PENGANTAR MEDIKOETIKOLEGAL SAINTIFIKASI JAMU

Agus Purwadianto

SAM Bid Teknolkes & Globalisasi Kemkes RI

PELATIHAN DOKTER SAINTIFIKASI Jamu Balitbangkes, 2013

TONGGAK SEJARAH

• Presiden RI : pencanangan jamu sbg brand Indonesia – 2008 proklamasi jamu & penggalangan multi stake holder utama

• Presiden RI : mengunjungi Balai Besar Tanaman Obat & Obat Tradisional Indonesia : 2009 arahan kebijakan jamu di sektor kesehatan

• Menkes RI (6 Januari 2010) : Pencanangan SAINTIFIKASI JAMU awal kebangkitan ilmiah JAMU

Jaminan pelayanan ??

Liputan Battra

MAU DIBAWA KEMANA IDI ?KEMBALI KE JAMAN BATU ?

Competitiveness Indicators

• RI : ranks 44th GCI of 139 economies (2010) 46th (2011/12) 50th (2012/13)

39th (2013)• Serious challenges remain -

- 82nd in infrastructure 84 76 78- 91st in technological readiness 88

94 85- 99th in health 82 64 70

5

What are the links to MP3EI?Services are a central driver and enabler of economic

growth and development

High Level

Meeting

SCE -Fora

Issues andCross-Cutting Issues

Outcome

Subject HEALTH

HWG

Universal Health Coverage(UHC)

Model of Sustainable HealthcareSystem

APEC 2013 HEAD LEADER’S STATEMENT : Sustainable Growth with Equity

AIDS control

LSIF

Ethics NCDs

Complementary Healthcare

System, including TM

Health Financing Health Work Force

3rd APEC High-Level Meeting on Health andthe Economy (HLM)

Healthcare Associated

Infections (HAIs)

KEHADIRAN NEGARA : minimal vs neg kesejahteraan

• Pasal 33 UUD 1945 : – Cab produksi & Hajat hidup orang banyak dikuasai

negara– Bumi, air,kekayaan alam utk sebesar2nya

kemakmuan rakyat• Negara tak boleh (selamanya) ketergantungan ke pihak

luar

• Bahan baku obat : 95% masih impor• Alat kesehatan : 93% buatan LN• Fitofarmaka 5; OHT 38 dari sekitar 2000

tanaman obat yg sdh diketahui

Amanah UU No. 36 tahun 2009

Pasal 48: “Pelayanan kesehatan tradisional merupakan bagian dari penyelenggaraan upaya kesehatan”. Pasal 101: “Sumber obat tradisional yang sudah terbukti berkhasiat dan aman digunakan dalam pencegahan, pengobatan, perawatan, dan atau pemeliharaan kesehatan, tetap dijaga kelestariannya.

9

Dasar hukum : ps 59,60,61 UU 36/09

• YANKESTRAD– (1) cara pengobatan : ramuan + ketrampilan – (2) binawas oleh Pem, manfaat & keamanan

& tidak >< norma agama– (3) PP yankestrad = delegasian

• ALTEK– (1) Ijin bagi pengguna– (2) tgjwb, tdk >< agama &budaya masy

• PERAN SERTA MASY & ATURWAS PEM

CAM TIDAK DIATUR MASUK KE RPP KESTRAD

Pemerolehan bukti ilmiah, thd jamu sbg obattradisional Indonesia, oleh dokter (& dokter gigi)sbg profesi bersumpah, dari suatu kategoripenggunaan turun temurun, secara bertahapdiarahkan menopang paradigma sehat : promotif,preventif, rehabilitatif dan paliatif, sebelummenuju indikasi kuratif melalui fasyankesJejaring “duet” lit-yan di pelbagai klinikjamu/FASYANKES sbg infrastruktur penelitianberbasis pelayanan

PENGERTIAN SAINTIFIKASI JAMUPERMENKES 3/2010 & 1109/2007

FILOSOFIS (ihwal “Menimbang” Permenkes No.03/2010)

• Litbangkes = pembangunan sumber daya kes

• SJ ANTISIPASI PERSAINGAN GLOBAL ttg JAMU via lit-basis-yan EFEKTIF-EFISIEN o/ Pem, akademisi, dunia usaha, masyarakat

• JAMU (hasil) SAINTIFIK dpt dimanfaatkan dlm YANKES dan KESEJAHTERAAN masyarakat.

