asal usul abbasyah

32
ASAL-USUL, LATAR BELAKANG DAN PENGGAGAS BANI ABBASYIAH Oleh: Nursri Hayati 08 PEDI 1243 A. Pendahuluan Dalam konteks kesejarahan, Islam merupakan suatu kekuatan yang memiliki keistimewaan yang tidak tertandingi. Jargon Islam sebagai negara dan kekuatan politik nampak pada masa lalu yang diwakili dengan kemunculan dinasti-dinasti yang amat berperan dalam peradaban dunia. Mulai dari zaman nabi Muhammad di Madinah, masa Khulafaurrasyidin, Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah dan lain-lainnya sebagaimana yang diterangkan oleh Harun Nasution ketika membagi periodisasi sejarah umat, yaitu klasik, pertengahan dan periode modern. 1 Awal kekuasaan Dinasti Abbas ditandai dengan pembangkangan yang dilakukan oleh Dinasti Umayyah di Andalusia (Spanyol). Di satu sisi, Abd al-Rahman al- Dakhil bergelar amir (jabatan kepala wilayah ketika itu); sedangkan di sisi lain, ia tidak tunduk pada khalifah yang ada di Baghdad. Pembangkangan Abd al- Rahman al-Dakhil terhadap Bani Abbas mirip dengan pembangkangan yang dilakukan oleh Muawiyah terhadap Ali 1 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UIP Press, 1986), h. 56. 1

Upload: kakak-biah

Post on 30-Jun-2015

1.748 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASAL USUL ABBASYAH

ASAL-USUL, LATAR BELAKANG DAN PENGGAGAS BANI ABBASYIAH

Oleh:Nursri Hayati08 PEDI 1243

A. Pendahuluan

Dalam konteks kesejarahan, Islam merupakan suatu kekuatan yang

memiliki keistimewaan yang tidak tertandingi. Jargon Islam sebagai negara dan

kekuatan politik nampak pada masa lalu yang diwakili dengan kemunculan

dinasti-dinasti yang amat berperan dalam peradaban dunia. Mulai dari zaman nabi

Muhammad di Madinah, masa Khulafaurrasyidin, Dinasti Umayyah, Dinasti

Abbasiyah dan lain-lainnya sebagaimana yang diterangkan oleh Harun Nasution

ketika membagi periodisasi sejarah umat, yaitu klasik, pertengahan dan periode

modern.1

Awal kekuasaan Dinasti Abbas ditandai dengan pembangkangan yang

dilakukan oleh Dinasti Umayyah di Andalusia (Spanyol). Di satu sisi, Abd al-

Rahman al-Dakhil bergelar amir (jabatan kepala wilayah ketika itu); sedangkan

di sisi lain, ia tidak tunduk pada khalifah yang ada di Baghdad. Pembangkangan

Abd al-Rahman al-Dakhil terhadap Bani Abbas mirip dengan pembangkangan

yang dilakukan oleh Muawiyah terhadap Ali Ibn Abi Thalib. Dari segi waktu

memerintah, kekuasaan Dinasti Abbas termasuk lama, yaitu sekitar lima abad.

Pusat peradabannya adalah Iraq (Babylonia), yang terkenal dengan kota

Metropolis Baghdad.2

Ira M.Lapidus menyederhanakan fase Dinasti Bani Abbas menjadi dua:

pertama, masa awal Dinasti Bani Abbas (750-833 M) dan masa kemundurannya

(833-945 M).3 Bojane Gajane Stryzewska seperti dikutip oleh Badri Yatim

membagi Dinasti Bani Abbas menjadi lima periode, yaitu:

1Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UIP Press, 1986), h. 56.

2Reynold A. Nicholson, a Litte History of the ‘Arabs, (Cambridge: At The University Press, 1956), h. 254.

3Ira M. Lapidus, A History of Islamic Studies, (Cambridge: Cambrigde University Press, 1988), h.87.

1

Page 2: ASAL USUL ABBASYAH

1. Periode Pertama (132 H/750 M- 232 H/847M), disebut periode pengaruh

Persia pertama.

2. Periode Kedua (232H/847M- 334 H/945M), disebut pengaruh Turki

Pertama

3. Periode Ketiga (334 H/945 M- 447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti

Buwaihi dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga

masa pengaruh Persia kedua.

4. Periode Keempat (447 H/1055 M- 590 H/1194 M), masa kekuasaan

dinasti Bani Saljuk dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, biasanya

disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.

5. Periode Kelima ( 590 H/1194 M- 656 H/1258 M), masa khalifah bebas

dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar

kota Bagdad.4

Namun, dalam makalah ini penulis hanya akan membahas mengenai asal

usul, latar belakang serta penggagas terbentuknya Bani Abbas.

B. Asal Usul Bani Abbasiyah

Babak ketiga dalam drama besar politik Islam dibuka dengan peran

penting yang dimainkan oleh Khalifah Abu al-Abbas (750-754).5 Pemerintahan

Daulah Bani Abbasiyah merupakan kelanjutan dari pemeintahan Daulah Bani

Umayyah yang telah runtuh di Damaskus. Dinamakan kekhalifahan Abbasiyah

karena para pendiri dan penguasa daulah ini adalah keturunan Abbas, paman nabi

Muhammad Saw. Imam Muhammad bin Ali berpendapat bahwa pemindahan

kekuasaan dari keluarga yang satu ke keluarga yang lain harus memiliki kesiapan

jiwa dan semangat rakyat. Dia menyadari bahwa perubahan secara tiba-tiba bisa

berakhir dengan kegagalan. Oleh karena itu sangat diperlukan pemikiran yang

dapat memperhitungkan keadaan untuk melancarkan propaganda dengan atas

nama orang yang terpilih dari keluarga nabi Muhammad.6

4Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004), h. 49-50.

