pengembangan lembar kerja siswa (lks) fisika berbasis...
TRANSCRIPT
Mahasiswa Pendidikan Fisika STKIP PGRI Lubuklinggau 1
Dosen Pendidikan Fisika STKIP PGRI Lubuklinggau 2 3
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) FISIKA BERBASIS
DISCOVERY LEARNING DI KELAS XI SMA NEGERI 4 (MODEL)
LUBUKLINGGAU
Rahmiana1 Tri Ariani, M.Pd.Si
2 Endang Lovisia, M.Pd.Si
3
Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
JL. Mayor Toha Kel. Air Kuti Telp. (0733) 451432 Lubuklinggau
E-Mail: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS Fisika Berbasis Discovery Learning pada
Materi Gelombang Cahaya yang valid, praktis, dan efektif. Masalah dalam penelitian ini adalah
1) Bagaimana mengembangkan LKS fisika berbasis Discovery Learning pada materi
Gelombang Cahaya siswa kelas XI SMA Negeri 4 (Model) Lubuklinggau Tahun Pelajaran
2019/2020?, 2) Bagaimanakah karakteristik LKS fisika berbasis Discovery Learning yang
dikembangkan memenuhi sasaran kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan pada kelas XI SMA
Negeri 4 (Model) Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2019/2020?. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh kelas XI MIA dan subjek penelitian dalam penelitian ini adalah kelas XI MIA 2
SMA Negeri 4 (Model) Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2019/2020, yang terdiri dari 36 siswa
yang diambil dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
teknik angket, tes, dan lembar observasi aktivitas. Validasi yang dilakukan mendapatkan hasil
sangat baik dengan persentase 82,43 %. Respon siswa terhadap lembar kerja siswa berbasis
Discovery Learning yaitu 79,61%. Selain itu dari hasil tes ulangan harian 83% siswa yang
memperoleh nilai di atas 70 dari 10 butir soal tes. Persentase rata-rata aktivitas siswa pada saat
praktikum yaitu 74,85% dikategori baik. Nilai ttabel dengan derajat kebebasan (dk) = n-1 = 36 ─
1 = 35 dan α = 0,05 thitung = 2, 66 ttabel = 1,689 karena thitung ≥ ttabel maka Ha diterima. Sehingga
dapat dikatakan bahwa LKS Fisika Berbasis Discovery Learning yang dikembangkan telah
valid, praktis, dan efektif.
Kata kunci : Pengembangan, Lembar Kerja Siswa, Discovery Learning.
ABSTRACT
The objectives of the reserch was to develop the Physics worksheets with Discovery Learning-
Based on the valid light waves, practical and effectie. The problems in this study are 1) How to
develop Discovery Learning to Physics worksheets teaching materials on the light waves
material for Class XI Students of SMA Negeri 4 (Model )Lubuklinggau Academic Year
2019/2020?, 2) What is caracteristic of Discovery Learning to Physics worksheets teaching
materials on the Scale And Measurement by design and develop material practicality, and
effectiveness in class XI of SMA Negeri 4 (Model )Lubuklinggau Academic Year 2019/2020?.
The population was all of the eleventh sains grade students and the sample was XI MIA 2 SMA
Negeri 4 (Model )Lubuklinggau in academic year 2019/2020, which consisted of 36 students
and taken by simple random sampling technique. The data was collected by questionnaire,
written test and activity observation sheet. The validation was 82,43 % with very good
category.student’s respones toward this worksheets was 79,61%. In addition, from the result of
the daily test 83% of students obtained scores above 70 out of 10 test items. the avarage
Mahasiswa Pendidikan Fisika STKIP PGRI Lubuklinggau 1
Dosen Pendidikan Fisika STKIP PGRI Lubuklinggau 2 3
presentage of students activity in practical work was 74,85% beloy to good category. The t-
table score with degree of freedom (dk)= n-1 = 36 ─ 1 = 35 and α = 0.05 t count = 2, 66 and ttable
= 1,689 because t count ≥ ttable then Ha is accepted. So it can be said that the Physics worksheets
with Discovery Learning-Based which has been depeloved was valid, practical and effective.
