penerapan program penguatan pendidikan karakter …

176
PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Ampika Wulan Martina NIM: 151134062 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 29-Mar-2022

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BERBASIS MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI
SE-KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
BERBASIS MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI
SE-KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
iii
iv
PERSEMBAHAN
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati, melindungi, memberikan
kesehatan, kelancaran, kemudahan, dan berkatNya untuk setiap proses yang saya
jalani dalam penyusunan skripsi.
2. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Santhoso dan Ibu Hartuti yang senantiasa
selalu memberikan kasih sayang, cinta, semangat, dan doa dengan penuh
ketabahan dan kesabaran, serta dalam memberikan dukungan berupa apapun
demi terselesaikannya skripsi ini.
3. Kakakku tercinta Eka Agus Evry Haryanto, Natanael Yogo Prasetyo, Ardhitya
Putra Kusprabawa yang selalu memberikan motivasi, dukungan, semangat, dan
doa dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh keluarga besar yang selalu memberikan semangat dan doa untuk
mendukung saya dalam menyelesaikan pendidikan yang saya tempuh.
5. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan doa.
6. Almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
(Mazmur 40: 5)
memelihara kamu”
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan
hasil usahamu tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu;
jangan ada orang yang memegahkan diri”
(Efesus 2: 8-9)
“Segala sesuatu yang kita kerjakan dengan ikhlas dan sabar, pasti akan
membuahkan hasil yang manis”
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 Maret 2020
vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bahwa ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Ampika Wulan Martina
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “PENERAPAN
PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS
MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN
KALASAN KABUPATEN SLEMAN”.
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
BERBASIS MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI
SE-KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN
Pendidikan Karakter oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di setiap
satuan pendidikan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk penerapan
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode
survei. Populasi penelitian ini adalah guru di sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Kalasan, Kabupaten Sleman yang berjumlah 180 guru, sedangkan sampel penelitian
berjumlah 123 guru. Jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus penentu
sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan dan diambil menggunakan metode
simple random sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner (pertanyaan terbuka
dan tertutup) dan studi dokumenter.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Kalasan sudah menerapkan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
masyarakat. Rerata keterlaksanaan penerapan seluruhnya 72% dari 8 aspek yang
merupakan pokok program PPK berbasis masyarakat di seluruh sekolah.
Keterlaksanaan penerapan tiap aspek berada pada rentang tertinggi yaitu kerja sama
orangtua peserta didik sebagai mitra dalam pendidikan karakter (98%), sedangkan
rentang terendah pada kerja sama Pengelola Pusat Kesenian dan Kebudayaan atau
komunitas yang merupakan pusat pengembangan budaya lokal dan modern (52%).
Bentuk penerapan program PPK berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Kalasan melalui berbagai variasi kegiatan seperti mengunjungi museum
yang bersifat wajib, begitu juga kolaborasi dengan berbagai lembaga
kemasyarakatan dalam PPK.
Karakter berbasis masyarakat.
ix
ABSTRACT
STRENGTHENING PROGRAM IN PUBLIC ELEMENTARY SCHOOLS OF
KALASAN, SLEMAN
2020
The background of this research is the design of a Character Education
Reinforcement program from the Ministry of Education and Culture in each
education unit. The purpose of this research is to describe the form of
implementation of community-based Character Education Reinforcement
programs in Elementary Schools in Kalasan Sub-district, Sleman Regency.
This research is a quantitative descriptive study with a survey method. The
population of this study was teachers in public Elementary Schools in Kalasan
Subdistrict, Sleman Regency, totaling 180 teachers, while the study sample
amounted to 123 teachers. The number of samples was determined using a
minimum sample determination formula according to Krejcie and Morgan and was
taken using the simple random sampling method. Data was collected by
questionnaire (open and closed questions) and documentary studies.
The results of the research showed that elementary school of Kalasan sub-
district area have applied implemented a community-based character building
reinforcement program. Average implementation for range whole 72% from 8
aspects which are the main points of PPK community-based in all schools. The
implementation of each aspect is at the highest level of application of parents
collaboration as a partner in character education (98%), whereas the lowest range
occurred in collaboration with the Manager of the Arts and Culture Center or
community which is the center of the development of local and modern culture
development (52%). The form of implementation of community-based Character
Education Reinforcement programs in Elementary Schools in Kalasan Sub-district
through various activities such as visiting mandatory museums, as well
collaboration with various social institutions in PPK.
Keywords: Public, Character Education Reinforcement, Public Based Character
Education Reinforcement
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
berkat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
Peneliti menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Program Penguatan
Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan
Kalasan Kabupaten Sleman” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi tidak
terlepas dari banyak bimbingan, dukungan, kerja sama, dan motivasi dari berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, motivasi, kritik, dan saran yang membangun dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Theresia Yunia Setyawan, S.Pd., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan, motivasi, kritik, dan saran dalam penyusunan
skripsi.
xi
6. Odo Hadinata, M.Pd., selaku Tim Pengembang Program Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk kritik dan
saran yang diberikan dalam penyusunan skripsi.
7. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam penyelesaian
perkuliahan hingga penyusunan skripsi.
8. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kecamatan Kalasan yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Sekolah Dasar
negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.
9. Seluruh validator yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk membantu
memvalidasi, kritik, dan saran pada instrumen penelitian.
10. Kepala Sekolah dan Guru SD Negeri se-Kecamatan Kalasan yang telah
memberikan izin dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian.
11. Orang tuaku Santhoso dan Hartuti yang selalu mendoakan, memberikan
dukungan, motivasi, saran, mempersiapkan semua kebutuhan dan kelengkapan
dalam penyusunan hingga penyelesaian skripsi.
12. Kakakku tercinta Eka Agus Evry Haryanto, Natanael Yogo Prasetyo, Ardhitya
Putra Kusprabawa, dan seluruh keluarga besar yang selalu mendoakan,
memberikan semangat, dan dukungan dalam penyusunan hingga penyelesaian
skripsi ini.
13. Teman payung kecil skripsi Fransiscus Xaverius Herdyan Sudarwanto dan
Monieca Nana Honey yang berjuang bersama dalam penyusunan skripsi,
menguatkan satu sama lain, dan motivasi hingga penyelesaian skripsi ini.
14. Sahabat dan teman yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan doa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
15. Teman-teman PGSD kelas D dan PGSD satu angkatan yang saling mendukung
satu sama lain sepanjang perkuliahan.
16. Seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan skripsi
ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat peneliti
sebutkan satu per satu.
Peneliti bersyukur atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak hingga
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Peneliti menyadari banyak kekurangan
dalam penyusunan skripsi, oleh karena itu demi kesempurnaan skripsi ini peneliti
membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Peneliti berharap semoga skripsi
ini bermanfaat sebagaimana mestinya.
xiii
ABSTRAK ............................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................. ix
B. Batasan Masalah ............................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
F. Definisi Operasional ......................................................................... 7
A. Kajian Pustaka .................................................................................. 8
1. Pendidikan Karakter ..................................................................... 8
Masyarakat ................................................................................... 25
C. Kerangka Berpikir............................................................................. 38
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 40
1. Populasi ........................................................................................ 42
2. Sampel .......................................................................................... 43
1. Kuesioner ..................................................................................... 48
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................... 63
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 63
2. Deskripsi Responden Penelitian................................................... 65
Karakter Berbasis Masyarakat di Sekolah Dasar Negeri se-
Kecamatan Kalasan ........................................................................... 66
B. Pembahasan ...................................................................................... 83
xv
Tabel 3.2 Penentuan Jumlah Sampel Minimal Menurut Krejcie dan
Morgan .................................................................................... 44
Tabel 3.4 Skala Guttman ......................................................................... 50
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Pertanyaan Tertutup ................................ 51
Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Pertanyaan Terbuka ............................... 51
Tabel 3.7 Daftar Cek SD Negeri se-Kecamatan Kalasan ....................... 52
Tabel 3.8 Konversi Nilai Skala Lima ...................................................... 54
Tabel 3.9 Modifikasi Nilai Skala Lima ................................................... 55
Tabel 3.10 Konversi Data Kualitatif Skala Lima ...................................... 57
Tabel 3.11 Hasil Rekapitulasi Validitas Isi ............................................... 57
Tabel 3.12 Hasil Validitas Muka .............................................................. 58
Tabel 4.1 Daftar Sekolah Dasar Negeri yang Diteliti ............................. 63
Tabel 4.2 Hasil Frekuensi Sebaran Data Kuesioner ................................ 66
Tabel 4.3 Perolehan Persentase Butir Pertanyaan Tertutup 1-8 .............. 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Halaman
Gambar 2.1 Keterpaduan Olah Hati, Olah Raga, Olah Pikir, dan Olah
Karsa ........................................................................................ 15
Gambar 3.1 Persentase Pembagian Sampel ................................................. 45
Gambar 4.1 Grafik Persentase Keseluruhan Butir Pertanyaan Tertutup ..... 67
Gambar 4.2 Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 1 ....................... 68
Gambar 4.3 Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 2 ....................... 69
Gambar 4.4 Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 3 ....................... 70
Gambar 4.5 Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 4 ....................... 71
Gambar 4.6 Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 5 ....................... 72
Gambar 4.7 Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 6 ....................... 73
Gambar 4.8 Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 7 ....................... 74
Gambar 4.9 Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 8 ....................... 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ...... 97
Lampiran 2 Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan
Bangsa dan Politik ............................................................. 98
UPT Kecamatan Kalasan ................................................... 99
Penelitian kepada UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan
Kalasan .............................................................................. 100
kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik ..................... 101
Lampiran 6 Data SD Negeri se-Kecamatan Kalasan ............................. 102
Lampiran 7 Coding Data Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Kalasan
............................................................................................ 103
Tertutup .............................................................................. 107
Terbuka ............................................................................... 111
Lampiran 12 Surat Pengantar Pengisian Instrumen Penelitian ................ 118
Lampiran 13 Lembar Identitas Responden .............................................. 119
Lampiran 14 Instrumen Penelitian Pertanyaan Tertutup dan Terbuka .... 120
Lampiran 15 Surat Permohonan Validasi Instrumen Penelitian .............. 123
Lampiran 16 Data Validasi Instrumen oleh 10 Validator ........................ 124
Lampiran 17 Hasil Validasi Instrumen Pertanyaan Tertutup dan
Pertanyaan Terbuka ............................................................ 154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
merupakan suatu proses pengembangan diri untuk melangsungkan kehidupan
yang mencakup usaha untuk memenuhi fungsi hidup, baik jasmani maupun
rohani (Salim & Kurniawan, 2012: 27).
