penerapan model realistic mathematics education...

105
PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH SE-KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017 Oleh EMY RATNAWATI NIM: 12020150024 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan Untuk gelar Magister Pendidikan PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS

EDUCATION (RME) DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA PADA SISWA DI MADRASAH

IBTIDAIYAH SE-KECAMATAN BAWEN

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2017

Oleh

EMY RATNAWATI

NIM: 12020150024

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

Untuk gelar Magister Pendidikan

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

Page 2: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

ii

Page 3: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

iii

Page 4: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

iv

MOTTO

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang

demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',

(Q.S. Al-Baqoroh: 45)

Page 5: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

v

PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahkan untuk:

1. Ayah dan Ibu tercinta yang telah membesarkanku dan selalu mendoakan

serta mengusahakan keberhasilanku.

2. Suamiku tercinta H. Muh Fauzi, S.Ag, M.Ag., yang senantiasa

memberikan dukungan baik dalam suka maupun duka

3. Anak-anakku Hilmy Arkan, Difaa Rahmani Fauzy, Fahril Ruzaini Fauzy

selalu ku sayangi

4. Almamaterku.

Page 6: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

vi

ABSTRAK

Penerapan Model Realistic Mathematics Education (RME) dalam Pembelajaran

Matematika Pada Siswa di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Bawen Kabupaten

Semarang Tahun 2017. Tesis Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI), Program Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri Salatiga,

Pembimbing Dr. Winarno, S.Si, M. Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model Realistic

Mathematics Education (RME), hasil evaluasi RME serta kelebihan dan

kelemahan model MRE dalam pembelajaran matematika pada siswa di Madrasah

Ibtidaiyah se-Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.

Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi

Sumber data terdiri dari primer dan sekunder. Teknik pengumpulan datanya

menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran yang diterapkan

di MI se-Kecamatan Bawen dalam pembelajaran matematika di MIN Doplang,

MIS Geyongan, MIS Pancuran dan MIS Asinan yaitu model Realistic

Mathematics Education (RME). Pembelajaran matematika realistik diawali

dengan dunia nyata, agar dapat memudahkan siswa dalam belajar matematika,

kemudian siswa dengan bantuan guru diberikan kesempatan untuk menemukan

sendiri konsep matematika. Prosedur yang ada dalam penerapan model RME yaitu

tahap persiapan, pembukaan, proses pembelajaran, dan tahap akhir. Evaluasi

model RME dilihat dari aktivitas siswa berdasarkan aspek kegiatan lisan dan

kegiatan mental yang sangat aktif adalah siswa MIN Doplang dan MIS Geyongan

sedangkan MIS Pancuran dan MIS Asinan kategori siswanya aktif. Pada aspek

kegiatan emosional di MIN Doplang, MIS Geyongan, MIS Pancuran dan MIS

Asinan siswanya semua aktif artinya semangat dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran, tidak mengganggu teman saat belajar, berani maju ke depan kelas

dan mengerjakan tugas dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. Kelebihan model

RME adalah: a) Pembelajaran matematika lebih menarik, relevan dan bermakna,

tidak formal dan tidak abstrak. b) Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa,

c) Menekankan belajar matematika pada learning by doing, d) Menfasilitasi

penyelesaian masalah matematika tanpa menggunakan penyelesaian yang baku. e)

Menggunakan konteks sebagai titik awal pembelajaran matematika. Sedangkan

kelemahannya adalah 1) diskusi kelompok masih dikuasai oleh siswa yang

pandai, 2) Tingkat pengetahuan dan profesionalisme guru yang rendah. 3) Peranan

guru sebagai fasilitator akan membuat guru harus selalu memperluas

wawasannya. Oleh karena itu guru harus berani menerapkan model pembelajaran

yang tepat guna meningkatkan kualitas pemecahan masalah matematis secara

realistik yang ada pada diri siswa.

Kata Kunci : Model, Realistic Mathematics Education (RME), Matematika.

Page 7: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

vii

ABSTRACT

Application of the Realistic Mathematics Education (RME) Model in

Mathematics Learning for Students in Islamic Junior High Schools throughout

Bawen Sub-District, Semarang District, 2017. Thesis of the Teacher Training

Program for Islamic Junior High School (PGMI), Postgraduate Program, Salatiga

State Islamic Institute, Advisor Dr. Winarno, S.Si, M. Pd.

This study aims to determine the application of the Realistic Mathematics

Education (RME) model, the results of the RME evaluation as well as the

strengths and weaknesses of the MRE model in mathematics learning for students

in Islamic Junior High Schools throughout Bawen District, Semarang Regency

This research method is qualitative with phenomenological approach Data

sources consist of primary and secondary. Data collection techniques use methods

of observation, interviews and documentation.

The results showed that the learning model applied in MI in Bawen

District in mathematics learning at MIN Doplang, MIS Geyongan, MIS Pancuran

and MIS Asinan is the Realistic Mathematics Education (RME) model. Realistic

mathematics learning begins with the real world, so as to facilitate students in

learning mathematics, then students with the help of the teacher are given the

opportunity to find their own mathematical concepts. Existing procedures in the

application of the RME model are the preparation, opening, the implementation

phase, and the evaluation stage as the final stage. Evaluation of the RME model

seen from student activities based on aspects of oral activities and mental

activities that are very active are MIN Doplang and MIS Geyongan students while

MIS Pancuran and MIS Asinan are active student categories. In the aspect of

emotional activities at MIN Doplang, MIS Geyongan, MIS Pancuran and MIS

Asinan students are all active, meaning that they are enthusiastic in participating

in learning activities, do not disturb friends while learning, dare to come to the

front of the class and do tasks calmly and in a hurry. The advantages of the RME

model are: a) Mathematical learning is more interesting, relevant and meaningful,

informal and not abstract. b) Consider the level of student ability, c) Emphasize

learning mathematics on learning by doing, d) Facilitate the resolution of

mathematical problems without using standard solutions. e) Using context as a

starting point for learning mathematics. While the weaknesses are 1) group

discussion is still dominated by smart students, 2) Low level of teacher knowledge

and professionalism. 3) The role of the teacher as a facilitator will make the

teacher always have to broaden his horizons. Therefore the teacher must be brave

to apply the right learning model in order to improve the quality of realistic

mathematical problem solving that exists in students.

Keyword: Model, Realistic Mathematics Education (RME),Mathematics.

Page 8: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

viii

PRAKATA

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang

telah memberi rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis sebagai salah satu pelengkap persyaratan untuk gelar

Magister Pendidikan. Sholawat serta salam semoga tercurahkan atas tauladan

umat akhir zaman, Nabi Muhammad Saw. Penulis menyadari dalam proses

penulisan tesis ini tidak lepas dari berbagai hambatan, namun berkat bimbingan,

bantuan berbagai pihak, serta ridha dari Allah Swt, penulisan tesis ini dapat

selesai dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada

yang terhormat :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Prof. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Direktur Program

Pascasarjana IAIN Salatiga.

3. Ibu Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si. selaku Kaprogdi Program Pascasarjana

PGMI.

4. Bapak Dr. Winarno, S. Si, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Para dosen pascasarjana yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dari

awal kuliah hingga selesainya tesis ini.

6. Pimpinan serta Staf Perpustakaan IAIN Salatiga yang telah membantu penulis

dalam mengumpulkan bahan-bahan referensi dalam penyelesaian tesis.

Page 9: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

ix

Page 10: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv

MOTTO.................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

PRAKATA ............................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5

C. Signifikansi Penelitian ............................................................................. 5

D. Kajian Pustaka ......................................................................................... 6

E. Kerangka Teori ...................................................................................... 10

F. Metode penelitian ................................................................................... 13

G. Sistematika Penulisan ............................................................................ 16

BABIIGAMBARAN UMUM MADRASAH DAN PENERAPAN MODEL

REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) ................................. 17

A. Gambaran Umum Madrasah.................................................................. 17

B. Metode Pembelajaran Matematika ........................................................ 18

BAB III EVALUASI PENERAPAN MODEL RME DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA ......................................................................................... 28

A. Indikator Aktivitas Siswa ...................................................................... 28

Page 11: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

xi

B. Hasil Evaluasi Model RME ................................................................... 30

BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODEL RME DI MI SE-

KECAMATAN BAWEN ........................................................................ 33

A.Kelebihan Penerapan Model RME ...................................................... 33

B. Kelemahan Penerapan Model RME .................................................... 36

BAB V PENUTUP ................................................................................................. 39

A.Simpulan .............................................................................................. 39

B. Saran .................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 42

LAMPIRAN ........................................................................................................... 45

BIOGRAFI PENULIS

Page 12: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1. Proses Penerapan Model RME ............................................................. 21

Tabel 3.1. Indikator Aktivitas Siswa ...................................................................... 28

Tabel 3.2. Kategori Evaluasi Penerapan RME Aktivitas Siswa ............................ 29

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Tabel 2.1. Evaluasi Aktivitas Siswa ....................................................................... 32

Page 13: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Evaluasi Penerapan Model RME di MI se-Kecamatan Bawen

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

3. Soal Evaluasi Model RME

4. Hasil Belajar Model RME

5. Catatan Lapangan Metode Wawancara

6. Alat Peraga “Pembelajaran RME”Matematika

7. Foto Kegiatan Madrasah

8. Lembar Konsultasi Pembimbing

9. Surat Ijin Penelitian

10. Surat Bukti telah Melakukan Penelitian

Page 14: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan pendidikan tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar dan

pembelajaran yang merupakan kegiatan inti dari proses pencapaian hasil

belajar. Hasil belajar merupakan tolok ukur maksimal yang telah dicapai

siswa setelah melakukan belajar selama waktu yang telah ditentukan dan

untuk mengetahui kemampuan siswa setelah melakukan proses pembelajaran.

Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Domain kognitif adalah pengetahuan, ingatan, comprehension (pemahaman,

menjelaskan, meringkas, menerapkan), analysis (menguraikan), synthesis

(merencanakan, membentuk bangunan baru), dan menilai. Domain afektif

adalah receiving (sikap menerima), responding, valuing (menilai),

organization, characteristization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi

ketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.1

Orientasi pendidikan di Indonesia pada umumnya mempunyai ciri-ciri

yaitu: cenderung memperlakukan siswa berstatus sebagai obyek, guru

berfungsi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan; materi bersifat

subject-oriented. Ciri-ciri tersebut, mengidentifikasikan bahwa belum adanya

peran aktif siswa dalam pembelajaran.2

1Suprijono, Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013, 6.

2Sutarto Hadi, Pendidikan Realistik: Menjadikan Pelajaran Matematika Lebih

Bermakna bagi Siswa, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2003, 1.

Page 15: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

2

Indikator tinggi rendahnya kualitas sumber daya manusia adalah

tingkat penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang

dipengaruhi oleh daya serap terhadap sains dan matematika. Matematika juga

merupakan subjek yang sangat penting dalam sistem pendidikan di seluruh

dunia.3 Pembelajaran matematika di sekolah masih mengikuti kebiasaan

dengan urutan diterangkan, diberikan contoh, dan diberikan latihan soal

artinya guru lebih aktif dari pada siswa.4

Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah

harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa

untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan

fisik serta psikologis siswa.5 Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran

matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai

dengan situasi mengajar dan sekaligus melibatkan peran aktif siswa dalam

proses pembelajarannya.

Pelajaran matematika dikenal sebagai mata pelajaran yang kering,

karena kurang kelihatan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari,

kecuali materi pelajaran berhitung yang berguna dalam belanja atau

perhitungan sederhana, ketiadaan hubungan antara pelajaran disekolah

dengan dunia kerja dan masalah kehidupan nyata, ikut menyebabkan

3Moch. Masykur dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence: Cara Cerdas

Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, Jogjakarta: PT Arruz Media, 2007, 40. 4Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Keadaan Masa Kini Menuju

Harapan Masa Depan, Jakarta: Dikti, 2000, 1. 5Permendiknas RI, No. 41, 2007.

Page 16: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

3

rendahnya motivasi belajar matematika siswa. Apabila siswa terhubung

dengan konteks (permasalahan sehari-hari), siswa dapat memahami apa

yang mereka kerjakan, dan tidak perlu banyak menghafal konsep dan

prosedur yang tidak bermakna bagi mereka.

Peranan guru dalam proses belajar mengajar sangatlah penting ketika

memilih metode pembelajaran mana yang akan digunakan. Metode

pembelajaran adalah cara dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh

dan memberi latihan) isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan

tertentu.6

Peningkatan kualitas pembelajaran matematika di kelas perlu

mengembangan materi pembelajaran. Buku teks matematika siswa sebagian

materi yang disajikan masih banyak yang menggunakan penalaran deduktif,

sehingga ada keluhan yang dialami siswa dalam mempelajari materi dari

buku teks pelajaran yakni susah memahami konsep matematika. Selain itu,

materi yang disajikan kurangnya keterkaitan antara pembelajaran matematika

di sekolah dengan dunia nyata dan kehidupan sehari-hari siswa sehingga

mata pelajaran matematika termasuk mata pelajaran yang sulit dan ditakuti

siswa. Oleh karena itu Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Bawen yaitu MIN

Doplang, MIS Geyongan, MIS Pancuran dan MIS Asinan telah menerapkan

metode dengan model Realistic Mathematics Education (RME) dalam

pembelajaran matematika sehingga dijadikan sebagai lokasi penelitian karena

MIN Doplang merupakan madrasah negeri satu-satunya di kecamatan Bawen

6Atwi Suparman, Desain Instructional, Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka,

2007,166.

Page 17: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

4

tepatnya di daerah pedesaan sedangkan MIS Geyongan, MIS Pancuran dan

MIS Asinan terletak di daerah dekat dengan pabrik, sebagian besar siswa

kurang diperhatikan orang tua, yang rata-rata mereka diabaikan karena

tuntutan ekonomi bahkan orang tua mereka berangkat ke negara tetangga

sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) sehingga siswa harus hidup bersama

nenek atau kakeknya.

