penerapan program penguatan pendidikan …

162
PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Agustina Diyah Ayu Purnasari NIM: 151134101 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

BERBASIS KELAS DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN TURI

KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Agustina Diyah Ayu Purnasari

NIM: 151134101

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

i

PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

BERBASIS KELAS DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN TURI

KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Agustina Diyah Ayu Purnasari

NIM: 151134101

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Untuk semua yang telah Kau limpahkan kepadaku

Bunda Maria

Untuk semua pertolongan kekuatan dan kemudahan yang selalu Engkau berikan

Kedua orang tua

Bapak Ignatius Muhdi dan Ibu Christina Sriyati

Yang senantiasa memberikan dukungan, doa, dan cinta kasih yang luar biasa

Kakak tercinta

Antonius Nanang Pamuji

Dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan

Almamater

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

v

MOTTO

Terus berusaha, perbaiki diri, dan semangat menjalani

(Agustina Diyah Ayu Purnasari)

“bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah

dalam doa”

(Roma 12:12)

Jangan takut untuk membuat sebuah kesalahan. Tapi pastikan Anda tidak

melakukan kesalahan yang sama dua kali.

(Akio Morita)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

viii

ABSTRAK

PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

BERBASIS KELAS DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN TURI

KABUPATEN SLEMAN

Agustina Diyah Ayu Purnasari

Universitas Sanata Dharma

2020

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana dan mendeskripsikan

penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan

sekolah dasar se-Kecamatan Turi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deksriptif

dengan menggunakan metode survei. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 106 guru.

Sampel penelitian terdiri dari 86 guru. Sampel ditentukan dengan tabel penentuan jumlah

sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan. Data dikumpulkan melalui kuesioner berupa

pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 95,8% guru di sekolah dasar negeri

se-Kecamatan Turi sudah menerapkan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

berbasis kelas. Berdasarkan data yang diperoleh, guru telah menerapkan program

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-Kecamatan

Turi dengan memperhatikan 3 aspek, yaitu aspek sosialisasi, pra observasi, dan observasi

kelas. Pada aspek sosialisasi sudah diterapkan sebesar 89,5%, pada aspek pra observasi

sebesar 99%, dan aspek observasi kelas sebesar 99,1%. Bentuk penerapan program

Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi

yang dilakukan guru antara lain melalui sosialisasi dengan Kelompok Kerja Guru (KKG),

kepala sekolah, dan guru yang telah mengikuti pelatihan, mengintegrasikan nilai-nilai

karakter dalam silabus dan RPP, melaksanakan pembiasaan sikap atau karakter sebelum

memulai pembelajaran, mengelola kelas dengan mengintegrasikan PPK, menerapkan

model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan PPK, mengaitkan isi pembelajaran

dengan PPK, memfasilitasi peserta didik untuk menumbuhkembangkan karakter, mencatat

perkembangan karakter peserta didik, dan memberikan umpan balik kepada peserta didik

tentang karakter yang dirancang dalam RPP.

Kata Kunci : Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas, Sekolah Dasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

ix

ABSTRACT

THE APPLICATION OF CLASS-BASED CHARACTER EDUCATION

STRENGTHENING PROGRAM IN ELEMENTARY SCHOOLS OF TURI

DISTRICT, SLEMAN REGENCY

Agustina Diyah Ayu Purnasari

Sanata Dharma University

2020

This research aimed to determine and describe the application of class-based

Character Education Strengthening program in the public elementary schools of Turi

District. This study used the descriptive quantitative type of research with survey method.

The Population in the study were 106 teachers. The observation's samples consist of 86

teachers. The sample based on calculations using the minimum number of samples of

provisions table according to Krejcie and Morgan. The sample was limited by using simple

random sampling technique. The data were collected through questionnaires closed

questions and open questions.

The results showed that public elementary schools in Turi District had implement

the application of class-based of Character Education Strengthening (PPK) programs with

a percentage of 95,8%. Based on the data obtained, the teacher had implemented the

application of class-based Character Education Strengthening (PPK) programs in public

elementary schools in Turi District by paying attention to three aspects, namely aspect of

socialization, pre-observation, and classroom observation. In the socialization aspect it

had been applied by 89,5%, in the pre-observation aspect was 99%, and in the classroom

observation aspect was 99,1%. The implementation of the application of class-based

Character Education Strengthening (PPK) programs in public elementary schools in Turi

District that was held by the teachers were through the socialization of PPK with Teacher

Working Groups (KKG), school principals, and teachers who had participated in training,

integrating character values in the syllabus and lesson plans, customizing

attitudes/characters before starting learning, managing classes by integrating PPK,

applying learning models and methods that were compatible with PPK, linking learning

content with Strengthening Character Education, facilitating students to develop

characters, note student character development, and provide feedback to students about

the characters designed in the lesson plan.

Keywords:Class-Based Strengthening Education Characteristic, Elementary Schools

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................... vii

ABSTRAK ............................................................................................. viii

ABSTRACT ............................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ........................................................................... x

DAFTAR ISI .......................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

E. Definisi Operasional .................................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................. 9

A. Kajian Pustaka ........................................................................... 9

1. Pendidikan Karakter ............................................................ 9

a. Pengertian Karakter ....................................................... 9

b. Pengertian Pendidikan Karakter .................................... 10

2. Penguatan Pendidikan Karakter ........................................... 12

a. Definisi Penguatan Pendidikan Karakter ...................... 12

b. Nilai-Nilai Dasar Penguatan Pendidikan Karakter ......... 13

c. Basis Pengembangan dan Penerapan Penguatan

Pendidikan Karakter di Sekolah ..................................... 20

3. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas .................. 24

a. Pengintegrasian PPK dalam Kurikulum ........................ 24

b. PPK Melalui Manajemen Kelas ..................................... 29

c. PPK Melalui Pilihan, Penggunaan Model, dan Metode

Pembelajaran .................................................................. 30

d. PPK Melalui Kegiatan Literasi ...................................... 33

e. PPK Melalui Mata Pelajaran Khusus ............................. 33

f. PPK Melalui Layanan Bimbingan dan Konseling ......... 34

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................... 36

C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 42

D. Pertanyaan Penelitian ................................................................. 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 45

A. Jenis Penelitian .......................................................................... 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

xiii

B. Setting Penelitian ....................................................................... 46

1. Subjek Penelitian .................................................................. 46

2. Objek Penelitian ................................................................... 46

3. Tempat Penelitian ................................................................. 46

4. Waktu Penelitian .................................................................. 46

C. Populasi dan Sampel .................................................................. 46

1. Populasi ................................................................................ 46

2. Sampel ................................................................................. 47

D. Variabel Penelitian...................................................................... 50

E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 51

1. Kuesioner ............................................................................. 51

2. Studi Dokumenter ................................................................ 52

3. Daftar Cek ............................................................................ 53

F. Instrumen Penelitian .................................................................. 54

1. Pertanyaan Tertutup ............................................................. 54

2. Pertanyaan Terbuka ............................................................. 55

G. Teknik Pengujian Instrumen ...................................................... 56

1. Validitas Isi .......................................................................... 56

2. Validitas Muka ..................................................................... 60

H. Teknik Analisis Data ................................................................. 62

1. Pengolahan Data .................................................................. 62

2. Analisis Deskriptif ............................................................... 63

3. Penarikan Kesimpulan ......................................................... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................... 64

A. Hasil Penelitian .......................................................................... 64

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ........................................ 64

2. Deskripsi Responden Penelitian ........................................... 66

3. Deskripsi Data Penerapan Program Penguatan Pendidikan

Karakter Berbasis Kelas di Sekolah Dasar se-Kecamatan

Turi .......................................................................................

66

a. Deskripsi Pertanyaan Terbuka ........................................ 66

b. Deskripsi Pertanyaan Tertutup ....................................... 67

B. Pembahasan ................................................................................ 79

1. Aspek Sosialisasi .................................................................. 80

2. Aspek Pra Observasi ............................................................. 80

3. Aspek Observasi Kelas ......................................................... 82

BAB V PENUTUP ............................................................................... 91

A. Kesimpulan ................................................................................ 91

B. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 92

C. Saran .......................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 93

LAMPIRAN ......................................................................................... 97

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................ 151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tabel 2.1 Contoh Penerapan Nilai Karakter dalam

Skenario Pembelajaran ...................................................... 21

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ............................................................ 47

Tabel 3.2 Penentuan Jumlah Sampel Minimal Menurut Krejcie dan

Morgan .............................................................................. 47

Tabel 3.3 Data Sampel Penelitian ..................................................... 49

Tabel 3.4 Daftar Cek Dokumentasi ................................................... 53

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Pertanyaan Tertutup ........................................... 54

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Kuesioner Pertanyaan Terbuka ......................... 55

Tabel 3.7 Konversi Nilai Skala Lima ................................................ 57

Tabel 3.8 Kriteria Skor Skala Lima ................................................... 59

Tabel 3.9 Rekapitulasi Validitas Instrumen ...................................... 60

Tabel 3.10 Hasil Validitas Muka ........................................................ 61

Tabel 4.1 Sekolah Dasar Negeri Tempat Penelitian .......................... 65

Tabel 4.2 Rekapitulasi Pertanyaan Tertutup ..................................... 67

Tabel 4.3 Rerata Persentase Aspek Sosialisasi .................................. 70

Tabel 4.4 Rerata Persentase Aspesk Pra Observasi ........................... 72

Tabel 4.5 Rerata Persentase Aspek Observasi Kelas ......................... 78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Filosofi Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar

Dewantara …................................................................. 14

Gambar 2.2 Bagan Literature Map Penelitian Relevan ................... 41

Gambar 3.1 Rumus Menghitung Sampel Penelitian ........................ 49

Gambar 4.1 Grafik Persentase PPK Berbasis Kelas ......................... 68

Gambar 4.2 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 1 ....................... 69

Gambar 4.3 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 2 ....................... 69

Gambar 4.4 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 3 ....................... 71

Gambar 4.5 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 4 ....................... 71

Gambar 4.6 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 5 ....................... 73

Gambar 4.7 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 6 ....................... 73

Gambar 4.8 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 7 ....................... 74

Gambar 4.9 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 8 ....................... 75

Gambar 4.10 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 9 ....................... 76

Gambar 4.11 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 10 ..................... 76

Gambar 4.12 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 11 ..................... 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1a Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma .... 98

Lampiran 1b Surat Rekomendasi Izin Kesatuan Bangsa ..................... 99

Lampiran 1c Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

UPTD Kecamatan Turi .................................................. 100

Lampiran 1d Surat Bukti Penyerahan Hasil Penelitian dari Kesatuan

Bangsa ............................................................................ 101

Lampiran 2a Rangkuman Data SD Negeri Se-Kecamatan Turi,

Kabupaten Sleman ......................................................... 102

Lampiran 2b Coding ............................................................................ 103

Lampiran 2c Rekap Data Instrumen Pertanyaan Tertutup ................... 105

Lampiran 2d Rekap Data Instrumen Pertanyaan Terbuka .................. 108

Lampiran 3a Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Tertutup ....................... 111

Lampiran 3b Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Terbuka ........................ 112

Lampiran 3c Identitas Responden Penelitian ...................................... 113

Lampiran 3d Instrumen Pertanyaan Tertutup dan Pertanyaan Terbuka 114

Lampiran 3e Identitas Responden dan Surat ....................................... 118

Lampiran 4a Permohonan Izin Validasi Ahli ...................................... 119

Lampiran 4b Hasil Validasi Ahli ......................................................... 120

Lampiran 4c Hasil Validasi Kuesioner Pertanyaan Tertutup ............... 149

Lampiran 4d Daftar Cek Dokumentasi ................................................ 150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang sangat luas wilayah dan padat akan

penduduknya. Indonesia termasuk negara yang mempunyai tingkat kelahiran

yang tinggi di mana generasi muda adalah harapan bangsa untuk

mengembangkan negara ini dan harapannya mereka juga meraih pendidikan

setinggi-tingginya. Pendidikan yang baik saat ini adalah suatu sistem

pendidikan yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang seimbang

antara segi intelektual dan segi moralitas (Suwija, 2012: 67). Pendidikan

merupakan kegiatan untuk mengembangkan manusia yang berkualitas,

terutama kepada peserta didik. Usaha untuk membangun bangsa dengan jati

diri yang utuh, maka dibutuhkan sistem pendidikan yang memiliki materi yang

holistik serta ditopang oleh pengelolaan dan pelaksanaan yang baik. Dengan

demikian, pendidikan harus bermutu dan berkarakter (Suyadi, 2013: 4-5).

Karakter dapat dibentuk melalui pendidikan, karena pendidikan merupakan

alat yang paling efektif untuk menyadarkan individu dalam jati diri

kemanusiannya (Zubaedi, 2011: 13). Pendidikan karakter bukanlah kebijakan

baru tentang pendidikan melainkan upaya mengembalikan penyelenggaraan

pendidikan kepada esensi yang sesungguhnya, sebagaimana diamanatkan

dalam pasal 1 (1) UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas. Oleh karena itu

pendidikan karakter harus dikembangkan dalam bingkai utuh Sistem

Pendidikan Nasional dan dalam rangka mencapai tujuan untuk pendidikan

nasional. Pendidikan karakter sendiri merupakan bagian dari proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

2

pendidikan. Salah satu butir dalam Nawacita menyebutkan bahwa Presiden

Joko Widodo akan melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan

penataan kembali kurikulum pendidikan nasional (Soleman & Noer, 2017:

1964). Nawacita merupakan sembilan program prioritas Presiden Joko Widodo

dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang disampaikan saat Pilpres 2014.

Pendidikan karakter bertujuan untuk membantu agar para peserta didik

mengalami, memperoleh, dan memiliki karakter kuat yang diinginkan

(Suparno, 2015: 29). Pendidikan karakter sangat penting terutama bagi

perkembangan hidup peserta didik dan bagi perkembangan bangsa dan negara

Indonesia ke depan (Suparno, 2015: 6).

Belakangan ini permasalahan karakter yang terjadi di Indonesia semakin

meningkat ke arah negatif, khususnya pada moral yang dimiliki. Ketika peneliti

melakukan magang di suatu sekolah dasar negeri di Kabupaten Sleman,

peneliti menemukan peserta didik yang kerap melakukan perundungan kepada

peserta didik. Peserta didik A melakukan perundungan dengan peserta didik B

dengan melakukan perundungan secara verbal meliputi menghina, memanggil

peserta didik B sicengeng, simanja dan penakut, sehingga peserta didik B

tersinggung dengan kata-kata yang diucapkan oleh peserta didik A. Masalah

ini dialami sebagian peserta didik di sekolah dasar negeri di Sleman yang

cenderung memiliki kemampuan atau kekuasaan lebih. Perundungan

merupakan masalah yang sudah sering terjadi dan dihadapi oleh semua sekolah

di mana saja. Perundungan yang terjadi di sekolah dasar negeri di Sleman

khususnya di kelas V ini dilakukan oleh pihak yang dilihatnya lebih lemah.

Pelaku perundungan ingin menunjukkan bahwa si pelaku bisa, ada, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

3

berusaha mencari perhatian, sehingga pelaku membuktikannya dengan cara

yang tidak tepat. Semakin pelaku perundungan berhasil dalam melakukan

perundungan kepada peserta didik lain, pelaku merasa berkuasa dan ditakuti

oleh sebagian peserta didik yang lain. Pelaku harus bisa melakukannya hingga

peserta didik yang dirundung merasa tertekan dan ketakutan, hingga peserta

didik yang menjadi korban tidak mau mengikuti kegiatan belajar mengajar dan

berontak ingin pulang ke rumah akibat perundungan.

Kasus berikutnya dilakukan oleh seorang peserta didik sekolah dasar di

Surabaya yang ditegur oleh guru lantaran peserta didik tersebut merokok di

lingkungan sekolah. Rasa ingin tahu anak usia sekolah dasar umumnya sangat

tinggi dan akan mudah dipengaruhi oleh apa yang dilihat dan diaksesnya

melalui internet. Jika yang ditiru adalah hal negatif maka peserta didik tersebut

melakukan hal negatif. Peserta didik tersebut merokok di sekitar lingkungan

sekolah, ditegur oleh salah satu guru kemudian melakukan perlawanan dengan

membantah teguran guru (Koran Bogor, 27 Oktober 2019). Dengan adanya

kasus yang terjadi tersebut, maka pendidikan karakter di sekolah dasar

sewajarnya lebih ditegakkan supaya peserta didik menerapkan dan memahami

peranan penting pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa

adanya pemahaman maupun peranan penting pendidikan karakter, banyak

peserta didik yang mengalami permasalahan di sekolah, seperti pada kasus

yang terjadi di sekolah dasar negeri di Sleman. Sudarminta (dalam Zubaedi,

2011: 3) menjelaskan bahwa praktik pendidikan yang semestinya memperkuat

aspek karakter atau nilai-nilai kebaikan sejauh ini hanya mampu menghasilkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

4

berbagai sikap dan perilaku manusia yang nyata-nyata bertolak belakang

dengan apa yang diajarkan.

Salah satu cara yang digunakan untuk memberikan pendidikan kepada

peserta didik yaitu melalui pendidikan karakter. Pernyataan tersebut dilandasi

dengan pendapat Gunawan (2012: 23) yang menyatakan bahwa pendidikan

karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh guru yang mampu

mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak

peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara

guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan

bagaimana hak terkait lainnya.

Pada penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter terdapat 3

pendekatan utama yang digunakan, yaitu pendekatan basis kelas, budaya

sekolah, dan masyarakat. Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis

kelas dilakukan oleh guru kelas dengan melakukan pengelolaan pelaksanaan

pembelajaran. Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas meliputi

pengintegrasian proses pembelajaran pada isi kurikulum kemudian diolah ke

dalam mata pelajaran, metode pembelajaran, mata pelajaran khusus, gerakan

literasi, peningkatan muatan lokal, dan manajemen kelas yang dilakukan lebih

teratur dan tertata dengan baik. Pendidikan karakter berbasis kelas merupakan

sebuah proses pelatihan pendidikan karakter yang terjadi dalam proses

pembelajaran dan dinilai pada saat terjadinya pembelajaran di dalam kelas,

yang alokasi waktunya terbatas (Koesoema, 2018: 38). Pendidikan karakter

berbasis kelas membahas lebih dalam tentang peran guru yang dapat

memaksimalkan relasi antar peserta didik yang terjadi di dalam kelas, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

5

setiap individu di dalam lingkungan kelas tersebut dapat bertumbuh secara

sehat, dewasa, dan bertanggung jawab dalam mengembangkan kehidupan

akademis serta pembentukan karakter (Koesoema, 2018: 20).

Berdasarkan dari fakta tersebut, maka peneliti mencoba melakukan

penelitian mengenai penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter

(PPK) berbasis kelas di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Penelitian ini

berfokus pada basis kelas karena peneliti ingin mengetahui sejauh mana para

guru di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman

menerapakan PPK dengan melakukan pengelolaan pelaksanaan pembelajaran

yang terintegrasi melalui kurikulum, metode belajar, dan manajemen kelas.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis

kelas di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi

Kabupaten Sleman?

2. Bagaimana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis

kelas di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi

Kabupaten Sleman?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan

Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar negeri Se-

Kecamatan Turi Kabupaten Sleman.