5Philip K.Hitti, History of the Arab, terj. Cecep Lukman Yasin dkk, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2008), h. 358.

6Amir Abyan, Tarikh Islam, (Jakarta: DEPAG RI, 1986), h. 75.

2

Page 3: ASAL USUL ABBASYAH

Secara kronologis, nama Abbasiyah menunjukkan nenek moyang dari al-

Abbas, Ali bin Abi Thalib dan nabi Muhammad. Hal ini menunjukkan kedekatan

pertalian keluarga antara Bani Abbas dengan nabi. Itulah sebabnya kedua

keturunan ini sama-sama mengklaim bahwa jabatan khalifah harus berada di

tangan mereka. Keluarga Abbas mengklaim bahwa setelah wafatnya Rasulullah

merekalah yang merupakan penerus dan penyambung keluarga Rasul.

Secara umum sebenarnya keturunan Ali bin Abi Thalib lebih dekat kepada

Fatimah sebagai anak perempuan Rasulullah dan Ali adalah sepupu sekaligus

menantu beliau. Akan tetapi Bani Abbas merasa lebih berhak mewarisi Rasulullah

karena beranggapan bahwa moyang mereka adalah paman Rasulullah. Pusaka

tidak boleh diperoleh sepupu, jika ada paman. Sedangkan keturunan dari anak

perempuan tidak mewarisi pusaka datuk dengan adanya pihak ashabah.7

Khalifah Abbasiyah pertama menyebut dirinya al-saffah, penumpah darah,

yang kemudian menjadi julukannya. Julukan itu merupakan pertanda buruk,

karena Dinasti yang baru muncul ini mengisyaratkan bahwa mereka lebih

mengutamakan kekuatan dalam menjalankan kebijakannya. Untuk pertama

kalinya dalam sejarah Islam, di sisi singgasana khalifah tergelar karpet yang

digunakan sebagai tempat eksekusi.8 Al-Saffah menjadi pendiri Dinasti Arab

Islam ketiga.

Ketika berhasil merebut kekuasaan, orang Abbasiyah mengklaim dirinya

sebagai pengusung konsep sejati kekhalifahan, yaitu gagasan negara teokrasi,

yang menggantikan pemerintahan sekuler (mulk) Dinasti Umayyah. Sebagai ciri

khas kegemaraan dalam istana kerajaannya, dalam berbagai kesempatan

seremonial, seperti ketika dinobatkan sebagai khalifah dan pada shalat Jumat,

khalifah mengenakan jubah (burdah) yang pernah dikenakan oleh saudara

sepupunya, nabi Muhammad Saw. Ia juga dikelilingi oleh para pakar hukum yang

ia sokong, dan menjadi penasehat dalam urusan-urusan negara. Mesin propaganda

sangat terorganisir untuk menjatuhkan kepercayaan publik terhadap Dinasti

7Fuad Muh. Fachruddin, Perkembangan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1985), h. 73.

8Hitti, History of , h.358.

3

Page 4: ASAL USUL ABBASYAH

Umayyah kini digunakan dengan baik untuk menjaga kepercayaan publik

terhadap Dinasti Abbasiyah.9

Propaganda yang semula dilakukan oleh Muhammad bin Ali tidak

memakai dan menonjolkan nama Bani Abbas, tetapi menggunakan Bani Hasyim

dengan maksud untuk mencegah perpecahan antara orang Syi’ah pengikut Ali dan

yang mendukung Bani abbas, karena kedua golongan itu masih termasuk keluarga

Bani Hasyim. Dengan siasat demikian, maka propaganda tersebut mendapatkan

simpati sangat besar dari berbagai kalangan.

Untuk melaksanakan propaganda itu mereka mengangkat dua belas orang

propagandis terkenal yang disebut ke daerah-daerah Khurasan, Kufah, Irak dan

bahkan sampai ke Mekkah. Dalam usaha menyebarkan propaganda itu dijelaskan

tujuan mereka yaitu untuk menuntut keadilan dan kebijaksanaan dari pemerintah

Daulah Bani Umayyah di Damaskus.

Di antara propagandis terkenal yang berhasil menarik banyak masyarakat

ialah Abu Muslim al-Khurasany. Dengan tekad kuat dan kerja keras ia dapat

meyakinkan rakyat Marwa, sehingga mereka berada di pihak Bani Abbas. Setelah

itu, Abu Muslim menyambut bai’at rakyat Marwa tersebut. Kemudian ia

melanjutkan usahanya ke daerah Khurasan dan daerah-daerah lain di sekitarnya.

Di setiap daerah dibentuk perwakilan, sehingga berdatangan orang-orang yang

menyatakan sumpah setia kepada keluarga Bani Abbas.10

Dalam suatu hal, terdapat perbedaan mendasar antara Dinasti Umayyah

dan Abbasiyah. Dinasti Umayyah terdiri atas orang Arab, sementara Dinasti

Abbasiyah lebih bersifat international. Dinasti Abbasiyah merupakan kerajaan

SILSILAH KETURUNAN ALI11

Abd al-Muthalib

9Ibid., h.359. 10Hamka, Sejarah Umat Islam, cet.vi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1989), h. 64. 11Hitti, History of, .h. 362.

