111348868 perbedaan pemberian asi eksklusif dan susu formula terhadap frekuensi diare akut

Upload: bertinimut

Post on 17-Oct-2015

404 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERBEDAAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA TERHADAP FREKUENSI DIARE AKUT ANAK UMUR 0-18 BULAN DI PUSKESMAS SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi di Program Studi D-IV Gizi klinik Jurusan Kesehatan

Oleh :

LAILATUS SADIYAHB4108262

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER2012

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER

PERBEDAAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULATERHADAP FREKUENSI DIARE AKUT ANAK UMUR 0-18 BULAN DI PUSKESMAS SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

Telah Diuji Pada Tanggal : 14 Agustus 2012Telah Dinyatakan Memenuhi SyaratTim Penguji:

Ketua

dr.Arisanty Nur Setia Restuti NIP. 19830825 201012 2 005

Sekretaris, Anggota,

dr. Arinda Lironika Suryana Ir. Heri Warsito.,MP NIP. 19850817 201012 2 008 NIP.19620926 198803 1 001

Mengetahui, Menyetujui,Direktur Politeknik Negeri Jember Ketua Jurusan Kesehatan

Ir. Nanang Dwi Wahyono., MM Ir. Heri Warsito., MP NIP. 19590822 198803 1 001 NIP.19620926 198803 1 001

PERSEMBAHANLaporan Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada:

Ayahku (Basyir) dan ibuku tercinta (Yayuk Wirahayu S.pd), yang selalu mendoakan dan mencurahkan kasih sayang kepada penulis, terima kasih untuk Mas (Bayu Rahmat Reza, Amd.kom).

Mama nul, Mami, mama Elo, mbak Ana, mbak Yul, yang tak pernah lelah memberikan bantuan moril dan materil yang luar biasa. Dya Maretya,sahabat yang selalu memberi motivasi dalam keadaan susah maupun senang, terimakasih ^.^

Saudaraku, wiwin, sefi, agatha, ana, uniq, lusi, Mbak Hima, Trias Leonita dan Vrita auliya Sendy,terimakasih atas kebaikan dan motivasi kalian ^x^

1st Generation Gizi Klinik 2008, terima kasih atas perhatian, pengertian dan kegilaan kalian ^.^

Dosen serta staf Politeknik Negeri Jember, khususnya Jurusan Kesehatan Program Studi Gizi Klinik yang telah membimbing dan memberikan semangat.

*Almamaterku Tercinta Politeknik Negeri Jember*

Motto

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil(Mario Teguh)

Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang. (Albert Einstein)

Semua prestasi, semua kekayaan yang diperoleh, bermula dari satu gagasan (Napoleon Hill)

Orang yang luar biasa itu sederhana dalam ucapan, tetapi hebat dalam tindakan(Confusius)

Berangkat dengan penuh keyakinan, Berjalan dengan penuh keikhlasanIstiqomah dalam menghadapi cobaan(Penulis)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:Nama: Lailatus SadiyahNIM: B4 108 262Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam Tugas Akhir Saya yang berjudul Perbedaan Pemberian ASI eksklusif dan Susu Formula Terhadap Frekuensi Diare Akut anak umur 0 18 bulan di Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember merupakan gagasan dan hasil karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing, dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun.Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam naskah dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Tugas Akhir ini.

Jember, 27 September 2012

Lailatus SadiyahNIM B4108262

ABSTRACT

Lailatus Sa'diyah. Department of Health, Clinical Nutrition Program, State Polytechnic Jember. Difference Formula milk Breastfeeding and incidence of diarrhea in health centers Against Sumbersari Jember. Commission Advisor: Agustina Endah W.,S.Sos, M.Kes and dr.Adhiningsih Yulianti.

The purpose of this study to compare breast-feeding and formula milk on the incidence of diarrhea, to analyze breast-feeding and formula milk on the incidence of diarrhea, this research method is a descriptive epidemiological study with a sample of 44 respondents using test data analysis Paired T test.