Intisari filosofis

• TEROBOSAN LIT-YAN “ENTITAS BARU”– Jamu bila ikuti alur LIT dulu, baru YAN (lazim

di OBAT MODERN) akan KANDAS KEPRIHATINAN thd POLA LIT JAMU DI ERA PERSAINGAN GLOBAL

– PENGAKUAN bhw JAMU TURUN TEMURUN itu kodratnya : BAIK (aman, bermutu, bermanfaat).

– MAHLUK PENYEJAHTERA MASY PAHLAWAN BANGSA PENGHASIL DEVISA

Tujuan pengaturan saintifikasi jamu (Ps 3 Permenkes 3/2010) -1

• dorong jejaring dr/drg & nakes lainnya sbg peneliti upaya preventif, promotif, rehabilitatif dan paliatif melalui penggunaan jamu.

• tingkatkan kegiatan lit kualitatif thd pasien yg tidak sakit (SISI SEHAT) krn gunakan jamu.

• tingkatkan penggunaan jamu di kalangan profesi kesehatan.

JAMUOLOGI (KESTRAD TIPE RAMUAN) SBG KESATUAN PROFESI, METODE & PRODUK

Implikasi

• Kesatuan 3 ihwal dlm 1 sistem : praktisi profesi(“DSJ”), metodologi pelayanan (“JAMUOLOGI”) dan JAMU/produk (obat tradisional)– BUKAN HANYA PRODUK (“song”) yg menafikan

“singer”– tetapi JEJARING PRAKTISI PROFESI yg

BERDAULAT (BERINTEGRITAS)• Profesi DR/DRG selaku PRAKTISI pelayanan

sekaligus dijadikan PENELITI sbg PELAKU SEJARAH

IMPLIKASI (2)• FOKUS : pembuktian ILMIAH cara

(metolit) dicari yg SESUAI utk jamu (aman, mutu : ps 4 ay 1): “meng-ILMIAH-kan tradisi turun temurun” dgn MEDIUM PRECAUTIONARY PRINCIPLE & ECCLETIC HOLISTIC APPROACH– Via Body of knowledge (SPTI) – Via upaya obyektivasi jamuologi & inter-

subyektivitas dokter (profesi bersumpah) –pasien cerdas (informed choice & local wisdom) pengalaman biokultural (“turun temurun’)

Tujuan pengaturan saintifikasi jamu (Ps 3 Permenkes 3/2010) -2

• jamin jamu yg aman, bermutu, bermanfaat & melindungi masyarakat dari penggunaan jamu tidak tepat.

• tingkatkan penyediaan jamu berkhasiat nyata yg teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan secara luas baik untuk pengobatan sendiri maupun dalam fasilitas pelayanan kesehatan.

Jamu sbg produk usaha kecil maupun industri

Saintifikasi • = Proses menuju dan menjadi saintifik• Saintifik = menjadikan sesuatu yg turun

temurun cq adat kebiasaan menjadi “dapat dipertanggungjawabkan” (berpotensi komoditi)

• Objektivasi : EBM level sesuai + VBM (value based medicine) cq pemanfaatan jamu & paradigma sehat (“sisi sehat” orang sehat & orang sakit) – didalilkan sertifikasi DSJ bersumpah & Komnas SJ

Hierarchy of evidence (efficacy)

