asal magma05

32
ASAL-USUL MAGMA SIKLUS BATUAN Siklus batuan menjelaskan bahwa batuan sedimen, dan beku apabila mengalami peningkatan/penambahan tekanan dan temperatur akan berubah secara isokimia menjadi batuan metamorfis, kemudian kalau suhunya makin tinggi akan terjadi peleburan batuan tersebut dan cairan tersebut disebut magma. Proses peleburan atau anateksis tersebut menghasilkan magma kaya SiO 2 atau magma asam, yang kalau membeku akan menghasilkan mineral-mineral feldspar alkali (ortoklas), kwarsa, plagioklas asam dan mika (biotit & muskovit). Secara alamiah proses siklus batuan ini selalu terjadi di tempat-tempat yang memungkinkan dan dapat dijelaskan dengan memahami teori tektonik lempeng. Magma yang berasal dari anateksis akan menghasilkan magma asam (granitik). Proses ini akan terjadi pada daerah-daerah yang mempunyai kerak (bumi) tebal yaitu di benua-benua, atau pada dasar daerah orogen. Lalu bagaimana dan di mana magma basaltik atau andesitik terbentuk ? Sedangkan di daerah interaksi lempeng konvergent; penyusupan kerak litosferik samodra ke bawah Busur Kepulauan (Island Arc) atau Tepi Benua Aktif (Active Continental Margin) akan segera mengalami tekanan, tekanan yang juga dibarengi kenaikan suhu ini akan selalu bertambah apabila penyusupan semakin dalam. Sebagai akibatnya, batuan akan mengalami metamorfosis berturut-turut pada fasies zeolit, sekis hijau, amfibolit dan fasies eklogit sebelum akhirnya terjadi peleburan sebagian (partial melting). Fluida hasil peleburan sebagian inilah yang kemudian menjadi magma yang naik pada daerah orogen, dan oleh karenanya sering disebut magma orogenik. Kerak litosferik samodra yang sebagian mengalami peleburan sebagian akan terus menunjam dan akan masuk dan lebur di dalam mantel bagian atas. Magma dari mantel bagian atas ini bisa naik mendekati permukaan apabila terjadi arus konveksi yang menybabkan penipisan kerak di atasnya. Apabila arus konveksi tersebut terjadi di bawah benua maka penipisan kerak akan diikuti oleh terjadinja sesar-sesar normal disepanjang jalur 1

Upload: rosyid118

Post on 23-Nov-2015

85 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

asndfjndfj

TRANSCRIPT

ASAL-USUL MAGMA

ASAL-USUL MAGMASIKLUS BATUAN

Siklus batuan menjelaskan bahwa batuan sedimen, dan beku apabila mengalami peningkatan/penambahan tekanan dan temperatur akan berubah secara isokimia menjadi batuan metamorfis, kemudian kalau suhunya makin tinggi akan terjadi peleburan batuan tersebut dan cairan tersebut disebut magma. Proses peleburan atau anateksis tersebut menghasilkan magma kaya SiO2 atau magma asam, yang kalau membeku akan menghasilkan mineral-mineral feldspar alkali (ortoklas), kwarsa, plagioklas asam dan mika (biotit & muskovit).

Secara alamiah proses siklus batuan ini selalu terjadi di tempat-tempat yang memungkinkan dan dapat dijelaskan dengan memahami teori tektonik lempeng.

Magma yang berasal dari anateksis akan menghasilkan magma asam (granitik). Proses ini akan terjadi pada daerah-daerah yang mempunyai kerak (bumi) tebal yaitu di benua-benua, atau pada dasar daerah orogen.

Lalu bagaimana dan di mana magma basaltik atau andesitik terbentuk ?

Sedangkan di daerah interaksi lempeng konvergent; penyusupan kerak litosferik samodra ke bawah Busur Kepulauan (Island Arc) atau Tepi Benua Aktif (Active Continental Margin) akan segera mengalami tekanan, tekanan yang juga dibarengi kenaikan suhu ini akan selalu bertambah apabila penyusupan semakin dalam. Sebagai akibatnya, batuan akan mengalami metamorfosis berturut-turut pada fasies zeolit, sekis hijau, amfibolit dan fasies eklogit sebelum akhirnya terjadi peleburan sebagian (partial melting). Fluida hasil peleburan sebagian inilah yang kemudian menjadi magma yang naik pada daerah orogen, dan oleh karenanya sering disebut magma orogenik.Kerak litosferik samodra yang sebagian mengalami peleburan sebagian akan terus menunjam dan akan masuk dan lebur di dalam mantel bagian atas. Magma dari mantel bagian atas ini bisa naik mendekati permukaan apabila terjadi arus konveksi yang menybabkan penipisan kerak di atasnya. Apabila arus konveksi tersebut terjadi di bawah benua maka penipisan kerak akan diikuti oleh terjadinja sesar-sesar normal disepanjang jalur arus konveksi dibawahnya, peristiwa pada daerah tersebut kemudian memanifestasiakan zona/jalur sesar normal yang terkenal dengan zona rifting. Apabila proses ini berlangsung terus maka benua akan terpisah pelan-pelan dan terbentuklah calon samodra yang baru.

Apabila arus konveksi terjadi di bawah kerak samodra, pola sesar yang sama juga akan terbentukTEMPAT PEMBENTUKAN BATUAN BEKU DAN TEKTONIK LEMPENG

Teori tektonik lempeng menjelaskan bahwa bumi kita ini selalu berubah. Di tengah samodra, litosfer oceanic bergerak saling menjahui, dan di lain pihak litosfer oceanic tersebut akan menunjam di bawah litosfer oceanic lainya atau litosfer kontinental. Dua lingkungan tektonik yang sering disebut batas lempeng divergen dan convergen tersebut merupakan tempat magma basaltik bergenerasi, selain pada magmatisme intraplate (Hot-spot, continental rifting).

Meskipun magma basaltik tersebut semuanya berasal dari peleburan sebagian (partial melting) dari mantel, tetapi himpunan batuan yang terbentuk berbeda dan khas untuk masing-masing lingkungan tektonik.

Beberapa hal yang dianggap sebagai pemicu peleburan batuan adalah: hilang/berkurangnya tekanan litostatik; migrasi batuan ke daerah bertekanan litostatik lebih rendah, batuan terbawa ke daerah yang lebih panas, penambahan fluida, dan panas dari radioaktif.Komposisi magma basaltik dikontrol oleh komposisi peridotit dan derajat peleburan sebagiannya. Secara umum terdapat tiga jenis basalt, yaitu:

basalt toleitik, jenuh atau sangat jenuh silika terdapat pada kerak samodra, back-arc basin, rift dan pulau intra-oceanic

basalt alkali, tidak jenuh silika terdapat pada volkanisme intraplate dan rift

basalt orogenik, jenuh sampai tidak jenuh silika terdapat pada busur kepulauan, tepi benua aktif dan zona collision

BOWENS REACTION SERIESReaksi Bowen adalah suatu skema yang menunjukkan urutan kristalisasi dari mineral pembentuk batuan beku yang terdiri dari dua bagian, yaitu urutan kristalisasi mineral feromagnesia

olivin ---> piroksen ---> hornblenda --->biotit --->K felspar dan

deret plagioklas (plagioklas- Ca ---> plagioklas-Na ---> K.felspar)

disusul oleh muskofit ---> kwarsa.

Suatu cairan magma basa yang tidak jenuh silika (SiO2) kristalisasinya akan dimulai dengan olivin diikuti oleh atau bersamaan dengan plagiaklas-Ca; sebaliknya bila magma tersebut jenuh akan SiO2 maka piroksenlah yang akan terbentuk langsung. Dengan lain kata sejarah kristalisasi olivin sangat bergantung pada kandungan SiO2 dalam magma asal. Olivin dan Piroksen merupakan pasanganincongruent melting dimana olivin setelah pembentukannya bereaksi dengan larutan sisa membentuk piroksen. Di lain pihak, kristalisasi plagioklas-Ca pada fasa awal berangsur-angsur dengan jalan bereaksi dengan larutan sisa berubah komposisinya ke arah plagioklas- Na; plagiokias merupakan deret ; solid solution; yang terdiri dari reaksi yang kontinu.

