perbedaan pemberian asi eksklusif dan susu formula terhadap frekuensi diare akut

98
PERBEDAAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA TERHADAP FREKUENSI DIARE AKUT ANAK UMUR 0-18 BULAN DI PUSKESMAS SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi di Program Studi D-IV Gizi klinik Jurusan Kesehatan Oleh : LAILATUS SA’DIYAH B4108262

Upload: devienz-shie-bismaniacs

Post on 04-Aug-2015

2.270 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

PERBEDAAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA TERHADAP FREKUENSI DIARE AKUT

ANAK UMUR 0-18 BULAN DI PUSKESMAS SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi di Program Studi D-IV Gizi klinik

Jurusan Kesehatan

Oleh :

LAILATUS SA’DIYAHB4108262

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2012

Page 2: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER

PERBEDAAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULATERHADAP FREKUENSI DIARE AKUT

ANAK UMUR 0-18 BULAN DI PUSKESMAS SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

Telah Diuji Pada Tanggal : 14 Agustus 2012Telah Dinyatakan Memenuhi Syarat

Tim Penguji:

Ketua

dr.Arisanty Nur Setia Restuti NIP. 19830825 201012 2 005

Sekretaris, Anggota,

dr. Arinda Lironika Suryana Ir. Heri Warsito.,MP NIP. 19850817 201012 2 008 NIP.19620926 198803 1 001

Mengetahui, Menyetujui,Direktur Politeknik Negeri Jember Ketua Jurusan Kesehatan

Ir. Nanang Dwi Wahyono., MM Ir. Heri Warsito., MP NIP. 19590822 198803 1 001 NIP.19620926 198803 1 001

Page 3: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

PERSEMBAHAN

Laporan Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada:

Ayahku (Basyir) dan ibuku tercinta (Yayuk Wirahayu

S.pd), yang selalu mendo’akan dan mencurahkan kasih

sayang kepada penulis, terima kasih untuk Mas (Bayu

Rahmat Reza, Amd.kom).

Mama nul, Mami, mama Elo, mbak Ana, mbak Yul, yang

tak pernah lelah memberikan bantuan moril dan

materil yang luar biasa.

Dya Maretya,sahabat yang selalu memberi motivasi

dalam keadaan susah maupun senang, terimakasih ^.^

Saudaraku, wiwin, sefi, agatha, ana, uniq, lusi,

Mbak Hima, Trias Leonita dan Vrita auliya

Sendy,terimakasih atas kebaikan dan motivasi kalian

^x^

1st Generation Gizi Klinik 2008, terima kasih atas

perhatian, pengertian dan kegilaan kalian ^.^

Dosen serta staf Politeknik Negeri Jember, khususnya

Jurusan Kesehatan Program Studi Gizi Klinik yang telah

membimbing dan memberikan semangat.

*Almamaterku Tercinta Politeknik Negeri Jember*

Page 4: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

Motto

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita

menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil

(Mario Teguh)

Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang. (Albert Einstein)

Semua prestasi, semua kekayaan yang diperoleh, bermula dari satu gagasan

(Napoleon Hill)

Orang yang luar biasa itu sederhana dalam ucapan, tetapi hebat dalam tindakan

(Confusius)

Berangkat dengan penuh keyakinan, Berjalan dengan penuh keikhlasan

Istiqomah dalam menghadapi cobaan(Penulis)

Page 5: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Lailatus Sa’diyah

NIM : B4 108 262

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam

Tugas Akhir Saya yang berjudul Perbedaan Pemberian ASI eksklusif dan Susu

Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut anak umur 0 – 18 bulan di

Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember merupakan gagasan dan hasil karya

saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing, dan belum pernah diajukan

dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun.

Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan

dapat diperiksa kebenarannya. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari

karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam naskah dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Tugas Akhir ini.

Jember, 27 September 2012

Lailatus Sa’diyahNIM B4108262

Page 6: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

ABSTRACT

Lailatus Sa'diyah. Department of Health, Clinical Nutrition Program, State Polytechnic Jember. Difference Formula milk Breastfeeding and incidence of diarrhea in health centers Against Sumbersari Jember. Commission Advisor: Agustina Endah W.,S.Sos, M.Kes and dr.Adhiningsih Yulianti.

The purpose of this study to compare breast-feeding and formula milk on the incidence of diarrhea, to analyze breast-feeding and formula milk on the incidence of diarrhea, this research method is a descriptive epidemiological study with a sample of 44 respondents using test data analysis Paired T test.

The results of the test Paired T test showed that segnifikan results (p <0.05) that there are differences in breast milk and formula milk on the incidence of diarrhea.

The conclusions of this study is that there are differences in breast-feeding and formula milk on the incidence of diarrhea, milk formula better than milk causes diarrhea.

Key words: breast milk, formula milk, the incidence of diarrhea

Page 7: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

RINGKASAN

Lailatus Sa’diyah. Jurusan Kesehatan, Program Studi Gizi Klinik, Politeknik

Negeri Jember. Perbedaan Pemberian ASI eksklusif dan Susu Formula terhadap

Frekuensi Diare Akut anak umur 0- 18 bulan di Puskesmas Sumbersari Kabupaten

Jember. Komisi Pembimbing, Ketua: Agustina Endah W., S.Sos, M.Kes,

Anggota: dr. Adhiningsih Yulianti

ASI adalah pemberian air susu ibu sedini mungkin setelah persalinan. Susu

formula dibuat dari susu sapi yang diubah komposisinya sehingga dapat dipakai

sebagai pengganti ASI, diare adalah suatu gejala dengan tanda-tanda adanya

perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang cair dan frekuensi buang air besar

lebih dari biasanya (3 kali dalam sehari) buang air hingga lima kali sehari dan

fesesnya lunak.

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pemberian ASI dan susu

formula terhadap kejadian diare, untuk menganalisa pemberian ASI dan susu

formula terhadap kejadian diare, Metode penelitian ini yaitu survey analitik

dengan jumlah masing- masing sampel 27 responden analisa data menggunakan

uji Paired T test.

Hasil penelitian dari uji Paired T test menunjukan hasil yang segnifikan (p<0,05)

bahwa ada perbedaan ASI eksklusif dan susu formula terhadap frekuensi diare.

Simpulan penelitian ini adalah ada perbedaan pemberian ASI eksklusif dan susu formula terhadap frekuensi diare Akut, susu formula lebih menyebabkan kejadian diare dibandingkan ASI eksklusif

Page 8: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kami, sehingga penulisan tugas akhir yang berjudul Perbedaan ASI eksklusif dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut Anak Umur 0-18 Bulan di Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember dapat diselesaikan dengan baik.

Tulisan ini adalah laporan hasil penelitian yang dilaksanakan mulai bulan September 2011 sampai dengan Agustus 2012 bertempat di Politeknik Negeri Jember.

Kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ir. Nanang Dwi Wahyono., MM, selaku Direktur Politeknik Negeri Jember

2. Ir. Heri Warsito., MP, selaku Ketua Jurusan Kesehatan Politeknik Negeri Jember.

3. Ir. Rindiani MP., selaku Ketua Program Studi D-IV Gizi Klinik Politeknik Negeri Jember.

4. Agustina Endah W., S.Sos, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Utama Politeknik Negeri Jember.

5. dr. Adhiningsih Yulianti, selaku Dosen Pembimbing Anggota Politeknik Negeri Jember.

6. Dosen Program Studi Gizi Klinik Politeknik Negeri Jember.7. Kedua orang tua yang memberikan doa dan kasih sayang.8. Teman-teman mahasiswa Gizi Klinik 2008 dan semua pihak yang telah

membantu dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan laporan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini masih terdapat ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini dan semoga bermanfaat bagi semua.

