penetapan kadar lakotasa dalam susu formula

23
Penentuan Kadar Laktosa dan Asam Amino Glisin dalam Susu Formula Secara Volumetri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu adalah makanan pertama yang dikenal seorang bayi lewat air susu ibu (ASI). Masyarakat sudah maklum bahwa kualitas ASI lebih unggul dibanding susu sapi, susu formula, dan susu bubuk. Air susu merupakan bahan pangan yang tersusun oleh zat-zat makanan dengan proporsi yang seimbang. Dari sudut lain air susu juga dapat dipandang sebagai bahan mentah yang mengandung sumber-sumber makanan yang penting. Susu merupakan bahan pangan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini sudah diketahui pula oleh orang-orang yang hidup jauh sebelum Masehi, bahwasanya susu dapat mendorong pertumbuhan manusia dengan sangat baik dari bayi sampai dewasa. Susu merupakan minuman yang hampir sempurna serta merupakan minuman alamiah, dan juga sebagai sumber makanan pemberi kehidupan sesudah kelahiran. Susu merupakan bahan makanan yang seimbang dan bernilai gizi tinggi, karena mengandung hampir semua zat-zat makanan seperti karbohidrat, protein, mineral, dan vitamin. Perbandingan zat-zat tersebut sempurna sehingga cocok untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan Nunu Alfiyana Nur Masrura Azrhiany 150 2012 0004