Key Words : Development, worksheets, Discovery Learning.
1
PENDAHULUAN
Indonesia saat ini sudah mengalami
berbagai macam perkembangan, salah
satunya yaitu perkembangan dalam
dunia pendidikan. Dunia pendidikan di
Indonesia sudah banyak mengalami
perubahan salah satunya yaitu dibidang
kurikulum, perubahan dibidang
kurikulum ini dikarenakan mengikuti
perkembangan zaman dari masa ke
masa, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) yang semakin
maju ini menuntun pendidikan di
Indonesia untuk mengikuti
perkembangan pada dunia saat ini.
Berdasarkan studi pendahuluan
didapatkan bahwa di SMA Negeri 4
Lubuklinggau sudah menerapkan
kurikulum 2013 akan tetapi pada proses
pembelajaran masih terpusat pada guru
(konvensional). Sebagian besar siswa
masih mengalami kesulitan dalam
menjalankan kurikulum 2013. Salah
satu model pembelajaran yang dapat
digunakan dalam kurikulum 2013 ini
adalah model pembelajaran Discovery
Learning. Sebagian besar siswa di kelas
kesulitan saat menerapkan pendekatan
Discovery Learning kedalam proses
KBM diantaranya materi yang belum
dipahami oleh siswa ialah gelombang
cahaya, inilah yang menyebabkan
rendahnya pemahaman siswa terhadap
konsep dan praktikum yang ada dalam
materi, hal tersebut membuat siswa
mengikuti proses belajar belum optimal.
Siswa juga menuturkan bahwa
mereka lebih suka belajar dengan
menggunakan metode praktikum.
Peserta didik lebih banyak
mendengarkan penjelasan guru didepan
kelas, mencatat apa yang ditulis guru di
papan tulis serta mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru, oleh karena
itu peserta didik merasa bosan pada saat
proses pembelajaran dikelas.
pembelajaran hanya mengandalkan
buku paket atau dari penerbit sebagai
sumber belajar, kurangya LKS, serta
kurangnya peralatan praktikum. Siswa
mengharapkan sebuah LKS yang
memiliki tampilan menarik dan tidak
membosankan LKS yang digunakan
merupakan LKS yang dibeli dari
percetakan. Dalam buku paket tersebut
LKP yang disediakan belum lengkap
karena hanya terdapat satu LKP.
Sedangkan dalam kurikulum 2013
siswa dituntut agar lebih aktif dengan
menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning. Berdasarkan latar
2
belakang permasalahan yang telah
dikemukakan di atas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengembangan Lembar Kerja
Siswa (LKS) Fisika Berbasis Discovery
Learning di kelas XI SMA Negeri 4
Model Lubuklinggau ”.
KAJIAN TEORITIK
PENELITIAN PENGEMBANGAN
Mulyatiningsih (2014:161)
mengungkapkan bahwa penelitian dan
pengembangan bertujuan untuk
menghasilkan produk baru melalui
proses pengembangan. Dalam penelitian
ini akan menggunakan model penelitian
pengembangan dick and carey. Model
pengembangan dick and carey
merupakan model pengembanagan yang
memiliki langkah-langkah sederhana
dan mudah dilaksanakan dalam
penelitian. Pudjawan dkk (2014:31)
mengemukan bahwa ada 10 tahapan
proses yang dilakukan mulai dari awal
pengembangan sampai pada produk
sebagai hasil pengembangan yaitu:
Analisis kebutuhan untuk
mengidentifikasi tujuan, Analisis
pembelajaran, Menganalisis pembelajar
dan konteksnya, Menuliskan tujuan
unjuk kerja, Pengembangan Instrumen
Penilaian, Pengembangan strategi
pembelajaran, Pengembangan dan
pemilihan bahan pembelajaran,
Melakukan evaluasi formatif, Revisi
bahan ajar, Melakukan evaluasi sumatif .