Meta-analysis of RCT

Large RCT

Small RCT

Non-Randomized trials

Observational studies

Case series / reports

Anecdotes, expert, consensus

Level 1

Level 2

Level 3

Level 4

A

B

C

RecWeight ofScientific Scrutiny

Paradigma biomedik

PARADIGMA HOLISTIK = BIOKULTURAL

Physician’s competence

Valid evidence Patient’s valuesPATIENT’S PREFERENCE

FROM STUDIES

JAMU DIPAKAI & BERMANFAAT(Riskesdas 2010)

EVIDENCE BASED MEDICINE –modifikasi Sudigdo S

COMPREHENSIVE

“inter-subyektivitas”(bukan obyektivitas)

intersubyektivitas

• Kerjasama antar 2 insan manusia ‘RAPPORT” sbg dasar PENUH KEPERCAYAAN

• treatment history + previous experience positive outcome

• Information – expectation effect : – Bukan cause – effect !!! (linearity)

• Inductive the patient's ability to rationalize the treatment outcome.

NILAI ANUTAN PASIENHUMANIORA KESEHATAN

PENYEIMBANG EBM DGN VBM

Komunitas Sakit& Sebelum sakit

Individual Sakit / Menderita

Diagnosis Terapi Prognosis

Kedokteran Komunitas KedokteranKlinik

HumanioraKedokteran

Biomedik

RUMPUN ILMU KEDOKTERAN

JAMU SEBAGAI PRODUK

JAMU SBG SISTEM : OTONOMI PASIEN + INTEGRITAS DR, TTG CARA & PRODUK

Tindak lanjut fungsi Komnas SJ• Menetapkan metolit khusus kuali & fokus

ke non kuratif – Khusus utk itu (bila klaim khasiat) – ps 4 (1)b.

• Mengakui daftar vademecum Jamu• menetapkan bahan jamu utk diteliti via

protokol (ps 5) asal akademisi, toma-TOGA, industri (inovator), pengusaha.

• Advokasi klinik Jamu (praktik DSJ), Sentra P3T, LKTM/BKTM utk dpt ijin lit-yan (ps 7) dari Kadinkes kab/kota (ps 9)

Tinjut SK Menkes ttg Pedoman Klinik Jamu

• Advokasi Klinik Alkom / Poli OTI di RS sbg Klinik Jamu tipe A (ps 8 ay 1) – dgn asisten apoteker utk kelola apotek jamu, battra (anggota ASPETRI) BINAWAS

• Advokasi Klinik Alkom tipe B – apotek jamu diganti ruang peracikan jamu (ps 8 ay 2).– Battra sbg tenaga penunjang BINAWAS

oleh DSJ yg berhimpun dlm IDI !

SPTI, kuratif• “compatible” dgn konvensional (rujukan ke RS

– ps 10 ay 1) – kesamaan di platform biomedik GLODEN

STANDARD KONVENSIONAL JANGAN DILAWAN– Wajib diskusi antara perujuk – terujuk (ps 10 ay 3)

etika jamuologi/kestrad • Ada 2 jenis rujukan

– Rujukan yan jamu – ps 10 ay 2 SISTEM RUJUKAN

– Rujukan pengobatan pasien (konvensional) – ps 10 ay 3

.

BIOLOGI KIMIA FISIKA

ANATOMI FISIOLOGI BIOKIMIA HISTOLOGI

PSIKONEUROIMUNOLOGI/RELAKSASI/BIOENERGI/FARMAKOGNOSI T.O.

