penerapan model pembelajaran tipe structured …

of 157 /157
i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED DYADIC METHODS(SDM) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR TEKNIK KENDARAAN RINGAN KELAS X DI SMK MA’ARIF 9 KLIRONG SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Apriaji NIM 092170048 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2014

Author: others

Post on 16-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

Embed Size (px)

TRANSCRIPT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED DYADIC METHODS(SDM) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR TEKNIK KENDARAAN RINGAN KELAS X DI
SMK MA’ARIF 9 KLIRONG
SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Apriaji
NIM 092170048
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2014
ii
Penerapan Model Pembelajaran Tipe Structured Dyadic Methods (SDM) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Alat Ukur
Teknik Kendaraan Ringan Kelas X Di SMK Ma’arif 9 Klirong
Oleh Apriaji
NIM 092170048
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi
Menyetujui
Menyetujui Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif
Arif Susanto, M.Pd. NIDN.0606088301
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED DYADIC METHODS UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGGUNAKAN
ALAT UKUR TEKNIK KENDARAAN RINGAN KELAS X DI SMK MA’ARIF 9 KLIRONG
Oleh Apriaji
NIM 092170048
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Universitas Muhammadiyah Purworejo
Pada tanggal: 29 Januari 2014
TIM PENGUJI
Tanda Tangan
Widiyatmoko,M. Pd NIDN.0606088301 (Penguji II/Pembimbing II) …………………….
Purworejo, Januari 2014 Mengetahui Dekan FKIP
Drs, Hartono, M.M NIP.19540105 198103 1 002
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED DYADIC METHODS UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGGUNAKAN
ALAT UKUR TEKNIK KENDARAAN RINGAN KELAS X DI SMK MA’ARIF 9 KLIRONG
Oleh Apriaji
NIM 092170048
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Universitas Muhammadiyah Purworejo
Pada tanggal: 29 Januari 2014
TIM PENGUJI
Tanda Tangan
Widiyatmoko,M. Pd NIDN.0606088301 (Penguji II/Pembimbing II) …………………….
Purworejo, Januari 2014 Mengetahui Dekan FKIP
Drs, Hartono, M.M NIP.19540105 198103 1 002
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED DYADIC METHODS UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGGUNAKAN
ALAT UKUR TEKNIK KENDARAAN RINGAN KELAS X DI SMK MA’ARIF 9 KLIRONG
Oleh Apriaji
NIM 092170048
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Universitas Muhammadiyah Purworejo
Pada tanggal: 29 Januari 2014
TIM PENGUJI
Tanda Tangan
Widiyatmoko,M. Pd NIDN.0606088301 (Penguji II/Pembimbing II) …………………….
Purworejo, Januari 2014 Mengetahui Dekan FKIP
Drs, Hartono, M.M NIP.19540105 198103 1 002
iv
ABSTRAK
Apriaji, 092170048. Penerapan Model Pembelajaran Tipe Structured Dyadic Methods (SDM) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Menggunakan Alat Ukur Teknik Kendaraan Ringan Kelas X di SMK Ma’arif 9 Klirong. Program Studi Pendidikan Otomotif. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2013.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatan prestasi belajar siswa pada materi mengunakan alat ukur dasar otomotif kelas X Teknik Kendaraan Ringan di SMK Ma’arif 9 Klirong dengan penerapan model pembelajaran Structured Dyadic Methods (SDM).
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dua siklus dengan menggunakan model pembelajaran Structured Dyadic Methods (SDM). Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas X TKR 3 SMK Ma’arif 9 Klirong, yang berjumlah 39 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki semua. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis datanya yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh dengan model pembelajaran Structured Dyadic Methods (SDM) siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa hasil presentase siswa yang tuntas pada siklus I sebesar 53,84% sebanyak 21 siswa dengan nilai rata-rata adalah 72,71. Presentase siswa yang tuntas pada siklus II sebesar 100% sebanyak 39 siswa dengan nilai rata-rata 84,41. Terjadi peningkatan siswa yang tuntas dari siklus I ke siklus II sebesar 46,16%. Terjadi peningkatan nilai rata-rata post test siklus I ke post test siklus II sebesar 11,70. Penerapan model Structured Dyadic Methods (SDM) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Kata Kunci: Model Structured Dyadic Methods (SDM), Prestasi Belajar
v
PERNYATAAN
Nama Mahasiswa : Apriaji
Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif
Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya sendiri, bukan jiplakan orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etnik ilmiah.
Apabila terbukti/ dapat dibuktikan skripsi ini adalah hasil jiplakan, saya bersedia
bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
alhamdulillah telah Engkau lapangkan jalannya.. Ya Allah terima kasih atas
rahmat serta inayahnya kepadaku dan kepada Nabi Muhammad SAW teladanku
dan umatnya yang membawa cahaya di dunia-Mu. Dengan memanjatkan puji
syukur kehadirat Allah SWT, karya sederhana ini saya persembahkan kepada:
Kedua orang tuaku tercinta (Abdul R dan Turiyah), yang selalu
memberikan do’a dan kasih sayang, dukungan moral dan material serta
pengorbanan yang tulus.
1. Kedua adiku yang selalu memberikan dukungan dan
motivasi
dukungan, motivasi dan do’a
3. Teman-teman pendidikan teknik otomotif angkatan
2009 serta semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan. Terima Kasih.
(QS, Al-Mujadalah: 11)
Jika Tuhan berkehendak apapun menjadi mungkin. Untuk itu mintalah pada Tuhan, dan jangan mengemis pada manusia.
(Anonymous)
(Penulis)
viii
skripsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Structured Dyadic Methods
(SDM) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Alat Ukur Kelas X Teknik
Kendaraan Ringan di SMK Ma’arif 9 Klirong”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak, maka Tugas Akhir Skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
dan pengumpulan data untuk penyusunan skripsi ini.
2. Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif Universitas
Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan perhatian dan
dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Suyitno, M.Pd selaku pembimbing I dan Widyatmoko, M.Pd selaku
pembimbing II yang telah banyak membimbing, mengarahkan,
memotivasi dengan penuh kesabaran dan tidak mengenallelah serta
mengoreksi skripsi ini dengan penuh teliti, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Arif Susanto, M.Pd dan Bambang Sudarsono, M.Pd selaku dosen validator
yang telah membimbing dan memvalidasi instrumen penelitian.
ix
5. Hasim As’ari, S.Pd.I selaku kepala sekolah SMK Ma’arif 9 Klirong, yang
telah memberikan izin penelitian penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi
6. Warsono, ST selaku Kaprodi Jurusan otomotif SMK Ma’arif 9 Klirong,
yang telah membantu pengumpulan data tentang kurikulum dan
perangkatnya kepada penulis.
7. Nursodik , A.Md selaku guru mata pelajaran Alat Ukur Dasar Otomotif
yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian tindakan kelas
di SMK Ma’arif 9 Klirong.
8. Seluruh guru dan karyawan di SMK Ma’arif 9 Klirong yang telah
memberikan dukungan kepada penulis.
9. Kedua orang tua dan berbagai pihak yang telah memberikan semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan
Teknik otomotif ini.
