tugas assesment pengajaran fisika

96
Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi Pada umumnya sementara orang lebih cenderung ketiga kata tersebut suatu pengertian yang sama sehingga dalam memakainya hanya tergantung dari kata mana yang akan siap untuk di ucapkannya.Akan tetapi sementara orang yang lain,membedakan kata tersebut.Dan untuk memahami apa persamaan, peresaan,ataupun hubungan antara ketiganya,dapat di pahami melalui contoh-contoh di bawah ini. a. Apabilah ada seorang ynag memberikan sebatang pensil kepada kita,dan kita di suruh memilih antara dua pensil yang tidak sama panjang nya,maka kita akan tentunya memilih yang”panjang”.Kita tidak akan memilih yang “pendek” kecuali ada alas an yang sangat khusus. b. Pasar,adalah suatu tempat bertemunya orang-orang yang akn menjual dan membeli.Sebelumnya akan menentukan barang yng jan di belinya,seorang pembelih akan menentukan barang yang “baik” menurut ukurannya.Apabilah ia ingin membeli jeruk,dipilihnya jeruk yang besar;kuning,dan kulitnya halus.semuanya itu di pertimbangkan menurut pengalaman sebelunya,jenis jeruk-jeruk yang demikian ini rasanyaakan manis.Sedangkan jenis jruk yang masih kecil ”hijau”dan kulitnya agak kasar,biasanya masam rasanya. Dari contoh-contoh di atas dapat kita simpulkan bahwa sebelum menentukan pilihan,kita mengadakan penilaian terhadap benda-benda yang akan kita pilih.Dalam contohpertama kita memilih mana pensil yang lebih panjang,sedangkan dalam contoh yang kedua kita menentukan dengan perkiraan kita atas jeruk yang baik,yaitu yang rasanya manis. Untuk dapat mngadakan penilaian, kita mengadakan pengukuran terlebih dahulu.Jika ada penggaris,maka menentukan mana pensil yang lebih panjang,kita ukur lebih dahulu kedua pensil tersebut.Dan setelah

Upload: dhany-laoh-damopolii

Post on 29-Jun-2015

317 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Evaluasi pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi

Pada umumnya sementara orang lebih cenderung ketiga kata

tersebut suatu pengertian yang sama sehingga dalam memakainya hanya

tergantung dari kata mana yang akan siap untuk di ucapkannya.Akan

tetapi sementara orang yang lain,membedakan kata tersebut.Dan untuk

memahami apa persamaan, peresaan,ataupun hubungan antara

ketiganya,dapat di pahami melalui contoh-contoh di bawah ini.

a. Apabilah ada seorang ynag memberikan sebatang pensil kepada

kita,dan kita di suruh memilih antara dua pensil yang tidak sama

panjang nya,maka kita akan tentunya memilih yang”panjang”.Kita

tidak akan memilih yang “pendek” kecuali ada alas an yang sangat

khusus.

b. Pasar,adalah suatu tempat bertemunya orang-orang yang akn

menjual dan membeli.Sebelumnya akan menentukan barang yng

jan di belinya,seorang pembelih akan menentukan barang yang

“baik” menurut ukurannya.Apabilah ia ingin membeli

jeruk,dipilihnya jeruk yang besar;kuning,dan kulitnya

halus.semuanya itu di pertimbangkan menurut pengalaman

sebelunya,jenis jeruk-jeruk yang demikian ini rasanyaakan

manis.Sedangkan jenis jruk yang masih kecil ”hijau”dan kulitnya

agak kasar,biasanya masam rasanya.

Dari contoh-contoh di atas dapat kita simpulkan bahwa sebelum

menentukan pilihan,kita mengadakan penilaian terhadap benda-benda

yang akan kita pilih.Dalam contohpertama kita memilih mana pensil

yang lebih panjang,sedangkan dalam contoh yang kedua kita

menentukan dengan perkiraan kita atas jeruk yang baik,yaitu yang

rasanya manis.

Untuk dapat mngadakan penilaian, kita mengadakan pengukuran

terlebih dahulu.Jika ada penggaris,maka menentukan mana pensil yang

lebih panjang,kita ukur lebih dahulu kedua pensil tersebut.Dan setelah

Page 2: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

2

mengetaui mana berapa panjang amsing-masing pensil itu,kita

mengadakan penilaian dengan melihat bandingan panjang antara kedua

pensil tersebut.Dapatlah kita menyatakan “ini pensil panjang,dan ini

pensil pendek” Mana pensil yang panjang ,itulah yang kita ambil.

Untuk menentukan mana jeruk yang manis,kita tidak menggunakan

“ukuran manis”<tetapi menggunakan ukuran besar,kuning, dan halus

kulitnya.Ukuran ini tidak memiliki wujud seperti kayu penggaris yang

sudah di tera,tetapi di peroleh berdasarkan pengalaman.

Sebenarnya juga kita mengukur,yakni membandingkan jeruk –jeruk

yang adadengan ukuran tertentu.Setelah itu kita menilai, menentukan

mana jeruk yang paling memenuhi ukuran itulah yang kita ambil.

Dengan demikian kita mengenal dua macam ukuran,yaitu dengan

ukuran yang terstandar (meter,kilogram,takaran dan sebagainya) dan

ukuran perkiraan berdasarkan hasil pengalaman (jeruk manis adalah

yang kuning,besar dan halus kulitnya).

Duah langkah yang di lalui sebelum mengambil barang untuk

kita,itulah yang di sebut mengadakan evaluasi,yakni menguku dan

menilai.Kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum kita

mengadakan pengukuran.

- Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu

ukuran.Pengukuran bersifat kuantitatif.

- Menilai mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan

ukuran baik buruk.penilaian bersifat kualitatif.

- Mengadakan evaluasi meliputih kedua langkah di atas ,yakni

mengukur dan menilai.

Di dalam istilah asingnya.pengukuran adalah measurement, sedang

penilaian adalah evaluasi.dari kataevaluation di peroleh kata Indonesia

evaluasi yang berarti menilai (tetapi dilakukan dengan mengukur

terlebih dahulu).Dibuku ini ketiga istilah tersebut di gunakan bergantian

tanpa mengubah makna.

Page 3: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

3

1.2 Penilaian Pendidikan

Meskipun kini memiliki makna yang lebih luas,namun pada

awalnya pengertian evaluasi pendidikan selalu di kaitkan dengan prestasi

belajar siswa.Definisi pertama di kembangkan oleh Ralph Tyler (1990).Ali

ini mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan

data untuk menentukan sejauh mana,dalam hal apa, dan bagaimana

tujuan pendidikan yang sudah tercapai.Jika belum,bagaimana yang belum

dan apa sebabnya.Definisi yang lebih luas di kemukakan oleh dua ahli

yang lain yakni cronbach dan Stufflebeam. Tambahan definisi tersebut

adalah bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana

tujuan tercapai. Tetapi di gunakan untuk membuat keputusan.

Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah atau khususnya di

kelas,guru adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas

hasilnya.Dengan demikian,guru patut di bekali dengan evaluasi sebagai

ilmu yang mendukung tugasnya,yakni mengevalusi hasil belajar

siswa.Dalam hal ini guru bertugas mengukur apakah siswa sudah

menguasai ilmu yang dipelajari siswa dengan bimbingan guru sesuai

dengan tujuan yang di rumuskan.

Apabilah sekolah di umpamakan sebagai tempat mengolah sesuatu

dan calon siswa di umpamakan sebagai bahan mentah makah lulusan dari

sekolah itu dapat di samakan dengan hasil olahan yang sudah siap di

gunakan.Dalam istilah inovasi yang menggunakan teknologi maka tempat

pengolah ini di sebut transformasi.

Jika di gambarkan dalam bentuk diagram akan terlihat sebagai

brikut:

Umpanbalik

Input Transformasi

output

Page 4: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

4

- Input

Adalah bahan mentah yang akan dimasukan kedalam

transformasi.Dalam dunia sekolah maka yang dimaksud dengan

bahan mentah adalah calon siswa yang akan memasuki

sekolah.Sebelum memasuki suatu tingkat sekolah (institusi),calon

siswa itu di nilai dahulu kemampuannya. Dengan penilaian itu

ingin diketahui apakah kelak ia akan mampu mengkuti pelajaran

dan melaksanakan tugas-tugas yang akan di berikan kepadanya.

- output

Yang dimaksud dengan output atau keluaran atau bahan jadi

yang di hasilkan oleh transformasi.

- Transformasi

Yang dimaksud dengan transformasi adalah mesin yang

bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi.

- umpan balik (feetback)

Yang dimaksud dengan umpan balik atau balikan adalah

segalah informasi baik yang menyangkut output maupun

transformasi.

1.3 Mengapa Menilai

Jika sebelum membeli jeruk tidak memilih terlebih dahulu mana

jeruk yang baik di bandingkan dengan yang kurang baik,maka kita akan

memperoleh jeruk yang seadanya.

Mungkin baik,tetapi ada kemungkinan juga tidak baik.Yang jelas kita

belum memperoleh jeruk yang berkualitas jika tidak di dahului dengan

kegiatan menilai.

a. Makna bagi siswa

Hasil yang di peroleh oleh siswa dari pekerjaan menilai ada dua

kemungkinan.

1). Memuaskan

Jika siswa memperoleh hasil memuaskan dan hal itu menyenangkan

tentu, kepuasan itu akan diperolehnya lagi pada lain kesempatan

waktu.

Page 5: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

5

2). Tidak memuaskan

Jika siswa tidak puas dengan hasil yang di peroleh,dia akan

berusaha agar lain kali keadaan itu tidak terulang lagi,Maka ia lalu

belajar giat.Namun demikian,keadaan dapat saja bisa terjadi.

b. Makna bagi guru

1) Dengan hasil penilaian yang di peroleh guru akan dapat

mengetahui siswa-siswa mana yang berhak melanjutkan

pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan,maupun

mengetahui siswa-siswa yang belum mengetahui bahan..

2) Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan suda tepat

bagi siswa sehingga untuk memberikan pengajaran di waktu yang

akan datang tidak perlu diadakan perubahan.

3) Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan suda tepat

atau belum.

c. makna bagi sekolah

1) Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui bagaimna

hasil belajar siswa-siswanya, dapat diketahui pula apakah kondisi

belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan

harapan atau belum. Hasil belajar merupakan cermin kualitas

suatu sekolah

2) Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk

sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi

perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang.

3) Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun,

dapat di gunakan sebagai pedoman bagi sekolah, yang dilakukan

oleh sekolah sudah memenuhi standar atau belum. Pemenuhan

standar atau belum.

Secara rinci dan sesuai urusan kejadiannya, dalam proses

transformasi ini penilaian dibedakan atas tiga jenis ; yakni sebelum,

selama dansesuadah proses dalam kegiatan sekolah.

Page 6: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

6

1.4 Tujuan atau Fungsi Penilaian

Dengan mengetahui makna penilaian ditinjau dari berbagai segi

dalam system pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan

bahwa tujuan atau fungsi penilaian ada beberapa hal

a. Penilaian berfungsi selektif

b. Penilaian berfungsi diagnostik

c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan

d. Penilaian befungsi sebagai pengukur keberhasilan

1.5 Ciri-ciri Penilaian Dalam Pendidikan

Ciri-ciri penilaian dalam pendidikan, antara lain adalah sebagai

berikut

a. Ciri penilaian dari penlaian dalam pendidikan, yaitu bahwa

penilaian di lakukan secara tidak lansung. Dalam contoh ini, akan

mengukur kepandaian melalui ukuran kemampuan

menyelesaikan soal-soal

b. Ciri kedua dari penilaian pendidikan yaitu penggunaan ukuran

kuantitatif artinya menggunakan simbol bilangan sebagai hasil

pertama pengukuran. Setelah itu lalu diinterpretasikan ke bentuk

kualitatif.

c. Ciri ketiga dari penilaian pendidikan, yaitu bahwa penilaian

pendidikan mengunakan, unit-unit satuan-satuan yang tetap

Karenna IQ 105 termasuk anak normal. Anak lain yang hasil

pengukuran IQ nya 80, menurut unit ukurannya termasuk anak

dungu

d. Ciri keempat dari penilaian adalah bersifat relative artinya tidak

sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu yang lain

e. Ciri kelima dalam penelitian pendidikan adalah bahwa penilaian

pendidikan itu sering terjadi kesalahan-kesalahan. Adapun

sumber kesalahan ditinjau dari berbagai factor yaitu:

1) Terletak pada alat ukur

2) Terletak pada orang yang melakukan penilaian

3) Terletak pada anank yang di nilai

Page 7: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

7

4) Terletak pada situasi di mana penelitian berlansung

a. Input

1) Kemampuan

2) Kepribadian

3) Sikap-sikap

4) Inteligensi

b. Transformasi

Unsur unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian

antara lain:

1)kurikulum/materi,

2)metode dan cara penilaian,

3) system administrasi,

4)guru dan personal lainya.

Page 8: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

8

BAB II

SUBJEK DAN SASARAN EVALUASI

2.1 Subjek Evaluasi

Yang dimaksud dengan subjek evaluasi adalah orang yang

melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat disebut dengan subjek

evaluasi untuk setiap test, di tentukan oleh suatu aturan pembagian

tugas atau ketentuan yang berlaku.

Dalam keterangan ini, penulis mengatagorikan pelaksana evaluasi

sebagai subjek evaluasi.ada pandangan lain yang disebut subjek evaluasi

asalah siswa, yakni orang yang di evaluasi.pandangan lain

mengklasifikasikan siswa sebagai objek evaluasi dan guru sebagai

subjeknya.

2.2 Sasaran Evaluasi

Apabila kita kembali kepada diagram di bab 1, kita akan ingat

kembali apa yang menjadi sasaran dari penilaian. Objek atau sasaran

penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan

karena penilaian menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut.

Dengan masih menggunakan diagram tentang transformasi maka

sasaran penilaian untuk unsure-unsurnya meliputi: input, transformasi

dan output.

a. Input

1). Kemampuan

2). kepribadianI

3). Sikap-sikap

4). Inteligensi

b. transformasi

Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian

antara lain:

Page 9: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

9

1). Kurikulum/materi,

2). Metode dan cara penilaan,

3). Sarana pendidikan/media,

4). System administrasi

5). Guru dan personal lainnya

c. Output

Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk

mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar

mereka selama mengikuti program alat yang digunakan untuk

mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian atau

achievement test

Page 10: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

10

BAB III

PRINSIP DAN ALAT EVALUASI

3.1 Prinsip Evaluasi

Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu

adanya triangulasi—atau hubungan erat tiga komponen--,yaitu antara

(a). Tujuan pembelajaran,

(b). Kegiatan pembelajaran atau KBM, dan

(c). Evaluasi.

Triangulasi tersebut dapat di gambarkan dalam bagan sebagai

berikut.

Tujuan

KBM Evaluasi

3.2 Alat Evaluasi

Dalam pengertian umum,alat adalah sesuatu yang dapat di

gunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas

atau mencapai tujuan secara lebih aktif dan efisien.Kata “alat” biasa juga

di sebut dengan istilah”instrument”.Dengan demikian maka dengan alat

evaluasi juga di kenal dengan instrument evaluasi.

Page 11: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

11

Dengan pengertian tersebut maka alat evaluasidikatakan baik

apabila mampu mengevaluasi sesuatu yang di evaluasi dengan hasil

seperti keadaan yang di evaluasi.Dalam menggunakanalat tersebut

evaluator menggunakan cara atau teknik evaluasi,yaitu teknik

nontes,dan teknik tes.

a. Teknik nontes

Yang tergolong teknik nontes adalah:

- Skala bertingkat (rating scale)

- Kuesioner (questionair)

- Daftar cocok (chek list)

- Wawancara (interview)

- Pengamatan(observation)

- Riwayat hidup.

b. Teknik tes

Apakah sbenarnya teknik tesnitu? Adabermacam-macam teknik

rmusan tentang tes.Di dalam bukunya yang berjudul Evaluasi

pendidikan,Drs. Amir Daien indrakusuma mengatakan demikian:

“Tes adalah suatu alat atau prosedur sistematis dan ojektif

untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang di

inginkan oleh seseorang,dengan cara yang boleh dikatakan tepat

dan cepat”

Definisi yang terakhir ditemukan disini adalah definisi yang

dikutipkan dari webster’s Colegiate.