Gambar 1. Model Perancangan dan
Pengembangan Menurut Dick & Carey
(Trianto, 2010:187)
Identifikasi
Tujuan
Melakukan
Analisis
Pengajaran
Identifikasi
Tingkah
Laku Awal
Menulis
Tujuan
Kinerja
Pengembangan Tes
Acuan Patokan
Pengembangan
Strategi Pengajaran
Pengembangan dan Memilih Perangkat
Pengajaran
Merancang dan
Melaksanakan Tes
Formatif
Merancang dan
Melaksanakan Tes
Sumatif
Revisi
Pengajaran
3
LEMBAR KERJA SISWA
Lembar Kerja Siswa (LKS)
merupakan suatu materi ajar yang sudah
dikemas sedemikian rupa, sehingga
siswa dapat mempelajari materi ajar
tersebut secara mandiri (Setyadi dkk
2013:58-59). Prajitno (dalam Fauzi dkk
2017:209) mengatakan bahwa lembar
kerja siswa adalah suatu sarana untuk
menyampaikan konsep kepada siswa
baik secara individual maupun
kelompok kecil yang berisikan petunjuk
untuk menyampaikan konsep kepada
siswa. Dalam penelitian ini lembar kerja
siswa yang dikembangkan berbasis
Discovery Learning, artinya lembar
kerja siswa yang dikembangkan
menggunakan tahap-tahap dari
Discovery Learning untuk struktur
dalam lembar kerja siswa.
DISCOVERY LEARNING
Chairi dkk (2012:2) menjelaskan
bahwa Discovery Learning adalah suatu
model pembelajaran untuk
mengembangkan cara belajar siswa
aktif dengan menemukan dan
menyelidiki sendiri. Hasil temuan yang
diperoleh tahan lama dalam ingatan dan
tidak akan mudah dilupakan siswa.
Dengan belajar penemuan, siswa belajar
berfikir analisis dan mencoba
memecahkan sendiri problem yang
dihadapi. Dengan kata lain, Discovery
Learning merupakan suatu proses
belajar yang mana konsep pembelajaran
itu tidak langsung disajikan, tetapi siswa
diminta untuk mendapat sendiri
konsep/informasi baru.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
Model pembelajaran Discovery
Learning merupakan salah satu model
pembelajaran yang memungkinkan
siswa terlibat secara langsung dalam
kegiatan belajar-mengajar, sehingga
mampu menggunakan proses mentalnya
untuk menemukan suatu konsep atau
teori yang sedang dipelajari Model
pembelajaran Discovery Learning
memiliki 6 tahapan di dalamnya.
Tahapan tersebut yaitu : stimulation,
problem statement, data collection,
data processing, verification, dan
generalization.
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian model
pengembangan yang digunakan adalah
model pengembangan Dick and Carrey.
Dimana dalam penelitian ini
mengadaptasi 9 langkah dari 10 langkah
pengembangan Dick and Carrey.
Adapun langkah dari pengembangan
model Dick and Carrey terdapat 10
4
tahapan yaitu: analisis kebutuhan untuk
mengidentifikasi tujuan, analisis
pembelajaran, menganalisis pembelajar
dan konteksnya, menuliskan tujuan
untuk kerja, pengembangan instrumen
penelitian, pengembangan strategi
pembelajaran, pengembangan dan
pemilihan bahan pembelajaran,
melakukan evaluasi formati, revisi
bahan ajar, melakukan evaluasi sumatif,
namun peneliti hanya menggunakan 9
langkah saja. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan
angket, wawancara dan tes. Adapun
instrumen yang digunakan untuk
melihat kelayakan dan keefektifan
lembar kerja siswa yang dikembangkan
yaitu menggunakan, angket kevalidan,
angket kepraktisan, wawancara dan soal
tes.
Lembar kerja siswa
dikembangkan menggunakan ms word
dan photoshop. Lembar kerja siswa
draf final ini adalah lembar kerja siswa
yang akan digunakan dalam penelitian
di SMA Negeri 4 (Model)
Lubuklinggau. LKS ini akan akan
divalidasi oleh ketiga ahli yaitu, ahli
materi, ahli, bahasa, dan ahli desain.
