menimbang pentingnya penguatan kelembagaan …menimbang pentingnya penguatan kelembagaan...

15
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII Journal of Governance Volume 3, Issue 1, Juni 2018 (35-49) (P-ISSN 2528-276X) (E-ISSN 2598-6465) http://dx.doi.org/10.31506/jog.v3i1.3025 35 Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan Pemerintahan Desa Hanantyo Sri Nugroho Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ekonomi dan Sosial, Universitas AMIKOM Yogyakarta [email protected] Recieved: February 27 2018; Revised: March 27 2018; Accepted: April 2 2018 Abstract: The village is an autonomous region and existed before the state was formed. This is because the village has a self-governing community, where the right to manage and take care of himself. That is, the village has become a socio-political entity of its own. However, rural government institutions that have formed marginalized. The consequence is the loss of the village administration space to organize themselves. By using the character of qualitative research, this study tries to make sense of the importance of strengthening rural government institutions after the statute of the village. The results showed the openness of space owned by the village government prioritize economic development, while strengthening rural government institutions are still marginalized. Keywords: Institutional village administration; self-governing community Abstrak: Desa merupakan wilayah yang otonom dan ada sebelum negara terbentuk. Hal ini dikarenakan desa memiliki self-governing community, dimana berhak mengatur maupun mengurus dirinya. Artinya, desa telah menjadi suatu entitas sosial-politik tersendiri. Namun, kelembagaan pemerintahan desa yang telah terbentuk mulai terpinggirkan. Konsekuensinya adalah hilangnya ruang pemerintahan desa untuk mengatur dirinya. Dengan menggunakan penelitian bersifat kualitatif, penelitian ini mencoba menalar pentingnya penguatan kelembagaan pemerintahan desa setelah adanya undang-undang desa. Hasil penelitian menunjukkan keterbukaan ruang yang dimiliki pemerintah desa mendahulukan pembangunan ekonomi, sedangkan penguatan kelembagaan pemerintahan desa masih terpinggirkan. Kata kunci: Kelembagaan pemerintahan desa; self-governing community Pendahuluan Urgensi Penguatan Kelembagaan Pemerintahan Desa Tulisan ini hendak memberikan gambaran pada dinamika penataan dan penguatan kelembagaan pemerintahan desa dibalik skema yang ditawarkan oleh Undang-Undang Desa. Permasalahan ini menarik untuk dikaji karena saat ini desa telah diberikan ruang untuk mengatur dirinya sendiri, sesuai dengan kearifan lokal yang dimiliki dengan didukung anggaran yang besar. Sangatlah ironis jika kita ingat bahwa keterbukaan ruang yang dimiliki pemerintah desa kemudian mendahulukan pembangunan ekonomi, padahal pembangunan ekonomi dan pembangunan politik melalui penataan

Upload: others

Post on 05-Dec-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan …Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan Pemerintahan Desa Hanantyo Sri Nugroho Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ekonomi dan

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

JournalofGovernance Volume3,Issue1,Juni2018(35-49)

(P-ISSN2528-276X)(E-ISSN2598-6465)http://dx.doi.org/10.31506/jog.v3i1.3025

35

MenimbangPentingnyaPenguatanKelembagaanPemerintahanDesa

HanantyoSriNugroho

ProgramStudiIlmuPemerintahan,FakultasEkonomidanSosial,[email protected]

Recieved:February272018;Revised:March272018;Accepted:April22018

Abstract:Thevillageisanautonomousregionandexistedbeforethestatewasformed.Thisisbecause thevillagehasaself-governingcommunity,where theright tomanageandtakecare of himself. That is, the villagehasbecomea socio-political entity of its own.However,ruralgovernmentinstitutionsthathaveformedmarginalized.Theconsequenceisthelossofthevillageadministrationspacetoorganizethemselves.Byusingthecharacterofqualitativeresearch,thisstudytriestomakesenseoftheimportanceofstrengtheningruralgovernmentinstitutionsafterthestatuteofthevillage.Theresultsshowedtheopennessofspaceownedbythe village government prioritize economic development, while strengthening ruralgovernmentinstitutionsarestillmarginalized.Keywords:Institutionalvillageadministration;self-governingcommunityAbstrak:Desamerupakanwilayahyangotonomdanadasebelumnegaraterbentuk.Halinidikarenakan desamemiliki self-governing community, dimana berhakmengaturmaupunmengurus dirinya. Artinya, desa telah menjadi suatu entitas sosial-politik tersendiri.Namun, kelembagaan pemerintahan desa yang telah terbentuk mulai terpinggirkan.Konsekuensinya adalah hilangnya ruang pemerintahan desa untuk mengatur dirinya.Dengan menggunakan penelitian bersifat kualitatif, penelitian ini mencoba menalarpentingnya penguatan kelembagaan pemerintahan desa setelah adanya undang-undangdesa. Hasil penelitian menunjukkan keterbukaan ruang yang dimiliki pemerintah desamendahulukanpembangunanekonomi,sedangkanpenguatankelembagaanpemerintahandesamasihterpinggirkan.Katakunci:Kelembagaanpemerintahandesa;self-governingcommunityPendahuluanUrgensi Penguatan KelembagaanPemerintahanDesa

Tulisan ini hendak memberikangambaran pada dinamika penataan danpenguatan kelembagaan pemerintahandesadibalikskemayangditawarkanolehUndang-Undang Desa. Permasalahan inimenarikuntukdikajikarenasaatinidesa

telah diberikan ruang untuk mengaturdirinya sendiri, sesuai dengan kearifanlokal yang dimiliki dengan didukunganggaranyangbesar.Sangatlahironisjikakitaingatbahwaketerbukaanruangyangdimiliki pemerintah desa kemudianmendahulukan pembangunan ekonomi,padahal pembangunan ekonomi danpembangunan politik melalui penataan

Page 2: Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan …Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan Pemerintahan Desa Hanantyo Sri Nugroho Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ekonomi dan

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

JournalofGovernanceVolume3,Issue1,June2018

36

dan pada aspek penguatan kelembagaanpemerintahandesa seharusnyadibangunsecara bersamaan. Kajian dalampenelitian ini dibatasi pada kelembagaanpemerintahandesa.

Lembaga-lembaga dalam suatupemerintahan memiliki fungsi dankewenangan masing-masing, dimanafungsi masing-masing lembaga tersebutmemiliki ketersimanbungan antara yangsatu dengan yang lain. Pembagian fungsidan kewenangan lembaga Negara diIndonesia tidak hanya terjadi dipemerintahan pusat saja, tetapi juga adapada pemerintahan desa. Di mana padapemerintahandesa juga terdapat aparat-aparatdanperangkatdesayangmemilikifungsi dan kewenangannya masing-masing(Hariyati,2015).