PATOLOGIKD/ KLINIS

TH/ KLINIS

FISIKMENTALSOSIO SPIRITUAL

THERAPI HOLISTIK

ETIKOLEGAL - PROFESIONALISM

DIAGNOSTIK HOLISTIK KEBUGARANWellness

Index

SJMETPEN

NETWORK

LEVELINDEP LINGK

SIBERNETIK SISTEMIK

50 jam

100 jam

BK-KA IDI +BALITBANG

IDI /MKEK KHUSUS

RM HOLISTIK

PAPAN PRAKTEKGANDA

Metodologi SJ

• Bila pemanfaatan jamu, bukan klaim khasiat kuratif EFIKASI menggunakan etnomedicine cq pendekatan KUALITATIF biokultural EBM sesuai yi kelas menengah ttp Value-based medicine kelas tertinggi (pilihan pasien yg paham & sesuai kepercayaan budayanya)

• Bila efikasi, klaim kuratif gunakan EBM LEVEL 3/KHUSUS (JAMU SAINTIFIK setara OHT); level 4 (jamu simplisia).

BEBERAPA CATATAN METODOLOGI

• Kriteria khusus “AMAN” utk klaim kuratif versi modern : No Harm via COHORT/CASE CONTROL & case report– JAMU BKO DITELITI pasti kausanya OBAT

• DIAGNOSTIC SPTI (yg kuantitatif)– Apakah harus cross sectional utk VALIDITY ?– HRS LIKELIHOOD RATIO (UTK

IMPORTANCE) ?• DIAGNOSTIC SPTI KUALI TERSENDIRI

sesuai KESTRAD

Integrasi Kestrad

• NOT ONLY THE PROCESS (CURATIVE INDIVIDUAL ASPECT) FROM : – MONOPOLISTIC TOLERANT (CO-

EXISTENCE) PARALLEL (INCLUSIVE)/DUAL INTEGRATIVE

• BUT INCLUDING – SYNERGIZATION : DESPITE INTEGRATIVE

ON CURATIVE INDIVIDUAL EFFICACY + PROMOTIVE-PREVENTIVE PUBLIC HEALTH USAGE

• SCIENTIFICATION + ICONIZATION !!!!

SISI SEHAT ORANG SEHATSISI SEHAT ORANG SAKIT

WELLNESS

JAMU NON MEDIK JAMU MEDIK

integrasi

sinergi Rekam medik Papan praktek

Priority Research in CAM/TM• Effects of each individual therapy: efficacy, safety and

cost-effectiveness.• mechanisms of action of individual therapies, including

patterns of response to treatment.• TM/CAM genre itself, including social research into

motivation of patients seeking TM/CAM and usage patterns of TM/CAM.

• new research strategies which are sensitive to the TM/CAM paradigm.

• efficacy of diagnostic methods used.• implementation and effects of TM/CAM in specific health

care settings.

The relative effectiveness of CAM was evaluated in terms of: ✥observed clinical efficacy; ✥ user/patient satisfaction ✥ reduction of future medical risk associated with a lifestyle change (in Peru).

BATTRA CAM MUDAH dan MURAH

Diluar ilmu KedokteranDan Keperawatan Belum diakui

J

DOKTER HRS MAMPU BERSIKAP ADIL & TAK APRIORI

KONVENSIONALTurun temurun = peer reviewDokter PENELITI - PRAKTISI

PALIATIFHOME CARE

Contextual featuresPatient’s preference

IDI/PDGI HRS LUAS CAKRAWALANYA& PEDULI KEPENTINGAN BANGSA

P 1076/03 P 1109/07

P 03/10

P 584/95

P 512/07

PKS LITBANG-IDI

P 03/10

DI LUAR GOLDEN STANDARD

• Komnas berani menetapkan sederet penyakit yg belum punya golden std

• Paliatif grup• Via HTA degeneratif yg mahal / maskin

effect• Bekerjasama dgn tim sel punca• Instrumen wellness ditetapkan utk :

– Mandiri : sisi sakit versi SPTI– Alkom : sisi sehat versi konvensional

The objectives & trilogy of CLINICAL MANAGEMENT

1. To relieve his or her symptoms,2. To make him or her comfortable again.3. To restore his or her sense of well-being.a. diagnosis (to identify the cause of symptom and

to decide on the natural of the illness);b. treatment; and c. prognosis (estimate of how long the patient will

be ill due to present condition with or without treatment).

