Transcript
Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPESTRUCTURED DYADIC METHODS(SDM) UNTUKMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN MENGGUNAKAN ALATUKUR TEKNIK KENDARAAN RINGAN KELAS X DI

SMK MA’ARIF 9 KLIRONG

SKRIPSIDisusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

OlehApriaji

NIM 092170048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIFFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2014

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penerapan Model Pembelajaran Tipe Structured Dyadic Methods (SDM)Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Alat Ukur

Teknik Kendaraan Ringan Kelas X Di SMK Ma’arif 9 Klirong

OlehApriaji

NIM 092170048

Skripsi ini telah disetujui untukdipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Suyitno, M.Pd. Widyatmoko, M.PdNIDN.0627108403 NIDN.0601127902

MenyetujuiKetua Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif

Arif Susanto, M.Pd.NIDN.0606088301

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPESTRUCTURED DYADIC METHODS UNTUK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADAMATA PELAJARAN MENGGUNAKAN

ALAT UKUR TEKNIK KENDARAAN RINGAN KELAS X DISMK MA’ARIF 9 KLIRONG

OlehApriaji

NIM 092170048

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji SkripsiUniversitas Muhammadiyah Purworejo

Pada tanggal: 29 Januari 2014

TIM PENGUJI

Tanda Tangan

Bambang Sudarsono, M. PdNIDN.0626018503(Penguji Utama) …………………….

Suyitno, M. PdNIDN.0627108403(Penguji I/Pembimbing I) …………………….

Widiyatmoko,M. PdNIDN.0606088301(Penguji II/Pembimbing II) …………………….

Purworejo, Januari 2014MengetahuiDekan FKIP

Drs, Hartono, M.MNIP.19540105 198103 1 002

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPESTRUCTURED DYADIC METHODS UNTUK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADAMATA PELAJARAN MENGGUNAKAN

ALAT UKUR TEKNIK KENDARAAN RINGAN KELAS X DISMK MA’ARIF 9 KLIRONG

OlehApriaji

NIM 092170048

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji SkripsiUniversitas Muhammadiyah Purworejo

Pada tanggal: 29 Januari 2014

TIM PENGUJI

Tanda Tangan

Bambang Sudarsono, M. PdNIDN.0626018503(Penguji Utama) …………………….

Suyitno, M. PdNIDN.0627108403(Penguji I/Pembimbing I) …………………….

Widiyatmoko,M. PdNIDN.0606088301(Penguji II/Pembimbing II) …………………….

Purworejo, Januari 2014MengetahuiDekan FKIP

Drs, Hartono, M.MNIP.19540105 198103 1 002

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPESTRUCTURED DYADIC METHODS UNTUK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADAMATA PELAJARAN MENGGUNAKAN

ALAT UKUR TEKNIK KENDARAAN RINGAN KELAS X DISMK MA’ARIF 9 KLIRONG

OlehApriaji

NIM 092170048

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji SkripsiUniversitas Muhammadiyah Purworejo

Pada tanggal: 29 Januari 2014

TIM PENGUJI

Tanda Tangan

Bambang Sudarsono, M. PdNIDN.0626018503(Penguji Utama) …………………….

Suyitno, M. PdNIDN.0627108403(Penguji I/Pembimbing I) …………………….

Widiyatmoko,M. PdNIDN.0606088301(Penguji II/Pembimbing II) …………………….

Purworejo, Januari 2014MengetahuiDekan FKIP

Drs, Hartono, M.MNIP.19540105 198103 1 002

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

iv

ABSTRAK

Apriaji, 092170048. Penerapan Model Pembelajaran Tipe Structured DyadicMethods (SDM) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada MataPelajaran Menggunakan Alat Ukur Teknik Kendaraan Ringan Kelas X di SMKMa’arif 9 Klirong. Program Studi Pendidikan Otomotif. Fakultas Keguruan danIlmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2013.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatan prestasi belajar siswapada materi mengunakan alat ukur dasar otomotif kelas X Teknik KendaraanRingan di SMK Ma’arif 9 Klirong dengan penerapan model pembelajaranStructured Dyadic Methods (SDM).

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukandua siklus dengan menggunakan model pembelajaran Structured Dyadic Methods(SDM). Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas X TKR 3 SMK Ma’arif 9Klirong, yang berjumlah 39 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki semua. Teknikpengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,dokumentasi, dan tes. Teknik analisis datanya yang digunakan adalah analisisdeskriptif.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh dengan model pembelajaranStructured Dyadic Methods (SDM) siswa menjadi lebih aktif dalam prosespembelajaran. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa hasil presentasesiswa yang tuntas pada siklus I sebesar 53,84% sebanyak 21 siswa dengan nilairata-rata adalah 72,71. Presentase siswa yang tuntas pada siklus II sebesar 100%sebanyak 39 siswa dengan nilai rata-rata 84,41. Terjadi peningkatan siswa yangtuntas dari siklus I ke siklus II sebesar 46,16%. Terjadi peningkatan nilai rata-ratapost test siklus I ke post test siklus II sebesar 11,70. Penerapan model StructuredDyadic Methods (SDM) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kata Kunci: Model Structured Dyadic Methods (SDM), Prestasi Belajar

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

v

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : Apriaji

NIM : 092170048

Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar

hasil karya sendiri, bukan jiplakan orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau

dirujuk berdasarkan kode etnik ilmiah.

Apabila terbukti/ dapat dibuktikan skripsi ini adalah hasil jiplakan, saya bersedia

bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

Purworejo,..........2014

Yang membuat pernyataan

Apriaji

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

vi

PERSEMBAHAN

Sebuah penghargaan dari niat yang tulus, alhamdulillah selalu diberi

kemudahan-Nya. Sebuah usaha dari kewajiban dalam agama-Mu (menuntut ilmu),

alhamdulillah telah Engkau lapangkan jalannya.. Ya Allah terima kasih atas

rahmat serta inayahnya kepadaku dan kepada Nabi Muhammad SAW teladanku

dan umatnya yang membawa cahaya di dunia-Mu. Dengan memanjatkan puji

syukur kehadirat Allah SWT, karya sederhana ini saya persembahkan kepada:

Kedua orang tuaku tercinta (Abdul R dan Turiyah), yang selalu

memberikan do’a dan kasih sayang, dukungan moral dan material serta

pengorbanan yang tulus.

Kubingkiskan karya sederhana ini untuk:

1. Kedua adiku yang selalu memberikan dukungan dan

motivasi

2. Sahabat-sahabatku semua yang telah memberikan

dukungan, motivasi dan do’a

3. Teman-teman pendidikan teknik otomotif angkatan

2009 serta semua pihak yang tidak dapat saya

sebutkan. Terima Kasih.

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

vii

MOTTO

“.....Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang beriman diantaramu danorang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat...”

(QS, Al-Mujadalah: 11)

Jika Tuhan berkehendak apapun menjadi mungkin. Untuk itu mintalahpada Tuhan, dan jangan mengemis pada manusia.

(Anonymous)

Masa depan menunggu kemampuan kita untuk mengubahnya

(Penulis)

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh SWT yang senantiasa melimpahkan

segala rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Structured Dyadic Methods

(SDM) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Alat Ukur Kelas X Teknik

Kendaraan Ringan di SMK Ma’arif 9 Klirong”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya dukungan dan bantuan

dari berbagai pihak, maka Tugas Akhir Skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan

dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah

memberikan izin dan rekomendasi kepada penulis mengadakan penelitian

dan pengumpulan data untuk penyusunan skripsi ini.

2. Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif Universitas

Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan perhatian dan

dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Suyitno, M.Pd selaku pembimbing I dan Widyatmoko, M.Pd selaku

pembimbing II yang telah banyak membimbing, mengarahkan,

memotivasi dengan penuh kesabaran dan tidak mengenallelah serta

mengoreksi skripsi ini dengan penuh teliti, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Arif Susanto, M.Pd dan Bambang Sudarsono, M.Pd selaku dosen validator

yang telah membimbing dan memvalidasi instrumen penelitian.

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

ix

5. Hasim As’ari, S.Pd.I selaku kepala sekolah SMK Ma’arif 9 Klirong, yang

telah memberikan izin penelitian penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi

6. Warsono, ST selaku Kaprodi Jurusan otomotif SMK Ma’arif 9 Klirong,

yang telah membantu pengumpulan data tentang kurikulum dan

perangkatnya kepada penulis.

7. Nursodik , A.Md selaku guru mata pelajaran Alat Ukur Dasar Otomotif

yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian tindakan kelas

di SMK Ma’arif 9 Klirong.

8. Seluruh guru dan karyawan di SMK Ma’arif 9 Klirong yang telah

memberikan dukungan kepada penulis.

9. Kedua orang tua dan berbagai pihak yang telah memberikan semangat

kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan

Teknik otomotif ini.

Purworejo, ............2014

Penyusun,

Apriaji

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

x

DAFTAR ISIHalaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. iPERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iiLEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iiiABSTRAK ................................................................................................. ivPERNYATAAN......................................................................................... vPERSEMBAHAN...................................................................................... viMOTTO ..................................................................................................... viiKATA PENGANTAR ............................................................................... viiiDAFTAR ISI.............................................................................................. xDARTAR TABEL ..................................................................................... xiiDAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiiiDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1A. Latar Belakang ....................................................................... 1B. Identifikasi Masalah ............................................................... 5C. Batasan Masalah .................................................................... 7D. Rumusan Masalah .................................................................. 7E. Tujuan Penelitian ................................................................... 8F. Manfaat Penelitian ................................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA........... ......................................................... 10A.Kajian Teori ........................................................................... .. 10

1. Hakikat Belajar ................................................................. 102. Pengertian Pembelajaran ................................................... 113. Pengertian Pembelajaran Aktif ......................................... 154. Pembelajaran Kooperatif .................................................. 185. Pembelajaran Kooperatif Tipe Structured Dyadic Methods

(SDM) ..............................................................................6. Prestasi Belajar ................................................................. 21

B. Tinjauan Pustaka ........................................................ ........... 24C. Kerangka Pikir ....................................................................... 25D. Hipotesis Tindakan ............................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 27A. Waktu Penelitian .................................................................... 27B. Tempat Penelitian .................................................................. 27

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

xi

C. Jenis Penelitian ....................................................................... 27D. Subyek dan Obyek Penelitian ................................................ 28E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 29F. Instrumen Penelitian .............................................................. 30G. Prosedur Penelitian ................................................................ 34H. Teknik Analisis Data .............................................................. 36I. Indikator Keberhasilan ........................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................ 40A. Deskripsi Data ........................................................................ 40

1. Gambaran Umum SMK Ma’arif 9 Klirong ..................... 402. Perkembangan SMK Ma’arif 9 Klirong .......................... 423. Deskripsi Hasil Observasi Awal ...................................... 434. Laporan Penelitian ........................................................... 45

B. Analisis Data ........................................................................ 50C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 62A. Simpulan ................................................................................. 62B. Saran ........................................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 64LAMPIRAN............................................................................................... 66

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

xii

DAFTAR TABELHalaman

Tabel 1. Lembar Observasi/Pengamatan .................................................... 31Tabel 2. Soal Pre Test dan Post Test Siklus I ............................................ 32Tabel 3. Post Test Siklus II ........................................................................ 32Tabel 4. Presentase Nilai Pre Test .............................................................. 51Tabel 5. Presentase Nilai Post Test Siklus I ............................................... 52Tabel 6. Presentase Nilai Post Test Siklus II ............................................. 54Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Test Siswa Tiap Siklus .................................. 56

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

xiii

DAFTAR GAMBARHalaman

Gambar 1. Model Penelitian Tindakan .................................................... 28Gambar 2. Presentase Nilai Pre Test dan Post Test Siklus I .................... 53Gambar 3. Presentase Nilai Post Test Siklus I dan Post Test Siklus II .... 55Gambar 4. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus ........................ 56

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

xiv

DAFTAR LAMPIRANHalaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I........................ 67Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...................... 70Lampiran 3. Materi Alat Ukur ................................................................. 73Lampiran 4. Soal Pre Test Siklus I ........................................................... 80Lampiran 5. Kuci Jawaban Pre Test Siklus I............................................ 87Lampiran 6. Soal Post Test Siklus I .......................................................... 88Lampiran 7. Kunci Jawaban Post Test Siklus I......................................... 96Lampiran 8. Soal Post Test Siklus II......................................................... 97Lampiran 9. Kunci Jawaban Post Test Siklus II ....................................... 104Lampiran 10. Jawaban Pre Test Siklus I .................................................. 105Lampiran 11. Jawaban Pre Test Siklus I .................................................. 106Lampiran 12. Jawaban Post Test Siklus I ................................................ 107Lampiran 13. Jawaban Post Test Siklus I ................................................ 108Lampiran 14. Jawaban Post Test Siklus II .............................................. 109Lampiran 15. Jawaban Post Test Siklus II ............................................... 110Lampiran 16. Catatan Lapangan Siklus I ................................................. 111Lampiran 17. Catatan Lapangan Siklus II ............................................... 113Lampiran 18. Hasil Wawancara Observasi .............................................. 115Lampiran 19. Lembar Pengamatan Observasi Siklus I ............................ 117Lampiran 20. Lembar Pengamatan Observasi Siklus II .......................... 118Lampiran 21. Daftar Hadir Siswa Kelas X TKR 3 .................................. 119Lampiran 22. Daftar Nilai Siswa Siklus I ................................................ 121Lampiran 23. Daftar Nilai Siswa Siklus II ............................................... 125Lampiran 24. Surat Keputusan Dosen Pembimbing ................................. 123Lampiran 25. Surat Keterangan Validasi ................................................. 125Lampiran 26. Surat KeteranganValidasi .................................................. 126Lampiran 27. Surat Permohonan Izin Penelitian ..................................... 127Lampiran 28. Surat keterangan Telah Melakukan Penelitian .................. 129Lampiran 29. Foto Kegiatan Penelitian ................................................... 130Lampiran 30. Silabus Alat Ukur .............................................................. 133Lampiran 31. Kartu Bimbingan Skripsi .................................................... 138

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan

manusia. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

berpengaruh terhadap perkembangan sistem pembelajaran yang berkualitas

dan bermutu. Untuk mendapatkan hasil belajar yang berkualitas dan

bermutu perlu dilakukan perbaikan, perubahan dan pembaharuan dalam

sistem pembelajaran tersebut. Berlakunya Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang sarat dengan

tuntutan yang sangat mendasar karena harus mampu menjamin pemerataan

kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi

manajemen pendidikan untuk menghadapi segala tantangan. Salah satu

upaya yang harus dilakukan untuk memenuhi tuntutan tersebut diantaraya

yaitu dengan mengadakan pembaharuan di bidang pendidikan secara

terencana, terarah, dan berkesinambungan.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilaksanakan pada tanggal 02

April 2013 di kelas X SMK Ma’arif 9 Klirong, terdapat beberapa

permasalahan dalam mata pelajaran diantaranya yaitu rendahnya motivasi

atau semangat dalam proses belajar mengajar. Metode pembelajaran yang

selama ini dilaksanakan cenderung berpusat pada guru dengan metode

ceramah dan tanya jawab. Pada pengamatan proses pembelajaran yang

berlangsung di kelas tersebut, terdapat beberapa siswa yang tidak

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

2

memperhatikan guru, dan sebagian siswa lain bercanda dengan

teman sebangku, hal ini terasa menganggu proses pembelajaran. Demikian

juga yang dikemukakan oleh guru mata diklat lain, siswa kurang perhatian

ketika belajar dalam kelompok. Selama proses pembelajaran siswa

cenderung kurang memiliki motivasi belajar sehingga prestasi belajar yang

diharapakan dalam proses belajar mengajar tidak tercapai secara optimal.

Sehingga prestasi belajar siswa masih kurang dan perlu ditingkatkan lagi.

Salah satu mata pelajaran dasar di SMK adalah menggunakan alat-

alat ukur dasar otomotif. Mata pelajaran dasar ini penting karena akan

dipergunakan banyak dalam otomotif salah satunya untuk pengukuran

komponen-komponen mesin, baik mesin mobil maupun sepeda motor.

Mata pelajaran ini bertujuan agar siswa mampu membaca dan

menggunakan alat-alat ukur otomotif dasar yang selanjutnya digunakan

dalam pengukuran otomotif terutama pengukuran komponen-komponen

mesin otomotif. Pengetahuan dasar tentang menggunakan alat-alat ukur

dasar otomotif ini diperlukan siswa agar dapat mengatasi berbagai masalah

terutama dalam hal pengukuran.

Siswa diharapkan untuk dapat menguasai materi tersebut dengan

mengangkap dan mencerna materi yang diberikan dalam kegiatan

pembelajaran di sekolah. Keberhasilan siswa dalam penguasaan materi ini

ditunjukan dengan hasil evaluasi yang diberikan setelah berakhirnya

penyampaian seluruh materi. Hasil dari evaluasi untuk mengetahui

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

3

penguasaan materi oleh siswa tersebut tidak selamanya menunjukan

hasil yang memuaskan.

Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), lebih

menekankan pada student oriented yang membuat guru harus lebih kreatif

dalam menentukan dan memilih serta menerapkan metode, pendekatan

serta metode pembelajaran yang akan digunakan. Pemilihan metode,

pendekatan dan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan

pengajarannya. Metode, pendekatan dan metode pembelajaran yang harus

digunakan harus seefektif mungkin sehingga siswa secara aktif

berpartisipasi langsung dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan

pembelajaran disekolah-sekolah mulai dari tingkat SD sampai dengan

tingkat SLTA, umumnya kita lihat bahwa pelaksanaan pembelajaran di

kelas masih sepenuhnya terpusat kepada guru (teacher center).

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran demi tercapainya tujuan

pendidikan, guru sebagai pendidik diharapkan mampu memilih metode

pembelajaran yang dapat turut serta melibatkan siswa secara aktif dalam

proses pembelajaran. Pembelajaran yang akhir-akhir ini menjadi perhatian

besar dikalangan peneliti pendidikan dalam rangka meningkatkan

keaktifan yang ada pada akhirnya dapat mencetak sumber daya yang

berkualitas adalah pembelajaran dengan konstruktivitstik. Metode

pembelajaran konstuktivistik ini memperlihatkan bahwa pembelajaran

merupakan proses aktif dalam membuat sebuah pengalaman menjadi

masuk akal, dan proses ini sangat dipengaruhi oleh apa yang diketahui

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

4

sebelumnya. Hal ini dapat merangsang rasa ingin tahu siswa,

sehingga para siswa dapat lebih termotivasi baik dalam belajar maupun

berprestasi.

Salah satu pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan

konstruktivitis adalah metode pembelajaran kooperatif tipe Stuctured

Dyadic Methods (SDM). Metode ini melibatkan pasangan tutor (peer

tutor), seorang siswa berperan sebagai tutor (guru), dan siswa lain sebagai

ditutor (tutee) atau murid. Tutor menyajikan atau menayakan suatu

masalah kepada tutee. Jika tutee mampu menjawabnya dengan tepat, ia

memperoleh poin. Jika tidak, tutor tidak langsung memberi jawabanya

tetapi mendorong untuk berpikir lagi. Setiap 10 menit, tutor dan tutee

berganti peran. Penghargaan (reward) diberikan kepada pasangan-

pasangan (dyads/pairs) di dalam kelompok tersebut yang mampu

memperoleh point terbanyak setiap harinya.

