asal mula bahasa

28
Asal mula bahasa Asal mula bahasa pada spesies manusia telah menjadi topik yang didiskusikan oleh para ilmuwan selama beberapa abad. Walaupun begitu, tidak ada konsensus mengenai asal atau waktu awalnya. Salah satu masalah yang membuat topik tersebut sangat susah untuk dipelajari adalah tidak adanya bukti langsung yang kuat, karena tidak ada bahasa atau bahkan kemampuan untuk memproduksinya menjadi fosil. Akibatnya para ahli yang ingin meneliti asal mula bahasa harus mengambil kesimpulan dari bukti-bukti jenis lainnya seperti catatan fosil-fosil atau dari bukti arkeologis, dari keberagaman bahasa zaman sekarang, dari penelitian akuisisi bahasa , dan dari perbandingan antara bahasa manusia dan sistem komunikasi di antara hewan-hewan , terutamaprimata-primata lainnya . Secara umum disepakati bahwa asal mula bahasa sangat dekat dengan asal mula dari perilaku modern manusia , tapi hanya sedikit kesepakatan tentang implikasi-implikasi dan pengarahan dari keterkaitan tersebut. Fakta bahwa bukti empiris sangat terbatas, telah membuat banyak ilmuwan menganggap semua topik secara keseluruhan tidak cocok untuk dipelajari secara serius. Pada tahun 1866, Linguistic Society of Paris sampai melarang debat mengenai subjek tersebut, sebuah larangan yang masih tetap berpengaruh di antara dunia barat sampai akhir abad 20. [1] Sekarang, ada banyak hipotesis mengenai bagaimana, kenapa, kapan dan di mana bahasa mungkin pertama kali muncul. [2] Tampaknya tidak begitu banyak kesepakatan pada saat sekarang dibandingkan seratus tahun lalu, saat teori evolusi Charles Darwin lewat seleksi alam -nya menimbulkan banyak spekulasi mengenai topik ini. [3] Sejak awal 1990-an, sejumlah ahli linguis , arkeologis , psikologis ,antropolog , dan ilmuwan profesional lainnya telah mencoba untuk menelaah dengan metoda baru apa yang mereka mulai pertimbangkan sebagai permasalahan tersulit dalam sains. Pendekatan-pendekatan Pendekatan terhadap asal mula bahasa dapat dibagi berdasarkan asumsi dasarnya. 'Teori Keberlanjutan' yaitu berdasarkan ide bahwa bahasa sangat kompleks sehingga tidak dapat dibayangkan ia timbul begitu saja dari ketiadaan menjadi bentuk akhir seperti sekarang: ia pastinya berkembang dari sistem pre-linguistik awal di antara leluhur primata kita. 'Teori Ketakberlanjutan' yaitu berdasarkan ide yang berlawanan -- bahwa bahasa adalah suatu sifat sangat unik sehingga tidak dapat dibandingkan dengan apapun yang ditemukan pada spesies selain manusia dan oleh karena ia pasti muncul secara tiba-tiba selama perjalanan evolusi manusia. Perbedaan lainnya yaitu antara teori yang melihat bahasa sebagai bawaan lahir yang ter-sandi secara genetis, dan mereka yang melihatnya sebagai sebuah sistem yang secara umum kultural -- dipelajari lewat interaksi sosial. [5] Noam Chomsky adalah pendukung utama dari teori ketakberlanjutan, sebuah masalah di mana ia berpihak sedikit terpisah dengan rekan akademisnya yang lain. Dia beralasan bahwa sebuah mutasi terjadi pada salah satu individu dalam rentang 100.000 tahun yang lalu, mengakibatkan munculnya kemampuan bahasa (sebuah komponen

Upload: windy-febyyanti

Post on 14-Apr-2016

42 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

m,n,nm bmnv

TRANSCRIPT

Page 1: Asal Mula Bahasa

Asal mula bahasaAsal mula bahasa pada spesies manusia telah menjadi topik yang didiskusikan oleh para ilmuwan selama beberapa abad. Walaupun begitu, tidak ada konsensus mengenai asal atau waktu awalnya. Salah satu masalah yang membuat topik tersebut sangat susah untuk dipelajari adalah tidak adanya bukti langsung yang kuat, karena tidak ada bahasa atau bahkan kemampuan untuk memproduksinya menjadi fosil. Akibatnya para ahli yang ingin meneliti asal mula bahasa harus mengambil kesimpulan dari bukti-bukti jenis lainnya seperti catatan fosil-fosil atau dari bukti arkeologis, dari keberagaman bahasa zaman sekarang, dari penelitian akuisisi bahasa, dan dari perbandingan antara bahasa manusia dan sistem komunikasi di antara hewan-hewan, terutamaprimata-primata lainnya. Secara umum disepakati bahwa asal mula bahasa sangat dekat dengan asal mula dari perilaku modern manusia, tapi hanya sedikit kesepakatan tentang implikasi-implikasi dan pengarahan dari keterkaitan tersebut.

Fakta bahwa bukti empiris sangat terbatas, telah membuat banyak ilmuwan menganggap semua topik secara keseluruhan tidak cocok untuk dipelajari secara serius. Pada tahun 1866, Linguistic Society of Paris sampai melarang debat mengenai subjek tersebut, sebuah larangan yang masih tetap berpengaruh di antara dunia barat sampai akhir abad 20. [1] Sekarang, ada banyak hipotesis mengenai bagaimana, kenapa, kapan dan di mana bahasa mungkin pertama kali muncul. [2] Tampaknya tidak begitu banyak kesepakatan pada saat sekarang dibandingkan seratus tahun lalu, saat teori evolusi Charles Darwin lewat seleksi alam-nya menimbulkan banyak spekulasi mengenai topik ini. [3] Sejak awal 1990-an, sejumlah ahli linguis, arkeologis, psikologis,antropolog, dan ilmuwan profesional lainnya telah mencoba untuk menelaah

dengan metoda baru apa yang mereka mulai pertimbangkan sebagai permasalahan tersulit dalam sains.  Pendekatan-pendekatanPendekatan terhadap asal mula bahasa dapat dibagi berdasarkan asumsi dasarnya. 'Teori Keberlanjutan' yaitu berdasarkan ide bahwa bahasa sangat kompleks sehingga tidak dapat dibayangkan ia timbul begitu saja dari ketiadaan menjadi bentuk akhir seperti sekarang: ia pastinya berkembang dari sistem pre-linguistik awal di antara leluhur primata kita. 'Teori Ketakberlanjutan' yaitu berdasarkan ide yang berlawanan -- bahwa bahasa adalah suatu sifat sangat unik sehingga tidak dapat dibandingkan dengan apapun yang ditemukan pada spesies selain manusia dan oleh karena ia pasti muncul secara tiba-tiba selama perjalanan evolusi manusia. Perbedaan lainnya yaitu antara teori yang melihat bahasa sebagai bawaan lahir yang ter-sandi secara genetis, dan mereka yang melihatnya sebagai sebuah sistem yang secara umum kultural -- dipelajari lewat interaksi sosial. [5]

Noam Chomsky adalah pendukung utama dari teori ketakberlanjutan, sebuah masalah di mana ia berpihak

sedikit terpisah dengan rekan akademisnya yang lain. Dia beralasan bahwa sebuah mutasi terjadi pada salah

satu individu dalam rentang 100.000 tahun yang lalu, mengakibatkan munculnya kemampuan bahasa (sebuah

komponen dalam otak) secara 'instan' dalam bentuk yang 'sempurna' atau 'hampir-sempurna'. Argumentasi

secara filosofinya berbunyi sebagai berikut: pertama, dari apa yang diketahui mengenai evolusi, setiap

perubahan biologis dalam suatu spesies timbul dari perubahan genetis secara acak pada satu individu, yang

menyebar dalam satu kelompok peranakan. Kedua, dari perspektif komputasi dalam teori bahasa: satu-

satunya perubahan yang dibutuhkan adalah kemampuan kognitif untuk membentuk dan memproses struktur

data rekursif dalam pikiran (properti dari "diskrit tak-terbatas", yang muncul hanya unik pada manusia).

Perubahan genetis ini, yang memberikan otak manusia suatu properti diskrit tak-terbatas, Chomsky beralasan,

Page 2: Asal Mula Bahasa

secara esensial merupakan loncatan yang menyebabkan dapat menghitung dari bilangan N, dimana N adalah

bilangan pasti, sampai mampu menghitung sampai bilangan tak-terbatas (misalnya, jika N dapat dibentuk

begitu juga N+1). Dari pernyataan di atas bahwa evolusi kemampuan bahasa pada manusia

adalah saltasi karena, secara logika, tidak mungkin ada transisi secara bertingkat dari otak yang mampu

menghitung pada bilangan tertentu, menjadi otak yang mampu berpikir mengenai ketak-terbatasan.

Gambarannya, dengan analogi sederhana, adalah bahwa formasi kemampuan berbahasa pada manusia

adalah serupa dengan formasi kristal; diskrit tak-terbatas merupakan bibit kristal dalam otak super primata,

yang mendekati perkembangan menjadi otak manusia, oleh hukum fisika, saat sebuah batu kecil, tapi sangat

penting, dilanjutkan oleh evolusi. [6] [7]

Teori keberlanjutan sekarang dipegang oleh mayoritas ilmuwan, tapi mereka berbeda dalam melihat dalam

pengembangannya. Diantaranya yang melihat bahasa sebagai bawaan lahir, beberapa -- yang terkenal

yaitu Steven Pinker [8] -- menghindari berspekulasi mengenai pelopor bahasa pada primata non-manusia,

menekankan secara sederhana bahwa kajian bahasa harusnya berevolusi secara bertahap. [9] Yang lainnya

pada kelompok intelektual yang sama -- yang terkenal yaitu Ib Ulbaek [10] -- menganggap bahwa bahasa

berkembang tidak dari komunikasi primata tapi dari kesadaran primata, yang jauh lebih kompleks. Bagi mereka

yang melihat bahasa sebagai alat komunikasi yang dipelajari secara sosial, seperti Michael Tomasello, melihat

perkembangan bahasa dari aspek komunikasi primata, hal ini lebih kepada komunikasi secara gestural

daripada secara vokal. [11] [12] Dimana prekursor vokal diperhatikan, banyak pendukung teori keberlanjutan

membayangkan bahasa berkembang dari kemampuan manusia awal dalam bernyanyi. [13] [14]