Dalam klasifikasi pemerintahan,terdapat dua kategori mengenaipemerintahan di Indonesia. Kategoripemerintahan tesebut terbagi menjadimenjadi dua bagian yaitu: Zelfbesturendelandschappen dan Volksgemeenschappen.Kategori Zelfbesturende landschappendapatdilihatpadakontekspemerintahanswapraja ataupun pada pemerintahanadministratif, dimana pemerintahantersebut mendapatkan otonomi maupunpengakuannya berasal dari perjanjianatau pemberian yang diberikan olehpemerintahan yang berkuasa (Safitri,2016). Sedangkan pada kategoriVolksgemeenschappen, dapat dilihat darikeberagamanmasyarakatadatyangtelahadadiIndonesia, jauhsebelumIndonesialahir. Masyarakat adat tersebut munculkarena memiliki geneologis akan norma,wilayah,danpranatakelembagaan.Lebihlanjut, perbedaan antara desa adatdengan desa terdapat pada hak asal-usulnya. Perwujudan hak asal-usul ini

seperti halnya pada pelaksanan prosespelestarian adat, pengaturan wilayahadat, perdamaian konflik, serta padapengaturansusunanpemerintahan.Selainitu, masyarakat desa adat juga dapatdikatakan sebagai penduduk asli yangmendiami suatu wilayah. Artinya,masyarakat adat terbentuk karenamemiliki geneologis, teritorial, maupungabungan keduanya. Dalam melihatperkembangan desa adat di Indonesia,undang-undang desa juga mengaturterkait dengan masyarakat adat.Pengaturan tersebut melihat masyarakatadat sebagai gabungan antara genealogisdanjugateritorial.

Catatan sejarah menunjukkanbahwasannya desa yang pada awalmulanya merupakan komunitas otonomlambat laun yang berada dalam lingkupkekuasaanataupemerintahanyang lebihbesar (Kusumanegara, 2011). Hal inimembuat pemerintahan desa telah lamadiam, hanya sebatas pada pelaksanaankebijakan pemerintah supra-desa. Desadiarahkan mengikuti nilai-nilai dari luarmasyarakat,bukankepadanilai-nilaiyangada dalam masyarakat desa tersebut.Akibatnya, desa tidak lagi meletakkanmasyarakat adat ke dalam kelembagaanpemerintahandesa.Desatidakmemunyaihak untuk mengatur dan mengurusdirinya sesuai dengan partisipasimasyarakat desa maupun kearifan lokalyangadadalammasyarakat.Hal iniyangkemudian memandulkan kelembagaanpemerintahan desa. Oleh karena, desakemudian menjadi bagian dari rantaibirokrasi modern, dimana memegangkencang prinsip hierarki. Tentunya, desatidakdapatlagiotonomterhadapinstitusisupra-desayangada.Artinya,haltersebutdapat dimaknai sebagai lemahnya

Page 3: Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan …Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan Pemerintahan Desa Hanantyo Sri Nugroho Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ekonomi dan

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

Nugroho,MenimbangPentingnyaPenguatanKelembagaanPemerintahanDesa

37

kapasitas pemerintahan desa melakukanpenyelenggaraanpemerintahan.

Lebih lanjut lagi, selain lemahnyakapasitas dari pemerintah desa untukmelakukan seuatu penyelenggaraanpemerintahan, terdapat keterhambatandesa yang dipengaruhi oleh kondisisosiopolitik-ekonomi masyarakat desa.Terkait dengan kondisi sosiopolitikmasyarakatdesa,masyarakatdesahanyaberperan sebagai penonton (Berdesa,2017). Hal tersebut menghambatkemunculan partisipasi politik dan jugapemberdayaan dari masyarakat desa(Ras, 2013). Tentunya, masyarakat desamemilikikecenderunganpadasikapyangapatis terhadap kebijakan maupunkondisi yang ada. Proses pembentukanmasyarakat desa yang seperti itu agarterciptanya kepatuhan politik dan jugapenguasaan sumber daya yang dimilikioleh masyarakat desa. Pada kondisiekonomi masyarakat desa, ekonomimasyarakat desa dipengaruhi olehpembangunan desa yang cenderungbergantung pada kebaikan pemerintahdaerah (Cahyono, 2012). Selain itu,kebijakan yang telah ada sebelumnyamenunjukkanbahwaadadominasiperanpemerintahsupra-desayangmenentukanpencapaian tujuan dari pemerintahandesa (Santoso, 2011). Oleh karena, danayang digunakan untuk pembangunandesa bersumber dari sisa alokasi APBD.Artinya, hal ini memperlihatkan posisiinferiordesadalamprosespembangunanmaupunprioritaspembangunan.

Apabila melihat dari persoalan-persoalan yang terkait dengan lemahnyakelembagaanpemerintahandesamaupunkondisi sosiopolitik-ekonomimasyarakatdesa yang terjadi, maka suatu tuntutantentang bagaimana menciptakan sebuah

penyelenggaraanpemerintahandesadanpeningkatan kesejahteraan masyarakatdesa akan sulit tercapai. Desa telahkehilangan pijakan dalam sistem sosialbudaya mereka sendiri, serta gagapmenerima sistem sosial budaya dari luarmereka. Artinya, keberlangsungan desasecara otonom dan mandiri mulaiterpinggirkan. Lebih lanjut, telahdijelaskan juga sebelumnya bahwadinamika kehidupan pemerintahanmaupun kondisi sosiopolitik-ekonomimasyarakat desa sangat ditentukan olehcara pandang negara terhadap desa.Tentunya, regulasi yang ada maupunkebijakan pembangunan yang terjadikemudian berakibat pada lemahnyapemerintah desa dan juga kondisisosiopolitik-ekonomi masyarakat desa.Padahal, fungsi dari kelembagaanpemerintahan desa memiliki peranandominan dalam proses pembangunanmaupun dalam mengelola kondisisosiopolitik-ekonomimasyarakatdesa.

Dalam beberapa literatur terkaitkelembagaan, lembaga didefinisikansebagaiseperangkathubungan-hubungannorma, keyakinan, dan nilai-nilai yangnyata serta terpusat pada kebutuhan-kebutuhan sosial dan serangkaian yangpentingdanberulang (SaharuddindalamQodir, 2011). Adapula, yang memaknailembaga sebagai serangkaian norma danperilaku yang sudah bertahan selamaperiode waktu tertentu untuk mencapaimaksud atau tujuan bernilai kolektifmaupun maksud-maksud yang bernilaisosial (Uphoff, 1986). Artinya, jikamelihat pada kedua pengertian tersebutmakalembagamemuatunsurkolektifitas,aturan, dan tujuan. Hal tersebut tentusulit digunakan dalam memahamilembaga di periode sekarang, dimana

Page 4: Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan …Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan Pemerintahan Desa Hanantyo Sri Nugroho Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ekonomi dan

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

JournalofGovernanceVolume3,Issue1,June2018

38

lembagaidentikjugadenganwilayahatauteritorial. Oleh karena itu, penting untukmelihat bagaimana rekognisi lembagayangsudahadasebelumnya,yakniterkaitdengan kelembagaan masyarakat adat,dengan lembaga yang ada pada susunanpemerintahan di dalam suatu negara.Menurut Qodir (2011), masyarakat danbudaya suku bangsa tidak sama denganmasyarakat dan budaya propinsi, ataukabupaten, atau lokalitas. Oleh karena,menurut Hoessein kesatuan masyarakathukum memiliki otonomi sendiri dalammenjalankan dan mengatur otonominyayang telah diberikan oleh pemerintahpusat (Qodir, 2011). Artinya, bisa jaditerdapatbeberapakumpulanmasyarakatadat dalam suatu pemerintahan yangmenunjuk pada kesatuan masyarakatatau komunitas yang memiliki budaya,aturan, serta sanksi yang diakui, ditaati,dandijunjungtinggi(Qodir,2011).Masihterdapatnya pemisah dalam hubunganmaupunrekognisilembagatersebuttentumembutuhkan penataan melalui suatumekanisme. Sebagaimana kelembagaandapat berkembang dengan baik jikaterdapat infrastruktur kelembagaan,penataan kelembagaan, dan mekanismekelembagaan(Djogo,2003).