Sesungguhnya, reaksi Bowen mempunyai makna yang lebih luas, yaitu dapat dijadikan pedoman klasifikasi batuan beku secara mineralogis. Reaksi Bowen memberikan berbagai kemungkinan terbentuknya macam-macam himpunan mineral yang dapat dipergunakan sebagai dasar dalam klasifikasi batuan beku tanpa memperhitungkan tekstur. Urutan kristalisasi mineral dalam reaksi Bowen tidak semata-mata menunjukan successive crystalizatian tetapi juga overlapping Dengan memperhatikan reaksi Bowen kita peroleh berbagai kemungkinan himpunan mineral sebagai berikut:

kelompok batuan ultrabasa- olivin

-olivin piroksen

kelompok batuan basa - olivin-piroksen-plagioklas

-olivin-plagioklas

-piroksen-plagiolias

-piroksen

kelompok batuan bersusun sedang

-piroksen-hornblenda-plagioklas

-hornblenda-plagioklas

-hornblenda-biotit-plagioklas-kwarsa

-hornblenda-biotit-ortoklas-plagioklas

kelompok batuan bersusun sedang-asam

-hornblenda-biotit-muskovit-plagioklas,kwarsa

-biotit-muskovit-ortoklas-kwarsa

-biotit-muskovit-ortoklas,dsb

Sesungguhnya di dalam himpunan mineral seperti tercantum di atas ada suatu mineral lain (tidak tertera dalam deret Reaksi Bowen) yang sangat khas untuk suatu kelompok/ seri batuan bersusunan basa, sedang dan asam yaitu mineral golongan felspatoid (leusit, nefelin, dan sebagainya); mineral tersebut hadir karena kandungan SiO2 terlalu rendah untuk memunculkan felspar.

Selanjutnya dengan memperhitungkan tekstur yang dimiliki batuan tersebut maka penggolongan/nama batuan menjadi lebih sempurna. Untuk batuan yang bertekstur halus dipergunakan istilah extrusifnya (basalt, andesit, dan sebagainya) dan untuk yang kasar dipakai istilah plutoniknya (gabro, diorit, diorit-kwarsa, dan sebagainya). Akan lebih tepat lagi apabila kita dapat memperbandingkan kandungan ortoklas/plagioklas karena semakin basa batuannya perbandingan tersebut semakin kecil; ini berarti bahwa membedakan ortoklas dari plagioklas, bila dimungkinkan, menjadi amat penting. Kandungan ortoklas yang kurang lebih sama dengan plagioklas akan dicapai dalam kelompok batuan monsonit-latit. Memang benar bahwa semakin basa batuan beku semakin meningkat kadar Ca dalam plagioklasnya (semakin besar). Namun demikian jenis plagioklas pada pengamatan secara megaskopik tidak dapat ditentukan / dibedakan dari jenis lainnya. Sekalipun mineral tambahan (accessory minerals) tidak turut berperan dalam klasifikasi batuan namun kehadirannya perlu diamati bila masih dapat dikenali pada skala megaskopik.

Batuan beku yang setelah pembentukanya mengalami ubahan sekunder (pelapukan, reaksi hidrotermal, dan sebagainya) akan nampak pucat warnanya atau kehijauan karena ubahan yang dialami oleh mineralnya yang antara lain menghasilkan mineral baru berwarna kehijauan (epidot, aktinolit, klorit, serpentin, dan sebagainya). Proses tersebut merupakan rekristalisasi dimana terjadi pertukaran unsur kimia (berbeda dangan metamorfosa dimana proses tersebut tidak terjadi pertukaran unsur kimia; susunan kimia batuan tetap). Yang termasuk ke dalam mineral sekunder adalah mineral produk ubahan dan mineral yang terbentuk sesudah batuan beku tersebut terbentuk (pengisian rekahan oleh antara lain kalsit, zeolit, silika, dan sebagainya, membentuk urat).DEFERENSIASI MAGMADeferensiasi magma adalah perubahan dari magma yang homogen menjadi batuan yang komposisi kimia/mineralogi berbeda-beda. Faktor paling utama yang bertanggung jawab terhadap perubahan tersebut adalah terjadinya kristalisasi, sedang faktor yang lain ialah liquid immiscible dan filter pressing.Pada waduk magma yang sedang mendingin selain terjadi kristalisasi, mineral-mineral yang mezmpunyei berat jenis lebih besar dibanding larutan akan turun dan terakumulasi didasar waduk magma tersebut. Sudah barang tentu mineral-mineral mafik yang mengandung unsur-unsur Fe, Mg, Ti lebih banyak akan berada pada bagian paling bawah baru diikuti yang lebih ringan termasuk yang kaya mineral felsik. Pengertian tersebut berarti bahwa di dalam peristiwa pendinginan magmapun bisa terjadi struktur perlapisan, dengan catatan magmanya tidak mobile.

Apabila mineral-mineral yang sudah terbentuk dengan cara yang dijelaskan di atas terganggau oleh arus konveksi yang sering terjadi pada magma yang mendingin, maka sebagian dari kristal yang sudah terbentuk akan terbawa lagi ke atas oleh arus tersebut. Kristal-kristal tersebut bisa saja larut kembali tetapi tidak jarang mereka tidak berubah karena memang temperaturnya terlalu dingin untuk bisa melarutkan kembali. Peristiwa inilah yang bertanggung jawab dengan terjadinya tekstur porfiritik pada batuan yang membeku lebih akhir dan bisa jadi yang membeku di permukaan bumi. Apabila mineral-mineral masih berkelompok (cumulat) disebut dengan cummulo atau glomero porfiritik.

LIQUID IMMISCIBILITY DALAM MAGMAFakta menunjukkan bahwa berbagai bahan dapat bercampur menjadi larutan dalam berbagai proporsi pada temperatur tinggi, tetapi akan terpisah pada saat pendinginan. Penegasan pernyataan ini dalam evolusi magma adalah terbentuknya mineral mineral pada saat pendinginan. Terbentuknya batuan yang terdiri dari olivin murni (dunit) misalnya, membuktikan bahwa liquid berkomposisi olivin memisahkan dari larutan yang lain. Demikian juga terjadinya mineral-mineral berbeda dalam sebuah batuan tentu saja didahului oleh pemisahan larutan sebelum mengkristal. Dengan dasar larutan homogen pada temperatur tinggi dan akan terpisah pada penurunan temperatur, maka dibuatlah diagram-diagram fasa binair ataupun ternier untuk mineral-mineral pembentuk batuan. (miscible = bercampur dengan baik)

FILTER PRESSINGApabila pada saat magma hampir semuanya mengkristal kemudian terjadi deformasi, maka batuan tersebut akan terperas dan menghasilkan larutan magma yang baru berkomposisi lebih asam. Alternatif lain, yaitu bila batuan yang sama mengalami tarikan (tension), maka akan terbentuk pengisisn pada retakan-retakan yang terbentuk.

Penguapan keatas gelembung-gelembung gas pada magma yang sering disebut gaseous transfer atau volatile steaming mungkin berperan penting pada magma dangkal. Terjadinya gelembung-gelembung gas terjadi setelah fase kristalisasi mineral-mineral anhydrous atau berkurangnya tekanan. Oleh karena kebanyakan kebanyakan bahan-bahan padatnya anhydrous, maka gas yang ada terlarut dalam liquid sehingga menjadi lebih ringan dan bergerak naik meninggalkan larutan pada batuan samping yang banyak retakannya. Apabila kemudian terjadi penurunan tekanan secara luas dan mendadak maka akan terjadi pembentukan lubang-lubang (vesicalation) secara simultan pada seluruh magma dan melepaskan gas-gas yang kaya akan alkali, CO2, halogen dan tentu saja uap air.