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain

yang digunakan untuk mengukur

ketrampilan,pengetahuan,inteligensi,kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok.

Dari beberapa kutipan dan uraian di atas dapat di simpulkan

bahwa tes mrupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika di

bandingkan dengan alat-alat tes ini bersifat lebih resmi karena

penuh dengan batasa-batasan.

Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa,maka

dibedakan atas adanya 3 maam tes,yaitu:

Page 12: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

12

- Tes diagnostic

- Tes formatif,

- Tes sumatif.

BAB IV

MASALAH TES

4.1 Pengertian

Istilah tes di ambil dari kata testum suatu pengertian dalam bahasa

prancis kunoyang brarti piring untuk menyisikan logam-logam

mulia.Adapulah yang mengartikan sebagai sebuah piring yang di buat

dari tanah.

Seorang ahli bernama James Ms.Cattel, pada 1890 telah

memperkenalkan pengertian tes ini kepada masyarakat melalui bukunya

yang berjudul Mental tes and Measurement. Selanjutnya di amerika

Serikat tes nini berkembang dengan cepat sehingga dalam tempo yang

tidak begitu lama masyarakat mulai menggunakannya.

- Tes

(Sebelum adanya Ejaan Yang di sempurnakan dalam bahasa

Indonesia di tulis dengan test),adalah merupakan alat atau prosedur

yang digunakan utuk mengetahui atau mengukur atau sesuatu dalam

suasana,dengan cara dengan aturan-aturan yang sudah di

tentukan.Untuk mengerjakan tes ini tergantung pada tes yang

diberikan misalnya:mencoret jawaban yang salah,melakukan tugas

atau suruhan,menjawab svara lisan,dan sebagainya.

- Testing

Testing merupakan saat pada waktu tes itu di laksanakan.Dapat

juga di katakan testing adalah saat pengambilan tes.

- Testee

Page 13: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

13

(Dalam istilah Indonesia tercoba), adalah responden yang sedang

mengerjakan tes.

Orang-orang inilah yang akan di nilai atau di ukur,baik dalam

kemampuan,minat,bakat,pencapaian,dan sebagainya.

- Tester

(Dalam istilah indonesia pencoba),adalah orang yang diserahi untuk

melaksanakan pengambilan tes terhadap parah responden.dengan

kata lain tester,adalah subjek evaluasi (tetapi adakalanya hanya orang

yang di tunjuk oleh subjekevaluasiuntuk melaksanakan tugasnya.

4.2 Persyaratan Tes

Dari contoh dan keterangan ini semua dengan singkat dapat di

katakana bahwa sumber persyaratan tes didasarkan atas dua hal:

Pertama : menyangkut mutu tes.

Kedua : menyangkut pengaministrasian dalam pelaksanaan.

Walaupun dalam melaksanakan tes sudah di usahakan mengikuti

aturan tentang suasana,cara,dan prosedur yang telah di tentukan namun

tes itu sendiri mengandung kelemahan-kelemahan. Gilbert Sax (1980,31-

42)menyebutkan beberapa kelemahan sebagai berikut:

1). Adakalanya tes (secara psikologis terpaksa) menyinggung pribadi

seseorang.

2). Tes menimbulkan kecemasan sehingga mempengaruhi hasil belajar

yang murni.

3). Tes tidak mengategorikan secara tetap.

4). Tes mendukung kecemerlangan dan daya kreasi siswa

5). Tes hanya mengukur aspek tingkah laku yang sangat terbatas.

4.3 Ciri-ciri tes yang baik

Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur,harus

memenuhi persyaratan tes yaitu memiliki:

- Validitas

- Reabilitas.

- Objektifitas

- Praktikabilitas

Page 14: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

14

- Ekonomis.

BAB V

VALIDITAS

Mengevaluasi dapat diumpamakan sebagai pekerjaan memotret.

Gambar potret atau foto dikatakan baik apabila sesuai dengan aslinya.

Gambar pemotretan hasil evaluasi tersebut di dalam kegiatan evaluasi

dikenal dikenal dengan data evaluasi. Data evaluasi yang baik sesuai

dengan kenyataan disebut data valid. Agar dapat diperoleh data yang

valid, instrument atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Dengan

kata lain, instrument evaluasi dipersyaratkan valid agar hasil yang

diperoleh dari evaluasi valid.

5.1 Macam-macam Validitas

A test is valid if it measures what it purpose to measure yang dapat

diartikan: sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa

yang hendak diukur. Dalam bahasa Indonesia ”valid” sama dengan

“sahih”.

Sebenarnya, pembicaraan validitas bukan ditekankan pada tes itu

sendiri tetapi pada hasil pengetesan atau skornya. Secara garis besar ada

dua macam validitas, yaitu validitas logis dan validitas empiris.

a. Validitas logis

Istilah validitas logis mengandung kata logis berasal dari kata

logika yang berarti penalaran.dengan makna demikian maka validitas

logis untuk sebuah instrument evaluasi menunjuk pada kondisi bagi

sebuah instrument yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil

penalaran.

Page 15: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

15

Ada dua macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah

instrument, yaitu: validitas isi yang menunjukan suatu kondisi sebuah

instrument yang disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang

dievaluasi, dan validitas konstrak yang menunjukan suatu kondisi

sebuah instrument yang disusun berdasarkan konstrak atau aspek-aspek

kejiwaan yang seharusnya dievaluasi.

b. Validitas empiris

Kata empiris yang artinya pengalaman jadi, sebuah instrument

dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari

pengalaman.

Ada dua macam validitas empiris yaitu instrument yang kondisinya

sesuai dengan kriterium yang sudah tersedia yang disebut dengan

validitas “ada sekarang”. Yang kedua yaitu instrument yang kondisinya

sesuai dengan kriterium yang diramalakan akan terjadi yang disebut

dengan validitas ramalan/validitas prediksi.

Jadi secara keseluruhan validitas terbagi atas empat:

1. Validitas isi

2. Validitas konstrak

3. Validitas “ada sekarang”

4. Validitas prediksi

5.2 Cara Mengetahui Validitas Alat Ukur

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan

kriterium dalam artian memiliki keejajaran antara hasil tes dengan

kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah

teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson.

Rumus korelasi product moment ada dua macam yaitu simpangan

dan angka kasar.

Rumus product moment dengan simpangan:

Page 16: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

16

Dimana:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang

dikorelasikan

∑xy

= jumlah perkalian x dengan y

x2 = kuadrat dari x

y2 = kuadrat dari y

Contoh perhitungan:

Misalnya akan menghitung validitas tes prestasi belajar matematika.

Sebagian kriterium diambil dari rata-rata ulangan yang akan dicari

validitasnya diberi kode X dan rata-rata nilai harian diberi kode Y.

kemudian dibuat table persiapan sebagai berikut.

Tabel Persiapan Untuk Mencari Validitas Tes Prestasi Matematika

No. Nama X Y X y x2 y2 Xy

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

el

Citra

ellha

Tatox

Itho

Itha

Eki

Echi

Anyl

ikha

6,5

7

7,5

7

6

6

5,5

6,5

7

6

6,3

6,8

7,2

6,8

7

6,2

5,1

6

6,5

5,9

0

+ 0,5

+1,0

+0,5

-0,5

-0,5

-1,0

0

+0,5

-0,5

-0,1

+0,4

+0,8

+0,4

+0,6

-0,2

-1,3

-0,4

+0,1

-0,6

0,0

0,25

1,0

0,25

0,25

0,25

1,0

0,0

0,25

0,25

0,01

0,16

0,64

0,16

0,36

0,04

1,69

0,16

0,01

0,36

0,0

+0,2

+0,8

+0,2

-0,3

+0,1

+1,3

0,0

+0,05

+0,3

Jumlah 65,0 63,8 3,5 3,59 2,65

Page 17: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

17

x = X -

y = Y -

dimasukkan ke rumus

Indeks korelasi antara X dan Y inilah indeks validitas soal yang

dicari.

Rumus korelasi product momen dengan angka kasar

Dimana :

rXY

= koefisien korelasi variabel X dan Y.

No. Nama X Y X2 Y2 xy

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

el

Citra

ellha

Tatox

Itho

Itha

Eki

Echi

Anyl

ikha

6,5

7

7,5

7

6

6

5,5

6,5

7

6

6,3

6,8

7,2

6,8

7

6,2

5,1

6

6,5

5,9

42,25

49

56,25

49

36

36

30,25

42,25

49

36

39,69

46,24

51,84

46,24

49

38,44

26,01

45,5

36

34,81

40,95

47,6

54,0

47,6

42

37,2

28,05

39

45,5

35,4

Jumlah 65,0 63,8 426 410,52 417,3

Dimasukkan dalam rumus :

Page 18: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

18

Jika dibandingkan dengan validitas soal yang dihitung dengan

rumus simpangan, ternyata terdapat perbedaan sebesar 0,003, lebih

besar yang dhitung dengan rumus simpangan. Hal ini wajar karena dalam

mengerjakan perkalian atau penjumlahan jika diperoleh tiga atau angka

di belakang koma dilakukan pembulatan ke atas. Perbedaan ini sangat

kecil sehingga dapat diabaikan.

Koefisien korelasi selalu terdapat antara -1,00 sampai +1,00.

Namun karena dalam menghitung sering dilakukan pembulatan angka-

angka, sangat mungkin diperoleh koefisien lebih dari 1,00. Koefisien

negative menunjukan hubungan kebalikan sedangkan koefisien positif

menunjukkan adanya kesejajaran untuk mengadakan interpretasi

mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

- antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi

- antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi

- antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup

- antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah

- antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

Penafsiran harga koefisien korelasi ada dua cara yaitu:

1. Dengan melihat harga r dan diinterpretasikan misalnya korelasi

tinggi, cukup, dan sebagainya.

2. Dengan berkonsultasi ke table

harga titik r product moment sehingga dapat diketahui signifikan

tidaknya korelasi tersebut. Jika harga r lebih kecil dari harga kritik

dalam table, maka korelasi tersebut tidak signifikan. Begitu juga

arti sebaliknya.

5.3 Validitas Butir Soal Atau Validitas Item

Page 19: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

19

Secara umum validitas item dari sebuah item dapat dikatakan valid

apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada

item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah.

Untuk soal-soal bentuk objektif skor untuk item biasa diberikan dengan 1

(bagi item yang dijawab benar) dan 0 (item yang dijawab salah).

Sedangkan skor total selanjutnya merupakan jumlah dari skor untuk

semua item yang membangun soal tersebut.

Tabel Analisis Item Untuk Perhitungan Validitas Item

Butir soal/itemNo. Nama

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Skor

total

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

ikha

anyl

Tatox

Itho

Itha

Eki

Echi

riry

1

0

0

1

1

1

1

0

0

0

1

1

1

0

1

1

1

1

0

0

1

1

1

0

0

0

0

0

1

0

1

1

1

1

0

1

1

1

1

1

1

0

1

1

1

0

1

1

1

0

0

0

0

1

1

1

1

1

1

0

0

0

0

1

1

1

0

1

0

0

0

1

1

1

1

0

0

0

0

1

8

5

4

5

6

4

7

8

Contoh perhitungan mencari validitas item

Untuk mencari validitas item,dibuat terlebih dahulu table berikut:

Tabel persiapan untuk menghitu validitas item nomor 6

No. Nama X y

1.

2.

3.

4.

ikha

anyl

Tatox

Itho

1

0

1

1

8

5

4

5

Page 20: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

20

5.

6.

7.

8.

Itha

Eki

Echi

Riry

1

0

1

1

6

4

7

8

Keterangan :

X = skor item nomor 6

Y = skor total

Dari perhitungan kalkulator diperoleh data sebagai berikut ;

∑X = 6 ∑x2 = 6

∑Y = 46 ∑Y2 = 288

∑XY = 37

1 = 5,57

p= 6,17

Jadi koefisien item nomor 6 adalah 0,421.

Cara lain untuk menghitung validitas item :

Keterangan :

= koefisien korelasi biserial

Mp

= rerata skor (dari yang menjawab betul)

Mt

= rerata skor

St

= standar deviasi dari skor total

Page 21: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

21

P = proporsi siswa dari skor total

Q = proporsi siswa yang menjawab salah

5.4 Tes Terstandar Sebagai Kriterium Dalam Menentukan Validitas

Tes terstandar adalah tes yang telah dicobakan berkali-kali

sehingga dapat dijamin kebaikannya. Dinegara-negara berkembang biasa

tersedia tes smacam ini. Sebuah tes berstandar biasanya memiliki

identitas antara lain : sudah dicobakn beberapa kali, berapa koefisien

validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda dan keterangan

yang dianggap perlu.

Contoh ;

Table Persiapan Perhitungan Validitas Tes Matematika Dengan

Kriterium Tes Terstandar

No. Nama X Y X2 Y2 XY Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Aristo

Plato

Rene

Kant

Aquinas

Sartre

5

6

5

6

7

6

7

6

6

7

7

5

25

36

25

36

49

36

49

36

36

49

49

25

35

36

30

42

49

30

Jumlah 35 38 207 244 222

X = hasil tes

matematika yang

dicari validiatsnya

Y = hasil tes

terstandar

Jadi validitasnya ; 0,89 x 0,108 = 0,96 (jika tes terstandanya 0.89).

Page 22: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

22

5.5 Validitas Factor

Validitas factor dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang

besar terhadap soal-soal secara keseluruhan materi.

Page 23: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

23

Contoh :

Butir

Subjek

1 2 3 4 5 6 7 8 Skor

factor

1

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor

factor

2

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Skor

factor

3

Skor

total

Aristo

Plato

Rene

Curie

Kant

Aquinas

Anaxi

Zeno

Hobbes

Sartre

Paul

Newton

Galileo

1

1

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

0

1

1

1

0

1

1

0

1

1

0

1

1

1

1

1

0

1

1

1

1

1

1

0

1

1

0

0

1

1

0

1

0

0

1

1

0

1

1

1

0

1

1

1

1

0

1

1

1

1

1

1

0

0

1

0

1

0

0

0

1

1

1

0

1

1

0

1

1

0

1

1

1

1

1

1

1

0

0

1

1

1

1

1

1

0

0

1

1

6

7

4

3

8

6

5

7

5

4

7

8

5

1

1

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

1

0

1

0

0

1

0

0

1

1

1

1

1

0

0

1

1

0

1

1

0

1

1

0

0

1

0

1

1

1

0

1

1

0

1

1

1

1

0

0

1

1

1

1

1

0

0

1

1

1

0

1

0

0

1

1

1

0

0

0

1

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

1

1

1

0

1

1

0

1

1

0

1

0

1

1

1

1

1

1

0

1

1

0

1

1

1

1

1

1

0

0

0

1

0

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

0

1

1

1

0

1

0

0

1

1

0

1

0

0

1

0

0

1

0

1

0

1

0

6

9

6

4

11

9

7

10

6

5

10

12

8

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

0

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

1

1

1

0

0

1

1

0

1

1

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

1

0

1

1

1

0

1

1

1

1

1

0

0

1

1

0

1

0

0

1

0

0

1

1

1

1

1

1

0

1

0

0

1

0

0

1

1

1

1

1

0

1

1

1

1

1

1

0

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

1

1

1

0

0

1

1

1

1

1

0

0

1

1

1

1

7

9

7

5

10

8

7

9

5

6

9

10

7

19

25

17

12

29

23

19

26

16

15

26

30

20

Table analisis butir untuk menghitung validitas butir dan validitas factor

Page 24: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

24

Cara mengetahui kesejajaran digunakan juga rumus korelasii product

moment. Misalnya kita kita akan mengtahui valliditas vaktor 1, yakni

soal-soal untuk materi bunyi, kita membuat daftar untuk menyejajarkan

sebagai berikut.