Jember,27 September 2012

Penulis

Page 9: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

DAFTAR ISI

Halaman JUDUL.......................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................. iii

HALAMAN MOTTO.................................................................................. iv

SURAT PENYATAAN................................................................................. v

ABSTRACT.................................................................................................. vi

RINGKASAN............................................................................................... vii

PRAKATA.................................................................................................... viii

DAFTAR ISI................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiii

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................... xiv

BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang.................................................................................. 1

B. Perumusan Masalah........................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian............................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian............................................................................ 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 5

A. ASI eksklusif...................................................................................... 5

1. Definisi ASIeksklusif..................................................................... 5

2. Jenis ASI eksklusif........................................................................ 5

3. Kandungan Nutrisi ASI................................................................. 6

B. Susu Formula..................................................................................... 8

C. Diare.................................................................................................. 12

1. Definisi.......................................................................................... 12

2. Etiologi.......................................................................................... 12

3. Patogenesis.................................................................................... 13

4. Gejala Klinis................................................................................. 14

Page 10: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

5. Penularan....................................................................................... 15

6. Komplikasi.................................................................................... 15

7. Pencegahan.................................................................................... 16

BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN.. 20

A. Kerangka Konseptual........................................................................ 20

B. Hipotesis Penelitian........................................................................... 20

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN........................................................... 21

A. Jenis Penelitian.................................................................................. 21

B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 21

C. Variabel Penelitian............................................................................. 21

D. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian............................................ 23

E. Teknik Sampling................................................................................ 25

F. Teknik Pengambilan Data.................................................................. 25

G. Analisa Data...................................................................................... 26

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 29

A. Data Umum....................................................................................... 29

B. Data Khusus...................................................................................... 34

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 38

A. Kesimpulan....................................................................................... 38

B. Saran.................................................................................................. 38

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 39

LAMPIRAN......................................................................................................... 41

Page 11: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1Perkiraan Jumlah harian 7 kkal/ 10 gr formula yang dibutuhkan oleh bayi ber umur kurang dari Enam Bulan...................................... 9

Tabel 2.2 Perbandingan Komposisi ASI dan Susu Formula.............................. 11

Tabel 2.3 Penentuan Derajat Dehidrasi Menurut WHO.................................... 14

Tabel 4.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.................................... 21

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur.....……………............ 29

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan jenis Kelamin Pasien…......... 30

Tabel5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Orang Tua........... 31

Tabel5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua…......... 32

Tabel5.5 Perbedaan Frekuensi Diare pada anak yang diberi ASI dan susu formula................................................................................................. 34

Page 12: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual.......................................................................... 20

Gambar 5.1 Karakteristik Responden Berdasarka umur......................................... 30

Gambar 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan jenis Kelamin......................... 31

Gambar 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Orang tua............ 32

Gambar 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orangtua .............. 33

Gambar 5.5 Perbedaan Frekuensi Diare pada anak yang diberi ASI dan susu formula................................................................................................. 34

Page 13: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

DAFTAR LAMPIRAN

HalamanLampiran 1 Lembar Persetujuan..................………………….……………. 40

Lampiran 2 Lembar Kuesioner.......................………………….….………. 41

Lampiran 3 Hasil Kuisoner...............................………………….………… 48

Lampiran 4 Hasil Analisa Data Menggunakan SPSS...………………….… 50

Lampiran 5 Jadwal Penelitian.................................……………….……… 51

Lampiran 6 Etical Clearence………………………….…………………… 52

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian …………..……………………………… 53

Lampiran 8

Lampiran 9

Hasil Uji Validitas ................................................................

Biodata Peneliti ……………………………………………….

57

60

Page 14: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

PERNYATAANPERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGANAKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:Nama : Lailatus Sa’diyahNIM : B4 108 262Program Studi : Gizi KlinikJurusan : Kesehatan

Demi pengembangan Ilmu Pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan kepada UPT. Perpustakaan Politeknik Negeri Jember, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalty Free Right) atas Karya Ilmiah berupa Laporan Tugas Akhir :

PERBEDAAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA TERHADAP FREKUENSI DIARE AKUT ANAK UMUR 0-18 BULAN

DI PUSKESMAS SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini UPT. Perpustakaan Politeknik Negeri Jember berhak menyimpan, mengalih media atau format, mengelola dalam bentuk Pangkalan Data (Database), mendistribusikan karya dan menampilkan atau mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Politeknik Negeri Jember, Segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas Pelanggaran Hak Cipta dalam Karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jember Pada Tanggal: 14 September 2012 Yang menyatakan,

Nama: Lailatus Sa’diyahNIM. : B4 108 262

Page 15: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

BAB 1. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Salah satu penyebab utama kematian di Indonesia menurut Survei Kesehatan

Rumah Tangga (SKRT, 2000) adalah kejadian diare. Prevalensi kejadian diare

pada tahun 2011 di Kabupaten Jember mencapai 12.050 jiwa. Kejadian diare pada

bayi dapat disebabkan karena kesalahan dalam pemberian makan, dimana bayi

sudah diberi makan selain ASI (Air Susu Ibu) sebelum berusia 4 bulan (Depkes,

2001).

Di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, mikroorganisme

patogen maupun zat alergen lainnya masih merupakan masalah. Infeksi

gastrointestinal maupun non gastrointestinal lebih sering ditemukan pada bayi

yang mendapat pengganti air susu ibu (PASI) dibanding dengan yang mendapat

air susu ibu (ASI). Hal ini menandakan bahwa ASI merupakan komponen penting

pada sistem imun mukosa gastrointestinal maupun mukosa lain, karena sebagian

besar mikroorganisme masuk ke dalam tubuh melalui mukosa (Matondang, ,

2008).

Perilaku yang kurang sehat sangat beresiko bagi bayi untuk terkena diare

karena pencernaan bayi belum mampu mencerna makanan selain ASI, bayi

kehilangan kesempatan untuk mendapatkan zat kekebalan yang hanya dapat

diperoleh dari ASI, adanya kemungkinan makanan yang diberikan bayi sudah

terkontaminasi oleh bakteri karena alat yang digunakan untuk memberikan

makanan atau minuman kepada bayi tidak steril. Berbeda dengan makanan padat

ataupun susu formula, ASI bagi bayi merupakan makanan yang paling sempurna.

Page 16: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

Hal ini disebabkan karena adanya antibodi penting yang ada dalam kolostrum dan

ASI (dalam jumlah yang sedikit), selain itu ASI juga selalu aman dan bersih

sehingga sangat kecil kemungkinan bagi kuman penyakit untuk dapat masuk ke

dalam tubuh anak (Depkes, 2001).

ASI selain sebagai sumber nutrisi dapat memberi perlindungan kepada bayi

melalui berbagai zat kekebalan yang dikandungnya, meskipun ibu dalam kondisi

kekurangan gizi sekalipun, ASI tetap mengandung nutrisi esensial yang cukup

untuk bayi dan mampu mengatasi infeksi melalui komponen sel fagosit dan

imunoglobin (Munazir, 2008).

Bayi yang diberi susu formula berkemungkinan 14,2 kali lebih sering terkena

diare dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI. Keadaan ini

menggambarkan seluruh produk ASI dapat terserap oleh sistem pencernaan bayi.

Hal ini dapat disebabkan karena ASI mengandung nilai gizi yang tinggi, adanya

antibodi, sel-sel leukosit, enzim, hormon, dan lain-lain yang melindungi bayi

terhadap berbagai infeksi (Soetjiningsih, 2001).

Menurut Wijayanti (2010) Ada hubungan antara pemberian ASI Eksklusif

dengan angka kejadian diare pada bayi umur 0 – 6 bulan. Pada bayi yang diberi

ASI Eksklusif presentase bayi yang tidak diare lebih tinggi dibandingkan dengan

bayi yang mengalami diare.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih

jauh tentang perbandingan pemberian ASI eksklusif pada anak usia 0-18 bulan

diare akut.

Page 17: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang terdapat permasalahan, yaitu apakah

ada perbedaan antara pemberian ASI eksklusif dan susu formula terhadap

frekuensi diare akut anak usia 0-18 bulan ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan antara pemberian ASI eksklusif dan susu

formula terehadap frekuensi diare akut pada anak usia 0-18 bulan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk menganalisa antara pemberian ASI eksklusif dan susu formula

terhadap frekuensi diare akut

b. Untuk mengetahui perbedaan antara pemberian ASI eksklusif dan susu

formula terhadap frekuensi diare akut

D. Manfaat

1. Bagi Puskesmas

Sebagai masukan dalam membuat perencanaan kebijakan pencegahan

penyakit diare, penyusunan perencanaan kesehatan, dan evaluasi program

kesehatan khususnya dalam pencegahan penyakit diare.

2. Bagi masyarakat

Sebagai masukan informasi tentang perbedaan pemberian ASI eksklusif

dan susu formula pada anak usia 0-18 bulan terhadap diare akut,

sehingga masyarakat lebih meningkatkan kepeduliannya terhadap

pentingnya dalam pemberian ASI yang sehat pada anak.

Page 18: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

3. Bagi Peneliti

Sebagai tambahan pengetahuan baru tentang perbedaan pemberian ASI

eksklusif dan susu formula terhadap diare akut.

Page 19: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

A. Air Susu Ibu (ASI Eksklusif)

1. Definisi

ASI eksklusif yaitu makanan bayi yang penting pada bulan-bulan

pertama kehidupanya. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan

komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi,

karena ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna kualitas dan kuantitas

(Roesli, 2005).

2. Jenis ASI

Menurut waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu

(Roesli, 2005) :

1. ASI kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh

kelenjar mammae, yang berupa cairan bening dan kental yang berwarna

agak kekuningan dan agak lengket yang keluar dari ibu pada 1-5 hari

pertama setelah melahirkan.

2. ASI transisi merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur.

ASI disekresi dari hari ke 5 sampai hari ke 10 dari masa laktasi. Jumlah

volume ASI semakin meningkat tetapi komposisi protein semakin

rendah, sedangkan lemak dan karbohidrat semakin tinggi, hal ini untuk

memenuhi kebutuhan bayi karena aktifitas bayi yang mulai aktif dan

bayi sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan. Pada masa ini

Page 20: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

pengeluaran ASI mulai stabil. ASI yang disekresi pada hari ke-10

sampai seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan.