• (Curran, W, J., 1982)

Tujuan ke 2 & 3 mentolerir EFEK PLASEBO

Indikasi BIOKULTURAL

• Kemungkinan keberhasilan (modus holistik dan jangka panjang: penyakit khronis, blm ada golden std konvensional)

• Keinginan pasien yg diharapkan (emik) thd ILLNESS-nya

• Pasien boleh memilih konvensional atau non-konvensional:– Jamu diarahkan pada wellness atau kuratif SPTI

dg satu indikator biomedik terpilih– Bila sudah terbukti kuratif konvensional

Pendekatan biokultural • Ciri-ciri profesi: altruism, accountability, exellence,

dst• Responsibility Dr SJ:

– Accessibility, comprehensiveness, continuity• Dx: holistik• Prognosis: kualitas hidup• Penyakit/ keluhan pasien:

– Timbal balik– Kontekstual maknawi– Alam pikir pasien memformula penyakitnya– Orientasi nilai heterarkik (non hirarkik)

• Tampilan sesuai perspektif dan keyakinan

Isu-isu yang harus dijawab• Definisi jamu? Jamu medik? Jamu non-medik? • Yang disaintifikasi (jamunya, dokternya, CARANYA)• SPTI sbg Body of knowledge masuk ke kurikulum ? • Exit strategy bila ada halangan di profesi • Payung hukum dokter SJ? SBR? Setiap pasien perlu

informed consent?• Jamu yang dipakai dokter SJ? Bahan uji SJ? Balai

TOOT? Disediakan Komnas SJ? Boleh self-dispensing? Jenis kasus yang boleh ditangani? Asosiasi dokter SJ?

• dll

Merger dgn Pokjanas Alkom

• Ramuanologi – utk perluasan Komnas SJ dgn catatan tim diperluas dgn nama2 dari Subdit ttg Jamu di Dit Yankestradkom

• Pokjanas : ke ketrampilanologi• Komda SJ ke ramuanologi• Sentra P3T ke ketrampilanologi

Klinik

PromkesSIKKESKesling

Ibu

PuskesmasBatra

Alkom

SISTEMKESTRADINDO

WellnessSpaOR Penelitian

berbasis pelayanan

Diakui OP cq EBM

Lit EFIKASI

BPJSAPBN/D

PROMOTIF - PREVENTIF KURATIF - REHABILITATIF

Populasi Sehat Individu Sakit

fasyansos

PENINGKATAN GERAKAN SJ

• Melibatkan OP terkait secara bertahap IDI, PDGI, IAI, GP JAMU s/d biofarmaka pertanian

• Pelatihan 50 jam Dr PKS Balitbangkes – IDI sbg awal sertifikat kompetensi

• Penyatuan wadah di IDI thd “faksi” PDSm Badan Kajian Komplementer Alternatif

• Dewan pakar Komnas Santifikasi Jamu Dewan Etika lintas profesi

• Substansi pelatihan : 4 blok kompetensi sbg cikal bakal body of knowledge JAMUOLOGI yg kelak diajarkan di Perguruan Tinggi

• Alokasi anggaran makin besar + swadana

• KONSEP METODOLOGI PENELITIAN SAINTIFIKASI JAMU

• Komnas SJ + Komda SJ Jawa Tengah siap menggulirkan Model Klinik Jamu Tipe A di Tawangmangu

• catatan medik praktisi jamu & konsep PAPAN PRAKTEK GANDA

• Sosialisasi SJ di kalangan Dinkes Propinsi dan kabupaten dan IDI se-Indonesia

• Persiapan pelatihan apoteker saintifikasi jamu • Pembuktian formula hiperkolesterolemia, hiperurisemia,

hipertensi, dan hiperglikemia

PENINGKATAN GERAKAN SJ(2)