TABEL UNTUK MENGHITUNG KESEJAJARAN SKOR FAKTOR 1 DENGAN

SKOR TOTAL

Nama Subjek Skor Faktor 1

(X)

Skor Total

(Y)

X2 Y2 XY

Aristo

Plato

Rene

Curie

Kant

Aquinas

Anaxi

Zeno

Hobbes

Sartre

Paul

Newton

Galileo

6

7

4

3

8

6

5

7

5

4

7

8

5

19

25

17

12

29

23

19

26

16

15

26

30

20

36

49

16

9

64

36

25

49

25

16

49

64

25

361

625

289

144

841

529

361

676

256

225

676

900

400

114

175

68

36

232

138

95

182

80

60

182

240

100

Jumlah

Data yang tertera di dalam table tersebut digunakan untuk menentukan

besarnya validitas factor 1. Langkah selanjutnya adalah menjumlahkan

setiap kolom, kemudian dimasukkan ke dalam rumus korelasi product

moment. Harga r yang diperoleh menunjukkan indeks validitas factor 1.

Untuk factor 2 dan factor 3 caranya sama,hanya skor faktornya saja yang

diganti.

Page 25: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

25

BAB VI

RELIABILITAS

6.1 Arti Reliabilitas Bagi Sebuah Tes

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes

dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes

tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas

berkaitan dengan masalah ketetapan hasil tes. Seandainya hasil berubah-

ubah, perubahan yang terjadi dikatakan tidak berarti.

Sehubungan dengan reliabilitas ini, Scarvia B. Anderson dkk

menyatakan bahwa persyaratan bagi tes yaitu validitas dan reliabilitas ini

penting. Dalam hal ini validitas lebih penting dan reliabilitas ini perlu

karena menyokong terbentuknya validitas. Sebuah tes mungkin reliable

tapi tidak valid. Sebaliknya, sebuah tes yang valid biasanya reliable.

Beberapahal yang mempengaruhi hasil tes banyak sekali. Namun secara

garis besar dikelompokkan menjadi 3 hal:

a. Hal yang berhubungan dengan tes itu sendiri, yaitu panjang tes dan

kualitas butir-butir soalnya.

Dalam menghitung besarnya reliabilitas berhubungan dengan

penambahan banyaknya butir soal dalam tes ini ada sebuah rumus

yang diberikan oleh Spearman dan Borwn sehingga dikenal rumus

Spearman – Brown.

Rumusnya adalah:

Dimana:

rnn

= besarnya koefisien reliabilitas sesudah tes tersebut ditambag

butir soal baru

n = berapa kali butir-butir soal itu ditambah

r = besarnya koefisien reliabilitas sebelum butir-butir soalnya

ditambah

Page 26: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

26

b. Hal yang berhubungan dengan tercoba (testee)

Suatu tes yang dicobakan pada kelompok yang terdiri dari banyak

siswa akan mencerminkan keragaman hasil yang menggambarkan

besar-kecilnya relabilitas tes. Tes yang dicobakan kepada kelompok

yang bukan terpilih, akan menunjukkan reliabilitas yang lebih besar

daripada yang dicobakan pada kelompok tertentu yang diambil

secara dipilih.

c. Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes

Sudah disebutkan bahwa factor penyelenggaraan tes yang bersifat

administratif. Sangat menentukkan hasil tes.

6.2 Cara-cara mencari besarnya reliabilitas

Kriterium yang digunakan untuk ketetapan ada ang berada di luar

tes dan pada tes itu sendiri.

a. Metode bentuk paralel (equivalent)

Tes paralel adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan,

tingkat kesukaran dan susunan tetapi butir-butir soalnya berbeda.

Kelemahan dari metode ini adalah bahwa pengetes pekerjaannya

berat karena harus menyusun dua seri tes. Lagi pula harus tersedia

waktu yang lama untuk mncobakan dua kali tes.

b. Metode tes ulang (test-retest method).

Metode ini dilakukan orang untuk menghindari penyusuan dua seri

tes. Dalam menggunakan metode ini pengetes hanya memiliki satu

seri tes tetapi dicobakan dua kali. Oleh karena tesnya hanya satu

dan dicobakan dua kali maka metode ini disebut single-test-double-

trial method. Kemudian hasil dari kedua kali tes tersebut dihitung

korelasinya.

c. Metode belah dua atau split-half method

Dalam menggunakan metode ini pengetes hanya menggunakan

sebuah tes dan dicobakan satu kali. Olehnya disebut juga single-

test-single-trial method.

Page 27: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

27

Contoh perhitungan reliabilitas dengan metode belah dua

Langkah pertama yaitu dengan mengadakan anlisis butir soal yang

lebih terkenal dengan analisis item. Item yang dapat dujawab dengan

benar diberi skor dan bagi yang salah diberi skor 0.

1. Pembelahan ganjil-genap

Contoh:

Misalnya setelah dihitung dengan rumus korelasi product moment

dengan angka kasar diketahui bahwa rxy = -0,3786. Harga tersebut

menunjukkan teliabilitas separoh tes. Oleh karena itu rxy untuk belah

ini dsebut dengan istliah r½½

atau rgg singkatan dari r

genap-ganjil. Untuk

mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman-Brown.

Jika koefisien reiabilitas separo tes ini dimasukkan ke dalam rumus

hitungganya:

2. Pembelahan awal-akhir

Tabel Jumlah Skor Belahan Awal-Akhir

No. Nama Item ganjil

(1,3. 5.7.9)

(X)

Item genap

(2,4,6,8,10)

(Y)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Hartati

Yoyok

Oktaf

Wendi

Diana

Paul

Susana

Helen

3

2

1

3

5

3

5

3

5

3

3

2

1

1

2

5

Kelanjutan dari table ini adalah menghitung rumus korelasi product

moment. Dengan menggunakan kalkulator diketahui:

Page 28: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

28

∑X = 25 ∑X2 = 91

∑Y = 22 ∑Y2 = 78

∑XY = 63

3. Penggunaan rumus Flanagan

Rumus Flanagan :

Dimana:

r11

= reliabilitas tes

= varians belahan pertama (skor item ganjil)

= varians belahan kedua (skor item genap)

= Varians total (skor total)

Secara sederhana dapat dipahami bahwa varians adalah standar

deviasi kuadrat.

Rumus varians :

4. Penggunaan rumus Rulon

Rumus Rulon :

Dimana :

= varians beda

d = difference perbedaan skor awal dengan skor akhir

5. Penggunaan rumus K-R 20

Rumusnya :

6. Penggunaan rumus K-R. 21

Page 29: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

29

Rumusnya :

Keterangan:

M = Mean atau rerata skor total

7. Penggunaan rumus Hoyt

Rumusnya :

atau

Keterangan:

r11

= Reliabilitas seluruh soal

Vr = Varians responden

Vs = Varian sisa

Lankah 1. Mencari kuadrat responden dengan rumus:

Keterangan:

Jk(r) = jumlah kuadrat responden

Xt = skor total tiap responden

k = banyaknya item

N = banyaknya responden atau subjek

Langkah 2. Mencari jumlah kuadrat item dengan rumus:

Keterangan:

Jk(i) = jumlah kuadrat item

∑B2 = jumlah kuadrat jawab benar seluruh item

Page 30: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

30

(∑X1)2 = kuadrat dari jumlah skor total

Langkah 3. Mencari jumlah kuadrat total dengan rumus

Keterangan:

Jk(t)

= jumlah kuadrat total

∑B = jumlah jawab benar seluruh item

∑S = jumlah jawab salah seluruh item

Langkah 4. Mencari jumlah kuadrat sisa dengan rumus:

Langkah 5. Mencari Varians responden dan varians sisa dengan table F.

d.b. = banyaknya N setiap sumber variansi dikurangi 1

jadi Variansi =

langkah 6. Masuk ke rumus r11

Page 31: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

31

BAB VII

TAKSONOMI

7.1 Arti dan Letak Taksonomi Dalam Pendidkan

Tujuan pendidkan dapat dirumuskan pada tiga tingkatan

pertama,tujuan umum pendidikan.Tujuan ini menentukan perlu dan

tidaknya sesuatu program di adakan. Didalam praktek sehari-hari di

sekolah,tujuan ini dikekenal dengan TIU (tujuan instruksional

umu).Kedua, tujuan yang didasrkan terhadap tingkah laku.Dalam periode

20 tahun terakhir ini,banyak usaha yang telah dilakukan untuk mencari

metode yang di gunakan untuk menganalisis atau mengklasifikasikan

sebuah pandangan yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari.Yang

dimaksud adalah berhasilnya pendidikan dalam bentuk tingkah

laku.Inilah yang dimaksud dengan taksonomi (taxonomi). Ada tiga macam

tingkah laku yang di kenal umum,yaitu kognotif,efektif,dan

psikomotor(yang dalam hal ini penulis gunakan istilah

ketrampilan),berpendapat bahwa taksonomi yang dikemukakan oleh

Bloom dan kawan-kawan, adalah sangat bersifat mental.Mereka tidak

menjelaskan kepada pendidik secara kongkret dan dapat di amati.

Beberapa ahli telah memberikan cara bagaiman cara menyebut tiga

tingkata tujuan ini,yang akhirnya oleh VivianeDe Lansheere disimpulkan

bahwa ada 3 tinkat tujuan (termasuk taksonomi),yaitu:

a. Tujuan akhir atau tujuan umum pendidikan.

b. Taksonomi.

c. Tujuan yang operasional.

7.2 Taksonomi Bloom

Bloom dan Krathwholtelah banyak memberikan inspirasi kepada

banyak orang yang melahirkan taksonomi lain.Prinsip-prinsi yang

digunakan oleh orang lain ini ada 4 buah,yaitu:

Page 32: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

32

a. Prinsip metodologis

Perbedaan-perbedaan yang esar telah merefleksi kepada cara-cara

guru dalam mengajar

b. Prinsip psikologis

Taksonomi hendaknya konsisten dengan fenomena kejiwaan yang

ada sekarang.

c. Prinsip logis

Taksonomi hendaknya dikembangakan secara logis dan konsisten

d.Prinsip tujuan

Tingakatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-

tingkatan nilai-nilai.Tiap jenis tujuan hendaknya menggambarkan

corak yang netral.

Sudah banyak diketahui bahwa mula-mula taksonomi Bloom terdiri

dari dua bagian yaitu kognotif domain dan efektif domain pencipta dari

kedua taksonomi ini merasa tidak tertarik pada psikomotor domain

karena mereka melihat hanya ada sedikit kegunaannya di Sekolah

Menengah atau Universitas (BLOOM 1956)Akhirnya Simpson melengkapi

dua domain yang ada dengan psikodomain (1966) Namun sebenarnya

pemisahan antara ketiga domain ini merupakan pemisahan yang di buat-

buat,karena Manusia merupakan suatu kebulatan yang tidak dapat di

pecah-pecah sehingga segala tindakannya juga merupakan suatu

kebulatan.

Sebagai taksonomi Bloom (1956) sebenarnya merupakan hasil

kelompok penilai dari Universitas terdiri dari B.S.Bloom

editorM.D.Engelhart,E.Furst,W.H.Hill,dan D.R.Krathwhol,yang kemudian

didukung pulah oleh Ralp W.Tiyler*)

Secara garis besar,Bloom bersama kawan-kawan merumuskan

tujuan-tujuan pendidikan pada tigatingkatan:

1) Katgori tingkatan yang masih verbal.

Page 33: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

33

2) Peluasan kategori menjadi sederetan tujuan.

3) Tingkah laku kongkrit yang terdiri dari tugas-tugas (taks) dalam

Pertanyaan-pertanyaan ebagai ujian dan utir-butir soal.

Ada tiga macam ranah atau domain taksonomi yaitu:

- Ranah kognotif (cognitive domain)

- Ranah efektif (Affectif domain)

- Ranah psikomotor (psychomotor domain)

a. Ranah kognotif

1). Mengenal (recognition

2). Pemahaman(coprehension)

3). Penerapan atau aplikasi (application

4). Analisis (analysis)

5)sintesis (Analysis)

6)Evaluasi (Evaluasy)

b. Ranah efektif

- Pandangan atau pendapat (opinion)

- Sikap atau nilai (attitude,value)

c. Psikomotor

Taksonomi utuk ranah psikomotorik antara alain di kemukakan

oleh Anita harrow (1972)

Taksonomi yang di kemukakan oleh Anita Harrow adalah;

1). Gerakan reflex

2). Dasar gerakan-gerakan.

3). Peceptual abilities.

4). Psycal abilities.

Page 34: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

34

5). Skilled mofemenst

6). Nondiscoursive communication

Lain-lain taksonomi

Banyak telah dilemparkan kepada bloom cs,tentang pembagian

taksonomi ini,sehingga timbul teori-teori sebagai adaptasi,modifikasi

atau kategori baru.

a. Mc.guire (1963),Klicmann (1963) telah menyusun taksonomi

tentang biologi,wood (968) untuk matematika,Leuis (1965) untuk

ilmu pengetahuan alam. Sebagai contoh,di hasilkan oleh the

national longitudinal study of mathe-matical abilities (NLSMA)*)

Alasannya adalah:

1). Computation (komputasi, perhitungan) merupakan suatu

ketrampilan khusus yang tidakmempunyai tempat dalam

taksonomi Bloom.Padahal asspek ini prlu di nilai juga.

2). Synthesis and evaluation (sintesis dan evaluasi) hanya sedikit

mempunyai peranan di dalam kurikulum mete-metika.

b. Guilford telah menciptakan pola yang menggambarkan

strukturintelek dalam bentuk khusus.

--------------------- Operation/process

(bidang datar)

------------------- Product

(Bidang (Bidang belakng)

------------------------ Content

(Bidang tegak)

Selanjutnya Guilford telah berbicara lebih luas tentang

implikasi ini di bidang pendidikan.Dikatakanya bahwa untuk

melatih kemampuan intlektual tertentu dibutuhkan latihan tertentu

pula.

c. Gagne dan Merill juga mengemukakan taksomini lain. Di dalam

bukunya TheCondition of Learning (1965).Gagne adanya 8 buah

kategori,yang oleh merill (1971) d tambah 2 kategori lagi.

Page 35: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

35

Delapan hierarki tingkah laku menurut Gagne adalah:

1. Siganal learning

2. Stimulus,response learning

3. Chaining

4. Verbal association

5. Desiremination learning

6. Concept learning

7. Rule learning

8. Problem solving.*)

Garlach dan Sulivan beranggapan bahwa taksomini bloom

mempunyai kegunaan yang terbatas sebagai alat untuk

perencanaan dan pengembangan kurikulum.mereka mencoba

mengganti gambaran tentang proses dalam rumusan yang umu

menjadi tingkahlaku siswa yang dapat di amati.

Kategori yang di ajukan adalah :

1. Identify

2. Name

3. describe

4. construct

5. order

6. demonstrate

e. De block mengatakan taksomini bloom di ilhami oleh masalah

evaluasi. Jika Gagne dan merill bertitik tolak pada kondisi belajar

maka De Block (1972) mengemukakan model tujuan didasarkan

pada tujuan-tujuan mengajar.

Ia mengajukan 3 arah dalam kegiatan mengajar

1.from partial to more integral learning

2.from limited to fundamental learning

3.from special general learning

Gagasan De Block ini juga di gambarkan dalam bentuk kubus.

Page 36: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

36

BAB VIII

TUJUAN INSTRUKSIONAL

8.1 Bermacam-macam Tujuan Pendidikan

Setiap Negara tentunya mempunyai citia-cita tentang warga

negaranya akn di arahkan.cita-cita tersebut dimanifestasikan dalam

bentuk tujuan pendidikanya.

Semua aparatur pemerintah termasuk petugas-petugas pendidikan,

harus terlebih dahulu memahami makna dari rumusan tersebut dan

menerjemahkannya dalam bentuk rumusan tujuan yang sesuai dengan

tingkat dan jenis pendidikan yang diselenggarakan pada lembaga

tersebut.Inilah yang di sebut sebagai tujuan instruksional. Tujuan ini

sudah diperuntukan khusus untuk bagi pnyelenggaraan

sekolah/institusi ini.Semua tujuan pendirian sekolah harus berkiblat

pada tujuan umum atau tujuan pendidikan nasional yang telah di sebut.