3. ASI matur adalah ASI yang dihasilkan 21 hari setelah melahirkan dengan

volume bervariasi yaitu 300- 850 ml/hari tergantung pada besarnya

stimulasi saat laktasi. Volume ASI pada tahun pertama adalah 400- 700

ml/24 jam, tahun ke dua 200- 400ml/24jam, dan sesudahnya 200ml/24

jam.

3. Kandungan Nutrisi ASI Eksklusif

a. Kolostrum

Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara,

mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat pada

alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan sesudah masa nifas

berupa cairan viscous (kental) dengan warna kekuning-kuningan, lebih

kuning dibanding dengan susu matur lainya. Pada ASI terdapat protein

yang cukup tinggi, lemak dan karbohidrat yang cukup, mineral terutama

natrium, kalium, klorida dan antibodi dengan jumlah lebih tinggi, vitamin

yang larut dalam lemak lebih tinggi, volume berkisar 150 – 300ml/24 jam

(Roesli, 2005)

b. Protein

ASI mengandung protein lebih rendah dari air susu sapi (ASS), tetapi

protein ASI ini mempunyai nilai nutrisi yang tinggi (lebih mudah dicerna).

ASI mengandung asam amino esensial taurin yang tinggi dan sangat

Page 21: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

penting untuk pertumbuhan retina serta mempengaruhi pertumbuhan otak

bayi (BKKBN, 2004).

c. Karbohidrat

ASI mengandung karbohidrat relatif tinggi jika dibandingkan dengan

ASS (6,5 gram %). Karbohidrat yang utama terdapat dalam ASI yaitu

laktosa. Kadar laktosa ini oleh fermentasi akan diubah menjadi asam laktat.

Adanya asam laktat memberikan suasana asam didalam usus bayi. Dengan

suasana asam didalam usus bayi akan memberikan beberapa keuntungan

diantaranya menghambat pertumbuhan bakteri yang patologis atau patogen,

memacu pertumbuhan mikroorganisme yang memproduksi asam organik,

mensintesa vitamin dan memudahkan absorpsi dari mineral misalnya

kalsium, fosfor dan magnesium (BKKBN, 2004)

d. Lemak

Lemak dalam ASI merupakan sumber kalori utama bagi bayi, sumber

vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E,K) dan sumber lemak esensial

(BKKBN, 2004)

e. Mineral

ASI mengandung mineral yang cukup lengkap walaupun kadar relatif

rendah tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan, Fe dan Ca stabil,

garam organik yang terdapat dalam ASI terutama adalah kalsium, kalium

dan natrium dari asam klorida dan fosfat (BKKBN, 2004)

Page 22: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

f. Vitamin

Vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap yaitu terdapat vitamin A,

D dan C yang cukup. tidak mengandung vitamin B-12 dan asam folat yang

bebas, karena pada ASI terdapat nutrien- karier protein yang mengikat B-12

dan asam folat sehingga kedua unsur tersebut tidak tersedia untuk

pertumbuhan E.coli dan bakterioidis (BKKBN, 2004)

g. Energi

Energi pada ASI relatif rendah yaitu 77 kalori/100 ml ASI. 90%

berasal dari karbohidrat dan lemak, 10% berasal dari protein. (BKKBN,

2004).

B. Susu Formula

Menurut Depkes (2007) Susu formula dibuat dari susu sapi yang diubah

komposisinya sehingga dapat dipakai sebagai pengganti ASI. Susu formula

bayi terbagi dalam 2 jenis yaitu :

1. Formula awal (starting formula) 0-6 bulan :

a. Adapted formula : susunan nutrisi Adapted formula mendekati

nilai nutrisi ASI yang dibutuhkan bayi pada umur 0- 6 bulan.

Pada umur 3- 4 bulan fungsi saluran pencernaan dan ginjal

belum sempurna sehingga pengganti ASI harus mengandung

zat-zat gizi yang mudah dicerna dan tidak mengandung mineral

baik lebih ataupun kurang.

Page 23: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

b. Complete Formula : kadar protein lebih tinggi dan rasio antar

fraksi protein tidak disesuaikan dengan ASI, serta kadar mineral

jauh lebih tinggi.

2. Susu formula lanjutan (follow - up formula) : 6 -12 bulan, diberikan

bagi anak dengan umur 6 bulan keatas mengandung protein yang lebih

tinggi sedangkan rasio fraksi proteinnya tidak mengikuti rasio pada

ASI (Depkes, 2007).

Pemberian Susu formula harus disesuaikan dengan kebutuhan kalori

anak, berdasarkan berat anak, perkiraan kebutuhan kalori dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 2.1 Perkiraan Jumlah Harian 7 kkal/ 10 gr Formula yang Dibutuhkan Oleh Bayi Berumur Kurang dari Enam Bulan.

Berat Bayi(kg)

LB(Lingkar Badan)

Kebutuhan Kalori Jumlah Ounces Formula yang dibutuhkan

3 6,6 324 16,24 8,8 432 21,65 11,0 540 27,06 13,2 648 32,47 15,2 756 37,88 17,6 864 43,2

Sumber : Moore,M.C. Terapi Diet dan Nutrisi ed. 1994.

Pemberian susu formula pada bayi baru lahir beresiko tinggi bagi

kesehatannya. Diketahui pencampuran dengan tingkat pengenceran yang salah

dan kebersihan air pencampur yang buruk menyebabkan bayi mudah terserang

penyakit (Depkes, 2007).

Frekuensi pemberian susu formula tidak disarankan berlebihan dan

sebaiknya diimbangi oleh pemberian ASI. Hal ini diberikan agar

Page 24: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

meminimalkan terjadinya infeksi pada saluran pencernaan anak usia 0-18 bulan

seperti intoleransi laktosa (Depkes, 2007).

Cara menyiapkan dan menyajikan Susu formula :

1. Membersihkan permukaan meja yang akan digunakan sebagai alas

untuk membuat susu formula, mencuci tangan dengan sabun dan air yang

mengalir kemudian mengeringkan tangan dengan lap yang bersih.

2. Merebus air hingga 10 menit dalam panci tertutup, setelah mendidih di

diamkan selama 10 menit agar suhunya turun menjadi 700C.

3. Menuangkan kedalam botol bayi yang telah disterilkan dengan takaran

yang tidak berlebihan (untuk 1x minum) lalu memasukan susu yang

dianjurkan oleh label kemudian ditutup kembali dan di kocok.

4. Sisa susu yang lebih dari 2 jam sebaiknya dibuang, karena susu yang

dibiarkan dalam suhu kamar akan mudah terkontaminasi oleh bakteri

(Pamedar, 2008).

Susu formula disusun agar komposisi dan kadar nutrisinya memenuhi

kebutuhan bayi secara fisiologis serupa dengan komposisi ASI, namun

beberapa peran ASI belum mampu digantikan oleh susu formula seperti peran

bakteriostatik, anti alergi atau peran psikososial. Hal tersebut terjadi karena

anak sebelum usia 6 bulan sistem pencernaan bayi belum sempurna dan belum

mampu menolak faktor alergi ataupun kuman yang masuk (Purwanti, 2004).

Anak yang diberikan susu formula biasanya mudah sakit dan sering

mengalami problema kesehatan seperti sakit diare dan lain-lain yang

memerlukan pengobatan sedangkan anak yang diberikan ASI biasanya jarang

Page 25: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

mendapat sakit dan apabila sakit biasanya ringan dan jarang memerlukan

perawatan (Wahyu, 2000).

Berikut adalah tabel yang berisi nilai kandungan gizi dalam ASI dan

susu formula sehingga pembaca dapat langsung membandingkan nilai gizinya :

Tabel 2.2 Perbandingan Komposisi ASI dan Susu Formula

Komposisi

(g/100ml)

ASI

(g/100 ml)

Susu Formula (g/100ml)

- Lemak (g) 3,0 – 5,5 1,3 – 3,6

- Karbohidrat- (kkal)

6,6 – 7,1

65- 70

7,32 -9,6

51 -74

Protein (g)

- Kasein - Whey

1,1 – 1,4

0,4 -0,5

0,7 -0,9

1,76- 2,4

Mineral

- K (mg)- Ca (mg)- C1 (mg)- Mg (mg)- Fe (mg)- Zn (mg)- Na (mg)- P ( mg)- Cu ( ug)- Mn (ug)

0,2

40

30

30

4

0,2

-

10

10

-

-

0,3- 0,6

61-112

41- 102

41- 71

4- 7

0,7 – 1,0

0,1 – 0,3

24- 33

36- 90

3,5 – 5,0

4- 6,9

Vitamin

- A (SI)- B1 (mg)- B2 (mg)- B6 (mg)- B12 (ug)- C (mg)- D (SI)

150- 270

0,017

0,03

0,02

0,04

222- 300

0,3 – 0,7

0,06 – 0,08

5,4 – 120

0,03 – 0,15

Page 26: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

- Biotin (mg)- Niasin - Asam folat (ug)- Pantotenat

4,4

6

0,2

0,17

0,2

0,24

0,09 – 0,14

47,6 – 75

-

0,27 -0,6

1-3

0,6 – 0,89

Sumber : Suplemen brosur industri makanan dalam pudjiadi, (Zakaria,2006).