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii ABSTRAK ................................................................................................. iv PERNYATAAN......................................................................................... v PERSEMBAHAN...................................................................................... vi MOTTO ..................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................... viii DAFTAR ISI.............................................................................................. x DARTAR TABEL ..................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1 A. Latar Belakang ....................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................... 5 C. Batasan Masalah .................................................................... 7 D. Rumusan Masalah .................................................................. 7 E. Tujuan Penelitian ................................................................... 8 F. Manfaat Penelitian ................................................................. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA........... ......................................................... 10 A.Kajian Teori ........................................................................... .. 10
1. Hakikat Belajar ................................................................. 10 2. Pengertian Pembelajaran ................................................... 11 3. Pengertian Pembelajaran Aktif ......................................... 15 4. Pembelajaran Kooperatif .................................................. 18 5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Structured Dyadic Methods
(SDM) .............................................................................. 6. Prestasi Belajar ................................................................. 21
B. Tinjauan Pustaka ........................................................ ........... 24 C. Kerangka Pikir ....................................................................... 25 D. Hipotesis Tindakan ............................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 27 A. Waktu Penelitian .................................................................... 27 B. Tempat Penelitian .................................................................. 27
xi
C. Jenis Penelitian ....................................................................... 27 D. Subyek dan Obyek Penelitian ................................................ 28 E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 29 F. Instrumen Penelitian .............................................................. 30 G. Prosedur Penelitian ................................................................ 34 H. Teknik Analisis Data .............................................................. 36 I. Indikator Keberhasilan ........................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................ 40 A. Deskripsi Data ........................................................................ 40
1. Gambaran Umum SMK Ma’arif 9 Klirong ..................... 40 2. Perkembangan SMK Ma’arif 9 Klirong .......................... 42 3. Deskripsi Hasil Observasi Awal ...................................... 43 4. Laporan Penelitian ........................................................... 45
B. Analisis Data ........................................................................ 50 C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 56
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 62 A. Simpulan ................................................................................. 62 B. Saran ........................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 64 LAMPIRAN............................................................................................... 66
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1. Lembar Observasi/Pengamatan .................................................... 31 Tabel 2. Soal Pre Test dan Post Test Siklus I ............................................ 32 Tabel 3. Post Test Siklus II ........................................................................ 32 Tabel 4. Presentase Nilai Pre Test .............................................................. 51 Tabel 5. Presentase Nilai Post Test Siklus I ............................................... 52 Tabel 6. Presentase Nilai Post Test Siklus II ............................................. 54 Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Test Siswa Tiap Siklus .................................. 56
xiii
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1. Model Penelitian Tindakan .................................................... 28 Gambar 2. Presentase Nilai Pre Test dan Post Test Siklus I .................... 53 Gambar 3. Presentase Nilai Post Test Siklus I dan Post Test Siklus II .... 55 Gambar 4. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus ........................ 56
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I........................ 67 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...................... 70 Lampiran 3. Materi Alat Ukur ................................................................. 73 Lampiran 4. Soal Pre Test Siklus I ........................................................... 80 Lampiran 5. Kuci Jawaban Pre Test Siklus I............................................ 87 Lampiran 6. Soal Post Test Siklus I .......................................................... 88 Lampiran 7. Kunci Jawaban Post Test Siklus I......................................... 96 Lampiran 8. Soal Post Test Siklus II......................................................... 97 Lampiran 9. Kunci Jawaban Post Test Siklus II ....................................... 104 Lampiran 10. Jawaban Pre Test Siklus I .................................................. 105 Lampiran 11. Jawaban Pre Test Siklus I .................................................. 106 Lampiran 12. Jawaban Post Test Siklus I ................................................ 107 Lampiran 13. Jawaban Post Test Siklus I ................................................ 108 Lampiran 14. Jawaban Post Test Siklus II .............................................. 109 Lampiran 15. Jawaban Post Test Siklus II ............................................... 110 Lampiran 16. Catatan Lapangan Siklus I ................................................. 111 Lampiran 17. Catatan Lapangan Siklus II ............................................... 113 Lampiran 18. Hasil Wawancara Observasi .............................................. 115 Lampiran 19. Lembar Pengamatan Observasi Siklus I ............................ 117 Lampiran 20. Lembar Pengamatan Observasi Siklus II .......................... 118 Lampiran 21. Daftar Hadir Siswa Kelas X TKR 3 .................................. 119 Lampiran 22. Daftar Nilai Siswa Siklus I ................................................ 121 Lampiran 23. Daftar Nilai Siswa Siklus II ............................................... 125 Lampiran 24. Surat Keputusan Dosen Pembimbing ................................. 123 Lampiran 25. Surat Keterangan Validasi ................................................. 125 Lampiran 26. Surat KeteranganValidasi .................................................. 126 Lampiran 27. Surat Permohonan Izin Penelitian ..................................... 127 Lampiran 28. Surat keterangan Telah Melakukan Penelitian .................. 129 Lampiran 29. Foto Kegiatan Penelitian ................................................... 130 Lampiran 30. Silabus Alat Ukur .............................................................. 133 Lampiran 31. Kartu Bimbingan Skripsi .................................................... 138
1
dan bermutu. Untuk mendapatkan hasil belajar yang berkualitas dan
bermutu perlu dilakukan perbaikan, perubahan dan pembaharuan dalam
sistem pembelajaran tersebut. Berlakunya Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang sarat dengan
tuntutan yang sangat mendasar karena harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi
manajemen pendidikan untuk menghadapi segala tantangan. Salah satu
upaya yang harus dilakukan untuk memenuhi tuntutan tersebut diantaraya
yaitu dengan mengadakan pembaharuan di bidang pendidikan secara
terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilaksanakan pada tanggal 02
April 2013 di kelas X SMK Ma’arif 9 Klirong, terdapat beberapa
permasalahan dalam mata pelajaran diantaranya yaitu rendahnya motivasi
atau semangat dalam proses belajar mengajar. Metode pembelajaran yang
selama ini dilaksanakan cenderung berpusat pada guru dengan metode
ceramah dan tanya jawab. Pada pengamatan proses pembelajaran yang
berlangsung di kelas tersebut, terdapat beberapa siswa yang tidak
2
teman sebangku, hal ini terasa menganggu proses pembelajaran. Demikian
juga yang dikemukakan oleh guru mata diklat lain, siswa kurang perhatian
ketika belajar dalam kelompok. Selama proses pembelajaran siswa
cenderung kurang memiliki motivasi belajar sehingga prestasi belajar yang
diharapakan dalam proses belajar mengajar tidak tercapai secara optimal.
Sehingga prestasi belajar siswa masih kurang dan perlu ditingkatkan lagi.
Salah satu mata pelajaran dasar di SMK adalah menggunakan alat-
alat ukur dasar otomotif. Mata pelajaran dasar ini penting karena akan
dipergunakan banyak dalam otomotif salah satunya untuk pengukuran
komponen-komponen mesin, baik mesin mobil maupun sepeda motor.
Mata pelajaran ini bertujuan agar siswa mampu membaca dan
menggunakan alat-alat ukur otomotif dasar yang selanjutnya digunakan
dalam pengukuran otomotif terutama pengukuran komponen-komponen
mesin otomotif. Pengetahuan dasar tentang menggunakan alat-alat ukur
dasar otomotif ini diperlukan siswa agar dapat mengatasi berbagai masalah
terutama dalam hal pengukuran.
pembelajaran di sekolah. Keberhasilan siswa dalam penguasaan materi ini
ditunjukan dengan hasil evaluasi yang diberikan setelah berakhirnya
penyampaian seluruh materi. Hasil dari evaluasi untuk mengetahui
3
hasil yang memuaskan.
menekankan pada student oriented yang membuat guru harus lebih kreatif
dalam menentukan dan memilih serta menerapkan metode, pendekatan
serta metode pembelajaran yang akan digunakan. Pemilihan metode,
pendekatan dan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan
pengajarannya. Metode, pendekatan dan metode pembelajaran yang harus
digunakan harus seefektif mungkin sehingga siswa secara aktif
berpartisipasi langsung dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan
pembelajaran disekolah-sekolah mulai dari tingkat SD sampai dengan
tingkat SLTA, umumnya kita lihat bahwa pelaksanaan pembelajaran di
kelas masih sepenuhnya terpusat kepada guru (teacher center).
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran demi tercapainya tujuan
pendidikan, guru sebagai pendidik diharapkan mampu memilih metode
pembelajaran yang dapat turut serta melibatkan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran. Pembelajaran yang akhir-akhir ini menjadi perhatian
besar dikalangan peneliti pendidikan dalam rangka meningkatkan
keaktifan yang ada pada akhirnya dapat mencetak sumber daya yang
berkualitas adalah pembelajaran dengan konstruktivitstik. Metode
pembelajaran konstuktivistik ini memperlihatkan bahwa pembelajaran
merupakan proses aktif dalam membuat sebuah pengalaman menjadi
masuk akal, dan proses ini sangat dipengaruhi oleh apa yang diketahui
4
sehingga para siswa dapat lebih termotivasi baik dalam belajar maupun
berprestasi.
Dyadic Methods (SDM). Metode ini melibatkan pasangan tutor (peer
tutor), seorang siswa berperan sebagai tutor (guru), dan siswa lain sebagai
ditutor (tutee) atau murid. Tutor menyajikan atau menayakan suatu
masalah kepada tutee. Jika tutee mampu menjawabnya dengan tepat, ia
memperoleh poin. Jika tidak, tutor tidak langsung memberi jawabanya
tetapi mendorong untuk berpikir lagi. Setiap 10 menit, tutor dan tutee
berganti peran. Penghargaan (reward) diberikan kepada pasangan-
pasangan (dyads/pairs) di dalam kelompok tersebut yang mampu
memperoleh point terbanyak setiap harinya.
Selain itu, pembelajaran metode Stuctured Dyadic Methods (SDM)
juga dapat menumbuhkan suatu kesadaran bahwa belajar itu penting,
bermakna, dan menyenangkan, siswa lebih bertanggungjawab dalam
proses pembelajaran, serta timbulnya sikap positif siswa dalam
mempelajari materi yang disajikan sehingga hasil belajar yang didapatkan
tinggi. Metode pembelajaran Sturctured Dyadic Methods (SDM) lebih
membuat setiap siswa mendorong kesuksesan antarsatu sama lain. Siswa
mempelajari pembelajaran bersama siswa yang lain, saling menjelaskan
5
masing-masing, saling mendorong untuk bekerja keras, dan saling
6
siswa yang lebih mudah dalam belajar dan memahami materi pelajaran,
penggunaan metode ini juga sangat membantu guru dalam memantau dan
menilai berbagai aktifitas siswa pada saat pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar, sehingga guru dapat menilai langsung sikap dan aktifitas
siswanya. Mengingat betapa pentingnya pemilihan strategi pembelajaran
yang tepat agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal,
terutama siswa kelas X SMK Ma’arif 9 Klirong pada mata pelajaran
menggunakan alat ukur dasar otomotif, karena pada saat observasi peneliti
mendapati prestasi siswa pada mata pelajaran tersebut masih perlu
ditingkatkan lagi, maka masalah tersebut sangat menarik untuk diangkat
dalam penelitian dengan judul penerapan model pembelajaran tipe
Structured Dyadic Methods (SDM) untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran menggunakan alat ukur Teknik Kendaraan
Ringan Kelas X di SMK Ma’arif 9 Klirong.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di SMK Ma’arif 9 Klirong pada saat
observasi yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran yang diberikan oleh guru masih monoton dan
berpusat dari guru. Sehingga siswa kurang aktif dan mengantuk saat
pembelajaran berlangsung karena hanya mendengarkan saja.
7
2. Pada saat guru memberikan permasalahan dari materi yang telah
disampaikan dengan mengarahkan penyelesaian masalah tersebut
secara berdiskusi, ternyata hanya sebagian kecil siswa yang
melaksanakannya, sedangkan yang lain hanya sibuk di luar kegiatan
belajar mengajar seperti bermain hp, bercanda dengan teman dan
tiduran.
guru mata pelajaran alat ukur mengemukakan bahwa hasil belajar
dengan metode ceramah dirasa kurang. Hal ini disebabkan siswa
kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa
membutuhkan strategi baru yang dapat mengaktifkan siswa dalam
kelas dan mempermudah mereka memahami materi, sehingga siswa
tidak merasa bosan dengan strategi yang monoton.
4. Berdasarkan observasi awal dengan melakukan wawancara kepada
guru mata pelajaran tersebut mengemukakan bahwa prestasi belajar
alat ukur dasar otomotif kelas X Teknik Kendaraan Ringan masih
rendah dan perlu ditingkatkan lagi. Rata-rata nilai siswa masih di
bawah KKM.
pembelajaran, dalam hal ini guru memiliki peranan penting dalam
menentukan prestasi belajar siswa. Model pembelajaraan kooperatif
(Cooperative Learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang
dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran. Metode ini memberi
kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam kelompok.