Dengan demikian maka tujuan pendidikan nasional memiliki fungsi

sebagai frame of reference untuk selanjutnya di jabarkan menjadi tujuan

instruksional. Sebagai pendalaman berikut ini adalah kutipan rumusan.

Tujuan Umum

Pendidikan Nasional

Page 37: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

37

T1

T1

T1

T1

TKur. TKur. TKur. TKur. TKur. TKur. TKur. TKur.

T1 = Tujuan Institusional

Tkur = Tujuan kurikuler

Dalam skema tersebut akan mudah di pahami bahwa:

(1).Tujuan Institusional dari masing-masing institusi atau lembaga.

Pend.

Aga-

ma

Ma

Pend.

Mo-

Ra

Pan-

casila

Pend.

Olara-

ga

Baha-

Sa in-

Done-

Sia

Mate-

Ma-

tika

Ilmu-

Peng.

alam

Ilmu-

Peng.

So-

sial

Baha-

Sa

Ing-

gris

Dst

Pend.

Aga-

Ma

Pend.

Mo-

Ra

Pan-

casila

Pend.

Olara-

ga

Baha-

Sa in-

Done-

Sia

Mate-

Ma-

tika

Ilmu-

Peng.

alam

Ilmu-

Peng.

So-

sial

Baha-

Sa

Ing-

gris

Dst

Pend.

Aga-

Ma

Pend.

Mo-

Ra

Pan-

casila

Pend.

Olara-

ga

Baha-

Sa in-

Done-

Sia

Mate-

Ma-

tika

Ilmu-

Peng.

alam

Ilmu-

Peng.

So-

sial

Baha-

Sa

Ing-

gris

Dst

Pend.

Aga-

Ma

Pend.

Mo-

Ra

Pan-

casila

Pend.

Olara-

ga

Baha-

Sa in-

Done-

Sia

Mate-

Ma-

tika

Ilmu-

Peng.

alam

Ilmu-

Peng.

So-

sial

Baha-

Sa

Ing-

gris

Dst

Page 38: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

38

(2).Tujuan kurikuler adalah tujuan dari masing-masing bidang studi.

(3).Tiap-tiap tujuan,baik institusional maupun tujuan kurikuler selalu

merupakan sumbangan bagi tercapainya tujuan umum,yakni tujuan

pendidikan nasional.

8.2 Tujuan Instruksionalaik

Materi ssuatu bidang studi tidak mungkin menjadi milik kita,tanpa

dipelajari terlebih dahulu,baik di pelajari sendiri maupun di ajarkan oleh

guru.Proses atau kegiatan mempelajari materi ini terjadi pada saat

terjadinya situasi belajar mengajar atau pengajaran (instruksional). Dari

perkataan pengajaran atau instruksional inilah maka timbul istilah

tujuan instruksional, yaitu tujuan yang menggambarkan

pengetahuan,kemampuan,ketrampilan dan sikap yang harus dimiliki

oleh siswa sebagai akibat dari hasilpengajaran yang dinyatakan dalam

bentuk tingkah laku (behavior).*)

Ada dua macam tujuan instruksional yaitu:

1). Tujuan instruksional umum (TIU)

2). Tujuan instruksional khusus (TIK)

8.3 Merumuskan Tujuan Instruksional

Telah disebutkan bahwa tujuan instruksional adalah tujuan yang

menyatakan adanya sesuatu yang dapat dikerjakan atau dilakukan oleh

siswa setelah pengajaran.Jadi sebelum adanya pengajaran,siswa tida

punya kemampuan untuk mengerjakan atau melakukannya

Jadi dalam diri siswa terjadi perubahan tingkah laku selama

mengikuti program pengajaran,atau dengan lain perkataan,perubahan

tingkah laku itu merupakan hasil dari proses belajar mengajar.Oleh

karena baik guru maupun siswa perlu mengetahui perubahan apakah

yang telah terjadi pada waktu pengajaran,maka perlu adanya perumusan

yang jelas bagi tujuan instruksional itu.

8.4 Langkah-langkah Yang Dilakukan Dalam Merumuskan Tujuan

Instruksional Khusus

Page 39: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

39

Contoh-contoh rumusan untuk TIU

- Memahami teori evaluasi

- Mengetahui perbedaan antara skor atau nilai

- Mengerti cara mencari validita.

- Menghayati perlunya penilaian yang tepat

- Menyadari pentingnya mengikuti kuliah yang teratur

- Menghargai kejujuran mahasiswa dalam mengerjakan tes

Rumusan TIK lengkap memuat tiga komponen yaitu:

1.Tingkah laku akhir

2.Kondisi demonstrasi

3.Standar keberhasilan

8.5 Tingkah Laku Akhir

Tingkah laku akhir adalah tingkah laku yang di harapkan setelah

seseornang mengalami proses belajar.disini tingkahlaku ini harus

menampakan diri dalamsuatu perbuatan yang dapat diamati dan

diukur.(observable and measurable)

Contoh:

- menuliskan kalimat perintah

- mengalihkan pecahan persepuluhan,

- menggambarkan kurva normal,

- Menemukan batas-batas daerah jojakarta,

- Menerjemahkan bacaan bahasa inggris ke dalam bahasa inonesia

- Menceritakan kembali uraian guru,

- Mendemonstrasikan cara mengukur suhu

- Mengutarakan pendapatnya mengenai sesuatu yang di kemukakan

guru,

- Menjelaskan hasil bacaan dengan kalimat sendiri

Dan lain-lain lagi yang berujud kata kerja perbuatan/oprasional

(action verb) yang dapat diamati dan diukur.

8.5 Kata-kata Operasional

a. Cognitive domain;levels and corresponding action verb*)

1) Pengetahuan

Page 40: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

40

- Mendefinisikan,Mendekskripsikan,mengidentifikasikan,mend

aftarkan,menjodohkan,menyebutkan,menyatakan,(states),me

mproduksi.

2) Pemahaman

- Mempertahankan,membedakan,menduga

(estimates),menerangkan,memperluas,menyimpulkan,mengge

neralisasikan,memberikan contoh,menuliskan

kembali,memperkirakan.

3) Aplikasi

- Mengubah,menghitung,mendemonstrasikan,menemukan,mem

anipulasikan,memodifikasikan,mengoprasikan,meramalkan,m

enyiapkan,menghasilkan,menghubungkan,menunjukan,meme

cahkan,menggunakan.

4) Analisis

- Memerinci,menyusundiagram,membedakan,mengidentifikasik

an,mengilustrasikan,menyimpulkan,menunjukan,menghubun

gkan,memilih,memisahkan,membagi.

5) Sintesis

- Mengategorikan,mengkombinasikan,mengarang,menciptakan,

mendesain,mengorganisasikan,memodifikasikan,menyusun,m

embuat rencana, mengatur kembali, merekonstruksikan,

menghubungkan, merevisi, menuliskan kembali, menuliskan,

menceritakan.

6) Evaluasi

- Menilai, membandingkan, menyimpulkan,

mempertimbangkan, mengkritik, mengdeskripsikan,

mebedakan,menerangkan, memutuskan, menafsirkan,

menghubungkan, membantu (supports)

b. Affectif domain; learning levels and corresponding action verb*)

1) Reesiving

Page 41: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

41

- Menanyakan,memilih,mendeskripsikan,mengikuti,memberika

n,mengidentifikasikan,menyebutkan,menunjukan,memilih,me

njawab.

1) Responding

- Menjawab, membantu, mendiskusikan, menghormat, berbuat,

melakukan, membaca, memberikan, menghafal, melaporkan,

me ilh, menulis, menceritakan.

2) Valuing

- Melengkapi,menggambarkan,membedakan,menerangkan,men

gikuti,membentuk,mengundang,menggabung,mengusulkan,

membaca,memilih,melaporkan,memilih,bekerja,mengambil

bagian,mempelajari.

3) Organization

- Mengubah,mengatur,menggambungkan,membandingkan,mele

ngkapi,mempertahankan,menerangkan,menggeneralisasikan,

mengindentifikasikan,mengintegrasikan,memodifikasikan,m

engorganisirkan,menyiapkan,menghubungkan,mensintesiska

n.

4) Characterization by value or value complex

- Membedakan,menerapkan,mengusulkan,memperagakan,mem

pengaruhi,mendengarkan,memodifikasikan,mempertunjuka,

menanyakan,merevisi,melayani,memecahkan,menggunakan.

c. Psykomotor domain

Kata-kata oprasional untuk aspek psikomotor harus menunjuk pada

aktualitas yang dapat di amati meliputi:

1). Muscular or motor skill

- Mempertontonkan gerak, Menunjukan hasil(pekerjaan

tangan),melompat, menggerakan,menampilkan.

2). Manipulation of materials or objects

- Mereparasi,menyusun,membersihkan,menggeser,memindahk

an,membentuk.

3). Neuromuscular coordination

Page 42: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

42

- Mengamati,menerapkan,menghubungkan,menggandeng,mem

adukan,memasang,menarik,memotong,menggunakan.

8.7 Kondisi Demonstrasi

Kondisi demonstrasi adalah komponen TIK yang menyatakan suatu

kondisi atau situasi yang dikenakan kepada siswa pada saat ia

mendemonstrasikan tingkah laku akhir misalnya:

- Dengan penulisan yang betul

- Urut dariyang palig tinggi

- Dengan bahasanya sendiri

-

Diagram Perumusan TIK dan TIU

1. Siswa Untuk

Mampu

2. Siswa

Dapat melalui

3) siswa

mampu

PKP

Tingkahlaku

isiTingkahlaku

Isi(pokokbahasan

PKP

Gabungan PKPdanTingkah laku

Isi (pokokBahasan)

Page 43: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

43

BAB IX

TES STANDAR DAN TES BUATAN GURU

9.1 Pengertian Tes Standar

Telah dibicarakan didepan bahwa tes kamampuan pada dasarnya

terbagi menjdi 2 macam yaitu:

1) Aptitude test (tes bakat)

2) Achievement (tes prestasi)

Perbedaan antara kedua tes ini sebenarnya tidak tegas soal-soal

mengenai kedua tes tersebut seringkali saling melingkupi (overlap)

9.2 Tes Prestasi Standar

Diantara tes prestasi yang digunakan disekolah ada yang dinamakn

tes prstasi standar.dalam sala satu kamus arti kata “standar” adalah:

Standar untuk siswa dapat dimaksudkan sebagai suatu tingkat yang

harus dimiliki bagi suatu program tertentu.mungkin standar bagi suatu

kursus A berbeda dengan kursus B jadi,standar ini dapat di buat “keras”

maupun “lunak’ tergantung yang mempunyai kebijaksanaan.suatu tes

standar dengan demikian berbeda dengan tes prestasi biasa.

Istilah “standar” tidak mengandung bahwa tes itu mengukur apa

yang harus dan dapat di ajarkan pada suatu tingkat tertentu atau bahwa

tes itu menyiapkan suatu standar prestasi dimana siswa harus dan dapat

Page 44: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

44

mencapai suatu tingkat tertentu.Sekali lagi,tes standar dipolahkan untuk

penampilan prestasi sekarang (yang ada) yang dilaksanakan secara

seragam diusahakan dalam kondisi yang seragam,baik itu diberikan

kepada siswa dalam pelaksanaan perseorangan maupun siswa sebagai

anggota dari suatu kelompok.

9.3 Perbandingan Antara Tes Standard Dengan Tes Buatan Guru

Dengan tujuan apa tes standar ini disusun?

Pertama,marilah kita tinjau antara tes standard an tes buatan guru

ini.Perbedaannya adalah sebagai berikut:

Tes Standar Tes Buatan Guru

1) Didasarkan atas bahan dan tuju-

an umum dari sekolah-sekolah

dari semua Negara-negara.

2) Mencakup aspek yang luas dan-

Pengetahuan atau ketrampilan

Dengan hanya sedikit butir tes

Untuk setiap ketrampilan atau

topic

3) Disusun dengan kelengkapan

stafprofessor,pembahas,editor,bu

tir tes

4) Menggunakan butir-butir tes yang

sudah di uji cobakan (try

out),dianalisis dan di revisi

sebelum menjadi sebuah tes.

5) Mempunyai reabilitas yang tinggi

6) Dimungkinkan menggunakan

norma untuk semua Negara

1)Didasarkan atas bahan dan tujua-

n khusus yang di rumuskan oleh-

guru untuk kelasnya sendiri.

2)Dapat terjadi hanya mencakup

pengetahuan atau ketrmpilan

yang sempit.

3)Biasanya disusun sendiri oleh

dengan sedikit atau dengan tanpa

bantuan orang lain/tenaga ahli

4)Jarang-jarang menggunakan butir

tes yang sudah

diujicobakan,dianalisis,dan di

revisi

5)mempunyai reliabitas sedang

atau rendah

6)Norma kelompok terbatas norma

tertentu.

Page 45: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

45

Kedua,untuk menyusun tes standar,dibutuhkan waktu yang

lama.seperti disebutkan bahwa untuk memperoleh sebuah tes standar

melalui prosedur:

- Penyusunan,

- Uji coba,

- Analisis,

- Revisi,

- Edit

Kelima kegiatan ini membutuhkan waktu yang lama.

9.4 Kegunaan Tes Standar

Secara singkat dapat dikemukakan bahwa kegunaan tes standar

adalah:

a. jika ingin membuat perbandingan.

b. Jika banyak orang yang akan memasuki suatu sekolah tetapi tidak

tersedia data tentang calon ini.

Walaupun sangat luas, namun secara garis besar kegunaan tes standar

adalah:

1) Membandingkan tes belajar dengan pembawaan indifidu atau

kelompok

2) Membandingkan tingkat prestasi siswa dalam ketrampilan di

berbagai bidang studi untuk individu atau kelompok.

3) Membandingkan prestasi siswa antar sekolah atau kelas.

4) Mempelajari perkembangan siswa dalam suatu periode waktu

9.5 Kegunaan Tes Buatan Guru

Kegunaan tes buatan guru adalah:

a) Untuk menentukan seberapa baik siswa menguasai bahan

pembelajaran yang di berikan dalam waktu tertentu.

b) Untuk menentukan apakah suatu tujuan tercapai

c) Untuk memperoleh suatu nilai.

Page 46: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

46

9.6 Kelengkapan Tes Standar

Sebuah tes sudah di standarnisasikan dan sudah dapat disebut

sebagi tes standar,biasanya dilengkapi dengan sebuah manual.

Secara garis besar tes manual ini memuat:

1) Ciri-ciri mengenai tes, misalnya menyebutkn tingkat validitas,

tingkat reliabilitas dan sebagainya.

2) Tujuan serta keuntungan-keuntungan dari tes.

3) Proses standarnisasi.

Misalnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sampel:

4) Petunjuk-petunjuk tentang melaksanakan tes

5) Petunjuk-petunjuk bagaimana cara menskors

6) Petunjuk-petunjuk untuk menginterpretasikan hasil

7) Saran-saran lain.

Page 47: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

47

BAB X

PENYUSUNAN TES

10.1 Fungsi Tes

Sehubungan dengan hal-hal yang harus di igat pada waktu

penyusunan tes maka fungsi tes dapat di tinjau dalam 3 hal:

1) Fungsi untuk kelas

2)Fungsi untuk bimbngan,

3) Fungsi untuk administrasi.

Selain fungsi-fungsi tes ini,hal lain ynag haru di ingat adalah:

1)Hubungan dengan penggunaan

2)Konfrehensif

3)Kontinu

Perbandingan Fungsi Tes

Fungsi Untuk

Kelas

Fungsi Untuk

Bimbingan

Fungsi Untuk

Administrasi

a) Mengadakan

diagnosis terhdap

kesulitan siswa

b) Mengevaluasi celah

a) menentukan arah

pembicaraan dengan

orang tua tentang

anak-anak mereka

b) membantu siswa

a) Menentukan

petunjuk

dalampengelompoka

n siswa.

b) Penempatan siswa

Page 48: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

48

antara bakat dan

pencapaian

c) Menaikan tingkat

prestasi

d) Mengelompokan

siswa dalam kelas

pada waktu metode

kelompok

e) Merencanakan

kegiatan proses

belajar mengajar

untuk siswa secara

perseorangan

f) Menentukan mana

siswa yang

memerlukan

bimbingan khusus

g) Menentukan tingkat

pencapain setiap

anak

dalam menentukan

pilihan

c) membantu siswa

mencapai tujuan

pendidikan dan

jurusan

d) member kesempatan

kepada

pembimbing,guru

dan orang tua dalam

memahami kesulitan

anak-anak.

baru.

c) Membantu siswa

memilih kelompok

d)Menilai kurikulum

e) Memperluas

hubungan

masyarakat (public

relation).

f) Menyediakan

informasi lain untuk

badan-badan di luar

sekolah.

