya
b. Pertumbuhan ekonomi e. Kemiskinan
c. Pengangguran
6. Analisis ekonomi mikro dan makro:
1. Menganalisis bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan ekonomi.
2. Menganalisis secara global dari keseluruhan kegiatan perekonomian.
3. Analisis membuat pilihan.
4. Menerangkan tentang pentingnya kebijakan untuk mewujudkan prestasi kegiatan ekonomi.
Yang merupakan analisis ekonomi makro adalah . . . .
a. 1 dan 2 d. 2 dan 4
b. 1 dan 3 e. 3 dan 4
c. 2 dan 3
7. Yang bukan merupakan persoalan pokok ekonomi adalah . . . .
a. Pertumbuhan ekonomi d. Kesenjangan
b. Kemiskinan e. Inflasi
c. Pengangguran
8. Masalah inflasi dilihat dari sudut pandang makro merupakan gejala . . . . .
a. Naiknya harga secara umum
b. Berkurangnya kesempatan kerja
c. Meningkatnya pendapatan masyarakat
d. Meningkatnya kebutuhan pokok
e. Menurunnya stabilitas ekonomi
9. Alat kebijakan ekonomi makro yang bertujuan mengatur pengeluaran pemerintah adalah kebijakan . . . .
a. Harga d. Perdagangan
b. Moneter e. Perindustrrian
c. Fiskal
10. Salah satu contoh kebijakan fiskal yaitu melalui . . . .
a. Pajak d. Operasi pasar terbuka
b. Subsidi e. Tarif
c. Politik diskonto
11. Pengurangan atas subsidi BBM yang dialihkan untuk kebutuhan langsung tunai merupakan salah satu upaya
pemerintah mengurangi . . . .
a. Pengangguran c. Keterbelakangan e. Penerimaan negara
b. Korupsi d. Kemiskinan
12. Upaya pemerintah untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dinamakan . . . .
a. Kebijakan fiscal d. Kebijakan hubungan ekonomi internasional
b. Kebijakan moneter e. Kebijakan retribusi
c. Kebijakan penetapan harga
13. Berikut ini yang merupakan ciri-ciri adanya kemiskinan yang dialami oleh sebuah bangsa adalah . . . .
a. Angka pengangguran yang tinggi
b. Tingkat pendidikan dan pengawasan teknologi yang rendah
c. Tingkat produktivitas penduduk yang rendah
d. Makin besarnya pinjaman pemerintah di luar negeri
e. Standar hidup dan pelayanan kesehatan yang rendah
14. Dalam mengatasi inflasi, pemerintah menggunakan cara-cara berikut ini, kecuali . . . .
a. menaikkan pajak
b. menurunkan suku bunga
c. menjual surat berharga
d. pengawasan kredit secara selektif
e. menurunkan pengeluaran pemerintah
15. Pendapatan nasional adalah . . . .
a. Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu tahun
b. Jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh pemilik faktor produksi selama satu tahun
c. Nilai tukar jasa yang dihasilkan selama satu tahun baik di dalam maupun di luar negeri
d. Jumlah barang dan jasa yang dikonsumsi di dalam negeri dan diekspor
e. Jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah berdasarkan apbn selama satu tahun
16. Melalui pendekatan pengeluaran, besarnya pendapatan nasional dihitung dengan rumus . . . .
a. Y = (P1 x Q1) + (P2 x Q2)+ . . . (P𝑛 x Qn)
b. Y = a + by
c. Y = r +w + i + n
d. Y = ax + by
e. Y = C + I + G + (x – m)
17. Diketahui pendapatan nasional suatu negara tahun 2006 (dalam jutaan rupiah) adalah:
GNP Rp 500.000,00
Penyusutan barang modal Rp 50.000,00
Pajak tidak langsung Rp 25.000,00
Transfer payment Rp 15.000,00
Pajak langsung Rp 20.000,00
Berdasarkan data di atas, pendapatan perseorangan sebesar . . . .
