pengajaran materi fisika untuk mahasiswa …
TRANSCRIPT
PENGAJARAN MATERI FISIKA UNTUK MAHASISWA MATEMATIKA
Disusun oleh: Lusi
R Suprapto Brotosiswojo
LEMBAGA PENELITlAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASY ARAKA T
UNIVERSITAS KA TOLIK PARAHY ANGAN BANDUNG
2006
\1--100 B tL-{ ~NlI(A <; .. :3.0'6.
ABSTRAK
Pengajaran Materi Fisika untuk Mahasiswa Matematika
Proses pembelajaran, apapun itu topiknya, keberhasilannya bergantung pada dua pihak: yang belajar dan yang memandu pembelajaran (dosen). Proses tersebut akan mencapai sasaran yang diinginkan (yang belajar memiliki kompetensi seperti yang dijanjikan) apabiJa ada "resonansi" antara keduanya.
Pembelajaran materi fisika kepada mahasiswa matematika dirancang tidak lagi berdasarkan sistematika ilmu fisika melainkan selalu memulai dengan ungkapan matematika, dan barn kemudian mengisinya dengan pelbagai informasi fisika yang terkait dengan ungkapan matematika tersebut. Maksudnya bukan sistematika ilmu fisika yang disajikan sebagai titik-tolaknya, melainkan lebih ditekankan bagaimana aturan matematika itu berperan dalam mempelajari fisika.
i
DAFTAR lSI
Halarnan Abstrak ........................................................................................... .i Daftar isi. .......................................................................................... ii
Bab! 1.1 1.2 1.3 1.4
Bab2 2.1 2.2 2.3
Bab3 3.1
3.2
Pendahuluan ............................................................................. 1 Lataf Belakang ......................................................................... 1 Rumusan Masalah ...................................................................... 1 Tujuan Penelitian ...................................................................... 2 Metode Penelitian ...................................................................... 2
Peta Perrnasalahan ...................................................................... 3 Syarat Keberhasilan Pembelajaran ................................................... 3 Dari sisi penyelenggara... .. ... .... .. ..... .. ... .... ... ... ..... .... . ....... ... .. ....... 4 Dari sisi yang menjalani pembelajaran...... ....... .... .... ........... ........... 5
Pilihan Penvujudan Langkah .................................... " ................... 7 Tujuan perancangan materi mata kuliah Fisika untuk mahasiswa matematika ................................................................ 7 Evaluasi terhadap penerapan materi kuliah fisika yang baru... ... . .. .. . ..... .. 9
Bab 4 Contoh Materi Kuliah ................................................................ II
Bab5 5.1 5.2
Kesimpulan dan Saran ............................................................... 13 Kesimpulan ............... : ............................................................ 13 Saran-saran ............................................................................ 13
Referensi. ................................................................... , ................... 15
!l
BABt PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu cara untuk melatih mahasiswa berpikir secara logis, sistematis, dan jujur
terhadap hasil pengamatan adalah melalui pembelajaran materi Fisika, Selain itu
melalui pembelajaran Fisika dapat ditumbuhkan kemahiran-kemahiran generik,
seperti sense of scales, kerangka logika taa! azas, pemodelan matematika, dan lain
lain. Maka jika program studi matematika bermaksud membekali kemahiran
matematika yang cukup agar mahasiswanya dapat menggunakannya untuk bidang
bidang lain yang memang membutuhkan matematika sebagai alat analisisnya,
pembekalan tersebut dapat dilakukan dengan menempatkan sejumlah contoh wujud
dukungan kemahiran matematika kepada ilmu-ilmu yang lain, seperti ilmu Fisika
sebagai bagian dan kurikulum kesrujanaannya,
1,2 Rumusan Masalah
• Bagaimana merancang dan menyusun pembelajaran Fisika kepada mahasiswa
matematika agar mereka memahami contoh wujud dukungan kemahiran
matematika kepada Hmu fisika?
• Bagaimana menyampaikan materi fisika tersebut kepada mahasiswa matematika
agar tercipta "resonansi" antara yang memberi pembelajaran dengan yang
belajar sehingga mahasiswa mampu memahami materi kuliah dengan baik?