Melampaui pembagian keberlanjutan-lawan-ketakberlanjutan adalah mereka yang melihat munculnya bahasa

sebagai konsekuensi dari suatu bentuk transformasi sosial [15] yang, dengan menghasilkan tingkat kepecayaan

umum yang belum pernah terjadi sebelumnya, membebaskan potensi genetik untuk kreativitas linguistik yang

sebelumnya dibiarkan tertidur. [16] [17] [18] 'Teori koevolusi ritual/bicara' adalah sebuah contoh dari pendekatan

ini. [19] [20] Ilmuwan-ilmuwan dalam kelompok intelektual ini menunjuk kepada fakta bahwa bahkan simpanse

dan bonobo memiliki kemampuan terpendam yang, dalam lingkungan liar, jarang dipergunakan. [21]

Karena munculnya bahasa terjadi begitu jauh dalam sejarah sebelum manusia, perkembangan yang terkait

tidak meninggalkan jejak sejarah langsung; dan tidak ada proses pembandingan yang dapat dilakukan pada

masa sekarang. Oleh karena itu, munculnya bahasa isyarat pada masa modern -- Bahasa Isyarat Nikaragua,

misalnya -- mungkin berpotensi memperlihatkan gambaran tingkat-tingkat perkembangan dan proses kreatif

yang terlibat. [22] Pendekatan lainnya yaitu dengan meneliti fosil manusia awal, melihat kemungkinan adanya

jejak adaptasi fisik terhadap penggunaan bahasa. [23] [24] Pada beberapa kasus, saat DNA dari manusia yang

telah punah dapat dipulihkan, ada atau absen-nya gen yang seharusnya berkaitan dengan bahasa -- FOXP2

sebagai contohnya -- mungkin dapat memberikan informasi lebih lanjut. [25] Pendekatan lainnya, kali ini secara

arkeologis, adalah dengan membawa perilaku simbolis (seperti aktivitas ritual) yang mungkin berpotensial

meninggalkan jejak secara arkeologis -- seperti pengumpulan dan modifikasi dari pigmen ochre yang

Page 3: Asal Mula Bahasa

digunakan untuk melukis badan -- dapat membangun argumentasi teoretis untuk memberikan kesimpulan dari

simbolism secara umum kepada bahasa secara khusus. [26] [27] [28]

Rentang waktu bagi evolusi bahasa dan/atau prasyarat anatomis terjadu, paling tidak secara dasar, sejak

perpisahan phylogenetic pada Homo (2,3 sampai 2,4 juta tahun lalu) dari Pan (5 sampai 6 juta tahun lalu)

sampai munculnya perilaku modernitas sekitar 150.000 - 50.000 tahun lalu. Beberapa orang membantah

bahwa Australopithecus kemungkinan tidak memiliki sistem komunikasi yang lebih canggih dari pada Kera

Besar secara umum, [29] tetapi para ahli memiliki opini yang berbeda-beda terhadap perkembangan sejak

munculnya Homo sekitar 2,5 juta tahun yang lalu. Beberapa ahli mengasumsikan perkembangan sistem mirip-

bahasa primitif (proto-bahasa) sama awalnya dengan Homo habilis, sementara ahli lainnya menempatkan

perkembangan komunikasi simbol primitif hanya dengan Homo erectus (1,8 juta tahun yang lalu) atau Homo

heidelbergensis (0,6 juta tahun yang lalu) dan perkembangan bahasa pada Homo sapiens kurang dari 200.000

tahun lampau.

Menggunakan metoda statistik untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui persebaran

dan perbedaan pada bahasa modern saat sekarang, Johanna Nichols -- seorang ahli bahasa dari University of

California, Berkeley -- memberikan argumen pada tahun 1998 bahwa bahasa vokal pastinya telah

berdiversifikasi pada spesies kita paling tidak sekitar 100.000 tahun lalu.[30] Menggunakan keberagaman

fonemis, sebuah analisis terbaru memberikan dukungan linguistik langsung terhadap waktu yang

sama. [31] Estimasi semacam ini secara independen didukung oleh genetis, arkeologis, paleontologi dan banyak

bukti lainnya menyarankan bahwa bahasa mungkin muncul di suatu tempat di sub-Sahara Afrika selama

zaman batu pertengahan, kira-kira sezaman dengan perkembangan spesies Homo sapiens. [32]

Para linguis setuju bahwa, selain dari pijin, tidak ada bahasa "primitif": semua populasi manusia modern

berbicara bahasa yang hampir sama kompleks dan ekspresif kuatnya, [33] walau penelitian terbaru telah

mengeksplorasi bagaimana kompleksitas linguistik bervariasi antara dan dalam suatu bahasa selama

perjalanan sejarah. [34]

[sunting]Hipotesis asal mula bahasa

[sunting]Spekulasi awalSaya tidak dapat meragukan bahwa asal usul bahasa meminjam pada imitasi dan modifikasi, dibantu oleh isyarat

dan gerakan, dari berbagai suara alam, suara binatang lainnya, dan seruan naluriah manusia itu sendiri.

— Charles Darwin, 1871. The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex. [35]

Pada tahun 1861, ahli sejarah linguis Max Müller menerbitkan daftar spekulatif teori tentang asal mula

bahasa: [36]

Page 4: Asal Mula Bahasa

Bow-wow. Teori bow-wow atau cuckoo, yang Muller atribusikan kepada filsuf Jerman Johann Gottfried

Herder, melihat kata-kata bermula sebagai imitasi dari teriakan hewan-hewan liar atau burung.

Pooh-pooh. Teori Pooh-Pooh melihat kata-kata pertama sebagai teriakan dan interjeksi emosional dipicu

oleh rasa sakit, senang, terkejut, dan lainnya.

Ding-dong. Müller menyarankan apa yang dia sebut dengan teori Ding-Dong, yang menyatakan bahwa

semua mahluk memiliki sebuah getaran resonansi alami, digemakan oleh manusia dalam perkataan

awalnya dengan suatu cara.

Yo-he-ho. Teoriyo-he-ho melihat bahasa muncul dari kegiatan kerja sama yang teratur, usaha untuk

sinkronisasi otot menghasilkan suatu suara yang 'menghela' bergantian dengan suara seperti ho.

Ta-ta. Teori ini tidak ada dalam daftar Max Müller, tapi diajukan oleh Sir Richard Paget pada tahun 1930.[37] Menurut teori ta-ta, manusia membuat perkataan pertama dengan menggerakan lidah yang meniru

gerakan manual, membuatnya terdengar bersuara.

Banyak ilmuwan saat ini menganggap semua teori tersebut tidak begitu banyak yang salah -- adakalanya

mereka menawarkan wawasan -- seperti naif komikal dan tidak relevan. [38] [39]Permasalahannya dengan teori

tersebut yaitu mereka hampir mekanistik. Mereka mengasumsikan bahwa sekali leluhur kita menyadari

kejeniusan mekanisme untuk menghubungkan suara dengan makna, bahasa secara otomatis berkembang dan

berubah.

[sunting]Permasalahan reliabilitas dan kecurangan

Dari perspektif ilmu modern Darwin, rintangan utama dari evolusi komunikasi mirip-bahasa di alam bukanlah

mekanisme. Melainkan, fakta bahwa simbol-simbol -- asosiasi acak antara suara, atau suatu bentuk yang

tampak, dengan maknanya -- adalah tidak dapat diandalkan dan bisa saja salah. [40] Seperti peribahasa,

'Berbicara itu gampang'. [41] Permasalahan reliabilitas tidak dikenali oleh Darwin, Müller atau oleh ahli teori

evolusi awal.

Sinyal vokal hewan pada umumnya secara intrinsik dapat diandalkan. Pada saat seekor kucing mendengkur,

sinyal tersebut menandakan bukti langsung bahwa hewan berada pada keadaan senang. Kita dapat 'percaya'

kepada sinyal tersebut bukan karena kucing itu jujur, tetapi karena suara itu tidak dapat dipalsukan. Seruan

vokal primata bisa saja lebih dapat dimanipulasi, tetapi mereka tetap dapat diandalkan untuk beberapa alasan

-- karena mereka susah untuk dipalsukan. [42] Intelijensi sosial primata disebut Machiavellian -- melayani diri

sendiri dan tidak dibatasi oleh moral. Monyet dan kera terkadang mencoba menipu satu sama lain, sementara

pada saat bersamaan tetap berjaga-jaga agar tidak menjadi korban dari penipuan itu sendiri. [43] Paradoksnya,

justru resistensi dari primata terhadap penipuan menghambat evolusi sistem sinyal mereka bersama dengan

komunikasi yang mirip-bahasa. Bahasa ditolak karena cara terbaik untuk mencegah dari tertipu adalah dengan

mengabaikan semua sinyal kecuali yang reliabilitasnya dapat diperiksa langsung. Berbicara secara otomatis

gagal dalam tes ini. [44]

Page 5: Asal Mula Bahasa

Kata-kata sangat mudah dipalsukan. Jika kata-kata berbentuk kebohongan, pendengar akan beradaptasi

dengan mengabaikan mereka sehingga menguntungkan isyarat atau petunjuk yang lebih sulit di palsukan.

Supaya bahasa dapat bekerja, pendengar haruslah yakin bahwa pembicara yang mereka ajak berbicara

secara umum cenderung berkata jujur. [45] Fitur tidak biasa pada bahasa adalah 'referensi terlantar', yang

berarti referensi terhadap topik di luar situasi yang sekarang dialami. Properti ini mencegah ucapan-ucapan

menjadi suatu kebenaran 'di sini' dan 'sekarang' secara langsung. Karena alasan tersebut, bahasa

mengasumsikan tingkat saling percaya yang tinggi supaya menjadi terbentuk sepanjang waktu sebagai

suatu strategi stabil evolusioner. Teori dari asal mula bahasa harus menjelaskan kenapa manusia dapat mulai

mempercayai isyarat-isyarat lemah dengan suatu cara sementara binatang lain tidak bisa (lihat teori sinyal).

[sunting]Hipotesis 'bahasa ibu'

Hipotesis 'bahasa ibu' diajukan pada tahun 2004 sebagai solusi yang mungkin dari masalah ini. [46] W.