ASIMILASIDi lapangan banyak singkapan batuan beku yang mengandung inklusi material asing (xenolith) dan seringkali menunjukkan bukti bahwa mereka telah termakan oleh magma dengan berbagai tingkatan. Asimilasi country rock oleh magma telah dianggap sebagai faktor yang significan dalam deferensiasi magma. Walaupun begitu perubahan komposisi magma akibat asimilasi dianggap sangat kecil. Dalam hal ini alasan untuk itu adalah bahwa kebanyakan magma tidak mempunyai suhu yang sangat tinggi dan tidak berupa larutan seluruhnya, tetapi sebagian berupa kristal.Secara umum dapat dijelaskan bahwa mineral-mineral yang terletak pada bagian atas pada Bowens reaction series akan mengkristal lebih dulu dari pada mereka yang dibawahnya. Mineral-mineral basaltik di bagian atas dan mineral-mineral granitik di bawah. Artinya magma yang berkomposisi basaltik akan bereaksi dengan batuan samping yang bersifat granitik, tetapi tidak akan terjadi sebaliknya. Tetapi jika batuan samping mengandung mineral-mineral yang titik leburnya lebih tinggi dari pada larutan magmanya, pergantian unsur secara kimiawi akan terjadi bila mineral pada batuan samping masuk dalam equilibrium terbuka dengan larutan. Sebagai contoh; apabila magma granitik mengintrusi batuan samping gabroik maka ion-ion kalsium akan keluar dari mineral (plagioklas, piroksen) dan larut kedalam liquid dan digantikan oleh natrium, olivin dan piroksin dapat terubah menjadi hornblende dan biotit, dan komposisi magma akan berubah.

MINERAL PEMBENTUK BATUAN BEKU

Berdasar Waktu PembentukanPirogenetik mineral adalah mineral-mineral anhydrous yang terbentuk terbentuk pada temperatur tinggi di mana larutan miskin unsur volatil.

ORTHO MAGMATIC MINERALS adalah pembentukan mineral anhydrous (olivin, piroksin, fds) pada suhu di atas 800C.

HIDATO MAGMATIC MINERALS adalah mineral-mineral yang mengandung gugus hydroxyl seperti amfibol dan mika

PNEUMATOLITIC MINERALS yaitu mineral-mineral yang mengandung unsur volatil (florit, turmalin dan topaz yang mengandung unsur F, atau B)

MINERAL SEKUNDER adalah mineral-mineral yang terbentuk setelah pembentukan batuan oleh proses:

DEUTERIC ALTERATION adalah proses alterasi yang disebabkan oleh larutan magma yang sama dengan magma pembentuk batuannya. Seperti halnya alterasi akibat larutan hidrotermal, alterasinya meliputi kloritisasi, albitisasi, zeolitisasi, sausuritisasi dan pembentukan struktur mikropegmatit (tumbuh bersama antara kwarsa dengan feldspar). Proses ini terjadi pada suatu proses pendinginan magma pada fasa hidrotermal.

HYDROTHERMAL, hal yang sama dengan deuteric alteration tetapi istilah ini dipakai apabila terjadi pada batuan asing.

METAMORFOSA adalah proses ubahan mimeral menjadi mineral atau himpunan mineral dalam fase padat.

PELAPUKAN KIMIAWI, jenis pelapukan ini akan mengubah mineral melalui proses oksidasi, hidrolisa dan pelarutan.

KEHADIRAN MINERAL DALAM BATUAN

ESSENSIAL MINERALS, atau mineral-mineral utama, yaitu mineral yang pada umumnya hadir jumlah banyak, atau mineral-mineral khas, di mana kehadiran/ketidak hadirannya akan mempengaruhi penamaan/klasifikasi batuan. Untuk batuan beku, mineral-mineral tersebut adalah olivin, feldspar, piroksin, amfibol, mika, dan kwarsa. Mineral-mineral utama dalam batuan beku adalah mineral-mineral dari kelompok silikat yang terdapat dalam deret Bowen (+ felspatoid). Sedang mineral-mineral tambahan umumnya dari kelompok oxida dan sebagian kecil dari kelompok sulfida dan phosphat. Mineral utama dikelompokkan menjadi mineral felsik (kwarsa, plagioklas, alkali felspar dan felspatoid) yang berwarna terang dan mineral mafik (olivin, piroksen, amfibol, biotit) yang berwarna relatif gelap

- MINERAL-MINERAL FELSIKPlagioklas (NaAlSi3O8 - CaAl2Si2O8), triklin, albit sampai anortit (tergantung prosentase Na/Ca nya). Mineral ini tidak berwarna, mempunyai sistem kristal triklin, terdapat pada hampir semua jenis batuan beku. Tidak jarang hadir sebagai fenokris dan sering berstruktur zonasi. Pada sayatan tipis dicirikan oleh kembaran Albit atau Carlsbad-Albit.

Alkali felspar (KAlSi3O8), monoklin, triklin, terdiri dari Sanidin, Orthoklas, Anorthoklas, sistem kristal monoklin, prismatik, tidak berwarna, putih, abu-abu, merah hati. Terdapat pada batuan beku menengah sampai asam. Mikroklin mempunyai sistem kristal triklin dan kadang-kadang berwarna hijau.Nefelin (NaAlSiO4), hexagonal, piramidal, tidak berwarna, putih atau kekuningan. Seperti leusit, mineral ini sering terdapat pada lava yang miskin silika dan kaya unsur alkali (K, Na).Leusit (KAlSi2O6), pseudoisometrik, berwarna putih sampai abu-abu, terdapat pada lava yang kaya potasik dan miskin silika seperti di G. Muria, Ringgit-Beser dan Bawean.Kwarsa (SiO2), hexagonal atau trigonal, pecahan concoidal, pada umumnya tidak berwarna atau putih. Terdapat pada batuan beku asam dan tidak pernah bersamaan dengan olivin atau felspatoid.MINERAL-MINERAL MAFIK

Olivine (Mg2SiO4 - Fe2SiO4), orthorombik, bipiramidal, pecahan concoidal, berwarna hijau botol. Terdapat pada batuan beku basa sampai ultra basa.

Orthopyroxene (Mg, Fe) SiO3, orthorombik, dipiramidal, warna kehijauan atau kecoklatan. Terdapat pada batuan beku basa sampai ultra basa.Augite {Ca(Mg, Fe)Si2O6)}, monoklin, prismatik, dengan belahan dua arah saling tegaklurus, berwarna hijau gelap sampai hitam. Terdapat pada batuan beku basa sampai ultra basa.Hornblende {NaCa2(Fe,Mg)4AlSi6Al2O10(OH,F)2, monoklin, prismatik, dengan belahan dua arah bersudut 56 & 124, berwarna coklat, hijau dan kadang-kadang hitam. Terdapat pada batuan beku intermidiat sampai asam intrusif maupun volkanik.Biotite {K(Mg, Fe)3AlSi3O10(OH,F)2}, monoklin, prismatik, berwarna coklat atau hijau, sering memperlihatkan bentuk segi enam, pipih-pipih dan mudah dibelah. Terdapat pada batuan beku menengah sampai asam baik plutonik maupun volkanik.ACCESSORIES MINERALS, atau mineral tambahan adalah mineral-mineral yang pada umumnya terdapat dalam jumlah sedikit, dan keberadaannya tidak mempengaruhi penamaan/klasifikasi batuan (muskovit, apatit, zircon, oksida besi, opaq mineral, rutil, sfene, dsb.).

Muscovite {KAl3Si3O10(OH,F)2}, monoklin, prismatik, berwarna putih, sering memperlihatkan bentuk segi enam, pipih-pipih dan mudah dibelah seperti biotit. Terdapat pada batuan beku asam.