The results of the test Paired T test showed that segnifikan results (p 0,63. Wawancara pada ibu, menggunakan teknik wawancara akan memberikan informasi atau menjawab pertanyaan dengan baik atau benar, apabila tercipta suasana yang bebas serta tidak kaku maka wawancara tersebut akan menghasilkan jawaban yang diharapkan.4. Diagnosis petugas kesehatan G. Analisa DataKarakteristik data sampel berskala kontinue, dideskripsikan dalam frekuensi, mean, dan deviasi standar (SD). Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak berbasis komputer, yaitu dengan menggunakan uji T-test. Uji T-test digunakan untuk menentukan apakah dua sampel memiliki nilai rata-rata yang berbeda.Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban (Notoatmodjo, 2003). Untuk kuesioner tentang perbedaan pemberian ASI eksklusif dan susu formula dengan kejadian diare akut, hasil jawaban responden yang telah diberi skor dijumlahkan dan dibandingkan dengan jumlah nilai tertinggi lalu dikalikan 100%. menggunakan model pilihan ganda dengan alternatif jawaban :a. Apabila responden menjawab benar : 3b. Apabila responden menjawab kurang benar: 2c. Apabila responden menjawab salah : 1Setelah data terkumpul kemudian ditabulasi dan dikelompokan sesuai dengan variabel yang diteliti, jawaban seluruh responden dari masing-masingSetelah data terkumpul kemudian ditabulasi dan dikelompokan sesuai dengan variabel yang diteliti, jawaban seluruh responden dari masing-masing pertanyaan dijumlah dan dibandingkan dengan jumlah jawaban yang diharapkan kemudian dikali 100% dan hasil berupa presentase :Menurut Arikunto (2006) bahwa rumus yang digunakan: N = Sp x 100%SmN = nilai yang didapatSp = skor yang didapatSm = skor tertinggi

Hasil prosentase kemudian diinterpretasikan dengan:d. Apabila responden menjawab benar : 76 - 100 %e. Apabila responden menjawab kurang benar: 56 75 %f. Apabila responden menjawab salah : < 56 % (Nursalam, 2003).kemudian dianalisa dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) 16.0 for Windows.

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 18 30 Juni 2012 dengan responden sejumlah 54 responden, pengambilan sampel secara inklusi. Penyajian hasil penelitian dimulai dengan data umum dan data khusus, data umum meliputi karakteristik berdasarkan umur, pekerjaan, jenis kelamin, sedangkan data khusus disajikan berdasarkan variabel yang diukur dalam bentuk tabulasi. Selanjutnya hasil penelitian dianalisa sesuai dengan variabel yang diteliti menggunakan uji Paired T-test. Pembahasan mengenai hasil dan analisa data yaitu apakah ada perbedaan pemberian ASI eksklusif dan susu formula terhadap frekuensi diare akut anak umur 0 18 bulan.A. Data Umum1. Karakterisktik Responden Berdasarkan Anak Umur 0-18 Bulan

Dalam penelitian ini didapatkan prosentase pada umur 0 - 6 bulan yaitu 30 anak (55,6%), umur 7- 12 bulan yaitu 15 anak (27,7%) dan umur 1318 bulan, yaitu sebanyak 9 anak (16,7%), hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur UmurFrekuensiProsentase

0-63055,6%

7-121527,7%

13-18916,7%

Total54100%

Gambar 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Dari gambar diatas diketahui diare lebih banyak pada umur 0-6 bulan responden yang diberikan ASI eksklusif lebih sedikit bila dibandingkan dengan anak yang diberi susu formula, hal ini dikarenakan pembentukan kekebalan tubuh pada anak umur 0-6 bulan belum sempurna (Purwanti, 2004).2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dalam penelitian ini didapatkan prosentase pada jenis kelamin laki-laki yaitu 19 anak (35,20%) dan jenis kelamin perempuan yaitu 35 anak (64,8 %) hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis KelaminFrekuensiProsentase

Laki lakiPerempuan193535,20 %64,8%

Total 54100%

Gambar 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dari gambar diatas diketahui pada gambar jenis kelamin perempuan lebih banyak terkena penyakit diare dari pada jenis kelamin laki-laki lebih sedikit, tetapi kesakitan diare tidak dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan OrangtuaDalam penelitian ini didapatkan prosentase pada orang tua anak dengan kriteria pendidikan ibu dari anak umur 0 -18 bulan, yaitu jumlah responden pada tingkat pendidikan SD yaitu 10 responden (18,5%), SMP yaitu 4 responden (22,2%), SMA yaitu 30 ibu ( 55,5 %) dan S1 yaitu 10 responden (18,5%), hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Orang tua PendidikanFrekuensiProsentase