a. Rp.440.000,00 d. Rp.405.000,00
b. Rp.420.000,00 e. Rp.400.000,00
c. Rp.410.000,00
18. Pendapatan per kapita tertinggi dalam tabel di bawah ini terdapat pada negara . . . .
No. Nama Negara Pendapatan Jumlah (miliar) Nasional Penduduk (juta)
1. Negara A 84.000 240
2. Negara B 156.000 300
3. Negara C 192.000 320
4. Negara D 260.000 200
5. Negara E 360.000 600
a. A
b. B
c. C
d. D
e. E
19. Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh warga di suatu Negara termasuk kekayaan di luar
negeri tanpa kekayaan warga negara asing dalam suatu periode tertentu dalam satu tahun dan dinilai dengan
uang dinamakan . . . .
a. Produk Nasional Bruto (PNB)
b. Produk Domestik Bruto (PDB)
c. Produk National Neto (NNP)
d. National Income
e. Personal Income
20. Jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh penduduk atau masyarakat suatu negara selama
satu tahun termasuk barang dan jasa yang dihasilkan warga negara asing di negara tersebut dinamakan . . . .
a. Pendapatan nasional d. Produk domestik bruto
b. Produk nasional e. Produk nasional neto
c. Produk nasional bruto
21. Tujuan menghitung pendapatan nasional suatu negara adalah . . . .
a. Untuk mengetahui besarnya konsumsi
b. Untuk mengendalikan konsumsi agar seimbang
c. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran bangsanya
d. Untuk memacu usaha produksi agar sesuai dengan kebutuhan konsumsi
e. Agar usaha produksi berkembang tidak kalah dengan negara lain
22. Manfaat perhitungan pendapatan nasional adalah sebagai berikut, kecuali . . . .
a. Untuk mengetahui struktur perekonomian
b. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi
c. Untuk membandingkan perekonomian anatar daerah
d. Untuk membantu merumuskan kebijakan pemerintah
e. Untuk menambah pendapatan ansional suatu negara
23. Pendapatan nasional dapat dihitung melaui tiga metode, yakni . . . .
a. Pendapatan, konsumsi, distribusi d. Konsumsi, pengeluaran, pendapatan
b. Konsumsi, pengeluaran, investasi e. Produksi, pendapatan, pengeluaran
c. Produksi, investasi, distribusi
24. Jika GNP dikurangi dengan penyusutan maka akan didapat . . . .
a. GDP c. NNP e. DI
b. NNI d. NI
25. Apabila NNP dikurangi pajak tidak langsung maka akan didapat . . . .
a. GNP c. PI e. NNI
b. GDP d. DI
LAMPIRAN 2
TABULASI DATA VALIDITAS
ANGKET DAN TES
Validitas dan Reliabilitas Angket
Validitas dan Reliabilitas Tes
LAMPIRAN 3
ANGKET DAN TES PENELITIAN
ANGKET MINAT BELAJAR SISWA
I. Identitas siswa :
1. Nama :
2. No Absen :
3. Asal Sekolah :
II. Petunjuk pengisian angket :
1. Isilah data diri anda di tempat yang telah di sediakan
2. Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang anda anggap sesuai dengan keadaan anda dengan
memilih satu dari lima (4) pilihan yang di sediakan.
3. Pengisian angket ini bukan merupakan untuk ujian atau tes, akan tetapi sebagai bantuan dalam
kelancaran penulisan skripsi.
Keterangan :
a. S : Selalu
b. SR : Sering
c. KK : Kadang-Kadang
d. TP : Tidak Pernah
III. Pertanyaan
NO. PERTANYAAN S SR KK TP 1 Saya senang dengan pelajaran ekonomi 2 Saya semangat ketika mengikuti pelajaran ekonomi 3 Saya tidak merasa terpaksa ketika belajar ekonomi 4 Saya senang dengan cara guru mengajar ekonomi 5 Saya mendengarkan ketika guru menjelaskan 6 Saya memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh
guru
7 Saya paham dengan materi yang disampaikan oleh guru 8 Saya menyiapkan diri sebelum pembelajaran ekonomi
dimulai
9 Saya bertanya kepada guru atau teman jika saya tidak mengerti
10 Saya menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru 11 Saya mengeluarkan pendapat pada saat pembelajaran 12 Saya belajar materi ekonomi yang belum diajarkan oleh
guru di rumah
13 Saya belajar meski tidak ada ujian
14 Saya mengulang materi yang diberikan oleh guru dirumah
15 Saya membaca buku ekonomi ketika ada waktu luang 16 Saya belajar materi ekonomi ketika guru tidak masuk 17 Saya tekun mempelajari ekonomi 18 Saya merasa senang ketika diberikan pekerjaan rumah
oleh guru
19 Saya mengerjakan tugas dengan baik 20 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu
Jumlah
INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
Nama :
Asal Sekolah :
I. PETUNJUK PENGISIAN :
1. Tulislah identitas anda pada kolom yang telah disediakan!
2. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban a, b, c atau d yang dianggap paling benar!