Untuk menghindari lingkup permasalahan yang terlalu luas dan
beberapa keterbatasan, maka penelitian lebih memfokuskan mengenai
penerapan metode pembelajaran tipe Structured Dyadic Methods (SDM)
dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X pada mata
pelajaran menggunakan alat ukur Teknik Kendaraan Ringan di SMK
Ma’arif 9 Klirong. Prestasi belajar hanya difokuskan pada aspek kognitif
siswa.
dapat dirumuskan masalah yang akan dicari pemecahannya sebagai berikut
:
9
Ringan di SMK Ma’arif 9 Klirong ?
2. Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
menggunakan alat dasar dasar otomotif kelas X Teknik Kendaraan
Ringan di SMK Ma’arif 9 Klirong melalui penerapan metode
pembelajaran tipe Structured Dyadic Methods (SDM) ?
E. Tujuan Penelitian
penelitian ini sebagai berikut :
materi menggunakan alat ukur dasar otomotif kelas X Teknik
Kendaraan Ringan di SMK Ma’arif 9 Klirong.
2. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi menggunakan
alat ukur dasar otomotif kelas X Teknik Kendaraan Ringan di SMK
Ma’arif 9 Klirong melalui penerapan metode pembelajaran tipe
Structured Dyadic Methods (SDM).
positif dan gambaran bagi penelitian berikutnya, yang ada
10
terutama pada mata pelajaran menggunakan alat ukur dasar otomotif.
2. Manfaat Praktis
pembelajaran yang menarik.
masyarakat luas untuk menciptakan lingkungan belajar yang
memadai.
kebijaksanaan mengenai manajemen sekolah.
nilai”. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2012:23) bahwa “Hakikat belajar
adalah perubahan, dan perubahan itu sendiri adalah tujuan yang mau
dicapai sebagai bagian akhir dari aktivitas belajar”. Manusia tanpa belajar,
akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu
dan teknologi yang tidak lain juga merupakan produk kegiataan berpikir
manusia-manusia pendahulunya. Tuntutan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang selalu beurbah merupakan tuntutan kebutuhan
manusia sejak lahir sampai akhir hayatnya. Dengan demikian, belajar
merupakan tuntutan hidup sepanjang hayat manusia (life long learning).
Dalam mempertahankan kehidupannya, manusia harus mempunyai
bekal kecakapan hidup (skill of live), yang dapat diperoleh melalui
berbagai proses belajar, seperti belajar untuk mengetahui (learning to
know), belajar untuk melakukan (learning to do), belajar untuk menjadi
diri sendiri (learning to be my self), dan belajar untuk hidup bersama
(learning to life together). Belajar untuk mengetahui dan melakukan
12
kreatif. Belajar untuk menjadi diri sendiri diharapkan dapat menciptakan
manusia-manusia yang percaya diri pada kemampuan diri sendiri.
Sedangkan belajar untuk hidup bersama diharapkan dapat menciptakan
manusia-manusia yang mempunyai daya saing, daya penyesuaian, dan
daya kerja sama tinggi.
bahwa “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang
terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang
berulang-ulang, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan
atau dasar kecenderungannya berupa respon pembawaan, kematangan atau
keadaan sesaat seseorang”. Pendapat tersebut menegaskan bahwa belajar
merupakan suatu perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh
pengalaman yang berulang-ulang.
“Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama isi ingatan
mempengaruhi siswa sedemikian rupa, sehingga perbuatannya berubah.
Pendapat ini menjelaskan bahwa belajar dipengaruhi oleh situasi stimulus
yang menyebabkan perubahan perbuatan”. Morgan yang dikutip Ngalim
Purwanto (2011:84) bahwa “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan
13
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Witherington yang dikutip
Ngalim Purwanto (2011:84) bahwa “Belajar adalah setiap perubahan yang
relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu pola baru
dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau
suatu pengertian. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa belajar merupakan
perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.
Travers yang dikutip Agus Suprijono (2011:2), “Belajar adalah
proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku”. Menurut Cronbrach yang
dikutip Agus Suprijono (2011:2), “Belajar adalah perubahan perilaku
sebagai hasil dari pengalaman”. Harold Spears yang dikutip Agus
Suprijono (2011:2), “bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru,
mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu”.
Pendapat tersebut menegaskan bahwa belajar merupakan suatu
perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-
ulang. Melihat pendapat-pendapat di atas, belajar dapat didefinisikan
sebagai suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai reaksi
yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu
pengertian yang disebabkan oleh situasi stimulus yang berupa latihan atau
pengalaman yang berulang-ulang. Belajar menyebabkan seseorang dapat
berinteraksi dengan lingkungannya, memberikan tanggapan terhadap apa
14
yang terjadi disekelilingnya dan membangun relasi baru dengan sesama
serta mengarah pada upaya pembaharuan diri ke arah yang lebih baik.
Berdasarkan pengertian ini seseorang dikatakan belajar bila telah terjadi
perubahan tingkah laku yang berkenaan dengan :
a. Penguasaan pengetahuan baru atau penambahan pengetahuan yang
telah ada sebelumnya (aspek kognitif)
b. Penguasaan pengetahuan baru atau penyempurnaan keterampilan yang
telah dikuasai sebelumnya (aspek psikomotorik)
c. Pengembangan sikap dan minat baru atau penyempurnaan sikap dan
minat yang telah dimiliki sebelumnya (aspek afektif).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dalam diri
individu yang relatif tetap sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya
yang dilakukan secara sadar untuk tujuan peningkatan diri. Perubahan ini
meliputi berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti
perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, berpikir,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap. Belajar adalah
kegiatan mental yang tidak dapat diamati dari luar. Hasil belajar hanya
bisa diamati jika seseorang menampakan kemampuan yang telah diperoleh
melalui belajar.
15
yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Tujuan pembelajaran dalam
bukunya Sugandi, dkk (2000:25) adalah membantu siswa pada siswa agar
memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah
laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau
norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan prilaku siswa. Tujuan
pembelajaranmenggambarkan kemampuan atau tingkat penguasaan yang
diharapkan dicapai oleh siswa setelah mereka mengikuti suatu proses
pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah
laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar
mengajar, seperti: perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam
tingkah laku (over behaviour) yang dapat diamati melalui alat indera oleh
orang lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya.Hal ini dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses melibatkan
guru dengan semua komponen tujuan, bahan, metode dan alat serta
penilaian. Jadi proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling
terkait antar komponennya di dalam mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan.
mampu mengubah diri siswa dalam arti luas menumbuhkembangkan
keadaan siswa untuk belajar, sehingga dari pengalaman yang diperoleh
siswa selama ia mengikuti proses pembelajaran tersebut dirasakan
16
a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara
sistematis.
dalam belajar.
menantang bagi siswa.
d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan
menarik.
menyenangkan bagi siswa.
secara fisik maupun psikologis.
3. Pengertian Pembelajaran Aktif
dari belajar pasif. Alasan positif mengapa pembelajaran aktif yang
diinginkan ditawarkan dan daripada pembelajaran pasif. Pembelajaran
siswa aktif, pada hakekatnya merupakan suatu konsep dalam
mengembangkan keaktifan proses belajar mengajar baik dilakukan guru
maupun siswa. Jadi, dalam pembelajaran siswa aktif tampak jelas adanya
guru aktif mengajar di satu pihak, dan siswa aktif di lain pihak. Konsep ini
bersumber dari teori kurikulum yang berpusat pada anak (Child Centered
Curriculum). Penerapannya berdasarkan kepada teori belajar yang
17
memperoleh pemahaman atau insight (Teori Gestalt).
Dalam proses belajar-mengajar yang mengaktifkan siswa, peranan
siswa lebih besar. Siswa tidak diberi bahan ajar yang sudah jadi atau sudah
selesai untuk tinggal menghafal, tetapi membutuhkan persoalan-persoalan
yang membutuhkan pencarian, pengamatan, percobaan, analisis, sintesis,
perbandingan, penilaian dan penyimpulan oleh para siswa sendiri. Dalam
strategi belajar mengajar yang demikian, siswa berperan lebih aktif,
mereka adalah berperan sebagai subjek yang berinteraksi bukan hanya
dengan guru tetapi dengan manusia-manusia sumber yang lain, baik di
sekolah maupun di luar sekolah, dengan sesama siswa, dengan buku-buku
serta media lainnya. Belajar tidak hanya semata-mata sebagai suatu upaya
dalam merespon suatu stimulus.
kegiatan seperti mengalami, mengerjakan dan memahami belajar melalui
proses (learning by process). Jadi hasil belajar dapat diperoleh bila siswa
“aktif” atau tidak pasif. Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang
menghendaki siswanya untuk belajar secara aktif, karena dengan belajar
secara aktif ini kemungkinan besar konsep ilmu pengetahuan yang
diperoleh siswa akan tidak mudah hilang karena dengan belajar aktif
semua indra yang di miliki oleh siswa ikut serta dalam memperoleh ilmu
pengetahuan tersebut. H. Abu Ahmadi, dkk mengemukakan konsep
pembelajaran aktif adalah suatu proses kegiatan mengajar yang subyek
18
betul-betul berperan dan berpatisipasi aktif dalam melakukan kegiatan
belajar.
pembelajaran yang melibatkan semua siswa melakukankegiatan belajar
secara aktif tidak sekedar mendengarkan secarapasif suatu ceramah dari
guru. Pembelajaran aktif meliputisemua bentuk kegiatan dari
mendengarkan yang membantu siswa ituuntuk menyerap apa yang mereka
dengar, sebagai bahan berlatihmenanggapi terhadap materi ceramah, siswa
berlatih pada kelompokheterogen dimana para siswa menerapkan
pengalaman penemuan yang penting dan berguna untuk menghadapi
situasi-situasi nyata pada permasalahan baru. Pembelajaran aktif akan
bermakna bagi siswa jika mereka langsung melakukan sendiri kegiatan
belajar. Apalagi bila tejadi kerjasama yang sangat baik dan harmonis
antara guru dan siswa, maka akan terjadi hubungan timbal balik yang
menyebabkan proses belajar mengajar yang optimal.