10.2 Langkah-langkah Dalam Penyusunan Tes

Urutan langkah yang dilakukan:

a. Menentukan tujuan mengadakan tes

b. Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang diteskan

c. Merumuskan tujuan instruksional khusus tiapbagian bahan.

d. Menderetkan semua TIK dalam table persiapan yang memuat pulah

aspektingkah laku yang terkandung dalam TIK itu.Tabel ini

Page 49: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

49

digunakan untuk mengadakan identifikasi terhadap tingkah laku

yang dikehendaki ,agar tidak terlewati.

e. Menyusun table spesifikasi yang memuat poko materi,aspek

berpikir yang di ukur beserta imbangan antara kedua hal

tersebut.Uraian secara terinci tentang table spesifikasi.akan

disajikan pada bab berikutnya.

f. Menuliskan butir-butir soal,didsarkan ats TIK_TIK yang sudah di

tuliskan dalam table TIK dan aspek tingkah laku yang di cakup.

Kecenderungan yang ada pada guru-guru beberapa waktu yang lalu

pengukuran ranah kognotif hanya ditekankan pada 3 aspek yang

pertama.

Untuk aspek-aspek yang lainnya,walaupun dikehendaki dan

diusahakan masuk kedalamkategori pemahaman dan aplikasi,setelah

diperiksa kemungkinan besar juga masih bersifat ingatan,iulah sebabnya

dalam tulisan ini akan dikemukakan cara-cara item mengenai setiap

aspek beserta cotoh-contohnya.

a. Soalingatan

b. Soal pemahaman

c. Soal aplikasi

d.Soal analisis

e. Soal sintesis

f. Soalevaluasi

10.3 Komponen-komponen Tes

Komponen atau kelengkapan sebuah tes terdiri atas:

a. Buku tes

b. Lembar jawaban tes

c. Kunci jawaban tes

d.Pedoman penilaian

Page 50: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

50

BAB XI

TES TERTULIS UNTUK PRESTASI BELAJAR

11.1 Bentuk-bentuk Tes

a. Tes Subjektif yang pada umumnya berbentuk esai (uraian).

1. Kebaikan-kebakaikannya:

- Mudah disiapkan dan disusun

- Tidak memeri banyak kesempatan untuk berspekulasi

- Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta

menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus

- Member kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya

dengan gaya bahasa dan caranya sendiri.

- Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah

yang diteskan.

2. Keburukan-keburukannya:

- Kadar validitas dan reliabilitas rendah karena sukar diketahui segi-segi

mana dari pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai

- Kurang representative dalam hal mewakili seluruh scope bahan

pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa saja

(terbatas)

- Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsure-unsur subjektif.

Page 51: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

51

- Pemeriksaanya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan

individual lebih banyak dari nilai.

- Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada

orang lain.

3. Petunjuk Penyusunan

- Hendaknya soal-soal tes dapat meliputi ide-ide pokok dari bahan yang

diteskan, dan kalau mungkin disusun soal yang sifatnya

komprehensif.

- Hendaknya soal tidak mengambil kalimat-kalimat yang disalin

langsung dari buku atau catatan.

- Pada waktu menyusun, soal-soal itu sudah dilengkapi dengan kunci

jawaban serta pedoman penilaiannya.

- Hendaknya pertanyaannya bervariasi

- Hendaknya rumus soal dibuat sedemikian rupa sehingga mudah

dipahami oleh tercoba.

- Hendaknya ditegskan model jawaban apa yang dikehendaki oleh

penyusun tes.

b. Tes objektif adalah tes yang dalam pemerksaannya dapat dilakukan

secara objektif.

1. Kebaikan-kebaikanya:

- Mengandung lebih banyak segi-segi yang positif

- Lebih mudah dan cepat cara memeriksanyakarena dapat

menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi

- Pemeriksaanya dapat diserahkan pada orang lain.

- Dalam pemeriksaan,tidak ada unsure subjektif yang

mempengaruhi.

2. Kelemahan-kelemahanya:

- Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit dari pada tes esai

Karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari

kelemahan-kelemahan yang lain

- Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya

pengenalan kembali saja,dan sukar untuk mengukur proses mental

yang tinggi

Page 52: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

52

- Banyak kesempatan untuk main untung-untungan

- Kerja sama antarsiswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih

terbuka

3. Cara mengatasi kelemahan:

- Kesuliatan menyusun tes objektif dapat diatasi dengan jalan

banyak beralatih

- Mengunakan table spesifikasi untuk mengatasi kelemahan

- Menggunakan standar penilaian yang memperhitungkan factor

tebakan yang bersifat spekulatif.

11.2 Macam-macam Tes Objektif

a. Tes benar-salah (true-false)

Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statement). Statement

tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Orang yang ditanyai

bertugan ntuk menandai masing-masing pertanyaan itu dengan

melingkari huruf B jika pertanyaan itu betul menurut pendapatnya dan

melingkari huruf S jika pernyataanya salah.

1. Kebaikan tes benar-salah:

- Dapat mencakup bahan yang luas dan tidak banyak memakan

tempat karena biasanya pernyataanya singkat-singkat saja

- Mudah menyusunya

- Dapat digunakan berkali-kali

- Dapat dilihat secara cepat dan objektif

- Petunjuk cara mengerjakannya mudah dimengerti

2. Keburukannya:

- Sering membingungkan

- Mudah ditebak/diduga

- Banyak masalah yang tidak dapatdinyatakan hanya dengan dua

kemungkinan benar salah

- Hanya dapat mengungkap daya ingatan dan pengenalan kembali.

Page 53: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

53

Rumus untuk mencari skor akhir bentuk benar-salah ada 2 macam

yaitu:

Dengan denda

S = R – W

Dengan pengertian:

S = skor yang diperoleh

R = jawaban yang benar

W = jawaban yang salah

Tanpa denda

S = R

Yang dihitung hanya yang betul (untuk yang tidak dikerjakan nilai 0).

b. Tes pilihan ganda (multiple choice test)

Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan

tentang suatu pengertian yang lebih lengkap. Dan untuk melengkapinya

harus memilih satu dari beberpa kemungkinan jawaban yang telah

disediakan.

Tes bentuk pilihan ganda merupakan bentuk tes objektif yang

paling banyak digunakan karena banyak sekali materi yang dapat

dicakup.

Pada dasarnya, soal bentuk pilihan ganda ini adalah soal bentuk

benar-salah juga, tetapi dalam bentuk jamak. Tercoba diminta

membenarkan atau menyalahkan setiap stem dengan tiap pilihan jawab.

Kemungkinan jawaban itu yang biasanya sebanyak tiga atau empat buah,

tetapi adakalanya dapat juga lebih banyak.

Untuk mengelola skor dalam tes bentuk pilihan ganda digunakan 2

macam rumus

Rumus dengan denda

S = skor yang diperoleh

R = jawaban yang betul

Page 54: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

54

W = jawaban yang salah

0 = banyaknya option

1 = bilangan tetap

Rumus tanpa denda

S = R

c. Menjodohkan (matching test)

Menjodohkan terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri

jawaban. Masing-masing pertanyaang mempunyai jawabannya yang

tercantum dalam seri jawaban. Tugas murid ialah : mencari dan

menempatkan jawaban-jawaban sesuai atau cocok dengan

pertanyaannya.

Petunjuk-petunjuk yang perlu diperhatikan dalam menyusun tes

bentuk matching ialah:

a. Seri pertanyaan-pertanyaan dalam menjodohkan hendaknya tidak

lebih dari sepuluh soal

b. Jumlah jawaban yang harus dipilih, harus lebih banyak dari pada

jumlah soalnya.

c. Antara item-item yang tergabung dalam satu seri menjodohkan harus

merupakan pengertian-pengertian yang benar-benar homogen.

d.Tes isian (completion test), Tes isian terdiri atas kalimat-kalimat yang

ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan atau

yang harus diisi oleh murud ini adalah merupakan pengertian yang

diminta dari murid.

11.3 Pengukuran Ranah Afektif

Pengukuran ranah afektif tidaklah semudah mengukur ranah

kognitif. Pengukuran ranah ini tidak dapat dilakukan setiap saat karena

perubahan tingkah laku siswa tidak dapat berubah sewaktu-waktu.

Perubahan sikap seseorang memerlukan waktu yang lama. Demikian juga

pengembangan minat dan penghargaan serta nilai-nilai.

Ada beberapa skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, antara

lain:

1.Skala Likert

Page 55: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

55

Sakala ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh lima

respons yang menunjukan tingkatan.Misalanya seperti yang telah

dikutip yaitu:

SS = Sangat setuju

S = setuju;

TB = tidak berpendapat

TS = tidak setuju

STS = sangat tida setuju

2.Skala pilihan ganda

Skala ini bentuknya seperti soal pilihan ganda yaitu suatu

pernyataan yang diikuti oleh sejumlah alternative pendapat.

3.Skala thurstone

Skala thurstone merupakan skala mirip skala buatan likert karena

merupakan suatu instrument yang jawabanya menentukan nilai.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

A B C D E F G H I J K

Very neutral very

favourtable unfavourable

4.Skala Guttman

Skala ini sama dengan yang disusun oleh Bogardus,yaitu berupa

tiga atau empat buah pernyataan yang masing-masing harus dijawab

“ya” atau “tidak” .Pernyataan-pernyataan tersebut menunjukan tingkatan

yang berurutan sehingga ila responden setuju pernyataan no

2,diasumsikan setuju no 1.Selanjutnya jika responden setuju dengan

pernyataan no 3,berarti setuju dengan pernyataan no 1 dan 2.

5.Semantic differential

Instrumen yang di susun oleh Osgood dan kawan-kawan ini

mengukur konsep-konsep untuk tiga dimensi.dimensi-dimensi yang ada

Page 56: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

56

diukur dalam kategori:baik tida baik,kuat lemah dan cepat lambatatau

aktif pasif,atau dapat juga berguna tida bergun.daalam buku oggod di

kemukakan adanya 3 faktor untuk menganalisis skalanya:

a) Evaluation (baik-buruk)

b)Potency (kuat lemah)

c) Activity (kuat-lemah)

d)Familiarity (tambahan Nunnallly)

Contoh:

Main music

Baik 1 2 3 4 5 6 7 tidak baik

Berguna 1 2 3 4 5 6 7 Tidak berguna

Aktif 1 2 3 4 5 6 7 Pasif

6. Pengukuran minat

Disamping mengunakan skalah seperti di contohkan di atas,minat

juga dapat diukur dengan cara seperti dibawa ini:

A. Mengunjungi Perpustakaan

SS S B AS TS STS

B. Sandiwara SS S B AS TS

STS

Pilhan: Senang,sampai dengan sangat tidak senang dapat di

tentukan sendiri seberapa suka. Boleh juga di teruskan sampai

sebelas skala.

11.4 Pengukuran Ranah Psikomotor

Pengukuran ranah psikomotorik dilakukan terhadap hasil-hasil

belajr yang merupakan penampilan.Namun demikian biasanya

pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan pengukururan

ranah kognotif sekaligus.MIsalnya penmpilan didalam menggunakan

thermometer diukukur mulai dari pengetahuan mereka mengenai alat

tersebut,pemahaman tentang alat dan kegunaanya (aplikasi0,kmudian

baru cara terakhi rini harus diperinci antara lain:cara

Page 57: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

57

memegang,meletakan,menyelipkan kedalam ketiak atau mulut,cara

memaca angka cara mengembalikan kedalam tempat,dan sebainya.ini

smua terantung dari kehendak kitaasal tujuan pengukuran dapat

tercapai.

BAB XII

TABEL SPESIFIKASI

12.1 Fungsi Tabel Spesifikasi

Tabel spesifikasi dapat di sebut juga dengan grid,kisi-kisi atau Iblue

print. Ujudnya adalah sebuah table yang memuat tentang perperincian

materi tingkah laku beserta imbangan/proporsi yang dikehendaki oleh

penilai.Tiap kotak diisi dengan bilangan yang menunjkan jumlah soal.

Contoh:

Aspek yang

di ungkap

Pokok

Materi

Ingatan

(1)

Pemaha

Man

(P)

Aplikasi

(A) Jumlah

Bagian 1

Bagian 11

………..

………..

………….

………….

……………..

……………..

…………..

…………..

Page 58: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

58

Tabel Aplikasih

Tabel spesifikasi mempunyai kolom dan baris,sehingga hubungan

antara materi an aspek yang tergambar dalam TIK sebenarnya penyusun

tes bukan hanya mengingat hubungan antara aspek tersebut tetapi 4

hal,yaitu hubungan antara materi,TIK,kegiatan belajar,dan evaluasi.

12.2 Langkah-langkah Pembuatan

Satu hal yang sama adalah bahwa langkah pertama yang harus di

ambil adalah mendaftar poko-poko materi yang akan diteskankemudian

memberikan imbangan bobot untuk masing-masing pokok.

Dari contoh diatas,maka pokok-pokok materi dapat dipindahkan kedalam

table dan mengubah indeks menjadi persentase.inilah merupakan

langkah kedua dari pembuatan table spesifikasi.

Setelah mencantumkan pokok-poko materi yang akan diteskan

beserta persentasenya,lankah ketigah adalah memerincih banyaknya

butir soal untuk tiap-tiap poko materi,dan angkah ini akan dituliskan

kedalm kolom paling kanan caranya adalah membagi jumlah buti soal

(dinilai 50 buah) menjadi 4 bagian berdasarkan imbangan bobot yang

tertera sebagai persentase.

Bagian n

(terakhir) ……….. …………. …………….. ………….

Jumlah ……….. …………. …………….. ………….

Page 59: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

59

Sampai dengan langkah ketiga cara yang dilalui sama bagi seluruh

bidang stud.Untuk langkah-langkah selanjutnya,terdapat langkah

khusus,tergantung homogenitas atau heterogenitas(keragaman)materi

yang di teskan.

a. Untuk materi yang seragam

Yang dimaksud dengan “seragam”disini adalah bahwa antara pokok

materi yang satu dengan mater yang lain mempunyai ksamaan dalm

aspektingkah laku.

b. Untuk maeri yang tidak seragam

Untuk membuat table spesifikasi pokok-poko materi yang tidak

seragam,tidak perlu mencantumkan angka persentase imbangan tingkah

laku di kepala kolom.Pemberian imbangan dilakukaan tiap pokok materi

didasarkan atas banyaknya soal untuk poko materi itu dan imbangan

yang dikehendaki oleh penilai menurut sifat poko materi yang

bersangkutan.

12.3 Tindak Lanjut Sesudah Penyusunan Tabel Spesifikasi

Dua langkah lai sebelum tindak lanjut sesudah penyusun table

spesifikasi untuk memperoleh perangkat soal tes.duah langkah tesebut

adalah:menetukan bentuk soal dan menuliskan soal-soal tes.

a. Menentukan bentuk soal

Ada dua hal yng harus dipertimbangkan dalam menentukan bentuk

soal yaitu:

a.Waktu yang tersedia

b.Sifat materi yang di tes.

b.Menuliskan soal-soal tes

Langkah trakhir dalam penusunan tes adalah menuliskan soal-soal

tes.walaupun tampaknya tinggal satu langkah,akan tetapi langkah ini

merupakan langkah penting karena kgagalan dalam hal ini dapat

berakibat fatal.Hal-hal yang harus diperhatikan:

a. Bahasanya harus sederhana dan mudah dipahami.

b. Suatu soal tidak boleh mengandung penafsiran

Page 60: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

60

c. Cara memenggal kalimat atau meletakan/menata kata-kata perlu

diperhatikan agartidak ditafsirkan salah.

d. Peunjuk mengerjakan.