SDSMPSMAS1104301018,5 %7,5%55,5 %18,5%

Total54100

Gambar 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Orang tuaDari Gambar diatas dapat diketahui jumlah responden terbanyak dengan tingkat pendidikan SMA yaitu 30 responden (55,5%) hal ini didukung bahwa faktor pendidikan merupakan unsur yang mempengaruhi diare, karena diketahui tingkat pendidikan seseorang dapat menerima lebih banyak informasi terutama dalam menjaga kesehatan diri, semakin tinggi tingkat pendidikan semakin banyak pula pengetahuan untuk mencegah terjadinya suatu penyakit (Ebrahim, 1996).4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang tuaDalam penelitian ini didapatkan prosentase yaitu 35 orang tua dengan jenis pekerjaan buruh, jenis pekerjaan swasta yaitu 2 responden (4,5%), dan jenis pekerjaan wiraswasta 17 responden (38,6%) hal ini dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang tua PekerjaanFrekuensiProsentase

BuruhSwastaWiraswasta3521764,9%4,5 %38,6%

Total54100%

Dari gambar diatas diketahui bahwa orang tua anak dengan keriteria pekerjaan sebagai buruh jauh lebih tinggi (64,9%), dibandingkan dengan pekerjaan wiraswasta (38,6%), sedangkan pekerjaan swasta lebih sedikit prosentasenya (4,5%) untuk kategori karakteristik pekerjaan tidak ada pengaruh tentang kejadian diare (Wijayanti,2010).

B. Data Khusus1. Perbedaan Frekuensi Diare pada anak yang diberi ASI dan Susu formula.Tabel 5.5 Perbedaan Frekuensi Diare pada anak yang diberi ASI dan Susu formula FrekuensiASI EksklusifSusu FormulaJumlahProsentase

