penerapan program penguatan pendidikan …
TRANSCRIPT
PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS KELAS DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN TURI
KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Agustina Diyah Ayu Purnasari
NIM: 151134101
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS KELAS DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN TURI
KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Agustina Diyah Ayu Purnasari
NIM: 151134101
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Untuk semua yang telah Kau limpahkan kepadaku
Bunda Maria
Untuk semua pertolongan kekuatan dan kemudahan yang selalu Engkau berikan
Kedua orang tua
Bapak Ignatius Muhdi dan Ibu Christina Sriyati
Yang senantiasa memberikan dukungan, doa, dan cinta kasih yang luar biasa
Kakak tercinta
Antonius Nanang Pamuji
Dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan
Almamater
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Terus berusaha, perbaiki diri, dan semangat menjalani
(Agustina Diyah Ayu Purnasari)
“bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah
dalam doa”
(Roma 12:12)
Jangan takut untuk membuat sebuah kesalahan. Tapi pastikan Anda tidak
melakukan kesalahan yang sama dua kali.
(Akio Morita)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS KELAS DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN TURI
KABUPATEN SLEMAN
Agustina Diyah Ayu Purnasari
Universitas Sanata Dharma
2020
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana dan mendeskripsikan
penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan
sekolah dasar se-Kecamatan Turi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deksriptif
dengan menggunakan metode survei. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 106 guru.
Sampel penelitian terdiri dari 86 guru. Sampel ditentukan dengan tabel penentuan jumlah
sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan. Data dikumpulkan melalui kuesioner berupa
pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 95,8% guru di sekolah dasar negeri
se-Kecamatan Turi sudah menerapkan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
berbasis kelas. Berdasarkan data yang diperoleh, guru telah menerapkan program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Turi dengan memperhatikan 3 aspek, yaitu aspek sosialisasi, pra observasi, dan observasi
kelas. Pada aspek sosialisasi sudah diterapkan sebesar 89,5%, pada aspek pra observasi
sebesar 99%, dan aspek observasi kelas sebesar 99,1%. Bentuk penerapan program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi
yang dilakukan guru antara lain melalui sosialisasi dengan Kelompok Kerja Guru (KKG),
kepala sekolah, dan guru yang telah mengikuti pelatihan, mengintegrasikan nilai-nilai
karakter dalam silabus dan RPP, melaksanakan pembiasaan sikap atau karakter sebelum
memulai pembelajaran, mengelola kelas dengan mengintegrasikan PPK, menerapkan
model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan PPK, mengaitkan isi pembelajaran
dengan PPK, memfasilitasi peserta didik untuk menumbuhkembangkan karakter, mencatat
perkembangan karakter peserta didik, dan memberikan umpan balik kepada peserta didik
tentang karakter yang dirancang dalam RPP.
Kata Kunci : Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas, Sekolah Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE APPLICATION OF CLASS-BASED CHARACTER EDUCATION
STRENGTHENING PROGRAM IN ELEMENTARY SCHOOLS OF TURI
DISTRICT, SLEMAN REGENCY
Agustina Diyah Ayu Purnasari
Sanata Dharma University
2020
This research aimed to determine and describe the application of class-based
Character Education Strengthening program in the public elementary schools of Turi
District. This study used the descriptive quantitative type of research with survey method.
The Population in the study were 106 teachers. The observation's samples consist of 86
teachers. The sample based on calculations using the minimum number of samples of
provisions table according to Krejcie and Morgan. The sample was limited by using simple
random sampling technique. The data were collected through questionnaires closed
questions and open questions.
The results showed that public elementary schools in Turi District had implement
the application of class-based of Character Education Strengthening (PPK) programs with
a percentage of 95,8%. Based on the data obtained, the teacher had implemented the
application of class-based Character Education Strengthening (PPK) programs in public
elementary schools in Turi District by paying attention to three aspects, namely aspect of
socialization, pre-observation, and classroom observation. In the socialization aspect it
had been applied by 89,5%, in the pre-observation aspect was 99%, and in the classroom
observation aspect was 99,1%. The implementation of the application of class-based
Character Education Strengthening (PPK) programs in public elementary schools in Turi
District that was held by the teachers were through the socialization of PPK with Teacher
Working Groups (KKG), school principals, and teachers who had participated in training,
integrating character values in the syllabus and lesson plans, customizing
attitudes/characters before starting learning, managing classes by integrating PPK,
applying learning models and methods that were compatible with PPK, linking learning
content with Strengthening Character Education, facilitating students to develop
characters, note student character development, and provide feedback to students about
the characters designed in the lesson plan.
Keywords:Class-Based Strengthening Education Characteristic, Elementary Schools
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................... vii
ABSTRAK ............................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ........................................................................... x
DAFTAR ISI .......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
E. Definisi Operasional .................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................. 9
A. Kajian Pustaka ........................................................................... 9
1. Pendidikan Karakter ............................................................ 9
a. Pengertian Karakter ....................................................... 9
b. Pengertian Pendidikan Karakter .................................... 10
2. Penguatan Pendidikan Karakter ........................................... 12
a. Definisi Penguatan Pendidikan Karakter ...................... 12
b. Nilai-Nilai Dasar Penguatan Pendidikan Karakter ......... 13
c. Basis Pengembangan dan Penerapan Penguatan
Pendidikan Karakter di Sekolah ..................................... 20
3. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas .................. 24
a. Pengintegrasian PPK dalam Kurikulum ........................ 24
b. PPK Melalui Manajemen Kelas ..................................... 29
c. PPK Melalui Pilihan, Penggunaan Model, dan Metode
Pembelajaran .................................................................. 30
d. PPK Melalui Kegiatan Literasi ...................................... 33
e. PPK Melalui Mata Pelajaran Khusus ............................. 33
f. PPK Melalui Layanan Bimbingan dan Konseling ......... 34
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................... 36
C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 42
D. Pertanyaan Penelitian ................................................................. 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 45
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Setting Penelitian ....................................................................... 46
1. Subjek Penelitian .................................................................. 46
2. Objek Penelitian ................................................................... 46
3. Tempat Penelitian ................................................................. 46
4. Waktu Penelitian .................................................................. 46
C. Populasi dan Sampel .................................................................. 46
1. Populasi ................................................................................ 46
2. Sampel ................................................................................. 47
D. Variabel Penelitian...................................................................... 50
E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 51
1. Kuesioner ............................................................................. 51
2. Studi Dokumenter ................................................................ 52
3. Daftar Cek ............................................................................ 53
F. Instrumen Penelitian .................................................................. 54
1. Pertanyaan Tertutup ............................................................. 54
2. Pertanyaan Terbuka ............................................................. 55
G. Teknik Pengujian Instrumen ...................................................... 56
1. Validitas Isi .......................................................................... 56
2. Validitas Muka ..................................................................... 60
H. Teknik Analisis Data ................................................................. 62
1. Pengolahan Data .................................................................. 62
2. Analisis Deskriptif ............................................................... 63
3. Penarikan Kesimpulan ......................................................... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................... 64
A. Hasil Penelitian .......................................................................... 64
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ........................................ 64
2. Deskripsi Responden Penelitian ........................................... 66
3. Deskripsi Data Penerapan Program Penguatan Pendidikan
Karakter Berbasis Kelas di Sekolah Dasar se-Kecamatan
Turi .......................................................................................
66
a. Deskripsi Pertanyaan Terbuka ........................................ 66
b. Deskripsi Pertanyaan Tertutup ....................................... 67
B. Pembahasan ................................................................................ 79
1. Aspek Sosialisasi .................................................................. 80
2. Aspek Pra Observasi ............................................................. 80
3. Aspek Observasi Kelas ......................................................... 82
BAB V PENUTUP ............................................................................... 91
A. Kesimpulan ................................................................................ 91
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 92
C. Saran .......................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 93
LAMPIRAN ......................................................................................... 97
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................ 151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tabel 2.1 Contoh Penerapan Nilai Karakter dalam
Skenario Pembelajaran ...................................................... 21
Tabel 3.1 Populasi Penelitian ............................................................ 47
Tabel 3.2 Penentuan Jumlah Sampel Minimal Menurut Krejcie dan
Morgan .............................................................................. 47
Tabel 3.3 Data Sampel Penelitian ..................................................... 49
Tabel 3.4 Daftar Cek Dokumentasi ................................................... 53
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Pertanyaan Tertutup ........................................... 54
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Kuesioner Pertanyaan Terbuka ......................... 55
Tabel 3.7 Konversi Nilai Skala Lima ................................................ 57
Tabel 3.8 Kriteria Skor Skala Lima ................................................... 59
Tabel 3.9 Rekapitulasi Validitas Instrumen ...................................... 60
Tabel 3.10 Hasil Validitas Muka ........................................................ 61
Tabel 4.1 Sekolah Dasar Negeri Tempat Penelitian .......................... 65
Tabel 4.2 Rekapitulasi Pertanyaan Tertutup ..................................... 67
Tabel 4.3 Rerata Persentase Aspek Sosialisasi .................................. 70
Tabel 4.4 Rerata Persentase Aspesk Pra Observasi ........................... 72
Tabel 4.5 Rerata Persentase Aspek Observasi Kelas ......................... 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Filosofi Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar
Dewantara …................................................................. 14
Gambar 2.2 Bagan Literature Map Penelitian Relevan ................... 41
Gambar 3.1 Rumus Menghitung Sampel Penelitian ........................ 49
Gambar 4.1 Grafik Persentase PPK Berbasis Kelas ......................... 68
Gambar 4.2 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 1 ....................... 69
Gambar 4.3 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 2 ....................... 69
Gambar 4.4 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 3 ....................... 71
Gambar 4.5 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 4 ....................... 71
Gambar 4.6 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 5 ....................... 73
Gambar 4.7 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 6 ....................... 73
Gambar 4.8 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 7 ....................... 74
Gambar 4.9 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 8 ....................... 75
Gambar 4.10 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 9 ....................... 76
Gambar 4.11 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 10 ..................... 76
Gambar 4.12 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 11 ..................... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1a Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma .... 98
Lampiran 1b Surat Rekomendasi Izin Kesatuan Bangsa ..................... 99
Lampiran 1c Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
UPTD Kecamatan Turi .................................................. 100
Lampiran 1d Surat Bukti Penyerahan Hasil Penelitian dari Kesatuan
Bangsa ............................................................................ 101
Lampiran 2a Rangkuman Data SD Negeri Se-Kecamatan Turi,
Kabupaten Sleman ......................................................... 102
Lampiran 2b Coding ............................................................................ 103
Lampiran 2c Rekap Data Instrumen Pertanyaan Tertutup ................... 105
Lampiran 2d Rekap Data Instrumen Pertanyaan Terbuka .................. 108
Lampiran 3a Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Tertutup ....................... 111
Lampiran 3b Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Terbuka ........................ 112
Lampiran 3c Identitas Responden Penelitian ...................................... 113
Lampiran 3d Instrumen Pertanyaan Tertutup dan Pertanyaan Terbuka 114
Lampiran 3e Identitas Responden dan Surat ....................................... 118
Lampiran 4a Permohonan Izin Validasi Ahli ...................................... 119
Lampiran 4b Hasil Validasi Ahli ......................................................... 120
Lampiran 4c Hasil Validasi Kuesioner Pertanyaan Tertutup ............... 149
Lampiran 4d Daftar Cek Dokumentasi ................................................ 150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang sangat luas wilayah dan padat akan
penduduknya. Indonesia termasuk negara yang mempunyai tingkat kelahiran
yang tinggi di mana generasi muda adalah harapan bangsa untuk
mengembangkan negara ini dan harapannya mereka juga meraih pendidikan
setinggi-tingginya. Pendidikan yang baik saat ini adalah suatu sistem
pendidikan yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang seimbang
antara segi intelektual dan segi moralitas (Suwija, 2012: 67). Pendidikan
merupakan kegiatan untuk mengembangkan manusia yang berkualitas,
terutama kepada peserta didik. Usaha untuk membangun bangsa dengan jati
diri yang utuh, maka dibutuhkan sistem pendidikan yang memiliki materi yang
holistik serta ditopang oleh pengelolaan dan pelaksanaan yang baik. Dengan
demikian, pendidikan harus bermutu dan berkarakter (Suyadi, 2013: 4-5).
Karakter dapat dibentuk melalui pendidikan, karena pendidikan merupakan
alat yang paling efektif untuk menyadarkan individu dalam jati diri
kemanusiannya (Zubaedi, 2011: 13). Pendidikan karakter bukanlah kebijakan
baru tentang pendidikan melainkan upaya mengembalikan penyelenggaraan
pendidikan kepada esensi yang sesungguhnya, sebagaimana diamanatkan
dalam pasal 1 (1) UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas. Oleh karena itu
pendidikan karakter harus dikembangkan dalam bingkai utuh Sistem
Pendidikan Nasional dan dalam rangka mencapai tujuan untuk pendidikan
nasional. Pendidikan karakter sendiri merupakan bagian dari proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pendidikan. Salah satu butir dalam Nawacita menyebutkan bahwa Presiden
Joko Widodo akan melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan
penataan kembali kurikulum pendidikan nasional (Soleman & Noer, 2017:
1964). Nawacita merupakan sembilan program prioritas Presiden Joko Widodo
dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang disampaikan saat Pilpres 2014.
Pendidikan karakter bertujuan untuk membantu agar para peserta didik
mengalami, memperoleh, dan memiliki karakter kuat yang diinginkan
(Suparno, 2015: 29). Pendidikan karakter sangat penting terutama bagi
perkembangan hidup peserta didik dan bagi perkembangan bangsa dan negara
Indonesia ke depan (Suparno, 2015: 6).
Belakangan ini permasalahan karakter yang terjadi di Indonesia semakin
meningkat ke arah negatif, khususnya pada moral yang dimiliki. Ketika peneliti
melakukan magang di suatu sekolah dasar negeri di Kabupaten Sleman,
peneliti menemukan peserta didik yang kerap melakukan perundungan kepada
peserta didik. Peserta didik A melakukan perundungan dengan peserta didik B
dengan melakukan perundungan secara verbal meliputi menghina, memanggil
peserta didik B sicengeng, simanja dan penakut, sehingga peserta didik B
tersinggung dengan kata-kata yang diucapkan oleh peserta didik A. Masalah
ini dialami sebagian peserta didik di sekolah dasar negeri di Sleman yang
cenderung memiliki kemampuan atau kekuasaan lebih. Perundungan
merupakan masalah yang sudah sering terjadi dan dihadapi oleh semua sekolah
di mana saja. Perundungan yang terjadi di sekolah dasar negeri di Sleman
khususnya di kelas V ini dilakukan oleh pihak yang dilihatnya lebih lemah.
Pelaku perundungan ingin menunjukkan bahwa si pelaku bisa, ada, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
berusaha mencari perhatian, sehingga pelaku membuktikannya dengan cara
yang tidak tepat. Semakin pelaku perundungan berhasil dalam melakukan
perundungan kepada peserta didik lain, pelaku merasa berkuasa dan ditakuti
oleh sebagian peserta didik yang lain. Pelaku harus bisa melakukannya hingga
peserta didik yang dirundung merasa tertekan dan ketakutan, hingga peserta
didik yang menjadi korban tidak mau mengikuti kegiatan belajar mengajar dan
berontak ingin pulang ke rumah akibat perundungan.
Kasus berikutnya dilakukan oleh seorang peserta didik sekolah dasar di
Surabaya yang ditegur oleh guru lantaran peserta didik tersebut merokok di
lingkungan sekolah. Rasa ingin tahu anak usia sekolah dasar umumnya sangat
tinggi dan akan mudah dipengaruhi oleh apa yang dilihat dan diaksesnya
melalui internet. Jika yang ditiru adalah hal negatif maka peserta didik tersebut
melakukan hal negatif. Peserta didik tersebut merokok di sekitar lingkungan
sekolah, ditegur oleh salah satu guru kemudian melakukan perlawanan dengan
membantah teguran guru (Koran Bogor, 27 Oktober 2019). Dengan adanya
kasus yang terjadi tersebut, maka pendidikan karakter di sekolah dasar
sewajarnya lebih ditegakkan supaya peserta didik menerapkan dan memahami
peranan penting pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa
adanya pemahaman maupun peranan penting pendidikan karakter, banyak
peserta didik yang mengalami permasalahan di sekolah, seperti pada kasus
yang terjadi di sekolah dasar negeri di Sleman. Sudarminta (dalam Zubaedi,
2011: 3) menjelaskan bahwa praktik pendidikan yang semestinya memperkuat
aspek karakter atau nilai-nilai kebaikan sejauh ini hanya mampu menghasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
berbagai sikap dan perilaku manusia yang nyata-nyata bertolak belakang
dengan apa yang diajarkan.
Salah satu cara yang digunakan untuk memberikan pendidikan kepada
peserta didik yaitu melalui pendidikan karakter. Pernyataan tersebut dilandasi
dengan pendapat Gunawan (2012: 23) yang menyatakan bahwa pendidikan
karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh guru yang mampu
mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak
peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara
guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan
bagaimana hak terkait lainnya.
Pada penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter terdapat 3
pendekatan utama yang digunakan, yaitu pendekatan basis kelas, budaya
sekolah, dan masyarakat. Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas dilakukan oleh guru kelas dengan melakukan pengelolaan pelaksanaan
pembelajaran. Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas meliputi
pengintegrasian proses pembelajaran pada isi kurikulum kemudian diolah ke
dalam mata pelajaran, metode pembelajaran, mata pelajaran khusus, gerakan
literasi, peningkatan muatan lokal, dan manajemen kelas yang dilakukan lebih
teratur dan tertata dengan baik. Pendidikan karakter berbasis kelas merupakan
sebuah proses pelatihan pendidikan karakter yang terjadi dalam proses
pembelajaran dan dinilai pada saat terjadinya pembelajaran di dalam kelas,
yang alokasi waktunya terbatas (Koesoema, 2018: 38). Pendidikan karakter
berbasis kelas membahas lebih dalam tentang peran guru yang dapat
memaksimalkan relasi antar peserta didik yang terjadi di dalam kelas, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
setiap individu di dalam lingkungan kelas tersebut dapat bertumbuh secara
sehat, dewasa, dan bertanggung jawab dalam mengembangkan kehidupan
akademis serta pembentukan karakter (Koesoema, 2018: 20).
Berdasarkan dari fakta tersebut, maka peneliti mencoba melakukan
penelitian mengenai penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) berbasis kelas di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Penelitian ini
berfokus pada basis kelas karena peneliti ingin mengetahui sejauh mana para
guru di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman
menerapakan PPK dengan melakukan pengelolaan pelaksanaan pembelajaran
yang terintegrasi melalui kurikulum, metode belajar, dan manajemen kelas.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi
Kabupaten Sleman?