BAB XII

MENGANALISIS HASIL TES

13.1 Menilai Tes Yang Dibuat Sendiri

Secara teoritis,siswa dalam kelas merupakan populasi atu kelompok

yag keadaannya hetrogen.Dengan demikian maka apa bila,dikenai sebuah

tes akan tercermin hasilnya kedalam suatu kurva normal sebagian besar

Page 61: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

61

siswa berada didaerah sedang,sebagian kecil berada dibagian ekor

kiri,dan sebagian yang kecil berad dibagian ekor kanan kurva

Apabila jeadaan setelah hasil tes dianalisis tidak seperti yang

diharapkan dalam kurva normal,maka tentu ada “apa-apa” dengan soal

tesnya.

Apabila hampir seluruh siswa memproleh skor jelek,berarti bahwa

yang disusun mungkin terlalu sukar.sebaliknya jika seluruh siswa

memperoleh skor baik,dapat di artikan bahwa soal tesnya terlalu

mudah.Tentu saja tes interpensi terhadapsoal tes akan lain seandainya

tes itu sudah di susun sebaiknya sehingga memenuhi persyaratan sebagai

tes.

Dengan demikian apabilah kita memperoleh keterangan tentang

hasil tes,akan membantu kita dalam mengadakan penilaian secara

objektif terhadap tes yang kita susn

Ada 4 cara untuk menili tes yaitu:

a. Cara pertama meneliti secara jujur soal-soal yang sudah

disusun,kadang dapt diperolehjawaban tentang ketidakjelsan perintah

atau bahsa,taraf kesukaran,dan lain-lain keadaan soal tersebut.

b. (analisys),analisis soal adalah suatu prosedur yang system matis,yang

akan membrikan informasi-informasi,yang sangat khusus terhdap

butir tes yang kita susun.

c. Cara ketiga adalah mengadakn checking validitas.Validitas yag paling

penting dari tes buatan guru adalah validitas kurikuler.Untuk

mengadakan checking validitas kurikuler kia harus merumuskan tiap

bagian pelajaran secara khusus dan jelas sehingga setiap soal dapat

kita jodohkan dengan setiap tujuan khusustersebut.

d. Cara keempat adalah dengan mengadakan checking reabilita.

Salah satu indicator untuk tes yang mempunyai reabilitas yang

tinggi adalah bahwa kebanyakan dari soal-soal tes ini mempunyai daya

pembeda yang tinggi.Untuk perhitungan reabilitas tes,telah dikemukakan

di Bab 6.

13.2 Analisis Butir Soal

Page 62: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

62

Kapan sebuah soal dikatakan baik? Untuk memberikan jawaban

terhadap pertanyaan ini,perlu diterangkan tiga masalah yang

berhubungan dengan analisis soal,yaitu taraf kesukaran,pembeda dan

pola jawaban soal.

Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal

disebut indeks soal.Besarnya indeks kesukaran antara 0,00-1,0.Indeks

kesukaran ini menunjukan taraf kesukaran soal.soal dengan indeks

kesukaran 0,0 menu njukan bahwa soalitu terlalu sukar, sebaliknya soal

menunjukan indeks 1,0 bahwa soalnya terlal.

0,0 1,0

Sukar Mudah

Didalam istilah evaluasi,indeks kesukaran ini di beiri symbol P

singkatan ddari kata “proporsi”. Dengan demikian maka soal dengan

P=0,70 lebih mudah jika dibandingkan dengan P=o,20 Sebaliknya soal

dengan P=0,30 lebih sukar dari pada soal dengan P=0,80.

Melihat besarnya bilangan indeks ini maka lebih cocok jika bukan

disebut dengan indeks kesukaran tetapi indeks kemudahan atau indeks

fasilitas,semakin mudah soal itu,semakin besar pulah bilangan

indeksnya.Akan tetapi sudah disepakati bahwa walaupun semakin tingi

indeksnya menu njukan soalsmakin mudah,tetapi disebut indeks

kesukaran

Rumus mencari P adalah: P=

Dimana :

P =indeks kesukaran

B =banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS =jumlah seluruhsiswa peserta tes

b. Daya pembeda

Daya pembeda soal,kemamuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai dengan siswa yang bodoh.

Angkah yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks

diskriminasi di singkat D.seperti halnya indeks kesukaran,indeks

diskriminasi(daya pembeda) ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00 hanya

Page 63: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

63

bedanya .indeks kesukaran tidak mengenal tanda negative(-),tetapi pada

indeks diskriminasi ada tanda negative.tanda negatif pada indeks

diskriminasi digunakan jika soal “terbalik” menunjukan kualitas teestee

yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh disebut pandai.

Dengan demikian ada tiga titik ada tiga daya pembeda yaitu:

-1,00 0,00 1,00

Daya pembeda daya pembeda daya pembeda

Negative rendah tinggi

Cara menentukan daya pembeda (niai D)

Untuk ini perlu ibdakan antara kelompok kecil (kurang dari 100) an

kelompok besar )

a. Untuk klompok kecil

Seluruh kelompok testee dibagi 2 sama besar 50% kelompok atas dan

50% kelompok bawah. Contoh :

Siswa Skor

A 9

B 8

C 7 kelompok atas ( )

D 7

E 6

F 5

G 5

H 4 kelompok bawah ( )

I 4

J 3

Seluruh pengikut tes,diseretkan muali dari skor teratas sampai skor

terbawa,lalu di bagi 2.

b. Untuk kelompok besar

Mengingat biaya dan waktu untuk menganalisis maka kelompok

besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor

Page 64: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

64

teratas sebagai kelompok atas (jA) dan 27% skor terbawa sebagai

kelompok bawa (jB).

JA

= jumlah kelompok atas

jB

=jumlah kelompok bawah

Contoh:

9

9

8

8 27% sebagai jA

8

.

.

.

-

.

.

.

-

.

.

.

2 27% sebagai jB

1

1

1

0

Rumus mencari D

Rumu untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:

Dimana:

J = jumlah peserta tes

Page 65: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

65

JA

= jumlah kelompok atas

jB

= jumlah kelompok bawah

BA

=banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar

BB

= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

= = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

c. Pola Jawaban Soal.

Yang dimaksud pola jawaban disini adalah distibusi testee dalam

hal menentukan pilahan jawaban pada soal bentuk pilhan ganda.Pola

jawaban soal diperoleh dengan menghitung banyaknya testee yang

memilih jawaban a,b,c atau d atau yang tidak memilih pilihan manapun

(blangko).Dalam istilah evaluasi disebut omit,disingkat O.

Dengan melihat pola jawaban soal,dapt diketahui:

1). Taraf kesukaran soal

2). Daya pembeda soal

3). Baik dan tidaknya distraktor

Kekurangannya mungkin hanya terletak pada rumusan kalimatnya

sehingga hanya perlu ditulis kembali, Dengan perubahan seperlunya .

Menulis soal adalah suatu pekerjaan yang, sulit, sehingga apabila

masih dpat di perbaiki,sebaiknya diperbaiki saja,tidak dibuang.suatu

distraktor dapat dikatan baik jika paling sedikit dipilih oleh lima

pengikut tes.

BAB XIV

MENSKOR DAN MENILAI

14.1 Menskor

Sementara orang yang berpendapat bagian yang paling penting

dar8 pekerjaan pengukuran dengan tes adalah penyusunan tes.Jika alt

Page 66: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

66

tsnya sudah disusun sebaik-baiknya maka anggapannya sudah tercapai

sebagian besara dari maksudnya.tentu saja anggapan itu tentu tidak

benar sekali.Penyusunantes baru merupakan suatu bagian dari

serentetetan pekerjaan mengetes.

Dalam halpekerjaan menskor atau menentukan angka,dapat

digunakan 3 macam alat bantu yaitu:

1) Pembantu menentukan jawaban yang benar disebut kunci jawaban.

2) Pembantu menyeleksi jawaban yang benar dan yang salah ,disebut

kunci scoring.

3) Pembantu menentukan angka,disebut pedoman penilaian.

Keterangan dan penggunaanya dalam berbagai kunci tes.

a. Kunci jawaban dan kunci pembagian skor untuk bentuk tes benar-

salah

Untuk tes bentuk benar-salah yang dimaksud dengan kunci jawaban

adalah deretan jawaban yang kita persiapkan untuk pertanyaan atau

soal-soal yang kita susun,sedangkan scoring adalah alat yang kita

gunakan untuk mepercepat pekerjaan scoring.

Dalam menentukan angka (skor) untuk tes bnetuk B-S mneggunakan 2

cara seperti telah disinggung didepan yaitu:

a. Tanpa hukuman atau tanpa denda

b. Dengan hukuman atau dengan denda.

Tanpa hukuman adalah apabilah banyaknya anka yang diperoleh

siswa sebanyak jawaban yang cocok dengan kunci.sedangkan dengan

hukuman (karena diragukan adanya unsure tebakan,digunakan 2 macam

rumus,tetapi hasilnya sama.

Pertama,dengan rumus:

S = R – W

Singkatan dari:

S = Skore

R = Righ

W = wrong

Skor yang diperoleh siswa sebanyak jumlah yang benar dikurangi

dengan soal yang salah.

Page 67: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

67

b. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk bentuk tes pilhan

ganda

Dengan tes bentuk pilihan ganda,testee diminta untuk melingkari

salah satu huruf di depan pilihan jawaban yang disediakan atau

membubuhkan tanda lingkaran atau tanda silang X pada tempat yang

sesuai di lembar jawaban.

Dalam menentukan angka untuk tes bentuk pilihan ganda,dikenal 2

macam pula yakni tanpa hukuman dan hukuman tanpa hitungan apabila

banyaknya angka dihitung dari banyaknya jaaban yang cocok dengan

kunci jawaban.

Dengan hukuman menggunakan rumus:

S = R

Dimana:

S = score

W = wrong

n =Banyaknya jawaban yang pada umunya di Indonesia 3,4,5)

c. Kunci jawaban dn kunci pemberian skor untuk tes bentuk jawab

singkat

Tes bentuk jawaban singkat adalah bentuk tes yang menghendaki

jawaban berbentuk kata atu kalimat pendek. Melihat namanya,maka

untuk jawaban tes tersebut tidak boleh berbentuk kalimat-kalimat

panjang,tetapi harus singakat dan mengandung satu pengertian.Dengan

persyaratan inilah maka bentuk tes ini dapat di golongkan bentuk tes

objektif.

Tes bentuk isian, dianggap setaraf dengan tes jawab singkat ini kunci

jawaban tes bentuk ini merupakan deretan jawaban sesuai dengan

nomornya.

d. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk bentuk tes

menjodohkan.

Pada dasarnya tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan

ganda,dimana jwaban-jawaban di ajdikan satu,maka jawabanya akan

Page 68: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

68

lebih banyak.satu kesulitan lagi adalah bahwa jawaban yang dipilh

dibuat sedemikian rupa sehingga jawaban yang satu tidak diperlukan

bagi pertanyaan lain.

Kunci jawban tes bentuk menjodohkan berbentuk sederetan jawaban

yang di kehendaki atau deretan nomor yang diikuti oleh huruf-huruf

yang terdapat didepan alternative jawaban

e. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk soal bentuk

uraian.

Sebelum menyusun sebuah tes uraian sebaiknya kita tenukan terlebih

dahulu pokok-pokok jawabanyang kita kehendaki,dengan demikian akan

mempermudah kita dalam pekerjaan mengoreksi tes itu.Tidak ada

jawaban yang pasti terhadap tes bentuk uraian ini,jawaban yang kita

peroleh akan sangat beraneka ragam berada dari siswa yang satu ke

siswa yang lain.Untuk menentukan standar lebih dahulu,tentulah

sukar.Ada sebuah saran langkah-langkah apa yang harus kita lakukan

pada waktu kita mengoreksi dan member angka tes bentukuraian.saran

tersebut adalah sebagai berikut:

1). Membaca soal pertama dari seluruh siswa untukmengetahui situasi

jawaban.

2). Menentukan angka untuk soal pertama tersebut.

3). meberikan anka bagi soal pertama

4). Membaca soal kedua dari seluruh siswa untuk mengetahui situasi

jawaban,dilanjutkan dengan pemberian angka untuk soal kedua.

5). Mengulangi langkah-langkah tersebut bagi soal-soal ketiga, keempat,

dan seterusnya hingga seluruh soal diberi angka.

6). Menjumlahkan angka-anka yang diperoleh oleh masing-masing siswa

untuk tes bentuk uraian.

f. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tugas

Kunci jawaban untuk memeriksa tugas merupakan pokok-pokok yang

harus termuat didalam pekerjaan siswa.Hal ini menyangkut criteria

tentang isi tugas.Namun sbagai kelengkapan pemberian skor,digunakan

suatu tolak ukur tertentu.

Page 69: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

69

Tolok ukur yang disarankan dalam buku ini sebagai ukuran

keberhasilan tugas adlah:

1) Ketepaan waktu pemberian tugas

2) Bentuk fisik pengerjaan tugas yang menandakan keseriusan

mahasiswa dalam mengenakamn tugas

3) Sistematika yang menunjukan alur keruntutan pikiran

4) Kelengkapan isi menyangkut penyelesaian dan kepadatan isi

5) Mutu hasil tugas,yaitu kesesuaian hasil dengan garis-garis sesuai

ketentuan yang diberikan dosen.

Dalam memprtimbangkan nilai akhir perlu dipikirkan peranan

masing-masing aspekkriteria tersebut,misalnya demikian:

A1

- Ketepatan waktu bobot 2

A2

- Bentuk fisik,diberibobot 1

A3

- Sistematika,diberi bobot 3

A4

- Kelengkapan isi,diberi bobot 3

A5

- Mutu hasil diberi bobot 3

Maka nilai akhir untuk tugas tersebut diberikan dengan rumus:

NAT =

NAT adalah nilai akhir tugas.

14.2 Perbedaan Antara Skor dan Nilai

Apa yangterjadi selama ini,banyak diantara guru sendiri yang

masih mencampuradukan antara dua pengertian yaitu skor dan nilai.

Skor : Adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh

menjumlahkan angka-angk bagi setiap soal tes yang di jawab betul oleh

siswa

Nilai : Adalah angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan

tertentu yakni acuan normal atau acuan standar.

Page 70: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

70

14.3 Norm-referenced dan Criterion-referenced

Dari sederetan skor yang telah diubah ke standar 100 inilah maka

dapat diperoleh agabungannya,misalnya gabungan antara nilaiulangan

ke 1- ke 2- ke3, dan seterusny.yang merupakan catatan untuk merata-

ratakan dan mengambarkan penguasaan siswa terhadap materi yang di

ajarkan,atau menggambarkan sejauh mana siswa mencapai tujuan

intstruksional umum dari satu unit bahan yang di pelajari dalam satu

ukuran waktu.

Didalam penggunaan criterion referenced,siswa dibandingkan

dengan ketentuan standar tertentu,yang dalam uraian sebelum

ini,dibandingkan dengan standar mutlak,yaitu standar 100 .

Dalam penggunaan norm eferenced,prestasi belajar seorang siswa

dibandingkan dengan siswa lain dalm kelompoknya.kualitas seorang

sangat dipengaruhi oleh kualitas kelompoknya.

Penggunaan penilaian dengan norma kelompok atau norma reltif ini

untuk pertama kali dikemukakan pada tahun 1908(cureton 1971),dengan

landasan dassar bahwa tingkat belajar siswa akan tesebar menurut kurva

norma 1.Dengan demikian penilaian berdasarkan kurva normal

merupakan hal yang tidal ddapat dibantah lagi.

Apabila standdar relatif dan standar mutlak dihubungkan dengan

pengubahan skor menjadi nilai,akan terlihat demikian:

a. Dengan standar mutlak

1) Pemberian skor terhadap siswa,didasasarkan atas pencapaian siswa

terhadap tujuan yang di tentukan.

2) Nilai diperoleh dengan mencari skor rata-rata langsung ddari skor

asal(skor lemah)

b. Dengan standar relative

1) Pemberian skor terhadap siswa juga didasarkan atas pencapaian

siswa terhadap tujuan yang ditentukan.

