pengantar petrologi

44

Click here to load reader

Upload: abdul-rehazk

Post on 14-Sep-2015

485 views

Category:

Documents


343 download

DESCRIPTION

geologi dasar

TRANSCRIPT

  • PETROLOGI

    GengQ File 1

    PENGANTAR PETROLOGI

    GENGKY MORIZA

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 2

    BAGIAN I PENDAHULUAN

    1.1. DEFINISI

    Batuan didefinisikan sebagai semua bahan yang menyusun kerak bumi dan

    merupakan suatu agrerat (kumpulan) mineral-mineral yang telah menghablur. Yang

    tidak termasuk batuan adalah tanah dan bahan lepas lainnya yang merupakan hasil

    pelapukan kimia ataupun mekanis serta proses erosi dari batuan.

    Petrologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari batuan pembentuk kulit

    bumi, yang mencakup mengenai cara terjadinya, komposisi, klasifikasi batuan tersebut

    dan hubungannya dengan proses-proses dan sejarah geologinya.

    Batuan sebagai agrerat mineral-mineral pembentuk kulit bumi secara genesa

    dapat dikelompokkan dalam tiga jenis batuan, yaitu :

    1. Batuan beku (igneosrock), adalah kumpulan interlocking agregat mineral-

    mineral silikat hasil penghabluran magma yang mendingin (Walter T

    Huang,l962).

    2. Batuan sedimen (sedimentary rock), adalah batuan hasil lithifikasi bahan

    rombakan batuan hasil denudasi atau hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan

    organisme (Pettijohn,1964).

    3. Batuan Metamorf (metamorphic rock), adalah batuan yang berasal dari suatu

    batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral pada

    fasa padat sebagai akibat perubahan kondisi fisika (tekanan, temperatur atau

    tekanan dan temperatur), (HGF WINKLER 1967, 1979)

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 3

    Dalam sejarah pembentukannya ketiga jenis batuan tersebut dapat mengalami

    jentera batuan seperti pada gambar 1.1.

    Gambar 1.1. Jentera Batuan (SukendarAsikin,1976)

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 4

    BAGIAN II

    MAGMA

    2.1. PENGERTIAN MAGMA

    Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah,

    bersifat mobile, bersuhu antara 9000 - 12000 atau lebih dan berasal dari kerak bumi

    hagian bawah atau selubung bumi bagian atas.

    Komposisi kimiawi magma yang didapatkan dari hasil analisa kimia dari

    sample batuan beku yaitu terdiri dari :

    a. Senyawa-senyawa yang bersifat non volatil dan merupakan unsur oksida

    dalam magma. Jumlahnya sekitar 99%, dari seluruh isi magma, sehingga

    merupakan mayor elemen, terdiri dari oksida SiO2, Al2O2, Fe2O3, FeO,

    MnO, CaO, Na2O, K20, Ti02, P205.

    b. Senyawa volatil yang banyak pengaruhnya terhadap magma, terdiri dari

    fraksi-fraksi gas CH4, CO2, HCI, H2S, SO2, dsb.

    c. Unsur-unsur lain yang disebut unsur jejak (trace element)dan

    merupakan minor element seperti Rb, Ba, Sr, Ni, CO, V, Li, Cr, S, dan Ph.

    Bunsen (1951, Vide W.T. Huang) mempunyai pendapat ada dua jenis

    magma primer, yaitu basaltic dan granitic, dan batuan beku merupakan hasil

    campuran dari dua magma ini yang kemudian mempunyai komposisi lain.

    Dally (1933 ; Winkler (Vide W.T. Huang, 1962) berpendapat lain yaitu magma asli

    (primer) adalah bersifat basa yang selanjutnya akan mengalami proses diferensiasi

    magmatic akan menjadi magma bersifat lain.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 5

    Magma basa bersifat lebih encer (viskositas rendah), kandungan umur kimia berat,

    kadar H +,OH- dan gas tinggi. Sedangkan magma asam adalah sebaliknya.

    2.2. EVOLUSI MAGMA

    Sekurang-kurangnya genesa batuan beku, vulkanik maupun plutonik

    harus ditinjau dari tiga segi :

    1. Faktor yang memerikan bagaimana dan dimana larutan bergenerasi

    didalam selubung atau pada kerak bumi bagian bawah.

    2. Kondisi yang berpengaruh terhadap larutan sewaktu naik ke permukaan.

    3. Proses-proses di dekat permukaan yang menyempurnakan generasi.

    Magma dapat berubah menjadi magma yang bersifat lain oleh proses-

    proses sebagai berikut :

    - Hibridisasi : pembentukan magma baru karena pencampuran dua

    magma yang berlainan jenisnya.

    - Sinteksis : pemhentukan magma baru karena proses asimilasi

    dengan batuan samping.

    - Anateksis : proses pembentukan magma dari peleburan batuan pada

    kedalaman yang sangat besar.

    Dari magma dengan kondisi tertentu ini selanjutnya mengalami differensiasi

    magmatik.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 6

    2.3. Differerensiasi magmatik

    Differensiasi magmatik meliputi semua proses yang mengubah magma

    dari keadaan awal yang homogen dalam skala besar menjadi massa batuan

    beku dengan komposisi yang bervariasi. Proses-proses tersebut adalah :

    A. Fragsinasi ialah pemisahan kristal dari larutan magma , karena

    proses kristalisasi barjalan tidak setimbang atau kristal-kristal pada

    waktu pendinginan magma tidak dapat mengikuti perkembangan .

    Komposisi larutan magma yang baru ini terjadi terutama karena

    adanya perubahan temperatur dan tekanan yang menyolok dan

    tiba-tiba. Proses Fragsinasi ini merupakan proses differensiasi yang

    paling utama.

    B. Crystal settling/gravitational settling adalah pengendapan

    krital oleh gravitasi dari kristal-kristal berat Ca, Mg, Fe yang akan

    memperkaya magma pada hagian dasar waduk. Disini mineral

    silikat berat akan terletak dibawah mineral silikat ringan.

    C. Liquid immisibility ialah Iarutan magma yang mempunyai suhu

    rendah akan pecah menjadi Iarutan yang masing-masing membeku

    membentuk bahan yang heterogen.

    D. Crystal flotation adalah pengambangan kristal ringan dari

    sodium dan potasium yang akan memperkaya magma pada bagian

    atas waduk magma.

    E. Vesiculation adalah proses dimana magma yang mengandung

    komponen seperti CO2 , SO2, S2 , CI2 dan H2O sewaktu naik

    kepermukaan membentuk gelembung-gelembung gas dan

    F. Diffusion ialah bercampurnya batuan-batuan dinding dengan

    magma di dalam waduk magma secara lateral.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 7

    Gambar 2.1. Skema differensiasi magma

    2.4. REAKSI BOWEN SERI DARI MINERAL UTAMA PEMBENTUKAN

    BATUAN BEKU

    Seri reaksi Bowen merupakan suatu skema yang menunjukkan urutan kris-

    talisasi dari mineral pembentuk batuan beku yang terdiri dari dua bagian.