2. Mendeskripsikan penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter

berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar negeri Se-Kecamatan

Turi Kabupaten Sleman.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Menjadi bahan masukan bagi guru untuk lebih menanamkan pendidikan

karakter yang kuat pada peserta didik melalui penerapan manajemen kelas

yang baik, memilih metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan

mata pelajaran, dan pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter

dalam kurikulum.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk lebih

meningkatkan rancangan program penanaman pendidikan karakter dalam

setiap pembalajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

7

3. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman mengenai penelitian

yang dilakukan dan peneliti lebih mengetahui penerapan program

Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah dasar.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini antara lain.

1. Pendidikan

Pendidikan adalah situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan

individu baik dalam usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran.

2. Karakter

Karakter adalah nilai-nilai yang khas dan sikap serta perilaku baik yang

dimiliki seseorang berdampak baik terhadap lingkungan dan masyarakat.

3. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang

mampu mempengaruhi karakter peserta didik dapat diintegrasikan dalam

pembelajaran pada setiap mata pelajaran.

4. Program Penguatan Pendidikan Karakter

Program Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan

sekolah untuk memperkuat karakter melalui proses pengembangan potensi

peserta didik dengan cara olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

8

5. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas

Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas adalah program Penguatan

Pendidikan karakter yang mengintegrasikan karakter dalam mata

pelajaran, mengoptimalisasi muatan lokal, dan manajemen kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Karakter

Aristoteles (dalam Gunawan, 2012: 23) mengungkapkan

bahwa karakter merupakan cerminan dari diri manusia yang terkait

dengan tabiat seseorang dalam bertingkah laku yang menjadi

kebiasaan dalam kesehariannya yang dapat bersifat baik atau buruk.

Hal tersebut tergantung pada pembentukan karakter dalam

lingkungannya. Dalam Kamus Bahasa Indonesia kata “karakter”

diartikan dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti

yang membedakan seseorang dengan yang lain. Karakter yang baik

terdiri dari mengetahui hal yang baik, menginginkan hal yang baik,

dan melakukan hal yang baik meliputi kebiasaan dalam cara

berpikir, kebiasaan dalam hati, dan kebiasaan dalam tindakan

(Lickona, 2012: 81-82). Kepribadian merupakan ciri atau

karakteristik atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari

bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya

keluarga pada masa kecil dan juga bawaan sejak lahir (Koesoema,

2010: 80).

Karakter identik dengan akhlak, sehingga karakter merupakan

nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi seluruh

aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

10

Tuhannya, dengan dirinya, dengan sesama manusia, maupun dengan

lingkungannya yang terwujud dalam pikiran, perasaan, dan

perkataan serta perilaku sehari-hari berdasarkan norma-norma

agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat (Zuchdi, 2013:

16).

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli dan sumber dapat

disimpulkan bahwa karakter merupakan nilai-nilai yang khas dan

sikap serta perilaku baik yang dimiliki seseorang berdampak baik

terhadap lingkungan dan masyarakat. Perilaku yang meliputi seluruh

aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan

Tuhannya, dengan dirinya, dengan sesama manusia, maupun dengan

lingkungannya, yang terwujud dalam pikiran, perasaan, dan

perkataan serta perilaku sehari-hari berdasarkan norma-norma yang

berlaku.

b. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter diartikan sebagai usaha dari seluruh

dimensi kehidupan sekolah untuk membantu pengembangan

karakter dengan optimal. Hal ini berarti bahwa untuk mendukung

perkembangan karakter peserta didik harus melibatkan seluruh

komponen di sekolah baik dari aspek isi kurikulum, proses

pembelajaran, kualitas hubungan, penanganan mata pelajaran,

pelaksanaan aktivitas ko-kurikuler, serta etos seluruh lingkungan

sekolah (Zubaedi, 2011: 14).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

11

Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan

guru yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru

membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup

keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau

menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan bagaimana

hal terkait lainnya (Gunawan, 2012: 23). Dengan cara seperti itu

maka peserta didik dapat meneladani perilaku yang baik dari guru

misalnya berpakaian yang rapi dan bersih, kemudian peserta didik

dapat memahami dan menerima materi yang diberikan oleh guru,

dan guru dapat memberikan contoh ketika ada peserta didik yang

membutuhkan bantuan harus dibantu.

Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran

pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan

dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu

dikembangkan, tidak berbelit-belit, dan dikaitkan dengan konteks

kehidupan sehari-hari. Karena itu, pembelajaran nilai-nilai karakter

seharusnya tidak hanya diberikan pada arah kognitif saja, tetapi

menyentuh pada pengalaman nyata dalam kehidupan peserta didik

sehari-hari di sekolah dan di masyarakat (Fitri, 2012: 156). Dalam

pembelajaran nilai karakter, guru memberikan contoh kepada

peserta didik sesuai dengan kehidupan sehari-hari sesuai dengan

kehidupan yang terjadi baik di sekolah maupun di luar sekolah,

misalnya ke sekolah tepat waktu dan menaati peraturan yang ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

12

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli dan sumber dapat

disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan segala sesuatu

yang dilakukan guru yang mampu memengaruhi karakter peserta

didik yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap

mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma

atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, tidak

berbelit, dan dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.

2. Penguatan Pendidikan Karakter

a. Definisi Penguatan Pendidikan Karakter

Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan

di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat

karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah

pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan

pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan

Nasional Revolusi Mental (GNRM). Penguatan Pendidikan

Karakter (PPK) dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai

Pancasila dalam pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai

religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri,

demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,

menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca,

peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab yang

terdapat pada Permendikbud No. 20 Tahun 2018 pasal 2 ayat 1.

Elvira (2017: 2) memaparkan bahwa ada tiga prinsip

penyelenggaraan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

13

berorientasi pada berkembangnya potensi peserta didik secara

menyeluruh dan terpadu, keteladanan dalam penerapan pendidikan

karakter pada masing-masing lingkungan pendidikan, dan

berlangsung melalui pembiasaan sepanjang waktu dalam kehidupan

sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

program Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan

di sekolah untuk memperkuat karakter peserta didik melalui

harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga.

b. Nilai-Nilai Dasar Penguatan Pendidikan Karakter

Pengembangan nilai-nilai karakter meliputi olah hati (etik) yang

berkaitan dengan individu yang memiliki kerohanian mendalam.

Olah rasa (estetis) berkaitan dengan individu yang memiliki

integritas moral dan memiliki rasa kesenian. Olah pikir (literasi)

berkaitan dengan individu yang memiliki keunggulan akademis

sebagai hasil pembelajaran dan olah raga (kinestik) berkaitan dengan

individu yang sehat dan mampu berpartisipasi sebagai warga negara.

Nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tersebut

berpedoman pada filosofi menurut Ki Hajar Dewantara. Berikut

merupakan gambar filosofi pendidikan karakter menurut Ki Hajar

Dewantara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

14

Gambar 2.1 Filosofi Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar

Dewantara

(Sumber:http://alihfungsi.gtk.kemdikbud.go.id/assets/konsep_karakt

er.pdf)

Gambar 2.1 merupakan filosofi pendidikan karakter menurut

Ki Hajar Dewantara yang meliputi olah hati (etik), olah rasa

(estetika), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik). Karakter

yang bersumber dari olah hati yaitu beriman dan bertakwa, jujur,

amanah, adil, berempati, berani, mengambil resiko, pantang

menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik. Karakter yang

bersumber dari olah pikir yaitu cerdas, kritis, kreatif, inovatif,

berpikir, terbuka, produktif, berorientasi, IPTEKS, dan reflektif.

Karakter yang bersumber dari olah karsa yaitu saling menghargai,

toleran, peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis,

mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan bahasa

dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.

Karakter yang bersumber dari olah raga yaitu bersih dan sehat,

disiplin, sportif, tangguh, andal, bersahabat, kooperatif, kompetitif,

ceria, dan gigih (Sutanto, dkk., 2013: 9).

Nilai-nilai tersebut bertujuan untuk memperkuat karakter

peserta didik. Nilai-nilai yang dimaksud dalam Permendikbud No.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

15

20 Tahun 2018 pasal 2 ayat 2 merupakan perwujudan dari 5 nilai

utama yang saling berkaitan yaitu religiositas, nasionalisme,

kemandirian, gotong royong, dan integritas yang terintegrasi dalam

kurikulum. Kelima nilai utama dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Religiositas

Nilai karakter religiositas mencerminkan keberimanan

terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku

melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut,

menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleransi

terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup

rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter

religiositas ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu

hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan

individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter

religiositas ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan

menjaga keutuhan ciptaan (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 8).

Sub nilai religiositas antara lain cinta damai, toleransi,

menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian,

percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan,

anti perundungan dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak

memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, dan melindungi

yang kecil dan tersisih (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 8).

Dengan adanya nilai religiositas peserta didik diharapkan

mempunyai rasa cinta damai, toleransi, dan menghargai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

16

perbedaan agama. Guru berupaya melaksanakan sub nilai

religiositas pada setiap peserta didik. Peserta didik mampu

menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, mengingatkan

teman untuk beribadah, dan menghargai perbedaan agama yang

dianut.

2) Nasionalisme

Nilai karakter nasionalisme merupakan cara berpikir,

bersikap, berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian,

penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,

sosial, budaya, ekonomi, politik bangsa, menempatkan

kepentingan bangsa di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

Sub nilai nasionalisme antara lain apresiasi budaya bangsa

sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban,

unggul, berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat

hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku dan

agama (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 8).

Dengan adanya nilai nasionalisme maka peserta didik

diharapkan untuk cinta tanah air, disiplin, dan menjaga

lingkungan. Guru berupaya melaksanakan sub nilai nasionalisme

pada setiap peserta didik. Peserta didik mampu melaksanakan

upacara bendera secara khidmat, rapi berpakaian, tepat waktu

ketika berangkat ke sekolah, tidak mencoret-coret tembok,

membuang sampah pada tempatnya dan melaksanakan piket.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

17

3) Kemandirian

Nilai karakter kemandirian merupakan sikap atau perilaku

tidak bergantung pada orang lain dalam menggunakan tenaga,

pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-

cita. Sub nilai kemandirian antara lain etos kerja (kerja keras),

tangguh, tahan banting, daya juang, profesional, dan kreatif

(keberanian dan menjadi pembelajar sepanjang hayat) (Tim PPK

Kemendikbud, 2017: 9).

Dengan adanya nilai kemandirian maka peserta didik

diharapkan untuk tidak bergantung pada orang lain, kreatif, kerja

keras, tangguh, dan tahan banting. Guru berupaya melaksanakan

sub nilai kemandirian pada setiap peserta didik. Peserta didik

mampu membuat suatu karya cipta, menuntut ilmu dengan cara

belajar sungguh-sungguh, dan tidak mudah menyerah dalam

mengikuti pembelajaran.

4) Gotong Royong

Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan

menghargai semangat kerja sama, bahu membahu,

menyelesaikam persoalan bersama, menjalin komunikasi,

memberi bantuan atau pertolongan pada orang-orang yang

membutuhkan. Sub nilai gotong royong antara lain menghargai,

kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama,

musyawarah mufakat, tolong-menolong, solidaritas, empati, anti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

18

diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan (Tim PPK

Kemendikbud, 2017: 9).

Dengan adanya nilai gotong royong peserta didik diharapkan

menghargai pendapat yang diutarakan, tolong-menolong,

solidaritas, dan musyawarah mufakat. Guru berupaya

melaksanakan sub nilai gotong royong pada setiap peserta didik.

Peserta didik mampu menghargai pendapat yang sedang

diutarakan, memberi bantuan kepada peserta didik lain yang

membutuhkan bantuan, dan menghargai keputusan musyawarah

untuk mufakat.

5) Integritas

Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari

perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan

pekerjaan, memiliki komitmen, kesetiaan pada nilai-nilai

kemanusiaan, dan moral (integritas moral). Karakter integritas

meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif

terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan,

dan perkataan yang berdasarkan kebenaran. Sub nilai integritas

antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen

moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan

menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas)

(Tim PPK Kemendikbud, 2017: 9).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

19

Dengan adanya nilai integritas peserta didik diharapkan

untuk jujur, tanggung jawab, dan cinta kebenaran. Guru

berupaya melaksanakan sub nilai integritas pada setiap peserta

didik. Peserta didik mampu jujur dalam perkataan maupun

perbuatan yang dilakukan, bersungguh-sungguh dalam

mengerjakan tugas dari guru, tidak melakukan perbuatan yang

menyimpang, dan sesuai dengan norma ataupun aturan yang

berlaku.

Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang berdiri dan

berkembang sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi

satu sama lain, yang berkembang secara dinamis dan membentuk

keutuhan pribadi. Dari nilai utama manapun pendidikan karakter

dimulai dari individu dan sekolah perlu mengembangkan nilai-

nilai utama lainnya baik secara kontekstual maupun universal.

Nilai religiositas sebagai cerminan dari iman dan takwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan secara utuh dalam bentuk

ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing dan

dalam bentuk kehidupan antar manusia sebagai kelompok,

masyarakat, maupun bangsa.

Dalam kehidupan sebagai masyarakat dan bangsa nilai-nilai

religiositas dimaksud melandasi dan melebur di dalam nilai-nilai

utama nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas.

Demikian pula jika nilai utama nasionalisme dipakai sebagai titik

awal penanaman nilai-nilai karakter, nilai ini harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

20

dikembangkan berdasarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan

yang tumbuh bersama nilai-nilai lainnya (Tim PPK

Kemendikbud, 2017: 9).

c. Basis Pengembangan dan Penerapan Penguatan Pendidikan

Karakter di Sekolah

1) Pendidikan Karakter Berbasis Kelas

Guru di sekolah mempunyai peran besar dalam pendidikan

anak. Guru melalui pengajarannya dan sikapnya, dapat

mengajarkan yang baik dan tidak baik (Suparno, 2015: 66). PPK

berbasis kelas terintegrasikan melalui isi kurikulum dalam

proses pembelajaran di kelas, baik secara tematik maupun

terintegrasi pada mata pelajaran. PPK berbasis kelas dapat

diperkuat juga melalui manajemen kelas, pilihan metodologi,

dan evaluasi pengajaran (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 15).

Penguatan Pendidikan Karakter di kelas dapat

diintegrasikan dalam kurikulum. Nilai-nilai PPK diintegrasikan

ke dalam proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran hal ini

bertujuan untuk menguatkan, menumbuhkan, dan

mengembangkan nilai utama dari PPK. Guru menjelaskan

kegiatan-kegiatan dari setiap nilai utama PPK tersebut

kemudian dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh

peserta didik. Contoh penerapan nilai karakter dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas 1 semester 1 dapat

dilihat pada Tabel 2.1 berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

21

Tabel 2.1 Contoh Penerapan Nilai Karakter dalam

Skenario Pembelajaran

Muatan

Pelajaran Kompetensi Dasar

Indikator

Pencapaian

Karakter yang

Dikembangkan

Bahasa

Indonesia

3.2 Mengenal

kegiatan persiapan

menulis permulaan

(cara duduk, cara

memegang pensil,

cara meletakkan

buku, jarak antara

mata dan buku,

pemilihan tempat

dengan cahaya

terang) yang benar

3.2.1

Menunjukkan

gambar cara

duduk yang

tepat saat

menulis

Toleransi,

menghargai

prestasi,

disiplin, cinta

damai.

3.11 Mengenal puisi

anak atau syair lagu

(berisi ungkapan,

kekaguman,

kebanggaan, hormat

kepada orang tua,

kasih sayang, atau

persahabatan) yang

diperdengarkan

dengan tujuan untuk

kesenangan

3.11.1

Mengidentifik

asi ungkapan

sayang atau

persahabatan

dalam sebuah

puisi atau syair

lagu yang

diperdengarka

n dengan tepat

Tabel 2.1 menunjukkan bahwa kompetensi dasar yang

diambil adalah kelas 1 semester 1 pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Kompetensi dasar 3.2 Mengenal kegiatan persiapan

menulis permulaan (cara duduk, cara memegang pensil, cara

meletakkan buku, jarak antara mata dan buku, pemilihan tempat

dengan cahaya terang) yang benar. Kompetensi dasar 3.11

Mengenal puisi anak atau syair lagu (berisi ungkapan,

kekaguman, kebanggaan, hormat kepada orangtua, kasih

sayang, atau persahabatan) yang diperdengarkan dengan tujuan

untuk kesenangan. Indikator yang dibuat dari kompetensi dasar

3.2 dan 3.11 yaitu indikator 3.2.1 dan 3.11.1. Indikator 3.2.1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

22

Menunjukkan gambar cara duduk yang tepat saat menulis dan

indikator 3.11.1 Mengidentifikasi ungkapan sayang atau

persahabatan dalam sebuah puisi atau syair lagu yang

diperdengarkan dengan tepat. Pada setiap indikator tersebut

karakter yang akan dikembangkan toleransi, menghargai

prestasi, disiplin, dan cinta damai.

2) Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah

Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah menekankan

pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam kesehatan sekolah,

menonjolkan keteladanan orang dewasa di lingkungan

pendidikan dan melibatkan seluruh ekosistem pendidikan di

sekolah (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 15). Penguatan

pendidikan karakter pada budaya sekolah kuncinya pada kultur

sekolah yang melibatkan ekosistem yang ada di sekolah.

Kegiatan yang dilakukan yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler

dan kegiatan kurikulum. Contoh dari ekstrakurikuler dari

penerapan penguatan pendidikan karakter berbasis budaya di

sekolah adalah adanya kegiatan ekstrakurikuler pramuka pada

setiap sekolah dasar. Dengan adanya pramuka peserta didik

dapat mempelajari dan menerapkan nilai-nilai utama PPK,

dalam kegiatan ekstrakurikuler diajak untuk tolong menolong,

mampu menghafalkan doa-doa, sigap dalam menghadapi suatu

masalah atau medan yang harus ditempuh, dan kreatif dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

23

membuat karya sebagai kegiatan seni dalam pramuka. Kegiatan-

kegiatan tersebut meliputi nilai utama PPK.

3) Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat

Pendidikan karakter berbasis masyarakat memperkuat

peranan komite sekolah dan orangtua sebagai pemangku

kepentingan utama pendidikan, melibatkan potensi lingkungan

sebagai sumber pembelajaran seperti keberadaan, dukungan

pegiat seni budaya, tokoh masyarakat, dunia usaha, dan dunia

industri. Guru mensinergikan pendidikan karakter masyarakat

melalui program yang ada dalam lingkup akademis, pegiat

pendidikan, kerja sama dengan pemerintah daerah, kementerian,

lembaga pemerintahan, dan masyarakat pada umumnya (Tim

PPK Kemendikbud, 2017: 15). Bentuk kolaborasi dengan

komunitas untuk mengembangkan penguatan pendidikan

karakter di sekolah dalam rangka pembelajaran misalnya

pembelajaran berbasis museum, cagar budaya, sanggar seni,

kelas inspirasi, program siaran radio, gerakan literasi, dan

kolaborasi dengan media (televisi, radio, dan koran). Penerapan

pendidikan karakter berbasis masyarakat melibatkan tentara

yaitu dalam latihan kepemimpinan dasar dan baris-berbaris,

kemudian contoh dari penerapan pendidikan karakter berbasis

masyarakat dengan melibatkan polisi yaitu wawasan dari polisi

kepada peserta didik mengenai tata tertib yang berlaku dan tata

tertib yang ada dalam lalu lintas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

24

Dari paparan di atas, Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan

pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter melalui proses

proses pengembangan peserta didik. Penguatan Pendidikan Karakter

dilakukan dengan cara harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan

olah raga sesuai Pancasila. Penguatan Pendidikan Karakter terbagi

menjadi 3 yaitu basis kelas, basis budaya sekolah, dan basis masyarakat.

3. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas

a. Pengintegrasian PPK dalam Kurikulum

Penguatan Pendidikan Karakter terintegrasi dalam

kurikulum dilakukan melalui pembelajaran di kelas dengan

menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Guru harus pandai

memilih agar metode pembelajaran yang digunakan secara tidak

langsung menanamkan pembentukan karakter peserta didik. Metode

pembelajaran yang dipilih harus dapat membantu guru dalam

memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan peserta

didik (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 29).

Guru perlu memahami langkah-langkah dalam rangka

mendesain pendidikan karakter berbasis kelas terintegrasi dalam

kurikulum (Koesoema, 2018: 62). Langkah-langkah PPK

terintegrasi dalam kurikulum sebagai berikut:

a) Mendalami dan Menganalisis Kompetensi Inti (KI)

Deskripsi KI dan definisi KI ini terdapat dalam standar isi.

KI pada kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk

mencapai Standar dan Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

25

seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti

yang perlu diperhatikan dalam desain pendidikan karakter ini

adalah KI1 (kompetensi spiritual) dan KI2 (kompetensi sosial)

(Koesoema, 2018: 63).

b) Mendalami Materi Kompetensi Dasar (KD) yang Akan

Diajarkan

Guru mempersiapkan pengajaran pendidikan karakter

terintegrasi kurikulum dengan melihat, mendalami, dan

menemukan nilai-nilai yang terkandung secara jelas di dalam

materi pelajaran yang diampunya. Guru mempelajari dan

mendalami materi-materi pembelajaran sesuai kompetensi dasar

yang diwajibkan. Guru perlu mendalami dan merefleksikan

materi-materi berupa KD yang wajib dipelajari (Koesoema,

2018: 64). Misalnya guru sedang mendalami materi pelajaran

PPKn. Materi yang dibahas adalah tentang keragaman

karakteristik individu dalam kehidupan beragama. Isi materi

keragaman karakteristik individu dalam kehidupan beragama

adalah menghormati tingkat keragaman agama di lingkungan

sekolah dan di rumah. Melalui materi seperti ini, guru bisa

menemukan nilai-nilai pembentukan karakter seperti toleransi

dan cinta tanah air. Dengan mengetahui berbagai keragaman

karakteristik individu dalam kehidupan beragama, peserta didik

diajak untuk menanamkan sikap toleransi kepada semua agama

dan lebih mencintai tanah air.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

26

c) Refleksi Tertulis

Guru membuat refleksi tertulis tentang nilai-nilai yang dapat

ditemukan pada materi kurikulum. Isi materi kurikulum dapat

mempertajam kepekaan kita akan nilai-nilai pembentukan

karakter. Namun, kebiasaan menuliskan hasil refleksi atas

materi pelajaran yang akan diajarkan masih langka di kalangan

pendidik. Guru perlu membuat catatan khusus, berupa refleksi

nilai terkait Kompetensi Dasar tertentu. Catatan ini akan menjadi

bukti perjalanan refleksi guru terhadap kemampuannya

menemukan nilai-nilai dalam materi pembelajaran yang

diampunya (Koesoema, 2018: 69).

d) Memilih Satu Nilai Sebagai Prioritas atau Fokus dalam

Pembelajaran

Guru menentukan prioritas nilai yang akan dipakai sebagai

fokus dalam pembelajaran. Ketika mendalami dan

mempersiapkan materi pelajaran melalui KD mata pelajaran,

guru mampu melihat dan menemukan ada banyak nilai yang bisa

diajarkan dalam KD tersebut. Pada materi pelajaran yang akan

diajarkan terdapat banyak kemungkinan untuk

mengintegrasikan nilai-nilai pembentukan karakter (Koesoema,

2018: 69). Contohnya, guru mampu menemukan ada nilai

toleransi, disiplin, tanggung jawab, mematuhi, dan cinta tanah

tanah air dalam materi-materi Pendidikan dan

Kewarganegaraan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

27

e) Penjelasan Nilai dalam Desain RPP

Guru menuliskan dan menjelaskan nilai-nilai Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Ketika guru mendesain RPP,

guru menuliskan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada

saat kegiatan pembukaan, inti, dan penutup. Selama ini, RPP

praktis hanya menjadi semacam petunjuk dan langkah-langkah

kegiatan dalam pembelajaran. Inilah yang terjadi dalam format

RPP yang dibuat oleh pendidik. Dalam konteks pengembangan

pendidikan karakter terintegrasi dalam mata pelajaran,

menuliskan langkah-langkah kegiatan semata tidaklah

mencukupi. Guru perlu menambah penjelasan tentang nilai-nilai

yang akan diajarkan (Koesoema, 2018: 70-71). Contohnya saat

guru mendesain RPP guru harus memiliki gambaran dalam

membahas KD mata pelajaran yang akan diajarkan yang

tercantum dalam RPP, harus ada fokus penguatan pendidikan

karakter yang sudah didesain di dalamnya. Maka dari itu di

dalam RPP harus dicantumkan secara ringkas isi materi

pelajaran yang relevan dan ada nilai-nilai pembentukan karakter

yang akan diajarkan di kelas. Langkah kegiatan harus

mengandung nilai penguatan pendidikan karakter yang terdapat

pada kegiatan pembukaan, isi, dan penutup.

f) Mengajarkan Nilai Melalui Pokok Bahasan dalam KD

Guru mengajarkan semua yang sudah disiapkan dan didesain

dalam RPP. Dalam pendidikan karakter berbasis kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

28

terintegrasi dalam kurikulum, fokus utama pembelajaran adalah

penguasaan KD yang sudah ditentukan. Guru mengajar dan

menjelaskan nilai-nilai pembentukan karakter sesuai dengan KD

yang ada di dalam kurikulum. Nilai-nilai pembentukan karakter

dalam kehidupan sehari-hari dijelaskan pada setiap materi

pembelajaran (Koesoema, 2018: 73).

g) Mendesain Evaluasi

Guru perlu membuat evaluasi sejauh mana peserta didik

dapat mengetahui dan memahami nilai-nilai pendidikan karakter

yang diajarkan di kelas. Dalam desain evaluasi, guru bisa

bertanya tentang pemahaman dan pengertian peserta didik

tentang materi dalam KD sekaligus bertanya tentang relevansi

pokok persoalan tersebut bagi hidup mereka (Koesoema, 2018:

73). Guru membuat evaluasi nilai karakter disiplin pada peserta

didik setiap pembelajaran berakhir.

h) Memperkaya Refleksi

Guru mengajak peserta didik melakukan refleksi, yaitu

mengajak mereka memahami dan menghayati nilai-nilai yang

menjadi fokus dalam pembelajaran ini (Koesoema, 2018: 73).

Guru bisa bertanya, misalnya bagaimana perasaan peserta didik

bila menjadi seorang pemimpin di dalam kelas yang bisa

menjaga keragaman karakteristik individu dalam kehidupan

beragama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

29

b. PPK Melalui Manajemen Kelas

Manajemen kelas atau pengelolaan kelas adalah momen

pendidikan yang menempatkan para guru sebagai individu yang

berwenang dan memiliki otonomi dalam proses pembelajaran untuk

mengarahkan membangun kultur pembelajaran, mengevaluasi, dan

mengajak seluruh komunitas kelas membuat komitmen bersama

agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan berhasil (Tim

PPK Kemendikbud, 2017: 28). Manajemen kelas merupakan

keterampilan penting yang perlu dimiliki oleh guru (Koesoema,

2018: 148).

Dalam proses pengelolaan dan pengaturan kelas terdapat

momen penguatan nilai-nilai pendidikan karakter. Contohnya,

sebelum memulai pelajaran pendidik bisa mempersiapkan peserta

didik untuk secara psikologis dan emosional memasuki materi

pembelajaran, untuk menanamkan nilai kedisiplinan dan komitmen

kelas yang akan disepakati pada saat peserta didik belajar. Aturan ini

dikomunikasikan, didialogkan, dan disepakati bersama dengan

peserta didik. Tujuan pengaturan kelas adalah agar proses

pembelajaran berjalan dengan baik dan membantu setiap individu

berkembang maksimal dalam belajar. Pengelolaan kelas yang baik

dapat membentuk penguatan karakter (Tim PPK Kemendikbud,

2017: 28). Peristiwa pengajaran di dalam kelas merupakan momen

pendidikan karakter yang sangat strategis. Di dalam kelas, guru tak

ubahnya seorang manajer yang sedang mengendalikan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

30

mengarahkan lingkungannya. Dalam perjumpaan antara guru dan

peserta didik itu, terdapat proses penanaman nilai secara lebih nyata.

Guru dan peserta didik berhadapan dan berdialog secara langsung

sebagai pribadi. Guru membentuk komunitas belajar dalam kelas

secara terencana dan teratur melalui penjadwalan mata pelajaran

sesuai dengan kurikulum (Koesoema, 2015: 112).

c. PPK Melalui Pilihan, Penggunaan Model, dan Metode

Pembelajaran

Penguatan Pendidikan Karakter terintegrasi dalam

kurikulum dilakukan melalui pembelajaran di kelas dengan

menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Guru harus pandai

memilih metode pembelajaran yang digunakan dalam menanamkan

pembentukan karakter peserta didik. Metode pembelajaran yang

dipilih harus membantu guru dalam memberikan pengetahuan dan

keterampilan yang dibutuhkan peserta didik. Melalui metode

tersebut diharapkan peserta didik memiliki keterampilan yang

dibutuhkan pada abad XXI, seperti kecakapan berpikir kritis

(critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan

berkomunikasi (communication skills), termasuk penguasaan bahasa

internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran (collaborative

learning) (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 29). Triatno (2010: 51)

menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan

atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas. Metode pembelajaran berkaitan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

31

pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur

dan dapat diajarkan dengan pola kegiatan bertahap. Metode

merupakan perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan

materi pembelajaran secara teratur (Sudjana, 2006: 76).

Tim PPK Kemendikbud (2017: 28) menjelaskan bahwa

pendekatan, model, dan metode pembelajaran dapat dipilih guru

secara kontekstual. Beberapa contoh PPK melalui pilihan,

penggunaan model, dan metode pembelajaran adalah sebagai

berikut.

a) Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Pendekatan pembelajaran saintifik adalah proses

pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik

secara aktif mengkonstruksi konsep. Tahapan dalam

mengkonstruksi yaitu mengamati, merumuskan masalah,

mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data

dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan,

dan mengkomunikasikannya (Daryanto, 2014: 51).

b) Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran

dengan cara peserta didik dibantu untuk menemukan sendiri isi

materi yang dipelajari. Contohnya, peserta didik diminta

mencari dan menemukan sendiri sifat-sifat makhluk hidup.

Lewat metode pencarian ini, banyak nilai karakter dapat

dilatihkan pada peserta didik seperti kegigihan dalam pencarian,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

32

daya juang, kreativitas, kerja sama dengan teman, dan

sebagainya (Suparno, 2015: 123).

c) Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model

pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai

suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang berpikir

kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk

memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata

pelajaran. Dalam hal ini peserta didik terlibat dalam

penyelidikan untuk pemecahan masalah yang mengintegrasikan

keterampilan dan konsep dari berbagai isi materi pelajaran

(Komalasari, 2013: 58).

d) Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Model pembelajaran berbasis proyek merupakan strategi

belajar mengajar yang melibatkan peserta didik untuk

mengerjakan sebuah proyek yang bermanfaat untuk

menyelesaikan permasalahan masyarakat ataupun lingkungan

(Abdullah, 2014: 172).

e) Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model

pembelajaran yang menempatkan peserta didik dalam

kelompok-kelompok kecil (umumnya terdiri dari 4 sampai 5

orang) peserta didik dengan keanggotaan yang heterogen

(tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras berbeda).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

33

Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling

bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan

pembelajaran (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 30).

d. PPK Melalui Kegiatan Literasi

Gerakan literasi merupakan kegiatan mengasah kemampuan

mengakses, memahami, mengolah, memanfaatkan informasi secara

kritis dan cerdas. Gerakan literasi berlandaskan kegiatan membaca,

menulis, dan menyimak. Berbagai kegiatan tersebut dilaksanakan

secarara terencana dan terprogram sedemikian rupa, baik dalam

kegiatan-kegiatan berbasis kelas maupun kegiatan-kegiatan berbasis

budaya sekolah, dan komunitas masyarakat. Dalam konteks kegiatan

PPK berbasis kelas, kegiatan-kegiatan literasi dapat diintegrasikan

ke dalam kegiatan pembelajaran dan mata pelajaran yang ada dalam

struktur kurikulum (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 32).

e. PPK Melalui Mata Pelajaran Khusus

Penguatan pendidikan karakter secara umum dilakukan

dengan cara mengintegrasikan PPK dalam mata pelajaran yang

sudah ada dan terintegrasi dalam kurikulum. Namun, sekolah bisa

pula mengajarkan nilai-nilai PPK melalui mata pelajaran khusus

yang berfokus pada tema nilai-nilai tertentu. Sekolah mendesain

mata pelajaran khusus dengan alokasi waktu khusus yang disediakan

sebagai bagian dalam pembentukan karakter peserta didik. Tema-

tema yang mengandung nilai utama PPK diajarkan dalam bentuk

pembelajaran di kelas dengan metode pembelajaran yang selaras

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

34

sehingga dapat semakin memperkaya praksis PPK di sekolah (Tim

PPK Kemendikbud, 2017: 32).

f. PPK Melalui Layanan Bimbingan dan Konseling

Penguatan pendidikan kararter bisa dilakukan secara

terintegrasi melalui pendampingan siswa melalui bimbingan dan

konseling. Peranan guru BK tidak terfokus hanya membantu peserta

didik yang bermasalah, melainkan membantu semua peserta didik

dalam pengembangan ragam potensi, meliputi pengembangan aspek

belajar atau akademik, karier, pribadi, dan sosial. Tim PPK

Kemendikbud (2017: 33) menjelaskan bahwa bimbingan dan

konseling diwujudkan dalam landasan filosofis yang memandirikan

perkembangan, dengan komponen-komponen program meliputi

layanan-layanan sebagai berikut.

a) Layanan Dasar

Layanan dasar merupakan momen utama BK yang paling

memungkinkan integrasi nilai-nilai utama PPK ke dalam

layanan bimbingan dan konseling. Integrasi nilai-nilai utama

PPK ke dalam pengembangan perilaku belajar, karier, pribadi,

dan sosial.

b) Layanan Responsif

Layanan responsif adalah kegiatan yang digunakan bagi

peserta didik tertentu, baik individual maupun kelompok, yang

memerlukan bantuan segera agar peserta didik tidak terhambat

dalam pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Bantuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

35

diberikan melalui konseling, konsultasi, kolaborasi, kunjungan

rumah, dan alih tangan.

c) Perencanaan Individual dan Peminatan

Layanan perencanaan individual dan peminatan ini

dimaksudkan untuk membantu setiap peserta didik dalam

pengembangan bakat dan minatnya melalui pemahaman diri,

pemahaman lingkungan, dan pemilihan program yang cocok

dengan bakat atau minatnya.

d) Dukungan Sistem

Dukungan sistem terkait dengan aspek manajemen dan

kepemimpinan sekolah di dalam mendukung layanan bimbingan

dan konseling untuk memperkuat PPK. Dukungan sistem ini

meliputi kebijakan, ketenagaan, dan fasilitas.

Salah satu cara yang dilakukan guru untuk memperoleh

informasi mengenai pengintegrasian PPK, yaitu melalui sosialisasi

dengan Kelompok Kerja Guru (KKG). Kelompok Kerja Guru

(KKG) merupakan wadah dalam pembinaan profesional guru yang

dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi, bertukar pikiran berbagai

pengalaman, melaksanakan berbagai demonstrasi, atraksi, dan

simulasi pembelajaran (Ratna, 2010: 3). Keberadaan KKG

merupakan bagian integral dari perwujudan sistem pembinaan

kompetensi guru, yang di dalamnya terdapat serangkaian kegiatan

peningkatan mutu pendidikan, kemampuan profesional guru (Susilo,

2017: 10).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

36

Menurut Direktorat jendral Pendidikan Dasar dan Menengah

(dalam Pertiwi, 2014: 10), tujuan dari KKG adalah sebagai wadah

pembinaan, pengarahan penjelasan, diskusi penalaran kepada tenaga

pendidikan, meningkatkan semangat kerja guru-guru di kelompok

gugu untuk meningkatkan mutu, sebagai wadah informasi, inovasi,

dan mengajak tenaga kependidikan untuk berbekal diri dalam usaha

meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai target yang

diharapkan.

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Penguatan

Pendidikan Karakter berbasis kelas adalah proses komunikasi

pembelajaran dan interaksi guru dengan peserta didik maupun antar

peserta didik di dalam suatu kelas. Penguatan Pendidikan Karakter

terintegrasi ke dalam kurikulum, manajemen kelas, penggunaan

model dan metode, mata pelajaran khusus, gerakan literasi, layanan

konseling dan pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter kelas

secara optimal membutuhkan sosialisasi mengenai PPK salah

satunya melalui KKG.

B. Hasil Penelitian Relevan

Penelitian relevan yang pertama adalah penelitian yang dilakukan

Judiani (2010) dengan judul Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah

Dasar Melalui Penguatan Pelaksanaan Kurikulum. Hasil penelitian tersebut

adalah pendidikan di Indonesia masih terfokus pada aspek-aspek kognitif

atau akademik, sedangkan aspek soft skills atau non-akademik yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

37

merupakan unsur utama pendidikan karakter selama ini masih kurang

mendapatkan perhatian. Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan

yang mengembangkan nilai-nilai karakter pada diri peserta didik sehingga

mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan

nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat

dan warganegara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif. Tujuan

pendidikan karakter adalah mengembangkan potensi kalbu, nurani dan

afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-

nilai karakter bangsa, mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik

yang terpuji, sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa

yang religius, menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab

peserta didik sebagai generasi penerus bangsa, mengembangkan

kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif,

berwawasan, dan mengembangkan lingkungan.

