materi petrologi

25
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Batuan beku adalah batuan yang terbentuk oleh hasil pembekuan magma, yang tersusun oleh mineral atau kristal-kristal dalam bentuk agregasi yang kompak dan saling interlocking. Kompak disini dapat diartikan sbagai susunan mineral atau kristal-kristal yang saling tumbuh, sehingga tidak memperlihatkan adanya ruang atau pori diantara mineral atau kristal-kristal penyusun batuan. Kalaupun ditemukan pori-pori, itu hanya bekas-bekas gas yang keluar atau terjebak pada waktu pembekuan magma.Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah dan bersifat mobile. Temperatur yang tinggi dari magma (900-1600°C) memberikan suatu perkiraan bahwa magma berasal dari bagian yang dalam di kerak bumi. Suatu magma biasanya terdiri dari unsure O, Si, Al, Fe, Ca, Mg, Na, dan K tetapi juga mengandung senyawa H2O dan CO2 serta beberapa komponen gas H2S, HCl, CH4 dan CO. Jenis-jenis batuan beku yang terbentuk, masing-masing dicirikan oleh komposisi mineral yang berbeda, sesuai dengan komposisi magma dan temperatur pembekuannya. Komposisi mineral yang terjadi pada setiap jenis batuan beku yang terbentuk bisa terdiri dari berbagai macam minerallogam maupun non logam. Komposisi asal dari pada larutan magma serta kondisi-kondisi tertentu yang mempengaruhi proses pendinginan magma dapatmenghasilkan jebakan endapan mineral yang ekonomis

Upload: hendra472

Post on 19-Jul-2015

244 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi petrologi

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk oleh hasil pembekuan magma, yang

tersusun oleh mineral atau kristal-kristal dalam bentuk agregasi yang kompak dan

saling interlocking. Kompak disini dapat diartikan sbagai susunan mineral atau

kristal-kristal yang saling tumbuh, sehingga tidak memperlihatkan adanya ruang

atau pori diantara mineral atau kristal-kristal penyusun batuan. Kalaupun

ditemukan pori-pori, itu hanya bekas-bekas gas yang keluar atau terjebak pada

waktu pembekuan magma.Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang

terbentuk secara alamiah dan bersifat mobile. Temperatur yang tinggi dari magma

(900-1600°C) memberikan suatu perkiraan bahwa magma berasal dari bagian yang

dalam di kerak bumi. Suatu magma biasanya terdiri dari unsure O, Si, Al, Fe, Ca,

Mg, Na, dan K tetapi juga mengandung senyawa H2O dan CO2 serta beberapa

komponen gas H2S, HCl, CH4 dan CO.

Jenis-jenis batuan beku yang terbentuk, masing-masing dicirikan oleh komposisi

mineral yang berbeda, sesuai dengan komposisi magma dan temperatur

pembekuannya. Komposisi mineral yang terjadi pada setiap jenis batuan beku yang

terbentuk bisa terdiri dari berbagai macam minerallogam maupun non logam.

Komposisi asal dari pada larutan magma serta kondisi-kondisi tertentu yang

mempengaruhi proses pendinginan magma dapatmenghasilkan jebakan endapan

mineral yang ekonomis

Page 2: Materi petrologi

2

I.2 MAKSUD PRAKTIKUM

Adapun maksud daripada praktikum ini adalah untuk dapat mengamati dan

mendeterminasi batuan beku berdasarkan warna, tekstur batuan, struktur batuan,

dan komposisi/komponen penyusun.

I.3 TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan daripada praktikum ini adalah agar praktikan dapat :

1. mengetahui cara mendeterminasi batuan beku berdasarkan sifat fisik dan

komponen penyusunnya.

2. menentukan jenis serta nama batuan berdasarkan sifat fisik dan komponen

penyusun yang telah diketahui

Page 3: Materi petrologi

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 PROSES PEMBEKUAN BATUAN BEKU

Proses - proses dalam pembentukan batuan beku adalah :

Ø Diferensiasi magma

Diferensiasi magma yaitu proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi

dengan komposisi yang berbeda-beda

Ø Asimilasi

Asimilasi adalah proses reaksi atau pelarutan antara magma dengan batuan

sekitarnya. Umumnya terjadi pada intrusi magma basa terhadap batuan asam.