4

Page 5: ASAL USUL ABBASYAH

‘Abdullah Abu Thalib

Al-‘Abbas

(leluhur khalifah

Abbasiyah)

MUHAMMAD

FATHIMAH + Ali

Al-Hasan al-Husayn

Al-Hasan

‘Abdullah

IBRAHIM (w.763) MUHAMMAD (w.762)

SILSILAH KEKHALIFAHAN BANI ABBASIYAH:

                         

ABBASpendiri Bani Abbasiyah

                         

 

    

                                                             

 

    

                            Ibnu Abbas                          

 

    

                                                             

 

    

                            Ali                          

 

    

                                                             

 

    

                           

Muhammad                              

  

5

Page 6: ASAL USUL ABBASYAH

             

                                     

             

 

    

                                       

            Ibrahim  

1. AS-SAFFAH(k. 750-754)

         

2. AL-MANSUR(k. 754-775

  Musa          

 

    

                                                             

 

    

                                   

3. AL-MAHDI(k. 775-785)

                 

 

    

                             

                     

             

 

    

                     

                           

5. AR-RASYID(k. 786-809)

 

4. AL-HADI(k. 785-786

  Ibrahim al-Mubarak          

 

    

             

                                     

             

 

    

                                         

           

6. AL-AMIN(k. 809-813)

 

7. AL-MA'MUN(k. 813-833)

 

8. AL-MU'TASIM(k. 833-842

  al-Qasim   al-Mu'taman          

 

    

             

                                     

             

 

    

                                     

           

9. AL-WATSIQ(k. 842-847)

         

10. AL-MUTAWAKKIL

(k. 847-861)

         

12. AL-MUSTA'IN(k. 862-866)

         

 

    

                       

                             

             

 

    

                               

           

14. AL-MUHTADI(k. 869-870)

 

13. AL-MU'TAZZ(k. 866-869)

 

11. AL-MUNTASHIR(k. 861-862)

  al-Muwaffaq  

15. AL-MU'TAMID(k. 870-892)

         

 

    

                                                             

 

    

                                   

16. AL-MU'TADHID(k. 892-902)

                 

 

    

             

                                     

             

 

    

                                     

           

17. AL-MUKTAFI(k. 902-908)

         

18. AL-MUQTADIR(k. 908-935)

         

19. AL-QAHIR(k. 932-934)

         

 

    

                       

                             

             

 

    

                               

           

22. AL-MUSTAKFI(k. 944-946)

 

20. AR-RADHI(k. 934-940)

  Ishaq  

21. AL-MUTTAQI(k. 940-944)

 

23. AL-MUTHI'(k. 946-974)

         

 

    

                                                                      

6

Page 7: ASAL USUL ABBASYAH

                           

25. AL-QADIR(k. 991-1031)

         

24. ATH-THA'I(k. 974-991)

         

 

    

                                                             

 

    

                           

26. AL-QA'IM(k. 1031-1075)

                         

 

    

                                                             

 

    

                           

27. AL-MUQTADI(k. 1075-1094)

                         

 

    

                                                             

 

    

                           

28. AL-MUSTAZHIR(k. 1094-1118)

                         

 

    

                     

                     

           

 

     

   

    

                   

                   

29. AL-MUSTARSYID(k. 1118-1135)

         

30. AL-MUQTAFI(k. 1136-1160)

                 

 

    

                                                               

 

    

                   

30. AR-RASYID(k. 1135-1136)

         

32. AL-MUSTANJID(k. 1160-1170)

                 

 

    

                                                             

 

    

                                   

33. AL-MUSTADHI'

(k. 1170-1180)

                 

 

    

                                                             

 

    

                                   

34. AN-NASHIR(k. 1180-1225)

                 

 

    

                                                             

 

    

                                   

35. AZH-ZHAHIR(k. 1225-1226)

                 

 

    

                             

                     

   

 

     

   

    

                   

                            1. AL-MUSTANSHIR           36. AL-            

    

7

Page 8: ASAL USUL ABBASYAH

IIBerkuasa di Kairo

MUSTANSHIR(k. 1226-1242)

                                                             

 

    

             

 

                           

37. AL-MUSTA'SHIM(k. 1242-1258)

         

 

    

C. Latar Belakang Terbentuknya Bani Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah mewarisi imperium dari Dinasti Umayyah. Hasil besar