Papan praktek ganda• Lambang dari sinergi yg usung paradigma sehat

(prom-prev-rehab-paliatif) > kuratif identik dgn PROGNOSIS yg lekat dihati pasien

• Sarana fasyankes mencerdaskan rakyat utk mampu memilih & mengkritisi & awasi public accountability : kesesuaian dg Dr/nakes yg kompeten & berwenang tgs dinkes + IDI

• Ijin = pengecualian dari suatu perbuatan yg sesungguhnya merupakan larangan (praktek kedokt termasuk kestrad adalah larangan, kecuali yg berijin)

Papan praktek ganda (2)

• Papan praktek merupakan sarana mudah pengawasan secara HAN– Dgn nomor kode tertentu memudahkan span of

control pejabat Dinkes & OP terkait – seblm ada PPNS pradok membantu was prakt konvens juga

– Memudahkan masyarakat mencari pertolongan (akses).

• Metodologis STR dan SBR itu berbeda krn jangan sampai rakyat jadi korban fraud/moral hazard Dr/Drg MLM herbal asing

Papan ganda (3)• Papan khusus representasi SBR keberlakuan

hanya 1 tahun/kali akan berbeda dgn STR (tiap 5 tahun) & perlu evaluasi berkala yg BIJAK dari OP konvensional utk praktik CAM (Permenkes 1109/07)

• Das sollen – ius constituendum : representasi diagnostik holistik/non konvensional khas RI yg melihat manusia seutuhnya – bukan hanya molekul/atom/organnya belaka

• Representasi publik dari RM holistik – berbasis wellness index RI sbg jabaran definisi sehat : fisik, mental, sosial, spiritual (UU Kes 36/09)

Ikonisasi Jamu (1) • Gerakan mempromosikan jamu oleh

semua pelaku dari simbol budaya lokal menjadi kepercayaan internasional/global

• Pasca saintifikasi jamu – setelah ATAU SAMBIL MEMBANGUN infrastruktur profesi pengusung sistem pengobatan tradisional Indonesia (SPTI) lebih tertata dan mantap sbg PROFESI pengusung SINERGI jamu sbg JANGKAR pengetahuan budaya & tradisional RI

Ikonisasi Jamu (2)• Basis intersubyektivitas pengobat – pasien/klien

diubah menjadi :• intersubyektivitas : pengusung budaya jamu di

semua fasilitas pelayanan kesehatan berparadigma sehat (fasum, perhubungan, pariwisata, birokrasi/perkantoran, sekolah, pesantren/gereja/ kuil/vihara) – masyarakat lokal/global/komunitas khusus : pengusung gaya hidup, hobi, matra, tantangan, keilmuan dll)

KOMNASSJ

KualiINDIVIDU

kuantiCegah infeksi

PreventifPUBLIC HEALTH

OTONOM

YANMEDRS

BINKES

SENTRAP3T

BAHAN JAMU

GPJAMU

IAI

GPFARMASI

dr/drg

RUU JAMU

JAMU MEDIK dll RPP yankestrad

KLINIK JAMUJEJARING LIT

Hirarki nakes

S.J. NAS

REVITALISASI

Kohort prospektif-Observasi klinis massal

Meta-sintesis-Deskriptif-exploratif

JAMU BUGARJAMU ESTETIKJAMU AWET SEHAT

Meta-analysis

Uji Klinik

Label SaintifikIDI

PDGI

COMMON LANGUANGE OF SCIENTFICATION

• Dari sisi hilir pemahaman ilmiah dokter/apoteker akan lebih mudah bila ada data mekanisme kerja obyektif (molekular sebagai bagian dari holistik)

• Pemahaman penghargaan afirmasi pengakuan bukti pengakuan hukum

• Ini merupakan inti dari “menggunakan pendekatan biomedik, namun belum diakui oleh organisasi profesi konvensional” (yg menguasai regulasi)

Establishing science-based national policyand regulation of Jamu

What to govern/regulate?