Ø Proses Pencampuran dari Magma

Proses pencampuran adalah reaksi yang terjadi antara kristal yang mula-mula

terbentuk dengan cairan magma, sehingga berubah komposisinya.

II.2 TEKSTUR BATUAN BEKU

Tekstur adalah sifat dan hubungan antar butir mineral yang satu dengan yang

lain dalam suatu batuan, meliputi hubungan antara kristalinitas, glanularitas, dan

fabrik.

Kristalinitas, yaitu tingkat kristalisasi mineral dalam suatu batuan, meliputi :

Holokristalin, Hipokristalin, dan Holohyalin.

Granulritas, yaitu derajat besar butir kristal dari mineral penyusun batuan,

yang meliputi : Fanerik, Porfiritik, dan Afanitik.

Fabrik (kemas), yaitu susunan antara kristal-kristal yang satu dengan yang

lainnya, meliputi bentuk dan relasi.

Page 4: Materi petrologi

4

Bentuk Kristal

Bentuk kristal merupakan sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat

batuan secara keseluruhan.

Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:

- Euhedral, jika batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.

- Subhedral, jika sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.

- Anhedral, jika mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.

- Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:

- Equidimensional, jika bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.

- Tabular, jika bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang

lain.

- Prismitik, jika bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi

yang lain.

- Irregular, jika bentuk kristal tidak teratur.

Hubungan Antar Kristal

Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi diartikan sebagai hubungan

antara kristal atau mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan.

hubungan antar kritak dapat dibagi menjadi beberapa jenis antara lain sebagai

berikut :

- Equigranular, yaitu jika secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk

batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka

equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Panidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya terdiri

dari mineral - mineral yang euhedral.

Page 5: Materi petrologi

5

b. Hipidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya

terdiri

dari mineral - mineral yang subhedral.

c. Allotriomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya

terdiri

dari mineral - mineral yang anhedral.

- Inequigranular, yaitu jika ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan

tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut

massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.

II.3 STRUKTUR BATUAN

Struktur batuan beku merupakan kenampakan susunan dan bentuk pola mineral

dalam batuan beku sendiri, yang meliputi :

Ø Struktur Massive/Kompak, yaitu susunan mineral-mineral dalam batuan yang

tidak menunjukkan adanya pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk aliran.

Ø Struktur akibat Pelepasan Bahan Volatile, terdiri dari : Vesicle, Scoriceus,

Pumiceous, dan Amygdaloidal.

Ø Struktur permukaan dari fase larutan, meliputi : Xenolith, Xenocrys, dan

Pillow.

Ø Struktur Permukaan, meliputi : Corona Structur, Flow Effects, dan Microlatic

Struktur.

Ø Struktur setelah terjadi pembentukan magma, meliputi : Perlitic Structur,

Spheurulitic Structure, dan Oblicular Structur.

Page 6: Materi petrologi

6

II.4 KLASIFIKASI BATUAN BEKU

Klasifikasi batuan beku dapat dibedakan berdasarkan tempat terbentuknya dan

sifat kimia dan komposisinya.

Ø Kalsifikasi berdasarkan tempat terbentuknya :

- Batuan Beku Dalam (Plutonic Rocks)

- Batuan Beku Korok (Hypabisal Rocks)

- Batuan Beku Lelehan (Vulcanic Rocks)

Ø Klasifikasi berdasarkan sifat kimia dan komposisi mineralnya :

- Batuan Beku Asam (SiO2 : > 66%)

- Batuan Beku Intermediet (SiO2 : 52 – 66%)

- Batuan Beku Basa (SiO2 : 45 – 52%)

- Batuan beku Ultrabasa (SiO2 : < 45%)

klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna menurut S.J. Ellis (1948) antara

lain sebagai berikut :Batuan beku Holofelsic, batuan beku dengan indeks warna

kurang dari 10%.Batuan beku Felsic, batuan beku dengan indeks warna 10%

sampai 40%. Batuan beku Mafelsic, batuan beku dengan indeks warna 40% sampai

70%. Batuan Beku Mafik, batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%