yang telah dicapai oleh Dinasti Abbasiyah dimungkinkan karena landasannya

telah dipersiapkan oleh Umayyah dan Abbasiyah memanfaatkannya.12

Gerakan Abbasiyah sudah berlangsung sejak masa pemerintahan Umar bin

Abdul Aziz, khalifah kedelapan Bani Umayyah. Gerakannya begitu rapid an

tersembunyi sehingga tidak diketahui pihak Bani Umayyah. Selain itu, gerakan ini

juga didukung oleh kalangan Syiah. Hal ini bias dimaklumi krena dalam

melakukan aksinya, para aktivisnya membawa-bawa nama Bani Hasyim, bukan

Bani Abbas. Maka, secara tidak langsung orang-orang Syiah merasa disertakan

dalam perjuangan mereka.13

Dinasti Abbasiyah didirikan secara revolusioner dengan menggulingkan

kekuasaan Dinasti Umayyah. Pelopor utamanya Muhammad bin Ali al-Abbas di

Hamimah. Ia telah banyak belajar dari kegagalan yang telah dialami oleh pengikut

Ali (kaum Syiah) dalam melawan Dinasti Umayyah. Kegagalan ini terutama

karena kurang terorganisir dan kurangnya perencanaan. Dari itulah Muhammad

bin Ali al-Abbas mengatur pergerakannya secara rapi dan terencana.14

Pada 125 H, saat pemerintahan Bani Umayyah tengah mengalami

kemunduran, gerakan Abbasiyah semakin gencar. Empat tahun kemudian,

Ibrahim bin Muhammad mendeklarasikan gerakannya di Khurasan melalui

panglimanya, Abu Muslim Al-Khurasani. Namun, gerakan ini diketahui oleh

12Syed Mahmud Nasr, Islam its Concept and History, (New Delhi: Kitab Bhavan, 1981), h. 185.

13Hepi Andi Bastoni, Sejarah Para Khalifah, (Jakarta: Al-Kautsar, 2008), h. 77. 14A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1993), h. 10-

12.

8

Page 9: ASAL USUL ABBASYAH

Marwan bin Muhammad, Khalifah terakhir Bani Umayyah. Ibrahim pun

ditangkap dan dipenjarakan.15

Terdapat beberapa faktor yang mendukung keberhasilan pembentukan

Dinasti ini. Di antaranya adalah: meningkatnya kekecewaan kelompok Mawali

terhadap Dinasti Bani Umayyah, pecahnya persatuan antarsuku-suku bangsa

Arab, dan timbulnya kekecewaan masyarakat agamis dan keinginan mereka

memiliki pemimpin kharismatik.16

Kelompok Mawali17, yakni orang-orang non-Arab yang telah memeluk

agama Islam, diperlakukan sebagai masyarakat kelas dua, sementara itu bangsa

Arab menduduki kelas bangsawan. Mereka tersingkir dalam urusan pemerintahan

dan dalam kehidupan sosial, bahkan para penguasa Arab selalu memperlihatkan

sikap permusuhan terhadap mereka. Selain hal tersebut, mereka secara umum

diposisikan sebagai kalangan mawla’ (mantan budak), dan tidak selalu bebas dari

kewajiban membayar pajak kepala yang biasa dikenakan terhadap nonMuslim.

Hal lain yang semakin menegaskan kekecewaan mereka adalah kesadaran bahwa

mereka memiliki budaya lebih tinggi dan lebih tua, kenyataan yang bahkan diakui

oleh bangsa Arab sendiri. Di tengah-tengah massa yang kecewa itulah kelompok

Syiah-Abbas menemukan lahan yang subur untuk melakukan propaganda. Dari

Irak, yang selalu menjadi pendukung setia kelompok Ali, doktrin Syiah menyebar

ke Persia, dan menancapkan akarnya terutama di propinsi timur laut, Khurasan,

yang wilayahnya jauh lebih besar daripada saat ini.18

Golongan agamis merasa kecewa terhadap pemerintahan Bani Umayyah

karena corak pemerintahannya yang sekuler. Menurut mereka negara seharusnya

dipimpin oleh penguasa yang memiliki integritas keagamaan dan politik.

Perpecahan antarsuku-suku bangsa Arab muncul kembali selama

pemerintahan Bani Umayyah. Pecahnya persatuan ini setidak-tidaknya ditandai 15Bastoni, Sejarah, h.77. 16K.Ali, Sejarah Islam (Tarikh Pramodern), (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2003),

h. 347.17Kelompok Mawalli bekerja sebagai tentara di bidang kemiliteran dan sebagai

administrator dalam birokrasi kepemerintahan menuntut persamaan status dan privilise dengan kelompok Arab. Pasukan militer menuntut haknya untuk berperan dalam diwan-diwan kemiliteran. Para petani yang memeluk Islam menuntut hak terhadap pembebasan dari pungutan pajak yang mana mereka harus dibedakan dari kalangan non-Muslim. Lihat Lapidus, Sejarah Sosial , h. 95.

18Hitti, History of, h. 353.

9

Page 10: ASAL USUL ABBASYAH

dengan timbulnya fanatisme kesukuan Arab Utara yakni kelompok Mudariyah

dengan kesukuan Arab Selatan yakni kelompok Himariyah. Juga yang lebih

penting adalah bangkitnya gerakan Hasyimiyah.

Perlawanan dari kelompok Syi’ah juga merupakan faktor yang sangat

berperan. Umayyah terhadap keturunan Ali. Gerakan anti Umayyah sudah mulai

tampak sejak pemerintahan Khalifah Hisyam bin Abdul Malik (724-743).

Faktor-faktor di atas pada satu sisi mendukung jatuhnya kekuasaan Dinasti

Umayyah, dan pada sisi lainnya sekaligus mendukung keberhasilan gerakan

pembentukan Dinasti Abbasiyah.

Gerakan anti pemerintahan Dinasti Umayyah semula bergerak tidak atas

nama keluarga Hasyimiyah juga tidak atas nama keluarga Abbasiyah, melainkan

mereka bergerak atas nama kepentingan umat Islam, sehingga mereka cukup

efektif dalam memojokkan Dinasti Umayyah. Yakni persekutuan antara kelompok

Bani Hasyim, Syi’ah dan kelompok Mawalli.

