sejarah dan asal

25
sejarah dan asal-usul nama Tanah Grogot Asal-usul nama Kota Tanah Grogot berdasarkan cerita setempat tidak dapat dilepaskan dari peristiwa sejarah di Sulawesi Selatan . Menurut Lontara Wajo dikisahkan ketika Raja Bone La Patau Matanna Tika mengundang Arung Matoa Wajo La Salewangeng untuk menghadiri pesta melubangi telinga putrinya. Bersamaan dengan itu ikut pula La Madukelleng . Sebagaimana kebiasaan bahwa sudah menjadi kegemaran bangsawan Bugis dalam setiap pesta raja-raja pada masa dahulu sering mengadakan pesta sabung ayam. Pada pelaksanaan sabung ayam tersebut terjadi ketidakadilan dalam penyelenggaraan acara, saat ayam putera Raja Bone mati dikalahkan oleh ayam Arung Matowa Wajo. Kemenangan itu tidak diakui oleh orang Bone dan mereka berpendapat bahwa pertarungan tersebut sama kuatnya. Hal ini menyebabkan terjadinya keributan dan berujung pada perkelahian yang mengakibatkan korban di pihak Bone lebih banyak dibandingkan korban di pihak Wajo. Dengan adanya perkelahian tersebut Raja Bone menuntut kepada Wajo agar La Madukelleng menyerahkan diri untuk mempertanggungjawabkan atas perbuatannya yang dianggap salah. Akan

Upload: ranijuliyani

Post on 18-Jun-2015

810 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Dan Asal

sejarah dan asal-usul nama Tanah Grogot

Asal-usul nama Kota Tanah Grogot berdasarkan cerita setempat tidak dapat dilepaskan dari peristiwa sejarah di Sulawesi Selatan. Menurut Lontara Wajo dikisahkan ketika Raja Bone La Patau Matanna Tika mengundang Arung Matoa Wajo La Salewangeng untuk menghadiri pesta melubangi telinga putrinya. Bersamaan dengan itu ikut pula La Madukelleng. Sebagaimana kebiasaan bahwa sudah menjadi kegemaran bangsawan Bugis dalam setiap pesta raja-raja pada masa dahulu sering mengadakan pesta sabung ayam.

Pada pelaksanaan sabung ayam tersebut terjadi ketidakadilan dalam penyelenggaraan acara, saat ayam putera Raja Bone mati dikalahkan oleh ayam Arung Matowa Wajo. Kemenangan itu tidak diakui oleh orang Bone dan mereka berpendapat bahwa pertarungan tersebut sama kuatnya. Hal ini menyebabkan terjadinya keributan dan berujung pada perkelahian yang mengakibatkan korban di pihak Bone lebih banyak dibandingkan korban di pihak Wajo. Dengan adanya perkelahian tersebut Raja Bone menuntut kepada Wajo agar La Madukelleng menyerahkan diri untuk mempertanggungjawabkan atas perbuatannya yang dianggap salah. Akan tetapi orang Wajo tidak bersedia memenuhi permintaan Raja Bone. Sebelum Kerajaan Wajo diduduki pasukan Bone, karena tidak mau dijajah La Maddukeleng beserta para pengikutnya merantau meninggalkan Wajo untuk menghindari balas dendam yang akan dilakukan oleh Kerajaan Bone.

La Madukelleng dalam perantauannya dengan bermodalkan tiga ujung; ujung lidah sebagai bekal diplomasi, ujung badik untuk bertarung, dan ujung kelamin melalui perkawinan. Ia malang melintang di negeri orang mengukir kejayaan orang Bugis secara turun menurun. Dengan modal tersebut La Maddukeleng beserta para pengikutnya dan delapan orang bangsawan menengah, yaitu

Page 2: Sejarah Dan Asal

La Mohang Daeng Mangkona, La Pallawa Daeng Marowa, Puanna Dekke, La Siareje, Daeng Manambung, La Manja Daeng Lebbi, La Sawedi Daeng Sagala, dan La Manrappi Daeng Punggawa berangkat dari Paneki, dan pada awalnya menetap di Tanah Malaka (Malaysia Barat). Kemudian pindah dan menetap di wilayah Kerajaan Paser tepatnya di Muara Sungai Kandilo selama sepuluh tahun, sebelum kembali ke Wajo dan diangkat menjadi Raja di Kerajaan Wajo.