    Mineral-mineral tersebut dapat digolongkan dalam dua golongan besar yaitu :

    - Golongan mineral hitam atau mafic mineral dan

    - Golongan mineral putih atau felsic mineral.

    Dalam proses pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung

    semuanya membeku, tetapi mengalami penurunan temperatur secara perlahan

    bahkan mungkin cepat. Penurunan temperatur ini disertai mulainya pembentukan

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 8

    dan pengendapan mineral-mineral tertentu yang sesuai dengan temperaturnya.

    Pembentukan mineral dalam magma penurunan temperatur telah disusun

    oleh BOWEN. Bowen telah membuat tabel pembentukan mineral dan tabel

    tersebut sangat berguna sekali dalam menginterpretasikan mineral-mineral

    tersebut (lihat gambar 2.2).

    Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafic, yang pertama kali

    terbentuk dalam temperatur sangat tinggi adalah olivin. Akan tetapi jika

    magma tersebut jenuh oleh Si02 maka piroksenlah yang terbentuk pertama

    kali. Olivin dan piroksen merupakan pasangan "incongruent melting",

    dimana setelah pembentukannya olivin akan bereaksi dengan larutan sisa

    membentuk piroksen. Temperatur menurun terus dan pembentultan

    mineral berjalan sesuai dengan temperaturnya. Mineral yang terakhir

    terbentuk adalah biotit, is dibentuk dalam temperatur yang sangat rendah.

    Mineral-mineral yang sebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok

    plagioklas, karena mineral ini paling banyak terdapat dan tersebar luas.

    Anorthite adalah mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu tinggi dan

    banyak terdapat pada batuan beku basa seperti gabro atau basal. Andesin

    terbentuk pada suhu menengah dan terdapat pada batuan beku diorit, atau

    andesite. Sedangkan mineral yang terbentuk pada temperatur rendah

    adalah Albit, mineral ini banyak tersebar pada batuao asam seperti granite

    atau rhyolite. Reaksi berubahnya komposisi plagioklas ini merupakan deret

    "solid solution "yang merupakan reaksi yang kontinu, artinya kristalisasi

    plagioklas Ca-plagioklas Na, jika reaksi setimbang akan berjalan menerus.

    Mineral-mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral

    potassium feldspar dan menerus ke mineral muscovite dan terakhir sekali

    ke mineral kwarsa. Maka mineral kwarsa merupakan mineral yang paling

    stabil diantara seluruh mineral felsic atau mineral mafic, dan sebaliknya

    mineral yang terbentuk pertama kali adalah mineral yang sangat tidak

    stabil dan mudah sekali terubah menjadi mineral lain.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 9

    D I S C O N T I N O U S S E R I E S C O N T I N O U S S E R I E S

    12000 C Olivin

    Anortit

    Piroksin Bitonit

    Labradorit

    (Fe/Mg increasing)

    Piroksin Andesin

    9000 C Hornblende Oligoklas

    B i o t i t A l b i t

    P o t a sh F e l s p a r M us kov i t

    6000C K ua r s a

    Gambar 2.2. Bowen Reaction

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 10

    BAB III BATUAN BEKU

    Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silika

    cair dan pijar, yang kita kenal dengan nama magma. Penggolongan batuan

    beku dapat didasarkan kepada tiga patokan utama, yaitu berdasarkan genetic

    batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkandung dan berdasarkan

    susunan mineraloginya.

    Pembagian yang berdasarkan genetik atau tempat terjadinya dari

    batuan beku dapat dibagi atas :

    b. Batuan ekstrusi, terdiri dari semua material yang dikeluarkan

    kepermukaan bumi baik didaratan ataupun di bawah permukaan

    laut. Material ini mendingin dengan cepat, ada yang berbentuk

    padat atau suatu larutan yang kental dan panas biasa disebut lava.

    c. Batuan intrusi, prases batuan ini sangat berbeda dengan kegiatan

    batuan ekstrusi, dimana batuan ini sifatnya menerobos lapisan

    batuan yang sebelumnya telah terbentuk. Tiga prinsip dari tipe

    bentuk intrusi batuan beku berdasarkan bentuk dasar dan geometri

    adalah :

    o Bentuk tidak beraturan pada umumnya berbentuk discordan dan biasanya memiliki bentuk yang jelas di permukaan ( batholite dan stock ).

    o Intrusi berbentuk tabular, mempunyai dua bentuk yang berbeda yaitu yang mempunysi bentuk discordan (dike), dan

    yang berbentuk concordaan ( sill dan lakolit),

    o Tipe ketiga dari tubuh intrusi relatif memiliki tubuh yang kecil. Bentuk khas dari grup ini adalah intrusi silinder atau pipa, sebagian besar sisa

    dari korok gunung api ( volcanic neck ).

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 11

    Gambar 3. 1. Skema dari Batolit dan Stock yang tersingknp di permukaan

    Gambar 3.2. Penampang melintang dari variasi tabular dan inlrusi yang berbenruk lensa.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 12

    Magma dapat membeku dibawah atau diatas permukaan bumi. Bila

    membeku dibawah permukaan terbentuklah batuan beku dalam atau batuan

    beku intrusif. Sering juga dikatakan sebagai batuan beku plutonik. Sedangkan

    bila magma dapat mencapai permukaan bumi dan membeku, terbentuklah

    batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif.

    3.1. Batuan Beku Dalam

    Magma yang membeku di bawah permukaan, pendinginannya sangat

    lambat (dapat sampai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhya kristal-kristal

    yang besar dan sempurna, menjadi tubuh batuan beku intrusif:

    Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, karena

    magma dapat menguak batuan disekitarnya, atau menerobos melalui rekahan.

    Pada gambar 3.1. terlihat diagram penampang tubuh-tubuh batuan plutonik.

    Bentuk-bentuk yang memotong struktur batuan sekitarnya (diskordan) adalah

    batolit, stock, dyke (korok) dan jenjang volkanik (volcanic neck). Sedangkan

    bentuk yang sejajar dengan struktur batuan sekitarnya (konkordan) adalah sill,

    lakolit dan lopolit.

    Akibat proses geologi, baik gaya endogen, terangkat oleh gaya tektonik,

    maupun gaya eksogen, lapisan batuan penutupnya tererosi, batuan beku dalam

    meskipun terbentuk jauh di bawah permukaan bumi, dapat tersingkap di

    permukaan bumi.

    3.2. Batuan Beku Luar

    Magma yang mencapai permukaan bumi melalui rekahan atau lubang

    kepundan gunung api, sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku

    menjadi batuan beku luar. Keluarnya magma dipermukaan bumi melalui rekahan

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 13

    dinamakan erupsi linier atau fissure eruption. Pada umumnya magma basaltik

    yang viskositasnya rendah, sehingga dapat mengalir disekitar rekahan, menjadi

    hamparan lava basalt, atau plateau basalt.