Tecumseh Fitch menyatakan bahwa prinsip Darwinian dari 'seleksi saudara' [47] -- ketertarikan konvergensi

genetis antar kerabat -- bisa jadi bagian dari jawaban. Fitch menyarankan bahwa bahasa bermula dari 'bahasa

ibu'. Jika bahasa berevolusi pada awalnya untuk komunikasi antara ibu dan turunan biologisnya sendiri,

berkembang lebih lanjut mengikutkan kerabat dewasa juga, ketertarikan antara pembicara dan pendengar

pastinya suatu kebetulan. Fitch beralasan bahwa ketertarikan genetis yang sama menyebabkan kepercayaan

dan kerjasama yang cukup untuk sinyal yang secara intrinsik tidak dapat dipercaya -- perkataan -- supaya

dapat diterima sebagai sesuatu yang terpercaya dan mulai berkembang untuk pertama kalinya.

Kritik terhadap teori ini menunjuk pada seleksi kerabat tidak hanya unik pada manusia. Ibu kera juga berbagi

gen dengan turunannya, sebagaimana binatang lainnya, lalu kenapa hanya manusia yang berbicara? Lebih

lanjut, sangat susah untuk percaya bahwa manusia awal membatasi komunikasi linguistik hanya pada saudara

genetis: tabu mengenai inses pasti memaksa laki dan wanita berinteraksi dan berkomunikasi dengan yang

bukan saudara. Jadi, walaupun kita menerima premis pertama Fitch, penyebab dari hubungan 'bahasa ibu' dari

kerabat kepada non-kerabat tetap tidak dapat dijelaskan. [48]

[sunting]Hipotesis 'altruisme timbal balik wajib'

Ib Ulbaek [49] menyebutkan prinsip Darwinian lain -- 'altruisme timbal-balik' [50] -- untuk menjelaskan tingkat

kejujuran tinggi yang diperlukan oleh bahasa untuk berkembang. 'Altruism timbal-balik' dapat diekspresikan

sebagai prinsip yang jika kamu menggaruk belakang saya, saya akan menggaruk punyamu juga. Dalam istilah

linguistik, ia dapat berarti jika kamu berkata jujur pada saya, saya akan jujur juga padamu. Altruism timbal-balik

Darwin umumnya, Ulbrek menunjukkan, adalah sebuah hubungan yang terjalin antara interaksi individu-

individu yang sering terjadi. Supaya bahasa menguasai seluruh komunitas, bagaimanapun juga, suatu

pertukaran diperlukan secara paksa secara universal tidak hanya dibiarkan sebagai pilihan individu. Ulbek

menyimpulkan bahwa supaya bahasa dapat berkembang, masyarakat awal secara keseluruhan pastinya

subjek dari regulasi moral.

Page 6: Asal Mula Bahasa

Kritik menunjukkan bahwa teori ini gagal menjelaskan kapan, bagaimana, kenapa atau oleh siapa 'altruisme

timbal balik wajib' dapat mungkin ditegakkan. Berbagai proposal telah diajukan untuk memperbaiki kekurangan

ini. [51] Kritikan lebih lanjut adalah bahwa bahasa tidak bekerja berdasarkan altruisme timbal-balik. Manusia

dalam percakapan grup tidak menyimpan semua informasi kecuali pendengar mau memberikan informasi

berharga sebagai balasan. Secara berlawanan, mereka tampak ingin menampilkan kepada dunia akses

mereka terhadap informasi yang berhubungan secara sosial, menyebarkannya kepada siapa saja yang mau

mendengarkan tanpa menginginkan kembalian. [52]

[sunting]Hipotesis gosip dan perawatan

Gosip, menurut Robin Dunbar, dilakukan kelompok manusia dimana merawat berlaku pada primata lainnya --

ia membolehkan individu untuk melayani hubungan mereka dan menjaga persekutuan mereka dengan prinsip

dasar, Jika kamu menggaruk belakang saya, saya akan menggaruk punyamu juga. Saat manusia mulai hidup

di grup sosial yang semakin besar, pekerjaan merawat semua teman dan kenalan menjadi memakan waktu

dan tidak terjangkau. Merespon permasalahan ini, manusia menciptakan 'perawatan yang murah dan sangat

efisien' -- perawatan vokal. Untuk membuat teman bahagia, sekarang anda cukup 'merawat' mereka dengan

suara vokal yang rendah, melayani sejumlah sekutu secara bersamaan sementara membuat kedua tangan

bebas untuk pekerjaan lainnya. Perawatan vokal kemudian berkembang secara bertahap menjadi bahasa

vokal -- awalnya dalam bentuk 'gosip'. [53]

Kritik terhadap teori ini menunjuk pada efisiensi dari 'perawatan vokal' -- fakta bahwa bicara itu gampang --

akan merusak kapasitasnya untuk mensinyalkan sejenis komitmen yang disampaikan dengan perawatan

manual yang berharga dan memakan waktu. [54] Kritikan lebih lanjut adalah bahwa teori ini tidak menjelaskan

transisi krusial dari perawatan vokal -- produksi suara yang menenangkan tapi tidak berarti -- ke kompleksitas

kognitif dari berbicara secara sintaks.

[sunting]Koevolusi ritual/bicara

Teori koevolusi ritual/bicara awalnya diajukan oleh antropolog sosial terkenal Roy Rappaport [55] sebelum

dielaborasi oleh antropolog seperti Chris Knight, [56] Jerome Lewis, [57] Nick Enfield, [58]Camilla Power [59] dan Ian

Watts. [60] Ilmuwan kognitif dan insiyur robotik Luc Steels [61] adalah pendukung penting dari pendekatan ini,

seperti juga antropologis/neurosains biologis Terrence Deacon. [62]

Ilmuwan tersebut beralasan bahwa tidak ada yang namanya 'teori asal mula bahasa'. Hal ini dikarenakan

bahasa bukanlah sebuah adaptasi terpisah tapi sebuah aspek internal yang lebih luas -- dinamakan, kultur

simbolis manusia secara keseluruhan. [63] Mencoba menjelaskan bahasa secara independen dalam konteks

yang luas ini secara spektakuler gagal, para ilmuwan tersebut mengatakan, karena mereka menangani

masalah tanpa solusi. Bisakah kita membayangkan seorang ahli sejarah mencoba menjelaskan munculnya

kartu kredit secara tersendiri dalam sistem yang luas dimana ia adalah sebuah bagian? Menggunakan kartu

kredit masuk akal jika anda memiliki rekening bank secara institusi dikenal dalam suatu jenis masyarakat

Page 7: Asal Mula Bahasa

kapitalis maju -- suatu sistem dimana teknologi komunikasi elektronik dan komputer digital telah ditemukan dan

penggelapan dapat dideteksi dan dicegah. Dalam hal yang sama, bahasa tidak akan bekerja di luar susunan

institusi dan mekanisme sosial. Sebagai contohnya, ia tidak akan bekerja bagi seekor kera yang berkomunikasi

dengan kera lain di dunia liar. Bahkan tidak untuk kera tercerdas pun dapat membuat bahasa bekerja di bawah

kondisi tersebut.

Kebohongan dan jenis-jenisnya, diturunkan dalam bahasa ... memberikan permasalahan terhadap masyarakat yang

stukturnya dibangun oleh bahasa, yang dinamakan semua masyarakat manusia. Oleh karena itu saya beralasan

bahwa jika semua kata itu ada maka diperlukan membentuk Firman, dan bahwa Firman dibentuk oleh persamaan

liturgi.

— Roy Rappaport, 1979. Ecology, Meaning and Religion, pp. 210-11. [64]

Pendukung pemikiran ini merujuk bahwa berbicara itu gampang. Seperti halusinasi digital, mereka secara

intrinsik tidak dapat diandalkan. Jika kera sangat pandai, atau bahkan satu kelompok kera pandai, mencoba

untuk menggunakan kata-kata di alam liar, mereka tidak akan membawa suatu keyakinan. Vokalisasi primata

yang mana membawa keyakinan -- yaitu yang mereka benar-benar gunakan -- adalah tidak mirip dengan

perkataan, dimana mereka diekspresikan secara emosional, bermakna secara intrinsik dan dapat dipercaya

karena mereka relatif sangat berharga dan sulit dipalsukan.

Bahasa terdiri dari kontras digital yang harganya secara esensial nol. Sebagai konvensi sosial murni, sinyal

jenis ini tidak dapat berkembang dalam dunia sosial Darwinian -- mereka adalah sebuah ketidakmungkinan

secara teoritis. [40] Karena tidak dapat dipercaya secara intrinsik, bahasa bekerja hanya jika anda dapat

membuat suatu reputasi sebagai kepercayaan dalam suatu bentuk masyarakat -- disebut, salah satu dimana

fakta simbolis (terkadang disebut dengan 'fakta institusional') dapat dibangun dan dijaga lewat dukungan

kolektif sosial. [65] Dalam masyarakat pemburu-pengumpul, mekanisme dasar untuk membangun kepercayaan

dalam fakta kultural simbolis adalah ritual bersama. [66] Oleh karena itu, pekerjaan yang dihadapi para peneliti

dalam asal mula bahasa adalah lebih ke multidisiplin daripada biasanya. Ia berhubungan dengan melihat

perkembangan timbulnya kultur simbolis manusia secara keseluruhan, dengan bahasa sebagai salah satu

yang utama tapi komponen tambahan.

Kritik mengenai teori ini dari Noam Chomsky, yang menamainya dengan hipotesis 'ketak-adaan' -- sebuah

penolakan dari keberadaan bahasa sebagi suatu objek kajian bagi ilmu alam. [67] Teori Chomsky sendiri adalah

bahwa bahasa muncul secara instan dan dalam bentuk sempurna, [68] mendorong kritiknya sebagai jawaban

bahwa hanya sesuatu yang tidak ada -- sebuah konstruksi teoritis atau fiksi sosial yang mudah -- yang dapat

muncul secara ajaib. [69] Kontroversi masih tetap belum terselesaikan.

[sunting]Teori Gestur

Page 8: Asal Mula Bahasa

Teori gestur (isyarat) menyatakan bahwa bahasa manusia berkembang dari gestur yang digunakan sebagai

komunikasi sederhana.

Dua tipe bukti mendukung teori ini.

1. Bahasa gestur dan bahasa lisan bergantung pada sistem neural yang sama. Bagian pada cortex yang

bertanggung jawab terhadap pergerakan mulut dan tangan.