RME adalah salah satu model pembelajaran matematika yang

dikembangkan untuk mendekatkan matematika kepada siswa. Masalah-

masalah nyata dari kehidupan sehari-hari digunakan sebagai titik awal

pembelajaran matematika untuk menunjukkan bahwa matematika

sebenarnya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Benda nyata yang akrab

dengan kehidupan siswa dijadikan sebagai alat peraga dalam

pembelajaran matematika.7 Siswa harus diberi kesempatan untuk

membangun pengetahuan dan pemahaman sendiri. Berdasarkan hasil

observasi awal di MIN Doplang, MIS Geyongan, MIS Pancuran dan MIS

Asinan yang telah menggunakan model pembelajaran Realistic Mathematics

Education (RME) pada pembelajaran matematika, penulis tertarik untuk

mengetahui apakah RME yang diterapkan di empat madrasah tersebut sudah

dilakukan sesuai dengan prosedur RME. Dengan demikian pemilihan model

pembelajaran yang akan dipakai dalam proses pembelajaran matematika

sangatlah menentukan.

7Nyimas Aisyah dkk, Pengembangan Pembelajaran Matematika SD, Jakarta: Dirjen

Dikti Depdiknas, 2007, 7.

Page 18: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka penulis dapat

mengemukakan rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model Realistic Mathematics Education (RME)

dalam pembelajaran matematika pada siswa di Madrasah Ibtidaiyah se-

Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang?

2. Bagaimana hasil evaluasi dalam menerapkan model Realistic Mathematics

Education (RME) pada pembelajaran matematika di Madrasah Ibtidaiyah

se-Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang?

3. Apakah kelebihan dan kekurangan model Realistic Mathematics Education

(RME) pada pembelajaran matematika di Madrasah Ibtidaiyah se-

Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang?

C. Signifikasi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui penerapan model Realistic Mathematics Education

(RME) dalam pembelajaran matematika pada siswa di Madrasah Ibtidaiyah

se-Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.

b. Untuk mengetahui hasil evaluasi dalam menerapkan model Realistic

Mathematics Education (RME) pada pembelajaran matematika di Madrasah

Ibtidaiyah se-Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.

Page 19: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

6

c. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model Realistic Mathematics

Education (RME) pada pembelajaran matematika di Madrasah Ibtidaiyah

se-Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.

2. Manfaat Penelitian

a. ManfaatTeoretik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dan literatur tentang metode yang tepat dalam pembelajaran matematika

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

b. Manfaat Praktik

Hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat memberikan masukan yang

konstruktif bagi madrasah untuk pengembangan kualitas pembelajaran

Matematika dan bagi guru dapat menambah khasanah pembelajaran yang

sangat mungkin dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pelaksanaan

tugas mengajar guru di sekolah.

D. Kajian Pustaka

Penelitian Ulfa (2016) dalam penelitiannya yang membahas tentang

Penerapan Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)

untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa,

menjelaskan bahwa penerapan model pembelajaran RME dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Persentase aktivitas siswa

secara klasikal pada siklus I memperoleh kategori cukup aktif, meningkat

pada siklus II menjadi kategori aktif. Nilai rata-rata hasil belajar siswa siklus I

memperoleh kategori belum tuntas, meningkat pada siklus II menjadi kategori

Page 20: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

7

tuntas.8 Penelitian ini juga membahas tentang model pembelajaran akan tetapi

juga ditekankan strategi yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

May Shandy (2016) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa dengan

menerapkan pedekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education

(RME) menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV

Sekolah Dasar Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung, terlihat dari hasil tes

evaluasi dengan rata-rata nilai pada siklus I adalah 70,6 dengan ketuntasan 62

%, lalu rata-rata nilai pada siklus II adalah 88 dengan ketuntasan 87 %.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan

pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dapat meningkatkan

hasil belajar.9

Penelitian lain yang dilakukan Muhammad Syukur (2004) dalam

tesisnya yang berkaitan dengan metode pembelajaran guru dengan hasil

penelitian bahwa metode belajar yang tepat dapat meningkatkan kreativitas

siswa yaitu guru perlu merancang komponen proses pembelajaran yang dapat

mengembangkan kreativitas siswa yang meliputi desain lingkungan belajar,

aktivitas siswa, metode dan media pembelajaran, dan teknik evaluasi hasil

pembelajaran. Program yang telah disusun tersebut harus dilaksanakan sesuai

dengan rancangan.10

8

Annisa Ulfa, “Penerapan Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education

(RME) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD

Negeri 1 Tempuran”, Tesis, Universitas Lampung, 2016, 60. 9May Shandy, “Realistic Mathematics Education (RME) untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Volume 1, Nomor 1

(Desember 2016), 47. 10

Muhammad Syukur, “Pengembangan Kreativitas Dalam Proses Pembelajaran di

SMA Bakti Mulya 400 Kebayoran Lama Jakarta Selatan”, Tesis, UIN Syarif Hidayatullah,

2004, 154.

Page 21: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

8

Herwati A (2015) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa peningkatan

kemampuan penalaran analogi dan generalisasi Matematik dengan

menggunakan pendekatan realistik. Kemampuan penalaran Matematik lebih

tinggi apabila menggunakan pendekatan realistik dibandingkan dengan

tanpa realistik. Pendekatan realistik memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menjadi lebih aktif dalam pengajaran dan pembelajaran

Matematika. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik

memberikan kesan yang baik terhadap diri siswa. Siswa menjadi lebih

positif dalam pembelajaran dan mencari sendiri konsep Matematika dan

bukan lagi merupakan pemberitahuan dari guru. Siswa itu sendiri yang

aktif mengkonstruksi pengetahuannya.11

Penelitian lain Ardhini Lestari A (2014) dalam jurnalnya memberikan

hasil bahwa penerapan pendekatan RME yang dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada materi soal cerita tentang himpunan mengikuti langkah-

langkah, yaitu: pada langkah memahami masalah kontekstual, guru

menyajikan masalah kontekstual dan meminta siswa untuk memahami

masalah yang diberikan. Pada langkah menyelesaikan masalah, siswa

bersama kelompoknya diminta untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pada

langkah membandingkan dan mendiskusikan jawaban, beberapa kelompok

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan kelompok lain

membandingkan dan mengomentari jika terdapat perbedaan jawaban dengan

11

Herawati A, “Efektifitas Pendekatan Realistik Dalam Meningkatkan Kemampuan

Penalaran Matematika di SMA Negeri 1 Tembilahan Inhil Riau ”, Jurnal Peluang, Volume 4,

Nomor 1 (Oktober 2015), 11.

Page 22: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

9

kelompoknya. Pada langkah menyimpulkan, guru mengarahkan siswa untuk

membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari.12

Dalam jurnalnya Septiana Wijayanti (2016) menunjukkan bahwa

dengan pendekatan RME dapat meningkatkan kreativitas pemecahan

masalah, dapat dilihat indikator keberhasilan meliputi: menemukan fakta,

masalah, gagasan, solusi dan mengimplementasikan permasalahan,

menunjukkan lebih dari 40%. Pembelajaran dengan pendekatan Realistic

Mathematics Education (RME) juga meningkatkan prestasi belajar

matematika, terlihat dari siswa yang tuntas dalam KKM sebelum dilakukan

tindakan 12 siswa (31%), setelah dilakukan tindakan yang tuntas menjadi 32

siswa (82%).13

Hasil penelitian yang dideskripsikan di atas, memang cukup banyak

tulisan ilmiah yang senada dengan tema peningkatan hasil belajar matematika

dengan model pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)

sehingga dapat saling melengkapi satu sama lain, akan tetapi penulis belum

menemukan kajian secara khusus yang meneliti tentang penerapan metode

Realistic Mathematics Education (RME) dalam pembelajaran matematika

khususnya di MI se-Kecamatan Bawen. Penelitian ini sangat penting untuk

diterapkan kepada siswa dengan proses dan cara penerapan serta pembinaan

12

Andini Lestari A, “Penerapan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Soal Cerita Tentang Himpunan di

Kelas VII MTsN Palu Barat”, Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako, Volume

2, Nomor 1 (September 2014), 11. 13

Septiana Wijayanti, “Penggunaan Pendekatan Realistic Mathematics Education

(RME) sebagai Upaya Peningkatan Kreativitas Dalam Pemecahan Masalah Matematika

Siswa X.7 SMA Negeri 1 Pulokulon ”, Magistra, Volume 1, Nomor 95 (Maret 2016), 87.

Page 23: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

10

yang berlanjut sehingga menjadikan siswa untuk meningkatan hasil belajar

Matematika.

E. Kerangka Teori

Model pembelajaran dapat dipahami sebagai kerangka konseptual yang

mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai

tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan

pembelajaran bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran.14

RME merupakan salah satu model pembelajaran matematika yang

berorientasi pada siswa, bahwa matematika adalah aktivitas manusia dan

matematika harus dihubungkan secara nyata terhadap konteks kehidupan

seharihari siswa ke pengalaman belajar yang berorientasi pada hal-hal yang

real atau nyata.15

Model pembelajaran RME adalah matematika sekolah yang

dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai

titik awal pembelajaran.

Prosedur atau langkah-langkah Realistic Mathematics Education

(RME) antara lain: 1) Persiapan. Selain menyiapkan masalah kontekstual,

guru harus benar-benar memahami masalah dan memiliki berbagai

macam strategi yang mungkin akan ditempuh siswa dalam menyelesaikannya.

2) Pembukaan. Pada bagian ini siswa diperkenalkan dengan strategi

14

Mohamad Syarif Sumantri, Strategi Pembelajaran: Teori dan Praktik di Tingkat

Pendidikan Dasar, Jakarta: Rajawali Pers, 2015, 39. 15

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta:

Kencana, 2013, 205.

Page 24: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

11

pembelajaran yang dipakai dan diperkenalkan kepada masalah dari dunia

nyata untuk memecahkan masalah dengan cara mereka sendiri. 3) Proses

pembelajaran. Siswa mencoba berbagai strategi untuk menyelesaikan masalah

sesuai dengan pengalamannya, dapat dilakukan secara perorangan maupun

secara kelompok. 4) Tahap akhir yaitu Mengolah dan menganalisis data

yang diperoleh dan membuat kesimpulan.16

“Cooperative learning refers to a variety of teching methods in which

students work in small group to help one another learn academic content.”17

Pembelajaran kooperatif adalah suatu variasi metode pembelajaran dimana

peserta didik bekerja dalam kelompok kecil untuk membantu peserta didik

yang lain mempelajari materi pelajaran.

Prinsip pembelajaran matematika realistik yaitu: 1) Penemuan

kembali terbimbing dan matematisasi progresif, artinya pembelajaran

matematika realistik harus memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada

siswa untuk mengalami sendiri proses penemuan matematika. 2) Fenomena

didaktik, artinya pembentukan situasi dalam pemecahan masalah

matematika realistik harus menetapkan aspek aplikasi dan

mempertimbangkan pengaruh proses dari matematisasi progresif. 3)

Mengembangkan model-model sendiri, artinya pemecahan masalah

matematika realistik harus mampu dijembatani melalui pengembangan

model-model yang diciptakan sendiri oleh siswa dari yang konkret

16

Yusuf Hartono, Pendekatan Matematika Realistik, Jakarta: Dikti Bahan Ajar PJJ

PGSD, 2010, 20. 17

Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice, London:

Allymand Bacon, 2005, 2.

Page 25: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

12

menuju situasi abstrak, atau model yang diciptakan sendiri oleh siswa untuk

memecahkan masalah, dapat menciptakan kreasi dalam kepribadian siswa

melalui aktifitas di bawah bimbingan guru.18

Belajar matematika berarti belajar ilmu pasti. Belajar ilmu pasti berarti

belajar bernalar. Keterpaduan antara konsep belajar dan konsep mengajar

melahirkan konsep baru yaitu proses belajar mengajar yang dikenal dengan

proses pembelajaran.19

Kelebihan dalam menerapkan model Realistic Mathematics Education

(RME) adalah: a) Pengetahuan yang dibangun oleh siswa akan terus

tertanam dalam diri siswa. b) Memberikan pengertian yang jelas kepada

siswa tentang adanya keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari-hari,

c) Pembelajaran tidak berorientasi kepada memberi informasi dan memakai

matematika yang siap pakai untuk memecahkan masalah. Sedangkan

Kelemahan dalam menerapkan model RME yaitu a) Menggunakan masalah

realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran. b) Pemilihan alat peraga harus

cermat agar alat peraga yang dipilih bisa membantu proses berpikir siswa

sesuai dengan tuntutan RME. c) Upaya mendorong siswa agar bisa

menemukan cara untuk menyelesaikan tiap soal merupakan tantangan

tersendiri.20

18

Miftahul Jannah, “Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VII SMP Negeri 2

Tanjung Brebes Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Realistic

Mathematics Education (RME) Pada Sub Materi Pokok Bahasan Persegi Panjang Dan

Persegi Tahun Pelajaran2006/2007”, Tesis, UNNES, 2007, 22. 19

Nurhadi, Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta : PT. Grasindo, 2004,

8. 20

Mohamad Syarif Sumantri, Strategi Pembelajaran: Teori…, 110.

Page 26: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

13

Kemampuan matematika siswa merupakan perwujudan dari proses

keberhasilan pembelajaran matematika yang dicerminkan dengan perubahan

pola berpikir, sikap dan perubahan tingkah laku yang ditunjukan oleh siswa.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan

pendekatan deskriptif yaitu meneliti masalah yang sifatnya kualitatif, yakni

prosedur data penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.21

Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus (case study),

dalam arti penelitian fokus pada kasus (fenomena) yang kemudian dipahami

dan dianalisa secara mendalam.”22

Meskipun studi lapangan, penelitian ini

tetap melakukan kajian pustaka seperti pembahasan tentang metode dan

strategi pembelajaran.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Bawen

Kabupaten Semarang yang terdiri dari 4 madrasah dan semuanya dijadikan

objek penelitian. Fokus penelitiannya adalah MIN Doplang yang merupakan

MIN satu-satunya di Kecamatan Bawen dan 3 MI swasta yaitu MI Pancuran,

MI Geyongan dan MI Asinan. Dalam pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) sehingga lokasi

21

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, 36. 22

Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007, 99.