Pemerataan pendidikan di Indonesia yang belum maksimal menjadikan
pembentukan karakter masyarakat kurang optimal. Saat ini pemerintah terus
berusaha untuk memperbaiki kualitas pendidikan dengan peningkatan mutu serta
pemerataan pendidikan sebagai sarana untuk pembentukan karakter atau
kepribadian anak.
Pendidikan karakter atau sering disebut PPK menjadi bagian penting untuk
semua orang sehingga perlu ditanamkan di sekolah sebagai lembaga pendidikan.
Masyarakat berusaha untuk semakin memprioritaskan pendidikan karakter
karena berbagai persoalan yang mengancam keutuhan dan masa depan bangsa
seperti maraknya tindakan intoleransi dan kekerasan atas nama agama yang
mengancam kebhinekaan NKRI, munculnya gerakan separatis, perilaku
kekerasan, kejahatan seksual, tawuran pelajar, pergaulan bebas dan
kecenderungan anak muda pada penyalahgunaan narkoba.
Peran masyarakat dalam pengembangan dan pembentukan karakter sangat
jarang mendapat perhatian, baik pemerintah sebagai pembuat kebijakan, maupun
sekolah sebagai pelaksana pengembangan karakter. Peranan masyarakat dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pembentukan karakter tidak kecil, begitu juga sekolah hadir di masyarakat agar
kehidupan dan tatanan masyarakat tetap terjaga, sehingga peran masyarakat
lebih difokuskan dan sangat diperlukan dalam pembentukan karakter melalui
pendidikan di sekolah. Kolaborasi masyarakat dengan sekolah dalam
pembentukan karakter melalui program PPK memiliki dampak yang seimbang
antara yang terjadi di sekolah dengan penguatan dan pemberdayaan yang ada di
masyarakat (Koesoema, 2017: 7).
kolaborasi dengan masyarakat maka, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Tim Penyusun PPK, 2017: 6a) menegaskan Penguatan Pendidikan Karakter di
sekolah sebagai Gerakan Nasional yang telah dilaksanakan sejak tahun 2010.
Meskipun bukan sebagai sesuatu yang dianggap baru, pendidikan karakter cukup
menjadi semacam “greget” bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan di
Indonesia untuk membenahi moral generasi muda (Wibowo, 2012: 25).
Menyongsong Generasi Emas 2045, pemerintah menguatkan karakter
generasi muda agar memiliki keunggulan dalam persaingan global abad 21.
Pemerintah mendorong peningkatan keterampilan abad 21 atau diistilahkan
dengan 4C yaitu kecakapan berkomunikasi (communication), kerja sama dalam
pembelajaran (collaboration), kecakapan berpikir kritis (critical thinking and
problem solving), dan kemampuan mengembangkan (creativity and innovation).
Selain itu, di tahun 2017 Kemendikbud menargetkan sebanyak 1.626 sekolah
akan menjadi target pengembangan PPK dan memberikan dampak pada 9.830
sekolah di sekitarnya. Hal tersebut perlu dioptimalkan sehingga diperlukan
Penguatan Pendidikan Karakter bangsa.
3
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang menjadi salah satu butir Nawacita
yang dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui Gerakan Nasional Revolusi
Mental (GNRM). Komitmen ini ditindaklanjuti dengan arahan Presiden kepada
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengutamakan dan membudayakan
pendidikan karakter di dalam dunia pendidikan. Gerakan PPK menempati
kedudukan fundamental saat pemerintah merancang revolusi karakter bangsa
yang tertuang dalam Nawacita melalui budi pekerti dan pembangunan karakter
peserta didik sebagai bagian dari revolusi mental. PPK adalah program
pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi
sesuai dengan falsafah Pancasila. Lima nilai utama karakter yang saling
berkaitan dan perlu dikembangkan yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian,
gotong royong, dan integritas.
Menurut Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter, Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan di bawah
tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik
melalui harmonisasi, olah hati, olah karsa, olah pikir, dan olah raga dengan
pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat
sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Permendikbud
Nomor 20 Tahun 2018 pasal 1 ayat 1 tentang PPK di satuan pendidikan formal
menegaskan bahawa satuan pendidikan formal, yang selanjutnya disebut sekolah
adalah kelompok layanan yang menyelenggarakan pendidikan formal,
terstruktur, dan berjenjang yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan masyarakat.
4
Penerapan PPK dilakukan dengan tiga basis utama antara lain PPK
berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat. PPK berbasis kelas
dilaksanakan melalui pengintegrasian PPK dalam pembelajaran di kelas, PPK
berbasis budaya sekolah dilaksanakan melalui pembiasaan nilai-nilai keseharian
sekolah, keteladanan, serta tradisi, dan PPK berbasis masyarakat dilakukan
dengan melibatkan mitra yang ada di masyarakat. Penelitian ini, berfokus pada
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat untuk mengetahui
upaya yang dilakukan sekolah dalam menerapkan atau mendukung tercapainya
program PPK berbasis masyarakat dalam kerja samanya antara sekolah dengan
pihak luar sekolah atau masyarakat (Effendy, 2017: 35).
Bentuk kolaborasi sekolah dengan komunitas untuk program PPK di
antaranya adalah mengunjungi museum, cagar budaya, sanggar tari, kerja sama
dengan media televisi, koran, majalah, gerakan literasi, radio, sedangkan
lembaga pemerintah yang terlibat dalam PPK di antaranya Badan Narkotika
Nasional, Kepolisian, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan lain-lain. Peran
masyarakat dalam pendidikan menunjukkan bahwa keberhasilan pendidikan
bergantung pada kemitraan antara pelaku pendidikan yakni keluarga, sekolah,
dan masyarakat.
Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat di Sekolah Dasar Negeri
se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman”. Kecamatan Kalasan dipilih karena
ingin melihat sejauh mana peran masyarakat dalam pembentukan karakter
peserta didik dan bentuk penerapan yang dilakukan. Kerja sama yang dilakukan
sekolah dan masyarakat akan menjadi keberhasilan penerapan program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Batasan Masalah
Masalah yang diteliti dibatasi sebagai berikut.
1. Subjek penelitian ini adalah guru kelas sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Kalasan, Kabupaten Sleman.
2. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan simple random sampling.
3. Fokus penelitian ini pada program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten
Sleman.
1. Sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan?
2. Bagaimana pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan?
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kacamatan Kalasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
evaluasi dan terbentuk kerja sama baik yang dilakukan satuan pendidikan
dengan lembaga luar sekolah atau kemasyarakatan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Sekolah dapat mengetahui sejauh mana penerapan program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat melalui kegiatan
yang ada di sekolah sebagai tempat siswa dalam membentuk karakter dan
mencerminkan pendidikan yang baik.
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat sebagai sarana pembentukan
karakter siswa dalam berkolaborasi dengan masyarakat.
c. Bagi Peneliti
tentang penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
berbasis masyarakat.
7
sebagai berikut.
mengarahkan peserta didik menjadi lebih baik dalam hidup, sikap, dan
kepribadian serta tingkah lakunya.
karakter peserta didik dalam berbagai keterlibatan dan kerja sama antara
satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan
Nasional Revolusi Mental (GNRM) melalui harmonisasi olah hati, olah raga,
olah pikir, dan olah karsa.
3. Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat merupakan kerja sama
yang dilakukan oleh pihak sekolah dengan orangtua, pengelola pusat kesenian
dan budaya, lembaga pemerintah, komunitas yang menyediakan sumber
pembelajaran, komunitas masyarakat sipil penggerak pendidikan, komunitas
keagamaan, lembaga bisnis dan perusahaan, lembaga penyiaran media, serta
komunitas lain yang ada di masyarakat untuk mewujudkan kegiatan dalam
membentuk program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Pendidikan yang baik akan ditunjang oleh beberapa unsur salah satunya
adalah karakter. Pendidikan mempunyai arti luas yang mencakup semua
perbuatan atau usaha dari generasi tua untuk mengalihkan nilai-nilai serta
melimpahkan pengetahuan, pengalaman, kecakapan serta keterampilan
kepada generasi selanjutnya agar dapat memenuhi fungsi hidup, baik
jasmani begitu pula rohani (Salim & Kurniawan, 2012: 27). Selain itu
pendidikan juga mempersiapkan dan menumbuhkan anak didik atau
individu manusia yang prosesnya berlangsung secara terus menerus sejak
ia lahir sampai ia meninggal (Budiyanto, 2010: 7). Kemudian Ki Hadjar
Dewantara (dalam Kurniawan, 2013: 27) menambahkan bahwa
pendidikan adalah segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar
menjadi manusia dan anggota masyarakat yang dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Berdasarkan pendapat yang telah disampaikan para ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah pengetahuan yang dimiliki
manusia untuk mempersiapkan dan menumbuhkan dirinya dalam
mencapai kebahagiaan.