Penelitian relevan yang kedua adalah penelitian yang dilakukan

Shofa (2013) dengan judul Pendidikan Karakter di Sekolah Sejak

Proklamasi Kemerdekaan Sampai Era Reformasi. Tujuan dari penelitian ini

adalah memahami dan mengerti nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah

sejak proklamasi kemerdekaan sampai era reformasi, serta mengetahui

persamaan dan perbedaannya. Penelitian ini merupakan penelitian

kepustakaan dengan melakukan analisis terhadap data dan fakta yang

diperoleh dari sumber pustaka dan dokumen sehingga memperoleh suatu

hasil analisis berupa argumentasi penulis. Proses penggarapan yang

digunakan meliputi heuristic, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

38

penelitian tersebut adalah pendidikan memang tidak terlepas dari politik,

ekonomi, sosial, dan budaya. Di dalam perjalanan perjuangan kebangsaan

Indonesia terlihat hubungan yang sangat erat antara pendidikan dan

perjuangan nasional. Pada masa kebangkitan nasional pertama, pendidikan

nasional menyatu dengan gerakan kebangsaan, sehingga pendidikan

nasional bertujuan untuk menanamkan semangat kebangsaan dan jiwa

patriotisme. Dan menetapkan Pancawardhana sebagai sistem pendidikan

yang berisikan prinsip cinta bangsa dan tanah air, moral nasional,

internasional, keagamaan, perkembangan kecerdasan, perkembangan

emosional-artistik atau rasa keharuan, keindahan lahir batin, perkembangan

keprigelan atau kerajinan tangan, dan perkembangan jasmani. Panduan

pengembangan kurikulum disusun agar dapat memberi kesempatan peserta

didik untuk belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa atau mempunyai karakter religius, belajar untuk memahami,

menghayati, mempunyai karakter toleransi, peduli lingkungan, peduli

sosial, belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,

mempunyai karakter jujur, mandiri, disiplin, belajar untuk hidup bersama,

berguna untuk orang lain, mempunyai karakter toleransi, demokratis, dan

komunikatif.

Penelitian relevan yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan

Permana (2016) dengan judul Implementasi Pendidikan Karakter di SD IT

Al Madinah Tempuran Magelang Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui nilai-nilai karakter yang dikembangkan di SD IT Al

Madinah Tempuran Magelang Jawa Tengah, pelaksanaan pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

39

karakter, dan faktor yang menghambat dalam pelaksanaan implementasi

pendidikan karakter di sekolah tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif. Subjek penelitiannya adalah kepala sekolah, guru, siswa, dan para

pelatih kegiatan ekstrakurikuler. Data dikumpulkan melalui teknik

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui

proses reduksi, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Keabsahan data

diperoleh melalui triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian tersebut

adalah nilai-nilai yang dikembangkan di SD IT Al Madinah Tempuran

Magelang Jawa Tengah antara lain enam karakter pokok yaitu religius,

kedisiplinan, peduli lingkungan, peduli sosial, kejujuran, dan cinta tanah air

atau kebangsaan serta didukung karakter lain seperti tanggung jawab, kerja

keras, percaya diri, mandiri, dan santun. Pelaksanaan pendidikan karakter

terealisasi dan terintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan

ekstrakurikuler, dan pengembangan budaya sekolah. Faktor yang

menghambat dalam implementasi pendidikan karakter meliputi faktor

kebiasaan dari siswa maupun pendidik dalam hal keterlambatan berangkat

ke sekolah, kebiasaan mengantuk, mengganggu teman, dan mengobrol

ketika waktu pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Faktor lingkungan

alam berupa kendala cuaca atau hujan yang mengakibatkan beberapa

kegiatan yang seharusnya dilaksanakan di luar ruangan tidak bisa

dilaksanakan.

Penelitian relevan yang keempat adalah penelitian yang dilakukan

Wiliandani (2016) dengan judul Implementasi Pendidikan Karakter dalam

Pembelajaran di Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

40

mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran

serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi

pendidikan karakter dalam pembelajaran di SDIT Insan Sejahtera

Kabupaten Sumedang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan studi kasus tunggal. Data dikumpulkan dengan menggunakan

wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, dan data dianalisis secara

kualitatif deskriptif. Hasil penelitian tersebut adalah implementasi

pembelajaran yang bersifat akademis dan non akademis. Sebelum proses

pembelajaran berlangsung guru-guru di SDIT Insan Sejahtera Kabupaten

Sumedang telah menyiapkan RPP, media pembelajaran, metode mengajar,

sumber belajar, dan evaluasi pembelajaran. Dengan perencanaan dan

persiapan pembelajaran yang telah disiapkan secara matang sebelumnya

maka tujuan pembelajaran akan tercapai dan merupakan kunci keberhasilan

dari proses pembelajaran. Implementasi pembelajaran dilakukan dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan. Guru diberi kebebasan mengelola pembelajaran seefisien

dan seefektif mungkin agar tercapai tujuan pembelajaran secara optimal dan

tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan partisipasi

siswa. Berdasarkan keempat penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa

peneliti, maka peneliti akan mengembangkan lagi menurut keempat

penelitian tersebut. Berikut ini merupakan literature map yang sesuai

dengan penelitian relevan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

41

Gambar 2.2 Bagan Literature Map Penelitian Relevan

Gambar 2.2 merupakan literature map dari penelitian-penelitian

relevan yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya dan

kemudian dikembangkan kembali oleh peneliti untuk membuat suatu

penelitian yang baru. Persamaan penelitian pada peneliti sebelumnya

dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti pendidikan karakter.

Perbedaan penelitian pada peneliti sebelumnya dengan penelitian ini adalah

penelitian ini berfokus meneliti pendidikan karakter berbasis kelas di

sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi, sedangkan pada penelitian

sebelumnya mengenai pendidikan karakter yang dilakukan di satuan

pendidikan sekolah dasar negeri selain Kecamatan Turi.

Melihat keempat penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya, maka peneliti akan mengembangkan penelitian tersebut

Permana (2016)

Implementasi Pendidikan

Karakter

Wiliandani (2016)

Implementasi Pendidikan

dalam Pembelajaran di

Sekolah Dasar

Shofa (2013) Pendidikan

Karakter di Sekolah Sejak

Proklamasi Kemerdekaan

Sampai Era Reformasi Penerapan Program

Penguatan Pendidikan

Karakter Berbasis Kelas di

Sekolah Dasar se-

Kecamatan Turi Kabupaten

Sleman

Judiani (2010) Implementasi

Pendidikan Karakter di

Sekolah Dasar Melalui

Penguatan Pelaksanaan

Kurikulum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

42

dengan membuat sebuah penelitian yang berjudul “Penerapan Program

Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di Sekolah Dasar se-

Kecamatan Turi Kabupaten Sleman”. Dalam penelitian tersebut, peneliti

akan melakukan survei mengenai penerapan program penguatan pendidikan

karakter di sekolah dasar.

C. Kerangka Berpikir

Karakter merupakan cerminan diri manusia terkait tentang tabiat

seseorang dalam bertingkah laku yang menjadi kebiasaan dalam

kesehariannya, tabiat tersebut bisa baik atau buruk. Hal itu tergantung pada

pembentukan karakter dalam lingkungannya. Seperti pendapat yang

dikemukakan oleh Aristoteles (dalam Gunawan, 2012: 23) bahwa karakter

itu erat hubungannya dengan kebiasaan yang kerap dimanifestasikan dalam

tingkah laku.

Salah satu cara yang digunakan untuk memberikan pendidikan

kepada siswa yaitu melalui pendidikan karakter. Pernyataan tersebut

dilandasi dengan pendapat Gunawan (2012: 23) bahwa pendidikan karakter

adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi

karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal

ini meliputi keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau

menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan bagaimana hal

terkait lainnya.

Permasalahan yang terjadi saat ini ialah tindakan yang kurang

berkarakter seperti siswa yang sering tidur di kelas saat pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

43

berlangsung dan siswa tidak dapat menerima pembelajaran seutuhnya. Guru

ketika menjelaskan pembelajaran tidak dihiraukan oleh siswa sehingga

siswa sangat tidak sopan melakukan hal tersebut. Contohnya siswa

mencontek saat ulangan dilaksanakan sangat merugikan bagi siswa yang

mencontek maupun yang dicontek sehingga nilai kejujuran pada siswa

sangatlah rendah. Siswa tidak menaati peraturan yang berlaku di dalam

kelas misalnya, melaksanakan jadwal piket harian, berbaris di depan kelas

sebelum pembelajaran di kelas dimulai, dan memimpin doa sebelum dan

sesudah kegiatan belajar mengajar.

Dengan beberapa permasalahan yang terjadi di kalangan tingkat

satuan sekolah dasar, maka harus diadakan beberapa sikap yang mengubah

ke arah lebih baik atau positif. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh

sekolah sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan rancangan

penanaman pendidikan karakter dalam setiap pembelajaran. Guru dapat

memanfaatkan hasil penelitian ini untuk lebih menanamkan pendidikan

karakter yang kuat pada peserta didik dalam pelajaran sehari-hari dan

sebagai sumber pengetahuan tentang pendidikan karakter. Oleh karena itu,

sekolah harus menerapkan dan menyusun program Penguatan Pendidikan

Karakter berbasis kelas dengan sangat baik.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan teori-teori dalam kajian pustaka dan kerangka berpikir,

maka pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

44

1. Apakah program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di

sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi Kabupaten Sleman sudah

diterapkan?

2. Bagaimana kesesuaian penerapan program Penguatan Pendidikan

Karakter berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi

Kabupaten Sleman dengan program Penguatan Pendidikan Karakter

berbasis kelas yang dicanangkan oleh pemerintah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

metode survei. Penelitian kuantitaif deskriptif adalah penelitian untuk

mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya tentang suatu fenomena yang

terjadi (Werang, 2015: 12). Sementara itu, menurut Hamdi (2014: 6),

penelitian kuantitatif deskriptif merupakan penjabaran suatu fenomena atau

kejadian apa adanya tanpa manipulasi keadaan. Metode penelitian yang

digunakan peneliti adalah metode survei. Penelitian yang dilakukan dengan

menggunakan kuesioner sebagai alat penelitian yang dilakukan pada

populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel

yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif,

distributif, dan hubungan antar variabel, sosiologis maupun psikologis

(Sugiyono, 2013: 11). Selanjutmya, Effendi (2012: 3) menyatakan bahwa

metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi

dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian

kuantitatif deskriptif survei adalah sebuah penelitian yang digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, penelitian yang dilakukan

dengan mengumpulkan data yang berupa angka, instrumen-instrumen yang

dilakukan melalui kuesioner sebagai alat penelitiannya. Penelitian ini

berupaya untuk menjelaskan atau mencatat kondisi yang akan diteliti sesuai

dengan fakta yang terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

46

B. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru sekolah dasar negeri kelas I

sampai VI yang berada di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah penerapan program Penguatan

Pendidikan Karakter berbasis kelas untuk sekolah dasar negeri di

Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di 17 sekolah dasar negeri se-Kecamatan

Turi, Kabupaten Sleman.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Oktober

2018.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 115). Populasi merupakan subjek dari

penelitian (Arikunto, 2013: 173). Populasi dalam penelitian ini adalah

guru kelas sekolah dasar se-Kecamatan Turi, Sleman yang berjumlah

106 guru. Populasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

47

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah

Guru

1 SD Negeri Turi 1 6

2 SD Negeri Turi 2 6

3 SD Negeri Turi 3 6

4 SD Negeri Karanganyar 6

5 SD Negeri Banyuurip 1 6

6 SD Negeri Banyuurip 2 6

7 SD Negeri Bangunkerto 6

8 SD Negeri Kloposawit 6

9 SD Negeri Nganggrung 6

10 SD Negeri Donokerto 6

11 SD Negeri Wonosari 1 6

12 SD Negeri Wonosari 2 6

13 SD Negeri Soprayan 6

14 SD Negeri Sukorejo 6

15 SD Negeri Ngablak 6

16 SD Negeri Somoitan 6

17 SD Negeri Ledoknongko 10

Jumlah 106

2. Sampel

Sampel penelitian merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 81). Pengambilan

sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan tabel penentuan

jumlah sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan dengan taraf

kepercayaan 95% dan kesalahan 5%, artinya tingkat kesalahan dalam

pengambilan sampel yang dapat ditolerir oleh peneliti sebesar 5%.

Fernandez (dalam Sumanto 2014: 210) memaparkan tabel penentuan

jumlah sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan dengan taraf

kepercayaan 95% dan kesalahan 5 % yang dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Penentuan Jumlah Sampel Minimal Menurut Krejcie dan

Morgan

N S N S N S

10 10 220 140 1200 291

15 14 230 144 1300 297

20 19 240 148 1400 302

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

48

Tabel 3.2 menunjukkan keterangan praktis untuk menentukan

jumlah sampel minimal yang harus diambil sesuai dengan jumlah

populasi yang ada. Berdasarkan populasi penelitian yang berjumlah 106

guru, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak

86 guru. Diambilnya sampel penelitian sebanyak 86 guru karena

populasi guru sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi mendekati 110

yang sudah ditetapkan pada tabel ketentuan jumlah minimal sampel

Krejcie dan Morgan. Agar persentase pembagian sampel setiap sekolah

imbang maka sampel ditentukan sebanding dengan banyaknya subjek

dalam tiap sekolah. Penentuan sampel ditentukan dengan rumus sebagai

berikut.

25 24 250 152 1500 306

30 28 260 155 1600 310

35 32 270 159 1700 313

40 36 280 162 1800 317

45 40 290 165 1900 320

50 44 300 169 2000 322

55 48 320 175 2200 327

60 52 340 181 2400 331

65 56 360 186 2600 335

70 59 380 191 2800 338

75 63 400 196 3000 341

80 66 420 201 3500 346

85 70 440 205 4000 351

90 73 460 210 4500 354

95 76 480 214 5000 357

100 80 500 217 6000 361

110 86 550 226 7000 364

120 92 600 234 8000 367

130 97 650 242 9000 368

140 103 700 248 10000 370

150 108 750 254 15000 377

160 113 800 260 20000 379

170 118 850 265 30000 380

180 123 900 269 40000 381

190 127 950 274 50000 382

200 132 1000 278 75000 382

210 136 1100 285 1000000 384

Keterangan : N = Populasi

S = Sampel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

49

Sampel Sekolah =Jumlah guru kelas

Populasi× Jumlah Sampel (86)

Gambar 3.1 Rumus Menghitung Sampel Penelitian

Sampel setiap sekolah dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Data Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah

Guru

Perhitungan

Jumlah

Sampel

Jumlah

Sampel

Bulat

Sampel

Penelitian

1 SD Negeri Turi

1 6

6

106 𝑥 86 = 4,86 5 5

2 SD Negeri Turi

2 6

6

106 𝑥 86 = 4,86 5 5

3 SD Negeri Turi

3 6

6

106 𝑥 86 = 4,86 5 5

4 SD Negeri

Karanganyar 6

6

106 𝑥 86 = 4,86 5 4

5 SD Negeri

Banyuurip 1 6

6

106 𝑥 86 = 4,86 5 5

6 SD Negeri

Banyuurip 2 6

6

106 𝑥 86 = 4,86 5 5

7 SD Negeri

Bangunkerto 6

6

106 𝑥 86 = 4,86 5 4

8 SD Negeri

Kloposawit 6

6

106 𝑥 86 = 4,86 5 5

9 SD Negeri

Nganggrung 6

6

106 𝑥 86 = 4,86 5 5

10 SD Negeri

Donokerto 6

6

106 𝑥 86 = 4,86 5 5

11 SD Negeri

Wonosari 1 6

6

106 𝑥 86 = 4,86 5 5

12 SD Negeri

Wonosari 2 6

6

106 𝑥 86 = 4,86 5 5

13 SD Negeri

Soprayan 6

6

106 𝑥 86 = 4,86 5 5

14 SD Negeri

Sukorejo 6

6

106 𝑥 86 = 4,86 5 5

15 SD Negeri

Ngablak 6

6

106 𝑥 86 = 4,86 5 5

16 SD Negeri

Somoitan 6

6

106 𝑥 86 = 4,86 5 5

17 SD Negeri

Ledoknongko

10 10

106 𝑥 86 = 8,11

8 8

Jumlah 106 88 86

Tabel 3.3 di atas merupakan hasil dari perhitungan sampel yang

diambil. Setelah menentukan besar sampel dari masing-masing sekolah,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

50

peneliti akan melanjutkan menggunakan teknik simple random

sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono,

2012: 82). Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel pada setiap

sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi. Penelitian ini menggunakan

sampel sebanyak 86 guru kelas dari 17 sekolah dasar negeri yang ada di

Kecamatan Turi yang menerapkan program Penguatan Pendidikan

Karakter berbasis kelas.

Pada pengambilan sampel menggunakan teknik simple random

sampling, sampel akan diambil menggunakan undian. Sampel diambil

menggunakan undian di mana dari 88 sampel yang tersedia akan

dikurangi 2 secara acak menggunakan undian yang di dalam kertas

undian terdapat nama-nama sekolah agar sampel sesuai dengan tabel

penentuan jumlah sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan.

Peneliti mengambil 2 undian dengan hasil Sekolah Dasar Negeri

Bangunkerto dan Sekolah Dasar Negeri Karanganyar, sehingga sampel

penelitian di kedua sekolah dasar tersebut masing-masing dikurangi 1,

maka sampel di Sekolah Dasar Negeri Bangunkerto sebanyak 4 sampel

dan Sekolah Dasar Negeri Karanganyar sebanyak 4 sampel.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah karakteristik atau atribut seseorang individu atau suatu

organisasi yang dapat diukur atau diobservasi. Variabel biasanya bervariasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

51

dalam dua atau lebih kategori (Creswell, 2010: 76). Adapun dalam

penelitian ini menggunakan dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mungkin

menyebabkan, mempengaruhi, atau berefek pada outcome (Creswell,

2010: 77). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kuesioner, karena

bisa dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan.

2. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel (akibat) yang

bergantung pada variabel-variabel bebas. Variabel-variabel terikat ini

merupakan outcome atau hasil dari pengaruh variabel-variabel bebas

(Creswell, 2010: 77). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

responden, karena jawaban menyesuaikan dengan pertanyaan yang

diberikan.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pernyataan atau

pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2015:

199). Tukiran (2012: 182) menyatakan bahwa kuesioner merupakan alat

yang digunakan untuk memperoleh data yang relevan dengan tujuan

penelitian. Penelitian ini menggunakan lembar kuesioner dengan

pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Kuesioner pertanyaan

tertutup digunakan untuk melihat penerapan program Penguatan

Pendidikan Karakter berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

52

Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Lembar kuesioner pertanyaan

terbuka digunakan untuk melihat upaya yang dilakukan guru dalam

menerapkan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di

sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.

Lembar kuesioner pertanyaan terbuka digunakan untuk melengkapi

data pada lembar kuesioner pertanyaan tertutup. Kuesioner ini berisi

identitas responden dan sejumlah daftar pertanyaan terkait penerapan

program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas yang diberikan

kepada responden untuk diisi dengan jawaban yang sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya.

2. Studi Dokumenter

Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik

dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik (Syaodih, 2008: 221).