Page 27: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

14

tersebut dapat dijadikan contoh bagi lembaga lainnya yang representatif untuk

dijadikan penelitian.

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data mengenai

model pembelajaran matematika di MI Se-Kecamatan Bawen sedangkan

sumber data sekunder terdiri dari dokumen data umum seperti gambaran

umum madrasah dan data khusus seperti kegiatan pembelajaran dan prestasi

belajar. Sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi:

Informan, yang terdiri dari kepala sekolah, dewan guru, siswa, dokumen yang

berupa administrasi madrasah, dan kegiatan pembelajaran.

4. Pendekatan

Penelitian ini dengan menggunakan pendekatan fenomenologis untuk

menggali perspektif orang dalam (insider). Semua perspektif orang dalam

mesti dipertimbangkan tanpa memandang tingkat intelektual mereka.23

Pendekatan ini digunakan peneliti untuk mengkaji apakah dalam

penerapan model Realistic Mathematics Education (RME) dalam

pembelajaran matematika yang dilaksanakan mampu memberikan efek positif

bagi lingkungan madrasah dan sekitar khususnya berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam memahami soal matematika dengan menerapkan

contoh konkrit di MI Se-Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.

23

Zakiyuddin Baidhawy, Studi Islam Pendekatan dan Metode, Yogyakarta: PT.Bintang

Pustaka Abadi (BiPA), 2011, 280.

Page 28: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

15

5. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Peneliti menggunakan observasi partisipan untuk mempelajari dan

memahami perilaku yang terlibat dan observasi langsung dengan pedoman

sebagai pengamatan. Berkaitan dengan pengamatan dalam penelitian

dilakukan kegiatan observasi terhadap kegiatan proses pembelajaran,

aktivitas guru dan siswa, dan administrasi madrasah.

b. Metode Interview

Metode wawancara ini digunakan untuk mengingatkan peneliti

mengenai aspek-aspek yang harus di bahas sekaligus menjadi data dan

mengecek apakah aspek tersebut telah ditanyakan kepada informan. Metode

ini digunakan peneliti untuk mengetahui model pembelajaran matematika

yang diajukan kepada Kepala Madrasah, guru dan siswa.

c. Metode dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai

informasi melalui bahan dokumentasi yang berkaitan dengan penerapan

model pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) seperti

rencana pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar siswa.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan

Page 29: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

16

yang dapat dikelola, mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.24

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan tiga prosedur analisis

yaitu: 1) Reduksi data yaitu suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian

untuk menyederhanakan data kasar yang diperoleh di lapangan. 2) Penyajian

data yaitu menyajikan data yang sudah diedit dan diorganisasi secara

keseluruhan dalam bentuk naratif deskriptif. 3) Penarikan kesimpulan yaitu

merumuskan kesimpulan setelah melakukan tahap reduksi dan penyajian data.

G. Sistematika Penulisan

Tesis ini disusun dalam lima bab, dalam bab I merupakan Pendahuluan.

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan

signifikansi penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika

penulisan. Bab II berisi gambaran umum madrasah dan penerapan model

pembelajaran RME. Bab III berisi hasil evaluasi dalam penerapan model

pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) di MI se-Kecamatan

Bawen. Bab IV Kelebihan dan kekurangan dalam penerapan model

pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) di MI se-Kecamatan

Bawen. Bab V merupakan Penutup. Penulis mengambil kesimpulan dari hasil

penelitian ini yang disertai rekomendasi sebagai implikasi dari sebuah

penelitian.

24

Lexy Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2005, 248.

Page 30: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

17

BAB II

GAMBARAN UMUM MADRASAH DAN PENERAPAN

MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

A. Gambaran Umum Madrasah

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Doplang merupakan satu-satunya

MI yang berstatus negeri di kecamatan Bawen, berada di daerah pedesaan

yang terletak di luar lingkungan komplek Pondok Pesantren, tepatnya

terletak pada lintasan desa yang menghubungkan ke lintasan Kecamatan

Bawen. Jarak antara MIN Doplang dengan pusat Kecamatan Bawen adalah

sekitar 3 km ke arah sebelah Timur. Sedangkan jarak MIN Doplang dengan

pusat Kabupaten Semarang adalah sekitar 15 km ke arah Selatan. Jarak

dengan Kantor Kementerian Agama kabupaten Semarang sekitar 10 km.

MIN doplang memiliki bangunan kelas sebanyak 8 kelas. Ruang guru dan

Kepala madrasah 1 ruang. Kamar Kecil (WC) Guru sebanyak 2 ruang. WC

Siswa sebanyak 6 ruang. Data rekap guru di MIN Doplang terdiri dari 14

guru PNS, 6 guru bantu dengan jumlah 20 orang. Data siswa laki-laki ada 142

dan perempuan ada 105 dengan jumlah 247 siswa.25

Kecamatan Bawen terdapat tiga madrasah ibtidaiyah yang berstatus

swasta yaitu MIS Geyongan, MIS Pancuran dan MIS Asinan. Jumlah

siswanya lebih sedikit dibandingkan madrasah ibtidaiyah yang berstatus

negeri. MIS Geyongan, MIS Pancuran terletak di daerah yang dekat dengan

25

Hasil Dokumentasi MIN Doplang, 05 Januari 2018.

Page 31: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

18

pabrik. MIS Geyongan data siswa laki-laki ada 42 dan perempuan ada 42

dengan jumlah 84 siswa. Jumlah guru ada 7 dan 1 kepala madrasah. MIS

Pancuran data siswa laki-laki ada 55 dan perempuan ada 51 dengan jumlah

101 siswa MIS Asinan terletak di daerah pedesaan, mayoritas gurunya non

PNS. Jumlah tenaga pengajar ada 7 guru yang berstatus sebagai guru tetap

yayasan (GTY). MI Asinan data siswa laki-laki ada 46 dan perempuan ada

16 dengan jumlah 62 siswa. Kegiatan Belajar Mengajar atau KBM di MI

Kecamatan bawen dilaksanakan pada pagi hari, mulai dari jam 07.15 WIB

hingga jam 12.40 WIB. Lama jam belajar untuk kelas I dan kelas II setiap

jamnya (1 jam pelajaran) adalah 30 menit, sedangkan untuk kelas III, IV, V,

dan VI lama setiap jamnya ( 1 jam pelajaran) adalah 35 menit.26

B. Proses Penerapan Model RME dalam Pembelajaran Matematika

Guru harus memilih model pembelajaran yang sesuai untuk setiap

kompetensi yang ingin dicapai, karena tidak setiap model pembelajaran

sesuai untuk digunakan dalam mencapai setiap kompetensi atau tujuan

pembelajaran tertentu. Model yang diterapkan dalam pembelajaran

matematika di MI Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang yaitu MIN

Doplang, MIS Asinan, MIS Geyongan dan MIS Pancuran adalah dengan

pendekatan baru Realistic Mathematics Education (RME).

Model RME merupakan bentuk pembelajaran yang menggunakan dunia

nyata dan kegiatan pembelajaran yang lebih menekankan aktivitas siswa

26

Dokumentasi Madrasah Ibtidaiyah Swasta Geyongan, Pancuran dan Asinan.

Page 32: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

19

untuk mencari, menemukan, dan membangun sendiri pengetahuan yang

diperlukan sehingga pembelajaran menjadi terpusat pada siswa.27

Dalam penerapan model RME, pembelajaran diawali dengan

masalah kehidupan nyata sehari-hari yang bersifat realistik atau dunia

nyata, sehingga memungkinkan madrasah di Kecamatan Bawen seperti

MIN Dolang, MIS Geyongan, MIS Pancuran dan MIS Asinan menggunakan

pengalaman sebelumnya secara langsung. Proses penyarian (inti) dari

konsep yang sesuai dari situasi nyata dinyatakan sebagai matematisasi

konseptual. Melalui abstraksi dan formalisasi siswa akan mengembangkan

konsep yang lebih komplit. Kemudian, siswa dapat mengaplikasikan

konsep-konsep matematika ke bidang baru dari dunia nyata. Oleh karena itu,

untuk menjembatani konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak

sehari-hari perlu diperhatikan matematisasi pengalaman sehari-hari dan

penerapan matematika dalam sehari-hari.

Dalam menerapkan model pembelajaran RME, MIN Doplang, MIS

Geyongan, MIS Pancuran dan MIS Asinan harus mengetahui prosedur yang

ada dalam model RME adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Adapun persiapan yang dilaksanakan, yaitu a) Melakukan observasi

untuk melihat karakteristik yang ada dan kegiatan pembelajaran

matematika yang dilaksanakan di sekolah tersebut.b) Menentukan kelas

dan menetapkan materi pembelajaran Matematika. c) Menyusun Rencana

27

Effie Efrida Muchlis, “Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia (PMRI) Terhadap Perkembangan Kemampuan Pemecahan Masalah”, Jurnal

Exacta, ISSN: 1412-3617, Vol. X, No. 2 (Desember 2012), 136.

Page 33: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

20

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan pendekatan RME. d)

Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang sesuai dengan

pendekatan RME, untuk selanjutnya diberikan kepada siswa pada saat

diskusi kelompok. e )Menyusun instrumen tes dan melakukan uji coba

instrumen penelitian.

2. Tahap Pembukaan. Pada bagian ini siswa diperkenalkan dengan

strategi pembelajaran yang dipakai. Siswa mendeskripsikan masalah

kontekstual, melakukan interpretasi aspek matematika yang ada pada

masalah yang dimaksud, dan memikirkan strategi pemecahan masalah,

selanjutnya siswa bekerja menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri

berdasarkan pengetahuan awal yang dimilikinya, sehingga dimungkinkan

adanya perbedaan penyelesaian siswa yang satu dengan yang lainnya.

Guru mengamati, memotivasi, dan memberi bimbingan terbatas, sehingga

siswa dapat memperoleh penyelesaian masalah-masalah tersebut.

3. Proses Pembelajaran

Sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, langkah-langkah

yang dilakukan adalah a) Melaksanakan pembelajaran matematika dengan

pendekatan RME. b) Memberikan tes kemampuan akhir pemahaman

konsep matematis setelah penerapan pembelajaran dengan pendekatan

RME. Setiap siswa atau kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

didepan siswa atau kelompok lain dan siswa atau kelompok lain

memberi tanggapan terhadap hasil kerja siswa atau kelompok penyaji.

Guru mengamati jalannya diskusi kelas dan memberi tanggapan

Page 34: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

21

sambil mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik serta

menemukan aturan atau prinsip yang bersifat lebih umum.

4. Tahap Akhir. Setelah mencapai kesepakatan tentang strategi terbaik

melalui diskusi kelas, siswa diajak menarik kesimpulan kesimpulan suatu

konsep atau prosedur yang terkait dengan masalah realistik yang

diselesaikan dari pelajaran saat itu. Pada akhir pembelajaran siswa harus

mengerjakan soal evaluasi.

Gambaran tentang implementasi RME diberikan contoh pembelajaran

pembagian pecahan di MI. Dalam pembelajaran, sebelum peserta didik

masuk pada sistem formal, terlebih dahulu mereka dibawa ke “situasi”

informal. Misalnya, pembelajaran pecahan dapat diawali dengan pembagian

menjadi bagian yang sama misalnya pembagian kue sehingga tidak terjadi

loncatan pengetahuan informal siswa konsep matematika dengan pengetahuan

matematika formal. Setelah mereka memahami pembagian menjadi bagian

yang sama, baru diperkenalkan istilah pecahan.

Pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan RME

dilakukan dengan empat tahapan untuk menuju matematika formal.

Tahapan-tahapan tersebut adalah persiapan, pembukaan, proses pembelajaran

dan tahap akhir. Adapun cara mengajarkan konsep pecahan kepada siswa

kelas IV dengan pendekatan RME, salah satunya adalah melalui konteks

“membagi makanan seperti kue”. Proses penerapan model RME dalam

pembelajaran matematika pada materi pecahan sederhana adalah sebagai

berikut:

Page 35: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

22

Tabel 2.1.

Proses Penerapan Model Realistic Mathematics Education (RME)

MI Se-Kecamatan Bawen

Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran RME

Persiapan 1) Guru mengawali pembelajaran dengan

mempersiapkan beberapa kue, pisau dan

beberapa piring sebagai alas.

2) Guru membagi siswa atas beberapa

kelompok kecil yang terdiri dari 2 anak, 3

anak, dan 4 anak. Kemudian guru

membagikan satu buah kue kepada setiap

kelompok.

3) Siswa-siswa diminta untuk membagi

satu buah kue tersebut secara adil sesuai

dengan jumlah anak dalam setiap

kelompok. Pada kegiatan ini siswa

diberikan kebebasan untuk membuat

kalimat untuk membagikan sebuah kue

tersebut sesuai dengan bahasa mereka sendiri.

4) Setelah semua kelompok selesai

memotong kue menjadi bagian-bagian yang

sesuai dengan banyak anggota pada setiap

kelompok, guru meminta mereka memegang

kue yang mereka dapatkan.

5) Secara bergantian guru bertanya kepada

siswa “berapa bagian kue yang kamu

dapatkan dari kelompokmu”.

6) Setelah siswa menjawab, guru

memperbolehkan siswa memakan kue yang

mereka dapatkan. Oleh karena itu

pembelajaran akan menyenangkan dan

mampu mendorong aktivitas dan

interaktivitas siswa.

Pembukaan 1) Pada tahap ini, guru tidak lagi

membawa kue, tetapi kue tersebut sudah

dimodelkan dengan sebuah kertas warna-

warni yang berbentuk persegi.

Page 36: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

23

2) Guru membagi siswa atas beberapa

kelompok dengan anggota kelompok sama

banyak, kemudian guru memberikan

selembar kertas warna-warni untuk setiap

kelompok.

3) Siswa-siswa bekerja kelompok membuat

setengah, seperempat, dan sepertiga dari

kertas persegi yang telah disediakan dan

menempelkan pada tempat yang telah

disediakan pada LKS. Kemudian siswa

diminta untuk menuliskan pecahan yang

sesuai pada bagian yang telah dipotong.