2. Bagaimana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi
Kabupaten Sleman?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar negeri Se-
Kecamatan Turi Kabupaten Sleman.
2. Mendeskripsikan penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar negeri Se-Kecamatan
Turi Kabupaten Sleman.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Guru
Menjadi bahan masukan bagi guru untuk lebih menanamkan pendidikan
karakter yang kuat pada peserta didik melalui penerapan manajemen kelas
yang baik, memilih metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan
mata pelajaran, dan pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter
dalam kurikulum.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk lebih
meningkatkan rancangan program penanaman pendidikan karakter dalam
setiap pembalajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman mengenai penelitian
yang dilakukan dan peneliti lebih mengetahui penerapan program
Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah dasar.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini antara lain.
1. Pendidikan
Pendidikan adalah situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan
individu baik dalam usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran.
2. Karakter
Karakter adalah nilai-nilai yang khas dan sikap serta perilaku baik yang
dimiliki seseorang berdampak baik terhadap lingkungan dan masyarakat.
3. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang
mampu mempengaruhi karakter peserta didik dapat diintegrasikan dalam
pembelajaran pada setiap mata pelajaran.
4. Program Penguatan Pendidikan Karakter
Program Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan
sekolah untuk memperkuat karakter melalui proses pengembangan potensi
peserta didik dengan cara olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
5. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas adalah program Penguatan
Pendidikan karakter yang mengintegrasikan karakter dalam mata
pelajaran, mengoptimalisasi muatan lokal, dan manajemen kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Karakter
Aristoteles (dalam Gunawan, 2012: 23) mengungkapkan
bahwa karakter merupakan cerminan dari diri manusia yang terkait
dengan tabiat seseorang dalam bertingkah laku yang menjadi
kebiasaan dalam kesehariannya yang dapat bersifat baik atau buruk.
Hal tersebut tergantung pada pembentukan karakter dalam
lingkungannya. Dalam Kamus Bahasa Indonesia kata “karakter”
diartikan dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dengan yang lain. Karakter yang baik
terdiri dari mengetahui hal yang baik, menginginkan hal yang baik,
dan melakukan hal yang baik meliputi kebiasaan dalam cara
berpikir, kebiasaan dalam hati, dan kebiasaan dalam tindakan
(Lickona, 2012: 81-82). Kepribadian merupakan ciri atau
karakteristik atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari
bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya
keluarga pada masa kecil dan juga bawaan sejak lahir (Koesoema,
2010: 80).
Karakter identik dengan akhlak, sehingga karakter merupakan
nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi seluruh
aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Tuhannya, dengan dirinya, dengan sesama manusia, maupun dengan
lingkungannya yang terwujud dalam pikiran, perasaan, dan
perkataan serta perilaku sehari-hari berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat (Zuchdi, 2013:
16).
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli dan sumber dapat
disimpulkan bahwa karakter merupakan nilai-nilai yang khas dan
sikap serta perilaku baik yang dimiliki seseorang berdampak baik
terhadap lingkungan dan masyarakat. Perilaku yang meliputi seluruh
aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan
Tuhannya, dengan dirinya, dengan sesama manusia, maupun dengan
lingkungannya, yang terwujud dalam pikiran, perasaan, dan
perkataan serta perilaku sehari-hari berdasarkan norma-norma yang
berlaku.
b. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter diartikan sebagai usaha dari seluruh
dimensi kehidupan sekolah untuk membantu pengembangan
karakter dengan optimal. Hal ini berarti bahwa untuk mendukung
perkembangan karakter peserta didik harus melibatkan seluruh
komponen di sekolah baik dari aspek isi kurikulum, proses
pembelajaran, kualitas hubungan, penanganan mata pelajaran,
pelaksanaan aktivitas ko-kurikuler, serta etos seluruh lingkungan
sekolah (Zubaedi, 2011: 14).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan
guru yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru
membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup
keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau
menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan bagaimana
hal terkait lainnya (Gunawan, 2012: 23). Dengan cara seperti itu
maka peserta didik dapat meneladani perilaku yang baik dari guru
misalnya berpakaian yang rapi dan bersih, kemudian peserta didik
dapat memahami dan menerima materi yang diberikan oleh guru,
dan guru dapat memberikan contoh ketika ada peserta didik yang
membutuhkan bantuan harus dibantu.
Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran
pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan
dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu
dikembangkan, tidak berbelit-belit, dan dikaitkan dengan konteks
kehidupan sehari-hari. Karena itu, pembelajaran nilai-nilai karakter
seharusnya tidak hanya diberikan pada arah kognitif saja, tetapi
menyentuh pada pengalaman nyata dalam kehidupan peserta didik
sehari-hari di sekolah dan di masyarakat (Fitri, 2012: 156). Dalam
pembelajaran nilai karakter, guru memberikan contoh kepada
peserta didik sesuai dengan kehidupan sehari-hari sesuai dengan
kehidupan yang terjadi baik di sekolah maupun di luar sekolah,
misalnya ke sekolah tepat waktu dan menaati peraturan yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli dan sumber dapat
disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan segala sesuatu
yang dilakukan guru yang mampu memengaruhi karakter peserta
didik yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap
mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma
atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, tidak
berbelit, dan dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.
2. Penguatan Pendidikan Karakter
a. Definisi Penguatan Pendidikan Karakter
Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan
di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat
karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah
pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan
pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan
Nasional Revolusi Mental (GNRM). Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai
religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab yang
terdapat pada Permendikbud No. 20 Tahun 2018 pasal 2 ayat 1.
Elvira (2017: 2) memaparkan bahwa ada tiga prinsip
penyelenggaraan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
berorientasi pada berkembangnya potensi peserta didik secara
menyeluruh dan terpadu, keteladanan dalam penerapan pendidikan
karakter pada masing-masing lingkungan pendidikan, dan
berlangsung melalui pembiasaan sepanjang waktu dalam kehidupan
sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
program Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan
di sekolah untuk memperkuat karakter peserta didik melalui
harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga.
b. Nilai-Nilai Dasar Penguatan Pendidikan Karakter
Pengembangan nilai-nilai karakter meliputi olah hati (etik) yang
berkaitan dengan individu yang memiliki kerohanian mendalam.
Olah rasa (estetis) berkaitan dengan individu yang memiliki
integritas moral dan memiliki rasa kesenian. Olah pikir (literasi)
berkaitan dengan individu yang memiliki keunggulan akademis
sebagai hasil pembelajaran dan olah raga (kinestik) berkaitan dengan
individu yang sehat dan mampu berpartisipasi sebagai warga negara.
Nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tersebut
berpedoman pada filosofi menurut Ki Hajar Dewantara. Berikut
merupakan gambar filosofi pendidikan karakter menurut Ki Hajar
Dewantara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar 2.1 Filosofi Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar
Dewantara
(Sumber:http://alihfungsi.gtk.kemdikbud.go.id/assets/konsep_karakt
er.pdf)
Gambar 2.1 merupakan filosofi pendidikan karakter menurut
Ki Hajar Dewantara yang meliputi olah hati (etik), olah rasa
(estetika), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik). Karakter
yang bersumber dari olah hati yaitu beriman dan bertakwa, jujur,
amanah, adil, berempati, berani, mengambil resiko, pantang
menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik. Karakter yang
bersumber dari olah pikir yaitu cerdas, kritis, kreatif, inovatif,
berpikir, terbuka, produktif, berorientasi, IPTEKS, dan reflektif.
Karakter yang bersumber dari olah karsa yaitu saling menghargai,
toleran, peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis,
mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan bahasa
dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.
Karakter yang bersumber dari olah raga yaitu bersih dan sehat,
disiplin, sportif, tangguh, andal, bersahabat, kooperatif, kompetitif,
ceria, dan gigih (Sutanto, dkk., 2013: 9).
Nilai-nilai tersebut bertujuan untuk memperkuat karakter
peserta didik. Nilai-nilai yang dimaksud dalam Permendikbud No.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
20 Tahun 2018 pasal 2 ayat 2 merupakan perwujudan dari 5 nilai
utama yang saling berkaitan yaitu religiositas, nasionalisme,
kemandirian, gotong royong, dan integritas yang terintegrasi dalam
kurikulum. Kelima nilai utama dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Religiositas
Nilai karakter religiositas mencerminkan keberimanan
terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku
melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut,
menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleransi
terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup
rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter
religiositas ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu
hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan
individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter
religiositas ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan
menjaga keutuhan ciptaan (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 8).
Sub nilai religiositas antara lain cinta damai, toleransi,
menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian,
percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan,
anti perundungan dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak
memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, dan melindungi
yang kecil dan tersisih (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 8).
Dengan adanya nilai religiositas peserta didik diharapkan
mempunyai rasa cinta damai, toleransi, dan menghargai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
perbedaan agama. Guru berupaya melaksanakan sub nilai
religiositas pada setiap peserta didik. Peserta didik mampu
menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, mengingatkan
teman untuk beribadah, dan menghargai perbedaan agama yang
dianut.
2) Nasionalisme
Nilai karakter nasionalisme merupakan cara berpikir,
bersikap, berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian,
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, politik bangsa, menempatkan
kepentingan bangsa di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Sub nilai nasionalisme antara lain apresiasi budaya bangsa
sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban,
unggul, berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat
hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku dan
agama (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 8).
Dengan adanya nilai nasionalisme maka peserta didik
diharapkan untuk cinta tanah air, disiplin, dan menjaga
lingkungan. Guru berupaya melaksanakan sub nilai nasionalisme
pada setiap peserta didik. Peserta didik mampu melaksanakan
upacara bendera secara khidmat, rapi berpakaian, tepat waktu
ketika berangkat ke sekolah, tidak mencoret-coret tembok,
membuang sampah pada tempatnya dan melaksanakan piket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3) Kemandirian
Nilai karakter kemandirian merupakan sikap atau perilaku
tidak bergantung pada orang lain dalam menggunakan tenaga,
pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-
cita. Sub nilai kemandirian antara lain etos kerja (kerja keras),
tangguh, tahan banting, daya juang, profesional, dan kreatif
(keberanian dan menjadi pembelajar sepanjang hayat) (Tim PPK
Kemendikbud, 2017: 9).
Dengan adanya nilai kemandirian maka peserta didik
diharapkan untuk tidak bergantung pada orang lain, kreatif, kerja
keras, tangguh, dan tahan banting. Guru berupaya melaksanakan
sub nilai kemandirian pada setiap peserta didik. Peserta didik
mampu membuat suatu karya cipta, menuntut ilmu dengan cara
belajar sungguh-sungguh, dan tidak mudah menyerah dalam
mengikuti pembelajaran.
4) Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan
menghargai semangat kerja sama, bahu membahu,
menyelesaikam persoalan bersama, menjalin komunikasi,
memberi bantuan atau pertolongan pada orang-orang yang
membutuhkan. Sub nilai gotong royong antara lain menghargai,
kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama,
musyawarah mufakat, tolong-menolong, solidaritas, empati, anti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan (Tim PPK
Kemendikbud, 2017: 9).
Dengan adanya nilai gotong royong peserta didik diharapkan
menghargai pendapat yang diutarakan, tolong-menolong,
solidaritas, dan musyawarah mufakat. Guru berupaya
melaksanakan sub nilai gotong royong pada setiap peserta didik.
Peserta didik mampu menghargai pendapat yang sedang
diutarakan, memberi bantuan kepada peserta didik lain yang
membutuhkan bantuan, dan menghargai keputusan musyawarah
untuk mufakat.
5) Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari
perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan
pekerjaan, memiliki komitmen, kesetiaan pada nilai-nilai
kemanusiaan, dan moral (integritas moral). Karakter integritas
meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif
terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan,
dan perkataan yang berdasarkan kebenaran. Sub nilai integritas
antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen
moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan
menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas)
(Tim PPK Kemendikbud, 2017: 9).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Dengan adanya nilai integritas peserta didik diharapkan
untuk jujur, tanggung jawab, dan cinta kebenaran. Guru
berupaya melaksanakan sub nilai integritas pada setiap peserta
didik. Peserta didik mampu jujur dalam perkataan maupun
perbuatan yang dilakukan, bersungguh-sungguh dalam
mengerjakan tugas dari guru, tidak melakukan perbuatan yang
menyimpang, dan sesuai dengan norma ataupun aturan yang
berlaku.
Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang berdiri dan
berkembang sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi
satu sama lain, yang berkembang secara dinamis dan membentuk
keutuhan pribadi. Dari nilai utama manapun pendidikan karakter
dimulai dari individu dan sekolah perlu mengembangkan nilai-
nilai utama lainnya baik secara kontekstual maupun universal.
Nilai religiositas sebagai cerminan dari iman dan takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan secara utuh dalam bentuk
ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing dan
dalam bentuk kehidupan antar manusia sebagai kelompok,
masyarakat, maupun bangsa.
Dalam kehidupan sebagai masyarakat dan bangsa nilai-nilai
religiositas dimaksud melandasi dan melebur di dalam nilai-nilai
utama nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas.
Demikian pula jika nilai utama nasionalisme dipakai sebagai titik
awal penanaman nilai-nilai karakter, nilai ini harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dikembangkan berdasarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan
yang tumbuh bersama nilai-nilai lainnya (Tim PPK
Kemendikbud, 2017: 9).
c. Basis Pengembangan dan Penerapan Penguatan Pendidikan
Karakter di Sekolah
1) Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
Guru di sekolah mempunyai peran besar dalam pendidikan
anak. Guru melalui pengajarannya dan sikapnya, dapat
mengajarkan yang baik dan tidak baik (Suparno, 2015: 66). PPK
berbasis kelas terintegrasikan melalui isi kurikulum dalam
proses pembelajaran di kelas, baik secara tematik maupun
terintegrasi pada mata pelajaran. PPK berbasis kelas dapat
diperkuat juga melalui manajemen kelas, pilihan metodologi,
dan evaluasi pengajaran (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 15).
Penguatan Pendidikan Karakter di kelas dapat
diintegrasikan dalam kurikulum. Nilai-nilai PPK diintegrasikan
ke dalam proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran hal ini
bertujuan untuk menguatkan, menumbuhkan, dan
mengembangkan nilai utama dari PPK. Guru menjelaskan
kegiatan-kegiatan dari setiap nilai utama PPK tersebut
kemudian dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh
peserta didik. Contoh penerapan nilai karakter dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas 1 semester 1 dapat
dilihat pada Tabel 2.1 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Tabel 2.1 Contoh Penerapan Nilai Karakter dalam
Skenario Pembelajaran
Muatan
Pelajaran Kompetensi Dasar
Indikator
Pencapaian
Karakter yang
Dikembangkan
Bahasa
Indonesia
3.2 Mengenal
kegiatan persiapan
menulis permulaan
(cara duduk, cara
memegang pensil,
cara meletakkan
buku, jarak antara
mata dan buku,
pemilihan tempat
dengan cahaya
terang) yang benar
3.2.1
Menunjukkan
gambar cara
duduk yang
tepat saat
menulis
Toleransi,
menghargai
prestasi,
disiplin, cinta
damai.
3.11 Mengenal puisi
anak atau syair lagu
(berisi ungkapan,
kekaguman,
kebanggaan, hormat
kepada orang tua,
kasih sayang, atau
persahabatan) yang
diperdengarkan
dengan tujuan untuk
kesenangan
3.11.1
Mengidentifik
asi ungkapan
sayang atau
persahabatan
dalam sebuah
puisi atau syair
lagu yang
diperdengarka
n dengan tepat
Tabel 2.1 menunjukkan bahwa kompetensi dasar yang
diambil adalah kelas 1 semester 1 pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Kompetensi dasar 3.2 Mengenal kegiatan persiapan
menulis permulaan (cara duduk, cara memegang pensil, cara
meletakkan buku, jarak antara mata dan buku, pemilihan tempat
dengan cahaya terang) yang benar. Kompetensi dasar 3.11
Mengenal puisi anak atau syair lagu (berisi ungkapan,
kekaguman, kebanggaan, hormat kepada orangtua, kasih
sayang, atau persahabatan) yang diperdengarkan dengan tujuan
untuk kesenangan. Indikator yang dibuat dari kompetensi dasar
3.2 dan 3.11 yaitu indikator 3.2.1 dan 3.11.1. Indikator 3.2.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Menunjukkan gambar cara duduk yang tepat saat menulis dan
indikator 3.11.1 Mengidentifikasi ungkapan sayang atau
persahabatan dalam sebuah puisi atau syair lagu yang
diperdengarkan dengan tepat. Pada setiap indikator tersebut
karakter yang akan dikembangkan toleransi, menghargai
prestasi, disiplin, dan cinta damai.
2) Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah
Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah menekankan
pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam kesehatan sekolah,
menonjolkan keteladanan orang dewasa di lingkungan
pendidikan dan melibatkan seluruh ekosistem pendidikan di
sekolah (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 15). Penguatan
pendidikan karakter pada budaya sekolah kuncinya pada kultur
sekolah yang melibatkan ekosistem yang ada di sekolah.
Kegiatan yang dilakukan yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler
dan kegiatan kurikulum. Contoh dari ekstrakurikuler dari
penerapan penguatan pendidikan karakter berbasis budaya di
sekolah adalah adanya kegiatan ekstrakurikuler pramuka pada
setiap sekolah dasar. Dengan adanya pramuka peserta didik
dapat mempelajari dan menerapkan nilai-nilai utama PPK,
dalam kegiatan ekstrakurikuler diajak untuk tolong menolong,
mampu menghafalkan doa-doa, sigap dalam menghadapi suatu
masalah atau medan yang harus ditempuh, dan kreatif dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
membuat karya sebagai kegiatan seni dalam pramuka. Kegiatan-
kegiatan tersebut meliputi nilai utama PPK.
3) Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat
Pendidikan karakter berbasis masyarakat memperkuat
peranan komite sekolah dan orangtua sebagai pemangku
kepentingan utama pendidikan, melibatkan potensi lingkungan
sebagai sumber pembelajaran seperti keberadaan, dukungan
pegiat seni budaya, tokoh masyarakat, dunia usaha, dan dunia
industri. Guru mensinergikan pendidikan karakter masyarakat
melalui program yang ada dalam lingkup akademis, pegiat
pendidikan, kerja sama dengan pemerintah daerah, kementerian,
lembaga pemerintahan, dan masyarakat pada umumnya (Tim
PPK Kemendikbud, 2017: 15). Bentuk kolaborasi dengan
komunitas untuk mengembangkan penguatan pendidikan
karakter di sekolah dalam rangka pembelajaran misalnya
pembelajaran berbasis museum, cagar budaya, sanggar seni,
kelas inspirasi, program siaran radio, gerakan literasi, dan
kolaborasi dengan media (televisi, radio, dan koran). Penerapan
pendidikan karakter berbasis masyarakat melibatkan tentara
yaitu dalam latihan kepemimpinan dasar dan baris-berbaris,
kemudian contoh dari penerapan pendidikan karakter berbasis
masyarakat dengan melibatkan polisi yaitu wawasan dari polisi
kepada peserta didik mengenai tata tertib yang berlaku dan tata
tertib yang ada dalam lalu lintas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Dari paparan di atas, Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan
pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter melalui proses
proses pengembangan peserta didik. Penguatan Pendidikan Karakter
dilakukan dengan cara harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan
olah raga sesuai Pancasila. Penguatan Pendidikan Karakter terbagi
menjadi 3 yaitu basis kelas, basis budaya sekolah, dan basis masyarakat.
3. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
a. Pengintegrasian PPK dalam Kurikulum
Penguatan Pendidikan Karakter terintegrasi dalam
kurikulum dilakukan melalui pembelajaran di kelas dengan
menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Guru harus pandai
memilih agar metode pembelajaran yang digunakan secara tidak
langsung menanamkan pembentukan karakter peserta didik. Metode
pembelajaran yang dipilih harus dapat membantu guru dalam
memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan peserta
didik (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 29).
Guru perlu memahami langkah-langkah dalam rangka
mendesain pendidikan karakter berbasis kelas terintegrasi dalam
kurikulum (Koesoema, 2018: 62). Langkah-langkah PPK
terintegrasi dalam kurikulum sebagai berikut:
a) Mendalami dan Menganalisis Kompetensi Inti (KI)
Deskripsi KI dan definisi KI ini terdapat dalam standar isi.
KI pada kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk
mencapai Standar dan Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti
yang perlu diperhatikan dalam desain pendidikan karakter ini
adalah KI1 (kompetensi spiritual) dan KI2 (kompetensi sosial)
(Koesoema, 2018: 63).
b) Mendalami Materi Kompetensi Dasar (KD) yang Akan
Diajarkan
Guru mempersiapkan pengajaran pendidikan karakter
terintegrasi kurikulum dengan melihat, mendalami, dan
menemukan nilai-nilai yang terkandung secara jelas di dalam
materi pelajaran yang diampunya. Guru mempelajari dan
mendalami materi-materi pembelajaran sesuai kompetensi dasar
yang diwajibkan. Guru perlu mendalami dan merefleksikan
materi-materi berupa KD yang wajib dipelajari (Koesoema,
2018: 64). Misalnya guru sedang mendalami materi pelajaran
PPKn. Materi yang dibahas adalah tentang keragaman
karakteristik individu dalam kehidupan beragama. Isi materi
keragaman karakteristik individu dalam kehidupan beragama
adalah menghormati tingkat keragaman agama di lingkungan
sekolah dan di rumah. Melalui materi seperti ini, guru bisa
menemukan nilai-nilai pembentukan karakter seperti toleransi
dan cinta tanah air. Dengan mengetahui berbagai keragaman
karakteristik individu dalam kehidupan beragama, peserta didik
diajak untuk menanamkan sikap toleransi kepada semua agama
dan lebih mencintai tanah air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
c) Refleksi Tertulis
Guru membuat refleksi tertulis tentang nilai-nilai yang dapat
ditemukan pada materi kurikulum. Isi materi kurikulum dapat
mempertajam kepekaan kita akan nilai-nilai pembentukan
karakter. Namun, kebiasaan menuliskan hasil refleksi atas
materi pelajaran yang akan diajarkan masih langka di kalangan
pendidik. Guru perlu membuat catatan khusus, berupa refleksi
nilai terkait Kompetensi Dasar tertentu. Catatan ini akan menjadi
bukti perjalanan refleksi guru terhadap kemampuannya
menemukan nilai-nilai dalam materi pembelajaran yang
diampunya (Koesoema, 2018: 69).
d) Memilih Satu Nilai Sebagai Prioritas atau Fokus dalam
Pembelajaran
Guru menentukan prioritas nilai yang akan dipakai sebagai
fokus dalam pembelajaran. Ketika mendalami dan
mempersiapkan materi pelajaran melalui KD mata pelajaran,
guru mampu melihat dan menemukan ada banyak nilai yang bisa
diajarkan dalam KD tersebut. Pada materi pelajaran yang akan
diajarkan terdapat banyak kemungkinan untuk
mengintegrasikan nilai-nilai pembentukan karakter (Koesoema,
2018: 69). Contohnya, guru mampu menemukan ada nilai
toleransi, disiplin, tanggung jawab, mematuhi, dan cinta tanah
tanah air dalam materi-materi Pendidikan dan
Kewarganegaraan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
e) Penjelasan Nilai dalam Desain RPP
Guru menuliskan dan menjelaskan nilai-nilai Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Ketika guru mendesain RPP,
guru menuliskan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada
saat kegiatan pembukaan, inti, dan penutup. Selama ini, RPP
praktis hanya menjadi semacam petunjuk dan langkah-langkah
kegiatan dalam pembelajaran. Inilah yang terjadi dalam format
RPP yang dibuat oleh pendidik. Dalam konteks pengembangan
pendidikan karakter terintegrasi dalam mata pelajaran,
menuliskan langkah-langkah kegiatan semata tidaklah
mencukupi. Guru perlu menambah penjelasan tentang nilai-nilai
yang akan diajarkan (Koesoema, 2018: 70-71). Contohnya saat
guru mendesain RPP guru harus memiliki gambaran dalam
membahas KD mata pelajaran yang akan diajarkan yang
tercantum dalam RPP, harus ada fokus penguatan pendidikan
karakter yang sudah didesain di dalamnya. Maka dari itu di
dalam RPP harus dicantumkan secara ringkas isi materi
pelajaran yang relevan dan ada nilai-nilai pembentukan karakter
yang akan diajarkan di kelas. Langkah kegiatan harus
mengandung nilai penguatan pendidikan karakter yang terdapat
pada kegiatan pembukaan, isi, dan penutup.
f) Mengajarkan Nilai Melalui Pokok Bahasan dalam KD
Guru mengajarkan semua yang sudah disiapkan dan didesain
dalam RPP. Dalam pendidikan karakter berbasis kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
terintegrasi dalam kurikulum, fokus utama pembelajaran adalah
penguasaan KD yang sudah ditentukan. Guru mengajar dan
menjelaskan nilai-nilai pembentukan karakter sesuai dengan KD
yang ada di dalam kurikulum. Nilai-nilai pembentukan karakter
dalam kehidupan sehari-hari dijelaskan pada setiap materi
pembelajaran (Koesoema, 2018: 73).
g) Mendesain Evaluasi
Guru perlu membuat evaluasi sejauh mana peserta didik
dapat mengetahui dan memahami nilai-nilai pendidikan karakter
yang diajarkan di kelas. Dalam desain evaluasi, guru bisa
bertanya tentang pemahaman dan pengertian peserta didik
tentang materi dalam KD sekaligus bertanya tentang relevansi
pokok persoalan tersebut bagi hidup mereka (Koesoema, 2018:
73). Guru membuat evaluasi nilai karakter disiplin pada peserta
didik setiap pembelajaran berakhir.
h) Memperkaya Refleksi
Guru mengajak peserta didik melakukan refleksi, yaitu
mengajak mereka memahami dan menghayati nilai-nilai yang
menjadi fokus dalam pembelajaran ini (Koesoema, 2018: 73).
Guru bisa bertanya, misalnya bagaimana perasaan peserta didik
bila menjadi seorang pemimpin di dalam kelas yang bisa
menjaga keragaman karakteristik individu dalam kehidupan
beragama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
b. PPK Melalui Manajemen Kelas
Manajemen kelas atau pengelolaan kelas adalah momen
pendidikan yang menempatkan para guru sebagai individu yang
berwenang dan memiliki otonomi dalam proses pembelajaran untuk
mengarahkan membangun kultur pembelajaran, mengevaluasi, dan
mengajak seluruh komunitas kelas membuat komitmen bersama
agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan berhasil (Tim
PPK Kemendikbud, 2017: 28). Manajemen kelas merupakan
keterampilan penting yang perlu dimiliki oleh guru (Koesoema,
2018: 148).
Dalam proses pengelolaan dan pengaturan kelas terdapat
momen penguatan nilai-nilai pendidikan karakter. Contohnya,
sebelum memulai pelajaran pendidik bisa mempersiapkan peserta
didik untuk secara psikologis dan emosional memasuki materi
pembelajaran, untuk menanamkan nilai kedisiplinan dan komitmen
kelas yang akan disepakati pada saat peserta didik belajar. Aturan ini
dikomunikasikan, didialogkan, dan disepakati bersama dengan
peserta didik. Tujuan pengaturan kelas adalah agar proses
pembelajaran berjalan dengan baik dan membantu setiap individu
berkembang maksimal dalam belajar. Pengelolaan kelas yang baik
dapat membentuk penguatan karakter (Tim PPK Kemendikbud,
2017: 28). Peristiwa pengajaran di dalam kelas merupakan momen
pendidikan karakter yang sangat strategis. Di dalam kelas, guru tak
ubahnya seorang manajer yang sedang mengendalikan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
mengarahkan lingkungannya. Dalam perjumpaan antara guru dan
peserta didik itu, terdapat proses penanaman nilai secara lebih nyata.
Guru dan peserta didik berhadapan dan berdialog secara langsung
sebagai pribadi. Guru membentuk komunitas belajar dalam kelas
secara terencana dan teratur melalui penjadwalan mata pelajaran
sesuai dengan kurikulum (Koesoema, 2015: 112).
c. PPK Melalui Pilihan, Penggunaan Model, dan Metode
Pembelajaran
Penguatan Pendidikan Karakter terintegrasi dalam
kurikulum dilakukan melalui pembelajaran di kelas dengan
menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Guru harus pandai
memilih metode pembelajaran yang digunakan dalam menanamkan
pembentukan karakter peserta didik. Metode pembelajaran yang
dipilih harus membantu guru dalam memberikan pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan peserta didik. Melalui metode
tersebut diharapkan peserta didik memiliki keterampilan yang
dibutuhkan pada abad XXI, seperti kecakapan berpikir kritis
(critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan
berkomunikasi (communication skills), termasuk penguasaan bahasa
internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran (collaborative
learning) (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 29). Triatno (2010: 51)
menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan
atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas. Metode pembelajaran berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur
dan dapat diajarkan dengan pola kegiatan bertahap. Metode
merupakan perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan
materi pembelajaran secara teratur (Sudjana, 2006: 76).
Tim PPK Kemendikbud (2017: 28) menjelaskan bahwa
pendekatan, model, dan metode pembelajaran dapat dipilih guru
secara kontekstual. Beberapa contoh PPK melalui pilihan,
penggunaan model, dan metode pembelajaran adalah sebagai
berikut.
a) Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Pendekatan pembelajaran saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
secara aktif mengkonstruksi konsep. Tahapan dalam
mengkonstruksi yaitu mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan,
dan mengkomunikasikannya (Daryanto, 2014: 51).
b) Model Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran
dengan cara peserta didik dibantu untuk menemukan sendiri isi
materi yang dipelajari. Contohnya, peserta didik diminta
mencari dan menemukan sendiri sifat-sifat makhluk hidup.
Lewat metode pencarian ini, banyak nilai karakter dapat
dilatihkan pada peserta didik seperti kegigihan dalam pencarian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
daya juang, kreativitas, kerja sama dengan teman, dan
sebagainya (Suparno, 2015: 123).
c) Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai
suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang berpikir
kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata
pelajaran. Dalam hal ini peserta didik terlibat dalam
penyelidikan untuk pemecahan masalah yang mengintegrasikan
keterampilan dan konsep dari berbagai isi materi pelajaran
(Komalasari, 2013: 58).
d) Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Model pembelajaran berbasis proyek merupakan strategi
belajar mengajar yang melibatkan peserta didik untuk
mengerjakan sebuah proyek yang bermanfaat untuk
menyelesaikan permasalahan masyarakat ataupun lingkungan
(Abdullah, 2014: 172).
e) Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran yang menempatkan peserta didik dalam
kelompok-kelompok kecil (umumnya terdiri dari 4 sampai 5
orang) peserta didik dengan keanggotaan yang heterogen
(tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras berbeda).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling
bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan
pembelajaran (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 30).
d. PPK Melalui Kegiatan Literasi
Gerakan literasi merupakan kegiatan mengasah kemampuan
mengakses, memahami, mengolah, memanfaatkan informasi secara
kritis dan cerdas. Gerakan literasi berlandaskan kegiatan membaca,
menulis, dan menyimak. Berbagai kegiatan tersebut dilaksanakan
secarara terencana dan terprogram sedemikian rupa, baik dalam
kegiatan-kegiatan berbasis kelas maupun kegiatan-kegiatan berbasis
budaya sekolah, dan komunitas masyarakat. Dalam konteks kegiatan
PPK berbasis kelas, kegiatan-kegiatan literasi dapat diintegrasikan
ke dalam kegiatan pembelajaran dan mata pelajaran yang ada dalam
struktur kurikulum (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 32).
e. PPK Melalui Mata Pelajaran Khusus
Penguatan pendidikan karakter secara umum dilakukan
dengan cara mengintegrasikan PPK dalam mata pelajaran yang
sudah ada dan terintegrasi dalam kurikulum. Namun, sekolah bisa
pula mengajarkan nilai-nilai PPK melalui mata pelajaran khusus
yang berfokus pada tema nilai-nilai tertentu. Sekolah mendesain
mata pelajaran khusus dengan alokasi waktu khusus yang disediakan
sebagai bagian dalam pembentukan karakter peserta didik. Tema-
tema yang mengandung nilai utama PPK diajarkan dalam bentuk
pembelajaran di kelas dengan metode pembelajaran yang selaras
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
sehingga dapat semakin memperkaya praksis PPK di sekolah (Tim
PPK Kemendikbud, 2017: 32).
f. PPK Melalui Layanan Bimbingan dan Konseling
Penguatan pendidikan kararter bisa dilakukan secara
terintegrasi melalui pendampingan siswa melalui bimbingan dan
konseling. Peranan guru BK tidak terfokus hanya membantu peserta
didik yang bermasalah, melainkan membantu semua peserta didik
dalam pengembangan ragam potensi, meliputi pengembangan aspek
belajar atau akademik, karier, pribadi, dan sosial. Tim PPK
Kemendikbud (2017: 33) menjelaskan bahwa bimbingan dan
konseling diwujudkan dalam landasan filosofis yang memandirikan
perkembangan, dengan komponen-komponen program meliputi
layanan-layanan sebagai berikut.
a) Layanan Dasar
Layanan dasar merupakan momen utama BK yang paling
memungkinkan integrasi nilai-nilai utama PPK ke dalam
layanan bimbingan dan konseling. Integrasi nilai-nilai utama
PPK ke dalam pengembangan perilaku belajar, karier, pribadi,
dan sosial.
b) Layanan Responsif
Layanan responsif adalah kegiatan yang digunakan bagi
peserta didik tertentu, baik individual maupun kelompok, yang
memerlukan bantuan segera agar peserta didik tidak terhambat
dalam pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Bantuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
diberikan melalui konseling, konsultasi, kolaborasi, kunjungan
rumah, dan alih tangan.
c) Perencanaan Individual dan Peminatan
Layanan perencanaan individual dan peminatan ini
dimaksudkan untuk membantu setiap peserta didik dalam
pengembangan bakat dan minatnya melalui pemahaman diri,
pemahaman lingkungan, dan pemilihan program yang cocok
dengan bakat atau minatnya.
d) Dukungan Sistem
Dukungan sistem terkait dengan aspek manajemen dan
kepemimpinan sekolah di dalam mendukung layanan bimbingan
dan konseling untuk memperkuat PPK. Dukungan sistem ini
meliputi kebijakan, ketenagaan, dan fasilitas.
Salah satu cara yang dilakukan guru untuk memperoleh
informasi mengenai pengintegrasian PPK, yaitu melalui sosialisasi
dengan Kelompok Kerja Guru (KKG). Kelompok Kerja Guru
(KKG) merupakan wadah dalam pembinaan profesional guru yang
dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi, bertukar pikiran berbagai
pengalaman, melaksanakan berbagai demonstrasi, atraksi, dan
simulasi pembelajaran (Ratna, 2010: 3). Keberadaan KKG
merupakan bagian integral dari perwujudan sistem pembinaan
kompetensi guru, yang di dalamnya terdapat serangkaian kegiatan
peningkatan mutu pendidikan, kemampuan profesional guru (Susilo,
2017: 10).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Menurut Direktorat jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
(dalam Pertiwi, 2014: 10), tujuan dari KKG adalah sebagai wadah
pembinaan, pengarahan penjelasan, diskusi penalaran kepada tenaga
pendidikan, meningkatkan semangat kerja guru-guru di kelompok
gugu untuk meningkatkan mutu, sebagai wadah informasi, inovasi,
dan mengajak tenaga kependidikan untuk berbekal diri dalam usaha
meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai target yang
diharapkan.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas adalah proses komunikasi
pembelajaran dan interaksi guru dengan peserta didik maupun antar
peserta didik di dalam suatu kelas. Penguatan Pendidikan Karakter
terintegrasi ke dalam kurikulum, manajemen kelas, penggunaan
model dan metode, mata pelajaran khusus, gerakan literasi, layanan
konseling dan pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter kelas
secara optimal membutuhkan sosialisasi mengenai PPK salah
satunya melalui KKG.
B. Hasil Penelitian Relevan
Penelitian relevan yang pertama adalah penelitian yang dilakukan
Judiani (2010) dengan judul Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah
Dasar Melalui Penguatan Pelaksanaan Kurikulum. Hasil penelitian tersebut
adalah pendidikan di Indonesia masih terfokus pada aspek-aspek kognitif
atau akademik, sedangkan aspek soft skills atau non-akademik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
merupakan unsur utama pendidikan karakter selama ini masih kurang
mendapatkan perhatian. Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan
yang mengembangkan nilai-nilai karakter pada diri peserta didik sehingga
mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan
nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat
dan warganegara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif. Tujuan
pendidikan karakter adalah mengembangkan potensi kalbu, nurani dan
afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-
nilai karakter bangsa, mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik
yang terpuji, sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa
yang religius, menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab
peserta didik sebagai generasi penerus bangsa, mengembangkan
kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif,
berwawasan, dan mengembangkan lingkungan.