Peneliti menggunakan desain
One Shot Case Study dimana peneliti
hanya melihat hasil akhir dari sebuah
penelitian. Peneliti melakukan 3 tahap
pengujian yaitu dengan menggunakan
One To One, uji kelompok terbatas dan
uji kelompok luas. Pada uji One To One
peneliti menggunakan angket dengan 3
orang siswa kelas XI MIA 1, pada uji
kelompok kecil peneliti menggunakan
angket dengan 6 orang siswa kelas XI
MIA 4. Angket yang diberikan pada uji
one to one dan uji kelompok kecil
merupakan angket yang berisikan 10
pernyataan yang harus diberikan
tanggapan oleh siswa. Sedangkan uji
kelompok luas diberikan kepada siswa
kelas XI MIA 2, namun angket yang
diberikan berisikan 20 pernyataan yang
harus diberikan tanggapan oleh siswa.
Pada akhirnya tahap uji coba kelompok
luas dilakukan di kelas XI MIA 2
SMAN 4 (Model) Lubuklinggau
dengan menggunakan 10 soal tes
sebagai instrumen pengujian keefektifan
produk.
Untuk menghitung skor angket
menggunakan rumus:
Persentase = an d l
a u x 100 %
Untuk menguji hipotesis tersebut
dapat menggunakan t-test satu sampel
dengan rumus sebagai berikut:
5
t = ̅– 0
√n
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini dipilih 1
pokok bahasan gelombang cahaya.
Pembelajaran akan dilaksanakan dua
kali dalam 1 minggu. Dalam satu
pertemuan dengan waktu 2 x 45 menit
dalam satu hari maka sebisa mungkin
guru memanfaatkan waktu yang
diberikan agar bisa mencapai
keterlaksanaan pembelajaran yang
maksimal.
Lembar kerja siswa yang akan
dikembangkan akan didesain dengan
menggunakan program photoshop, dan
ms word. Lembar kerja siswa ini dibuat
dengan 2 macam yaitu lembar kerja
siswa bagi guru dan lembar kerja siswa
bagi siswa. Lembar kerja siswa untuk
guru didalamnya memuat Lembar Kerja
Praktikum (LKP), soal tes dan
pembahasannya. Sedangkan pada
Lembar kerja siswa untuk siswa
terdapat Lembar Kerja Praktikum (LKP)
dan soal tes.
Lembar kerja siswa yang
dikembangkan melewati beberapa
tahapan untuk mendapatkan lembar
kerja siswa final atau lembar kerja siswa
yang digunakan untuk penelitian.
Tahapan tersebut seperti yang
dijelaskan di bawah ini:
Lembar kerja siswa draf I
Pada lembar kerja siswa draf 1,
peneliti telah merancang lembar kerja
siswa berbasis Discovery Learning yang
belum divalidasi dan belum dinilai.
Lembar kerja siswa yang dikembangkan
adalah yang paling awal dan sangat
sederhana.Berikut lembar kerja siswa
draf 1 pada gambar 2.
Cover LKS draf 1
Daftar isi LKS
draf 1
Isi LKS draf 1
Isi LKS draf 1
Gambar 2 Draf LKS I
Setelah lembar kerja siswa drat
1 didesain maka lembar kerja siswa ini
dapat diberikan kepada tim validator
6
untuk divalidasi dan diberikan penilaian
sesuai dengan isi dari LKS yang
dikembangkan.
Lembar kerja siswa Final
Dari lembar kerja siswa draf 1
dan yang telah dinilai oleh ketiga
validator, kemudian telah diperbaiki
oleh peneliti maka didapatlah sebuah
lembar kerja siswa final yang akan
digunakan dalam penelitian di SMA
Negeri 4 (Model) Lubuklinggau.
Berikut lembar kerja siswa final dapat
dilihat pada gambar 3.