Upload: nunu-alfiyana-noer

Post on 18-Dec-2015

80 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

laporan penetapan kadar lakotosa dalam susu formula

TRANSCRIPT

Penentuan Kadar Laktosa dan Asam Amino Glisin dalam Susu Formula Secara VolumetriBAB 1 PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSusu adalah makanan pertama yang dikenal seorang bayi lewat air susu ibu (ASI). Masyarakat sudah maklum bahwa kualitas ASI lebih unggul dibanding susu sapi, susu formula, dan susu bubuk. Air susu merupakan bahan pangan yang tersusun oleh zat-zat makanan dengan proporsi yang seimbang. Dari sudut lain air susu juga dapat dipandang sebagai bahan mentah yang mengandung sumber-sumber makanan yang penting.Susu merupakan bahan pangan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini sudah diketahui pula oleh orang-orang yang hidup jauh sebelum Masehi, bahwasanya susu dapat mendorong pertumbuhan manusia dengan sangat baik dari bayi sampai dewasa. Susu merupakan minuman yang hampir sempurna serta merupakan minuman alamiah, dan juga sebagai sumber makanan pemberi kehidupan sesudah kelahiran. Susu merupakan bahan makanan yang seimbang dan bernilai gizi tinggi, karena mengandung hampir semua zat-zat makanan seperti karbohidrat, protein, mineral, dan vitamin. Perbandingan zat-zat tersebut sempurna sehingga cocok untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan susu hewani, menyebabkan harga susu sapi semakin mahal. Untuk itu sebagai gantinya para ibu memberikan susu formula pada bayinya sebagai ganti pemberian ASI dalam keadaan tertentu jika pemberian ASI tidak memungkinkan. Biasanya para ibu lebih memilih memberikan nutrisi pada bainya dengan memberikan susu formula yang sudah diformulasi sedemikain rupa agar dapat menyamai pemberian ASI. Volumetri atau titrimetri merupakan suatu metode analisis kuantitatif didasarkan pada pengukuran volume titran yang bereaksi sempurna dengan analit. Titran merupakan zat yang digunakan untuk mentitrasi. Analit adalah zat yang akan ditentukan konsentrasi/kadarnya.Untuk itu, pada praktikum kali ini kita akan melakukan penetapan kadar laktosa pada susu formula menggunakan metode volumetri atau titrimetri.1.2 Maksud PraktikumAdapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui atau menganalisis kadar laktosa dan asam amino glisin dalam susu formula secara volumetri.1.3 Tujuan PraktikumAdapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menetapkan kadar laktosa dan asam amino glisin dalam susu formula secara volumetri.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA2.1 Teori UmumSusu merupakan sumber nutrisi yang penting untuk pertumbuhan bayi mammalia, termasuk manusia, yang mengandung karbohidrat (laktosa), protein, lemak, mineral dan vitamin. Laktosa yang merupakan satu-satunya karbohidrat dalam susu mammalia, adalah disakarida yang terdiri dari gabungan 2 monosakrida yaitu glukosa dan galaktosa (Heyman, 2006).Laktosa hanya dibuat di sel-sel kelenjar mamma pada masa menyusui melalui reaksi antara glukosa dan galaktosa uridin difosfat dengan bantuan lactose synthetase. Kadar laktosa dalam susu sangat bervariasi antara satu mammalia dengan yang lain. ASI mengandung 7% laktosa, sedangkan susu sapi hanya mengandung 4% (Sinuhaji, 2006).Laktosa merupakan sumber energi yang memasok hampir setengah keseluruhan kalori susu (35 45%). Di samping itu laktosa juga penting untuk absorpsi kalsium. Namun studi klinis menunjukkan, mineralisasi tulang bayi yang mendapat formula susu sapi (mengandung laktosa) maupun formula kedelai (karbohidratnya terdiri dari polimer glukosa), tidak ada perbedaan (Steichen, 1987).Galaktosa yang merupakan hasil hidrolisa laktosa, merupakan senyawa yang penting untuk pembentukan serebrosida. Serebrosida ini penting untuk perkembangan dan fungsi otak. Galaktosa ini juga dapat dibentuk oleh tubuh (di hati) dari bahan lain (glukosa) (Mayes, 1990).Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keto bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi. Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktivitas enzim, yaitu semakin tinggi aktivitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro salisilat/dinitrosalycilic acid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm (Lehninger AL. 1982). Semakin tinggi nilai absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung (Kanti, 2005).Laktosa, galacotse 1,4 glukosa merupakan komposisi gula pada susu mammalia yang unik. Laktosa merupakan disakarida yang terdiri dari glukosa dan galaktosa. Laktosa merupakan sumber energi yang memasok hampir setengah dari keseluruhan kalori yag terdapat pada susu (35-45%). Selain itu, laktosa juga diperlukan untuk absorbsi kalsium. Hasil hidrolisa laktosa yang berupa galaktosa, adalah senyawa yang penting untuk pembentukan sebrosida. Serebrosida ini penting untuk perkembangan dan fungsi otak. Galaktosa juga dapat dibentuk oleh tubuh dari glukosa di hati. Karena itu keberadaan laktosa sebagai karbohidrat utama yang terdapat di susu mammalia, termasuk ASI, merupakanhal yang unik dan penting (Sinuhaji, 2006). Laktosa hanya dibuat di sel-sel kelenjar mamma pada masa menyusui melalui reaksi antara glukosa dan galaktosa uridin difosfat dengan bantuan lactose synthetase. Kadar laktosa dalam susu sangat bervariasi antara satu mammalia dengan yang lain. ASI mengandung 7% laktosa, sedangkan susu sapi hanya mengandung 4% (Sinuhaji, 2006).Laktosa merupakan gula pereduksi yang terdapat pada atom C pertama dari molekul glukosa. Seperti diketahui laktosa merupakan disakarida yang tersusun dari glukosa dan galaktosa dengan ikatan 1-4. Di dalam tubuh latosa disintesis dalam kelenjar sus (Belizt, 2009).Laktosa dengan hidrolisis akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon nomor 1 pada galaktosa dan atom karbon nomor 4 pada glukosa. Laktosa mempunyai sifat mereduksi dan mutarotasi. Berikut gambar reaksinya :

Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keto bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi. Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktivitas enzim, yaitu semakin tinggi aktivitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro salisilat/dinitrosalycilic acid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Manfaat mengonsumsi laktosa (Kanti, 2005) :1. Memberikan rasa maanis dengan tingkat kemanisan lebih rendahdari sukrosa.2. Membantu penyerapan natrium&kalsium.3. Memberikan efek positif terhadap fifiologis usus, termasuk efek prebiotik, melunakan kotoran dan membantu mengikat air.