Penelitian relevan yang kedua adalah penelitian yang dilakukan
Shofa (2013) dengan judul Pendidikan Karakter di Sekolah Sejak
Proklamasi Kemerdekaan Sampai Era Reformasi. Tujuan dari penelitian ini
adalah memahami dan mengerti nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah
sejak proklamasi kemerdekaan sampai era reformasi, serta mengetahui
persamaan dan perbedaannya. Penelitian ini merupakan penelitian
kepustakaan dengan melakukan analisis terhadap data dan fakta yang
diperoleh dari sumber pustaka dan dokumen sehingga memperoleh suatu
hasil analisis berupa argumentasi penulis. Proses penggarapan yang
digunakan meliputi heuristic, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
penelitian tersebut adalah pendidikan memang tidak terlepas dari politik,
ekonomi, sosial, dan budaya. Di dalam perjalanan perjuangan kebangsaan
Indonesia terlihat hubungan yang sangat erat antara pendidikan dan
perjuangan nasional. Pada masa kebangkitan nasional pertama, pendidikan
nasional menyatu dengan gerakan kebangsaan, sehingga pendidikan
nasional bertujuan untuk menanamkan semangat kebangsaan dan jiwa
patriotisme. Dan menetapkan Pancawardhana sebagai sistem pendidikan
yang berisikan prinsip cinta bangsa dan tanah air, moral nasional,
internasional, keagamaan, perkembangan kecerdasan, perkembangan
emosional-artistik atau rasa keharuan, keindahan lahir batin, perkembangan
keprigelan atau kerajinan tangan, dan perkembangan jasmani. Panduan
pengembangan kurikulum disusun agar dapat memberi kesempatan peserta
didik untuk belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa atau mempunyai karakter religius, belajar untuk memahami,
menghayati, mempunyai karakter toleransi, peduli lingkungan, peduli
sosial, belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
mempunyai karakter jujur, mandiri, disiplin, belajar untuk hidup bersama,
berguna untuk orang lain, mempunyai karakter toleransi, demokratis, dan
komunikatif.
Penelitian relevan yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan
Permana (2016) dengan judul Implementasi Pendidikan Karakter di SD IT
Al Madinah Tempuran Magelang Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui nilai-nilai karakter yang dikembangkan di SD IT Al
Madinah Tempuran Magelang Jawa Tengah, pelaksanaan pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
karakter, dan faktor yang menghambat dalam pelaksanaan implementasi
pendidikan karakter di sekolah tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif. Subjek penelitiannya adalah kepala sekolah, guru, siswa, dan para
pelatih kegiatan ekstrakurikuler. Data dikumpulkan melalui teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui
proses reduksi, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Keabsahan data
diperoleh melalui triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian tersebut
adalah nilai-nilai yang dikembangkan di SD IT Al Madinah Tempuran
Magelang Jawa Tengah antara lain enam karakter pokok yaitu religius,
kedisiplinan, peduli lingkungan, peduli sosial, kejujuran, dan cinta tanah air
atau kebangsaan serta didukung karakter lain seperti tanggung jawab, kerja
keras, percaya diri, mandiri, dan santun. Pelaksanaan pendidikan karakter
terealisasi dan terintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan
ekstrakurikuler, dan pengembangan budaya sekolah. Faktor yang
menghambat dalam implementasi pendidikan karakter meliputi faktor
kebiasaan dari siswa maupun pendidik dalam hal keterlambatan berangkat
ke sekolah, kebiasaan mengantuk, mengganggu teman, dan mengobrol
ketika waktu pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Faktor lingkungan
alam berupa kendala cuaca atau hujan yang mengakibatkan beberapa
kegiatan yang seharusnya dilaksanakan di luar ruangan tidak bisa
dilaksanakan.
Penelitian relevan yang keempat adalah penelitian yang dilakukan
Wiliandani (2016) dengan judul Implementasi Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran
serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi
pendidikan karakter dalam pembelajaran di SDIT Insan Sejahtera
Kabupaten Sumedang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan studi kasus tunggal. Data dikumpulkan dengan menggunakan
wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, dan data dianalisis secara
kualitatif deskriptif. Hasil penelitian tersebut adalah implementasi
pembelajaran yang bersifat akademis dan non akademis. Sebelum proses
pembelajaran berlangsung guru-guru di SDIT Insan Sejahtera Kabupaten
Sumedang telah menyiapkan RPP, media pembelajaran, metode mengajar,
sumber belajar, dan evaluasi pembelajaran. Dengan perencanaan dan
persiapan pembelajaran yang telah disiapkan secara matang sebelumnya
maka tujuan pembelajaran akan tercapai dan merupakan kunci keberhasilan
dari proses pembelajaran. Implementasi pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Guru diberi kebebasan mengelola pembelajaran seefisien
dan seefektif mungkin agar tercapai tujuan pembelajaran secara optimal dan
tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan partisipasi
siswa. Berdasarkan keempat penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa
peneliti, maka peneliti akan mengembangkan lagi menurut keempat
penelitian tersebut. Berikut ini merupakan literature map yang sesuai
dengan penelitian relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar 2.2 Bagan Literature Map Penelitian Relevan
Gambar 2.2 merupakan literature map dari penelitian-penelitian
relevan yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya dan
kemudian dikembangkan kembali oleh peneliti untuk membuat suatu
penelitian yang baru. Persamaan penelitian pada peneliti sebelumnya
dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti pendidikan karakter.
Perbedaan penelitian pada peneliti sebelumnya dengan penelitian ini adalah
penelitian ini berfokus meneliti pendidikan karakter berbasis kelas di
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi, sedangkan pada penelitian
sebelumnya mengenai pendidikan karakter yang dilakukan di satuan
pendidikan sekolah dasar negeri selain Kecamatan Turi.
Melihat keempat penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya, maka peneliti akan mengembangkan penelitian tersebut
Permana (2016)
Implementasi Pendidikan
Karakter
Wiliandani (2016)
Implementasi Pendidikan
dalam Pembelajaran di
Sekolah Dasar
Shofa (2013) Pendidikan
Karakter di Sekolah Sejak
Proklamasi Kemerdekaan
Sampai Era Reformasi Penerapan Program
Penguatan Pendidikan
Karakter Berbasis Kelas di
Sekolah Dasar se-
Kecamatan Turi Kabupaten
Sleman
Judiani (2010) Implementasi
Pendidikan Karakter di
Sekolah Dasar Melalui
Penguatan Pelaksanaan
Kurikulum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
dengan membuat sebuah penelitian yang berjudul “Penerapan Program
Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di Sekolah Dasar se-
Kecamatan Turi Kabupaten Sleman”. Dalam penelitian tersebut, peneliti
akan melakukan survei mengenai penerapan program penguatan pendidikan
karakter di sekolah dasar.
C. Kerangka Berpikir
Karakter merupakan cerminan diri manusia terkait tentang tabiat
seseorang dalam bertingkah laku yang menjadi kebiasaan dalam
kesehariannya, tabiat tersebut bisa baik atau buruk. Hal itu tergantung pada
pembentukan karakter dalam lingkungannya. Seperti pendapat yang
dikemukakan oleh Aristoteles (dalam Gunawan, 2012: 23) bahwa karakter
itu erat hubungannya dengan kebiasaan yang kerap dimanifestasikan dalam
tingkah laku.
Salah satu cara yang digunakan untuk memberikan pendidikan
kepada siswa yaitu melalui pendidikan karakter. Pernyataan tersebut
dilandasi dengan pendapat Gunawan (2012: 23) bahwa pendidikan karakter
adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi
karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal
ini meliputi keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau
menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan bagaimana hal
terkait lainnya.
Permasalahan yang terjadi saat ini ialah tindakan yang kurang
berkarakter seperti siswa yang sering tidur di kelas saat pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
berlangsung dan siswa tidak dapat menerima pembelajaran seutuhnya. Guru
ketika menjelaskan pembelajaran tidak dihiraukan oleh siswa sehingga
siswa sangat tidak sopan melakukan hal tersebut. Contohnya siswa
mencontek saat ulangan dilaksanakan sangat merugikan bagi siswa yang
mencontek maupun yang dicontek sehingga nilai kejujuran pada siswa
sangatlah rendah. Siswa tidak menaati peraturan yang berlaku di dalam
kelas misalnya, melaksanakan jadwal piket harian, berbaris di depan kelas
sebelum pembelajaran di kelas dimulai, dan memimpin doa sebelum dan
sesudah kegiatan belajar mengajar.
Dengan beberapa permasalahan yang terjadi di kalangan tingkat
satuan sekolah dasar, maka harus diadakan beberapa sikap yang mengubah
ke arah lebih baik atau positif. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh
sekolah sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan rancangan
penanaman pendidikan karakter dalam setiap pembelajaran. Guru dapat
memanfaatkan hasil penelitian ini untuk lebih menanamkan pendidikan
karakter yang kuat pada peserta didik dalam pelajaran sehari-hari dan
sebagai sumber pengetahuan tentang pendidikan karakter. Oleh karena itu,
sekolah harus menerapkan dan menyusun program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas dengan sangat baik.
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan teori-teori dalam kajian pustaka dan kerangka berpikir,
maka pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
1. Apakah program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi Kabupaten Sleman sudah
diterapkan?
2. Bagaimana kesesuaian penerapan program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi
Kabupaten Sleman dengan program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas yang dicanangkan oleh pemerintah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan
metode survei. Penelitian kuantitaif deskriptif adalah penelitian untuk
mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya tentang suatu fenomena yang
terjadi (Werang, 2015: 12). Sementara itu, menurut Hamdi (2014: 6),
penelitian kuantitatif deskriptif merupakan penjabaran suatu fenomena atau
kejadian apa adanya tanpa manipulasi keadaan. Metode penelitian yang
digunakan peneliti adalah metode survei. Penelitian yang dilakukan dengan
menggunakan kuesioner sebagai alat penelitian yang dilakukan pada
populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel
yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif,
distributif, dan hubungan antar variabel, sosiologis maupun psikologis
(Sugiyono, 2013: 11). Selanjutmya, Effendi (2012: 3) menyatakan bahwa
metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi
dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
kuantitatif deskriptif survei adalah sebuah penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, penelitian yang dilakukan
dengan mengumpulkan data yang berupa angka, instrumen-instrumen yang
dilakukan melalui kuesioner sebagai alat penelitiannya. Penelitian ini
berupaya untuk menjelaskan atau mencatat kondisi yang akan diteliti sesuai
dengan fakta yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
B. Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru sekolah dasar negeri kelas I
sampai VI yang berada di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah penerapan program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas untuk sekolah dasar negeri di
Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.
3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 17 sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Turi, Kabupaten Sleman.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Oktober
2018.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 115). Populasi merupakan subjek dari
penelitian (Arikunto, 2013: 173). Populasi dalam penelitian ini adalah
guru kelas sekolah dasar se-Kecamatan Turi, Sleman yang berjumlah
106 guru. Populasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah
Guru
1 SD Negeri Turi 1 6
2 SD Negeri Turi 2 6
3 SD Negeri Turi 3 6
4 SD Negeri Karanganyar 6
5 SD Negeri Banyuurip 1 6
6 SD Negeri Banyuurip 2 6
7 SD Negeri Bangunkerto 6
8 SD Negeri Kloposawit 6
9 SD Negeri Nganggrung 6
10 SD Negeri Donokerto 6
11 SD Negeri Wonosari 1 6
12 SD Negeri Wonosari 2 6
13 SD Negeri Soprayan 6
14 SD Negeri Sukorejo 6
15 SD Negeri Ngablak 6
16 SD Negeri Somoitan 6
17 SD Negeri Ledoknongko 10
Jumlah 106
2. Sampel
Sampel penelitian merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 81). Pengambilan
sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan tabel penentuan
jumlah sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan dengan taraf
kepercayaan 95% dan kesalahan 5%, artinya tingkat kesalahan dalam
pengambilan sampel yang dapat ditolerir oleh peneliti sebesar 5%.
Fernandez (dalam Sumanto 2014: 210) memaparkan tabel penentuan
jumlah sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan dengan taraf
kepercayaan 95% dan kesalahan 5 % yang dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Penentuan Jumlah Sampel Minimal Menurut Krejcie dan
Morgan
N S N S N S
10 10 220 140 1200 291
15 14 230 144 1300 297
20 19 240 148 1400 302
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 3.2 menunjukkan keterangan praktis untuk menentukan
jumlah sampel minimal yang harus diambil sesuai dengan jumlah
populasi yang ada. Berdasarkan populasi penelitian yang berjumlah 106
guru, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak
86 guru. Diambilnya sampel penelitian sebanyak 86 guru karena
populasi guru sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi mendekati 110
yang sudah ditetapkan pada tabel ketentuan jumlah minimal sampel
Krejcie dan Morgan. Agar persentase pembagian sampel setiap sekolah
imbang maka sampel ditentukan sebanding dengan banyaknya subjek
dalam tiap sekolah. Penentuan sampel ditentukan dengan rumus sebagai
berikut.
25 24 250 152 1500 306
30 28 260 155 1600 310
35 32 270 159 1700 313
40 36 280 162 1800 317
45 40 290 165 1900 320
50 44 300 169 2000 322
55 48 320 175 2200 327
60 52 340 181 2400 331
65 56 360 186 2600 335
70 59 380 191 2800 338
75 63 400 196 3000 341
80 66 420 201 3500 346
85 70 440 205 4000 351
90 73 460 210 4500 354
95 76 480 214 5000 357
100 80 500 217 6000 361
110 86 550 226 7000 364
120 92 600 234 8000 367
130 97 650 242 9000 368
140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 377
160 113 800 260 20000 379
170 118 850 265 30000 380
180 123 900 269 40000 381
190 127 950 274 50000 382
200 132 1000 278 75000 382
210 136 1100 285 1000000 384
Keterangan : N = Populasi
S = Sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Sampel Sekolah =Jumlah guru kelas
Populasi× Jumlah Sampel (86)
Gambar 3.1 Rumus Menghitung Sampel Penelitian
Sampel setiap sekolah dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Data Sampel Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah
Guru
Perhitungan
Jumlah
Sampel
Jumlah
Sampel
Bulat
Sampel
Penelitian
1 SD Negeri Turi
1 6
6
106 𝑥 86 = 4,86 5 5
2 SD Negeri Turi
2 6
6
106 𝑥 86 = 4,86 5 5
3 SD Negeri Turi
3 6
6
106 𝑥 86 = 4,86 5 5
4 SD Negeri
Karanganyar 6
6
106 𝑥 86 = 4,86 5 4
5 SD Negeri
Banyuurip 1 6
6
106 𝑥 86 = 4,86 5 5
6 SD Negeri
Banyuurip 2 6
6
106 𝑥 86 = 4,86 5 5
7 SD Negeri
Bangunkerto 6
6
106 𝑥 86 = 4,86 5 4
8 SD Negeri
Kloposawit 6
6
106 𝑥 86 = 4,86 5 5
9 SD Negeri
Nganggrung 6
6
106 𝑥 86 = 4,86 5 5
10 SD Negeri
Donokerto 6
6
106 𝑥 86 = 4,86 5 5
11 SD Negeri
Wonosari 1 6
6
106 𝑥 86 = 4,86 5 5
12 SD Negeri
Wonosari 2 6
6
106 𝑥 86 = 4,86 5 5
13 SD Negeri
Soprayan 6
6
106 𝑥 86 = 4,86 5 5
14 SD Negeri
Sukorejo 6
6
106 𝑥 86 = 4,86 5 5
15 SD Negeri
Ngablak 6
6
106 𝑥 86 = 4,86 5 5
16 SD Negeri
Somoitan 6
6
106 𝑥 86 = 4,86 5 5
17 SD Negeri
Ledoknongko
10 10
106 𝑥 86 = 8,11
8 8
Jumlah 106 88 86
Tabel 3.3 di atas merupakan hasil dari perhitungan sampel yang
diambil. Setelah menentukan besar sampel dari masing-masing sekolah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
peneliti akan melanjutkan menggunakan teknik simple random
sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono,
2012: 82). Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel pada setiap
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi. Penelitian ini menggunakan
sampel sebanyak 86 guru kelas dari 17 sekolah dasar negeri yang ada di
Kecamatan Turi yang menerapkan program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas.
Pada pengambilan sampel menggunakan teknik simple random
sampling, sampel akan diambil menggunakan undian. Sampel diambil
menggunakan undian di mana dari 88 sampel yang tersedia akan
dikurangi 2 secara acak menggunakan undian yang di dalam kertas
undian terdapat nama-nama sekolah agar sampel sesuai dengan tabel
penentuan jumlah sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan.
Peneliti mengambil 2 undian dengan hasil Sekolah Dasar Negeri
Bangunkerto dan Sekolah Dasar Negeri Karanganyar, sehingga sampel
penelitian di kedua sekolah dasar tersebut masing-masing dikurangi 1,
maka sampel di Sekolah Dasar Negeri Bangunkerto sebanyak 4 sampel
dan Sekolah Dasar Negeri Karanganyar sebanyak 4 sampel.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik atau atribut seseorang individu atau suatu
organisasi yang dapat diukur atau diobservasi. Variabel biasanya bervariasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dalam dua atau lebih kategori (Creswell, 2010: 76). Adapun dalam
penelitian ini menggunakan dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mungkin
menyebabkan, mempengaruhi, atau berefek pada outcome (Creswell,
2010: 77). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kuesioner, karena
bisa dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan.
2. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel (akibat) yang
bergantung pada variabel-variabel bebas. Variabel-variabel terikat ini
merupakan outcome atau hasil dari pengaruh variabel-variabel bebas
(Creswell, 2010: 77). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
responden, karena jawaban menyesuaikan dengan pertanyaan yang
diberikan.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pernyataan atau
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2015:
199). Tukiran (2012: 182) menyatakan bahwa kuesioner merupakan alat
yang digunakan untuk memperoleh data yang relevan dengan tujuan
penelitian. Penelitian ini menggunakan lembar kuesioner dengan
pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Kuesioner pertanyaan
tertutup digunakan untuk melihat penerapan program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Lembar kuesioner pertanyaan
terbuka digunakan untuk melihat upaya yang dilakukan guru dalam
menerapkan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.
Lembar kuesioner pertanyaan terbuka digunakan untuk melengkapi
data pada lembar kuesioner pertanyaan tertutup. Kuesioner ini berisi
identitas responden dan sejumlah daftar pertanyaan terkait penerapan
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas yang diberikan
kepada responden untuk diisi dengan jawaban yang sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
2. Studi Dokumenter
Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik
dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik (Syaodih, 2008: 221).