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan
pembelajaran aktif pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan
memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran,
sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak
menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan
strategi pembelajaran aktif pada anak didik dapat membantu ingatan
(memory) mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan
19
pembelajaran konvensional. Penggunaan pembelajaran aktif siswa akan
merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dan
motivasi dapat dimaksimalkan untuk menggali potensi guru dan siswa
sama berkembang dalam pengetahuan dan ketrampilan.
Pembelajaran siswa aktif harus tercermin, yakni dalam satuan
pelajaran dan dalam praktek pengajaran. Dalam satuan pelajaran,
pemikiran cara belajar siswa aktif tercermin dalam rumusan isi satuan
pelajaran sebab satuan pelajaran pada hakikatnya adalah rencana atau
proyeksi tindakan yang akan dilakukan oleh guru pada waktu mengajar.
Dengan demikian, guru yang akan mengajar dengan penekanan pada cara
belajar siswa aktif harus memikirkan hal-hal apa yang akan dilakukan
serta menuangkannya secara tertulis dalam satuan pelajaran. Pembelajaran
siswa aktif, pada hakekatnya merupakan suatu konsep dalam
mengembangkan keaktifan proses belajar mengajar baik dilakukan guru
maupun siswa. Jadi dalam pembelajaran siswa aktif tampak jelas adanya
guru aktif mengajar di satu pihak, dan siswa aktif di lain pihak.
4. Pembelajaran Kooperatif TipeStructured Dyadic Methods (SDM)
Metode pembelajaran Structured Dyadic Methods (SDM)
dikembangkan oleh Fantuzzo dan kawan-kawan pada tahun 1992. Metode
ini dipandang sebagai yang paling sederhana dan paling langsung dari
pendekatan cooperatif learning. Dalam SDM, siswa dikelompokan
20
kelompok haruslah heterogen, yang merupakan gabungan dari berbagai
level kinerja, jenis kelamin dan etnik.
Selanjutnya guru menyampaikan suatu materi pelajaran, dan siswa
berdiskusi dengan berpasangan, salah satu siswa berperan sebagai guru
(tutor) dan siswa yang satunya berperan sebagai murid (tutee) secara
bergantian antar anggota kelompok. Selanjutnya tanya jawab antar sesama
anggota tim mereka untuk menyakinkan bahwa seluruh anggota tim sudah
menguasai materi pelajaran tersebut. Secara individu maupun tim
dilakukan evaluasi oleh guru untuk mengetahui penguasaan mereka
terhadap bahan ajar yang telah dipelajari. Tiap siswa atau tim diberi skor
atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada siswa secara
individual ataupun tim yang meraih prestasi tinggi ataupun memperoleh
skor sempurna diberi penghargaan. Keseluruhan aktifitas belajar metode
SDM biasanya membutuhkan beberapa jam pelajaran. Adapun langkah-
langkah dalam pembelajaran dengan metode SDM adalah :
a. Membentuk kelompok kecil yang beranggotakan 4-6 siswa yang mana
heterogen, dalam hal ini adalah pembagian siswa dengan kemampuan
akademis yang merata.
c. Tutorial materi tersebut antar anggota kelompok.
d. Berdiskusi kelompok.
21
pembelajaran yang aktif. Metode ini lebih memfokuskan kepada siswa
sebagai subjek belajar dan memberikan kesempatan yang lebih besar untuk
mendapatkan pengetahuan melalui berbagai interaksi baik dengan guru
maupun dengan temannya sendiri. Selain itu, metode SDM dapat
menciptakan perhatian siswa yang lebih. Hal tersebut terlihat dari seorang
siswa pada suatu giliran menjawab soal–soal yang belum terjawab benar
pada putaran sebelumnya dapat membuat kesalahan yang sama seperti
yang dilakukan temannya pada putaran sebelumnya. Kesalahan tidak
terulang jika siswa itu memperhatikan teman-temannya yang menjawab
soal pada putaran sebelummya. Proses interaksi pembelajaran seperti itu
memberi implikasi sosial. Metode SDM dapat membangkitkan keberanian
siswa dalam mengemukakan pertanyaan dengan tuntutan pertanyaan
kepada teman lain maupun guru. Metode ini juga melatih siswa menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik, dapat pula
merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang
sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut.
Tujuan dari penggunaan metode SDM adalah melatih kesiapan siswa
dalam mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan maupun
melakukan interaksi dengan temannya dengan bersumber pada materi yang
diajarkan serta saling memberikan pengetahuan. MetodeSDMberusaha
untuk menuntut perhatian siswa yang tinggi dalam proses
22
membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan
dengan tuntutan pertanyaan kepada teman lain maupun guru. Metode ini
juga melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya
dengan baik, dapat pula merangsang siswa mengemukakan pertanyaan
sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut.
Berikutnya dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada
teman maupun guru serta melatih kesiapan siswa. Pembelajaran dengan
metode SDMakan berlangsung hidup dan menggairahkan para siswa yang
pada akhirnya keaktifan siswa pada proses pembelajaran akan meningkat.
5. Prestasi Belajar
suatu aktivitas yang sadar akan tujuan”. Sardiman A.M yang dikutip
Syaiful Bahri Djamarah (2012:21) mengemukakan suatu rumusan, bahwa
belajar sebagai rangkaian kegiataan jiwa raga,psikofisik menuju ke
perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta,
rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Drs. Slameto yang
dikutip Syaiful Bahri Djamarah (2012:22) bahwa “Belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Setelah menelusuri uraian diatas dapat difahami mengenai makna
kata “prestasi” dan “belajar”. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang
23
sederhana mengenai hal ini. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh
berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu
sebagai hasil dari aktivitas belajar.
Tulus Tu’u (2004:75) mengemukakan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau
kegiatan tertentu. Prestasi akademik adalah hasil yang diperoleh dari
kegiatan pembelajaran yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan
dengan pengukuran dan penilaian. Sementara prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru. Berdasarkan hal itu, prestasi belajar siswa dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika
mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran
disekolah.
b. Prestasi belajar tersebut terutama dinilai oleh aspek kognitifnya karena
bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau
ingatan , pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi.
24
c. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau
angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap
tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.
Nana Sujana yang dikutip oleh Tulus Tu’u (2004:23)
mengemukakan bahwa diantara ketika pendapat ini , yakni kognitif, afektif,
psikomotorik, maka pendapat kognitiflah yang sering dinilai oleh para guru
di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai isi bahan pengajaran. Suryadi dkk (1992:35) mengemukakan
bahwa “prestasi diartikan sebagai hasil yang telah dilakukan, dicapai,
dikerjakan”. S. Nasution (1996:17) mendefinisikan pengertian prestasi
belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa,
dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga
aspek yakni kognitif, affektif, psikomotor, sebaliknya dikatakan kurang
memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga
kriteria tersebut. Devi Wulansari (2010:1), mengemukakan pengertian
prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam
menerima, menolak, dan menerima informasi-informasi yang diperoleh
dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan
tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang
dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah
mengalami proses pembelajaran. Moh. Uzer Usman (2009:9),
mengemukakan bahwa prestasi belajar siswa yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik berasal dari
25
dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Oleh karena itu
faktor-faktor tersebut yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa
penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi
belajar siswa yang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya
masing-masing.
adalah suatu kecakapan atau hasil yang diperoleh dari proses pembelajaran
dengan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukan
dengan nilai. Prestasi adalah segala keberhasilan yang telah diperoleh
dalam mengerjakan segala pekerjaan untuk dipertanggung jawaban.
Prestasi ini ditandai dengan adanya nilai tambah dari hasil yang
sebelumnya.
terdahulu sehingga diketahui perbedaan yang khas antara kajian yang
terdahulu dengan kajian yang dilakukan. Penulis mengambil contoh penelitian
oleh Sutamin, Riyono, Bambang Ribowo dan Ika Marlita.
Penelitian yang dilakukan Sutamin yang berjudul “Meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VIII A SMP 2 Kudus melalui implementasi metode
pembelajaran dengan tutor sebaya pada materi pokok bangun ruang sisi datar
tahun pelajaran 2006/2007”.
Penelitian oleh Riyono yang berjudul “Upaya meningkatkan hasil belajar
siswa kelas III G SMP Negeri Ketanggungan Brebes pada pokok bahasan
operasi pada bentuk aljabar melalui model pembelajaran tutor sebaya dalam
kelompok kecil”.
Penelitian yang dilakukan Bambang Ribowo yang berjudul “Upaya
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IIA SMP Negeri 2 Banjarharjo Brebes
dalam pokok bahasan segiempat melalui model pembelajaran tutor sebaya
dalam kelompok kecil tahun pelajaran 2005-2006”.
Penelitian oleh Ika Marlita yang berjudul “Keefektifan Model
Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan
persamaan garis lurus siswa kelas VIII SMP Negeri 36 Semarang”.
C. Kerangka Pikir
metode Structured Dyadic Methods adalah membentuk kelompok kecil yang
berasal dari latar belakang berbeda, menyajikan materi pembelajaran dalam
bentuk lembar kegiataan siswa, tutorial materi tersebut antar anggota
kelompok, memberikan kuis-kuis kepada siswa, dan melakukan penilaian.
Dengan langkah-langkah pada Stuctured Dyadic Methods seperti dilakukan
tutorial antar anggota kelompok, diskusi kelompok, diharapkan dapat
menciptakan kegiataan belajar yang menarik dan lingkungan belajar yang
kondusif. Artinya, hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menggunakan
metode Stuctured Dyadic Methods.
penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Structured Dyadic Methods
(SDM) pada materi menggunakan alat ukur dasar otomotif dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X di SMK Ma’arif 9 Klirong.