2) Nilai diperoleh dengan 2 cara:

a) Mengubah skor dari tiap-tiap ulangan lalu diambil rata-ratanya.

b) Menjumlah skor tiap-tiap ulangan,baru diubah ke nilai.

Page 71: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

71

BAB XV

MENGELOLAH NILAI

15.1 Beberapa Skala Penilaian

a.Skala bebas

b.Skala 1-10

c.Skala 1-100

Page 72: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

72

d.Skala huruf

contoh untuk skala Penilaian

Angka 100 Angka 10 IKIP Huruf Keterangan

80-100

66-79

56-65

40-55

30-39

8,0-10,0

6,6-7.9

5,6-6,5

4,1-5,5

0-4,0

8,1-10

6,6-8,0

5,6-6,5

4,1-5,5

0-4,0

A

B

C

D

E

Baik sekali

Baik

Cukup

Kurang

Gagal

Dengan mengembalikan dahulu nilai nilai huruf itu ke nilai

angka,maka dengan mudah dapat di cari rata-ratanya.

15.2 Distribusi Nilai

Distribusi nilai yang dimiliki siswa-siswanya dalam suatu kelas

didasarkan 2 macam standar yaitu:

a. Standar mutlak

Dibawa ini adalah gambaran tentang kemungkinan prestasi siswa

berdasarkan standar mutlak.

1 10 1 10

Gambaran prestasi siswa jika

soal-soalulangan yang

Gambaran prestasi siswa

jika soal-soal ulangan yang

Page 73: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

73

14%

34%

34%

14%

2%2%

disusun oleh guru sangat

mudah.Di-sebut kurva juling

negatif karena ekornya

dikiri.

disusun oleh guru terlalu

sukar.disebut kurva juling

positif karena ekornya

dikanan

Apabila guru dapat menyusun soal dengan tepat,dan keadaan

siswanya bukan keadaan siswa yang terpilih,maka ada sebagian kecil dari

siswa yang memperoleh nilai rendah dan sebagian kecil lagi memperoleh

nilai tinggi,sedangkan sebagian besar mencapai nilai rata-rata.Jika hasil

ulangan digambarkan dalam kurva,akan terlihat sebagai kurva normal

seperti dibawah ini.

Gambaran prestasi siswa jika soal-soal ulangan

yang disusun ada yang sukar dan ada yang mudah

Untuk melihat penyebaran atau distribusi nilai siswa-siswa dalam

satu kelas, terlebih dahulu skor-skor yang diperoleh dari ulangan disusun

urut dari yang paling tinggi ke yang paling rendah.

b. Standar relative

Dalam hal ini tanpa mengharaukan apakah distribusi skor terletak

dalam kurva juling positif atau juling negatif tetapi dalam norm-

referenced selalu tergambardalam kurva normal. Hal ini didasarkan atas

asumsi bahwa apabila distribusi skor tergambar dalam kurva juling

positif, yang kurang sempurna adalah soal-soal tesnya. Dengan demikian,

nilai siswa lalu direntangkan sedemikian rupa sehingga tersebar dari nilai

tinggi kenilai rendah, dengan sebagian terletak pada nilai sedang.

Demikian pula sebaliknya apabila skor siswa tergambar dalam kurva

Page 74: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

74

juling negatif. Dalam ubahan menjadi nilai, disebar sedemikian rupa

sehingga menjadi kurva normal, dengan nilai sedang adalah nilai yang

paling banyak.

Ubahan nilai dari skor-skor yang mengumpul di bawah atau di atas

dapat dilihat dalam gambar-gambar berikut

_ = nilai berdasarkan standar mutlak

--- = nilai berdasarkan standar relative

15.3 Standar Nilai

Dari distribusi nilai kita dapat membicarakan masalah standar nilai

Skor-skor siswa direntangkan menjadi 9 nilai disebut juga (standar

Nenes atau Stanines) seperti berikut.

Stanines Interpretasi

9 (4%) Tinggi (4%)

8 (7%)

7 (12%)

Di atas

Rata-rata (19%)

6 (17%)

5 (20%)

4 (17%)

Rata-rata (54%)

3 (12%)

2 (7%)

Di bawah

Rata-rata (19%)

1 (4%) Rendah (4%)

Dengan adanya presentase yang ditentukan iniah maka semua situs

skor siswa dapat direntangkan menjadi nilai 1-9 di atas.

Selain dengan standar Sembilan (stanines), ada pula yang

menggunakan standar enam. Dalam hal ini hanya berkisar antara 4

sampai 9, yaitu nilai-nilai 4,5,6,7 J, 8 dan 9. Presentase penyebaran nila

dengan standar enam adalah

Page 75: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

75

Standar Enam Interpretasi

9 (5%) Baik sekali

8 (10%) Baik

7 (20%) Lebih dari cukup

6 (40%) Cukup

5 (20%) Kurang

4 (5%) Kurang sekali

Standar eleven (stanel)

Ada lagi standar nilai yang lain, yaitu yang selanjutnya

dikembangkan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan UGM disesuaikan dengan

system penilain di Indonesia.

Dasar pemikiran untuk stanel ini adalah bahwa jarak praktis dalam

kurva normal adalah 6 SD yang terbagi atas 11 skala.

11 skala = 6 SD

1 skala = 6/11 SD

= 0,55 SD

Stanel

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Mean

Standar Sepuluh

Didalam buku pedoman penilaian (buku III B seri kurikulum SMA tahun

1975) ditentukan bahwa untuk mengelolah hasil tes, digunakan standar

relative, dengan nilai berskala 1-10. Untuk mengubah skor menjadi nilai,

diperlukan terlebih dahulu :

a) Mean (rata-rata skor)

Page 76: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

76

b) Deviasi standar

c) Table konversi angka ke dalam nialai berskala 1-10

Tahap-tahap yang dilalui dalam mengubah skor mentah menjadi nilai

berskala 1-10 adalah sebagai berikut :

1. Menyusun ditribusi frekuensi dari angka atau skor mentah

2. Menghitung mean

3. Menghitung Standar deviasi

4. Mentranformasikan angka-angka mentah ke dalam nilai berskala 1-

10

1. Mengitung Mean

Langkah-langkahnya adalah:

a. Menentukan mean duga (atau mean terkaan), yang biasanya diambil

pada kelas interval yang mempunyai frekuensi terbesar. Besarnya

mean terkaan adalah jumlah batas-batas kelas interval dibagi 2.

Jadi MT =

b. Menentukan devisa duga (symbol d) dimana pada kelas interval

yang mengandung MT diberi symbol 0, dan naik satu-satu setiap

kelas interval di atasnya, dan turun satu-satu setiap kelas interval

di bawahnya.

c. Menghitung mean sebenarnya dengan rumus:

Mean = MT + 1

Menghitung Devisa Standar (DS) atau Standar Devisa (SD)

Menghitung nilai berskala 1-10

Table konversi yang digunakan dalam mengubah angka menjadi

nilai berskala 1-10 adalah

Tabel Konversi Angka Ke Dalam Nilai Berskala 1-10

Skala sigma Skala 1-10 Skala angka

Page 77: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

77

ABCDF

7%24%38%24%7%

+2,25 SD )

+1,75 SD )

+1,25 SD )

+0,75 SD )

+0,25 SD )

-0,25 SD )

-0,75 SD )

-1,25 SD )

-1,75 SD )

-2,25 SD )

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Mean + (2,25)SD

Mean + (1,75)SD

Mean + (1,25)SD

Mean + (0,75)SD

Mean + (0,25)SD

Mean – (0, 25)SD

Mean – (0,75)SD

Mean – (1,25)SD

Mean – (1,75)SD

Mean – (2,25)SD

Standar Lima

Kembali pada Gronlund selain ia mengemukakan penyebaran nilai

dengan angka, juga mengemukakan penyebaran nilai dengan huruf yang

digambarkan dengan kurva normal sebagai berikut:

Dikutip dari : Gronlund Improving Marking and Reporting in Class-room

BAB XVI

KEDUDUKAN SISWA DALAM KELOMPOK

16.1 Pengertian

-1,5 -0,5 0,5 1,5

Page 78: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

78

Yang dimaksud dengan kedudukan siswa dalam kelompoknya

adalah letak seseorang siswa didalam urutan tingkatan, atau dalam istilah

umunya taitu ranking.

16.2 Cara-cara Menetukan Kedudukan Siswa

Ada bermacam-macam cara untuk menentukan ranking atau

kedudukan siswa alam kelompoknya.akan tetapi didalam uraian ini hanya

diberikan 4 cara saja,yaitu:

1) Dengan ranking sederhana(simple rank)

2) Dengan ranking persentase (percentile rank)

3) Dengan standar deviasi………..

4) Dengan menggunakan z-score

Simple rank (SR)

Simple rank: Adalah yang emnunjukan letak/kedudukan seseorang dalam

lelompoknya dan dinyatakan dengan noatau angka biasa

Percentile rank

Percentile rank atau ranking persentase adalah kedudukan kedudukan

seorang dalam kelompok,yang menunjukan banyaknya persentase yang

berada di bawahnya.

Jadi dalam hal ini siswa dibandingkan dengan siswa lain yang

mempunyai skor lain atau lebih kecil daripadanya.

Rumus untuk menentukan PR adalah:

PR =

Standar Deviasi

Yang dimaksud penentuan kedudukan siswa dengan standar deviasi

adalah penentuan kedudukan dengan membagi kelas atas kelompok-

kelompok Tiap kelompok dibatasi satu standar deviasi tertentu.

Penentuan kedudukan dengan standar deviasi dapat dilakukan dengan 2

cara,yaitu:

a) Pengelompokan 3 ranking

Page 79: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

79

b) Pengelompokan 11 ranking.

Standar skore atau z-score

Angka yang menunjuka perbandingan perbedaan score seseorang dari

Mean,dengan standar deviasinya.

Standar score ini lebih mempunyai arti perbandingan dengan score itu

sendiri karena telah dibandingkan dengan suatu standar yang

sama.Untuk menentukan, z-score,harus diketaui:

- Rata-rata skor dari kelompok

- Standar deviasi dari skor-skor tersebut

Rumus z z = nilai baku

BAB XVII.

MENCARI NILAI AKHIR

Page 80: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

80

17.1 Fungsi Nilai Akhir

Bagi seorang siswa,merupakan sesuatu yan sangat pnting karena nilai

cermin dari keberhasilan belajar.namun,bukan hanya siswa sendiri saja

yang memerlukan cermin keberhasilan belajar ini,guru orang

lainpun,memerlukanya.

a. Fungsi instruksional

Pemberian nilai merupakan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk

memberikan suatu balikan (feed back umpan balik) yang mencerminkan

seberapa jauh seorang siswa telah mencapai nilai yang di tetapkan

dalampengajaran atau system instruksional.

b. Fungsi informative

Memberikan nilai siswa kepada orang tuanya mempunyai ati bahwa

orang tua siswa tersebut menjadi tahu akan kemajuan dan prestasi

putranya di skolah.Catatan ini akan sangat berguna,terutama bagi orang

tua yang ikut serta menyadari tujuan sekolah dan pekembangan anaknya

dengan catatan nilai untuk orangtuanya adalah:

a) Orang tua menjadi sadar akan keadan puttranya untuk kemudian

lebih baik memberikan bantuan berupa perhatian,dorongan,atau

bimbingan,dan

b) Hubungan antara orang tua dan sekolah menjadi lebih baik

c. Fungsi bimbingan

Pemberian nilai kepada siswa akan mempunyai arti besar bagi

pekerjaan bimbingan.dengan perincian gambaran nilai siswa petugas

bimbingan akan segera tahu bagian-bagian mana usaha dari siswa di

sekolah yang masih memerlukan bantuan. Catatan lengkap yang juga

mencakup tingkat (rating) dalam kepribadian siswa serta sifat-sifat yang

berhungan dengan rasa sosial akan ssangat membantu siswa dalam

pengarahannya sebagai pribadi seutuhnya.

d. Fungsi adminstratif

Yang dimaksud dengan fungsinadminstratif dalam penilaian antara

lain mencakup:

Page 81: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

81

1). Menentukan kenaikan dan klulusan siswa

2). Memberikan beasiswa

3). Memindahkan atau menempatkan siswa

4). Memberikan rekomunddasi untuk melanjutkan belajar dan

5). Memberi gambaran tentang prestasi siswa/lulusan kepada calon

pemakai tena.

17.2 Faktor-faktor Yang Turut Diperhitungan Dalam Penilaian

Walaupun hal yang dinilai tidak sama bagi tiapsekolah,namun

secara gais besar dapat ditentukan unsure umum dalam penilaian yang

menyagkut factor-faktor yang harus dipertimbangkan.

Unsur umum tersebut adalah sebagai berikut:

a. Prestasi/pencapaian (achievent)

b. Usaha (effort

c. Aspek prinadi dan sosial (personal and social characteristic)

d. Kebiasan bekerja (working habits)

a. Prestasi pencapaian

Nilai prestasi harus mencerminkan tingkatan-tingkatan siswa sejauh

mana telah mencapai tingkat tujuan yang ditetapkan dalam setiap bidang

studi.

b. Usaha

Terpisah dan prrestasi,guru dapat menyampaikan laporannya kepada

orang tua sisw.laporan atu nilai tidak boleh dicampuri dengan nilai

prestasi sama sekali.yang sering trjadi adalah kecenderungan dari guru

untuk menilai unsure usaha ini lebih rndah bagi anak yang prestasinya

rndah dan sebaliknya.

c. Aspek pribadi dan sosial

Unsur ini juga perlu dilaporkan terutama yang berhungan dengan

berlangsungnya proses belajar mengajar,misalnya,mentaati tata tertib

sekolah.Dalam memberikan nilai pribadi ini harus hati-hati

sekali.Rentangan nilai sebaiknya tidak usah lebar-lebar (lebih baik 6-10).

Lebih baik lagi jika diterangkan khusus dan jelas sehingga mudah

dimengerti oleh guru pembimbing dan siapa saja.

Page 82: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

82

d. Kebiasan bekerja

Yang dimaksud disini adalah hal-hal yang berhubungan dengan kebiasan

melakukan tugas.Misalnya,segera mengerjakan PR,keuletan dalam

usaha,bekerja teliti,kerapihan kerja.dan sebagainya.

17.3 Cara Menetukan Nilai Akhir

Tiap guru mempunyai pendapat sendiri tentang cara menentukan

nilai akhir.Hal ini dapat dipengaruhi oleh pandangan mereka terhadap

penting dan tidaknya bagian,kegiatan yang dilakukan siswa.Yang

dimaksudkan dengan kegiatan-kegiatan siswa:menyelessaikan

tugas,mengikuti diskusi,menempuh tes normative,menhadiri

pelajaran/kuliah,dan sebagainya.

a. Untuk memperoleh nilai akhir,perlu diperhitungkan nilai tes formatif

dan sumatif dengan rumus:

NA=

3

Keterangan:

NA = Nilai akhir

F = Nilai tes formatif

S = Nilai tes sumatif

Jadi Inilai akhir diperoleh dari rata-rata nilai tes formatif (diberi bobot 1)

dijumlahkan dengan tes sumatif (diberi bobot 2) kemudian dibagi 3.

b. Niai akhir diperoleh dari niali tugas, nilai ulangan uraian dan nilai

ulangan umum dengan bobot 2, 3 dan 5.Jadi jika dituliskan dalam

rumus menjadi.

Page 83: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

83

Keterangan:

T = Nilai uraian

H = Nilai ulangan harian

U = Nilai ulangan umum

c. Nilai akhir untuk STTB diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian

(diberi bobot 1) dan nilai EBTA (diberi bobot 2), kemudian dibagi 3.

Rumusnya adalah:

NA

Dimana:

= Jumlah nilai ulangan harian

E = Nilai EBTA

nH = Frekuensi ulangan harian

Didalam buku pedoman penilaian 111 B Seri kurikulum SMA tahun

1975 disebutkan demikian.