>8x dalam 6 bulan terakhir13203361,2%

4-8x dalam 6 bulan terakhir90916,7%

1-3x dalam 6 bulan terakhir571222,3 %

Jumlah272754100%

Gambar 5.5 Perbedaan Frekuensi Diare pada anak yang diberi ASI dan susu formula

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa kejadian diare untuk pemberian ASI eksklusif dalam jangka waktu 1-3x dalam 6 bulan terakhir yaitu 5 anak, jangka waktu 4-8x dalam 6 bulan terakhir 9 anak dan jangka waktu > 8x dalam 6 bulan terakhir yaitu 13 anak. Sedangkan untuk pemberian susu formula didapatkan kejadian diare dalam jangka waktu 1- 3 x dalam 6 bulan terakhir yaitu 7 anak, jangka waktu 4- 8x dalam 6 bulan terakhir tidak ada anak yang mengalami diare, dan jangka waktu >8x dalam 6 bulan terakhir yaitu 20 anak yang mengalami kejadian diare. Hasil ini didukung dengan analisa uji statisktik Paired T test, Pada perbedaan ASI dan susu formula terhadap frekuensi diare, didapatkan t hitung 3,407, hal ini menunjukan t hitung pemberian ASI eksklusif dan susu formula pada frekuensi diare dengan waktu >8x dalam 6 bulan terakhir lebih besar dari t tabel 2,408, berarti ada perbedaan yang signifikan antara pemberian susu formula dan pemberian ASI eksklusif terhadap frekuensi diare akut pada anak umur 0-18 bulan di Puskesmas Sumbersari Jember.Penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa angka kejadian infeksi pada anak yang diberi ASI eksklusif lebih sedikit bila dibandingkan dengan anak yang diberi susu formula (Tumbeleka, 2008).anak yang diberikan susu formula biasanya mudah sakit dan sering mengalami masalah kesehatan seperti sakit diare dan lain-lain yang memerlukan pengobatan sedangkan bayi yang diberikan ASI eksklusif biasanya jarang mendapat sakit dan kalaupun sakit biasanya ringan dan jarang memerlukan perawatan (Wahyu, 2000).Pemberian susu formula pada bayi baru lahir beresiko tinggi bagi kesehatannya. Begitu pula pencampuran dengan tingkat pengenceran yang salah dan kebersihan air pencampur yang buruk menyebabkan anak mudah terserang penyakit. Frekuensi pemberian susu formula tidak disarankan berlebihan dan sebaiknya diimbangi oleh pemberian ASI eksklusif. Hal ini diberikan agar meminimalkan terjadinya infeksi pada saluran pencernaan anak usia 0-18 bulan seperti intoleransi laktosa (Depkes, 2007).Angka kejadian diare pada anak umur 0-18 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif lebih sedikit bila dibandingkan dengan anak yang diberikan susu formula. Hal ini dikarenakan ASI eksklusif adalah asupan yang aman dan bersih bagi bayi dan mengandung antibodi penting yang ada dalam kolustrum, sehingga sangat kecil kemungkinan bagi kuman penyakit untuk dapat masuk ke dalam tubuh bayi (Depkes, 2007).Peran ASI belum mampu digantikan oleh susu formula seperti peran bakteriostatik, anti alergi atau peran psikososial. Pemberian ASI eksklusif pada bayi tersebut dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi. ASI eksklusif mengandung IgA, Limfosit T, Limfosit B, dan Laktoferin yang dapat merangsang peningkatan status imun pada bayi. IgA sekretoris yang didapatkan bayi dari ASI eksklusif sangat membantu kemampuan tubuhnya dalam menghalang mikroorganisme dan menjauhkan dari jaringan tubuh. Ibu membentuk antibodi dari agen penyakit yang dihirup, dimakan ataupun masuk lewat kontak manapun. Antibodi yang terbentuk bersifat spesifik pada agen penyakit, sehingga dapat melindungi bayi pada minggu-minggu pertama kehidupan. IgA sekretorik dari ASI eksklusif tidak seperti antibodi lain pada umumnya. (Markum, 2002).

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang dikemukakan pada bab sebelumnya, yaitu ada perbedaan yang signifikan antara pemberian susnformula dan pemberian ASI eksklusif terhadap frekuensi diare akut pada anak umur 0-18 bulan di Puskesmas Sumbersari Jember.

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan1. Susu formula lebih tinggi menyebabkan frekuensi diare akut dibandingkan ASI.2. Ada perbedaan antara anak yang diberikan ASI eksklusif dan susu formula terhadap kejadian diare akut pada anak usia 0- 18 bulan.3. diketahui bahwa frekuensi >8x dalam 6 bulan terakhir pada pemberian susu formula lebih banyak dari ASI eksklusif.B. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian diatas, diajukan saran-saran untuk penelitian lebih lanjut, sebagai berikut:1. Melakukan perbaikan dan penambahan kuisioner agar hasil data yang diharapkan lebih valid.2. Perlu di tambahkan kelompok kontrol pemberian ASI dan susu formula untuk membandingkan kejadian diare.3. Pada penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya memberikan kuisioner saja, akan tetapi juga memberikan konseling agar frekuensi diare akut berkurang.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cetakan ke 13. Jakarta : Rineka ciptawww.depkes-RI.com.pada tanggal 20 Agustus 2011.Azwar, A. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Binarupa AksaraBKKBN. 2004. ASI Eksklusif Turunkan Kematian Bayi. http://www.pikas.bkkbn.go.id/[ 18 juli 2011).

Depkes. 2001. Strategi Nasional Peningkatan Pemberian ASI tahun 2001-2005. Makalah disampaikan pada Workshop Peningkatan Pemberian ASI. Jakarta .

Depkes, RI.2007. Buku Pedoman Makanan Pendamping ASI, Jakarta : Ditjen Bina kesehatan Masyarakat dan Direktorat Bina Gizi Masyarakat.

Ebrahim, G. J 1996. Perawatan Anak Yogya: Yayasan Essentia Medica. P: 193-197

Hasan, R.j.(ed).1998.Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak I.cet.ke:8. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Markum, A.H., 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta: FKUI, p: 24.