Tokoh-tokoh Bani Hasyim berhasil melancarkan propaganda anti

pemerintah di tengah tengah masyarakat Mawalli di Khurasan, dan terjadi

persekutuan bersama dengan pemimpin kelompok Mawalli, yakni Abu Muslim al-

Khurasani.

Selanjutnya, tokoh-tokoh Hasyimiyah juga berhasil menawarkan kerja

sama dengan kelompok pendukung Ali (syi’ah), yang mana sesungguhnya antara

kelompok ini bersatu dalam keluarga Hasyim. Mereka bergerak dengan semboyan

“demi nama baik keluarga Ali dan demi menciptakan era baru pemerintahan Islam

yang damai berkeadilan. Pada awalnya gerakan ini berkembang di Khurasan

sebagai gerakan propaganda rahasia dengan pemimpin Abu Muslim. Kemudian

setelah berhasil memperoleh simpati massa dan setelah berhasil menyusun

kekuatan militer secara terang-terangan dengan melancarkan upaya strategis untuk

menggulingkan kekuasaan Bani Umayyah yang dipandangnya zalim. Bersamaan

dengan itu kekuatan militer Dinasti Umayyah semakin melemah.

Di antara situasi-situasi yang mendorong berdirinya Dinasti Abbasiyah

dan menjadi lemah Dinasti sebelumnya adalah:

10

Page 11: ASAL USUL ABBASYAH

1. timbulnya pertentangan politik antara Muawiyah dengan pengikut Ali bin

Abi Thalib;

2. munculnya golongan Khawarij, akibat pertentangan politik antara

Muawiyah dengan Syiah, dan kebijakan-kebijakan land form yang kurang

adil;

3. timbulnya politik penyelesaian khilafah dan konflik dengan cara damai;

4. adanya dasar penafsiran bahwa keputusan politik harus didasarkan pada

Alquran dan oleh golongan Khawarij orang Islam non-Arab;

5. adanya konsep hijrah di mana setiap orang harus bergabung dengan

golongan Khawarij, yang tidak bergabung dengannya dianggap sebagai

orang yang berada pada dar al harb, dan hanya golongan Khawarijlah

yang berada pada dar al-Islam;

6. bertambah gigihnya perlawanan pengikut Syiah terhadap Umayyah setelah

terbunuhnya Husein bin Ali dalam pertempuran Karbala;19

7. munculnya paham mawali, yaitu paham tentang perbedaan antara orang

Islam Arab dengan non-Arab.20

Pada masa akhir kekuasaan Dinasti Umayyah, sekitar pertengahan abad

ketujuh, terjadi sejumlah pemberontakan di seluruh wilayah negeri.

Pemberontakan yang paling dahsyat terjadi di Khurasan. Puncak dari segala

pemberontakan ini adalah terjadi peperangan antara kekuatan Abul Abbas

melawan pasukan Marwan II. Pasukan Syria pimpinan Marwan berhasil

ditaklukkan oleh pasukan Abul Abbas. Sekalipun Marwan berhasil melarikan diri,

19Perang yang terjadi pada tanggal sepuluh Muharram tahun 61 H di Karbala. Di mana peperangan tersebut tidak seimbang. Pada peperangan tersebut Husain terbunuh dengan sangat mengenaskan. Kepala Husain berhasil diboyong untuk dipersembahkan kepada Yazid bin Muawiyah di Damaskus. Kemudian oleh Yazid para isteri Husain dikembalikan ke Madinah. Kematian Husain yang terjadi di Karbala ini –sebagai tempat yang dilumuri darahnya dan darah keluarganya- telah menyalakan api semangat dalam jiwa orang-orang Syiah dan telah mempersatukan barisan. Sementara itu, sebelumnya mereka bercerai berai mengingat sebelum Husain terbunuh semangat ingin menjadi anggota Syiah hanya merupakan pemikiran yang bersifat politis teoritis, belum menyentuh dan belum meresap ke dalam hati orang-orang Syiah. Barulah sesudah Husain mati terbunuh semangat ingin menjadi penganut paham Syiah benar-benar mengalir dalam darah dan meresap ke dalam hati mereka, sehingga faham Syiah menjadi aqidah yang sangat kuat tertanam dalam jiwa mereka. Lihat Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), h. 226-227.

20Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik, dan Budaya Umat Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 45.

11

Page 12: ASAL USUL ABBASYAH

namun ia selalu diburu dari suatu tempat ke tempat lainnya, dan berhasil

ditangkap di Mesir, lalu dihukum mati oleh Panglima Shalih bin Ali bin Abdullah

bin Abbas bin Abdul Muthalib. Kepalanya dikirim kepada keponakannya,

Khalifah Abul Abbas Ash-Shaffah, di Kuffah. 21

Khalifah Marwan wafat pada tahun 132 H dalam usia 62 tahun. Masa

pemerintahannya hanya lima tahun sepuluh bulan. Ada kisah unik yang

dipaparkan Imam As-Suyuthi sebagaimana dikutip oleh Hepi Andi Bastoni.

Ketika Marwan terbunuh, kepalanya dipotong dan dibawa ke hadapan Abdullah

bin Ali. Orang-orang sempat tak memerhatikan penggalan kepala itu. Tiba-tiba

dating seekor kucing dan menggigit lidah Marwan lalu menelannya! Abdullah bin

Ali berkata, “Seandainya dunia ini tidak memperlihatkan kepada kita

keajaibannya kecuali adanya lidah Marwan dalam mulut kucing, itu sudah kita

anggap keajaiban paling besar”. 22

Dengan meninggalnya Marwan, berakhirlah kekuasaan Bani Umayyah

begitu juga dengan jatuhnya negeri Syiria, khususnya dengan jatuhnya kota

Damaskus berakhirlah riwayat Dinasti Umayyah dan bersamaan dengan itu

bangkitlah kekuasaan Bani Abbasiyah yang berusaha membuka lembaran baru

sejarah Islam.