Asam amino yang merupakan monomer (satuan pembentuk) protein adalah suatu senyawa yang mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus amino dan gugus karboksil. Pada asam amino, gugus amino terikat pada atom karbon yang berdekatan dengan gugus karboksil (C-) atau dapat dikatakan juga bahwa gugus amina dan guguskarboksildalam asam amino terikat pada atom karbon yang sama (Murray, 2002).Struktur asam aminosecaraumum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya. Atom C pusat tersebut dinamai atom C (C-alfa) sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom C ini, senyawa tersebut merupakan asam -amino.Asamamino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar (Murray, 2002).Secara umum, protein itu sendiri tidak banyak mengandung glisin (kecuali pada kolagen yang mengandung glisin dari dua per tiga kandungannya). Tubuh manusia memproduksi glisin dalam jumlah yang mencukupi (Murray, 2002).

BAB 3 METODE KERJA3.1 Alat PraktikumAdapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah buret, corong biasa, erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, labu takar, pipet volum, dan timbangan analitik.3.2 Bahan PraktikumAdapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah asam trikloroasetat TCA) 30%, larutan NaOH 1 N, larutan Chloromine-T, reagent ZnSO4, larutan KI 10%, larutan HCl 2 N, larutan baku Na2S2O3 0,1 N, indikator pasta kanji, asam asetat glacial, larutan baku asam perklorat 0,1 N, indikator kristal violet, kertas timbang, dan sampel susu formula vidoran.3.3 Cara Kerja 1. Penetapan Kadar Laktosa a. Ditimbang 2 g sampel dan dipindahkan dalam labu terukur 100 ml, ditambahkan 20 ml aquades, kemudian tambahkan 1 ml asam trikloroasetat (TCA) untuk mengendapkan protein. b. Setelah 10 menit, netralkan cairan dengan NaOH 1 N dan encerkan sampai tanda batas. Disaring dan gunakan filtrat yang jernih. c. Dipipet 25 ml cairan tadi ke dalam labu terukur 25 ml dan ditambahkan 5 ml reagent ZnSO4 dan gojong. d. Ditambahkan 5 ml larutan NaOH 0,75 N dan gojok, kemudian encerkan dengan aquades sampai tanda. Diamkan suspense tadi selama sekitar 10 menit untuk mengendapkan protein, kemudian saring dengan kertas saring dan kumpulkan filtrate. e. Dipipet 5 mL filtrat jernih, masukkan dalam Erlenmeyer 250 ml yang tertutup. f. Ditambahkan 20 ml larutan KI 10%, 25 ml larutan Chloromine-T tutup erlenmeyer dan gojok larutan, diamkan selama 15 menit. g. Kemudian tambahkan 10 ml HCl 2 N dan indikator pasta kanji. h. Dititrasi larutan dengan baku Na2S2O3 0,1 N sampai warna abu-abu terbentuk. i. Dibuat titrasi blangko dengan mengganti 25 ml larutan susu dengan aquades. j. Dihitung kadar laktosa dalam sampel susu formula.2. Penentuan Asam Amino Glisina. Ditimbang seksama sekitar 150 mg sampel susu formula, larutkan dalam 25 ml aquades. b. Ditambahkan 10 ml formaldehid dan buat larutan menjadi pH 9,0 (saring jika larutan tidak jernih), kemudian tambahkan 5 tetes indikator campuran (75 mg fenolftalein dan 25 mg biru timol dalam 100 ml alkohol 50%). c. Dititrasi dengan baku NaOH 0,1 N sampai warna kuning hilang dan timbul warna violet. Tiap ml NaOH 0,1 N setara dengan 7,507 mg glisin. Hitung % kadar glisin dalam sampel susu formula.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil PengamatanNo.Nama Sampel%Kadar