Masri, S.H. 2004. Diare Penyebab Kematian 4 Juta Balita pertahun. http://www.waspada.co.id/serba-serbi/kesehatan/artikel,php?artikel-id=61175-35.Matondang C.S., Munatsir Z., Sumadiono. 2008. Aspek Imunologi Air Susu Ibu. In : Akib A.A.P., Munasir Z., Kurniati N (eds). Buku Ajar Alergi-Imunologi Anak, Edisi II. Jakarta : Badan Penerbit IDAI, pp: 189-202.

Moore, M.C. 1994. Terapi Diet dan Nutrisi ed.2. jakarta : HipokratesMunazir, Z. dan kurniati N.2008. Air Susu Ibu dan Kekebalan Tubuh : IDAI. Bedah ASI kajian dari berbagai sudut pandang Ilmiah. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, PP : 69- 79.Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.Pamedar, A. 2008. Hubungan antara Pemberian ASI ekslusif dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 4- 6 bulan. http://eprints.ums.ac.id/4043/1/J50004003.pdf[20 juli 2011].Purwanti S. H. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta. http://dr- suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-asi-eksklusif.html( 2 September 2011)Riwidikdo. 2009. Statistik Kesehatan. Jakarta, Gramedia Pustaka UtamaRoesli U. 2005. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwidya, pp: 3-35.Roesepno, Husein. 1995. Diare pada Bayi dan Anak. Jakarta : Bagian ilmu Kesehatan Anak FKUISoetjiningsih, 2001. ASI: Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. EGC, Jakarta,p: 21.Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Bandung:AlfabetTumbeleka, 2008. Morbiditas dan Mortilitas Diare. Jakarta: Pusat Penelitian UNIKA Atma-Jaya.Wahyu W.B. 2000. ASI, Anugerah Terindah yang Kadang Terlupakan. http://www.indomedia.com/bpost/122000/18/opini/opini1.htm-10k- supplemental(2 September 2011)Widjaja, M.C. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita. Jakarta: Kawan Pustaka,pp: 58-70 Wijayanti, winda. 2010. Hubungan antara pemberian ASI ekslusif dengan kejadian Diare pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas gilingan kecamatanBanjarsari Surakarta. http://eprints.uns.ac.id/103/1/167710309201002361.pdf[23 juli 2011].Zakaria, AS.2006. Skripsi .Hubungan Antara tingkat pengetahuan Dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Makanan Tambahan Pendamping ASI diwilayah kerja puskesmas Kecamatan Jelbuk, kabupaten jember, Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Jember.

Lampiran 1. Lembar PersetujuanTanggal persetujuan : Ibu yang terhormat,Kami ingin mewawancarai ibu untuk meneliti perbedaan pemberian susu formula dan ASI eksklusif terhadap frekuensi diare pada anak usia 0 18 bulan. Kegiatan penelitian ini bersifat ilmiah, dan hasilnya tidak digunakan untuk kepentingan komersial. Mohon memberikan jawaban apa adanya, sesuai dengan kenyataan yang ada.Ibu berhak untuk bersedia atau tidak bersedia mengikuti wawancara ini. Jika terdapat pertanyaan yang tidak berkenan bagi ibu, ibu berhak untuk tidak menjawab pertanyaan tersebut maupun mengentikan wawancara meskipun wawancara belum selesai. Jika bersedia untuk diwawancarai, mohon ibu memberi tanda tangan persetujuan ibu sebagai berikut :Saya setuju diwawancarai(Nama : ...............................)

Lampiran 2. Lembar KuesionerKUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA TERHADAP FREKUENSI DIARE AKUT PADA ANAK USIA 0-18 BULANTanggal Wawancara :A. Identitas RespondenData Ibu1. Nama:2. Umur Ibu :3. Pendidikan terakhir :4. Pekerjaan :5. Alamat Ibu : Kelurahan/ Desa ........................................................Kecamatan ..............................................................Data Bayi1. Nama Bayi :2. Anak Ke :3. Umur Bayi : ....................bulan................minggu4. Mengkonsumsi :a. ASI eksklusif b. Susu formula