Proses Pembelajaran 1) Pada tahap ini pengetahuan mereka

dibangun untuk menuju kepada tahap formal.

2) Konteks kue dan penskemaan kue yang

telah dimodelkan dengan kertas warna-

warni sudah tidak berlaku lagi.

3) Guru mulai menjelaskan siswa tentang

pecahan sederhana dalam bentuk formal.

4) Dalam soal matematika formal, kue

digambarkan dengan sebuah gambar persegi

yang sudah dibagi menjadi beberapa bagian.

5) Kemudian guru memberikan beberapa

soal pecahan sederhana untuk dikerjakan

siswa secara individu.

Tahap Akhir Dari hasil diskusi kelas guru mengarahkan

siswa untuk menarik kesimpulan mengenai

pemecahan masalah mengenai pembagian

pecahan, konsep, prosedur atau prinsip yang

telah dibangun bersama. Pada tahap ini

karakteristik pembelajaran matematika

realistik yang muncul adalah interaktif serta

menggunakan kontribusi siswa.

Sumber: Hasil Observasi di MI Se-Kecamatan Bawen

Pada pelajaran matematika di MI Se-Kecamatan Bawen, model RME

ini diterapkan pada waktu kegiatan pembelajaran baru dimulai atau pada saat

guru menginformasikan materi pembelajaran. Siswa dapat menyelesaikan

Page 37: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

24

masalah tersebut dengan langsung menggunakan konsep yang telah

dimilikinya atau siswa menyelesaikan masalah tersebut dengan mengubah ke

dalam model matematika lalu menggunakan konsep yang telah dimiliki.

Dalam tahapan persiapan pembelajaran dengan model RME sudah

diterapkan oleh MI Kecamatan Bawen. Model ini digunakan untuk

meningkatkan kecepatan dan ketepatan siswa dalam mengingat serta

mengungkapkan kembali ingatannya seperti: penjumlahan, pengurangan,

perkalian dan pembagian bilangan-bilangan dasar, sebagai contoh: siswa di

kelas IV di MI harus memiliki kemampuan melakukan pembagian dengan

dikaitkan dunia nyata seperti pembagian kue.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di MIS Asinan, dalam

pembelajaran matematika belum sepenuhnya menggunakan alat peraga yang

bertujuan untuk memberikan wujud riil terhadap bahan yang dibicarakan

dalam materi pembelajaran. Alat peraga yang digunakan dalam proses belajar

mengajar dalam garis besarnya memiliki manfaat menambah kegiatan belajar

siswa, menghemat waktu belajar, memberikan alasan yang wajar untuk

belajar karena membangkitkan minat perhatian dan aktivitas siswa serta dapat

mengakomodir siswa yang lebih mudah memahami teori secara visual.28

Pada tahap pembukaan, guru melakukan pengamatan kegiatan siswa

dalam berlatih dengan kelompoknya serta memberikan arahan kepada

siswa yang menemukan kesulitan pada proses latihan. Setelah 30 menit

kegiatan latihan selesai, guru meminta setiap siswa untuk mempresentasikan

28

Hasil Wawancara dengan Reni Andriyani Guru MIS Asinan, 27 Januari 2018, Pukul

10.00 WIB.

Page 38: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

25

hasil latihannya dengan menggunakan alat peraga kue yang diganti dengan

kertas berwarna dalam pembagian pecahan.29

Model RME dilakukan dengan berdiskusi secara berkelompok, terdiri

dari 3-6 siswa dalam melakukan aktivitas siswa ketika mengerjakan soal

latihan matematika. Kelompok diskusi dipilih atas dasar menggabungkan

siswa yang tempat duduknya berdekatan sebanyak 6 siswa. Kegiatan siswa

berkelompok selain mengerjakan secara diskusi, mereka juga melakukan

aktifitas siswa saling bekerja sama apabila ada salah satu siswa dalam

kelompok yang mengalami kesulitan.30

Metode ini sudah diterapkan di MI se-Kecamatan Bawen yang

merupakan interaksi antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru untuk

menganalisis, menggali permasalahan tertentu yang dilakukan dalam bentuk

klasikal. Contohnya melakukan diskusi kelompok kecil dapat dibedakan

menjadi: pasangan, kelompok 3-6 orang, kelompok dinamika yaitu mulai dari

dua orang, kemudian bergabung menjadi empat orang, terus bergabung

menjadi delapan orang dan seterusnya.

Pada proses pembelajaran, guru tidak menjelaskan materi secara

keseluruhan seperti pembelajaran sebelumnya. Tidak lagi membawa kue,

tetapi kue tersebut sudah dimodelkan dengan sebuah kertas warna-warni

yang berbentuk persegi dan menempelkannya pada LKS sehingga guru

harus membacakan dan menjelaskan setiap langkah yang harus dikerjakan.

29

Hasil Wawancara dengan Puput Ali Muttaqin Guru MIN Doplang, 29 Januari 2018,

Pukul 09.30 WIB. 30

Hasil Wawancara dengan Abdul Kholiq, Guru MIS Geyongan, 30 Januari

2018.Pukul 10.00 WIB.

Page 39: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

26

Pada pertemuan selanjutnya siswa sudah dapat memahami sendiri

petunjuk dan perintah pada modul.31

Berdasarkan hasil wawancara di MIS Pancuran, Siswanto mengatakan

“Pada proses pembelajaran atau pembangunan pengetahuan, semua guru

matematika disini menerapkan model RME karena kegiatan dapat

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis dengan

mengaitkan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari seperti

pembagian dengan kue dikaitkan dengan soal pecahan sederhana, sehingga

siswa termotivasi untuk menyelesaikan pertanyaan yang mengarahkan siswa

dalam proses pemecahan masalah.32

Menurut Sriyanti, model RME senantiasa bagus diterapkan apabila

dalam proses pembelajaran matematika betul-betul disiapkan dengan baik,

didukung alat dan media serta memperhatikan batas kemungkinan

penggunaannya. Model ini sering digunakan oleh setiap guru. Selain

disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor

kebiasaan baik dari guru ataupun siswa meskipun juga ada kekurangannya.33

Hasil observasi di MIS Asinan diperoleh data bahwa tahap akhir

pembelajaran soal-soal kontekstual yang umumnya dibatasi pada aplikasi

dijumpai pada bagian akhir dari kegiatan belajar mengajar di kelas,

bahkan seringkali hanya dipandang sebagai pengayaan dari materi yang

31

Hasil wawancara dengan Jarwinah dan Rika, Guru Matematika MIN Doplang dan

MIS Asinan, 26 Januari 2018, Pukul 08.30 WIB. 32

Hasil Wawancara dengan Siswanto, Kepala MIS Pancuran, 25 Januari 2018,Pukul

08.30 WIB 33

Hasil Wawancara dengan Sriyanti Guru MIN Doplang, 29 Januari 2018, Pukul 08.30

WIB

Page 40: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

27

telah dipelajari. Dalam akhir kegiatan pembelajaran dengan model RME

adanya kontribusi siswa dapat menarik kesimpulan mengenai pemecahan

masalah melalui diskusi.34

Penggunaan model RME dalam pelajaran matematika di MI

Kecamatan Bawen kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa

dengan kemampuan tinggi di sekolah yang menerapkan pendekatan RME

lebih baik hasilnya dibandingkan dengan siswa di sekolah yang tidak

menerapkan pendekatan RME. Model pembelajaran matematika yang ada di

MI Kecamatan Bawen yaitu menggunakan Realistic Mathematics Education

(RME) merupakan pendekatan baru yang sudah diterapkan di MIN Doplang,

MIS Pancuran, Geyongan dan Asinan. Model RME merupakan pendekatan

pembelajaran matematika yang bertitik tolak dari hal-hal yang nyata bagi

kehidupan siswa. Model RME dalam pembelajaran matematika menekankan

pada keterampilan berdiskusi, berkolaborasi, berargumentasi dan menarik

kesimpulan. Dapat dilihat bahwa pembelajaran ini termasuk pembelajaran

dengan proses belajar mandiri dan berkaitan dengan kehidupan sehari-

hari. Oleh karena itu, ketepatan model pembelajaran yang dipilih harus

disesuaikan dengan tujuan dan materi pelajaran yang akan diajarkan.

34

Hasil Wawancara dengan Atika, Siswa Kelas IV MIS Asinan, 27 Januari 2018.

Pukul 09.30 WIB

Page 41: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

28

BAB III

EVALUASI PENERAPAN MODEL RME DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA

A. Indikator Aktivitas Siswa

Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara

berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung

maupun tidak langsung dengan menggunakan lembar observasi yang berisi

sejumlah indikator perilaku atau aspek yang diamati.35

Kriteria yang digunakan dalam penilaian harus tepat, sehingga dapat

memberi hasil penilaian yang objektif. Data evaluasi aktivitas siswa selama

proses pembelajaran dengan menggunakan model Realistic Mathematics

Education (RME) yang berlangsung melalui tiga tahapan yaitu tahapan

nyata, pembentukan skema, dan tahapan pembangunan pengetahuan

diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dengan

melihat indikator sebagai berikut:

Tabel 3.1.

Indikator Aktivitas Siswa

No Aspek yang

Diamati

Indikator

1 Kegiatan

lisan

(A)

a. Mengajukan pertanyaan.

b. Memberikan saran.

c. Mengemukakan pendapat saat diskusi.

d. Berbicara dengan bahasa yang baik dan benar.

e. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

2 Kegiatan

mental

(B)

a. Menggunakan berbagai cara untuk memecahkan

masalah saat berdiskusi.

b. Membantu teman yang kesulitan.

35

Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

berdasarkan Kurikulum 2013), Jakarta: Rajawali Pers, 2013, 117.

Page 42: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

29

c. Bekerjasama dalam kelompok.

d. Membuat keputusan dengan cepat.

e. Memeriksa kembali tugas yang dikerjakan

sebelum dikumpul.

3 Kegiatan

emosional

(C)

a. Semangat dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran.

b. Tidak mengganggu teman saat belajar.

c. Berani maju ke depan kelas.

d. Mengerjakan tugas dengan tenang dan tidak

tergesa-gesa.

e. Menyelesaikan tugas yang diberikan tepat waktu.

Selama proses pembelajaran siswa dituntut mahir dalam memecahkan

masalah, dan memiliki model atau strategi belajar sendiri serta memiliki

kecapakan berpartisipasi dalam tim. Peran guru dalam pembelajaran model

RME adalah mengajukan permasalahan nyata, motivasi, menyediakan bahan

ajar dan fasilitas yang diperlukan siswa untuk memecahkan masalah

serta memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan temuan dan

perkembangan intelektual siswa. Adapun kategori dalam menentukan

evaluasi penerapan model RME dilihat dari aktivitas siswa sebagai berikut:

Tabel 3.2.

Kategori Evaluasi Penerapan RME dilihat dari Aktivitas Siswa

No Skor Kategori Indikator

1 5 (80-

100)

Sangat

Aktif

Jika semua indikator dalam aspek yang

diamati dilaksanakan selama pengamatan.

2 4 (60-79) Aktif Jika keempat indikator dalam aspek yang

diamati dilaksanakan selama pengamatan.

3 3 (40-59) Cukup

Aktif

Jika ketiga indikator dalam aspek yang

diamati dilaksanakan selama pengamatan.

4 2 (20-39) Kurang

Aktif

Jika kedua indikator dalam aspek yang

diamati dilaksanakan selama pengamatan.

5 1 (0-19) Pasif Jika hanya satu indikator dalam aspek

yang diamati dilaksanakan selama

pengamatan.

Page 43: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

30

B. Hasil Evaluasi Model RME

Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika, salah

satunya adalah melalui implementasi model RME secara terus-menerus

ditingkatkan kualitasnya, baik dari segi proses maupun hasil pembelajaran.

Sebagai ujung tombak pelaksana asesmen dalam pembelajaran, para guru

perlu memiliki keterampilan dalam melakukan penilaian yang tepat pada

proses dan hasil pembelajaran siswanya.

.Berdasarkan hasil evaluasi yang ada dalam menerapkan model RME

pelajaran Matematika di MI Kecamatan Bawen berkaitan dengan aktivitas

siswa, maka diperoleh hasil sesuai lampiran tabel 3.3 sebagai berikut:

MIN Doplang Kecamatan Bawen, hasil evaluasi aktivitas siswanya dari

31 siswa yang berkategori aktif ada 11 siswa dan sisanya 20 siswa sangat

aktif dengan mengamati beberapa aspek yaitu kegiatan lisan rata-rata sangat

aktif dengan skor 4,12 artinya semua indikator dalam aspek yang diamati

dilaksanakan selama pengamatan. Dalam kegiatan mental rata-rata siswa

berkategori sangat aktif dengan skor 4 artinya semua indikator dalam

aspek yang diamati dilaksanakan selama pengamatan dan kegiatan

emosional siswa terlihat aktif dengan skor 3,97 artinya hanya keempat

indikator dalam aspek yang diamati dilaksanakan selama pengamatan.

Hasil evaluasi aktivitas siswanya dalam penerapan model RME

pembelajaran matematika di MIS Geyongan, dari 15 siswa yang berkategori

aktif ada 5 siswa dan sisanya 10 siswa sangat aktif dengan mengamati

beberapa aspek yaitu kegiatan lisan rata-rata sangat aktif dengan skor 4

Page 44: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

31

artinya semua indikator dalam aspek yang diamati dilaksanakan selama

pengamatan. Dalam kegiatan mental rata-rata siswa berkategori sangat aktif

dengan skor 4 artinya semua indikator dalam aspek yang diamati

dilaksanakan selama pengamatan dan kegiatan emosional siswa terlihat aktif

dengan skor 3,6 artinya hanya keempat indikator dalam aspek yang diamati

dilaksanakan selama pengamatan.