Selain itu, pembelajaran metode Stuctured Dyadic Methods (SDM)

juga dapat menumbuhkan suatu kesadaran bahwa belajar itu penting,

bermakna, dan menyenangkan, siswa lebih bertanggungjawab dalam

proses pembelajaran, serta timbulnya sikap positif siswa dalam

mempelajari materi yang disajikan sehingga hasil belajar yang didapatkan

tinggi. Metode pembelajaran Sturctured Dyadic Methods (SDM) lebih

membuat setiap siswa mendorong kesuksesan antarsatu sama lain. Siswa

mempelajari pembelajaran bersama siswa yang lain, saling menjelaskan

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

5

cara menyelesaikan tugas pembelajaran, saling menyimak penjelasan

masing-masing, saling mendorong untuk bekerja keras, dan saling

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

6

memberikan bantuan akademik jika ada yang membutuhkan. Selain

siswa yang lebih mudah dalam belajar dan memahami materi pelajaran,

penggunaan metode ini juga sangat membantu guru dalam memantau dan

menilai berbagai aktifitas siswa pada saat pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar, sehingga guru dapat menilai langsung sikap dan aktifitas

siswanya. Mengingat betapa pentingnya pemilihan strategi pembelajaran

yang tepat agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal,

terutama siswa kelas X SMK Ma’arif 9 Klirong pada mata pelajaran

menggunakan alat ukur dasar otomotif, karena pada saat observasi peneliti

mendapati prestasi siswa pada mata pelajaran tersebut masih perlu

ditingkatkan lagi, maka masalah tersebut sangat menarik untuk diangkat

dalam penelitian dengan judul penerapan model pembelajaran tipe

Structured Dyadic Methods (SDM) untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran menggunakan alat ukur Teknik Kendaraan

Ringan Kelas X di SMK Ma’arif 9 Klirong.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di SMK Ma’arif 9 Klirong pada saat

observasi yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat

diidentifikasi sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran yang diberikan oleh guru masih monoton dan

berpusat dari guru. Sehingga siswa kurang aktif dan mengantuk saat

pembelajaran berlangsung karena hanya mendengarkan saja.

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

7

2. Pada saat guru memberikan permasalahan dari materi yang telah

disampaikan dengan mengarahkan penyelesaian masalah tersebut

secara berdiskusi, ternyata hanya sebagian kecil siswa yang

melaksanakannya, sedangkan yang lain hanya sibuk di luar kegiatan

belajar mengajar seperti bermain hp, bercanda dengan teman dan

tiduran.

3. Berdasarkan observasi awal dengan melakukan wawancara kepada

guru mata pelajaran alat ukur mengemukakan bahwa hasil belajar

dengan metode ceramah dirasa kurang. Hal ini disebabkan siswa

kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa

membutuhkan strategi baru yang dapat mengaktifkan siswa dalam

kelas dan mempermudah mereka memahami materi, sehingga siswa

tidak merasa bosan dengan strategi yang monoton.

4. Berdasarkan observasi awal dengan melakukan wawancara kepada

guru mata pelajaran tersebut mengemukakan bahwa prestasi belajar

alat ukur dasar otomotif kelas X Teknik Kendaraan Ringan masih

rendah dan perlu ditingkatkan lagi. Rata-rata nilai siswa masih di

bawah KKM.

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

8

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakaan di atas

terdapat beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan

pembelajaran, dalam hal ini guru memiliki peranan penting dalam

menentukan prestasi belajar siswa. Model pembelajaraan kooperatif

(Cooperative Learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang

dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran. Metode ini memberi

kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam kelompok.

Untuk menghindari lingkup permasalahan yang terlalu luas dan

beberapa keterbatasan, maka penelitian lebih memfokuskan mengenai

penerapan metode pembelajaran tipe Structured Dyadic Methods (SDM)

dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X pada mata

pelajaran menggunakan alat ukur Teknik Kendaraan Ringan di SMK

Ma’arif 9 Klirong. Prestasi belajar hanya difokuskan pada aspek kognitif

siswa.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah yang dikemukakan diatas, maka

dapat dirumuskan masalah yang akan dicari pemecahannya sebagai berikut

:

1. Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan model

pembelajaran tipe Structured Dyadic Methods (SDM) pada materi

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

9

menggunakan alat ukur dasar otomotif kelas X Teknik Kendaraan

Ringan di SMK Ma’arif 9 Klirong ?

2. Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

menggunakan alat dasar dasar otomotif kelas X Teknik Kendaraan

Ringan di SMK Ma’arif 9 Klirong melalui penerapan metode

pembelajaran tipe Structured Dyadic Methods (SDM) ?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan

penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh proses pembelajaran dengan penerapan

model pembelajaran tipe Structured Dyadic Methods (SDM) pada

materi menggunakan alat ukur dasar otomotif kelas X Teknik

Kendaraan Ringan di SMK Ma’arif 9 Klirong.

2. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi menggunakan

alat ukur dasar otomotif kelas X Teknik Kendaraan Ringan di SMK

Ma’arif 9 Klirong melalui penerapan metode pembelajaran tipe

Structured Dyadic Methods (SDM).

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

positif dan gambaran bagi penelitian berikutnya, yang ada

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

10

hubungannya dengan pembelajaran dan prestasi belajar siswa terutama

melalui metode pembelajaran tipe Structured Dyadic Methods (SDM).

Memberikan masukan dalam rangka penyusunan teori atau konsep-

konsep baru terutama untuk pengembangan bidang ilmu pendidikan

terutama pada mata pelajaran menggunakan alat ukur dasar otomotif.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan kepada guru untuk menyajikan

pembelajaran yang menarik.

b. Memberikan masukan kepada semua pihak, baik sekolah maupun

masyarakat luas untuk menciptakan lingkungan belajar yang

memadai.

c. Memberikan masukan kepada Dinas Depdiknas untuk

kebijaksanaan mengenai manajemen sekolah.

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

11

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Belajar

Hamzah B. Uno (2007:54) bahwa “Belajar pada hakikatnya

merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan

suatu perubahan, menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-

nilai”. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2012:23) bahwa “Hakikat belajar

adalah perubahan, dan perubahan itu sendiri adalah tujuan yang mau

dicapai sebagai bagian akhir dari aktivitas belajar”. Manusia tanpa belajar,

akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu

dan teknologi yang tidak lain juga merupakan produk kegiataan berpikir

manusia-manusia pendahulunya. Tuntutan untuk menyesuaikan diri

dengan lingkungan yang selalu beurbah merupakan tuntutan kebutuhan

manusia sejak lahir sampai akhir hayatnya. Dengan demikian, belajar

merupakan tuntutan hidup sepanjang hayat manusia (life long learning).

Dalam mempertahankan kehidupannya, manusia harus mempunyai

bekal kecakapan hidup (skill of live), yang dapat diperoleh melalui

berbagai proses belajar, seperti belajar untuk mengetahui (learning to

know), belajar untuk melakukan (learning to do), belajar untuk menjadi

diri sendiri (learning to be my self), dan belajar untuk hidup bersama

(learning to life together). Belajar untuk mengetahui dan melakukan

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

12

diharapkan dapat menciptakan manusia-manusia yang produktif dan

kreatif. Belajar untuk menjadi diri sendiri diharapkan dapat menciptakan

manusia-manusia yang percaya diri pada kemampuan diri sendiri.

Sedangkan belajar untuk hidup bersama diharapkan dapat menciptakan

manusia-manusia yang mempunyai daya saing, daya penyesuaian, dan

daya kerja sama tinggi.

2. Pengertian Pembelajaran

Hilgard dan Bower seperti yang dikutip Ngalim Purwanto (2011:84)

bahwa “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang

terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang

berulang-ulang, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan

atau dasar kecenderungannya berupa respon pembawaan, kematangan atau

keadaan sesaat seseorang”. Pendapat tersebut menegaskan bahwa belajar

merupakan suatu perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh

pengalaman yang berulang-ulang.

Menurut Gadne yang dikutip Ngalim Purwanto (2011:84) bahwa

“Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama isi ingatan

mempengaruhi siswa sedemikian rupa, sehingga perbuatannya berubah.

Pendapat ini menjelaskan bahwa belajar dipengaruhi oleh situasi stimulus

yang menyebabkan perubahan perbuatan”. Morgan yang dikutip Ngalim

Purwanto (2011:84) bahwa “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif

menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

13

atau pengalaman. Pendapat ini menggambarkan bahwa belajar merupakan

perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai

suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Witherington yang dikutip

Ngalim Purwanto (2011:84) bahwa “Belajar adalah setiap perubahan yang

relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu pola baru

dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau

suatu pengertian. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa belajar merupakan

perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai reaksi yang berupa

kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.

Travers yang dikutip Agus Suprijono (2011:2), “Belajar adalah

proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku”. Menurut Cronbrach yang

dikutip Agus Suprijono (2011:2), “Belajar adalah perubahan perilaku

sebagai hasil dari pengalaman”. Harold Spears yang dikutip Agus

Suprijono (2011:2), “bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru,

mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu”.

Pendapat tersebut menegaskan bahwa belajar merupakan suatu

perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-

ulang. Melihat pendapat-pendapat di atas, belajar dapat didefinisikan

sebagai suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai reaksi

yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu

pengertian yang disebabkan oleh situasi stimulus yang berupa latihan atau

pengalaman yang berulang-ulang. Belajar menyebabkan seseorang dapat

berinteraksi dengan lingkungannya, memberikan tanggapan terhadap apa

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

14

yang terjadi disekelilingnya dan membangun relasi baru dengan sesama

serta mengarah pada upaya pembaharuan diri ke arah yang lebih baik.

Berdasarkan pengertian ini seseorang dikatakan belajar bila telah terjadi

perubahan tingkah laku yang berkenaan dengan :

a. Penguasaan pengetahuan baru atau penambahan pengetahuan yang

telah ada sebelumnya (aspek kognitif)

b. Penguasaan pengetahuan baru atau penyempurnaan keterampilan yang

telah dikuasai sebelumnya (aspek psikomotorik)

c. Pengembangan sikap dan minat baru atau penyempurnaan sikap dan

minat yang telah dimiliki sebelumnya (aspek afektif).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dalam diri

individu yang relatif tetap sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya

yang dilakukan secara sadar untuk tujuan peningkatan diri. Perubahan ini

meliputi berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti

perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, berpikir,

keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap. Belajar adalah

kegiatan mental yang tidak dapat diamati dari luar. Hasil belajar hanya

bisa diamati jika seseorang menampakan kemampuan yang telah diperoleh

melalui belajar.

Hamzah B. Uno (2007:54) bahwa “Pembelajaran dapat diartikan

sebagai suatu proses interaksi antar peserta belajar dengan

pengajar/instruktur dan/atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

15

untuk pencapaian tujuan tertentu”. Pembelajaran adalah suatu kegiatan

yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Tujuan pembelajaran dalam

bukunya Sugandi, dkk (2000:25) adalah membantu siswa pada siswa agar

memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah

laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau

norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan prilaku siswa. Tujuan

pembelajaranmenggambarkan kemampuan atau tingkat penguasaan yang

diharapkan dicapai oleh siswa setelah mereka mengikuti suatu proses

pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah

laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar

mengajar, seperti: perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam

tingkah laku (over behaviour) yang dapat diamati melalui alat indera oleh

orang lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya.Hal ini dapat

disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses melibatkan

guru dengan semua komponen tujuan, bahan, metode dan alat serta

penilaian. Jadi proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling

terkait antar komponennya di dalam mencapai suatu tujuan yang telah

ditetapkan.

Suatu pengajaran akan berhasil secara baik apabila seorang guru

mampu mengubah diri siswa dalam arti luas menumbuhkembangkan

keadaan siswa untuk belajar, sehingga dari pengalaman yang diperoleh

siswa selama ia mengikuti proses pembelajaran tersebut dirasakan

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

16

manfaatnya secara langsung bagi perkembangan pribadi siswa. Ciri–ciri

dari pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk (2000:25) antara lain:

a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara

sistematis.

b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa

dalam belajar.

c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan

menantang bagi siswa.

d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan

menarik.

e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan

menyenangkan bagi siswa.

f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik

secara fisik maupun psikologis.

3. Pengertian Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif secara operasional didefinisikan dan dibedakan

dari belajar pasif. Alasan positif mengapa pembelajaran aktif yang

diinginkan ditawarkan dan daripada pembelajaran pasif. Pembelajaran

siswa aktif, pada hakekatnya merupakan suatu konsep dalam

mengembangkan keaktifan proses belajar mengajar baik dilakukan guru

maupun siswa. Jadi, dalam pembelajaran siswa aktif tampak jelas adanya

guru aktif mengajar di satu pihak, dan siswa aktif di lain pihak. Konsep ini

bersumber dari teori kurikulum yang berpusat pada anak (Child Centered

Curriculum). Penerapannya berdasarkan kepada teori belajar yang

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

17

menekankan pentingnya belajar melalui proses mengalami untuk

memperoleh pemahaman atau insight (Teori Gestalt).

Dalam proses belajar-mengajar yang mengaktifkan siswa, peranan

siswa lebih besar. Siswa tidak diberi bahan ajar yang sudah jadi atau sudah

selesai untuk tinggal menghafal, tetapi membutuhkan persoalan-persoalan

yang membutuhkan pencarian, pengamatan, percobaan, analisis, sintesis,

perbandingan, penilaian dan penyimpulan oleh para siswa sendiri. Dalam

strategi belajar mengajar yang demikian, siswa berperan lebih aktif,

mereka adalah berperan sebagai subjek yang berinteraksi bukan hanya

dengan guru tetapi dengan manusia-manusia sumber yang lain, baik di

sekolah maupun di luar sekolah, dengan sesama siswa, dengan buku-buku

serta media lainnya. Belajar tidak hanya semata-mata sebagai suatu upaya

dalam merespon suatu stimulus.

Tetapi lebih dari pada itu, belajar dilakukan melalui berbagai

kegiatan seperti mengalami, mengerjakan dan memahami belajar melalui

proses (learning by process). Jadi hasil belajar dapat diperoleh bila siswa

“aktif” atau tidak pasif. Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang

menghendaki siswanya untuk belajar secara aktif, karena dengan belajar

secara aktif ini kemungkinan besar konsep ilmu pengetahuan yang

diperoleh siswa akan tidak mudah hilang karena dengan belajar aktif

semua indra yang di miliki oleh siswa ikut serta dalam memperoleh ilmu

pengetahuan tersebut. H. Abu Ahmadi, dkk mengemukakan konsep

pembelajaran aktif adalah suatu proses kegiatan mengajar yang subyek

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

18

didiknya terlibat secara intelektual dan emosional, sehingga subyek didik

betul-betul berperan dan berpatisipasi aktif dalam melakukan kegiatan

belajar.

Pernyataan di atas dapat diartikan bahwa pembelajaran aktifadalah

pembelajaran yang melibatkan semua siswa melakukankegiatan belajar

secara aktif tidak sekedar mendengarkan secarapasif suatu ceramah dari

guru. Pembelajaran aktif meliputisemua bentuk kegiatan dari

mendengarkan yang membantu siswa ituuntuk menyerap apa yang mereka

dengar, sebagai bahan berlatihmenanggapi terhadap materi ceramah, siswa

berlatih pada kelompokheterogen dimana para siswa menerapkan

pengalaman penemuan yang penting dan berguna untuk menghadapi

situasi-situasi nyata pada permasalahan baru. Pembelajaran aktif akan

bermakna bagi siswa jika mereka langsung melakukan sendiri kegiatan

belajar. Apalagi bila tejadi kerjasama yang sangat baik dan harmonis

antara guru dan siswa, maka akan terjadi hubungan timbal balik yang

menyebabkan proses belajar mengajar yang optimal.

Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan

pembelajaran aktif pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan

memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran,

sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak

menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan

strategi pembelajaran aktif pada anak didik dapat membantu ingatan

(memory) mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

19

pembelajaran dengan sukses. Hal ini kurang diperhatikan pada

pembelajaran konvensional. Penggunaan pembelajaran aktif siswa akan

merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dan

motivasi dapat dimaksimalkan untuk menggali potensi guru dan siswa

sama berkembang dalam pengetahuan dan ketrampilan.

Pembelajaran siswa aktif harus tercermin, yakni dalam satuan

pelajaran dan dalam praktek pengajaran. Dalam satuan pelajaran,

pemikiran cara belajar siswa aktif tercermin dalam rumusan isi satuan

pelajaran sebab satuan pelajaran pada hakikatnya adalah rencana atau

proyeksi tindakan yang akan dilakukan oleh guru pada waktu mengajar.

Dengan demikian, guru yang akan mengajar dengan penekanan pada cara

belajar siswa aktif harus memikirkan hal-hal apa yang akan dilakukan

serta menuangkannya secara tertulis dalam satuan pelajaran. Pembelajaran

siswa aktif, pada hakekatnya merupakan suatu konsep dalam

mengembangkan keaktifan proses belajar mengajar baik dilakukan guru

maupun siswa. Jadi dalam pembelajaran siswa aktif tampak jelas adanya

guru aktif mengajar di satu pihak, dan siswa aktif di lain pihak.

4. Pembelajaran Kooperatif TipeStructured Dyadic Methods (SDM)

Metode pembelajaran Structured Dyadic Methods (SDM)

dikembangkan oleh Fantuzzo dan kawan-kawan pada tahun 1992. Metode

ini dipandang sebagai yang paling sederhana dan paling langsung dari

pendekatan cooperatif learning. Dalam SDM, siswa dikelompokan

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

20

menjadi beberapa kelompok dengan anggota 2-6 orang dan setiap

kelompok haruslah heterogen, yang merupakan gabungan dari berbagai

level kinerja, jenis kelamin dan etnik.

Selanjutnya guru menyampaikan suatu materi pelajaran, dan siswa

berdiskusi dengan berpasangan, salah satu siswa berperan sebagai guru

(tutor) dan siswa yang satunya berperan sebagai murid (tutee) secara

bergantian antar anggota kelompok. Selanjutnya tanya jawab antar sesama

anggota tim mereka untuk menyakinkan bahwa seluruh anggota tim sudah

menguasai materi pelajaran tersebut. Secara individu maupun tim

dilakukan evaluasi oleh guru untuk mengetahui penguasaan mereka

terhadap bahan ajar yang telah dipelajari. Tiap siswa atau tim diberi skor

atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada siswa secara

individual ataupun tim yang meraih prestasi tinggi ataupun memperoleh

skor sempurna diberi penghargaan. Keseluruhan aktifitas belajar metode

SDM biasanya membutuhkan beberapa jam pelajaran. Adapun langkah-

langkah dalam pembelajaran dengan metode SDM adalah :

a. Membentuk kelompok kecil yang beranggotakan 4-6 siswa yang mana

heterogen, dalam hal ini adalah pembagian siswa dengan kemampuan

akademis yang merata.

b. Menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk lembar kerja siswa.

c. Tutorial materi tersebut antar anggota kelompok.

d. Berdiskusi kelompok.

e. Memberikan kuis-kuis kepada siswa.