2. Primata  selain manusia menggunakan gestur atau simbol setidaknya untuk komunikasi primitif, dan

beberapa dari gestur tersebut mirip dengan yang digunakan pada manusia, seperti "gestur meminta",

dengan tangan direntangkan, dimana manusia memiliki kesamaan dengan simpanse. [70]

Penelitian telah menemukan bukti kuat untuk ide bahwa bahasa lisan dan bahasa isyarat bergantung pada

struktur neural yang sama. Pasien yang menggunakan bahasa isyarat, dan yang menderita left-

hemisphere lesion, memperlihatkan disorder yang sama dengan bahasa isyarat sebagaimana pasien vokal

dengan bahasa oral-nya. [71] Peneliti lain menemukan bagian left-hemisphere otak yang aktif saat melakukan

bahasa isyarat sama dengan saat menggunakan bahasa vokal atau tulisan. [72]

Pertanyaan penting untuk teori gestur yaitu kenapa terjadi peralihan ke penggunaan vokalisasi. Terdapat tiga

penjelasan yang memungkinkan:

1. Nenek moyang kita mulai menggunakan alat yang lebih banyak, artinya kedua tangan mereka sedang

digunakan dan tidak dapat digunakan untuk melakukan gestur. [73]

2. Penggunaan gestur membutuhkan dua invidu yang berkomunikasi dapat melihat satu sama lain. Pada

banyak situasi, mereka butuh berkomunikasi, bahkan tanpa kontak visual -- misalnya saat malam hari

atau saat dedaunan menghalangi pemandangan.

3. Hipotesis gabungan memegang bahwa bahasa awal menggunakan bagian gestur dan bagian

vokal mimemis (meniru 'lagu-dan-tarian'), menggabungkan modalitas karena semua sinyal (seperti

para kera dan monyet) masih diperlukan untuk secara intrinsik meyakinkan. Oleh sebab itu, setiap

penglihatan multi-media diperlukan tidak hanya untuk membingungkan arti sebenarnya tapi juga

untuk menginspirasi kepercayaan dalam realibilitas sinyal. Hal ini menunjukkan bahwa hanya saat

pemahaman komunitas muncul[74] maka secara otomatis diasumsikan kepercayaan dalam upaya

komunikatif, paling tidak membolehkan Homo sapiens berpindah ke ultra-efisien, cepat - digital

kebalikan dari analog - format standar. Karena fitur perbedaan vokal (kontras suara) cocok untuk

tujuan ini, maka hanya pada titik tersebut - saat bahasa tubuh yang secara intrinsik persuasif tidak

lagi dibutuhkan untuk menyampaikan setiap pesan - bahwa pemilihan perpindahan dari manual

gestur ke bahasa ucapan terjadi.[75][76][77]

Manusia masih menggunakan tangan dan gestur wajah saat berbicara, terutama saat seseorang bertemu

dengan orang lain yang berbeda bahasa. [78] Dan ada juga, sudah pasti, sejumlahbahasa isyarat yang masih

Page 9: Asal Mula Bahasa

eksis, biasanya berkaitan dengan komunitas tuli; penting juga diketahui bahwa bahasa isyarat memiliki

kompleksitas, kecanggihan, dan kekuatan ekspresif yang sama dengan bahasa oral yang ada -- fungsi

kognitifnya sama dan bagian otak yang digunakan juga sama -- perbedaannya adalah "fonem" diproduksi oleh

tubuh bagian luar, diartikulasikan dengan tangan, badan, dan ekspresi muka, bukan dengan bagian dalam

tubuh yang diartikulasikan dengan lidah, gigi, bibir, dan pernapasan.

Kritik terhadap teori gestural menyatakan bahwa sangat sulit untuk menyebutkan alasan serius

mengapa komunikasi vokal berbasis-nada (yang digunakan pada primata) ditinggalkan demi komunikasi yang

kurang efektif selain suara, komunikasi gestur. Tantangan lain untuk teori gestur-lebih-dahulu telah

dikemukakan oleh peneliti dalan psikolinguistik, termasuk David McNeill.

[sunting]Saraf mirror dan asal mula bahasa

Pada manusia, penelitian fungsi MRI telah melaporkan menemukan wilayah yang sama dengan sistem

saraf mirror pada monyet di korteks bagian depan bawah, dekat dengan wilayah Borca, salah satu yang

dihipotesiskan sebagai wilayah bahasa pada otak. Hal ini memberikan petunjukan bahwa bahasa manusia

berkembang dari sebuah sistem pemahaman gestur yang tertanam di saraf mirror. Saraf-saraf mirror dikatakan

memiliki potensi untuk menyediakan suatu mekanisme untuk memahami-aksi, belajar-meniru, dan

mensimulasikan perilaku orang lain. [79] Hipotesis ini didukung oleh beberapa homologi cytoarchitectonic antara

wilayah premotor monyet F5 dan wilayah Broca pada manusia. [80] Laju ekspansi kosa kata terkait dengan

kemampuan anak untuk meniru suara bukan-kata dan juga dalam mempelajari pengucapan kata baru. Hal

seperti pengulangan bicara terjadi secara otomatis, cepat [81] dan secara terpisah pada otak untuk persepsi

bicara. [82] [83] Lebih lanjut imitasi suara tersebut dapat terjadi tanpa pemahaman seperti dalam pembayangan

bicara [84] dan echolalia. [85]

Bukti lebih lanjut dari keterkaitan ini datang dari penelitian terbaru di mana aktivitas otak dari dua peserta

diukur menggunakan fMRI saat mereka melakukan isyarat kata-kata antara satu sama lain menggunakan

isyarat tangan melalui suatu permainan tebak kata -- sebuah modalitas yang beberapa ahli menyarankan

mungkin merepresentasikan prekursor secara evolusi dari bahasa manusia. Analisis data

menggunakan Kausalitas Granger memperlihatkan bahwa sistem saraf-mirror dari pengamat memang

merefleksikan pola dari aktivitas dari aktivitas di dalam sistem motor si pengirim, mendukung ide bahwa

konsep motor berhubungan dengan kata-kata memang ditransmisikan dari satu otak ke otak lain

menggunakan sistem mirror. [86]

Harusnya diketahui bahwa sistem saraf mirror tampak pada dasarnya tidak memadai untuk memainkan peran

dalam sintaks, walaupun properti penting dari bahasa manusia yang diimplementasi dalam struktur rekursif

hierarki ini diratakan menjadi urutan linier fenom-fenom membuat struktur rekursif tidak dapat diakses oleh

deteksi sensorik. [87]

[sunting]Teori menaruh anak di bawah

Page 10: Asal Mula Bahasa

Menurut teori 'menaruh anak di bawah'-nya Dean Falk, interaksi vokal antara ibu hominin awal dengan

anaknya menimbulkan sebuah urutan kejadian yang menyebabkan, akhirnya, perkataan awal dari leluhur

kita. [88] Ide dasarnya adalah ibu manusia yang berevolusi, tidak seperti monyet dan kera, tidak dapat berpindah

tempat dan mencari makanan saat anaknya menggantung di belakang mereka. Hilangnya bulu pada kasus

manusia menyebabkan anak bukan berarti tidak mau menggantung. Seringkali, karenanya, si ibu harus

menaruh bayi mereka di bawah. Hasilnya, bayi-bayi tersebut harus diyakinkan bahwa mereka tidak diacuhkan.

Si ibu merespon dengan mengembangkan 'motherese' -- sistem komunikasi langsung kepada bayi yang

menekankan ekspresi wajah, bahasa tubuh, menyentuh, menepuk, membelai, tertawa, menggelitik dan

teriakan-teriakan panggilan ekspresif secara emosional. Argumennya adalah bahwa bahasa bisa saja

berkembang karena hal-hal tersebut.

Kritik menyatakan bahwa bila teori ini mungkin menjelaskan sejumlah jenis 'protobahasa' terhadap-bayi -

dikenal sekarang sebagai 'motherese' - ia hanya memberikan sedikit untuk menjawab permasalahan yang

lebih rumit, yang mana, munculnya di antara orang dewasa perkataan dengan sintaks.

Namun, dalam The Mental and Social Life of Babies, psikologi Kenneth Kaye menulis bahwa tidak ada bahasa

yang digunakan sekarang dapat berkembang tanpa komunikasi interaktif antara anak-anak muda dengan

orang dewasa. "Tidak ada sistem simbolik yang dapat bertahan dari satu generasi ke generasi selanjutnya jika

ia tidak dapat secara mudah ditangkap oleh anak-anak dalam kondisi normal mereka pada kehidupan

sosial."[89]

[sunting]Teori Gramatisasi

'Gramatikalisasi' adalah sebuah proses sejarah berkelanjutan di mana kata-kata yang berdiri sendiri

berkembang menjadi tambahan tata bahasa, sementara hal tersebut kemudian menjadi lebih

terspesialisasikan dan terstruktur. Yang awalnya berupa penggunaan yang 'salah', menjadi diterima, mengarah

ke konsekuensi yang tidak terbayangkan, memicu efek terpukul dan memperpanjang seurutan perubahan.

Secara paradoks, tata-bahasa berkembang karena, dalam analisis akhir, manusia lebih tidak peduli tentang

keindahan tata-bahasa dari pada tentang membuat mereka sendiri paham. [90] Jika ini merupakan cara

bagaimana tata-bahasa berkembang sekarang, menurut aliran pemikiran tersebut, kita dapat secara sah

berpendapat prinsip yang sama bekerja di antara leluhur jauh kita, saat tata-bahasa itu sendiri untuk pertama

kalinya terbentuk. [91][92][93]

Untuk merekonstruksi ulang transisi evolusi dari awal bahasa ke bahasa dengan tata-bahasa kompleks, kita

perlu mengetahui urutan hipotesis mana yang memungkinan dan yang tidak memungkinkan. Untuk

menyampaikan ide abstrak, jalan keluar pertama dari pembicara adalah dengan kembali secara langsung pada

gambaran konkrit yang dikenali, sering kali mengembangkan metafora-metafora yang berakar dalam

pengalaman jasmani yang sama. [94] Contoh yang lazim adalah penggunaan istilah konkrit seperti 'perut' atau

'punggung' untuk menyampaikan makna abstrak seperti 'di dalam' atau 'di belakang'. Hal yang sama secara

Page 11: Asal Mula Bahasa

metafora adalah strategi dalam merepresentasikan pola sementara pada model spasial. Makanya dalam

konteks bahasa Inggris sering dikatakan 'It is going to rain', dimodelkan dari 'I am going to London'. Kita bisa

mempersingkat ini dalam bahasa sehari-hari menjadi 'It's gonna rain'. Bahkan pada saat terburu-buru, kita

tidak mengatakan 'I'm gonna London' -- kontraksi terbatas pada waktu yang menentukan pekerjaan. Dari

contoh tersebut kita tidak melihat kenapa gramatikalisasi secara konsistensi searah -- dari makna konkrit ke

abstrak, bukan sebaliknya.