Namun, setelah rombongan tersebut menetap di tempat tersebut, jauh di tanah Sulawesi Selatan berhubung tanah Wajo telah diduduki oleh Kerajaan Bone, banyak pula warga Wajo yang meninggalkan kampung kelahirannya mengikuti jejak rombongan La Madukelleng untuk berlayar menuju tanah Paser, sementara sebagian rombongan yang dipimpin La Mohang Daeng Mangkona menuju ke tanah Kutai dan membentuk pemukiman yang menjadi cikal bakal berdirinya Kota Samarinda. Dengan adanya peristiwa tersebut banyak pula orang Bugis yang pada awalnya berasal dari Wajo, saat itu bermukim dan terlibat dalam perdagangan di sekitar Sungai Kandilo.

Dalam keseharian rombongan orang Bugis-Wajo yang bermukim di pinggiran Sungai Kandilo sering mendengar suara arus yang sangat deras dari arus sungai yang menimbulkan suara gemuruh. Dari keadaan itulah orang Bugis-Wajo menamakan pemukiman mereka dengan sebutan Tanah Geroro-E (Geroro-E : suara gemuruh). Dari istilah inilah para Sultan Kerajaan Paser pada saat itu kemudian sering menyebut dengan Tanah Geroro-E yang lama kelamaan diperkirakan menjadi cikal bakal sebutan Kota Tanah Grogot.

Selanjutnya ketika di Kota Tanah Grogot sudah banyak orang Bugis yang bermukim di sepanjang Sungai Kandilo, datang pula utusan Belanda yang tertarik untuk mengadakan usaha perdagangan di Kota Tanah Grogot sekitar tahun 1829 M. Hal ini

Page 3: Sejarah Dan Asal

dikarenakan kondisi perniagaan Paser pada saat itu sudah cukup ramai dan strategis. Pedagang Belanda yang bernama Alexander Van Soow mengajukan permohonan langsung pada Sultan Kerajaan Paser untuk meminta ijin membangun sebuah rumah sebagai tempat usaha untuk menjual garam dan candu. Dalam permohonannya tersebut berhubung lidah orang Belanda tidak bisa menyebut Tanah Geroro-E maka pada akhirnya disebut Tanah Grogod.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sebutan Tanah Grogod tersebut lama kelamaan ejaannya disempurnakan menjadi Tanah Grogot. Dengan berjalannya waktu karena kondisi Kota Tanah Grogot semakin ramai setelah dihuni oleh orang Bugis, selanjutnya datang juga orang Banjar, Jawa, dan sebagainya yang menyebabkan penduduk Kota Tanah Grogot semakin banyak. Penduduk tersebut lebih dominan berasal dari Bugis dan Banjar, sehingga kebudayaan mereka cepat membaur dengan penduduk asli Suku Paser. Maka dari itu tidak mengherankan bahwa pada saat ini dapat dijumpai perpaduan budaya pada orang Paser di Kota Tanah Grogot. Seiring berjalannya waktu dan semakin banyaknya penduduk yang datang hingga Kota Tanah Grogot terus berkembang pesat. Pada akhirnya berdasarkan Undang-undang Nomor 27 tahun 1959 pada tanggal 29 Desember 1959, Kota Tanah Grogot diresmikan sebagai ibukota Kabupaten Paser.