28
A. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X di SMK Ma’arif 9 Klirong
yang terletak pada semester gasal tahun ajaran 2013/2014 selama bulan
Oktober 2013 sampai dengan selesai.
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Ma’arif 9 Klirong yang terletak
di Kabupaten Kebumen dengan mengikuti jadwal pelajaran yang ada di
sekolah tersebut dikarenakan sekolah yang bersangkutan letaknya tidak
begitu jauh dengan tempat tinggal saya.
C. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan
kolaboratif dan partisipatif, artinya peneliti tidak melakukan penelitian
sendiri, namun berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru mata
pelajaran alat ukur di SMK Ma’arif 9 Klirong. Secara Partisipatif bersama-
sama dengan mitra peneliti akan melaksanakan penelitian ini langkah demi
langkah. Penelitian tindakan kelas (PTK) dapat dinyatakan sebagai suatu
bentuk pengumpulan data yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan,
yang dilakukan untuk meningktakan kemantapan rasional, memperdalam
29
Menurut Suharsimi (2008: 16) secara garis besar penelitian tindakan
kelas terdiri dari empat tahapan sebagaiberikut:
Gambar. 1 Model Penelitian Tindakan
D. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Teknik Kendaraan
Ringan SMK Ma’arif 9 Klirong yang terdiri satu kelas. Pada kelas ini akan
Perencanaan
kooperatif tipe Structured Dyadic Methods (SDM). Obyek penelitian ini
adalah pelaksanaan pembelajaran Alat Ukur Dasar Otomotif yang
difokuskan pada jangka sorong dan mikrometer luar melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Structured Dyadic Methods (SDM)
sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa alat ukur dasar
otomotif di SMK Ma’arif 9 Klirong.
E. Teknik Pengumpulan Data
sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan
dan pencatatan ini dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau
berlangsungnya peristiwa”. Observasi yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah observasi partisipatif. Menurut Sugiyono (2010: 310)
observasi partisipatif adalah observasi yang peneliti terlibat dengan
kegiatan yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data
penlitian. Observasi partisipatif, dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui secara langsung bagaimana aktivitas belajar siswa..
Pengamatan ini dilakukan dengan mengisi lembar observasi yang telah
disediakan.
31
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang biasa berbentuk
tulisan, gambar maupun dalam bentuk karya. Dokumentasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen atau catatan
yang mendukung dalam proses pembelajaran. Dokumen yang digunakan
antara lain: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan daftar
kelompok siswa. Proses pembelajaran dicatat dalam catatan lapangan dan
didokumentasikan dalam bentuk foto sehingga dapat digunakan untuk
membantu proses refleksi.
aspek kognitif. Tes ini dibuat oleh peneliti dengan terlebih dahulu
melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran akuntansi. Tes
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan penguasaan siswa
terhadap materi atau pokok bahasan yang diajarkan dengan model
pembelajaran Cooperative Learning tipe Structured Dyadic Methods
(SDM).
32
penelitian yang digunakan adalah :
1. Lembar Observasi/ Pengamatan
kejadian (momen) dalam pembelajarannya. Maka lembar pengamatan
lebih bersifat terstruktur, yaitu sudah terdapat pedoman-pedoman
terinci yang berisis langkah- langkah yang dilakukan sehingga
pengamat tinggal melakukan check list atau menghitung berapa
frekuensi yang telah dilakukan oleh subyek penelitan. Instrumen
observasi pada PTK merupakan pedoman bagi observer untuk
mengamati hal- hal yang diamati. Aspek yang diamati dalam penelitian
ini adalah kegiatan yang mencerminkan prestasi belajar alat ukur,
sebagai berikut:
NO Kegiatan yang diamati YA TIDAK
1 Semua siswa masuk ruang kelas tepat waktu
2 Semua siswa mentaati peraturan yang telah di tetapkan
3 Siswa tampak bersemangat dalam belajar
4 Siswa tidak merasa takut bertanya ketika menjumpai kesulitan
5 Semua terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran
6 Apakah siswa tepat waktu dalam mengumpulkan tugas
33
Instrument Pre test dan Post Test dengan pertanyaan yang
mengacu pada indikator pembelajaran. Tes hasil belajar bertujuan
untuk melihat perkembangan hasil belajar siswa. Pre tes dan Post test
yang dilaksanakan pada siklus I dan II mengacu pada materi sub pokok
jangka sorong dan mikrometer sekrup.
Tabel 2. Kisi-kisi Soal Pre Tes dan Post Test Siklus I
No Indikator No soal Nilai
1 Macam-macam fungsi alat ukur jangka sorong disebutkan dengan benar
2,4, 8
2 Proses pembacaan hasil alat ukur dilakukan dengan cepat dan benar
12,13,15,16,17,19 ,20
28
3 Alat ukur mekanik digunakan sesuai aturan penggunaan dan spesifikasi pabrik
1,5,11,14,18 20
44
No Indikator No soal Nilai
1 Macam-macam fungsi alat ukur mikrometer luar disebutkan dengan benar
15,16,17 12
2 Proses pembacaan hasil alat ukur dilakukan dengan cepat dan benar
6,7,8,9,10,11,12,1 3,14,24,25
44
3 Alat ukur mekanik digunakan sesuai aturan penggunaan dan spesifikasi pabrik
4,5 8
1,2,3,18,19,20,21, 22,23
Instrumen tes yang digunakan haruslah valid dan reliabel. Oleh
karena itu diperlukan uji validitas dan uji realibilitas. Uji validitas dan
realibilitas yang digunakan adalah
Menurut Sugiyono (2007: 353), uji validitas isi dapat
digunakan untuk instrumen berbentuk tes yaitu dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan mata pelajaran yang
telah diajarkan. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2009: 67)
menyebutkan bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi
apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan
materiatau isi pelajaran yang diberikan. Untuk mengetahui tingkat
validitas instrument dilakukan dengan skor total pada setiap variabel.
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan komputer
program SPSS for window 16.0.
Adapun rumus yang digunakan adalah rumus product moment
dengan angka kasar yaitu:
X: Skor butir pertanyaan
Y : Skor total semua
Reliabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa “suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
35
dilihat dengan menentukan kesesuaian penilaian antara beberapa penilai
(raters ) untuk mengamati dan mengevaluasi kinerja pihak lain . Dalam
penelitian ini realibitas tes berdasarkan penilaian dari pihak sekolah
yaitu guru mata pelajaran alat ukur.
G. Prosedur Penelitian
adalah:
sedangkan guru dan siswa sebagai pelaksana pembelajaran, semua
tindakan didiskusikan antara peneliti dengan guru.
2. Menyusun Instrumen Pembelajaran
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, dan Lembar Kerja Siswa
(LKS). Bahan ajar terdiri dari buku guru, buku catatan siswa, dan
modul.
tindakan bersifat siklik dan di dalam penelitian tindakan kelas terjadi
36
lebih dari satu siklus, yang terdiri dari empat tahap adalah sebagai
berikut:
diskusi dengan guru untuk mengetahui permasalahan yang ada di
dalam pembelajaran materi menggunakan alat ukur otomotif yaitu
jangka sorong di kelas. Setelah peneliti mengetahui permasalahan
yang terjadi maka bersama guru bergabung dalam satu tim
menyusun rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan kualitas pembelajaran.
sebagai upaya perbaikan, peningkatan kualitas ke arah yang
diinginkan.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati pelaksanaan dan hasil
serta dampak dari tindakan yang dilakukan. Pada tahap ini
dilakukan perekaman atau monitoring pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Stuctured
Dyadic Methods (SDM). Tahap ini dilakukan oleh tim kolaborasi
peneliti, observer dan guru. Catatan dan dampak tindakan
37
dan didengar. Dalam pencatatan data ini peneliti harus bersikap
deskriptif atau netral.
menyimpulkan hasil dan dampak dari tindakan yang dilakukan
berdasarkan data hasil observasi, rekaman tindakan data hasil
monitoring dan disusun secara urut dan teratur.
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Kualitatif
merefleksi hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan
guru dan siswa di dalam kelas. Teknik ini bersifat analisis kualitatif.
Teknik analisis kualitatif mengacu pada metode analisis dari Miles dan
Huberman dalam Sugiyono (2010: 337-345) yang dilakukan tiga
komponen berurutan yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
fokus penelitian. Data yang telah direduksi memberikan
gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan
38
Terhadap data
analisis kualitatif, yaitu memfokuskan hal-hal pokok dan penting
yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus belajar. Hasil
observasi dideskripsikan dalam paparan data.
b. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data dilakukan dalam rangka penyusunan informasi
secara sistematis mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan dan
refleksi pada masing-masing siklus. Dalam penyajian data ini
dilakukan proses penampilan data secara lebih sederhana dalam
bentuk uraian singkat, bagan, tabel dan sejenisnya.
c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing Verification)
Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data.
Data yang terkumpul tersebut disajikan dalam bentuk penyajian
kalimat dan atau formula yang singkat, dan padat tetapi mengandung
pengertian yang luas. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak
awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan
akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Data yang
diperoleh setelah dianalisis kemudian diambil simpulannya apakah
peningkatan yang diharapkan sudah tercapai atau belum. Apabila
belum tercapai maka perlu dilakukan tindakan selanjutnya, dan
apabila sudah tercapai penelitian dapat dihentikan.
40
data observasitersebut kemudian disajikan dalam bentuk uraian
deskriptif.
peningkatan prestasi belajar kelas adalah menggunakan rumus Mean
(Sugiyono, 2007:49) sebagai berikut:
sebagai ukuran berhasil tidaknya satu penelitian yang dilakukan. Tingkat
keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan perubahan
kearah perbaikan terkait dengan peningkatan prestasi belajar siswa yaitu
41
minimal, yaitu nilai 75.
A. Deskripsi Data
Secara kelembagaan atau formal , SMK Ma’arif 9 Klirong di
bidangi oleh Lembaga Pendidikan Ma’arif Cabang Kebumen.