Para teori gramatikalisasi membayangkan bahasa awal sebagai sederhana, mungkin hanya terdiri dari kata-

kata benda. [95] Bahkan dengan asumsi ekstrim tersebut, bagaimanapun juga, sangat susah untuk

membayangkan halangan kognitif apa yang secara realistiknya mencegah orang dari menggunakan --

katakanlah -- 'tombak' seakan-akan sebagai kata kerja, seperti yang digunakan dalam bahasa Inggris ('Let's

spear this pig!'). Terlepas dari keindahan tata-bahasa yang para profesional linguis pahami, orang-orang di

dunia nyata akan menggunakan kata benda mereka sebagai kata kerja atau kata kerja sebagai kata benda

saat keadaan mengkehendaki. Secara singkat, bila bahasa dengan kata-benda-saja mungkin tampak secara

teori memungkinkan, teori gramatikalisasi mengindikasikan bahwa ia tidak dapat tetap konstan dalam

keadaannya tersebut untuk waktu yang lama.

Kreativitas mengendalikan perubahan tata-bahasa. [96] Hal ini menganggap sejumlah sikap di pihak pendengar.

Bukannya menghukum penyimpangan dari penggunaan yang seharusnya, pendengar harus memprioritaskan

imajinasi membaca-pikiran. Kita seharusnya tidak mengambil begitu saja sikap kognitif. Kreatifitas imajinasi --

mengindahkan tanda bahaya macan tutul saat tidak ada macan tutul, sebagai contohnya -- bukanlah suatu

perilaku yang mana monyet vervet akan hargai atau menghukum. [97] Kreatifitas dan reliabilitas adalah

keinginan yang bertentangan; bagi primata 'Machiavellian' sebagaimana pada hewan secara umumnya,

tekanan utamanya adalah untuk menunjukan reliabilitas. [98] Jika manusia meninggalkan batasan-batasan

tersebut, itu karena pada kasus kita, para pendengar lebih tertarik dengan keadaan mental.

Untuk berfokus pada keadaan mental adalah untuk menerima fiksi -- penghuni dari imajinasi -- sebagai

informasi yang potensial dan menarik. Ambil contoh pada penggunaan metafora. Sebuah metafora adalah,

secara literal, sebuah pernyataan yang salah. [99] Bayangkan deklarasi Romeo, 'Juliet adalah matahari!'. Juliet

adalah seorang wanita, bukanlah sebuah bola dari gas panas di angkasa. Tapi para pendengar tidak

(biasanya) bersikeras terhadap akurasi faktanya. Mereka ingin mengetahui apa yang pembicara miliki dalam

pikirannya. Gramatikalisasi secara esensialnya berdasarkan pada metafora. Untuk melanggar penggunaannya

akan menghambat tata-bahasa untuk berkembang dan, dengan token yang sama, untuk meniadakan semua

kemungkinan dalam mengekspresikan pemikiran abstrak. [94] [100]

Suatu kritikan terhadap semua hal ini adalah bila teori gramatikalisasi mungkin menjelaskan perubahan bahasa

pada saat sekarang, ia tidak secara memuaskan menjawab tantangan yang lebih rumit -- menjelaskan transisi

awal dari komunikasi gaya-primata ke bahasa yang kita ketahui sekarang. Tapi, teori tersebut mengasumsikan

Page 12: Asal Mula Bahasa

bahwa bahasa telah ada. Seperti yang dibenarkan oleh Bernd Heine dan Tania Kuteva: 'Gramatikalisasi

membutuhkan sebuah sistem linguistik yang digunakan secara regular dan sering dalam suatu komunitas

pembicara dan di sampaikan dari satu grup pembicara ke yang lainnya'. [101] Di luar manusia modern, kondisi

tersebut tidak berlaku.

[sunting]Teori Kera yang dijinakkan

Menurut penelitian yang menginvestigasi perbedaan suara antara white-rumped Munia dengan bandingannya

yang dikandangkan (Bengalese finch), munia liar menggunakan urutan suara tinggi yang khas, dimana yang

dipelihara mengeluarkan suara tinggi yang terpaksa. Pada finch liar, sintaks dari suara adalah supaya disukai

oleh betina - seleksi seksual - dan secara relatif tidak berubah. Namun, pada Bengalese finch, seleksi alam

digantikan oleh proses keturunan, dalam kasus ini untuk corak warna pada bulu. Karena berkurangnya dari

tekanan selektif, sintaks suara yang khas dibiarkan menghilang. Ia digantikan, selama 1000 generasi, oleh

sebuah variabel and tahap-tahap pembelajaran. Finch liar, lebih lanjut, tidak mampu mempelajari urutan suara

dari finch lainnya. [102] Dalam bidang vokalisasi burung, bagian otak yang menghasilkan hanya suara bawaan

lahir memiliki jalur neural yang sederhana: pusat forebrain motor utama, dikenal dengan robust nucleus

dari arcopallium (RA), terhubung ke bagian tengah penghasil vokal, yang memproyeksikan ke brainstem motor

nuclei. Secara berlawanan, bagian otak yang mampu mempelajari suara, RA menerima input dari sejumlah

bagian forebrain, termasuk dari bagian yang terlibat dalam belajar dan sosial. Kontrol dalam menghasilkan

suara menjadi kurang terbatas, lebih tersebar, dan lebih fleksibel.

Bila dibandingkan dengan primata lain, yang sistem komunikasinya terbatas pada stereotip suara teriak dan

teriakan yang tinggi, manusia memiliki sangat sedikit vokalisasi bawaan lahir, sebagai

contoh tertawa dan menangis. Lebih lanjut, vokalisasi bawaan lahir ini dihasilkan oleh jalur neuronal yang

terbatas, dimana bahasa dihasilkan oleh sistem yang sangat tersebar mengikutkan sejumlah region pada otak

manusia.

Fitur bahasa yang menonjol adalah bila kemampuan berbahasa diturunkan, bahasa itu sendiri ditransmisi lewat

kultur. Yang ditransmisi lewat kultur juga pemahaman, seperti teknologi dalam cara-cara melakukan sesuatu,

yang dibungkus dalam penjelasan berbasis bahasa. Karenanya seseorang akan mendapatkan lintasan evolusi

yang kuat antara kemampuan bahasa dan kultur: proto-manusia yang mampu meggunakan bahasa pertama,

dan diasumsikan belum sempurna, akan memiliki akses pemahaman kultural yang lebih baik, dan pemahaman

kultural, disampaikan dalam proto-bahasa yang dapat dipahami oleh otak anak-anak, akan lebih mudah

ditrasmisikan, sehingga memberikan manfaat yang dapat diperoleh.

Karena itu proto-human masih melaksanakan, dan terus melaksanakan, yang disebut dengan konstruksi niche,

membuat niche kultural yang menyediakan kunci pemahaman terhadap kelangsungan hidup, dan perubahan

evolusionari berkelanjutan yang mengoptimasi kemampuannya untuk menghiasi niche tersebut. Tekanan

seleksi yang beroperasi untuk menopang insting yang dibutuhkan untuk bertahan hidup pada niche

Page 13: Asal Mula Bahasa

sebelumnya akan diharapkan mengendur karena manusia menjadi bergantung kepada niche kultural yang

dibuat sendiri, selama inovasi-inovasi yang memfasilitasi adaptasi kultural -- dalam kasus ini, inovasi dalam

kompetensi bahasa -- akan lebih berkembang.

Salah satu cara untuk memikirkan tentang evolusi manusia adalah kita ini seperti kera yang dijinakkan. Seperti

halnya penjinakkan mengendurkan seleksi untuk stereotip suara pada burung finch -- pilihan pasangan

digantikan dengan pilihan yang dibuat oleh kepekaan estetis dari peternak burung dan kustomernya -- bisa

saja domestikasi dari kultural kita telah mengendurkan seleksi dalam banyak hal dari sifat perilaku primata kita,

menyebabkan jalur lama menjadi merosot dan terbentuk ulang. Mempertimbangkan bahwa otak mamalia

berkembang secara tidak pasti -- otak berkembang secara "bottom up", dengan satu kelompok interaksi

neuronal mempersiapkan langkah untuk interaksi selanjutnya -- jalur degradasi lebih condong untuk mencari

dan menemukan kesempatan baru untuk terhubung sinaptis. Perbedaan turunan dari jalur otak seperti itu bisa

saja berkontribusi pada kompleksitas fungsi yang mengkarakterisasikan bahasa manusia. Dan, seperti yang

terjadi pada burung finch, de-diferensiasi tersebut dapat terjadi dalam waktu yang cepat. [103] [104]

[sunting]Komunikasi, bicara dan bahasa

Lihat pula: Komunikasi hewan dan Bahasa hewan

Suatu perbedaan dapat ditarik antara bicara dan bahasa. Bahasa tidak harus selalu diucapkan: ia bisa saja

tertulis atau diisyaratkan. Bicara adalah salah satu metode diantara sejumlah metode berbeda dalam

menterjemahkan dan mentrasmisikan informasi linguistik, walaupun bisa dibilang yang paling alami.

Beberapa ahli melihat bahasa sebagai awal dari perkembangan kognitif, ke-'ekternalisasi'-nya untuk melayai

tujuan komunikatif yang terjadi kemudian pada evolusi manusia. Menurut suatu aliran pemikiran, fitur kunci

yang membedakan bahasa manusia adalah rekursi. [105] -- dalam konteks ini, proses berulang menanamkan

kalimat di dalam kalimat. Ilmuwan lain -- yang terkenal Daniel Everett -- menolak bahwa rekursi itu adalah

universal, mengutip beberapa bahasa tertentu (yaitu Pirahã) yang diduga memiliki kekurangan fitur ini. [106]

Kemampuan untuk memberikan pertanyaan dianggap oleh beberapa ahli untuk membedakan bahasa dari

sistem komunikasi selain-manusia. Beberapa primata-primata kurungan (khususnyabonobo dan simpanse),

telah mempelajari menggunakan isyarat elementer untuk berkomunikasi dengan pelatih manusia mereka,

membuktikan mereka mampu merespon secara benar terhadap pertanyaan dan permintaan kompleks. Tetapi

mereka gagal untuk memberikan sebuah pertanyaan yang sederhana. Sebaliknya, anak manusia mampu

menanyakan pertanyaannya untuk pertama kali (hanya menggunakan intonasi pertanyaan) dalam periode

mengoceh dari perkembangan mereka, jauh sebelum mereka dapat menggunakan sintaks yang terstruktur.