Terkait dengan kelembanganpemerintah desa dalam proses susunanpemerintahan, kelembagaan desa yangberasal dari kemampuan self-governingcommunity.Dimanakeberlangsunganself-governing community yang dimiliki olehdesamembuatdesamemilikiposisirelatifindependen dalam menjalankan sistemsosial-politik maupun pembangunan.Tentunya, kemampuan self-governingcommunity yang dimiliki oleh masing-masing desa tersebut berbeda-beda. Halini dikarenakan masing-masing desa

memiliki karakteristik berbeda yangmana berasal dari kearifan lokal setiapmasyarakat. kemudian kemunculan darikarakteristik tersebut sebenarnya telahdiakui keberadaannya sebagai daerahyangmemilikikeistimewaanolehnegara.Keistimewaan tersebut yang seringkalidimaknaidenganhakasal-usuldesa.Olehkarena itu, negara begitu menghormatikeberadaan danmenjamin keistimewaantersebut.Saatini,terdapatbeberapadesayang masih menunjukkan keberadaanatas hak-hak istimewa terkait denganasal-usulnya.Masyarakattersebutberadaseperti Huta/Nagori di Sumatera Utara,GampongdiAceh,NagaridiMinangkabau,Marga di Sumatera bagian selatan,Tiuh/Pekon di Lampung, Pakraman diBali, Lembang di Toraja, Banua danWanua di Kalimantan, serta Negeri diMaluku(Undang-UndangDesa,2014).

Tentunya, perubahan yang terjadipada konteks politik nasional dapatmenunjukkan sebuahperubahan ke arahdemokratisasi danotonomidaerah, telahbanyakmerubah regulasi terkait denganpenyelenggaraanpemerintahdesa.DalamUndang-Undang Desa, penyelenggaraandesa telah diberikan ruang olehpemerintah pusat terkait dengankewenangan mengatur dan mengurusdirinya.Daripemaparandinamikaterkaitdengan desa, maka kemudian menjadimenarik untuk memahami dinamikapenataan dan penguatan kelembagaanpemerintahan desa dibalik skema yangditawarkanolehundang-undangdesa.Haltersebut juga yang mendorong penulisuntuk mencoba memahaminya dariperspektifdesentralisasiadministrasidanjuga desentralisasi politik. Yang pertamaadalahmengenaibagaimanapenyesuaianpenyelenggaraan pemerintahan desa

Page 5: Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan …Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan Pemerintahan Desa Hanantyo Sri Nugroho Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ekonomi dan

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

Nugroho,MenimbangPentingnyaPenguatanKelembagaanPemerintahanDesa

39

terhadap kebijakan undang-undang desatersebut. Sedangkan yang kedua, apakahdengan adanya ruang tersebut, makatelah memberikan banyak manfaat bagidesa sehingga terjadi peningkatankesejahteraan masyarakat desa maupunkewenangan mengatur dan mengurusdirinyasesuaidengankearifanlokalyangada. Artinya, apakah kegagapan yangterjadipadapemerintahdaerahsaatbarudiberlakukannya otonomi daerah jugaakan sama terjadi pada pemerintahandesa dengan diberlakukannya undang-undangdesatersebut.

Sekali lagi pendulum tentangpenyelenggaraan pemerintahan diIndonesiatelahbergerakkembali.Hal inidikarenakanselamainidesamasihseringtertinggal dalam aspek penyelenggaraanpemerintahan, maupun pada aspekpembangunan.Olehkarenaitu,titiktekanundang-undang desa adalah yangmenyangkuttentangbagaimananantinyakebijakan ini diharapkan memilikikemampuan untuk menciptakan sebuahpenyelenggaraan pemerintahan desayang sesuai dengan kearifan lokal yangada, memiliki kemampuan dalam teknisianggaran, dan melakukan kegiatanpembangunan demi meningkatkankesejahteraan untuk masyarakat desa.Dengan demikian, kemandirian danpembangunan yang merata dapatterwujud.

Perkembangan Kelembagaan dalamPemerintahan Desa dan KondisiEkonomi Desa Pasca Undang-UndangNo.6tahun2014

Undang-Undang Nomor 6 Tahun2014telahmemperkuatmasyarakatdesasebagaisubjekpembangunan.Masyarakatdesamemiliki sarana dalammenggalang

prakarsa, gerakan dan partisipasimasyarakat desa untuk pengembanganpotensi dan aset desa untukkesejahteraan bersama (Lailiani, 2017).Salah satu tujuan dari adanya penataanmaupun penguatan pemerintahan desaadalah memberikan pengakuan danpenghormatan atas keberadaan desamaupun masyarakat desa dalam bingkainegara kesatuan. Hal tersebut yangkemudian telahmemberikan pemerintahdesa dan masyarakat desa lebih leluasadalam mengelola desa. Penataan yangmeliputi pembentukan, penghapusan,penggabungan, dan perubahan status,serta penetapan desa. Oleh karena itu,pengaturandesanbertujuanterwujudnyajugapenataanpemerintahandesa.Haliniagar terwujudnya efektifitas dalampenyelenggaraan pemerintahan di desa,mempercepat peningkatan kesejahteraanmasyarakat desa, dan mempercepatpeningkatan kualitas pelayanan publik,serta meningkatkan daya saing desa.Kesiapan kelembagaan pemerintahandesa merupakan salah satu syaratberhasilnya pelaksanaan undang-undangdesa. Hal ini dikarenakan kelembagaanpemerintahan desa menjadi tumpuanmaupunpenggerakpelaksanaanundang-undangdesa.Dalampelaksanaanundang-undangtersebut,pemerintahdesaterdiriatas kelembagaan pemerintah desa,perangkatdesa,badanpermusyawaratandesa, LKMD, PKK, Karangtaruna, UPKPNPM,RW,RT. Selain itu,dalamwilayahdesa dibentuk susunan pemerintahan,yakni adanya dusun atau dapat disebutdengan nama lain yang disesuaikandengan asal-usul, adat-istiadat, dan nilaisosial-budayamasyarakat desa (Undang-UndangDesa,2014).