9
seseorang atau sesuatu yang berbeda dengan orang lain (Zubaedi, 2012:
9). Selain itu, karakter adalah sesuatu yang mengualifikasi pribadi
seseorang. Karakter menjadi identitas, ciri, sifat yang tetap, dan mengatasi
pengalaman yang selalu berubah (Adisusilo, 2013: 77). Departemen
Pendidikan Nasional (2011: 623) menegaskan bahwa karakter adalah sifat-
sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari
yang lain.
disimpulkan bahwa karakter merupakan ciri perilaku seseorang yang
berasal dari diri sendiri dan bersifat tetap untuk membedakan dengan
perilaku orang lain.
c. Pendidikan Karakter
untuk membentuk perilakunya agar menjadi lebih baik. Pendidikan
karakter merupakan pendidikan budi pekerti dengan program pengajaran
yang bertujuan mengembangkan watak dan tingkah laku peserta didik
dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai
kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya,
disiplin, dan kerja sama yang menekankan ranah afektif tanpa
meninggalkan ranah kognitif, dan ranah keterampilan (Zubaedi, 2011: 25).
Hal yang sama dikatakan oleh Albertus (2010: 5) yang menyatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dalam menghayati nilai-nilai yang dianggap baik, luhur, dan layak
diperjuangkan sebagai pedoman bertingkah laku bagi kehidupan pribadi
ketika berhadapan dengan dirinya, sesama, dan Tuhan. Sementara Yahya
Khan (2010: 34) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah proses
kegiatan yang dilakukan dengan segala daya dan upaya secara sadar dan
terencana untuk mengarahkan anak didik.
Dari beberapa pengertian pendidikan karakter di atas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah kegiatan pengajaran yang
dilakukan untuk mengarahkan peserta didik menjadi lebih baik dalam
hidup, sikap, dan kepribadiannya serta dalam tingkah lakunya.
d. Pusat Pendidikan Karakter
keterlibatan pusat pendidikan karakter sebagai berikut.
1) Lingkungan keluarga
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keluarga adalah ibu dan
bapak beserta anak-anaknya dan seisi rumah (Departemen Pendidikan
Nasional, 2011: 659). Fungsi keluarga adalah fungsi pendidikan.
Keluarga merupakan aspek penting untuk menanamkan karakter dan
menjadi tempat berlangsungnya sosialisasi dalam pembentukan
kepribadian.
11
yang menentukan perkembangan dan pembinaan pendidikan karakter
(Salim & Kurniawan, 2012: 268). Pendidikan karakter di lingkungan
sekolah diintegrasikan dalam pembelajaran di kelas. Pembelajaran
nilai-nilai karakter berkaitan dengan pengalaman dalam kehidupan
siswa sehari-hari di masyarakat.
hal ini menunjukkan bahwa kepedulian masyarakat dibutuhkan dan
keberadaannya sangat berpengaruh terhadap terlaksananya pendidikan
di sekolah, karena sekolah tidak mampu melaksanakan program-
program tanpa adanya dukungan dan kerja sama dengan masyarakat.
e. Komponen Pendidikan Karakter
Proses pendidikan akan lebih terarah pada tujuan yang akan dicapai,
karena pendidikan memiliki komponen (Kurniawan, 2013: 49).
Komponen yang mendukung pendidikan karakter di antaranya dijelaskan
sebagai berikut.
1) Pendidik
bahwa dari segi bahasa, pendidik ialah orang yang memikul tanggung
jawab untuk mendidik, sehingga timbul kesan bahwa pendidik ialah
orang yang melakukan kegiatan dalam hal mendidik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
seseorang untuk menjalankan kegiatan pendidikan (Poerwadarminta
(dalam Kurniawan, 2013: 52)). Peserta didik merupakan orang-orang
yang memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan, maupun arahan
dari orang lain.
Dalam proses pendidikan karakter dan pengajaran nilai-nilai
karakter, Kurniawan (2013: 55) menekankan bahwa diperlukan
pendekatan yang bersifat multi approach yang meliputi hal-hal sebagai
berikut.
b) Pendekatan filosofis yang memandang bahwa peserta didik adalah
makhluk rasional yang didasarkan pada sejauh mana kemampuan
berpikirnya dapat dikembangkan sampai pada titik maksimal
perkembangannya.
c) Pendekatan sosio kultural di mana peserta didik dianggap sebagai
makhluk bermasyarakat dan berkebudayaan dalam kehidupan
bermasyarakat yang berkebudayaan.
menciptakan, berkemauan, dan merasa.
di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pendidikan karakter terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
pendekatan dalam pendidikan karakter.
adalah pengetahuan yang dimiliki manusia untuk mencapai
kebahagiaan, sedangkan karakter adalah ciri seseorang untuk
membedakan perilakunya dengan orang lain. Pengertian pendidikan
karakter adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjadi lebih baik
dalam tingkah lakunya. Pihak yang terlibat dalam pembentukan
pendidikan karakter yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat, sedangkan komponen yang mendukung pendidikan
karakter yaitu pendidik, peserta didik, dan pendekatan dalam
pendidikan karakter.
a. Latar Belakang
pendidikan karakter bangsa. Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)
merupakan salah satu gerakan yang ingin dilakukan oleh Presiden untuk
diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satunya
dalam dunia pendidikan. Pada tahun 2010, pendidikan karakter sudah
pernah diluncurkan sebagai gerakan nasional. Namun gerakan pendidikan
karakter ini belum cukup kuat. Karena itu, pendidikan karakter perlu
dikuatkan kembali menjadi gerakan pendidikan karakter bangsa melalui
program nasional berupa Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
karakter bangsa secara efektif dan sistematis melalui penerapan nilai-nilai
utama GNRM yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong
royong, dan integritas. Hal ini tentunya akan menjadi fokus dalam
pembelajaran, pembiasaan, dan pembudayaan, sehingga pendidikan
karakter bangsa sungguh dapat mengubah perilaku, cara berpikir, dan cara
bertindak seluruh bangsa Indonesia menjadi bangsa yang semakin baik dan
berintegritas.
Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter yang disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di bawah
tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta
didik melalui harmonisasi olah hati, olah karsa, olah pikir, dan olah raga
dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan
masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM). Pendapat lain mengenai PPK diungkapkan oleh Sriwilujeng
(2017: 6) yang menyatakan bahwa PPK merupakan proses pembentukan,
transformasi, dan pengembangan potensi peserta didik agar berpikiran,
berhati, dan berperilaku baik.
untuk memperkuat karakter sebagai proses pembentukan, transformasi,
dan pengembangan potensi peserta didik agar berpikiran, berhati, dan
berperilaku baik, sehingga mampu mewujudkan keterpaduan nilai-nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
secara ringkas ditunjukkan dalam Gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1 Keterpaduan Olah Hati, Olah Karsa, Olah Pikir, dan
Olah Raga
b erorientasi, IPTEKS, dan
bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan
berjiwa patriotik
royong, nasionalis, kosmospolit,
mengutamakan kepentingan umum,
beretos kerja
Olah Pikir
16
Pendidikan karakter adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal
dari pandangan hidup, agama, budaya, dan nilai dalam tujuan pendidikan
nasional (Zubaedi, 2011: 72-73). Dari keterpaduan harmonisasi antara
olah hati, olah karsa, olah pikir, dan olah raga dapat dikembangkan 18 nilai
dalam pendidikan karakter. Kedelapan belas nilai karakter yang
dikembangkan, menurut Kurniawan (2013: 41), adalah sebagai berikut.
1) Religius
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk
agama lain. Contoh kegiatan nilai religius yaitu menghadirkan tokoh
keagamaan, dan kegiatan yang mencerminkan nilai religius yaitu
keberimanan terhadap Tuhan.
perkataan, perbuatan, dan pekerjaan.
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain
yang berbeda dari dirinya. Contoh nilai toleransi yaitu tidak
membedakan agama, suku, ras, dan budaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5) Kerja keras
sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan
tugas serta menyelesaikan tugas sebaik-baiknya.
6) Kreatif
menghasilkan cara baru dari sesuatu yang telah dimiliki atau
mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu.
7) Mandiri
menggantungkan pada orang lain dalam menyelesaikan tugas.
8) Demokratis
yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9) Rasa ingin tahu
Nilai rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang berupaya
untuk mengetahui lebih dalam dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat,
atau didengar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
kepentingan diri dan kelompoknya.
11) Cinta tanah air
diri dan kelompoknya.
12) Menghargai prestasi
mendorong dirinya menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat serta menghormati keberhasilan orang lain.
13) Bersahabat/komunikatif
senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14) Cinta damai
dirinya.
untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
19
mencegah kerusakan lingkungan alam sekitar dan mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17) Peduli sosial
Nilai peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu memberi
bantuan pada orang lain yang membutuhkan.
18) Tanggung jawab
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan (alam, sosial, dan
budaya), negara, dan Tuhan YME.
Kedelapan belas nilai pendidikan karakter tersebut selanjutnya
dikristalisasi menjadi lima nilai utama yang membentuk jejaring nilai.