Page 7: Materi petrologi

7

Page 8: Materi petrologi

8

BAB IV

PENUTUP

IV.1 KESIMPULAN

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk oleh hasil pembekuan magma, yang

tersusun oleh mineral atau kristal-kristal dalam bentuk agregasi yang kompak dan saling

interlocking. Kompak disini dapat diartikan sbagai susunan mineral atau kristal-kristal

yang saling tumbuh, sehingga tidak memperlihatkan adanya ruang atau pori diantara

mineral atau kristal-kristal penyusun batuan. Kalaupun ditemukan pori-pori, itu hanya

bekas-bekas gas yang keluar atau terjebak pada waktu pembekuan magma

IV.2 SARAN

Kepada asisten sebaiknya sebelum dilaksanakan praktikum, batuan-batuan

disusun berdasarkan jenisnya masing-masing, agar praktikan dalam mengambil

sample batuan untuk dideterminasi tidak bercampur, antar jenis yang satu dengan

yang lain.

Page 9: Materi petrologi

9

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk melalui proses sedimentasi

baik secara fisika maupun secara kimia dan organic. Pada sebagian sedimen

organic dapat terbentuk melalui proses diagenesis langsung terhadap bahan-bahan

organisme seperti pada pembentukan batugamping terumbu. Proses fisika yang

berlangsung selama sedimentasi melalui proses perombakan batuan induk,

transportasi, perubahan-perubahan sifat fisik material rombakan, pengendapan,

kompaksi, dan untuk derajat litifikasi harus disertai dengan proses kimiawi, yaitu

proses diagenesis dan sementasi. Poses kimiawi dapat berlangsung bersamaan

dengan proses fisika dan dapat pula bekerja secara terpisah seperti pada

pembentukan mineral-mineral dari hasil proses fisika dan dapat pula bekerja secara

terpisah seperti pada pembentukan mineral-mineral dari hasil proses atau reaksi

kimia yang menyusun batuan sedimen. Batuan sedimen yang terbentuk melalui

proses sedimentasi mempunyai suatu kenampakan yang berbeda dengan batuan

lainnya. Bentuk dan coraknya memberikan kenampakan pencerminan adanya kesan

pengendapan selama pembentukannya. Pembentukannya secara pelan dan bertahap

dengan urutan susunan yang teratur dapat memberikan suatuciri yang khas dengan

struktur perlapisan yang bervariasi.

Page 10: Materi petrologi

10

I.2 MAKSUD PRAKTIKUM

Adapun maksud daripada praktikum ini adalah untuk mendeterminasi batuan

sedimen berdasarkan tekstur, struktur, dan komposisi mineral penyusunnya.

I.3 TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan praktikum ini adalah agar dapat :

1. mendeterminasi batuan sedimen berdasarkan sifat fisik dan komponen

penyusunnya.

2. Menentukan jenis serta nama batuan berdasarkan sifat fisik dan komponen

penyusunnya.

Page 11: Materi petrologi

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 PROSES DAN GANESA BATUAN SEDIMEN

II.1.1 PEMBENTUKAN SECARA MEKANIK

Batuan ini terbentuk dari akumulasi mineral-mineral dari fragmen-fragmen

batuan (allogenic).

Factor-faktor yang berperan sangat penting dalam pembentukan batuan secara

mekanik yaitu :

1. Sumber material batuan sedimen

Sifat dan komposisi dari batuan sedimen sangat dipengaruhi oleh material-material

asalnya. Komposisi mineral-mineral batuan sedimen dapat menentukan waktu dan

jarak transportasi, tergantung dari presentasi mineral-mineral stabil dan non stabil.

Sumber material sedimen berasal dari

- Aktivitas Vulkanisme

- Pelapukan Mekanik

- Larutan-larutan dalam air

- Material organik

- Evaporasi

2. Lingkungan Pengendapan

Lingkungan pengendapan dapat diartikan sebagai suatu areal sedimentasi dimana

batuan sedimen terbentuk, yang melibatkan aspek fisika, kimiawi, dan biologi.

Secara umum lingkungan pengendapan dibedakan dalam 3 bagian :

- Lingkungan pengendapan darat

- lingkungan pengendapan transisi

- lingkungan pengendapan laut.

Page 12: Materi petrologi

12

3. Pengangkutan (transportasi)

Yaitu proses berpindahnya material-material sedimen dari sumber ke tempat

lingkungan pengendapan.

- Sedimentasi

Proses terendapkannya suatu material sedimen baik melalui pengaruh grafitasi,

presipitasi, maupun oleh proses reduksi.

- Kompaksi

Atau konsolidasi, yaitu proses pemadatan material sedimen akibat grafitasi dan

deformasi.