Meskipun bayi-bayi dari kultur yang berbeda menyerap bahasa natif-nya dari lingkungan, semua bahasa di

Page 14: Asal Mula Bahasa

dunia tanpa kecuali -- tonal, non-tonal, intonasi dan aksen -- menggunakan "intonasi tanya" yang sama untuk

pertanyaan ya-tidak. [107] [108] Fakta ini adalah bukti kuat dari keuniversalan dari intonasi tanya.

[sunting]Perkembangan kognitif dan bahasa

Salah satu kemampuan yang menarik yang dimiliki oleh pengguna bahasa adalah referensi tingkat-tinggi, atau

kemampuan untuk menunjuk ke benda atau keadaan sesuatu yang tidak terjadi secara langsung bagi

pembicara. Kemampuan ini terkadang berhubungan kepada teori pikiran, atau sebuah kepedulian dari orang

lain sebagai mahluk hidup seperti dirinya dengan hasrat dan perhatian sendiri. Menurut Chomsky, Hauser dan

Fitch (2002), ada enam aspek dari sistem referensi tingkat-tinggi:

Teori pikiran

Kapasitas untuk mendapatkan representasi konseptual non-linguis, seperti perbedaan pada objek/sifat

Mengenali sinyal vokal

Imitasi sebagai sistem yang rasional, bertujuan, sengaja.

Secara sukarela mengatur produksi sinyal sebagai bukti dari komunikasi yang sengaja

Kognisi angka

[sunting]Teori pikiranArtikel utama untuk bagian ini adalah: Teori pikiran

Simon Baron-Cohen (1999) berargumen bahwa teori pikiran pasti mendahului penggunaan bahasa,

berdasarkan bukti penggunaan dari karakteristik-karakteristik berikut sekitar 40.000 tahun yang lalu:

komunikasi, perbaikan komunikasi yang gagal, mengajar, persuasi, penipuan yang disengaja, membuat tujuan

dan rencana bersama-sama, membagi fokus atau topik secara sengaja, dan berpura-pura. Lebih lanjut, Baron-

Cohen berargumen bahwa banyak primata memiliki kemampuan ini, tetapi tidak semuanya. Penelitian Call dan

Tomasello terhadap simpanse mendukung argumen ini, dimana seekor simpanse tampak memahami bahwa

simpanse lain memiliki kepedulian, pengetahuan, dan tujuan, tetapi tidak memahami penipuan. Banyak primata

memperlihatkan kecendrungan ke arah teori pikiran, tetapi tidak sepenuhnya sama dengan yang dimiliki

manusia. Secara keseluruhan, ada sejumlah konsensus bahwa teori pikiran diperlukan untuk menggunakan

bahasa. Maka, perkembangan dari teori pikiran pada manusia diperlukan sebagai suatu prekursor penting

untuk penggunaan bahasa secara penuh.

[sunting]Pengenalan pada Angka

Dalam satu penelitian, tikus dan merpati dibutuhkan untuk menekan tombol beberapa kali untuk mendapatkan

makanan: binatang memperlihatkan akurasi perbedaan untuk angka yang kecil dari empat, tapi setelah angka

dinaikkan, tingkat error meningkat (Chomsky, Hauser & Fitch, 2002). Matsuzawa (1985) mencoba mengajari

Page 15: Asal Mula Bahasa

angka arab. Perbedaan antara primata dan manusia dalam hal ini sangatlah besar, dimana simpanse

membutuhkan ribuan percobaan untuk mempelajarai angka 1-9 dimana setiap angka membutuhkan waktu

pelatihan yang hampir sama; dan, setelah mempelajari makna dari 1, 2 dan 3 (dan terkadang 4), anak-anak

dengan mudah memahami nilai integer tertinggi dengan menggunakan fungsi turunan (misalnya, 2 lebih besar

dari 1, 3 adalah 1 angkat lebih besar dari 2, 4 lebih besar 1 angka daripada 3; setelah mencapai angka 4

tampaknya hampir semua anak memiliki "a-ha!" momen dan memahami nilai semua integer n adalah lebih

besar 1 dari angka sebelumnya). Secara sederhana, primata lain belajar arti dari angka satu persatu dengan

menggunakan pendekatan yang sama dengan mengacu pada simbol sementara anak-anak pertama cukup

mempelajari daftar dari simbol (1,2,3,4...) dan kemudian nantinya mereka akan mempelajari arti

sebenarnya. [109] Hasil ini dapat dilihat sebagai bukti dari aplikasi dari "open-ended generative property" dari

bahasa dalam pengenalan angka pada manusia. [110]

[sunting]Struktur Linguistik

[sunting]Prinsip Lexical-phonological

Hocket (1966) memberikan daftar rincian fitur yang penting untuk menjelaskan bahasa manusia. Dalam

wilayah prinsip lexical-phonological, dua fitur dari daftar tersebut yang sangat utama:

Produktifitas: pengguna dapat membuat dan memahami pesan yang sangat asing.

Pesan baru secara bebas diciptakan oleh pencampuran, menganalisa dari, atau merubah yang lama.

Tidak ada elemen baru atau lama yang secara bebas menjadi semantik baru karena lingkungan dan

konteks. Hal ini mengatakan bahwa di setiap bahasa, idiom baru secara konstan tercipta.

Dualitas (dalam pola): sejumlah elemen yang memiliki arti adalah hasil ciptaan dari sejumlah kecil elemen

yang kurang berarti secara tersendiri dan berbeda-arti.

Sistem suara dari bahasa terbentuk dari sejumlah item-item fonologi sederhana. Dengan aturan

tertentu phonotactic dari suatu bahasa, item-item tersebut dapat digabung ulang dan disatukan,

melahirkan morfologi dan kosa kata terbuka. Fitur kunci dari bahasa adalah sebuah, sejumlah item-item

fonologi yang terbatas melahirkan sistem kosa kata yang tidak terbatas dimana aturan-aturan menentukan

bentuk dari setiap item, dan artinya terkait dengan bentuknya. Sintak fonologi adalah kombinasi sederhana dari

unit fonologi yang sudah ada. Terkait dengan hal tersebut adalah fitur utama lain dari bahasa manusia: sintak

leksikal (kosa kata), dimana unit yang sudah ada digabungkan, menghasilkan item baru secara semantik (arti)

atau berbeda secara kosa kata.

Beberapa elemen dari prinsip lexical-phonological diketahui ada diluar manusia. Bila semua (atau hampir

kesemua) telah didokumentasikan dalam suatu bentuk dalam dunia alami, hanya sedikit yang ada dalam satu

Page 16: Asal Mula Bahasa

spesies yang sama. Nyanyian burung, kera, dan suara paus semuanya memperlihatkan sintak fonologi,

gabungan unit suara menjadi struktur besar tanpa meningkatkan atau memberi arti baru. Beberapa spesies

primata memiliki sistem fonologi sederhana dengan unit-unit menunjuk pada beberapa entiti di dunia. Namun,

perbedaannya dengan sistem manusia, unit-unit pada sistem primata tersebut biasanya terjadi dalam isolasi,

mengkhianati tidak adanya sintak lexical. Ada sebuah bukti baru yang menyatakan bahwa monyet Campbell

juga memperlihatkan sintak leksikal, menggabungkan dua teriakan (teriakan peringatan adanya predator

dengan "boom", sebuah gabungan yang menyatakan berkurangnya bahaya), namun masih belum jelas

apakah itu adalah leksikal atau fenomena morfologi.

[sunting]Pijin dan kreolArtikel utama untuk bagian ini adalah: Bahasa kreol dan Bahasa pijin

Pijin adalah bahasa yang secara signifikan disederhanakan dengan hanya tata-bahasa yang belum sempurna

dan kosa kata yang terbatas. Pada masa awal perkembangannya pijin hanya terdiri dari kata benda, kata kerja,

dan kata keterangan dengan sedikit atau tanpa pasal, kata depan, kata penghubung atau kata bantu kerja.

Tata bahasanya tidak memiliki urutan kata dan kata-katanya tidak ada nada suara. [111]

Jika komunikasi terjadi antara kelompok yang menggunakan pijin untuk waktu yang lama, pijin akan menjadi

komplek dalam beberapa generasi. Jika anak dalam satu generasi menggunakan pijin sebagai bahasa natif

maka ia akan berkembang menjadi bahasa kreol, yang makin teratur dan menggunakan tata-bahasa yang

lebih rumit, dengan fonologi yang teratur, sintak, morfologi, dan penggunaan sintaktis. Sintak dan morfologi

dari bahasa itu bisa saja memiliki inovasi lokal sendiri yang tidak diturunkan dari bahasa orang tuanya.