MIS Pancuran dalam penerapan model RME pembelajaran matematika,

hasil evaluasi aktivitas siswanya yang berjumlah 14 siswa yang berkategori

aktif ada 8 sedangkan 6 siswa sangat aktif. Hal ini dilihat dari beberapa aspek

yaitu kegiatan lisan rata-rata aktif dengan skor 3,86 artinya hanya empat

indikator dalam aspek yang diamati dilaksanakan selama pengamatan.

Dalam kegiatan mental rata-rata siswa berkategori aktif dengan skor 3,78

artinya hanya empat indikator dalam aspek yang diamati dilaksanakan

selama pengamatan dan kegiatan emosional siswa terlihat aktif dengan skor

3,5 artinya hanya keempat indikator dalam aspek yang diamati dilaksanakan

selama pengamatan.

MIS Asinan dalam penerapan model RME pembelajaran matematika,

hasil evaluasi aktivitas siswanya yang berjumlah 7 siswa yang berkategori

aktif ada 5 sedangkan 2 siswa sangat aktif. Hal ini dilihat dari beberapa aspek

yaitu kegiatan lisan rata-rata aktif dengan skor 3,85 artinya hanya empat

indikator dalam aspek yang diamati dilaksanakan selama pengamatan.

Dalam kegiatan mental rata-rata siswa berkategori aktif dengan skor 3,57

artinya hanya empat indikator dalam aspek yang diamati dan kegiatan

Page 45: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

32

emosional siswa terlihat aktif dengan skor 3,28 artinya hanya keempat

indikator dalam aspek yang diamati dilaksanakan selama pengamatan.

Berdasarkan hasil evaluasi penerapan RME pada pembelajaran

matematika tentang aktivitas siswa di MI se-Kecamatan Bawen dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1

Evaluasi Aktivitas Siswa di MI se-Kecamatan Bawen

Dalam pembelajaran matematika di MI se-Kecamatan Bawen dengan

model RME dapat disimpulkan bahwa nilai aktivitas siswa diamati dari tiga

aspek yang berdasarkan pada indikator masing-masing aspek sebagai

patokannya yaitu aspek kegiatan lisan, kegiatan mental dan kegiatan

emosional. Dilihat dari aspek kegiatan lisan dan kegiatan mental yang sangat

aktif adalah MIN Doplang dan MIS Geyongan sedangkan MIS Pancuran dan

MIS Asinan kategori siswanya aktif. Pada aspek kegiatan emosional, siswa di

MIN Doplang, MIS Geyongan, MIS Pancuran dan MIS Asinan semuanya

masuk kategori aktif.

0

20

40

60

80

Kegiatan Lisan

Kegiatan Mental

Kegiatan Emosional

Nilai

Aspek yang diamati

Evaluasi Aktivitas Siswa dalam Penerapan RME

MIN Doplang

MIS Geyongan

MIS Pancuran

MIS Asinan

Page 46: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

33

BAB IV

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODEL RME

DI MI SE-KECAMATAN BAWEN

A. Kelebihan Penerapan Model Realistic Mathematics Education (RME)

Pendekatan pembelajaran diperlukan untuk membantu siswa menguasai

materi yang diajarkan guru yaitu dengan menggunakan konsep pembelajaran

yang membuat siswa mampu menyelesaikan permasalahannya sendiri melalui

model pembelajaran RME.

Model pembelajaran RME dapat mengembangkan sikap positif anak

dan pemahaman, serta aktivitas dalam pembelajaran matematika. dengan

model RME soal yang abstrak dapat menjadi soal yang mudah dipahami bagi

siswa. Selain itu, pembelajaran matematika di MI se-Kecamatan Bawen yaitu

MIN Doplang, MIS Geyongan, MIS Pancuran dan MIS Asinan dengan

menerapkan model RME banyak memberikan beberapa kelebihan yaitu:

1. Pembelajaran matematika lebih menarik, relevan dan bermakna, tidak

terlalu formal dan tidak terlalu abstrak.

Interaksi antar siswa dengan guru merupakan hal penting dalam

penerapan model RME. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengkomunikasikan ide-ide mereka sendiri melalui proses belajar

yang interaktif, seperti: kerja kelompok, diskusi kelompok, maupun

diskusi kelas. Secara eksplisit bentuk interaksi yang berupa negoisasi,

penjelasan, pembenaran, setuju, tidak setuju, pertanyaan atau refleksi,

Page 47: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

34

kooperatif dan evaluasi sesama siswa dan juga dengan guru adalah faktor

penting dalam proses belajar mengajar secara konstruktif.

2. Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa artinya siswa bisa

menyelesaikan pemecahan masalah matematika dengan mengaitkan

pengalaman siswa dalam kehidupan nyata yang bersifat realistis melalui

konsep-konsep matematika dan menekankan untuk membawa matematika

pada pengajaran bermakna. Contohnya: siswa yang pandai dapat

dijadikan tutor.

3. Menekankan belajar matematika pada learning by doing.

Pada pembelajaran matematika realistik tercipta suasana belajar

dimana siswa merasa usaha dan kontribusi mereka dihargai, siswa

mempunyai kebebasan dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan

kemampuannya yang dapat mengeksplorasi dalam beraktivitas dengan

matematika, sedangkan siswa yang berkemampuan rendah juga masih bisa

menyenangi matematika sesuai dengan kemampuanya. Disini akan muncul

sikap saling menghargai, kerja keras dan mandiri. Hal ini tentunya sesuai

dengan konsep teori yang disampaikan oleh beberapa pakar pendidikan

matematika yang sudah mengkaji beberapa model pembelajaran yang

dapat membentuk karakter siswa. Pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual dengan berbagai model dan metodenya, dapat dijadikan

sebagai alat untuk membangun karakter bangsa.36

36

Soedjajdi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Konstatasi Keadaan

Masa Kini Menuju Haraan Masa Depan, Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi, 2000, 67.

Page 48: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

35

Contohnya: Salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman

konsep pembagian pada siswa kelas IV di MI Se-Kecamatan Bawen yaitu

dengan menggunakan pendekatan RME. Hal ini terjadi karena dapat

mempermudah siswa untuk tidak sekedar mengingat tetapi juga paham

tentang konsep pembagian pecahan sehingga keterampilan untuk

memecahkan soal yang berhubungan dengan pembagian juga

meningkat. Selain itu, siswa menjadi lebih aktif dan terpacu untuk selalu

dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru dalam proses

pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran matematika pada pokok

materi pembagian dengan menggunakan makanan seperti kue.

4. Menfasilitasi penyelesaian masalah matematika dengan tanpa

menggunakan penyelesaian yang baku.

Pada tahap penyelesaikan masalah siswa diminta mengerjakan secara

individu sehingga dimungkinkan adanya perbedaan penyelesaian siswa

yang satu dengan yang lainnya. Pada langkah ini yang muncul adalah yaitu

menggunakan kontribusi siswa dan pengalaman siswa dalam kehidupan

sehari-hari. Pada tahap ini tentunya akan membangun karakter untuk jujur,

bekerja keras dalam menyelesaikan masalah, mandiri, kreatif dan tentunya

juga melatih siswa untuk memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Contohnya:

alat peraga dapat diserahkan kepada siswa sebagai tugas kelompok.

5. Menggunakan konteks sebagai titik awal pembelajaran matematika.

Siswa diberi kesempatan untuk menemukan ide atau konsep

matematika berdasarkan pengalaman anak dalam berinteraksi dengan

Page 49: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

36

lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan

sekolah, keluarga, atau masyarakat yang benar-benar dikenal siswa. Siswa

diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah dan mencoba

mengidentifikasi aspek matematika yang ada pada masalah tersebut.

Berdasarkan hasil temuan peneliti di MIN Doplang, MIS Geyongan, MIS

Pancuran dan MIS Asinan sudah sesuai dengan kajian teori pada bab I tentang

kelebihan dalam penerapan model RME yaitu: a) Pengetahuan yang dibangun

oleh siswa akan terus tertanam dalam diri siswa karena pembelajaran

matematika lebih menarik, relevan dan bermakna, tidak terlalu formal dan

tidak terlalu abstrak serta dapat mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa.

b) Memberikan pengertian yang jelas kepada siswa tentang adanya keterkaitan

matematika dengan kehidupan sehari-hari karena mempertimbangkan tingkat

kemampuan siswa dan menekankan belajar matematika pada learning by

doing. c) Pembelajaran tidak berorientasi kepada memberi informasi dan

memakai matematika yang siap pakai untuk memecahkan masalah seperti

menfasilitasi penyelesaian masalah matematika dan menggunakan konteks

sebagai titik awal pembelajaran matematika.

B. Kelemahan Penerapan Model Realistic Mathematics Education (RME)

Kelemahan yang terjadi dalam penerapan model Realistic Mathematics

Education (RME) pada pembelajaran matematika di MI se-Kecamatan Bawen

yaitu:

Page 50: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

37

1. Melihat kondisi siswa yaitu diskusi kelompok masih dikuasai oleh siswa

kelompok yang pandai, sedangkan untuk kelompok yang kurang

berkecenderungan pasif.

Dalam menghidupkan suasana kompetitif, setiap kelompok harus terus

menjadi yang terbaik sehingga terpacu semangat setiap kelompok untuk

memahami setiap materi ajar yang didiskusikan. Selain aktivitas anggota

kelompok, peran ketua atau tutor sangat besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan diskusi. Tutor setiap kelompok dipilih secara demokratis oleh

para siswa sehingga mampu mewujudkan suasana yang akrab dan harmonis

di antara sesama anggota kelompok. Kondisi semacam ini sangat diperlukan

ketika para siswa harus mempelajari dan menyelesaikan masalah

matematika dengan model RME. Penerapannya di MI se-Kecamatan Bawen

ketika diskusi kelompok yang pandai lebih cepat menyelesaikan masalah

matematika dibandingkan dengan kelompok yang biasa.

2. Kondisi guru yaitu tingkat pengetahuan dan profesionalisme guru dalam

pemilihan media dan metode pembelajaran yang rendah mengakibatkan

terjadinya kekeliruan dalam menyelesaikan masalah dan menyampaikan

materi matematika. Cara mengatasinya dengan diadakan suatu model in

service training yang lebih terpokus kepada upaya pemberdayaan guru

sesuai kapasitas serta permasalahan yang dihadapinya dengan pembinaan

profesi pendidik.

3. Peranan guru sebagai fasilitator akan membuat guru harus selalu

memperluas wawasannya. Jika guru tidak memfasilitasi kebutuhan siswa

Page 51: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

38

dalam belajar seperti lembar kerja maka siswa kurang terarah sehingga perlu

adanya kemampuan berpikir dan bernalar serta adanya suatu pembelajaran

yang bermutu.

Hasil temuan peneliti di MIN Doplang, MIS Geyongan, MIS

Pancuran dan MIS Asinan sudah sesuai dengan kajian teori pada bab I

tentang kelemahan dalam penerapan model RME yaitu: a) Menggunakan

masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran, hal ini terbukti dari

hasil diskusi kelompok masih dikuasai oleh siswa kelompok yang pandai. b)

Pemilihan alat peraga harus cermat agar alat peraga yang dipilih bisa

membantu proses berpikir siswa sesuai dengan tuntutan RME, buktinya

tingkat pengetahuan dan profesionalisme guru dalam pemilihan media dan

metode pembelajaran masih ada yang rendah. c) Upaya mendorong siswa

agar bisa menemukan cara untuk menyelesaikan tiap soal merupakan

tantangan tersendiri seperti adanya peranan guru sebagai fasilitator akan

membuat guru harus selalu memperluas wawasannya.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, MI se-Kecamatan Bawen dalam

menerapkan model baru pada pembelajaran matematika yaitu RME selain

terdapat kelebihan atau keuntungan dalam pembelajaran matematika juga

ada kelemahan dan kendalanya yaitu aktivitas siswa dan guru. Pendekatan

pembelajaran diperlukan untuk membantu siswa menguasai materi yang

diajarkan guru yaitu dengan menggunakan konsep pembelajaran yang

membuat siswa mampu menyelesaikan permasalahannya sendiri melalui

pendekatan pembelajaran dengan model RME.

Page 52: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

39

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Pembelajaran matematika di MI Kecamatan Bawen Kabupaten

Semarang yaitu MIN Doplang, MIS Asinan, MIS Geyongan dan MIS

Pancuran adalah menggunakan model pendekatan baru yaitu Realistic

Mathematics Education (RME). Pembelajaran matematika realistik diawali

dengan dunia nyata, agar dapat memudahkan siswa dalam belajar

matematika, kemudian siswa dengan bantuan guru diberikan kesempatan

untuk menemukan sendiri konsep-konsep matematika. Setelah itu,

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari atau dalam bidang lain. Prosedur

atau langkah-langkah yang ada dalam menerapkan model RME dalam

pembelajaran matematika yaitu tahap persiapan, pembukaan, proses

pembelajaran dan tahap akhir.

Evaluasi penerapan model RME di MI se-Kecamatan Bawen dilihat

dari aktivitas siswa berdasarkan aspek kegiatan lisan dan kegiatan mental

yang sangat aktif adalah siswa MIN Doplang dan MIS Geyongan sedangkan

MIS Pancuran dan MIS Asinan kategori siswanya aktif. Pada aspek kegiatan

emosional di MIN Doplang, MIS Geyongan, MIS Pancuran dan MIS Asinan

siswanya semua aktif artinya semangat dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran, tidak mengganggu teman saat belajar, berani maju ke depan

kelas dan mengerjakan tugas dengan tenang dan tidak tergesa-gesa.

Page 53: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

40

Penerapan model RME dalam pembelajaran matematika di MI se-

Kecamatan Bawen mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya

adalah: a) Pembelajaran matematika lebih menarik, relevan dan bermakna,

tidak terlalu formal dan tidak terlalu abstrak. b) Mempertimbangkan tingkat

kemampuan siswa, c) Menekankan belajar matematika pada learning by

doing, d) Menfasilitasi penyelesaian masalah matematika dengan tanpa

menggunakan penyelesaian yang baku. e) Menggunakan konteks sebagai titik

awal pembelajaran matematika. Sedangkan kelemahannya antara lain: 1)

diskusi kelompok masih dikuasai oleh siswa kelompok yang pandai,

sedangkan untuk kelompok yang kurang berkecenderungan pasif. 2) tingkat

pengetahuan dan profesionalisme guru yang rendah mengakibatkan terjadinya

kekeliruan dalam menyelesaikan masalah dan menyampaikan materi

matematika. 3) Peranan guru sebagai fasilitator akan membuat guru harus

selalu memperluas wawasannya.