B. Pertanyaan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Frekuensi Diare1. Apaka Ibu mengetahui manfaat pemberian ASI eksklusif?a. Mengetahuib. Cukup mengetahuic. Tidak mengertahui2. Apakah Ibu mengetahui bahwa didalam ASI terdapat banyak Zat Gizi yang sangat penting dalam pertembuhan dan perkembangan anak ?a. Mengetahuib. Cukup mengetahuic. Tidak mengetahui3. Apakah Ibu Memberikan ASI semenjak anak dilahirkan ?a. Sering atau setiap saatb. Tidak pernahc. Tidak tahu4. Apakah Ibu memberikan ASI eksklusif hanya pada saat anak menangis ?a. Iyab. Jarangc. Tidak pernah5. Apakah Ibu memberikan makan pendamping selain pemberian ASI eksklusif pada usia anak 0-18 bulan ?a. Iyab. Jarangc. Tidak pernah6. Apakah Ibu mengetahui bahwa sistem pencernaan anak usia 0 -18 bulan belum sempurna ?a. Iyab. Kurang tahuc. Tidak tahu7. Apakah Ibu menjaga kebersihan payudara pada waktu memberikan ASI eksklusif untuk anak ?a. Iya, menjaga kebersihanb. Kurang menjaga kebersihanc. Tidak menjaga kebersihan8. Apakah Ibu menyadari bahwa kebersihan pada waktu memberikan ASI ekslusif itu sangatlah penting ?a. Saya sadar bahwa menjaga kebersihan dalam memberikan ASI ekslusif sangatlah pentingb. Saya cukup sadar bahwa menjaga kebersihan dalam memberikan ASI ekslusif sangatlah pentingc. Saya Kurang sadar bahwa menjaga kebersihan dalam memberikan ASI eksklusif sangatlah penting.9. Apakah anak ibu mengalami diare setelah meminum ASI ?a. Tidak pernahb. Pernahc. Sering10. Apabila pernah, apakah ibu mengetahui frekuensi diare akut dalam sehari yang terjadi pada anak ibu?a. Lebih darii 5x dalam seharib. 5x dalam seharic. 3x dalam sehari11. Apakah Ibu mengetahui jenis kotoran anak yang dikatakan diare ?a. Cair,berwarna kuning b. Lembek, berwarna kuningc. Keras,berwana hijau12. Apakah ibu segera memeriksakan ketempat pelayanan kesehatan terdekat pada saat anak mengalami diare?a. Saya panik dan membawa ketempat pelayanan kesehatan terdekatb. Saya tetap memberikan asupan ASIc. Saya tidak tahu

C. Pertanyaan Tentang Pemberian Susu Formula dapat Mempengaruhi Diare akut1. Apakah Ibu memberikan Susu formula pada anak setelah dilahirkan ?a. Tidak pernahb. Pernahc. Selalu2. Apakah ibu lebih cenderung meberikan susu formula daripada ASI ?a. Tidak tau/ lupab. Tidakc. iya3. Apakah ibu memberikan susu formula apabila bayi ibu menangis saja ?a. Tidak tau/ lupab. Tidak c. iya4. Apakah ibu memberikan penyajian dengan botol susu atau (Dot) ?a. Iyab. Tidak c. Tidak tau5. Apakah ibu menyadari kebersihan dalam penyajian susu formula atau susu botol itu sangat penting?a. Sangatlah pentingb. Pentingc. Tidak penting6. apakah ibu menyajikan susu botol pada saat anak ibu sedang tertidur dan memberikan susu tersebut pada waktu anak ibu terbangun ?a. Iyab. Tidakc. Tidak tau / Lupa7. Apakah ibu mengetahui manfaat Susu formula yang diberikan pada bayi ?a. Sangat tau akan manfaat susu formulab. Cukup tau akan manfaat susu formulac. Tidak tau akan manfaat susu formula8. Apakah ibu mengetahui pengaruh susu formula terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada bayi ibu ?a. Sangat tau akan pengaruh susu formula terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada bayi ibu b. Cukup tau akan pengaruh susu formula terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada bayi ibuc. Tidak tau akan pengaruh susu formula terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada bayi ibu9. Apakah anak ibu pernah mengalami diare setalah mengkonsumsi susu formula ?a. Tidak pernahb. pernahc. sering10. Apabila pernah, Apakah ibu mengetahui frekuensi diare dalam sehari?a. Lebih darii 5x dalam seharib. 5x dalam seharic. 3x dalam sehari11. Apakah Ibu mengetahui jenis kotoran bayi yang dikatakan diare ?a. Cair,berwarna kuningb. Lembek, berwarna kuningc. Keras, bewarna hijau12. Apakah ibu segera memeriksakan ketempat pelayanan kesehatan terdekat pada saat bayi mengalami diare?a. Saya panik dan membawa ketempat pelayanan kesehatan terdekatb. Saya tetap memberikan asupan ASI c. Saya tidak tahu