Pada awal kemunculannya, Dinasti Abbasiyah sangat kental dengan aura

perpolitikan di mana Abul Abbas al-Shaffah dibantu oleh sekutunya dalam

menghancurkan kekuasaan Umayyah. Inilah yang menjadikan masa pemerintahan

Abu Abbas al-Shaffah yang merupakan founding father Dinasti Abbasiyah

berlangsung singkat yaitu antara tahun 750-754 M, sebagai upaya penyelamatan

eksistensi Dinasti yang baru ini, dengan kejam Abu Ja’far al-Mansur sebagai

pemegang tongkat estafet kepemimpinan Abul Abbas membunuh sekutunya (Abu

Muslim). Al-Mansur dianggap sebagai tokoh sebenarnya yang mendirikan Dinasti

Abbasiyah. Dalam bahasa Hodgson al-Mansur meneruskan struktur imperial

absolutis Abbasiyah yang mirip dengan absolutisme di kalangan orang-orang

Sasani.23

21Bastoni, Sejarah, h. 74. 22Ibid.

12

Page 13: ASAL USUL ABBASYAH

D. Penggagas Terbentuknya Bani Abbasiyah

Abu Abbas al-Saffah ( 750-754 ) adalah pendiri Dinasti Abbasiyah.24 Abu

Abbas al-Saffah dinobatkan sebagai khalifah pertama Dinasti Abbasiyah oleh

pengikutnya pada tahun 133 H/750 M. Pada hari Kamis 30 Oktober 749,

pengakuan publik diberikan di mesjid kepada Abu al-Abbas sebagai khalifah..25

Tindakan pertama yang ditempuhnya adalah menyapu bersih anak turun

Dinasti Umayyah. Atas perintahnya, sang paman yang bernama Abdullah

membantai keturunan Dinasti Umayyah secara licik.26 Setelah penobatannya

sebagai khalifah, ia menyebutkan dirinya sebagai al-saffah yang berarti penumpah

darah, dan ini menjadi julukannya.27

Pada 25 Juni 750, ia mengundang 80 orang di antara mereka ke sebuah

undangan makan di Abu Futhrus, sebuah kuil kuno di Sungai “Awja” dekat Jaffa,

kemudian menghabisi mereka ketika jamuan makan sedang berlangsung. Setelah

menutupi jasad-jasad yang sudah meninggal dan sekarat, ia dan para

komandannya melanjutkan jamuan makan itu, sambil diiringi rintihan manusia

yang sedang meregang nyawa. Para agen dan mata-mata disebar ke suluruh dunia

Islam untuk memburu dan membunuh keturunan keluarga Umayyah yang

melarikan diri, yang beberapa di antara mereka bahkan bersembunyi di perut

bumi. Pelarian dramatis ‘Abd al-Rahman ibn Muawiyah ibn Hisyam ke Spanyol,

tempat ia berhasil membangun Dinasti Umayyah baru yang brilian. Bahkan jasad

yang sudah tak bernyawa sekalipun tidak luput dari kemarahan dan pembalasan

dendam orang Abbasiyah. Jasad para khalifah di Damaskus, Qinnasrin, dan

tempat-tempat lainnya digali dari kuburannya, lalu dirusak oleh ‘Abdullah. 28

23Hodghson, The Venture of Islam: Imam dan Sejarah dalam Peradaban Dunia, (terj) Mulyadhi Kartanegara, (Jakarta: Paramadina, 2002), h. 68.

24Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), h. 76.

25Hitti, History of, h. 355. 26Ali, Sejarah Islam, h. 354. 27Masudul Hasan, History of Islam, (India: Adam Publisher, 1542), h. 195. 28Hitti, History of, h. 356.

13

Page 14: ASAL USUL ABBASYAH

Di antara yang selamat pada tragedi itu adalah Abdurrahman bin

Muawiyah bin Hisyam bin Abdul Malik. Ia meluputkan diri ke Spanyol dan

belakangan mendirikan Daulah Umayyah di Andalusia.29

Dengan cara demikian ini Abul Abbas membuktikan gelar dirinya sebagai

al-Saffah (si penumpah darah atau si haus darah). Masa pemerintahan Abbas tidak

berlangsung lama, hanya sekitar lima tahun. Ia meninggal di Istana Ambariyah

pada tahun 133 H/ 754 M akibat serangan penyakit cacar. Namun, sebelum

meninggal telah menunjuk saudaranya yang bernama Abu Ja’far al-Manshur

sebagai pengganti tahta kerajaan.30

Abu Ja’far al-Mansur menjabat sebagai khalifah kedua Bani Abbasiyah

menggantikan saudaranya Abul Abbas As-Saffah. Abu Ja’far al-Mansur adalah

putra Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib yang juga

saudara kandung dari Ibrahim Al-Imam dan Abdul Abbas As-Saffah.31

Ketika Khalifah Abul Abbas meninggal, Abu Ja’far sedang menunaikan

haji bersama Panglima Besar Abu Muslim Al-Khurasani. Pertama yang dilakukan

Khalifah Abu Ja’far al-Mansur setelah diangkat menjadi khalifah pada tahun 136

H/ 754 M adalah mengatur politik dan siasat pemerintahan Bani Abbasiyah. Jalur-

jalur pemerintahan ditata rapid dan cermat, sehingga saat pemerintahannya terjalin