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

21

f. Melakukan penilaian.

Kelebihan metode SDMyaitu metode yang dapat menumbuhkan

pembelajaran yang aktif. Metode ini lebih memfokuskan kepada siswa

sebagai subjek belajar dan memberikan kesempatan yang lebih besar untuk

mendapatkan pengetahuan melalui berbagai interaksi baik dengan guru

maupun dengan temannya sendiri. Selain itu, metode SDM dapat

menciptakan perhatian siswa yang lebih. Hal tersebut terlihat dari seorang

siswa pada suatu giliran menjawab soal–soal yang belum terjawab benar

pada putaran sebelumnya dapat membuat kesalahan yang sama seperti

yang dilakukan temannya pada putaran sebelumnya. Kesalahan tidak

terulang jika siswa itu memperhatikan teman-temannya yang menjawab

soal pada putaran sebelummya. Proses interaksi pembelajaran seperti itu

memberi implikasi sosial. Metode SDM dapat membangkitkan keberanian

siswa dalam mengemukakan pertanyaan dengan tuntutan pertanyaan

kepada teman lain maupun guru. Metode ini juga melatih siswa menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik, dapat pula

merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang

sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut.

Tujuan dari penggunaan metode SDM adalah melatih kesiapan siswa

dalam mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan maupun

melakukan interaksi dengan temannya dengan bersumber pada materi yang

diajarkan serta saling memberikan pengetahuan. MetodeSDMberusaha

untuk menuntut perhatian siswa yang tinggi dalam proses

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

22

pembelajaran yang sedang berlangsung. Disamping itu dapat

membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan

dengan tuntutan pertanyaan kepada teman lain maupun guru. Metode ini

juga melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya

dengan baik, dapat pula merangsang siswa mengemukakan pertanyaan

sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut.

Berikutnya dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada

teman maupun guru serta melatih kesiapan siswa. Pembelajaran dengan

metode SDMakan berlangsung hidup dan menggairahkan para siswa yang

pada akhirnya keaktifan siswa pada proses pembelajaran akan meningkat.

5. Prestasi Belajar

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2012:21) bahwa “Belajar adalah

suatu aktivitas yang sadar akan tujuan”. Sardiman A.M yang dikutip

Syaiful Bahri Djamarah (2012:21) mengemukakan suatu rumusan, bahwa

belajar sebagai rangkaian kegiataan jiwa raga,psikofisik menuju ke

perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta,

rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Drs. Slameto yang

dikutip Syaiful Bahri Djamarah (2012:22) bahwa “Belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Setelah menelusuri uraian diatas dapat difahami mengenai makna

kata “prestasi” dan “belajar”. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

23

diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar pada dasarnya adalah

suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yakni

perubahan tingkah laku. Dengan demikian, dapat diambil pengertian cukup

sederhana mengenai hal ini. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh

berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu

sebagai hasil dari aktivitas belajar.

Tulus Tu’u (2004:75) mengemukakan bahwa prestasi belajar

merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau

kegiatan tertentu. Prestasi akademik adalah hasil yang diperoleh dari

kegiatan pembelajaran yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan

dengan pengukuran dan penilaian. Sementara prestasi belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang

diberikan oleh guru. Berdasarkan hal itu, prestasi belajar siswa dapat

dirumuskan sebagai berikut:

a. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika

mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran

disekolah.

b. Prestasi belajar tersebut terutama dinilai oleh aspek kognitifnya karena

bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau

ingatan , pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi.

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

24

c. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau

angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap

tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

Nana Sujana yang dikutip oleh Tulus Tu’u (2004:23)

mengemukakan bahwa diantara ketika pendapat ini , yakni kognitif, afektif,

psikomotorik, maka pendapat kognitiflah yang sering dinilai oleh para guru

di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam

menguasai isi bahan pengajaran. Suryadi dkk (1992:35) mengemukakan

bahwa “prestasi diartikan sebagai hasil yang telah dilakukan, dicapai,

dikerjakan”. S. Nasution (1996:17) mendefinisikan pengertian prestasi

belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa,

dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga

aspek yakni kognitif, affektif, psikomotor, sebaliknya dikatakan kurang

memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga

kriteria tersebut. Devi Wulansari (2010:1), mengemukakan pengertian

prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam

menerima, menolak, dan menerima informasi-informasi yang diperoleh

dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan

tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang

dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah

mengalami proses pembelajaran. Moh. Uzer Usman (2009:9),

mengemukakan bahwa prestasi belajar siswa yang dipengaruhi oleh

beberapa faktor, baik berasal dari

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

25

dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Oleh karena itu

faktor-faktor tersebut yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa

penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi

belajar siswa yang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya

masing-masing.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa

adalah suatu kecakapan atau hasil yang diperoleh dari proses pembelajaran

dengan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukan

dengan nilai. Prestasi adalah segala keberhasilan yang telah diperoleh

dalam mengerjakan segala pekerjaan untuk dipertanggung jawaban.

Prestasi ini ditandai dengan adanya nilai tambah dari hasil yang

sebelumnya.

B. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan kajian secara kritis terhadap kajian

terdahulu sehingga diketahui perbedaan yang khas antara kajian yang

terdahulu dengan kajian yang dilakukan. Penulis mengambil contoh penelitian

oleh Sutamin, Riyono, Bambang Ribowo dan Ika Marlita.

Penelitian yang dilakukan Sutamin yang berjudul “Meningkatkan hasil

belajar siswa kelas VIII A SMP 2 Kudus melalui implementasi metode

pembelajaran dengan tutor sebaya pada materi pokok bangun ruang sisi datar

tahun pelajaran 2006/2007”.

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

26

Penelitian oleh Riyono yang berjudul “Upaya meningkatkan hasil belajar

siswa kelas III G SMP Negeri Ketanggungan Brebes pada pokok bahasan

operasi pada bentuk aljabar melalui model pembelajaran tutor sebaya dalam

kelompok kecil”.

Penelitian yang dilakukan Bambang Ribowo yang berjudul “Upaya

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IIA SMP Negeri 2 Banjarharjo Brebes

dalam pokok bahasan segiempat melalui model pembelajaran tutor sebaya

dalam kelompok kecil tahun pelajaran 2005-2006”.

Penelitian oleh Ika Marlita yang berjudul “Keefektifan Model

Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan

persamaan garis lurus siswa kelas VIII SMP Negeri 36 Semarang”.

C. Kerangka Pikir

Pada uraian diatas, telah dikemukakan bahwa pembelajaran dengan

metode Structured Dyadic Methods adalah membentuk kelompok kecil yang

berasal dari latar belakang berbeda, menyajikan materi pembelajaran dalam

bentuk lembar kegiataan siswa, tutorial materi tersebut antar anggota

kelompok, memberikan kuis-kuis kepada siswa, dan melakukan penilaian.

Dengan langkah-langkah pada Stuctured Dyadic Methods seperti dilakukan

tutorial antar anggota kelompok, diskusi kelompok, diharapkan dapat

menciptakan kegiataan belajar yang menarik dan lingkungan belajar yang

kondusif. Artinya, hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menggunakan

metode Stuctured Dyadic Methods.

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

27

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan yang diambil dalam penelitian ini adalah melalui

penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Structured Dyadic Methods

(SDM) pada materi menggunakan alat ukur dasar otomotif dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X di SMK Ma’arif 9 Klirong.

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

28

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X di SMK Ma’arif 9 Klirong

yang terletak pada semester gasal tahun ajaran 2013/2014 selama bulan

Oktober 2013 sampai dengan selesai.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Ma’arif 9 Klirong yang terletak

di Kabupaten Kebumen dengan mengikuti jadwal pelajaran yang ada di

sekolah tersebut dikarenakan sekolah yang bersangkutan letaknya tidak

begitu jauh dengan tempat tinggal saya.

C. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan

kolaboratif dan partisipatif, artinya peneliti tidak melakukan penelitian

sendiri, namun berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru mata

pelajaran alat ukur di SMK Ma’arif 9 Klirong. Secara Partisipatif bersama-

sama dengan mitra peneliti akan melaksanakan penelitian ini langkah demi

langkah. Penelitian tindakan kelas (PTK) dapat dinyatakan sebagai suatu

bentuk pengumpulan data yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan,

yang dilakukan untuk meningktakan kemantapan rasional, memperdalam

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

29

pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya, serta

memperbaiki kondisi dimana praktik-praktik pembelajaran dilakukan.

Menurut Suharsimi (2008: 16) secara garis besar penelitian tindakan

kelas terdiri dari empat tahapan sebagaiberikut:

Gambar. 1 Model Penelitian Tindakan

D. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Teknik Kendaraan

Ringan SMK Ma’arif 9 Klirong yang terdiri satu kelas. Pada kelas ini akan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

?

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

30

dilakukan suatu penelitian tindakan kelas yaitu penerapan pembelajaran

kooperatif tipe Structured Dyadic Methods (SDM). Obyek penelitian ini

adalah pelaksanaan pembelajaran Alat Ukur Dasar Otomotif yang

difokuskan pada jangka sorong dan mikrometer luar melalui penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Structured Dyadic Methods (SDM)

sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa alat ukur dasar

otomotif di SMK Ma’arif 9 Klirong.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Menurut Margono dalam Nurul Zuriah (2007: 173) menjelaskan

“observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan

dan pencatatan ini dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau

berlangsungnya peristiwa”. Observasi yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini adalah observasi partisipatif. Menurut Sugiyono (2010: 310)

observasi partisipatif adalah observasi yang peneliti terlibat dengan

kegiatan yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data

penlitian. Observasi partisipatif, dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui secara langsung bagaimana aktivitas belajar siswa..

Pengamatan ini dilakukan dengan mengisi lembar observasi yang telah

disediakan.

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

31

2. Dokumentasi

Sugiyono (2010: 329) menyebutkan bahwa dokumentasi

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang biasa berbentuk

tulisan, gambar maupun dalam bentuk karya. Dokumentasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen atau catatan

yang mendukung dalam proses pembelajaran. Dokumen yang digunakan

antara lain: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan daftar

kelompok siswa. Proses pembelajaran dicatat dalam catatan lapangan dan

didokumentasikan dalam bentuk foto sehingga dapat digunakan untuk

membantu proses refleksi.

3. Tes

Tes merupakan alat untuk mengukur kemampuan siswa dalam

aspek kognitif. Tes ini dibuat oleh peneliti dengan terlebih dahulu

melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran akuntansi. Tes

dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan penguasaan siswa

terhadap materi atau pokok bahasan yang diajarkan dengan model

pembelajaran Cooperative Learning tipe Structured Dyadic Methods

(SDM).

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mempermudah mengumpulkan data, hasilnya lebih baik dan

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

32

sistematis sehingga mudah diolah. Dalam penelitian ini instrumen

penelitian yang digunakan adalah :

1. Lembar Observasi/ Pengamatan

Selain menggunakan catatan lapangan yang bersifat agak bebas

dalam arti pengamat (peneliti) secara bebas mendeskripsikan setiap

kejadian (momen) dalam pembelajarannya. Maka lembar pengamatan

lebih bersifat terstruktur, yaitu sudah terdapat pedoman-pedoman

terinci yang berisis langkah- langkah yang dilakukan sehingga

pengamat tinggal melakukan check list atau menghitung berapa

frekuensi yang telah dilakukan oleh subyek penelitan. Instrumen

observasi pada PTK merupakan pedoman bagi observer untuk

mengamati hal- hal yang diamati. Aspek yang diamati dalam penelitian

ini adalah kegiatan yang mencerminkan prestasi belajar alat ukur,

sebagai berikut:

Tabel 1. Lembar Observasi / Pengamatan

NO Kegiatan yang diamati YA TIDAK

1Semua siswa masuk ruang kelas tepatwaktu

2Semua siswa mentaati peraturan yangtelah di tetapkan

3 Siswa tampak bersemangat dalam belajar

4Siswa tidak merasa takut bertanya ketikamenjumpai kesulitan

5Semua terlibat aktif dalam kegiatanpembelajaran

6Apakah siswa tepat waktu dalammengumpulkan tugas

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

33

1. Soal Pre test dan Post test

Instrument Pre test dan Post Test dengan pertanyaan yang

mengacu pada indikator pembelajaran. Tes hasil belajar bertujuan

untuk melihat perkembangan hasil belajar siswa. Pre tes dan Post test

yang dilaksanakan pada siklus I dan II mengacu pada materi sub pokok

jangka sorong dan mikrometer sekrup.

Tabel 2. Kisi-kisi Soal Pre Tes dan Post Test Siklus I

No Indikator No soal Nilai

1 Macam-macam fungsi alat ukur jangkasorong disebutkan dengan benar

2,4, 8

2 Proses pembacaan hasil alat ukur dilakukandengan cepat dan benar

12,13,15,16,17,19,20

28

3 Alat ukur mekanik digunakan sesuai aturanpenggunaan dan spesifikasi pabrik

1,5,11,14,18 20

4 Fungsi masing-masing bagian jangka sorong 3,6,7,8,9,10,21,22,23,24,25

44

Jumlah 100

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Post Test Siklus II

No Indikator No soal Nilai

1 Macam-macam fungsi alat ukur mikrometerluar disebutkan dengan benar

15,16,17 12

2 Proses pembacaan hasil alat ukur dilakukandengan cepat dan benar

6,7,8,9,10,11,12,13,14,24,25

44

3 Alat ukur mekanik digunakan sesuai aturanpenggunaan dan spesifikasi pabrik

4,5 8

4 Fungsi masing-masing bagian mikrometerluar

1,2,3,18,19,20,21,22,23

36

Jumlah 100

Instrumen tes yang digunakan haruslah valid dan reliabel. Oleh

karena itu diperlukan uji validitas dan uji realibilitas. Uji validitas dan

realibilitas yang digunakan adalah

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

34

a. Uji Validitas Isi (Content Validity)

Menurut Sugiyono (2007: 353), uji validitas isi dapat

digunakan untuk instrumen berbentuk tes yaitu dengan

membandingkan antara isi instrumen dengan mata pelajaran yang

telah diajarkan. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2009: 67)

menyebutkan bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi

apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan

materiatau isi pelajaran yang diberikan. Untuk mengetahui tingkat

validitas instrument dilakukan dengan skor total pada setiap variabel.

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan komputer

program SPSS for window 16.0.

Adapun rumus yang digunakan adalah rumus product moment

dengan angka kasar yaitu:

= ∑ − (∑ )(∑ ){ ∑ − (∑ ) }{ ∑ − (∑ ) }(Sugiyono, 2007:228 )

Keterangan :

Rxy : Koefisien antara variabel x dan variabel y

X: Skor butir pertanyaan

Y : Skor total semua

b. Uji Realibilitas Antar-Penilai (Interrater Reability)

Reliabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa “suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

35

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Reabilitas ini

dilihat dengan menentukan kesesuaian penilaian antara beberapa penilai

(raters ) untuk mengamati dan mengevaluasi kinerja pihak lain . Dalam

penelitian ini realibitas tes berdasarkan penilaian dari pihak sekolah

yaitu guru mata pelajaran alat ukur.

G. Prosedur Penelitian

Beberapa langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah:

1. Menentukan Personel

Personel yang terlibat adalah peneliti dibantu dengan guru mata

diklat yang tergabung dalam satu tim. Peneliti sebagai observer

sedangkan guru dan siswa sebagai pelaksana pembelajaran, semua

tindakan didiskusikan antara peneliti dengan guru.

2. Menyusun Instrumen Pembelajaran

Instrumen digunakan dalam penelitian ini terdiri Rancangan

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, dan Lembar Kerja Siswa

(LKS). Bahan ajar terdiri dari buku guru, buku catatan siswa, dan

modul.

3. Membuat Skenario Tindakan

Salah satu ciri utama dari penelitian tindakan kelas adalah

tindakan bersifat siklik dan di dalam penelitian tindakan kelas terjadi

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

36

lebih dari satu siklus, yang terdiri dari empat tahap adalah sebagai

berikut:

a. Penyusunan Perencanaan

Peneliti melakukan observasi awal dan wawancara serta

diskusi dengan guru untuk mengetahui permasalahan yang ada di

dalam pembelajaran materi menggunakan alat ukur otomotif yaitu

jangka sorong di kelas. Setelah peneliti mengetahui permasalahan

yang terjadi maka bersama guru bergabung dalam satu tim

menyusun rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk

memperbaiki, meningkatkan kualitas pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran melalui

metode pembelajaran kooperatif tipe Structured Dyadic Methods

(SDM) yang telah direncanakan dalam rencana pembelajaran

sebagai upaya perbaikan, peningkatan kualitas ke arah yang

diinginkan.

c. Observasi atau Perekaman Tindakan

Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati pelaksanaan dan hasil

serta dampak dari tindakan yang dilakukan. Pada tahap ini

dilakukan perekaman atau monitoring pelaksanaan pembelajaran

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Stuctured

Dyadic Methods (SDM). Tahap ini dilakukan oleh tim kolaborasi

peneliti, observer dan guru. Catatan dan dampak tindakan

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

37

diperoleh dari lembar observasi pada saat pembelajaran dan

wawancara. Peneliti hanya melakukan pencatatan apa yang dilihat

dan didengar. Dalam pencatatan data ini peneliti harus bersikap

deskriptif atau netral.

d. Refleksi

Peneliti dan guru menganalisa, menginterpretasikan,

menyimpulkan hasil dan dampak dari tindakan yang dilakukan

berdasarkan data hasil observasi, rekaman tindakan data hasil

monitoring dan disusun secara urut dan teratur.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Kualitatif

Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan cara peneliti

merefleksi hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan

guru dan siswa di dalam kelas. Teknik ini bersifat analisis kualitatif.

Teknik analisis kualitatif mengacu pada metode analisis dari Miles dan

Huberman dalam Sugiyono (2010: 337-345) yang dilakukan tiga

komponen berurutan yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan.

a. Reduksi data

Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan

fokus penelitian. Data yang telah direduksi memberikan

gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

38

mempermudah peneliti untuk mencarinya jika sewaktu dilakukan.

Terhadap data

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

39

hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar dilakukan

analisis kualitatif, yaitu memfokuskan hal-hal pokok dan penting

yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus belajar. Hasil

observasi dideskripsikan dalam paparan data.

b. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data dilakukan dalam rangka penyusunan informasi

secara sistematis mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan dan

refleksi pada masing-masing siklus. Dalam penyajian data ini

dilakukan proses penampilan data secara lebih sederhana dalam

bentuk uraian singkat, bagan, tabel dan sejenisnya.

c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing Verification)

Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data.