Keterangan :

a. SI : Standar internasionalb. (g) : gramc. (mg) : miligramd. (ug) : mikrogram

C. Diare Akut

1. Definisi Diare akut

Diare adalah suatu gejala dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk

dan konsistensi tinja yang cair dan frekuensi buang air besar lebih dari

biasanya (3 kali dalam sehari) buang air hingga lima kali sehari dan

fesesnya lunak. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari

(umumnya kurang dari tujuh hari). Apabila anak dinyatakan diare yaitu

frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi

berumur lebih dari 1 bulan dan anak , bila frekuensi lebih dari 3 kali (Masri,

2004).

2. Etiologi

Menurut Depkes RI (2007), penyebab diare disebabkan oleh adanya

beberapa faktor. Faktor infeksi pada saluran pencernaan merupakan

Page 27: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

penyebab utama diare pada anak usia 0 – 18 bulan. Jenis infeksi yang

umumnya menyerang dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan makanan yang

merupakan penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri,

infeksi virus dan infeksi parasit.

b. Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan,

meliputi Otitis Media Akut (OMA), Tonsillitis/Tonsilofaringitis,

Bronkopneumonia, Ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama

terjadi pada anak dibawah umur 2 tahun.

3. Patogenesis

Diare terjadi melalui patogenesis sebagai berikut:

a. Gangguan Osmotik, bahan tersebut berupa larutan isotonik dan

hipertonik. Pada larutan isotonik, air dan bahan yang larut di dalamnya

akan lewat tanpa diabsorbsi sehingga terjadi diare. Bila substansi yang

diabsorbsi berupa larutan hipertonik, air dan elektrolit akan pindah dari

cairan ekstraseluler ke dalam lumen usus sampai osmolaritas dari isi

usus sama dengan cairan ekstraseluler dan darah, sehingga terjadi pula

diare (Zakaria, 2006).

b. Gangguan Sekretorik, akibat rangsangan tertentu (toksin), terjadi

akibat rangsangan mediator abnormal misalnya enterotoksin,

menyebabkan vili gagal mengabsorbsi natrium, sedangkan sekresi

klorida di sel epitel berlangsung terus atau meningkat. Hal ini

menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga

Page 28: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus

mengeluarkannya sehingga timbul diare (Zakaria, 2006).

c. Gangguan Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya

kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare.

Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri

tumbuh berlebihan yang dapat menimbulkan diare (Zakaria, 2006).

4. Gejala Klinis

Mula- mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh

biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian

timbul diare. Tinja cair dan mungkin disertai lendir atau darah. Warna tinja

makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur dengan

empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan

tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat,

yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare

(Masri, 2004).

Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat

disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan

keseimbangan asam-basa dan elektrolit. berat badan turun, turgor kulit

berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir

dan mulut serta kulit tampak. Bila penderita telah kehilangan banyak

cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Dehidrasi lebih

Page 29: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

cepat terjadi pada bayi dan anak kecil. Pada iklim yang panas,kering dan

pada mereka yang mengalami demam (Masri, 2004).

Tabel 2.3 Penentuan Derajat Dehidrasi Menurut WHOTanda dan gejala

Dehidrasi Ringan

Dehidrasi Sedang

Dehidrasi Berat

Keadaan umum

Haus , sadar, dan gelisah

Haus, gelisah Ngantuk, lemas, berkeringat, ekstremitas dingin, sianotik.

Nadi Normal (<120/menit)

Sepat dan lemah

(120- 140/menit)

Cepat, halus, kadang tidak teraba(>140/menit)

Pernapasan Normal Dalam agak cepat

Dalam dan cepat

5. Penularan

Menurut Widjaja (2002) agen infeksi yang menyebabkan penyakit diare

biasanya ditularkan melalui jalur fecal-oral, yang disebabkan karena :

a. Menelan makanan atau minum air yang terkontaminasi (terutama

makanan sapihan) atau air.

b. Kontak dengan tangan yang terkontaminasi dan langsung dipakai untuk

memegang makanan tanpa mencuci

c. Tidak memadainya penyediaan air bersih

d. Air tercemar oleh tinja

e. Kurangnya sarana kebersihan (pembuangan tinja disembarang tempat)

f. Kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek

g. Penyimpanan makanan yang tidak sesuai.

Page 30: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

h. Tindakan penyapihan yang tidak baik (memperhentikan ASI terlalu

dini, susu botol, pemberian ASI yang selang seling dengan susu botol

pada usia 4-6 bulan pertama).

Faktor lain yang menunjang penularan penyakit diare adalah pendidikan

yang kurang, tahayul, iklim yang panas dan lembab, jumlah anggota

keluarga yang besar, tingkat penghasilan, dan lain-lain. Dengan

bertambahnya pengetahuan, cara pengobatan terhadap penyakit diare dapat

diperbaiki (Tumbeleka, 2008).

6. Komplikasi

Kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai

macam komplikasi seperti dehidrasi (ringan, sedang, berat), intoleransi laktosa

sekunder sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa

usus halus, kejang (terutama pada dehidrasi hipertonik), dan malnutrisi energi

protein (karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan).

7. Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya diare, bermacam- macam cara telah dilakukan

agar penyebab diare tidak masuk kedalam tubuh. Ada 6 cara yang telah

direkomendasikan oleh (Depkes RI, 2007) dan terbukti cukup efektif dalam

mencegah penyakit diare, yaitu :

a. Pemberian ASI

1) Ibu sebaiknya hanya memberikan air susu ibu untuk bayi mereka

selama 4-6 bulan, pertama dan kemudian dilanjutkan dengan pemberian

Page 31: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

ASI sampai 2 tahun pertama atau lebih, sambil memberikan makanan

tambahan.

2) Seorang Ibu baru harus diajarkan mengenai bagaimana cara

menempatkan payudara kedalalam mulut bayi. Hal ini paling baik

dilakukan oleh seorang petugas kesehatan wanita atau wanita lain yang

telah berhasil menyusui anaknya sendiri.

3) Agar pemberian ASI berlangsung sangat efektif, maka ibu harus Mulai

memberikan ASI segera mungkin setelah bayi tersebut lahir, Menyusui

menjadi kebutuhan (semakin sering anak mengisap, suplai susu

semakin Banyak), mengeluarkan ASI secara manual untuk menghindari

pembesaran Payudara.

Selama periode pemisahan bayi sebaiknya tidak memberikan cairan apapun

kepada bayi, seperti misalnya air, air gula, atau susu formula, selama 4-6 bulan

pertama dari kehidupanya, apabila ibu bekerja diluar rumah dan tidak

memungkinkan bagi ibu untuk merawat anaknya, maka seorang ibu harus

menyusui sebelum meninggalkan rumah, pada saat kembali pada malam

harinya, dan pada saat kapan saja ketika seorang ibu sedang bersama anaknya.

Seorang ibu harus terus menerus menyusui bayi pada saat bayinya sakit dan

setelah sembuh dari sakit.

b. Memperbaiki cara Penyapihan

Page 32: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

Makanan tambahan yang bergizi dan bersih dimulai ketika seorang anak

sekitar berumur sekitar 4- 6 bulan. Awalnya, makanan bubur lunak adalah yang

terbaik.

1) Diet anak harus semakin bervariasi dan meliputi: makanan pokok

yang ada dalam masyarakat (biasanya sereal atau umbi-umbian)

buncis atau kacang-kacangan; beberapa makanan yang berasal dari

hewan, misalnya susu, telur, atau daging dan sayuran berdaun hijau

atau berwarna jingga.

2) Anak juga harus dibeli buah-buahan atau jus buah, dan minyak sayur

atau lemak harus ditambahkan pada makanan penyapihannya.

3) Minum lebih baik diberikan dengan menggunakan cangkir atau

sendok daripada dengan botol.

4) Anggota keluarga harus menyuci tangan mereka sebelum menyiapkan

makanan penyapihan dan sebelum memberikan makanan pada

bayinya.

5) Makanan harus disajikan dalam suatu wadah yang bersih,

menggunakan panci dan perkakas yang bersih.

6) Makanan yang tidak dimasak harus dibersihkan dengan air bersih

sebelum dimakan.

7) Makanan yang dimasak harus dimakan selagi hangat; sebelumnya,

makanan yang akan disajikan harus dipanaskan kembali dimakan.

8) Makanan yang akan disimpan harus ditutup dan disimpan dalam

lemari es (jika memungkinkan).