    Sedangkan yang keluar melalui lubang kepundan dinamakan enupsi sentral.

    Magma dapat mengalir melalui lereng, sebagai aliran lava atau tersembur keatas bersama gas-gas sebagai piroklastik atau rempah gunung api.

    Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis, tergantung pada

    komposisi magmanya dan tempat atau lingkungan dimana pembekuannya

    terjadi. Apabila membeku dibawah permukaan air terbentuklah lava bantal

    (pillow lava), sesuai dengan namamnya, bentuktrya mirip dengan bantal.

    Tekstur (teksture)

    Secara umum batuan beku intrusif dan ekstrusif atau batuan beku umumnya dapat dibedakan dari kenampakan bentuk, ukuran dan hubungan kristal mineral-mineralrya atau disebut tekstur mineral. Beberapa tekstur batuan beku yang umum adalah :

    1. Gelas (glassy) - tidak berbutir atau tidak mempanyai kristal (amorf) 2. Afanitik (aphanitik) - (fine grain texture) berbutir sangat halus, butirnya

    dapat dilihat dengan mikroskop. 3. Faneritik (phaneritic) - (coarse grain texture) berbutir cukup besar,

    dapat dilihat tanpa mikroskop.

    4. Porfiritik (porphyritic) - mempunyai dua ukuran kristal yang dominan.

    5. Piroklastik (pyroclastic) - mempunyai fragmen material volkanik.

    Tekstur gelas terjadi akibat magma membeku dengan cepat, akibatnya

    tidak sempat mengkristal atau amorf, seperti obsidian. Afanitik (dari bahasa

    Junani : phaneros yang berarti terlihat, dan a berarti tidak) dapat diartikan

    tidak terlihat.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 14

    Batuan beku dengan tekstur ini memperlihatkan pembekuan yang cepat,

    terdiri dari mineral-mineral dengan kristal yang sangat kecil. Di bawah mikroskop dapat dikenali feldspar dan kwarsa. Misalnya bagian dalam aliran lava.

    Faneritik berarti dapat dilihat. Batuan dengan tekstur ini memperlihatkan

    besar kristal yang hampir seragam dan saling mengunci (interlock). Bentuk

    kristal yang besar-besar ini menyatakan bahwa pembekuannya berlangsung

    sangat lama, yang berarci terjadi jauh dibaaah permukaan bumi Porfiritik:

    beberapa batuan beku memperlihatkan dua ukuran kristal yang berbeda. Kristal

    yang besar, bentuknya sempurna dinamakan fenokrist (phenocrysts),

    sedangkan yang kecil-kecil disebut matriks atau massadasar (groundmass).

    Tekstur semacam ini dinamakan tekstur porfiritik

    Pyroklastik, dalam bahasa Junani pyro artinya api dan klastos adalah

    pecah. Tekstur batuan dikatakan pyroklastik apabila pada batuan tersebut

    terdapat butiran fenokris dan massa dasar, mirip dengan porfiritik. Namun

    dibawah mikroskop terlihat bahwa butiran-butirannya lebih banyak pecah-pecah

    dari pada kristal saling mengunci. Selain itu juga fragmennya bengkok, terpilin

    dan terdeformasi. Tekstur ini terjadi akibat erupsi ledakan, dihembuskan material

    berukuran debu keatas. Di udara terbentuk mineral dan gelas, bercampur

    sebagai material yang panas. Bila diendapkan masih panas, maka material-

    material ini saling merekat seperti di las satu dengan lainnya.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 15

    Gambar 3.3. Diagram penampang batuan beku dalam. Batolit tubuh batuan beku yang sangat besar, berbentuk tidak teratur dan tidak diketahui dasarnya; stock- suatu tubuh yang kacil dan bersifat sama dengan batolit; dyke-korok atau gang, babentuk lempeng yang memotong struktur batuan disekitamya; sill- berbentuk sama dengan dyke, tetapi sejajar dengan struktur disekitamya; lakolit- sama dengan sill, bagian atasnya cembung keatas. Banyak batuan beku dalam yang berhubungan dengan gunung api.(Skinner, 1992)

    3.3. Klasifikasi Batuan Beku

    Batuan beku sangat banyak jenisnya, pengelompokkan atau klasifikasi

    sederhana didasarkan atas tekstur dan komposisi mineralnya. Keragaman tekstur

    batuan beku diakibatkan oleh sejarah pendinginan magma, sedangkan komposisi

    mineral bergantung pada unsur kimia magma dan lingkungan kristalisasinya.

    Klasifikasi sederhana batuan beku yang umum adalah seperti pada tabel 3.1.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 16

    Batuan pada bagian kanan tabel, kaya akan mineral-mineral yang

    mengkristal paling dulu, mengandung lebih banyak unsur Mg dan Fe, karena itu

    dinamakan mineral mafik (Magnesium dan Fe). Kandungan Si02 nya sangat kecil,

    sehingga memberikan warna lebih gelap dibandingkan dengan batuan pada

    bagian kiri tabel. Sedangkan batuan pada bagian kiri lebih banyak mineral-

    mineral feldspar dan silika (kwarsa), dan dinamakan batuan felsik, berwarna

    lebih terang dari pada batuan bagian kanan. Pada Tabel 5.2 diperlihatkan dalam

    bentuk diagram.

    3.3.1. Batuan Faneritik

    Sering pula dikatakan berbutir kasar dan yang umum dijumpai adalah :

    Granit berkomposisi terutama dari feldspar dan kwarsa. K-feldspar merupakan

    mineral utamanya, berwarna merah muda, sedangkan Na-Ca plagioklas terdapat

    dalam jumlah sedang, berwarna putih seperti porselein. Mika berwarna hitam

    atau serpihan berwarna bronz, tersebar merata dalam batuan.

    Berat jenis granit relatif kecil ( 2,7 ) dibandingkan dengan basalt ( 3,2.).

    Granit dan batuan lain yang setara membentuk kerak benua, sedangkan basalt

    kerak samudra. Kadar SiOZ makin kecil dan Warna makin gelap Diorit

    mempunyai tektur mirip granit tatapi komposisinya tidak sama. Mineral

    utamanrya adalah Na-plagioklas feldspar, sedangkan kwarsa dan K-feldspar

    merupakan mineral minor.

    Amfibol didalamnya mecirikan diorit. Dan bukanlah tidak mungkin dijumpai

    piroksen. Komposisi diorit merupakan komposisi menengah antara granit dan

    basalt.