3. Dahulukanlah mengerjakan soal-soal yang dianggap lebih mudah!
4. jawablah semua soal di bawah ini dengan salah satu jawaban yang anda anggap paling benar!
5. Apabila ada jawaban yang dianggap salah dan anda ingin memperbaikinya, coretlah dengan dua garis
mendatar pada tanda silang!
Contoh : Jawaban semula a b c d Pembetulan a b c d
II. SOAL
1. Cabang ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga
pasar dan kuantitas faktor input, barang dan jasa yang diperjualbelikan dinamakan . . . .
a. Ekonomi Makro d. Ekonomi Deskriptif
b. Ekonomi Terapan e. Teori Ekonomi
c. Ekonomi Mikro
2. Cabang ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku ekonomi secara agregat disebut . . . .
a. Ekonomi Makro d. Ekonomi Deskriptif
b. Ekonomi Terapan e. Teori Ekonomi
c. Ekonomi Mikro
3. Keunggulan pelaku ekonomi mikro dalam perekonomian Indonesia adalah . . . .
a. Bersifat padat karya
b. Bermodal besar
c. Menggunakan teknologi tinggi
d. Selalu menghasilkan barang bermutu
e. Mudah memperoleh pinjaman dari bank
4. Kegiatan-kegiatan ekonomi:
1. Laju inflasi 3. Pengangguran
2. Permintaan 4. Harga
Yang dianalisis menggunakan teori mikro ekonomi adalah . . . .
a. 1 dan 2 d. 2 dan 4
b. 1 dan 3 e. 3 dan 4
c. 2 dan 3
5. Yang bukan merupakan permasalahan dalam ekonomi makro adalah . . . .
a. Pendapatan nasional d. Analisis biaya
b. Pertumbuhan ekonomi e. Kemiskinan
c. Pengangguran
6. Analisis ekonomi mikro dan makro:
1. Menganalisis bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan ekonomi.
2. Menganalisis secara global dari keseluruhan kegiatan perekonomian.
3. Analisis membuat pilihan.
4. Menerangkan tentang pentingnya kebijakan untuk mewujudkan prestasi kegiatan ekonomi.
Yang merupakan analisis ekonomi makro adalah . . . .
a. 1 dan 2 d. 2 dan 4
b. 1 dan 3 e. 3 dan 4
c. 2 dan 3
7. Masalah inflasi dilihat dari sudut pandang makro merupakan gejala . . . . .
a. Naiknya harga secara umum
b. Berkurangnya kesempatan kerja
c. Meningkatnya pendapatan masyarakat
d. Meningkatnya kebutuhan pokok
e. Menurunnya stabilitas ekonomi
8. Alat kebijakan ekonomi makro yang bertujuan mengatur pengeluaran pemerintah adalah kebijakan . . . .
a. Harga d. Perdagangan
b. Moneter e. Perindustrrian
c. Fiskal
9. Salah satu contoh kebijakan fiskal yaitu melalui . . . .
a. Pajak d. Operasi pasar terbuka
b. Subsidi e. Tarif
c. Politik diskonto
10. Pengurangan atas subsidi BBM yang dialihkan untuk kebutuhan langsung tunai merupakan salah satu upaya
pemerintah mengurangi . . . .