1
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan ingin merancang suatu metode pembeJajaran materi fisika
kepada mahasiswa matematika dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan
yang mereka dapatkan selama di SMA. Cara yang berbeda dimaksudkan agar
mahasiswa lebih tertarik untuk mempelajari fisika. Dengan adanya ketertarikan
maka proses beJajar mengajar dapat berlangsung dengan baik. Sehingga
mahasiswa tidak hanya memperoleh nilai kelulusan setelah menempuh mata kuliah
fisika tetapi juga memahami contoh wujud dukungan kemahiran matematika kepada
ilmu fisika. Evaluasi terhadap perubahan materi fisika yang diterapkan mulai
semester Ganjil 200612007, dilakukan melalui ujian tertulis tengah dan akhir
semester, angket, dan respon yang diberikan mahasiswa selama perkuliahan
berJangsung.
104 Metode Penelitian
e Studi literatur e Penerapan real melalui perkuliahan di ke]as
2
BAB2 PETAPERMASALAHAN
Awalnya kegiatan ini dirancang untuk sekedar studi literatur, tetapi kemudian
disadari bahwa literatur yang tersedia lebih banyak mengungkap pilihan dalarn
konteks sosial yang berbeda dari yang ada di UNP AR. Apa yang temyata sesuai
diterapkan di tempat penulis literatur tersebut belum tentu sesuai jika diterapkan di
UNPAR.
Oleh karena itu diputuskan bahwa setelah ada garnbaran literatur yang diperkirakan
sesuai, maka diterapkanlah pola tersebut dalam kuliah real semester genap 2006 ini.
ltulah sebabnya laporan ini barn dapa! ditulis menjelang akhir semester genap 2006,
beberapa bulan terlarnbat dari jadwal yang direncanakan semula.
2,1 Syarat KeberhasiIan Pembelajaran
Proses pembelajaran, apapun itu topiknya, keberhasilannya bergantung pada dua
pihak : yang belajar dan.yang memandu pembelajaran (dosen). Proses tersebut
akan mencapai sasaran yang diinginkan (yang belajar memiliki kompetensi seperti
yang dijanjikan) apabila ada "resonansi" antara keduanya. Maksudnya, yang belajar
mempunyai keinginan untuk mempelajari topik tersebut, sedangkan dosen berusaha
merancang dan mewujudkan prosesnya secara tepat. Jika salah satu dari kedua
syarat tersebut tidak terpennhi, proses pembelaj aran itu pasti keberhasilannya sukar
diharapkan.
3
2.2 Dari sisi penyelenggara
Ada baiknya kita mulai bertanya Program Studi Matematika pada jenjang SI ini
ingin menghasilkan tamatan yang seperti apa. Apakah yang ingin dihasilkan adalah
1. satjana-saIjana yang akan menjadi matematikawan, ataukah
2. saIjana yang memiliki dasar kemahiran matematika yang diperlukan untuk
profesi-profesi lainnya ?
Matematika sebagai salah satu wujud ilmu memiliki ciri yang khas, yaitu dapat
dikembangkan tanpa memerlukan I dukungan ilmu yang lain. Jadi, kalau tujuan
program studi itu adalah mempersiapkan calon matematikawan, maka ilmu-i1mu
lainnya tidak diperlukan.Lain haJnya jika program studi Matematika dimaksudkan
untuk membekali kemahiran matematika yang cukup agar yang menjalani
pembelajaran dapat menggunakannya untuk bidang-bidang lain yang memang
membutubkan matematika sebagai alat analisisnya.
Dalam sejarah perkembangan ilmu, matematika memiliki ciri lain lagi yaitu justru
dapat dijadikan sebagai pendukung bagi mereka yang ingin mempel1\iari beberapa
cabang ilmu, seperti ilmu-i1mu rekayasa, Hmu-ilmu alam, ilmu ekonomi, •• dsb.
Jadi, kalau tujuan program studi matematika tersebut adalah memberi bekal
kemahiran matematika untuk profesi-profesi lainnya, maka tidak ada salahuya
bahwa sejumlah contoh wujud dukungan kemahiran matematika kepada ilmu-i1mu
yang lain dijadikan bagian dari kurikulum kesaIjanaannya.