    Gabro, teksturnya berbutir kasar, mirip dengan granit, tetapi komposisi

    utamanya adalah piroksen dan Ca-plagioklas. Olivin terdapat sebagai mineral

    minor. Warna gabro hijau tua, abu-abu tua atau hitam. Gabro merupakan

    material utama bagian bawah kerak samudra, dan juga pada beberapa bagian

    kerak benua tua.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 17

    Felsik Intermediet Mafik Ultrmafik (granitik) (Andesitik) (Basaltik)

    Intrusif (faneritik) Granit Diorit Gabro Peridotit

    Ekstrusif Ryolit Andesit Basalt - (Afanitik) Komposisi Kwarsa Hornblende Ca. feldspar Olivin

    mineral utama

    K. felspar Na. feldspar Pyroksen Pyroksen Na. Feldspar Ca. feldspar

    Mineral Muskovit Biotit Olivin Ca. feldspar tambahan Biotit Pyroksen Hornblende

    Hornblende hadar SiOZ makin kecil dan warna batuan makin gelap kearah kanan

    Tabel 3.1. Klasifikasi sederhana batuan beku berdasarkan tekstur dan komposisi mineral

    3.3.2. Batuan afanitik

    Basalt adalah batuan yang khas bertekstur afanitik, berbutir sangat halus. Biasanya berwarna gelap, terjadi dari pendinginan bagian dalam aliran lava. Komposisi utamanya Ca-plagioklas dan piroksen, sedangkan olivin atau amfibol hanya sedikit. Plagioklas terdapat sebagai kristal-kristal memanjang mengelilingi olivin dan piroksen yang sama besarnya. Ada juga basalt yang mempunyai kristal olivin atau piroksen yang besar-besar sebagai fenokrist sehingga menjadikannya bertekstur porfiritik. Pada umumnya basalt mengandung gelas sedikit terutama di dekat bagian atas aliran lava.

    Andesit terdiri dari Na-plagioklas, piroksen dan amfibol. umumnya

    mengandung kwarsa sedikit atau sama sekali tidak, mirip dengan diorit dan

    porfiritik dengan feldspar dan mineral-mineral ferro dan magnesium sebagai

    fenokrist. Andesit merupakan tipe lava yang banyak dijumpai setelah basalt dan

    sering terdapat sepanjang batas benua atau di bagian dalam benua.

    Riolit berkomposisi sama dengan granit, biasanya mengandung fenokrist

    feldspar, kwarsa atau mika, tetapi belum dapat disebut porfiritik. Riolit dan

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 18

    andesit sukar dibedakan tanpa mikroskop, dan disatukan dalam kelompok felsite

    (kelompok batuan bertekstur afanitik dan berwarna terang).

    Tabel 3.2 Klasifikasi berdasarkan perbandingan mineral yang umum dalam batuan beku. Batas antara tipe batuan tidak tegas, melainkan gradual (garis putus-putus). Unrtuk mengetahui komposisi umum batuan, proyeksikan dari garis putus kebawah dan perkirakan persentasi mineral pada tepikiri. (Skirmer, 1992).

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 19

    3.4.Struktur batuan beku

    Meskipun batuan beku tebentuk dari pembekuan magma, namun

    beberapa batuan beku memperlihatkan adanya struktur, seperti blok lava, ropy

    lava, lava bantal (pillow lava), struktur aliran dan struktur rekahan, serta

    vesikular dan amigdaloidal. Blok lava, di Hawaii dikatakan lava aa, adalah aliran

    lava yang permukaannya sangat kasar, merupakan bongkah-bongkah.

    Lava ropy, dikatakan lava Pahoehoe di Hawaii, merupakan aliran lava yang

    permukaannya halus dan berbentuk seperti pilinan tali. Bagian depannya

    membulat, bergaris tengah sampai beberapa meter. Lava bantal, sesuai dengan

    namanya, aliran lava ini bentuknya menyerupai bantal yang tumpang tindih.

    Sering dijumpai bersamaan dengan batuan sedimen marin, sehingga disimpulkan

    terbentuk dibawah permukaan air.

    Struktur aliran, terlihat sebagai kesejajaran bentuk lensa-lensa kecil,

    garis-garis dan goresan-goresan, yang diakibatkan oleh karena lava tidak

    homogen. Struktur rekahan, merupakan rekahan-rekahan yang arahnya tegak

    lurus bidang pendinginan, dan permukaannya segi enam berbentuk prisma,

    dinamakan kekar kolom. Struktur vesikular terjadi akibat keluarnya gas-gas yang

    terlarut dalam magma karena penurunan tekanan disekitarnya, atau setelah

    mencapai permukaan bumi. Struktur ini terlihat sebagai serat-serat dalam lava.

    Sedangkan struktur amigdaloid terjadi apabila rongga-rongga pelepasan gas

    terisi oleh mineral sekunder, kalsit misalnya.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 20

    BAGIAN IV BATUAN SEDIMEN

    Pengertian umum mengenai batuan sedimen adalah batuan yang

    terbentuk akibat lithifikasi bahan rombakan batuan asal, maupun hasil

    denudasi atau dari hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan organisme.

    Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan

    ketebalan dari beberapa cm sampai beberapa km. Juga ukuran butirnya dari

    sangat halus sampai sangat besar dan beberapa proses yang penting lagi

    yang termasuk ke dalam batuan sedimen.

    Material hasil rombakan batuan diatas permukaan bumi akibat proses-

    proses eksogen, pelapukan dan erosi, merupakan material atau bahan yang

    sifatnya urai. Terdiri dari fragmen batuan, mineral dan berbagai material lainnya

    yang berasal dari atas permukaan bumi.

    Material urai ini tertransport oleh air, angin dan gaya gravitasi ketempat

    yang lebih rendah cekungan. dan diendapkan sebagai endapan atau sedimen

    dibawah permukaan air. Sedimen yang terakumulasi tersebut mengalami proses

    litifikasi atau proses pembentukan batuan. Proses yang berlangsung adalah

    kompaksi dan sementasi, mengubah sedimen menjadi batuan sedimen. Setelah

    menjadi batuan sifatnva berubah menjadi keras dan kompak.

    Proses kompaksi pada umummya akibat beban sedimen yang ada

    diatasnya. menyebabkan hubungan antar butir menjadi lebih lekat dan juga air

    yang dikandung dalam pori-pori terperas keluar. Sementasi adalah proses dimana

    butiran-butiran sedimen direkat oleh material lain yang terbentuk kemudian.

    dapat berasal dari air tanah atau pelarutan mineral-mineral dalam sedimen itu

    sendiri. Material semennya dapat merupakan karbonat. silika atau oksida (besi).

    Dibandingkan dengan batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan

    tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya merupakan 5% dari

    seluruh batuan-batuan yang terdapat di kerak bumi. Dari jumlah 5% ini,

    batulempung adalah 80%, batupasir 5%, dan gamping kira-kira 5%.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 21

    Hukum Pengendapan Pada saat sedimen diendapkan mengikuti hukum alam,

    misalnya material yang berat akan terendapkan lebih dahulu dibandingkan yang

    lebih ringan.

    Kecepatan pengendapan material sedimen bergantung pada besar butirnya,

    menurut hukum Stoke, v = C.rz cm/s, dimana v adalah kecepatan

    pengendapan, C suatu konstanta dan r garis tengah butiran.