Zircon (ZrSiO4), berwarna coklat pucat, prismatik pendek, kalau dibelah persegi, terdapat sebagai mineral tambahan dalam berbagai jenis batuan beku.Sphene {CaTiSiO4 (OH, F)}, berwarna kecoklatan dengan bentuk rombohedral, terdapat sebagai mineral tambahan dalam berbagai jenis batuan beku.Apatit {Ca5(PO4)3(OH,F,Cl)}, tidak berwarna, berbentuk hexagonal tumpul pada batuan beku basa, berupa prismaprisma panjang pada batuan beku asam.Rutil (TiO2), tetragonal, berwarna coklat kemerahan, terdapat sebagai mineral tambahan dalam berbagai jenis batuan beku.

Hematit (Fe2O3) dan Ilmenit (FeTiO3), terdapat sebagai mineral tambahan dalam berbagai jenis batuan beku.

Flourite (CaF2), tidak berwarna, kadang-kadang berwarna ungu, sering terdapat pada vein hidrotermal atau sebagai mineral tambahan pada granit.Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), sering terdapat pada batuan yang terpengaruh larutan hidrotermal.

SECONDARY MINERALS, adalah mineral-mineral yang terbentuk setelah batuan ada. Mineral ini kebanyakan mineral ubahan, tetapi mungkin juga xenokris atau mineral pengisi rongga. Mineral-mineral tersebut antara lain adalah : serisit, karbonat, klorit, epidot, tremolit-aktinolit, serpentin, zeolit, sausurit, albit, adularia. Karbonat (kalsit, siderit, dolomit) terutama kalsit (CaCO3), hexagonal, umum terdapat pada plagioklas basa yang teralterasi hidrotermal. Dalam hal ini kalsit seringkali berupa agregate sangat halus bersama serisit, klorit, epidot. Kelompok mineral ubahan ini yang disebut sebagai sausurit.

Epidot (Ca2(Al,Fe)3(SiO4)3(OH), mempunyai sistem kristal monoklin dan berbentuk prismatik. Mineral ini seringkali terdapat sebagai mineral sekunder akibat reaksi larutan hidrotermal dengan plagioklas, piroksin atau amfibol. Epidot juga terbentuk pada proses metamorfosa.

TEKSTURTekstur adalah kenampakan yang memperlihatkan hubungan antara mineral yang satu dengan mineral yang lain dalam batuan., hal ini juga berlaku antara mineral dengan gelas. Oleh karenanya pembahasan tekstur pasti melibatkan lebih dari satu mineral, tetapi apabila dalam satu mineral ada yang aneh seperti halnya zoning tidak termasuk tekstur melainkan struktur mineral. Dalam mengamati dan memerikan tekstur, pertama yang harus diperhatikan adalah keadaan mineral penyusun batuan. Apabila butiran-butiran mineral dapat dilihat dan dikenali, maka batuan diklasifikasikan sebagai faneritik, jika tidak adalah afanitik. Batuan ekstrusif yang sering mengandung infiltrasi mineral pada lubang-lubang gasnya tidak termasuk faneritik.

Dari ukuran butir ini dengan cepat bisa diketahui bahwa kebanyakan batuan intrusif adalah faneritik dan batuan ekstrusif adalah afanitik. Perlu dicatat bahwa baik batuan beku intrusif maupun ekstrusif pada umumnya memperlihatkan penurunan ukuran butir bila mendekati kontak dengan batuan samping, bahkan terkadang mengandung gelas. Secara umum dapat disimpulkan bahwa besar/kecilnya ukuran kristal dapat dikorelasikan dengan kecepatan pendinginan; berbutir halus bila pendinginanya cepat dan lebih kasar bila lebih lambat. Kadang-kadang di dalam batuan terdapat kristal-kristal yang jauh lebih besar dibanding lainya. Kristal-kristal besar yang disebut fenokris pada umumnya dianggap mewakili tahap kristalisasi yang lebih lambat dibanding kristal halus (masa dasar) di sekitarnya. Pengujian lebih teliti menunjukkan bahwa pada umumnya fenokris hanya terdiri dari satu atau dua macam mineral didalam masa dasar yang mineralnya lebih bervareasi.

Bila mineral-mineralnya terlihat dalam contoh batuan (faneritik), yang kemudian perlu diamati/dicatat ialah keseragamannya (granularitas) dan orientasinya. Keseragaman besar butir menunjukkan bahwa kristalisasi terjadi pada saat magma berhenti. Orientasi mineral terbentuk bila magma mengalir selama kristalisasi sebagian atau seluruhnya. Struktur aliran kadang-kadang bisa dideteksi dengan kehadiran lubang-lubang gas yang memanjang atau kesejajaran fenokris atau inklusinya. Struktur aliran ini pada umumnya terdapat pada tepian tubuh intrusi atau didekat atap (top) atau alas (bottom) suatu aliran, sedang kesejajaran fenokris bisa terdapat di mana saja.

Dalam beberapa hal, kita harus berhati-hati dalam menginterpretasikan struktur aliran, sebagai contoh: batuan piroklastik jatuhan sering memperlihatkan kesejajaran mineral karena sistem pengendapanya atau pada saat kompaksi; dalam pendinginan intrusi yang besar sering terdapat kristal yang mengendap dan melayang (floating) yang kemudian membentuk lapisan horizontal.

Pada batuan segar, warna batuan beku adalah warna dari macam-macam mineral pembentuknya. Apabila batuan lapuk warnanya dipengaruhi oleh pelapukan (oxidasi dan hydrasi) yang bisa mengubah sebagian atau seluruh mineral menjadi mineral baru yang stabil pada kondisi atmosferik (illite, sericite/muscovite, monmorillonite, serpentine, dan ion-ion Si, K, Na, Ca, Mg, Fe).

SPECIFIC TEXTURE

Pada batuan beku umum dijumpai tumbuh bersama (intergrowth) mineral-mineral penyusunnya dengan skala bervareasi; dalam skala mikroskopis kenampakan ini disebut tekstur khusus. Tekstur ini disebabkan oleh exolution, replacement, aliran dll.

POIKILITIK

Tekstur yang dibentuk oleh mineral yang besar dan didalamnya terdapat inklusi lebih dari satu macam mineral

SIEVE TEXTURE

Tekstur yang dibentuk oleh mineral yang besar dan didalamnya terdapat banyak inklusi terdiri satu macam mineral

SYMPLETIC INTERGROWTH

REACTION RIM

Mineral yang bagian tepinya bereaksi dengan magma yang sedang mengkristal. Contohnya terdapatnya piroksin dikelilingi oleh mineral opaq, hornblende/biotit dalam lava andesit).

OVERGROWTH

Mineral tumbuh menyelimuti mineral pertama, contohnya KF tumbuh menyelimuti plagioklas.

ZONING (CRYSTAL ZONED)

Mineral (satu macam mineral) yang pertumbuhannya berulang-ulang melingkupi mineral pertama, struktur zoning sering terdapat pada mineral plagoklas, piroksin, olivine.

KELYPHITIC RIM

Pertumbuhan mineral sekunder (hidrous) disekeliling kristal (piroksin dikelilingi hornblende) dalam batuan yang mengalami metamorfosis derajat rendah. Apabila metamorfosa lebih tinggi akan terdapat lingkaran-lingkaran konsentis (px, spinel, amfibol) yang disebut tekstur corona.

INTERGRAIN TEXTURES

FELTY

Tekstur yang dibentuk oleh mikro kristalin plagioklas (tabular) dan butiran augit yang tidak teratur (terorientasi), sering terdapat pada lava basalt.

INTERGRANULAR

Tekstur yang disusun oleh plagioklas dan piroksin berukuran halus (mikrolit), di mana plagioklas yang tersusun membentuk pola segitiga dan diantara plagioklas diisi oleh piroksin. Intergranular berkembang baik dalan basalt. INTERSERTAL

Tekstur seperti intergranular tetapi keduduksn piroksin digsntiksn oleh gelas atau mineral ubahan. Tekstur ini berkembang bpada lava basalt. DIABASIK

Tekstur yang disusun oleh plagioklas dan piroksin berukuran sedang, di mana plagioklas yang tersusun membentuk pola radier dan diantara plagioklas diisi oleh piroksin. Diabasik berkembang baik dalan diabas.