Lembaga ini merupakan departementasi dari organisasi besar jam’iyah
Nahdatul Ulama khususnya ditingkat cabang Kebumen. Dalam hal ini
pendirian SMK Ma’arif 9 PCLP Ma’arif NU Kebumen lebih berperan
sebagai payung hukum pendirian sebagai dasar yuridis
penyelenggaraan yang dikuatkan pada akte notaries pendirian/badan
hukum,selebihnya peran utama di kendalikan oleh pendiri secara
penuh. Pada saat itu PCPL Ma’arif Kebumen di jabat oleh Drs. H. Ari
Tasiman dan Drs. Ridwan sebagai sekertaris. Sebagai
penanggungjawab penyelenggaraan PC LP Ma’arif Kebumen
mengeluarkan Surat Keputusan tertanggal 1 Januari 2003 tentang Tim
pendiri sekolah. Surat izin operasional penyelenggaraan SMK Ma’arif
9 Kebumen di Klirong terbit sebagaimana kompetensi keilmuan yang
diajukan yakni jurusan teknologi dan Bismen dengan prodi otomotif,
perkantoran/sekertaris dan pemasaran/penjualan. Penggabungan antara
teknologi dan bismen diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan
animo masyarakat di Kecamatan Klirong dan sekitarnya.
43
baru, dan pemenuhan sarana dan prasarana pembelajaran. Berkat kerja
keras antara pengurus dan pihak sekolah, maka penerimaan siswa baru
dapat memenuhi target 3 kelas. Program tahun berikutnya yang
dilakukan sekolah adalah pengembangan area sekolah. Hal ini
mengingat keterbatasan ruang dan lahan kosong yang ada. Selama
kurang lebih 5 tahun di bawah top management Fuad Hasyim S. Ag
telah berhasil menambah 7 ruang kelas baru berikut sarana praktek.
SMK Ma’arif 9 Klirong memberi kesempatan pendidikan
kepada masyarakat dengan membuka 3 (tiga) program keahlian yaitu
Teknik Kendaraan Ringan, Bisnis manajemen pemasaran dan
Akuntasi. Alhamdulillah dengan amanat yang sudah diberikan
tersebut beberapa perubahan dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Perubahan tersebut tampak nyata dilihat dari
meningkatnya jumlah siswa dari tahun ke tahun, fasilitas dan
insfrastruktur sampai pada open manajemen pengelolaan sekolah.
Pendiri dan pengelola merasa tertantang untuk selalu meningkatkan
mutu layanan pendidikan, maka SMK Ma’arif 9 Klirong
mengembangkan sayap relasi dengan beberapa perusahaan terkait di
sekitar Kebumen, Semarang, Bekasi dan Jakarta. Hal tersebut
44
SMK Ma’arif 9 Klirong.
45
Tahun 2003 adalah sebagai tahun dimana kami mulai
melangkahkan kaki pertama memasuki ajaran baru 2003/2004. Modal
kami gedung asset Majelis Wakil Cabang NU Klirong dan
perlengkapan sekolah sebagaian milik SMP Ma’arif 3 Kebumen yang
tidak terpakai. Dengan semangat membara, tidak ada ruang sepeserpun
untuk operasional sekolah. Keuangan pertama kami peroleh dari iuran
guru dan karyawan SMK Ma’arif 9 kebumen, selama satu tahun ini
segala keterbatasan yang ada menjadi pendorong semangat untuk terus
melangkah.
tidak mampu menampung siswa yang ada, kami meminjam gedung di
Lingkungan Masjid Kauman Klirong (Eks MTS N Klirong), di gedung
ini tersebut kami menempati selama 4 tahun. Pada tahun ini sekolah
mampu membeli perlengjapan praktek minimal untuk praktek otomotif
maupun akuntasi, dan kami mempunyai dua lokasi kegiatan belajar
mengajar. Gedung utara di gunakan untuk praktek dan 3 kelas yang di
gunakan untuk kegiatan belajar mengajar sedangkan gedung selatan
untuk kegiatan belajar mengajar (ruang kelas).
Tahun ke-3 sampai dengan ke-4 kami mulai mampu
mengembangkan dengan membeli lahan di sebelah timur gedung
MWC NU. Diawali dengan membeli tanah milik Bapak Sutirto seluas
28 ubin, setahun kemudian membeli tanah milik Bapak Sanisman
46
seluas 27 ubin dan membeli tanah milik Bapak Pasikun seluas
27 ubin. Perlengkapan dan peralatan praktek maupun kantor sudah
mulai tertata. Pada tahun kelima pondasi bangunan pembelian tanah
pertama kami tancapkan. Diatas tanah itu kami rencanakan empat buah
ruang kelas berlantai dua. Sementara itu, di tanah pembelian kedua
dibangun gedung berlantai 2 dengan 6 ruang kelas. Dana
pembangunan gedung kami ini peroleh dari berbagai sumber. Berkat
kerja keras dari berbagai pihak gedung 6 kelas dua lantai tahun ke-6
dapat ditempati.
tetapi sarana penunjang pembelajaran tidak lupa untuk terus
ditingkatkan. Pada tahun ke-6 pondasi bangunan untuk empat ruang
kelas berlantai dua sebelumnya kami bangun teruskan. Hasil kerja
keras seluruh keluarga besar Ma’arif 9 dan sumber dana dari berbagai
pihak pada tahun ke-7 gedung 4 ruang dan 2 lantai ini sudah bisa kami
tempati. Mulai tahun ke-7 ini kami mulai mapan dari segi gedung atau
ruang kelas, dan menempati satu lokasi yaitu gedung utara.
3. Deskripsi Hasil Observasi Awal
Observasi awal dilakukan terlebih dahulu oleh peneliti dengan
melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran Alat Ukur kelas X.
Dialog awal dilaksanakan pada tanggal 2 April 2013 di ruang guru,
sebelum peneliti melakukan observasi ke kelas. Diskusi awal dengan
47
pembelajaran sebelum tindakan, memberikan informasi mengenai hal-
48
kelengkapannya dan memberikan penjelasan mengenai tujuan dari
penelitian yang dilaksanakan.
Berdasarkan hasil obervasi awal tersebut, Prestasi Belajar Alat
Ukur di SMK Ma’arif 9 Klirong kelas X Teknik Kendaraan Ringan
masih rendah. Hal ini terliht dari nilai rata-rata kelas adalah dengan
nilai KKM yang ditetapkan adalah 75. Hal ini mengidentifikasi bahwa
dari seluruh jumlah siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan 47,06 %
yang mencapai KKM. Kondisi tersebut diakibatkan pada pembelajaran
Alat Ukur yang partisipasi siswanya rendah dan cara guru
menyampaikan materi kurang menjadikan siswa aktif dalam
pembelajaran. Siswa cenderung pasif sehingga mengakibatkan
sebagian besar siswa malu dan takut untuk bertanya dan berpendapat
mengenai materi yang di pelajari. Selain itu, kemampuan siswa untuk
bekerjasama dan berdiskusi kurang.
yang terdapat dalam pembelajaran perlu dipecahkan. Tindakan solusi
masalah yang dilakukan dan sudah mendapat persetujuan dari guru
Alat Ukur kelas X yaitu dengan Penerapan Model Pembelajaran
Structured Dyadic Methods (SDM). Dengan penerapan model
pembelajaran tersebut pada siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan
SMK Ma’arif 9 Klirong diharapkan dapat mengubah pembelajaran
49
Belajar Alat Ukur.
4. Laporan Penelitian
a. Siklus I
Tipe Structured Dyadic Methods siklus I dilaksankan pada tanggal
11 November 2013 pada jam pelajaran 5-6 dengan materi
menggunakan alat ukur jangka sorong. Adapun tahapannya sebagai
berikut :
model Structured Dyadic Methods (SDM).
b) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi dan
catatan lapangan mengenai aktifitas belajar Alat Ukur
siswa di kelas.
memiliki kemampuan heterogen.
yang akan diberikan pada setiap pertemuan.
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Kegiatan awal
50
(2) Peneliti mengecek kehadiran siswa
(3) Peneliti mengkondisikan kelas kemudian
menyampaikan kepada siswa model pembelajaran
yang akan digunakan yaitu Model Structured Dyadic
Methods (SDM).
alokasi waktu 20 menit
jangka sorong
(3) Siswa diminta untuk bekerjasama dengan pasangan
untuk menyampaikan cara menggunakan micrometer
luar dengan salah satunya menjadi guru (tutor)dan
satunya lagi menjadi murid (tutee)dan kemudian
bertukar peran.
dibahas
51
selanjutnya
a) Sebagian siswa sudah mulai fokus memperhatikan ketika
peneliti menyampaikan materi pelajaran
Structured Dyadic Methods sudah mulai bisa
menerapkannya
c) Dari hasil pre test nilai rata-rata yang diperoleh 61,89
dan post test nilai rata-rata yang diperoleh 72,71
4) Refleksi
b) Beberapa siswa tidak menanggapi kesempatan bertanya
yang diberikan oleh peneliti
c) Pada saat pre test dan post test masih ada siswa yang
berdiskusi dengan teman lainnya dan mengeluh pada saat
diberikan soal
lapangan di analisi kemudian dilakukan refleksi
b. Sikus II
Methods silklus II dilaksanakan pada tanggal 18 November 2013
52
pada jam pelajaran ke 5-6 dengan materi pelajaran micrometer luar.
Adapun tahapannya sebagai berikut :
Dyadic Methods (SDM)
c) Membagi siswa menjadi pasangan-pasangan yang
memilki kemampuan heterogen
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Kegiatan Awal
(2) Peneliti membuka pelajaran
yang akan digunakan yaitu Model Structured Dyadic
Methods (SDM).
(2) Peneliti mengumumkan daftar pasangan
(3) Siswa diminta untuk bekerjasama dengan pasangan
untuk menyampaikan cara menggunakan micrometer
53
satunya lagi menjadi murid (tutee)dan kemudian
bertukar peran.