    Pada pertengahan abad 17 Nicolas Steno memperhatikan bahwa

    sedimen terkumpul oleh proses pengendapan melalui suatu medium, air atau

    angin. Endapan ini membentuk lapisan-lapisan mendatar atau horizontal, yang

    tertua berada dibawah dan yang termuda ada di atas. Berdasarkan

    pengamatannya ini, pada tahun 1969 ia mencetuskan tiga prinsip dasar yang

    lebih dikenal dengan Hukum Steno , tiga prinsip dasar tersebut adalah sebagai

    berikut :

    Hukum super posisi, yang menyatakan bahwa dalam urutan batuan

    yang belum mengalami perubahan (dalam keadaan normal), batuan yang

    tua ada dibawah dan yang muda berada di atas.

    Hukum horizontalitas, pada awalnya sedimen diendapkan sebagai

    lapisan-lapisan mendatar. Apabila dijumpai lapisan yang miring, berarti

    deformasi, terlipat atau tersesarkan.

    Hukum kemenerusan lateral (lateral continuity), mengatakan bahwa

    pengendapan lapisan batuan sedimen menyebar secara mendatar, sampai

    menipis atau menghilang pada batas cekungan dimana ia diendapkan.

    Ketiga prinsip dasar ini sangat membantu dalam mempelajari atau menentukan

    urutan umur lapisan-lapisan batuan sedimen.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 22

    Material sedimen dapat berupa :

    1. Fragmen dari batuan lain dan mineral-mineral, seperti kerikil di sungai.

    pasir di pantai dan lumpur di laut.

    2. Hasil penguapan dan proses kimia, garam di danau payau dan kalsium

    karbonat di laut dangkal.

    3. Material organik seperti terumbu koral di laut, vegetasi di rawa-rawa.

    Dibandingkan batuan beku dan metamorf, batuan sedimen paling banyak

    tersingkap diatas permukaan bumi, sebesar 75 % luas daratan.

    4.1 Klasifikasi Batuan Sedimen

    Oleh karena keragaman pembentukan (genesa), tekstur, komposisi dan

    penampilan batuan sedimen, maka dasar klasifikasinyapun ada bermacam--

    macam. Pengelompokan batuan sedimen yang ideal berdasarkan ukuran butir,

    bentuk dan komposisi material pembentuknya.

    4.1.1. Penggolongan Menurut RP.Koesoemasdinata

    Penggolongan oleh R.P. Koesoemadinata, 1980, mengemukakan ada

    enam golongan utama batuan sedimen yaitu:

    1.) Golongan detritus kasar : batuan sedimen ini diendapkan dengan

    proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini antara lain Breksi,

    Konglomerat dan Batupasir. Lingkungan tempat diendapkannya batuan

    ini dapat di lingkungan sungai, danau atau laut.

    2.) Golongan detritus halus : batuan yang termasuk golongan ini pada

    umumnya diendapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut

    dalam. Termasuk golongan ini Batulanau, Serpih, Batulempung dan

    Napal.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 23

    3.) Golongan Karbonat : batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan

    cangkang moluska, algae, foraminifera atau lainnya yang bercangkang

    kapur. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali jenisnya tergantung dari

    material penyusunnya, mis : batugamping terumbu.

    4.) Golongan Silika : proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan

    antara proses organik dan proses kimiawi untuk lebih

    menyempurnakannya. Termasuk golongan ini Rijang (Chert), Radiolaria

    dan tanah. diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan

    terbatas sekali.

    5.) Golongan Evaporit : pada umumnya batuan ini terbentukdi lingkungan

    danau atau laut yang tertutup, dan untuk terjadinya batuan sedimen ini

    harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Yang

    termasuk golongan ini adalah : Gipsum, Anhidrit, Batugaram, dll.

    6.) Golungan Batubara : batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur

    organik yaitu dari tumbuh-tumbuhan, dimana sewaktu tumbuhan tersebut

    mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal di atasnya

    sehingga tidak memungkinkan untuk terJadinya pelapukan. Lingkungan

    terbentuknya batubara adalah khusus sekali.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 24

    Gambar 4.1. Penggolongan batuan sedimen utama serta proses pembentukannya (Kusumadinata, 1980)

    4.1.2. Penggolongan (pengelompokan) secara genetis (Pettijohn, 1975

    dan W.T.Huang, 1962):

    Pengelompokan Secara genetis dalam batuan sedimen adalah dua

    kelompok besarf yaitu :

    A. Batuan sedimen klastik, terbentuk dari fragmen-fragmen batuan lain.

    B. Batuan sedimen nonklastik, atau kimiawi dan organik terbentuk oleh

    proses kimia atau proses biologi.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 25

    4.1.2.1. BATUAN SEDIMEN KLASTIK

    Batuan sedimen klasiik atau disebut juga batuan sedimen detritus,

    dikelompokkan berdasarkan ukuran butir komponen materialnya. Untuk itu

    diperlukan satu acuan besar butir, dan telah dibuat oleh Wentworth, dikenal

    sebagai skala Wentworth:

    Boulder 256 mm

    Cobble 64 - 256 mm

    Pebble 4 - 64 mm Granule 2 - 4 mm

    Sand 1/16 - 2 mm

    Silt 1/256 - 1/16 mm

    Clay

  • PETROLOGI

    GengQ File 26

    sedimen berkurang dan hubungan antar butir yang satu dengan yang

    lainnya menjadi rapat.

    2.) Sementasi : yaitu turunnya material-material diruang antar butir

    sedimen dan secara kimiawi mengikat butir-butir sedimen satu dengan

    yang lain. Sementasi makin efektif biia derajat keiurusan larutan

    (permeabilitas relatif) pada ruang antar butir makin besar.

    3.) Rekristalisasi : yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu

    larutan kimia yang berasal dari pelarutan material sedimen selama

    diagenesa atau jauh sebelumnya. Rekristalisasi sangat umum terjadi

    pada pembentukan batuan karbonat.

    4.) Autigenesis : yaitu terbentuknya mineral baru dilingkungan diagenetik,

    sehingga adanya mineral tersebut merupakan partikel baru dalam suatu

    sedimen. Mineral autigenik ini yang umum diketahui sebagai berikut:

    karbonat, silika, klorit, illite, gipsum dan lain-lain.

    5.) Metasomatisme : yaitu pergantian mineral sedimen oleh berbagai

    mineral autigenik, tanpa pengurangan volume asal. Contohnya

    dolomitisasi, sehingga dapat merusak bentuk suatu batuan karbonat

    atau fosil.

    Batuan sedimen klastik terdiri dari butiran-butiran. Butiran yang besar

    disebut fragmen dan "diikat" oleh massa butiran-butiran yang lebih halus, matriks.

    Batuan sedimen klastik yang dikelompokkan berdasarkan besar butir

    materialnya, sebagai konglomerat, batupasir, serpih dan batu lempung. Jenis

    dari batuan sedimen klastik diantaranya adalah :

    1.) Konglomerat mempunyai fragmen berukuran bongkah yang bentuknya

    membulat. Apabila fragmennya memudut (tidak membulat) dinamakan

    breksi (Gambar 4.1 A dan B). Konglomerat atau breksi yang fragmennya

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 27

    terdiri berbagai macam dinamakan konglomerat atau breksi polimik.