Pada bulan Juni yang lalu ada kesempatan peneliti berkonsultasi dengan pengelola
program studi Matematika. Infonnasi yang diperoleh adalah bahwa penyelenggara
memilih altematif yang kedua. Pertimbangannya, untuk situasi Indonesia saat ini,
altematif yang pertama dipandang terlalu idealistik, dan kem~ngkinan akan sukar
bagi taInatan program studi ini untuk memperoleh pekeIjaan yang sesuai.
4
Secara infonnal penyelenggara juga lebih jauh dalam mengarahkan program
studinya, aplikasi sektor ekonomi barangkali akan menjadi kecenderungan
utamanya, meskipun tidak menutup kemungkinan adanya fokus-fokus arena
lainnya. Itu juga terkait dengan kenyataan bahwa UNP AR memiliki fakultas
ekonomi yang sudah memiliki sejarah yang panjang.
Jika pilihan fokus itu memang menjadi sasaran utama, memang perlu dipertanyakan
apakah matakuliah fisika masih dianggap berguna dan dirasakan manfaatnya.
2.3 Dari sisi yang menjalani pembelajaran
Bagaimana dengan keinginan mahasiswa yang mengambil program studi
Matematika? Mencarijawaban atas pertanyaan ini (dalam arti memperolehjawaban
yang benar-benar tepat) akan. cukup sulit karena pesertanya bukan insan-insan yang
berada secara pennanen di UNP AR. Lagipula, kalau penyelenggara telah mernilih
altematif yang kedua, maka kurikulum pembelajarannya juga sudah dipetakan
dalam pola yang dipilih ltu. Peneliti dengan sengaja tidak melakukan semacam
"survey opini" kepada mahasiswa program studi matematika.
Dalam praktek tentunya kumpulan peminat matematika dapat saja punya opini atau
perhatian yang tidak selamanya seragam.
Kalau kita tengok dari sejarah perkembangan. matematika sendiri, ada cabang
matematika yang benar-benar dikembangkan tanpa menanyakan apakah cabang
matematika ini berguna buat IImu lainnya. Contohnya, ketika Hamilton pada abad
ke-19 mengembangkan Quatemion (sebuah sistem bilangan hiper-kompleks dengan
4 unsur bilangan riil), tidak terlihat adanya motivasi lain selain sifat ingin tahu
bagaimana kalau kita memperluas rentangan sistem bilangan kompleks (dua unsur
bilangall riil) dengan dimensi yang lebih besar. Kegunaan quatemion barn disadari
5
seratus tahun kemudian ketika para perancang perangkat lunak komputer harus
mewl\judkan komputasi grafik untuk simulasi proses-proses alam dalam 3-dimensi.
Di sisi lain, tidak kurang contoh yang menunjukkan bahwa pengembangan
matematika tetjadi karena ada motivasi penerapannya untuk ilmu lainnya. Kita
mengenal Isaac Newton sebagai perintis kalkulus / persamaan diferensial karena
dapa! menampung aturan alam tentang dinamika gerak benda yang tampaknya
hanya dapat dipahami dalam konteks "bahasa simboIik" lainnya.
Kembali pada akar permasalahannya. Kalau matakuliah FISlKA yang disajikan
untuk mahasiswa program studi matematika dirasakan kurang berhasil mencapai
tujuannya, maka penyebabnya harus dieari dari dua sisi.
a. Apakab mabasiswanya hanya ingin menjadi satjana matematikawan sehingga
tidak tertarik untuk mempelajari fisika, atau tidak tampak kaitan antara i1mu
fisika dengan sasaran aplikasinya, yaitu misalnya bidang ekonomi.
h. Ada kekurangan pada proses pembelajaran yang dirancang dan diwujudkan oleh
dosen yang memandu jalannya proses tadi, atau alokasi tempatnya dalam
kurikulum kurang sesuai dengan prasyarat yang harus mendukungnya.
Apapun. alasannya, kita perlu menggali akar masalabnya lewat eksperimentasi
perwujudan yang riil.