- Lithifikasi dan Sementasi

Yaitu proses pengikatan material-material sedimen menjadi batuan sedimen, baik

terhadap material terurai maupun pada material yang terikat atau sudah kompak

seperti terumbu karang.

II.1.2 PEMBENTUKAN SECARA KIMIA DAN ORGANIK

Merupakan batuan sedimen yang terbentuk oleh proses-proses kimia dan

kegiatan organisme atau akumulasi dari sisa skeletal organisme.

1. Secara Kimia

- Mingling of solution

- Ascape of carbondiokside from water

- Evaporation

2. Secara Organik:

- Akumulasi dari sisa-sisa skeletal organisme

- Kegiatan dari organisme

Setelah proses kimia dan organic berlangsung akan terjadi proses selanjutnya

yakni kompaksi hingga terbentuk batuan.

Page 13: Materi petrologi

13

II.2 TEKSTUR BATUAN SEDIMEN

Tekstur batuan sedimen dapat dibagi dalam 2 bagian :

1. Tekstur Klastik

Merupakan bentuk akumulasi dari mineral-mineral dan fragmen batuan yang

berukuran halus sampai kasar, Terbentuk secara akumulasi mekanik.

2. Tekstur Non Klastik

Merupakan bentuk interlocking dari agregasi kristal-kristal yang sangat kompak,

terjadi dari proses kimia dan organik

II.3 STRUKTUR

Struktur sedimen adalah kenampakan fisik dari susunan batuan sedimen dapat

berupa bidang-bidang perlapisan atau tidak berlapis.

II.4 SORTING ATAU PEMILAHAN

Adalah derajat keseragaman dari penyebaran partikel dalam batuan

sedimen. Terdiri dari :

1. Sortasi baik, apabila ukuran butir materialnya relatif sama besar 9seragam)

2. Sortasi sedang, apabila ukuran butir bervariasi dengan range butir relatif kecil.

3. Sortasi jelek, apabila ukuran butir material bervariasi dengan range butir

sangat besar

Page 14: Materi petrologi

14

II.5 PEMBUNDARAN ATAU ROUDNESS

Roudness adalah tingkat atau bentuk pembundaran dari pada butiran batuan

sedimen, meliputi :

- well rounded - sub angular

- sub rounded - angular

- rounded - very angular

II.6 FRAGMEN

Adalah komponen dalam batuan sedimen yang ukurannya lebih besar daripada

komponen lainnya.

Page 15: Materi petrologi

15

II.7 MATRIKS

Adalah komponen yang ukurannya relatif lebih kecil dari fragmen.

II.8 SEMEN

Adalah mineral atau unsur yang mengikat fragmen dan matriks pada batuan

sedimen.

II.9 KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN MENURUT GANESANYA

1. Batuan sedimen mekanik, merupakan akumulasi dari fragmen/hancuran

batuan yang telah ada, berbutir kasar-halus, terjadi oleh proses atau gaya-gaya

mekanik dalam sedimentasi, contoh : lempung, konglomerat.

2. Batuan sedimen vulkanik, merupakan batuan sedimen yang terbentuk oleh

kegiatan letusan gunungapi

3. Batuan sedimen tektonik, merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari

hasil penghancuran atau penggerusan akibat deformasi (gaya tekonik)

4. Batuan sedimen kimia, adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh

pelarutan dan pengendapan kimia atau kristalisasi unsure-unsur kimia.

5. Batuan sedimen organic, merupakan batuan sedimen yang tersusun oleh

sisa-sisa organic dari hasil kegiatan organisme.

6. Batuan sedimen residuar, merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari

kombinasi antara sedimen kimia dan mekanik, dimana tidak mengalami

transportasi. Contoh : terrarosa/clay merah, laterit, bauksit dan lain-lain.

Page 16: Materi petrologi

16

BAB IV

PENUTUP

IV.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa :

1. Tekstur dan struktur yang dimiliki batuan sedimen menggambarkan proses

atau ganesa terbentuknya batuan sedimen.

2. Pada batuan sedimen klastik, ukuran butir mempengaruhi penamaan batuan.

3. Batuan sedimen mekanik, merupakan akumulasi dari fragmen/hancuran

batuan yang telah ada, berbutir kasar-halus, terjadi oleh proses atau gaya-gaya

mekanik dalam sedimentasi, contoh : lempung, konglomerat.