Page 33: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

c. Penggunaan air untuk higienis dan air untuk minum

1) Menggunakan air yang dapat disediakan dengan mudah untuk hygiene

perorangan dan domestik

2) Air untuk minum sebaiknya didapatkan dari sumber-sumber air yang

ada sumber air harus dijaga dengan : menghindari dari hewan;

lokalisasi jamban lebih dari 10 meter dari sumber air dan bukit; dan

menggali parit saluran air dari sumber kearah yang lebih rendah untuk

mengalirkan air buangan.

3) Air diletakan dan disimpan dalam wadah yang bersih dan tertutup.

Pengambilan air dan wadah penyimpanan harus menggunakan gayung

bertangkai panjang yang bersih

4) Air yang digunakan untuk membuat makanan dan minuman harus

direbus terlebih dahulu.

d. Mencuci tangan

Seluruh keluarga harus mencuci tangan mereka pada saat:

1) Membersihkan anak yang habis membuang air besar, dan setelah

membuang kotoran anak

2) Setelah membersihkan buang air besar

3) Sebelum menyajikan makanan

4) Sebelum makan

5) Sebelum memberi makan anak

e. Penggunaan Jamban

Page 34: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

Seluruh keluarga harus memiliki jamban yang bersih dan fungsi dengan

baik serta membersihkanya secara teratur

f. Membuang kotoran anak secara benar

1) Kotoran anak atau bayi harus segera diangkat, dibungkus dengan

daun atau koran dan dipendam atau dibuang didalam jamban

2) Setelah anak buang air besar harus segera dibersihkan dan tangan anak

harus dicuci.

BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL

Page 35: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

A. Kerangka Konseptual

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

= Di teliti

= Tidak diteliti

B. Hipotesis

H1 : Ada perbedaan frekuensi kejadian diare akut terhadap pemberian ASI

eksklusif dan susu formula pada anak umur 0 – 18 bulan.

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN

1. Anak Usia 0 – 18 bulan yang mengalami Diare Akut

Pemberian ASI

Pemberian Susu formula

Frekuensi Kejadian

Diare dalam 6 bulan

Terakhir

Page 36: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu Survei Analitik Studi ini di mulai dengan

pengumpulan fakta tentang perbedaan pemberian ASI ekslusif dan susu formula

terhadap kejadian diare akut anak usia 0- 18 bulan, dengan cara mensurvei tempat

yang akan dilaksanakanya penelitian.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sumbersari kabupaten Jember .

dengan mengambil waktu penelitian pada 18 – 30 Juni 2012.

C. Variabel Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2011), Variabel yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu :

1. Variabel Independen (bebas), yaitu variabel yang mempengaruhi atau

menjadi penyebab timbulnya dependen. Dalam penelitian ini variabel

independen adalah ASI eksklusif dan susu formula.

2. Variabel Dependen (Terikat), yaitu variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, dalam penelitian ini diare akut sebagai variabel

terikatnya

21

Page 37: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

Tabel 4.1 Variabel Penelitian dan Definisi OperasionalNo Variabel Definisi

OperasionalParameter Alat Ukur Skala

1.

2.

Variabel bebas : susu formula

ASI

Formula bayi dibuat dari susu sapi yang diubah komposisinya hingga dapat dipakai sebagai pengganti ASI

ASI merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi karena mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dan cukup baik dibandingkan dengan makanan bayi yang lain.

Diteliti :FrekuensiPemberian susu formula

Diteliti :Apakah ibu membersihkan payudara sebelum menyusui

Kuisioner

kuesioner

Rasio

Rasio

3. Variabelterikat

Diare

frekuensi buang air ≥ 3x dalam sehari dengan bentuk tinja yang cair atau encer

Diteliti :

Faktor yang mempengaruhi kejadian diare

kuesioner Nominal

D. Teknik Pengambilan Sampel

Page 38: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

1. Populasi

Populasi adalah anak usia 0-18 bulan mengunjungi Puskesmas

Sumbersari kabupaten Jember dengan jumlah Pasien 452 perbulan.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2002).

Sampel dari penelitian ini adalah anak umur 0 -18 bulan yang mengunjungi

Sumbersari kabupaten Jember, pada waktu dilakukan penelitian yang

memenuhi kriteria penelitian sebagai berikut.

Kriteria inklusi dan eksklusi yang diterapkan pada populasi sumber

sampel adalah sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi:

1) Anak dengan umur 0 – 18 bulan yang diberi ASI eksklusif

2) Anak dengan umur 0 -18 bulan yang diberi susu formula

3) Responden bersedia untuk mengikuti penelitian dan telah

menandatangani informed consent.

b. Kriteria Eksklusi.

1) Anak dengan usia >18 bulan

2) Anak yang mengalami diare Kronik

Untuk menghitung sampel yang dibutuhkan bagi ketepatan (accuracy)

dalam membuat perkiraan atau estimasi proporsi dan akan timbul beberapa

pertanyaan, setelah terjawab kita dapat menghitung besarnya sampel untuk

mengukur proporsi dengan derajat akurasi pada tingkatan satatistik yang

Page 39: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

bermakna (significance) dengan menggunakan formula yang sederhana

seperti dibawah ini menurut Nursalam 2003 menggunakan rumus :

n = N . z2 .P . q

d (N−1 )+z . P . q

Keterangan :

n = Perkiraan jumlah sampel

N = Perkiraan besar populasi

z = Nilai standar normal untuk α = (1,96)

p = Perkiraan proporsi jika tidak diketahui dianggap 50%(0,5)

q = 1- p (100% - p)(0,75)

d = Tingkat kesalahan yang diperoleh (d = 0,05)

Perhitungan sampel menggunakan rumus Nursalam 2003 yaitu :

n = 452.1,962 . 0,5. 0,75

0,05 (451 )+1,96.0,5 .0,75 = 27 sampel

n = Besarnya sampel

Dari survei yang telah dilakukan di Puskesmas sumbersari untuk bayi dengan

kejadian diare didapatkan populasi 452 anak per bulan, sehingga didapatkan

27 Sampel dalam satu variabel, penelitian ini terdapat 2 Variabel yaitu ASI

eksklusif dan susu formula, jadi dalam penelitian ini terdapat 54 responden,

dimana 27 responden dengan ASI eksklusif, dan 27 responden dengan susu

formula.

Page 40: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

E. Teknik Sampling

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Purposive

Sampling. Alasan penelitian menggunakan teknik Purposive Sampling adalah

teknik penentuan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sesuai

keinginan peneliti. Peneliti mengambil sempel sesuai dengan jumlah populasi

yang telah menyetujui menjadi responden dengan mengisi formulir inform

concent

F. Teknik Pengumpulan Data

Data primer : diperoleh melalui survei serta wawancara secara langsung

pada responden dengan menggunakan kuesioner yang disesuaikan dengan

tujuan penelitian.

Data sekunder : diperoleh dari instansi kesehatan yaitu puskesmas serta

dari tempat penelitian yang dikumpulkan pada waktu penelitian yaitu berupa

karakteristik responden.

1. Pengumpulan data dalam penelitian ini berupa data umum yang meliputi

kejadian diare akut pada anak usia 0- 18 bulan, meliputi : nama, umur,

jenis kelamin, pendidikan orangtua, pekerjaan orang tua. Data data khusus

berupa pasien diare.

2. Kuesioner

Kuesioner diberikan kepada responden, kuesioner dilakukan uji validitas

dan reabilitas pada 30 responden yang tidak menjadi sampel penelitian.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan

Page 41: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat

mengungkapkan data yang diteliti dengan tepat (Arikunto, 2006). Uji

validitas pada penelitian ini dilakukan pada responden minimal 30

responden (Riwidikdo, 2009). Uji validitas dilakukan pada 30 responden

pasien diare. Syarat minimum nilai validitas yang harus dipenuhi suatu

alat ukur adalah 0,3. Dari hasil uji dengan menggunakan SPSS 16,0

diperoleh nilai di atas 0,3. Hal ini menunjukkan bahwa tiap pertanyaan

berkorelasi positif dengan skor totalnya dan data yang dikumpulkan valid.

Reabilitas adalah sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya

(Notoadmojo, 2005). Uji realibitas pada penelitian ini menggunakan

Cronbach’s Alpha. Reabilitas suatu variabel dikatakan baik jika memiliki

nilai cronbach Alpha > 0,6

3. Wawancara pada ibu, menggunakan teknik wawancara akan memberikan

informasi atau menjawab pertanyaan dengan baik atau benar, apabila

tercipta suasana yang bebas serta tidak kaku maka wawancara tersebut

akan menghasilkan jawaban yang diharapkan.

4. Diagnosis petugas kesehatan

G. Analisa Data

Karakteristik data sampel berskala kontinue, dideskripsikan dalam

frekuensi, mean, dan deviasi standar (SD). Data yang telah terkumpul

dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak berbasis komputer, yaitu

dengan menggunakan uji T-test. Uji T-test digunakan untuk menentukan

apakah dua sampel memiliki nilai rata-rata yang berbeda. 