Cover LKS draf
final
Isi LKS draf
final
Isi LKS draf final
Isi LKS draf
final
Gambar 3 Draf LKS Final
Setelah melewati beberapa kali
revisi, pada lembar kerja siswa final ini
penulis tetap memberikan lembar kerja
siswa kepada para ahli untuk dinilai.
Pada lembar kerja siswa final, ketiga
ahli memberikan nilai yang sangat baik
dan tanpa ada yang harus diperbaiki.
KELAYAKAN LEMBAR KERJA
SISWA
Kelayakan dari lembar kerja siswa
Fisika berbasis Discovery Learning ini
dilihat dari hasil validasi yang
dilakukan kepada beberapa ahli dan dari
beberapa aspek. Evaluasi ahli dilakukan
untuk menyempurnakan lembar kerja
siswa yang dikembangkan dari segi
materi, media, dan bahasa.
Validasi materi dilakukan kepada
dua validator ahli materi yaitu kepada
dosen Fisika STKIP PGRI
Lubuklinggau dan guru Fisika SMA
Negeri 4 (Model) Lubuklinggau. Dari
hasil analisis validasi komponen materi
yang telah dilakukan kepada dua ahli
materi maka dapat diakumulasikan
menjadi 81,94% dikategorikan sangat
baik. Sehingga dengan perolehan
persentase yang dalam kategori baik
maka lembar kerja siswa yang
7
dikembangkan layak digunakan dari
segi materi.
Validasi Kedua adalah hasil dari
validasi tata bahasa. Dari hasil analisis
validasi ini termasuk dalam kategori
baik yaitu dengan persentase 75% dan
lembar kerja siswa yang dikembangkan
layak digunakan dari tata bahasa.
Validasi ketiga adalah hasil dari
validasi media atau desain. Dari hasil
analisis validasi ini termasuk dalam
kategori sangat baik yaitu dengan
persentase 86,40% dan lembar kerja
siswa yang dikembangkan layak
digunakan dari segi media desain
Berdasarkan hasil penilaian tahap
validasi oleh para ahli yang telah
dilakukan terhadap lembar kerja siswa
berbasis Discovery Learning yang telah
diuraikan di atas menunjukkan maka
kevalidan lembar kerja siswa yang
dikembangkan persentasenya mencapai
82,43% yang termasuk dalam kategori
sangat baik sehingga lembar kerja
siswa yang dikembangkan layak untuk
digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar dengan tetap melakukan
perbaikan sesuai dengan saran dan
komentar yang diberikan dan lembar
kerja siswa berbasis Discovery
Learning dapat digunakan untuk tahap
selanjutnya yaitu uji coba yang akan
dilaksanakan di SMA Negeri 4 (Model)
Lubuklinggau. Hasil validasi yang telah
dilaksanakan oleh ketiga ahli dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Rekapitulasi Tanggapan Ketiga Ahli
No Validator
Hasil
Penilai
an
Presentase Kategori
1 Validasi
Materi 118 81,94%
Sangat
Baik
2 Validasi
Media 66 86,40
Sangat
Baik
3
Validasi
Tata
Bahasa
60 75% Baik
Total 244 82,43% Sangat
Baik
KEPRAKTISAN LEMBAR KERJA
SISWA
Kepraktisan lembar kerja siswa di
ujikan dengan melewati beberapa uji
coba. Uji coba yang dilakukan adalah
uji coba melalui tahapan uji coba one to
one, kelompok kecil, dan kelompok luas
untuk melihat kepraktisan lembar kerja
siswa yang dilaksanakan di SMA
Negeri 4 (Model) Lubuklinggau. Setiap
uji coba dilakukan dengan memberikan
angket.
Uji coba one to one dilaksanakan
pada hari Kamis, 9 Januari 2019,
dengan memberikan angket kepada tiga
orang siswa kelas XI MIA I. Pada tahap
8
uji coba one to one lembar kerja siswa
berbasis Discovery Learning didapatkan
hasil dari pelaksanaan tahap uji coba
one to one bahwa tidak ada masukan
maupun perbaikan dari yang
disarankan, itu artinya lembar kerja
siswa tersebut dapat digunakan untuk
tahap uji coba selanjutnya tanpa revisi.