B. Saran

Proses pembelajaran matematika agar lebih efektif dan lebih memberikan

hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran: Bagi instansi

pendidikan hendaknya senantiasa memberikan motivasi, monitoring, dan

evaluasi kepada guru agar berani menerapkan model pembelajaran yang tepat

guna meningkatkan kualitas pemecahan masalah matematis siswa.

Bagi Guru, diharapkan agar lebih kreatif dalam memilih dan

menggunakan model, pendekatan, dan metode yang relevan dengan

Page 54: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

41

pembahasan materi pelajaran. Kepada para peneliti di bidang pendidikan

khususnya pendidikan matematika untuk melakukan penelitian lebih lanjut

guna memperluas hasil-hasil penelitian ini pada khususnya dan masalah

matematika pada umumnya.

Penelitian ini belum sepenuhnya komprehensif, maka bagi peneliti

yang berminat dengan tema ini dapat mengkaji lebih dalam tentang model

pendekatan yang belum diterapkan pada mata pelajaran matematika tidak

hanya pada lingkup MI saja seperti tingkat atas maupun perguruan tinggi

sehingga membutuhkan kajian yang lebih sebagai bahan pertimbangan dan

kajian untuk meningkatkan keberhasilan dalam proses pembelajaran.

Page 55: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

42

DAFTAR PUSTAKA

Baidhawy, Zakiyuddin. Studi Islam Pendekatan dan Metode. Yogyakarta:

PT.Bintang Pustaka Abadi (BiPA), 2011.

Hadi, Sutarto. Pendidikan Realistik: Menjadikan Pelajaran Matematika Lebih

Bermakna bagi Siswa. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2003.\

Hartono, Yusuf. Pendekatan Matematika Realistik. Jakarta: Dikti Bahan Ajar PJJ

PGSD, 2010.

Herawati A, Efektifitas Pendekatan Realistik Dalam Meningkatkan Kemampuan

Penalaran Matematika di SMA Negeri 1 Tembilahan Inhil Riau ”, Jurnal

Peluang, Volume 4, Nomor 1 (Oktober 2015): 11.

Huda. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2013.

Hudoyo, Herman& Sutawijaya, Akbar. Matematika, Jakarta: Depdiknas Dirjen

Pendidikan Tinggi Direk Ketenagaan, 2006.

Jannah, Miftahul, “Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VII SMP

Negeri 2 Tanjung Brebes Dalam Pembelajaran Matematika Dengan

Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Pada Sub

Materi Pokok Bahasan Persegi Panjang Dan Persegi Tahun

Pelajaran2006/2007”, Tesis, UNNES, 2007.

Kunandar. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

Lestari A, Andini, “Penerapan Pendekatan Realistic Mathematics Education

(RME) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Soal

Cerita Tentang Himpunan di Kelas VII MTsN Palu Barat”, Jurnal

Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako, Volume 2, Nomor 1

(September 2014): 11.

Masykur, Moch dan Fathani, Abdul Halim. Mathematical Intelligence: Cara

Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar. Jogjakarta:

PT Arruz Media, 2007.

Moeloeng, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2005.

Muchlis, Effie Efrida, “Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia (PMRI) Terhadap Perkembangan Kemampuan Pemecahan

Page 56: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

43

Masalah”, Jurnal Exacta, ISSN: 1412-3617, Vol. X, No. 2 (Desember

2012): 136.

Nurhadi. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta : PT. Grasindo, 2004.

S. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Shandy, May. “Realistic Mathematics Education (RME) untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah

Dasar, Volume 1, Nomor 1 (Desember 2016): 47.

Slavin, Robert E. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice.

London: Allymand Bacon, 2005.

Soedjadi. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Keadaan Masa Kini Menuju

Harapan Masa Depan. Jakarta: Dikti, 2000.

Sukmadinata, Nana Saodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007.

Sumantri, Mohamad Syarif. Strategi Pembelajaran: Teori dan Praktik di Tingkat

Pendidikan Dasar. Jakarta: Rajawali Pers, 2015.

Suparman, Atwi. Desain Instructional. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka,

2007.

Suprijono. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana, 2013.

Syukur, Muhammad, “Pengembangan Kreativitas Dalam Proses Pembelajaran di

SMA Bakti Mulya 400 Kebayoran Lama Jakarta Selatan”, Tesis, UIN

Syarif Hidayatullah, 2004.

Ulfa, Annisa, “Penerapan Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education

(RME) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika

Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Tempuran”, Tesis, Universitas Lampung,

2016.

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi

Aksara, 2013.

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional). Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011.

Page 57: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

44

Wijayanti, Septiana, “Penggunaan Pendekatan Realistic Mathematics Education

(RME) sebagai Upaya Peningkatan Kreativitas Dalam Pemecahan

Masalah Matematika Siswa X.7 SMA Negeri 1 Pulokulon ”, Magistra,

Volume 1, Nomor 95 (Maret 2016): 87.

Page 58: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

45

LAMPIRAN

Page 59: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

46

LAMPIRAN

Tabel 4.3.1.

Evaluasi Penerapan Model RME dilihat dari Aktivitas Siswa

di MIN Doplang Kecamatan Bawen

No Nama

Siswa

Aspek yang diamati Jumlah

Skor

Skor

Maksimal

Kategori

A B C

1 AN 3 3 3 9 15 Aktif

2 SS 4 3 3 10 15 Aktif

3 SAN 4 4 4 12 15 Sangat Aktif

4 DS 4 4 4 12 15 Sangat Aktif

5 W 4 4 5 13 15 Sangat Aktif

6 TS 4 3 3 10 15 Aktif

7 AK 4 5 3 12 15 Sangat Aktif

8 DBS 4 4 4 12 15 Sangat Aktif

9 TP 3 4 4 11 15 Aktif

10 H 3 3 4 10 15 Aktif

11 DK 4 5 4 13 15 Sangat Aktif

12 SI 4 5 4 13 15 Sangat Aktif

13 SO 4 3 3 10 15 Aktif

14 JS 5 3 3 11 15 Aktif

15 AK 5 3 3 11 15 Aktif

16 RW 5 5 5 15 15 Sangat Aktif

17 NGN 5 5 5 15 15 Sangat Aktif

18 AW 5 5 5 15 15 Sangat Aktif

19 SQ 5 4 5 14 15 Sangat Aktif

20 WEW 4 5 5 14 15 Sangat Aktif

21 ST 4 4 4 12 15 Sangat Aktif

22 DV 5 4 5 14 15 Sangat Aktif

23 SMS 4 5 5 14 15 Sangat Aktif

24 YMN 4 4 4 12 15 Sangat Aktif

25 EBS 4 4 4 12 15 Sangat Aktif

26 GR 4 4 4 12 15 Sangat Aktif

27 MH 5 5 5 15 15 Sangat Aktif

28 AS 4 3 3 10 15 Aktif

29 DS 5 5 4 14 15 Sangat Aktif

30 SW 3 3 3 9 15 Aktif

31 UW 3 3 3 9 15 Aktif

Jumlah Skor 128 124 123

Skor

Maksimal

155 155 155

Rata-rata 4,12 4 3,97

Page 60: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

47

Skor

Rata-rata

Nilai (JS/

SK* 100)

82,58 80 79,35

Kategori Sangat

Aktif

Sangat

aktif

Aktif

Tabel

Indikator Aktivitas Siswa

No Aspek yang

Diamati

Indikator

1 Kegiatan

lisan

(A)

a. Mengajukan pertanyaan.

b. Memberikan saran.

c. Mengemukakan pendapat saat diskusi.

d. Berbicara dengan bahasa yang baik dan benar.

e. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

2 Kegiatan

mental

(B)

a. Menggunakan berbagai cara untuk memecahkan

masalah saat berdiskusi.

b. Membantu teman yang kesulitan.

c. Bekerjasama dalam kelompok.

d. Membuat keputusan dengan cepat.

e. Memeriksa kembali tugas yang dikerjakan

sebelum dikumpul.

3 Kegiatan

emosional

(C)

a. Semangat dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran.

b. Tidak mengganggu teman saat belajar.

c. Berani maju ke depan kelas.

d. Mengerjakan tugas dengan tenang dan tidak

tergesa-gesa.

e. Menyelesaikan tugas yang diberikan tepat waktu.

Page 61: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

48

Tabel 4.5.

Kategori Evaluasi Kinerja Guru Penerapan RME

No Skor Kategori Indikator

1 5 (80-

100)

Sangat

Aktif

Jika semua indikator dalam aspek yang

diamati dilaksanakan selama pengamatan.

2 4 (60-79) Aktif Jika keempat indikator dalam aspek yang

diamati dilaksanakan selama pengamatan.

3 3 (40-59) Cukup

Aktif

Jika ketiga indikator dalam aspek yang

diamati dilaksanakan selama pengamatan.

4 2 (20-39) Kurang

Aktif

Jika kedua indikator dalam aspek yang

diamati dilaksanakan selama pengamatan.

5 1 (0-19) Pasif Jika hanya satu indikator dalam aspek

yang diamati dilaksanakan selama

pengamatan..

Tabel 4.3.2.

Evaluasi Penerapan Model RME dilihat dari Aktivitas Siswa

di MIS Geyongan Kecamatan Bawen

No Nama

Siswa

Aspek yang diamati Jumlah

Skor

Skor

Maksimal

Kategori

A B C

1 HS 3 3 3 9 15 Aktif

2 RM 4 4 2 10 15 Aktif

3 MO 4 4 4 12 15 Sangat Aktif

4 PAW 4 4 4 12 15 Sangat Aktif

5 CDRS 4 4 4 12 15 Sangat Aktif

6 KK 4 4 3 11 15 Aktif

7 SH 5 5 3 13 15 Sangat Aktif

8 WR 4 4 4 12 15 Sangat Aktif

9 YRP 4 4 4 12 15 Sangat Aktif

10 SN 4 4 4 12 15 Sangat Aktif

11 PO 5 5 4 14 15 Sangat Aktif

12 KA 5 5 5 15 15 Sangat Aktif

13 RS 3 3 3 9 15 Aktif

14 ASS 4 4 4 12 15 Sangat Aktif

15 SS 3 3 3 9 15 Aktif

Jumlah Skor 60 60 54

Skor

Maksimal

75 75 75

Page 62: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

49

Rata-rata

Skor

4 4 3,6

Rata-rata

Nilai (JS/

SK* 100)

80 80 72

Kategori Sangat

Aktif

Sangat

Aktif

Aktif

Tabel 4.3.3.

Evaluasi Penerapan Model RME dilihat dari Aktivitas Siswa

di MIS Pancuran Kecamatan Bawen

No Nama

Siswa

Aspek yang diamati Jumlah

Skor

Skor

Maksimal

Kategori

A B C

1 SO 3 3 3 9 15 Aktif

2 MIS 4 3 2 9 15 Aktif

3 KI 4 4 4 12 15 Sangat Aktif

4 PYH 4 4 3 11 15 Aktif

5 TK 4 4 4 12 15 Sangat Aktif

6 ST 4 4 3 11 15 Aktif

7 HB 3 3 3 9 15 Aktif

8 SY 4 4 4 12 15 Sangat Aktif

9 SF 3 3 4 10 15 Aktif

10 DSR 4 4 3 11 15 Aktif

11 LI 5 5 4 14 15 Sangat Aktif

12 JS 5 5 5 15 15 Sangat Aktif

13 BS 3 3 3 9 15 Aktif

14 AW 4 4 4 12 15 Sangat Aktif

Jumlah Skor 54 53 49

Skor

Maksimal

70 70 70

Rata-rata

Skor

3,86 3,78 3,5

Rata-rata

Nilai (JS/

SK* 100)

77 75,71 70

Kategori Aktif Aktif Aktif

Page 63: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

50

Tabel 4.3.4.

Evaluasi Penerapan Model RME dilihat dari Aktivitas Siswa

di MIS Asinan Kecamatan Bawen

No Nama

Siswa

Aspek yang diamati Jumlah

Skor

Skor

Maksimal

Kategori

A B C

1 TA 3 3 3 9 15 Aktif

2 NF 4 3 2 9 15 Aktif

3 RZ 4 3 3 12 15 Sangat Aktif

4 AN 4 4 3 11 15 Aktif

5 AG 4 4 4 12 15 Sangat Aktif

6 YG 5 5 5 11 15 Aktif

7 IN 3 3 3 9 15 Aktif

Jumlah Skor 27 25 23

Skor

Maksimal

35 35 35

Rata-rata

Skor

3,85 3,57 3,28

Rata-rata

Nilai (JS/

SK* 100)

77 71 65

Kategori Aktif Aktif Aktif

Page 64: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

51

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : MIN Doplang

Tahun Ajaran : 2017/2018

Kelas/Semester : IV/2

Mata Pelajaran : Matematika

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit

Standar Kompetensi

1. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar

1.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan.

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan pecahan.

2. Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan pengurangan pecahan.

A. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Kognitif

a. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat melakukan

penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama dengan benar.

b. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat melakukan

penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut tidak sama dengan benar.

c. Setelah melakukan diskusi, siswa dapat memecahkan masalah sehari-hari

yang melibatkan penjumlahan pecahan berpenyebut sama dengan benar.

d. Setelah melakukan diskusi, siswa dapat memecahkan masalah seharihari

yang melibatkan penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama dengan

benar.

Page 65: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

52

e. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat melakukan

pengurangan bilangan pecahan berpenyebut sama dengan benar.

f. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat melakukan

pengurangan bilangan pecahan berpenyebut tidak sama dengan benar.

g. Setelah melakukan diskusi, siswa dapat memecahkan masalah seharihari

yang melibatkan pengurangan pecahan berpenyebut sama dengan benar.

h. Setelah melakukan diskusi, siswa dapat memecahkan masalah seharihari

yang melibatkan pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama dengan

benar.