Page 42: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner.

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah

matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban (Notoatmodjo, 2003).

Untuk kuesioner tentang perbedaan pemberian ASI eksklusif dan susu

formula dengan kejadian diare akut, hasil jawaban responden yang telah diberi

skor dijumlahkan dan dibandingkan dengan jumlah nilai tertinggi lalu dikalikan

100%. menggunakan model pilihan ganda dengan alternatif jawaban :

a. Apabila responden menjawab benar : 3

b. Apabila responden menjawab kurang benar : 2

c. Apabila responden menjawab salah : 1

Setelah data terkumpul kemudian ditabulasi dan dikelompokan sesuai

dengan variabel yang diteliti, jawaban seluruh responden dari masing-masing

Setelah data terkumpul kemudian ditabulasi dan dikelompokan sesuai

dengan variabel yang diteliti, jawaban seluruh responden dari masing-masing

pertanyaan dijumlah dan dibandingkan dengan jumlah jawaban yang

diharapkan kemudian dikali 100% dan hasil berupa presentase :

Menurut Arikunto (2006) bahwa rumus yang digunakan:

N = Sp x 100%

Sm

N = nilai yang didapat

Sp = skor yang didapat

Sm = skor tertinggi

Page 43: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

Hasil prosentase kemudian diinterpretasikan dengan:

d. Apabila responden menjawab benar : 76 - 100 %

e. Apabila responden menjawab kurang benar : 56 – 75 %

f. Apabila responden menjawab salah : < 56 % (Nursalam, 2003).

kemudian dianalisa dengan menggunakan program SPSS (Statistical

Package for Social Sciences) 16.0 for Windows.

Page 44: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 18 – 30 Juni 2012

dengan responden sejumlah 54 responden, pengambilan sampel secara inklusi.

Penyajian hasil penelitian dimulai dengan data umum dan data khusus, data umum

meliputi karakteristik berdasarkan umur, pekerjaan, jenis kelamin, sedangkan data

khusus disajikan berdasarkan variabel yang diukur dalam bentuk tabulasi.

Selanjutnya hasil penelitian dianalisa sesuai dengan variabel yang diteliti

menggunakan uji Paired T-test. Pembahasan mengenai hasil dan analisa data

yaitu apakah ada perbedaan pemberian ASI eksklusif dan susu formula terhadap

frekuensi diare akut anak umur 0 – 18 bulan.

A. Data Umum

1. Karakterisktik Responden Berdasarkan Anak Umur 0-18 Bulan

Dalam penelitian ini didapatkan prosentase pada umur 0 - 6 bulan

yaitu 30 anak (55,6%), umur 7- 12 bulan yaitu 15 anak (27,7%) dan umur

13–18 bulan, yaitu sebanyak 9 anak (16,7%), hal ini dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi Prosentase

0-6 30 55,6%

7-12 15 27,7%

13-18 9 16,7%

Total 54 100%

Page 45: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

0-6 07--12 13-1805

101520253035

Responden Menurut Umur

Series1

Umur

Resp

onde

n

Gambar 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Dari gambar diatas diketahui diare lebih banyak pada umur 0-6 bulan

responden yang diberikan ASI eksklusif lebih sedikit bila dibandingkan

dengan anak yang diberi susu formula, hal ini dikarenakan pembentukan

kekebalan tubuh pada anak umur 0-6 bulan belum sempurna (Purwanti,

2004).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dalam penelitian ini didapatkan prosentase pada jenis kelamin laki-laki

yaitu 19 anak (35,20%) dan jenis kelamin perempuan yaitu 35 anak (64,8

%) hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase

Laki – lakiPerempuan

1935

35,20 %64,8%

Total 54 100%

Page 46: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

Laki – laki Perempuan05

10152025303540

Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Series1

Gambar 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari gambar diatas diketahui pada gambar jenis kelamin perempuan lebih

banyak terkena penyakit diare dari pada jenis kelamin laki-laki lebih sedikit,

tetapi kesakitan diare tidak dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Orangtua

Dalam penelitian ini didapatkan prosentase pada orang tua anak dengan

kriteria pendidikan ibu dari anak umur 0 -18 bulan, yaitu jumlah responden

pada tingkat pendidikan SD yaitu 10 responden (18,5%), SMP yaitu 4

responden (22,2%), SMA yaitu 30 ibu ( 55,5 %) dan S1 yaitu 10 responden

(18,5%), hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Orang tua Pendidikan Frekuensi Prosentase

SDSMPSMA

S1

1043010

18,5 %7,5%

55,5 %18,5%

Total 54 100

Page 47: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

SD SMP SMA S10

10203040

Responden Menurut Pendidikan Orangtua

Series1

Pendidikan

Resp

onde

n

Gambar 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Orang tuaDari Gambar diatas dapat diketahui jumlah responden terbanyak

dengan tingkat pendidikan SMA yaitu 30 responden (55,5%) hal ini

didukung bahwa faktor pendidikan merupakan unsur yang mempengaruhi

diare, karena diketahui tingkat pendidikan seseorang dapat menerima lebih

banyak informasi terutama dalam menjaga kesehatan diri, semakin tinggi

tingkat pendidikan semakin banyak pula pengetahuan untuk mencegah

terjadinya suatu penyakit (Ebrahim, 1996).

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang tua

Dalam penelitian ini didapatkan prosentase yaitu 35 orang tua dengan

jenis pekerjaan buruh, jenis pekerjaan swasta yaitu 2 responden (4,5%), dan

jenis pekerjaan wiraswasta 17 responden (38,6%) hal ini dapat dilihat

sebagai berikut:

Page 48: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang tua Pekerjaan Frekuensi Prosentase

BuruhSwasta

Wiraswasta

35217

64,9%4,5 %38,6%

Total 54 100%

Buruh Swasta Wiraswasta0

10203040

Responden menurut pekerjaan Orangtua

Series1

Pekerjaan

Resp

onde

n

Dari gambar diatas diketahui bahwa orang tua anak dengan keriteria

pekerjaan sebagai buruh jauh lebih tinggi (64,9%), dibandingkan dengan

pekerjaan wiraswasta (38,6%), sedangkan pekerjaan swasta lebih sedikit

prosentasenya (4,5%) untuk kategori karakteristik pekerjaan tidak ada

pengaruh tentang kejadian diare (Wijayanti,2010).

Page 49: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

B. Data Khusus

1. Perbedaan Frekuensi Diare pada anak yang diberi ASI dan Susu

formula.

Tabel 5.5 Perbedaan Frekuensi Diare pada anak yang diberi ASI dan Susu formula

Frekuensi ASI Eksklusif

Susu Formula

Jumlah Prosentase

>8x dalam 6 bulan terakhir

13 20 33 61,2%

4-8x dalam 6 bulan terakhir

9 0 9 16,7%

1-3x dalam 6 bulan terakhir

5 7 12 22,3 %

Jumlah 27 27 54 100%

>8x dalam 6 bulan terakhir

4-8x dalam 6 bulan terakhir

1-3x dalam 6 bulan terakhir

05

10152025

Frekuensi Diare antara pemberian ASI dan susu Formula

ASI EksklusifSusu Formula

Frekuensi

jum

lah

anak

Gambar 5.5 Perbedaan Frekuensi Diare pada anak yang diberi ASI dan susu formula

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa kejadian diare untuk pemberian ASI

eksklusif dalam jangka waktu 1-3x dalam 6 bulan terakhir yaitu 5 anak, jangka

waktu 4-8x dalam 6 bulan terakhir 9 anak dan jangka waktu > 8x dalam 6 bulan

terakhir yaitu 13 anak. Sedangkan untuk pemberian susu formula didapatkan

kejadian diare dalam jangka waktu 1- 3 x dalam 6 bulan terakhir yaitu 7 anak,

jangka waktu 4- 8x dalam 6 bulan terakhir tidak ada anak yang mengalami diare,

Page 50: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

dan jangka waktu >8x dalam 6 bulan terakhir yaitu 20 anak yang mengalami

kejadian diare. Hasil ini didukung dengan analisa uji statisktik Paired T test, Pada

perbedaan ASI dan susu formula terhadap frekuensi diare, didapatkan t hitung

3,407, hal ini menunjukan t hitung pemberian ASI eksklusif dan susu formula

pada frekuensi diare dengan waktu >8x dalam 6 bulan terakhir lebih besar dari t

tabel 2,408, berarti ada perbedaan yang signifikan antara pemberian susu formula

dan pemberian ASI eksklusif terhadap frekuensi diare akut pada anak umur 0-18

bulan di Puskesmas Sumbersari Jember.

Penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa angka kejadian infeksi

pada anak yang diberi ASI eksklusif lebih sedikit bila dibandingkan dengan

anak yang diberi susu formula (Tumbeleka, 2008).

anak yang diberikan susu formula biasanya mudah sakit dan sering

mengalami masalah kesehatan seperti sakit diare dan lain-lain yang

memerlukan pengobatan sedangkan bayi yang diberikan ASI eksklusif

biasanya jarang mendapat sakit dan kalaupun sakit biasanya ringan dan jarang

memerlukan perawatan (Wahyu, 2000).

Pemberian susu formula pada bayi baru lahir beresiko tinggi bagi

kesehatannya. Begitu pula pencampuran dengan tingkat pengenceran yang

salah dan kebersihan air pencampur yang buruk menyebabkan anak mudah

terserang penyakit. Frekuensi pemberian susu formula tidak disarankan

berlebihan dan sebaiknya diimbangi oleh pemberian ASI eksklusif. Hal ini

diberikan agar meminimalkan terjadinya infeksi pada saluran pencernaan anak

usia 0-18 bulan seperti intoleransi laktosa (Depkes, 2007).

Page 51: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

Angka kejadian diare pada anak umur 0-18 bulan yang mendapatkan ASI

eksklusif lebih sedikit bila dibandingkan dengan anak yang diberikan susu

formula. Hal ini dikarenakan ASI eksklusif adalah asupan yang aman dan

bersih bagi bayi dan mengandung antibodi penting yang ada dalam kolustrum,

sehingga sangat kecil kemungkinan bagi kuman penyakit untuk dapat masuk ke

dalam tubuh bayi (Depkes, 2007).

Peran ASI belum mampu digantikan oleh susu formula seperti peran

bakteriostatik, anti alergi atau peran psikososial. Pemberian ASI eksklusif pada

bayi tersebut dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi. ASI

eksklusif mengandung IgA, Limfosit T, Limfosit B, dan Laktoferin yang dapat

merangsang peningkatan status imun pada bayi. IgA sekretoris yang

didapatkan bayi dari ASI eksklusif sangat membantu kemampuan tubuhnya

dalam menghalang mikroorganisme dan menjauhkan dari jaringan tubuh. Ibu

membentuk antibodi dari agen penyakit yang dihirup, dimakan ataupun masuk

lewat kontak manapun. Antibodi yang terbentuk bersifat spesifik pada agen

penyakit, sehingga dapat melindungi bayi pada minggu-minggu pertama

kehidupan. IgA sekretorik dari ASI eksklusif tidak seperti antibodi lain pada

umumnya. (Markum, 2002).

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang dikemukakan pada bab

sebelumnya, yaitu ada perbedaan yang signifikan antara pemberian

Page 52: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

susnformula dan pemberian ASI eksklusif terhadap frekuensi diare akut pada

anak umur 0-18 bulan di Puskesmas Sumbersari Jember.

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Page 53: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

1. Susu formula lebih tinggi menyebabkan frekuensi diare akut

dibandingkan ASI.

2. Ada perbedaan antara anak yang diberikan ASI eksklusif dan susu

formula terhadap kejadian diare akut pada anak usia 0- 18 bulan.

3. diketahui bahwa frekuensi >8x dalam 6 bulan terakhir pada pemberian

susu formula lebih banyak dari ASI eksklusif.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian diatas, diajukan saran-saran untuk

penelitian lebih lanjut, sebagai berikut:

1. Melakukan perbaikan dan penambahan kuisioner agar hasil data yang

diharapkan lebih valid.

2. Perlu di tambahkan kelompok kontrol pemberian ASI dan susu

formula untuk membandingkan kejadian diare.

3. Pada penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya memberikan

kuisioner saja, akan tetapi juga memberikan konseling agar frekuensi

diare akut berkurang.

DAFTAR PUSTAKA

Page 54: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cetakan ke 13. Jakarta : Rineka ciptawww.depkes-RI.com . pada tanggal 20 Agustus 2011.

Azwar, A. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Binarupa AksaraBKKBN. 2004. ASI Eksklusif Turunkan Kematian Bayi.

http://www.pikas.bkkbn.go.id/[ 18 juli 2011).

Depkes. 2001. Strategi Nasional Peningkatan Pemberian ASI tahun 2001-2005. Makalah disampaikan pada Workshop Peningkatan Pemberian ASI. Jakarta .

Depkes, RI.2007. Buku Pedoman Makanan Pendamping ASI, Jakarta : Ditjen Bina kesehatan Masyarakat dan Direktorat Bina Gizi Masyarakat.

Ebrahim, G. J 1996. Perawatan Anak Yogya: Yayasan Essentia Medica. P: 193-197

Hasan, R.j.(ed).1998.Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak I.cet.ke:8. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Markum, A.H., 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta: FKUI, p: 24.

Masri, S.H. 2004. Diare Penyebab Kematian 4 Juta Balita pertahun. http://www.waspada.co.id/serba-serbi/kesehatan/artikel,php?artikel-id=61175-35.

Matondang C.S., Munatsir Z., Sumadiono. 2008. Aspek Imunologi Air Susu Ibu. In : Akib A.A.P., Munasir Z., Kurniati N (eds). Buku Ajar Alergi-Imunologi Anak, Edisi II. Jakarta : Badan Penerbit IDAI, pp: 189-202.

Moore, M.C. 1994. Terapi Diet dan Nutrisi ed.2. jakarta : HipokratesMunazir, Z. dan kurniati N.2008. Air Susu Ibu dan Kekebalan Tubuh : IDAI.

Bedah ASI kajian dari berbagai sudut pandang Ilmiah. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, PP : 69- 79.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.Pamedar, A. 2008. Hubungan antara Pemberian ASI ekslusif dengan

Kejadian Diare pada Bayi Usia 4- 6 bulan. http://eprints.ums.ac.id/4043/1/J50004003.pdf[20 juli 2011].

Purwanti S. H. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta. http://dr- suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-asi-eksklusif.html( 2 September 2011)

Riwidikdo. 2009. Statistik Kesehatan. Jakarta, Gramedia Pustaka UtamaRoesli U. 2005. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwidya, pp: 3-35.

Page 55: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

Roesepno, Husein. 1995. Diare pada Bayi dan Anak. Jakarta : Bagian ilmu Kesehatan Anak FKUI

Soetjiningsih, 2001. ASI: Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. EGC, Jakarta,p: 21.

Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Bandung:AlfabetTumbeleka, 2008. Morbiditas dan Mortilitas Diare. Jakarta: Pusat Penelitian

UNIKA Atma-Jaya.Wahyu W.B. 2000. ASI, Anugerah Terindah yang Kadang Terlupakan.

http://www.indomedia.com/bpost/122000/18/opini/opini1.htm-10k- supplemental(2 September 2011)

Widjaja, M.C. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita. Jakarta: Kawan Pustaka,pp: 58-70

Wijayanti, winda. 2010. Hubungan antara pemberian ASI ekslusif dengan kejadian Diare pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas gilingan kecamatanBanjarsari Surakarta. http: // eprints.uns.ac.id/103/1/167710309201002361.pdf[23 juli 2011].

Zakaria, AS.2006. Skripsi .Hubungan Antara tingkat pengetahuan Dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Makanan Tambahan Pendamping ASI diwilayah kerja puskesmas Kecamatan Jelbuk, kabupaten jember, Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Jember.

Lampiran 1. Lembar Persetujuan

Page 56: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

Tanggal persetujuan :

Ibu yang terhormat,

Kami ingin mewawancarai ibu untuk meneliti perbedaan pemberian susu

formula dan ASI eksklusif terhadap frekuensi diare pada anak usia 0 – 18 bulan.

Kegiatan penelitian ini bersifat ilmiah, dan hasilnya tidak digunakan untuk

kepentingan komersial. Mohon memberikan jawaban apa adanya, sesuai dengan

kenyataan yang ada.

Ibu berhak untuk bersedia atau tidak bersedia mengikuti wawancara ini.

Jika terdapat pertanyaan yang tidak berkenan bagi ibu, ibu berhak untuk tidak

menjawab pertanyaan tersebut maupun mengentikan wawancara meskipun

wawancara belum selesai. Jika bersedia untuk diwawancarai, mohon ibu memberi

tanda tangan persetujuan ibu sebagai berikut :

Saya setuju diwawancarai

(Nama : ...............................)

Lampiran 2. Lembar Kuesioner

Page 57: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

KUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN PEMBERIAN ASI

EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA TERHADAP FREKUENSI DIARE

AKUT PADA ANAK USIA 0-18 BULAN

Tanggal Wawancara :

A. Identitas Responden

Data Ibu

1. Nama :

2. Umur Ibu :

3. Pendidikan terakhir :

4. Pekerjaan :

5. Alamat Ibu : Kelurahan/ Desa ........................................................

Kecamatan ..............................................................