Mengacu pada Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 sebagaimana nilai
pendidikan karakter tersebut saling berkaitan, berikut penjelasan kelima
nilai karakter.
1) Religiusitas
individu dengan alam semesta (lingkungan).
Sub nilai religiusitas antara lain adalah cinta damai, toleransi,
menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian,
percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, anti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kehendak, mencintai lingkungan, dan melindungi yang kecil dan
tersisih.
dan berbuat yang menunjukkan berbagai macam sikap baik,
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
sendiri dan orang lain.
menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.
3) Kemandirian
pikiran, serta waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.
Sub nilai kemandirian antara lain adalah etos kerja (kerja keras),
tangguh, tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian,
dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4) Gotong royong
menghargai semangat kerja sama dan membantu menyelesaikan
persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, serta
memberi bantuan pada orang yang membutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah
mufakat, tolong-menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti
kekerasan, dan sikap kerelawanan.
Sub nilai integritas antara lain adalah kejujuran, cinta pada
kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung
jawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama
penyandang disabilitas).
memiliki tujuan sebagai berikut.
makna dan nilai karakter sebagai jiwa atau generator utama
penyelenggaraan pendidikan.
abad 21.
pendidikan melalui harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah raga
(estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah karsa (kinestetik).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pendidikan (kepala sekolah, guru, siswa, pengawas, dan komite
sekolah) untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan
karakter.
6) Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam
mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Jadi, inti dari tujuan pendidikan karakter lebih mengutamakan
pertumbuhan moral individu yang ada dalam lembaga pendidikan
sehingga perlu dikembangkan program guna membangun dasar dan
sumber-sumber yang ada serta melestarikan kebudayaan dan jati diri.
e. Manfaat Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter sebagai berikut.
dengan kompetensi abad 21, yaitu berpikir kritis, kreativitas,
komunikasi, dan kolaborasi.
2) Pembelajaran dilakukan terintegrasi di sekolah dan di luar sekolah
dengan pengawasan guru.
3) Revitalisasi peran Kepala Sekolah sebagai manajer dan guru sebagai
inspirator PPK.
4) Revitalisasi Komite Sekolah sebagai badan gotong royong sekolah dan
partisipasi masyarakat.
23
hari.
dapat mendukung proses pembentukan karakter yang baik, sehingga
penerapan karakter semakin terbentuk melalui kerja sama yang
dilakukan.
Dalam konsep dasar dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter
(Tim Penyusun PPK, 2017a), pemerintah menggunakan tiga pendekatan
pendidikan karakter, yaitu berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan
berbasis masyarakat. Ketiga pendekatan ini saling terkait dan merupakan
satu kesatuan yang utuh. Pendekatan ini membantu satuan pendidikan
dalam merancang program dan kegiatan PPK (Kemendikbud, 2017: 7).
Gerakan PPK juga dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum
yang sudah ada dan dimiliki oleh sekolah (Albertus, 2015: 15). Berikut
adalah penjelasan basis gerakan PPK.
1) Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas
Dalam PPK berbasis kelas, pengintegrasian proses pembelajaran
dilaksanakan melalui isi kurikulum pada mata pelajaran secara tematik
maupun terintegrasi dalam mata pelajaran lain. Kualitas PPK berbasis
kelas merupakan tanggung jawab kepala sekolah. Agar proses PPK
berbasis kelas dapat berjalan dengan lancar, maka pelaku pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
memberikan masukan yang baik (Tim Penyusun PPK, 2017: 12b).
2) Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah
PPK berbasis budaya sekolah meninjau berbagai bentuk
pembiasaan melalui proses pembudayaan. PPK berbasis budaya
sekolah mengembangkan berbagai relasi antara budaya pendidikan
karakter dengan lingkungan sekolah dan menekankan pembiasaan nilai
utama keseharian di sekolah, mengembangkan dan memberi ruang
untuk potensi siswa melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler,
memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah. Budaya sekolah
yang baik dapat mengembangkan iklim akademik yang diperlukan
sekolah dalam menetapkan atau memperkuat branding sekolah (Tim
Penyusun PPK, 2017: 19b).
PPK berbasis masyarakat merupakan kolaborasi antara sekolah
dengan pihak luar sekolah. Satuan pendidikan tidak dapat menutup diri
dari kemungkinan berkolaborasi dengan lingkungan luar sekolah.
Pelibatan publik dibutuhkan karena sekolah tidak dapat melaksanakan
visi dan misinya sendiri. Kerja sama sekolah dengan lembaga
pemerintah merupakan jaringan pendidikan yang dilibatkan pada
proses pendidikan dalam pembentukan karakter (Albertus, 2018:137).
Karena itu, berbagai macam kerja sama dan kolaborasi sangat
diperlukan dalam satuan pendidikan yang dapat menjadi mitra PPK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
(PPK) dapat disimpulkan bahwa program Penguatan Pendidikan Karakter
dilatarbelakangi oleh Nawacita Presiden Joko Widodo dengan Gerakan
Nasional Revolusi Mental (GNRM). Pengertian Penguatan Pendidikan
Karakter adalah proses pemberian bantuan secara terus menerus di bawah
tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter anak sebagai
pembentukan akhlak. Dalam Penguatan Pendidikan Karakter terdapat 5 nilai
utama karakter yang menjadi prioritas pengembangan yaitu religiusitas,
nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Adapun Penguatan
Pendidikan Karakter mempunyai tujuan mengembangkan platform
pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa
utama dengan memperhatikan keragaman, merevitalisasi, memperkuat
potensi serta kompetensi ekonomi pendidikan. Manfaat pendidikan karakter
adalah mempersiapkan daya saing siswa dengan kompetensi abad 21, yaitu
berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. PPK menggunakan
pendekatan dengan tiga basis utama yaitu basis kelas, budaya sekolah, dan
masyarakat.
Peningkatan mutu pendidikan merupakan usaha yang dilakukan
sekolah. Pencapaian mutu pendidikan akan terlaksana jika ada partisipasi
masyarakat dalam menjalin kerja sama dengan sekolah untuk kemajuan
pendidikan. Koentjaraningrat (2009: 115-118) menyatakan bahwa
masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
masyarakat memiliki empat ciri yaitu interaksi antar warga, adat istiadat,
kontinuitas waktu, dan rasa identitas kuat yang mengikat semua warga.
Kemendikbud dalam Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan
(RNPK) 2017 mencanangkan gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
yang di dalamnya menyatakan bahwa PPK membutuhkan berbagai
kolaborasi dan kerja sama antar komunitas terutama peranan masyarakat di
sekolah. Dalam pendidikan karakter peran lingkungan masyarakat
mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
untuk membangun kerja sama antara lembaga pendidikan dan komunitas
yang ada di masyarakat agar kehadiran lembaga pendidikan semakin
bermakna dan bermutu.
sekolah. Tim Penyusun PPK (2017: 42a) menjelaskan bahwa satuan
pendidikan dapat melakukan berbagai kolaborasi dengan lembaga,
komunitas, dan organisasi lain di luar satuan pendidikan, yang dapat
menjadi mitra dalam Penguatan Pendidikan Karakter di antaranya sebagai
berikut.
1) Komunitas orangtua peserta didik atau paguyuban orangtua, baik per
kelas atau per sekolah
27
perkumpulan, kelompok hobi, sanggar kesenian, bengkel teater, yang
merupakan pusat pengembangan kebudayaan lokal dan modern
3) Lembaga-lembaga pemerintahan (BNN, Kepolisian, KPK, Kemenkes,
Kemenpora, dan lain-lain)
paguyuban pecinta lingkungan, dan lain-lain)
5) Komunitas masyarakat sipil pegiat pendidikan
6) Komunitas keagamaan
pelukis, dan lain-lain)
8) Lembaga bisnis dan perusahaan yang memiliki relevansi dan komitmen
dengan dunia pendidikan
9) Lembaga penyiaran media, seperti televisi, koran, majalah, radio, dan
lain-lain
Berbasis Masyarakat
Karakter melalui kerja sama atau kolaborasi dengan komunitas adalah
sebagai berikut.
1) Penanggung jawab utama dalam setiap program dan kegiatan PPK di
lingkungan sekolah adalah kepala sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
komunitas sekolah.
peserta didik.
komunitas tertentu perlu didiskusikan dan dikomunikasikan dengan
seluruh komunitas sekolah.
pembuatan proposal, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan.
6) Prinsip kolaborasi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip umum
PPK, tidak melanggar nilai-nilai moral, dan tidak menjadikan sekolah
sebagai objek pemasaran produk tertentu.
c. Bentuk Kolaborasi Peguatan Pendidikan Karakter Berbasis
Masyarakat
pengembangan Penguatan Pendidikan Karakter dengan komunitas di luar
sekolah (Tim Penyusun PPK, 2017: 43a). Bentuk kolaborasi itu adalah
sebagai berikut.
Sekolah dapat mengadakan kunjungan museum untuk
memperluas pengetahuan anak mengenai benda atau cerita bersejarah,
cagar budaya, kelompok hobi, dan komunitas budaya sehingga anak
mampu menjaga kekayaan warisan budaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Sekolah dapat bekerja sama dengan komunitas para seniman,
penyair, dan sastrawan sehingga dapat membangun kolaborasi dan
bekerja sama untuk pengembangan seniman melalui program
mentoring, tutoring, atau belajar bersama. Kerja sama yang dilakukan
sekolah dengan komunitas pengelola pusat kesenian dan budaya
seperti, kelompok hobi, bengkel teater, padepokan silat, studio musik,
bengkel, dan pusat-pusat pengembangan kebudayaan lokal dan modern.