D. Pertanyaan Tentang Diare Akut1. Berapa kali anak ibu mengalami Diare dalam 6 bulan terakhir ?a. >8x dalam enam bulan terakhirb. 4- 8x dalam 6 bulan terakhirc. 1- 3x dalam 6 bulan terakhir 2. Apakah Ibu tahu perubahan tinja pada penederita diare?a. Lembek sampai Cairb. padatc. Tidak tahu 3. Apakah ibu mengetahui penyebab terjadinya penyakit diare ?a. bakteri dan virusb. ibu makan makanan yang pedasc. Tidak tahu 4. Apakah ibu megetahui gejala penyakit diare ?a. selalu buang air besar dan lemes dalam sehari lebih dari 4xb. kadang-kadang buang air besar dan perut kembungc. tidak tahu 5. Apakah ibu mengetahui bagaimana cara penularan penyakit diare?a. melalui botol susu dan susu yang terkontaminasi (tercemar)b. melalui keringat dan air ludahc. tidak tahu6. Apa yang akan ibu lakukan jika anak mengalami diare ?a. ASI tetap diberikan dan Pola hidup yang bersih dan sehatb. Memberikan Susu Formulac. Tidak tahu7. Apakah yang ibu lakukan untuk mencegah penyakit diare pada bayi usia 0- 18 bulan ?a. selalu menjaga kebersihan makanan dan minumanb. Menghindari kontak langsung dengan penderita diare c. Tidak melakukan apa- apa8. Tindakan apa yang ibu lakukan jika anak tetap mengalami diare?a. segera bawa ke Puskesmasb. Tetap Mengobati Sendiric. Tidak melakukan Apa apa9.Biasanya dimana ibu membuang tinja bayi ibu pada saat diare ?a. dibuang ke WC / jambanb. direndam dalam tanah c. dikali / sungai10. Bagaimana menurut ibu, apakah sangat penting menjaga kebersihan pada saat memberikan penyajian susu formula dan ASI eksklusif ?a. sangat pentingb. cukup pentingc. tidak penting

Lampiran 4. Hasil Analisa Data Menggunakan SPSSA. Hasil Analisa Menggunakan Uji Paired T test

Paired Samples Statistics

MeanNStd. DeviationStd. Error Mean

Pair 1ASI1.6727.784.151

Formula2.4127.931.179

Paired Samples Correlations

NCorrelationSig.

Pair 1ASI & Formula27.140.485

Paired Samples Test

Paired DifferencestdfSig. (2-tailed)

MeanStd. DeviationStd. Error Mean95% Confidence Interval of the Difference

LowerUpper

Pair 1ASI - Formula.7411.130.2171.188.2943.40726.002

Lampiran 5. Jadwal PenelitianJADWAL PELAKSANAAN

Jadwal KegiatanTahun 2011 2012

Bulan

910125678

Pengurusan Surat Ijin Penelitian

Bimbingan Proposal dan Tugas Akhir

Penyusunan Proposal

Seminar Proposal

Pelaksanaan Penelitian

Pengolahan Data

Penulisan Skripsi

Seminar Hasil

Penggandaan dan Distribusi

Lampiran 9 BIODATA PENELITI

BIODATA PENELITI

Nama: Lailatus Sadiyah NIM: B4 108 262Tempat tanggal lahir: Sidoarjo, 16 April 1990Program Studi: D-4 Gizi KlinikJurusan: KesehatanAlamat asal: Jln. Raden Patah No. 66 SidoarjoAlamat di Jember: Jln. Batu Raden No.49 JemberAsal SMA: SMA Antartika Sidoarjo