Page 6: Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan …Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan Pemerintahan Desa Hanantyo Sri Nugroho Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ekonomi dan

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

JournalofGovernanceVolume3,Issue1,June2018

40

Peraturan yang terdapat di desapasca Undang-Undang Desa terdiri dariperaturan desa, peraturan bersamakepala desa, dan peraturan kepala desa.Peraturan desa ditetapkan oleh kepaladesa. Peraturan tersebut dikeluarkansetelah adanya pembahasan dankesepakatan bersama dengan BadanPermusyawaratan Desa (BPD). Dalampelaksanaannya, peraturandesameliputiAPBDesa, pungutan, tata ruang, danorganisasi pemerintah desa. Terkaitdalam hubungan susunan pemerintahan,peraturan desa harus mendapatkanevaluasi dari kepala daerah sebelumditetapkan menjadi peraturan desa.Apabila, tidak mendapatkan evaluasidalam kurun waktu 20 hari, dimanaseringkali disebut dengan waktukonsultasi, maka peraturan desa dapatberlaku dengan sendirinya. Dengandemikian, pemerintah desa menyusunperencanaan pembangunan desa sesuaidengan kewenangannya, tetapi mengacupada perencanaan pembangunan daerahtersebut. Terkait sumber pendapatandesadalampembangunandesa(Undang-Undang Desa, 2014), pendapatan desaberasaldari:

1. Pendapatanaslidesa2. AlokasiAPBN3. Bagiandarihasilpajakdaerahdan

retribusidaerah4. Alokasi dana desa merupakan

bagian dari dana perimbanganyangditerimaolehdaerah.

5. Bantuan keuangan dari APBDPropinsi,APBDdaerah,danahibahdaripihakyangtidakmengikat.Lebih lanjut, perencanaan tentang

pembangunan desa diselenggarakandengan mengikutsertakan masyarakatdesa. Lalu, terkait dengan rancangan

peraturan desa yang terlebih dahuluwajibdikonsultasikankepadamasyarakatdesa.Dalamproses tersebut,masyarakatdesaberhakuntukmemberikanmasukanterhadap rancangan peraturan desa.Keikutertaan masyarakat desa tersebutterwujud atas dasar musyawarahperencanaanpembangunandesamaupunrancangan peraturan desa. Artinya,masyarakat didorong untuk terlibatdengan prioritas, program, kegiatan, dankebutuhan pembangunan. Pembangunandesadilaksanakansesuaidenganrencanakerja pemerintah desa. Pelaksanaanpembangunan desa dilaksanakan olehkomponen yang ada di desa tersebut.Selain itu, pelaksanaan pembangunandesa dilakukan dengan memanfaatkankearifan lokal dan sumber daya alamdesa.

Sesuai dengan perkembangannya,pembangunan desa yang dilakukanmenggunakan skema pendampingan.Pendampingan dimaksudkan agar danadesa yang digunakan dapat lebihdimaksimalkan dan sesuai dengan arahpembangunan. Pendampingan desaberasal dari Kemendagri maupunKemendesa. Pendamping desa dariKemendagri berasal dari kecamatan,sedangkan pendamping desa dariKemendesa berasal dari pihak luar, yangmanahampirsamadengankonsepPNPM.Pendampingan tersebut tidak hanyasebatas pada peningkatan ekonomimasyarakat, melainkan juga padapeningkatan kemampuan dan partisipasimasyarakat.

Selainfaktorpemerintahdesadanjuga masyarakat desa, terdapat jugaperan badan permusyawaratan desa.Seperti halnya pada pemerintah pusatdanpemerintahdaerah,penyelenggaraan

Page 7: Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan …Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan Pemerintahan Desa Hanantyo Sri Nugroho Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ekonomi dan

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

Nugroho,MenimbangPentingnyaPenguatanKelembagaanPemerintahanDesa

41

pemerintahan desa juga dilengkapi dandijalankan oleh lembaga pemerintahanyaitu lembaga eksekutif dan lembagalegislatif. Lembaga eksekutif dipegangoleh kepala desa dan perangkatnya, danembaga legislatif dipegang oleh BadanPermusyawaratan Desa (BPD) (Romli &Nurlia, 2017). Badan permusyawaratandesa memiliki fungsi terkait denganpembahasan dan menyepakati secarabersama rancangan peraturan desadengan kepala desa, menampung danmenyalurkan aspirasi masyarakat desa,melakukan pengawasan kinerja kepaladesa. Keberadaan terhadap badanpermusyawaratan desa dalam susunanpenyelenggaraan pemerintahan desamerupakan bentuk mekanisme kontroldalam pembangunan desa dan sebagairepresentasi aspirasi masyarakat desa.Oleh karena, badan permusyawaratandesa berhak mengawasi dan memintaketerangan tentang penyelenggaraanpemerintahan desa kepada pemerintahdesa, menyatakan pendapat ataspenyelenggaraanpemerintahandesadanpelaksanaan pembangunan, pembinaankemasyarakatandesa,danpemberdayaanmasyarakatdesa.Terkaitdengansebagairepresentasi aspirasi masyarakat desa,badan permusyawaratan desa memilikiketentuan terkait jumlah anggota yangmengharuskan dalam jumlah ganjil,dimana paling sedikit 5 orang anggotadan paling banyak 9 orang sertaberdasarkan pada wilayah, perempuan,penduduk, dan kemampuan keuangandesa. Periode masa jabatan anggotabadan permusyawaratan desa samadenganmasajabatankepaladesa,dimanamenjabat selam 6 tahun, dan palingbanyak 3 kali secara berturut-turut atautidaksecaraberturut-turut.

Dalam Peraturan PemerintahNomor 43 Tahun 2014, undang-undangdesa juga mengatur tentang keberadaandesa adat. Desa adat dapat membentukdesa adat sendiri tanpa perlu meleburdengan desa yang telah ada. Pengaturantersebut kemudian memberikan perankepada pemerintah untuk melakukanpenataan kesatuan masyarakat hukumadat, sehingga dapat ditetapkan menjadidesa adat. Kewenangan desa adatmeliputi pengaturan dan pelaksanaanpemerintahan berdasarkan susunan asli,pengaturan dan pengurusan ulayat atauwilayah adat, pelestarian nilai sosial-budayadesa adat, penyelesaian sengketaadat berdasarkan hukum adat yangberlaku, pengembangan kehidupanhukumadatsesuaidengankondisisosial-budaya masyarakat desa adat. Terkaitdengan masyarakat adat yang masihhidup, dimana akan membentuk desaadat,harusmmemilikiwilayahdanpalingkurang memenuhi salah satu ataugabunganunsurdariterdapatmasyarakatyang memiliki perasaan bersama dalamkelompok adat, pranata pemerintahanadat, harta kekayaan dan/atau bendaadat,sertaperangkatnormahukumadat.Nantinya, perubahan status desa adattersebut melalui musyawarah desa dandisetujuiolehpemerintahdaerah.

Terkait dengan perkembanganpelaksanaan undang-undang desa dalambidangekonomiselamakuranglebihtigatahun ini, sektor ekonomi mengalamiperubahan yang lebih baik. Dalampembangunan desa dan kawasanpedesaan (Berdesa, 2017), telahdibangun:1. Jalandesasepanjang121.709km.2. Jembatan1.960km.3. Pasardesa5.220unit.

Page 8: Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan …Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan Pemerintahan Desa Hanantyo Sri Nugroho Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ekonomi dan

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

JournalofGovernanceVolume3,Issue1,June2018

42

4. Penahantanah291.393unit.5. Tambatanperahu5.116unit.6. Airbersih32.771unit.7. MCK82.356unit.8. BUMDesa21.811.9. Irigasi41.739unit.10. Sumur45.865unit.11. Embung2.047unit.12. Drainase590.371unit.13. Saranaolahragadesa2.366unit.14. Paud21.357unit.15. Polindes6.041unit.16. Posyandu13.973unit.