(2) Peneliti dan siswa menyimpulkan materi yang sudah
dibahas
(4) Peneliti menyampaikan materi untuk pertemuan
selanjutnya
dengan menggunakan model Structured Dyadic methods
pada materi micometer luar
menyampaikan materi pelajaran
c) Dari hasil post test nilai rata-rata yang diperoleh 84,41
4) Refleksi
pembelajaran Structured Dyadic Methods (SDM) siswa
sudah berpartisipasi secara baik dalam diskusi dengan
pasangannya. Berdasarkan pengamatan peneliti dan guru
54
dilakukan secara umum dapat dikatakan berhasil. Oleh
karena itu, pembahasan materi pada kompetensi
menggunakan alat ukur dasar otomotif diakhiri pada silkus
II.
berlangsung selama dua siklus. Tindakan yang dilakukan yaitu
pembelajaran dengan penerapan model Structured Dyadic Methods
(SDM). Dalam penelitian ini ditemukan peningkatan hasil belajar siswa
sebelum diterapkan metode dan sesudah diterapkan metode ini.
Prestasi belajar Alat Ukur siswa setelah diterapkan model Structured
Dyadic Methods (SDM) diukur dengan memberikan soal post test kepada
siswa di akhir tiap siklus. Tujuan yang ingin dicapai dari pengukuran ini
adalah melakukan pengukuran sejauh mana siswa menguasai materi
dengan menggunakan model Strutured Dyadic Methods (SDM). Prestasi
belajar dapat dilihat dari tabel.
55
Nilai Jumlah Siswa Jumlah Siswa
Tuntas Jumlah Siswa Belum Tuntas
91,00-100 - - -
81,00-90,99 - - -
Jumlah 39 6 33
Presentase 100% 15,38 % 84,62 %
Pada Tabel 4 diatas, dari 39 siswa yang hadir nilai Pre Test pada
siklus I siswa yang mendapat nilai 71,00-80,99 sebanyak 10 siswa dan
siswa yang mendapatkan nilai 00,00-70,99 sebanyak 29 siswa. Sedangkan
dari 39 jumlah siswa, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa atau
sebesar 15,38% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 33 siswa atau
sebesar 84,62%. Nilai rata-ratapre testadalah sebagai berikut :
Σ Fx Me =
Nilai Jumlah Siswa Jumlah Siswa
Tuntas Jumlah Siswa Belum tuntas
91,00-100 - - -
Jumlah 39 21 18
Presentase 100% 53,84 % 46,16%
Pada Tabel 5 diatas, dari 39 siswa yang hadir nilai Post Test pada
siklus I siswa yang mendapat nilai 81,00-90,99 sebanyak 2 siswa, yang
mendapatkan nilai 71,00-80,99 sebanyak 25 siswa dan siswa yang
mendapatkan nilai 00,00-70,99 sebanyak 12 siswa. Sedangkan dari 39
jumlah siswa, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 21 siswa atau sebesar
53,84% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 18 siswa atau sebesar
46,16%. Nilai rata-rata post test pada siklus I adalah sebagai berikut :
Σ Fx Me =
Gambar 2. Presentase Nilai Pre Test dan Post TestSiklus I
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan dari
hasil penilaian pre test terhadap hasil penilaian post test. Hal ini ditunjukan
dari adanya peningkatan 38,46 % jumlah siswa yang tuntas sebanyak 21
siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 18 siswa. Nilai rata-rata pre
test pada silklus I adalah 61,89. Nilai rata-rata post test pada siklus I
adalah 72,71. Terjadi peningkatan nilai pre test terhadap nilai post test
siklus I.
Gambar 2. Presentase Nilai Pre Test dan Post TestSiklus I
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan dari
hasil penilaian pre test terhadap hasil penilaian post test. Hal ini ditunjukan
dari adanya peningkatan 38,46 % jumlah siswa yang tuntas sebanyak 21
siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 18 siswa. Nilai rata-rata pre
test pada silklus I adalah 61,89. Nilai rata-rata post test pada siklus I
adalah 72,71. Terjadi peningkatan nilai pre test terhadap nilai post test
siklus I.
Gambar 2. Presentase Nilai Pre Test dan Post TestSiklus I
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan dari
hasil penilaian pre test terhadap hasil penilaian post test. Hal ini ditunjukan
dari adanya peningkatan 38,46 % jumlah siswa yang tuntas sebanyak 21
siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 18 siswa. Nilai rata-rata pre
test pada silklus I adalah 61,89. Nilai rata-rata post test pada siklus I
adalah 72,71. Terjadi peningkatan nilai pre test terhadap nilai post test
siklus I.
Nilai Jumlah Siswa Jumlah Siswa
Tuntas Jumlah Siswa Belum Tuntas
91,00-100 12 12 -
81,00-90,99 9 9 -
71,00-80,99 18 18 -
Jumlah 39 39 -
Presentase 100% 100% -
Pada Tabel 5 diatas, dari 39 siswa yang hadir nilai Post Test pada
siklus II siswa yang mendapat nilai 91,00-100 sebanyak 12 siswa, yang
mendapatkan nilai 81,00-90,99 sebanyak 9 siswa dan siswa yang
mendapatkan nilai 71,00-80,99 sebanyak 18 siswa. Sedangkan dari 39
jumlah siswa, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 39 siswa atau sebesar
100% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 0 siswa atau sebesar 0%.
Nilai rata-rata post test pada siklus II adalah sebagai berikut :
Σ Fx Me =
39
59
Gambar 3. Presentase Nilai Post Test Siklus I dan Post Test Siklus II
Dari hasil tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan dari hasil
penilaian post test siklus I terhadap hasil penilaian post test siklus II. Hal
ini dapat ditunjukan dari adanya peningkatan sebesar 53,84% dengan
jumlah siswa yang tuntas 39 siswa dan tidak ada siswa yang belum tuntas.
Nilai rata-rata post test siklus I adalah 72,71. Nilai rata-rata post test siklus
II adalah 84,41. Hasil rekapitulasi belajar siswa tiap siklus disajikan pada
tabel berikut :
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
59
Gambar 3. Presentase Nilai Post Test Siklus I dan Post Test Siklus II
Dari hasil tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan dari hasil
penilaian post test siklus I terhadap hasil penilaian post test siklus II. Hal
ini dapat ditunjukan dari adanya peningkatan sebesar 53,84% dengan
jumlah siswa yang tuntas 39 siswa dan tidak ada siswa yang belum tuntas.
Nilai rata-rata post test siklus I adalah 72,71. Nilai rata-rata post test siklus
II adalah 84,41. Hasil rekapitulasi belajar siswa tiap siklus disajikan pada
tabel berikut :
59
Gambar 3. Presentase Nilai Post Test Siklus I dan Post Test Siklus II
Dari hasil tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan dari hasil
penilaian post test siklus I terhadap hasil penilaian post test siklus II. Hal
ini dapat ditunjukan dari adanya peningkatan sebesar 53,84% dengan
jumlah siswa yang tuntas 39 siswa dan tidak ada siswa yang belum tuntas.
Nilai rata-rata post test siklus I adalah 72,71. Nilai rata-rata post test siklus
II adalah 84,41. Hasil rekapitulasi belajar siswa tiap siklus disajikan pada
tabel berikut :
Nilai Rerata
Pre Test Post Test Siklus I Post Test Siklus II
61,89 72,71 84,41
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata post test
pada siklus I terjadi peningkatan pada siklus II. Peningkatanhasil belajar
siswa sebesar 11,70 yang diperoleh dari selisih antaranilai rata-rata post-
test siklus I dan nilai rata-rata post-test siklus II.
Gambar 4. Rekapitulasi hasil belajar siswa tiap siklus
C. Pembahasan Hasil Penelitian
REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA TIAP SIKLUS
60
Nilai Rerata
Pre Test Post Test Siklus I Post Test Siklus II
61,89 72,71 84,41
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata post test
pada siklus I terjadi peningkatan pada siklus II. Peningkatanhasil belajar
siswa sebesar 11,70 yang diperoleh dari selisih antaranilai rata-rata post-
test siklus I dan nilai rata-rata post-test siklus II.
Gambar 4. Rekapitulasi hasil belajar siswa tiap siklus
C. Pembahasan Hasil Penelitian
REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA TIAP SIKLUS
NILAI RATA-RATA Pre Test
Nilai Rerata
Pre Test Post Test Siklus I Post Test Siklus II
61,89 72,71 84,41
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata post test
pada siklus I terjadi peningkatan pada siklus II. Peningkatanhasil belajar
siswa sebesar 11,70 yang diperoleh dari selisih antaranilai rata-rata post-
test siklus I dan nilai rata-rata post-test siklus II.
Gambar 4. Rekapitulasi hasil belajar siswa tiap siklus
C. Pembahasan Hasil Penelitian
61
digunakan masih menggunakan model konvensional sehingga komunikasi
yang terjalin selama proses pembelajaran cenderung satu arah.
Pembelajaran menjadi monoton dan kurang bermakna bagi siswa.
Suatu model pembelajaran yang dapat memecahkan masalah tersebut
adalah melalui penerapan model Structured Dyadic Methods (SDM).
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar Alat Ukur.
Penelitian ini dilaksanakn selama 2 kali pertemuan yang berlangsung 2
siklus. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013.
Pada awal pengumuman pasangan siswa merespon dengan kurang
baik karena para siswa keberatan dengan komposisi pasangan yang
ditentukan oleh peneliti. Kendala tersebut dapat segera diatasi oleh peneliti
dengan tidak menghiraukan keinginan siswa dan tetap membagi pasangan
sesuai yang sudah dibentuk. Hal ini dimaksudkan agar siswa berinteraksi
dan bekerjasama dengan teman lain secara heterogen. Pada pelaksanaan
siklus I jumlah siswa hadir semua yaitu 39 siswa, sedangkan pada siklus II
jumlah siswa juga hadir semua yaitu 39 siswa.