kerjasama yang erat antara pemerintah pusat dan daerah, begitu juga antara Qadhi

(kehakiman), kepada polisi rahasia, kepala jawatan pajak, dan kepala-kepala dinas

lainnya.32

29Joesoef Sou’yb, Sejarah Daulat Abbasiyah I, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), h. 27-28. Dendam itu bermuara dari ungkapan seorang penyair Sadif Asy-Syair yang pada suatu pertemuan berkata: “Janganlah muda terpedaya oleh para lelaki yang memperlihatkan wajah manis, tetapi di dalam hatinya tersimpan racun berbisa. Genggamlah pedang dan angkatlah cemeti agar bumi bersih dari turunan Umayyah”.

30Ali, Sejarah Islam, h. 354.31Bastoni, Sejarah, h. 80. 32Ibid.

14

Page 15: ASAL USUL ABBASYAH

Khalifah Abu Ja’far al-Mansur sangat mewaspadai tiga kelompok33 yang

menurutnya dapat menjadi batu sandungan Bani Abbasiyah dan dirinya. Strategi

yang dilakukannya adalah melakukan politik pecah belah. Ia mengutus Isa bin

Musa kepada Abdullah bin Ali untuk menyampaikan bahwa Abul Abbas As-

Saffah telah wafat, dan penggantinya adalah Al-Mansur. Mendengat berita

tersebut, Abdullah bin Ali langsung pergi ke Haran untuk mengumpulkan

pasukannya guna mengadakan penyerangan. Berita ini langsung diketahui oleh

Al-Mansur. Ia pun memerintahkan Abu Muslim al-Khurasani untuk menumpas

kekuatan Abdullah bin Ali. Akhirnya Abdullah bin Ali dapat ditawan dan

kemudian dipenjarakan seumur hidup sampai meninggal di penjara.

Langkah selanjutnya adalah dengan menutup semua ruang gerak dari

kelompok Alawiyyin (pendukung Ali bin Abi Thalib) dan kelompok Abu Muslim

Al-Khurasani. Setiap perkumpulan, perserikatan, dan kegiatan apa saja yang

dilakukan oleh mereka yang mencurigakan, langsung diantisipasi dan

dibubarkan.34

Kemenangan perang melumpuhkan Abdullah bin Ali membuat nama Abu

Muslim Al-Khurasani kian cemerlang. Meski otak berdirinya Daulah Abbasiyah

bukan dirinya, tetapi masyarakat melihat Abu Muslim adalah orang yang paling

berjasa membesarkan daulah tersebut. Ketika mendengar gelagat tersebut, Abu

Ja’far al-Mansur segera bertindak. Sebagai seorang politikus ulung, ia tak mau

berbuat gegabah. Untuk melumpuhkan lawan politiknya itu, ia mengutus seorang

cendekiawan, Abu Hamid Al-Harwari. Dengan kepiawaiannya, Abu Hamid

berhasil membujuk Abu Muslim untuk memenuhi undangan Khalifah Abu Ja’far

ke ibukota Hasyimiyah. Ketika tiba di Hisyamiyah, Abu Muslim diberikan

33Kelompok pertama dipimpin Abdullah bin Ali, adik kandung Muhammad binAli, paman Abu Ja’far sendiri. Ia menjabat panglima perang Bani Abbasiyah. Kegagahan dan keberaniannya dikenal luas. Pengikut Abdullah bin Ali sangat banyak serta sangat berambisi menjadi khalifah. Kelompok kedua dipimpin Abu Muslim Al-Khurasani, orang yang berjasa besar dalam membantu pendirian Bani Abbasiyah. Karena keberaniannya dan jasa-jasanya tersebut ia sangat disegani serta dihormati di kalangan Bani Abbasiyah. Masyarakat luas banyak yang menjadi pengikutnya. Khalifah al-Mansur khawatir pengaruh Abu Muslim terlalu besar terhadap kebijakan pemerintahan Bani Abbasiyah. Kelompok ketiga adalah kalangan Syiah yang dipimpin keturunan Ali bin Abi Thalib. Masyarakat luas banyak yang simpati karena dalam melakukan gerakan mereka membawa nama keluarga Nabi Muhammad. Ibid.

34Ibid.

15

Page 16: ASAL USUL ABBASYAH

kesempatan beristirahat selama tiga hari sesuai dengan tradisi Arab kala itu.