    Sedangkan yang terdiri dari hanya satu macam disebut monomik.

    2.) Batu pasir terdiri dari material yang berukuran pasir (1/16 sampai 2

    mm).

    3.) Serpih, mempunyai besar butir lebih kecil dari pasir (1/16 sampai 1/256

    mm).

    4.) Batu lempung berbutir sangat halus, lebih kecil dari 1/16 mm. Pada

    umumnya untuk menelitinya tidak dapat dipergunakan mikroskop biasa,

    tetapi dengan mikroskop elektron yang mempunyai daya perbesaran

    sangat tinggi.

    Gambar 4.2. Konglomerat (A) dan Breksi (B).

    4.1.2.1.1. PEMERIAN BATUAN SEDIMEN KLASTIK

    Pemerian batuan sedimen klastik terutama didasarkan pada tekstur, kom-

    posisi mineral dan stuktur.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 28

    A. Tekstur

    Tekstur adalah suatu kenampakkan yang berhubungan dengan ukuran dan

    bentuk butir serta susunannya (PettiJohn, 1975). Butiran tersusun dan terikat oleh

    semen dan masih adanya rongga diantara butirnya. Pembentukannya dikontrol oleh

    media dan cara transportasinya (Jackson, 1970; Reineck dan Singh, 1975).

    Pembahasan tekstur meliputi :

    1). Ukurun Butir (Grain Size)

    Pemerian ukuran butir didasarkan pada skala Wentworth,1922, adalah sebagai berikut :

    Besar butir (mm)

    Bongkah (boulder) 256Brangkal (couble) 256-64Krakal (pebble) 64- 4Pasir sgt. kasar (very coarse sand) 4-2Pasir kasar (coarse sand) 2-1Pasir sedang (medium sand) 1-1/2Pasir halus (fine sand) 1/2-1/4Pasir sgt. halus (very fine sand) 1/4-1/8Lanau (silt) 1/16-1/256Lempung (clay) 1/256

    NAMA BUTIR

    Tabel 4.1. Skala Wentworth

    2). Pemilahan (sorting)

    Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun

    batuan sedimen, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya

    maka pemilahan semakin baik.

    Dalam pemilahan dipakai batasan-batasan sebagai berikut:

    o Pemilahan baik (well sorted)

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 29

    o Pemilahan sedang (moderate sorted) o Pemilahan buruk (poorly sorted)

    3). Kebundaran (roundness)

    Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya butiran dimana

    sifat ini hanya bisa diamati pada batuan sedimen klastik kasar. Kebundaran

    dapat dilihat dari bentuk batuan yang terdapat dalam batuan tersebut.

    Terdapat banyak sekali variasi dari bentuk batuan, akan tetapi untuk

    mudahnya dipakai perbandingan sebagai berikut:

    1.) Wellrounded (sangat membundar) :

    Semua permukaan konveks, hampir equidimensional, sferoidal.

    2.) Rounded (membundar) :

    Pada umumnya permukaan-permukaan bundar, ujung-ujung dan tepi-

    tepi butiran bundar.

    3.) Sub rounded (membundar tanggung) :

    Permukaan umumnya datar dengan ujung yang membundar.

    4.) Sub angular (menyudut tanggung) :

    Permukaan pada umumnya datar dengan ujung-ujungnya tajam.

    5.) Angular (menyudut):

    Permukaan konkaf dengan ujungnya yang tajam.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 30

    a. pemilahan baik ; b. pemilahan sedang ; c. pemilahan buruk

    Gambar 4.3 Pemilahan Pada Batuan Sedimen

    A.menyudut ; B. menyudut tanggung ; C. membulat tanggung;

    D. membulat ; E. sangat membulat.

    Gambar 4.4. Derajat pembundaran

    4). Kemas (Fabric)

    Didalam batuan sedimen klastik dikenal dua macam kemas, yaitu :

    - Kemas Terbuka

    Butiran tidak saling bersentuhan (mengambang didalam matrik).

    - Kemas Tertutup

    Butiran saling bersentuhan satu sama lainnya.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 31

    B . St ruktu r S edime n

    Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal dari

    batuan sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan

    energi pembentuknya. Pembentukkanya dapat terjadi pada waktu pe-

    ngendapan maupun segera setelah proses pengendapan/primary sedimentary

    structure (Pettijohn & Potter, 1964; Kusumadinata, 1981).

    Dengan kata lain, struktur sedimen adalah kenampakan batuan sedimen

    dalam dimensi lebih besar. Studi struktur paling baik dilakukan di lapangan

    (PETTIJOHN, 1975).

    Berdasarkan asalnya struktursedimen yang terbentuk dapat dikelompok-

    kan menjadi tiga buah, yaitu :

    Struktur sedimen primer

    Terbentuk karena proses sedimentasi dengan demikian dapat

    merefleksikan mekanisasi pengendapannya. Antara lain: perlapisan, gelembur

    gelombang, perlapisan silang siur, konvolut, perlapisan bersusun dll.

    Struktur sedimen sekunder

    Terbentuk sesudah sedimentasi, sebelum atau pada waktu diagenesa.

    Juga merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan misalnya keadaan

    dasar, lereng dan lingkungan organisnya. Antara lain: cetak beban, rekah

    kerut, jejak binatang dll.

    Struktur organik

    Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme seperti molusca, cacing

    atau binatang lainnya. Antara lain: kerangka, laminasi pertumbuhan dll.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 32

    A. Struktur Sedimen Primer

    Struktur batuan sedimen struktur primer tidak banyak yang dapat dilihat

    dari contoh-contoh batuan di laboratorium. Macam-macam struktur batuan

    sedimen yang penting antara lain adalah struktur perlapisan dimana

    struktur ini merupakan sifat utama dari batuan sedimen klastik yang

    menghasilkan bidang-bidang sejajar sebagai hasil dari proses pengendapan.

    I. Faktor-faktor yang mempengaruhi kenampakan adanya struktur

    perlapisan.

    a) Adanya perbedaan warna mineral

    b) Adanya perbedaan ukuran besar butir

    c) Adanya perbedaan komposisi mineral

    d) Adanya perubahan macam batuan

    e) Adanya perubahan struktur sedimen

    f) Adanya Perbedaan Kekompakan.

    II. Macam-macam Perlapisan

    a). Masif

    Bila tidak menunjukkan struktur dalam (Pettijohn & Potter,1964 atau

    ketebalan lebih dari 120 cm (Mc.Kee & Weir, 1953).

    b). Perlapisan sejajar

    Bila bidang perlapisan saling sejajar.

    c). Laminasi

    Perlapisan sejajar yang ukurannya/ketebalannya lebih kecil dari 1 cm.