Dokumen-dokumen tersebut dapat berupa paparan sejarah sekolah, data
guru, data peserta didik, serta kondisi sarana dan prasarana (Mahdi,
2014: 119-120). Pada penelitian ini, studi dokumenter yang dilakukan
oleh peneliti adalah mengumpulkan data guru dan data sekolah yang
didapatkan dari laman Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Dapodik
merupakan sistem pendataan skala nasional yang terpadu dan
merupakan sumber data utama pendidikan nasional. Studi dokumenter
pada penelitian ini digunakan untuk mempermudah peneliti dalam
mengumpulkan data penelitian yang dilakukan di sekolah dasar negeri
se-Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3. Daftar Cek
Daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek
yang akan diamati (Sudaryono, 2016: 80). Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan daftar cek untuk memastikan data sampel sekolah dasar
negeri Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman yang sudah diteliti atau yang
belum diteliti. Adapun daftar cek yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4 Daftar Cek Dokumentasi
No Nama Sekolah Sampel
Penelitian
Keterangan
Sesuai Tidak
Sesuai
1 SD Negeri Turi 1 5 √
2 SD Negeri Turi 2 5 √
3 SD Negeri Turi 3 5 √
4 SD Negeri Karanganyar 4 √
5 SD Negeri Banyuurip 1 5 √
6 SD Negeri Banyuurip 2 5 √
7 SD Negeri Bangunkerto 4 √
8 SD Negeri Kloposawit 5 √
9 SD Negeri Nganggrung 5 √
10 SD Negeri Donokerto 5 √
11 SD Negeri Wonosari 1 5 √
12 SD Negeri Wonosari 2 5 √
13 SD Negeri Soprayan 5 √
14 SD Negeri Sukorejo 5 √
15 SD Negeri Ngablak 5 √
16 SD Negeri Somoitan 5 √
17 SD Negeri Ledoknongko 8 √
Tabel 3.4 merupakan daftar cek dokumentasi yang berisi tentang
data nama sekolah dan jumlah sampel penelitian. Daftar cek pada
halaman sebelumnya digunakan ketika peneliti mendistribusikan dan
mengambil instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti
memberikan tanda cek (√) pada kolom sesuai atau tidak sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan dalam sebuah
penelitian (Sugiyono, 2014: 148). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah instrumen non tes. Instrumen non tes ini dibuat dalam
bentuk angket atau kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
alat ukur berupa lembar kuesioner pertanyaan tertutup dan terbuka.
1. Pertanyaan Tertutup
Pertanyaan tertutup ini merupakan pertanyaan yang biasanya dapat
dijawab dengan jawaban “iya” atau “tidak”. Jadi responden hanya dapat
menjawab pertanyaan dengan jawaban “iya” atau “tidak” dengan cara
mencentang salah satu jawaban yang sesuai dengan kolom yang tertera.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Pertanyaan Tertutup
Aspek No Butir
Sosialisasi
Memperoleh sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) 1
Sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui
Kelompok Kerja Guru (KKG) 2
Pra Observasi
Integrasi PPK dalam Silabus 3
Integrasi PPK di silabus dalam RPP 4
Observasi Kelas
Pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran 5
Mengelola kelas dengan mengintegrasikan PPK 6
Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung PPK 7
Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan kegiatan
sehari-hari 8
Memfasilitasi tumbuh kembang karakter peserta didik 9
Mencatat perkembangan karakter peserta didik 10
Memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang
karakter yang dituangkan di RPP 11
Tabel 3.5 menunjukkan bahwa pertanyaan tertutup terdiri dari 3
aspek, yaitu sosialisasi, pra observasi, dan observasi kelas. Aspek
sosialisasi terdapat pada nomor soal 1 dan 2. Aspek pra observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
terdapat pada nomor 3 dan 4. Aspek observasi kelas terdapat pada
nomor 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11. Penelitian ini menggunakan Skala
Gutman yang merupakan skala yang digunakan untuk mendapatkan
jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan
(Sugiyono, 2015: 139). Skala pengukuran dengan tipe ini mendapatkan
jawaban tegas, yaitu “ya-tidak”. Data yang didapatkan berupa dua
jawaban alternatif. Apabila responden memilih jawaban “ya” maka skor
yang didapatkan adalah 1 dan responden yang memilih jawaban “tidak”
mendapatkan skor 0.
2. Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang kemungkinan
jawabannya tidak ditentukan oleh peneliti dan responden diberi
kebebasan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut
(Tukiran, 2012: 185). Kuesioner pertanyaan tertutup dalam penelitian
ini digunakan untuk mengetahui lebih mendalam upaya yang dilakukan
guru dalam mengembangkan dan menerapkan nilai karakter di kelas.
Adapun kisi-kisi kuesioner pertanyaan terbuka dapat dilihat pada Tabel
3.6 berikut.
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Kuesioner Pertanyaan Terbuka
Aspek Nomor
Praktik baik yang dilakukan 1
Informasi Penguatan Pendidikan Karakter selain dari Kelompok
Kerja Guru (KKG)
2
Cara mengintegrasikan nilai utama PPK dalam desain silabus 3
Cara mengintegrasikan nilai utama PPK di silabus ke dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4
Cara pembiasaan sikap/karakter yang dilakukan sebelum memulai
pembelajaran
5
Cara mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai karakter 6
Metode pembelajaran yang digunakan di sekolah untuk
mendukung penerapan nilai karakter
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Cara mengaitkan isi materi pembelajaran dengan Pengutan
Pendidikan Karakter (PPK)
8
Cara memfasilitasi setiap peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter peserta didik
9
Cara mencatat perkembangan karakter peserta didik 10
Kendala yang dihadapi 11
G. Teknik Pengujian Instrumen
Teknik pengujian instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
validitas. Pengujian validitas dilakukan sebelum peneliti menyebarkan
instrumen kepada responden. Hasil validasi oleh ahli dan direvisi oleh
peneliti akan digunakan untuk melakukan penelitian. Validitas dalam
penelitian ini meliputi dua hal, yaitu validitas isi dan muka. Kedua validitas
ini akan dikenakan pada lembar kuesioner. Validitas menunjuk pada sejauh
mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Sangadji,
dkk., 2010: 160). Adapun validitas yang digunakan dalam peneliti ini adalah
sebagai berikut.
1. Validitas Isi
Siregar (2010: 163) mengatakan bahwa validitas isi berkaitan
dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus
diukur. Validitas isi tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka
melainkan berdasarkan pada masukan (Sangadji, dkk., 2010: 160-161).
Validitas isi diberikan oleh para ahli yang berkompeten dalam PPK.
Pada penelitian ini terdapat 10 ahli dari berbagai sekolah yang
merupakan guru sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama
negeri maupun swasta di Kabupaten Bantul, Kulon Progo dan Kota
Jogja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Guru yang menjadi ahli dalam validasi merupakan guru yang
dianggap sudah kompeten dalam bidang ini. Para ahli memberikan nilai
pada lembar penilaian instrumen yang telah disediakan. Skala yang
digunakan dalam lembar penelitian instrumen ini adalah skala Likert.
Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau
gejala sosial (Sudaryono, 2016: 100).
Skor yang biasa digunakan dalam skala Likert adalah skor 1 (tidak
baik), skor 2 (kurang baik), skor 3 (ragu-ragu), skor 4 (baik), dan skor 5
(sangat baik). Dalam pengukuran menggunakan skala Likert, sering
terjadi kecenderungan responden memilih kategori skor ragu-ragu.
Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti memodifikasi kriteria skor sesuai
kebutuhan peneliti. Modifikasi kriteria skor yang digunakan adalah skor
1 (tidak baik), skor 2 (kurang baik), skor 3 (baik), dan skor 4 (sangat
baik). Hasil skor yang didapatkan dari validasi selanjutnya dikonversi
menjadi data kualitatif skala lima sesuai Sukardjo (2006: 52). Hasil
konversi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.7 Konversi Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
X > X̅ i + 1,80 Sbi Sangat Baik
X̅ i + 0,60 Sbi < X ≤ X̅ i + 1,80Sbi Baik
X̅ i - 0,60 Sbi < X ≤ X̅ i + 0,60Sbi Cukup
X̅ i - 0,60 Sbi < X ≤ X̅ i - 0,60Sbi Kurang
X ≤ X̅ i - 1,80 Sbi Sangat Kurang
Keterangan:
Rerata ideal (X̅ i ) : 1 2⁄ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
Simpangan baku ideal (Sbi) : 1 6⁄ (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
X : Skor aktual
Berdasarkan rumus konversi di atas, perhitungan data-data
kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan
menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif
pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.
Skor maksimal : 68
Skor minimal : 17
Rerata ideal (X̅ i) : ½ (68 + 17) = 42,5
Simpangan baku ideal (Sbi) : 1/6 (68-17) = 8,5
Interval skor dikategorikan sangat layak digunakan, layak
digunakan dengan revisi sedikit, kurang layak dengan revisi banyak,
tidak layak digunakan revisi total, dan sangat tidak layak digunakan
revisi total.
Kategori sangat layak digunakan:
= X > X̅ i + 1,80 SBi
= X > 42,5 + (1,80. 8,5)
= X > 42,5 + (15,3)
= X > 57,8
Kategori layak digunakan dengan sedikit revisi:
X̅ i + 0,60 Sbi < X ≤ X̅ i + 1,80SBi
= 42,5 + 0,60. 8,5 < X ≤ 42,5 + 0,60. 8,5
= 42,5 + 5,1 < X ≤ 42,5 + 15,3
= 47,6 < X ≤ 57,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Kategori kurang layak dengan banyak revisi:
X̅ i - 0,60 Sbi < X ≤ X̅ i + 0,60SBi
= 42,5 – 0,60. 8,5 < X ≤ 42,5 + 0,60. 8,5
= 42,5 – 5,1 < X ≤ 42,5 + 5,1
= 37,4 < X ≤ 47,6
Kategori tidak layak digunakan revisi total:
X̅ i - 0,60 Sbi < X ≤ X̅ i - 0,60SBi
= 42,5 – 1,80.8,5 < X ≤ 42,5 – 0,60. 8,5
= 42,5 – 15,3 < X ≤ 42,5 – 5,1
= 27,2 < X ≤ 37,4
Kategori sangat tidak layak revisi total:
X ≤ X̅ i - 1,80 SBi
= X ≤ 42,5 – 1,80. 8,5
= X ≤ 42,5 – 15,3
= X ≤ 27,2
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh konversi data kuantitatif
menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.
Tabel 3.8 Kriteria Skor Skala Lima
Interval Soal Kualifikasi
57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan
47,7 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan sedikit revisi
37,5 – 57,8 Kurang layak dengan banyak revisi
27,3 – 37,4 Tidak layak revisi total
≤ 27,2 Sangat tidak layak revisi total
Berdasarkan hasil perhitungan lembar penilaian instrumen yang
telah dinilai oleh para ahli, hasil yang didapatkan diakumulasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dikategorikan. Peneliti mendapatkan hasil penilaian instrumen yang
dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut.
Tabel 3.9 Rekapitulasi Validitas Instrumen
No Validator Instansi Skor Keterangan
1 DP SD N Bhayangkara 50 Layak untuk digunakan
dengan sedikit revisi
2 DK SD N Bantul 1 66 Sangat layak untuk
digunakan
3 L SD N Ungaran 64 Sangat layak untuk
digunakan
4 NWM SD N Keputran 1 64 Sangat layak untuk
digunakan
5 S SD N 4 Wates 68 Sangat layak untuk
digunakan
6 AA SD Muhammadiyah
Jogodayoh 64
Sangat layak untuk
digunakan
7 BAP SD Joannes Bosco 55 Layak untuk digunakan
dengan sedikit revisi
8 H SMP 1 Bantul 63 Sangat layak untuk
digunakan
9 TKR SMP 1 Bantul 54 Layak untuk digunakan
dengan sedikit revisi
10 BM SD Muhammadiyah
Karangkajen 67
Sangat layak untuk
digunakan
Dari hasil akumulasi dan kategori instrumen serta berdasarkan
masukan dan saran yang diberikan oleh ahli, peneliti mengikuti saran
serta masukan yang telah diberikan oleh ahli.
2. Validitas Muka
Validitas muka adalah validitas yang hanya didasarkan pada
penilaian terhadap format penampilan (Azwar, 2011: 46). Validitas
muka ini dilakukan pada instrumen kuesioner yang terdiri dari 11
pertanyaan tertutup dan 11 pertanyaan terbuka yang sudah divalidasi
oleh para ahli. Validitas muka pada instrumen kuesioner pertanyaan
tertutup dilakukan oleh 10 validator dari 9 sekolah yang berada di luar
Kabupaten Sleman. Kuesioner yang diujikan sudah dianggap layak dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
hanya ditemui beberapa revisi. Hasil validitas muka dapat dilihat pada
Tabel 3.10 berikut.
Tabel 3.10 Hasil Validitas Muka
Validator Masukan Sebelum Revisi Sesudah Revisi
DP
Butir 7, kata
“sesuai
dengan”
diganti dengan
kata
mendukung
Menerapkan metode
pembelajaran yang
sesuai dengan
penerapan nilai-nilai
karakter
Menerapkan
metode
pembelajaran
yang mendukung
nilai-nilai karakter
Butir 8, kata
“persoalan
kehidupan
sehari-hari”
diganti dengan
kata
“Penguatan
Pendidikan
Karakter”
Mengaitkan isi materi
pembelajaran dengan
persoalan kehidupan
sehari-hari
Mengaitkan isi
materi
pembelajaran
dengan persoalan
kehidupan sehari-
hari yang
berkaitan dengan
Penguatan
Pendidikan
Karakter (PPK)
Butir 11, kata
“dirancang”
diganti dengan
kata
“dituangkan”
Memberikan umpan
balik kepada peserta
didik tentang karakter
yang dirancang dalam
RPP
Memberikan
umpan balik
kepada peserta
didik tentang
karakter yang
dituangkan dalam
RPP
NWM dan
L
Perhatikan
petunjuk
pengisian
sebaiknya
ditambah
Bapak/ Ibu
Mohon memberi tanda
centang (√) pada
kolom Ya atau Tidak
sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya
Bapak/ Ibu mohon
memberi tanda
centang (√) pada
kolom Ya atau
Tidak sesuai
dengan kondisi
yang sebenarnya
TKR
Perhatikan
petunjuk
pengisian dan
di akhir
kalimat selalu
diakhiri
dengan tanda
baca titik
Lingkari angka yang
tertera dalam kolom
skor dan memberikan
saran untuk kelayakan
perangkat instrumen
implementasi program
Penguatan Pendidikan
Karakter
Berilah tanda
centang (√) pada
angka yang tertera
dalam kolom skor
dan memberikan
saran untuk
kelayakan
perangkat
instrumen
implementasi
program
Penguatan
Pendidikan
Karakter (PPK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
H. Teknik Analisis Data
Data yang telah didapatkan melalui instrumen penelitian yang telah
dijelaskan di atas selanjutnya dianalisis dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
1. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah proses penghitungan atau transformasi data
input menjadi informasi yang mudah dimengerti ataupun sesuai dengan
yang diinginkan (Sutarman, 2012: 4). Adapun pengolahan data dalam
penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap sebagai berikut.
a. Editing
Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang
telah dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk atau data
yang terkumpul tidak logis dan meragukan (Hasan, 2006: 24). Pada
tahap ini peneliti memeriksa ulang kelengkapan dari identitas para
responden dan instrumen penelitian untuk meminimalisir kurangnya
data yang terkumpul.
b. Coding
Coding adalah pemberian atau pembuatan kode-kode pada
setiap data yang termasuk dalam kategori yang sama (Hasan, 2006:
24). Pada tahap ini peneliti menggunakan kode pada data yang akan
dianalisis dengan memberikan huruf A sampai Q untuk inisial data
17 sekolah dasar negeri bagi guru kelas 1 sampai kelas 6 se-
Kecamatan Turi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
c. Tabulasi
Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data
yang sudah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan
(Hasan, 2006: 24). Pada tahap ini peneliti memasukkan data yang
sudah diberikan kode ke dalam tabel.
2. Analisis Deskriptif
Analisis dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan,
yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2018: 226). Dalam penelitian ini,
peneliti mengolah data yang telah diperoleh untuk dianalisis. Hasil olah
data berupa persentase penerapan program Penguatan Pendidikan
Karakter secara keseluruhan dan masing-masing butir. Data yang sudah
dihitung disajikan dalam bentuk diagram batang. Penyajian data
menggunakan diagram batang dimaksudkan untuk memudahkan
pembaca melihat hasil persentase per butir.
3. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir yang dilakukan peneliti adalah melakukan
penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan bertujuan untuk
menjawab rumusan masalah yang sedang diteliti oleh peneliti, yaitu
sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas di sekolah dasar se-Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan
metode survei. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai
Oktober 2018. Penelitian ini dilaksanakan di 17 sekolah dasar negeri
yang berada di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Subjek dalam
penelitian ini adalah guru kelas 1 sampai dengan kelas VI. Peneliti
mengambil sampel sebesar 86 guru sesuai dengan tabel penentuan
jumlah sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan.
Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan
penelitian ini adalah meminta surat pengantar untuk melaksanakan
penelitian di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi dari kampus
Universitas Sanata Dharma. Setelah itu, peneliti juga mengurus surat
perizinan untuk melaksanakan penelitian di daerah Sleman khususnya
Kecamatan Turi di Kantor Kesatuan Bangsa dan BAPPEDA. Surat
pengantar yang sudah didapatkan dari kedua kantor tersebut kemudian
diberikan ke Kantor Kecamatan Turi dan Unit Pelayanan Teknis (UPT)
Pelayanan Pendidikan Kecamatan Turi. Langkah terakhir dalam
mengurus perizinan untuk penelitian adalah meminta izin kepada
seluruh kepala sekolah sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi secara
lisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Pada pelaksanaan penelitian ini, peneliti menyesuaikan waktu
penelitian dengan kepala sekolah masing-masing sekolah dasar negeri
se-Kecamatan Turi. Ketika melaksanakan penelitian ini, peneliti tidak
bisa menunggu jalannya penelitian di seluruh sekolah dasar. Oleh
karena itu peneliti memberikan undian secara acak kepada kepala
sekolah. Berikut adalah tabel sekolah dasar negeri yang digunakan
sebagai tempat penelitian.