Untuk pembangunan daerahtertinggal dan tertentu (PDTTKemendesa,2017),telahdibangun:1. Penyediaan PLTS 68Unit di 15 desa

lokpri.2. Pembangunan jalan non status

240,31kmdanjalanporosdi35desalokpri.

3. Penyediaan SAB di 36 desa lokpriperbatasandan27daerahtertinggal.

4. Penyediaan alat peraga pendidikandasar(SDdanSMP)di55desalokpri.

5. Pengembangan potensi lokal(pemberian alat produksi dab bibit)di138desalokpri.

6. 27ruasjalandikawasanperbatasan.7. Pembangunan 7 embung di 7 desa

lokpri dan 8 embung di 8 daerahtertinggal.

8. Pengembangan potensi lokal(pemberian alat produksi, bibit di138desalokpri).Selainitudalamhalpembangunan

ketransmigrasian (Balilatfo, 2017), telahdibangun:1. Drainase68,8km.2. Fasilitas umum (puskesdes, balai

desa,KUPT)785unit.3. Jalan1.226,9km.4. Jembatan1.994meter

5. Rumahtransmigran8.924unit.6. Saranaairbersih2.248unit.7. Penetapan 92 kawasan dan

pengembangan10KPB.8. Rehabilitasi dan peningkatan sarana

jalan, SAB (SPM) di 46 pemukimantransmigrasi.

9. Penempatantransmigrasi9.917KKdi94 SP pada 88 Kabupaten / 24provinsi.

10. Pelatihanwirausaha2.498orang.11. Pembentukan 227 BUMDesa dan

pemberian modal serta fasilitasi ijinusaha 350 lembaga ekonomi(kelompoktanidankoperasi).Dari pemaparan pelaksanaan

undang-undang desa dalam bidangekonomi tersebut terlihat pencapaianpembangunanyanglebihbaik.Hanyasajasinergi dan fungsi koordinasi padapemerintah pusat perlu ditingkatkan.Dengan demikian, pembangunan desa dibidang ekonomi lebih baik dibandingkandengan pembangunan di bidangkelembagaan desa setelah adanyaundang-undangdesa.

MetodePembangunan Ekonomi TanpaMelupakanPembangunanPolitik

Sebagaimana pada pelaksanaanpembangunan bagi negara-negara baruyang lahir pascaPerangDunia II sebagaihasil proses dekolonisasi, merupakansebuah pilihan yang tidak bisa ditawar,dimana pada konteks ini pembangunanmerupakan perubahan dari one state ofnational being ke kondisi yang morevalued (Misra dalam Haryati, 2003).Dalam proses pembangunan desa, desaberhak mengatur dan mengelolakepentingan masyarakat berdasarkankepada hak asal-usul, adat istiadat, dan

Page 9: Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan …Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan Pemerintahan Desa Hanantyo Sri Nugroho Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ekonomi dan

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

Nugroho,MenimbangPentingnyaPenguatanKelembagaanPemerintahanDesa

43

nilaisosial-budayamasyarakatdesa.Olehkarena itu, desaberhakmenetapkandanmengelola kelembagaan desa, sertamendapatkan sumber pendapatan. Haltersebut yang kemudian membuat desamemiliki kewajiban untukmeningkatkankualitas kehidupan masyarakat desa,mengembangkan demokrasi di desa, danmengembangkan masyarakat desa, sertamemberikan dan juga meningkatkanpelayanan kepada masyarakat desa.Artinya,pembangunanmerupakanprosesyang harus dilakukan oleh desa agarkondisi desa mengalami perubahan darisuatukondisi awal ke kondisi yang lebihbaik.

Lembaga/organisasi lokal yangmerupakan salah satu elemen pentingdalampembangunandesa.Tanpaadanyainstitusi/kelembagaan lokal, ditambahdengan birokrasi serta partisipan,infrastruktur tidak akan dapat dibangunatau dipertahankan (Nasrul, 2013).Dalam upaya mencapai tujuan untukmensejahterakan kehidupan masyarakatdesa, maka diperlukan keterlibatan danjugapenguatandarimasing-masingunsurpemerintahan desa secara optimal.Terkait dengan masing-masing unsurpemerintahan desa, unsur-unsur dalampemerintahan desa memiliki asaspenyelenggaraan pemerintahan desaberdasarkan rekognisi, subsidiaritas,keberagaman, kebersamaan, kegotong-royongan, kekeluargaan, musyawarah,demokrasi, kemandirian, partisipasi,kesetaraan, serta pemberdayaan danberkelanjutan (Wasistiono, 2006). Selainitu, terdapat juga asas penyelenggaraanpemerintahandesasepertiasaskepastianhukum, tertib dalam penyelenggaraanpemerintahan, tertib dalam kepentinganumum, keterbukaan, proporsionalitas,

profesionalitas, akuntabilitas, kearifanlokal, efektifitas dan esfisiensi, sertakeberagamandanpartisipastif(Rahyunir,2015).

Pertanyaan apakah pembangunandesaberadapadajaluryangtepatsetelahadanya undang-undang desa. Tentunya,secara substansimaupun semangat yangdibawa oleh undang-undang desatersebut sudah sesuai. Oleh karena, desamendapatkan kewenangan yang luas,bahkandengandukungananggaranyangbesar. Selain itu, pada pemaparanpencapaianpembangunandesadibidangekonomi menunjukkan bahwa telah adamanfaat yang didapatkan oleh desa.Artinya, nafas dari undang-undang iniadalah bagaimana cara mendekatkanmasyarakat desa pada negara danpembangunanmelaluiotonomiyang luasdan nyata. Hal tersebut selaras denganprinsipnotmandatorywithoutfunding.

Sesuai dengan perkembangannya,pelaksanaan undang-undang desa lebihmengarahkankeprogrampembangunan.Hal inidikarenakanadanyatujuandalammemperkecil kesenjangan antarwilayah,membangun infrastruktur desa, hinggalebih mengutamakan kepada programpembukaan lapangan pekerjaan bersifatpadat karya. Hal tersebut diharapkanpemerintah pusat agar pemerintah desadan masyarakat dessa dapat merasakanpeningkatan kesejahteraan, pemerataanpembangunandesa,danberdampakpadapeningkatan pelayanana publik di desakhususnya. Dengan demikian, desa tetapmenjadi titik tekandalampembangunan.Artinya, desa tidak lagi sebagai objekpembangunan saja, melainkan desa jugasebagaisubjekpembangunan.