a. Pengangguran c. Keterbelakangan e. Penerimaan negara
b. Korupsi d. Kemiskinan
11. Upaya pemerintah untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dinamakan . . . .
a. Kebijakan fiscal d. Kebijakan hubungan ekonomi internasional
b. Kebijakan moneter e. Kebijakan retribusi
c. Kebijakan penetapan harga
12. Dalam mengatasi inflasi, pemerintah menggunakan cara-cara berikut ini, kecuali . . . .
a. menaikkan pajak
b. menurunkan suku bunga
c. menjual surat berharga
d. pengawasan kredit secara selektif
e. menurunkan pengeluaran pemerintah
13. Melalui pendekatan pengeluaran, besarnya pendapatan nasional dihitung dengan rumus . . . .
a. Y = (P1 x Q1) + (P2 x Q2)+ . . . (P𝑛 x Qn)
b. Y = a + by
c. Y = r +w + i + n
d. Y = ax + by
e. Y = C + I + G + (x – m)
14. Pendapatan per kapita tertinggi dalam tabel di bawah ini terdapat pada negara . . . .
No. Nama Negara Pendapatan Jumlah (miliar) Nasional Penduduk (juta)
1. Negara A 84.000 240
2. Negara B 156.000 300
3. Negara C 192.000 320
4. Negara D 260.000 200
5. Negara E 360.000 600
a. A
b. B
c. C
d. D
e. E
15. Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh warga di suatu Negara termasuk kekayaan di luar
negeri tanpa kekayaan warga negara asing dalam suatu periode tertentu dalam satu tahun dan dinilai dengan
uang dinamakan . . . .
a. Produk Nasional Bruto (PNB) d. Produk National Income
b. Produk Domestik Bruto (PDB) e. Personal Income
c. Produk National Neto (NNP)
16. Jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh penduduk atau masyarakat suatu negara selama
satu tahun termasuk barang dan jasa yang dihasilkan warga negara asing di negara tersebut dinamakan . . . .
a. Pendapatan nasional d. Produk domestik bruto
b. Produk nasional e. Produk nasional neto
c. Produk nasional bruto
17. Tujuan menghitung pendapatan nasional suatu negara adalah . . . .
a. Untuk mengetahui besarnya konsumsi
b. Untuk mengendalikan konsumsi agar seimbang
c. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran bangsanya
d. Untuk memacu usaha produksi agar sesuai dengan kebutuhan konsumsi
e. Agar usaha produksi berkembang tidak kalah dengan negara lain
18. Manfaat perhitungan pendapatan nasional adalah sebagai berikut, kecuali . . . .
a. Untuk mengetahui struktur perekonomian
b. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi
c. Untuk membandingkan perekonomian anatar daerah
d. Untuk membantu merumuskan kebijakan pemerintah
e. Untuk menambah pendapatan ansional suatu negara
19. Jika GNP dikurangi dengan penyusutan maka akan didapat . . . .
a. GDP c. NNP e. DI
b. NNI d. NI
20. Apabila NNP dikurangi pajak tidak langsung maka akan didapat . . . .
a. GNP c. PI e. NNI
b. GDP d. DI
KUNCI JAWABAN INSTRUMEN
1. C 11. B
2. A 12. B
3. A 13. E