    Terbentuk dari suspensi tanpa energi mekanis.

    d). Perlapisan pilihan

    Bila perlapisan disusun atas butiran yang berubah teratur dari halus ke

    kasar pada arah vertikal, terbentuk dari arus pekat.

    e). Perlapisan silang- siur

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 33

    Perlapisan yang membentuk sudut terhadap bidang lapisan yang

    berada diatas atau dibawahnya dan dipisahkan oleh bidang erosi,

    terbentuk akibat intensitas arus yang berubah-ubah.

    Pada Bidang Perlapisan

    Terbentuknya dapat oleh akibat penggerusan, pembebanan atau oleh

    penguapan. Macam-macamnya yang penting :

    Gelembur gelombang

    Terbentuknya sebagai akibat pergerakan air atau angin

    Rekah kerut

    Rekahan pada permukaan bidang perlapisan sebagai akibat proses

    penguapan.

    Cetak suling

    Cetakan sebagai akibat penggerusan media terhadap batuan dasar.

    Cetak beban

    Cetakan beban akibat pembebanan pada sedimen yang masih plastis.

    Bekas jejak organisme

    Bekas rayapan, rangka, maupun tempat berhenti binatang.

    a. Rekah kerut (mud crack) b. Cetak Beban / Load cast

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 34

    c. Gelembur gelombang (ripple mark) d. Septaria

    e.Geode f. Stylotit

    Gambar 4.5. Macam-macam stuktur sedimen

    Selain itu Mc. Kee & Weir, 1953, secara kuantitatif memerikan perlapisan sebagai berikut :

    Penggolongan lapisan menurut ketebalan (Mc.Kee & Weir, 1953)

    Ketebalan (cm) Penamaan 120 Lapisan sangat tebal 60 Lapisan tebal

    5 Lapisan tipis 1 Lapisan sangat tipis 0,2 Laminasi < 0,2 Laminasi tipis

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 35

    C. KOMPOSISI MINERAL

    Komposisi mineral dari batuan sedimen klastik dapat dibedakan yaitu :

    1). FRAGMEN

    Fragmen adalah bagian butiran yang ukurannya paling besar dan dapat

    berupa pecahan-pecahan batuan , mineral, dan cangkang-cangkang fosil atau

    zat organik lainnya.

    2). MATRIK

    Matrik adalah bagian butiran yang ukurannya lebih kecil dari fragmen

    dan terletak diantara fragmen sebagai massa dasar. Matrik dapat juga berupa

    batuan, mineral, atau fosil.

    3). SEMEN

    Semen bukan butir, tetapi material pengisi rongga antar butir dan bahan

    pengikat diantara fragmen dan matrik. Biasanya dalam bentuk amorf atau

    kristalin. Bahan-bahan semen yang lazim adalah :

    1. semen karbonat (kalsit, dolomit)

    2. semen silika (kalsedon, kwarsa )

    3. semen oksida besi (limonit, hematit, siderit)

    Gambar 4.6. Sebuah batuan sedimen yang memperlihatkan susunan dari matrik, semen,pori dan butiran

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 36

    4.1.2.2. BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK

    Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga

    dari hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi

    langsung atau reaksi organik (penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan

    kristal dari agregat kristal yang terpresipitasi dan replacement). Lihat juga

    klasifikasi diskriptif oleh Pettijohn, 1975, Folk, 1954, Shepard, 1954.

    Batuan sedimen nonklastik yang banyak dijumpai adalah batu gamping

    atau limestone. Terdiri terutama dari mineral kalsium karbonat, CaCO, yang

    terjadi akibat proses kimia dan atau organik. Kalsium karbonat di ambil oleh

    organisme dari air dimana ia hidup untuk membuat cangkangnya atau bagian

    yang keras. Setelah organismenya mati tertinggal cangkangnya atau bagian

    yang kerasnya dan terkumpul didasar laut. Lama kelamaan membentuk endapan

    batu-gamping yang terdiri dari cangkang dan pecahan-pecahannya. Tebalnya

    sampai ratusan meter dan beberapa kilometer persegi luasnya. Dalam air yang

    tenang, terendapkan kalsium karbont dengan kristal-kristal berbentuk jarum,

    beralaskan lumpur karbonat. Endapan ini setelah mengalami kompaksi

    mengkristai kembali menjadi batugamping mikro kristalin, dengan kristal-kristal

    sangat halus, yang hanya dapat di lihat dengan mikroskop dengan perbesaran

    sangat tinggi.

    Selain batugamping, dijumpai juga endapan garam dan Gypsum, keduanva

    merupakan hasil penguapan. Garam terdiri dari mineral halit, komposisinya NaCl,

    dan Gypsum berkomposisi CaSO4.2HZ0. Keduanya terdapat sebagai lapisan--

    lapisan pada tempat yang terbatas.

    A. PEMERIAN BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK

    Pemerian batuan sedimen non klastik didasarkan pada :

    1). Tekstur

    Tekstur dibedakan menjadi dua macam :

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 37

    a. Kristalin

    Terdiri dari kristal-kristal yang interlocking, yaitu kristal-kristalnya saling

    mengunci satu sama lain. Pemeriannya dapat memakai skala Wentworth

    dcngan modifikasi sebagai berikut :

    Nama Butir Besar Butir (mm)

    Berbutir kasar 2

    Berhutir sedang 1/16

    Berbutir halus 1/256

    Berbutir sangat halus < 1/256

    b. Amort

    Terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal atau amorf (non

    kristalin).

    2). Struktur

    Struktur batuan sedimen non klastik terbentuk dari proses reaksi kimia

    ataupun kegiatan organik, macamnya antara lain yang penting :

    a. Fossilliferous :

    Struktur yang ditunjukkan oleh adanya fosil atau komposisi terdiri dari fosil

    (sedimen organik).

    b. Oolitik

    Struktur dimana suatu fragmen klastik diselubungi oleh mineral non

    klastik, bersifat konsentris dengan diameter berukuran lebih kecil2 mm.

    c. Pisolitik

    Sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih besar dari 2 mm.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 38

    d. Konkresi

    Kenampakkan struktur ini sama dengan struktur oolitik tetapi tidak

    menunjukkan adanya sifat konsentris.

    e. Cone in cone

    Struktur pada batu gamping kristalin yang menunjukkan pertumbuhan

    kerucut per kerucut.

    f. Bioherm

    Tersusun oleh organisme murni dan bersifat insite.

    g. Biostrome

    Seperti bioherm tetapi bersifat klastik. Bioherm dan Biostrome merupakan

    struktur luar yang hanya tampak di lapangan.

    h. Septaria

    Sejenis konkresi tetapi mempunyai komposisi lempungan. Ciri khasnya

    adanya rekahan-rekahan yang tidak teratur sebagai akibat penyusutan bahan

    lempungan tersebut karena proses dehidrasi yang kemudian celah-celah yang

    terbentuk terisi oleh kristai-kristal karbonat yang kasar.

    i. Geode

    Bayak dijumpai pada batuan gampiag, berupa rongga-rongga yang terisi oleh kristal-

    kristal yang tumbuh kearah pusat rongga tersebut. Kristal bisa berupa kalsit ataupun

    kwarsa.

    j. Styolit

    Merupakan hubungan antar butir yang bergerigi.