IV.2 SARAN

Kepada asisten sebaiknya sebelum dilaksanakan praktikum, batuan-batuan

disusun berdasarkan jenisnya masing-masing, agar praktikan dalam mengambil

sample batuan untuk dideterminasi tidak bercampur, antar jenis yang satu dengan

yang lain.

Page 17: Materi petrologi

17

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Batuan metamorf adalah batuan beku, sedimen ataupun metamorf, yang telah

mengalami metamorfisme, yaitu perubahan fisik, dan kimia batuan yang

diakibatkan oleh temperatur dan tekanan yang tinggi.

Perubahan fisik dalam wujud batuan atau kristal, yang mana berubah bentuk

diakibatkan oleh kenaikan tekanan. Perubahan kimia terjadi dari pengaruh kenaikan

temperatur, sehingga komposisi mineral-mineral akan berubah, baik dalam bentuk

ubahan, raplacemen, addisi dan lain-lain, seperti perubahan mineral-mineral

ferromagnesium menjadi klorit.

Perubahan yang terjadi dalam proses metamorfisme dapat diakibatkan oleh

kenaikan temperatur, tekanan dan aktifitas larutan kimia, melalui proses

rekristalisasi tanpa melalui fase cair. Karena apabila fase ini telah mencapai fase

cair, maka keadaan tersebut telah berubah menjadi proses kristalisasi dalam

pembentukan batuan beku.

Suatu kenampakan lapangan yang menarik pada batuan metamorf yaitu

memperlihatkan foliasi dan penjajaran mineral-mineral penyusuunnya yang

berbeda dengan batuan lainnya. Foliasi yang ditimbulkan oleh proses

metamorfisme, banyak dikontrol oleh tekanan yang kuat, sehingga terjadi

perubahan bentuk mineral menjadi pipih dan terarah membentuk bidang/lapisan

foliasi. Tanpa pngamatan seksama, maka seringkali terjadi kekeliruan terhadap

penentuan foliasi dengan struktur lapisan dan cermin sesar. Foliasi yang kuat dapat

lepas-lepas menjadi suatu bidang lembaran-lembaran batuan melalui arah

penjajaran mineral pipihnya yang berbeda dengan lapisan sedimen.

Page 18: Materi petrologi

18

I.2 MAKSUD PRAKTIKUM

Adapun maksud daripada praktikum ini adalah untuk mendeterminasi batuan

metamorf berdasarkan tekstur, struktur, dan perubahan yang terjadi pada mineral

penyusunnya.

I.3 TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan praktikum ini adalah agar praktikan dapat :

1. Mendeterminasi batuan metamorf berdasarkan sifat fisik dan komponen

penyusunnya.

2. Menentukan jenis serta nama batuan berdasarkan sifat fisik dan komponen

penyusun yang telah diketahui.

Page 19: Materi petrologi

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 PROSES METAMORFISME

Kenaikan temperatur dan tekanan dan akibat aktifitas larutan kimia, dapat

terjadi oleh pengaruh langsun dan tidak langsung oleh deformasi batuan yang dapat

diakibatkan oleh adanya gaya-gaya tektonik maupun bukan tektonik.

Gaya tektonik merupakan manifestasi dari gerakan lempeng-lempeng bumi

akibat gaya konveksi dalam bumi. Gaya non tektonik berasal daripengaruh grafitasi

bumi yang menimbulkan tekanan ke bawah, dan pengaruh yang ditimbulkan yaitu

kenaikan temperatur, dapat terjadi antara 350-1200°C dan kenaikan tekanan 0,986-

9869 atm tanpa mencapai pencairan massa batuan.

II.2 MACAM-MACAM METAMORFISME

Proses metamorfisme dapat dibagi menjadi tiga golongan, antara lain :

1. Metamorfisme Sentuh

Proses metamorfisme yang terjadi oleh penerobosan magma, dapat juga disebut

metamorfisme thermal atau kontak. Factor yang paling berpengaruh adalah panas

dari intrusi magma, sedang tekanan relatif rendah.

Metamorfisme sentuh dapat dibagi menjadi 3 golongan :

Ø Pyrometamorfisme, proses metamorfisme yang langsung berhubungan

dengan proses magmatisme.