Page 4: Sejarah Dan Asal

Alamat Kantor: --Telp/Fax Kantor : (0543) xxxWEBSITE : http:// Nama Camat : XXNIP : 0000Alamat Rumah Kepala Camat : --Telp : (0543) xxx Visi Menghasilkan Pemerintahan Kecamatan yang baik dan bersih, berlandaskan asas, kesetaraan, dan demokrasi menuju terbentuknya masyarakat yang berkualitas, mandiri dan sejahtera Misi1. Pemberdayaan pemerintah kecamatan2. Pemberdayaan seluruh komponen ekonomi 3. Pemberdayaan seluruh masyarakat Tugas Pokok dan Fungsi1. Memimpin, membina, meneliti dan menilai hasil kerja bawahan2. Melaksanakan pelimpahan sebagian kewenangan yang diserahkan Kepala Kecamatan 3. Melaksanakan penyelengaraan pelayanan kepada warga masyarakat 4. Melaksanakan koordinasi antar unit satuan kerja yang berada dalam wilayahnya maupun koordinasi dengan kecamatan lain 5. Melaksanakan urusan ketatausahaan dan rumah tangga kantor camat 6. Melaksanakan koordinasi pembinaan dan pengawasan 7. Melaksanakan pembinaan terhadap penyelengaraan Pemerintahan Desa / Kelurahan di wilayah kerjanya Potensi Sumber Daya Alam: 

Page 5: Sejarah Dan Asal

Pertanian: PadiPerkebunan: Kopi, Lada, dan KaretPeternakan: Ayam Ras, dan Ayam Bukan RasPerikanan: Udang Potensi Pariwisata:- Makam- Wisata Alam  Potensi Sumber Daya Manusia Luas Wilayah: 1.798,80 km2Jumlah Penduduk: 28.713 jiwaKepadatan 15,96 jiwa/km2Jumlah Desa 8 Desa Nama-Nama Desa: Potensi Perdagangan dan IndustriUKM 20 buah Ragam Kegiatan Industri :-Colstorage-Ekspor Udang -Minyak Sawit Mentah -Batu Bara -Dok Kapal -Konstruksi -Migas  

 

Page 6: Sejarah Dan Asal

Sarana Ibadah :-Masjid 24 buah-Langgar 17 buah-Musholla 4 buah-Gereja Katholik 2 buah-Gereja Protestan 2 buah Sarana Kesehatan:Rumah Sakit - Puskesmas 1 buah Puskesmas Pembantu 10 buahKlinik 2 buahBidan 12 buah Sarana Pendidikan :Play Group 1 buahTK 7 buahSD 21 buahSMP Negeri 2 buahSMP Swasta 2 buahSLTA Negeri 1 buahSLTA Swasta 1 buahUniversitas 3 buah 

Page 7: Sejarah Dan Asal

Klasifikasi Tingkat Perkembangan Desa di Kecamatan Tanah Grogot

DesaVillage

SwadayaUnder

Developed

SwakaryaMedium

Swasembada

1. Janju 0 0 1

2. Sempulang 0 0 1

3. Tepin Batang 0 0 1

4. Tanah grogot 0 0 1

5. Tanah Periuk 0 0 1

6. Pepara 0 0 1

7. Sungai Tuak 0 0 1

8. Rantau Panjang 0 0 1

9. Jone 0 1 0

10. Padang pengrapat

0 0 1

11. Muara paser 0 0 1

12. paser Baru 0 1 0

13. Pulau Rantau 0 1 0

Jumlah      

2006 0 3 10

2005 0 2 10

2004 0 2 10

Sumber:Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten PaserSource:Improwerment People Village Office of Paser Regency

 

Page 8: Sejarah Dan Asal

Banyaknya Penduduk Kecamatan Tanah Grogot Menurut Jenis Kelamin

Desa/KelurahanVillage

Luas Wilayah

Area(Km

persegi)