Penelitian terhadap bahasa kreol diseluruh dunia telah menjelaskan bahwa mereka memiliki kesamaan yang

luar biasa dalam tata-bahasa dan berkembang secara seragam dari pijin dalam satu generasi. Kesamaan ini

jelas kelihatan walaupun kreol tidak memiliki sumber yang sama. Sebagai tambahan, kreol memiliki kesamaan

walaupun terbentuk dalam isolasi yang berbeda satu dengan yang lain. Kesamaan sintak termasuk urutan kata

dalam Subjek-KataKerja-Objek (SKO). Bahkan bila kreol berasal dari bahasa dengan urutan kata yang

berbeda mereka sering berkembang menjadi urutan SKO. Kreol condong memiliki kesamaan pola penggunaan

untuk klausa yang pasti dan tak pasti, dan memiliki aturan perubahan untuk struktur kalimat walaupun pada

bahasa asalnya tidak ada. [111]

[sunting]Rentang waktu evolusiner

[sunting]Bahasa Primata

Bidang ahli primatologi dapat memberikan kita gambaran mengenai cara Kera Besar berkomunikasi di alam

liar. [112] Penemuan utamanya yaitu primata selain-manusia, termasuk kera besar, menghasilkan suara-suara

yang bergradasi sebagai lawan dari terdiferensiasi berdasarkan kategori, dengan pendengar berusaha untuk

mengevaluasi gradasi halus di bagian-bagian emosional dan keadaan tubuh dari si pemberi sinyal. Kera

Page 17: Asal Mula Bahasa

sangat sulit menghasilkan vokalisasi tanpa adanya keadaan yang berkaitan dengan emosi. [113] Dalam

penangkaran, kera telah diajarkan bentuk-bentuk dasar dari bahasa isyarat dan telah dibujuk untuk

menggunakan lexigram -- simbol-simbol yang secara grafis tidak menggambarkan kata -- pada papanketik

komputer. Beberapa kera, seperti Kanzi, telah belajar dan menggunakan ratusan lexigram. [114] [115]

Area Broca dan Area Wernicke pada otak primata bertanggung jawab untuk mengontrol otot dari muka, lidah,

mulut, dan laring, dan juga untuk mengenali suara. Primata dikenal membuat "teriakan vokal"", dan teriakan ini

dibuat oleh sirkuit dalam batang-otak dan sistem limbik. [116] Rupanya, pemindain modern pada otak pada

simpanse yang sedang mengoceh membuktikan bahwa mereka menggunakan area Broca untuk

mengoceh. [117] dan ada bukti bahwa monyet-monyet yang mendengar monyet lain berceloteh menggunakan

wilayah otak yang sama seperti manusia mendengarkan pembicaraan. [118]

Di alam liar, komunikasi monyet vervet telah banyak dipelajari. [111] Mereka dikenal karena membuat sepuluh

vokalisasi yang berbeda. Banyak darinya digunakan untuk memperingati anggota dari grup apabila predator

mendekat. Mereka termasuk "teriakan leopard", "teriakan ular", dan "teriakan elang". Setiap teriakan memicu

strategi pertahanan yang berbeda pada monyet yang mendengar teriakan tersebut dan ilmuwan dapat

memperoleh respon yang terprediksi dari monyet dengan menggunakan speaker dan suara rekaman.

Vokalisasi yang lain digunakan untuk identifikasi. Jika bayi monyet berteriak, ibunya akan menoleh kepadanya,

tapi ibu monyet vervet yang lain menoleh ke ibu monyet tersebut untuk melihat apa yang akan

dilakukannya. [119]

Dengan cara yang sama, para peneliti telah memperlihatkan bahwa simpanse (dalam penangkaran)

menggunaan "kata" yang berbeda untuk menunjuk pada makanan yang berbeda. Mereka merekam vokalisasi

yang dibuat oleh simpanse tersebut, sebagai contoh, untuk anggur, dan simpanse yang lain akan menunjuk ke

gambar anggur bila dipedengarkan suara tersebut.[rujukan?]

[sunting]Awal-Homo

Mengenai pengucapan, ada spekulasi yang patut dipertimbangkan mengenai kemampuan bahasa dari awal-

Homo (2,5 sampai 0,8 juta tahun yang lalu). Secara anatomi, beberapa ahli percaya kemampuan bipedalisme,

yang berkembang dalam australopithecine sekitar 3,5 juta tahun lalu, telah membawa perubahan pada

tengkorak, membuat sistem vokal lebih banyak berbentuk L-nya. Bentuk dari trak dan laring yang terletak dekat

di bawah leher merupakan prasyarat penting bagi kebanyakan suara yang dihasilkan manusia, terutama sekali

pada huruf hidup. Ilmuwan lain percaya bahwa, berdasarkan posisi laring, Neanderthal tidak memiliki anatomi

yang dibutuhkan untuk menghasilkan suara secara penuh yang dibuat oleh manusia modern. [120] [121] Tetap

saja ada yang berpendapat bahwa rendahnya laring tidak mempengaruhi perkembangan kemampuan

berbicara. [122]

Istilah bahasa-purba, yang didefinisikan oleh linguis Derek Bickerton, adalah bentuk primitif dari komunikasi

yang memiliki kekurangan:

Page 18: Asal Mula Bahasa

sintaks  yang lengkap

kata penunjuk waktu, aspek, kata kerja bantu, dll.

kosa kata kelas-tertutup (misalnya, non-leksikal)

Sebuah tingkat dalam evolusi bahasa berada di antara bahasa kera besar dan bahasa manusia modern yang

telah lengkap. Bickerton (2009) menempatkan pertama munculnya bahasa-purba dengan

munculnya Homo awal, dan menghubungkan kemunculannya dengan tekanan adaptasi perilaku

terhadap konstruksi niche dari memulung yang dihadapi oleh Homo habilis. [123]

Fitur anatomis seperti vokal huruf L berevolusi terus-menerus, tidak muncul tiba-tiba. [124] Makanya lebih

memungkinkan bila Homo habilis dan Homo erectus selama Lower Pleistocene memiliki semacam bentuk

komunikasi sederhana antara manusia modern dan primata lainnya. [125]

[sunting]Homo sapiens purba Informasi lebih lanjut: Homo sapiens purba

Steven Mithen mengusulkan istilah Hmmmmm terhadap sistem komunikasi pra-linguistik yang digunakan

oleh Homo purba, dimulai dari Homo ergaster dan mencapai tingkat tertinggi penggunaannya di

masa Pleistosen Tengah pada Homo heidelbergensis dan Homo neanderthalensis. Hmmmmm adalah akronim

dari kata bahasa Inggris untuk holistic (bukan-gabungan),manipulatif (ucapan merupakan perintah atau

sugesti, bukan penjelasan), multi-modal (akustik sebagaimana gestur dan mimik), m usical  (bersifat musik),

dan memetic. [126]

[sunting]Homo heidelbergensis

Lihat pula: Homo heidelbergensis: Bahasa

H. heidelbergensis adalah kerabat dekat (kebanyakan mungkin karena turunan dari bermigrasi) dari Homo

ergaster. H. ergaster dikatakan sebagai hominid pertama yang bersuara, [127] dan H.

heidelbergensis mengembangkan kultur yang lebih rumit sejak dari titik tersebut dan mungkin

mengembangkan bentuk bahasa simbolik pertama.

[sunting]Homo neanderthalensis

Lihat pula: Perilaku Neanderthal: Bahasa

Penemuan tulang hyoid Neanderthal di tahun 2007 menyatakan bahwa Neanderthal secara anatomis bisa saja

menghasilkan suara seperti manusia modern. Saraf hypoglossal, yang dikirim lewat kanal, mengontrol

pergerakan lidah dan ukurannya dikatakan mempengaruhi kemampuan berbicara. Hominid yang hidup lebih

dari 300,000 tahun lalu memiliki kanal hypoglossal lebih mirip dengan simpanse daripada manusia. [128] [129] [130]

Walaupun Neanderthal memiliki anatomi yang memungkinkan untuk berbicara, Richard G. Klein pada tahun

2004 meragukan bahwa mereka memiliki bahasa seperti bahasa modern. Keraguan dia berdasarkan catatan

Page 19: Asal Mula Bahasa

fosil dari manusia purba dan peralatan batunya. Sejak 2 juta tahun setelah munculnya Homo habilis, teknologi

batu dari hominid berubah sangat sedikit. Klein, yang telah bekerja lama dengan alat-alat batu, menjelaskan

alat batu yang kasar pada manusia purba membuatnya tidak mungkin untuk dikelompokkan berdasarkan

fungsinya, dan melaporkan bahwa Neanderthal tidak begitu peduli bagaimana bentuk akhir dari alat-alat

mereka. Klein berargumen bahwa otak Neanderthal belum mencapai tingkat kompleksitas untuk berbicara

secara modern, walaupun komponen fisik untuk menghasilkan suara telah berkembang. [131] [132] Isu mengenai

tingkat kultur dan teknologi dari Neanderthal masih menjadi salah satu kontroversi.

[sunting]Homo sapiensLihat pula: Manusia modern anatomis dan Perilaku modernitas

Anatomi manusia modern pertama muncul dalam catatan fosil 195.000 tahun yang lalu di Ethiopia. Tapi walau

modern secara anatomis, bukti arkeologi yang ada meninggalkan hanya sedikit indikasi bahwa mereka

berperilaku berbeda dengan Homo heidelbergensis. Mereka memiliki alat batu Acheulean yang sama dan

berburu sedikit efisien dari manusia modern Late Pleistocene.[133] Transisi ke yang lebih

canggih Mousterian terjadi sekitar 120,000 tahun lalu, dan ini terjadi pada masa H. sapiens dan H.

neanderthalensis.

Perkembangan Perilaku modernitas pada H. sapiens, yang tidak terjadi pada H. neanderthalensis atau

variasi Homo lainnya, berkisar antara 70.000 sampai 50.000 tahun yang lalu.

Perkembangan alat yang lebih canggih, pertama kalinya terbentuk lebih dari satu materi (contoh: tulang atau

tanduk) dan dapat dikelompokan dalam beberapa kategori dan fungsi (seperti ujung proyektil, alat ukir, pisau,

dan alat penggerekan dan tusuk) dianggap sebagai bukti munculnya dan berkembangnya bahasa yang utuh,

diasumsikan karena ia dibutuhkan untuk mengajarkan proses manufaktur kepada para turunannya. [131] [134]

Langkah terbesar[diragukan – diskusikan] dalam evolusi bahasa adalah progres dari primitif, komunikasi seperti bahasa

pijin ke komunikasi berbentuk kreol dengan tata-bahasa dan sintak seperti bahasa modern. [111]

Beberapa ahli percaya bahwa langkah ini hanya dapat terjadi karena perubahan biologis pada otak, seperti

mutasi. Juga dikatakan bahwa gen seperti FOXP2 mungkin telah bermutasi membuat manusa dapat

berkomunikasi.[diragukan – diskusikan] Namun, penelitian genetik terbaru memperlihatkan bahwa Neandertal berbagi

FOXP2 dengan H. sapiens. [135] Oleh sebab itu ia tidak memiliki mutasi yang unik dengan H. sapiens. Malahan,

ia mengindikasikan bahwa perubahan genetik mendahului Neandertal -- H. sapiens terpisah.

Masih banyak debat tentang apakah bahasa berkembang secara bertahap selama ribuan tahun atau muncul

secara langsung.