Data Bayi

1. Nama Bayi :

2. Anak Ke :

3. Umur Bayi : ....................bulan................minggu

4. Mengkonsumsi :

a. ASI eksklusif b. Susu formula

B. Pertanyaan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Frekuensi Diare

1. Apaka Ibu mengetahui manfaat pemberian ASI eksklusif?

a. Mengetahui

b. Cukup mengetahui

c. Tidak mengertahui

Page 58: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

2. Apakah Ibu mengetahui bahwa didalam ASI terdapat banyak Zat Gizi

yang sangat penting dalam pertembuhan dan perkembangan anak ?

a. Mengetahui

b. Cukup mengetahui

c. Tidak mengetahui

3. Apakah Ibu Memberikan ASI semenjak anak dilahirkan ?

a. Sering atau setiap saat

b. Tidak pernah

c. Tidak tahu

4. Apakah Ibu memberikan ASI eksklusif hanya pada saat anak menangis ?

a. Iya

b. Jarang

c. Tidak pernah

5. Apakah Ibu memberikan makan pendamping selain pemberian ASI

eksklusif pada usia anak 0-18 bulan ?

a. Iya

b. Jarang

c. Tidak pernah

6. Apakah Ibu mengetahui bahwa sistem pencernaan anak usia 0 -18 bulan

belum sempurna ?

a. Iya

b. Kurang tahu

c. Tidak tahu

7. Apakah Ibu menjaga kebersihan payudara pada waktu memberikan ASI

eksklusif untuk anak ?

a. Iya, menjaga kebersihan

b. Kurang menjaga kebersihan

c. Tidak menjaga kebersihan

8. Apakah Ibu menyadari bahwa kebersihan pada waktu memberikan ASI

ekslusif itu sangatlah penting ?

Page 59: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

a. Saya sadar bahwa menjaga kebersihan dalam memberikan ASI ekslusif

sangatlah penting

b. Saya cukup sadar bahwa menjaga kebersihan dalam memberikan ASI

ekslusif sangatlah penting

c. Saya Kurang sadar bahwa menjaga kebersihan dalam memberikan ASI

eksklusif sangatlah penting.

9. Apakah anak ibu mengalami diare setelah meminum ASI ?

a. Tidak pernah

b. Pernah

c. Sering

10. Apabila pernah, apakah ibu mengetahui frekuensi diare akut dalam sehari

yang terjadi pada anak ibu?

a. Lebih darii 5x dalam sehari

b. 5x dalam sehari

c. 3x dalam sehari

11. Apakah Ibu mengetahui jenis kotoran anak yang dikatakan diare ?

a. Cair,berwarna kuning

b. Lembek, berwarna kuning

c. Keras,berwana hijau

12. Apakah ibu segera memeriksakan ketempat pelayanan kesehatan terdekat

pada saat anak mengalami diare?

a. Saya panik dan membawa ketempat pelayanan kesehatan terdekat

b. Saya tetap memberikan asupan ASI

c. Saya tidak tahu

C. Pertanyaan Tentang Pemberian Susu Formula dapat Mempengaruhi

Diare akut

1. Apakah Ibu memberikan Susu formula pada anak setelah dilahirkan ?

a. Tidak pernah

b. Pernah

Page 60: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

c. Selalu

2. Apakah ibu lebih cenderung meberikan susu formula daripada ASI ?

a. Tidak tau/ lupa

b. Tidak

c. iya

3. Apakah ibu memberikan susu formula apabila bayi ibu menangis saja ?

a. Tidak tau/ lupa

b. Tidak

c. iya

4. Apakah ibu memberikan penyajian dengan botol susu atau (Dot) ?

a. Iya

b. Tidak

c. Tidak tau

5. Apakah ibu menyadari kebersihan dalam penyajian susu formula atau susu

botol itu sangat penting?

a. Sangatlah penting

b. Penting

c. Tidak penting

6. apakah ibu menyajikan susu botol pada saat anak ibu sedang tertidur dan

memberikan susu tersebut pada waktu anak ibu terbangun ?

a. Iya

b. Tidak

c. Tidak tau / Lupa

7. Apakah ibu mengetahui manfaat Susu formula yang diberikan pada bayi ?

a. Sangat tau akan manfaat susu formula

b. Cukup tau akan manfaat susu formula

c. Tidak tau akan manfaat susu formula

8. Apakah ibu mengetahui pengaruh susu formula terhadap pertumbuhan dan

perkembangan pada bayi ibu ?

a. Sangat tau akan pengaruh susu formula terhadap pertumbuhan dan

perkembangan pada bayi ibu

Page 61: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

b. Cukup tau akan pengaruh susu formula terhadap pertumbuhan dan

perkembangan pada bayi ibu

c. Tidak tau akan pengaruh susu formula terhadap pertumbuhan dan

perkembangan pada bayi ibu

9. Apakah anak ibu pernah mengalami diare setalah mengkonsumsi susu

formula ?

a. Tidak pernah

b. pernah

c. sering

10. Apabila pernah, Apakah ibu mengetahui frekuensi diare dalam sehari?

a. Lebih darii 5x dalam sehari

b. 5x dalam sehari

c. 3x dalam sehari

11. Apakah Ibu mengetahui jenis kotoran bayi yang dikatakan diare ?

a. Cair,berwarna kuning

b. Lembek, berwarna kuning

c. Keras, bewarna hijau

12. Apakah ibu segera memeriksakan ketempat pelayanan kesehatan terdekat

pada saat bayi mengalami diare?

a. Saya panik dan membawa ketempat pelayanan kesehatan terdekat

b. Saya tetap memberikan asupan ASI

c. Saya tidak tahu

D. Pertanyaan Tentang Diare Akut

Page 62: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

1. Berapa kali anak ibu mengalami Diare dalam 6 bulan terakhir ?

a. >8x dalam enam bulan terakhir

b. 4- 8x dalam 6 bulan terakhir

c. 1- 3x dalam 6 bulan terakhir

2. Apakah Ibu tahu perubahan tinja pada penederita diare?

a. Lembek sampai Cair

b. padat

c. Tidak tahu

3. Apakah ibu mengetahui penyebab terjadinya penyakit diare ?

a. bakteri dan virus

b. ibu makan makanan yang pedas

c. Tidak tahu

4. Apakah ibu megetahui gejala penyakit diare ?

a. selalu buang air besar dan lemes dalam sehari lebih dari 4x

b. kadang-kadang buang air besar dan perut kembung

c. tidak tahu

5. Apakah ibu mengetahui bagaimana cara penularan penyakit diare?

a. melalui botol susu dan susu yang terkontaminasi (tercemar)

b. melalui keringat dan air ludah

c. tidak tahu

6. Apa yang akan ibu lakukan jika anak mengalami diare ?

a. ASI tetap diberikan dan Pola hidup yang bersih dan sehat

b. Memberikan Susu Formula

c. Tidak tahu

7. Apakah yang ibu lakukan untuk mencegah penyakit diare pada bayi usia

0- 18 bulan ?

a. selalu menjaga kebersihan makanan dan minuman

b. Menghindari kontak langsung dengan penderita diare

c. Tidak melakukan apa- apa

8. Tindakan apa yang ibu lakukan jika anak tetap mengalami diare?

a. segera bawa ke Puskesmas

Page 63: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

b. Tetap Mengobati Sendiri

c. Tidak melakukan Apa –apa

9. Biasanya dimana ibu membuang tinja bayi ibu pada saat diare ?

a. dibuang ke WC / jamban

b. direndam dalam tanah

c. dikali / sungai

10. Bagaimana menurut ibu, apakah sangat penting menjaga kebersihan pada

saat memberikan penyajian susu formula dan ASI eksklusif ?

a. sangat penting

b. cukup penting

c. tidak penting

Lampiran 4. Hasil Analisa Data Menggunakan SPSSA. Hasil Analisa Menggunakan Uji Paired T test

Page 64: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 ASI 1.67 27 .784 .151

Formula 2.41 27 .931 .179

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 ASI & Formula 27 .140 .485

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 ASI -

Formula.741 1.130 .217 1.188 .294 3.407 26 .002

Lampiran 5. Jadwal PenelitianJADWAL PELAKSANAAN

Page 65: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

 

Jadwal Kegiatan

 

Tahun 2011 – 2012

Bulan

9 10 12 5 6 7 8

Pengurusan Surat Ijin Penelitian          

Bimbingan Proposal dan Tugas

Akhir

Penyusunan Proposal      

Seminar Proposal        

Pelaksanaan Penelitian        

Pengolahan Data            

Penulisan Skripsi          

Seminar Hasil            

Penggandaan dan Distribusi            

Page 66: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut
Page 67: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut
Page 68: Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut

Lampiran 9 BIODATA PENELITI

BIODATA PENELITI

Nama : Lailatus Sa’diyah NIM : B4 108 262Tempat tanggal lahir : Sidoarjo, 16 April 1990Program Studi : D-4 Gizi KlinikJurusan : KesehatanAlamat asal : Jln. Raden Patah No. 66 SidoarjoAlamat di Jember : Jln. Batu Raden No.49 JemberAsal SMA : SMA Antartika Sidoarjo