    3). Komposisi Mineral

    Komposisi mineral batuan sedimen non ktastik cukup penting dalam

    menentukan penamaan batuan. Pada batuan sedimen jenis non ktastik biasanya

    komposisi mineralnya sederhana yaitu bisa terdiri satu atau dua macam mineral.

    Sebagai contoh:

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 39

    Batugamping : kalsit, dolomit

    Chert : kalsedon

    Gipsum : mineral gipsum

    Anhidrit : mineral anhidrit

    III.4. PEMERIAN BATUAN KARBONAT

    Batuan karbonat adalah batuan sedimen dengan kumposisi yang dominan

    (lebih dari 5O%) terdiri dari mineral-mineral atau garam-garam karbonat, yang dalam

    prakteknya secara umum melipuci batugamping dan dolomit. Proses pembentukanaya

    dapat terjadi secara insitu berasal dari larutan yang mengalami proses kimia maupun

    biokimia dimana organisme turut berperan, dapat terjadi dapat terjadi dari butiran

    rombakan yang mengalami transportasi secara mekanik dan diendapkan di tempat

    lain dan dapat pula terjadi akibat proses diagenesa batuan karbonat yang lain.

    Seluruh proses tersebut berlangsung pada lingkungan air laut, jadi praktis bebas

    dari detritus asal darat.

    Didalam praktikum ini disajikan klasifikasi sebagai berikut :

    - Batugamping klastik :

    Adalah batugamping yang terbentuk dari pengendapan kembali detritat batu

    gamping asal.

    Contoh : - Kalsirudit : butiran berukuran rudit (granule)

    - Kalkarenit : butiran berukuran arenit (pasir)

    - Kalsilutit : butiran berukuran lutit (lempung)

    - Batugamping non klastik :

    Adalah batugamping yang terbentuk dari proses-proses kimiawi maupun organis.

    Umumnya besifat mono mineral. Dapat dibedakan :

    - Hasil biokimia : bioherm, biostrome

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 40

    - Hasil larutan kimia : travertin, tufa

    - Hasil replacement : batu gamping fosfat, batugamping dolomit, batugamping

    silika dan lainnya.

    III.4.1. Pemerian Batugamping Klastik

    Sistimatika diskripsi pada hakekatnya sama dengan sedimen klastik, yaitu

    meliputi tekstur, komposisi mineral dan struktur.

    1. Tekstur

    Sama dengan pemerian pada batuan sedimen klastik, hanya berbeda

    istilahnya saja, meliputi :

    Nama Butir Ukuran Butir (mm)

    Rudite 1

    Arenit 0,062

    Lutite

    2. Struktur

    Pemeriannya hampir sama dengan pemerian batuan sedimen klastik.

    3. Komposisi

    Juga terdapat pemerian fragmen, matrik, semen, hanya berbeda istilahnya

    saja (Folk, 1954), komposisi ini meliputi :

    A. Allochem :

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 41

    Merupakan fragmen yang tersusun oleh kerangka atau butiran-butiran

    klastik dari hasil abrasi batugamping yang sebelumnya ada. Macam-macam

    Allochem :

    - Kerangka organisme(skeletal) : merupakan fragmen yang tcrdiri alas

    cangkang-cangkang binatang atau kerangka hasil pertumbuhan.

    - Interclast : merupakan fragmen yang terdiri atas butiran-butiran dari hasil

    abrasi batugamping yang sebelumnya telah ada.

    - Pisolit : merupakan butiran-butiran oolit dengan ukuran lebih besar

    dari 2 mm.

    - Pellet : merupakan fragmen yang menyerupai oolit tetapi tidak

    menunjukkan adanya struktur konsentris.

    B. Mikrit :

    Merupakan agregat halus berukuran 1-4 mikron, merupakan kristal-kristal

    karbonat yang terbentuk secara biokimia atau kimiawi langsung dari presipitasi

    air laut dan mengisi rongga antar butir.

    C. Sparit

    Merupakan semen yang mengisi ruang antar butir dan rekahan, berukuran butir

    halus (0,02-0,1 mm), dapat terbentuk langsung dari sedimen secara insitu atau

    dari rekristalisasi mikrit.

    III.4.2. Pemerian Butugamping Non Klastik

    Pemeriannya sama dengan batuan sedimen non klastik

    lainnya.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 42

    III.5. PENAMAAN BATUAN YANG DIPAKAI DI LABORATONIUM

    A. Batuan Sedimen Klastik

    Penamaan batuan sedimen klastik lebih ditekankan pada ukuran dan

    bentuk butir (skala Wentworth), dengan perincian sebagai berikut :

    1. Untuk butiran yang sama atau lebih kecil dari pasir :

    Batupasir : butiran yang berukuran pasir

    Batulempung : butiran yang berukuran lempung

    Serpih : batulempung yang menunjukkan struktur fisility(sifat belah)

    2. Untuk butiran yang lebih besar dari pasir :

    Konglomerat : jika butirannya berbentuk membulat

    Breksi : jika butirannya berbentuk runcing

    Catatan : Bila ada percampuran butiran dengan ukuran yang berbeda, maka nama batuan sedimen klastik tersebut disesuaikan dengan klasifikasi Gilbert,1982.

    Pasir 50% Lanau - Lempung

    Contoh penamaan : Batupasir kerikilan, konglomeret lanauan, Lanau krikilan, dan lain-lain.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 43

    Struktur Batuan Sedimen

    Kebanyakan sedimen ditransport oleh arus yang akhirnya diendapkan,

    sehingga ciri utama batuan sedimen adalah berlapis. Batas antara satu lapisan

    dengan lapisan lainnya disebut bidang perlapisan. Bidang perlapisan dapat

    terjadi akibat adanya perbedaan : warna, besar butir, dan atau jenis batuan

    antara dua lapisan. Struktur sedimen lain yang umum dijumpai pada batuan

    sedimen adalah lapisan bersusun atau graded bedding dan lapisan silang-siur

    atau cross bedding, gelembur gelombang (riplemark) dan rekah kerut (mud

    cracks), Gambar 3.2. Terjadinya struktur-struktur sedimen tersebut disebabkan

    oleh mekanisme pengendapan dan kondisi serta lingkungan pengendapan

    tertentu. Dengan mempelajari struktur sedimen yang dijumpai saat ini, dapat

    diketahui mekanisme dan lingkungan pengendapan pada masa lampau saat

    sedimen diendapkan.

    A

    B

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • PETROLOGI

    GengQ File 44

    C

    D

    E

    Gambar. 4.7. Struktur sedimen yang sering dijumpai pada batuan sedimen: berlapis (A), lapisan bersusun (B), lapisan silang-siur (C), rekah kerut (D) , dan gelembur gelombang (E).

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com