4. D 14. D
5. D 15. A
6. D 16. C
7. A 17. C
8. C 18. E
9. A 19. C
10. D 20. E
LAMPIRAN 4
TABULASI DATA ANGKET DAN TES PENELITIAN
TABULASI DATA ANGKET MINAT BELAJAR KELAS X SMA NW SURALAGA YANG BERASAL DARI SMP
TABULASI DATA ANGKET MINAT BELAJAR KELAS X SMA NW SURALAGA YANG BERASAL DARI MTs
TABULASI DATA TES HASIL BELJAR KELAS X SMA NW SURALAGA YANG BERASAL DARI SMP
TABULASI DATA TES HASIL BELJAR KELAS X SMA NW SURALAGA YANG BERASAL DARI MTs
LAMPIRAN 5
DOKUMENTASI
Pedoman Dokumentasi
No Data Keterangan
1. Sejarah dan profil SMA NW Suralaga
2. Data keadaan siswa SMA NW Suralaga
3. Data keadaan guru SMA NW Suralaga
4. Keadaaan sarana dan prasarana SMA NW Suralaga
5. Struktur Organisasi SMA NW Suralaga
Peneliti,
Oktavia Warhamni NIM. 151.136.003
Data Total Skor Variabel Asal Sekolah (X), Variabel Minat (Z) dan Variabel Hasil Belajar Siswa (Y)
NO NAMA X Z Y
1 Baiq Gita Andriyani 1 43 7 2 Hamzah Sudes 1 49 7 3 Husain Khawari 1 41 5 4 L.Ade Kurniawan 1 48 8 5 Linda Suratul Aini 1 62 17 6 M. Wira Hamdan Atmaja 1 46 10 7 M.Edi Sapradi 1 35 9 8 Zaeni Zakir 1 45 5 9 Muhammad Rozikul Khaer 1 63 19 10 Najwa 1 45 11 11 Nilda Pardiani 1 45 15 12 Paizatul Hasanah 1 55 9 13 Sandi Aulia Rahmat 1 47 9 14 Zaenuddin Sani 1 61 15 15 Arya Anzalwani 1 32 11 16 Zuhratul Walihah 1 51 15 17 Indah Patma Dewi 1 54 13 18 Muh. Salim Rohmatulloh 1 32 8 19 L. Khairussani 1 61 16 20 Mutaharatun Nisa' 1 61 20 21 Suherman 1 51 14 22 Sukarto 1 42 8 23 Tuti Alawiyah 1 44 8 24 Fitriani 1 61 15 25 Harfauzi 1 52 10 26 L. Dedi Setiawan 1 39 14 27 Ll. Ahmad Hasan 1 30 15 28 M.Aldi Rizaldi 1 53 10 29 Maulidatun Nisa 1 50 8 30 Muhammad Ali Akbar 1 61 14 31 Riadatul Jannah 1 60 13 32 Septiana Hafifah 1 65 18 33 Siti Zulaeha 1 45 8 34 Agus Salim 1 40 10 35 Ahmad Ziadi Mukhtar 1 61 16 36 Eli Hartati 1 51 7 37 Kiki Fatmawati 1 48 15 38 Ll. Muh. Husaeni 1 34 8 39 Pathul Aziz 1 62 17 40 Siti Zahraini 1 50 10
TOTAL 1975 467
NO NAMA X Z Y 41 Azizatul Husna 2 53 9 42 Desi Santri Putri Abdullah 2 28 5 43 Husniati Zikro 2 46 9 44 M. Rizal Imami 2 72 16 45 Muh. Hariadi 2 25 8 46 Muhammad Ali Nizam 2 51 12 47 Sri Wardani 2 42 9 48 Ulpa Nursafitri 2 36 13 49 Annisa 2 42 6 50 Abdul Gani 2 50 3 51 Azizatul Husna 2 63 11 52 Baiq Nismawati 2 44 9 53 Hardiyanto 2 40 8 54 Elvaturroni 2 40 13 55 Jami'atul Hizbi 2 52 11 56 Lia Eka Kusuma Wardani 2 43 7 57 Meli Handayani 2 53 20 58 Muh. Ferdi Candra 2 45 4 59 Muhammad Muliadin 2 47 3 60 Mustamiuddin Ilham 2 53 8 61 Nining Muliyati 2 46 13 62 Putra Hizbulloh 2 63 14 63 Reza Pahlawi 2 38 9 64 Zurriyatun Toyyibah 2 62 13 65 Abdur Rasid 2 47 8 66 Aenun Jariah 2 49 13 67 Ahmad Zamroni 2 61 17 68 M. Wahyu Sandi Ajie 2 53 10 69 Humairok Ummul Mukminin 2 45 15 70 Indra Muliana 2 48 4 71 Khairil Anwar 2 39 18 72 M.Rodian Ansori 2 37 10 73 Muh. Zulfatoni 2 64 13 74 Fahrurrozi 2 64 15 75 Rukina Sari Astuti 2 48 9 76 Siti Yulia Fikri 2 52 3 77 Khairul Alwi 2 30 14 78 Aldi Febrianto 2 40 10 79 Fadhlina Annisa' 2 25 11 80 Hafizah 2 51 5 81 Holikul Akbar Adi Saputra 2 63 15 82 Indah Rukyati 2 44 8 83 M. Zaenul Karim 2 70 14