Area Broca dan Wernicke pada otak primata juga muncul di otak manusia, area pertama yang ikut serta dalam

banyak pekerjaan kognitif dan persepsi, yang berakhir pada kemampuan berbahasa. Sirkuit yang sama pada

otak primata, sistem stem dan limbic, mengatur suara non-verbal pada manusia (tertawa, menangis, dll), yang

Page 20: Asal Mula Bahasa

menyatakan bahwa pusat bahasa manusia adalah modifikasi sirkuit neural yang umum pada semua primata.

Modifikasi dan skil untuk komunikasi linguis ini tampak sangat unik pada manusia, yang menyiratkan bahwa

organ bahasa yang diturunkan setelah garis keturunan manusia terpisah dari garis keturunan primata

(simpanse dan bonobo). Secara jelas menyatakan, bahasa kata adalah modifikasi dari laring yang unik pada

manusia. [116]

Menurut hipotesis Asal-usul dari Afrika, sekitar 50.000 tahun lalu [136] sekelompok manusia meninggalkan Afrika

dan berlanjut mendiami hampir sebagian dari bumi, termasuk Australia dan Amerika, yang mana belum pernah

dihuni oleh hominid kuno. Beberapa ilmuwan [137] percaya bahwa Homo sapiens tidak meninggalkan Afrika

sebelum itu, karena mereka belum memiliki kesadaran dan bahasa modern, dan makanya tidak memiliki

kemampuan atau jumlah yang dibutuhkan untuk migrasi. Walaupun demikian, adanya fakta bahwa Homo

erectus berhasil meninggalkan benua lebih awal (tanpa kemampuan yang luas dari bahasa, peralatan yang

memadai, atau anatomi yang modern), alasan kenapa anatomi manusia modern masih berada di Afrika untuk

waktu yang lama masih belum jelas.

[sunting]Skenario Biologis pada evolusi bahasa

Informasi lebih lanjut: Evolusi linguistik

Semua manusia memiliki bahasa. Ini termasuk populasi, seperti Tasmanian dan Andamanese, yang telah

terisolasi dari benua Old World selama 40.000 tahun lebih.

Linguistik monogenesis adalah hipotesis bahwa ada sebuah proto-bahasa, terkadang disebut dengan proto-

manusia, dimana semua vokal pada bahasa yang diucapkan oleh manusia diturunkan. (Hal ini tidak berlaku

pada bahasa isyarat, yang diketahui muncul secara tersendiri.)

Hipotesis multiregional mengharuskan bahwa bahasa modern berkembang secara tersendiri di semua benua,

sebuah dalil yang dianggap masuk akal oleh pendukung monogenesis. [138] [139]

[sunting]Fondasi Biologis dari bahasa manusia

Descended laring dikenal sebagai struktur unik pada sistem vokal manusia dan penting sekali dalam

perkembangan bicara dan bahasa. Namun, ia juga telah ditemukan di spesies lainnya, termasuk mamalia laut

dan rusa besar (contohnya:Red Deer), dan laring diobservasi telah diwarisi selama vokalisasi

pada anjing, kambing, dan buaya. Pada manusia, descended laring menyebabkan panjangnya sistem vokal

dan mengembangkan jenis-jenis suara manusia yang dapat dikeluarkan. Beberapa ilmuwan mengklaim bahwa

adanya komunikasi non-verbal pada manusia sebagai bukti dari descended laring bukan bagian esensial

terhadap perkembangan bahasa.

Page 21: Asal Mula Bahasa

Descended laring memiliki fungsi selain linguistik juga, mungkin terlalu membesar-besarkan ukuran yang

terlihat pada binatang (lewat vokalisasi yang rendah dari nada yang diharapkan). Karenanya, walaupun

memainkan peranan penting dalam menghasilkan suara, memperluas keberagaman suara yang dapat

dihasilkan manusia, ia mungkin tidak berkembang secara khusus untuk tujuan tersebut, seperti yang

disarankan oleh Jeffrey Laitman, dan oleh Hauser, Chomsky, dan Fitch (2002), bisa saja merupakan contoh

dari praadaptasi.

Kemampuan mengkontrol lidah manusia juga harus diperhitungkan. Sebagai akibat dari meningkatnya

intelegensi, otak manusia dapat mengkontrol organ dan sekelilingnya secara lebih tepat. Oleh karena itu, lidah

lebih kreatif dalam meliukkan, menggabungkan, menghentikan dan mengeluarkan getar suara yang dihasilkan

oleh laring.

[sunting]Sejarah

[sunting]Dalam agama dan mitologiArtikel utama untuk bagian ini adalah: Mitos asal mula bahasa

Lihat pula: Bahasa Ilahi dan Bahasa Adam

Pencarian terhadap asal mula bahasa memiliki sejarah yang panjang berakar dari mitologi. Kebanyakan

mitologi tidak menghargai manusia sebagai penemu bahasa tetapi ucapan dari bahasa Ilahi mendahului

bahasa manusia. Bahasa mistik digunakan untuk berkomunikasi dengan binatang atau roh, seperti bahasa

burung, juga banyak, dan memiliki ketertarikan sendiri pada masaRenaissance.

[sunting]Percobaan HistorisArtikel utama untuk bagian ini adalah: Percobaan menghilangkan bahasa

Sejarah memiliki sejumlah anekdot tentang orang yang mencoba menemukan asal mula bahasa dengan

bereksperimen. Kisah pertama diceritakan oleh Herodotus (Sejarah 2.2). Ia mengatakan bahwa Pharaoh

Psammetichus (mungkin Psammetichus I, dari abad ke 7) memiliki dua anak yang dibesarkan oleh seorang

penggembala, dengan instruksi bahwa tidak ada yang boleh berbicara dengan mereka, tapi si penggembala

harus memberi makan dan menjaga mereka sementara mendengarkan kata pertama mereka. Saat salah satu

anak menangiskan kata "bekos" dengan tangan yang terulur si penggembala mengasumsikan bahwa kata

tersebut adalah Phrygian karena seperti itulah suara Phrygian untuk kata roti. Dari hal tersebut Psammetichus

menyimpulkan bahwa bahasa pertama adalah Phrygian. Raja James V of Scotland dikatakan melakukan

percobaan yang sama: anaknya dikatakan berbicara Bahasa Hebrew. [140] Dua raja pada abad

pertengahan Frederick II dan Akbar dikatakan melakukan percobaan yang sama; anak yang ikut dalam

percobaan tersebut tidak berbicara. [141]

Page 22: Asal Mula Bahasa

[sunting]Sejarah penelitianArtikel utama untuk bagian ini adalah: Evolusi linguistik

Akhir abad 18 sampai awal abad 19 ilmuwan Eropa mengasumsikan bahwa bahasa di dunia merefleksikan

bermacam tingkatan perkembangan dari primitif sampai ucapan tingkat lanjut, mencapai puncaknya

pada rumpun bahasa Indo-Eropa, dianggap sebagai yang paling berkembang.[rujukan?]

Linguistik modern tidak muncul sampai akhir abad 18, dan tesis Romantis atau animisme dari Johann Gottfried

Herder dan Johann Christoph Adelung masih berpengaruh sampai abad 19. Pertanyaan mengenai asal mula

bahasa tampak tidak dapat dimasuki pendekatan metodis, dan pada tahun 1866 Linguistic Society of

Paris secara terkenal melarang semua diskusi mengenai asal mula bahasa, menganggapnya sebagai masalah

yang tidak terjawab. Meningkatnya pendekatan sistematik terhadap sejarah linguistik berkembang pada abad

19, mencapai puncaknya padaNeogrammarian ajaran dari Karl Brugmann dan lainnya.

Walaupun begitu, ketertarikan ilmuwan terhadap pertanyaan dari asal mula bahasa secara berangsur-angsur

hidup kembali sejak tahun 1950-an (dan secara kontroversial) dengan ide-ide sepertiTata bahasa

universal, Perbandingan massa dan glottochronology.

"Asal mula bahasa" sebagai subjek tersendiri muncul dari pembelajaran

dalam neurolinguistik, psikolinguistik dan evolusi manusia. Linguistic Bibliography memperkenalkan "Origin of

language" (asal mula bahasa) sebagai topik terpisah pada tahun 1988, sebagai sub-topik dari psikolinguistik.

Institut penelitian khusus terhadap evolusi linguistik adalah fenomena baru, muncul sejak tahun 1990-an.

[sunting]Asal mula Bahasa Isyarat Nikaragua

Pada awal tahun 1979, pemerintahan baru di Nikaragua memulai usaha pertama untuk mendidik anak tuli

secara luas. Sebelumnya tidak ada komunitas tuli di negara tersebut. Pusat untuk pendidikan khusus tersebut

menyelesaikan sebuah program yang awalnya didatangi oleh 50 orang anak tuli. Tahun 1983 tempat tersebut

memiliki 400 murid. Tempat tersebut tidak memiliki akses terhadap fasilitas pengajaran dari bahasa isyarat

yang digunakan di belahan dunia lain; sehingga, anak-anak tidak diajarkan bahasa isyarat apapun. Program

bahasa menekankan pada bahasa Spanyol dan pembacaan mulut, dan penggunaan isyarat oleh pengajar

terbatas pada pengejaan jari (menggunakan isyarat sederhana untuk menandakan huruf). Program tersebut

mencapai sukses yang sedikit, dengan kebanyakan murid gagal menangkap konsep dari kata-kata Spanyol.

Anak pertama yang sampai ke tempat tersebut datang hanya dengan beberapa isyarat gestur kasar yang

dikembangkan di antara keluarganya sendiri. Namun, saat anak-anak ditempatkan bersama untuk pertama

kalinya mereka mulai membuat isyarat-isyarat satu dengan yang lain. Saat banyak murid muda yang lain

bergabung, bahasa mereka menjadi lebih kompleks. Pengajar dari anak-anak, yang memiliki kesuksesan

terbatas berkomunikasi dengan anak-anak, melihat terpesona saat anak-anak mulai berkomunikasi di antara

mereka.

Page 23: Asal Mula Bahasa

Akhirnya pemerintahan Nikaragua meminta pertolongan kepada Judy Kegl, seorang ahli bahasa isyarat

di Universitas Northeastern dari Amerika. Saat Kegl dan para peneliti lainnya mulai menganalisa bahasanya,

mereka mendapatkan bahwa anak yang lebih muda menggunakan bentuk seperti pijin dari anak yang lebih tua

dengan kompleksitas yang lebih tinggi, dengan persamaan kata kerja dan konvensi tata-bahasa lainnya. [142]