Jumlah Rumah Tangga

Number Of Household

Laki-laki

Male

PerempuanFemale

JumlahTotal

1. Janju 40,08 501 1.001 839 1.840

2. Sempulang 8,20 456 685 653 1.338

3. Tepin Batang 25,97 709 1.372 1.363 2.735

4. Tanah grogot 10,36 6.654 12.505 11.273 23.778

5. Tanah Periuk 6,74 431 949 914 1.863

6. Pepara 5,69 120 254 254 508

7. Sungai Tuak 7,31 305 636 659 1.295

8. Rantau Panjang

86,44 290 680 638 1.318

9. Jone 46,78 1.234 3.124 3.129 6.253

10. Padang pengrapat

14,60 661 1.474 1.281 2.755

11. Muara paser 83,41 728 1.718 1.634 3.352

12. paser Baru - 170 244 250 494

13. Pulau Rantau -        

Jumlah          

2006 335,58 12.259 24.642 22.887 47.529

2005 335,8 11.020 24.027 22.316 46.343

2004 335,8 10.459 23.456 21.798 45.254

Sumber:Proyeksi Penduduk

Obyek Pariwisata Di Kecamatan Tanah Grogot

Page 9: Sejarah Dan Asal

Nama Obyek Wisata Penjelasan

Agro Wisata Trubus SariObyek wisata ini terletak di Desa Padang Pengrapat berjarak sekitar 9 km dari tanah grogot.Lokasi obyek dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua.Di kawasan agro wisata dapat dijumpai beragam pohon buah-buahan seperti rambutan,jeruk,durian dan salak pondoh.Lokasi ini juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti gazebi,mushalla,toilet dan panggung hiburan.Biasanya ditempat ini diadakan pertunjukkan music terutama pada akhir pekan.

Taman RigariTaman wisata Raguta terletak di jalan poros pondong.Taman ini dilengkapi dengan tempat peristirahatan(gazebo)dan panggung hiburan.Lokasinya yang berada dibawa rimbunan pohon-pohon yang besar memberikan kenyamanan tersendiri bagi para pengunjung.Taman ini juga dilengkapi dengan kolam yang dapat ditempati untuk bermain sepeda air.

Page 10: Sejarah Dan Asal

Kolam Renang Awa SalangoiKolam renang dengan standar internasional ini terletak di kompleks PDAM Tapis,tanah grogot.Tempat ini sering ramai dikunjungi pada akhir pekan.Banyak pengunjung menghabiskan waktu liburannya bersama keluarga ditempat ini,sembari menikmati segarnya air kolam.Ditempat ini juga dilengkapi dengan beberapa permainan anak-anak dan kantin.

Kandilo PlazaKandilo Plasa tepat berada di tengah kota Tanah Grogot.Tempat ini cocok untuk wisata belanja.Selain berbagai macam barang dagangan,di lantai 3 para pengunjung dapat juga menikmati berbagai macam makanan dan minuman sambil menemani anak-anak bermain.

Page 11: Sejarah Dan Asal

Lahir di Tanah Grogot, 72 tahun yang lalu atau tepatnya pada tanggal 21 April 1936.  H.M Ridwan Suwidi adalah sosok seorang pemimpin sederhana yang memiliki pola pikir praktis dengan tujuan akhir untuk kesejahteraan masyarakat. Hal ini terlihat dalam visi Kabupaten setelah beliau terpilih yaitu “Menuju Masyarakat yang Agamais, Sejahtera & Berbudaya”.  Beliau merupakan salah satu tokoh yang memperjuangkan status Daerah Paser dari Kawedanan menjadi Daerah Otonom Tingkat II/ Kabupaten di era tahun 1959.Tahun 1960-an, memulai karir politik sebagai pimpinan Pasukan Pandu Islam Indonesia Cabang Paser, kemudian sebagai Ketua Cabang Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) Paser, pada tahun 1963 menjadi Ketua Perguruan Islam Yapsi, juga sebagai pendiri/pengasuh sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA). Selanjutnya secara berurutan beliau menjabat sebagai :

1.      Ketua Cabang Muhammadyah Kabupaten Paser;2.      Pengurus Majelis Ulama Kabupaten Paser;3.      Ketua DPW Persaudaran Muslimin Indonesia Kaltim;4.      Anggota DPRD – GR Daerah Tingkat II Paser (s/d th.1970);5.      Wakil Ketua DPRD/ Anggota Badan Pertimbangan Daerah

Tingkat II Paser  (1977 – 1982);6.      Anggota DPRD dan Ketua Fraksi Persatuan Pembangunan

DPRD Tingkat II Paser (1982 – 1987) dan Sekretaris DPC Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Paser (s/d thn.1985);

7.      Wakil Ketua DPW-PPP Kalimantan Timur (1985 – 1990);8.      Ketua Dewan Pembina Generasi Muda Pembangunan Indonesia

Kaltim;9.      Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah PPP Kaltim (1995 –

1999);

Page 12: Sejarah Dan Asal

10. Anggota DPRD Tingkat I Kaltim Periode tahun 1987-1992, s/d tahun 1999-2004 (4 periode).Dengan prinsip penuh kehati-hatian, dalam menjalankan amanah  sebagai Bupati, beliau selalu menekankan kepada jajaran staf untuk memiliki keberpihakan terhadap masyarakat dan bersikap santun & sangka baik terhadap siapapun, sebagaimana motto yang dicetuskan oleh beliau, yaitu “PASER BUEN KESONG” – Paser Berhati Baik.

Page 13: Sejarah Dan Asal

KOMISI IBidang Pemerintahan Dan Hukum

1.     Pemerintahan 2.     Kependudukan 3.     Penerangan / Pers 4.     Hukum/Perundang-Undangan5.     Perijinan 6.     Sosial Politik7.     Organisasi Kemasyarakatan 8.     Pertanahan9.     Keamanan dan Ketertiban10.   Aparatur11.   Perusahaan Patungan12.   Perusda13.   Perpajakan dan logistik14.   Penanaman Modal/Investasi  

Ketua             :  H. Nasir Eva Merukh, SHWakil Ketua   : Dody Satwika Nasution, ST Sekretaris      : SupaimanAnggota         : 1. Drs.HM. Aksa Arsyad, MBA,M,Si2. H. Achmad Fauzy, SE3. Dian Yuniarti 4. HM. Robert Saragih, SE

Page 14: Sejarah Dan Asal

Komisi 11Bidang Pembangunan dan Ekonomi

1.     Pekerjaan Umum 2.     Tata Kota 3.     Pertamanan dan Kebersihan 4.     Perhubungan 5.     Pertambangan 6.     Perumahan Rakyat 7.     Lingkungan Hidup8.     Pertanian, Perikanan dan Kelautan 9.     Peternakan 10.   Perkebunan 11.   Kehutanan 12.   Pengadaan Pangan    

Ketua             : H.AbdullahWakil Ketua   : Suryo HandoyonoSekretaris      : H. Amiruddin, STAnggota         : 1.Ihsan Wirawan2. Muspandi3.H. Hudriansyah Syarkawi4.Ir. H. Abransyah, MT5.M. Sam,ani  

Page 15: Sejarah Dan Asal

Komisi 111Bidang Kesejahteraan Dan Keuangan

1.        Ketenagakerjaan & Transmigrasi 2.        Pendidikan dan IPTEK3.        Kependudukan & Olahraga4.        Agama, Kebudayaan & Sosial5.        Kesehatan6.        Pemberdayaan Perempuan7.        Keuangan Daerah8.        Perbankan9.        Perdagangan/ Dunia Usaha10.      Perindustrian11.      Koperasi dan UKM12.      Pariwisata

    Ketua              : Miswan ThahadiWakil Ketua    : Suhardi, SHSekretaris       : Dr. Fahmi FadliAnggota          : 1. H. Syamsuddin Cukur2. Hj. Yuliani Adji Indra3.M. Saleh, A.Ma4.Supian

Page 16: Sejarah Dan Asal

PDRB Kabupaten Paser Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada tahun 2009 diproyeksikan sebesar Rp 9,34triliun lebih, sedangkan realisasi PDRB pada tahun 2008 mencapai Rp.7,38 triliun lebih, atau 26,49%lebih tinggi dari realisasi PDRB tahun 2008.

PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) pada tahun 2009 diproyeksikan Rp4,83 triliun lebih, Jika dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2008 sebesar Rp4,48 triliun lebih, PDRB ADHK tahun 2009 diproyeksikan meningkat 7,68 % lebih tinggi dari realisasi tahun 2008.

Peningkatan tersebut di atas diprediksikan berasal dari kontribusi/sumbangan dari setiap sektor PDRB secara rinci adalah sebagai berikut :

Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 72,23 % Sektor Pertanian sebesar 15,19 % Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 2,99 % Sektor Jasa-jasa sebesar 2,69 % Sektor Bangunan sebesar 2,91 % Sektor Industri Pengolahan sebesar 1,55 % Sektor Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar

1,38 % Sektor Pengangkutan dan Komunikasi mencapai sebesar 0,85

% Sektor Listrik Gas dan Air Bersih sebesar 0,22 %

Memperhatikan RPJMD Kabupaten Paser 2005 – 2010, target pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2009 adalah sebesar 9,89 %, dengan nilai Incremental Capital Output Rasio (ICOR) sebesar 4,17 %. Dengan melihat indikator pertumbuhan ekonomi dan ICOR, maka investasi yang dibutuhkan dalam tahun 2009 diproyeksikan sebesar Rp4,12 triliun lebih, sementara APBD yang ditetapkan sebesar Rp1,424 triliun lebih, sehingga masih kekurangan besaran investasi sebesar Rp2,7 triliun lebih. Dalam tahun berjalan diperlukan keseriusan mengatasi kekurangannya

Page 17: Sejarah Dan Asal

dan beberapa hal yang dapat mendorong pertumbuhan adalah regulasi dan kepastian hukum dalam berinvestasi. Namun, usaha ini menghadapi kendala yang cukup besar dengan memburuknya iklim perekonomian global yang dampaknya dirasakan pula di daerah, antara lain para investor diperkirakan bersikap wait and see.

Pendapatan per kapita adalah salah satu parameter untuk mengetahui tingkat kemakmuran masyarakat yang dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Pada saat penyusunan KUA dan PPAS 2009, Pendapatan regional per kapita masyarakat Kabupaten Paser pada Tahun 2009 (ADHB) diprediksikan mencapai Rp21,26 juta atau meningkat 3,71 % dari tahun 2008 yaitu Rp20,50 juta, sementara realisasi pendapatan per kapita pada tahun 2007 sudah mencapai Rp32,74 juta. Dengan demikian, dapat diperkirakan bahwa pendapatan per kapita pada tahun 2009 akan berada di atas Rp32,74 juta atau setidak-tidaknya kurang lebih berada dikisaran Rp.32,74 juta. Jika hasil batubara tidak dihitung maka pendapatan per kapita pada tahun 2009 diperkirakan sebesar Rp.11,14 juta.

Kondisi keuangan global yang memburuk pada akhir tahun 2008, diperkirakan berdampak kepada pencapaian peningkatan pendapatan per kapita masyarakat Kabuputen Paser.

Investasi pembangunan pada tahun 2009 masih menunjukkan ketergantungan kepada pemerintah. Pihak swasta menginvestasikan dananya masih terbatas pada subsektor perkebunan/pertanian dan pertambangan, sedangkan subsektor lainnya seperti industri yang berbasis non-pertanian, masih sangat minim. Sedangkan masyarakat secara individu maupun kelompok, menginvestasikan dananya melalui sektor perdagangan, UKM/UKMK dan sebagian kecil pada subsektor pertanian/perkebunan. Namun semuanya masih sangat bergantung

Page 18: Sejarah Dan Asal

kepada kondisi investasi secara nasional maupun regional Kalimantan Timur yang kondisinya belum cukup membaik.