SUBOPHITIK

Tekstur yang disusun oleh plagioklas dan piroksin berukuran sedang sampai kasar, di mana plagioklas yang tersusun membentuk pola segitiga sebagian masuk dalam piroksin yang berukuran lebih besar.

OPHITIK

Tekstur yang disusun oleh plagioklas dan piroksin berukuran kasar, di mana plagioklas yang tersusun membentuk pola segitiga semuanya dilingkupi oleh piroksin berukuran kasar hingga sangat kasar. Tekstur ini khas pada gabro.

TEXTURES (TEKSTUR ALIRAN)

HIALOPILITIK

Tekstur yang dibentuk oleh gelas dan mikrolit plagioklas yang terorientasi (mirolit yang sejajar). Dalam tekstur ini gelas lebih dominan dari pada mikrolit plagioklasnya. Tekstur ini menunjukkan bahwa batuan ini terbentuk sambil mengalir.

PILOTAXITIC

Tekstur yang dibentuk oleh mikrolit plagioklas yang terorientasi (mirolit yang sejajar) dan gelas. Dalam tekstur ini mikrolit plagioklasnya lebih dominan dari pada gelas. Tekstur ini menunjukkan bahwa batuan ini terbentuk sambil mengalir dan sering terdapat pada lava andesitik dan basaltic.

TRACHYTIC

Tekstur ini dibentuk oleh mikrolit feldspar (alkali feldspar) yang terorientasi dengan baik. Tekstur ini khas untuk batuan trakit.

GRANOFIRIK

Granofirik merupakan tekstur yang dibentuk oleh alkali feldspar (mikroklin, ortoklas) dan kwarsa, di mana kwarsa yang tidak beraturan tumbuh bersama dengan alkali feldspar. Tekstur ini khas untuk batuan asam terutama granit.

GRAFIK (MIKROPEGMATIT = MIKROGRAFIK)

Grafik adalah tekstur yang dibentuk oleh alkali feldspar (mikroklin, ortoklas) seperti granofirik, tetapi kwarsanya teratur.MYRMEKITE

Myrmikite merupakan tekstur yang dibentuk oleh plagioklas (albit, oligoklas) dan kwarsa, di mana kwarsa yang tidak beraturan tumbuh bersama dengan alkali feldspar. Tekstur ini banyak dijumpai pada granodiorit.PERTITE

Tekstur ini dibentuk oleh alkali feldspar (dominan) dan plagioklas (sedikit) yang tumbuh bersama. Alkali feldsparnya adalah mikroklin atau ortoklas sedang plagioklasnya adalah albit atau oligoklas. Tekstur ini umum pada syenit dan granit.ANTIPERTITE

Tekstur ini dibentuk oleh plagioklas (dominan) dan alkali feldspar (sedikit) yang tumbuh bersama. Tekstur ini umum pada monzonit.

SECONDARY MINERALS (MINERAL SEKUNDER)Mineral-mineral yang terbentuk setelah batuan beku ada atau mineral asing dalam batun beku (xenokris, mineral ubahan, mineral pengisi retakan/pori-pori).

DEVITRIVIKASI

Perubahan dari gelas menjadi mineral (kriptokristalin / mikrokristalin) berkembang melalui perlitik fracture atau shard.PSEUDOMORF

Mineral yang telah terubah secara keseluruhan, bentuk mineral asal bisa dikenal dari bentuknya.

KLORITISASI

Perubahan dari mineral menjadi klorit. Mineral asalnya adalah mineral mafik. Apabila asalnya bukan mineral mafik tentu ada penambahan unsur dari pengubahnya.SERISITIFAKASI

Perubahan dari mineral menjadi serisit. Mineral yang umum terubah menjadi serisit adalah KF (alkali feldspar).ALBITISASI

Perubahan dari mineral (plagioklas) menjadi albit.

KALSITISASI

Perubahan dari mineral (plagioklas, piroksin) menjadi kalsit

SAUSURITISASI

Perubahan dari mineral (plagioklas) menjadi kelompok mineral (albit, kalsit, serisit, klorit, dsb).

SERPENTINISASI

Perubahan dari mineral olivine atau piroksin menjadi serpentin. Olivin yang terubah total menjadi serpentin akan membentuk MESH STRUCTURE dan apabila piroksin menghasilkan BASTIT STRUCTURE.PENAMAN DAN KLASIFIKASIPenamaan batuan beku kebanyakan merupakan warisan dari pekerja-pekerja tambang, sebagian didasarkan atas komponen mineral yang dominan, dan sebagian dari type lokasinya. Akibatnya ribuan nama telah dipakai dan tidak jarang batuan yang sama diberi nama berbeda. Banyak penamaan batuan yang didasarkan atas felspar, mineral mafik, kwarsa dll, oleh karenanya harus disadari apabila penaman tidak bisa tepat sekali.

Untungnya sekarang ini tidak banyak lagi orang yang mengusulkan nama-nama yang tidak umum. Mereka lebih memelih menambahkan nama (tekstur atau mineral) di depan atau belakang pada nama batuan yang sudah baku.

Pemahaman batuan meliputi tiga tahapan: pertama adalah pemahaman di lapangan (pengamatan megaskopis batuan dan singkapan secara keseluruhan), dilanjutkan pemahaman mikroskopis dan/atau analisa kimia dan akhirnya baru diambil kesimpulanya.

KLASIFIKASI KIMIAWIKlasifikasi yang didasarkan atas komposisi kimia batuan ini berguna untuk mendiskusikan tipe magma, perbandingan seri-seri batuan beku, dan untuk mempertajam interpretasi megaskopis maupun mikroskopis. Hal yang perlu dicatat ialah bahwa klasifikasi kimiawi ini tidak memperhatikan tekstur dan kandungan mineral. Hal tersebut berarti sejarah pendinginan magma diabaikan.

KANDUNGAN SILIKA SEBAGAI DASAR KLASIFIKASIKlasifikasi ini didasarkan atas kenyataan bahwa sebagian besar batuan beku mengandung silika dan silikat. Analisa kimia dari berbagai macam batuan beku menunjukkan bahwa kandungan SiO2 nya berkisar antara 30 - 75 %. Berdasar kriteria itu batuan beku dibagi menjadi:

AsamSiO2> 66 %

IntermidiateSiO252 - 66 %

BasaSiO245 - 52 %

UltrabasaSiO2< 45 %

Karena didasarkan kandungan SiO2 (analisa kimia), maka klasifikasi ini tidak bisa digunakan untuk pengamatan batuan secara megaskopis maupun mikroskopis. Sebagai pembanding: riolit dan granit akan memberikan 72 %, syenit 59%, diorit 57 %, monzonit 55 % dan peridotit 41 % SiO2. Batuan asam pada umumnya lebih kaya unsur alkali (K, Na) dan lebih miskin Ca, Fe, dan Mg dibanding batuan beku basa, oleh karenanya akan memberikan warna lebih pucat dan lebih sedikit mengandung mineral fero-magnesian.

Prosentase SiO2 tidak selalu sebanding dengan kehadiran jumlah kwarsa pada batuan. Dua batuan yang prosentase SiO2 nya sama, bisa jadi yang pertama, sama sekali tidak mengandung kwarsa, tetapi yang lainnya kwarsanya mencapai lebih dari 10 %; sementara dua batuan yang kandungan kwarsanya sama, perbedaan prosentase SiO2 nya bisa mencapai 10%. Singkatnya, apabila prosentase SiO2 dipakai sebagai dasar klasifikasi, maka akan terjadi ketidak serasian dengan vareasi mineraloginya. Meskipun demikian istilah asam, intermidiate, basa, dan ultra basa masih sering digunakan. Kandungan silika dapat digunakan untuk mendeterminasi batuan yang trdiri dari gelas atau sebagian gelas dengan mengukur indeks biasnya secara optik.

Secara alamiah, magma bisa berasal dari: peleburan sebagian partial melting pada metamorfosisi derajat tinggi (anateksisi); peleburan sebagian upper mantle di bawah jalur orogenik; dan peleburan sebagian upper mantle di bawah jalur punggungan tengah samodra. Oleh karenanya banyak anggapan bahwa sifat kimia magmanyapun berbeda-beda. Shand mengemukakan bahwa kehadiran mineral terhadap silika bebas bisa dibedakan menjadi:

* UNSATURATED MINERALS (felspatoit, spinel, Mg-Olivin, kalsit, korundum, pyrope, perovskite), batuanya disebut undersaturated rock

* SATURATED MINERALS (felspar, fayalit, amfibol, mika, piroksin, tourmalin, spesartit, almandin, sfene, zircon, apatit , topaz, magnetit, ilmenit), batuanya disebut saturated rock . Bila batuan tidak mengandung silika bebas dan mineral unsaturated disebut oversaturated rock (mengandung hiperstin).

KLASIFIKASI SECARA NORMATIF CIPWAnalisa kimiawi dari berbagai batuan menunjukkan bahwa batuan beku mengandung unsur (oksida) utama SiO2, Al2O3, TiO2, MgO, FeO, MnO, CaO, Na2O, K2O, P2O5. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar batuan beku bertekstur afanitik atau banyak mengandung gelas, dengan demikian menyulitkan penamaan batuan-batuan tersebut secara mineralogi. Klasifikasi normatif CIPW ini didasarkan atas perhitungan dari analisa kimia unsur utama tersebut dengan asumsi apabila magma membeku sempurna menjadi mineral semua, seperti halnya pada batuan beku plutonik yang bertekstur fanerik. Mineral hasil perhitungan oleh Cross-Iddings-Pirson-Washington diberi nama mineral normatif, yaitu: ol, hy, an, ab, Q, or, ap, dsb. Dengan mineral normatif sebagai acuan, maka klasifikasi secara mineralogi dapat digunakan.

BasaltBasaltB AndesitAndesitDasitRiolit

SiO247.3048.2553.2055.9057.5077.80

TiO20.561.280.620.980.240.63

Al2O318.4014.6414.5016.5012.1014.00

Fe2O3*10.2411.029.277.085.380.97

MnO0.220.190.160.080.120.01

MgO7.048.007.804.805.350.42

CaO11.908.038.101.179.450.22

Na2O2.683.082.511.472.720.07

K2O0.371.681.407.550.073.54

P2O50.100.280.560.640.030.12

LOI1.312.872.074.007.162.73

TOTAL100.1299.3299.89100.17100.12100.51

Q4.268.4917.0362.83

or2.1910.328.2746.800.4522.49

ab21.7128.7721.2413.8526.480.68

an37.0922.0124.161.7022.340.33

ne0.52

C6.0911.67

di17.3714.0210.0022.63

hy4.5023.9317.528.611.25

ol14.8314.890.00

mt2.993.023.072.722.03

il1.061.851.181.430.360.02

ap0.230.611.301.400.070.27

ru0.46

KLASIFIKASI BERDASAR TEKSTURCara terdapat di alam sebagai dasar KlasifikasiBerdasar cara terdapatnya batuan beku bisa berupa intrusi dalam atau plutonik seperti halnya batholit dan stock, intrusi dangkal (sill, dyke, leher volkanik, boses, dsb.), dan aliran lava. Kedua yang terakhir tersebut sering kali disatukan menjadi batuan volkanik, artinya batuan volkanik terdiri dari batuan intrusi dangkal dan ekstrusi.

TEKSTUR SEBAGAI DASAR KLASIFIKASIPembagian berdasar besar butir dapat membagi batuan berbutir kasar dan yang berbutir halus serta porfiritik. Pembagian ini juga menunjukkan sejarah pendinginan batuannya. Batuan fanerik kasar berarti mendingin secara perlahan, sementara pembekuan cepat akan menghasilkan banyak gelas. Tekstur porfiritik berarti pembekuan lebih sekali. Pada klasifikasi ini seringkali terjadi kesulitan menarik batas antara batuan bertekstur kasar dan halus, maka diusulkan batas arbiter.

WARNA SEBAGAI DASAR KLASIFIKASIPerbandingan mineral berwarna terang dan gelap yang mudah diamati pada batuan berbutir sedang dan kasar ini dipakai oleh Johansen sebagai langkah pertama dalam pemerian batuan. Batuan basa akan memberikan warna lebih gelap dan batuan asam lebih terang. Perlu dimengerti bahwa dunit berwarna cukup terang (hijau pucat) dan tidak berwarna pada sayatan tipis, demikian pula anortosit batuan basa yang berwarna terang. Perbandingan mineral mafik terhadap mineral mafik dalam klasifikasi ini disebut Indeks Warna. Dengan demikian batuan yang kaya mineral felsik akan mempunyai indeks warna kecil, sedang batuan basaltik yang umumnya kaya akan mineral mafik mempunyai indeks warna tinggi.

KLASIFIKASI BERDASAR KOMPOSISI MINERALOGISISTEM KLASIFIKASI IUGS

(INTERNATIONAL UNION OF GEOLOGICAL SCIENCES)Albert Streckeisen (1967) mempublikasikan klasifikasi batuan beku yang diterima oleh IUGS setelah diperbaiki. Klasifikasi ini mendasarkan prosentase mineral-mineral kwarsa, plagioklas (sampai An5), alkali felspar, mineral feromagnesian dan felspatoid.

Komposisi mineral suatu batuan mencerminkan komposisi kimianya. Batuan yang mengandung kwarsa biasanya kaya akan silika (granit); apabila plagioklas dominan mereka kaya akan Ca (diorit, gabro), mereka yang kaya mineral mafik tentu kaya akan Mg & Fe (peridotit). Klasifikasi IUGS memisahkan batuan faneritik atau plutonik dan afanitik atau volkanik. Pada dasarnya klasifikasi ini diberi nama berdasar prosentase mineralogi.

Batuan plutonik normal diperlihatkan dengan baik dalam double segitiga. Segitiga atas diwakili oleh kwarsa (Q), alkali felspar (A) dan Plagioklas (P). Sedang segitiga yang bawah diwakili oleh felspatoid (F) yaitu untuk batuan-batuan yang miskin silika. Klasifikasi ini berlaku pada batuan beku dengan kandungan mafik mineral kurang dari 90 %, karena kalau lebih dari itu termasuk batuan ultramafik (gambar ).

Gambar 3 Klasifikasi dan penaman batuan plutonik berdasar prosentase mineral kwarsa (Q), plagioklas (P), alkali felspar (A) dan felspatoid (F) dari contoh batuan di lapangan dan mikroskopis.

Untuk batuan volkanik, masalah yang timbul adalah terdapatnya tekstur afanitik. Oleh karenanya batuan paling tidak harus mengandung plagioklas, alkali felspar, kwarsa atau felspatoid minimum berjumlah 10 %. Jumlah tersebut kemudian direkalkulasi ke 100 % sebelum dimasukkan dalam segitiga (gambar).

CLAN CONCEPT(WELLS & DALY)Klasifikasi batuan beku (volcanic, hypabysal & plutonic) berdasar kesamaan komposisi kimia dan mineralogi. Dasar pembagian ini tanpa memperhatikan textur, tempat terbentuk maupun asalnya (magmatik atau metasomatik). Kelompok-kelompoknya disebut dengan clan, dan di dalamnya dibedakan batuan yang bertekstur halus dan mereka yang bertekstur kasar.

Wells & Daly membagi batuan beku menjadi lima clan sbb:

1. Gabbro clan (non felspathoidal basic rocks)2. Alkali Gabbro clan3. Ultramafic clan & Lamprophyres4. Diorite, Monzonite & Syenite clan5. Granodiorite, Adamelite & Granite clanCLAN GABBRO

(CALCALKALI NON FELSPATHOIDAL BASIC ROCKS)Meliputi batuan plutonik GABBRO, intrusi hypabysal DIABAS dan batuan volkanik BASALT, dicirikan oleh indeks warna > 40, dengan komposisi utama Plagioklas (An80 - An50), Augite, Hyperstein, Mg-Olivine, Fe-Ti-oxida.Beberapa batuan mengandung kwarsa dan/atau KF < 10%; bila KF atau Feldspathoids (>10%) termasuk dalam Alkali Gabbro Clan.

BASALT & DIABASPada umumnya, basalt berbutir halus sedang diabas berbutir sedang. Basalt bervariasi dari holohialin sampai holokristalin. Batuan holohialin ditemukan pada tepi intrusi dangkal, pada kerak (crust) aliran lava dan lava yang mendingin sangat cepat di air atau es. Basalt jenis ini tersebar luas di busur kepulauan dan tepi benua aktif dan juga pada MOR, OI, dan flood basalt.

Tekstur porfiritik sangat umum pada diabas dan basalt. Fenokrisnya adalah olivin, piroksin atau felspar. Olivin pada umumnya hadir jika hadir sebagai fenokris sendirian, tetapi bila fenokrisnya piroksin umumnya bersama-sama plagioklas.Gelas berkomposisi basa sering juga dijumpai; bila gelas tersebut tidak mengandung air (anhydrous) disebut tachylyte atau sideromelane sedang bila mengandung air (pada saat pendinginan) disebut palagonite. Batuan tersebut berwarna kekuningan sampai kecoklatan. Palagonit mempunyai indeks biasnya mendekati 1.54, sedang yang tidak mengandung air relative lebih tinggi. Bila di dalam gelas terdapat kristal, maka akan membentuk tekstur vitrovirik, hyalopilitik atau intersertal. Perlu diingat bahwa tekstur intersertal berlaku juga pada batuan holokristalin tetapi mineral mafik diantara plagioklasnya terubah menjadi klorit atau natrolit. Meskipun pada tepian lava atau intrusi dangkal kebanyakan kaya gekas, tetapi pada umumnya basalt dan diabas adalah holokristalin dengan textur yang khas adalah intergranular/intersertal dan diabasik. Pada batuan yang porfiritik olivin umumnya hadir sebagai fenokris.Klasifikasi kimiawi batuan basalt yang didukung dengan sintesis petrografi dan data-data percobaan serta kejenuhan silika (Yoder & Tiley) dibagi sbb:

1. Tholeiites; Sedikit sangat jenuh silika dengan normative Q dan hy (melimpah). Atau jenuh silika dengan normative hy. Seperti umumnya basalt, komposisi utamanya adalah plagioklas (labradorit) dan piroksin. Mg-olivin hampir selalu hadir sebagai fenokris (< 5%), yang sering terubah menjadi serpentinit atau iddingsit. Augit melimpah sebagai fenokris dan masa dasar. Basalt tholeit merupakan batuan utama pada gunung-api tipe perisai di Hawaii. Tetapi terdapat juga pada lantai samodra atau gunungapi busur kepulauan. Untuk membedakan lingkungan tektoniknya diperlukan analisa kimia, unsur utama maupun unsur jejak. Basalt tholeit continental dicirikan oleh hadirnya pigeonit, sedangkan basalt busur kepulauan dicirikan oleh tekstur porfiritik dan plagioklas berstruktur zoning.2. Olivine tholeiites; Tidak jenuh silika dengan normative ol dan hy Basalt jenis ini umumnya berbutir halus terdiri dari augit, Mg-olivin, (mikro fenokris dan masadasar), dan labradorit, kadang-kadang mengandung gelas dan terdapat pada MOR, shield volcano seperti halnya gunungapi di kepulauan Hawaii.3. Olivine/picrite basalt; Tidak jenuh silika dengan, normative ol dan sedikit atau tanpa hy. Batuanya porfiritik dengan fenokris olivin dan sedikit augit, oxida besi dan mikrokristalin labradorit (bila sebagai fenokris sering zoning), pada masadasar banyak mengandung piroksin, seperti pada lava Kilauea, Hawaii. Terdapat juga pada alas sill atau intrusi basalt atau diabas lainya. Diabas tholeit disusun oleh labradorit, piroksin (augit, pigeonit, hiperstin), olivin pada alas intrusinya4. Alkali olivine basalt; Sangat tidak jenuh silika, normative ol dan sedikit ne. Ketidak hadiran normative hy dan Q sangat erat hubungannya dengan melimpahnya Mg-Olivin (fenokris dan masadasar). Piroksinya diwakili oleh augit (kaya Ca, Fe, Mg), sedang nefelin tidak hadir tetapi sering muncul analcim dalam masadasar. Batuan jenis ini seringkali berasosiasi dengan basanit, tefrit dan fonolit.BATUAN INTRUSIVEGabbro adalah vareasi batuan berbutir sedang atau kasar dari basalt, yang disusun terutama oleh plagioklas (lebih kalsik dari An50), diopsidic augite dan olivin dengan indeks warna 40 - 70. Pada pembekuan lambat sering dimanifestasikan dengan exsolution antara hiperstin dan augitTata nama

Gabbro (Normal gabro), terdiri dari plagioklas (labradorit), augit, dan sedikit olivin atau hornblende. Norites, terdiri dari plagioklas (labradorit), dan hiperstin, sedikit augit, dan olivin sering muncul. Eucrite, adalah gabro dengan ortho dan clino-piroksen, dan plagioklasnya lebih basa dari labradorit. Apabila olivin lebih dari 10%, ketiga batuan di atas disebut olivin gabro, olivin norite dan olivin eucrite. Troctolit, apabila komposisinya terdiri dari olivin dan plagioklas (labradorit - bytownite), dan apabila jenis plagioklasnya anortite disebut allivalites. Anorthosit, hampir secara keseluruhan (> 90%) terdiri dari plagioklas (An55 - An80), sering berasosiasi dengan batuan basa berlapisCLAN ALKALI GABBRO

(FELDSPATHOIDAL MAFIC ROCKS)Kelompok ini dicirikan oleh batuan yang Miskin silika; Kaya Alkali (K, Na) ditandai dengan hadirnya KF (Ortoklas, Sanidin, mikroklin) dan/atau Feldspatoid (nefelin, leusit). Seperti halnya kelompok kalk-alkali gabro batuannya juga dicirikan oleh indeks warna > 40, dengan Plagioklas (An80 - An50), Augite, Hyperstein, Mg-Olivine, Fe-Ti-oxida. Bila index warnanya lebih dari 70 batuan akan termasuk dalam CLAN ULTRAMAFIK, dan dengan penambahan silika akan masuk dalam batuan intermidiate atau kalk-alkali gabro.

BATUAN BERBUTIR HALUSTrachybasalt

Batuan ini mempunyai komposisi plagioklas (lebih basa dari pada andesin), alkali feldspar (sanidin, ortoklas) lebih dari 10 %. Plagioklas berkomposisi mendekati anortit seringkali terdapat sebagai fenokris. Mineral mafik yang sering hadir adalah olivin dan augit. Mineral tambahan; titan pigeonit, enstatit, hornblende, felspatoid, analcite. Batuan ini seringkali berasosiasi dengan Trachyte dan Phonolite atau dengan Olivine basalt dan Oligoklas basalt

Spilites

Batuan basalt atau diabas yang mengandung oligoklas, termasuk dalam kelompok basalt karena apabila dianalisa kimia, kandungan silikanya < 50%. Komposisinya adalah plagioklas (albit, oligoklas), augite terubah menjadi kalsit, klorit, epidote, aktinolit dan olivin kadang-kadang hadir

Sebelum berkembang teori tektonik lempeng, spilite dianggap biasa terbentuk pada geosinklin, oleh karenanya kebanyakan lava bantal pada dasar samodra kebanyakan termasuk jenis ini. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa spilit berasal dari basalt tipe MOR atau MORB yang termetamorfosis pada fasies sekis hijau.