Dalam pelaksanaan undang-undang desa, muncul adanya program

Page 10: Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan …Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan Pemerintahan Desa Hanantyo Sri Nugroho Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ekonomi dan

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

JournalofGovernanceVolume3,Issue1,June2018

44

pendamping desa. Pendamping desamerupakan termasuk bagian dari upayapemberdayaan desa, baik itu aparaturpemerintahan desa maupun masyarakatdesa. Hal tersebut dilaksanakan dengancara melakukan pendampingan kedalamperencanaan dan pelaksanaan, sertadalam pemantauan pembangunan desa.Nantinya, program pendampingan dalammenyediakan sumber daya manusiapendamping dan juga manajemen.Pendamping dilakukan oleh pemerintahpusat, propinsi, dan daerah. Oleh karenaitu, saat ini pemerintahan supra-desalebihberperandalampembangunandesamelalui program pendampingan desa.Terkait dengan peran pemerintah pusat,pemerintah pusat berperan dalammemberikan bimbingan, supervisi, dankonsultasi yang berkaitan denganpenyelenggaraan pemerintahan desa,badan permusyawaratan desa, danlembaga kemasyarakatan. Selain itu,melakukan pendidikan dan pelatihantertentu kepada aparatur pemerintahandesa dan badan permusyawaratan desa,serta memfasilitasi dan melakukanpenelitian dalam rangka penentuankesatuanmasyarakathukumadatsebagaidesa. Artinya, peran pemerintah pusatlebihkepadapenetapanpedoman terkaitdengan standar dalam menghargaikeberagaman. Oleh karena, selama inipemerintah di daerah tidak dapatmenyusun kebijakan yang sesuai dengankondisi dan keberagaman setempat.Sedangkan, pemerintah propinsi dandaerah berperan dalam memberikanbantuanpendampinganuntukmelakukanpembinaan percepatan pembangunandesa.Selainitu,pemerintahpropinsijugaberperan dalam melakukan pembinaanpeningkatan kapasitas kepala desa dan

perangkatdesa,badanpermusyawaratandesa, dan lembaga kemasyarakatan;melakukan pembinaan manajemenpemerintahan desa. Sedangkan untukpemerintah daerah berperan dalammemberikan bantuan penyelenggarakanpendidikandanpelatihanyangdiberikankepada pemerintah desa, BadanPermusyawaratan Desa (BPD), lembagakemasyarakatan,danlembagaadat.

Lalu, sejauh mana manfaatpemberdayaandesadariadanyaprogrampendamping desa dan apa yang telahdikembangkan oleh desa. Sebagaimana,kemampuan pemerintah desa dalammelaksanakan tugas dan fungsi yangdimiliki akan menjadi tolak ukur bagipencapaian kinerja pemerintahan desa(PKKOD LAN, 2009). Pembangunan desamulai muncul dalam sektor irigasi,layanan pendidikan dan kesehatan, sertaBUMDesa. Dalam sektor BUMDesa,pemerintah mendorong perkembanganBUMDesa agar memperoleh akses kepasar, serta dapat mengoptimalkanpengelolaansumberdayaalamdidesa.

Sesuai dengan perkembangannya,terdapat pertumbuhan yang pesat dariBUMDesa di berbagai daerah. Haltersebut tentu patut untuk diapresiasi.Meskipunterdapatmanfaatdalambidangpembangunan infrastruktur dan bidangekonomi, namun pemerintah desaseringkali hanya sebatas atau beradapada fase administrasi pencairan danpelaporan. Tampak adanya kegagapandan juga ketakutan dalam penggunaankewenangan dan anggaran yang besartersebut. Kegagapan itu menunjukkanlemahnya kelembagaan pemerintahandesa. Artinya, perlu adanya penguatankapasitas kelembagaan pemerintahandesa.

Page 11: Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan …Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan Pemerintahan Desa Hanantyo Sri Nugroho Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ekonomi dan

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

Nugroho,MenimbangPentingnyaPenguatanKelembagaanPemerintahanDesa

45

Lalu terkait dengan dimensipolitik, UU Desa memunculkan dimensipolitik melalui partisipasi masyarakat.Partisipasi masyarakat tersebut tidakhanyadalambentukkeikutsertaandalamprogram maupun kegiatan, melainkanjuga dalam hal perumusan sertapelaksanaan kebijakan desa. Ruangpartisipasi masyarakat desa tersebutmuncul pada lembaga kemasyarakatandesa dan musyawarah desa. Lembagakemasyarakatan desa merupakan wadahpartisipasimasyarakatdesasebagaimitrapemerintahan desa. Masyarakat desamendayagunakan lembaga tersebutdalam membantu pelaksanaan fungsipenyelenggaraan pemerintahan desa,pelaksanaan pembangunan desa, danpembinaan kemasyarkatan desa sertapemberdayaan masyarakat desa. Olehkarena itu, pelaksanaan program dankegiatan yang ada di desa seharusnyamemberdayakan dan mendayagunakanlembaga kemasyarakatan yang sudahterbentuk. Terkait dengan musyawarahdesa, musyawarah desa merupakanforum permusyawaratan yang diikutioleh badan permusyawaratan desa,pemerintah desa, dan unsur masyarakatdesa. Hal ini bertujuan agar dapatmemusyawarahkan hal-hal yang bersifatstrategis dalam penyelenggaraanpemerintahan desa. Hal yang bersifatstrategistersebutmeliputipenataandesa,perencanaan desa, kerjasama desa,rencana investasi yang masuk ke desa,pembentukan Badan Usaha Milik Desa(BUMDesa), serta penambahan danpelepasan asset desa. Keterlibatanmasyarakat desa yang diharapkan dandirasakansebagaimekanismeyangdapatmenghadirkan kembali kearifan lokaldesa.

Keterlibatan masyarakat ialahjalan ketiga dalam pembangunan desa.Keterlibatan masyarakat sebenarnyadiharapkan dapat ditingkatkan sehinggaterbentuk masyarakat desa yangpartisipatif.Hal tersebutberfungsidalammengusul dan mengawal perencanaandan pelaksanaan pembangunan. Artinya,penguatan partisipasi masyarakat dapatmenjadisolusiprosespembangunandesa.Nantinya, proses partisipasi masyarakatmenjadibagiandaripemberdayaandesa.Oleh karena itu, pemberdayaan desamerupakan upaya mengembangkankemandirian desa dalam pendayagunaansumber daya lokal melaui penetapankebijakan, program, dan kegiatan yangsesuai dengan esensi masalah atauprioritas kebutuhan desa (Pitoni &Kartiwi,2016).

Dengan demikian, pelaksanaanpembangunan desa dalam undang-undang desa berangkat dari konstruksidari self-governing community. Olehkarena itu, diperlukan penguatanpengembangan kapasitas masyarakatdesa berdasarkan pada swakelola.Selanjutnya, terkait dengan kelembagaandesamemanghalinimemilikiusahayanglebihdarisekedarpendampingan.Hal inidikarenakan terkait dengan identitasmasyarakat yang ada sehingga dapatmembangun partisipasi maupunkelembagaan desa sesuai dengankeistimewaan hak asal-usul maupunkearifan lokal yangdimiliki olehmasing-masing desa. Oleh karena itu, perlu kitamemikirkan bagaimana kemudiankelembagaan desa dapat terbangunsesuaidengannilai-nilaiasliyangdimilikitanpa mengurangi otonomi maupundesentralisasi administrasi dan jugaotonomi maupun desentralisasi politik

Page 12: Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan …Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan Pemerintahan Desa Hanantyo Sri Nugroho Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ekonomi dan

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

JournalofGovernanceVolume3,Issue1,June2018

46

yang seharusnya ada pada pemerintahdesa.