Tabel 4.1 Sekolah Dasar Negeri Tempat Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah Guru Sampel
Penelitian
1 SD Negeri Turi 1 6 5
2 SD Negeri Turi 2 6 5
3 SD Negeri Turi 3 6 5
4 SD Negeri Karanganyar 6 4
5 SD Negeri Banyuurip 1 6 5
6 SD Negeri Banyuurip 2 6 5
7 SD Negeri Bangunkerto 6 4
8 SD Negeri Kloposawit 6 5
9 SD Negeri Nganggrung 6 5
10 SD Negeri Donokerto 6 5
11 SD Negeri Wonosari 1 6 5
12 SD Negeri Wonosari 2 6 5
13 SD Negeri Soprayan 6 5
14 SD Negeri Sukorejo 6 5
15 SD Negeri Ngablak 6 5
16 SD Negeri Somoitan 6 5
17 SD Negeri Ledoknongko 10 8
Jumlah 106 86
Tabel 4.1 adalah tabel yang memuat daftar sekolah dasar negeri yang
diteliti di Kecamatan Turi, di mana di dalamnya terdapat nama sekolah
dasar negeri yang diteliti, jumlah guru yang mengisi kuesioner, dan
sampel penelitian. Pengerjaan kuesioner dilakukan satu kali oleh guru
yang mendapatkan undian secara acak yang dilakukan peneliti dengan
kepala sekolah. Masing-masing guru mendapatkan bagian sesuai dengan
hasil undian secara acak tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Setiap sekolah dasar negeri mendapatkan satu paket kuesioner yang
berisi pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka sesuai dengan jumlah
sampel penelitian di sekolah dasar tersebut. Alokasi waktu yang
diberikan untuk mengerjakan kuesioner tersebut kurang lebih dua
minggu setelah menerima dari peneliti. Cara pengerjaan pertanyaan
tertutup pada penelitian ini adalah guru diminta untuk mencentang (√)
salah satu jawaban yang sesuai dan paling tepat yaitu iya atau tidak.
Untuk mengerjakan pertanyaan terbuka, guru cukup menguraikan
jawabannya sesuai dengan soal yang sudah tersedia.
2. Deskripsi Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah guru kelas I sampai kelas VI
yang berada di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi, Kabupaten
Sleman yang berjumlah 86 guru. Nama guru dalam penelitian ini
disajikan dengan inisial untuk menjaga kerahasiaan dan mempermudah
pengolahan data. Jawaban dari guru dikumpulkan dan direkapitulasi
untuk mengetahui sejauh mana penerapan program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas yang dilaksanakan di sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.
3. Deskripsi Data Penerapan Program Penguatan Pendidikan
Karakter Berbasis Kelas di Sekolah Dasar se-Kecamatan Turi
a. Deskripsi Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan terbuka disajikan dalam 11 butir pertanyaan
uraian. Pertanyaan tersebut mencakup aspek-aspek yang berkaitan
dengan PPK berbasis kelas yang dilengkapi dengan pertanyaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
praktik baik yang dilakukan, cara-cara, hingga kendala yang
dihadapi dalam penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas. Apabila guru sudah menerapkan program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas, maka guru diharapkan
menjawab pertanyaan terbuka untuk mendapatkan data yang lebih
mendalam.
b. Deskripsi Pertanyaan Tertutup
Peneliti mendeskripsikan penerapan program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah
dasar se-Kecamatan Turi. Deksripsi dipaparkan pada setiap butir
pertanyaan tertutup. Berikut merupakan rekapitulasi hasil ini yang
digunakan dalam penelitian pertanyaan tertutup.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Pertanyaan Tertutup
Jumlah Persentase
Ya Tidak Ya Tidak
Butir 1 81 5 94% 6%
Butir 2 73 13 85% 15%
Butir 3 85 1 99% 1%
Butir 4 85 1 99% 1%
Butir 5 86 0 100% 0%
Butir 6 86 0 100% 0%
Butir 7 85 1 99% 1%
Butir 8 86 0 100% 0%
Butir 9 85 1 99% 1%
Butir 10 83 3 97% 3%
Butir 11 85 1 99% 1%
Rerata 83 3 97,1% 2,9%
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata persentase guru yang
menjawab “ya” sebesar 97,1% sedangkan yang menjawab “tidak”
sebesar 2,9%. Diagram batang dari data di atas dapat dilihat sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Gambar 4.1 Grafik Persentase PPK Berbasis Kelas
Peneliti akan mendeskripsikan data pada instrumen pertanyaan
tertutup dan instrumen pertanyaan terbuka. Deskripsi data kedua
instrumen tersebut disajikan oleh peneliti sebagai berikut.
1) Aspek Sosialisasi
a) Sosialisasi program Penguatan Pendidikan Karakter
dari kepala sekolah atau guru yang mengikuti pelatihan
PPK
Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada
butir 1 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.
94%85%
99% 99% 100% 100% 99% 100% 99% 97% 99%
6%15%
1% 1% 0% 0% 1% 0% 1% 3% 1%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Butir1
Butir2
Butir3
Butir4
Butir5
Butir6
Butir7
Butir8
Butir9
Butir10
Butir11
Ya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 4.2 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 1
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa sebesar 94% guru
sudah memperoleh sosialisasi program Penguatan
Pendidikan Karakter dari kepala sekolah atau guru yang
mengikuti pelatihan PPK, sedangkan sebesar 4% guru
lainnya belum mendapatkan sosialisasi program Penguatan
Pendidikan Karakter dari kepala sekolah atau guru yang
mengikuti pelatihan PPK.
b) Sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)
Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada
butir 2 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.
Gambar 4.3 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 2
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa sebesar 85% guru
sudah memperoleh sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja
Y A T I D A K
94%
6%
Y A T I D A K
85%
15%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Guru (KKG), sedangkan sebesar 15% guru belum
memperoleh sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru
(KKG).
c) Rerata Persentase Aspek Sosialisasi
Tabel 4.3 menunjukkan rerata jawaban “ya” dan
“tidak” pada aspek sosialisasi. Rerata persentase guru yang
menjawab “ya” adalah 90%, sedangkan yang menjawab
“tidak” sebesar 10%. Berikut adalah rerata persentase untuk
aspek sosialisasi.
Tabel 4.3 Rerata Persentase Aspek Sosialisasi
No. Butir Persentase
Ya Tidak
1
Apakah Bapak/Ibu memperoleh
sosialisasi Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau
guru yang mengikuti pelatihan PPK?
94% 6%
2
Apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan
sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja
Guru (KKG)?
85% 15%
Rerata 89,5% 10,5%
2) Aspek Pra Observasi
a) Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain
silabus
Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada
butir 3 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gambar 4.4 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 3
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa sebesar 99% guru
sudah sudah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam
desain silabus, sedangkan sebesar 1% guru belum sudah
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain
silabus.
b) Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada
butir 4 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.
Gambar 4.5 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 4
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa sebesar 99% guru
sudah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Y A T I D A K
99%
1%
Y A T I D A K
99%
1%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
sedangkan sebesar 1% guru belum mengintegrasikan nilai-
nilai utama PPK di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) .
c) Rerata Persentase Aspek Pra Observasi Kelas
Tabel 4.4 menunjukkan rerata jawaban “ya” dan
“tidak” pada aspek pra observasi. Rerata pada aspek pra
observasi didapatkan sebesar 99% untuk jawaban “ya” dan
1% untuk jawaban “tidak”. Berikut adalah rerata persentase
aspek pra observasi.
Tabel 4.4 Rerata Persentase Aspek Pra Observasi
No. Butir Persentase
Ya Tidak
3 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK
dalam desain silabus 99% 1%
4
Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di
silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
99% 1%
Rerata 99% 1%
3) Aspek Observasi Kelas
a) Melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum
memulai pembelajaran
Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada
butir 5 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Gambar 4.6 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 5
Gambar 4.6 menunjukkan bahwa sebesar 100% guru
sudah melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum
memulai pembelajaran. Hal tersebut berarti seluruh guru di
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi sudah
melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai
pembelajaran.
b) Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai
karakter
Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada
butir 6 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.
Gambar 4.7 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 6
Gambar 4.7 menunjukkan bahwa sebesar 100% guru
sudah mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai
Y A T I D A K
100%
0%
Y A T I D A K
100%
0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
karakter. Hal tersebut berarti seluruh guru di sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Turi sudah mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter.
c) Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung
nilai-nilai karakter
Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada
butir 7 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.
Gambar 4.8 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 7
Gambar 4.8 menunjukkan bahwa sebesar 99% guru
sudah menerapkan metode pembelajaran yang mendukung
nilai-nilai karakter, sedangkan sebesar 1% guru belum
menerapkan metode pembelajaran yang mendukung nilai-
nilai karakter.
d) Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan program
Penguatan Pendidikan Karakter
Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada
Y A T I D A K
99%
1%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
butir 8 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.
Gambar 4.9 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 8
Gambar 4.9 menunjukkan bahwa sebesar 100% guru
sudah mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan program
Penguatan Pendidikan Karakter. Hal tersebut berarti seluruh
guru di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi sudah
mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan program
Penguatan Pendidikan Karakter.
e) Memfasilitasi setiap peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam
RPP
Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada
butir 9 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.
Y A T I D A K
100%
0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gambar 4.10 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 9
Gambar 4.10 menunjukkan bahwa sebesar 99% guru
sudah memfasilitasi setiap peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam
RPP, sedangkan sebesar 1% guru belum memfasilitasi setiap
peserta didik untuk menumbuhkembangkan karakter yang
dirancang dalam RPP.
f) Mencatat perkembangan karakter peserta didik
Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada
butir 10 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.
Gambar 4.11 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 10
Gambar 4.11 menunjukkan bahwa sebesar 97% guru
sudah mencatat perkembangan karakter peserta didik,
Y A T I D A K
99%
1%
Y A T I D A K
97%
3%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
sedangkan sebesar 3% guru belum mencatat perkembangan
karakter peserta didik.
g) Memberi umpan balik kepada peserta didik tentang
karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP
Berikut adalah gambar grafik persentase penerapan
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada
butir 11 berdasarkan jawaban guru di seluruh sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.
Gambar 4.12 Persentase PPK Berbasis Kelas Butir 11
Gambar 4.12 menunjukkan bahwa sebesar 99% guru
sudah memberi umpan balik kepada peserta didik tentang
karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP, sedangkan
1% guru belum memberi umpan balik kepada peserta didik
tentang karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP.
h) Rerata Persentase Observasi Kelas
Tabel 4.5 menunjukkan rerata jawaban “ya” dan
“tidak” pada aspek observasi kelas. Rerata persentase guru
yang menjawab “ya” adalah 99%, sedangkan yang
menjawab “tidak” sebesar 1%. Berikut adalah rerata
persentase untuk aspek observasi kelas.
Y A T I D A K
99%
1%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 4.5 Rerata Persentase Aspek Observasi Kelas
No. Butir Persentase
Ya Tidak
5 Melaksanakan pembiasaan sikap/karakter
sebelum memulai pembelajaran 100% 0%
6 Mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter 100% 0%
7 Menerapkan metode pembelajaran yang
mendukung nilai-nilai karakter 99% 1%
8
Mengaitkan isi materi pembelajaran
dengan persoalan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK)
100% 0%
9
Memfasilitasi setiap peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter yang
dirancang dalam RPP
99% 1%
10 Mencatat perkembangan karakter peserta
didik 97% 3%
11
Memberikan umpan balik kepada peserta
didik tentang karakter yang dituangkan
dalam rancangan RPP
99% 1%
Rerata 99,1% 0,9%
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebesar 100%
guru sudah melaksanakan pembiasaan sikap/karakter
sebelum memulai pembelajaran, mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter, dan mengaitkan isi
materi pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan program Penguatan Pendidikan
Karakter. Sebesar 99% guru sudah menerapkan metode
pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter,
memfasilitasi setiap peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam
RPP, dan memberi umpan balik kepada peserta didik tentang
karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP, sedangkan
sebesar 1% guru belum menerapkan metode pembelajaran
yang mendukung nilai-nilai karakter, belum memfasilitasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
setiap peserta didik untuk menumbuhkembangkan karakter
yang dirancang dalam RPP dan belum memberi umpan balik
kepada peserta didik tentang karakter yang dituangkan
dalam rancangan RPP. Sebesar 97% guru mencatat
perkembangan karakter peserta didik, sedangkan 3% guru
belum mencatat perkembangan karakter peserta didik.
B. Pembahasan
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode
survei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan
sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi, Kabupaten
Sleman. Penguatan Pendidikan Karakter merupakan gerakan pendidikan di
sekolah untuk memperkuat karakter melalui perubahan dan pengembangan
potensi peserta didik dengan cara harmonisasi olah hati, olah rasa, olah
pikir, dan olah raga sesuai Pancasila (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 17).
Melalui karakter yang akan terbentuk, peserta didik diharapkan dapat
mengembangkan ciri khas, potensi diri, dan menanamkan nilai-nilai
karakter peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengisian instrumen
pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka yang disebarkan kepada guru
kelas I sampai VI di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi, Sleman.
Kuesioner yang digunakan terdiri dari 11 pertanyaan tertutup dan 11
pertanyaan terbuka dan dibagi menjadi 3 aspek, yaitu aspek sosialisasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
aspek pra observasi, dan aspek observasi kelas. Data yang sudah didapatkan
selanjutnya dianalisis dan dideskripsikan sesuai dengan nomor butir
pertanyaan tertutup serta dilengkapi dengan data dari kuesioner pertanyaan
terbuka. Berikut adalah penjabaran dari setiap aspek.
1. Aspek Sosialisasi
Aspek sosialisasi diwakili oleh butir 1 dan 2. Dari hasil analisis data
diketahui bahwa 90% guru sudah memperoleh sosialisasi Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau guru yang
mengikuti pelatihan PPK dan sudah mendapatkan sosialisasi PPK
melalui Kelompok Kerja Guru (KKG). Dengan kata lain, aspek
sosialisasi sudah diterapkan sebesar 90%.
Upaya yang telah dilakukan guru untuk mendapatkan informasi PPK
selain dari KKG dan kepala sekolah adalah dengan sosialisasi lewat
forum Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), supervisi dari pengawas,
informasi media massa, dari teman guru atau dari sekolah yang lain
(saling memberikan informasi antar teman), Bimbingan Teknis
(BINTEK) dari narasumber PPK, dan pelatihan atau diklat yang
diselenggarakan Dinas Pendidikan. Selanjutnya, 10% guru mengalami
kendala seperti kurangnya buku atau referensi yang membahas lebih
dalam mengenai penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas.
2. Aspek Pra Observasi
Aspek pra observasi diwakili oleh nomor butir 3 dan 4. Dari hasil
analisis data diketahui bahwa 99% guru sudah mengintegrasikan nilai-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
nilai utama PPK dalam desain silabus dan guru sudah mengintegrasikan
nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Artinya, aspek pra observasi sudah diterapkan
sebesar 99%.
Tingginya persentase tersebut menunjukkan bahwa guru sudah
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus dan guru
sudah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Upaya yang dilakukan guru
dalam mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus
adalah guru mengerjakan sesuai contoh yang pernah diketahui,
memasukkan indikator-indikator yang mengandung nilai-nilai PPK,
disesuaikan dengan materi silabus yang dikerjakan bersama guru sesuai
Kurikulum 13, dan diintegrasikan dengan cara praktik langsung dalam
penerapannya.
Upaya guru dalam mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di
silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah guru
merencanakan pencapaian penguasaan siswa melalui sikap dan
keterampilan, dengan strategi pembelajaran terpusat pada siswa melalui
diskusi kelas atau ceramah, merevisi tujuan pembelajaran sehingga
dalam pembelajaran dapat mengembangkan kemampuan kognitif,
psikomotorik dan afektif. Guru memberikan tugas-tugas individu atau
kelompok dalam setiap tema yang sesuai dengan PPK, mendesain RPP
yang memuat fokus penguatan karakter dengan memilih metode
pembelajaran dan manajemen kelas yang relevan, melaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
penilaian otentik melalui pengamatan sikap, penilaian dengan tes
ataupun penilaian non tes.
3. Aspek Observasi Kelas
Aspek observasi kelas diwakili oleh nomor butir 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan
11. Dari hasil analisis data diketahui bahwa sebesar 100% guru sudah
melaksanakan pembiasaan sikap atau karakter sebelum memulai
pembelajaran, mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai
karakter, dan mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan program Penguatan
Pendidikan Karakter. Sebesar 99% guru sudah menerapkan metode
pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter, memfasilitasi setiap
peserta didik untuk menumbuhkembangkan karakter yang dirancang
dalam RPP, dan memberi umpan balik kepada peserta didik tentang
karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP, dan sebesar 97% guru
sudah mencatat perkembangan karakter peserta didik. Artinya, aspek
observasi kelas sudah diterapkan sebesar 99%.
Dalam Permendikbud No. 20 Tahun 2018 pasal 2 ayat 2 merupakan
perwujudan dari 5 nilai utama yang saling berkaitan yaitu religiositas,
nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai
tersebut membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai
prioritas gerakan Penguatan Pendidikan Karakter yang terintegrasi
dalam kurikulum
Tingginya persentase tersebut menunjukkan bahwa sudah banyak
guru yang sudah melaksanakan pembiasaan sikap atau karakter sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
memulai pembelajaran, mengelola kelas dengan mengintegrasikan
nilai-nilai karakter, mengaitkan isi materi pembelajaran dengan
persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan program
Penguatan Pendidikan Karakter dan memberi umpan balik kepada
peserta didik tentang karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP,
guru sudah menerapkan metode pembelajaran yang mendukung nilai-
nilai karakter, memfasilitasi setiap peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP, dan
mencatat perkembangan karakter peserta didik.
Upaya yang telah dilakukan guru dalam melaksanakan pembiasaan
sikap atau karakter sebelum memulai pembelajaran adalah selalu berdoa
sebelum pelajaran, melaksanakan piket kelas, berbaris masuk kelas dan
berjabat tangan dengan guru ketika masuk ruangan, dan menggunakan
bahasa yang baik dan benar. Siswa membaca cerita, misalnya cerita
dongeng, fiksi, kemudian nanti diambil pesan moral dari cerita tersebut
dan membaca cerita dilakukan 5 menit sebelum pelajaran.
Upaya yang telah dilakukan guru dalam mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter membuat komitmen bersama agar
proses pembelajaran lebih efektif, mempersiapkan psikologis dan
emosional peserta didik sebelum memasuki materi, menanamkan nilai
kedisiplinan agar pembelajaran berlangsung maksimal. Guru
mendorong siswa melakukan tutor teman sebaya, melibatkan siswa
secara aktif dalam pembelajaran dengan metode kerja kelompok atau
diskusi, siswa melaksanakan piket secara beregu agar kelas selalu bersih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
dan rapi, dan tempat duduk siswa disesuaikan dengan kondisi siswa.