Data yang terkumpul tersebut disajikan dalam bentuk penyajian

kalimat dan atau formula yang singkat, dan padat tetapi mengandung

pengertian yang luas. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif

mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak

awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan

masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan

akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Data yang

diperoleh setelah dianalisis kemudian diambil simpulannya apakah

peningkatan yang diharapkan sudah tercapai atau belum. Apabila

belum tercapai maka perlu dilakukan tindakan selanjutnya, dan

apabila sudah tercapai penelitian dapat dihentikan.

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

40

2. Analisi Data Kuantitatif

Data yang diperoleh dari pedoman observasi berbentuk rating

scale merupakan data kuantitatif yang menunjukan penilaian atas

kemuncul kegiatan yang mencerminkan aktivitas belajar alat ukur

sesuai denganaspek/kategori yang telah ditentukan. Dari hasil analisis

data observasitersebut kemudian disajikan dalam bentuk uraian

deskriptif.

Sedangkan teknik analisis kuantitatif untuk menghitung

peningkatan prestasi belajar kelas adalah menggunakan rumus Mean

(Sugiyono, 2007:49) sebagai berikut:

Σ FxMe =

N

Keterangan :

Me : Rata-rata ( mean )

ΣFx : Jumlah semua nilai

N : Jumlah siswa

1. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian merupakan sesuatu yang digunakan

sebagai ukuran berhasil tidaknya satu penelitian yang dilakukan. Tingkat

keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan perubahan

kearah perbaikan terkait dengan peningkatan prestasi belajar siswa yaitu

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

41

ditandai dengan tercapainya 80% siswa mencapai kriteria ketuntasan

minimal, yaitu nilai 75.

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

42

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Gambaran Umum SMK Ma’arif 9 Klirong

Secara kelembagaan atau formal , SMK Ma’arif 9 Klirong di

bidangi oleh Lembaga Pendidikan Ma’arif Cabang Kebumen.

Lembaga ini merupakan departementasi dari organisasi besar jam’iyah

Nahdatul Ulama khususnya ditingkat cabang Kebumen. Dalam hal ini

pendirian SMK Ma’arif 9 PCLP Ma’arif NU Kebumen lebih berperan

sebagai payung hukum pendirian sebagai dasar yuridis

penyelenggaraan yang dikuatkan pada akte notaries pendirian/badan

hukum,selebihnya peran utama di kendalikan oleh pendiri secara

penuh. Pada saat itu PCPL Ma’arif Kebumen di jabat oleh Drs. H. Ari

Tasiman dan Drs. Ridwan sebagai sekertaris. Sebagai

penanggungjawab penyelenggaraan PC LP Ma’arif Kebumen

mengeluarkan Surat Keputusan tertanggal 1 Januari 2003 tentang Tim

pendiri sekolah. Surat izin operasional penyelenggaraan SMK Ma’arif

9 Kebumen di Klirong terbit sebagaimana kompetensi keilmuan yang

diajukan yakni jurusan teknologi dan Bismen dengan prodi otomotif,

perkantoran/sekertaris dan pemasaran/penjualan. Penggabungan antara

teknologi dan bismen diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan

animo masyarakat di Kecamatan Klirong dan sekitarnya.

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

43

Berbagai upaya untuk memajukan sekolah, di mulai dari

rekruitmen guru dan staf, pembentukan panitia penerimaan siswa

baru, dan pemenuhan sarana dan prasarana pembelajaran. Berkat kerja

keras antara pengurus dan pihak sekolah, maka penerimaan siswa baru

dapat memenuhi target 3 kelas. Program tahun berikutnya yang

dilakukan sekolah adalah pengembangan area sekolah. Hal ini

mengingat keterbatasan ruang dan lahan kosong yang ada. Selama

kurang lebih 5 tahun di bawah top management Fuad Hasyim S. Ag

telah berhasil menambah 7 ruang kelas baru berikut sarana praktek.

SMK Ma’arif 9 Klirong memberi kesempatan pendidikan

kepada masyarakat dengan membuka 3 (tiga) program keahlian yaitu

Teknik Kendaraan Ringan, Bisnis manajemen pemasaran dan

Akuntasi. Alhamdulillah dengan amanat yang sudah diberikan

tersebut beberapa perubahan dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan. Perubahan tersebut tampak nyata dilihat dari

meningkatnya jumlah siswa dari tahun ke tahun, fasilitas dan

insfrastruktur sampai pada open manajemen pengelolaan sekolah.

Pendiri dan pengelola merasa tertantang untuk selalu meningkatkan

mutu layanan pendidikan, maka SMK Ma’arif 9 Klirong

mengembangkan sayap relasi dengan beberapa perusahaan terkait di

sekitar Kebumen, Semarang, Bekasi dan Jakarta. Hal tersebut

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

44

dimaksudkan memberi kesempatan serta peluang kerja bagi alumni

SMK Ma’arif 9 Klirong.

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

45

2. Perkembangan SMK Ma’arif 9 Klirong

Tahun 2003 adalah sebagai tahun dimana kami mulai

melangkahkan kaki pertama memasuki ajaran baru 2003/2004. Modal

kami gedung asset Majelis Wakil Cabang NU Klirong dan

perlengkapan sekolah sebagaian milik SMP Ma’arif 3 Kebumen yang

tidak terpakai. Dengan semangat membara, tidak ada ruang sepeserpun

untuk operasional sekolah. Keuangan pertama kami peroleh dari iuran

guru dan karyawan SMK Ma’arif 9 kebumen, selama satu tahun ini

segala keterbatasan yang ada menjadi pendorong semangat untuk terus

melangkah.

Memasuki tahun ke-2, gedung MWC Klirong (gedung utara)

tidak mampu menampung siswa yang ada, kami meminjam gedung di

Lingkungan Masjid Kauman Klirong (Eks MTS N Klirong), di gedung

ini tersebut kami menempati selama 4 tahun. Pada tahun ini sekolah

mampu membeli perlengjapan praktek minimal untuk praktek otomotif

maupun akuntasi, dan kami mempunyai dua lokasi kegiatan belajar

mengajar. Gedung utara di gunakan untuk praktek dan 3 kelas yang di

gunakan untuk kegiatan belajar mengajar sedangkan gedung selatan

untuk kegiatan belajar mengajar (ruang kelas).

Tahun ke-3 sampai dengan ke-4 kami mulai mampu

mengembangkan dengan membeli lahan di sebelah timur gedung

MWC NU. Diawali dengan membeli tanah milik Bapak Sutirto seluas

28 ubin, setahun kemudian membeli tanah milik Bapak Sanisman

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

46

seluas 27 ubin dan membeli tanah milik Bapak Pasikun seluas

27 ubin. Perlengkapan dan peralatan praktek maupun kantor sudah

mulai tertata. Pada tahun kelima pondasi bangunan pembelian tanah

pertama kami tancapkan. Diatas tanah itu kami rencanakan empat buah

ruang kelas berlantai dua. Sementara itu, di tanah pembelian kedua

dibangun gedung berlantai 2 dengan 6 ruang kelas. Dana

pembangunan gedung kami ini peroleh dari berbagai sumber. Berkat

kerja keras dari berbagai pihak gedung 6 kelas dua lantai tahun ke-6

dapat ditempati.

Meskipun pembangunan gedung menjadi prioritas utama kami,

tetapi sarana penunjang pembelajaran tidak lupa untuk terus

ditingkatkan. Pada tahun ke-6 pondasi bangunan untuk empat ruang

kelas berlantai dua sebelumnya kami bangun teruskan. Hasil kerja

keras seluruh keluarga besar Ma’arif 9 dan sumber dana dari berbagai

pihak pada tahun ke-7 gedung 4 ruang dan 2 lantai ini sudah bisa kami

tempati. Mulai tahun ke-7 ini kami mulai mapan dari segi gedung atau

ruang kelas, dan menempati satu lokasi yaitu gedung utara.

3. Deskripsi Hasil Observasi Awal

Observasi awal dilakukan terlebih dahulu oleh peneliti dengan

melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran Alat Ukur kelas X.

Dialog awal dilaksanakan pada tanggal 2 April 2013 di ruang guru,

sebelum peneliti melakukan observasi ke kelas. Diskusi awal dengan

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

47

guru ii dilakukan untuk mencari informasi mengenai keadaan awal

pembelajaran sebelum tindakan, memberikan informasi mengenai hal-

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

48

hal yang berangkutan dengan penelitian, baik metode dan

kelengkapannya dan memberikan penjelasan mengenai tujuan dari

penelitian yang dilaksanakan.

Berdasarkan hasil obervasi awal tersebut, Prestasi Belajar Alat

Ukur di SMK Ma’arif 9 Klirong kelas X Teknik Kendaraan Ringan

masih rendah. Hal ini terliht dari nilai rata-rata kelas adalah dengan

nilai KKM yang ditetapkan adalah 75. Hal ini mengidentifikasi bahwa

dari seluruh jumlah siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan 47,06 %

yang mencapai KKM. Kondisi tersebut diakibatkan pada pembelajaran

Alat Ukur yang partisipasi siswanya rendah dan cara guru

menyampaikan materi kurang menjadikan siswa aktif dalam

pembelajaran. Siswa cenderung pasif sehingga mengakibatkan

sebagian besar siswa malu dan takut untuk bertanya dan berpendapat

mengenai materi yang di pelajari. Selain itu, kemampuan siswa untuk

bekerjasama dan berdiskusi kurang.

Setelah merumuskan masalah tersebut, maka masalah-masalah

yang terdapat dalam pembelajaran perlu dipecahkan. Tindakan solusi

masalah yang dilakukan dan sudah mendapat persetujuan dari guru

Alat Ukur kelas X yaitu dengan Penerapan Model Pembelajaran

Structured Dyadic Methods (SDM). Dengan penerapan model

pembelajaran tersebut pada siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan

SMK Ma’arif 9 Klirong diharapkan dapat mengubah pembelajaran

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

49

yang kurang aktif menjadi aktif dan dapat mengoptimalkan Prestasi

Belajar Alat Ukur.

4. Laporan Penelitian

a. Siklus I

Pembelajaran Alat Ukur dengan Penerapan Model Pembelajaran

Tipe Structured Dyadic Methods siklus I dilaksankan pada tanggal

11 November 2013 pada jam pelajaran 5-6 dengan materi

menggunakan alat ukur jangka sorong. Adapun tahapannya sebagai

berikut :

1) Perencanaan Tindakan

a) Membuat Reencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP)

tentang materi menggunakan jangka sorong dengan

model Structured Dyadic Methods (SDM).

b) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi dan

catatan lapangan mengenai aktifitas belajar Alat Ukur

siswa di kelas.

c) Membagi siswa menjadi pasangan-pasangan yang

memiliki kemampuan heterogen.

d) Mempersiapkan soal pre test, post test, lembar jawaban

yang akan diberikan pada setiap pertemuan.

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Kegiatan awal

(1) Salam pembuka dan berdoa

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

50

(1) Peneliti membuka pelajaran di kelas

(2) Peneliti mengecek kehadiran siswa

(3) Peneliti mengkondisikan kelas kemudian

menyampaikan kepada siswa model pembelajaran

yang akan digunakan yaitu Model Structured Dyadic

Methods (SDM).

(4) Peneliti memberikan pre test kepada siswa dengan

alokasi waktu 20 menit

b) Kegiatan Inti

(1) Peneliti menyampaikan materi tentang pengertian

jangka sorong

(2) Peneliti mengumumkan daftar pasangan siswa

(3) Siswa diminta untuk bekerjasama dengan pasangan

untuk menyampaikan cara menggunakan micrometer

luar dengan salah satunya menjadi guru (tutor)dan

satunya lagi menjadi murid (tutee)dan kemudian

bertukar peran.

c) Kegiatan Akhir

(1) Peneliti mereviu materi yang telah dibahas

(2) Peneliti dan siswa menyimpulkan yang sudah

dibahas

(3) Peneliti memberikan post test untuk dikerjakan

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

51

(4) Peneliti menyampaikan materi untuk pertemuan

selanjutnya

3) Pengamatan

Dari hasil pengamatan pembelajaran siklus I, yaitu :

a) Sebagian siswa sudah mulai fokus memperhatikan ketika

peneliti menyampaikan materi pelajaran

b) Ketika pembelajaran jangka sorong dengan model

Structured Dyadic Methods sudah mulai bisa

menerapkannya

c) Dari hasil pre test nilai rata-rata yang diperoleh 61,89

dan post test nilai rata-rata yang diperoleh 72,71

4) Refleksi

a) Kerjasama antar pasangan masih kurang

b) Beberapa siswa tidak menanggapi kesempatan bertanya

yang diberikan oleh peneliti

c) Pada saat pre test dan post test masih ada siswa yang

berdiskusi dengan teman lainnya dan mengeluh pada saat

diberikan soal

d) Data yang diperoleh pada lembar observasi dan catatan

lapangan di analisi kemudian dilakukan refleksi

b. Sikus II

Pembelajaran Alat Ukur dengan Model Structured Dyadic

Methods silklus II dilaksanakan pada tanggal 18 November 2013

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

52

pada jam pelajaran ke 5-6 dengan materi pelajaran micrometer luar.

Adapun tahapannya sebagai berikut :

1) Perencanaan Tindakan

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

tentang micrometer luar dengan Model Structured

Dyadic Methods (SDM)

b) Mempersiapkan soal post test dan lembar jawaban

c) Membagi siswa menjadi pasangan-pasangan yang

memilki kemampuan heterogen

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Kegiatan Awal

(1) Salam pembuka dan berdoa

(2) Peneliti membuka pelajaran

(3) Peneliti mengecek kehadiran siswa

(4) Peneliti mengkondisikan kelas kemudian

menyampaikan kepada siswa model pembelajaran

yang akan digunakan yaitu Model Structured Dyadic

Methods (SDM).

b) Kegiatan Inti

(1) Peneliti menjelaskan materi tentang micrometer luar

(2) Peneliti mengumumkan daftar pasangan

(3) Siswa diminta untuk bekerjasama dengan pasangan

untuk menyampaikan cara menggunakan micrometer

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

53

luar dengan salah satunya menjadi guru (tutor)dan

satunya lagi menjadi murid (tutee)dan kemudian

bertukar peran.

c) Kegiatan Akhir

(1) Peneliti mereviu materi yang telah dibahas

(2) Peneliti dan siswa menyimpulkan materi yang sudah

dibahas

(3) Peneliti memberikan post test

(4) Peneliti menyampaikan materi untuk pertemuan

selanjutnya

3) Pengamatan

Dari hasil pengamatan pembelajaran siklus II, yaitu :

a) Siswa sudah bisa menerapkan proses pembelajaran

dengan menggunakan model Structured Dyadic methods

pada materi micometer luar

b) Siswa sudah fokus memperhatikan ketika peneliti

menyampaikan materi pelajaran

c) Dari hasil post test nilai rata-rata yang diperoleh 84,41

4) Refleksi

Hasil penelitian secara umum dengan penerapan model

pembelajaran Structured Dyadic Methods (SDM) siswa

sudah berpartisipasi secara baik dalam diskusi dengan

pasangannya. Berdasarkan pengamatan peneliti dan guru

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

54

pada siklus II diketahui bahwa upaya perbaikan yang

dilakukan secara umum dapat dikatakan berhasil. Oleh

karena itu, pembahasan materi pada kompetensi

menggunakan alat ukur dasar otomotif diakhiri pada silkus

II.

B. Analisi Data

Penelitian tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini

berlangsung selama dua siklus. Tindakan yang dilakukan yaitu

pembelajaran dengan penerapan model Structured Dyadic Methods

(SDM). Dalam penelitian ini ditemukan peningkatan hasil belajar siswa

sebelum diterapkan metode dan sesudah diterapkan metode ini.

Prestasi belajar Alat Ukur siswa setelah diterapkan model Structured

Dyadic Methods (SDM) diukur dengan memberikan soal post test kepada

siswa di akhir tiap siklus. Tujuan yang ingin dicapai dari pengukuran ini

adalah melakukan pengukuran sejauh mana siswa menguasai materi

dengan menggunakan model Strutured Dyadic Methods (SDM). Prestasi

belajar dapat dilihat dari tabel.

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

55

Tebel 4. Presentase Nilai Pre Test

Nilai Jumlah SiswaJumlah Siswa

TuntasJumlah SiswaBelum Tuntas

91,00-100 - - -

81,00-90,99 - - -

71,00-80,99 10 6 -

00,00-70,99 29 - 33

Jumlah 39 6 33

Presentase 100% 15,38 % 84,62 %

Pada Tabel 4 diatas, dari 39 siswa yang hadir nilai Pre Test pada

siklus I siswa yang mendapat nilai 71,00-80,99 sebanyak 10 siswa dan

siswa yang mendapatkan nilai 00,00-70,99 sebanyak 29 siswa. Sedangkan

dari 39 jumlah siswa, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa atau

sebesar 15,38% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 33 siswa atau

sebesar 84,62%. Nilai rata-ratapre testadalah sebagai berikut :

Σ FxMe =

N2414

Nilai rata-rata = = 61,8939

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

56

Tabel 5. Presentase Nilai Post Test Siklus I

Nilai Jumlah SiswaJumlah Siswa

TuntasJumlah SiswaBelum tuntas

91,00-100 - - -

81,00-90,99 2 2 -

71,00-80,99 25 19 6

00,00-70,99 12 - 12

Jumlah 39 21 18

Presentase 100% 53,84 % 46,16%

Pada Tabel 5 diatas, dari 39 siswa yang hadir nilai Post Test pada

siklus I siswa yang mendapat nilai 81,00-90,99 sebanyak 2 siswa, yang

mendapatkan nilai 71,00-80,99 sebanyak 25 siswa dan siswa yang

mendapatkan nilai 00,00-70,99 sebanyak 12 siswa. Sedangkan dari 39

jumlah siswa, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 21 siswa atau sebesar

53,84% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 18 siswa atau sebesar

46,16%. Nilai rata-rata post test pada siklus I adalah sebagai berikut :

Σ FxMe =

N

2984Nilai rata-rata = = 72,71

39

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

57

Gambar 2. Presentase Nilai Pre Test dan Post TestSiklus I

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan dari

hasil penilaian pre test terhadap hasil penilaian post test. Hal ini ditunjukan

dari adanya peningkatan 38,46 % jumlah siswa yang tuntas sebanyak 21

siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 18 siswa. Nilai rata-rata pre

test pada silklus I adalah 61,89. Nilai rata-rata post test pada siklus I

adalah 72,71. Terjadi peningkatan nilai pre test terhadap nilai post test

siklus I.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Pre Test

57

Gambar 2. Presentase Nilai Pre Test dan Post TestSiklus I

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan dari

hasil penilaian pre test terhadap hasil penilaian post test. Hal ini ditunjukan

dari adanya peningkatan 38,46 % jumlah siswa yang tuntas sebanyak 21

siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 18 siswa. Nilai rata-rata pre

test pada silklus I adalah 61,89. Nilai rata-rata post test pada siklus I

adalah 72,71. Terjadi peningkatan nilai pre test terhadap nilai post test

siklus I.