Traditional Medicine (Jamu) Service in health facilityResearch and Development of JamuSustainability of qualified raw material of JamuTraditional healers using JamuJamu at household levelSynchronizing indigenous health system and formal health systemProtection of Indonesian medicinal plant Protection of IPR of Jamu formulaBusiness arrangement of JamuCurriculum on Jamu

50

HILANGKAN MISKONSEPSI

• JAMU = dari semula BAHAN BERACUN– bukti aman bila ada di COHRANE

• JAMU = HARUS DICARI SUBSTANSI AKTIFNYA UTK KURATIF– HRS HANYA VIA CLINICAL TRIAL

• PRAKTISI DR/APOTEKER BILA PATUHI STANDAR PROFESI/SOP/SPM = SUDAH CUKUP (MINIMALIS)– KURANG PEDULI KEANEKARAGAMAN HAYATI =

SUMBER DEVISA

HASIL RISET & KLAIM

• Jamu saintifik prom prev hanya klaim paradigma sehat/SISI SEHAT

• Jamu fitofarmaka boleh klaim efikasi sesuai hasil riset uji kliniknya

• OHT dibatasi klaim efikasi terbatas hanya 1 mekanisme biomedik yg sdh terbukti di manusia – PERLU PENGATURAN KHUSUS

SK MENKES CQ KOMNAS SJ

• PENETAPAN OHT DAN FITOFARMAKA SBG PELAYANAN JAMU

• PENETAPAN PROTOKOL LIT• BAHAN TUNGGAL N RAMUAN UTK LIT• PRIORITAS KEHENDAK INDUSTRI

JAMU• JUKNIS PROGRAM ADVOKASI

Sinergi Sehat +Pertumb ekonomi

RUU JAMU Agus Purwadianto, 2013

Masy Sejahtera Safety

Tradisi Budaya,Regulasi ciptakan

masy baru

BudayaLoko-Global

HAN-JAHNAS

Patient/Client

SDM, BAHAN BAKU,INDUSTRI,

BIAYA, MODALSIS-INFO

JAMU = ADAB +DEVISA

Integrasi yankes -Sist Pengob Trad Indonesia

MartabatAktor Nas

Jamu

SAINTIFIKASI + IKONISASI

TEKAD BERSAMA

IKON BUDAYALOKO-GLOBAL

KEAMANAN, MUTU,MANFAAT ILMIAH

KOMPONEN SISJAMUNAS BANG-JAMU-NASKESEIMBANGANKEPENTINGAN

Keluarga, Komunitas

Masyarakat PARADIGMA SEHATSEJATI

Perdagangan Jasa+BarangInternasional

RPP YANKESTRAD

KONVEN-SIONAL

(ALLOPATHIC)

KOMPLEMENTERALTERNATIF

BATTRA

TOGA

Dasar hukum sist kes nas SEJATI – PARADIGMA SEHAT

INTEGRASI SINERGI

BIOMEDIK

KURATIF PROM-PREV-

BEYOND HEALTHKETAHANAN NASIONAL

(PEREKONOMIAN + KESRA)

KONSEP SEHAT RI :FIS,TAL,SOS,SPIR

SBG SUPRA STRUKTUR(NILAI) &

STRUKTUR (SISTEM SOS) ESTETIK,RESTORATIFTAMASYA & devisa

SPTI

IJ

SJ

SJ

SPTI = SISTEM PENGOBATAN TRADISIONAL INDONESIA

SJ = SAINTIFIKASI JAMU IJ = IKONISASI JAMU

ASJ

KLINIK DSJ 1

KLINIK 2

DSJ 1

KLINIK 3

KLINIK 4

DSJ 2KLINIK DSJ 5

KLINIK DSJ 6

DSJ 3

KLINIK DSJ 7

KLINIK DSJ 8

1 2

3

456

78

TUPOKSI ASJ

56

APOTEKER KOMUNITASSAINTIFIKA

SI JAMU

AKSES SUMBER : ASOSIASI PETANI

TOOT

PENGUMPULAN TOGA

IKOT : PENYIMPANAN

TOOT : UJR, UMOT,UKOT ?