1Susu formula Vidoran103,650%

2Susu formula SGM148,638&

3Susu formula Vidoran160,1495

Perhitungan :1. Kelompok 1 (Susu Formula vidoran)Wlaktosa = NNa2S2O3 (Vb-Vs)Na2S2O3 BElaktosa= 0,09518 (11,1 8,1) 36,30= 0,09518 (3) 36,30= 10,365 % Kadar = = = 103, 65 %2. Kelompok 3 (Susu Formula SGM) Wglisin = NNaOH VNaOH Bm glisin= 0,1 29,7 75,07= 222,9579% Kadar = 100%= 100%= 148, 638 %3. Kelompok 4 (Susu formula vidoran)Wglisin = NNaOH VNaOH Bm glisin= 0,1 32 75,07= 240,224% Kadar = 100%= 100%= 160,149 %4.2 PembahasanSusu merupakan bahan pangan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini sudah diketahui pula oleh orang-orang yang hidup jauh sebelum Masehi, bahwasanya susu dapat mendorong pertumbuhan manusia dengan sangat baik dari bayi sampai dewasa. Susu merupakan minuman yang hampir sempurna serta merupakan minuman alamiah, dan juga sebagai sumber makanan pemberi kehidupan sesudah kelahiran. Susu merupakan bahan makanan yang seimbang dan bernilai gizi tinggi, karena mengandung hampir semua zat-zat makanan seperti karbohidrat, protein, mineral, dan vitamin. Perbandingan zat-zat tersebut sempurna sehingga cocok untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan susu hewani, menyebabkan harga susu sapi semakin mahal. Laktosa merupakan karbohidrat utama dalam susu. Hidrolisis dari laktosa akan menghasilkan D-glukosa dan D-galaktosa. Glukosa dan galaktosa disatukan oleh jembatan oksigen asetal pada orientasi .Asam amino yang merupakan monomer (satuan pembentuk) protein adalah suatu senyawa yang mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus amino dan gugus karboksil. Pada asam amino, gugus amino terikat pada atom karbon yang berdekatan dengan gugus karboksil (C-) atau dapat dikatakan juga bahwa gugus amina dan guguskarboksildalam asam amino terikat pada atom karbon yang sama.Pada percobaan ini akan dilakukan penetapan kadar laktosadan kadar asam amino glisin dalam sampel susu formula. Adapun cara kerja dari percobaan ini untuk penetapan kadar laktosa adalah ditimbang 2 g sampel dan dipindahkan dalam labu terukur 100 ml, tambahkan 20 ml aquades, kemudian tambahkan 1 ml asam trikloroasetat (TCA), tujuan penambahan TCA adalah untuk mengendapkan protein. Setelah 10 menit, netralkan cairan dengan NaOH 1 N, tujuan penetralan adalah untuk mendapatkan glisin dalam susu formula dan encerkan sampai tanda batas, disaring dan gunakan filtrat yang jernih. Setelah itu dipipet 25 ml cairan tadi kedalam labu terukur 25 ml dan tambahkan 5 ml reagent ZnSO4 dan gojong. Tambahkan 5 ml larutan NaOH 0,75 N dan gojok, kemudian encerkan dengan aquades sampai tanda. Diamkan suspensi tadi selama sekitar 10 menit untuk mengendapkan protein, kemudian saring dengan kertas saring dan kumpulkan filtrate. Kemudian dipipet 5 mL filtrat jernih, masukkan dalam Erlenmeyer 250 ml yang tertutup. Tambahkan 20 ml larutan KI 10%, 25 ml larutan Chloromine-T tutup Erlenmeyer dan gojok larutan, diamkan selama 15 menit. Kemudian tambahkan 10 ml HCl 2 N dan indikator pasta kanji. Titrasi larutan dengan baku Na2S2O3 0,1 N sampai warna abu-abu terbentuk. Buatlah titrasi blangko dengan mengganti 25 ml larutan susu dengan aquades. Hitunglah kadar laktosa dalam sampel susu formula. Adapun kadar laktosa dalam sampel susu formula vidoran adalah 103,65%.Digunakan pasta kanji adalah untuk memberikan warna biru kalau nitrit berlebih, sehingga triiodida akan memberikan warna biru pada kertas kanji atau pasta kanji.Sedangkan untuk percobaan penetapan kadar glisin dalam susu formula didapatkan kadar glisin yang terkandung dalam susu formula Vidoran adalah 160,149% dan untuk kadar glisin susu formula SGM adalah 148,638%.Adapun faktor kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil dari praktikum kali ini adalah kesalahan dalam penimbangan, kesalahan dalam pengukuran, kesalahan dalam membaca alat berskala, dan pada saat melihat titik akhir titrasi.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN5.1 KesimpulanDari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa persen kadar laktosa yang terdapat dalam susu formula vidoran adalah 103,65%, persen kadar glisin yang terdapat dalam susu formula SGM adalah 148,638%, sedangkan persen kadar glisin dalam susu formula vidoran adalah 160,149%.5.2 SaranSebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum dilengkapi agar praktikan juga lebih mudah dalam menentukan hasil praktikum.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2015. Penuntun Praktikum Analisis Farmasi Kuantitatif. Fakultas Farmasi; Makassar.