Setelah itu ia diadili dan dijatuhi hukuman mati pada tanggal 30 Syakban 137 H.35

Al-Manshur selama menguasai pemerintahan selama lebih kurang 22

tahun, telah membuktikan prestasi besar dalam mengkonsolidasikan situasi

politik. Ia adalah pendiri Dinasti Abbasiyah yang sesungguhnya. Ia memiliki

beberapa karakter yang saling bertentangan. Sebagai penguasa ia sangat keras dan

kejam terhadap musuh-musuh negara, namun ia adalah seorang kawan yang setia

dan baik hati. Al-Manshur adalah penguasa Abbasiyah pertama yang memecah

persatuan kelompok Abbasiyah dan Syiah yang sebelumnya telah bersatu. Sebagai

seorang Muslim, pribadi al-Manshur adalah saleh dan penuh keteladanan.36

Pada masa pemerintahannya ini negeri-negeri Timur mulai

mengembangkan tata kehidupan negeri Barat. Pakaian kebesaran Persia dijadikan

sebagai pakaian resmi kenegaraan, sementara itu pakar-pakar (ulama) timur diberi

kedudukan yang tinggi. Bangsa Arab mulai kehilangan perannya tidak hanya

dalam bidang militer namun juga dalam peran-peran sosial lainnya. Ia juga

seorang ahli dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, karena itu ia mendirikan

semacam yayasan wakaf dan sejumlah pendidikan di berbagai penjuru. Pada masa

pemerintahannya ini, berbagai disiplin ilmu seperti kepustakaan, sejarah,

kedokteran dan khususnya astronomi dipelajari dan berkembang dengan pesat.37

Menjelang penghujung 158 H, Khalifah Al-Mansur berangkat ke Mekkah

untuk menunaikan ibadah haji. Namun, dalam perjalanan ia sakit lalu meninggal

dunia. Ia wafat dalam usia 63 tahun dan memerintah selama 22 tahun. Jenazahnya

dibawa dan dikebumikan di Baghdad.38

E. Kesimpulan

Dinasti Abbasiyah merupakan kelanjutan dari pemerintahan Dinasti

Umayyah. Dinamakan Dinasti Abbasiyah karena para pendirinya keturunan

Abbas, paman nabi Muhammad Saw.

35Ibid., h. 82. 36Ali, Sejarah Islam, h. 362. 37Ibid., h.364. 38Bastoni, Sejarah, h. 83.

16

Page 17: ASAL USUL ABBASYAH

Kemunculan Dinasti ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya kekecewaan

kelompok Mawalli terhadap Dinasti Umayyah, pecahnya persatuan antarsuku-

suku Arab, dan timbulnya kekecewaan masyarakat agamis dan keinginan mereka

memiliki pemimpin kharismatik. Perlawanan kelompok Syiah juga merupakan

faktor yang berperan. Kelompok ini tidak pernah melupakan perlakuan kejam

penguasa pemerintah Dinasti Umayyah terhadap keturunan Ali, terutama pada

saat terjadinya Perang Karbala. Di mana pada peperangan tersebut Husain

terbunuh dengan sangat mengenaskan. Hal ini memicu kemarahan bagi orang-

orang Syiah, sehingga mereka bersatu dengan satu tekad ingin menumbangkan

kekuasaan Bani Umayyah.

Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abu Abbas al-Saffah ( 133-137 H/750-

754 M), ia terkenal dengan gelar al-saffah (penmpah darah). Gelar tersebut

diberikan orang-orang karena ia terkenal dengan sifat yang tidak kenal belas

kasihan terhadap Bani Umayyah. Hal itu dikarenakan dendamnya yang begitu

besar. Kemudian dilanjutkan oleh saudaranya, Abu Ja’far al-Manshur (137-159 H/

754- 775 M).

DAFTAR PUSTAKA

Abyan, Amir, Tarikh Islam, Jakarta: DEPAG RI, 1986.

17

Page 18: ASAL USUL ABBASYAH

Ali, K., Sejarah Islam (Tarikh Pramodern), Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2003.

Bastoni, Hepi Andi, Sejarah Para Khalifah, Jakarta: Al-Kautsar, 2008.

Fachruddin, Fuad Muh., Perkembangan Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1985.

Hamka, Sejarah Umat Islam, cet.vi, Jakarta: Bulan Bintang, 1989.

Hasan, Masudul, History of Islam, India: Adam Publisher, 1542.

Hasan, Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, Jakarta: Kalam Mulia, 2001.

Hitti, Philip K., History of the Arab, terj. Cecep Lukman Yasin dkk, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2008.

Hodghson, The Venture of Islam: Imam dan Sejarah dalam Peradaban Dunia, (terj) Mulyadhi Kartanegara, Jakarta: Paramadina, 2002.

Konemann, Islam Art and Architecture, Markus Hattstein and Peter Deliau (ed), Berlin: CDN Pressing, t.t.

Lapidus, Ira M., A History of Islamic Studies, Cambridge: Cambrigde University Press, 1988.

Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.

Nasr, Syed Mahmud, Islam its Concept and History, New Delhi: Kitab Bhavan, 1981.

Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UIP Press, 1986.

Nicholson, Reynold A, A Little History of the ‘Arabs, Cambridge: At The University Press, 1956.

Sou’yb, Joesoef, Sejarah Daulat Abbasiyah I, Jakarta: Bulan Bintang, 1977.

Syalabi, A, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Pustaka al-Husna, 1993.

Thohir, Ajid, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik, dan Budaya Umat Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

18

Page 19: ASAL USUL ABBASYAH

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997.

                     

 

    

                       

 

    

                              

19

Page 20: ASAL USUL ABBASYAH

                       

 

    

                       

 

    

                       

 

    

                       

 

    

                       

 

    

                       

 

    

             

 

     

   

    

                       

 

    

                       

 

    

                       

 

    

                       

 

    

                       

 

    

                       

 

    

                       

 

    

                       

 

    

                       

 

    

             

 

     

   

    

                       

 

    

                       

 

    

                       

 

    

20

Page 21: ASAL USUL ABBASYAH

21

Page 22: ASAL USUL ABBASYAH

22

Page 23: ASAL USUL ABBASYAH

23