6
BAB3 Pilihan Perwujudan Langkah
Karena kurikulum program studi Matematika tentunya tidak begitu saja dapat
diubah, maka langkah yang ditempuh sementara ini adalah mengisi pendekatan
yang digunakan dalam mewujudkan pengajaran pada matakuliah Fisika.
Inti perubahannya adalah selalu memulai dengan ungkapan matematika, dan
bam kemudian mengisinya dengan pelbagai informasi fisika yang terkait dengan
ungkapan matematika tersebut. Maksudnya bukan sistematika ilmu fisika yang
disajikan sebagai titik-tolaknya, meiainkan lebih ditekankan bagaimana aturan
matematika itu berperan dalam mempelajari fisika.
3JPerancangan mated mata knliah Fisika untuk mahasiswa
matematika
Materi fisika yang diberikan tidak lagi berdasarkan urutan sebagai berikut:
mekanika, mekanika fluida, teori kinetik gas, termodinamika, listrik magnet,
gelombang, dan optik sebagaimana yang diberikan daiam mata kuliah Fisika Dasar
1 dan 2 pada kurikulum 1996. Terdapat perbedaan antara mata kuliah Fisika Dasar
dalam kurikulum 1996 dengan mata kuliah Fisika dalam kurikulum 2003, bukan
hanya nama saja yang berubah tetapi letak mata kuliah tersebut juga berubah. Pada
kurikulum 1996, mahasiswa matematika memperoleh materi Fisika pada semester 1
dan 2 sedangkan pada kurikul.um 2003, kuliah Fisika diajarkan pada semester 3.
Pembelaj aran materi. fisika kepada mahasiswa matematika dirancang tidak lagi
berdasarkan sistematika ilmu fisika tetapi dimulai dengan ungkapan-ungkapan
7
matematika yang telah mereka peroleh di semester 1 dan 2 melalui mata kuliah
Kalkulus, kemudian disertai contoh-contoh penggunaan ungkapan matematika
dalam menyelesaikan persoalan fisika dasar.
Materi fisika yang diberi.1can sampai dengan UTS meliputi
I. Posisi, perpindahan, jarak, kecepatan, dan percepatan
2. Gerak lurus dengan percepatan konstan
3. Gerak lurus dengan percepatan bergantung waktu
4. Grafik posisi, kecepatan, dan percepatan terhadap waktu
Materi nomor 1 sampai 4 menggunakan ungkapan matematika: fungsi dan limit,
turunan, serta integraL
5. Gerakjatuh dengan hambatan udara diabaikan
6. Gerakjatuh dengan hambatan udara tidak diabaikan
7. Osilasi pegas hannonis sederhana, teredam, dan kritis
8. Rangkaian listrik R, L, C
Materi nomor 5 sampai dengan nomor 8 rnenggunakan ungkapan matematika: PDB.
Topik-topik fisika yang diajarkan setelah masa UTS sampai dengan UAS meliputi
9. Kinematika gerak melingkar (dua variabel)
Topik nomar 9 menggunakan ungkapan matematika: fungs! dan limit, turunan,
serta integraL
10. Pusat massa untuk kasus 1,2, dan 3 dimensi dengan rapat massa konstan dan
berubah
11, Momen inersia untuk kasus 1 dan 2 dimensi dengan tapat massa konstan
Topik nomor 10 dan 11 menggunakan ungkapan matematika: penggunaan integral
tentll dan integral lip a!.
8
Materi yang tidak sempat diberikan karena keterbatasan waktu adalah
1. Medan listrik oleh muatan kontinu yang menggunakan ungkapan matematika:
penggunaan integral dan
2. Topik gaya konservatif, potensial serta listrik magnet (Hukum Coulomb,
Hukum Gauss, Hukum Ampere, dan Hukum Biot Savart) yang menggunakan
ungkapan matematika: kalkulus vektor.
Pengujian materi kuliah dilakukan melalui kuis, tugas dan ujian semester. Hasil
ujian tengah semester dengan jumlah mahasiswa sebanyak 25, memberikan data
sebagai berikut: rata-rata nilai ujian tengah semester adalah 52,52, yang
memperoleh nilai minimal 60 sebanyak 32 %, persentase yang memperoleh nilai
antara 50 sampai 59 adalah 24 % sedangkan sisanya 44 % memperoleh nilai di
bawah 50.