Pre Test Siklus I

Jumlah siswa belumtuntas

Jumlah siswa tuntas

JJ

57

Gambar 2. Presentase Nilai Pre Test dan Post TestSiklus I

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan dari

hasil penilaian pre test terhadap hasil penilaian post test. Hal ini ditunjukan

dari adanya peningkatan 38,46 % jumlah siswa yang tuntas sebanyak 21

siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 18 siswa. Nilai rata-rata pre

test pada silklus I adalah 61,89. Nilai rata-rata post test pada siklus I

adalah 72,71. Terjadi peningkatan nilai pre test terhadap nilai post test

siklus I.

Jumlah siswa belumtuntas

Jumlah siswa tuntas

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

58

Tabel 6. Presentase Nilai Post Test Siklus II

Nilai Jumlah SiswaJumlah Siswa

TuntasJumlah SiswaBelum Tuntas

91,00-100 12 12 -

81,00-90,99 9 9 -

71,00-80,99 18 18 -

00,00-70,99 - - -

Jumlah 39 39 -

Presentase 100% 100% -

Pada Tabel 5 diatas, dari 39 siswa yang hadir nilai Post Test pada

siklus II siswa yang mendapat nilai 91,00-100 sebanyak 12 siswa, yang

mendapatkan nilai 81,00-90,99 sebanyak 9 siswa dan siswa yang

mendapatkan nilai 71,00-80,99 sebanyak 18 siswa. Sedangkan dari 39

jumlah siswa, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 39 siswa atau sebesar

100% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 0 siswa atau sebesar 0%.

Nilai rata-rata post test pada siklus II adalah sebagai berikut :

Σ FxMe =

N

3292Nilai rata-rata = = 84,41

39

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

59

Gambar 3. Presentase Nilai Post Test Siklus I dan Post Test Siklus II

Dari hasil tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan dari hasil

penilaian post test siklus I terhadap hasil penilaian post test siklus II. Hal

ini dapat ditunjukan dari adanya peningkatan sebesar 53,84% dengan

jumlah siswa yang tuntas 39 siswa dan tidak ada siswa yang belum tuntas.

Nilai rata-rata post test siklus I adalah 72,71. Nilai rata-rata post test siklus

II adalah 84,41. Hasil rekapitulasi belajar siswa tiap siklus disajikan pada

tabel berikut :

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

59

Gambar 3. Presentase Nilai Post Test Siklus I dan Post Test Siklus II

Dari hasil tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan dari hasil

penilaian post test siklus I terhadap hasil penilaian post test siklus II. Hal

ini dapat ditunjukan dari adanya peningkatan sebesar 53,84% dengan

jumlah siswa yang tuntas 39 siswa dan tidak ada siswa yang belum tuntas.

Nilai rata-rata post test siklus I adalah 72,71. Nilai rata-rata post test siklus

II adalah 84,41. Hasil rekapitulasi belajar siswa tiap siklus disajikan pada

tabel berikut :

Siklus I Siklus II

Jumlah Siswa BelumTuntas

Jumlah SiswaTuntas

59

Gambar 3. Presentase Nilai Post Test Siklus I dan Post Test Siklus II

Dari hasil tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan dari hasil

penilaian post test siklus I terhadap hasil penilaian post test siklus II. Hal

ini dapat ditunjukan dari adanya peningkatan sebesar 53,84% dengan

jumlah siswa yang tuntas 39 siswa dan tidak ada siswa yang belum tuntas.

Nilai rata-rata post test siklus I adalah 72,71. Nilai rata-rata post test siklus

II adalah 84,41. Hasil rekapitulasi belajar siswa tiap siklus disajikan pada

tabel berikut :

Jumlah Siswa BelumTuntas

Jumlah SiswaTuntas

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

60

Tabel 7. Rekapitulasi hasil test siswa pada tiap siklus

Nilai Rerata

Pre Test Post Test Siklus I Post Test Siklus II

61,89 72,71 84,41

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata post test

pada siklus I terjadi peningkatan pada siklus II. Peningkatanhasil belajar

siswa sebesar 11,70 yang diperoleh dari selisih antaranilai rata-rata post-

test siklus I dan nilai rata-rata post-test siklus II.

Gambar 4. Rekapitulasi hasil belajar siswa tiap siklus

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Permasalahan yang dihadapi pada penelitian ini adalah kurang

optimalnya proses belajar mengajar dan belum maksimalnya prestasi

REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA TIAP SIKLUS

60

Tabel 7. Rekapitulasi hasil test siswa pada tiap siklus

Nilai Rerata

Pre Test Post Test Siklus I Post Test Siklus II

61,89 72,71 84,41

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata post test

pada siklus I terjadi peningkatan pada siklus II. Peningkatanhasil belajar

siswa sebesar 11,70 yang diperoleh dari selisih antaranilai rata-rata post-

test siklus I dan nilai rata-rata post-test siklus II.

Gambar 4. Rekapitulasi hasil belajar siswa tiap siklus

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Permasalahan yang dihadapi pada penelitian ini adalah kurang

optimalnya proses belajar mengajar dan belum maksimalnya prestasi

REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA TIAP SIKLUS

NILAI RATA-RATAPre Test

61,89Siklus I

72,71Siklus II

84,41

60

Tabel 7. Rekapitulasi hasil test siswa pada tiap siklus

Nilai Rerata

Pre Test Post Test Siklus I Post Test Siklus II

61,89 72,71 84,41

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata post test

pada siklus I terjadi peningkatan pada siklus II. Peningkatanhasil belajar

siswa sebesar 11,70 yang diperoleh dari selisih antaranilai rata-rata post-

test siklus I dan nilai rata-rata post-test siklus II.

Gambar 4. Rekapitulasi hasil belajar siswa tiap siklus

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Permasalahan yang dihadapi pada penelitian ini adalah kurang

optimalnya proses belajar mengajar dan belum maksimalnya prestasi

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

61

belajar. Salah satu penyebabnya adalah model pembelajaran yang

digunakan masih menggunakan model konvensional sehingga komunikasi

yang terjalin selama proses pembelajaran cenderung satu arah.

Pembelajaran menjadi monoton dan kurang bermakna bagi siswa.

Suatu model pembelajaran yang dapat memecahkan masalah tersebut

adalah melalui penerapan model Structured Dyadic Methods (SDM).

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar Alat Ukur.

Penelitian ini dilaksanakn selama 2 kali pertemuan yang berlangsung 2

siklus. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013.

Pada awal pengumuman pasangan siswa merespon dengan kurang

baik karena para siswa keberatan dengan komposisi pasangan yang

ditentukan oleh peneliti. Kendala tersebut dapat segera diatasi oleh peneliti

dengan tidak menghiraukan keinginan siswa dan tetap membagi pasangan

sesuai yang sudah dibentuk. Hal ini dimaksudkan agar siswa berinteraksi

dan bekerjasama dengan teman lain secara heterogen. Pada pelaksanaan

siklus I jumlah siswa hadir semua yaitu 39 siswa, sedangkan pada siklus II

jumlah siswa juga hadir semua yaitu 39 siswa.

Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin

tanggal 11 November 2013 pada jam pelajaran ke 5-6. Peneliti mengawali

pelajaran dengan salam pembuka dan berdoa bersama. Kemudian peneliti

mengecek kehadiran siswa. Peneliti menerangkan model pembelajaran

yang akan diterapkan kepada siswa pada proses belajar mengajar yang

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

62

akan berlangsung. Setelah itu peneliti membagikan soal pretest kepada

siswa untuk dikerjakan dan diberi waktu 20 menit untuk mengerjakan.

Peneliti memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa dengan

memberikan pertanyaan “ Bagaimana cara menggunakan jangka sorong

?”. Setelah itu peneliti menyuruh siswa untuk duduk berpasang-pasangan

sesuai dengan pembagian pasangan yang peneliti telah bentuk. Kemudian

peneliti menyuruh siswa untuk membuka Modul Menggunakan Alat-Alat

Ukur yang telah dibagikan kepada siswa. Peneliti melanjutkan untuk

menerangkan materi pelajaran tentang jangka sorong. Dilanjutkan dengan

peneliti menerangkan kesetiap kelompok cara menggunakan jangka

sorong. Setelah semua kelompok sudah peneliti terangkan cara

menggunakan jangka sorong, maka peneliti menyuruh kepada masing-

masing tiap pasangan untuk memerankan satu siswa menjadi guru (tutor)

dan siswa yang satunya menjadi murid (tutee) dalam menerangkan

menggunakan jangka sorong. Setelah beberapa menit peneliti menyuruh

kepada masing-masing tiap pasangan untuk bertukar peran yang tadinya

guru menjadi murid dan sebaliknya. Karena model pembelajaran Strcutred

Dyadic Methods (SDM) ini dirasa masih baru oleh para siswa maka

pembelajaran pada siklus I pertama ini belum begitu lancar. Masih banyak

siswa yang mengeluh dalam melakukan pembelajaran model Structured

Dyadic Methods (SDM) ini.

Sebelum jam pelajaran habis, peneliti memberikan soal post test

tentang jangka sorong. Evaluasi ini bertujuan untuk mengukur

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

63

keberhasilan siswa dalam pencapaian kompetensi, dalam hal ini peneliti

ingin mengukur tingkat pemahaman siswa pada materi jangka sorong

melalui penerapan model pembelajaran Structured Dyadic Methods.

Dalam hal ini kegiatan evaluasi ini juga disebut post test siklus I. Dari

hasil post test ini kemudian peneliti bandingkan dengan hasil pre test yang

peneliti berikan sebelum pelajaran dimulai tadi. Dari hasil pre test dan post

test tersebut dapat diketahui jumlah siswa yang lulus dan siswa yang

masih gagal. Hasil pre test jumlah siswa yang lulus 15,38% dan jumlah

siswa yang belum lulus 84,62% sedangkan nilai rata-rata pre test adalah

61,89. Hasil post test siklus I jumlah siswa lulus 53,84% dan jumlah siswa

yang belum lulus 46,62% sedangkan nilai rata-rata post test siklus I adalah

72,71. Dari hasil koreksi tersebut dapat diketahui adanya peningkatan

siswa yang lulus 38,46% dan peningkatan rata-rata hasil belajar yang

tadinya 61,89 menjadi 72,71. Walaupun peningkatan hasil belajar sudah

tejadi tetapi belum memenuhi target yaitu nilai rata-rata KKM 75.

Dikarenakan siswa masih belum begitu memahami model pembelajaran

yang diterapkan, maka dilanjutkan pada siklus II.

Pada hari Senin tanggal 18 November 2013 jam pelajaran ke 5-6

peneliti melaksanakan siklus II. Diawali dengan salam pembuka dan

berdoa bersama. Kemudian peneliti mengabsen kehadiran siswa, peneliti

menyuruh siswa untuk duduk berpasangan-pasangan seperti pada siklus I.

Peneliti menerangkan model pembelajaran Structured Dyadic Methods

(SDM) sebelum pelajaran dimulai. Selanjutnya peneliti memberikan

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

64

motivasi dan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa tentang materi jangka

sorong yang telah dipelajari pada siklus I. Setelah itu peneliti menyuruh

siswa untuk membuka modul Mengunakan Alat-Alat Ukur. Kemudian

peneliti memberikan apersepsi lagi tentang “ bagaimana menggunakan

micrometer luar ”.

Adanya apersepsi itu membuat siswa menjadi penasaran dan ingin

tahu jawabannya dengan siswa membaca modul untuk mencari jawaban.

Setelah siswa mencari jawaban pada modul, peneliti menunjuk salah satu

siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini bertujuan untuk

memancing siswa untuk fokus pada materi yang akan disampaikan.

Setelah pembahasan jawaban dan apersepsi, peneliti melanjutkan untuk

menerangkan materi pelajaran tentang micometer luar. Dilanjutkan dengan

peneliti menerangkan kesetiap kelompok cara menggunakan jangka

sorong. Setelah semua kelompok sudah peneliti terangkan cara

menggunakan micometer luar, maka peneliti menyuruh kepada masing-

masing tiap pasangan untuk memerankan satu siswa menjadi guru (tutor)

dan siswa yang satunya menjadi murid (tutee) dalam menerangkan

menggunakan micometer luar. Setelah beberapa menit peneliti menyuruh

kepada masing-masing tiap pasangan untuk bertukar peran yang tadinya

guru menjadi murid dan sebaliknya.

Setelah proses pengajaran selesai, sebelum jam pelajaran habis

peneliti membagikan soal post test kepada siswa untuk dikerjakan. Dari

hasil post test ini peneliti mengetahui adanya peningkatan siswa yang

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

65

tuntas di siklus I sebanyak 53,84% , di siklus II meningkat menjadi 100%.

Peningkatan hasil belajar juga terjadi yang tadinya di siklus I nilai rata-rata

72,71 sedangakan di siklus II nilai rata-ratanya menjadi 84,41. Nilai rata-

rata di siklus II ini sudah melebihi nilai rata-rata KKM yaitu 75. Hal ini

menunjukan bahwa hasil belajar siklus II lebih meningkat dibandingkan

pada siklus I.

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

66

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian dan

pembahasan tentang penerapan model pembelajaran Structured Dyadic

Methods (SDM) adalah sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran Structured Dyadic Methods (SDM) di

SMK Ma’arif 9 Klirong pada mata pelajaran Alat Ukur dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) pembagian pasangan

terdiri 2 siswa, (b) dilanjutkan siswa memainkan peran satu siswa jadi

guru (tutor) dan siswa satunya jadi murid (tutee) menerangkan materi

alat ukur, (c) setelah beberapa menit setiap pasangan tadi bertukar

peran, (d) setiap akhir siklus dilakukan evaluasi. Hasilnya siswa

menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.

2. Terdapat peningkatan pembelajaran dari siklus I ke siklus II pada mata

pelajaran Menggunakan Alat Ukur Teknik Kendaraan Ringan Kelas X

di SMK Ma’arif 9 Klirong dengan model pembelajaran Structured

Dyadic Methods (SDM). Hal ini dapat dibuktikan dari hasil nilai rata-

rata siklus I adalah 72,71 dan nilai rata-rata siklus II adalah 84,41.

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

67

B. Saran

1. Bagi Guru

a. Guru dapat mempertimbangkan untuk menerapakan

modelStructured Dyadic Methods (SDM) yang diharapkan

meningkatkan Prestasi Belajar.

b. Waktu yang digunakan dalam penerapan model Structured Dyadic

Methods (SDM) harus diatur dengan baik.

2. Bagi Siswa

Agar siswa selalu antusias dalam kegiatan belajar mengajar, lebih

percaya diri dengan kemampuannya, menghargai pendapat orang lain,

berani bertanya atau berpendapat, menjawab, bekerjasama dalam

pasangannya membiasakan aktif dalam kegiatan belajar mengajar,

karena hal-hal tersebut merupakan jalan untuk meningkatkan Prestasi

Belajar siswa yang lebih baik.

3. Bagi Peneliti Lain

Dapat mempergunakan hasil penelitian ini sebagai ajang kajian untuk

diadakan penelitian lebih lanjut tentang penerapan Model Structured

Dyadic Methods (SDM) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

68

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ahmadi, H. Abu dan Widodo Supriyono. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: RinekaCipta.

Bambang Ribowo. 2006. “Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas IIA SMPNegeri 2 Banjarharjo Brebes dalam pokok bahasan segiempat melaluimodel pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil tahun pelajaran2005-2006.Tersedia:http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01b9/55f8dc7e.dir/doc.pdf

Djamrah, Syaiful Bahri. 2012. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:Usaha Nasional.

Hamzah B. Uno. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses BelajarMengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Idham Arvia. 2013. diakses dari http:// Pengertian Prestasi Belajar Siswa-BlogPendidikan htm#. UbaMy9jwFfw pada tanggal 9 Juni 2013.

Ika Marlita Sari. 2006. “Keefektifan Model Pembelajaran Tutor Sebaya terhadaphasil belajar matematika pokok bahasan persamaan garis lurus siswakelas VIII SMP Negeri 36 Semarang”. [Online]. Tersedia:http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH0195/0d0bc998.dir/doc_2.pdf

Istiarni, A. 2012. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika MateriBangun Ruang Sisi Datar di Kelas VIII A SMP N 1 Kutowinangun.Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Muhammdiyah Purworejo.Purworejo.

Jangka Sorong. 2013. diakses dari http://rumushitung.com/2013/01/31/cara-menggunakan-jangka-sorong-2/pada tanggal 31 Mei2013.Kbs.jogjakota.go.id, wikipedia, pengetahuan penulis. 2013. diaksesdari http://rumushitung.com/2013/02/02/mikrometer-sekrup-micrometer-screw/pada tanggal 31 Mei 2013.

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

69

Miftahul Huda. 2012. Cooperatif Laerning Metode, Teknik, Struktur dan ModelPenerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ngalim Purwanto. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Nar Herrhyanto, dkk. 2009. Statistika Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka.

Riyono. 2006. “Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas III G SMP NegeriKetanggungan Brebes pada pokok bahasan operasi pada bentuk aljabarmelalui model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil”.[Online].Tersedia:http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01f1.dir/doc_4.pdf.

Sugandi, Achmad, dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang:UPT MKKUNNES. Diakses pada http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html pada 09 Juni 2013.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Sutamin. 2007. “Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP 2 Kudusmelalui implementasi metode pembelajaran dengan tutor sebaya padamateri pokok bangun ruang sisi datar tahun pelajarn 2006/2007”.[Online].Tersedia:http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH0195/0d0bc998.dir/doc_2.pdf.

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

LAMPIRAN

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

67

RENCANA PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : KOMPETENSI KEJURUAN

Kelas / Semester : X / 1

Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit

Standar Kompetensi : Menggunakan alat-alat ukur dasar otomotif

Kompetensi Dasar : Menggindentifikasikan alat-alat ukur

I. Indikator :

Macam-macam alat ukur di identifikasikan sesuai standar danspesifikasi pabrik

Macam-macam fungsi alat ukur disebutkan dengan benar

II.Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat :

Memahami tentang fungsi jangka sorong dengan benar Memahami tentang penggunaan jangka sorong Menerapkan pekerjaan sesuai SOP.

Membaca hasil pengukuran jangka sorong

II. Materi Pokok Pembelajaran

Pengukuran berbagai jenis dimensi dengan alat ukur mekanikvernier caliper atau jangka sorong

Prosedur pengukuran dengan K3

III. Metode Pembelajaran

Ceramah

LAMPIRAN 1

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

68

Metode Cooperatif Learning Tipe Sctured Dyadic Methods

(SDM)

IV.Kegiatan Pembelajaran

TAHAP KEGIATAN PEMBELAJARAN

PEMBUKA

( Apersepsi )

Berdoa sebelum memulai pelajaran Absensi untuk mengetahui kehadiran

siswa Memberikan semangat/motivasi

kepada peserta didik

Menggali informasi awal Menyampaikan metode

pembelajaran yang akan digunakan

Guru memberikan pre test

KEGIATAN INTI

Guru menjelaskan materi yangberkaitan

Guru membagi siswa berpasangansecara heterogen. Satu kelompokterdiri dari 1 pasangan denganjumlah anggota 2 orang

Masing-masing siswa yangberpasangan dalam satu kelompoktersebut bergantian menjelaskanmateri yang telah disampaikan olehguru.