USAHA / APOTEK RAKYAT

JAMIN AMAN TOOT

RAMUAN/TUNGGAL SJ FOLK

/ CAM

DISTRIBUSI PASOKAN KE10 - 20

KLINIK

REKOMENDASI JAMU NON

MEDIK SAINTIFIK

RENCANA PROTOKOL PENELITIAN

1 2

3

456

78

DISAIN AKSES JAMU NON MEDIK

57

Calon ASJ : Apoteker komunitas

• HAPKI : Himpunan Apoteker Praktisi Komunitas Indonesia

• HISFARMA : Himpunan Seminat Farmasi Masyarakat– Lakukan yan langsung ke masy di fasyankes :

puskesmas, balai, RS dll• Bisa bagian dari HISFARSI • Bukan HISFARIN

123

45

7

89

6

AHLI

TEKNISI / ANALIS

OPERATOR

PENGEMBANGAN KARIR(DUDI, LATKER, MASY)

SE L EKS I

PROGRAM

PBK

Sarana/PrasaranaInstrukturBiayaManajemen

LEMBAGA PELATIHAN KERJA

UJ K

SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL(PP.31/2006, PP.8/2012, PP.23/2004)

AKREDITASI

KKNI⇓

SKKNI

TENAGA KERJAINDONESIA

LULUSAN

LEMBAGA KOORDINASIPELATIHAN KERJA NASIONAL

NAKERKOMPETEN

SERTIFI-KASI

NAKERPENGALAMAN

BNSP

LSP

Std.Itl.& Khs

AKREDITASI

LALPK

D U D I

konvensional

Non konvensional

INTEGRASI SIAPA YG MENANG ?

IPA mindedSistem kedokteranSistem farmasiRegulasi Etika (kebijakan)Disiplin (kebijakan)

SINERGI DISEIMBANGKAN (DIDAMPINGKAN)!!JADI : BUKAN UTK MEMATIKAN KONVENSIONAL

NON KONVENSIONAL> AKTIF VIA JEJARING PELAKUPROFESI > CARA >JAMUnya

Gunakan jejaringsosial spt :FacebookerTwitter dll

Kesimpulan

• Saintifikasi jamu adalah upaya cerdas mengangkat harkat jamu

• REVITALISASI SJ SUATU KEHARUSAN, DGN MENYATUKAN SEMUA “SPATU” DI TUBUH KEMKES, DINKES, OP, DLL TERMASUK PERAN LINTAS SEKTOR VIA IKONISASI JAMU

• DSJ WAJIB MEMPERJUANGKAN JAMU SECARA SISTEMATIK & CERDAS MENUJU SINERGI & INTEGRASI YANKESTRAD

• KOMNAS S. JAMU HRS LEBIH AKTIF DGN TARGET YG NYATA KE DEPAN

Agus PurwadiantoSAM Bid Teknol Kes & GlobalisasiEx Kabadan Litbangkes Depkes RIEx Staf Ahli Bid Hukum & HAM Kemenkokesra RIGurubesar I.K. Forensik & Medikolegal (07)Doktor Filsafat (03); MSi Sosio-Kriminologi (00)SpF (konsultan etiko-medikolegal) (05)Diplome of Forensic Med Groningen Univ (02)SH (97), SpF (83), dr (79)EX Ketua MKEK Pusat IDI, dosen IKF-ML FKUI/RSCM, Ketua Kolegium IK Forensik IndonesiaEx Karo Hukor Depkes RIEx Anggota WHO Global Advisory Vaccine Safety CommitteeEx Anggota UNESCO Global Ethics Observatory LawAnggota Komisi Bioetika NasionalPerintis/dosen S3 Kekhususan Bioetika FKUI