Guru memberikan pembelajaran di kelas dengan memberi contoh nilai
karakter yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian guru dapat mengobservasi karakter siswa ketika dalam kelas.
Guru melakukan upaya dalam mendukung nilai-nilai karakter
dengan menerapkan metode pembelajaran ceramah, tanya-jawab,
bermain peran, diskusi, memecahkan masalah, pengamatan, dan
menganalisis. Guru menggunakan metode pembelajaran berpusat pada
siswa, metode pembelajaran yang membuat siswa aktif tapi
menyenangkan (PAKEM), model pembelajaran kooperatif dan model
pembelajaran berbasis masalah. Guru memberi kesempatan menjawab
sesuai dengan kemampuan, memberi kesempatan siswa dalam
mengembangkan idenya dalam pengetahuan, menghargai inisiatif
terhadap gagasan baru dari diri siswa, lebih mengutamakan penilaian
proses dari pada hasil akhir, dan memberi kesempatan yang cukup pada
siswa dalam berkreasi menciptakan karya.
Guru melakukan upaya dalam mengaitkan isi materi pembelajaran
dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Guru mengajak siswa
menghubungkan atau mengaitkan materi yang dipelajari dengan dunia
nyata, sehingga siswa dapat mencari hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapan pengetahuan dalam kehidupan sehari-
hari. Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang dikaitkan dengan
nilai-nilai karakter yang terkandung di dalamnya, meminta siswa secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
berkelompok untuk mengungkap pesan moral, dan sikap dari tokoh
dalam cerita. Dengan menekankan nilai PPK pada materi pembelajaran
yang telah ditentukan maka sikap peserta didik akan terbentuk.
Guru melakukan upaya dalam memfasilitasi setiap peserta didik
untuk menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP.
Guru memberi bimbingan kepada siswa yang mengalami kendala
dengan melakukan konseling jika ada sikap siswa yang kurang sesuai,
memberikan peran-peran tertentu dalam proses pembelajaran, dan
memberikan contoh sikap atau nilai-nilai yang baik dalam bentuk
perilaku sehari-hari. Siswa diberi kesempatan untuk menyadari
sikapnya misalnya, ketika melakukan perbuatan tidak baik pada teman
yang mengakibatkan teman menangis, guru memberi bimbingan dengan
menanyakan kronologi, dan memberikan solusi terbaiknya kepada
siswa.
Guru melakukan upaya dalam mencatat perkembangan karakter
peserta didik dengan mencatat sikap baik maupun kurang baik dalam
bentuk anekdot. Guru melaksanakan penilaian atau evaluasi yang
dilakukan secara terus menerus di dalam kelas melalui buku observasi.
Guru melakukan upaya dalam memberikan umpan balik dengan
memberikan penghargaan dan memberikan pujian kepada pesera didik.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di atas, sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Turi sudah menerapkan program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas. Dalam pendidikan karakter berbasis
kelas terintegrasi dalam kurikulum, fokus utama pembelajaran adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
penguasaan kompetensi dasar yang sudah ditentukan. Guru tetap fokus
mengajar pada pencapaian kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum
yang digunakan. Guru menjelaskan salah satu isi kompetensi dasar
tentang nilai-nilai pembentukan karakter yang bisa diambil dari
penjelasan materi pembelajaran tersebut, sehingga peserta didik lebih
memahami bahwa materi pembelajaran tersebut penting dan bermakna
bagi kehidupan mereka (Koesoema, 2018: 73).
Guru menentukan prioritas nilai yang akan dipakai sebagai fokus
dalam pengajaran. Guru mendalami dan mempersiapkan materi
pelajaran melalui kompetensi dasar mata pelajaran. Guru mampu
melihat dan menemukan ada banyak nilai yang bisa diajarkan dalam
kompetensi dasar tersebut. Pada materi pelajaran yang akan diajarkan
terdapat banyak kemungkinan untuk mengintegrasikan nilai-nilai
pembentukan karakter (Koesoema, 2018: 69).
Sebelum memulai pelajaran guru bisa mempersiapkan peserta didik
untuk secara psikologis dan emosional memasuki materi pembelajaran,
untuk menanamkan nilai kedisiplinan dan komitmen kelas yang akan
disepakati pada saat peserta didik belajar. Aturan ini dikomunikasikan,
didialogkan dan disepakati bersama dengan peserta didik. Tujuan
pengaturan kelas adalah agar proses pembelajaran berjalan dengan baik
dan membantu setiap individu berkembang maksimal dalam belajar.
Pengelolaan kelas yang baik dapat membentuk penguatan karakter (Tim
PPK Kemendikbud, 2017: 28).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Guru menuliskan dan menjelaskan nilai-nilai Rencana Pelaksanaan
Pelmbelajaran (RPP). Ketika guru mendesain RPP, guru menuliskan
langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada saat kegiatan
pembukaan, inti, dan penutup. Selama ini, RPP praktis hanya menjadi
semacam petunjuk dan langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran.
Inilah yang terjadi dalam format RPP yang dibuat oleh pendidik. Dalam
konteks pengembangan pendidikan karakter terintegrasi dalam mata
pelajaran, menuliskan langkah-langkah kegiatan semata tidaklah
mencukupi. Guru perlu menambah dengan menjelaskan tentang nilai-
nilai yang akan diajarkan (Koesoema, 2018: 70-71). Penelitian yang
dilakukan ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiliandani
(2016) tentang implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran
di sekolah dasar di mana salah satu dari hasil kesimpulannya
menyiapkan RPP, media pembelajaran, metode mengajar, sumber
belajar, dan evaluasi pembelajaran dengan perencanaan dan persiapan
pembelajaran yang telah disiapkan secara matang sebelumnya. Hal
tersebut membuktikan bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai dan
merupakan kunci keberhasilan dari proses pembelajaran yang dilakukan
di dalam kelas.
Tim PPK Kemendikbud (2017: 32) menyatakan bahwa Penguatan
Pendidikan Karakter secara umum dilakukan dengan cara
mengintegrasikan PPK dalam mata pelajaran yang sudah ada
(terintegrasi dalam kurikulum). Namun, sekolah bisa pula mengajarkan
nilai-nilai PPK melalui mata pelajaran khusus yang berfokus pada tema
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
nilai-nilai tertentu. Sekolah mendesain mata pelajaran khusus dengan
alokasi waktu khusus yang disediakan sebagai bagian dalam
pembentukan karakter peserta didik. Tema-tema yang mengandung nilai
utama PPK diajarkan dalam bentuk pembelajaran di kelas dengan
metode pembelajaran yang selaras sehingga dapat semakin memperkaya
praksis PPK di sekolah. Guru menyampaikan tema-tema yang akan
mereka tekankan dan menyediakan guru khusus atau memberdayakan
guru yang ada untuk mengajarkan materi tentang nilai-nilai tertentu
untuk memperkuat pendidikan karakter. Tim PPK Kemendikbud (2017:
28) menyatakan bahwa peserta didik menjadi pendengar yang baik atau
menyimak saat guru memberikan pelajaran di dalam kelas (dapat
menguatkan nilai saling menghargai dan toleransi). Peserta didik
mengangkat tangan atau mengacungkan jari kepada guru sebelum
mengajukan pertanyaan atau tanggapan. Setelah diizinkan oleh guru, ia
baru boleh berbicara (dapat menguatkan nilai saling menghargai dan
percaya diri). Guru memberikan sanksi yang mendidik kepada peserta
didik sebagai konsekuensi dan bentuk tanggung jawab bila terjadi
keterlambatan dalam mengerjakan atau mengumpulkan tugas (dapat
menguatkan nilai disiplin, bertanggung jawab, dan komitmen diri).
Dari hasil penelitian ini diketahui 95,8% guru di sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Turi sudah menerapkan PPK. Hal tersebut dapat
dilihat dari kepala sekolah, guru, atau Kelompok Kerja Guru (KKG).
Salah satu cara yang dilakukan guru untuk memperoleh informasi
mengenai pengintegrasian PPK, yaitu melalui sosialisasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Kelompok Kerja Guru (KKG). Kelompok Kerja Guru (KKG)
merupakan wadah dalam pembinaan profesional guru yang dapat
dimanfaatkan untuk berkomunikasi, bertukar pikiran berbagai
pengalaman, melaksanakan berbagai demonstrasi, atraksi, dan simulasi
pembelajaran (Ratna, 2010: 3). Keberadaan KKG merupakan bagian
integral dari perwujudan sistem pembinaan kompetensi guru, yang di
dalamnya terdapat serangkaian kegiatan peningkatan mutu pendidikan,
kemampuan profesional guru (Susilo, 2017: 10). Dan pengintegrasian
Penguatan Pendidikan Karakter kelas secara optimal membutuhkan
sosialisasi mengenai PPK salah satunya melalui KKG.
Menurut Direktorat jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (dalam
Pertiwi, 2014: 10), tujuan dari KKG adalah sebagai wadah pembinaan,
pengarahan penjelasan, diskusi penalaran kepada tenaga pendidikan,
meningkatkan semangat kerja guru-guru di kelompok gugu untuk
meningkatkan mutu, sebagai wadah informasi, inovasi, dan mengajak
tenaga kependidikan untuk berbekal diri dalam usaha meningkatkan
kualitas sumber daya manusia sesuai target yang diharapkan.
Guru juga telah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam
desain silabus maupun RPP dan memfasilitasi peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter dalam RPP. Selanjutnya, guru juga
telah melaksanakan pembiasaan sikap atau karakter sebelum memulai
pembelajaran, menerapkan metode dan model pembelajaran yang
mendukung nilai-nilai karakter, dan mengaitkan isi materi pembelajaran
dengan kehidupan sehari-hari. Guru juga telah mengelolma kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter dan mencatat
perkembangan peserta didik serta memberikan umpan balik pada
peserta didik. Pengelolaan kelas yang baik dapat membentuk penguatan
karakter (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti,
maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi sudah menerapkan program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas dengan persentase
sebesar 95,8%. Berdasarkan data yang diperoleh, guru telah
menerapkan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi dengan memperhatikan 3
aspek, yaitu aspek sosialisasi, pra observasi, dan observasi kelas. Pada
aspek sosialisasi sudah diterapkan sebesar 89,5%, pada aspek pra
observasi sebesar 99%, dan aspek observasi kelas sebesar 99,1%.
2. Bentuk penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi yang dilakukan guru
antara lain melalui sosialisasi tentang Penguatan Pendidikan Karakter
dengan Kelompok Kerja Guru (KKG), kepala sekolah, dan guru yang
telah mengikuti pelatihan, mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam
silabus dan RPP, melaksanakan pembiasaan sikap atau karakter sebelum
memulai pembelajaran, mengelola kelas dengan mengintegrasikan
Penguatan Pendidikan Karakter, menerapkan model dan metode
pembelajaran yang sesuai dengan Penguatan Pendidikan Karakter,
mengaitkan isi pembelajaran dengan Penguatan Pendidikan Karakter,
memfasilitasi peserta didik untuk menumbuhkembangkan karakter,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
mencatat perkembangan karakter peserta didik, dan memberikan umpan
balik kepada peserta didik tentang karakter yang dirancang dalam RPP.
B. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan dan kekurangan yang dialami oleh peneliti pada
saat melakukan penelitian adalah sebagai berikut.
1. Instrumen pertanyaan terbuka memberatkan guru ketika guru menjawab
pertanyaan secara deskriptif karena waktu pengerjaannya bersamaan
dengan tahun ajaran baru.
2. Data dan informasi yang didapatkan hanya melalui kuesioner yang
dibagikan kepada guru, sehingga jawaban yang diberikan guru belum
tentu menunjukkan keadaan yang sesungguhnya.
C. Saran
Berdasarkan kelemahan dan keterbatasan yang dialami oleh peneliti,
maka peneliti akan menyampaikan saran sebagai masukan dan perbaikan
untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut.
1. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperhatikan waktu pengerjaan
instrumen supaya pengerjaannya tidak dirasa berat oleh responden.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah teknik pengumpulan
data dengan observasi secara langsung dan wawancara, sehingga data
yang didapatkan sesuai dengan kenyataan yang ada di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Sani Ridwan. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Kurikulum 2013.
Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2013: Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Azwar, S. 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Creswell, J.W. 2010. Research Design: Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan
Mixed. Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar.
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Gava Media.
Effendi, S. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Elvira. 2017. Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter. Makalah yang disajikan
pada pembahasan PPK, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Fitri, Agus Zaenul. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi. Bandung:
Alfabeta.
Hamdi, Asep Saepul. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan.
Yogyakarta: CV Budi Utama.
Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Judiani, Sri. 2010. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Melalui
Penguatan Pelaksanaan Kurikulum. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, vol,
16, halaman 280-289 yang diakses dan diunduh di
https://media.neliti.com/media/publications/138571-none-00c891f5.pdf pada
hari Senin, 25 Maret 2019 pukul 19.45 WIB.
Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa. 2017. Pembangunan Karakter
Bangsa Tahun 2010-2025. https://new-
indonesia.org/beranda/images/upload/dok/kurikulum/kebijakan-nasional-
pembangunan-karakter-bangsa-2010-2025.pdf. Diakses hari Kamis 28 Maret
2019 pukul 14.30 WIB.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Penguatan
Pendidikan Karakter.
http://alihfungsi.gtk.kemdikbud.go.id/assets/konsep_karakter.pdf. Diakses
hari Kamis 28 Maret 2019 pukul 13.57 WIB.
Koesoema, Doni. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global. Jakarta: Kompas Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Koesoema, Doni. 2015. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta:
Kanisius.
Koesoema, Doni. 2018. Pendidikan Karakter Berbasis Kelas. Yogyakarta: PT.
Kanisius.
Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.
Bandung: PT. Refika Adiatama.
Koran Bogor. 2019. Peserta Didik Sekolah Dasar di Surabaya Ditegur Lantaran
Merokok di Lingkungan Sekolah. http://koranbogor.com/berita/hukum/anak-
sd-di-era-milenial-perlu-pendidikan-karakter/. Diakses hari Minggu 12 Januari
2020 pukul 16.45 WIB.
Lickona, T. 2012. Educating for Character: Mendidik untuk Membentuk Karakter.
Jakarta: Bumi Aksara.
Mahdi, Adnan dan Mujahidin. 2014. Panduan Penelitian Praksis untuk Menyusun:
Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: Alfabeta.
Peraturan Presiden No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Diakses pada 20 Maret 2019, pukul 19.00 WIB.
Peraturan Presiden No.87 Tahun 2017. 2017. Penguatan Pendidikan Karakter.
https://setkab.go.ig/inilah-materi-perpres-n0-87-tahun-2017-tentang-
penguatan-pendidikan karakter/. Diakses pada 20 Maret 2019, pukul 19.00
WIB.
Permana, Wawan Andi. 2016. Implementasi Pendidikan Karakter di SD IT AL
Madinah Tempuran Magelang Jawa Tengah. Skripsi Program Studi PGSD
Universitas PGRI Yogyakarta yang diakses dan diunduh di
http://repository.upy.ac.id/1272/1/35.%wawan%20andi%20permana%2C%dh
iniaty%20gularso.pdf pada hari Senin, 25 Maret 2019 pukul 20.17 WIB.
Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018. Diakses pada 20 Maret 2019, pukul 19.00
WIB.
Pertiwi, Novi. 2014. Identifikasi Manfaat Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG)
dalam Menunjang Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah Dasar Gugus
Diponegoro di Kecamatan Peturuh Kabupaten Purworejo. Skripsi Tidak
Diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Ratna, Julia. 2010. Peran KKG dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional
Guru. Yogyakarta: Pustaka Felika
Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sangadji, dkk. 2010. Metodologi Penelitian-Pendekatan Praktis dalam Penelitian.
Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Shofa, Abd Mu’id Aris. 2013. Pendidikan Karakter di Sekolah Sejak Proklamasi
Kemerdekaan Sampai Era Reformasi. Jurnal Pancasila dan
Kewarganegaraan, vol 1, nomor 1, halaman 34-40 yang diakses dan diunduh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
di http://jurnal-
online.um.ac.id/data/artikel/artikel98577E47B99C112C8324986000B1009.p
df pada hari Senin, 25 Maret 2019 pukul 21.38 WIB.
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Fajar
Interpratama Mandiri.
Soleman, M., & Noer, M. 2017. Nawacita Sebagai Strategi Khusus Jokowi Periode
Oktober 2014-20 Oktober 2015. Politik.
Sudaryono. 2016. Manajemen Pemasaran Teori & Implementasi. Yogyakarta:
Andi Publisher.
Sudjana. 2006. Metode Statistik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Sukardjo. 2006. Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Prodi
Teknologi Pembelajaran, PPS UNY.
Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Yogyakarta: CAPS (Center
of Academic Publishing Service).
Suparno, Paul. 2015. Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: PT Kanisius
Yogyakarta.
Susilo, Andhi Dwi. 2017. Peran Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam
Menunjang Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar di
Kecamatan Dlingo Bantul Yogyakarta. Skripsi Tidak Diterbitkan. Yogyakarta:
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Sutanto I, dkk. 2013. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Sutarman. 2012. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Suwija, I. 2012. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Bahasa
Bali. Jurnal Pendidikan Karakter, 67-80, Vol 2 No 2, Februari 2012.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Syaodiah. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Tim PPK Kemendikbud, 2017. Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat
Analisis dan Sinkronasi Kebijakan Sekretariat Jendral Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Triatno 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Werang, Basilius Redan. 2015. Pendekatan Kuantitatif dalam Penelitian Sosial.
Yogyakarta: Calpuis.
Wiliandani, Angga Meifa. 2016. Implementasi Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran di Sekolah Dasar SD Negeri Babakan Bandung Kabupaten
Sumedang. Jurnal Pendidikan Humaniora, vol 4, nomor 3, halaman 121-176
yang diakses dan diunduh di
http://journal.um.ac/index.php/jph/article/download/8456/4087 pada hari
Senin, 25 Maret 2019 pukul 22.52 WIB.
Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana
Zubaedi. 2011. Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasinya Dalam Lembaga
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Zuchdi, Darmiyati, dkk. 2013. Pendidikan Karakter Konsep Dasar dan
Implementasi di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: UNY Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 1a Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 1b Surat Rekomendasi Izin Kesatuan Bangsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 1c Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian UPTD
Kecamatan Turi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 1d Surat Bukti Penyerahan Hasil Penelitian dari Kesatuan Bangsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 2a Rangkuman Data Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Turi
Kabupaten Sleman
No Nama Sekolah Alamat Jumlah
Guru
1 SD Negeri Turi 1 Jl Turi, Turi, Donokerto, Turi, Sleman, DIY 6
2 SD Negeri Turi 2 Jl. Sleman-Turi, Bandaran, Donokerto,
Turi, Sleman, DIY 6
3 SD Negeri Turi 3 Gading, Gading Wetan, Donokerto, Turi,
Sleman, DIY 6
4 SD Negeri
Karanganyar
Pulihrejo, Donokerto, Turi, Sleman, DIY 6
5 SD Negeri
Banyuurip 1
Jambusari, Wonokerto, Turi, Sleman, DIY 6
6 SD Negeri
Banyuurip 2
Kembang, Wonokerto, Turi, Sleman, DIY 6
7 SD Negeri
Bangunkerto
Kawedan, Bangunkerto, Turi, Sleman, DIY 6
8 SD Negeri
Kloposawit
Kloposawit, Girikerto, Turi, Sleman, DIY 6
9 SD Negeri
Nganggrung
Nganggrung, Wonokerto, Turi, Sleman,
DIY 6
10 SD Negeri
Donokerto
Gondang, Donokerto, Turi, Sleman, DIY 6
11 SD Negeri Wonosari
1
Plosokunig, Bangunkerto, Turi, Sleman,
DIY 6
12 SD Negeri Wonosari
2
Gadung, Bangunkerto, Turi, Sleman, DIY 6
13 SD Negeri Soprayan Soprayan, Girikerto, Turi, Sleman, DIY 6
14 SD Negeri Sukorejo Sukorejo, Girikerto, Turi, Sleman, DIY 6
15 SD Negeri Ngablak Ngablak, Bangunkerto, Turi, Sleman, DIY 6
16 SD Negeri Somoitan Daleman, Girikerto, Turi, Sleman, DIY 6
17 SD Negeri
Ledoknongko
Jl. Agro Wisata, Bangunkerto, Turi,
Sleman, DIY 10
Jumlah 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 2b Coding
No Nama Sekolah Dasar Inisial 1
SD Negeri Turi 1
A1
2 A2
3 A3
4 A4
5 A5
6
SD Negeri Turi 2
B1
7 B2
8 B3
9 B4
10 B5
11
SD Negeri Turi 3
C1
12 C2
13 C3
14 C4
15 C5
16
SD Negeri Karanganyar
D1
17 D2
18 D3
19 D4
20
SD Negeri Banyuurip 1
E1
21 E2
22 E3
23 E4
24 E5
25
SD Negeri Banyuurip 2
F1
26 F2
27 F3
28 F4
29 F5
30
SD Negeri Bangunkerto
G1
31 G2
32 G3
33 G4
34
SD Negeri Kloposawit
H1
35 H2
36 H3
37 H4
38 H5
39
SD Negeri Nganggrung
I1
40 I2
41 I3
42 I4
43 I5
44
SD Negeri Donokerto
J1
45 J2
46 J3
47 J4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
48 J5
49
SD Negeri Wonosari 1
K1
50 K2
51 K3
52 K4
53 K5
54
SD Negeri Soprayan
L1
55 L2
56 L3
57 L4
58 L5
59
SD Negeri Sukorejo
M1
60 M2
61 M3
62 M4
63 M5
64
SD Negeri Ngablak
N1
65 N2
66 N3
67 N4
68 N5
69
SD Negeri Somoitan
O1
70 O2
71 O3
72 O4
73 O5
74
SD Negeri Ledoknongko
P1
75 P2
76 P3
77 P4
78 P5
79 P6
80 P7
81 P8
82
SD Negeri Wonosari 2
Q1
83 Q2
84 Q3
85 Q4
86 Q5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 2c Rekap Data Instrumen Pertanyaan Tertutup
No Inisial Item
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 A1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
2 A2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
3 A3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
4 A4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
5 A5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
6 B1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
7 B2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
8 B3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
9 B4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
10 B5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
11 C1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
12 C2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
13 C3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
14 C4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
15 C5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
16 D1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
17 D2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
18 D3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
19 D4 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 5
20 E1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
21 E2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
22 E3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
23 E4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
24 E5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
25 F1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
26 F2 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 9
27 F3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
28 F4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
29 F5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
30 G1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
31 G2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
32 G3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
33 G4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
34 H1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
35 H2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
36 H3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
37 H4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
38 H5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
39 I1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
40 I2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
41 I3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
42 I4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
43 I5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
44 J1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
45 J2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
46 J3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
47 J4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
48 J5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
49 K1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
50 K2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
51 K3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
52 K4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
53 K5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
54 L1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
55 L2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
56 L3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
57 L4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
58 L5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
59 M1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
60 M2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
61 M3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
62 M4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
63 M5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
64 N1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
65 N2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
66 N3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
67 N4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
68 N5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
69 O1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
70 O2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
71 O3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
72 O4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
73 O5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
74 P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
75 P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
76 P3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
77 P4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
78 P5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
79 P6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
80 P7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
81 P8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
82 Q1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
83 Q2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
84 Q3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
85 Q4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
86 Q5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
Jumlah 81 73 85 85 86 86 85 86 85 83 85 920
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 2d Rekap Data Instrumen Pertanyaan Terbuka
No Butir
Pertanyaan
Terbuka
Jawaban Responden
1 Butir 1 Mengawali dengan berbaris di depan kelas lalu masuk
kelas menyalami teman dan guru
Dimulai dengan berdoa menurut agama yang dianut
Melaksanakan piket kelas secara kelompok
Bertanggungjawab kepada tugas yang diberikan misalnya
PR
Membiasakan mengucapkan terima kasih
Membiasakan untuk bilang apabila ingin memakai barang
milik orang lain
2 Butir 2 Dari kepala sekolah, dari informasi di media massa, dari
informasi di web pendidikan
Kebijakan Dinas Pendidikan yang disosialisasi lewat
forum K3S dan supervisi dari pengawas
Dari teman guru atau dari sekolah yang lain (saling
memberikan informasi antar teman)
Bintek dan Narasumber PPK Workshop/diklat yang
diselenggarakan Dinas Pendidikan
3 Butir 3 Dengan memasukkan unsur-unsur nilai PPK dalam RPP
Dengan cara dikaitkan KD dan indikator yang sesuai
Dikerjakan sesuai contoh yang pernah diketahui
Disisipkan dalam pembelajaran yang lain pada pelajaran
yang terdapat dalam silabus
Memasukkan indikator-indikator yang mengandung nilai-
nilai PPK
4 Butir 4 Dengan merencanakan pencapaian penguasaan siswa
melalui sikap dan ketrampilan, dengan strategi
pembelajaran terpusat pada siswa
Dengan cara dalam RPP kegiatan terdapat diskusi
kelompok, siswa dapat dinilai tanggung jawabnya, percaya
diri, menghargai, dll
Memasukkan kegiatan-kegiatan yang mengandung nilai-
nilai PPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
5 Butir 5 Selalu berdoa sebelum pelajaran
Melaksanakan piket kelas
Berbaris masuk kelas
Berjabat tangan ketika masuk ruangan kepada guru
Dengan membaca cerita misal cerita dongeng fiksi
kemudian nanti diambil nasihat yang diambil dari cerita
tersebut dan membaca cerita dilakukan 5 menit sebelum
pelajaran
Cek kuku dan kerapian diri
6 Butir 6 Diskusi, kerja kelompok, ceramah
Siswa melaksanakan piket secara beregu agar kelas selalu
bersih dan rapi
Tempat duduk siswa disesuaikan dengan kondisi siswa
Pembentukan pengurus kelas, setiap siswa harus
menjalankan tugas dan kewajiban serta hak sesuai
tugasnya
Pembelajaran di kelas saat dilakukan dengan memberi
contoh nilai karakter yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari
7 Butir 7 Ceramah, tanya-jawab, bermain peran, diskusi, problem
solving, diskusi kelompok
Metode pembelajaran student centered “berpusat pada
siswa” siswa yang lebih aktif saat pembelajaran didahului
pengarahan dari guru
Metode CTL dan Cooperatif Learning
Pembelajaran yang membuat siswa aktif tapi
menyenangkan (PAKEM)
Memberi kesempatan yang cukup pada siswa dalam
berkreasi menciptakan karya
8 Butir 8 Melakukan tanya jawab tentang materi dikaitkan dengan
nilai-nilai karakter yang terkandung di dalamnya
Meminta siswa secara berkelompok untuk mengungkap
amanat dan sikap dari tokoh dalam cerita
Materi pembelajaran disesuaikan dengan kegemaran
siswa, misalnya : siswa gemar dibacakan dongeng setelah,
dibacakan dongeng siswa diberikan pesan dari sisi
dongeng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
9 Butir 9 Melakukan konseling jika ada sikap siswa yang kurang
sesuai
Memberikan contoh sikap/nilai-nilai yang baik dalam
bentuk perilaku dan perbuatan sehari-hari
Memberi kesempatan untuk menyadari sikapnya misal
berbuat tidak baik pada teman sehingga teman menangis
bimbingan yang dilakukan adalah dengan memberi
pertanyaan kenapa, mengapa
Mengamati, mencatat dan membimbing sesuai dengan
kekurangan siswa
10 Butir 10 Dalam buku anekdot dicatat kemampuan yang dicapai
sikap-sikap anak yang baik maupun sikap yang kurang
baik, dan juga dalam penilaian
Dengan melaksanakan penilaian/evaluasi, observasi dan
wawancara
Dimasukkan dalam buku layanan bimbingan konseling,
catatan harian, jurnal dan analisis, penilaian sikap
11 Butir 11 Kemajuan teknologi, mengalihkan perhatian anak, lebih
memperhatikan yang menurut anak lebih menyenangkan
Waktu mencatat perkembangan siswa kadang terbentur
dengan situasi dan keadaan di kelas maupun di sekolah
PPK belum terintegrasi secara langsung dalam buku
maupun muatan pembelajaran sehingga guru harus
menggabungkan dengan kegiatan pembelajaran yang
sesuai
Pemahaman guru tentang konsep pendidikan karakter
belum menyeluruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 3a Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Tertutup
Aspek Nomor Soal
Sosialisasi
Memperoleh sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) 1
Sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui
Kelompok Kerja Guru (KKG) 2
Pra Observasi
Integrasi PPK dalam Silabus 3
Integrasi PPK dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4
Observasi Kelas
Pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran 5
Mengelola kelas dengan mengintegrasikan PPK 6
Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung PPK 7
Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan kegiatan sehari-hari 8
Memfasilitasi perkembangan karakter peserta didik 9
Mencatat perkembangan karakter peserta didik 10
Memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang karakter
yang dituangkan di RPP 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 3b Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Terbuka
Aspek Nomor Soal
Praktik baik yang dilakukan 1
Informasi Penguatan Pendidikan Karakter selain dari Kelompok
Kerja Guru (KKG) 2
Cara mengintegrasikan nilai utama PPK dalam desain silabus 3
Cara mengintegrasikan nilai utama PPK di silabus ke dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4
Cara pembiasaan sikap/karakter yang dilakukan sebelum
memulai pembelajaran 5
Cara mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai karakter 6
Metode pembelajaran yang digunakan di sekolah untuk
mendukung penerapan nilai karakter 7
Cara mengaitkan isi materi pembelajaran dengan Pengutan
Pendidikan Karkter (PPK) 8
Cara memfasilitasi setiap peserta didik untuk
menumbuhkembangkam karakter peserta didik 9
Cara mencatat perkembangan karakter peserta didik 10
Kendala yang dihadapi 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 3c Identitas Responden Penelitian
IDENTITAS RESPONDEN PENELITIAN
Bapak/Ibu Mohon berkenan mengisi data berikut dengan benar.
Identitas Responden
Nama : ________________________________________
NIP : ________________________________________
Tempat, tanggal lahir : ________________________________________
Jenis kelamin : ________________________________________
Lama Mengajar : ________________________________________
Guru Wali kelas : ________________________________________
Pendidikan Terakhir : ________________________________________
Nama Satuan Pendidikan ________________________________________
Alamat Satuan Pendidikan : ________________________________________
________________________________________
Tanda Tangan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 3d Instrumen Pertanyaan Tertutup dan Pertanyaan Terbuka
PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
SE-KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN
Petunjuk Pengisian:
Bapak/Ibu mohon memberi tanda centang (√) pada kolom Ya atau Tidak sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya.
No Aspek yang Diamati Ya Tidak
SOSIALISASI
1 Apakah Bapak/Ibu memperoleh sosialisasi Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau
guru yang mengikuti pelatihan PPK?
2 Apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan sosialisasi PPK
melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)?
PRA OBSERVASI
3 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain
silabus.
4 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
OBSERVASI KELAS
5 Melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum
memulai pembelajaran.
6 Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai
karakter.
7 Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung
nilai-nilai karakter.
8 Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK).
9 Memfasilitasi setiap siswa untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam
RPP.
10 Mencatat perkembangan karakter siswa.
11 Memberikan umpan balik kepada siswa tentang karakter
yang dituangkan dalam rancangan RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Praktik baik yang dilakukan :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Selaindari Kelompok Kerja Guru (KKG), dari mana Bapak/Ibu mendapatkan
informasi tentang PPK?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam
desain silabus?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai Utama PPK di
silabus kedalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Cara pembiasaan sikap/karakter sepertiapa yang dilakukan Bapak/Ibu
sebelum memulai pembelajaran?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-
nilai karakter?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Metodepembelajaran yang seperti apa yang biasa digunakan di sekolah untuk
mendukung penerapan nilai-nilai karakter?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengaitkan isi materi pembelajaran dengan
penguatan pendidikan karakter?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu memfasilitasi setiap siswa untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mencatat perkembangan karakter siswa?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Apa kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi PPK?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 3e Identitas Responden dan Surat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 4a Permohonan Izin Validasi Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 4b Hasil Validasi Ahli
SD N Bhayangkara Validator DP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
SD N Bantul 1 Validator DK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
SD N Ungaran Validator L
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
SD N Keputran 1 Validator NWM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
SD N 4 Wates Validator S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
SD Muhammadiyah Jogodayoh Validator AF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
SD Joannes Bosco Validator BAP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
SMP 1 Bantul Validator H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
SMP 1 Bantul Validator TKR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
SD Muhammadiyah Karangkajen Validator BM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran 4c Hasil Validasi Kuesioner Pertanyaan Tertutup
Validator Masukan Sebelum Revisi Sesudah Revisi
DP
Butir 7, kata “sesuai
dengan” diganti
dengan kata
mendukung
Menerapkan metode
pembelajaran yang
sesuai dengan
penerapan nilai-nilai
karakter
Menerapkan metode
pembelajaran yang
mendukung nilai-nilai
karakter
Butir 8, kata
“persoalan kehidupan
sehari-hari” diganti
dengan kata
“Penguatan
Pendidikan Karakter”
Mengaitkan isi materi
pembelajaran dengan
persoalan kehidupan
sehari-hari
Mengaitkan isi materi
pembelajaran dengan
persoalan kehidupan
sehari-hari yang berkaitan
dengan Penguatan
Pendidikan Karakter
(PPK)
Butir 11, kata
“dirancang” diganti
dengan kata
“dituangkan”
Memberikan umpan
balik kepada peserta
didik tentang karakter
yang dirancang
dalam RPP
Memberikan umpan balik
kepada peserta didik
tentang karakter yang
dituangkan dalam RPP
NWM dan
L
Perhatikan petunjuk
pengisian sebaiknya
ditambah Bapak/ Ibu
Mohon memberi
tanda centang (√)
pada kolom Ya atau
Tidak sesuai dengan
kondisi yang
sebenarnya
Bapak/ Ibu mohon
memberi tanda centang
(√) pada kolom Ya atau
Tidak sesuai dengan
kondisi yang sebenarnya
TKR
Perhatikan petunjuk
pengisian dan di akhir
kalimat selalu
diakhiri dengan tanda
baca titik
Lingkari angka yang
tertera dalam kolom
skor dan memberikan
saran untuk
kelayakan perangkat
instrumen
implementasi
program Penguatan
Pendidikan Karakter
Berilah tanda centang (√)
pada angka yang tertera
dalam kolom skor dan
memberikan saran untuk
kelayakan perangkat
instrumen implementasi
program Penguatan
Pendidikan Karakter
(PPK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 4d Daftar Cek Dokumentasi
No Nama Sekolah Sampel
Penelitian
Keterangan
Sesuai Tidak
Sesuai
1 SD Negeri Turi 1 5 √
2 SD Negeri Turi 2 5 √
3 SD Negeri Turi 3 5 √
4 SD Negeri Karanganyar 4 √
5 SD Negeri Banyuurip 1 5 √
6 SD Negeri Banyuurip 2 5 √
7 SD Negeri Bangunkerto 4 √
8 SD Negeri Kloposawit 5 √
9 SD Negeri Nganggrung 5 √
10 SD Negeri Donokerto 5 √
11 SD Negeri Wonosari 1 5 √
12 SD Negeri Wonosari 2 5 √
13 SD Negeri Soprayan 5 √
14 SD Negeri Sukorejo 5 √
15 SD Negeri Ngablak 5 √
16 SD Negeri Somoitan 5 √
17 SD Negeri Ledoknongko 8 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agustina Diyah Ayu Purnasari lahir di Magelang, 30 Januari
1997, merupakan anak kedua dari pasangan Bapak Ignasius
Muhdi dan Ibu Christina Sriyati. Pendidikan yang pernah
ditempuh oleh peneliti yaitu pendidikan sekolah dasar di Sekolah
Dasar Negeri Soka 1 pada tahun 2003-2009 dan lulus pada tahun
2009. Pada tahun 2009-2012 peneliti menempuh pendidikan
sekolah menengah pertama di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Muntilan.
Selanjutnya pada tahun 2012-2013 peneliti menempuh pendidikan menengah
tingkat atas di Sekolah Menengah Atas Santa Maria Yogyakarta, kemudian pindah
di Sekolah Menengah Atas Marsudirini Muntilan pada tahun 2013-2015. Pada
tahun 2015, peneliti melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta dengan mengambil program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
peneliti memperoleh ilmu dan pengalaman dengan baik dalam akademik maupun
non-akademik dengan mengikuti perkuliahan selama tujuh semester dan beberapa
kegiatan. Adapun kegiatan-kegiatan yang diikuti oleh peneliti antara lain Pelatihan
Pengembangan Kepribadian Mahasiswa dan Metode Belajar (PPKMB) I dan
PPKMB II, Kursus Mahir Dasar (KMD) Pembina Pramuka, English Club, Inisiasi
FKIP Universitas Sanata Dharma 2015, Inisiasi Program Studi PGSD 2015, Week-
End Moral, Kuliah Umum PGSD, dan terlibat dalam kepanitiaan Pekan Kreativitas
Mahasiswa dan Pelepasan Calon Wisudawan Wisudawati sebagai anggota seksi
dokumentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI