asal usul kehidupan.docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makalah ini dibuat berdasarkan niat dan sesuai dengan kondisi
serta keadaaan dalam kehidupan sekitar. Dimana telah kita ketahui bahwa
zaman modern ini mahluk hidup khususnya manusia telah mempelajari
berbagai macam ilmu pengetahuan alam. Akan tetapi pada tahap
pembelajarannya manusia selalu mendapatkan masalah dan perbedaan
pendapat mengenai sesuatu yang ditelitinya. Dalam hal ini adalah meneliti asal
usul kehidupan yang menjadi permasalahan dari sejak berabad-abad tahun
yang lalu sampai sekarang. Karena pada umumnya biologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang alam dan mahluk hidup yang ada disekitarnya.
Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis ingin menjelaskan dan
menyampaikan beberapa pendapat para ahli mengenai asal usul kehidupan itu
sendiri. Dan tentunya ilmu pengetahuan akan kita peroleh dari pembelajaran,
maka dari itu melalui makalah ini penulis mencoba menjelaskan dan
menerangkan asal usul kehidupan melalui teori-teori yabg dikemukakan para
ilmuan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah asal usul kehidupan berdasarkan teori-teori yang sudah
ada?
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan teori-teori asal-usul kehidupan dari teori yang sudah
ada.
2. Untuk mengetahui pendapat-pendapat ilmuan mengenai asal-usul
kehidupan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Ciptaan
Teori ini mengemukakan bahwa kehidupan yang ada di planet
diciptakan oleh Tuhan. Bumi yang dicipta Tuhan pada masa lalu sampai
sekarang mempunyai ciri yang tidak berubah. Mereka mengungkapkan teori
ini berdasarkan atas kejadian-kejadian gaib yang pernah dilihatnya. Kejadian
gaib tersebut dianggap sebagai ciptaan Tuhan , seperti halnya bumi dan
kehidupan yang ada di didalamnya juga diciptakan oleh-Nya.
2.2 Teori Keadaan Bumi Selalu Tetap
Teori ini menyatakan bahwa bumi tidak mempunyai asal mula. Bumi
selalu dapat menopang kehidupan yang ada di dalamnya, jika ada perubahan,
tidak terlalu banyak. Begitu pula makhluk hidup yang ada di dalam bumi juga
tidak ada asal mulanya.
2.3 Teori Cosmozoa
Menurut teori ini kehidupan di bumi diperkirakan berasal dari ruang
angkasa. Teori tersebut didasarkan atas penyelidikan bahwa bahan yang
terdapat pada batu meteor maupun batu komet yang jatuh ke bumi
mengandung banyak molekul organik sederhana, misalnya sianogen dan asam
hidrosianida. Molekul-molekul sederhana tersebut ketika jatuh ke bumi
menjadi benih bagi timbulnya kehidupan. Kehidupan dapat juga terjadi di
tempat lain selain bumi.
2.4 Teori Abiogenesis
Tokoh teori Abiogenesis adalah Aristoteles (384-322 SM). Dia adalah
seorang filosof dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Teori Abiogenesis
ini menyatakan bahwa makhluk hidup yang pertama kali menghuni bumi ini
berasal dari benda mati.
2
Sebenarnya Aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan apabila
menetas akan menjadi ikan yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur
tersebut merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian,
Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur.
Menurut penganut paham abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi
begitu saja atau secara spontan. Oleh sebab itu, paham atau teori abiogenesis
ini disebut juga paham generation spontaneae.
Jadi, kalau pengertian abiogenesis dan generation spontanea kita
gabungkan, maka pendapat paham tersebut adalah makhluk hidup yang
pertama kali di bumi tersebut dari benda mati / tak hidup yang terkjadinya
secara spontan, misalnya :
a. ikan dan katak berasal dari Lumpur.
b. Cacing berasal dari tanah, dan
c. Belatung berasal dari daging yang membusuk.
Orang yang mempercayai teori abiogenesis adalah Nedham(1700)
seorang ilmuan inggris. Dia melakukan penelitian dengan merebus kaldu
dalam wadah selama beberapa menit lalu memasukkannya dalam botol dan
ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari ternyata tumbuh bakteri dalam
kaldu tersebut. Oleh karena itu, Nedham menyatakan bahwa bakteri berasal
dari kaldu.
Paham abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman
Yunani Kuno (Ratusan Tahun Sebelum Masehi) hingga pertengahan abad ke-
17.
Pada pertengahan abad ke-17, Antonie Van Leeuwenhoek menemukan
mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda
aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh
para pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van
Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka.
3
2.5 Teori Biogenesis
Teori abiogenesis disanggah oleh teori biogenesis sejak abad ke 19.
Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk
hidup. Teori biogenesis dikemukakan oleh Francesco Redi, Lazzaro
Spallanzani , Louis Pasteur berdasar percobaan yang telah dilakukannya.
2.5.1 Percobaan Francesco Redi
Francesco Redi adalah seorang fisikawan Italia yang merupakan
orang pertama yang melakukan percobaan untuk membantah teori
generatio spontanea.
Tujuan : Membuktikan bahwa belatung yang ada di daging
berasal dari induk lalat yang bertelur di daging
tersebut.
Prosedur : Menggunakan 3 tabung.
Tabung 1 : Diisi daging segar dan dibiarkan terbuka.
Tabung 2 : Diisi daging segar dan ditutup rapat.
Tabung 3 : Diisi daging segar dan ditutup kain kasa yang
berlubang-lubang.
Hasil :
Tabung 1 : Daging membusuk, terdapat banyak belatung.
Tabung 2 : Daging tidak membusuk, tidak terdapat belatung.
Tabung 3 : Daging membusuk,terdapat belatung di daging dan di
kain kasa.
4
Dari percobaan tersebut Francesco Redi membutikan bahwa
belatung tidak terbentuk dari daging yang membusuk,tetai berasal dari
telur-telur lalat yang ditinggalkan ketika mengerumuni daging
membusuk dan permukaan kasa.
2.5.2 Percobaan Lazzaro Spallanzani
Spallanzani adalah seorang tokoh ilmuwan dari Italia. Ia
melakukan kegiatan eksperimen pada tahun 1765, untuk menentang
teori Needham. Spallanzani menyatakan bahwa Needham tidak
merebus tabung cukup lama sampai semua organisme terbunuh dan
Needham juga tidak menutup leher tabung dengan rapat sekali
sehingga masih ada organisme yang masuk dan tumbuh. Prosedur
percobaan:
1. Labu I : Diisi air 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15oC
selama beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.
2. Labu II : Diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan sumbat
gabus. Pada daerah pertemuan antara gabus dengan mulut labu
diolesi paraffin cair agar rapat benar.
3. Kedua labu diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari
gangguan hewan dan orang.
4. Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap
keadaan air kaldu pada kedua labu tersebut.
Hasil Percobaan :
Labu I : Air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi
bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak. Setelah
diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak
mengandung mikroba.
Labu II : air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan, artinya
tetap jernih seperti semula, baunya juga tetap serta tidak
mengandung mikroba.
5
Berdasarkan hasil percobaan tersebut mikroba yang ada
didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi
berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah
terjadi kontaminasi SPORA mikroba dari udara ke dalam air kaldu
tersebut.
Udara adalah sumber kontaminasi paling besar karena di
udaralah banyak spora spora bakteri yang spora itu masuk ke kaldu
yang penuh nutrisi dan sangat sesuai maka spora pecah membentuk
bakteri sehingga kaldu jadi keruh, pada tabung tertutup terbukti kaldu
tetap jernih tanpa bakteri.
Dari percobaan tersebut Spallanzani menyimpulkan bahwa,
timbulnya suatu kehidupan hanya mungkin jika telah ada suatu bentuk
kehidupan sebelumnya.
2.5.3 Percobaan Louis Pasteur
Louis Pasteur adalah seorang biologiawan yang pada tahun
1864 melakukan percobaan menggunakan tabung berleher angsa.
Dalam percobaannya Pasteur menggunakan air kaldu.
Prosedur Percobaan :
Langkah I : labu disi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat-rapat
dengan gabus. Celah antara gabus dengan mulut labu diolesi dengan
paraffin cair. Setelah itu pada gabus tersebut dipasang pipa kaca
berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau disterilkan.
6
Langkah II : selanjutnya labu didinginkan dan diletakkan ditempat
yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan air kaldu diamati. Ternyata
air kaldu tersebut tetep jernih dan tidak mengandung mikroorganisme.
Langkah III : labu yang air kaldu didalamnya tetap jernih dimiringkan
sampai air kaldu didalamnya mengalir kepermukaan pipa hingga
bersentuhan dengan udara. Setelah itu labu diletakkan kembali pada
tempat yang aman selama beberapa hari. Kemudian keadaan air kaldu
diamati lagi. Ternyata air kaldu didalam labu meanjadi busuk dan
banyak mengandung mikroorganisme.
Penjelasan :
Melalui pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh
mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati. Disamping
itu, terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa.
Apabila percobaan didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun
dan menutup lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal
ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme diudara untuk
masuk kedalam labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air
kaldu pada labu tadi.
Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai ke permukan
pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini
terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan
keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk.
7
Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu
menjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme
tersebut dan menjadi keruh. Dengan demikian terbuktilah ketidak
benaran paham Abiogenesis atau generation spontanea, yang
menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang
terjadi secara spontan.
Berdasarkan hasil percobaan Spallanzani dan Pasteur tersebut,
maka tumbanglah paham Abiogenesis, dan munculah paham/teori
baru tentang asal usul makhluk hidup yang dikenal dengan teori
Biogenesis. Teori itu menyatakan :
1. omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur.
2. Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup,
dan
3. Omne vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup
2.6 Teori Evolusi Kimia (Biologi Modern)
Teori evolusi kimia merupakan teori biologi modern, yang berpendapat
bahwa bumi ini pada awalnya sangat panas sekali, kemudian suatu ketika
bumi mengalami proses pendinginan. Dari proses-proses tersebut maka dapat
dihasilkan bahan-bahan kimia. Bahan-bahan yang berat akan menyusun bumi
sedangkan bahan yang ringan akan menyusun atmosfer. Teori evolusi kimia
ini dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini:
2.6.1 Harold Urey
Pada tahun 1893, Harold Urey(Amerika Serikat)
mengemukakan teori yang didasari atas pemikiran bahwa bahan
organik merupakan bahan dasar organisme hidup, yang pada mulanya
dibentuk sebagai reaksi gas yang ada di alam dengan bantuan energi.
Saat awal-awal masa bumi, atmosfer purba mengandung gas
hidrogen (H2), amonia (NH3), metana (CH4), dan uap air (H2O). Gas-
gas tersebut dengan bantuan energi yang berasal dari loncatan listrik
ketika ada hililintar, radiasi sinar kosmik, dan agen lainnya, bereaksi
8
satu dengan lainnya membentuk senyawa organik sederhana. Senyawa
organik ini diperkirakan berkembang lebih lanjut menjadi organisme.
Menurut Urey, terbentuknya makhluk hidup dari berbagai
molekul zat di atmosfer tersebut didukung kondisi sebagai berikut:
a) kondisi 1 : tersedianya molekul-molekul Metana, Amonia, Uap
air, dan hydrogen yang sangat banyak di atmosfer
bumi
b) kondisi 2 : adanya bantuan energi yang timbul dari aliran listrik
halilintar dan radiasi sinar kosmis yang menyebabkan
zat-zat tersebut bereaksi membentuk molekul zat yang
lebih besar,
c) kondisi 3 : terbentuknya zat hidup yang paling secerhana yang
susunan kimianay dapat disamakan dengan susunan
kimia virus, dan
d) kondisi 4 : dalam jangka waktu yang lama (berjuta-juta tahun),
zat idup yang terbentuk tadi berkembang menjadi
seejnis organisme (makhluk hidup yang lebih
kompleks).
2.6.2 A.I Oparin
Oparin adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Rusia. Oparin
juga memiliki gagasan yang sama seperti Urey, tetapi Oparin tidak
dapat membuktikan bahwa reaksi gas CH4, NH3, H2 dan H2O
membentuk asam amino. Ia berpendapat bahwa asam amino terbentuk
secara alami. Menurut Oparin,lautan bumi pada awalnya memiliki
persediaan cukup bahan-bahan organik. Dalam waktu yang lama maka
bahan-bahan organik tersebut akan berikatan satu dengan lainnya
membentuk selaput-selaput, kemudian molekul organik berselaput ini
akan mengikat molekul lainnya dan menyatukan diri sehingga
terbentuk gabungan molekul baru yang karakteristik. Ikatan kompleks
inilah yang diperkirakan merupakan awal dari kehidupan.
9
2.6.3 Stanley Miller
Miller adalah murid dari Urey. Ia membuat suatu percobaan
untuk membuktikan teori Urey. Ia melakukan percobaan dengan
mengisi tabung-tabung dengan CH4, NH3, H2, dan H2O. Campuran gas-
gas tersebut dialirkan melalui labu dilengkapi elektroda yang dapat
melepaskan bunga api listrik yang bertegangan tinggi(75.000 volt)
sebagai pengganti halilintar yang selalu terjadi pada masa itu.
Percobaannya dilakukan selama satu minggu.
Setelah percobaan tersebut, dilihat ternyata ditemukan beberapa
jenis asam amino. Asam amino adalah zat yang menyusun protoplasma
makhluk hidup.selain asam amino juga diperoleh asam hidroksi, HCN,
dan urea. Pada temuannya ini asam amino tersebut belum
menunjukkan gejala hidup.