3) Kelas inspirasi
bertujuan agar setiap peserta didik memperoleh inspirasi dari
pengalaman para tokoh profesional untuk memberikan semangat dan
motivasi dalam meningkatkan belajar.
4) Program siaran on-air
elektronik, dan penyiaran untuk membahas tentang Penguatan
Pendidikan Karakter di sekolah.
seperti televisi, koran, majalah, dan radio untuk meliput kegiatan
sekolah sekaligus sebagai promosi terkait program Penguatan
Pendidikan Karakter yang ada di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
mengembangkan literasi sekolah seperti toko buku, penerbit,
percetakan, gerakan masyarakat peduli literasi pendidikan,
perpustakaan daerah, dan perpustakaan nasional.
7) Literasi digital
didik dengan memanfaatkan kerja sama melalui berbagai pihak seperti
Kementerian Komunikasi dan Informasi maupun organisasi pegiat
literasi digital dalam melatih keterampilan pemanfaatan media.
8) Kerja sama dengan komunitas keagamaan
Kerja sama yang dilakukan dengan lembaga atau komunitas
keagamaan dapat membentuk nilai spiritual serta menumbuhkan
semangat kerohanian.
Masyarakat
diperhatikan beberapa aspek penting sebagai berikut.
1) Pengkondisian di lingkungan masyarakat
Masyarakat sebagai lingkungan pendidikan berperan dalam
terselenggaranya proses pendidikan karakter. Orangtua di lingkungan
keluarga dituntut agar dapat memilih lingkungan yang mendukung
pendidikan karakter dan menghindari kondisi lingkungan masyarakat
yang buruk. Salim & Kurniawan (2012: 21) menegaskan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
perkembangan kepribadian atau karakter anak.
2) Sarana-sarana pendidikan karakter di lingkungan masyarakat
a) Tempat-tempat ibadah
untuk tempat melaksanakan ibadah saja, tetapi juga sebagai tempat
dialog keagamaan, tempat pembinaan, dan musyawarah. Kurniawan
(2013: 198) menjelaskan bahwa tempat ibadah dapat menjadi pusat
penyemaian nilai-nilai karakter masing-masing individu di
masyarakat.
dibutuhkan dalam membantu tumbuhnya nilai-nilai karakter.
Kurniawan (2013: 198) mengatakan bahwa perpustakaan daerah
adalah referensi sumber belajar peserta didik. Lingkungan keluarga
sangat berperan dalam membentuk kebiasaan anak untuk membaca.
Upaya yang dilakukan perpustakaan daerah dengan sosialisasi
lingkungan yang mengapresiasi budaya akademik khususnya
membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dalam pembentukan pendidikan karakter.
dipertahankan seperti peringatan hari Kebangkitan Nasional, hari
Kartini, hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, dan hari
Sumpah Pemuda. Kegiatan masyarakat lain juga penting untuk
dipelihara. Melalui kegiatan seperti itu masyarakat dapat berkumpul
dan menjalin interaksi positif dengan sesamanya (Kurniawan, 2013:
201).
berbeda. Profesi yang dimiliki merupakan cerminan terbentuknya
karakter. Dukungan fasilitator dapat dilakukan dengan kerja sama
komunitas seni budaya, pecinta satwa, membangun dunia usaha dan
dunia industri, pelibatan instansi seperti Puskesmas, Polsek,
Koramil, Perpustakaan daerah, Madrasah Diniyah, sekolah Minggu,
Pasraman, dan lainnya. Dalam hal ini dukungan fasilitator
memberikan kesempatan pada peserta didik mengenal dunia kerja
untuk menumbuhkan jiwa kemandirian. Hal ini dapat dilakukan
dengan menciptakan keharmonisan satuan pendidikan dengan
kondisi lingkungan keluarga dan masyarakat serta membangun
komunitas efektif dengan masyarakat untuk mendukung
terlaksananya PPK.
33
kolaborasi dengan pengelola media massa. Media massa merupakan
sarana komunikasi yang menjangkau masyarakat secara luas
sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara
bersamaan. Hendaknya media massa dapat menyajikan materi yang
bukan sekedar hiburan bagi masyarakat, namun mempertimbangkan
aspek pendidikan bagi masyarakat (Kurniawan, 2013: 201). Media
massa yang digunakan contohnya televisi, penyiaran radio, koran,
majalah dan lainnya. Peran media massa amat diperlukan untuk
mendukung program pendidikan karakter di lingkungan masyarakat.
Dari penjelasan mengenai program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis masyarakat dapat disimpulkan bahwa satuan
pendidikan melakukan kolaborasi dengan lembaga, komunitas, dan
organisasi kemasyarakatan lain yang menjadi mitra dalam Penguatan
Pendidikan Karakter. Adanya prinsip pengembangan Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat digunakan sebagai pedoman
dalam menerapkan PPK. Bentuk kolaborasi yang dilakukan seperti
mengunjungi museum, kerja sama dengan komunitas keagamaan,
monitoring budayawan, kelas inspirasi, dan gerakan literasi. Dari
beberapa aspek dalam program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis masyarakat tentu ada berbagai kerja sama antara satuan
pendidikan.
34
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini dijelaskan sebagai
berikut.
dan Orang tua dalam Upaya Penguatan Pendidikan Karakter Sekolah Dasar”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan model penguatan pendidikan
karakter dengan pendekatan informal di lingkungan pendidikan dasar
Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini memiliki beberapa indikator capaian
tiap tahunnya. Pemetaan indikator yang akan diperoleh yaitu pemahaman guru
sekolah dasar tentang pendidikan karakter, pemahaman siswa sekolah dasar
tentang pendidikan karakter, pemahaman orangtua/wali tentang pendidikan
karakter, pemahaman pendidikan karakter yang tepat untuk diajarkan di sekolah
dasar, dan pendidikan karakter yang telah terlaksana di sekolah dasar. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat diterapkan di lingkungan pendidikan dasar.
Penelitian kedua dilakukan oleh Yetri (2017) dengan judul “Penguatan
Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat pada Sekolah Menengah Pertama
Negeri (SMPN) di Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung”. Penelitian
ini bertujuan untuk melihat upaya sekolah dalam melakukan penguatan
pendidikan karakter berbasis masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kemampuan sekolah dalam membangun kolaborasi dan melibatkan
masyarakat dalam PPK masih menghadapi kendala dan belum optimal.
Masyarakat antusias menyambut program PPK dan memiliki kemauan untuk
berpartisipasi aktif dalam mensukseskan program PPK, sekolah belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
(minat, bakat, kemampuan dan kreativitas sekolah serta keaktifan lokal di
lingkungan sekolah), dan model penerapan PPK melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang ditawarkan masih merupakan model dasar yang bisa
diadopsi dan dimodifikasi oleh sekolah yang menyesuaikan kondisi sekolah
serta kesiapan masyarakat.
bentuk-bentuk tradisi masyarakat Buton, dan mengetahui nilai-nilai karakter
tradisi haroa masyarakat Buton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa haroa
merupakan tradisi yang turun temurun dilakukan oleh masyarakat Buton serta
pelaksanaannya dilakukan dari rumah ke rumah, masjid, dan di tempat-tempat
yang disepakati bersama. Adapun bentuk-bentuk pelaksanaan haroa misalnya
memperingati hari-hari besar agama Islam, seperti Isra’Mi’raj, Maulid Nabi
Mauhammad SAW, Sya’ban, Ramadhan, malam Lailatul Qadar, hari raya Idhul
Fitri dan Idul Adha, haroa syukuran/selamatan, dan haroa kematian (poalona
mate). Nilai-nilai karakter yang terkandung dalam tradisi haroa adalah religius,
syukur, kebersamaan, cinta dan kasih sayang, persatuan, tolong menolong,
peduli, musyawarah, dan toleransi.
Exchange SD Muhammadiyah Paesan Pekalongan”. Penelitian ini dilakukan di
SD Muhammadiyah Paesan Kedungwuni Pekalongan di masyarakat desa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Kranggan Tersono Batang. Metode penelitian ini dapat diterapkan siswa karena
dalam masyarakat terdapat nilai-nilai religius, sosial dan budaya. Berdasarkan
hasil analisis partisipasi masyarakat desa Kranggan Tersono Batang dalam
kegiatan student exchange dapat dikatakan aktif dan baik. Nilai-nilai karakter
yang muncul dalam kegiatan student exchange, yaitu sholeh dan kreatif,
bersahabat dan peduli sosial maupun lingkungan. Namun dalam sikap
kemandirian masih belum tampak dengan baik, karena mayoritas anak masih
minta untuk dijenguk orangtua. Faktor pendukung dalam kegiatan ini adalah
hubungan kekeluargaan dan kesamaan dalam organisasi, sehingga mudah untuk
koordinasi. Faktor penghambatnya adalah mayoritas orangtua menjenguk
anaknya di desa, dan masyarakat desa Kranggan juga kadang merasa malu jika
tidak melayani anak dengan baik. Diperlukan komitmen antar guru, orangtua,
dan masyarakat Kranggan terhadap aturan-aturan yang sudah disepakati
bersama.
37
Berikut adalah literature map yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
Gambar 2.2 Literature Map Penelitian Relevan
Berdasarkan Gambar 2.2 dapat diketahui bahwa keempat penelitian
sebelumnya memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti. Persamaan tersebut terletak pada penguatan pendidikan karakter.