Selanjutnya didalam kurikulum SMA 1948 disebutkan cara

menentukan nilain akhir bukan hanya didassarkan atas hasil kegiatan

kurikuler saja,tetapi juga kokurikuler,

Rumusnya adalah:

Keterangan:

P = Nilai tes sub sumatif

Q = Nilai tes sumatif

R = Nilai kokurikuler

Merata-ratakan hasil penilaian sumatif dengan hasil penilaian

Setelah hasil-hasil penilaian formatif diubah kedalam nilai berskala 1-10,

kemudian untuk setiap siswa dicari rata-rata hasi penilaian formatif

dalam caturwulan/semester yang bersangkutan.

Nilai rata-rataini selanjutnya dijumlahkan dengan tes sumatif dan

kemudian hasil penjumlahan dibagi 2.Hasil yang terakhir inlah yang akan

merupakan nilai akhir bagi setiap siswa yang akan nantinya dijadikan

nilai rapor.

Page 84: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

84

Contoh:

Rata-rata normative 7)

) Nilai akhir 7,5

Nilai sumatif 8)

Perlu dikemukakan disini bahwa apabila pada nilai akhir terdapat

pecahan kurang dari setengah,nilai akhir tetap seperti itu.Sedangkan

pecahan lebih dari setengah,maka nilai itu dibulatkan keatas.

BAB XVIII

MEMBUAT LAPORAN

18.1 Pentingnya Laporan

Page 85: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

85

Pada waktu mengajar,tentu guru sudah berkali-kali member

kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum

diketahui.akan tetapi pada umunya mereka itu diam,tidak mau

bertanya.engan demikian,guru beranggapan bahwa siswa-siswa tersebut

sudah tahu,walaupun sebenarnya guru itu terkecoh.Problemnya baru

terbuka setelah guru memeriksa ulangan.Dari hasil tersebut guru

mengetahui bagian-bagian dari tujuan pelajaran yang diberikan di kelas

belum tercapai.

Secara system matis dapat dikemukakan bahwa laporan tentang siswa

bermanfaat bagi beberapa pihak yaitu sebagai berikut:

1) Siswa sendiri

2) Guru yang mengajar

3) Guru lain

4) Petugas lain disekolah

5) Orang tua

6) Pemakai lulusan

18.2 Macam dan Cara Membuat Laporan

Secara garis besar,catatan bagi siswa dapat dibuat dengan dua macam

cara,yakni sebagai berikut:

(1) Catatan lengkap

(2)Catatan tidak lengkap

Catatan tidak lengkap

Catatan lengkap adalah catatan tentang siswa yang berisi baik prestasi

maupun aspek-aspek pribadi yang lain, misalnya kejujuran, kepercayaan

terhadap diri, disiplin, ketelitian, dan sebagainya. Tentang isi catatannya,

ada yang hanya dinyatakan dengan kata singkat seperti “baik”, “sedang”,

”kurang” atau keterangan yang lebih terperinci.

Catatan tidak lengkap

Catatan tidak lengkap adalah catatan tentang siswa yang hanya berisi

gambaran tentang prestasi siswa,dan hanya seikit saja menyinggung

tentang kepribadian.

Page 86: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

86

Tentang catatan belajar pribadi siswa itu sendiri dapat dibeakan atas dua

cara:

(1) Dengan pernyataan lulus belumlulus

(2) Dengan nilai siswa.

Page 87: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

87

CONTOH TABEL SISWA A PADA BULAN OKTOBER 2011

KELAS X SMA 35 GORONTALO

Unit

Bidang studi1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Fisika x X x x x x x x x x

Pendidikan

Agamax X x x x x x X x x

Bahasa

Indonesiax X x x x x x X x x x X x x x x

Biologi x X x x x x x X x x

Kimia x X x x x x x X x x x

Matematika x X x x x x x

Bahasa Inggris x X x x x x x X x

Page 88: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

88

Page 89: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

89

Tambahan

Dalam melaporkan taraf serap siswa digunakan bentuk profil untuk tiap-

tiap mata pelajaran yang antara lain sebagai berikut :

Mata

pelajaran

Persentasi

penguasaan

PM

P

Pen

did

ikan

agam

a

Bah

asa

ind

on

esia

IPA

IPS

Mat

emat

ika

Bah

asa

inggri

s

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

Catatan : yang dimaksud dengan taraf serap disini adalah rata-rata nilai

siswa seluruh siswa

Page 90: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

90

BAB XIX

EVALUASI PROGRAM PENGAJARAN

Semua uraian yang telah di sajikan pada bab-bab sbelum ini

berkenaan dengan evaluasi hasil belajar.Buku ini brjudul “dasar dasar

evaluasipendidikan “Sebetulnya secara garis besar terdapat dua kegiatan

evaluasi,yaitu evaluasi terhadap kegiatan belajar siswa dan juga proses

pengajarannya.Jadi,apabila pembicaraan dalam buku ini hanya mengenai

evaluasi hasil belajar saja,tampaknya kurang komprehentif.Bab ini akan

menjelaskan tentang evaluasi yang kedua,yaitu evaluasi program.

19.1 Apakah Evaluasi Program Itu?

Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan

dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program. Ada

beberapa pengertian tentang program. Didalam kamus tertulis :

a) program adalah rencana

b) program adalah kegiatan yang direncanakan dengan seksama.

Melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksud untuk

mengetahui seberapa tinggi keberhasilan dari kegiatan yang

direncanakan.

Sebetulnya yang menjadi titik awal dalam kegiatan evaluasi program

adalah keingintahuan penyususnan program untuk melihat apakah tujuan

program sudah tercapai atau belum.

a. jika sudah tercapai, bagaimana kualitas pencapaian kegiatanya.

b. Jika belum tercapai, bagian manakah dari rencana kegiatan yang

telah dibuat yang belum tercapai dan apa sebabnya bagian kegiatan

tersebut belum tercapai.

Ada empat macam kebijaksanaan lanjutan yang mungkin diambil

setelah evaluasi program dilakukan, yaitu :

1) kegiatan tersebut dilanjutkan karena dari data yang terkumpul

diketahui bahwa program ini sangat bermanfaat dan dapat

dilaksanakan dengan lancer tanpa hambatan sehingga kualitas

pencapaian tujuannya tinggi

Page 91: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

91

2) keinginan tersebut dilanjutkan dengan penyempurnaan karena dari

data yang terkumpul diketahui bahwa hasil program sangat

bermanfaat tetapi pelaksanaannya kurang lancer dan pencapaian

tujuan kurang baik.

3) Kegiatan tersebut dimodifikasi karena kemanfaatan hasil program

kurang tinggi sehingga perlu disusun lagi perencanaan secara lebih

baik.

4) Kegiatan tersebut tidak dapat dilanjutkan karena hasil program

kurang bermanfaat dan ditambah lagi didalam pelaksaannya

banyak hambatan.

19.2 Mengapa Guru Perlu Melakukan Evaluasi Program

Untuk menjawab apa sebabnya guru melakukan evaluasi program,

terlebih dahulu kita tahu tentang siapa saja yang dapat melakukan

kegiatan evaluasi program tersebut.

Yang mrlakukan evaluasi (evaluator) dalam kegiatan program bisa

orang yang ikut terlibat di dalam kegiatan, dan dapat pula orang yang

tidak terlibat langsung. Masing-masing jenis evaluator program

mengandung kelemahan.

a. Evaluator dalam (internal evaluator) sangat memahami seluk-beluk

kegiatan, tetapi ada kemungkinan dapat dipengaruhi oleh keinginan

untuk dapat dikatakan bahwa programnya berhasil.

b. Evaluator luar (external evaluator) mungkin menjumpai kesulitan

dalam memperoleh data yang lengkap karena ada hal-hal yang

“disembunyikan” oleh para pelaksana program.

Berdasarkan atas klasifikasi evaluator tersebut, maka di dalam

kegiatan belajar mengajar guru dapat dikategorikan sebagain evaluator

dalam. Guru adalah pelaksana sehingga mereka mengetahui betul apa

yang terjadi didalam proses belajar-mengejar.

19.3 Objek Atau Sasaran Evaluasi Program

Untuk dapat mengnal sasaran evaluasi secara cermat, kita perlu

memusatkan perhatian kita pada aspek-aspek yang bersangkut paut

Page 92: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

92

dengan keseluruhan kegiatan belajar- mengajar. Untuk itu ada baiknya

kita mengenal kembali model transformasi proses pendidikan formal di

sekolah.

Pada gambar berikut ini akan disajikan sebuah bagan yang

menunjukan hubungan antara komponen masukan mentah, sarana

pemroses, dan keluaran yang sudah selesai diproses.

Setelah digambarkan dalam bentuk bagan seperti ini, tampak jelas

dan rinci apa-apa yang mungkin mempengaruhi tingkat hasil belajar

siswa.

Input

Siswa adalah subjek yang menerima pelejaran. Ada siswa

pandai,kurang pandai dan tidak pandai. Setiap siswa mempunyai bakat

intelektual, emosional, sosial dan lain-lain yang sifatnya khusus. Guru

harus mampu mengenal kekhususan siswanya agar mampu memberikan

pelayanan, pendidikan dan administrative secara tepat.

Materi atau kurikulum

Di Indonesia kurikulum berlaku secara nasional karena kita menganut

system sentralisasi. Di Negara lain seperti Amerika serikat, kurikulum

sekolah disusun sendiri oleh dan berlaku untuk sesuatu Negara bagian

yang bersangkutan karena mereka menganut system disentralisasi. Di

Indonesia kurikulum di susun bersama oleh direktorat yang mengelolah

Materi/kurikulum

Guru MetodeMengajar

a

Sarana(alat/medi

a)

Input(masukan)

Output(keluaran)

Lingkunganmanusia

Lingkunganbukan

manusia

Proses Transformasi

(Masukkaninstrumental)

(Masukkanlingkungan)

Page 93: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

93

jenjang dan jenis sesuatau sekolah bersama dengan pusat pengembangan

kurikulum dan sarana pendidikan.

Sasaran yang perlu dievaluasi dari komponen kurikulum ini, antara

lain, kejelasan pedoman untuk dipahami, kejelasan materi yang

tercantum, ururtan penyajian materi, kesesuaian antara sumber yang

disarankan dengan materi kurikulum, dan sebagainya.

Guru

Guru merupakan komponen penting dalam kegiatan belajar-mengajar.

Kepada guru diserahkan untuk “digarap” suatu masukan “bahan mentah”.

Sebagai alat untuk menggarap masukan adalah materi/kurikulum yang

telah tersusun. Kurikulum inilah yang menjadi pedoman guru.

Guru, seperti juga siswa, guru mempunyai kelemahan yang

bersumber dari fisik dan mental. Oleh karena itu guru juga perlu di

evaluasi.

Metode atau pendekatan dalam mengajar

Berbeda dengan evaluasi terhadap kurikulum, evaluasi terhadap

metode mengajar adalah kegiatan guru untuk meninjau kembali tentang

metode mengajar, pendekatan, atau strategi mengajar yang digunakan

guru di dalam penyampaian materi pada siswa.

Didalam melaksanakan pengajaran, tidak mustahil bahwa guru

menjumpai kesulitan ditengah-tenagh waktu mengajar, disebabkan

karena ketidaktepatan dalam memilih metode atau pendekatan.

Sarana (alat atau media pembelajaran)

Komponen lain yang perlu dievaluasi oleh guru dalam melaksanakan

kegiatan belajar-mengajar adalah sarana pendidikan, yang meliputi alat

pelajaran dan media pendidikan. Sebelum guru memulai kegiatan

mengajar, bahakan sebelum atau sekurang-kurangnya pada waktu

menyusun rencana mengajar, guru telah memilih media yang kira-kira

dapat membantu melancarkan atau memperjelas konsep yang akan

diajarkan.

Sasaran evaluasinya antara lain kelengkapannya, aragamnya, jenis,

model, kemudahan untuk digunakan (dioperasikan), mudah atau sukar

Page 94: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

94

diperoleh, kecocokan dengan materi yang diajarkan, jumlah ketersediaan

dengan jumlah siswa yang memerlukanya.

Lingkungan manusia

Yang dapat digolongkan sebagai masukan manusia bukan hanya

kepala sekolah, guru-guru dan pegawai TU disekolah itu, tetapi bisa siapa

saja yang dengan atau tidak sengaja berpengaruh terhdap tingkat hasil

belajar siswa.

Lingkungan bukan manusia

Yang dimaksud dengan lingkungan bukan manusia, segala sesuatu

yang berada dilingkungan siswa yang secara langsung maupun tidak,

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Contohnya : suasana

sekolah, halaman sekolah, keadaan gedung sekolah dan sarana lain,

tetangga sekolah dan lain-lain.

19.4 Bagaimana Cara Melaksanakan Evaluasi Program?

Akan memakan waktu yang banyak dan terlalu sulit jika guru masih

dibebani dengan evaluasi program secara sistematis seperti seorang

peneliti. Akan cukup kiranya guru mau membuat acauan singkat dan

sederhana yang disusun dalam bentuk pertanyaan saja. Dari pertanyaan

tersebut grur akan memperolah umpan terhadap apa yang dilakukan.

Deretan pertanyaan yang diajukan berpangkal dari komponen-

komponen transformasi yang sudah kita ketahui dalam uraian diatas.

Berikut ini beberapa contoh pertanyaannya :

1. Pertanyaan tentang siswa

a. Apakah kehadiran siswa sudah baik? Lengkap dan tepat waktu?

b. Apakah siswa tertarik pada pelajaran yang diberikan? Jika tidak

atau kurang, apa penyebabnya?

c. Apakah siswa tidak enggan melibatkan diri dalam kegiatan

belajar-mengajar?

d. Dan sebagainya

2. Pertanyaan tentang guru

a. Apakah sebelum mengajar guru sudah menguasai materi yang

akan diajarkan dengan sebaik-baiknya?

Page 95: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

95

b. Apakah guru dapat menjawab pertanyaan yang diajukan siswa

dengan memuaskan?

c. Apakah guru dapat berlaku adil terhadap siswa?

d. Apakah guru sudah memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya

kepada siswa?

e. Dan sebagainya.

3. Pertanyaan tentang kurikulum

a. Seberapa jauhkah pemahaman guru tentang isi kurikulum?

b. Bagaimana kesesuaian kurikulum dengan materi yang telah

diajarkan?

c. Dan sebagainya.

4. Pertanyaan tentang sarana/media

a. Apakah pokok bahasan yang memerlukan media sudah dipenuhi

kebutuhanya?

b. Apakah media pembelajaran yang dipilih sudah tepat?

c. Apakah guru sudah terampil dalam menggunakan media?

d. Apakah siswa sudah cukup melibatkan diri dalam penggunaan

media atau alat peraganya?

e. Dan sebagainya.

5. Pertanyaan terhadap metode

a. Apakah dengan metode yang digunakan, hasil belajar siswa sudah

cukup tinggi?

b. Apakah dengan metode yang dipilih siswa mengikuti pelajaran

dengan baik?

c. Dengan mengelompokkan yang diambil, apakah semua siswa

sudah terlibat dengan aktif?

d. Apakah hasil tugas yang diselesaikan oleh siswa tidak terlihat

bahwa satu dua oorang siswa mendominasi kawanya dalam

bekerja?

e. Dan sebagainya.

Page 96: Tugas Assesment Pengajaran Fisika

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan

96

6. Pertanyaan tentang lingkungan manusia

a. Apakah guru sudah memanfaatkan orang-orang yang ada di

lingkungan siswa untuk menunjang pelaksanaan kegiatan belajar-

mengajar?

b. Adakah orang-orang di sekitar siswa yang mempunyai pengaruh

kurang baik terhadap siswa? Andaikan ada, apakah guru telah

mengambil langkah yang tepat?

c. Apakah guru sudah mengarahkan siswa untuk mencoba

memanfaatkan orang-orang yang ada sebagai manusia sumber

untuk menambah pengetahuanya?

d. Dan sebagainya.

7. Pertanyaan tentang lingkungan bukan manusia

a. Apakah guru sudah memanfaatkan dengan baik hal-hal yang ada

dilingkungan siswa untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar?

b. Apakah siswa sudah diarahkan untuk memanfaatkan lingkungan

menurut kepentingan mereka sendiri?

c. Dan sebagainya.