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 11 November 2013 pada jam pelajaran ke 5-6. Peneliti mengawali
pelajaran dengan salam pembuka dan berdoa bersama. Kemudian peneliti
mengecek kehadiran siswa. Peneliti menerangkan model pembelajaran
yang akan diterapkan kepada siswa pada proses belajar mengajar yang
62
siswa untuk dikerjakan dan diberi waktu 20 menit untuk mengerjakan.
Peneliti memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa dengan
memberikan pertanyaan “ Bagaimana cara menggunakan jangka sorong
?”. Setelah itu peneliti menyuruh siswa untuk duduk berpasang-pasangan
sesuai dengan pembagian pasangan yang peneliti telah bentuk. Kemudian
peneliti menyuruh siswa untuk membuka Modul Menggunakan Alat-Alat
Ukur yang telah dibagikan kepada siswa. Peneliti melanjutkan untuk
menerangkan materi pelajaran tentang jangka sorong. Dilanjutkan dengan
peneliti menerangkan kesetiap kelompok cara menggunakan jangka
sorong. Setelah semua kelompok sudah peneliti terangkan cara
menggunakan jangka sorong, maka peneliti menyuruh kepada masing-
masing tiap pasangan untuk memerankan satu siswa menjadi guru (tutor)
dan siswa yang satunya menjadi murid (tutee) dalam menerangkan
menggunakan jangka sorong. Setelah beberapa menit peneliti menyuruh
kepada masing-masing tiap pasangan untuk bertukar peran yang tadinya
guru menjadi murid dan sebaliknya. Karena model pembelajaran Strcutred
Dyadic Methods (SDM) ini dirasa masih baru oleh para siswa maka
pembelajaran pada siklus I pertama ini belum begitu lancar. Masih banyak
siswa yang mengeluh dalam melakukan pembelajaran model Structured
Dyadic Methods (SDM) ini.
tentang jangka sorong. Evaluasi ini bertujuan untuk mengukur
63
melalui penerapan model pembelajaran Structured Dyadic Methods.
Dalam hal ini kegiatan evaluasi ini juga disebut post test siklus I. Dari
hasil post test ini kemudian peneliti bandingkan dengan hasil pre test yang
peneliti berikan sebelum pelajaran dimulai tadi. Dari hasil pre test dan post
test tersebut dapat diketahui jumlah siswa yang lulus dan siswa yang
masih gagal. Hasil pre test jumlah siswa yang lulus 15,38% dan jumlah
siswa yang belum lulus 84,62% sedangkan nilai rata-rata pre test adalah
61,89. Hasil post test siklus I jumlah siswa lulus 53,84% dan jumlah siswa
yang belum lulus 46,62% sedangkan nilai rata-rata post test siklus I adalah
72,71. Dari hasil koreksi tersebut dapat diketahui adanya peningkatan
siswa yang lulus 38,46% dan peningkatan rata-rata hasil belajar yang
tadinya 61,89 menjadi 72,71. Walaupun peningkatan hasil belajar sudah
tejadi tetapi belum memenuhi target yaitu nilai rata-rata KKM 75.
Dikarenakan siswa masih belum begitu memahami model pembelajaran
yang diterapkan, maka dilanjutkan pada siklus II.
Pada hari Senin tanggal 18 November 2013 jam pelajaran ke 5-6
peneliti melaksanakan siklus II. Diawali dengan salam pembuka dan
berdoa bersama. Kemudian peneliti mengabsen kehadiran siswa, peneliti
menyuruh siswa untuk duduk berpasangan-pasangan seperti pada siklus I.
Peneliti menerangkan model pembelajaran Structured Dyadic Methods
(SDM) sebelum pelajaran dimulai. Selanjutnya peneliti memberikan
64
motivasi dan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa tentang materi jangka
sorong yang telah dipelajari pada siklus I. Setelah itu peneliti menyuruh
siswa untuk membuka modul Mengunakan Alat-Alat Ukur. Kemudian
peneliti memberikan apersepsi lagi tentang “ bagaimana menggunakan
micrometer luar ”.
Setelah siswa mencari jawaban pada modul, peneliti menunjuk salah satu
siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini bertujuan untuk
memancing siswa untuk fokus pada materi yang akan disampaikan.
Setelah pembahasan jawaban dan apersepsi, peneliti melanjutkan untuk
menerangkan materi pelajaran tentang micometer luar. Dilanjutkan dengan
peneliti menerangkan kesetiap kelompok cara menggunakan jangka
sorong. Setelah semua kelompok sudah peneliti terangkan cara
menggunakan micometer luar, maka peneliti menyuruh kepada masing-
masing tiap pasangan untuk memerankan satu siswa menjadi guru (tutor)
dan siswa yang satunya menjadi murid (tutee) dalam menerangkan
menggunakan micometer luar. Setelah beberapa menit peneliti menyuruh
kepada masing-masing tiap pasangan untuk bertukar peran yang tadinya
guru menjadi murid dan sebaliknya.
Setelah proses pengajaran selesai, sebelum jam pelajaran habis
peneliti membagikan soal post test kepada siswa untuk dikerjakan. Dari
hasil post test ini peneliti mengetahui adanya peningkatan siswa yang
65
tuntas di siklus I sebanyak 53,84% , di siklus II meningkat menjadi 100%.
Peningkatan hasil belajar juga terjadi yang tadinya di siklus I nilai rata-rata
72,71 sedangakan di siklus II nilai rata-ratanya menjadi 84,41. Nilai rata-
rata di siklus II ini sudah melebihi nilai rata-rata KKM yaitu 75. Hal ini
menunjukan bahwa hasil belajar siklus II lebih meningkat dibandingkan
pada siklus I.
A. Simpulan
pembahasan tentang penerapan model pembelajaran Structured Dyadic
Methods (SDM) adalah sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran Structured Dyadic Methods (SDM) di
SMK Ma’arif 9 Klirong pada mata pelajaran Alat Ukur dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) pembagian pasangan
terdiri 2 siswa, (b) dilanjutkan siswa memainkan peran satu siswa jadi
guru (tutor) dan siswa satunya jadi murid (tutee) menerangkan materi
alat ukur, (c) setelah beberapa menit setiap pasangan tadi bertukar
peran, (d) setiap akhir siklus dilakukan evaluasi. Hasilnya siswa
menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.
2. Terdapat peningkatan pembelajaran dari siklus I ke siklus II pada mata
pelajaran Menggunakan Alat Ukur Teknik Kendaraan Ringan Kelas X
di SMK Ma’arif 9 Klirong dengan model pembelajaran Structured
Dyadic Methods (SDM). Hal ini dapat dibuktikan dari hasil nilai rata-
rata siklus I adalah 72,71 dan nilai rata-rata siklus II adalah 84,41.
67
meningkatkan Prestasi Belajar.
Methods (SDM) harus diatur dengan baik.
2. Bagi Siswa
percaya diri dengan kemampuannya, menghargai pendapat orang lain,
berani bertanya atau berpendapat, menjawab, bekerjasama dalam
pasangannya membiasakan aktif dalam kegiatan belajar mengajar,
karena hal-hal tersebut merupakan jalan untuk meningkatkan Prestasi
Belajar siswa yang lebih baik.
3. Bagi Peneliti Lain
diadakan penelitian lebih lanjut tentang penerapan Model Structured
Dyadic Methods (SDM) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
68
Agus Suprijono. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmadi, H. Abu dan Widodo Supriyono. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Bambang Ribowo. 2006. “Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas IIA SMP Negeri 2 Banjarharjo Brebes dalam pokok bahasan segiempat melalui model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil tahun pelajaran 2005-2006. Tersedia:http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01b9 /55f8dc7e.dir/doc.pdf
Djamrah, Syaiful Bahri. 2012. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Hamzah B. Uno. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Idham Arvia. 2013. diakses dari http:// Pengertian Prestasi Belajar Siswa-Blog Pendidikan htm#. UbaMy9jwFfw pada tanggal 9 Juni 2013.
Ika Marlita Sari. 2006. “Keefektifan Model Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan persamaan garis lurus siswa kelas VIII SMP Negeri 36 Semarang”. [Online]. Tersedia: http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH0195/0d0bc99 8.dir/doc_2.pdf
Istiarni, A. 2012. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi Bangun Ruang Sisi Datar di Kelas VIII A SMP N 1 Kutowinangun. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Muhammdiyah Purworejo. Purworejo.
Jangka Sorong. 2013. diakses dari http://rumushitung.com/2013/01/31/cara- menggunakan-jangka-sorong-2/pada tanggal 31 Mei 2013.Kbs.jogjakota.go.id, wikipedia, pengetahuan penulis. 2013. diakses dari http://rumushitung.com/2013/02/02/mikrometer-sekrup-micrometer- screw/pada tanggal 31 Mei 2013.
69
Miftahul Huda. 2012. Cooperatif Laerning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ngalim Purwanto. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nar Herrhyanto, dkk. 2009. Statistika Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka.
Riyono. 2006. “Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas III G SMP Negeri Ketanggungan Brebes pada pokok bahasan operasi pada bentuk aljabar melalui model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil”. [Online].Tersedia:http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/H ASH01f1.dir/doc_4.pdf.
Sugandi, Achmad, dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang:UPT MKK UNNES. Diakses pada http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian- pembelajaran-menurut-para.html pada 09 Juni 2013.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Suharsimi Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Sutamin. 2007. “Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP 2 Kudus melalui implementasi metode pembelajaran dengan tutor sebaya pada materi pokok bangun ruang sisi datar tahun pelajarn 2006/2007”. [Online].Tersedia:http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/H ASH0195/0d0bc998.dir/doc_2.pdf.
LAMPIRAN
67
Standar Kompetensi : Menggunakan alat-alat ukur dasar otomotif
Kompetensi Dasar : Menggindentifikasikan alat-alat ukur
I. Indikator :
Macam-macam alat ukur di identifikasikan sesuai standar dan spesifikasi pabrik
Macam-macam fungsi alat ukur disebutkan dengan benar
II.Tujuan Pembelajaran
Memahami tentang fungsi jangka sorong dengan benar Memahami tentang penggunaan jangka sorong Menerapkan pekerjaan sesuai SOP.