Persamaan lain terletak pada kajian, yaitu pada hubungan masyarakat dengan
sekolah dalam upaya pendidikan karakter. Selain memiliki persamaan dengan
penelitian terdahulu, penelitian ini juga memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut
Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat pada Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)
di Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung
Yetri (2017)
Student Exchange SD Muhammadiyah Paesan Pekalongan
Hermawan (2017)
Penelitian ini
Penerapan Program
Penguatan Pendidikan
Karakter Berbasis
Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Melalui Nilai - nilai Keteladanan Guru, Siswa, dan Orang tua d alam Upaya
Penguatan Ka rakter Siswa Sekolah
Dasar
38
terletak pada perbedaan jenjang pendidikan yang dijadikan sebagai subjek dalam
penelitian. Penelitian ini merupakan hal baru karena meneliti penerapan program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.
sudah ditetapkan sejak 2010. Beberapa tahun ini pendidikan karakter dikaitkan
dalam pembelajaran di sekolah. Namun saat ini pendidikan karakter lebih
digalakkan lagi melalui kegiatan-kegiatan positif dan berbagai kerja sama,
pendidikan karakter dilakukan untuk mengarahkan peserta didik menjadi lebih
baik sikap kepribadian serta tingkah lakunya.
Pendidikan karakter berbasis masyarakat adalah salah satu basis dalam
program PPK yang bekerja sama melalui kolaborasi dengan berbagai lembaga.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri se-
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman banyak sekolah yang sudah
menerapkan program pendidikan karakter berbasis masyarakat. Sekolah-sekolah
menerapkan pendidikan karakter melalui berbagai kegiatan positif. Kegiatan
yang dilaksanakan di lingkungan sekolah di antaranya komunitas orangtua, kerja
sama dengan lembaga pemerintahan, komunitas sumber pembelajaran,
masyarakat sipil, komunitas seniman, lembaga penyiaran media, mengundang
dinas kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang narkoba, mengunjungi
museum, mengundang kepolisian untuk memberikan penyuluhan tentang tertib
lalu lintas, dan melaksanakan kegiatan keagamaan. Kegiatan tersebut merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
kegiatan positif yang berdampak baik untuk peserta didik sehingga memiliki
gambaran tentang cita-citanya.
mengetahui upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk menerapkan program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat. Upaya yang telah
diketahui ini dapat menambah kerja sama dan tentu sangat bermanfaat yang
nantinya membuat karakter peserta didik menjadi lebih baik dengan mengenal
nilai-nilai karakter.
1. Berapa persen keterlaksanaan tiap aspek penerapan program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman?
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman secara keseluruhan?
3. Bagaimana bentuk penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan
Kabupaten Sleman?
40
peristiwa yang benar-benar terjadi dan meneliti populasi atau sampel tertentu.
Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara acak,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, dan analisis data bersifat
kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
(Sugiyono, 2015:14). Menurut Sukmadinata (2011: 54), penelitian kuantitatif
deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan suatu
fenomena yang ada, baik ilmiah maupun sudah berlangsung atau lampau. Jenis
penelitian ini berhubungan erat dengan pertanyaan dasar ‘bagaimana’ (Werang,
2015: 12).
peristiwa yang terjadi dalam meneliti populasi atau sampel tertentu,
pengambilan data dilakukan secara random, dan pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian.
Metode survei adalah metode yang dilakukan pada populasi besar maupun
kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari
populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 11). Sukmadinata (2008: 82) menjelaskan
bahwa survei digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
populasi besar dengan menggunakan sampel kecil. Pengertian lain metode survei
adalah kegiatan untuk mendapatkan keterangan terhadap suatu persoalan
tertentu di dalam suatu daerah tertentu (Margono, 2010: 29). Berdasarkan
berbagai pengertian metode survei tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode
survei adalah suatu kegiatan pengumpulan informasi untuk mendapatkan
keterangan dan data diambil dari sampel melalui populasi.
Penelitian ini mengumpulkan data dari responden melalui kuesioner
(angket). Pengambilan data dibatasi dari sampel untuk seluruh populasi.
Penelitian ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan penerapan program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis masyarakat di sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.
B. Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru kelas 1 sampai kelas 6 sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Kalasan yang berjumlah 180 guru dan masing-masing
sekolah terdiri dari 6 guru dan 12 guru untuk kelas paralel.
2. Objek Penelitian
Karakter berbasis masyarakat.
3. Tempat Penelitian
Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
42
Pengambilan data dilaksanakan selama 5 bulan yang dimulai dari bulan
Juni 2018 sampai bulan Oktober 2018.
C. Populasi dan Sampel
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 61).
Populasi dalam penelitian ini adalah guru kelas di sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman yang berjumlah 180 guru. Populasi
pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No Nama Sekolah Alamat
2 SDN Bogem 1 Kepatihan, Tamanmartani 6
3 SDN Bogem 2 Bogem, Tamanmartani 6
4 SDN Kalasan 1 Krajan, Tirtomartani 12
5 SDN Kalasan Baru Glondong, Tamanmartani 12
6 SDN Karangnongko 1 Karangnongko, Tirtomartani 6
7 SDN Karangnongko 2 Dalangan, Tirtomartani 6
8 SDN Kertirejo Kertirejo, Selomartani 6
9 SDN Kledokan Tunjungan, Selomartani 6
10 SDN Kowangbinangun Kowang, Tamanmartani 6
11 SDN Pakem Pakem, Tamanmartani 6
12 SDN Pucung Pucung, Tamanmartani 6
13 SDN Purwobinangun Juwangen, Purwomartani 6
14 SDN Purwomartani Karangmojo, Purwomartani, 12
15 SDN Salakan Lor Salakan, Selomartani 6
16 SDN Sambiroto 1 Karanglo, Grenjeng, Purwomartani 6
17 SDN Sambiroto 2 Sidokerto, Purwomartani, 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
19 SDN Sorogenen 1 Jalan Solo Km.10, Sorogenen,
Purwomartani 6
21 SDN Tamanan 1 Tamanan, Tamanmartani 12
22 SDN Tamanan 2 Kebon, Tamanmartani 6
23 SDN Temanggal Temanggal, Purwomartani 6
24 SDN Tunjungsari 1 Kledokan, Selomartani 6
25 SDN Tunjungsari 2 Senden 2, Selomartani 6
JUMLAH 180
Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa populasi penelitian terdiri
dari 25 sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan. Ada 5 sekolah dasar
negeri yang berkelas paralel. Terdapat alamat untuk setiap sekolah, serta
jumlah populasi seluruhnya yaitu 180 guru.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2011: 120). Menurut Darmadi (2014: 57), sampel adalah
sebagian dari populasi yang dijadikan objek/subjek penelitian. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan tabel penentuan jumlah
sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan dengan taraf kepercayaan 95%
dan kesalahan 5%. Artinya tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel
yang dapat ditolerir oleh peneliti adalah sebesar 5%. Berikut adalah tabel
penentuan jumlah sampel minimal Krejcie dan Morgan menurut Fenandaz
(dalam Sumanto, 2014: 210).
44
Morgan
Keterangan : N = Populasi
diambil dalam penelitian ini sebanyak 123 guru kelas. Peneliti mengambil
sampel sebanyak 123 guru kelas dikarenakan populasi guru kelas satuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
sebanyak 180, yang sudah ditetapkan pada tabel penentu jumlah sampel
minimal menurut Krejcie dan Morgan. Agar persentase pembagian sampel
setiap sekolah seimbang, maka sampel ditentukan sebanding dengan
banyaknya subjek tiap sekolah. Persentase pembagian sampel dilakukan
dengan cara sebagai berikut.
Setelah diketahui jumlah populasi dan sampel yang disesuaikan dengan
tabel penentu jumlah sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan, maka
perhitungan sampel setiap sekolah dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.3 Data Sampel Penelitian
No Nama SD Kelas
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 8,20 8
180 × 123 = 8,20 8
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
× minimal(123)
46
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 8,20 8
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 8,20 8
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
Jumlah 180 122,98 120
Berdasarkan Tabel 3.3 jumlah sampel bulat terdapat 120. Total dari
perhitungan sampel penelitian adalah 122,98 dan dibulatkan menjadi 123.
Perhitungan yang didapat disesuaikan dengan data dari tabel penentu jumlah
sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan. Jika populasi 180, maka
sampel yang diambil 123. Namun, karena adanya pembulatan pada setiap
sekolah maka hanya didapatkan sampel sebanyak 120. Selanjutnya untuk
kekurangan 3 responden dipenuhi dengan mengambil secara acak dari
sekolah yang ada untuk memenuhi sampel menjadi 123. Pengambilan sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
menggunakan teknik simple random sampling dari 25 sekolah dasar negeri
se-Kecamatan Kalasan yaitu dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012: 82). Pada pengambilan
sampel menggunakan teknik simple random sampling, sampel akan diambil
menggunakan undian. Peneliti melakukan undian pada setiap sekolah. Data
undian 3 sekolah yaitu SD Negeri Purwomartani, SD Negeri Salakan Lor, dan
SD Negeri Sidorejo.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik atau atribut seseorang individu atau suatu
organisasi yang dapat diukur atau diobservasi. Variabel biasanya bervariasi
dalam dua atau lebih kategori (Creswell, 2010: 76). Adapun dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mungkin
menyebabkan, mempengaruhi, atau berefek pada outcome (Craswell, 2010:
77). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui
jawaban-jawaban pertanyaan dalam kuesioner tentang penerapan program
PPK.
pada variabel-variabel bebas. Variabel-variabel terikat ini merupakan
outcome atau hasil dari pengaruh variabel-variabel bebas (Creswell, 2010:
77). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterlaksanaan program PPK
pada responden (sekolah).