Setiap pasangan siswa bertukar perandari yang menjelaskan menjadipendengar.

Guru memberikan pertanyaan yangberkaitan dengan materi

Siswa merespon pertanyaan dariguru

Guru memberikan contoh materi

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

69

jangka sorong Siswa mempraktekan pengukuran

jangka sorong

KEGIATAN AKHIR

Guru bersama siswa mengulas materiyang telah dipelajari kembali

Guru memberikan soal post testsiklus I

Guru menutup pertemuan Guru memberikan gambaran tentang

materi pertemuan selanjutnya

V. Alat/Bahan/SumberBelajar/Media:

Alat/bahan : Papan tulis, spidol, worksheet

Sumber Belajar : Buku tentang jangka sorong dan mikrometer

Media : Modul

VI. Penilaian :

1. Tertulis

Kebumen, 11 November 2013

Guru Mata Pelajaran

Page 88: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

70

RENCANA PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : KOMPETENSI KEJURUAN

Kelas / Semester : X / 1

Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit

Standar Kompetensi : Menggunakan alat-alat ukur dasar otomotif

Kompetensi Dasar : Menggindentifikasikan alat-alat ukur

I. Indikator :

Macam-macam alat ukur di identifikasikan sesuai standar danspesifikasi pabrik

Macam-macam fungsi alat ukur disebutkan dengan benar

II.Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat :

Memahami tentang fungsi mikrometer luar dengan benar Memahami tentang penggunaan mikrometer luar Menerapkan pekerjaan sesuai SOP.

Membaca hasil pengukuran mikrometer luar dengan benar

II. Materi Pokok Pembelajaran

Pengukuran berbagai jenis dimensi dengan alat ukur mekanikmicrometer luar

Prosedur pengukuran dengan K3

III. Metode Pembelajaran

Ceramah

Metode Cooperatif Learning Tipe Sctured Dyadic Methods

(SDM)

LAMPIRAN 2

Page 89: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

71

IV.Kegiatan Pembelajaran

TAHAP KEGIATAN PEMBELAJARAN

PEMBUKA

( Apersepsi )

Berdoa sebelum memulai pelajaran

Absensi untuk mengetahui kehadiransiswa

Memberikan semangat/motivasikepada peserta didik

Menggali informasi awal Menyampaikan metode

pembelajaran yang akan digunakan

KEGIATAN INTI

Guru menjelaskan materi yangberkaitan

Guru membagi siswa berpasangansecara heterogen. Satu kelompokterdiri dari 1 pasangan denganjumlah anggota 2 orang

Masing-masing siswa yangberpasangan dalam satu kelompoktersebut bergantian menjelaskanmateri yang telah disampaikan olehguru.

Setiap pasangan siswa bertukar perandari yang menjelaskan menjadipendengar.

Guru memberikan pertanyaan yangberkaitan dengan materi

Siswa merespon pertanyaan dariguru

Guru memberikan contoh materijangka sorong dan mikrometer luar

Siswa mempraktekan pengukuranmikrometer luar

Page 90: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

72

KEGIATAN AKHIR

Guru bersama siswa mengulas materiyang telah dipelajari kembali

Guru memberikan soal post testsiklus II

Guru menutup pertemuan

Guru memberikan gambaran tentangmateri pertemuan selanjutnya

V. Alat/Bahan/SumberBelajar/Media:

Alat/bahan : Papan tulis, spidol, worksheet

Sumber Belajar : Buku tentang jangka sorong dan mikrometer

Media : Modul

VI. Penilaian :

1. Tertulis

Kebumen, 18 November 2013

Guru Mata Pelajaran

Page 91: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

73

LAMPIRAN 3

Alat Ukur

Alat ukur dasar otomotif pada penelitian ini yang akan dipelajari di

SMK Ma’arif 9 Klirong kelas X Teknik Kendaraan Ringan di fokuskan

pada :

a. Jangka Sorong atau Vernier Caliper.

Merupakan alat ukur yang mampu menentukan ukuran diameter

luar silinder, diameter dalam sebuah lubang atau kedalaman suatu lubang.

Pada jangka sorong terdapat rahang bawah untuk mengukur diamater luar,

rahang atas untuk diameter dalam serta batang pengukur kedalaman.

Ketiganya dapat bergeser bersamaan dan tidak dapat dipisahkan satu sama

lain. Jangka sorong berfungsi mengukur panjang suatu benda dengan

ketelitian sampai 0,1 mm. (rahang tetap dan rahang geser bawah).

Pada jangka sorong terdapat dua buah skala ukuran yaitu: skala

utama/ skala diam yang terdapat pada body utama dan skala verneir/ skala

geser terdapat pada bagian yang bergeser/rahang geser. Pada rahang geser

terdapat mekanisme pengunci untuk mempermudah dan menghindari

kesalahan pembacaan skala ukur karena bergeser. Pada jangka sorong

tertera dua satuan ukuran yaitu metrik dan inchi.

Page 92: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

74

Gambar . Gambar Jangka Sorong

Dibawah ini keterangan nama-nama tiap bagian dari jangka sorong

beserta fungsinya masing-masing :

1) Out side jaws : mengukur bagianluar

2) In Side Jaws : mengukur bagian dalam

3) Dept bar : mengukur kedalaman

4) Step : mengukur ketinggian

5) Skala Utama : skala diam menunjukkan nilai angka nominal

6) Skala Vernier : Skala geser menunjukkan angka desimal

menambah ketelitian hasil ukur

Dibawah ini contoh pembacaan jangka sorong dengan tingkat

ketelitian 0,1 mm. Carilah panjang benda yang diukur dengan jangka

sorong jika pada skala utama dan skala nonius terlihat sebagai berikut :

1

2

3

4

6

5

74

Gambar . Gambar Jangka Sorong

Dibawah ini keterangan nama-nama tiap bagian dari jangka sorong

beserta fungsinya masing-masing :

1) Out side jaws : mengukur bagianluar

2) In Side Jaws : mengukur bagian dalam

3) Dept bar : mengukur kedalaman

4) Step : mengukur ketinggian

5) Skala Utama : skala diam menunjukkan nilai angka nominal

6) Skala Vernier : Skala geser menunjukkan angka desimal

menambah ketelitian hasil ukur

Dibawah ini contoh pembacaan jangka sorong dengan tingkat

ketelitian 0,1 mm. Carilah panjang benda yang diukur dengan jangka

sorong jika pada skala utama dan skala nonius terlihat sebagai berikut :

1

2

3

4

6

5

74

Gambar . Gambar Jangka Sorong

Dibawah ini keterangan nama-nama tiap bagian dari jangka sorong

beserta fungsinya masing-masing :

1) Out side jaws : mengukur bagianluar

2) In Side Jaws : mengukur bagian dalam

3) Dept bar : mengukur kedalaman

4) Step : mengukur ketinggian

5) Skala Utama : skala diam menunjukkan nilai angka nominal

6) Skala Vernier : Skala geser menunjukkan angka desimal

menambah ketelitian hasil ukur

Dibawah ini contoh pembacaan jangka sorong dengan tingkat

ketelitian 0,1 mm. Carilah panjang benda yang diukur dengan jangka

sorong jika pada skala utama dan skala nonius terlihat sebagai berikut :

1

2

3

4

6

5

Page 93: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

75

Jawaban :

1) Jangka Sorong tersebut memiliki tingkat ketelitian 0,1 mm.

2) Hasil pembacaan :

Skala Utama = 11 mm

Skala Nonius ( 8 x 0,1 mm) = 0,8 mm+

Jumlah = 11,8 mm

Penjelasan cara pembacaan dari gambar diatas adalah baca skala

utama dengan membaca garis angka nol skala vernier terletak pada ruas

atau garis ke berapa di skala utama. Ini akan menunjukkan angka nominal.

Baca skalavernier dengan membaca garis ke berapa dari skalavernier yang

paling lurus dengan garis skala utama. Ini akan menunjukkan angka

desimal.Menjumlahkan angka nominal dan angka desimal. Untuk

mendapatkan hasil pengukuran yang baik perlu diperhatikan posisi

pengukuran harus tegak lurus dengan benda kerja, kebersihan alat ukur

dan benda yang diukur serta kecermatan dalam pembacaan skala. Dibawah

ini contoh gambar jangka sorong untuk pengukuran luar, dalam, dan

kedalaman.

Page 94: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

76

Gambar . Mengukur diameter luar

Gambar . Mengukur diameter dalam

Gambar .Mengukur kedalaman

Page 95: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

77

b. Mikrometer Luar

Mikrometer luar adalah sebuah alat ukur besaran panjang yang

cukup presisi. Mikrometer mempunyai tingkat ketelitian hinggan 0,01 mm.

Penggunaan mikrometer luar biasanya untuk mengukur diameter benda

melingkar yang kecil seperti kawat atau kabel.Mikrometer luarmempunyai

ketelitian 10 kali lebih teliti dari jangka sorong. Jika jangka sorong 0,1

mm, mikrometer sampai 0,01 mm. Mikrometer yang pertama diciptakan

oleh William Gascoigne pada abad ke-17 sebagai alat pengukuran yang

lebih presisi dibanding jangka sorong. Berikut ulasan mengenai

mikrometer luar.

Secara standard bagian-bagian mikrometer luar terdiri dari bagian-

bagian sebagai berikut :

Keterangan dari masing-masing bagian mikrometer sekrup sebagai

berikut :

1) Poros Tetap yaitu poros di ujung yang tidak bergerak

2) Poros Geser, poros yang bisa digerakkan ke depang dan

kebelakang

3) Skala utama (satuan mm)

Page 96: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

78

4) Skala Nonius atau Skala Putar

5) Pemutar, menggerakkan poros geser

6) Pengunci

7) Rachet, sama seperti poros geser tapi lebih kecil

8) Frame berbentuk U

Berikut ini akan dijelaskan cara penggunaan mikrometer luar sebagai

berikut :

1) Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka.

2) Lakukan pengecekan ketika apakah poros tetap dan poros geser

bertemu skala dan skala nonius utama menunjukkan angka nol.

3) Buka rahang dengan menggerakkan pemutar ke arah kiri sampai

benda dapat masuk ke dalam rahang.

4) Letakkan benda diantara poros tetap dan poros geser lalu tutup

kembali rahang hingga tepat menjepit benda.

5) Putarlah pengunci agar pemutar tidak bisa bergerak lagi.

Dengarkan bunyi “klik” yang muncul.

Skala pada mikrometer luar terbagi atas dua skala yaitu skala utama

dan skala nonius atau skala putar. Skala utama sekrup ini tiap satuannya

sama dengan 1 mm, ditengah-tengah angka skala tersebut ada angka

tengahnya. Angka skala atas terdiri dari 1,2,3, 4, dan seterusnya.

Sedangkan angka skala bawah terdiri dari 0.5, 1.5, 2.5, dan seterusnya.

Skala nonius atau skala putar di skala putar terdapat angka 1 sampai 5

(kelipatan 5). Tiap skala ini berputar mundur 1 kali maka skala utama

Page 97: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

79

bertambah 0,5 mm. Sehingga 1 skala putar = 0,5/50 =0,01 mm. Cara

pembacaan mikrometer luar sebagai berikut :

1) Lihat pada skala utama, lihat skala yang tepat ditunjuk atau tepat

di sebelah kiri skala putar. Angka tersebut dalam mm.

2) Lihat angka pada skala putar yang segaris dengan garis

melintang di skala utama. Kalikan angka itu dengan 0,01.

3) Tambahkan angka yang di dapat di angka satu dan angka 2.

Dibawah ini contoh pembacaan mikrometer luar dengan tingkat

ketelitian 0,01 mm. Carilah panjang benda yang diukur dengan

mikrometer luar jika pada skala utama dan skala nonius terlihat sebagai

berikut :

Jawaban :

1) Ketelitian mikrometer tersebut adalah 0,01 mm

2) Panjang yang terbaca dari mikrometer luar di atas adalah

Skala Utama = 11,5 mm

Skala Putar (24×0,01) = 0,24 mm

—————————————————– +

Jumlah = 11,74 mm

Page 98: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

80

Soal Pre Test Siklus I

Pilihlah jawaban a, b, c atau d yang paling benar untuk soal-soal di bawah inidengan cara memberi tanda silang. Apabila mengganti jawaban berilah tanda =pada jawaban pertama kemudian berilah tanda silang pada jawaban baru.

Contoh 1. A B C D

Menjadi A B C D

1. Berikut ini nama lain untuk menyebut jangka sorong (verniercaliper),kecuali...a. Schuifmaatb. Mistar Ingsutc. Mistar Sorongd. Straight gauge

2. Berikut ini pengukuran yang mampu dilakukan dengan baik menggunakanvernier caliper, kecuali...a. Mengukur kedalamanb. Mengukur tingkat/stepc. Mengukur diameterd. Mengukur kerataan/kedataran

3. Bagian Out side jaws pada jangka sorong berfungsi untuk...a. Mengukur kedalamanb. Mengukur ketinggianc. Mengukur bagian luard. Mengukur bagian dalam

4.

Gambar tersebut merupakan fungsi vernier caliper untuk pengukuran....a. Dimensi dalamb. Kedalamanc. Dimensi luard. Step/tingkat

LAMPIRAN 4

Page 99: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

81

5. Berikut ini macam-macam vernier caliper jika dilihat dari bentuknnya,kecuali...a. Vernier caliper dengan rahang ukurb. Vernier caliper dengan rahang ukur dan lidah ukurc. Vernier caliper dengan rahang ukur dan thimbled. Vernier caliper dengan rahang ukur, lidah ukur dan ekor

6.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Skala Utamab. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

7.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Skala Utamab. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

8.

81

5. Berikut ini macam-macam vernier caliper jika dilihat dari bentuknnya,kecuali...a. Vernier caliper dengan rahang ukurb. Vernier caliper dengan rahang ukur dan lidah ukurc. Vernier caliper dengan rahang ukur dan thimbled. Vernier caliper dengan rahang ukur, lidah ukur dan ekor

6.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Skala Utamab. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

7.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Skala Utamab. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

8.

81

5. Berikut ini macam-macam vernier caliper jika dilihat dari bentuknnya,kecuali...a. Vernier caliper dengan rahang ukurb. Vernier caliper dengan rahang ukur dan lidah ukurc. Vernier caliper dengan rahang ukur dan thimbled. Vernier caliper dengan rahang ukur, lidah ukur dan ekor

6.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Skala Utamab. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

7.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Skala Utamab. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

8.

Page 100: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

82

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...

a. Skala Utamab. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

9.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Out side jawsb. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

10.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Out side jawsb. In side jawsc. Stepd. Dept bar

11.

82

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...

a. Skala Utamab. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

9.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Out side jawsb. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

10.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Out side jawsb. In side jawsc. Stepd. Dept bar

11.

82

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...

a. Skala Utamab. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

9.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Out side jawsb. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

10.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Out side jawsb. In side jawsc. Stepd. Dept bar

11.

Page 101: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

83

Berdasarkan gambar, maka dapat diketahui ketelitian dari vernier calipertersebut adalah...a. 0.02 mmb. 0,05 mmc. 0,5 mmd. 0,1 mm

12.

Berdasarkan hasil pembacaan skala vernier caliper tersebut adalah...a. 10,2 mmb. 11 mmc. 11,8 mmd. 12 mm

13.

Hasil pembacaan vernier caliper tersebut adalah...a. 12,7 mmb. 15,47 mmc. 15,7 mmd. 19,7 mm

14.

Page 102: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

84

Berdasarkan gambar, maka dapat diketahui ketelitian dari vernier calipertersebut adalah...a. 0,01 mmb. 0,02 mmc. 0,05 mmd. 0,5 mm

15.

Berapakah hasil dari pembacaan skala vernier caliper tersebut ?a. 14,28 mmb. 14,35 mmc. 28,28 mmd. 28,35 mm

16.

Hasil pengukuran yang ditunjukan vernier caliper tersebut adalah...a. 32,48 mmb. 32,55 mmc. 37,48 mmd. 37,55 mm

Page 103: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

85

Page 104: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

86

Dimensi yang terbaca dari verneir caliper tersebut besarnya...a. 44,4 mmb. 44,6 mmc. 46,4 mmd. 54,4 mm

18.

Berdasarkan gambar pada skala caliper tersebut, dapat diketahui tingkatketelitiannya adalah ....a. 0,01 mmb. 0,02 mmc. 0,05 mmd. 0,5 mm

19.

Berdasarkan gambar diatas maka pengukuran yang diperoleh adalah...a. 11,50 mmb. 10,55 mmc. 11,35 mmd. 10,40 mm

20.

Page 105: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

87

Berdasarkan gambar diatas pengukuran yang diperoleh dengan jangkasorong tersebut adalah...a. 3,76 mmb. 3,54 mmc. 4,76 mmd. 4,73 mm

21. Rahang pengukur diameter luar pada jangka sorong digunakan untuk...a. mengukur dimensi/diameter luar bendab. mengukur kedalaman bendac. mengukur dimensi/diameter dalam bendad. menentukan besar pengukuran

22. Pengukur kedalaman digunakan untuk...a. mengukur dimensi/diameter luar bendab. mengukur kedalaman bendac. mengukur dimensi/diameter dalam bendad. menentukan besar pengukuran

23. Stopper/baut pengunci digunakan untuk...a. mengukur dimensi/diameter luar bendab. mengukur kedalaman bendac. menentukan besar pengukurand. menahan bagian pada skala vernier agar tidak bergerak.

24. Skala Utama (main scale) digunakan untuk...a. mengukur kedalaman bendab. menahan bagian pada skala vernier agar tidak bergerakc. untuk menentukan besaran atau angka hasil pengukuran di belakang

komad. menentukan besaran atau angka hasil pengukuran di depan koma

25. Skala vernire (vernire scale/nonius) digunakan untuk...a. mengukur kedalaman bendab. menahan bagian pada skala vernier agar tidak bergerakc. untuk menentukan besaran atau angka hasil pengukuran di belakang

komad. menentukan besaran atau angka hasil pengukuran di depan koma

Page 106: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

88

Jawaban Pre Test Siklus I

1 A B C D 16 A B C D

2 A B C D 17 A B C D

3 A B C D 18 A B C D

4 A B C D 19 A B C D

5 A B C D 20 A B C D

6 A B C D 21 A B C D

7 A B C D 22 A B C D

8 A B C D 23 A B C D

9 A B C D 24 A B C D

10 A B C D 25 A B C D

11 A B C D

12 A B C D

13 A B C D

14 A B C D

15 A B C D

LAMPIRAN 5

Page 107: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

89

LAMPIRAN 6

Soal Post Test Siklus I

Pilihlah jawaban a, b, c atau d yang paling benar untuk soal-soal di bawah inidengan cara memberi tanda silang. Apabila mengganti jawaban berilah tanda =pada jawaban pertama kemudian berilah tanda silang pada jawaban baru.