Hasil persentase respon siswa pada uji
coba one to one disajikan pada tabel
berikut ini :
Tabel 2
Hasil rekapitulasi penilaian angket
kepratisan uji one to one
Subjek Hasil
Penilaian Persentase Kategori
Siswa 107 89,16% Sangat
Setuju
Uji coba kelompok kecil
dilaksanakan pada hari senin 9 Januari
2019 di kelas XI MIA 4 dengan 9 orang
siswa. Dari uji coba yang dilakukan
terhadap siswa dengan menggunakan
angket didapatkan hasil data kepraktisan
lembar kerja siswa Fisika berbasis
berbasis Discovery Learning materi
Gelombang Cahaya di kelas XI SMA
Negeri 4 (Model) Lubuklinggau yaitu
cukup praktis sehingga dapat digunakan
untuk melakukan uji coba luas/besar.
Hasil persentase respon siswa pada uji
coba kelompok kecil disajikan dalam
bentuk tabel berikut ini:
Tabel 3
Hasil rekapitulasi penilaian angket
kepratisan uji kelompok kecil
Subjek Hasil
Penilaian Persentase Kategori
Siswa
285 71,25% Setuju
Uji coba luas adalah uji coba
pemakaian lembar kerja siswa yang
dikembangkan. Dalam uji coba
kelompok luas ini juga digunakan untuk
melihat kepraktisan diberikan ke kelas
XI MIA 2 SMA Negeri 4 (Model)
Lubuklinggau dilaksanakan pada hari
Rabu, 22 januari 2020 yang melibatkan
36 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-
laki 20 siswa perempuan.
Uji coba kepraktisan dilakukan
kembali karena sesuai dengan model
pengembangan yang digunakan
mengenai lembar kerja siswa Fisika
berbasis Discovery Learning materi
Gelombang Cahaya. Angket yang
diberikan yang diberikan berbeda
dengan angket uji coba one to one dan
uji coba kelompok kecil, karena pada
uji coba kelas luas ini angket yang
diberikan berjumlah 20 pernyataan dan
siswa dianjurkan untuk mengisi saran
atau komentar di tempat yang telah
9
disediakan. Dalam hal ini tidak ada lagi
saran mengenai lembar kerja siswa
namun terdapat beberapa komentar
mengenai lembar kerja siswa yang
dikembangkan. Berdasarkan respon
yang diberikan siswa pada angket hanya
3 siswa yang memberikan komentar
terhadap 20 pernyataan pada angket
tentang lembar kerja siswa selebihnya
ada yang memberikan beberapa
komentar dan ada juga siswa yang tidak
memberikan komentar sama sekali pada
kolom komentar yang terdapat pada
angket. Hasil persentase respon siswa
pada uji coba kelompok luas disajikan
dalam bentuk tabel berikut ini:
Tabel 4
Hasil rekapitulasi penilaian angket
kepratisan uji kelompok luas
Subjek Hasil
Penilaian Persentase Kategori
Siswa 2189 78,43% Setuju
Berdasarkan hasil dari hasil uji
coba one to one, uji kelompok kecil,
dan uji kelompok luas dapat
disimpulkan bahwa lembar kerja siswa
berbasis Discovery Learning
mendapatkan penilaian yang baik.
Berikut hasil analisis data dari
penjumlahan ketiga ujicoba yang
dilakukan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 5
Hasil Rekapitulasi Penilaian Angket
Respon Kepraktisan Lembar kerja siswa N
o Subjek
Hasil
Penilaian Persentase Kategori
1
Siswa
107 89,16% Sangat
Setuju
2 285 71,25% Setuju
3 2189 78,43% Setuju
Rata-rata 860,3 79,61% Setuju
KEEFEKTIVAN LKS
Efektivitas diartikan sebagai
pengukuran keberhasilan dalam
pencapaian tujuan-tujuan yang telah
ditentukan. Efektivitas diukur melalui
kegiatan post test di akhir pembelajaran
(Wahyuni, 2017:404). Nurohmah
(Dalam Setiawan, 2019:84) mengatakan
bahwa besar keefektifan diukur
berdasarkan ukuran efek Cohen d
terhadap hasil Pretest dan Posttest.