3.2 Evaluasi terhadap penerapan materi kuliah fisika yang baru
Berdasarkan evaluasi terhadap hasil ujian tengah semester, diputuskan bahwa tempo
pengaJaran diperlambat. Bukan kuantitas materi yang menjadi tujuan tetapi
mahasiswa dapat memahami keterkaitan antara ungkapan-ungkapan matematika
dengan bidang ilmu lainnya, khuslIsnya dengan imu fisika. Sehingga terlihat bahwa
IIntuk materi UTS mahasiswa memperoleh 8 topik sedangkan untuk materi UAS
mahasiswa hanya memperoleh 3 topik. Perbedaan jumlah topik selain disebabkan
oleh diperlambatnya tempo pengajaran juga dikarenakan tingkat kesulitan materi
untuk UAS yang lebih tinggi dibandingkan materi untuk UTS.
Hasil uJlan tengah semester yang kurang memuaskan dapat disebabkan oleh
berbagai kemungkinan, seperti: tingginya tingkat keslliitan soal ujian, kuantitas soal
ujian sehingga berakibat kurangnya waktu pengerjaan soal, kemampuan mahasiswa
9
yang mengambil mata kuliah fisika yang memang tidak begitu bagus, terdapat jeda
satu tahun atau lebih mahasiswa tidak memperoleh materi fisika sehingga dapat saja
berakibat mahasiswa mulai lupa dengan materi-materi fisika yang pemah mereka
peroleh selama di sekolah menengah, urutan penyajian materi kuliah sebagian besar
masih mirip dengan kuliah fisika dasar sehingga dapat mengurangi minat dan
perhatian mahasiswa terhadap mata kuliah ini. Karena mahasiswa dapat saja
merasa sudah pemah mendengar cerita yang sarna ketika di SMA. Dapat juga
disebabkan oleh sajian perkuliahan yang masih kurang menarik atau dosen yang
mengajar mata kuliah fisika masih kurang dapat memandu pembelajaran untuk
menghasilkan "resonansi" yang lebih baik antara mahasiswa dengan dosen.
Respon mahasiswa terhadap mata kuliah ini diberikan dalam bentuk hasil angket
evaluasi perkuliahan. Dari hasil angket tersebut terbaca bahwa mahasiswa menilai
baik penyampaian dan penjelasan materi perkuliahan oleh dosen.
10
BAB4
CONTOH MATER! KULIAH
Berikut diberikan contoh kasus Fisika yang menggunakan ungkapan matematika
Persamaan Diferensial Biasa.
Sebuah balon udara sedang bergerak ke atas dengau laju tetap 2 mls. Karena ada
gangguan teknis, maka pada ketinggian 72 m harus dilepaskan beban keluar balon.
Hambatau udara pada gerakan benda diabaikan. Sehingga gaya yang bekelja pada
balon udara tersebut hanya gaya gravitasi bumi (anggap gravitasi bumi = 10 mls).
Melalu! Hukum II Newton, '£F = ma (EF menyatakan resultan gaya yang bekelja
pada benda, m = massa benda, dan a = percepatan yang dialami benda) diperoleh
persamaan gerak dari balon udara tersebut sebagai berikut
d 2y -2-+ 10 =0. dt
Persamaan gerak di atas mempakan Persamaan Diferensial Biasa, yang solusinya
diperoleh melalui pengintegralan dua kali y terhadap t, dengan y menyatakan posisi
ketinggian balon udara dan t adalah waktu, didapat y = -5t 2 + 2t + 72. Melalui
solusi tersebut, dapa! ditentukan antara lain: lamanya waktu beban sampai ditanah,
dihitung sejak beban dilepaskan (y = 0), kecepatan beban sesaat sebelum
menyentuh tanah. ( v = dy), dan ketinggian maksirnum yang dicapai beban
dt
(kecepatau bebau ketika mencapai ketinggian maksimum adalah noll. Diperoleh:
sejak beban dilepaskan empat detik (t = 4 detik) kemudian beban sampai di tanah
dan kecepatan beban sesaat sebelum menyentuh tanah adalah -38 mls (tanda negatif
menyatakan arah gerak beban ke bawah) serta ketinggian maksimum yang dicapai
beban adalah 72,2 m.