Contoh 1. A B C D

Menjadi A B C D

1. Berikut ini nama lain untuk menyebut jangka sorong (verniercaliper),kecuali...e. Schuifmaatf. Mistar Ingsutg. Mistar Sorongh. Straight gauge

2. Berikut ini pengukuran yang mampu dilakukan dengan baik menggunakanvernier caliper, kecuali...e. Mengukur kedalamanf. Mengukur tingkat/stepg. Mengukur diameterh. Mengukur kerataan/kedataran

3. Bagian Out side jaws pada jangka sorong berfungsi untuk...e. Mengukur kedalamanf. Mengukur ketinggiang. Mengukur bagian luarh. Mengukur bagian dalam

4.

Page 108: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

90

Gambar tersebut merupakan fungsi vernier caliper untuk pengukuran....e. Dimensi dalamf. Kedalamang. Dimensi luarh. Step/tingkat

5. Berikut ini macam-macam vernier caliper jika dilihat dari bentuknnya,kecuali...e. Vernier caliper dengan rahang ukurf. Vernier caliper dengan rahang ukur dan lidah ukurg. Vernier caliper dengan rahang ukur dan thimbleh. Vernier caliper dengan rahang ukur, lidah ukur dan ekor

6.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Skala Utamab. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

7.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Skala Utamab. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

90

Gambar tersebut merupakan fungsi vernier caliper untuk pengukuran....e. Dimensi dalamf. Kedalamang. Dimensi luarh. Step/tingkat

5. Berikut ini macam-macam vernier caliper jika dilihat dari bentuknnya,kecuali...e. Vernier caliper dengan rahang ukurf. Vernier caliper dengan rahang ukur dan lidah ukurg. Vernier caliper dengan rahang ukur dan thimbleh. Vernier caliper dengan rahang ukur, lidah ukur dan ekor

6.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Skala Utamab. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

7.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Skala Utamab. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

90

Gambar tersebut merupakan fungsi vernier caliper untuk pengukuran....e. Dimensi dalamf. Kedalamang. Dimensi luarh. Step/tingkat

5. Berikut ini macam-macam vernier caliper jika dilihat dari bentuknnya,kecuali...e. Vernier caliper dengan rahang ukurf. Vernier caliper dengan rahang ukur dan lidah ukurg. Vernier caliper dengan rahang ukur dan thimbleh. Vernier caliper dengan rahang ukur, lidah ukur dan ekor

6.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Skala Utamab. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

7.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Skala Utamab. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

Page 109: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

91

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...

a. Skala Utamab. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

9.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Out side jawsb. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

10.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Out side jawsb. In side jawsc. Stepd. Dept bar

91

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...

a. Skala Utamab. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

9.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Out side jawsb. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

10.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Out side jawsb. In side jawsc. Stepd. Dept bar

91

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...

a. Skala Utamab. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

9.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Out side jawsb. Skala Vernierc. Stepd. Dept bar

10.

Nama bagian dari jangka sorong yang ditunjuk dengan anak panah padagambar diatas adalah...a. Out side jawsb. In side jawsc. Stepd. Dept bar

Page 110: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

92

Berdasarkan gambar, maka dapat diketahui ketelitian dari vernier calipertersebut adalah...e. 0.02 mmf. 0,05 mmg. 0,5 mmh. 0,1 mm

12.

Berdasarkan hasil pembacaan skala vernier caliper tersebut adalah...e. 10,2 mmf. 11 mmg. 11,8 mmh. 12 mm

13.

Hasil pembacaan vernier caliper tersebut adalah...e. 12,7 mmf. 15,47 mmg. 15,7 mmh. 19,7 mm

Page 111: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

93

14.

Berdasarkan gambar, maka dapat diketahui ketelitian dari vernier calipertersebut adalah...e. 0,01 mmf. 0,02 mmg. 0,05 mmh. 0,5 mm

15.

Berapakah hasil dari pembacaan skala vernier caliper tersebut ?e. 14,28 mmf. 14,35 mmg. 28,28 mmh. 28,35 mm

16.

Hasil pengukuran yang ditunjukan vernier caliper tersebut adalah...e. 32,48 mm

Page 112: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

94

f. 32,55 mmg. 37,48 mmh. 37,55 mm

17.

Dimensi yang terbaca dari verneir caliper tersebut besarnya...e. 44,4 mmf. 44,6 mmg. 46,4 mmh. 54,4 mm

18.

Berdasarkan gambar pada skala caliper tersebut, dapat diketahui tingkatketelitiannya adalah ....e. 0,01 mmf. 0,02 mmg. 0,05 mmh. 0,5 mm

19.

Berdasarkan gambar diatas maka pengukuran yang diperoleh adalah...e. 11,50 mm

Page 113: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

95

f. 10,55 mmg. 11,35 mmh. 10,40 mm

20.

Berdasarkan gambar diatas pengukuran yang diperoleh dengan jangkasorong tersebut adalah...e. 3,76 mmf. 3,54 mmg. 4,76 mmh. 4,73 mm

21. Rahang pengukur diameter luar pada jangka sorong digunakan untuk...a. mengukur dimensi/diameter luar bendab. mengukur kedalaman bendac. mengukur dimensi/diameter dalam bendad. menentukan besar pengukuran

22. Pengukur kedalaman digunakan untuk...a. mengukur dimensi/diameter luar bendab. mengukur kedalaman bendac. mengukur dimensi/diameter dalam bendad. menentukan besar pengukuran

23. Stopper/baut pengunci digunakan untuk...a. mengukur dimensi/diameter luar bendab. mengukur kedalaman bendac. menentukan besar pengukurand. menahan bagian pada skala vernier agar tidak bergerak.

24. Skala Utama (main scale) digunakan untuk...a. mengukur kedalaman bendab. menahan bagian pada skala vernier agar tidak bergerakc. untuk menentukan besaran atau angka hasil pengukuran di belakang

komad. menentukan besaran atau angka hasil pengukuran di depan koma

25. Skala vernire (vernire scale/nonius) digunakan untuk...a. mengukur kedalaman benda

Page 114: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

96

b. menahan bagian pada skala vernier agar tidak bergerakc. untuk menentukan besaran atau angka hasil pengukuran di belakang

komad. menentukan besaran atau angka hasil pengukuran di depan koma

Page 115: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

97

LAMPIRAN 7

Jawaban PostTest Siklus I

1 A B C D 16 A B C D

2 A B C D 17 A B C D

3 A B C D 18 A B C D

4 A B C D 19 A B C D

5 A B C D 20 A B C D

6 A B C D 21 A B C D

7 A B C D 22 A B C D

8 A B C D 23 A B C D

9 A B C D 24 A B C D

10 A B C D 25 A B C D

11 A B C D

12 A B C D

13 A B C D

14 A B C D

15 A B C D

Page 116: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

98

LAMPIRAN 8

Soal Post Test Siklus II

Pilihlah jawaban a, b, c atau d yang paling benar untuk soal-soal di bawah inidengan cara memberi tanda silang. Apabila mengganti jawaban berilah tanda =pada jawaban pertama kemudian berilah tanda silang pada jawaban baru.

Contoh 1. A B C D

Menjadi A B C D

1.

Bagian outside micrometer yang disebut dengan thimble, ditunjukandengan huruf...a. Cb. Fc. Gd. H

2. Bagian outside micrometer yang terdapat skala ukur adalah...a. Sleeveb. Anvilc. Ratchetd. Thimble

3.

Page 117: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

99

Bagian pengunci pada gambar adalah...a. Ab. Bc. Dd. G

4. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan outsidemicrometer, kecuali...a. Permukaan benda ukur dan mulut ukur dari outside micometer harus

dibersihkanb. Memutar rangka dengan memegang silinder putarc. Memeriksa kedudukan nol outside micrometer sebelum dipakaid. Membuka mulut ukur sampai sedikit melebihi dimensi objek ukur

5. Sebelum outside micometer disimpan perlu dibersihkan dengan lap bersihdan diberi sedikit vaselin. Bagian yang perlu diberi sedikit vaseline, palingtepat yaitu....a. Bagian rangka (frame) dan gigi gelincirb. Bagian muka ukur dan poros ukurc. Bagian yang berlapis emaild. Bagian yang berlapis chrom

6.

Hasil pembacaan outside micrometer tersebut jika tingkat ketelitiannya0,01mm adalah....a. 5,438 mmb. 5,78 mmc. 9,535 mmd. 9,38 mm

7.

Page 118: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

100

Hasil pembacaan outside micrometer tersebut jika tingkat ketelitiannya0,01mm adalah....a. 10,516 mmb. 10,66 mmc. 11,151 mmd. 11,16 mm

8.

Hasil pembacaan outside micrometer tersebut jika tingkat ketelitiannya0,01mm adalah....a. 10,74 mmb. 11,24 mmc. 11,74 mmd. 12,24 mm

9.

Hasil pembacaan outside micrometer tersebut jika tingkat ketelitiannya0,01mm adalah....a. 0,52 mmb. 5,20 mmc. 50,2 mmd. 52 mm

10.

Page 119: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

101

Hasil pembacaan outside micrometer tersebut jika tingkat ketelitiannya0,01mm adalah....a. 12,51 mmb. 12,501 mmc. 12,6 mmd. 13,01 mm

11.

Hasil pembacaan outside micrometer tersebut jika tingkat ketelitiannya0,01mm adalah....a. 10,437 mmb. 14,352 mmc. 14,37 mmd. 14,87 mm

12.

Hasil pembacaan outside micrometer tersebut jika tingkat ketelitiannya0,01mm adalah....a. 15,44 mmb. 15,544 mmc. 15,94 mmd. 16,44 mm

13.

Page 120: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

102

Hasil pembacaan outside micrometer tersebut jika tingkat ketelitiannya0,01mm adalah....a. 24,32 mmb. 24,532 mmc. 24,352 mmd. 24,82 mm

14.

Hasil pembacaan outside micrometer tersebut jika tingkat ketelitiannya0,01mm adalah....a. 15,74 mmb. 19,33 mmc. 20,303 mmd. 20,33 mm

15. Micrometer luar digunakan untuk...a. mengukur dimensi/diameter luar bendab. untuk mengukur dimensi/diameter dalam bendac. untuk mengukur dimensi kedalaman bendad. mengukur kerataan suatu benda

16. Micrometer dalam digunakan untuk...a. mengukur dimensi/diameter luar bendab. untuk mengukur dimensi/diameter dalam bendac. untuk mengukur dimensi kedalaman bendad. mengukur kerataan suatu benda

17. Micrometer kedalaman digunakan untuk...a. mengukur dimensi/diameter luar bendab. untuk mengukur dimensi/diameter dalam bendac. untuk mengukur dimensi kedalaman bendad. mengukur kerataan suatu benda

18. Kegunaan bagian Anvil dari micrometer luar adalah...a. berfungsi untuk menyentuh benda yang akan diukurb. berfungsi untuk membaca skala hasil perhitunganc. berfungsi untuk memutar spindle agar dapat merapat dan merenggangd. berfungsi mengunci spindle agar saat pengukuran skala tidak bergeser

atau berubah

Page 121: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

103

19. Kegunaan bagian spindle dari mikrometer luar adalah...a. berfungsi untuk menyentuh benda yang akan diukurb. berfungsi untuk membaca skala hasil perhitunganc. berfungsi untuk memutar spindle agar dapat merapat dan merenggangd. berfungsi mengunci spindle agar saat pengukuran skala tidak bergeser

atau berubah20. Kegunaan bagian Lock clamp atau pengunci dari mikrometer luar adalah...

a. berfungsi untuk menyentuh benda yang akan diukurb. berfungsi untuk membaca skala hasil perhitunganc. berfungsi untuk memutar spindle agar dapat merapat dan merenggangd. berfungsi mengunci spindle agar saat pengukuran skala tidak bergeser

atau berubah21. Kegunaan bagian Outer sleeve dari mikrometer luar adalah...

a. Berfungsi untuk membaca skala hasil perhitunganb. berfungsi untuk memutar spindle agar dapat merapat dan merenggangc. berfungsi mengunci spindle agar saat pengukuran skala tidak bergeser

atau berubahd. sebagai peraba halus untuk meyakinkan bahwa spindle sudah

menyentuh benda kerja22. Kegunaan bagian Thrimble dari mikrometer luar adalah...

a. berfungsi untuk membaca skala hasil perhitunganb. berfungsi untuk memutar spindle agar dapat merapat dan merenggangc. berfungsi mengunci spindle agar saat pengukuran skala tidak bergeser

atau berubahd. sebagai peraba halus untuk meyakinkan bahwa spindle sudah

menyentuh benda kerja.23. Kegunaan bagian Rachter stoper dari mikrometer luar adalah...

a. berfungsi untuk membaca skala hasil perhitunganb. berfungsi untuk memutar spindle agar dapat merapat dan merenggangc. berfungsi mengunci spindle agar saat pengukuran skala tidak bergeser

atau berubahd. sebagai peraba halus untuk meyakinkan bahwa spindle sudah

menyentuh benda kerja24. Berapakah hasil pengukuran Mikrometer Luar (outside micrometer)

dengan ketelitian 0,01 mm pada gambar di bawah ini...

Page 122: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

104

a. 5,20 mmb. 5,25 mmc. 5,70 mmd. 5,45 mm

25. Berapakah hasil pengukuran Mikrometer Luar (outside micrometer)dengan ketelitian 0,01 mm pada gambar di bawah ini...

a. 6,71 mmb. 6,21 mmc. 5, 21 mmd. 7,21 mm

Page 123: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

105

LAMPIRAN 9

Jawaban Post Test Siklus II

1 A B C D 16 A B C D

2 A B C D 17 A B C D

3 A B C D 18 A B C D

4 A B C D 19 A B C D

5 A B C D 20 A B C D

6 A B C D 21 A B C D

7 A B C D 22 A B C D

8 A B C D 23 A B C D

9 A B C D 24 A B C D

10 A B C D 25 A B C D

11 A B C D

12 A B C D

13 A B C D

14 A B C D

15 A B C D

Page 124: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

106

LAMPIRAN 10

Page 125: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

107

LAMPIRAN 11

Page 126: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

108

LAMPIRAN 12

Page 127: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

109

LAMPIRAN 13

Page 128: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

110

LAMPIRAN 14

Page 129: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

111

LAMPIRAN 15

Page 130: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

112

LAMPIRAN 16

CATATAN LAPANGAN

SIKLUS I

Hari/Tanggal : Senin / 11 November 2013Jam ke : 5-6Materi : Menggunakan Jangka SorongJumlah Siswa : 39 SiswaCatatan :

Pelajaran dimulai pada jam ke-5 yaitu pada pukul 9.55 WIB pada tanggal

11 November 2013 untuk siklus I. Pelajaran diawali dengan memberikan salam

pada siswa dan berdoa, peneliti mengecek kehadiran siswa, menyampaikan model

pembelajaran yang akan digunakan adalah model pembelajaran Strcutured Dyadic

Methods (SDM), melakukan apersepsi dan menyamapaikan kompetensi dasar

yang akan dipelajari. Peneliti memberikan soal pree test dan lembar jawab soal

pree test kepada siswa dan diberikan waktu untuk mengerjakan selam 20 menit.

Pembelajaran berikutnya peneliti menjelaskan prosedure pembelajaran dengan

model Structured Dyadic Methods (SDM).

Sebelum pembelajaran peneliti menyuruh siswa untuk membuka modul

menggunakan alat-alat ukur yang diberikan kepada siswa dan dilanjutkan dengan

menjelaskan topik materi yang dibahas. Tahap selanjutnya yaitu pembentukan

pasangan. Siswa dipasangkan dengan siswa lain . Ternyata beberapa siswa kurang

cocok dengankomposisi pasangan yang telah ditentukan, namun dapat

Page 131: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

113

diselesaikan oleh peneliti. Kemudian siswa dan pasangannya berdiskusi selama

40 menit dengan salah satu siswa berperan menjadi guru (tutor) dan siswa satunya

lagi berperan menjadi murid (tutee). Setelah beberapa menit pembelajaran

berjalan peneliti menyuruh siswa untuk bertukar peran yang tadinya berperan guru

menjadi murid dan tadinya berperan murid menjadi guru. Pada akhir pembelajaran

diberikan post test dan diberikan waktu 20 menit. Dari hasil pelaksanaan pada

siklus I masih terdapat beberapa kendala karena siswa belum terbiasa dengan

pembelajaraan dengan model tersebut. Pembelajaran berakhir pada jam ke-6 yaitu

pukul 11.15 WIB.

Page 132: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

114

LAMPIRAN 17

CATATAN LAPANGAN

SIKLUS II

Hari/Tanggal : Senin / 18 November 2013Jam ke : 5-6Materi : Menggunakan Micrometer LuarJumlah Siswa : 39 SiswaCatatan :

Pelajaran dimulai pada jam ke-5 yaitu pada pukul 9.55 WIB pada tanggal

18 November 2013 untuk siklus II. Pelajaran diawali dengan memberikan salam

pada siswa dan berdoa, peneliti mengecek kehadiran siswa, menyampaikan model

pembelajaran yang akan digunakan adalah model pembelajaran Strcutured Dyadic

Methods (SDM), melakukan apersepsi dan menyamapaikan kompetensi dasar

yang akan dipelajari. Pembelajaran berikutnya peneliti menjelaskan prosedure

pembelajaran dengan model Structured Dyadic Methods (SDM).

Sebelum pembelajaran peneliti menyuruh siswa untuk membuka modul

menggunakan alat-alat ukur yang diberikan kepada siswa dan dilanjutkan dengan

menjelaskan topik materi yang dibahas. Kemudian siswa dan pasangannya

berdiskusi selama 40 menit dengan salah satu siswa berperan menjadi guru (tutor)

dan siswa satunya lagi berperan menjadi murid (tutee). Setelah beberapa menit

pembelajaran berjalan peneliti menyuruh siswa untuk bertukar peran yang tadinya

berperan guru menjadi murid dan tadinya berperan murid menjadi guru. Pada

Page 133: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

115

akhir pembelajaran diberikan post test dan diberikan waktu 20 menit. Dari hasil

pelaksanaan pada siklus II pembelajaran sudah lebih baik dari siklus I dikarenakan

siswa sudah memahami pembelajaran model Structured Dyadic Methods (SDM). .

Pembelajaran berakhir pada jam ke-6 yaitu pukul 11.15 WIB.

Page 134: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

116

LAMPIRAN 18

Hasil wawancara observasi penelitian kelas X TKR 3

1. Bagaimana keadaan siswa dalam mengikuti pembelajaran terutama padamata pelajaran menggunakan alat-alat ukur dasar ?

“ Hampir sama dengan keadaan yang lain, akan tetapi mapel inimemaang cukup sulit bagi siswa, dan mungkin siswa merasa terlalubanyak yang harus dihafal atau mungkin malah menyepelekan sehinggabanyak yang acuh “.

2. Kendala yang lain ?

“ Siswa itu kayakna susah menangkap pelajaran mas, sedikit yang mauaktif dalam proses belajar mengajar, kayaknya takut kalau saya tanya itu,apa saya menakutkan ya mas padahal saya tidak marah sama siswa “.

3. Apakah keadaan tersebut merata di semua kelas ?

“ Hampir sama mas, walaupun tergantung dari siswanya mas “.