Pointnya adalah pembangunanekonomidanpembangunanpolitikharusselaras dibangun bersama. Meskipun,dalam derajat dan periode tertentu adakecenderungan pelaksanaannya sedikitmenonjolkansalahsatudimensimemangdiperlukan, tetapi pembangunan desatidak boleh mendahulukan salah satuaspek dari kedua hal tersebut secaradominan. Hal ini yang masih menjadipekerjaandalamprogrampendampingandesa. Memang ada kesulitan dalammelakukan pembangunan politik,khususnyatatakelolapemerintahandesadan kelembagaan desa. Kesulitan dalammelakukan pembangunan politik terkaitdengan tata kelola pemerintahan desa,sebagaimanayangtelahdijelaskanbahwaterdapat kegagapan dan juga ketakutandalam penggunaan kewenangan dananggaranyangbesar.

HasildanDiskusiKelembagaanDesayangSepertiApa?

Mengakui dan mengembangkaneksistensi desa merupakan amanahkonstitunsi UUD 45. Perubahan sosialyang terjadi perlu diikuti oleh dinamikapemerintahan di desa, mengingat desamempunyai wilayah, sumber daya lokaldan penduduk yang menjadi basispenghidupan bagi sebagian rakyatIndonesia. Keberhasilan pembangunandesa harus menjadi indikatorpembangunan Indonesia, mengingatjumlah desa tidak kurang dari 70.000buahdanpenduduk yang tinggal di desaberkisar 60%-70%. Oleh sebab itubagaimana desa itu ke depan dapatdijadikan sebagai fokus pembangunan,agen pembangunan, fasilitator dan

akselelator pembangunan bagimasyarakat(Suwaryo,2012).

Keberagaman karakteristik ataskeistimewaan hak asal-usul desamembuat sebagian kalangan kemudianmembenturkannyadenganbentuknegarayang telah disepakati. Artinya, terdapatkekhawatiran yang mana nantinyakeberagaman tersebut dapat memudar-kanhomogenitasdalampenyelenggaraanpemerintahan. Selain itu, ada yangmemaknai bahwa pengakuan yang besarkepada pemerintah desa dipandangsebagai pelimpahan wewenang yangtidak melihat keadaan masing-masingdesa. Yang terbaca dari hal tersebutadalah pemerintah desa gagap dalammenjalankan kewenangan yang besartersebut. Hal tersebut yang kemudianmenjadicelahyangdijadikanalasanparapengkritikundang-undangdesa.

Ragam penguasaan dalam bingkaisusunan pemerintahan dalam memaknaikeberadaan desa diberlakukan karenapudarnya keistimewaan yang dimilikiolehdesa.Haliniterlihatdalamperaturanpemerintah terkait dengan pemerintahdesa. Ragam penguasaan dalam bingkaisusunanpemerintahantersebut tentunyatidak perlu dirisaukan karena dalamperaturan susunan penyelenggaraanpemerintahan, terbuka kemungkinanmasuknya keistimewaan desa kedalamsusunan pemerintahan yang ada. Olehkarena, pemerintah pusat tetapmempunyai hak dalam mengawasipenyelenggaraan pemerintah desa. Yangmenjadi titik tekan seharusnya bukanperdebatan masalah homogenitaspenyelenggaraan pemerintahan maupunkeraguan kemampuan pemerintah desasecaraberlarut-larut, tetapi lebih kepadapemerintah desa dapat menemukan

Page 13: Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan …Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan Pemerintahan Desa Hanantyo Sri Nugroho Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ekonomi dan

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

Nugroho,MenimbangPentingnyaPenguatanKelembagaanPemerintahanDesa

47

maupun melaksanakan penyelenggaraanpemerintahan sesuai dengan nilai-nilaikearifanlokalataupunhakasal-usulyangdimilikisehinggatujuanmensejahterakanmasyarakatdesa terwujud.Tentunya,haltersebutseharusnyalepasdariintervensipemerintah pusat, bahkan pemerintahsupradesa. Hal ini bertujuan agar dapatmengakui,mengakomodasi,danmerawatperbedaan dan keunikan yang dimilikiolehmasing-masingmasyarakatdesa.

Dalam penggunaan dana desa2017,penyerapandanadesamencapai94persen(Suyono,2018).Penyerapandanadesa untuk pembangunan saran danprasarana desa dominan sebesar 59persen, namun sebenarnya mengalamipenurunan 23 persen dari tahun 2016.Penurunan presentase pembangunansarana dan prasarana desa dialihkankepadapemenuhankebutuhandasardanpemerintahan desa. Peran dana desauntuk pemenuhan kebutuhan dasarmeningkat 10 persen. Apabila melihatpenggunaan dana desa menurut bidangpembangunan di Indonesia tahun 2017,bidangpenyelenggaraanpemerintahdesamasih dikisaran 10 persen. Hal tersebutjauhdibandingkandenganbidangsaranaprasarana desa sebesar 59,27 persenmaupun bidang pemenuhan kebutuhandasar sebesar 14 persen. Hal tersebutmenunjukkan bahwa pembangunan desamasih didominasi pembangunan padadimensi ekonomi. Pada sisi lain,pembangunan dimensi politik sepertibidang penyelenggaraan pemerintahandesamaupun pemberdayaanmasyarakatmasih rendah, dimana sekitar 10 persendan 7 persen. Tentunya, hal ini yangkemudian menjadi fokus dari programpendampingan desa sehingga lebihmenggeserkan pemberdayaan serta

pembangunan desa dari pembangunanekonomi ke pembangunan politik.Meskipun demikian, pendampingan yangdilakukan oleh pemerintah pusatmemang masih diperlukan. Tentunya,pendampingan ini tidak bersifatselamanya karena nantinya, diharapkanpemerintah pusat akan menarik peransedikitdemisedikitsetelahdesatersebutmandiri. Artinya, pendamping desa darikecamatan perlu ditingkatkan untukpengembangan kelembagaan dankapasitas aparatur pemerintah desa(CPPSUGM,2016).

Perubahan pembangunan yangterjadi saat ini menunjukkan perubahanke arah demokratisasi dan otonomidaerah. Hal ini berarti, penyelenggaraansusunanpemerintahandiIndonesiaharusmemperhatikan aspek keberagamankarakteristik masing-masing anggotayang terdapat dalam susunanpemerintahan tersebut. Hal ini yangdianggap sebagai penyelenggaraanpemerintahan model ke-indonesia-an(Lay,2001).Nantinya,diharapkandenganmodel tersebut dapat memunculkanpemerintahan desa yang otonom danpartisipasi masyarakat desa dalammenjalankan undang-undang desa.Dengan demikian, kemandirian danpemerataan pembangunan desa dapatterwujud.

Kesimpulan

Sekali lagi pendulum tentangpenyelenggaraan pemerintah Indonesiatelah bergerak kembali. Dalam undang-undang desa, desa telah diberikan ruangoleh pemerintah pusat terkait dengankewenangan maupun anggaran dalampenyelenggaraanpemerintahandesa.Halini menunjukkan desa telah diberikan

Page 14: Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan …Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan Pemerintahan Desa Hanantyo Sri Nugroho Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ekonomi dan

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

JournalofGovernanceVolume3,Issue1,June2018

48

pengakuan oleh negara untuk mengaturmaupun mengurus dirinya. Hal tersebutdiharapkan akan mampu menciptakanpenyelenggaraan pemerintahan desasesuai dengan kearifan lokal yang ada,memiliki kemampuan anggaran, danmelakukan pembangunan peningkatankesejahteraan masyarakat desa. Artinya,perubahan pembangunan yang terjadisaat inimenunjukkanperubahankearahdemokratisasi dan otonomi daerah.Dengan demikian, kemandirian dan jugapemerataan pembangunan dapat segeraterwujud.