11
Contoh berikut memerlukan ungkapan matematika: fungsi dan limit, turunan, serta
integral.
Posisi partikel sepanjang sumbu-x bergantungkepada waktu menurut persamaan
x = 3t2 _. t3 dengan x dalam meter dan t dalam detik. Tentukan :
a. kapan partikel mencapai posisi x-positif maksimum.
b. pergeserannya dalam 4 detik pertama.
c. kecepatan partikel pada akhir masing-masing detik dalam empat detik pertama
tersebut.
d. percepatan partikel pada akhir masing-masing detik dalam empat detik pertama
tersebut.
e. kecepatan rata-rata dan percepatan rata-rata untuk selang waktu t = 2,0 sampai
4,0 detik.
Sedangkan eontoh berikut menggunakan ungkapan matematika fungsi dan limit,
turunan, serta integraL
Batang homogen dengan rapat massa A = ex, dengan. e adalah konstanta dan panjang
batang = b. Tentukan massa batang dan pusat massa batang tersebut,momen inersia
batang tcrhadap sumbu yang melalui ujung batang serta momen inersia batang
terhadap sumbu yang melalui pertengahan batang.
12
BAB5
Kesimpulan dan Saran
Salah satu hasil dari penelitian ini adalah diubahnya materi kuliah fisika. Perubahan
tersebut diterapkan melalui kuliah Fisika semester GanjiJ 200612007. Dari evaluasi
perkuliahan yang telah berlangsung dipcrolch beberapa kesimpulan dan saran untuk
perbaikan pengajaran mata kuliah fisika ini.
5.1 Kesimpulan
• "Resonansi" antara yang belajar dengan yang memandu pembelajaran
menentukan keherhasilan proses pembelajaran
• PerIu adanya peninjauan kembali materi kuliah
• Sesuai dengan tujuan awal maka proses pembelajaran fisika di PS Maternatika
tidak mengejar kuantitas materi melainkan mengutamakan pemahaman
mahasiswa
5.2 Saran-saran
1. Perbaikan proses pembelajaran dapat dilakukan melalu! penambahan atau
pengurangan materi kuliah:
1.1 Penarnbahan materi kuliah agar tidak "standard" fisika dasar.
Contoh:
a. Untuk ungkapan matematika: limit, materi yang dapat ditambahkan
antara lain:
13
- relativitas (membuat kecepatan benda tidak pemah melebihi
kecepatan cahaya)
termodinamika (mengapa suhu kenyataannya tidak bisa mencapai
nol deraj at celcius)
b. Untuk ungkapan matematika: Persamaan Diferensial, dapat
ditambahkan beberapa materi berikut:
• Peluruhan radioaktif
• Termodinamika (perambatan panas)
c. Untuk kemampuan membaca grafik, hendaknya grafik posisi,
kecepatan, dan percepatan terhadap waktu tidak hanya untuk GLB dan
GLBB tetapi juga untuk percepatan bergantung waktu (agar
mahasiswa memahami integral sebagaijumlah)
1.2 Pengurangan materi kuliah
Ungkapan matematika: integral tentu dan integrallipat dengan materi
fisika: pusat massa dan momen inersia dapat dihilangkan karena
mahasiswa kurang tertarik disebabkan materi yang abstrak
2. Penyajian materi kuliah:
• Sebaiknya proses pembelajaran disertai demo dengan komputer untuk
membantu pemahaman materi
• Untuk membantu pemahaman integral sebagai jumlah, dapat menggunakan
kertas grafik untuk. mencari luas dari berbagai macam bentuk kurva seperti:
daun, dsbnya
14
Referensi
1. E. R. Huggins, Physics 2000, Dannouth College. 2. E. R. Huggins, Calculus 2000, Dannouth College. 3. Halliday & Resnick, Physics, John Wiley & Sons, Inc., 1987. 4. Sumber-sumber dari internet
15