2. Tujuan Afektif

a. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan cara

penyelesaian masalah penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan

aktif.

b. Setelah melakukan diskusi, siswa dapat bekerjasama mengerjakan LKS

dengan baik.

3. Tujuan Psikomotor

a. Setelah mendapatkan penjelasan guru, siswa dapat memperagakan

sendiri dan melakukan pemecahan masalah penjumlahan dan

pengurangan pecahan dengan benar.

b. Melalui pengalaman belajar, siswa dapat mengaplikasikannya dalam

kehidupan sehari-hari.

B. Karakter yang Diharapkan

Perhatian, tekun, kerjasama dan tanggung jawab

C. Materi Pokok

Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan dan

pengurangan bilangan pecahan biasa.

D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Metode Pembelajaran: Matematika Realistik

2. Pendekatan Pembelajaran: Penemuan Terbimbing, Diskusi Kelompok,

Penugasan

Page 66: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

53

E. Kegiatan Pembelajaran

Langkah –langkah RME Uraian Kegiatan Waktu

Memahami masalah

kontekstual

1. Kegiatan Awal

a. Guru membuka pelajaran

dengan salam dan do„a.

b. Guru mengondisikan kelas,

menyiapkan siswa untuk belajar

c. Guru mengecek kehadiran siswa

d. Siswa mendengarkan apersepsi:

―Ibu Luluk membawa apel yang

dipotong 8 bagian sama besar. Anak

mengambil 2 bagian masih berapa

bagian kah apel yang tersisa ?

e. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan memberikan

motivasi kepada siswa supaya

semangat belajar.

10 menit

Menjelaskan masalah

kontekstual

2. Kegiatan Inti

a. Guru mengingatkan kembali

materi sebelumnya

b. Guru menyajikan kembali

masalah yang dijadikan apersepsi.

c. Siswa memperhatikan contoh

masalah sehari-hari yang berkaitan

dengan penjumlahan dan

pengurangan pecahan yang

disampaikan guru dalam apersepsi.

85 menit

Memikirkan atau memilih

model yang tepat untuk

menyelesaikan masalah

d. Perwakilan dua siswa maju ke

depan untuk memperagakan

masalah

menggunakan alat peraga yang

disediakan guru.

e. Perwakilan siswa tersebut

menyampaikan penyelesaian dari

masalah yang diberikan dengan

bimbingan guru.

f. Guru melakukan tanya jawab

apakah siswa sudah paham

mengenai

pergaan yang dilakukan temannya.

g. Siswa memperhatikan penjelasan

guru mengenai hasil kerja perwakilan

siswa.

h. Siswa dibagi dalam 8

kelompok,

Page 67: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

54

setiap kelompok terdiri dari 4 siswa.

i. Siswa diberi LKS 1 dan

mendapat penjelasan singkat cara

mengerjakan LKS 1 dari guru.

j. Siswa mengerjakan LKS 1

bersama kelompoknya untuk

mempelajari pemecahkan masalah

dalam kehidupan sehari-hari terkait

penjumlahan pecahan, mengubah

kalimat soal menjadi kalimat

matematika.

k. Siswa berdiskusi menyelesaikan

kalimat matematika sesuai

pengetahuan yang dimiliki siswa.

Membandingkan

dan mendiskusikan

jawaban

l. Perwakilan 2 kelompok

mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya di depan kelas

dengan

menuliskan jawabannya.

m. Kelompok lain memperhatikan

dan memberikan tanggapan

Menyimpulkan n. Guru mengarahkan siswa untuk

menarik kesimpulan tentang

konsep, definisi, teorema, prinsip

atau prosedur matematika yang

terkait dengan masalah kontekstual

yang baru diselesaikan.

o. Siswa bertanya jawab dengan

guru mengenai kesulitan dalam

memecahkan masalah terkait

penjumlahan pecahan untuk

mengetahui tingkat ketercapaian

kompetensi dasar.

p. Siswa diberi penguatan oleh

guru bagi siswa yang sudah dapat

menyelesaikan tugas dan diberi

motivasi bagi siswa yang belum

dapat menyelesaikan tugas.

3. Kegiatan Penutup

a. Siswa bersama guru

menyimpulkan materi yang

dipelajari.

b. Guru memotivasi siswa agar

lebih rajin untuk belajar dan untuk

mempelajari materi selanjutnya.

10

menit

Page 68: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

55

c. Guru mengakhiri pelajaran

dengan mengucapkan salam.

F. Sumber dan media pembelajaran

Sumber :

Burhan Mustaqim. Ayo Belajar Matematika 4: untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta:

Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008, Hal 15-20.

Achmad Kusnandar. Matematika: Untuk SD/MI Kelas 4. Jakarta: Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009, Hal 190-213.

Media : LKS, Pita ,Gambar pizza, cokelat, ubin, botol minuman, corong, kertas

lipat, lem, gunting.

G. Penilaian

Penilaian Proses

Dilakukan guru selama mengamati kegiatan siswa pada saat proses

pembelajaran.

No Nama Aspek yang diamati Jumlah

skor

Keaktifan Kerja

sama

Keberanian Ketepatan

Menjawab

Catatan:

Kriteria penskoran: Kualifikasi Penskoran:

Page 69: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

56

4 : Sangat baik (A) :4

3 : Baik (B) :3

2 : Cukup baik (C) :2

1 : Kurang (D) :1

Kegiatan pembelajaran matematika ini dikatakan berhasil apabila 75% dari jumlah

siswa mampu memperoleh nilai B dalam jumlah penilaian.

Bawen, 12 Maret 2018

Mengetahui

Kepala Madrasah Guru Matematika

Emy Ratnawati Rini Novaria

NIP. 197804011999032002 NIP.

198211102006042035

Page 70: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

57

Rubrik Penilaian Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika

1. Siswa mampu mengidentifikasi masalah yaitu siswa dapat menyebutkan

apa yang diketahui dan ditanyakan dari masalah.

Rubrik Penskoran:

Skor maksimal = 3 dan skor minimal = 0

Skor 0 = tidak mengerti sama sekali maksud masalah

Skor 1 = tidak mengerti sebagian masalah dengan menyebutkan sebagian

apa yang diketahui dan tidak menyebutkan apa yang ditanyakan dari masalah.

Skor 2 = tidak mengerti sebagian masalah dengan menyebutkan sebagian

apa yang diketahui dan menyebutkan apa yang ditanyakan dari masalah.

Skor 3 = mampu mengidentifikasi masalah dengan benar dan tepat.

2. Siswa mampu merencanakan penyelesaian masalah yaitu siswa dapat

membuat sketsa atau gambar atau model dan menuliskan rumus yang

digunakan untuk memecahkan masalah.

Rubrik Penskoran:

Skor maksimal = 2 dan Skor minimal = 0

Skor 0 = tidak merencanakan masalah sama sekali

Skor 1 = merencanakan penyelesaian masalah hanya sebagian saja.

Skor 2 = mampu merencanakan penyelesaian masalah dengan benar dan

tepat.

3. Siswa mampu menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana yaitu siswa

dapat melakukan operasi hitung dengan benar sesuai dengan rumus.

Rubrik Penskoran:

Skor maksimal = 4 dan Skor minimal = 0

Skor 0 = tidak mampu menyelesaikan masalah sama sekali

Skor 1 = menyelesaikan masalah tetapi tidak benar (tidak tepat dengan

masalah sama sekali).

Page 71: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

58

Skor 2 = menyelesaikan masalah hanya sebagian saja.

Skor 3 = menyelesaikan masalah kurang tepat.

Skor 4 = mampu menyelesaikan masalah dengan benar dan tepat.

4. Siswa dapat menafsirkan solusi masalah yaitu siswa menjawab apa yang

ditanyakan dan menarik kesimpulan.

Rubrik Penskoran:

Skor maksimal = 1 dan Skor minimal = 0

Skor 0 = tidak menyimpulkan masalah sama sekali.

Skor 1 = dapat menyimpulkan masalah dengan kalimat sendiri

Contoh Soal Evaluasi:

1. Kakak membeli kg telur dan kg gula pasir, Berapa kg berat seluruh

belanjaan Kakak?

2. Ibu mempunyai minyak goreng sebanyak liter. Kemudian ibu

menyuruh kakak membeli minyak goreng di warung sebanyak liter.

Berapa liter minyak goreng ibu sekarang?

3. Pak Tani memiliki sawah seluas hektar. Dijual seluas hektar. Berapa

hektar luas sawah Pak Tani sekarang?

4. Kakak membeli meter kain. Digunakan untuk membuat saputangan

meter. Berapa meter panjang kain kakak sekarang?

5. Bu Mira mempunyai mentega seberat kg. Sebanyak kg mentega itu

digunakan untuk membuat kue. Kemudian ibu membeli mentega lagi

kg. Berapa kg berat mentega Ibu sekarang?

Page 72: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

59

Catatan Lapangan 1

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/ Tanggal : Sabtu, 27 Januari 2018

Pukul : 09.30 WIB

Lokasi : Ruang Kelas IV

Sumber Data : Atika

Deskripsi Data :

Informan adalah merupakansi siswa kelas IV MIS Asinan. Pertanyaan

yang disampaikan menyangkut Apa saja metode yang dilakukan guru pada saat

mata pelajaran matematika? Bagaimana tanggapan siswa dengan materi

pelajaran matematika?

Dari hasil wawancara tersebut terungkap bahwa sering dijumpai bahwa

soal-soal kontekstual yang umumnya dibatasi pada aplikasi dijumpai pada

bagian akhir dari kegiatan belajar mengajar di kelas, bahkan seringkali

hanya dipandang sebagai pengayaan dari materi yang telah dipelajari.

Dalam kegiatan pembelajaran dengan metode RME soal kontekstual

ditempatkan di awal pembelajaran serta berperan sebagai pemicu terjadinya

penemuan kembali oleh siswa tentang aktivitas siswa selama pembelajaran dan

cara mengajar guru mata pelajaran matematika yang selalu menggunakan

metode RME dan penugasan. Tanggapan siswa: materi pelajaran matematika

susah dan membosankan. Alasannya guru yang mengajar kurang

menyenangkan, karena terlalu banyak teori, sehingga siswa bosan dan

merasa tidak dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran tetapi ketika

menggunakan metode RME siswa banyak yang langsung memahami dan bisa

menjawab soal.

Page 73: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

60

Catatan Lapangan 2

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/ Tanggal : Jum‟at, 26 Januari 2018

Pukul : 08.30 WIB

Lokasi : Ruang Guru

Sumber Data : Jarwinah, Rika Agus P,

Deskripsi Data :

Informan adalah merupakansi Guru matematika di MIN Doplang dan

MIS Asinan. Pertanyaan yang disampaikan menyangkut Apakah metode

Realistic Mathematics Education (RME) sering dilakukan guru matematika?

Apakah tujuan dari metode tersebut dan bagaimana penerapan metode dan

strateginya pada saat guru melakukan proses pembelajaran? Dari hasil

wawancara tersebut terungkap bahwa implementasi pembelajaran metode ini

sudah diterapkan oleh MI se-Kecamatan Bawen. Metode RME ini tujuannya

agar siswa bisa secara individu ketika mengerjakan latihan atau tugas yang

menuntut kemandirian. Pendekatan pembelajaran matematika yang mengaitkan

pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan konsep-konsep

matematika dan menekankan untuk membawa matematika pada pengajaran

bermakna dengan mengkaitkannya dalam kehidupan nyata sehari-hari

yang bersifat realistik.

Pada awal pembelajaran menggunakan buku paket sehingga guru harus

membacakan dan menjelaskan setiap langkah yang harus dikerjakan. Pada

pertemuan selanjutnya siswa sudah dapat memahami sendiri petunjuk dan

perintah pada modul. Guru tidak menjelaskan materi secara keseluruhan

seperti pada pembelajaran sebelumnya. Dengan adanya modul diharapkan

siswa dapat menemukan konsep sendiri dan dapat memahaminya serta

dapat mengaplikasikannya pada pemecahan masalah. Jawaban dari kegiatan

pada modul hasil kerja siswa dipertegas kembali oleh guru pada akhir

pembelajaran. Jenis strategi yang digunakan yaitu dengan pembelajaran kreatif,

harapannya siswa mampu memunculkan kreatifitas, baik dalam konteks kreatif

berpikir maupun dalam melakukan sesuatu. Kreatif dalam berpikir merupakan

kemampuan imajinatif namun rasional. Dalam pembelajaran efektif, siswa

perlu dilibatkan secara aktif, Selain itu, untuk menciptakan proses

pembelajaran yang efektif, guru harus memperhatikan beberapa hal yang

mendasar antara lain adalah pengelolaan tempat belajar, pengelolaan siswa,

pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan isi atau materi pelajaran dan

pengelolaan sumber belajar

Page 74: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

61

Catatan Lapangan 3

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/ Tanggal : Senin, 29 Januari 2018

Pukul : 08.00- 09.30 WIB

Lokasi : Ruang Guru

Sumber Data : Sriyanti, Umi Rofiqoh, Puput

Deskripsi Data :

Informan adalah merupakansi Guru matematika di MIN Doplang.

Pertanyaan yang disampaikan menyangkut apa saja metode yang digunakan

selain menggunakan drill? Apa saja media yang digunakan guru dalam

pembelajaran matematika dan strategi yang tepat dalam menyelesaikan

masalah matematika?

Dari hasil wawancara tersebut terungkap bahwa selain menggunakan

metode drill, metode RME juga sering dilakukan. Metode RME senantiasa

bagus apabila pengunaannya dalam pembelajaran matematika betul-betul

disiapkan dengan baik, didukung alat dan media serta memperhatikan batas

kemungkinan penggunaannya. Metode ini sering digunakan oleh setiap guru.

Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya

faktor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa meskipun juga ada

kekurangannya

Metode RME dilakukan ke semua kelas dan metode drill merupakan

metode lain yang sering dilakukan pada pembelajaran matematika selalu

dilaksanakan guru di kelas atas, terlebih pada guru yang mengajar matematika

tingkat atas yaitu kelas VI. Pada akhir proses belajar, misal: setelah

mempelajari topik tertentu guru memberikan tugas pada siswa untuk

mempelajari kembali topik yang dibahas dengan latihan-latihannya yang ada

pada beberapa buku serta lembar kerja siswa yang ditentukan. Pertemuan

berikutnya guru memberikan tes untuk melihat hasil yang dicapai siswa

sebagai tolak ukur keberhasilan belajar.

Dalam metode demonstrasi, Guru melakukan pengamatan kegiatan

siswa dalam berlatih dengan kelompoknya serta memberikan arahan kepada

siswa yang menemukan kesulitan pada proses latihan. Setelah 30 menit

kegiatan latihan selesai, guru meminta setiap siswa untuk mempresentasikan

hasil latihannya dengan menggunakan alat peraga berupa kue dalam materi

pembagian. Penggunaan alat peraga bertujuan untuk memberikan wujud riil

terhadap bahan yang dibicarakan dalam materi pembelajaran. Alat peraga yang

digunakan dalam proses belajar mengajar dalam garis besarnya memiliki

manfaat menambah kegiatan belajar siswa, menghemat waktu belajar,

memberikan alasan yang wajar untuk belajar karena membangkitkan minat

Page 75: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

62

perhatian dan aktivitas siswa serta dapat mengakomodir siswa yang lebih

mudah memahami teori secara visual.

Apabila siswa telah memahami permasalahan, maka guru menentukan

strategi yang tepat dalam menyelesaikan masalah mata pelajaran matematika

antara lain: a) menyelesaikan soal sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Dalam hal ini, kemampuan siswa memahami substansi materi dan

keterampilan melakukan perhitungan matematika akan membantu untuk

melakukan penyelesaian masalah. b) Memeriksa ulang jawaban yang diperoleh

dengan pengecekan untuk mengoreksi kesalahan sampai jawabannya benar.

Kendala yang ditemui di MIN Doplang dalam pembelajaran matematika

menjadi faktor penghambat dalam menggunakan pendekatan RME yaitu masih

adanya siswa yang kurang memperhatikan apabila gurunya sedang

menjelaskan materi atau temannya sedang mempresentasikan hasil diskusinya

di depan kelas, untuk gurunya sendiri masih terdapat kendala yaitu guru

masih kurang bervariasi dan terlalu banyak dalam memberikan soal-soal

sehingga siswa tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan karena

sudah habis waktunya

Page 76: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

63

Catatan Lapangan 4

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/ Tanggal : Selasa, 30 Januari 2018

Pukul : 10.00 WIB dan 11.00 WIB

Lokasi : Ruang Guru

Sumber Data : Abdul Kholiq, Siti Jumiatun

Deskripsi Data :

Informan adalah merupakansi Guru matematika di MIS Geyongan.

Pertanyaan yang disampaikan menyangkut apa saja metode yang digunakan

selain menggunakan metode ceramah dan drill? Apa saja aktivitas

pembelajaran yang dilakukan siswa selama menggunakan metode diskusi?dan

faktor penghambat apa yang ada dalam pembelajaran matematika?

Dari hasil wawancara tersebut terungkap dalam mengerjakan soal latihan

matematika kadang-kadang menggunakan metode diskusi yang dilakukan

secara berkelompok, terdiri dari 4-5 siswa dalam melakukan aktivitas

siswa. Kelompok diskusi dipilih atas dasar menggabungkan siswa-siswa

yang tempat duduknya berdekatan sebanyak 5 siswa. Kegiatan siswa

berkelompok selain mengerjakan secara diskusi, mereka juga melakukan

aktifitas siswa saling bekerja sama apabila ada salah satu siswa dalam

kelompok yang mengalami kesulitan.

Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan

pembelajaran tidak melakukan metode RME. Demikian juga dengan siswa,

mereka akan lebih mudah mengerjakan soal matematika manakala ada guru

yang memberikan materi pelajaran melalui metode RME, selama proses

pembelajaran lebih berpusat kepada siswa sehingga siswa nampak aktif dan

siswa tidak merasa bosan. Selain itu juga, dalam menyelesaikan suatu

masalah siswa dapat menyelesaikan dengan caranya sendiri sesuai dengan ide

dan pendapat yang dimilikiny. Salah satu strategi yang diterapkan guru dalam

pembelajaran matematika adalah pembelajaran realistik ini dikenal juga

dengan pembelajaran terpadu, yang pembelajarannya dilaksanakan sesuai

dengan kebutuhan dan perkembangan kejiwaan siswa. Pembelajaran

terpadu merupakan suatu aplikasi salah satu strategi pembelajaran berdasarkan

pendekatan kurikulum terpadu yaitu kurikulum 2013 yang diterapkan

sekarang ini, bertujuan untuk menciptakan proses pembelajaran secara

relevan dan bermakna bagi siswa.

Faktor penghambat dalam penerapan metode RME pada pembelajaran

matematika di MIS Geyongan sebagai berikut: Siswa yang pandai kadang

tidak sabar menanti jawabannya terhadap teman yang belum selesai.

Membutuhkan alat peraga yang sesuai dengan situasi pembelajaran saat

Page 77: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

64

itu.Pada saat pembelajaran siswa yang kurang pintar lebih memilih posisi

duduk dibangku belakang. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru,

terutama yang duduk dibangku belakang. Guru tidak pernah mengaitkan

materi yang dijelaskan dengan masalah kontekstual dan jarang memakai alat

peraga dalam pembelajaran. Guru dalam memberikan tugas kurang efektif.

Nilai sebagian besar subyek pada kelas IV ini masih tergolong rendah dan

masih banyak yang mendapat nilai dibawah KKM.

Page 78: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

65

Catatan Lapangan 5

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/ Tanggal : Sabtu, 27 Januari 2018

Pukul : 10.00 WIB dan 10.30 WIB

Lokasi : Ruang Guru

Sumber Data : Reni Andriyani, Isbani.

Deskripsi Data :

Informan adalah merupakansi Guru di MIS Asinan. Pertanyaan yang

disampaikan menyangkut metode apa yang cocok diterapkan di kelas atas dan

bagaimana pelaksanaannya?

Dari hasil wawancara tersebut terungkap pada pembelajaran matematika

di MI se-Kecamatan Bawen, metode studi mandiri dilaksanakan di kelas atas

yaitu kelas VI. Pada tahap terakhir proses belajar, misal: setelah mempelajari

topik tertentu guru memberikan tugas pada siswa untuk mempelajari kembali

topik yang dibahas dengan latihan-latihannya yang ada pada beberapa buku

serta lembar kerja siswa yang ditentukan. Pertemuan berikutnya guru

memberikan tes untuk melihat hasil yang dicapai siswa sebagai tolak ukur

keberhasilan belajar.

Pada akhir pembelajaran, guru selalu menerapkan metode RME dan

memberikan soal dengan menerapkan metode drill untuk menentukan hasil

belajar siswa. Hal ini terlihat dari langkah-langkah siswa dalam

mengerjakan sebuah soal beserta jawabannya sudah dituliskan secara

sistematis, runtut, dan jelas. Ketika saat kegiatan belajar mengajar di awal

menggunakan modul, siswa cenderung untuk langsung menuliskan

perhitungan secara matematis tanpa diawali dengan menjelaskan informasi apa

saja yang didapatkan dari soal, akan tetapi pada lembar jawaban post test untuk

soal uraian banyak siswa telah menuliskan jawabannya secara runtut dan

menjelaskan informasi apa saja yang diperoleh dan bagaimana cara

menyelesaikannya.

Aktifitas siswa pada saat proses pembelajaran matematika terdapat

beberapa masalah yaitu: Seluruh siswa pernah merasa bosan dan jenuh saat

belajar matematika. Selama proses belajar berlangsung, hampir seluruh

siswa tidak pernah bertanya dikarenakan takut dan malu. Masih ada

beberapa siswa yang masih acuh tak acuh dengan tidak mengerjakan tugas

atau PR yang diberikan guru.

Page 79: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

66

Catatan Lapangan 6

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/ Tanggal : Kamis, 25 Januari 2018

Pukul : 08.00 WIB

Lokasi : Ruang Kepala Madrasah

Sumber Data : Siswanto

Deskripsi Data :

Informan adalah merupakan kepala madrasah di MIS Pancuran.

Pertanyaan yang disampaikan menyangkut metode apa yang susah diterapkan

pada lingkup madrasah ibtidaiyah dan apa alasannya?

Dari hasil wawancara tersebut terungkap bahwa di MIS Pancuran semua

guru matematika menerapkan metode RME. Melalui kegiatan pembelajaran

dengan pendekatan RME siswa dapat mengembangkan kemampuan

pemecahan masalah matematis. Dengan adanya pembelajaran dengan bentuk

pemecahan masalah diharapkan siswa termotivasi untuk menyelesaikan

pertanyaan (soal) yang mengarahkan siswa dalam proses pemecahan masalah.

Page 80: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

67

Catatan Lapangan 7

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/ Tanggal : Kamis, 25 Januari 2018

Pukul : 09.30 WIB

Lokasi : Ruang Guru

Sumber Data : Siswanto

Deskripsi Data :

Informan adalah merupakan Guru di MIS Pancuran. Pertanyaan yang

disampaikan menyangkut strategi apa yang belum diterapkan di MI dan apa

alasannya? Apa yang menjadi faktor penghambat dalam penerapan metode

RME?

Dari hasil wawancara tersebut strategi dengan pendekatan

kronstruktivisme belum diterapkan di MI se-Kecamatan Bawen karena siswa

hanya mengandalkan belajar di sekolah saja. Pada pembelajaran matematika

biasanya menggunakan buku paket atau lembar kerja siswa, terlihat bahwa

siswa tertarik dan termotivasi untuk dapat menyelesaikan soal yang ada pada

buku atau LKS tersebut. Hal ini dapat dilihat ketika siswa mengalami

kesulitan dalam mengerjakannya, siswa akan bertanya kepada guru

mengenai solusi atau cara yang harus mereka tempuh untuk dapat

menyelesaikan kesulitan yang sedang mereka hadapi

Faktor penghambat pada pembelajaran matematika di MIS Pancuran

adalah pengaturan waktu yang tidak sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Hal ini dikarenakan belum terbiasanya siswa belajar

matematika secara berkelompok dan menyelesaikan permasalahan nyata. Oleh

karena itu guru selalu berkeliling dan membimbing setiap kelompok yang

mengalami kesulitan. Kurangnya siswa dalam mengemukakan pendapat karena

siswa takut pendapatnya salah dan takut ditertawakan oleh temannya

Page 81: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

68

DOKUMENTASI

Page 82: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

69

Page 83: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

70

Alat Peraga Apel dalam RME

1. Tujuan

Dengan mempraktekan dengan gambar atau bahan yang jelas di

harapkan siswa dapat lebih menguasai materi pecahan pada mata pelajaran

matematika kelas IV semester I.

2. Manfaat

Siswa menguasai dan memperoleh gambaran yang sesuai dengan

menggunakan peraga buah apel dengan metode yang pas dengan pembelajaran

PAIKEM di MIN 2 Semarang .

3. Rancangan/Desain Alat Peraga

Alat dan Bahan :

a.kertas tugas

b.buah apel

c. Spidol ( bisa juga tulisan di cetak print)

d. e. gunting / cutter / pisau

4. Prosedur Pembuatan Alat Peraga

a. Setelah guru menerangkan materi tentang pecahan dengan gambar yang

sesungguhnya guru membimbing anak anak membuat pecahan yang

sesungguhnya.

b. Potonglah apel apel sesuai dengan kertas tugas yang ada.

c. peraga buah apel sesuai dengan pecahan di masing masing kelompok

sesuai dengan kertas tugas masing – masing .

5. Penggunaan Alat Peraga Di MIN Doplang

Page 84: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

71

a. mintalah sukarelawan 4 siswa untuk mengikuti perintah pada kertas kerja

yang sudah ada.

b. setiap siswa diminta untuk menentukan nilai pecahan yang ada yang dapat

memudahkan anak mengingat sebuah nilai pecahan.

c. dengan mengunakan alat peraga apel akan mempermudah anak

mengunakan materi pecahan secara nyata sesuai dengan metode

pembelajaran RME .

d. Hal ini akan menarik minat siswa sehingga akan berimbas pada

peningkatan kompetensi anak pada materi pecahan di kelas IV semester

IMIN Doplang.

Page 85: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

72

DOKUMENTASI MI GEYONGAN KECAMATAN BAWEN

Page 86: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

73

DOKUMENTASI MI PANCURAN

Page 87: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

74

DOKUMNETASI MIN DOPLANG BAWEN

Page 88: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

75

Page 89: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

76

DOKUMENTASI MI ASINAN KEC BAWEN

Page 90: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

77

Page 91: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

78

Page 92: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

79

Page 93: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

80

Page 94: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

81

Page 95: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

82

LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING

Page 96: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

83

Page 97: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

84

SURAT IJIN PENELITIAN

Page 98: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

85

Page 99: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

86

Page 100: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

87

Page 101: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

88

SURAT BUKTI TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

Page 102: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

89

Page 103: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

90

Page 104: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

91

Page 105: PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5458/1/5... · menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

92

BIOGRAFI PENULIS

Nama : Emy Ratnawati

NIM : 12020150024

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan tanggal lahir : Sleman, 01 April 1978

Alamat : Jl Imam Bonjol, Winong, RT 04 RW 01

Kecandran, Sidomukti, Salatiga

Email : [email protected]

Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri Ngabean Secang Lulus tahun 1990

2. SMPN 01 Secang Lulus tahun 1993

3. MAN Temanggung Lulus tahun 1996

4. DII STAIN Salatiga Lulus tahun 1998

5. S1 STAIN Salatiga Lulus tahun 2001

6. Pascasarjana IAIN Salatiga Lulus tahun 2019