2.6.4 Melvin Calvin
Melvin Calvin menunjukkan bahwa radiasi sinar dapat
mengubah metana,amonia,hidrogen, dan air menjadi molekul-molekul
gula dan asam amino, dan juga membentuk purin dan pirimidin, yang
merupakan zat dasar pembentukan DNA,RNAATP, dan ADP.
Dari teori evolusi kimia dapat disimpulkan bahwa senyawa-
senyaw anrganik yang ada di atmosfer mengalami prubahan sedikit
demi sedikit membentuk senyawa organik yang merupakan komponen
dasar makhlik hidup.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa asal usul
kehidupan berasal dari:
1. Tuhan berdasar teori ciptaan
2. Tak punya asal mula berdasar teori Keadaan Bumi Selalu Tetap
3. Luar Angkasa berdasar Teori Kosmozoa
4. Benda Mati berdasar teori Abiogenesis
5. Makhluk Hidup berdasar Teori Biogenesis
6. Reaksi Kimia(Bahan-bahan Kimia)
Masing-msing para ahli ilmu pengetahuan alam memiliki pandangan
yang berbeda-beda mengenai asal usul kehidupan sesuai dengan eksperimen-
eksperimen yang telah dilakaukannya.Masing-masing pendapat tersebut
didasarkan oleh percobaan yang telah dibuktikan sendiri oleh para ahli
tersebut. Dan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tersebut masing-
masing memiliki kelemahan-kelemahan sehingga masing-masing teori yang
dipaparkannya saling melengkapi satu sama lain.
3.2 Saran
Manusia walaupun diberi akal pikiran dan logika belum bisa menjawab
polemik tentang asal usul dirinya sendiri. Begitulah akibatnya jika manusia
menggunakan akal pikirannya tanpa terbimbing oleh hati nurani dan wahyu
dari Tuhan, manusia hanya akan menemukan kebuntuan yang nyata di depan
mata jika tidak mempercayai bahwa alam semesta beserta isinya adalah
ciptaan sempurna dan terukur secara super teliti dari Sang Maha Mengetahui.
Tak ada satupun manusia dizaman secanggih ini mampu membuat sebuah sel,
dan sangat tidak masuk akal sebuah sel yang kompleks tercipta dari sebuah
kebetulan. Maka sikap kita sebagai makhluk-NYA adalah selalu bersyukur
atas nikmat dan karunia-NYA yang diberikan kepada kita dan selalu menjaga
dan melestarikannya secara baik dan benar.
11
DAFTAR PUSTAKA
Buku Biologi Erlangga kelas 12
http://tugassekolahq.blogspot.com/2012/01/asal-usul-kehidupan-biologi-sma
http://makeyousmarter.blogspot.com/2012/08/asal-usul-kehidupan-make-you-smarter.html
http://plengdut.blogspot.com/2012/10/teori-asal-usul-kehidupan.html
http://biologimediacentre.com/asal-usul-kehidupan-biogenesis-versus-abiogenesis-1-2/
12
ASAL USUL KEHIDUPAN
Disusun oleh Kelompok 1 :1. Ahmad Fikriawan (03)2. Uswatun Khasanah (25)3. Septian Catur P (34)
SMA NEGERI 3 JOMBANGTAHUN PELAJARAN 2012/2013
13
KATA PENGANTAR
Hanya untaian kalimat puji syukur kepada ALLAH SWT tanpa henti,
Sebab hanya karena ma’unah dan inayah-Nya proses penyusunan makalah
biologi ini dapat trselesaikan.
Makalah ini berisi tentang barbagai teori-teori asal usul kehidupan yang
diutarakan oleh beberapa ilmuan. Banyak sekali perdebatan antar ilmuan
mengenai asal usul kehidupan dalam makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengetahui dan
memahami berbagai teori yang diutarakan oleh para ilmuan sehingga bermanfaat.
Jombang, 6 Januari 2013
Penulis
ii14
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................... i
Kata Pengantar .............................................................................................. ii
Daftar Isi ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan .................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori ciptaan ........................................................................................ 2
2.2 Teori keadaan bumi selalu tetap........................................................... 2
2.3 Teori cosmozoa .................................................................................... 2
2.4 Teori abiogenesis.................................................................................. 2
2.5 Teori biogenesis.................................................................................... 4
2.5.1 Percobaan Francesco Redi ....................................................... 4
2.5.2 Percobaan Lazzaro Spallazani ................................................. 5
2.5.3 Percobaan Luois Pasteur
2.6 Teori Evolusi Kimia ............................................................................ 8
2.6.1 Harold Urey ............................................................................. 8
2.6.2 A.I Oparin ................................................................................ 9
2.6.3 Stanley Miller .......................................................................... 10
2.6.4 Melvin Calvin .......................................................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 11
3.2 Saran..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
iii15