NO NAMA X Z Y 84 Zuliatun Arofah 2 56 11 85 Mustikawati 2 63 11 86 Putri Arum Sari 2 51 4 87 Siti Asurok 2 34 15 88 Siti Nurhaliza 2 63 14 89 Susi Nurmayanti 2 52 7 90 Toharuddin 2 40 12 91 Bq. Siti Aminah 2 42 8
TOTAL 2465 527 Ket:
1 : SMP
2 : MTs
Struktur Organisasi SMA NW Suralaga
KOMITE SEKOLAH
H. HUSPIANI, S. Km
PENASEHAT
1. TG. DRs. H. KHAIRI, QH, M. Pd.I 2. H. KAZWINI PR, S. Pd 3. H. MUH. ZAHIR MURNI, S. Ag 4. SYAMSUL MUNIR, S. Ag 5. H. JALALUDDIN
KEPALA SEKOLAH
HAIRURRIJAL, M. Pd
KET:
: KORDINASI
: KOMANDO
KTU
ABDUL KAHFI, SE
BENDAHARA
ABD. AZIZ, M. Pd
SISWA/SISWI
GURU
WALI KELAS XA
MUHLISIN, QH, S.Pd.I
WALI KELAS XB
ROHYATUL AINI, S.Pd.I
WALI KELAS XD AGUSTINA APRIANI, S.Pd
WALI KELAS XC ABDUL HAPIZ, S.Si, S.Pd
WK. HUMAS
ALMINAZAN, S. Pd. I
WK. SARANA
H. HANAPI, S. Pd. I
WK. KSISWAAN TURMAWAZI, S.Sos.I,S.Si
WK. PENELITIAN DAN PENJAMIN
MUTU
ZAINUL MINANI, S. Pd
WK. KURIKULUM
IHSAN, M. Pd
Daftar Sarana dan Prasarana SMA NW Suralaga
No Nama Ruang/Area Kerja Jumlah A. Ruang Pembelajaran
1. Ruang Kelas 4 2. Ruang Perpustakaan 1
B. Ruang Penunjang 1. Ruang Kepala Sekolah 1 2. Ruang Guru 1 3. Ruang Pelayanan Administrasi (TU) 1 4. Ruang OSIS 1 5. Ruang Pramuka 1 6. UKS 1 7. Ruang Ibadah 1 8. Ruang Kantin Sekolah 1 9. Ruang Toilet 2
10. Ruang Gudang 1 11. Lahan Parkir 1
Sarana Prasarana Pendukung Pembelajaran
No. Jenis Sarpras Jumlah Sarpras Menurut Kondisi Baik Rusak
1. Kursi Siswa 100 0 2. Meja Siswa 50 0 3. Kursi Guru di Ruang Kelas 4 0 4. Meja Guru di Ruang Kelas 4 0 5. Papan Tulis 4 0 6. Lemari di Ruang Kelas 4 0 7. Alat Peraga Biologi 5 0 8. Bola Sepak 1 0 9. Bola Voli 1 0
10. Bola Basket 1 0 11. Lapangan Sepakbola/Futsal 1 0 12. Lapangan Bola Voli 1 0
Sarana Prasarana Pendukung Lainnya
No. Jenis Sarpras Jumlah Sarpras Menurut Kondisi Baik Rusak
1. Laptop / Komputer 10 0 2. Printer 5 0 3. Televisi 1 0 4. LCD Proyektor 1 0 5. Layar (Screen) 1 0 6. Meja Guru & Pegawai 7 0 7. Kursi Guru & Pegawai 7 0 8. Lemari Arsip 3 0 9. Kotak Obat (P3K) 1 0
10. Brankas 1 0 11. Pengeras Suara 2 0 12. Kendaraan Operasional (Mobil) 1 0 13. Kipas (Pendingin Ruangan) 2 0
DOKUMENTASI
PENYEBARAN DAN PENGISIAN ANGKET MINAT BELAJAR TES HASIL BELAJAR SISWA
DI SMA NW SURALAGA KELAS X A,B,C,D
DOKUMENTASI
PROGRAM “GO TO PARE” SMA NW SURAALAGA DAN KUNJUNGAN DI KEDIRI
DOKUMENTASI
KUNJUNGAN TURIS ASING KE SMA NW SURALAGA
DOKUMENTASI
KEGIATAN EKSTRAKULIKULER SMA NW SURALAGA
LAMPIRAN 6
SURAT-SURAT