48
formulir berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada
seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau informasi
yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2008: 66). Kuesioner dibagi menjadi
dua yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka adalah
kuesioner yang menggunakan pertanyaan terbuka di mana responden
memberikan jawaban dengan bebas untuk menjawab pertanyaan yang
disediakan. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang menggunakan
pertanyaan tertutup di mana responden memilih jawaban-jawaban yang sudah
disediakan (Rahardjo & Gudnanto (dalam Trisnamansyah, 2015: 204)).
Penelitian ini menggunakan bentuk kuesioner tertutup yang berisi
pertanyaan-pertanyaan dan telah memiliki alternatif jawaban (option) serta
dipilih oleh responden (Sukmadinata, 2011: 219). Pada penelitian ini
kuesioner berisi daftar pertanyaan mengenai penerapan program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat yang diberikan kepada responden
untuk dijawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tujuan kuesioner
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penerapan
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat yang sudah
diterapkan sekolah di SD Negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.
2. Studi Dokumenter
mengharuskan peneliti melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Mujahidin, 2014: 119). Menurut Sugiyono (2013: 340), dokumentasi bisa
berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.
Margono (2010: 181) berpendapat bahwa studi dokumenter merupakan cara
mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan
buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain
yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa studi dokumenter
adalah sebuah teknik pengumpulan data berupa analisis dokumen-dokumen
sesuai dengan keperluan yang digunakan dalam penelitian yang berhubungan
dengan masalah penelitian melalui perolehan data dalam penelitian
F. Instrumen Penelitian
154). Menurut Sugiyono (2014: 148), instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial secara spesifik
yang disebut variabel penelitian. Penelitian ini menggunakan instrumen
kuesioner terbuka ataupun kuesioner tertutup yang ada dalam buku Pedoman
Supervisi Klinis Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Penguatan
Pendidikan Karakter (2017: 15a) dengan modifikasi beberapa bagian tertentu di
pertanyaan terbuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
pertanyaan yang berbobot lebih berat, maka ia akan mengiyakan pertanyaan
yang kurang berbobot lainnya. Skala Guttman mengukur suatu dimensi saja dari
suatu variabel yang multidimensi (Sudaryono, 2016: 104). Peneliti
menggunakan skala Guttman untuk mendapatkan jawaban yang konsisten
terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Skala Guttman sangat baik untuk
meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi yang diteliti dan sering disebut
dengan atribut universal (Rianse & Abdi, 2011: 155). Adapun analisis
penggunaan skala Guttman dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.4 Skala Guttman
Variabel Skor
Ya 1
Tidak 0
Tabel di atas merupakan tabel skala Guttman dua variabel yaitu ”Ya”
dengan skor 1 dan “Tidak” dengan skor 0. Penelitian ini selain menggunakan
kuesioner tertutup, juga menggunakan kuesioner terbuka. Berikut penjelasan
mengenai instrumen kuesioner tertutup dan terbuka.
1. Instrumen Kuesioner Pertanyaan Tertutup
Instrumen kuesioner pertanyaan tertutup ini peneliti menggunakan
daftar cocok. Daftar cocok adalah deretan pertanyaan di mana responden
hanya memberikan tanda centang () di tempat yang sudah disediakan
(Trisnamansyah, 2015: 125). Daftar cocok dalam penelitian ini digunakan
untuk mengetahui kondisi kerja sama yang dilakukan sekolah dengan
masyarakat. Berikut adalah kisi-kisi kuesioner pertanyaan tertutup yang
digunakan dalam penelitian ini.
51
Pertanyaan No Pertanyaan
Kerja sama satuan pendidikan dengan Pengelola
Pusat Kesenian dan Kebudayaan 2
Kerja sama satuan pendidikan dengan lembaga
pemerintahan 3
komunitas yang menyediakan sumber-sumber
sipil pegiat pendidikan 5
keagamaan 6
bisnis dan perusahaan 7
penyiaran media 8
Penelitian ini memilih kuesioner terbuka dengan memberikan
pertanyaan yang harus diisi responden berdasarkan kenyataan yang ada.
Berikut adalah kisi-kisi kuesioner pertanyaan terbuka yang digunakan dalam
penelitian ini.
Pertanyaan No Pertanyaan
Kerja sama satuan pendidikan dengan Pengelola
Pusat Kesenian dan Kebudayaan 3
Kerja sama satuan pendidikan dengan lembaga
pemerintahan 4
komunitas yang menyediakan sumber-sumber
sipil pegiat pendidikan 6
keagamaan 7
52
bisnis dan perusahaan 8
media 9
3. Daftar Cek
Daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek yang akan
diamati (Arifin, 2011: 242). Peneliti menggunakan daftar cek dalam
penelitian ini untuk memastikan sekolah dasar negeri yang sudah terkumpul
atau yang belum terkumpul di Kecamatan Kalasan. Berikut adalah daftar cek
yang akan digunakan untuk melakukan penelitian.
Tabel 3.7 Daftar Cek SD Negeri se-Kecamatan Kalasan
No Nama Sekolah Alamat
2 SDN Bogem 1 Kepatihan, Tamanmartani
3 SDN Bogem 2 Bogem, Tamanmartani
4 SDN Kalasan 1 Krajan, Tirtomartani
5 SDN Kalasan Baru Glondong, Tamanmartani
6 SDN Karangnongko 1 Karangnongko,
Tirtomartani
8 SDN Kertirejo Kertirejo, Selomartani
9 SDN Kledokan Tunjungan, Selomartani
10 SDN Kowangbinangun Kowang, Tamanmartani
11 SDN Pakem Pakem, Tamanmartani
12 SDN Pucung Pucung, Tamanmartani
13 SDN Purwobinangun Juwangen, Purwomartani
14 SDN Purwomartani Karangmojo,
Purwomartani
18 SDN Sidorejo Sidorejo, Selomartani
19 SDN Sorogenen 1 Jl. Solo Km. 10,
Sorogenen, Purwomartani
53
01, Purwomartani
23 SDN Temanggal Temanggal, Purwomartani
24 SDN Tunjungsari 1 Kledokan, Selomartani
25 SDN Tunjungsari 2 Senden 2, Selomartani
G. Teknik Pengujian Instrumen
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Sangadji & Sopiah, 2010:
160). Menurut Sugiyono (2007: 173), instrumen dikatakan valid apabila
instrumen dapat digunakan untuk mengukur yang seharusnya diukur.
Validitas yang digunakan dalam penelitian akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Validitas Isi
yang harus diukur (Suharsaputra, 2012: 99). Penelitian ini melibatkan para
ahli atau expert judgement untuk menilai instrumen yang akan divalidasi.
Validitas isi diberikan oleh para ahli yang sudah pernah mengikuti
program pendidikan karakter. Secara teknis, pengujian validitas isi dapat
dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik
pengembangan instrumen. Dengan kisi-kisi instrumen, maka pengujian
validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.
Dalam penelitian ini, terdapat 10 ahli yang dipilih untuk melakukan
validitas isi yang berasal dari luar Kabupaten Sleman, tetapi masih dalam
wilayah Yogyakarta. Para ahli tersebut adalah 8 guru sekolah dasar dan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
penilaian instrumen adalah skala Likert. Skala Likert adalah skala yang
dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan (Trisnamansyah,
2015: 210). Skala skor yang digunakan dalam skala Likert meliputi skor 1
= tidak baik, skor 2 = kurang baik, skor 3 = ragu-ragu, skor 4 = baik, dan
skor 5 = sangat baik.
validator yang akan memilih skor ragu-ragu (Azwar, 2007: 86). Untuk
mengatasi hal tersebut dan agar skor yang diperoleh jelas, maka skor ragu-
ragu dihapuskan, sehingga skala Likert yang digunakan dalam penelitian
ini menjadi skor 1 = tidak baik, skor 2 = kurang baik, skor 3 = baik, skor
4 = sangat baik.
akan dikonversi menjadi data kualitatif skala empat sesuai dengan acuan
konversi nilai skala lima yang dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 3.8 Konversi Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
Xi + 0,60 SBi X ≤ Xi + 1, 80SBi Baik
Xi - 0,60 SBi X ≤ Xi + 0, 60SBi Cukup
Xi - 1,80 SBi X ≤ Xi + 0, 60SBi Kurang
X ≤ Xi – 1,80SBi Sangat Kurang
Keterangan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
6 (skor maksimal ideal - skor minimal ideal)
X : Skor aktual
kategorisasi nilai skala lima sebagai berikut.
Tabel 3.9 Modifikasi Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
X Xi + 1,80 Sbi Sangat layak untuk digunakan
Xi + 0,60 SBi X ≤ Xi+ 1, 80SBi Layak untuk digunakan dengan
sedikit revisi
Xi - 0,60 SBi X ≤ Xi + 0, 60SBi Kurang layak digunakan, dengan
banyak revisi
Xi - 1,80 SBi X ≤ Xi + 0, 60SBi Tidak layak, revisi total
X ≤ Xi - 1,80 SBi Sangat tidak layak, revisi total
Keterangan :
ideal)
6 (skor maksimal ideal - skor minimal
ideal)
menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif ini
diterapkan dengan konversi sebagai berikut.