Basanite dan Tephrite

Mereka adalah lava berkomposisi basik, mengandung plagioklas dengan feldspatoid (leucite, nefelin, analcite) lebih dari 10%. Bila batuan tersebut mengandung piroksin dengan sedikit atau tanpa olivin disebut tephrite, tetapi bila mengandung olivin dengan sedikit atau tanpa piroksin disebut basanite. Batuan yang mempunyai komposisi sama tetapi kaya gelas berkomposisi Na (foids), dengan fenokris px & olivine disebut basanitoids. Apabila batuan seperti basanit atau tefrit tetapi tanpa plagioklas, batuan tersebut disebut Nephelinite (apabila feldspatoidnya nefelin) atau Leucitite (apabila feldspatoidnya leusit).

Lava kaya analcite/nephelin dijumpai pada intra ocean island, sedang yang mengandung leucite pada island arc, continental rifting yang mana berdasar kandungan K/SiO2 bisa termasuk shoshonitik sampai ultra-potassik.

BATUAN BERBUTIR KASARBatuan berbutir kasar, sebagai tubuh intrusi hypabysal atau plutonik mempunyai besar butir, tekstur dan vareasi kandungan mineralnya. Dengan alasan tersebut batuan ini sangat susah diklasifikasikan.

Kentallenite

Batuan ini berbutir sedang sampai kasar dengan komposisi ekuivalent dengan trakibasalt. Dibandingkan dengan monzonit, kentalenit sama-sama mengandung plagioklas dan alkali feldspar dengan prosentase hampir sama, ditambah dengan augit dan olivin, keempat mineral tersebut (plag, KF, Augit, ol) masing-masing hadir sejumlah 20 - 25 %. Biotit sering hadir dalam mineral besar dengan tekstur poikilitik, sedang mineral tambahannya adalah mineral bijih dan apatit.

ShonkiniteBatuan ini mirip dengan dengan Syenit nefelin tetapi kaya mineral mafik dan miskin akan silika, oleh karenanya termasuk dalam Alkali Gabro Clan. Plagioklas umumnya absen atau sedikit sekali, feldspar utamanya adalah ortoklas dan sanidin (1/5 - 1/2 dari total volume). Nefelin, leusit, analsit sering kali hadir dalam jumlah sedang.

MaligniteNama ini dipakai untuk batuan berkomposisi antara Syenit nefelin dan ultramafik piroksinit. Di type lokasinya (Poohbah Lake, Ontario) batuannya berkomposisi aegirin augite 50%, ortoklas dan nefelin 20% dan sisanya oksida besi, apatit, melanit, biotit dan sfene.

CLAN ULTRAMAFICBatuan Ultramafik pada umumnya juga ultrabasa dengan kandungan silika < 45 %, Indeks warna > 70, dan jarang/tanpa feldspar.Batuan ultra mafik sering terdapat pada alas sill, aliran lava, laccolith yang bergradasi ke atas menjadi batuan basa. Mungkin juga terdapat sebagai intrusi pada zone fracture, daerah collision atau mungkin terdapat pada upper mantle

Picrite:

Komposisi olivin = 1/3 - 3/4 bagian; plagioklas = 10 - 25 %; piroksin berupa augite & pigeonite/hiperstin bila diopsite-augite terdapat sebagai fenokris (dominan) disebut ankaramite. Bila berasosiasi dengan batuan alkali basalt akan hadir titano-augite dikelilingi oleh aegirine-augite

Limburgite; Terdapat sebagai aliran lava, sill, dike, plug yang berasosiasi dengan basic alkaline rocks. Limburgite berwarna gelap, kaya gelas, mengandung sodik plagioklas dan nefelin, Cpx (diopsidic-augite dibungkus titanaugite) dan olivin hadir sebagai fenokris.

LAMPROPHYRELamprofir adalah dyke berwarna gelap, di mana sebagian dari padanya merupakan batuan ultramafik. Mereka pada umumnya porfiritik dengan mineral mafiknya euhedral dan membentuk tekstur panidiomorfik. Sebagian lamprofir miskin feldspar tetapi sebagian kaya mineral tersebut terutama pada masa dasarnya.

Mineral MafikOrthoklasPlagioklastanpa Feldspar

Biotit

MinetteKersantiteAlnoite

Ouachitite

Augit/hornblende

VogesiteSpessartite

Odinite

K-piroksen atau amfiboleSoda Minette

Soda VogesiteCamptoniteMonchiquite

Fourchite

CLAN DIORITE, MONZONITE & SYENITEBatuan pada kelompok ini pada umumnya termasuk batuan intermidiate dengan kandungan silika (SiO2) 52 - 66 %. Indek warnanya kurang dari 40. Batuan pada kelompok ini bisa mengandung kwarsa; sebagian bebas kwarsa, dan sebagian mengandung felspatoid sebagai pengganti kwarsa. Plagioklas pada klan ini adalah andesin dan oligoklas (bila plagioklasnya labradorit atau lebih basa masuk dalam klan Gabro). Berdasar perbandingan feldspar serta ada/tidaknya feldspatoid kelompok ini dibagi menjadi:

TEKSTURKF < 1/3 TFKF > 1/3 < 2/3 TFKF > 2/3 TFtype Feldspatoid

HALUSAndesitTraki-andesitTrakitFonolit

KASAR

DioritMonzonitSyenitFeldspatoid

Syenit

CLAN GRANODIORITE, ADAMELITE & GRANITEKelompok ini merupakan batuan asam di mana kwarsa bebas minimal 10% atau selalu mengandung normative kwarsa. Semua batuan mengandung Alkali feldspar minimum 1/8 dari total feldspar. Berdasar perbandingan feldspar serta ada/tidaknya feldspatoid kelompok ini dibagi menjadi:

TEKSTURKF < 1/3 TFKF > 1/3 < 2/3 TFKF > 2/3 TF

HALUSDasitRiodasitRiolit

KASARGranodioritAdamelitGranit

TEXTUR

Dengan mempelajari textur, batuan beku dapat diketahui sejarah pendinginannya

MINERALOGI

Dari kandungan mineral, batuan beku bias diketahui

Asal magma

Derajat deferensisasi/kristalisasi

Nama batuan/klasifikasi

MINERAL UBAHAN

Dengan mengenali mineral ubahan dapat diketahui/diduga proses yang terjadi setelah batuan terbentuk

Deuteric alteration

Pelapukan

Hidrotermal

Metamorfosa

PENGAMATAN MIKROSKOPIS

Struktur

Warna

Tekstur

Kandungan kwarsa

Kandungan feldspar (KF Plagioklas ratio)

Kandungan mineral mafik

Kandungan mineral opaq dan accessories

Mineral ubahan

Nama batuan

EMBED Word.Picture.8

Gambar 3 Klasifikasi dan penaman batuan plutonik berdasar prosentase mineral kwarsa (Q), plagioklas (P), alkali felspar (A) dan felspatoid (F) dari contoh batuan di lapangan dan mikroskopis

EMBED Word.Picture.8

Gambar 5 Klasifikasi dan penaman batuan volkanik berdasar prosentase mineral kwarsa (Q), plagioklas (P), alkali felspar (A) dan felspatoid (F) dari contoh batuan di lapangan dan mikroskopis. Bila batuan afanitik, jumlah A + P + Q atau A + P + F paling tidak harus 10 %.

EMBED Word.Picture.8

Klasifikasi lava orogenik menurut Peccerillo & Taylor (1976), dimodifikasi oleh Maury (1984). 1 = shoshonitik; 2 = calc-alkaline potassik; 3 = calc-alkaline; 4 = tholeiitik busur kepulauan.

PAGE 14

_1044255315.unknown

_1173813202.doc

.

Latit

Basalt

Andesit

basik

Andesit

78

48

0

1

2

3

4

5

% SiO

2

53

57

63

68

%

K

2

O

Dasit

Riolit

S

h

o

s

h

o

n

i

t

A

b

s

a

r

o

k

i

t

B

a

n

a

k

i

t

1

2

3

4

_1044255313.unknown