Ø Pneumatolysa, terbentuk karena pengaruh gas-gas panas yang berasal dari

magma yang sedang yang dapat merubah sekelilingnya dan membentuk mineral-

mineral baru.

Ø Hydrothermal, metamorfisme yang terjadi akibat adanya larutan atau cairan

panas yang terjadi pada waktu intrusi.

Page 20: Materi petrologi

20

2. Metamorfisme Dinamo

Disebut juga metamorfisme kinetik atau dislokasi. Terbentuk oeh adanya proses

pergeseran lapisan bumi. Faktor yang paling berperan adalah tekanan, namun

karena tekanan yang sangat tinggi akan diikuti pula oleh kenaikan temperatur.

Contoh : milonit, phyllonit.

3. Metamorfisme Regional (daerah)

Metamorfisme regional berkembang pada daerah yang luas dan oleh pengaruh

tekanan dan temperatur yang tinggi, dapat berhubungan dengan gerakan-gerakan

lempeng. Pengaruh tekanan dan temperatur yang sangat tinggi dapat menyebabkan

terbentuknya mineral-mineral tekanan, seperti : serisit, muskovit, dll.

II.3 STRUKTUR BATUAN METAMORF

Struktur batuan metamorf adalah kenampakan dari bentuk susunan orientasi

mineral atau fragmentasi berupa, bidang atau garis dalam batuan metamorf, akibat

tekanan dan temperatur yang berpengaruh pada proses metamorfisme.

Struktur batuan metamorf dapat dibagi menjadi 3 antara lain :

1. Struktur Foliasi

Struktur foliasi ialah suatu kenampakan dari batuan yang pecah-pecah menurut

bidang yang sejajar dengan permukaan mineral, akibat perbedaan sifat dari mineral

itu sendiri. Struktur ini dapat dibedakan :

Ø Slaty cleavage : foliasi dari penjajaran mineral dalam suatu bidang tertentu,

rekristalisasi kecil

Ø Schistose : kenampakan dari foliasi dimana bentuk penjajaran mineral pipih

relatif jauh lebih banyakdaripada mineral butiran.

Page 21: Materi petrologi

21

Ø Geneiss struktur : struktur foliasi pada mineral butiran prismatic dan tabular

dimana mineral pipih dalam jumlah lebih kecil

2. Struktur Unfoliasi

Struktur yang tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral, tetapi

menunjukkan agregasi dari butir-butir mineral, yaitu terdiri dari :

Ø Hornfelsik; kenampakan agregasi dari mineral-mineral equidimensional,

tanpa terjadi penjajaran mineral pipih.

Ø Granulose; merupakan mosaik yang terdiri dari mineral-mineral

ekuidimensional, sebagai struktur dari mineral equgranular.

3. Struktur Kataklastik

Struktur yang terbentuk sebagai akibat adanya penggerusan dari suatu dislokasi

batuan, yang merupakan manifestasi adanya gaya kinetik, dibagi atas 5 yaitu :

Ø Flaser, struktur yang terjadi oleh metamorfisme dinamik dimana butirannya

kasar berbentuk lensa, tanpa terjadi penghancuran material, adanya zona

bergelombang dari material-material halus.

Ø Boudinage Struktur, struktur deformasi dimana dalam batuan metamorf

ditemukan fragmen bentuk lensa atau bulat panjangyang diakibatkan oleh proses

tektonik, perlipatan, sesar, dll.

Ø Milonitik Struktur, struktur pada batuan milonet, biasanya terjadi pada zona

sesar, tanpa terjadi rekristalisasi, menunjukkan adanya foliasi yang halus.

Ø Augen Struktur, struktur lensa dimanamineral fenokrisnya terbentuk lensa

dalam tekstur porphyroblastik.

Ø Phyllonitik Struktur, struktur kataklastik yang lebih halus dari struktur

milonitik, sudah tampak adanya rekristalisasi.

Page 22: Materi petrologi

22

II.4 TEKTUR BATUAN METAMORF

Tekstur batuan metamorf diartikan sebagai kenampakn tingkat dan hubungan

antara komponen penyusun batuan metamorf. Dapat dikenal ada 4 macam, yaitu :

1. Kristaloblastik

Adalah tekstur yang memperlihatkan adanya perubahan bentuk/komposisi mineral

sehingga tekstur asal tiak terlihat lagi. Ini dibedakan menjadi :

Ø Idioblastik, sebagian besar mineral penyusunnya bersifat idiomorf

Ø Xenoblastik, sebagai mineral penyusunnya bersifat xenomorf

Ø Lepidoblastik, umumnya mineral penyusun berbentuk pipih.