Skor maksimal ideal : 68
Skor minimal ideal : 17
Rerata ideal (i) : 1
2 (68 + 17) = 42,5
56
6 (68- 17) = 8,5
= > i + 1,80 Sbi
= > 42,5 + (1,80 . 8,5)
= 42,5 + (0,60. 8,5) ≤ < (1,80 . 85)
= 42,5 + 5,1 < ≤ 42,5 + 15,3
= 47,6 < ≤ 57,8
= 42,5 – 5,1 < ≤ 42,5 + 5,1
= 37,4 < ≤ 47,6
= i – 1,80 SBi < ≤ i + 0,60 Sbi
= 42,5 – (1,80 . 8,5) < ≤ 42,5 - (0,60 . 8,5)
= 42,5 – 15,3 < ≤ 42,5 - 5,1
= 27,3 < ≤ 37,4
= ≤ i – 1,80 Sbi
= ≤ 42,5 – (1,80 . 8,5)
57
Interval Skor Kategori
47,6 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
37,4 – 47,6 Kurang layak dengan revisi banyak
27,3 – 37,4 Tidak layak revisi total
≤ 27,2 Sangat tidak layak revisi total
Berdasarkan hasil perhitungan lembar penilaian instrumen yang
telah dinilai para ahli, hasil dari validitas isi diakumulasi dan dikategorikan
sesuai dengan kriteria skor skala lima. Berikut adalah tabel hasil
rekapitulasi validitas isi.
No Validator Instansi Skor Keterangan
1 INL SD Muhammadiyah
digunakan
untuk digunakan
untuk digunakan
untuk digunakan
digunakan
untuk digunakan
untuk digunakan
58
10 NWM SD Negeri Keputran 1 63 Sangat layak
untuk digunakan
penelitian dan lebih mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen
(Siregar, 2013: 46). Dalam penelitian ini validitas muka dilakukan pada
instrumen pertanyaan terbuka dan tertutup yang sudah divalidasi oleh para
ahli. Validitas muka pada instrumen pertanyaan terbuka dan pertanyaan
tertutup dilakukan oleh 10 validator yang berada di luar Kabupaten
Sleman. Instrumen berupa kuesioner yang berbentuk 8 pertanyaan tertutup
dan 10 pertanyaan terbuka yang diujikan dan dianggap layak serta
ditemukan sedikit revisi. Berikut ini adalah beberapa masukan dari
validator.
Validator No
Pertanyaan Masukan
59
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan yang dilakukan oleh peneliti setelah data dari
seluruh responden sudah terkumpul (Sugiyono, 2012: 147). Analisis deskriptif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
adalah bentuk analisis data penelitian untuk menguji hasil penelitian yang
didasarkan atas satu sampel. Analisis deskriptif ini menggunakan satu variabel
atau lebih tetapi bersifat mandiri. Oleh karena itu analisis ini tidak berbentuk
perbandingan atau hubungan (Iqbal, 2006: 185). Fungsi dari analisis deskriptif
dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis data dari perolehan jawaban
instrumen yang disebarkan. Data yang telah diperoleh dengan menggunakan
instrumen penelitian telah dijelaskan di atas dan dianalisis dengan langkah-
langkah sebagai berikut.
1. Pengolahan Data
atau angka ringkasan dengan menggunakan cara tertentu (Iqbal, 2006: 24).
Adapun pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap
yaitu editing, coding, dan tabulasi.
a. Editing
dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk (raw data) atau data
yang terkumpul tidak logis dan meragukan. Tujuan editing adalah
menghilangkan kesalahan yang terdapat pada pencatatan di lapangan dan
bersifat koreksi (Iqbal, 2006: 24). Kekurangan atau kesalahan data dapat
dilengkapi atau diperbaiki baik dengan pengumpulan data ulang ataupun
dengan interpolasi (penyisipan).
Coding adalah pemberian kode pada tiap-tiap data yang termasuk
dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
angka/huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu
informasi atau data yang akan dianalisis (Iqbal, 2006: 24). Dalam tahap ini
peneliti memberikan kode pada data yang akan dianalisis yaitu nama
sekolah dasar negeri yang digunakan untuk melaksanakan penelitian.
Kode A untuk “SD Negeri Salakan Lor”, kode B untuk “SD Negeri
Tunjungsari 1”, dan kode C untuk “SD Negeri Tunjungsari 2” begitu
seterusnya hingga setiap sekolah dasar negeri mempunyai kode sebagai
petunjuk dan mempermudah peneliti dalam menganalisis data.
c. Tabulasi
Tabulasi adalah proses penyusunan data ke dalam bentuk tabel.
Untuk melakukan tabulasi ini diperlukan ketelitian dan kehati-hatian agar
tidak terjadi kesalahan, khususnya dalam tabulasi silang (Hasan, 2006:
24). Peneliti memasukkan data yag sudah diberi kode ke dalam tabel.
Pengelompokan jawaban dari responden berupa tanda cek (√) pada
jawaban “Ya” dan “Tidak” setiap pertanyaan, serta jawaban uraian.
2. Pengolahan data hasil rekapitulasi dan penghitungan berdasarkan jumlah
jawaban “Ya” atau “Tidak”. Untuk jawaban “Ya” diberikan skor 1,
sedangkan jawaban “Tidak” diberi skor 0.
3. Penghitungan persentase dari jawaban yang telah dikelompokkan.
4. Mempersentasekan hasil dari persentase
5. Menyajikan hasil pengolahan data dan analisis melalui dua cara. Cara
pertama yaitu secara umum, data disajikan dengan menggunakan diagram
batang. Cara kedua yaitu secara khusus, data disajikan berdasarkan butir
nomor pertanyaan pada instrumen dengan menggunakan diagram batang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan dan
bagaimana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan Kabupaten
Sleman.
63
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan
metode survei. Penelitian ini dilaksanakan di 25 sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman yang sudah mendapatkan
persetujuan dari kepala sekolah masing-masing. Peneliti mengambil sampel
sebanyak 123 guru sesuai dengan penentuan jumlah sampel minimal menurut
Krejcie dan Morgan. Berikut adalah tabel sekolah dasar negeri yang diteliti.
Tabel 4.1 Daftar Sekolah Dasar Negeri yang Diteliti
No Nama Sekolah Jumlah
2 SD Negeri Bogem 1 6 4
3 SD Negeri Bogem 2 6 4
4 SD Negeri Kalasan 1 12 8
5 SD Negeri Kalasan Baru 12 8
6 SD Negeri Karangnongko 1 6 4
7 SD Negeri Karangnongko 2 6 4
8 SD Negeri Kertirejo 6 4
9 SD Negeri Kledokan 6 4
10 SD Negeri Kowangbinangun 6 4
11 SD Negeri Pakem 6 4
12 SD Negeri Pucung 6 4
13 SD Negeri Purwobinangun 6 4
14 SD Negeri Purwomartani 12 9
15 SD Negeri Salakan Lor 6 5
16 SD Negeri Sambiroto 1 6 4
17 SD Negeri Sambiroto 2 6 4
18 SD Negeri Sidorejo 12 9
19 SD Negeri Sorogenen 1 6 4
20 SD Negeri Sorogenen 2 6 4
21 SD Negeri Tamanan 1 12 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
23 SD Negeri Temanggal 6 4
24 SD Negeri Tunjungsari 1 6 4
25 SD Negeri Tunjungsari 2 6 4
Jumlah 180 123
pengantar dari Universitas Sanata Dharma dan mengurus surat izin
melakukan penelitian di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Sleman. Setelah itu memperoleh surat pengantar dan menyerahkannya ke
bagian Unit Pelayanan Teknis (UPT) Kecamatan Kalasan. Selanjutnya
peneliti mengurus surat izin penelitian dan mendatangi masing-masing
sekolah yang bersangkutan untuk melakukan penelitian. Setelah
mendapatkan persetujuan dari kepala sekolah, peneliti membagikan
instrumen penelitian.
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari 8 pertanyaan
tertutup dan 10 pertanyaan terbuka. Kedua instrumen tersebut digunakan
untuk mengetahui penerapan PPK berbasis masyarakat di setiap sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Kalasan. Sebelumnya instrumen yang digunakan sudah
melalui tahap validasi oleh validator. Pada kuesioner pertanyaan tertutup,
responden diminta untuk memberikan tanda centang () pada kolom “ya”
dan “tidak”, sedangkan untuk kuesioner pertanyaan terbuka, responden
diminta untuk menjawab pertanyaan yang sudah diberikan sesuai dengan
kondisi penerapan PPK di setiap sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
pengisian instrumen tersebut. Waktu yang diberikan peneliti sudah menjadi
kesepakatan antara pihak sekolah dengan peneliti. Dengan demikian,
instrumen penelitian dapat diambil kembali oleh peneliti dan dianalisis dari
setiap responden. Sehingga diharapkan peneliti mendapatkan data yang
lengkap dan benar melalui pengisian instrumen yang diberikan ke setiap
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan.
2. Deskripsi Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah guru kelas 1 sampai kelas 6,
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan yang berjumlah 180 guru dan
jumlah sampel sebanyak 123 orang. Setiap responden mengisi identitas
reponden penelitian berupa nama, Nomor Induk Pegawai (NIP), tempat dan
tanggal lahir, jenis kelamin, lama mengajar, guru/wali kelas, pendidikan
terakhir, nama satuan pendidikan, status akreditasi satuan pendidikan, alamat
satu