4. Apakah kesulitan dari pihak guru dalam melaksanakan KBM terutamadalam teori menggunakan alat-alat ukur dasar otomotif ?

“ Siswa ini banyak yang malas-malasan, sedikti sekali yang aktif namunada juga beberapa siswa yang aktif dan mampu tuntas dalam belajaranyamereka terasa susah menerima pelajaran ketika saya menjelaskan “.

5. Bagaimanakah keadaan prestasi belajar siswa dalam bidang teori otomotifterutama mata pelajaran menggunakan alat ukur dasar otomtoif ?

“ Secara umum lumayan baik mas, namun masih perlu ditingkatkan lagimas, soalnya rata-rata nilai siswa masih di bawah KKM mas “.

6. Kendala apa yang menyebabkan tidak meratanya prestasi pada mapeltersebut ?

Page 135: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

117

“ Kendala terbesar adalah minat dan ketertarikan siswa untuk belajar,hal ini terlihat dari dalam kelas banyak siswa yang cenderung tidakmemperhatikan pelajaran dan cenderung gaduh “.

7. Apakah bapak pernah bertanya kenapa mereka seperti itu ?

“ Pernah sih mas, namun mereka itu banyak yang acuh tak acuhmenanggapinya, ada yang bilang pelajaranya susah pelajarannya adayang bilang bikin ngantuk, namun ketika istirahat mereka gak ngantukmalah pada bercerita-cerita pada bergerombol gitu mas “.

8. Bagaimana pendapat bapak dengan adanya pembelajaran yang membuatsiswa menjadi lebih aktif ? Misal siswa yang mengajari temannya dengangaya bahasa temannyalebih mudah dalam menangkap pelajaran ? Mungkinbisa mendukung pembelajaran menggunakan alat ukur dasar otomotif ?

“ Ya bisa mas itu dilakukan tapi pelaksanaannya bagaimana ? bila itubisa mas meningkatkan kenapa nggak? Kan harapannya jadi lebih baik”.

Klirong, April 2013Pengampu

Page 136: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

118

LAMPIRAN 19

Lembar Pengamatan Observasi Siklus I

No Kegiatan Yang Di Amati YA TIDAK

1 Semua siswa masuk ruang kelas tepatwaktu

2 Semua siswa mentaati peraturan yangtelah di tetapkan

3 Siswa tampak bersemangat dalambelajar

4 Siswa tidak merasa takut bertanyaketika menjumpai kesulitan

5 Semua terlibat aktif dalam kegiatanpembelajaran

6 Apakah siswa tepat waktu dalammengumpulkan tugas

Page 137: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

119

LAMPIRAN 20

Lembar Pengamatan Observasi Siklus II

No Kegiatan Yang Di Amati YA TIDAK

1 Semua siswa masuk ruang kelas tepatwaktu

2 Semua siswa mentaati peraturan yangtelah di tetapkan

3 Siswa tampak bersemangat dalambelajar

4 Siswa tidak merasa takut bertanyaketika menjumpai kesulitan

5 Semua terlibat aktif dalam kegiatanpembelajaran

6 Apakah siswa tepat waktu dalammengumpulkan tugas

Page 138: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

120

LAMPIRAN 21

DAFTAR HADIR SISWAKELAS X TEKNIK KENDARAAN RINGAN

SMK Ma’arif 9 Klirong

NIS Nama SIKLUS I SIKLUS II

1509 Agung Prabowo Ada Ada

1509 Ahmad Syarifudin A Ada Ada

1510 Ahmad Wahyudi Ada Ada

1511 Alif Lam Amin Nurdin Ada Ada

1512 Alvan Damianto Ada Ada

1513 Aziz Raif Setiawan Ada Ada

1514 Bagas Kara Ada Ada

1515 Bayu Indra Prasetyo Ada Ada

1516 Devan Andriansyah Ada Ada

1517 Fatkhur Rohman Ada Ada

1518 Fuan Abiyoga Ada Ada

1519 Irvannudin Fadri Ada Ada

1520 Jumono Dwi Santoso Ada Ada

1521 Khanif Mukholifudin Ada Ada

1522 Kuat Ambar Prihatin Ada Ada

1523 Ludiono Saputro Ada Ada

1524 Luji Purwanto Ada Ada

1525 Malik Ibrahim Ada Ada

Page 139: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

121

1526 Miftakhul Anwar Ada Ada

1527 Moh. Reza Saputra Ada Ada

1528 Mokhamad Arif Fauzan Ada Ada

1529 Nasirudin Ada Ada

1530 Nasrul Anwar Ada Ada

1531 Ngafifudin Khanif Ada Ada

1532 Nur Wahidin Ada Ada

1533 Parlianto Ada Ada

1534 Ridho Dwi Prasetiyo Ada Ada

1535 Rizqi Romadhoni Ada Ada

1536 Rohudi Ada Ada

1537 Rusli Nur Hidayat Ada Ada

1538 Sahri Romadhon Ada Ada

1539 Taufiqurrohman Ada Ada

1540 Tri Haji Yatno Ada Ada

1541 Triyanto Ada Ada

1542 Uci Apriyanto Ada Ada

1543 Wahyu Susanto Ada Ada

1544 Wahyu Widodo Ada Ada

1545 Yoga Adi Saputra Ada Ada

1546 Akhmad Sarifudin B Ada Ada

Page 140: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

122

LAMPIRAN 22

DAFTAR NILAI SISWA SIKLUS IKELAS X TEKNIK KENDARAAN RINGAN

SMK Ma’arif 9 Klirong

NIS NamaNilai

KetuntasanPree Test Post Test

1509 Agung Prabowo 60 72 Belum Tuntas

1509 Ahmad Syarifudin A 64 76 Tuntas

1510 Ahmad Wahyudi 80 80 Tuntas

1511 Alif Lam Amin Nurdin 52 76 Tuntas

1512 Alvan Damianto 68 72 Belum Tuntas

1513 Aziz Raif Setiawan 60 68 Belum Tuntas

1514 Bagas Kara 54 76 Tuntas

1515 Bayu Indra Prasetyo 72 76 Tuntas

1516 Devan Andriansyah 64 80 Tuntas

1517 Fatkhur Rohman 76 80 Tuntas

1518 Fuan Abiyoga 80 72 Belum Tuntas

1519 Irvannudin Fadri 56 76 Tuntas

1520 Jumono Dwi Santoso 76 80 Tuntas

1521 Khanif Mukholifudin 76 84 Tuntas

1522 Kuat Ambar Prihatin 80 76 Tuntas

1523 Ludiono Saputro 60 84 Tuntas

1524 Luji Purwanto 64 68 Belum Tuntas

1525 Malik Ibrahim 56 76 Tuntas

Page 141: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

123

1526 Miftakhul Anwar 72 68 Belum Tuntas

1527 Moh. Reza Saputra 48 60 Belum Tuntas

1528 Mokhamad Arif Fauzan 56 68 Belum Tuntas

1529 Nasirudin 60 68 Belum Tuntas

1530 Nasrul Anwar 48 76 Tuntas

1531 Ngafifudin Khanif 72 76 Tuntas

1532 Nur Wahidin 52 72 Belum Tuntas

1533 Parlianto 48 76 Tuntas

1534 Ridho Dwi Prasetiyo 60 72 Belum Tuntas

1535 Rizqi Romadhoni 56 72 Belum Tuntas

1536 Rohudi 48 68 Belum Tuntas

1537 Rusli Nur Hidayat 56 72 Belum Tuntas

1538 Sahri Romadhon 60 68 Belum Tuntas

1539 Taufiqurrohman 64 60 Belum Tuntas

1540 Tri Haji Yatno 68 76 Tuntas

1541 Triyanto 52 76 Tuntas

1542 Uci Apriyanto 48 60 Belum Tuntas

1543 Wahyu Susanto 60 76 Tuntas

1544 Wahyu Widodo 56 64 Belum Tuntas

1545 Yoga Adi Saputra 60 60 Belum Tuntas

1546 Akhmad Sarifudin B 72 76 Tuntas

Jumlah 2414 2984

Rata-Rata 61,89 72,71

Page 142: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

124

LAMPIRAN 23

DAFTAR NILAI SISWA SIKLUS IIKELAS X TEKNIK KENDARAAN RINGAN

SMK Ma’arif 9 Klirong

NIS Nama Nilai Ketuntasan

1509 Agung Prabowo 88 Tuntas

1509 Ahmad Syarifudin A 92 Tuntas

1510 Ahmad Wahyudi 76 Tuntas

1511 Alif Lam Amin Nurdin 84 Tuntas

1512 Alvan Damianto 92 Tuntas

1513 Aziz Raif Setiawan 96 Tuntas

1514 Bagas Kara 84 Tuntas

1515 Bayu Indra Prasetyo 80 Tuntas

1516 Devan Andriansyah 92 Tuntas

1517 Fatkhur Rohman 80 Tuntas

1518 Fuan Abiyoga 88 Tuntas

1519 Irvannudin Fadri 80 Tuntas

1520 Jumono Dwi Santoso 76 Tuntas

1521 Khanif Mukholifudin 80 Tuntas

1522 Kuat Ambar Prihatin 92 Tuntas

1523 Ludiono Saputro 80 Tuntas

1524 Luji Purwanto 76 Tuntas

1525 Malik Ibrahim 92 Tuntas

Page 143: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

125

1526 Miftakhul Anwar 96 Tuntas

1527 Moh. Reza Saputra 80 Tuntas

1528 Mokhamad Arif Fauzan 88 Tuntas

1529 Nasirudin 92 Tuntas

1530 Nasrul Anwar 80 Tuntas

1531 Ngafifudin Khanif 80 Tuntas

1532 Nur Wahidin 80 Tuntas

1533 Parlianto 76 Tuntas

1534 Ridho Dwi Prasetiyo 80 Tuntas

1535 Rizqi Romadhoni 92 Tuntas

1536 Rohudi 80 Tuntas

1537 Rusli Nur Hidayat 76 Tuntas

1538 Sahri Romadhon 84 Tuntas

1539 Taufiqurrohman 92 Tuntas

1540 Tri Haji Yatno 84 Tuntas

1541 Triyanto 80 Tuntas

1542 Uci Apriyanto 92 Tuntas

1543 Wahyu Susanto 84 Tuntas

1544 Wahyu Widodo 76 Tuntas

1545 Yoga Adi Saputra 92 Tuntas

1546 Akhmad Sarifudin B 80 Tuntas

Jumlah 3292

Rata-Rata 84,41

Page 144: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

126

LAMPIRAN 24

Page 145: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

127

LAMPIRAN 25

Page 146: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

128

LAMPIRAN 26

Page 147: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

129

LAMPIRAN 27

Page 148: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

130

LAMPIRAN 28

Page 149: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

131

LAMPIRAN 29

DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN

Page 150: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

132

Page 151: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

133

Page 152: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

134

SILABUSNAMA SEKOLAH : SMK Ma’arif 9 KebumenMATA PELAJARAN : Dasar Kompetensi KejuruanKELAS/SEMESTER : X / 1 - 2STANDAR KOMPETENSI : Menggunaan alat-alat ukur ( measuring tools )KODE KOMPETENSI :ALOKASI WAKTU : 2 x 40 menit

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI

PEMBELAJARANKEGIATAN

PEMBELAJARANPENILAIA

N

ALOKASIWAKTU

SUMBERBELAJAR

TM

PS PI

1.Mengidentifikasi alat-alat ukur

Pengukurandimensi danvariabeldilaksanakantanpamenyebabkankerusakanterhadapperlengkapanataukomponenlainnya.

Pemilihan alatukur yangsesuai.

Penggunaanteknikpengukuranyang sesuaidan hasil-nyadicatatdenganbenar.

Seluruhkegiatanpengukurandilaksanakanber-dasarkanSOP(StandardOperationProcedures),undang-undang K 3(KeselamatandanKesehatanKerja),peraturanperundang-undangandan prosedur/kebijakanperusa-haan.

Jenis , dan fungsialat ukur mekanik.

Pengukuranberbagai jenisdimensi denganalat ukur mekanik

Prosedurpengukurandengan K3..

Memahami satuanmetrik dan britishdengan caramengali impormasipada modul.

Memahami jenisjenis alat mekanikmelalui diskusikelompok.

Memahamiprosedurpengunaan alatukur mekanikdengan mengaliimpormasi padamodul.

Mengukurpermukaan bidangdatar denganmembandingkanshop manual

Mengukurdiameterdalambenda krja denganmembandingkandengan shopmanual

Mengukurkedalaman lubangbenda kerja denganmembandingkanshop manual.

Mengukur kelurusanporos denganmembandingkanshop manual.

Pengukurankeolengan porosdenganmembandingkanshop manual.

PengukurandilaksanakansesuaiSOP.

Testtertulis

Non test(observasi/cek list)dan lisan

Praktek

4 2

(4)

2

(8)

Modul Servis

manual Alat ukur

mekanik Mistar

sorong Mistar

baja. Dial

indikator Cyinder

borgauge.

Micrometer

Filergauge

133

Page 153: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

135

2.Menggunakanalat-alatukurmekanik

Alat-alat ukurmekanik yang dapatdigunakan dipilihuntuk memenuhipersyarat-anpekerjaan.

Alat-alat ukurmekanik digunakansesuai denganprosedur-proseduruntuk mendapatkanhasil yang di-inginkan.

Alat-alat ukurmekanik yangsesuai digunakanuntuk mencegahkecelakaan ter-hadap diri sendiri,orang lain dankerusakan hasilpeker-jaan.

Seluruh kegiatanpengujian peralatandan perlengkapandilaksanakanberdasarkan SOP(StandardOperationProcedures),undang-undang K 3(Keselamatan danKese-hatan Kerja),peraturanperundang-undangan danprosedur/kebijakanperusa-haan

Prosedurpenggunaanalat-alat ukurmekanik

Pengunaanalat-alat ukurmekanik

Prosedurpemeliharaanalat-alat ukurmekanik

Pengklasifkasian alat-alatukur mekaniksesuaimanual

Prosedur K3.

MengKlasifikasikanalat-alat ukurmekanikberdasarkan fungsidan pengunaan.

Mengindentifikasialat-alat ukurmekanik sesuaifungsi danpengunaanya.

Mengunakan alat-alat ukur mekaniksesuai jenispekerjaan denganmemperhatikanprosedur K3

Test tertulis Non test

(observasi/cek list) danlisan

Praktek

2 2

(4)

2

(8)

Modul Servis

manual Alat ukur

mekanik Mistar

sorong Mistar

baja. Dial

indikator Cyinder

borgauge.

Micrometer

Filergauge

Page 154: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

136

3. Menggunakanalat-alat ukurpneumatik

Alat-alat ukurpneumatik yangdapat digunakandipilih untukmemenuhipersyarat-anpekerjaan.

Alat-alat ukurpneumatikdigunakan sesuaidengan prosedur-prosedur untukmendapatkan hasilyang di-inginkan.

Alat-alat ukurpneumatik yangsesuai digunakanuntuk mencegahkecelakaan ter-hadap diri sendiri,orang lain dankerusakan hasilpeker-jaan.

Seluruh kegiatanpengujianperalatan danperlengkapandilaksanakanberdasarkan SOP(StandardOperationProcedures),undang-undang K3 (Keselamatandan Kese-hatanKerja), peraturanperundang-undangan danprosedur/kebijakanperusa-haan

Prosedurpenggunaanalat-alat ukurpneumatik

Pengunaan alat-alat ukurpneumatik

Prosedurpemeliharaanalat-alat ukurpneumatik

Pengklasifkasianalat-alat ukurpneumatiksesuai manual

Prosedur K3.

MengKlasifikasikanalat-alat ukurpneumatikberdasarkan fungsidan pengunaan.

Mengindentifikasialat-alat ukurpneumatik sesuaifungsi danpengunaanya.

Mengunakan alat-alat ukurpneumatik sesuaijenis pekerjaandenganmemperhatikanprosedur K3

Test tertulis Non test

(observasi/ceklist) dan lisan

Praktek

2 2

(4)

2

(8)

Modul Servis

manual Alat ukur

peneumatik

Page 155: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

137

4. Menggunakanalat-alat ukurelektric/elektronik

Alat-alat ukurelektric/elektronikyang dapatdigunakan dipilihuntuk memenuhipersyarat-anpekerjaan.

Alat-alat ukurelektric/elektronikdigunakan sesuaidengan prosedur-prosedur untukmendapatkan hasilyang di-inginkan.

Alat-alat ukurelektric/elektronikyang sesuaidigunakan untukmencegahkecelakaan ter-hadap diri sendiri,orang lain dankerusakan hasilpeker-jaan.

Seluruh kegiatanpengujianperalatan danperlengkapandilaksanakanberdasarkan SOP(StandardOperationProcedures),undang-undang K3 (Keselamatandan Kese-hatanKerja), peraturanperundang-undangan danprosedur/kebijakanperusa-haan

Prosedurpenggunaanalat-alat ukurelektric/elektronik

Pengunaan alat-alat ukurelektric/elektronik

Prosedurpemeliharaanalat-alat ukurelektric/elektronikPengklasifkasianalat-alat ukurpneumatik sesuaimanual

Prosedur K3.

MengKlasifikasikanalat-alat ukurelektric/elektronikberdasarkan fungsidan pengunaan.

Mengindentifikasialat-alat ukurelektric/elektroniksesuai fungsi danpengunaanya.

Mengunakan alat-alat ukurelektric/elektroniksesuai jenispekerjaan denganmemperhatikanprosedur K3

Test tertulis Non test

(observasi/ceklist) dan lisan

Praktek

2 2

(4)

2

(8)

Modul Servis

manual Alat

ukurelektric

Page 156: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

138

5.Merawatalatukur.

Pemeliharaan alatukur dilak-sanakantanpamenyebabkankerusakanterhadapperlengkapan ataukomponenlainnya.

Pemeliharaan rutindan pe-nyimpananalat ukursesuaispesifikasipabrik.

Pemeriksaan danpenyetelansecararutin padaalat ukurtermasukkali-brasialat ukurdilaksanakan sebelumdigunakan.

Seluruhkegiatanpemeliha-raandilaksanakan berda-sarkanSOP(StandardOperationProcedures), undang-undang K 3(Kese-lamatandanKesehatanKerja),peraturanperundang-undangandanprosedur/kebijakanperusa-haan.

TeknikperawatanAlat Ukur.

Perawatanalat ukurmekanik

Perawatansesuai prosedurdanK3.Pemilihandan

Memahamitujuanperawatanalat ukurdenganmenggaliimformasi

Memahamiprosedurperawatanalat ukurmekanikdengancaramenggaliimformasi.

Merawatalat ukurmekanikdengancara kerjakelompok.

Merawatalat ukursesuaiprosedurK3.

Testtertulis

Non test(observasi/ceklist) danlisan

Praktek

2 2

(4)

2

(8)

Modul Servis

manual Alat

ukurmekanik

Mistarsorong

Mistarbaja.

Dialindikator

Cyinderborgauge.

Micrometer

Filergauge

Page 157: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED …

139

136137


Top Related