Dokumen-dokumen tersebut dapat berupa paparan sejarah sekolah, data

guru, data peserta didik, serta kondisi sarana dan prasarana (Mahdi,

2014: 119-120). Pada penelitian ini, studi dokumenter yang dilakukan

oleh peneliti adalah mengumpulkan data guru dan data sekolah yang

didapatkan dari laman Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Dapodik

merupakan sistem pendataan skala nasional yang terpadu dan

merupakan sumber data utama pendidikan nasional. Studi dokumenter

pada penelitian ini digunakan untuk mempermudah peneliti dalam

mengumpulkan data penelitian yang dilakukan di sekolah dasar negeri

se-Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

53

3. Daftar Cek

Daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek

yang akan diamati (Sudaryono, 2016: 80). Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan daftar cek untuk memastikan data sampel sekolah dasar

negeri Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman yang sudah diteliti atau yang

belum diteliti. Adapun daftar cek yang digunakan dalam penelitian ini

dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Daftar Cek Dokumentasi

No Nama Sekolah Sampel

Penelitian

Keterangan

Sesuai Tidak

Sesuai

1 SD Negeri Turi 1 5 √

2 SD Negeri Turi 2 5 √

3 SD Negeri Turi 3 5 √

4 SD Negeri Karanganyar 4 √

5 SD Negeri Banyuurip 1 5 √

6 SD Negeri Banyuurip 2 5 √

7 SD Negeri Bangunkerto 4 √

8 SD Negeri Kloposawit 5 √

9 SD Negeri Nganggrung 5 √

10 SD Negeri Donokerto 5 √

11 SD Negeri Wonosari 1 5 √

12 SD Negeri Wonosari 2 5 √

13 SD Negeri Soprayan 5 √

14 SD Negeri Sukorejo 5 √

15 SD Negeri Ngablak 5 √

16 SD Negeri Somoitan 5 √

17 SD Negeri Ledoknongko 8 √

Tabel 3.4 merupakan daftar cek dokumentasi yang berisi tentang

data nama sekolah dan jumlah sampel penelitian. Daftar cek pada

halaman sebelumnya digunakan ketika peneliti mendistribusikan dan

mengambil instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti

memberikan tanda cek (√) pada kolom sesuai atau tidak sesuai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

54

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan dalam sebuah

penelitian (Sugiyono, 2014: 148). Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah instrumen non tes. Instrumen non tes ini dibuat dalam

bentuk angket atau kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

alat ukur berupa lembar kuesioner pertanyaan tertutup dan terbuka.

1. Pertanyaan Tertutup

Pertanyaan tertutup ini merupakan pertanyaan yang biasanya dapat

dijawab dengan jawaban “iya” atau “tidak”. Jadi responden hanya dapat

menjawab pertanyaan dengan jawaban “iya” atau “tidak” dengan cara

mencentang salah satu jawaban yang sesuai dengan kolom yang tertera.

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Pertanyaan Tertutup

Aspek No Butir

Sosialisasi

Memperoleh sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter

(PPK) 1

Sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui

Kelompok Kerja Guru (KKG) 2

Pra Observasi

Integrasi PPK dalam Silabus 3

Integrasi PPK di silabus dalam RPP 4

Observasi Kelas

Pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran 5

Mengelola kelas dengan mengintegrasikan PPK 6

Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung PPK 7

Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan kegiatan

sehari-hari 8

Memfasilitasi tumbuh kembang karakter peserta didik 9

Mencatat perkembangan karakter peserta didik 10

Memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang

karakter yang dituangkan di RPP 11

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa pertanyaan tertutup terdiri dari 3

aspek, yaitu sosialisasi, pra observasi, dan observasi kelas. Aspek

sosialisasi terdapat pada nomor soal 1 dan 2. Aspek pra observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

55

terdapat pada nomor 3 dan 4. Aspek observasi kelas terdapat pada

nomor 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11. Penelitian ini menggunakan Skala

Gutman yang merupakan skala yang digunakan untuk mendapatkan

jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan

(Sugiyono, 2015: 139). Skala pengukuran dengan tipe ini mendapatkan

jawaban tegas, yaitu “ya-tidak”. Data yang didapatkan berupa dua

jawaban alternatif. Apabila responden memilih jawaban “ya” maka skor

yang didapatkan adalah 1 dan responden yang memilih jawaban “tidak”

mendapatkan skor 0.

2. Pertanyaan Terbuka

Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang kemungkinan

jawabannya tidak ditentukan oleh peneliti dan responden diberi

kebebasan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut

(Tukiran, 2012: 185). Kuesioner pertanyaan tertutup dalam penelitian

ini digunakan untuk mengetahui lebih mendalam upaya yang dilakukan

guru dalam mengembangkan dan menerapkan nilai karakter di kelas.

Adapun kisi-kisi kuesioner pertanyaan terbuka dapat dilihat pada Tabel

3.6 berikut.

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Kuesioner Pertanyaan Terbuka

Aspek Nomor

Praktik baik yang dilakukan 1

Informasi Penguatan Pendidikan Karakter selain dari Kelompok

Kerja Guru (KKG)

2

Cara mengintegrasikan nilai utama PPK dalam desain silabus 3

Cara mengintegrasikan nilai utama PPK di silabus ke dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

4

Cara pembiasaan sikap/karakter yang dilakukan sebelum memulai

pembelajaran

5

Cara mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai karakter 6

Metode pembelajaran yang digunakan di sekolah untuk

mendukung penerapan nilai karakter

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

56

Cara mengaitkan isi materi pembelajaran dengan Pengutan

Pendidikan Karakter (PPK)

8

Cara memfasilitasi setiap peserta didik untuk

menumbuhkembangkan karakter peserta didik

9

Cara mencatat perkembangan karakter peserta didik 10

Kendala yang dihadapi 11

G. Teknik Pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

validitas. Pengujian validitas dilakukan sebelum peneliti menyebarkan

instrumen kepada responden. Hasil validasi oleh ahli dan direvisi oleh

peneliti akan digunakan untuk melakukan penelitian. Validitas dalam

penelitian ini meliputi dua hal, yaitu validitas isi dan muka. Kedua validitas

ini akan dikenakan pada lembar kuesioner. Validitas menunjuk pada sejauh

mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Sangadji,

dkk., 2010: 160). Adapun validitas yang digunakan dalam peneliti ini adalah

sebagai berikut.

1. Validitas Isi

Siregar (2010: 163) mengatakan bahwa validitas isi berkaitan

dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus

diukur. Validitas isi tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka

melainkan berdasarkan pada masukan (Sangadji, dkk., 2010: 160-161).

Validitas isi diberikan oleh para ahli yang berkompeten dalam PPK.

Pada penelitian ini terdapat 10 ahli dari berbagai sekolah yang

merupakan guru sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama

negeri maupun swasta di Kabupaten Bantul, Kulon Progo dan Kota

Jogja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

57

Guru yang menjadi ahli dalam validasi merupakan guru yang

dianggap sudah kompeten dalam bidang ini. Para ahli memberikan nilai

pada lembar penilaian instrumen yang telah disediakan. Skala yang

digunakan dalam lembar penelitian instrumen ini adalah skala Likert.

Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau

gejala sosial (Sudaryono, 2016: 100).

Skor yang biasa digunakan dalam skala Likert adalah skor 1 (tidak

baik), skor 2 (kurang baik), skor 3 (ragu-ragu), skor 4 (baik), dan skor 5

(sangat baik). Dalam pengukuran menggunakan skala Likert, sering

terjadi kecenderungan responden memilih kategori skor ragu-ragu.

Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti memodifikasi kriteria skor sesuai

kebutuhan peneliti. Modifikasi kriteria skor yang digunakan adalah skor

1 (tidak baik), skor 2 (kurang baik), skor 3 (baik), dan skor 4 (sangat

baik). Hasil skor yang didapatkan dari validasi selanjutnya dikonversi

menjadi data kualitatif skala lima sesuai Sukardjo (2006: 52). Hasil

konversi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.7 Konversi Nilai Skala Lima

Interval Skor Kategori

X > X̅ i + 1,80 Sbi Sangat Baik

X̅ i + 0,60 Sbi < X ≤ X̅ i + 1,80Sbi Baik

X̅ i - 0,60 Sbi < X ≤ X̅ i + 0,60Sbi Cukup

X̅ i - 0,60 Sbi < X ≤ X̅ i - 0,60Sbi Kurang

X ≤ X̅ i - 1,80 Sbi Sangat Kurang

Keterangan:

Rerata ideal (X̅ i ) : 1 2⁄ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

Simpangan baku ideal (Sbi) : 1 6⁄ (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

58

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas, perhitungan data-data

kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan

menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif

pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Skor maksimal : 68

Skor minimal : 17

Rerata ideal (X̅ i) : ½ (68 + 17) = 42,5

Simpangan baku ideal (Sbi) : 1/6 (68-17) = 8,5

Interval skor dikategorikan sangat layak digunakan, layak

digunakan dengan revisi sedikit, kurang layak dengan revisi banyak,

tidak layak digunakan revisi total, dan sangat tidak layak digunakan

revisi total.

Kategori sangat layak digunakan:

= X > X̅ i + 1,80 SBi

= X > 42,5 + (1,80. 8,5)

= X > 42,5 + (15,3)

= X > 57,8

Kategori layak digunakan dengan sedikit revisi:

X̅ i + 0,60 Sbi < X ≤ X̅ i + 1,80SBi

= 42,5 + 0,60. 8,5 < X ≤ 42,5 + 0,60. 8,5

= 42,5 + 5,1 < X ≤ 42,5 + 15,3

= 47,6 < X ≤ 57,8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

59

Kategori kurang layak dengan banyak revisi:

X̅ i - 0,60 Sbi < X ≤ X̅ i + 0,60SBi

= 42,5 – 0,60. 8,5 < X ≤ 42,5 + 0,60. 8,5

= 42,5 – 5,1 < X ≤ 42,5 + 5,1

= 37,4 < X ≤ 47,6

Kategori tidak layak digunakan revisi total:

X̅ i - 0,60 Sbi < X ≤ X̅ i - 0,60SBi

= 42,5 – 1,80.8,5 < X ≤ 42,5 – 0,60. 8,5

= 42,5 – 15,3 < X ≤ 42,5 – 5,1

= 27,2 < X ≤ 37,4

Kategori sangat tidak layak revisi total:

X ≤ X̅ i - 1,80 SBi

= X ≤ 42,5 – 1,80. 8,5

= X ≤ 42,5 – 15,3

= X ≤ 27,2

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh konversi data kuantitatif

menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.

Tabel 3.8 Kriteria Skor Skala Lima

Interval Soal Kualifikasi

57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan

47,7 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan sedikit revisi

37,5 – 57,8 Kurang layak dengan banyak revisi

27,3 – 37,4 Tidak layak revisi total

≤ 27,2 Sangat tidak layak revisi total

Berdasarkan hasil perhitungan lembar penilaian instrumen yang

telah dinilai oleh para ahli, hasil yang didapatkan diakumulasi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

60

dikategorikan. Peneliti mendapatkan hasil penilaian instrumen yang

dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut.

Tabel 3.9 Rekapitulasi Validitas Instrumen

No Validator Instansi Skor Keterangan

1 DP SD N Bhayangkara 50 Layak untuk digunakan

dengan sedikit revisi

2 DK SD N Bantul 1 66 Sangat layak untuk

digunakan

3 L SD N Ungaran 64 Sangat layak untuk

digunakan

4 NWM SD N Keputran 1 64 Sangat layak untuk

digunakan

5 S SD N 4 Wates 68 Sangat layak untuk

digunakan

6 AA SD Muhammadiyah

Jogodayoh 64

Sangat layak untuk

digunakan

7 BAP SD Joannes Bosco 55 Layak untuk digunakan

dengan sedikit revisi

8 H SMP 1 Bantul 63 Sangat layak untuk

digunakan

9 TKR SMP 1 Bantul 54 Layak untuk digunakan

dengan sedikit revisi

10 BM SD Muhammadiyah

Karangkajen 67

Sangat layak untuk

digunakan

Dari hasil akumulasi dan kategori instrumen serta berdasarkan

masukan dan saran yang diberikan oleh ahli, peneliti mengikuti saran

serta masukan yang telah diberikan oleh ahli.

2. Validitas Muka

Validitas muka adalah validitas yang hanya didasarkan pada

penilaian terhadap format penampilan (Azwar, 2011: 46). Validitas

muka ini dilakukan pada instrumen kuesioner yang terdiri dari 11

pertanyaan tertutup dan 11 pertanyaan terbuka yang sudah divalidasi

oleh para ahli. Validitas muka pada instrumen kuesioner pertanyaan

tertutup dilakukan oleh 10 validator dari 9 sekolah yang berada di luar

Kabupaten Sleman. Kuesioner yang diujikan sudah dianggap layak dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

61

hanya ditemui beberapa revisi. Hasil validitas muka dapat dilihat pada

Tabel 3.10 berikut.

Tabel 3.10 Hasil Validitas Muka

Validator Masukan Sebelum Revisi Sesudah Revisi

DP

Butir 7, kata

“sesuai

dengan”

diganti dengan

kata

mendukung

Menerapkan metode

pembelajaran yang

sesuai dengan

penerapan nilai-nilai

karakter

Menerapkan

metode

pembelajaran

yang mendukung

nilai-nilai karakter

Butir 8, kata

“persoalan

kehidupan

sehari-hari”

diganti dengan

kata

“Penguatan

Pendidikan

Karakter”

Mengaitkan isi materi

pembelajaran dengan

persoalan kehidupan

sehari-hari

Mengaitkan isi

materi

pembelajaran

dengan persoalan

kehidupan sehari-

hari yang

berkaitan dengan

Penguatan

Pendidikan

Karakter (PPK)

Butir 11, kata

“dirancang”

diganti dengan

kata

“dituangkan”

Memberikan umpan

balik kepada peserta

didik tentang karakter

yang dirancang dalam

RPP

Memberikan

umpan balik

kepada peserta

didik tentang

karakter yang

dituangkan dalam

RPP

NWM dan

L

Perhatikan

petunjuk

pengisian

sebaiknya

ditambah

Bapak/ Ibu

Mohon memberi tanda

centang (√) pada

kolom Ya atau Tidak

sesuai dengan kondisi

yang sebenarnya

Bapak/ Ibu mohon

memberi tanda

centang (√) pada

kolom Ya atau

Tidak sesuai

dengan kondisi

yang sebenarnya

TKR

Perhatikan

petunjuk

pengisian dan

di akhir

kalimat selalu

diakhiri

dengan tanda

baca titik

Lingkari angka yang

tertera dalam kolom

skor dan memberikan

saran untuk kelayakan

perangkat instrumen

implementasi program

Penguatan Pendidikan

Karakter

Berilah tanda

centang (√) pada

angka yang tertera

dalam kolom skor

dan memberikan

saran untuk

kelayakan

perangkat

instrumen

implementasi

program

Penguatan

Pendidikan

Karakter (PPK).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

62

H. Teknik Analisis Data

Data yang telah didapatkan melalui instrumen penelitian yang telah

dijelaskan di atas selanjutnya dianalisis dengan langkah-langkah sebagai

berikut.

1. Pengolahan Data

Pengolahan data adalah proses penghitungan atau transformasi data

input menjadi informasi yang mudah dimengerti ataupun sesuai dengan

yang diinginkan (Sutarman, 2012: 4). Adapun pengolahan data dalam

penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap sebagai berikut.

a. Editing

Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang

telah dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk atau data

yang terkumpul tidak logis dan meragukan (Hasan, 2006: 24). Pada

tahap ini peneliti memeriksa ulang kelengkapan dari identitas para

responden dan instrumen penelitian untuk meminimalisir kurangnya

data yang terkumpul.

b. Coding

Coding adalah pemberian atau pembuatan kode-kode pada

setiap data yang termasuk dalam kategori yang sama (Hasan, 2006:

24). Pada tahap ini peneliti menggunakan kode pada data yang akan

dianalisis dengan memberikan huruf A sampai Q untuk inisial data

17 sekolah dasar negeri bagi guru kelas 1 sampai kelas 6 se-

Kecamatan Turi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

63

c. Tabulasi

Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data

yang sudah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan

(Hasan, 2006: 24). Pada tahap ini peneliti memasukkan data yang

sudah diberikan kode ke dalam tabel.

2. Analisis Deskriptif

Analisis dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif.

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan,

yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2018: 226). Dalam penelitian ini,

peneliti mengolah data yang telah diperoleh untuk dianalisis. Hasil olah

data berupa persentase penerapan program Penguatan Pendidikan

Karakter secara keseluruhan dan masing-masing butir. Data yang sudah

dihitung disajikan dalam bentuk diagram batang. Penyajian data

menggunakan diagram batang dimaksudkan untuk memudahkan

pembaca melihat hasil persentase per butir.

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir yang dilakukan peneliti adalah melakukan

penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan bertujuan untuk

menjawab rumusan masalah yang sedang diteliti oleh peneliti, yaitu

sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter

berbasis kelas di sekolah dasar se-Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

metode survei. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

Oktober 2018. Penelitian ini dilaksanakan di 17 sekolah dasar negeri

yang berada di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Subjek dalam

penelitian ini adalah guru kelas 1 sampai dengan kelas VI. Peneliti

mengambil sampel sebesar 86 guru sesuai dengan tabel penentuan

jumlah sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan.

Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan

penelitian ini adalah meminta surat pengantar untuk melaksanakan

penelitian di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi dari kampus

Universitas Sanata Dharma. Setelah itu, peneliti juga mengurus surat

perizinan untuk melaksanakan penelitian di daerah Sleman khususnya

Kecamatan Turi di Kantor Kesatuan Bangsa dan BAPPEDA. Surat

pengantar yang sudah didapatkan dari kedua kantor tersebut kemudian

diberikan ke Kantor Kecamatan Turi dan Unit Pelayanan Teknis (UPT)

Pelayanan Pendidikan Kecamatan Turi. Langkah terakhir dalam

mengurus perizinan untuk penelitian adalah meminta izin kepada

seluruh kepala sekolah sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi secara

lisan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

65

Pada pelaksanaan penelitian ini, peneliti menyesuaikan waktu

penelitian dengan kepala sekolah masing-masing sekolah dasar negeri

se-Kecamatan Turi. Ketika melaksanakan penelitian ini, peneliti tidak

bisa menunggu jalannya penelitian di seluruh sekolah dasar. Oleh

karena itu peneliti memberikan undian secara acak kepada kepala

sekolah. Berikut adalah tabel sekolah dasar negeri yang digunakan

sebagai tempat penelitian.

Tabel 4.1 Sekolah Dasar Negeri Tempat Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Guru Sampel

Penelitian

1 SD Negeri Turi 1 6 5

2 SD Negeri Turi 2 6 5

3 SD Negeri Turi 3 6 5

4 SD Negeri Karanganyar 6 4

5 SD Negeri Banyuurip 1 6 5

6 SD Negeri Banyuurip 2 6 5

7 SD Negeri Bangunkerto 6 4

8 SD Negeri Kloposawit 6 5

9 SD Negeri Nganggrung 6 5

10 SD Negeri Donokerto 6 5

11 SD Negeri Wonosari 1 6 5

12 SD Negeri Wonosari 2 6 5

13 SD Negeri Soprayan 6 5

14 SD Negeri Sukorejo 6 5

15 SD Negeri Ngablak 6 5

16 SD Negeri Somoitan 6 5

17 SD Negeri Ledoknongko 10 8

Jumlah 106 86

Tabel 4.1 adalah tabel yang memuat daftar sekolah dasar negeri yang

diteliti di Kecamatan Turi, di mana di dalamnya terdapat nama sekolah

dasar negeri yang diteliti, jumlah guru yang mengisi kuesioner, dan

sampel penelitian. Pengerjaan kuesioner dilakukan satu kali oleh guru

yang mendapatkan undian secara acak yang dilakukan peneliti dengan

kepala sekolah. Masing-masing guru mendapatkan bagian sesuai dengan

hasil undian secara acak tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

66

Setiap sekolah dasar negeri mendapatkan satu paket kuesioner yang

berisi pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka sesuai dengan jumlah

sampel penelitian di sekolah dasar tersebut. Alokasi waktu yang

diberikan untuk mengerjakan kuesioner tersebut kurang lebih dua

minggu setelah menerima dari peneliti. Cara pengerjaan pertanyaan

tertutup pada penelitian ini adalah guru diminta untuk mencentang (√)

salah satu jawaban yang sesuai dan paling tepat yaitu iya atau tidak.