Ø Nematoblastik, mineral penyusunnya berbentuk prismatic

Ø Granoblastik, mineral penyusunnya bersifat equidimensional

Ø Porphyroblastik, tekstur kristaloblastik yang bersifat porfiritik

Ø Mosaic Tekstur, tekstur equidimensional atau equigranular, mineral berbentk

poligon.

Ø Poikiloblastik, tekstur yang mineral penyusunnya bersifat poiklitik

Ø Decussate, tekstur kristaloblastik dari polimineral serabut dengan orientasi

kristal yang tidak teratur

2. Tekstur Sisa

Tekstur ini bisa juga disebut palimset/relik tekstur yaitu tekstur yang masih

memperlihatkan tekstur batuan asalnya

Ø Blastoporfiritik; tekstur sisa yang bersifat porfiritik.

Ø Blastoposefiritik; tekstur sisa yang bersifat paepfiritik.

Ø Blastofitik; tekstur sisa yang bersifat ofitik saling memasuki.

Ø Blastofilitik; tekstur sisa yang bersifat lempung.

Ø Blastosamatik; tekstur sisa yang bersifat pasir.

Page 23: Materi petrologi

23

3. Maculose Tekstur

Adalah tekstur pada batusabak yang memperlihatkan adanya bintik-bintik

4. Fokoidal Tekstur

Tekstur yang memperlihatkan adanya matriks yang berbentuk lensa/ellipsoidal.

II.5 KLASIFIKASI BATUAN METAMORF BERDASARKAN ATAS

STRUKTUR, TEKSTUR, DAN KOMPOSISI MINERAL.

1. Batuan Metamorf Foliasi

Batuan metamorf ini memperlihatkan foliasi atau pengelupasan baik pada

permukaannya maupun bagian dalam dari tubuh batuannya. Factor yang memegang

peranan penting adalah tekanan

2. Batuan Metamorf Unfoliasi

Batuan metamorf unfoliasi yaitu, batuan metamorf yang nampak tidak

memperlihatkan struktur foliasi, tapi tersusun dari mineral-mineral butiran atau

prismatic tanpa memperlihatkan orientasi yang teratur. Factor yang memegang

peranan penting adalah temperatur.

3. Batuan Metamorf Kataklastik

Batuan metamorf yang terbentuk oleh pengaruh temperatur dan tekanan yang

ditimbulkan oleh proses dislokasi batuan penyusun bumi, sehingga penyebarannya

terbatas pada sona-sona sesar atau kompleks tektonik lainnya.

Page 24: Materi petrologi

24

4. Meta rocks

Adalah batuan yang hanya mengalami sedikit perubahan atau sama sekali

memberikan kenampakan adanya ubahan baik sifat fisik maupun sifat kimia.

Batuan ini dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :

Ø Meta Igneous, perubahan sebagian dari sifat batuan beku akibat pengaruh

metamorfisme/intrusi batuan beku.

Ø Meta Sedimen, adalah gejala-gejala perubahan batuan sediment

Page 25: Materi petrologi

25

BAB IV

PENUTUP

IV.1 KESIMPULAN

Kenaikan temperatur dan tekanan dan akibat aktifitas larutan kimia, dapat

terjadi oleh pengaruh langsun dan tidak langsung oleh deformasi batuan yang dapat

diakibatkan oleh adanya gaya-gaya tektonik maupun bukan tektonik.

Gaya tektonik merupakan manifestasi dari gerakan lempeng-lempeng bumi

akibat gaya konveksi dalam bumi. Gaya non tektonik berasal daripengaruh grafitasi

bumi yang menimbulkan tekanan ke bawah, dan pengaruh yang ditimbulkan yaitu

kenaikan temperatur, dapat terjadi antara 350-1200°C dan kenaikan tekanan 0,986-

9869 atm tanpa mencapai pencairan massa batuan.

IV.2 SARAN

Kepada asisten sebaiknya sebelum dilaksanakan praktikum, batuan-batuan

disusun berdasarkan jenisnya masing-masing, agar praktikan dalam mengambil

sample batuan untuk dideterminasi tidak bercampur, antar jenis yang satu dengan

yang lain.