Gambarandinamikapenataandanpenguatan kelembagaan pemerintahandesadibalikskemayangditawarkanolehUU Desa menunjukkan pembangunandesa di bidang ekonomi lebih baikdibandingkan dengan pembangunan dibidangkelembagaandesasetelahadanyaUU Desa. Artinya, keterbukaan ruangyangdimiliki pemerintahdesa kemudianmendahulukan pembangunan ekonomi.Tentunya, hal ini kurang sesuaidikarenakan pembangunan ekonomi danpembangunan politik melalui penataandan juga penguatan kelembagaanpemerintahandesa seharusnyadibangunsecara bersamaan. Oleh karena itu,pembangunan ekonomi dan jugapembangunan politik harus selarasdibangun bersama. Meskipun, dalamderajat dan periode tertentu adakecenderungan pelaksanaannya sedikitmenonjolkansalahsatudimensimemangdiperlukan, tetapi pembangunan desatidak boleh mendahulukan salah satuaspek dari kedua hal tersebut secaradominan.

Penyesuaian penyelenggaraanpemerintahan desa terhadap kebijakanUU Desa, terdapat adanya penataan

maupun penguatan pemerintahan desadengan memberikan pengakuan danpenghormatan atas keberadaan desamaupun masyarakat desa dalam bingkainegara kesatuan. Hal tersebut yangkemudian telahmemberikan pemerintahdesa dan masyarakat desa lebih leluasadalammengelola desa. Lebih lanjut, daripemaparan pelaksanaan undang-undangdesa dalam bidang ekonomi tersebutterlihat pencapaian pembangunan yanglebih baik. Hanya saja sinergi dan fungsikoordinasi pada pemerintah pusat perluditingkatkan. Selanjutnya terkait denganpembangunan politik, khususnya tatakelola pemerintahan desa sertakelembagaan desa memang masihditemukan kendala. Kesulitan dalammelakukanpembangunanpolitiktersebutterkait dengan tata kelola pemerintahandesa, sebagaimana yang telah dijelaskanbahwa terdapat kegagapan dan jugaketakutan penggunaan kewenangan dananggaran yang besar. Hal ini yangmasihmenjadi pekerjaan dalam programpendampingandesa.ReferensiBerdesa. (2017). Ini Beda

‘DesaMembangun’ dan ‘MembangunDesa. November.http://www.berdesa.com/beda-desa-membangun-dan-membangun-desa/

Berdesa. (2017). Ini Daftar KeberhasilanProgram Dana Desa di SeluruhIndonesia. November.http://www.berdesa.com/daftar-keberhasilan-program-dana-desa-seluruh-indonesia/

Cahyono, Heru. (2012). ArahPerkembangan Demokrasi diPerdesaan Pasca Orde Baru. JurnalMasyarakat Indonesia. 38(2), 351-374.

Page 15: Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan …Menimbang Pentingnya Penguatan Kelembagaan Pemerintahan Desa Hanantyo Sri Nugroho Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ekonomi dan

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

Nugroho,MenimbangPentingnyaPenguatanKelembagaanPemerintahanDesa

49

Djogo, Tony. (2003). Kelembagaan danKebijakan Dalam PengembanganAgroforesti. World AgroforestryCentre(ICRAF)SoutheastAsia.

Hariyati, Emi. (2015).PeranKepalaDesadalam PenyelenggaraanPemerintahan Desa Batu BalaiKecamatan Muara BengkalKabupaten Kutai Timur. Jurnal IlmuPemerintahan,3(4),1914-192.

Haryati, Eny. (2003). Konfigurasi Politik,Pembangunan Masyrakat Desa, danPenanggulangan Kemiskinan : SuatuKajianDiakronis.Yogyakarta:UGM.

Kusumanegara, Solahuddin. (2011).Dinamika politik dan pembangunanpedesaan dalam demokratisasi.Universitas Jenderal Soedirman:UPTPercetakandanPenerbitan.

Lailiani, Bella A. (2017). StrategiPemerintah Desa UntukMeningkatkanPartisipasiMasyarakatdalam Rangka Pembangunan Desa(Studi pada Desa KemamangKecamatan Balen KabupatenBojonegoro). Jurnal PenelitianAdministrasiPublik,3(2),790-798.

Lay,Cornelis. (2001).OtonomiLokaldanKeindonesiaan dalam Jurnal IlmuSosial dan Ilmu Politik, 5(2).Yogyakarta:FisipolUGM.

Nasrul, Wedy. (2013). PeranKelembagaanLokalAdatAdatDalamPembangunan Desa. Jurnal EkonomiPembangunan,14(1),Juni2013,102-109.

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun2014 tentangPeraturanPelaksanaanUndang-Undang Nomor 6 Tahun2014tentangDesa.

Pitono,Andi&Kartiwi.(2016).PenguatanPemerintahan Desa dan KelurahanMenuju Pembangunan Berkelanjutandalam Rangka Peningkatan

Kesejahteraan Masyarakat. JurnalPolitikologi,3(1),27-37.

Pusat Kajian Kinerja Otonomi Daerah(PKKOD) LAN. (2009). PeningkatanKapasitas Aparatur Desa. Jakarta:LAN.

Qodir, Abdul. (2011). AnalisisKelembagaan dalam UpayaPembangunan KesejahteraanMasyarakat : Studi Kasus PerananKoperasi Jasa Keuangan dalamPelaksanaanProgramPemberdayaanEkonomi Masyarakat Keluarahan diKelurahanKebonKosongKecamatanKemayoranKotamadyaJakartaPusat.Depok:UniversitasIndonesia.

Rahyunir, Rauf dan YusriMunaf. (2015).Lembaga kemasyrakatan diIndonesia.ZanafaPublishing.

Ras, Atma. (2016). PemberdayaanMasyarakat Sebagai UpayaPengentasan Kemiskinan. JurnalSocius Universitas Hasanuddin, XIV,56-63.

Romli, Ombi dan Nurlia, Elly. (2017).Lemahnya Badan PermusyawaratanDesa (BPD) dalam MelaksanakanFungsi Pemerintahan Desa (StudiDesa Tegalwangi Kecamatan MenesKabupaten Pandeglang). Jurnal IlmuPemerintahan (CosmoGov), 3(1), 36-54.

Undang-Undang Republik IndonesiaNomor6Tahun2014tentangDesa.

Suwaryo, U. (2012). MengembalikanOtonomi untuk Desa. JurnalPascasarjana:GOVERNANCE,2(1).

Uphoff, Norman T. (1986). LocalInstitutional development, AnAnalytical Sourcebook with cases.West Hartford Conecticut: KumarianPress.

Wasistiono, Sadu dan Irwan Tahir.(2006).ProspekPengembanganDesa.Bandung:CVFokusmedia.