Untuk mengerjakan pertanyaan terbuka, guru cukup menguraikan

jawabannya sesuai dengan soal yang sudah tersedia.

2. Deskripsi Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah guru kelas I sampai kelas VI

yang berada di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi, Kabupaten

Sleman yang berjumlah 86 guru. Nama guru dalam penelitian ini

disajikan dengan inisial untuk menjaga kerahasiaan dan mempermudah

pengolahan data. Jawaban dari guru dikumpulkan dan direkapitulasi

untuk mengetahui sejauh mana penerapan program Penguatan

Pendidikan Karakter berbasis kelas yang dilaksanakan di sekolah dasar

negeri se-Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.

3. Deskripsi Data Penerapan Program Penguatan Pendidikan

Karakter Berbasis Kelas di Sekolah Dasar se-Kecamatan Turi

a. Deskripsi Pertanyaan Terbuka

Pertanyaan terbuka disajikan dalam 11 butir pertanyaan

uraian. Pertanyaan tersebut mencakup aspek-aspek yang berkaitan

dengan PPK berbasis kelas yang dilengkapi dengan pertanyaan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

67

praktik baik yang dilakukan, cara-cara, hingga kendala yang

dihadapi dalam penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter

berbasis kelas. Apabila guru sudah menerapkan program Penguatan

Pendidikan Karakter berbasis kelas, maka guru diharapkan

menjawab pertanyaan terbuka untuk mendapatkan data yang lebih

mendalam.

b. Deskripsi Pertanyaan Tertutup

Peneliti mendeskripsikan penerapan program Penguatan

Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah

dasar se-Kecamatan Turi. Deksripsi dipaparkan pada setiap butir

pertanyaan tertutup. Berikut merupakan rekapitulasi hasil ini yang

digunakan dalam penelitian pertanyaan tertutup.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Pertanyaan Tertutup

Jumlah Persentase

Ya Tidak Ya Tidak

Butir 1 81 5 94% 6%

Butir 2 73 13 85% 15%

Butir 3 85 1 99% 1%

Butir 4 85 1 99% 1%

Butir 5 86 0 100% 0%

Butir 6 86 0 100% 0%

Butir 7 85 1 99% 1%

Butir 8 86 0 100% 0%

Butir 9 85 1 99% 1%

Butir 10 83 3 97% 3%

Butir 11 85 1 99% 1%

Rerata 83 3 97,1% 2,9%

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata persentase guru yang

menjawab “ya” sebesar 97,1% sedangkan yang menjawab “tidak”

sebesar 2,9%. Diagram batang dari data di atas dapat dilihat sebagai

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

68

Gambar 4.1 Grafik Persentase PPK Berbasis Kelas

Peneliti akan mendeskripsikan data pada instrumen pertanyaan

tertutup dan instrumen pertanyaan terbuka. Deskripsi data kedua

instrumen tersebut disajikan oleh peneliti sebagai berikut.

1) Aspek Sosialisasi

a) Sosialisasi program Penguatan Pendidikan Karakter

dari kepala sekolah atau guru yang mengikuti pelatihan

PPK

Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan

program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada

butir 1 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar

negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.

94%85%

99% 99% 100% 100% 99% 100% 99% 97% 99%

6%15%

1% 1% 0% 0% 1% 0% 1% 3% 1%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Butir1

Butir2

Butir3

Butir4

Butir5

Butir6

Butir7

Butir8

Butir9

Butir10

Butir11

Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

69

Gambar 4.2 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 1

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa sebesar 94% guru

sudah memperoleh sosialisasi program Penguatan

Pendidikan Karakter dari kepala sekolah atau guru yang

mengikuti pelatihan PPK, sedangkan sebesar 4% guru

lainnya belum mendapatkan sosialisasi program Penguatan

Pendidikan Karakter dari kepala sekolah atau guru yang

mengikuti pelatihan PPK.

b) Sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)

Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan

program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada

butir 2 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar

negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.

Gambar 4.3 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 2

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa sebesar 85% guru

sudah memperoleh sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja

Y A T I D A K

94%

6%

Y A T I D A K

85%

15%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

70

Guru (KKG), sedangkan sebesar 15% guru belum

memperoleh sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru

(KKG).

c) Rerata Persentase Aspek Sosialisasi

Tabel 4.3 menunjukkan rerata jawaban “ya” dan

“tidak” pada aspek sosialisasi. Rerata persentase guru yang

menjawab “ya” adalah 90%, sedangkan yang menjawab

“tidak” sebesar 10%. Berikut adalah rerata persentase untuk

aspek sosialisasi.

Tabel 4.3 Rerata Persentase Aspek Sosialisasi

No. Butir Persentase

Ya Tidak

1

Apakah Bapak/Ibu memperoleh

sosialisasi Penguatan Pendidikan

Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau

guru yang mengikuti pelatihan PPK?

94% 6%

2

Apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan

sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja

Guru (KKG)?

85% 15%

Rerata 89,5% 10,5%

2) Aspek Pra Observasi

a) Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain

silabus

Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan

program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada

butir 3 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar

negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

71

Gambar 4.4 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 3

Gambar 4.4 menunjukkan bahwa sebesar 99% guru

sudah sudah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam

desain silabus, sedangkan sebesar 1% guru belum sudah

mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain

silabus.

b) Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan

program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada

butir 4 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar

negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.

Gambar 4.5 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 4

Gambar 4.5 menunjukkan bahwa sebesar 99% guru

sudah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Y A T I D A K

99%

1%

Y A T I D A K

99%

1%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

72

sedangkan sebesar 1% guru belum mengintegrasikan nilai-

nilai utama PPK di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) .

c) Rerata Persentase Aspek Pra Observasi Kelas

Tabel 4.4 menunjukkan rerata jawaban “ya” dan

“tidak” pada aspek pra observasi. Rerata pada aspek pra

observasi didapatkan sebesar 99% untuk jawaban “ya” dan

1% untuk jawaban “tidak”. Berikut adalah rerata persentase

aspek pra observasi.

Tabel 4.4 Rerata Persentase Aspek Pra Observasi

No. Butir Persentase

Ya Tidak

3 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK

dalam desain silabus 99% 1%

4

Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di

silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)

99% 1%

Rerata 99% 1%

3) Aspek Observasi Kelas

a) Melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum

memulai pembelajaran

Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan

program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada

butir 5 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar

negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

73

Gambar 4.6 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 5

Gambar 4.6 menunjukkan bahwa sebesar 100% guru

sudah melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum

memulai pembelajaran. Hal tersebut berarti seluruh guru di

sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi sudah

melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai

pembelajaran.

b) Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai

karakter

Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan

program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada

butir 6 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar

negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.

Gambar 4.7 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 6

Gambar 4.7 menunjukkan bahwa sebesar 100% guru

sudah mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai

Y A T I D A K

100%

0%

Y A T I D A K

100%

0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

74

karakter. Hal tersebut berarti seluruh guru di sekolah dasar

negeri se-Kecamatan Turi sudah mengelola kelas dengan

mengintegrasikan nilai-nilai karakter.

c) Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung

nilai-nilai karakter

Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan

program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada

butir 7 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar

negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.

Gambar 4.8 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 7

Gambar 4.8 menunjukkan bahwa sebesar 99% guru

sudah menerapkan metode pembelajaran yang mendukung

nilai-nilai karakter, sedangkan sebesar 1% guru belum

menerapkan metode pembelajaran yang mendukung nilai-

nilai karakter.

d) Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan program

Penguatan Pendidikan Karakter

Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan

program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada

Y A T I D A K

99%

1%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

75

butir 8 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar

negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.

Gambar 4.9 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 8

Gambar 4.9 menunjukkan bahwa sebesar 100% guru

sudah mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan program

Penguatan Pendidikan Karakter. Hal tersebut berarti seluruh

guru di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi sudah

mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan program

Penguatan Pendidikan Karakter.

e) Memfasilitasi setiap peserta didik untuk

menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam

RPP

Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan

program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada

butir 9 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar

negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.

Y A T I D A K

100%

0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

76

Gambar 4.10 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 9

Gambar 4.10 menunjukkan bahwa sebesar 99% guru

sudah memfasilitasi setiap peserta didik untuk

menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam

RPP, sedangkan sebesar 1% guru belum memfasilitasi setiap

peserta didik untuk menumbuhkembangkan karakter yang

dirancang dalam RPP.

f) Mencatat perkembangan karakter peserta didik

Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan

program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada

butir 10 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar

negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.

Gambar 4.11 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 10

Gambar 4.11 menunjukkan bahwa sebesar 97% guru

sudah mencatat perkembangan karakter peserta didik,

Y A T I D A K

99%

1%

Y A T I D A K

97%

3%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

77

sedangkan sebesar 3% guru belum mencatat perkembangan

karakter peserta didik.

g) Memberi umpan balik kepada peserta didik tentang

karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP

Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan

program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada

butir 11 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar

negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.

Gambar 4.12 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 11

Gambar 4.12 menunjukkan bahwa sebesar 99% guru

sudah memberi umpan balik kepada peserta didik tentang

karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP, sedangkan

1% guru belum memberi umpan balik kepada peserta didik

tentang karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP.

h) Rerata Persentase Observasi Kelas

Tabel 4.5 menunjukkan rerata jawaban “ya” dan

“tidak” pada aspek observasi kelas. Rerata persentase guru

yang menjawab “ya” adalah 99%, sedangkan yang

menjawab “tidak” sebesar 1%. Berikut adalah rerata

persentase untuk aspek observasi kelas.

Y A T I D A K

99%

1%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

78

Tabel 4.5 Rerata Persentase Aspek Observasi Kelas

No. Butir Persentase

Ya Tidak

5 Melaksanakan pembiasaan sikap/karakter

sebelum memulai pembelajaran 100% 0%

6 Mengelola kelas dengan

mengintegrasikan nilai-nilai karakter 100% 0%

7 Menerapkan metode pembelajaran yang

mendukung nilai-nilai karakter 99% 1%

8

Mengaitkan isi materi pembelajaran

dengan persoalan kehidupan sehari-hari

yang berkaitan dengan Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK)

100% 0%

9

Memfasilitasi setiap peserta didik untuk

menumbuhkembangkan karakter yang

dirancang dalam RPP

99% 1%

10 Mencatat perkembangan karakter peserta

didik 97% 3%

11

Memberikan umpan balik kepada peserta

didik tentang karakter yang dituangkan

dalam rancangan RPP

99% 1%

Rerata 99,1% 0,9%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebesar 100%

guru sudah melaksanakan pembiasaan sikap/karakter

sebelum memulai pembelajaran, mengelola kelas dengan

mengintegrasikan nilai-nilai karakter, dan mengaitkan isi

materi pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-hari

yang berkaitan dengan program Penguatan Pendidikan

Karakter. Sebesar 99% guru sudah menerapkan metode

pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter,

memfasilitasi setiap peserta didik untuk

menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam

RPP, dan memberi umpan balik kepada peserta didik tentang

karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP, sedangkan

sebesar 1% guru belum menerapkan metode pembelajaran

yang mendukung nilai-nilai karakter, belum memfasilitasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

79

setiap peserta didik untuk menumbuhkembangkan karakter

yang dirancang dalam RPP dan belum memberi umpan balik

kepada peserta didik tentang karakter yang dituangkan

dalam rancangan RPP. Sebesar 97% guru mencatat

perkembangan karakter peserta didik, sedangkan 3% guru

belum mencatat perkembangan karakter peserta didik.

B. Pembahasan

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode

survei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan

sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi, Kabupaten

Sleman. Penguatan Pendidikan Karakter merupakan gerakan pendidikan di

sekolah untuk memperkuat karakter melalui perubahan dan pengembangan

potensi peserta didik dengan cara harmonisasi olah hati, olah rasa, olah

pikir, dan olah raga sesuai Pancasila (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 17).

Melalui karakter yang akan terbentuk, peserta didik diharapkan dapat

mengembangkan ciri khas, potensi diri, dan menanamkan nilai-nilai

karakter peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengisian instrumen

pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka yang disebarkan kepada guru

kelas I sampai VI di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.

Kuesioner yang digunakan terdiri dari 11 pertanyaan tertutup dan 11

pertanyaan terbuka dan dibagi menjadi 3 aspek, yaitu aspek sosialisasi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

80

aspek pra observasi, dan aspek observasi kelas. Data yang sudah didapatkan

selanjutnya dianalisis dan dideskripsikan sesuai dengan nomor butir

pertanyaan tertutup serta dilengkapi dengan data dari kuesioner pertanyaan

terbuka. Berikut adalah penjabaran dari setiap aspek.

1. Aspek Sosialisasi

Aspek sosialisasi diwakili oleh butir 1 dan 2. Dari hasil analisis data

diketahui bahwa 90% guru sudah memperoleh sosialisasi Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau guru yang

mengikuti pelatihan PPK dan sudah mendapatkan sosialisasi PPK

melalui Kelompok Kerja Guru (KKG). Dengan kata lain, aspek

sosialisasi sudah diterapkan sebesar 90%.

Upaya yang telah dilakukan guru untuk mendapatkan informasi PPK

selain dari KKG dan kepala sekolah adalah dengan sosialisasi lewat

forum Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), supervisi dari pengawas,

informasi media massa, dari teman guru atau dari sekolah yang lain

(saling memberikan informasi antar teman), Bimbingan Teknis

(BINTEK) dari narasumber PPK, dan pelatihan atau diklat yang

diselenggarakan Dinas Pendidikan. Selanjutnya, 10% guru mengalami

kendala seperti kurangnya buku atau referensi yang membahas lebih

dalam mengenai penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter

berbasis kelas.

2. Aspek Pra Observasi

Aspek pra observasi diwakili oleh nomor butir 3 dan 4. Dari hasil

analisis data diketahui bahwa 99% guru sudah mengintegrasikan nilai-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

81

nilai utama PPK dalam desain silabus dan guru sudah mengintegrasikan

nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Artinya, aspek pra observasi sudah diterapkan

sebesar 99%.

Tingginya persentase tersebut menunjukkan bahwa guru sudah

mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus dan guru

sudah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Upaya yang dilakukan guru

dalam mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus

adalah guru mengerjakan sesuai contoh yang pernah diketahui,

memasukkan indikator-indikator yang mengandung nilai-nilai PPK,

disesuaikan dengan materi silabus yang dikerjakan bersama guru sesuai

Kurikulum 13, dan diintegrasikan dengan cara praktik langsung dalam

penerapannya.

Upaya guru dalam mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di

silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah guru

merencanakan pencapaian penguasaan siswa melalui sikap dan

keterampilan, dengan strategi pembelajaran terpusat pada siswa melalui

diskusi kelas atau ceramah, merevisi tujuan pembelajaran sehingga

dalam pembelajaran dapat mengembangkan kemampuan kognitif,

psikomotorik dan afektif. Guru memberikan tugas-tugas individu atau

kelompok dalam setiap tema yang sesuai dengan PPK, mendesain RPP

yang memuat fokus penguatan karakter dengan memilih metode

pembelajaran dan manajemen kelas yang relevan, melaksanakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

82

penilaian otentik melalui pengamatan sikap, penilaian dengan tes

ataupun penilaian non tes.

3. Aspek Observasi Kelas

Aspek observasi kelas diwakili oleh nomor butir 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan

11. Dari hasil analisis data diketahui bahwa sebesar 100% guru sudah

melaksanakan pembiasaan sikap atau karakter sebelum memulai

pembelajaran, mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai

karakter, dan mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan program Penguatan

Pendidikan Karakter. Sebesar 99% guru sudah menerapkan metode

pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter, memfasilitasi setiap

peserta didik untuk menumbuhkembangkan karakter yang dirancang

dalam RPP, dan memberi umpan balik kepada peserta didik tentang

karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP, dan sebesar 97% guru

sudah mencatat perkembangan karakter peserta didik. Artinya, aspek

observasi kelas sudah diterapkan sebesar 99%.

Dalam Permendikbud No. 20 Tahun 2018 pasal 2 ayat 2 merupakan

perwujudan dari 5 nilai utama yang saling berkaitan yaitu religiositas,

nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai

tersebut membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai

prioritas gerakan Penguatan Pendidikan Karakter yang terintegrasi

dalam kurikulum

Tingginya persentase tersebut menunjukkan bahwa sudah banyak

guru yang sudah melaksanakan pembiasaan sikap atau karakter sebelum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

83

memulai pembelajaran, mengelola kelas dengan mengintegrasikan

nilai-nilai karakter, mengaitkan isi materi pembelajaran dengan

persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan program

Penguatan Pendidikan Karakter dan memberi umpan balik kepada

peserta didik tentang karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP,

guru sudah menerapkan metode pembelajaran yang mendukung nilai-

nilai karakter, memfasilitasi setiap peserta didik untuk

menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP, dan

mencatat perkembangan karakter peserta didik.

Upaya yang telah dilakukan guru dalam melaksanakan pembiasaan

sikap atau karakter sebelum memulai pembelajaran adalah selalu berdoa

sebelum pelajaran, melaksanakan piket kelas, berbaris masuk kelas dan

berjabat tangan dengan guru ketika masuk ruangan, dan menggunakan

bahasa yang baik dan benar. Siswa membaca cerita, misalnya cerita

dongeng, fiksi, kemudian nanti diambil pesan moral dari cerita tersebut

dan membaca cerita dilakukan 5 menit sebelum pelajaran.

Upaya yang telah dilakukan guru dalam mengelola kelas dengan

mengintegrasikan nilai-nilai karakter membuat komitmen bersama agar

proses pembelajaran lebih efektif, mempersiapkan psikologis dan

emosional peserta didik sebelum memasuki materi, menanamkan nilai

kedisiplinan agar pembelajaran berlangsung maksimal. Guru

mendorong siswa melakukan tutor teman sebaya, melibatkan siswa

secara aktif dalam pembelajaran dengan metode kerja kelompok atau

diskusi, siswa melaksanakan piket secara beregu agar kelas selalu bersih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

84

dan rapi, dan tempat duduk siswa disesuaikan dengan kondisi siswa.

Guru memberikan pembelajaran di kelas dengan memberi contoh nilai

karakter yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan

demikian guru dapat mengobservasi karakter siswa ketika dalam kelas.