Heyman MB. 2006. Lactose ntolerance in infants, children, and adolescent. Ped. J. 118, 3, 1279.

Kanti A. 2005. Actinomycetes selulolitik dari tanah hutan Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi. Biodiversitas 6(2):85-89Lehninger AL. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Suhartono MT, penerjemah. Jakarta: Erlangga.

Mayes PA. Gluconeogenesis and control of blood glucose. Dalam: Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, penyunting. Harpers Biochemestry. Edisi ke-22. Connecticut: Prentice-Hall International Inc., 1990. h. 179-98.

Murray, Robert K., dkk.. 2002. Biokimia Harper. ECG: Jakarta.Sinuhaji AB. 2006. Intoleransi laktosa. Majalah kedokteran nusantara 39, 4, 424-429

Steichen J, Tsang RC. Bone mineralisation and growth in term infants fed soy based or cow milk based formula. J Pediatr 1987; 110:687-92.

Sudarmaji, Slamet. 2003. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

LAMPIRANA. Skema Kerja1. Penetapan Kadar LaktosaDitimbang 2 gram sampel susu, dipindahkandalam labu ukur 100 ml

Ditambahkan 20 ml aquades kemudian ditambahkan 1 ml asam trikloroasetat untuk mengendapkan protein

Setelah 10 menit, dinetralkan cairan dengan NaOH 1 N dan diencerkan sampai batas tanda

Saring dan diambil filtrate yang jernih.

Dipipet 25 ml cairan dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan ditambahkan 5 ml reagent ZnSO4 dan dikocok

Ditambahkan 5 ml larutan NaOH 0,75 N dan dikocok, kemudian diencerkan dengan aquades sampai batas tanda

Didiamkan selama 10 menit dan disaring dengan kertas saring dan dikumpulkan filtrat.

Dipipet 5 ml filtrate jernih, dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml

Ditambahkan 20 ml larutan KI, 50 ml larutan kloramin T dan dikocok

Didiamkan selama 15 menit dan ditambahkan 10 ml HCl danindicator pasta kanji

Dititrasi dengan baku Na2S2O3 sampai terbentuk warna abu-abu

Dihitung kadar laktosanya2. Penetapan Kadar Asam Amino GlisinDitimbang 150 mg sampel susu formula

Dilarutkan dalam 25 ml aquades

Ditambahkan 10 ml formaldehid dan dibuat menjadi pH 9,0 (disaring jika larutan tidak jenuh)

Ditambahkan 5 tetes indikator campuran (75 mg fenolftalein dan 25 mg biru timol dalam 100 ml alcohol 50%)

Dititasi dengan larutan baku NaOH samapai warna kuning hilang dan timbul warna violet

Dihitung % kadar glisin dalam susu formula

B. Gambar Setelah penambahan TCA dan setelah penambahan NaOH 1 N

Setelah disaring dan sebelum titrasi

Setelah dititrasi berubah menjadi abu-abu

Nunu Alfiyana NurMasrura Azrhiany150 2012 0004