Untuk mengetahui keefektifan dari
lembar kerja siswa yang dikembangkan
maka akan diketahui dari hasil belajar
kognitif siswa. Keefektifan lembar kerja
siswa dilihat dari hasil belajar kognitif
siswa. Hasil belajar dengan
menggunakan soal tes yang berjumlah
10 soal dengan kriteria C2-C4. Hasil
belajar adalah ukuran keberhasilan
siswa berupa pengetahuan ilmu,
kecakapan yang dicapai sebagai hasil
dari suatu yang dipelajari dalam jangka
waktu tertentu. Uji coba hasil belajar
10
dalam ranah kognitif dilakukan untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa
setelah menggunakan lembar kerja
siswa fisika berbasis Discovery
Learning. Tes ini dilaksanakan setelah
selesainya proses kegiatan belajar
mengajar, siswa diberikan waktu selama
dua jam pelajaran untuk menyelesaikan
soal tes. Berdasarkan kriteria hasil tes
ulangan harian siswa dapat dicapai
dengan baik atau efektif apabila
mendapat nilai akhir . Setelah
diadakan pelaksanaan tes yang
mengikuti tes ulangan harian ada 36
siswa. Terdapat 29 siswa yang nilainya
di atas skor 70 dapat dinyatakan tuntas,
dan 7 siswa yang nilainya belum
mencapai skor diatas 70 tidak dapat
dinyatakan tuntas. Dengan demikian
lembar kerja siswa fisika berbasis
Discovery Learning sudah dapat
dikatakan efektif dengan ketuntasan
efektivitas pembelajaran secara klasikal
sebesar 72,44%.
Untuk mencapai ketuntasan
tersebut terdapat pula nilai rata-rata
siswa yang bisa dihitung menggunakan
t-test satu sampel dimana dalam hal ini
thitung = 2,66 dan ttabel = 1,689 karena
thitung ≥ ttabel sehingga dapat dikatakan
Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan
demikian rata-rata nilai hasil belajar
kognitif siswa dapat dikatakan tuntas.
Dari hasil data diperoleh bahwa lembar
kerja siswa yang dikembangkan telah
efektif digunakan dalam proses
pembelajaran. Dengan peresentasi
seperti dijelaskan pada gambar di
bawah ini:
Gambar 4 Diagram hasil Kefektifan
LKS dari segi Ketuntasan Hasil Belajar
Kognitif Siswa
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian, peneliti
menyimpulkan bahwa:
Peneliti melakukan proses
pengembangan lembar kerja siswa
berbasis Discovery Learning pada
materi gelombang cahaya. Penelitian ini
menggunakan model pengembangan
Dick and Carrey melalui 10 tahapan
yaitu: Analisis kebutuhan untuk
mengidentifikasi tujuan, Analisis
pembelajaran, Menganalisis pembelajar
83%
17%
Tuntas
Tidak tuntas
11
dan konteksnya, Menuliskan tujuan
unjuk kerja, Pengembangan Instrumen
Penilaian, Pengembangan strategi
pembelajaran, Pengembangan dan
pemilihan bahan pembelajaran,
Melakukan evaluasi formatif, Revisi
bahan ajar, Melakukan evaluasi sumatif,
akan tetapi dalam penelitian ini, peneliti
hanya menggunakan 9 tahapan saja,
oleh karena itu evalauasi sumatif tidak
digunakan, karena keterbatasannya
waktu.
Hasil penilaian validator terhadap
kualitas lembar kerja siswa berbasis
Discovery Learning pada komponen
kelayakan materi memiliki persentase
sebesar 81,96%, komponen media
memiliki persentase sebesar 86,40%
dan untuk komponen kebahasaan
memiliki persentase sebesar 75%.
Persentase keseluruhan komponen
adalah 82,43% sehingga lembar kerja
siswa berbasis Discovery Learning
dikatakan valid dan memenuhi kriteria
sangat baik. Persentase keseluruhan
komponen lembar kerja siswa yang
divalidasi oleh para ahli adalah 82,43%
sehingga lembar kerja siswa berbasis
Discovery Learning dikatakan valid dan
memenuhi kriteria sangat baik.
Persentase keseluruhan respon siswa
terhadap lembar kerja siswa berbasis
Discovery Learning adalah 79,61%
sehingga lembar kerja siswa dikatakan
praktis dan memenuhi kriteria setuju.
Dan persentase hasil tes ulangan harian
83% siswa yang memperoleh nilai di
atas 70 ada 29 siswa dan 7 siswa
nilainya dibawah 70 dari 10 butir soal
tes sehingga lembar kerja siswa
dikatakan efektif. Oleh karena itu, LKS
Fisika berbasis Discovery Learning
materi Gelombang Cahaya dapat
dikatakan valid, praktis dan efektif.
Saran
Adapun saran pemanfaatan dan
pengembangan produk lebih lanjut
adalah sebagai berikut:
1. Penulis menyarankan LKS Fisika
berbasis Discovery Learning dapat
digunakan untuk membantu guru
dalam menjelaskan pembelajaran
pada materi Gelombang Cahaya
karena telah mendapat penilaian
sangat baik dan layak digunakan.
2. LKS Fisika berbasis Discovery
Learning bisa dikolaborasikan
dengan model
pembelajaran yang lain selama
masih menyertakan komponen
Discovery Learning.
12
DAFTAR PUSTAKA
Chairi, I., Elizar., & Zainul, R. (2012).
Pengembangan LKS dengan
Pendekatan Saintific Berbasis
Discovery Learning pada Materi
Hukum Dasar Kimia untuk
Pembelajaran Kelas X SMA/MA.
Padang: Universitas Negeri
Padang. Artikel Skripsi, Ikwan
Chairi, 1205710/2012
Fauzi, A., Musdi, E., & Rahmiati.
(2017). Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Matematika
Berbasis Discovery Learning
untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa Kelas
VIII SMP. Padang, Sumatera
Barat: Universitas Negeri
Padang. Jurnal Mosharafa Vol. 6.
No. 2. ISSN:2527-8827.
Mulyatiningsih, Endang. (2014).
Metode penelitian terapan bidang
pendidikan. Bandung: Alfabeta
Pudjawan, K., Jampel, I, N., & Tegeh, I,
M. (2014). Model Penelitian
Pengembangan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Setyadi, E., Ngazizah, N., &
Damayanti, S, D. (2013).
Pengembangan Lembar Kerja
siswa (LKS) dengan Pendekatan
Inkuiri Terbimbing Untuk
Mengoptimalkan Kemampuan
Berfikir Kritis Peserta Didik Pada
Materi Listrik Dinamis SMA N 3
Purworejo Kelas X. Jawa Tengah:
Universitas Muhammadiyah
Purworejo. Jurnal Radiasi. Vol.3.
No. 1.
Setiawan, R, A (2019). Efektivitas
Pembelajaran Biologi
Berorientasi Saintifik.
Kudus:Istitut Agama Islam Negeri
Kudus. Journal of Science
Teaching. Vol. 02. No. 02. P-
ISSN: 2580-8974.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran
Terpadu : Konsep, Strategi, Dan
Implementasinya Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Bumi Aksara.
Wahyuni, T., Wahyuni, S,. & Yushardi
(2017). Pengembangan Modul
Multimedia Interaktif Berbasis E-
Learning Pada Pokok Bahasan
Besaran dan Satuan. Jember:
Universitas Jember. Jurnal
Pembelajaran Fisika. Vol. 6. No.
4.