Guru melakukan upaya dalam mendukung nilai-nilai karakter

dengan menerapkan metode pembelajaran ceramah, tanya-jawab,

bermain peran, diskusi, memecahkan masalah, pengamatan, dan

menganalisis. Guru menggunakan metode pembelajaran berpusat pada

siswa, metode pembelajaran yang membuat siswa aktif tapi

menyenangkan (PAKEM), model pembelajaran kooperatif dan model

pembelajaran berbasis masalah. Guru memberi kesempatan menjawab

sesuai dengan kemampuan, memberi kesempatan siswa dalam

mengembangkan idenya dalam pengetahuan, menghargai inisiatif

terhadap gagasan baru dari diri siswa, lebih mengutamakan penilaian

proses dari pada hasil akhir, dan memberi kesempatan yang cukup pada

siswa dalam berkreasi menciptakan karya.

Guru melakukan upaya dalam mengaitkan isi materi pembelajaran

dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Guru mengajak siswa

menghubungkan atau mengaitkan materi yang dipelajari dengan dunia

nyata, sehingga siswa dapat mencari hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapan pengetahuan dalam kehidupan sehari-

hari. Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang dikaitkan dengan

nilai-nilai karakter yang terkandung di dalamnya, meminta siswa secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

85

berkelompok untuk mengungkap pesan moral, dan sikap dari tokoh

dalam cerita. Dengan menekankan nilai PPK pada materi pembelajaran

yang telah ditentukan maka sikap peserta didik akan terbentuk.

Guru melakukan upaya dalam memfasilitasi setiap peserta didik

untuk menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP.

Guru memberi bimbingan kepada siswa yang mengalami kendala

dengan melakukan konseling jika ada sikap siswa yang kurang sesuai,

memberikan peran-peran tertentu dalam proses pembelajaran, dan

memberikan contoh sikap atau nilai-nilai yang baik dalam bentuk

perilaku sehari-hari. Siswa diberi kesempatan untuk menyadari

sikapnya misalnya, ketika melakukan perbuatan tidak baik pada teman

yang mengakibatkan teman menangis, guru memberi bimbingan dengan

menanyakan kronologi, dan memberikan solusi terbaiknya kepada

siswa.

Guru melakukan upaya dalam mencatat perkembangan karakter

peserta didik dengan mencatat sikap baik maupun kurang baik dalam

bentuk anekdot. Guru melaksanakan penilaian atau evaluasi yang

dilakukan secara terus menerus di dalam kelas melalui buku observasi.

Guru melakukan upaya dalam memberikan umpan balik dengan

memberikan penghargaan dan memberikan pujian kepada pesera didik.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di atas, sekolah dasar

negeri se-Kecamatan Turi sudah menerapkan program Penguatan

Pendidikan Karakter berbasis kelas. Dalam pendidikan karakter berbasis

kelas terintegrasi dalam kurikulum, fokus utama pembelajaran adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

86

penguasaan kompetensi dasar yang sudah ditentukan. Guru tetap fokus

mengajar pada pencapaian kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum

yang digunakan. Guru menjelaskan salah satu isi kompetensi dasar

tentang nilai-nilai pembentukan karakter yang bisa diambil dari

penjelasan materi pembelajaran tersebut, sehingga peserta didik lebih

memahami bahwa materi pembelajaran tersebut penting dan bermakna

bagi kehidupan mereka (Koesoema, 2018: 73).

Guru menentukan prioritas nilai yang akan dipakai sebagai fokus

dalam pengajaran. Guru mendalami dan mempersiapkan materi

pelajaran melalui kompetensi dasar mata pelajaran. Guru mampu

melihat dan menemukan ada banyak nilai yang bisa diajarkan dalam

kompetensi dasar tersebut. Pada materi pelajaran yang akan diajarkan

terdapat banyak kemungkinan untuk mengintegrasikan nilai-nilai

pembentukan karakter (Koesoema, 2018: 69).

Sebelum memulai pelajaran guru bisa mempersiapkan peserta didik

untuk secara psikologis dan emosional memasuki materi pembelajaran,

untuk menanamkan nilai kedisiplinan dan komitmen kelas yang akan

disepakati pada saat peserta didik belajar. Aturan ini dikomunikasikan,

didialogkan dan disepakati bersama dengan peserta didik. Tujuan

pengaturan kelas adalah agar proses pembelajaran berjalan dengan baik

dan membantu setiap individu berkembang maksimal dalam belajar.

Pengelolaan kelas yang baik dapat membentuk penguatan karakter (Tim

PPK Kemendikbud, 2017: 28).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

87

Guru menuliskan dan menjelaskan nilai-nilai Rencana Pelaksanaan

Pelmbelajaran (RPP). Ketika guru mendesain RPP, guru menuliskan

langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada saat kegiatan

pembukaan, inti, dan penutup. Selama ini, RPP praktis hanya menjadi

semacam petunjuk dan langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran.

Inilah yang terjadi dalam format RPP yang dibuat oleh pendidik. Dalam

konteks pengembangan pendidikan karakter terintegrasi dalam mata

pelajaran, menuliskan langkah-langkah kegiatan semata tidaklah

mencukupi. Guru perlu menambah dengan menjelaskan tentang nilai-

nilai yang akan diajarkan (Koesoema, 2018: 70-71). Penelitian yang

dilakukan ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiliandani

(2016) tentang implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran

di sekolah dasar di mana salah satu dari hasil kesimpulannya

menyiapkan RPP, media pembelajaran, metode mengajar, sumber

belajar, dan evaluasi pembelajaran dengan perencanaan dan persiapan

pembelajaran yang telah disiapkan secara matang sebelumnya. Hal

tersebut membuktikan bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai dan

merupakan kunci keberhasilan dari proses pembelajaran yang dilakukan

di dalam kelas.

Tim PPK Kemendikbud (2017: 32) menyatakan bahwa Penguatan

Pendidikan Karakter secara umum dilakukan dengan cara

mengintegrasikan PPK dalam mata pelajaran yang sudah ada

(terintegrasi dalam kurikulum). Namun, sekolah bisa pula mengajarkan

nilai-nilai PPK melalui mata pelajaran khusus yang berfokus pada tema

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

88

nilai-nilai tertentu. Sekolah mendesain mata pelajaran khusus dengan

alokasi waktu khusus yang disediakan sebagai bagian dalam

pembentukan karakter peserta didik. Tema-tema yang mengandung nilai

utama PPK diajarkan dalam bentuk pembelajaran di kelas dengan

metode pembelajaran yang selaras sehingga dapat semakin memperkaya

praksis PPK di sekolah. Guru menyampaikan tema-tema yang akan

mereka tekankan dan menyediakan guru khusus atau memberdayakan

guru yang ada untuk mengajarkan materi tentang nilai-nilai tertentu

untuk memperkuat pendidikan karakter. Tim PPK Kemendikbud (2017:

28) menyatakan bahwa peserta didik menjadi pendengar yang baik atau

menyimak saat guru memberikan pelajaran di dalam kelas (dapat

menguatkan nilai saling menghargai dan toleransi). Peserta didik

mengangkat tangan atau mengacungkan jari kepada guru sebelum

mengajukan pertanyaan atau tanggapan. Setelah diizinkan oleh guru, ia

baru boleh berbicara (dapat menguatkan nilai saling menghargai dan

percaya diri). Guru memberikan sanksi yang mendidik kepada peserta

didik sebagai konsekuensi dan bentuk tanggung jawab bila terjadi

keterlambatan dalam mengerjakan atau mengumpulkan tugas (dapat

menguatkan nilai disiplin, bertanggung jawab, dan komitmen diri).

Dari hasil penelitian ini diketahui 95,8% guru di sekolah dasar

negeri se-Kecamatan Turi sudah menerapkan PPK. Hal tersebut dapat

dilihat dari kepala sekolah, guru, atau Kelompok Kerja Guru (KKG).

Salah satu cara yang dilakukan guru untuk memperoleh informasi

mengenai pengintegrasian PPK, yaitu melalui sosialisasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

89

Kelompok Kerja Guru (KKG). Kelompok Kerja Guru (KKG)

merupakan wadah dalam pembinaan profesional guru yang dapat

dimanfaatkan untuk berkomunikasi, bertukar pikiran berbagai

pengalaman, melaksanakan berbagai demonstrasi, atraksi, dan simulasi

pembelajaran (Ratna, 2010: 3). Keberadaan KKG merupakan bagian

integral dari perwujudan sistem pembinaan kompetensi guru, yang di

dalamnya terdapat serangkaian kegiatan peningkatan mutu pendidikan,

kemampuan profesional guru (Susilo, 2017: 10). Dan pengintegrasian

Penguatan Pendidikan Karakter kelas secara optimal membutuhkan

sosialisasi mengenai PPK salah satunya melalui KKG.

Menurut Direktorat jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (dalam

Pertiwi, 2014: 10), tujuan dari KKG adalah sebagai wadah pembinaan,

pengarahan penjelasan, diskusi penalaran kepada tenaga pendidikan,

meningkatkan semangat kerja guru-guru di kelompok gugu untuk

meningkatkan mutu, sebagai wadah informasi, inovasi, dan mengajak

tenaga kependidikan untuk berbekal diri dalam usaha meningkatkan

kualitas sumber daya manusia sesuai target yang diharapkan.

Guru juga telah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam

desain silabus maupun RPP dan memfasilitasi peserta didik untuk

menumbuhkembangkan karakter dalam RPP. Selanjutnya, guru juga

telah melaksanakan pembiasaan sikap atau karakter sebelum memulai

pembelajaran, menerapkan metode dan model pembelajaran yang

mendukung nilai-nilai karakter, dan mengaitkan isi materi pembelajaran

dengan kehidupan sehari-hari. Guru juga telah mengelolma kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

90

dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter dan mencatat

perkembangan peserta didik serta memberikan umpan balik pada

peserta didik. Pengelolaan kelas yang baik dapat membentuk penguatan

karakter (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 3).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

91

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti,

maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi sudah menerapkan program

Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas dengan persentase

sebesar 95,8%. Berdasarkan data yang diperoleh, guru telah

menerapkan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di

sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi dengan memperhatikan 3

aspek, yaitu aspek sosialisasi, pra observasi, dan observasi kelas. Pada

aspek sosialisasi sudah diterapkan sebesar 89,5%, pada aspek pra

observasi sebesar 99%, dan aspek observasi kelas sebesar 99,1%.

2. Bentuk penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis

kelas di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi yang dilakukan guru

antara lain melalui sosialisasi tentang Penguatan Pendidikan Karakter

dengan Kelompok Kerja Guru (KKG), kepala sekolah, dan guru yang

telah mengikuti pelatihan, mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam

silabus dan RPP, melaksanakan pembiasaan sikap atau karakter sebelum

memulai pembelajaran, mengelola kelas dengan mengintegrasikan

Penguatan Pendidikan Karakter, menerapkan model dan metode

pembelajaran yang sesuai dengan Penguatan Pendidikan Karakter,

mengaitkan isi pembelajaran dengan Penguatan Pendidikan Karakter,

memfasilitasi peserta didik untuk menumbuhkembangkan karakter,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

92

mencatat perkembangan karakter peserta didik, dan memberikan umpan

balik kepada peserta didik tentang karakter yang dirancang dalam RPP.

B. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan dan kekurangan yang dialami oleh peneliti pada

saat melakukan penelitian adalah sebagai berikut.

1. Instrumen pertanyaan terbuka memberatkan guru ketika guru menjawab

pertanyaan secara deskriptif karena waktu pengerjaannya bersamaan

dengan tahun ajaran baru.

2. Data dan informasi yang didapatkan hanya melalui kuesioner yang

dibagikan kepada guru, sehingga jawaban yang diberikan guru belum

tentu menunjukkan keadaan yang sesungguhnya.

C. Saran

Berdasarkan kelemahan dan keterbatasan yang dialami oleh peneliti,

maka peneliti akan menyampaikan saran sebagai masukan dan perbaikan

untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut.

1. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperhatikan waktu pengerjaan

instrumen supaya pengerjaannya tidak dirasa berat oleh responden.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah teknik pengumpulan

data dengan observasi secara langsung dan wawancara, sehingga data

yang didapatkan sesuai dengan kenyataan yang ada di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

93

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Sani Ridwan. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Kurikulum 2013.

Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. 2013: Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Azwar, S. 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Creswell, J.W. 2010. Research Design: Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan

Mixed. Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar.

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta:

Gava Media.

Effendi, S. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Elvira. 2017. Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter. Makalah yang disajikan

pada pembahasan PPK, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Fitri, Agus Zaenul. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi. Bandung:

Alfabeta.

Hamdi, Asep Saepul. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan.

Yogyakarta: CV Budi Utama.

Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi

Aksara.

Judiani, Sri. 2010. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Melalui

Penguatan Pelaksanaan Kurikulum. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, vol,

16, halaman 280-289 yang diakses dan diunduh di

https://media.neliti.com/media/publications/138571-none-00c891f5.pdf pada

hari Senin, 25 Maret 2019 pukul 19.45 WIB.

Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa. 2017. Pembangunan Karakter

Bangsa Tahun 2010-2025. https://new-

indonesia.org/beranda/images/upload/dok/kurikulum/kebijakan-nasional-

pembangunan-karakter-bangsa-2010-2025.pdf. Diakses hari Kamis 28 Maret

2019 pukul 14.30 WIB.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Penguatan

Pendidikan Karakter.

http://alihfungsi.gtk.kemdikbud.go.id/assets/konsep_karakter.pdf. Diakses

hari Kamis 28 Maret 2019 pukul 13.57 WIB.

Koesoema, Doni. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman

Global. Jakarta: Kompas Gramedia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

94

Koesoema, Doni. 2015. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta:

Kanisius.

Koesoema, Doni. 2018. Pendidikan Karakter Berbasis Kelas. Yogyakarta: PT.

Kanisius.

Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.

Bandung: PT. Refika Adiatama.

Koran Bogor. 2019. Peserta Didik Sekolah Dasar di Surabaya Ditegur Lantaran

Merokok di Lingkungan Sekolah. http://koranbogor.com/berita/hukum/anak-

sd-di-era-milenial-perlu-pendidikan-karakter/. Diakses hari Minggu 12 Januari

2020 pukul 16.45 WIB.

Lickona, T. 2012. Educating for Character: Mendidik untuk Membentuk Karakter.

Jakarta: Bumi Aksara.

Mahdi, Adnan dan Mujahidin. 2014. Panduan Penelitian Praksis untuk Menyusun:

Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: Alfabeta.

Peraturan Presiden No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Diakses pada 20 Maret 2019, pukul 19.00 WIB.

Peraturan Presiden No.87 Tahun 2017. 2017. Penguatan Pendidikan Karakter.

https://setkab.go.ig/inilah-materi-perpres-n0-87-tahun-2017-tentang-

penguatan-pendidikan karakter/. Diakses pada 20 Maret 2019, pukul 19.00

WIB.

Permana, Wawan Andi. 2016. Implementasi Pendidikan Karakter di SD IT AL

Madinah Tempuran Magelang Jawa Tengah. Skripsi Program Studi PGSD

Universitas PGRI Yogyakarta yang diakses dan diunduh di

http://repository.upy.ac.id/1272/1/35.%wawan%20andi%20permana%2C%dh

iniaty%20gularso.pdf pada hari Senin, 25 Maret 2019 pukul 20.17 WIB.

Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018. Diakses pada 20 Maret 2019, pukul 19.00

WIB.

Pertiwi, Novi. 2014. Identifikasi Manfaat Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG)

dalam Menunjang Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah Dasar Gugus

Diponegoro di Kecamatan Peturuh Kabupaten Purworejo. Skripsi Tidak

Diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Ratna, Julia. 2010. Peran KKG dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional

Guru. Yogyakarta: Pustaka Felika

Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sangadji, dkk. 2010. Metodologi Penelitian-Pendekatan Praktis dalam Penelitian.

Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Shofa, Abd Mu’id Aris. 2013. Pendidikan Karakter di Sekolah Sejak Proklamasi

Kemerdekaan Sampai Era Reformasi. Jurnal Pancasila dan

Kewarganegaraan, vol 1, nomor 1, halaman 34-40 yang diakses dan diunduh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

95

di http://jurnal-

online.um.ac.id/data/artikel/artikel98577E47B99C112C8324986000B1009.p

df pada hari Senin, 25 Maret 2019 pukul 21.38 WIB.

Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Fajar

Interpratama Mandiri.

Soleman, M., & Noer, M. 2017. Nawacita Sebagai Strategi Khusus Jokowi Periode

Oktober 2014-20 Oktober 2015. Politik.

Sudaryono. 2016. Manajemen Pemasaran Teori & Implementasi. Yogyakarta:

Andi Publisher.

Sudjana. 2006. Metode Statistik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukardjo. 2006. Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Prodi

Teknologi Pembelajaran, PPS UNY.

Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Yogyakarta: CAPS (Center

of Academic Publishing Service).

Suparno, Paul. 2015. Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: PT Kanisius

Yogyakarta.

Susilo, Andhi Dwi. 2017. Peran Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam

Menunjang Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar di

Kecamatan Dlingo Bantul Yogyakarta. Skripsi Tidak Diterbitkan. Yogyakarta:

Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Sutanto I, dkk. 2013. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Sutarman. 2012. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Suwija, I. 2012. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Bahasa

Bali. Jurnal Pendidikan Karakter, 67-80, Vol 2 No 2, Februari 2012.

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Syaodiah. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

96

Tim PPK Kemendikbud, 2017. Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat

Analisis dan Sinkronasi Kebijakan Sekretariat Jendral Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan.

Triatno 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Werang, Basilius Redan. 2015. Pendekatan Kuantitatif dalam Penelitian Sosial.

Yogyakarta: Calpuis.

Wiliandani, Angga Meifa. 2016. Implementasi Pendidikan Karakter dalam

Pembelajaran di Sekolah Dasar SD Negeri Babakan Bandung Kabupaten

Sumedang. Jurnal Pendidikan Humaniora, vol 4, nomor 3, halaman 121-176

yang diakses dan diunduh di

http://journal.um.ac/index.php/jph/article/download/8456/4087 pada hari

Senin, 25 Maret 2019 pukul 22.52 WIB.

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana

Zubaedi. 2011. Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasinya Dalam Lembaga

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Zuchdi, Darmiyati, dkk. 2013. Pendidikan Karakter Konsep Dasar dan

Implementasi di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: UNY Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

97

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

98

Lampiran 1a Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

99

Lampiran 1b Surat Rekomendasi Izin Kesatuan Bangsa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

100

Lampiran 1c Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian UPTD

Kecamatan Turi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

101

Lampiran 1d Surat Bukti Penyerahan Hasil Penelitian dari Kesatuan Bangsa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

102

Lampiran 2a Rangkuman Data Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Turi

Kabupaten Sleman

No Nama Sekolah Alamat Jumlah

Guru

1 SD Negeri Turi 1 Jl Turi, Turi, Donokerto, Turi, Sleman, DIY 6

2 SD Negeri Turi 2 Jl. Sleman-Turi, Bandaran, Donokerto,

Turi, Sleman, DIY 6

3 SD Negeri Turi 3 Gading, Gading Wetan, Donokerto, Turi,

Sleman, DIY 6

4 SD Negeri

Karanganyar

Pulihrejo, Donokerto, Turi, Sleman, DIY 6

5 SD Negeri

Banyuurip 1

Jambusari, Wonokerto, Turi, Sleman, DIY 6

6 SD Negeri

Banyuurip 2

Kembang, Wonokerto, Turi, Sleman, DIY 6

7 SD Negeri

Bangunkerto

Kawedan, Bangunkerto, Turi, Sleman, DIY 6

8 SD Negeri

Kloposawit

Kloposawit, Girikerto, Turi, Sleman, DIY 6

9 SD Negeri

Nganggrung

Nganggrung, Wonokerto, Turi, Sleman,

DIY 6

10 SD Negeri

Donokerto

Gondang, Donokerto, Turi, Sleman, DIY 6

11 SD Negeri Wonosari

1

Plosokunig, Bangunkerto, Turi, Sleman,

DIY 6

12 SD Negeri Wonosari

2

Gadung, Bangunkerto, Turi, Sleman, DIY 6

13 SD Negeri Soprayan Soprayan, Girikerto, Turi, Sleman, DIY 6

14 SD Negeri Sukorejo Sukorejo, Girikerto, Turi, Sleman, DIY 6

15 SD Negeri Ngablak Ngablak, Bangunkerto, Turi, Sleman, DIY 6

16 SD Negeri Somoitan Daleman, Girikerto, Turi, Sleman, DIY 6

17 SD Negeri

Ledoknongko

Jl. Agro Wisata, Bangunkerto, Turi,

Sleman, DIY 10

Jumlah 106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

103

Lampiran 2b Coding

No Nama Sekolah Dasar Inisial 1

SD Negeri Turi 1

A1

2 A2

3 A3

4 A4

5 A5

6

SD Negeri Turi 2

B1

7 B2

8 B3

9 B4

10 B5

11

SD Negeri Turi 3

C1

12 C2

13 C3

14 C4

15 C5

16

SD Negeri Karanganyar

D1

17 D2

18 D3

19 D4

20

SD Negeri Banyuurip 1

E1

21 E2

22 E3

23 E4

24 E5

25

SD Negeri Banyuurip 2

F1

26 F2

27 F3

28 F4

29 F5

30

SD Negeri Bangunkerto

G1

31 G2

32 G3

33 G4

34

SD Negeri Kloposawit

H1

35 H2

36 H3

37 H4

38 H5

39

SD Negeri Nganggrung

I1

40 I2

41 I3

42 I4

43 I5

44

SD Negeri Donokerto

J1

45 J2

46 J3

47 J4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

104

48 J5

49

SD Negeri Wonosari 1

K1

50 K2

51 K3

52 K4

53 K5

54

SD Negeri Soprayan

L1

55 L2

56 L3

57 L4

58 L5

59

SD Negeri Sukorejo

M1

60 M2

61 M3

62 M4

63 M5

64

SD Negeri Ngablak

N1

65 N2

66 N3

67 N4

68 N5

69

SD Negeri Somoitan

O1

70 O2

71 O3

72 O4

73 O5

74

SD Negeri Ledoknongko

P1

75 P2

76 P3

77 P4

78 P5

79 P6

80 P7

81 P8

82

SD Negeri Wonosari 2

Q1

83 Q2

84 Q3

85 Q4

86 Q5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

105

Lampiran 2c Rekap Data Instrumen Pertanyaan Tertutup

No Inisial Item

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 A1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

2 A2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

3 A3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

4 A4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

5 A5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

6 B1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

7 B2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

8 B3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

9 B4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

10 B5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

11 C1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

12 C2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

13 C3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

14 C4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

15 C5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

16 D1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

17 D2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

18 D3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

19 D4 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 5

20 E1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

21 E2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

22 E3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

23 E4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

24 E5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10

25 F1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

26 F2 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 9

27 F3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

28 F4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

29 F5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

30 G1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

31 G2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

32 G3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

33 G4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

34 H1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

35 H2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

36 H3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

37 H4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

106

38 H5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

39 I1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

40 I2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

41 I3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

42 I4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

43 I5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

44 J1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

45 J2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9

46 J3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

47 J4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

48 J5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

49 K1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

50 K2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

51 K3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

52 K4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

53 K5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

54 L1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

55 L2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

56 L3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

57 L4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

58 L5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

59 M1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

60 M2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

61 M3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

62 M4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

63 M5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

64 N1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

65 N2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

66 N3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

67 N4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

68 N5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

69 O1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

70 O2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

71 O3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

72 O4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

73 O5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

74 P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

75 P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

76 P3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

77 P4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

78 P5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

107

79 P6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

80 P7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

81 P8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

82 Q1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

83 Q2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

84 Q3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

85 Q4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

86 Q5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

Jumlah 81 73 85 85 86 86 85 86 85 83 85 920

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

108

Lampiran 2d Rekap Data Instrumen Pertanyaan Terbuka

No Butir

Pertanyaan

Terbuka

Jawaban Responden

1 Butir 1 Mengawali dengan berbaris di depan kelas lalu masuk

kelas menyalami teman dan guru

Dimulai dengan berdoa menurut agama yang dianut

Melaksanakan piket kelas secara kelompok

Bertanggungjawab kepada tugas yang diberikan misalnya

PR

Membiasakan mengucapkan terima kasih

Membiasakan untuk bilang apabila ingin memakai barang

milik orang lain

2 Butir 2 Dari kepala sekolah, dari informasi di media massa, dari

informasi di web pendidikan

Kebijakan Dinas Pendidikan yang disosialisasi lewat

forum K3S dan supervisi dari pengawas

Dari teman guru atau dari sekolah yang lain (saling

memberikan informasi antar teman)

Bintek dan Narasumber PPK Workshop/diklat yang

diselenggarakan Dinas Pendidikan

3 Butir 3 Dengan memasukkan unsur-unsur nilai PPK dalam RPP

Dengan cara dikaitkan KD dan indikator yang sesuai

Dikerjakan sesuai contoh yang pernah diketahui

Disisipkan dalam pembelajaran yang lain pada pelajaran

yang terdapat dalam silabus

Memasukkan indikator-indikator yang mengandung nilai-

nilai PPK

4 Butir 4 Dengan merencanakan pencapaian penguasaan siswa

melalui sikap dan ketrampilan, dengan strategi

pembelajaran terpusat pada siswa

Dengan cara dalam RPP kegiatan terdapat diskusi

kelompok, siswa dapat dinilai tanggung jawabnya, percaya

diri, menghargai, dll

Memasukkan kegiatan-kegiatan yang mengandung nilai-

nilai PPK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

109

5 Butir 5 Selalu berdoa sebelum pelajaran

Melaksanakan piket kelas

Berbaris masuk kelas

Berjabat tangan ketika masuk ruangan kepada guru

Dengan membaca cerita misal cerita dongeng fiksi

kemudian nanti diambil nasihat yang diambil dari cerita

tersebut dan membaca cerita dilakukan 5 menit sebelum

pelajaran

Cek kuku dan kerapian diri

6 Butir 6 Diskusi, kerja kelompok, ceramah

Siswa melaksanakan piket secara beregu agar kelas selalu

bersih dan rapi

Tempat duduk siswa disesuaikan dengan kondisi siswa

Pembentukan pengurus kelas, setiap siswa harus

menjalankan tugas dan kewajiban serta hak sesuai

tugasnya

Pembelajaran di kelas saat dilakukan dengan memberi

contoh nilai karakter yang dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari

7 Butir 7 Ceramah, tanya-jawab, bermain peran, diskusi, problem

solving, diskusi kelompok

Metode pembelajaran student centered “berpusat pada

siswa” siswa yang lebih aktif saat pembelajaran didahului

pengarahan dari guru

Metode CTL dan Cooperatif Learning

Pembelajaran yang membuat siswa aktif tapi

menyenangkan (PAKEM)

Memberi kesempatan yang cukup pada siswa dalam

berkreasi menciptakan karya

8 Butir 8 Melakukan tanya jawab tentang materi dikaitkan dengan

nilai-nilai karakter yang terkandung di dalamnya

Meminta siswa secara berkelompok untuk mengungkap

amanat dan sikap dari tokoh dalam cerita

Materi pembelajaran disesuaikan dengan kegemaran

siswa, misalnya : siswa gemar dibacakan dongeng setelah,

dibacakan dongeng siswa diberikan pesan dari sisi

dongeng

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

110

9 Butir 9 Melakukan konseling jika ada sikap siswa yang kurang

sesuai

Memberikan contoh sikap/nilai-nilai yang baik dalam

bentuk perilaku dan perbuatan sehari-hari

Memberi kesempatan untuk menyadari sikapnya misal

berbuat tidak baik pada teman sehingga teman menangis

bimbingan yang dilakukan adalah dengan memberi

pertanyaan kenapa, mengapa

Mengamati, mencatat dan membimbing sesuai dengan

kekurangan siswa

10 Butir 10 Dalam buku anekdot dicatat kemampuan yang dicapai

sikap-sikap anak yang baik maupun sikap yang kurang

baik, dan juga dalam penilaian

Dengan melaksanakan penilaian/evaluasi, observasi dan

wawancara

Dimasukkan dalam buku layanan bimbingan konseling,

catatan harian, jurnal dan analisis, penilaian sikap

11 Butir 11 Kemajuan teknologi, mengalihkan perhatian anak, lebih

memperhatikan yang menurut anak lebih menyenangkan

Waktu mencatat perkembangan siswa kadang terbentur

dengan situasi dan keadaan di kelas maupun di sekolah

PPK belum terintegrasi secara langsung dalam buku

maupun muatan pembelajaran sehingga guru harus

menggabungkan dengan kegiatan pembelajaran yang

sesuai

Pemahaman guru tentang konsep pendidikan karakter

belum menyeluruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

111

Lampiran 3a Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Tertutup

Aspek Nomor Soal

Sosialisasi

Memperoleh sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) 1

Sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui

Kelompok Kerja Guru (KKG) 2

Pra Observasi

Integrasi PPK dalam Silabus 3

Integrasi PPK dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4

Observasi Kelas

Pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran 5

Mengelola kelas dengan mengintegrasikan PPK 6

Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung PPK 7

Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan kegiatan sehari-hari 8

Memfasilitasi perkembangan karakter peserta didik 9

Mencatat perkembangan karakter peserta didik 10

Memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang karakter

yang dituangkan di RPP 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

112

Lampiran 3b Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Terbuka

Aspek Nomor Soal

Praktik baik yang dilakukan 1

Informasi Penguatan Pendidikan Karakter selain dari Kelompok

Kerja Guru (KKG) 2

Cara mengintegrasikan nilai utama PPK dalam desain silabus 3

Cara mengintegrasikan nilai utama PPK di silabus ke dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4

Cara pembiasaan sikap/karakter yang dilakukan sebelum

memulai pembelajaran 5

Cara mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai karakter 6

Metode pembelajaran yang digunakan di sekolah untuk

mendukung penerapan nilai karakter 7

Cara mengaitkan isi materi pembelajaran dengan Pengutan

Pendidikan Karkter (PPK) 8

Cara memfasilitasi setiap peserta didik untuk

menumbuhkembangkam karakter peserta didik 9

Cara mencatat perkembangan karakter peserta didik 10

Kendala yang dihadapi 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

113

Lampiran 3c Identitas Responden Penelitian

IDENTITAS RESPONDEN PENELITIAN

Bapak/Ibu Mohon berkenan mengisi data berikut dengan benar.

Identitas Responden

Nama : ________________________________________

NIP : ________________________________________

Tempat, tanggal lahir : ________________________________________

Jenis kelamin : ________________________________________

Lama Mengajar : ________________________________________

Guru Wali kelas : ________________________________________

Pendidikan Terakhir : ________________________________________

Nama Satuan Pendidikan ________________________________________

Alamat Satuan Pendidikan : ________________________________________

________________________________________

Tanda Tangan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

114

Lampiran 3d Instrumen Pertanyaan Tertutup dan Pertanyaan Terbuka

PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

SE-KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN

Petunjuk Pengisian:

Bapak/Ibu mohon memberi tanda centang (√) pada kolom Ya atau Tidak sesuai

dengan kondisi yang sebenarnya.

No Aspek yang Diamati Ya Tidak

SOSIALISASI

1 Apakah Bapak/Ibu memperoleh sosialisasi Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau

guru yang mengikuti pelatihan PPK?

2 Apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan sosialisasi PPK

melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)?

PRA OBSERVASI

3 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain

silabus.

4 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

OBSERVASI KELAS

5 Melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum

memulai pembelajaran.

6 Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai

karakter.

7 Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung

nilai-nilai karakter.

8 Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK).

9 Memfasilitasi setiap siswa untuk

menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam

RPP.

10 Mencatat perkembangan karakter siswa.

11 Memberikan umpan balik kepada siswa tentang karakter

yang dituangkan dalam rancangan RPP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

115

Praktik baik yang dilakukan :

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Selaindari Kelompok Kerja Guru (KKG), dari mana Bapak/Ibu mendapatkan

informasi tentang PPK?

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam

desain silabus?

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai Utama PPK di

silabus kedalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Cara pembiasaan sikap/karakter sepertiapa yang dilakukan Bapak/Ibu

sebelum memulai pembelajaran?

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

116

Bagaimana cara Bapak/Ibu mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-

nilai karakter?

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Metodepembelajaran yang seperti apa yang biasa digunakan di sekolah untuk

mendukung penerapan nilai-nilai karakter?

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Bagaimana cara Bapak/Ibu mengaitkan isi materi pembelajaran dengan

penguatan pendidikan karakter?

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Bagaimana cara Bapak/Ibu memfasilitasi setiap siswa untuk

menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP?

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Bagaimana cara Bapak/Ibu mencatat perkembangan karakter siswa?

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

117

Apa kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi PPK?

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

118

Lampiran 3e Identitas Responden dan Surat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

119

Lampiran 4a Permohonan Izin Validasi Ahli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

120

Lampiran 4b Hasil Validasi Ahli

SD N Bhayangkara Validator DP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

123

SD N Bantul 1 Validator DK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

126

SD N Ungaran Validator L

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

129

SD N Keputran 1 Validator NWM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

132

SD N 4 Wates Validator S

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

135

SD Muhammadiyah Jogodayoh Validator AF

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

138

SD Joannes Bosco Validator BAP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

141

SMP 1 Bantul Validator H

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

144

SMP 1 Bantul Validator TKR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

146

SD Muhammadiyah Karangkajen Validator BM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

149

Lampiran 4c Hasil Validasi Kuesioner Pertanyaan Tertutup

Validator Masukan Sebelum Revisi Sesudah Revisi

DP

Butir 7, kata “sesuai

dengan” diganti

dengan kata

mendukung

Menerapkan metode

pembelajaran yang

sesuai dengan

penerapan nilai-nilai

karakter

Menerapkan metode

pembelajaran yang

mendukung nilai-nilai

karakter

Butir 8, kata

“persoalan kehidupan

sehari-hari” diganti

dengan kata

“Penguatan

Pendidikan Karakter”

Mengaitkan isi materi

pembelajaran dengan

persoalan kehidupan

sehari-hari

Mengaitkan isi materi

pembelajaran dengan

persoalan kehidupan

sehari-hari yang berkaitan

dengan Penguatan

Pendidikan Karakter

(PPK)

Butir 11, kata

“dirancang” diganti

dengan kata

“dituangkan”

Memberikan umpan

balik kepada peserta

didik tentang karakter

yang dirancang

dalam RPP

Memberikan umpan balik

kepada peserta didik

tentang karakter yang

dituangkan dalam RPP

NWM dan

L

Perhatikan petunjuk

pengisian sebaiknya

ditambah Bapak/ Ibu

Mohon memberi

tanda centang (√)

pada kolom Ya atau

Tidak sesuai dengan

kondisi yang

sebenarnya

Bapak/ Ibu mohon

memberi tanda centang

(√) pada kolom Ya atau

Tidak sesuai dengan

kondisi yang sebenarnya

TKR

Perhatikan petunjuk

pengisian dan di akhir

kalimat selalu

diakhiri dengan tanda

baca titik

Lingkari angka yang

tertera dalam kolom

skor dan memberikan

saran untuk

kelayakan perangkat

instrumen

implementasi

program Penguatan

Pendidikan Karakter

Berilah tanda centang (√)

pada angka yang tertera

dalam kolom skor dan

memberikan saran untuk

kelayakan perangkat

instrumen implementasi

program Penguatan

Pendidikan Karakter

(PPK).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

150

Lampiran 4d Daftar Cek Dokumentasi

No Nama Sekolah Sampel

Penelitian

Keterangan

Sesuai Tidak

Sesuai

1 SD Negeri Turi 1 5 √

2 SD Negeri Turi 2 5 √

3 SD Negeri Turi 3 5 √

4 SD Negeri Karanganyar 4 √

5 SD Negeri Banyuurip 1 5 √

6 SD Negeri Banyuurip 2 5 √

7 SD Negeri Bangunkerto 4 √

8 SD Negeri Kloposawit 5 √

9 SD Negeri Nganggrung 5 √

10 SD Negeri Donokerto 5 √

11 SD Negeri Wonosari 1 5 √

12 SD Negeri Wonosari 2 5 √

13 SD Negeri Soprayan 5 √

14 SD Negeri Sukorejo 5 √

15 SD Negeri Ngablak 5 √

16 SD Negeri Somoitan 5 √

17 SD Negeri Ledoknongko 8 √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN …

151

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Agustina Diyah Ayu Purnasari lahir di Magelang, 30 Januari

1997, merupakan anak kedua dari pasangan Bapak Ignasius

Muhdi dan Ibu Christina Sriyati. Pendidikan yang pernah

ditempuh oleh peneliti yaitu pendidikan sekolah dasar di Sekolah

Dasar Negeri Soka 1 pada tahun 2003-2009 dan lulus pada tahun

2009. Pada tahun 2009-2012 peneliti menempuh pendidikan

sekolah menengah pertama di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Muntilan.

Selanjutnya pada tahun 2012-2013 peneliti menempuh pendidikan menengah

tingkat atas di Sekolah Menengah Atas Santa Maria Yogyakarta, kemudian pindah

di Sekolah Menengah Atas Marsudirini Muntilan pada tahun 2013-2015. Pada

tahun 2015, peneliti melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta dengan mengambil program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

peneliti memperoleh ilmu dan pengalaman dengan baik dalam akademik maupun

non-akademik dengan mengikuti perkuliahan selama tujuh semester dan beberapa

kegiatan. Adapun kegiatan-kegiatan yang diikuti oleh peneliti antara lain Pelatihan

Pengembangan Kepribadian Mahasiswa dan Metode Belajar (PPKMB) I dan

PPKMB II, Kursus Mahir Dasar (KMD) Pembina Pramuka, English Club, Inisiasi

FKIP Universitas Sanata Dharma 2015, Inisiasi Program Studi PGSD 2015, Week-

End Moral, Kuliah Umum PGSD, dan terlibat dalam kepanitiaan Pekan Kreativitas

Mahasiswa dan Pelepasan Calon Wisudawan Wisudawati sebagai anggota seksi

dokumentasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI