penerapan model pembelajaran kooperatif tipe check

240
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA NEGERI 14 GOWA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi PendidikanFisika Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Oleh: SHINTA JUSPITA DEWI NIM : 20600115029 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2019

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK

KELAS XI IPA SMA NEGERI 14 GOWA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi PendidikanFisika

Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan

UIN Alauddin Makassar

Oleh:

SHINTA JUSPITA DEWI

NIM : 20600115029

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2019

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK
Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK
Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK
Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur tiada hentinya penulis haturkan kehadirat Allah swt yang

Maha pemberi petunjuk, anugerah dan nikmat sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Pair Check Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI IPA

SMA Negeri 14 Gowa

Allahumma Sholli ’ala Muhammad, penulis curahkan ke hadirat junjungan

umat, pemberi syafa’at, penuntun jalan kebajikan, penerang di muka bumi ini,

seorang manusia pilihan dan teladan kita, Rasullulah saw, beserta keluarga, para

sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman, Aamiin.

Penulis merasa sangat berhutang budi pada semua pihak atas kesuksesan

dalam penyusunan skripsi ini, sehingga sewajarnya bila pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan

semangat dan bantuan, baik secara material maupun spiritual. Skripsi ini terwujud

berkat uluran tangan dari insan-insan yang telah digerakkan hatinya oleh Sang

Khaliq untuk memberikan dukungan, bantuan, dan bimbingan bagi penulis.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih, rasa hormat dan

teristimewa kepada kedua orang tuaku, Ayahanda Sirajuddin dan Ibunda

Hirma atas segala doa dan pengorbanannya yang telah melahirkan, mengasuh,

memelihara, mendidik, dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang serta

pengorbanan yang tak terhitung sejak dalam kandungan hingga dapat

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

vi

menyelesaikan studiku dan selalu memberiku motivasi dan dorongan baik moril

maupun materil.

Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-

dalamnya, penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Musafir Pababbari M. Si., Rektor UIN Alauddin Makassar

beserta Prof. Mardan, M.Ag., (Wakil Rektor I), Prof. Dr. H. Lomba

Sultan, M.A., (Wakil Rektor II), Prof. Siti Aisyah, M.A., Ph.D (Wakil

Rektor III), Prof. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D atas segala fasilitas yang

diberikan dalam menimba ilmu didalamnya.

2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc., M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan beserta Dr. Muljono Damopolii, M.Ag., (Wakil Dekan I), Dr.

Misykat Malik Ibrahim, M.Si., (Wakil Dekan II), Prof. Dr. H.

Syahruddin, M.Pd., (Wakil Dekan III) atas segala fasilitas yang diberikan

dan senantiasa memberikan dorongan, bimbingan dan nasihat kepada penulis.

3. Dr. H. Muhammad Qaddafi, S.Si., M.Si., dan Rafiqah, S.Si., M.Pd., Ketua

dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Alauddin Makassar yang senantiasa memberikan kebijakan, dorongan,

bimbingan, dan nasehat untuk penyusunan skripsi ini.

4. Dra. Hamsiah Djafar, M.Hum. dan A. Jusriana, S.Si., M.Pd., Pembimbing

I dan Pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk

membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

vii

5. Suhardiman, S.Pd., M.Pd., dan Muh. Syihab Ikbal, S.Pd., M.Pd., selaku

validator ahli untuk instrumen penelitian.

6. Junaede, S.Pd., M.Pd guru mata pelajaran Fisika SMA Negeri 14 Gowa.

7. Dra.Fauziah, M.M Kepala Sekolah SMA Negeri 14 Gowa yang bersedia

menerima dan bekerjasama dengan peneliti untuk mengadakan penelitian di

sekolah tersebut.

8. Seluruh staf pengajar dan karyawan yang berada dalam lingkungan Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan ilmu

yang sangat bermanfaat dan yang telah membantu kelancaran proses

penulisan skripsi ini.

9. Kepada teman-teman kelasku tercinta Fisika A dan teman-teman angkatan

2015 tanpa terkecuali, terima kasih atas kebersamaannya menjalani hari-hari

perkuliahan, semoga menjadi kenangan terindah yang tak terlupakan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis menerima saran dan kritik yang

sifatnya konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis memohon ridho dan

maghfirahnya, semoga segala dukungan serta bantuan semua pihak mendapat

pahala yang berlipat ganda di sisi Allah SWT, semoga karya ini dapat bermanfaat

kepada para pembaca, Aamiin…

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. .... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

ABSTRAK ....................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 8

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9

E. Hipotesis ...................................................................................... 10

F. Definisi Operasional Variabel...................................................... 10

G. Kajian Pustaka...............................................................................11

BAB II TINJAUAN TEORETIS .................................................................... 13

A. Belajar .......................................................................................... 13

B. Hasil Belajar................................................................................. 16

C. Model Pembelajaran .................................................................... 33

D. Model Pembelajaran Kooperatif...................................................40

E. Strategi Pembelajaran Kooperatif ................................................ 42

F. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif............................................43

G. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Check....................... 47

H. Kerangka Pikir ............................................................................. 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 51

A. Jenis dan Desain Penelitian .......................................................... 51

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

ix

B. Lokasi Penelitian .......................................................................... 51

C. Populasi dan Sampel .................................................................... 52

D. Instrumen Pengumpulan Data dan Validitas Instrumen .............. 53

E. Prosedur Penelitian ...................................................................... 54

F. Tehnik Pengumpulan Data............................................................56

G. Teknik Analisis Data ................................................................... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 59

A. Hasil Penelitian ............................................................................ 59

B. Pembahasan.................................................................................. 68

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 71

A. Kesimpulan .................................................................................. 71

B. Implikasi Penelitian ..................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 75

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 147

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

x

DAFTAR TABEL

3.1 : Rekapitulasi peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa ............. 52

3.2 : Sampel penelitian .................................................................................... 53

3.3 : Kategorisasi hasil belajar ......................................................................... 58

4.1 : Distribusi hasil belajar peserta didik kelas XI IPA 3 setelah diajar

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pair check ................. 62

4.2 : Statistik deskriptif peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa .. 64

4.3 : Kategorisasi test hasil belajar kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa ....... 65

4.4 : Uji normalitas hasil belajar fisika menggunakan program SPSS ............ 66

4.5 : Hasil perhitungan uji hipotesis hasil belajar fisika ................................. 67

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

xi

DAFTAR GAMBAR

2.1 : Skema alur kerangka pikir ....................................................................... 50

3.1 : Desain Penelitian one shout case study ................................................... 51

4.1 : Diagram Distribusi Frekuensi hasil belajar peserta didik kelas XI IPA 3

SMA Negeri 14 Gowa ............................................................................... 63

4.2 : Grafik kategorisasi test hasil belajar XI IPA SMA Negeri 14 Gowa ..... 65

4.3 : Diagram plot untuk tes pada kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa ......... 67

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Data Penelitian ..................................................................................... 77

Lampiran B: Analisis Deskriptif ................................................................................ 78

B.1 Analisis Deskriptif Nilai Hasil Belajar Peserta didik ................................. 79

B.2 Kategorisasi Nilai Hasil Belajar ................................................................. 80

Lampiran C: Analisis Inferensial ............................................................................... 81

C.1 Uji Normalitas Kelas XI IPA 3 .................................................................. 82

C.2 Uji T Satu Sampel ...................................................................................... 87

Lampiran D: Instrumen Penelitian ............................................................................. 88

D.1 Instrumen Tes Hasil Belajar ....................................................................... 89

D.2 Instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................................... 95

D.3 Lembar Observasi Kegiatan Guru dan Peserta didik ............................... 123

D.4 Validasi Instrumen ................................................................................... 129

Lampiran E: Format Validasi Instrumen.................................................................. 132

E.1 Format Validasi Instrumen Perangkat Pembelajaran (RPP) .................... 132

E.2 Format Validasi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Guru ............... 136

E.3 Format Validasi Instrumen Lembar Observasi

Aktivitas Peserta Didik ............................................................................ 138

Lampiran F: Persuratan dan Dokumentasi ............................................................... 141

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

xiii

ABSTRAK

Nama : Shinta Juspita Dewi

NIM : 20600115029

Judul : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Check

Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 14

Gowa

Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperiment dengan desain one

shout case study yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe pair check kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 135 peserta didik Sampel penelitian ini berjumlah 35 peserta didik terdiri atas satua kelas yang dipilih dengan menggunakan teknik convinience sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes hasil belajar peserta didik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar fisika peserta didik setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe pair check kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa maka hasil belajar peserta didik lebih besar dari KKM 75. Meningkatnya hasil belajar peserta didik dikarenakan antusiasnya peserta didik dalam proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe pair check secara signifikan efektif terhadap hasil belajar peserta didik pada materi suhu dan kalor kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa dimana nilai T hitung yang diperoleh t tabel > (42,61 > 1,697).

Implikasi dari penelitian ini yaitu pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe pair check memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa, maka dianjurkan bagi peneliti selanjutnya agar mempertimbangkan penggunaan metode ini dalam meningkatkan hasil belajar. Adapun bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan pertimbangan, khususnya yang ingin melakukan penelitian yang serupa.

Kata Kunci: model pembelajaran kooferatif, pair chek, hasil belajar

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

xiv

ABSTRAK

Name : Shinta Juspita Dewi

NIM : 20600115029

Title : The Application of the Cooperative Learning Model Type of Pair

Check on the Learning Outcomes of class XI IPA 14 SMA Negeri

Gowa

This research is a pre-experimental research design with one shout case study that aims to determine student learning outcomes after the pair check model cooperative learning model is applied to class XI IPA of SMA Negeri 14 Gowa public high school is imlemented.

The population in this study were all students of class XI IPA SMA 14 Gowa in the 2018/2019 academic year totaling 135 students. The sample of this study consisted of 35 students consisting of two classes selected using convinience sampling techniques, namely the selection of samples based on considerations certain considerations. The instrument used in this study was a student achievement test.

The results showed that the learning outcomes of students' physics after applying the cooperative learning model of pair check class XI IPA of SMA Negeri 14 Gowa, the learning outcomes of students were greater than KKM 75. The increase in student learning outcomes was due to the enthusiasm of students in the learning process. The application of the pair check type cooperative learning model was significantly effective on the learning outcomes of students in the temperature and heat content of class XI IPA 14 Gowa High School where the calculated T value obtained t table> (42.61> 1.697).

The implication of this research is learning by applying the pair check type cooperative learning model gives an influence on student learning outcomes, it is recommended for further researchers to consider using this method in improving learning outcomes. As for further researchers, the results of this study can be used as reference material and consideration, especially those who want to conduct similar research.

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran yang

dilaksanakan secara sadar dan terencana. Bagi setiap individu, pendidikan ini

merupakan suatu kebutuhan dalam hidup karena dengan pendidikan seseorang

akan mempunyai suatu keterampilan yang dapat digunakan untuk hidup

dimasyarakat, bangsa dan negara. Istilah pendidikan atau paedagogie ini lebih

menekankan dalam hal praktik, yaitu menyangkut proses pembelajaran.

Menurut Langeveld pendidikan adalah usaha, pengaruh, perlindungan, dan

bantuan yang diberikan kepada anak tertuju pada pendewasaan anak itu, atau lebih

tepatnya membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.1

Dalam UU No. 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2

1Dewa Gede Suparta, dkk, Pengaruh Model Pembelajaran KooperatifTeknik Make A Match

Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPS (Singaraja: Pascasarjana Universitas Pendidikan

Ganesha. 2015), h. 2.

2Dewa Gede Suparta, dkk, Pengaruh Model Pembelajaran KooperatifTeknik Make A Match

Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPS, h. 2-3.

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

2

Allah berfirman dalam QS Al-Mujadilah/: 11.

ق ل ا ذ ق ا ذ قواقإ ق م ك ا قل قالله حذ سا ف ا ي و ق ح سا اف ا قف الذسذق جا ما قفذيق ل و ح سه فا ا ت ق م ك ا قل ل ا ذ ق ا ذ قإ و ن قآما ينا ذذ ه اق ل ها ي ا اقأ ي

ق ونا ل ما ع ا ت اق ما ذ ب ق الله قوا ق ات جا را قدا ما ل عذ ق ل و وت قأ ينا ذذ ه قوا ل م ك ن قمذ و ن قآما ينا ذذ ه ق ل قالله عذ فا ر ا ي و ق ز ش ن ا ا و قف ز ش ن

)۱۱( لر ذ ب خا

Terjemahnya:

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-

lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S. al-

Mujadilah,58: 11)”

Isi kandungan pada ayat diatas yaitu hai orang-orang yang beriman, apabila

dikatakan pada kalian, berlapang-lapanglah) berluas-luaslah (dalam majelis”) yaitu

mejelis tempat Nabi saw. Berada, dan majelis zikir sehingga orang-orang yang datang

kepada kalian dapat tempat duduk. Menurut sesuatu qiraat lafal al-majaalis dibaca al-

majlis dalam bentuk mufrad (maka lapangkanlah, niscaya allah akan memveri

kelapangan untuk kalian) di surga nanti. (dan apabila dikatakan, ”berdirilah kalian”)

untuk melakukan shalat dan hal-hal lainnya yang termasuk amal-amal kebaikan

(maka berdirilah) menurut qiraat lainnya kedua-duanya dibaca fansyuzuu dengan

memakai harakat damah pada huruf syinnya (niscaya Allah akan meninggalkan

orang-orang yang beriman diantara kalian) karena ketaatannya dalam hal tersebut

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

3

(dan) dia meninggalkan pula (orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat) di surga nanti. Dan allah mengetahui apa yang kalian kerjakan).

Ayat ini diturunkan pada hari jum’at ketika rasulullah saw berada disatu

tempat yang sempat yang sempit dan menjadi kebiasaan bagi beliau memberikan

tempat khusus buat para sahabat yang terlibat dalam perang badar, karena besarnya

jasa mereka. Ketika majelis tengah berlangsung datanglah beberapa orang sahabat

yang mengikuti perang badar. Kemudian datang pula lainnya. Mereka yang datang

member salam, dan rasul pun serta sahabat menjawab salam tersebut. Tetapi mereka

yang telah datang lebih dahulu (yang sudah duduk) tidak bergeser sedikitpun dari

tempat duduknya, sehingga mereka yang baru datang berdiri terus. Maka Nabi SAW

memerintahkan kepada sahabat-sahabat yang lain yang tidak terlibat dalam perang

badar untuk mengambil tempat lain agar para sahabat yang berjasa itu duduk di dekat

nabi.perintah Nabi itu mengecilkan hati mereka yang disuruh berdiri, dan ini yang

digunakan oleh kaum munafik untuk memecah belah dengan berkata : “katanya

Muhammad berlaku adil, tetapi ternyata tidak.”Nabi yang mendengar kritik itu

bersabda. “Allah merahmati siapa yang memberi kelapangan bagi saudaranya”. Kaum

beriman menyambut tuntunan nabi dan ayat diataspun turun mengukuhkan perintah

dan sabda Nabi itu. (Tafsir Al-jalalain).

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

4

ق

Artinya : “Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang

besar".(QS. Luqman: 13)

Isi kandungan pada ayat diatas adalah dan ingatlah ketika luqman berkata

kepada anaknya, di waktu ia menasihatinya, “hai anakku lafall bunayya adalah bentuk

tashghir yang dimaksud adalah memanggil anak dengan nama kesayangannya

(janganlah kamu mempersetukan Allah, sesungguhnya mempersetukan Allah,

sesungguhnya mempersekutukan) Allah itu (adalah benar _benar kelaliman yang

besar.) maka anaknya itu bertobat kepada Allah dan masuk islam. (Tafsir Quraish

Shihab).

Salah satu permasalahan pendidikan yang menjadi prioritas untuk segera

dicari pemecahannya adalah masalah kualitas pendidikan, khususnya kualitas

pembelajaran. Dari berbagai kondisi dan potensi yang ada, upaya yang dapat

dilakukan berkenaan dengan peningkatan kualitas pembelajaran disekolah adalah

mengembangkan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik dan

memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan pendidikan yang berkelanjutan.3

3 Mustawarman dan Ali Umar Dani, Perbandingan hasil belajar fisika antara model

pembelajaran lesson study dan model pembelajran kooperatif tipe STAD(Study teams achievement

division) siswa kelas XI IPA SMA YAPIP Kab. Gowa Provinsi Sulawesi Selatan.Jurnal Pendidikan

Fisika. Vol 1 No2 (2013). h. 142.

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

5

Fisika merupakan ilmu yang bersifat abstrak, sehingga jika dijelaskan dalam

bentuk nyata maka diharapkan pelajaran akan lebih mudah diperoleh oleh peserta

didik. Hendaknya untuk mencapai tujuan tersebut penyajian materi dari mata

pelajaran fisika disertaidengan kegiatan praktikum di laboratorium, tetapi pada

kenyataannya tidak semua pembahasan materi dapat disimulasikan pada kegiatan

praktikum dikarenakan adanya beberapa pertimbangan dari pihak laboratorium dan

sekolah.

Terkait penyelenggaraan pembelajaran di sekolah seorang guru memegang

peranan penting. Kondisi proses pembelajaran di tingkat sekolah saat ini masih

menekankan pada aspek pengetahuan dan masih sedikit yang mengacu pada

keterlibatan peserta didik pada proses pembelajaran itu sendiri. Guru dapat

merancang pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh

pengalaman belajar yang bermakna.

Hal ini juga yang mengakibatkan proses pembelajaran yang dilalui oleh

peserta didiktidak menjadi maksimal sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak

maksimal. Guru harus menghayati peran yang dilakoni sehingga bisa menciptakan

proses pembelajaran yang benar-benar berkualitas dengan memberikan pengalaman

belajar yang bermakna serta mampu menumbuhkan budaya belajar bagi peserta didik,

yang pada nantinya akan berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Sudah

menjadi kenyataan sehari-hari dimana proses belajar mengajar dikelas kurang dapat

membantu peserta didik bagaimana belajar dengan benar. Hal ini mungkin

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

6

disebabkan oleh strategi, metode atau cara yang digunakan guru belum tepat atau

kurang disenangi oleh guru.4

Salah satu cara atau model yang digunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran masih bersifat konvensional. Pada proses pembelajaran ini cenderung

pembelajaran berlangsung satu arah yaitu dari guru ke peserta didik saja. Selama

proses pembelajaran seperti ini peserta didik akan merasa bosan serta kurangnya

aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Dalam keadaan seperti ini peserta

didik tidak akan mau bertanya kepada gurunya tentang hal-hal yang tidak dimengerti.

Hal ini disebabkan oleh peserta didik merasa takut untuk mengemukakan pendapat

atau pertanyaan, peserta didik mungkin bingung dengan apa yang akan ditanyakan.

Disamping itu peserta didik kurang dilatih untuk mengembangkan ide-ide dalam

memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Banyak ragam metode pengajaran. Masing-masing metode memiliki

kelebihan dan kekurangan. Ketepatan dan kebaikan metode pengajaran adalah jika ia

dapat mendukung dan didukung oleh faktor-fakor pengajaran. Salah satu metode

pembelajaran kooperatif yaitu metode pembelajaran pair check adalah model

pembelajaran dimana peserta didik diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan

berinteraksi dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara

pendidik bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas peserta didik. Selain

itu, pada model ini peserta didik dilatih bekerja sama untuk mengerjakan soal-soal

atau memecahkan masalah secara berpasangan, kemudian saling

4Dewa Gede Suparta, dkk, Pengaruh Model Pembelajaran KooperatifTeknik Make A Match

Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPS, h. 3.

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

7

memeriksa/mengecek pekerjaan atau pemecahan masalah masing-masing

pasangannya.5

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Ibu Azizah S.Pd, selaku guru

materi fisika di SMAN 14 Gowa Tahun Ajaran 2017/2018. Berdasarkan pengambilan

data hasil ujian semester genap Tahun Ajaran 2017/2018 diperoleh informasi bahwa

pada umumnya peserta didik kurang mampu menyelesaikan masalah yang terkait

dengan materi fisika.Data yang ada menunjukkan bahwa hasil belajar fisika peserta

didik masih di bawah rata-rata dan belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimum) yaitu dengan standar KKM 75. Selain itu alasan peserta didik merasa

pelajaran fisika sulit adalah karena harus bergelut dengan perhitungan-perhitungan

yang sulit dan rumus yang memerlukan daya ingat serta daya analisis dalam

penggunaannya.

Selain itu, peneliti juga mencoba melakukan wawancara kepada salah satu

peseta didik semester genap tahun 2017kelas XI IPA SMANegeri 14 Gowa yakni

Adnan Imam Hidayat, menyatakan bahwa dalam belajar fisika sering mengalami

kesulitan belajar disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap konsep, adanya

banyak rumus-rumusserta kurang mampu dalam mengoperasikan bentuk

perhitungan.Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa mempelajari dan mengajarkan fisika

memerlukan metode penyampaian yang baik dan kreatif oleh tenaga pendidik

sehingga menarik perhatian peserta didik untuk memperhatikan pelajaran sehingga

mampu dalam proses belajar mengajar.

5Dewa Gede Suparta, dkk, Pengaruh Model Pembelajaran KooperatifTeknik Make A Match

Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPS, h. 3.

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

8

Penelitianterdahulu dilakukan oleh Fandi Ahmad (Jurnal Sainsmat,

September 2016, Halaman 137-142) yang hasil penelitiannya bahwa terdapat

peningkatan hasil belajar peserta didik setelah menerapkan metode pembelajaran Pair

Check.Hal ini dijelaskan dalam buku Miftahul Huda menyatakan bahwa dengan

menggunakan metode pembelajaran Pair Check dapat meningkatkan Hasil belajar

peserta didik sehingga dalam penelitian ini peneliti akan menerapkan metode yang

sama dengan mengukur hasil belajar peserta didik.

Namun dalam penelitian ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipePair Check dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan

menggunakan RPP perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang dapat

digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan

penelitian yang sama dengan sebelumnya untuk melihat hasil belajar peserta didik

dengan menggunakan RPP dan Tes Soal kelas XI IPASMANegeri 14 Gowa Kab.

Gowa yang sesuai dengan standar KKM.

Latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan dalam penelitian ini

peneliti mengambil sebuah judul yaitu: Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Pair Check Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas

XI IPA SMANegeri 14 Gowa.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana hasil belajar

fisika peserta didik setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe pair check

kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa?

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

9

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah

diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe pair check kelas XI IPA SMANegeri

14 Gowa.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh mengenai penerapan metode pembelajaranPair

Check dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik, yaitu:

1. Bagi Peneliti

a. Untuk menambah wawasan dan sebagai acuan untuk mengembangkan penelitian

selanjutnya.

b. Memperoleh pengalaman langsung dalam menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe pair check

c. Memperoleh bekal tambahan bagi calon guru fisika sehingga diharapkan dapat

bermanfaat ketika terjun dilapangan.

2. Bagi Tenaga Pendidik

a. Sebagai pertimbangan guru dalam memilih model pembelajaran yang akan

digunakan dalam memberikan pembelajaran.

b. Memperoleh pengetahuan dalam melaksanakan variasi pembelajaran fisika yang

menyenangkan dan efektif.

3. Bagi Peserta Didik

a. Memperoleh materi fisika menggunakan tipe pair check yang bermanfaat bagi

peserta didik dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

b. Mempermudah peserta didik untuk menyerap materi yang diberikan.

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

10

E. Hipotesis

Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah Jika menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe pair checkkelas XI IPASMANegeri 14 Gowa maka

hasil belajar fisika peserta didik lebih besar dari KKM 75.

F. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka definisi operasiona

variabel penelitian ini dapat diidentifikasikan yaitu: (1) Metode pembelajaran Pair

Check dan (2) hasil belajar peserta didik. Penjabaran dari hal tersebut yaitu:

1. Variabel Dependen

Metode pembelajaran Pair Check merupakan salah satu pembelajaran

berkelompok atau memasangkan peserta didik untuk melatih kerja sama dalam

berpasangan dan kemampuan memberi penilaian. Di mana tenaga pendidik membagi

peran menjadi partner dan pelatih kemudian pelatih memberi soal, partner menjawab

setelah itu pengecekan jawaban partner yang menjawab satu soal dengan benar

berhak mendapatkan kupon dari pelatih, selanjutnya partner dan pelatih bertukar

peran, dan tim yang paling banyak mendapat kupon diberi hadiah atau reward oleh

guru.

2. Variabel Independen

Hasil belajar merupakan nilai atau skor yang diperolah oleh peserta didik

setelah menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh tenaga pendidik, dimana

hasilnya berupa angka atau nilai. Adapun hasil belajar termasuk dalam ranah kognitif

(cognitive domain) yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan

evaluasi. Yang akan disesuaikan dengan kompetensi dasar pada materi Suhu dan

Kalor diukur dengan menggunakan instrumen hasil belajar.

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

11

G. Kajian Pustaka

Adapun penelitian terdahulu yang relevan yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh R. Lestari, S. Linuwih (2012) yang berjudul

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks Pemecahan

Masalah Untuk Meningkatkan Social Skill Siswa. Hasil penelitiannya adalah

Social Skill siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Hal ini

didapatkan dari data angket skala sikap siklus I ke siklus II ketuntasan

klasikalnya meningkat dan sebagian besar siswa sudah memiliki social skill

yang baik. Hasil belajar kognitif siswa juga mengalami peningkatan. Model

pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks pemecahan masalah dapat

meningkatkan social skill siswa.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Fandi Ahmad (2016) yang berjudul Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks Dalam Meningkatkan

Motivasi dan Hasil Belajar IPA Tepadu Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 1

Tabulahan Kab. Mamasa. Hasil penelitiannya ini diperoleh disimpulkan

bahwa terjadi peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dengan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe pair checks.

3. Penelitian yang dilakukan Rypan Supriatna dan Ekasatya Aldila Afriansyah

yang berjudul kemampuan pemahaman matematis peserta didik melalui

cooperative learning tipe pair checks vs problem based learning. Pada

penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan peningkatan

kemampuan akhir yang siqnifikan antara peserta didik yang mendapatkam

model pembelajaran kooperatif tipe pair check dan model problem based

learning. Respon peserta didik terhadap model pembelajaran kooperatif tipe

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

12

pair check menghasilkan respon sangat baik dan respon peserta didik terhadap

model problem based learning menghasilkan respon sangat baik.

4. Penelitian yang dilakukan G. A. Ayu Putu Dina Puspita , dkk (2018) yang

berjudul pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe pair checks terhadap

penguasaan kompetensi pengetahuan ips siswa kelas IV SD gugus II kuta

selatan tahun ajaran 2017/2018. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe pair checks berpengaruh terhadap

penguasaan kompetensi pengetahuan ips siswa kelas IV SD gugus II kuta

selatan tahun ajaran 2017/2018.

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

13

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.6Mengutip

beberapa defenisi belajar menurut beberapa ahli. belajar adalah proses orang

memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. Bukunya “Teaching in

Further Education”, belajar adalah modifikasi yang tampak dari perilaku seseorang

melalui kegiatan-kegiatan dan pengalaman-pengalamannya, sehingga pengetahuan

keterampilan dan sikapnya, termasuk penyesuaian cara-caranya, terhadap lingkungan

yang berubah-ubah. belajar adalah suatu perubahan dalam perbuatan sebagai hasil

dari latihan.7

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan

pengalaman. Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari hidupnya,

yang berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan di mana saja.8 Belajar merupakan

suatu proses internal yang mencakup ingatan, pengolahan informasi, emosi, dan

aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses

berfikir yang sangat kompleks.9

6Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya . (Jakarta: Rineka Cipta. 2003.)

h.2.

7Sahabuddin. Belajar dan Mengajar. (Makassar: UNM Makassar. 2007) h. 80-81.

8Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. (Jakarta: Bumi

Aksara. 2001) h.154.

9Budiningsih, C. Asri. Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta. 2005) h. 34.

13

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

14

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan.

Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut

pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme

atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar,

mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses, dan hasil belajar, kesemuanya

termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi, hakikat belajar adalah

perubahan.10

Pendapat para ahli mengenai belajar dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwa

belajar adalah suatu aktivitas yang menuju pada perubahan tingkah laku pada diri

individu melalui proses interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan rana

kognitif, afektif dan psikomotorik, di mana perubahan tingkah laku terjadi karena

latihan atau pengalaman.

Menurut pengertian psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan

yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata

dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.11

Belajar adalah sepanjang hayat atau sekurang-kurangnya ia terus belajar

walaupun sudah lulus di sekolah. Proses belajar dan perkembangan, siswa sendirilah

10Djamarah, Bahri Syaiful dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka

Cipta. 2006) h 11.

11Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya(Cet.5; Jakarta:Rineka

Cipta,2010),h.2.

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

15

yang mengalami, melakukan dan menghayatinya. Dengan adanya belajar terjadilah

perkembangan jasmani dan mental siswa. Pendidikan merupakan faktor ekstern bagi

terjadinya belajar.12

Anthony Robbins, mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan

hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu

(pengetahuan) yang baru. Definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu:

(1) penciptaan hubungan, (2) sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah dipahami, dan (3)

sesuatu pengetahuan yang baru. Jadi dalam makna belajar, disini bukan berangkat

dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui, tetapi merupakan keterkaitan dari dua

pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru.13

Unsur terpenting dalam mengajar ialah merangsang serta mengarahkan siswa

belajar. Mengajar pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menolong para siswa

untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, serta ide dan apresiasi yang

menjurus kepada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa. Cara mengajar

guru yang baik merupakan kunci dan prasyarat bagi siswa untuk dapat belajar dengan

baik. Salah satu tolok ukur bahwa siswa telah belajar dengan baik ialah jika siswa itu

dapat mempelajari apa yang seharusnya dipelajari, sehingga indikator hasil belajar

yang diinginkan dapat belajar.14

12Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Cet.V; Jakarta:PT Rineka

Cipta,2013),h.7.

13Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep Landasan dan

Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan pembelajaran (KTSP) (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2008),h.39.

14Sahabuddin,Mengajar dan Belajar,(UjungPandang: Universitas Negeri Makassar,

1999),h.30.

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

16

B. Hasil Belajar

Menurut pengertian psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan

yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata

dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.15

Hasil belajar merupakan perubahan dalam belajar yang menjadi hal paling

penting dalam pembelajaran.Dalam buku Nana Sudjana mengatakan bahwa hasil

belajar peserta didik pada dasarnya merupakan perubahan tingkah laku dari peserta

didik sebagai hasil belajar dalam arti yang luas mencakup pada bidang kognitif,

efektif juga psikomotorik.16Menurut Dimyati dan Mudjiono juga mengatakan bahwa

hasil belajar adsala hasil dari interaksi belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan

peserta didiknya.17

15Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,(Cet. V; Jakarta:Rineka Cipta,

2010),h. 2.

16Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya.

2009) h. 3.

17Dimyanti Dan Mudjiono Belajar Dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Rineke Cipta. 2006) h. 3-

4.

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

17

Ada enam jenis dari perilaku ranah kognitif, yaitu18:

1. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang sudah dipelajarinya

dan tersimpan dalam ingatannya. Pengetahuan tersebut berkaitan dengan fakta,

teori, prinsip,peristiwa atau juga metode.

2. Pemahaman, berkaitan dengan kemampuan menangkap dalam hal arti serta makna

yang telah dipelajari

3. Penerapan, berkaitan dengan kemampuan untuk menerapkan metode untuk

menghadapi masalah yang baru dan nyata

4. Analisis, berkaitan dengan merincikan suatu kesatuan dalam bagian terstentu

sehingga terstruktur dan udah dipahami dengan baik

5. Sintesi, berkaitan dengan kemampuan dalam membentuk suatu pola baru misalnya

dalam menyusun suatu program tertentu

6. Evaluasi, berkaitan dengan kemampuan dalam membentuk pendapat tentang

beberapa hal berdasarkan karakteristik tertentu.

Pertanyaan yang inti sebelum melakukan penilaian yaitu apa yang harus

dinilai itu. Terhadap pertanyaan ini maka kembali kepada unsur yang terdapat

dalam proses pembeajaran. Ada empat unsurutama dalam proses pembelajaran, yaitu

tujuan-bahan-metode dan alat serta penilaian.Tujuan sebagai arah dari proses

pembelajaran pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan mampu

18Dimyanti Dan Mudjiono Belajar Dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Rineke Cipta. 2006) h.

26-27.

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

18

dikuasai oleh peserta didik setelah menerimah atau menempuh pengalaman

belajarnya.Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari

kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar-mengajar agar

sampai kepada tujuan yang telah diterapkan. Metode dan juga alat merupakan cara

atau teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah

usaha atau tindakan untuk mengetahui sejauh manakah tujuan yang telahtercapai atau

tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui berhasil

atau tidaknya proses dan hasil belajar siswa.19

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh peserta didik untuk

memperoleh perubahan tingkah laku bari dari peserta didik secara menyeluruh,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannyaHasil

belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami pengalaman

belajarnya.20 Berdasarkan pendapat itu, maka dapat diketahui bahwa setiap kali

peserta didik melakukan pembelajaran maka pada akhirnya peserta didik tersebut

mengalami perubahan sebagai akibat dari pembelajaran yang telah dialaminya.

Perubahan yang dialami leh peserta didik itu sendiri yang biasa disebut dengan hasil

belajar. Perubahan yang terjadi pada diri seseorang begitu banyak baik dari segi sifat

19Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya.

2009) h.22 .

20Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar .h.22 .

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

19

maupun jenisnya oleh karena itu sudah pasti setiap perubahan dari diri seserang itu

bukanlah arti dari belajar.21

Hasil belajar juga bisa dijelaskan dengan memahami dua kata yang ada, yaitu

“hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk bahwa suatu perolehan

akibat yang dilakukan suatu aktivitas atau proses yang akibat berubahnya input secara

fungsional. Hasil produksi adalah suatu yang diperoleh didapatkan karena adanya

kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods).22

Berdasarkan hasil belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

terdiri dari dua kata yaitu “hasil” dan juga “belajar”. Hasil menunjukkan apa yang

telah diperoleh dan belajar yaitu suatu usaha yang di lakukan oleh peserta didik. Hasil

belajar juga merupakan kemampuan belajar yang dimiliki oleh peserta didik yang

diperoleh dari pengalamannya dalam belajar.Kemampuan tersebut berkaitan dengan

kognitif, afektif dan psikomotorik.

1. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya pembelajaran di

sekolah sebagai berikut23:

a) Faktor-faktor yang ada pada pihak siswa yaitu: (1) Faktor Psikis yaitu mencakup

tentang intelektual dan non intelektual. Faktor intelektual disini mencakup

intelegensi, kemampuan belajar, serta cara belajar. Sedangkan faktor non

21Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, h. 2.

22Purwanto,Statistika Dalam Penelitian.(Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2013) h. 44.

23W.S.Winkel, Psikologi Pengajaran (Jakarta: Gramedia. 1996) h. 19.

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

20

intelektual disni mencakupmotivasi belajar, sikap, perasaan, minat dan kondisi,

serta akibat keadaan sosiokultural. (2) Faktor fisik yaitu mencakup tentang

kondisi fisik yaitu ada kelima indera, yaitu: indera penglihatan, pendengaran,

peraba, pembau dan juga indera perasa. Dalam pembelajaran dari kelima indera

tersebut yang sangat berperan penting yaitu pendengaran dan penglihatan.

b) Faktor-faktor luar yang ada pada siswa meliputi yaitu: (1) Faktor belajar sekolah

yaitu mencakup tentang kurikulum, guru, disiplin sekolah, pengajaran, fasilitas

belajar, serta pengelompokan siswa. (2) Faktor sosial di sekolah yaitu mencakup

tetntang keadaan politik, ekonomi, keadaan waktu dan tempat, keadaan musim,

serta iklim.

Adapun faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar sebagai berikut24:

1) Sifat Pelajar (Peserta didik)

Sifat atau karakteristik peserta didik disini adalah hal yang menentukan

seberapa jauh pembelajaran dilaksanakan. Dari beberapa perbedaan karakteristik

peserta didik akan sangat menentukan pemilihan media apa yang cocok digunakan

dalam kelas karena perbedaan karakter dari setiap peserta didik. jika anak yang

karaktersitik belajarnya adalah visual, maka media pembelajarannya yang cocok

yaitu dengan menggunakan gambar, karena dengan menggunakan media gambar

peserta didik tersebut mampu belajar dengan baik, begitu juga dengan siswa yang

24Suprijono, Agus. Cooperative Learning Teori Dan Aplikas. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2003) h. 240-242.

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

21

memiliki karakteristik anak verbal maka menggunakan media pembelajarannya

adalah cukup dengan kehadiran guru dengan berceramah, karena anak dengan

karakteristik verbalnya, dimana mereka tertarik dengan penampilan guru yang senang

berceramah dengan bersemangat dan bernotasi suara yang baik, atau pembelajaran

yang dapat dilakukan dengan cara diskusi.

2) Perbedaan tugas pebelajar (peserta didik)

Tugas yang diberikan kepada peserta didik juga mampu mempengaruhi hasil

belajar mereka, dengan kata lain hasil belajar yang didapatkan oleh peserta didik ini

juga tergantung dari tugas yang diberikan oleh guru kepada mereka. Hasil penelitian

tentang pemberian tugas oleh guru kepada peserta didiknya adalah sebagai berikut:

a) Tugas belajar dengan cara membaca akan memberikan sebanyak 10% tingkat

keberhasilan dalam belajar.

b) Tugas belajar dengan cara mendengarkan akan memberikan sebanyak 20%

tingkat keberhasilan dalam belajar.

c) Tugas belajar dengan cara malihat akan memberikan sebanyak 30% tingkat

keberhasilan dalam belajar.

d) Tugas belajar dengan cara melihat dan mendengar akan memberikan sebanyak

50% tingkat keberhasilan dalam belajar.

e) Tugas belajar dengan cara mengatakan akan memberikan sebanyak 70% tingkat

keberhasilan dalam belajar.

f) Tugas belajar dengan cara mengatakan sambil mengerjakan akan memberikan

sebanyak 90% tingkat keberhasilan dalam belajar.

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

22

Guru harus mempunyai sikap kreatif dalam memberikan tugas belajar kepada

siswaya agar pembelajaran tersebut dapat bermanfaat bagi kehidupan mereka, karena

nilai-nilai yang digunakan mereka sebagai modal untuk berinteraksi dengan

masyarakatnya secara luas.

Literatur pelatihan telah mengambil fokus Yang sempit pada pembelajaran.

Dimana peneliti menyajikan tipologi yang mengkonseptualisasikan pembelajaran

sebagai konstruksi multidimensi, mengidentifikasi tiga tipe utama belajar hasil yaitu

pengetahuan, keterampilan, dan pengaruh. Penelitian ini juga berfokus pada

bagaimana ketiga hasil pembelajaran terkait dengan transfer kinerja. Pelatihan harus

mempersiapkan individu untuk menerapkan apa yang dipelajari untuk situasi yang

lebih kompleks daripada yang dialami selama pelatihan (Baldwin & Ford, 1988;

Goldstein, 1993; R. A. Schmidt & Bjork, 1992). Untuk mencapai transfer, seseorang

harus memiliki basis pengetahuan yang cukup untuk mengenali apa yang diperlukan

dalam lingkungan transfer (Glaser, 1986). Keterampilan tugas ini yang penting harus

ditentukan rutinitas tugas yang lebih efisien dan elegan sehingga dapat meningkatkan

kinerja tugas25.

Hasil penelitian Dryden dan Vos tersebut memberikan implikasi terhadap

penggunaan media dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Dimana guru

harus mampu menggunakan serta membuat media pembelajaran berdasarkan tugas-

tugas yang guru berikan kepada peserta didiknya dalam proses pembelajaran yang

sedang dilakukan oleh guru tersebut.

25Ford J.Kevin, Weissben Daniel A., Smith Eleanor M., Gully Stanley M., Salas Eduardo.

Relationships Of Goal Orientation, Metacognitive Activity, And Practice Strategies With Learning

Outcomes And Transfe. (American: Psychological Association. 1998) h. 220.

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

23

Belajar adalah sepanjang hayat atau sekurang-kurangnya ia terus belajar

walaupun sudah lulus disekolah. Dari segi proses, belajar dan perkembangan, siswa

sendirilah yang mengalami, melakukan dan menghayatinya. Dengan adanya belajar

terjadilah perkembangan jasmani dan mental siswa. Pendidikan merupakan faktor

ekstern bagi terjadinya belajar.26

Setiap siswa dalam belajar pasti menemukan kesulitan-kesulitan dalam proses

pembelajaran. Penyebab kesulitan belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal

dan eksternal. Penyebab utama kesulitan belajar (learning disabilities) adalah faktor

internal, yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis; sedangkan penyebab utama

problem belajar (Learning problems) adalah faktor eksternal, yaitu antara lain berupa

strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak

membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan

(reinforcement) yang tidak tepat.27

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang

mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan

konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi,

kesenangan, minat bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita,

keinginan dan harapan. Hal tersebut senada dengan pendapat Oemar Hamalik (2002)

yang menyatakan bahwa hasil belajar itu dapat terlihat dari terjadinya perubahan dari

persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku.

26Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran(Cet. V; Jakarta:PT Rineka Cipta,

2013),h. 7.

27Mulyono Abdurrahman,Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,(Cet. II; Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2003), h. 13.

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

24

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor

internal dan eksternal, yaitu:

1. Faktor Internal

a. Faktor fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak

dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya.

Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran.

b. Faktor psikologis

Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki kondisi psikologis

yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa

faktor psikologis meliputi inteligensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi,

kognitif dan daya nalar siswa.

2. Faktor Eksternal

a. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan dapat memengaruhi hasil belajar. faktor lingkungan ini

meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu,

kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari diruang yang memiliki ventilasi

udara yang kurang tentunya akan berbeda suasana belajarnya dengan yang belajar

dipagi hari yang udaranya masih segar dan di ruang yang cukup mendukung untuk

bernapas lega.

b. Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya

dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

25

dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah

direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum sarana dan guru.28

Setiap siswa dalam belajar pasti menemukan kesulitan-kesulitan dalam proses

pembelajaran. Penyebab kesulitan belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal

dan eksternal. Penyebab utama kesulitan belajar (learning disabilities) adalah faktor

internal, yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis; sedangkan penyebab utama

problem belajar (Learning problems) adalah faktor eksternal, yaitu antara lain berupa

strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak

membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan

(reinforcement) yang tidak tepat.29

2. Penilaian Hasil Belajar

Pada umumya, hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu

rana kognitif, psikomotor, dan efektif. Secara eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. Setiap mata pelajaran selalu mengandung ketiga ranah

tersebut, namun penekannya selalu berbeda.

Mata pelajaran praktik lebih menekankan pada ranah psikomotor, sedangkan

mata pelajaran pemahaman konsep lebih menekankan pada ranah kognitif.

a. Ranah Psikomotorik, berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya

melalui keterampilan manipulasi, yang melibatkan otot dan kekuatan fisik.

28Rusman,Pembelajaran Tematit Terpadu, Teori, praktikdanpenilaian(Jakarta: Rajawali Pers,

2016) h. 67-68

29Mulyono Abdurrahman,Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,(Cet. II; Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2003), h. 13.

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

26

Ranah psikomotorik adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik,

misalnya menulis,memukul, melompat dan sebagainya.

b. Ranah Kognitif, berhubungan erat dengan kemampuan berpikir, termasuk

kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, menyintesis,

dan kemampuan mengevaluasi.

c. Ranah afektif, mencakup watak perilaku seperti sikap, minat, konsep diri, nilai

dan moral.30

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Ranah kognitif

merupakan ranah yang peling banyak dinilai oleh pendidik karena mencakup

kemampuan peserta didik dalam menguasai mata pelajaran.

Dalam persiapan strategi proses belajar mengajar perlu disusun instrumen

penilaian dalam standar penugasan. Penyusunan instrumen penilaian ini dimaksudkan

untuk mengetahui kemampuan penugasan siswa terhadap suatu materi atau pokok

bahasan.31

Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

teknik tes dan bukan tes (nontes).32

a. Teknik Tes

Alat penilaian teknik tes, yaitu : (a) tes tertulis, merupakan tes atau soal yang

harus diselesaikan oleh siswa secara tertulis; (b) tes lisan, yang merupakan

sekumpulan tes atau soal atau tugas pernyataan yang diberikan kepada siswa yang

30Ratna, Evaluasi Pembelajaran (Cet. 1 ; Bandung : Cv Pustaka Setia ,2015), h.57-58. 31Asep dan Haris, Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: Multi Persindo,2012), h. 67. 32Elis Retnawati dan Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: CV Pustaka Setia,2015), h.

121.

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

27

dilaksanakan dengan cara tanya jawab;dan (c) tes perbuatan, merupakan tugas yang

pada umumnya berupa kegiatan praktek atau melakukan kegiatan yang mengukur

keterampilan.33

Bentuk penilaian berupa tes tertulis terdiri atas bentuk objektif dan bentuk

uraian. Bentuk objektif meliputi pilihan ganda, isian, benar salah, menjodohkan, serta

jawaban singkat.34

Menurut Baego Ishak dan Syamsudduha, tes objektif dapat dibedakan atas

tiga tipe, yaitu35:

1) Multiple Choice ( Pilihan Berganda)

Item multiple choice berupa suatu pertanyaan yang terdiri dari suatu

statemen yang belum lengkap. Untuk melengkapi statemen tersebut

disediakan beberapa statemen sambungan berupa alternatif pilihan yang

disebut sambungan option. Satu diantara alternatif option itu merupakan

jawaban yang benar, sedangkan jawaban (option) yang tidak benar disebut

pengecoh (distraktor).

2) True False (Tes Benar Salah)

Item-item dari tes model benar-salah adalah berupa pernyataan yang benar

dan sebagian lagi salah. Tugas peserta didik adalah memberi tanda silang

(X) atau melingkari huruf B, bila pernyataan tersebut dinilai benar, dan pada

huruf S jika pernyataan tersebut dinilai salah.

3) Matching test (Tes Menjodohkan)

33Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, h. 68. 34Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, h. 68. 35Baego Ishak dan Syamsudduha, Evaluasi Pendidikan (Makassar: Alauddin Press, 2010), h.

53-55.

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

28

Suatu bentuk tes yang terdiri dari dua kolom yang paralel, dimana masing-

masing kolom berisi statemen-statemen. Peserta tes diminta menjodohkan

masing-masing statemen yang berada pada kolom sebelah kanan . statemen

jodoh harus lebih banyak dari statemen yang berada di sebelah kiri, sehingga

tidak ada statatemen yang mempunyai jodoh secara otomatis.

Secara umum tes uraian (tes subjektif) adalah pertanyaan yang menuntut

siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan,

membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan

tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.36

Menurut Elis Ratnawulan dan Rusdiana bentuk uraian dibedakan manjadi

tiga, yaitu sebagai berikut:37

1) Uraian bebas (free essai)

Dalam uraian bebas, jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung pada

pandangan siswa karena pertanyaannya bersifat umum. Kelemahan dari tes

ini ialah guru sukar menilainya karena jawaban siswa bervariasi, sulit

menentukan kriteria penilaian, sangat dubjektif karena bergantung pada guru

sebagai penilai.

2) Uraian terbatas

Dalam uraian tersebut, pernyataan telah diarahkan padahal-hal tertentu.

Pertanyaan sudah lebih spesifik pada objek tertentu.

3) Uraian berstruktur

36Elis Retnawulan dan Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: CV Pustaka Setia,2015),

h. 121. 37Elis Retnawulan dan Rusdiana,Evaluasi Pembelajaran, h. 121-122.

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

29

Uraian berstruktur merupakan soal yang jawabannya berangkai antara soal

pertama dengan soal dengan soal berikutnya, sehingga jawaban di soal

pertama akan mempengaruhi benar-salahnya jawaban di soal berikutnya.

Data yang diajukan biasanya dalam bentuk angka, tabel, grafik, gambar,

bagan, ksaus, bacaan tertentu, diagram dan lain-lain.

b. Teknik Nontes

Hasil belajar dan proses tidak hanya dinilai oleh tes, tetapi dinilai dengan cara

non tes. Penggunaan non tes untuk menilai hasil dan proses belajar masih sangat

terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan tes dalam menilai hasil dan proses

belajar38.

Menurut Sitti Mania teknik penilaian non tes adalah sebagai berikut 39:

1) Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja yang juga dikenal dengan istilah penilaian unjuk kerja

merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta

didik dalam melakukan sesuatu.

2) Penilaian Proyek

Penilaian proyek adalah tugas yang harus diselesaikan dalam periode waktu

tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari pengumpulan,

pengorganisasian, pengevaluasian, hingga penyajian data.

3) Penilaian Portofolio

Portofolio dalam dunia pendidikan adalah kumpulan atau hasil pekerjaan

pembelajar selama waktu tertentu yang dapat memberikan informasi bagi

38Elis Retnawulan dan Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: CV Pustaka Setia,2015),

h. 123. 39Sitti Mania, Pengantar Evaluasi Pengajaran (Makassar: Alauddin University Press,2012),

h. 95-148.

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

30

suatu penilaian yang objektif, yang menunjukkan apa yang dapat dilakukan

pembelajar. Hasil kerja tersebut menjadi ukuran tentang seberapa baik tugas

yang dikerjakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada dalam

kurikulum.

4) Penilaian Produk

Penilaian hasil kerja siswa adalah penilaian terhadap keterampilan siswa

dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut.

Jadi dalam penilaian hasil kerja siswa terdapat dua tahapan penilaian yaitu,

(1) prosedur kerja siswa, (2) penilaian tentang kualitas teknis dan estetis

hasil kerja siswa.

5) Penilaian Sikap

Secara umum, objek sikap perlu dinilai dalam proses pembelajaran sebagai

mata pelajaran adalah: (1) sikap terhadap materi pelajaran, (2) sikap terhadap

guru / pengajar, dan (3) sikap terhadap proses pembelajaran.

6) Penilaian Diri

Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta

untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat

pencapaian kompetensi yang dipelajarinya.

3. Mengoptimalkan Proses dan Hasil Belajar

Untuk mengoptimalkan proses dan hasil belajar hendaknya kita berpijak

pada hasil identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan faktor-faktor pendukung

keberhasilan. Berdasarkan hasil identifikasi ini kemudian kita mencari alternatif

pemecahannya, kemudian dari bergai alternative itu kita pilih mana yang mungkin

dilaksanakan dilihat dari berbagai faktor, seperti kesiapan guru,kesiapan peserta

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

31

didik, sarana dan prasarana, dan sebagainya. Mengoptimalkan proses dan hasil

belajar berarti melakukan berbagai upaya perbaikan agar proses belajar dapat berjalan

dengan efektif dan hasil belajar dapat diperoleh secara optimal. Proses belajar dapat

dikatakan efektif apabila peserta didik aktif (intelektual , emosional , social)

mengikuti kegiatan belajar, berani mengemukakan pendapat, bersemangat, kritis, dan

kooperatif .Begitu juga dengan hasil belajar yang optimal dapat dilihat dari

ketuntasab belajarnya, terampil dalam mengerjakan tugas, dan memiliki apresiasi

yang baik terhadap pelajaran. Hasil belajar yang optimal merupakan perolehan dari

proses belajar yang optimal pula. Untuk memperoleh proses dan hasil belajar yang

optimal, guru hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip dan tahap-tahap

pembelajaran.40

4.Kemampuan Kerjasama

Manusia memiliki dinamika hidup dalam masyarakat, yaitu sebagai

makhluk individu dan sosial yang sepanjang perkembangannya selalu berinteraksi

dengan orang lain. Kemampuan seseorang untuk melakukan kerjasama dengan

oranglain merupakan salah satu wuujud dari interaksi untuk mencapai tujuan.

Kata kemampuan (Ability) menunjukkan pada pengertian yang dalam

bahasa Indonesia berkaitan dengan bakat atau kemampuan serta kemauan diri,

kecakapan, kecerdasan, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam rangka

aktualisasi diri untuk memecahkan problem dan pencapaian tujuan. Dengan

kemampuan, seseorang akan dapat dengan baik memecahkan problem dan

mencapai tujuan yang diinginkan, namun sebaliknya apabila kemampuan tidak

40Zainal, Evaluasi Pembelajaran,:Prinsip , Teknik , dan Prosedur (Cet.5 ; Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2013), h.303.

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

32

dapat secara maksimal diaktualisasikan maka akan menjadi penyebab timbulnya

kegagalan. Kegagalan dapat dihindari dengan upaya saling mencerdaskan yang

dapat dilakukan melalui kerjasama, dengan kerjasama manusia dapat saling

memberi, saling mengisi, dan saling menghargai.

Masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan sebutan istilah

kerjasama. Masyarakat Indonesia sering menyebut kerjasama dengan istilah

gotong royong. Sementara di negara-negara barat, kerjasama sering disebut

dengan istilah kooperatif. Istilah kerjasama benar-benar sudah melekat di

kalangan masyarakat Indonesia karena kerjasama merupakan kepribadian bangsa

Indonesia. Kerjasama dapat diartikan sebagai bekerjanya sejumlah siswa, baik

sebagai anggota kelas secara keseluruhan atau sudah terbagi menjadi

kelompokkelompok yang lebih kecil untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara

bersama-sama.41

Indikator kerja samaantara lain sebagai berikut:

a) Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan b) Memberikan bantuan kepada orang lain c) Menghargai pendapat orang lain d) Bertukar pikiran dengan orang lain e) Melakukan pembagian tugas bersama teman kelompok f) Saling berkontribusi, baik tenaga maupun pikiran demi tercapainya

kerja sama g) Menunjukkan kekompakan.42

Proses kelompok memiliki dua ciri utama; peran serta individu dalam segala

kegiatan, dan kerjasama antar individu dalam kelompok. Tetapi, didalam mungkin

juga akan timbul persaingan.persaingan disini akan timbul secara sehat dan baik, jika

41Erida Reniningsih“Peningkatan Kemampuan Kerjasama Siswa Melalui Group Investigation

Pada Mata Pelajaran Pengolahan Makanan Kontentinental di SMK Sahid Surakarta”, Skripsi,

(Yogyakarta: Fak. Teknik UNY, 2011), h. 12-13.

42M. Wahyudin Zarkasyi, Penelitian Pendidikan Matematika(Cet.2;Bandung: PT Refika

Aditama, 2015), h. 98.

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

33

sebelumnya individu mendapat arahan.Ada dua jenis kerja kelompok menurut

William Burton:

1. Kerja kelompok untuk memecahkan suatu proyek atau masalah dengan

langkah-langkah sebagai berikut:(a)Merasa ada/timbul masalah (b)Identifikasi

dan analisis masalah (c) Diseminasi tugas (d) Aktivitas kelompok (e)

Penyelidikan kelompok (f) Konklisi

2. Diskusi kelompok, untuk memecahkan sesuatu masalah yang menimbulkan

berbagai pendapat. Kemudian agar kerja kelompok berjalan baik, perlu

diperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut:

a) Peserta didik perlu mengenal dan memahami tujuan, rencna, masalah dan

ada manfaat untuk mereka

b) Setiap anggota memberikan masukan-kontribusi

c) Setiap individu merasa bertanggung jawan pada kelompok

d) Dikembangkan peran serta dan kerjasama secara efektif

e) Perlu dicapai prosedur yang demokratis dalam perencanaan, pelaksanaan,

penyelesaian,dan pembuatan kesimpulan

f) Pemimpin kelompok perlu menciptakan suasana dimana setiap anggota

mau menyumbang buah pikirannya dan kerjasama secara kooperatif.43

C. Model Pembelajaran

Sebelum kita membahas tentang model pembelajaran, terlebih dahulu akan

kita kaji yang dimaksud dengan model? Secara kaffah model dimaknai sebagai suatu

objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan sesuatu hal.Sesuatu yang

nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk lebih komprehensif.Sebuah contoh, model

43Yasin, Salehuddin, Borahima, Pengelolaan Pembelajaran (Cet.1;Makassar: Alauddin Press,

2010), h. 87.

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

34

pesawat terbang, yang terbuat dari kayu, plastik, dan lem adalah model nyata dari

pesawat terbang. Contoh lain adalah ide politik, opini publik di ibaratkan sebagai

sebuah pendulum sebab ia berubah-ubah tiap periodiknya dari kiri ke kanan begitu

terus berkelanjutan. Secara terminologi, kita dapat mengatakan bahwa pendulum

adalah sebuah model untuk opini public.44

Dalam matematika kita juga mengenal istilah model matematika yaitu sebuah

model yang bagian-bagiannya terdiri dari konsep matematik, seperti ketetapan

(konstanta), variabel, fungsi persamaan, dan sebagainya.Sebagai contoh, model

matematika gerak parabola, model matematika gerak jatuh bebas dan sebagainya.45

Model pesawat terbang adalah objek nyata tetapi mereka bukanlah model

matematika. Lalu apa yang dimaksud dengan model pembelajaran sendiri? Model

pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam

tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di

dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain.Selanjutnya Joyce

menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain

pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan

pembelajaran tercapai.46

Model pembelajaran adalah: “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

yang sistematis yang dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

44Trianto,M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Jakarta:PT Fajar

Interpratama mandiri, 2009) h. 21-22.

45Trianto,M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.h.22

46Trianto,M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.h.22

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

35

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.”

Dengan demikian, aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan

yang tertata secara sistematis. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh

Eggen dan Kauchak bahwa model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi

guru untuk mengajar.47

Berbagai pandangan psikologis mengenai belajar telah melahirkan berbagai

model pembelajaran, pada perkembangan selanjutnya model-model pengajaran itu

telah mendorong para ahli untuk membuat model program pengajaran yang secara

langsung dapat dipraktikkan.48

Model pembelajaran menurut Joyce dan Well model pemebelajaran adalah

suatu pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran

jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran di kelas atau lainnya. Para

ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori

psikologis, sosiologis atau teori-teori lain dijadikan pola pilihan oleh pendidik dalam

melaksanakan proses pembelajaran.49

Desain atau perencanaan adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk

melaksanakan suatu tugas/pekerjaan atau untuk mengambil suatu keputusan terhadap

apa yang akan dilaksanakan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu sebagai

yang telah ditetapkan dengan melalui prosedur atau langkah-langkah yang sistematis

dan memperhatikan prinsip-prinsip pelaksanaan tugas /pekerjaan tersebut.50

47Trianto,M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.h.22

48Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h. 245.

49Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, h. 245.

50Rizema Putra Setiatava, Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains (Yogyakarta:

Diva Press), h. 65.

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

36

Strategi menurut Kem (1995) dalam rafiqah adalah suatu kegiatan

pembelajaran yang harus dikerjakan oleh pendidik dan peserta didik agar tujuan

pembelajaran dapat dicapai efektif dan efesien. Senada dengan pendapatnya Kemp,

Dick dan Carey (1995) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah

suatu perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-

sama untuk menimbulkan hasil belajar pada peserta didik. Upaya

mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusun dalam kegiatan

nyata agar tujuan tercapai secara optimal, maka diperlukan suatu metode yang

digunakan untuk menetralisasikan strategi yang ditetapkan.51

Dengan demikian, bisa terjadi satu strategi pembelajaran menggunakan

metode. Misalnya, untuk melaksanakan strategi ekspositori bisa digunakan metode

ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan

media pembelajaran. Oleh sebab itu, strategi berbeda dengan metode.52

Strategi menunjukkan pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu,

sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.

Dengan kata lain, starategi adalah a plan operatin achieving something; sedangkan

metode adalah a away in achieving something. Sedangkan pendekatan dapat diartikan

sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah

pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sangat

umum. Roy Kellen (1998) dalam rafiqa mencatat bahwa terdapat dua pendekatan

dalam pembelajaran, pendekatan yang berpusat pada pendidik (teacher - centered

approaches) dan pendekatan berpusat pada peserta didik (student – centerd

51Rafiqah. Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis kontruktivisme (Makassar:

Alauddin Press, 2013) h. 51.

52Rafiqah. Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis kontruktivisme. h. 48

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

37

approaches). Pendekatan yang berpusat pada pendidik menurunkan strategi

pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran

ekspositori sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik

menurunkan strategi pembelajaran inkuiri dan discovery serta pembelajaran

induktif.53

Sedangkan model pembelajaran sendiri biasanya disusun berdasarkan

berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran

berdasarkan prinsip –prinsip pembelajaran , teori – teori lain yang mendudkung

(joyce dan weil: 1980) dalam Rafiqah mempelajari model – model pembelajaran

berdasarkan teori belajar yang dikelompokkan menjadi empat model. Model tersebut

merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang diharapkan.54

Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan

peserta didik. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku peserta didik adalah

belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan

pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan,

seni, agama, sikap dan keterampilan. Hasil penelitian para ahli tentang kegiatan guru

dan peserta didik dalam kaitannya dengan bahan pengajaran adalah model

pembelajaran.55

Kegiatan pembelajaran, dalam implementasinya mengenal banyak istilah

untuk mengembangkan cara mengajar yang akan dilakukan oleh guru. Saat ini, begitu

53Rafiqah. Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis kontruktivisme. h. 48

54Rafiqah. Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis kontruktivisme. h. 49

55Rusman. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. ( Jakarta:

Rajawali Pers. 2016.) h. 131.

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

38

banyak macam strategi ataupun metode pembelajaran yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik.56

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh para guru sangat beragam.

Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajarantertentu

yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan

cepat dapat dicapai dengan lebih efektifdan efesien.57

Model-model pembelajaran sendiri biasanya disusun berdasarkan berbagai

prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan

prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologi, sosiologi, analisis sistem, atau

teori-teori lain yang mendukung (Joyce & Weil: 1980). Model pembelajaran

berdasarkan teori belajar yang dikelompokkan menjadi empat model pembelajaran.

Model tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan. Joyce & Weil (1980) berpendapat bahwa model

pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk

kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan

pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model

pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model

pembelajaran yang sesuai dan efesien untuk mencapai pendidikannya.58

56 Rusman. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. h. 131.

57Hamdayama, Jumanta. Metodologi Pengajaran.(Jakarta: PT Bumi Aksara. 2016) h. 132

58Rusman. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. h. 133.

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

39

b. Ciri-ciri Model Pembelajaran

Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dai para ahli tertentu.

2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.

3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di

kelas.

4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah-langkah

pembelajaran (syntax); (2) adanya prinsip-prinsip reaksi; (3) sistem sosial;

dan (4) sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman

praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.

5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak

tersebut meliputi; (1) Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat

diukur; (2) Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.

6) Membuat persiapan mengajar (desain intruksional) dengan pedoman model

pembelajaran yang dipilihnya.59

Model pembelajaran adalah sebagai suatu desain yang menggambarkan proses

rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi

sehingga terjadi perubahanatau perkembangan pada diri siswa.60

59Rusman. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. h. 136.

60Susanto, Ahmand. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar ( Jakarta: Kencanan

Prenada Media Group, 2013) h. 20.

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

40

Model pembelajaran mempunyai enam ciri khusus, yaitu:

a. Sintaks. Sintaks diartikan sebagai tahapan-tahapan atau fase-fase kegiatan

b. Sistem sosial. Sistem sosial diartikan sebagai struktur organisasi interaksi

dalam pembelajaran.

c. Prinsip-prinsip reaksi. Prinsip-prinsip reaksi diartikan sebagai pola

kegiatan guru dalam melihat dan memperlakukan peserta didik

d. Sistem pendukung. Sistem pendukung diartikan sebagai segala sarana

yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran

e. Dampak instruksional. Dampak intruksional atau dampak pembelajaran

diartikan sebagai hasil belajar yang dicapai langsung oleh murid dalam

pembelajaran yang ditulis dalam tujuan pembelajaran, serta

f. Dampak pengiring.

Dari pengertian yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu desain atau gambaran umum proses pembelajaran yang

dapat di gunakan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk menciptakan

interaksi antara guru dengan peserta didik.

D. Model Pembelajaran Kooperatif

Falsafah yang mendasari model pembelajran gotong royong dalam pendidikan

adalah homo homini socius.Berlawanan dengan teori Darwin, falsafah ini

menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kerja sama merupakan

kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama, tidak aka

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

41

nada individu, keluarga, organisasi, atau sekolah. Tanpa kerja sama, kehidupan ini

sudah punah.61

pembelajaran kooperatif bersar dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya satu kelompok atau satu tim.62

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan

kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif

merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok; kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat

sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.63

Salah satu model pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks. Pada model pembelajaran kooperatif

tipe Pair Checks ini siswa dibagi dalam kelompok-kelompok dan satu kelompok

terdiri terdiri dari dua orang saja. Kepada tiap kelompok siswa diberi suatu

masalah. Mereka harus berusaha untuk menyelesaikan suatu masalah tersebut,

kemudian hasil diskusi kelompok mereka akan dicek oleh pasangan dari kelompok

lain. Karena hanya terdiri dari dua orang, pasangan ini akan belajar dengan lebih

aktif dalam memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan baru.64

61Nugraheni Aninditya Sri,Penerapan Strategi Cooperative Learning dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia (Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, 2012), h. 177-179. 62Sigit, Pembelajaran Konstruktivisme :Teori Dan Aplikasi Pembelajaran Dalam

Pembentukan Karakter (Cet.2;Bandung : Alfabed , 2015), h.44. 63Majid,Cherul, Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum 2013,

(Cet.1;Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2014), h.214. 64R. Lestari, S. Linuwih. “Penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

Pemecahan masalah Untuk Meningktakan Sosial Skill Sisw”.(2012): h. 2.

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

42

Model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks ini merupakan salah satu

cara untuk membantu siswa yang pasif dalam kegiatan kelompok, mereka

melakukan kerja sama secara berpasangan dan menerapkan susunan pengecekan

berpasangan (Danasasmita, 2008:18). Pembagian kelompok siswa secara

berpasangan menunjukkan pencapaian yang jauh lebih besar dalam bidang ilmu

pengetahuan dari pada kelompok yang terdiri atas empat atau lima orang (Slavin,

2010:91). Berdasarkan hasil penelitian Nusantari, dkk (2008) model pembelajaran

kooperatif tipe Pair Checks dapat meningkatkan kerja sama siswa dalam

memecahkan masalah juga mengajarkan siswa saling menghargai dan membantu

siswa yang kurang aktif.65

Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan istilah umum

untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerjasaama

kelompok dan iteraksi antarsiswa. Tujuan pembelajaran kooperatif setidak-

tidaknya meliputi tiga tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik,

penerimaan terhadap keragaman, dan perkembangan keterampilan social.66

E. Strategi Pembelajaran Kooperatif

Strategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkain kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik di dalam kelompok, untuk

mencapai tujuan pembelaran yang telah ditetapkan. Terdapat 4 hal penting dalam

strategi pembelajaran kooperatif yakni:

1. Adanya peserta didik dalam kelompok

2. Adanya aturan main (role) dalam kelompok

65R. Lestari, S. Linuwih. “Penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

Pemecahan masalah Untuk Meningktakan Sosial Skil l Sisw”.(2012): h. 2. 66Yusuf, Teori Belajar dalam Praktek (Cet.1;Makassar : Alauddin Pres,2013), h. 122.

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

43

3. Adanya upaya belajar dalam kelompok

4. Adanya kompetensi yang harus dicapai oleh kelompok.67

F. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua factor, yaitu

faktor gari dalam (intern) dan dan factor dari luar (ekstern). Factor dari dalam

yaitu sebagai berikut:

1. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu

memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu.

2. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan

dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.

3. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik

permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

4. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini

mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.68

Model pembelajaran cooperative learning belum banyak diterapkan dalam

pendidikan, walaupun orang Indonesia sangat membanggakan sifat gotong royong

dalam kehidupan bermasyarakat. Kebanyakan pengajar enggan menerapkan sistem

kerja sama di dalam kelas karena beberapa alasan. Alas an yang utama adalah

kekhawatiran akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka di

tempatkan dalam grup. Selain itu, banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai

67Rafiqah,Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme (Cet.1;

Makassar : Alauddin Pres,2013), h. 55. 68Yusuf, Teori Belajar dalam Praktek (Cet.1;Makassar : Alauddin Pres,2013), h. 127.

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

44

kegiatan kerja sama atau belajar dalam kelompok. Banyak siswa tidak senang disuruh

bekerja sama dengan yang lain.

Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup

mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder di tempatkan dalam

grup dengan siswa yang lebih pandai. Siswa yang tekun juga merasa temannya yang

kurang mampu hanya numpang saja pada hasil jerih payah mereka. Kesan negatif

mengenai kegiatan/belajar dalam kelompok ini juga bisa timbul karena ada perasaan

waswas pada anggota kelompok akan hilang karakteristik atau keunikan pribadi

mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok. Sebenarnya, pembagian

kerja yang kurang adil tidak perlu terjadi dalam kerja kelompok, jika pengajar benar-

benar menerapkan prosedur model pembelajarancooperative learning.69

Daya tarik pembelajaran kooperatif adalah memberikan cara bagi para siswa

untuk mempelajari keterampilan hidup antar pribadi yang penting dan

mengembangkan kemampuan untuk bekerja secara kolaboratif, sebuah perilaku yang

secara khusus diinginkan dalam sebuah era ketika sebagian besar organisasi

mendukung konsep kerja sama. Sekolah adalah arena persaingan.Mulai dari awal

masa pendidikan formal, seorang anak belajar dalam suasana kompetisi dan harus

berjuang keras memenangkan kompetisi untuk bisa naik kelas atau lulus. Sebenarnya,

kompetisi bukanlah satu-satunya model pembelajaran yang bisa dan harus

dipakai.Ada tiga pilihan model, yaitu kompetisi, individual, dan cooperative

learning.70

69Nugraheni Aninditya Sri,Penerapan Strategi Cooperative Learning dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia, h. 178-179.

70Nugraheni Aninditya Sri,Penerapan Strategi Cooperative Learning dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia, h.179.

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

45

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi dalam proses pembelajaran

yang membutuhkan partisipasi dan kerja sama dalam kelompok, dengan kerja sama

dapat meningkatkan cara kerja peserta didik menuju lebih baik dan memupuk sikap

saling tolong menolong dalam beberapa perilaku sosial.71

Teknik penelitian pembelajaran berkelompok dalam kelas, dimana peserta

didik bekerja dalam kelompok kecil dan menerima hadiah atau penghargaan atas hasil

kerja mereka, yang telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Kajian ini

merangkum hasil dari 28 proyek lapangan utama yang berlangsung minimal 2

minggu,dimana metode pembelajaran kooperatif digunakan di kelas dasar atau

menengah. Pola temuan penelitian mendukung kegunaan metode pembelajaran

kooperatif secara umum untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan hasil positif

lainnya.72

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang

mengkondisikan peserta didik untuk belajar dalam suatu kelompok kecil dengan

tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap

anggota kelompok bekerja sama secara kolaboratif dan membantu untuk memahami

suatu materi pembelajaran, memerikasa dan memperbaiki jawaban teman, serta

kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai hasil belajar tertinggi. Kegiatan belajar

belum selesai jika salah satu anggota kelompok belum menguasai materi

pembelajaran.73

71Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h. 387.

72Robert E. Slavin, Cooperative Learning Review of Educational Research 1980 .

.http://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.3102/00346543050002315. (03 Oktober 2017)

73Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, h. 387.

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

46

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan

interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan

buku ajar, tetapi juga sesama siswa. Pembelajaran kooperatif adalah sistem

pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan

sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak

sebagai fasilitator.74

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan

sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya satu

kelompok atau satu tim. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan

proses belajar mengajar melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

memungkinkan siswa unruk belajar secara bersama samadi dalamnya dengan tujuan

untuk memaksimalkan pembelajaran mereka sendiri dan pembelajaran satu sama

lainnya.75

Pembelajaran kooperatif ini mulai dikenal oleh Slavin menjelaskan “in

cooperative learning methods, students work together in four member teams to

master material initially presented by the teacher”. Dari pendapatnya ini diketahui

bahwa dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam kelompok dengan empat

anggota untuk menyelesaikan tugas dari guru.Pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan

74Wena,Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer(Cet.10;Jakarta:Bumi

Aksara,2016),h.190.

75Sigit Mangun Wardoyo, Pembelajaran, Konstruktivisme (Cet.II; Bandung: Alfabeta, 201

5), h.44-45.

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

47

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami

konsep yang difasilitasi oleh guru.76

G. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Check

Pembelajaran Pair Check merupakan metode pembelajaran berkelompok

antara dua orang berpasangan. Model ini menerapkan menerapkan pembelajaran

kooperatif yang menuntut kemandirian dan kemampuan dalam menyelesaikan

persoalan. Metode ini juga melatih tanggung jawab sosial siswa, kerja sama, dan

kemampuan memberi nilai.

Pair Check adalah model pembelajaran yang memasangkan siswa dalam

rangka melatih rasa social peserta didik, kerja sama dan kemampuan memberi

penilaian.77

Secara umum, sintak pembelajaran Pair Check adalah (1) bekerja

berpasangan; (2) pembagian peran partner dan pelatih; (3) pelatih member soal,

partner menjawab; (4) pengecekan jawaban; (5) bertukar peran; (6) penyimpulan; (7)

evaluasi; (8) refleksi.

Berdasarkan sintak tersebut, langkah-langkah rinci penerapan metode Pair

Check adalah sebagai berikut:

1. Guru menjelaskan konsep.

2. Siswa dibagi ke dalam beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 4 orang. Dalam

satu tim ada 2 pasangan. Setiap pasangan dalam satu tim dibebani masing-

masing satu peran yang berbeda: pelatih dan partner.

3. Guru membagikan soal kepada partner.

76Nugraheni Aninditya Sri,Penerapan Strategi Cooperative Learning dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia, h.179.

77Wahyudin,PenelitianPendidikan Matematika(Cet.I;Bandung:PT Refika

Aditama,2015),h.74.

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

48

4. Partner menjawab soal, dan si pelatih bertugas mengecek jawabannya. Partner

yang menjawab satu soal dengan benar berhak mendapat satu kupon dari

pelatih.

5. Pelatih dan partner saling bertukar peran. Pelatih menjadi partner, dan partner

menjadi pelatih.

6. Guru membagikan soal kepada partner.

7. Partner menjawab soal, dan pelatih bertugas mengecek jawabannya. Partner

yang menjawab satu soal dengan benar berhak mendapat satu kupon dari

pelatih.

8. Setiap pasangan kembali ke tim awal dan mencocokkan jawaban satu sama

lain.

9. Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaban dari berbagai soal.

10. Setiap tim mengecek jawabannya

11. Tim yang palin banyak mendapat kupon diberi hadiah atau reward oleh

guru.78

H. Kerangka Berpikir

Proses belajar mengajar sebagai peristiwa penting dalam sebuah pendidikan

perlu ditingkatkan terutama dari segi kualitas, karena kualitas proses pembelajaran

akan mempengaruhi kualitas hasil belajar. Sudah saatnya pembelajaran diarahkan

pada pembentukan mandiri, cerdas, kreatif dan dapat menghadapi segala permsalahan

hidupnya, baik yang menyangkut dirinya maupun masyarakat, bangsa dan negaranya.

Oleh karena itu, sudah saatnya pula terjadi perubahan pemikiran dengan menekankan

78Miftahul Huda,Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran(Cet. I; Yogyakarta:Pustaka

Pelajar,2013),h. 212.

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

49

pada aktivitas siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir, kecakapan mencari,

menemukan dan memecahkan masalah sehingga siswa lebih dominan dan peranan

guru bergeser atau mendesain suatu pembelajaran.

Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang alam mengenai sifat-sifat dan

struktur benda mati serta interaksi antara materi dan energi dengan gejala

alam.Penemuan fenomena alam yang ditemukan merupakan teori fisika, teori fisika

yang ditemukan kemudian dikaji.Jika teori tersebut terbukti dan digunakan khalayak

umum maka teori tersebut menjadi hukum atau prinsip fisika. Jadi hasil belajar fisika

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima

pengalaman belajar fisikanya atau dapat dikatakan bahwa hasil belajar fisika adalah

perubahan tingkah laku dalam diri peserta didik, yang diamati dan diukur dalam

bentuk perubahan pengetahuan, tingkah laku, sikap dan keterampilan setelah

mempelajari fisika. Perubahan tersebut diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan

pengembangan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Berpikir adalah suatu proses yang tidak hanya melibatkan ingatan tetapi juga

harus melibatkan pemahaman. Proses berpikir lebih aktif dari pada proses mengingat

atupun memahami. Dalam berpikir terdapat tiga langkah yaitu pembentukan

pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan. Untuk melatih

kemampuan berpikir tidak dapat diperoleh dari pembelajaran biasa, tetapi hanya

dapat dilakukan dengan pemecahan masalah.

Model pembelajaran kooperatif tipe Pair Check dapat meningkatkan kerja

sama peserta didik dalam memecahkan masalah juga mengajarkan peserta didik

saling menghargai dan membantu peserta didik yang kurang aktif.

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

50

Guna memperjelas kerangka pikir tersebut, berikut ini digambarkan

kerangka pikir:

Gambar 2.1 Skema Alur Kerangka Pikir

Penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Pair Check

Hasil Belajar Peserta

Didik Meningkat

Peserta Didik akan terlibat secara aktif dalam

menyelesaikan masalah secara berpasangan yang

diberikan berdasarkan arahan pendidik

Guru

Mata Pelajaran

Fisika

Peserta Didik

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

51

X---------------------𝑂1

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Peneltian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-eksperimen.

Penelitian ini merupakan metode analisis statistik yang berusaha menggambarkan

penerapan model penbelajaran kooperatif tipe pair check terhadap hasil belajar

peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa.

2. Desain Penelitian

Penelitian dapat dirumuskan sebagai penerapan pendekatan ilmiah pada

pengkajian suatu masalah. Desain penelitian ini yaitu one shot case study design

Secara universal penelitian merupakan suatu usaha sistematis dan obyektif untuk

mencari pengetahuan yang dapat dipercaya79.

Keterangan :

X = perlakuan (treatment) yakni model koopertif tipePair Check

01= posttest setelahdiberiperlakuan

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 14 Gowa

79Arieffurkhan.,PengantarmetodePenelitiankualitatif. (Cet.1 Surabaya: Usaha

Nasional.,2011), h.32

51

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

52

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.80

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA

SMANegeri14 Gowa yang terdiri dari 4 kelas.

Tabel 3.1 Rekapitulasi peserta didik kelas XI IPA SMANegeri14 Gowa

NO Kelas Jumlah

1 XI IPA 1 30

2 XI IPA 2 35

3 XI IPA 3 35

4 XI IPA 4 30

Total 135

2. Sampel

Sampel adalah sejumlah anggota yang diambil dari suatu populasi. Besarnya

sampel ditentukan oleh banyaknya data atau observasi dalam sampel itu. Oleh karena

itu, sampel dipilih harus mewakili populasi. Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.81Selain itu, sampel juga

didefinisikan sebagai penelitian sebagian kecil saja dari elemen yang menjadi objek

penelitian.

80Sugiyono. Metode Penelitian Manajemen . (Cet.1; Bandung: Alfabeta, 2014), h. 297. 81Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta,2013), h. 149.

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

53

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil sebagian sampel

untuk mewakili populasi yang ada untuk mempermudah dalam memperoleh data

yang kongkrit dan relevan dari sampel yaitu kelas XI IPA 3. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan Nonprobability Sampling, peneliti menggunakan

Convenience Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Berdasarkan rekomendasi Pak Junaede S.Pd., M.Pd. sebagai tenaga pendidik

di sekolah dengan pertimbangan bahwa pada kelas tersebut memiliki tingkat

kesadaran yang cukup memadai untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe pair check guna memudahkan peserta didik sehingga peneliti memilih kelas XI

IPA 3 sebagai sampel penelitian sebanyak 35 peserta didik.

Tabel 3.2 Sampel penelitian kelas XI IPA 3 SMA Negeri 14 Gowa

Kelas Nilai Hasil Belajar

Sebelum Jumlah Sampel

XI IPA 3 - 35

Total 35

D. Instrumen dan Validasi Penelitian

1. Instrumen Penelitian

a. Tes (Test) Hasil Belajar

Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau

latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

b. Lembar Observasi

Lembar Observasi yang digunakan yaitu keterlaksanaan

langkahpembelajaran. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui kegiatan

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

54

dan proses pelaksanaan pembelajaran dalam kelas, yang dibuat sesuai dengan

skenario pelaksanaan yang telah dicantumkan di RPP. Dalam bentuk daftar kegiatan

atau langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan instrumen musik.

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan skenario pelaksanaan proses

pembelajaran dalam kelas yang diatur secara sistematis, dimana RPP yang dibuat

oleh penullis adalah RPP yang berbasis kurikulum 2013 yang disesuaikan dengan

materi Suhu dan Kalor.

2. Validasi Instrumen

Sebelum instrumen tes hasil belajar fisika digunakan maka dilakukan validasi

instrumen tersebut. Jenis validasi yang digunakan adalah Validasi isi. Berdasarkan

jenis validasi ini, maka instrumen yang telah dibuat oleh peneliti diperiksa dan

diberikan skor oleh dua orang pakar. Skor-skor tersebut kemudian diolah dan

dianalisis dengan Uji Percent of agrement untuk mengetahui nilai validitas dan

reliabilitas instrumen.

a. Reliabilitasi Instrumen

Reliabilitasi Instrumen digunakan Uji Percent of agrement

R = 100% x (1 – 𝐴−𝐵

𝐴+𝐵)

Jika koefisisen reabilitas instrumen yang dipeloreh Rhitung 0,75 maka

instrumen tersebut dikategorikan reliabel atau layak untuk digunakan.

E. Prosedur Penelitian

Tahap-tahap prosedur penelitian dalam penilitian adalah sebagai berikut:

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

55

1. Tahap persiapan

Tahap ini merupakan suatu tahap persiapan untuk melakukan suatu

perlakuan, pada tahap ini langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai

berikut:

a. Melengkapi surat-surat izin penelitian.

b. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing serta pihak sekolah mengenai

rencana teknis penelitian.

c. Mengobservasi sekolah yang akan menjadi tempat penelitian.

d. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan

pembelajarn (RPP) dan instrumen penelitian.

e. Meminta validator (Pembimbing) untuk memvalidasi perangkat pembelajarandan

instrumen penelitian.

f. Melakukan penelitian.

g. Tahap pelaksanaan.

langkah-langkah penerapan metode Pair Check adalah sebagai berikut:

1. Guru menjelaskan konsep.

2. Siswa dibagi ke dalam beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 4 orang. Dalam

satu tim ada 2 pasangan. Setiap pasangan dalam satu tim dibebani masing-

masing satu peran yang berbeda: pelatih dan partner.

3. Guru membagikan soal kepada partner.

4. Partner menjawab soal, dan si pelatih bertugas mengecek jawabannya. Partner

yang menjawab satu soal dengan benar berhak mendapat satu kupon dari

pelatih.

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

56

5. Pelatih dan partner saling bertukar peran. Pelatih menjadi partner, dan partner

menjadi pelatih.

6. Guru membagikan soal kepada partner.

7. Partner menjawab soal, dan pelatih bertugas mengecek jawabannya. Partner

yang menjawab satu soal dengan benar berhak mendapat satu kupon dari

pelatih.

8. Setiap pasangan kembali ke tim awal dan mencocokkan jawaban satu sama

lain.

9. Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaban dari berbagai soal.

10. Setiap tim mengecek jawabannya

11. Tim yang palin banyak mendapat kupon diberi hadiah atau reward oleh guru.

h. Tahap pengumpulan data.

i. Teknik Analisis Data.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pada pengumpulan data dilakukan pada saat setelah dilakukan proses

pembelajaran berupa tes pilihan ganda yang telah divalidasi untuk mengukur

seberapa besar hasil belajar peserta didik setelah diajar dengan menggunakan model

pembelajaran koopertif tipe Pair Check.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data tes hasil belajar dilakukan berdasarkan kebenaran penyelesaian

yang dilakukan peserta didik dengan dipandu petunjuk penyelesaian dan rubrik

penskoran.Skor yang diberikan pada setiap jawaban peserta didik ditentukan

berdasarkan pedoman.

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

57

1. Analisis Deskriptif

Teknik analisis deskriptif yang digunakan adalah penyajian daya berupa skor

rata-rata dan standar deviasi

a. Menentukan skor rata-rata peserta didik dengan menggunakan rumus:

M = ∑𝑿

𝑵

Keterangan:

M= Skor rata-rata

∑X=Jumlah skor total siswa

N =Jumlah responden

b. Menentukan standar deviasi menggunakan rumus:

𝑆 = √∑ (𝑥𝑖 −𝑥) 2𝑛𝑖=1

𝑛 − 1

Keterangan:

𝑆= standar deviasi

𝑥𝑖= skor peserta didik

��= skor rata-rata

𝑛= banyaknya subjek penelitian

Untuk mengetahui nilai yang diperoleh peserta didik, maka skor di konversi

dalam bentuk nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

N = 𝑆𝑆

𝑆𝐼× 100

dengan:

N = Nilai peserta didik

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

58

SS = Skor hasil belajar peserta didik

SI = Skor ideal

Tabel 3.3 Kategori Nilai Hasil Belajar

Skor Rentang Kategorisasi

0 – 47.00 Sangat Rendah

47.00 - 53.00 Rendah

57.00 - 67.00 Sedang

75.00 - 90.00 Tinggi

90.00 – 100 Sangat Tinggi

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

1. Uji Validasi Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen tes hasil

belajar fisika, perangkat pembelajaran (RPP), serta lembar observasi kegiatan guru

dan siswa. Tiga diantara instrumen tersebut yaitu tes hasil belajar fisika, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan lembar observasi kegiatan guru dan siswa

divalidasi oleh dua orang pakar yaitu Suhardiman, S.Pd., M.Pd. dan Muh. Syihab

Ikbal, S.Pd, M.Pd.

a. Instrumen Tes Hasil Belajar

Instrumen tes hasil belajar pada penelitian ini berbentuk pilihan ganda yang

dikembangkan atau disusun berdasarkan empat aspek kognitif yaitu pada ranah

pengetahuan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan (C3) dan analisis (C4). Instrumen tes

hasil belajar ini berjumlah 15 butir soal, dimana soal memiliki poin 1 jika peserta

didik menjawab soal dengan benar dan poin 0 jika peserta didik menjawab salah.

Berdasarkan hasil validasi oleh dua orang pakar terhadap instrumen tes hasil

belajar fisika, maka dapat ditunjukkan bahwa instrumen tes hasil belajar fisika

tersebut dinyatakan valid yaitu dengan berdasarkan pada skor yang diberikan oleh

kedua validator, dimana kedua validator memberikan skor untuk tiap soal berada

pada rentang 3-4.Sedangkan Pengujian reliabilitas instrument tes hasil belajar fisika

59

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

60

dilakukan dengan menggunakan uji Gregori. Dari hasil uji Gregori tersebut, diperoleh

nilai reliabilitas hitung sebesar 1,00. Karena R hitung lebih besar dari 0,75 maka

dapat dikatakan bahwa instrumen tes hasil belajar fisika sangat reliabel. Hasil

perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D3 halaman 79.

b. Instrumen Perangkat Pembelajaran (RPP)

Instrumen yang divalidasi selanjutnya adalah instrumen perangkat

pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran merupakan gambaran pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan

di kelas. Unsur-unsur atau aspek-aspek yang divalidasi oleh pakar dalam instrumen

RPP adalah aspek petunjuk, cakupan unsur-unsur kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pair check dan yang terakhir

adalah aspek bahasa. Berdasarkan nilai yang diberikan oleh kedua orang pakar, maka

ketiga aspek ini menunjukkan valid karena nilai yang diberikan oleh kedua validator

berada pada rentang 3 dan 4, sehingga secara keseluruhan RPP dinyatakan valid.

Selain itu, perhitungan nilai reliabilitas dengan menggunakan uji Percentage of

Agreement diperoleh nilai R sebesar 0,98, nilai ini lebih besar daripada 0,75 sehingga

dapat disimpulkan bahwa RPP ini dikategorikan reliabel dan layak untuk digunakan.

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D3 halaman 86 .

c. Instrumen Observasi

Instrumen terakhir dalam penelitian ini yang divalidasi oleh pakar adalah

lembar observasi yang terdiri dari dua, yaitu lembar observasi guru dan lembar

observasi siswa. Pada lembar observasi guru, aktivitas yang diobservasi adalah

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

61

keterlaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru apakah sesuai dengan

RPP atau tidak, sementara pada lembar observasi siswa, mencakup aktivitas dan

respon siswa terhadap pembelajaran tersebut. Adapun aspek yang divalidasi pada

lembar observasi ini adalah aspek petunjuk, cakupan aktivitas guru dan siswa serta

aspek bahasa. Berdasarkan nilai yang diberikan oleh kedua orang pakar, keseluruhan

aspek menunjukkan valid karena kedua validator memberikan nilai 3 dan 4. Adapun

perhitungan nilai reliabilitas dengan menggunakan uji Percentage of Agreement

diperoleh nilai R sebesar 0,96 untuk lembar observasi kegiatan guru dan 0,94 untuk

lembar observasi kegiatan siswa. Nilai ini lebih besar daripada 0,75 sehingga dapat

disimpulkan bahwa lembar observasi kegiatan guru dan siswa ini dikategorikan

reliabel dan layak untuk digunakan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

D3 halaman 116.

2. Analisis Deskriptif

Berdasarkan skor jumlah nilai responden jawaban pada tiap-tiap soal

diperoleh nilai secara keseluruhan degan jumlah peserta didik 35 orang. Jumlah

populasi dari penelitian adalah 130 dengan jumlah sampel pada penelitian ini adalah

35 peserta didik, karena pada penelitian ini diambil secara convenience sampling

(kemudahan) sehingga peneliti mengambil kelas XI IPA 3 yang berjumlah 35 orang.

Kelas XI IPA 3 diajar dengan menggunakanmetode pembelajaran kooperatif Tipe

Pair Check.

Deskriptif hasil belajar setelah menggunakan metode pembelajaran kooperatif

Tipe Pair Check XI IPA menggambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

62

peserta didik SMA Negeri 14 Gowa dengan jumlah sampel sebanyak 35 peserta didik

maka peneliti dapat mengumpulkan data dengan mengumpulkan instrumen tes yang

telah diisi oleh setiap peserta didik yang menjadi sampel penelitian adapun hasil

belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1: Distribusi hasil belajar peserta didik kelas XI IPA 3 setelah di ajar

menggunakan metode pembelajar Kooperatif Tipe Pair Check

Pengetahuan Prosedural

Kelas Eksperimen I Tinggi

𝒙𝒊 𝑓𝑖

93 4

87 6

80 8

73 6

67 6

60 5

Jumlah 35

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

63

Selain dari tabel di atas, dapat pula dilihat distribusi frekuensi melalui

diagrambatang berikut ini

Gambar 4.1: Distribusi frekuensi hasil belajar peserta didik kelas XI IPA 3 setelah

di ajar menggunakan metode pembelajar Kooperatif Tipe Pair Check

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi hasil belajar peserta didik kelas XI IPA

3 menggunakan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Check, dapat dilihat

bahwa frekuensi hasil belajar yang memiliki nilai tertinggi sebanyak 4 peserta didik

dan frekuensi hasil belajar yang memiliki nilai terendah sebanyak 5 peserta didik.

Berdasarkan data tabel 4.1 tersebut maka dilakukan analisis deskriptif, setelah

dilakukan analisis statistik deskriptif, diperoleh hasil sebagai berikut:

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

64

Tabel. 4.2 Tabel Statistik Deskriptif Peserta Didik Kelas XI IPA 3

Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat bahwa pada kelas eksperimen setelah

diberikan perlakuan diperoleh skor maksimum hasil belajar sisika peserta didik

adalah 93 dan skor minimum sebesar 60 dengan demikian, diperoleh standar deviasi

10,60 dan varians sebesar 112,48

Untuk mempermudah mengetahui hasil belajar peserta didik pada materi suhu

dan kalor , maka dibuatlah tabel kategorisasi. Adapun rincian kategori tersebut

terbagi lima yaitu: sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Lebih

jelasnya dilhat pada tabel 4.3 berikut:

StatistikDeskriptif Nilai hasil belajar

Jumlahsampel 35

Nilaimaksimum 93

Nilai minimum 60

Rata-rata 76,40

Standardeviasi 10,60

Varians 112,48

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

65

Tabel 4.3: Kategorisasi test hasil belajar peserta didik kelas XI IPA 3 SMA Negeri 14 Gowa

Skor Rentang Frekuensi Presentasi Kategorisasi

0 - 37.50 0 0% Sangat Rendah

37.50 - 54. 25 0 0% Rendah

54.25 - 71.00 11 31.42% Sedang

71.00 -87.50 20 57.16% Tinggi

87.50 – 100 4 11.42% Sangat Tinggi

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel kategorisasi test hasil belajar dapat terlihat bahwa hasil

belajar peserta didik pada kategori tinggi dengan nilai 57.16%

Gambar 4.2: Grafik kategori test hasil belajar peserta didik kelas XI IPA 3 SMA Negeri 14 Gowa

Berdasarka gambar 4.2, dapat dilihat bahwa pada grafik kategori test hasil

belajar peserta didik kelas XI IPA 3 SMA Negeri 14 Gowa, kategorisasi skor rentang

0 - 37.50 memiliki presentasi 0% dengan kategorisasi sangat rendah , skor rentang

37.75 – 54.25 memiliki presentasi 0% dengan kategorisasi rendah, skor rentang 54.50

0

5

10

15

20

00

11

20

4

Kategorisasi

0 - 37.50

Sangat Rendah

37.75 - 54.25

Rendah

54.50 -71.00

Sedang

71.25 -87.50

Tinggi

87.75 -100

Sangat Tinggi

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

66

– 71.00 memiliki presentasi 11% dengan kategorisasi sedang, skor rentang 71.25 –

87.50 memiliki presentasi 20% dengan kategorisasi tinggi, dan skor rentang 87.75 –

100 memiliki presentasi 4% dengan kategorisasi sangan tinggi.

3. Analisis Inferensial

a. Pengujian prasyarat penelitian normalitas data

Untuk pengujian normalitas dalam penelitian ini untuk tes dilakukan

menggunakan spss versi 20 for windowa bertujuan untuk mengetahui data di teliti

apakah data yang diperoleh dari responden berdistribusi normal atau tidak, dengan

menggunakan metode kolmogorov-smimov. dan shapiro-wilk pada taraf signifikansi

α = 0,05 untuk data yang sama yaitu sebanyak 35 peserta didik. hasil yang diperoleh

melalui hasil SPSS versi 20 for windows dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4: Uji Normalitas hasil belajar fisika menggunakan program SPSS

versi 20 for windows

Tests of Normality

Hasil

Belajar

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Tes ,147 35 ,053 ,925 35 ,020

Berdasarkan tabel 4.4 untuk data test pada kelas eksperimen yang diterapkan

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pair check terdistribusi

normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan untuk test baik dengan

menggunakan metode kolmogorov- smirnov diperoleh nilai signifikan sebesar 0,053

lebih besar 0,05 (sig.>0.05) maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut

berdistribusi normal.

Untuk memperkuat kesimpulan di atas, data hasil tes belajar dibuat dalam

bentuk diagram normal QQ Plot untuk test pada kelas eksperimen:

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

67

Gambar 4.3: Normal QQ Plot untuk tes pada kelas XI IPA 3 SMA Negeri 14 Gowa

Diagram QQ Plot terlihat mengikuti fit line,maka data tersebut berdistribusi

normal. Begitu pula halnya pada detrend QQ Plot yang menunjukkan plot-plot

tersebar merata baik di atas bawah garis horizontal, maka dapat disimpulkan data

berdistribusi normal.

b. Analisis Inferesial hasil belajar peserta didik SMA Negeri 14 Gowa dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatifTipe Pair Check

Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk menetapkan ada tidaknya hasil belajar

pada penerapan metode pembelajaran kooperatif Tipe Pair Check. Hasil uji

prasyarat menunjukkan bahwa semua data terdistribusi normal. Sehingga nilai

hipotesisnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5. Hasil perhitungan Uji Hipotesis hasil belajar Fisika

t’ Siqnivikan

42,61 0,000

Berdasarkan tabel diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa nilai t hitung

sebesar 42,61 dan siqnifikan 0,000. Dari data tersebut terlihat bahwa nilai t hitung

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

68

> t tabel (42,61 > 1,697), Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima dimana penerapan

metode pembelajaran kooperatif tipe pair check terhadap hasil belajar peserta

didik kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa.

B. Pembahasan

Hipotesis ini mengatakan bahwa penerapan pembelajaran antara peserta didik

yang diajar dengan metode pembelajaran kooperatif tipe pair check pada kelas XI

IPA SMA Negeri 14 Gowa. Hipotesis ini yang kemudian diuji dengan menggunakan

analisis uji t satu sampel (one sample test) pada taraf signifikan α = 0,05.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diperoleh nilai Thitung> Ttabel dan

nilai signifikan < 0,05. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar fisika

peserta didik yang diajar menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe pair

check diatas KKM 75.

Peserta didik yang diajar menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe

pair check dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Peningkatan hasil belajar

peserta didik dapat dilihat pada nilai rata-rata hasil belajar peserta didik sebelum

diajar menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe pair check berada dibawah

KKM 75. Setelah diajar menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe pair

check nilai rata-rata hasil belajar peserta didik berada diatas KKM 75.

Meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari nilai

sebelum diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pair check , dimana

nilainya rata-rata 60. Setelah diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

69

pair check , nilai rata-rata hasil belajar peserta didik yaitu 76,40 atau dapat dikatakan

berada diatas KKM 75.

Metode pembelajaran kooperatif tipe pair check merupakan metode

pembelajaran berkelompok antara dua orang berpasangan. Metode ini menerapkan

pembelajaran kooperatif yang menuntut kemandirian dan kemampuan dalam

menyelesaikan persoalan. Metode ini juga melatih tanggungjawab social siswa,

kerjasama, dan kemampuan memberI nilai. Dikatakan pula pembelajaran pair check

adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang berpasangan yang bertujuan untuk

mendalami atau melatih materi yang dipelajarinya.

Peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

pair check sangat antusias dalam merespon pembelajaran. Peserta didik dalam proses

pembelajaran cepat mengerti, mudah tanggap dan materi suhu dan kalor yang

diajarkan mudah diserap peserta didik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh lestari dan linuwih,(2012) dengan

judul penelitian “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

Pemecahan masalah untuk meningkatkan Social Skill Siswa” menyatakan bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe pair check dapat meningkatakan hasil belajar

peserta didik. Hasil belajar ini dapat dikatakan sejalan dengan penelitian tersebut,

karena penelitian yang telah dilakukan menggunakan metode yang sama dan juga

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

70

Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran kooperatif tipe pair check dapat meningkatkan hasil belajar fisika

peserta didik, yaitu dengan melihat nilai hasil belajar fisika peserta didik setelah

diajarkan metode koperatif tipe pair check berada diatas nilai KKM 75.

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari

nilai sebelum diajar menggunakan model pembelajaran koopeartif tipe pair

check, dimana nilai rata-rata 73. Setelah menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe pair check, nilai rata-rata hasil belajar peserta didik yaitu 76.40

atau dapat dikatan berada di atas KKM 75. Meningkatnya hasil belajar peserta

didik dikarenakan antusiasnya peserta didik dalam proses pembelajaran.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe pair check secara signifikan

efektifterhadap hasil belajar peserta didik pada materi suhu dan kalor kelas XI

IPA SMA Negeri 14 Gowa dimana nilai T hitung yang diperoleh t tabel > (42,61

> 1,697).

B. Implikasi Penelitian

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka dalam

upaya meningkatkan pengetahuan prosedural peserta didik , maka diajukan

saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, metode pembelajaran kooperatif tipe pair check sebaiknya

digunakan oleh guru bidang studi fisika disekolah yang bersangkutan,

agar peserta didik tidak jenuh dengan metode pembelajaran yang

71

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

72

menoton namun harus disesuaikan dengan materi pembelajaran yang

akan diajarkan.

2. Model pembelajaran ini dapat digunakan dalam mencapai ketuntasan

belajar sesuai standar KKM, maka disarankan kepada teman-teman untuk

meneliti lebih lanjut dengan metode yang sesuai.

3. Pengembangan ilmu, diharapkan agar model pembelajaran dapat menjadi

salah satu alternatif model pembelajaran yang diterapkan pada mata

pelajaran fisika untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan

metode pembelajaran kooperatif tipe pair check.

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

73

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.2016.

Dewa Gede Suparta, dkk. Pengantar Model Pembelajaran Kooperatf Teknik Make AMatch Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPS. Singaraja: Pascasarjana Universitas Pendidikan Ghanesa. 2015.

Dimyati dan Mudjiono..Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2013.

Erida Reniningsih., 2011“ Peningkatan Kemampuan KerjaSama Siswa Melalui Group Investigation Pada Mata Pelajaran Pengolahan Makanan Kontentinental di SMK Sahid Surakarta”Skripsi, Yogyakarta:Fak. Teknik UNY.

Kotu, Jamiah Taha, 2017,”Efektifitas penggunaan Musik terhadap Konsentrasi Belajar Fisika Kelas XI SMAN 3 Sungguminas”,Skripsi,Fakultas Tarbiyah dan Keguruan , Universitas Islam Negeri Alauddin ,Makassar.

M.Wahyudin Zarkasyi. Penelitian Pendidikan Matemetika. Bandung: PT Refika Aditama. 2015

Miftahul Huda.Model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta:Pustaka Pelajar. 2013.

Mudjiono dan Dimyanti.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:PT. Rineka Cipta. 2002.

Misbahuddin dan iqbal Hasan.Analisis Data Penelitian dengan statistik Edisi II.Jakarta : PT BumiAksara. 2013.

Mustawarman dan Ali Umar Dani, Perbandingan hasil belajar fisika antara model

pembelajaran lesson study dan model pembelajran kooperatif tipe STAD(Study teams achievement division) siswa kelas XI IPA SMA YAPIP Kab. Gowa Provinsi Sulawesi

Selatan.Jurnal Pendidikan Fisika. Vol 1 No2 (2013).

Mulyono Abdurrahman.Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Bejajar. Jakarta:PT. Rineka Cipta. 2013.

Nata, Abuddin. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy) Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2014.

Siti Nurjannah, Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Ttw Dengan Tsts Terhadap Hasil Belajar Materi Teori Kinetika Gas,Jurnal, (Demak: UIN Walisongo: 2014)

Nugraheni Aninditya Sri.Penerapan Strategi Cooperatif Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta:PT Pustaka Insan Madani. 2012.

Omur Gurdogan-Bayir dan Mahmut Bozkurt, Effetiveness Of cooperatif Learning Approaches Used In The course Of Social Studies In Tuekey: A Meta-Analysis Study,Jurnal,(Turkey: Europan Journal of Special Education Research, 2018).

Purwanto.Statistikadalam Penelitian.Yokyakarta: Pustaka pelajar. 2011.

Quraish Shihab. Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Kserasian Al-Qur’an Jakarta lentera Hati 2002.

Page 88: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

74

R.Semiawan Conny.Pengembangan Kurikulum Berdiferansiasi.Jakarta: Grasindo. 1992.

Ratna. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Cv Pustaka Setia. 2015

Ramayulis.Metodologi Pendidikan Agama Islam.Jakarta:Kalam Mulia. 2005.

Rizema Putra Setiatava.Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.Yogyakarta:Diva Press.

Robert E. Slavin,Cooperative Learning Review of Educational Research 1980. .http://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.3102/00346543050002315. (03 Oktober 2017).

Rusman. 2016. Pembelajaran Tematit Terpadu, Teori, praktik dan penilaian.Jakarta: Rajawali Pers.

Trianto.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri. 2009.

Slameto.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta:Rineka Cipta. 2010.

Siregar, Syofian.StatistikParametrikUntukPenelitianKuantitatif. Jakarta: PT BumiAksara. 2015.

St. Syamsudduha.Penilaian Kelas.Makassar:Alauddin University Press. 2012.

Subana dan Sudrajat. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV. Pustaka Setia. 2005.

Sudjana. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Pelajar. 2000.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. 2015.

Sugiyono. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta, 2014.

Syaiful Bahri Djamarah.Guru dan Anak Didik dalam Interaktif dan Edukatif.Jakarta:Rineka Cipta. 2000.

Wahyudin. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung:PT Refika Aditama. 2015.

Wardoyo Sigit Mangun. Pembelajaran Konstruktivisme. Bandung.:Alfabeta. 2015.

WenaMade. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta:BumiAksara. 2016.

Yasin. Salehuddin, Boharima. Pengolahan Pembelajaran. Makassar : Alauddin Press. 2010.

Page 89: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

1

Page 90: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

75

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 91: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

76

LAMPIRAN A

(DATA PENELITIAN)

Page 92: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

77

NILAI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI IPA 3 DENGAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK

NO NAMA NILAI

1 ABD. RAHMAN 80

2 ALHAN GOWARY BASRI 70

3 ANNISA AULIA A 80

4 APRILIA KARENINA SIDDIK 53

5 ARWINI APRIANI 53

6 DEAN HARYADI 63

7 ERNA 60

8 FATIMA SYAHRAH 73

9 IHSAN HANIF 70

10 JOHAN WIRA SAKTI 80

11 M. IRWAN DWI CAHYONO 58

12 MARLINA GAU 73

13 MARYAM ARWA BALQISTA 67

14 MUH. FIKRAM 73

15 MUH. IKBAL 87

16 MUH. RAFLI 60

17 MUHAMMAD AKMAL MIFTAH FARIE 80

18 MUHAMMAD ILHAMSYAH 57

19 MUTIARA 80

20 NUR ANNISA 73

21 NURAENI 80

22 NUR IFANI ILYAS 73

23 NURUL INAYAH HARIS 73

24 PUTRI HANDAYANI 73

25 SABRINA UTHAMI WAHID 73

26 SITI AMALYA ACHMAD 60

27 SITI FATIMAH MARHANISA 60

28 SITI NUR FADILAH 67

29 UMMU HAIRA 73

30 ANDI ANISA ZAHIRAH 73

31 ANDI SALZABILAH ALVITA ALIF 60

32 YASIR SURIADI 67

33 MUHAMMAD DIRHAM SAMUDRA 60

34 MUH. ASDAR RAHMAD 73

35 ANANDA RONI PRATAMI 67

Page 93: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

78

LAMPIRAN B

(ANALISIS DESKRIPTIF)

B.1: DESKRIPTIF NILAI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

B.2: KATEGORISASI NILAI HASIL BELAJAR

Page 94: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

79

LAMPIRAN B.1

Perhitungan dengan program SPSS

Kelas XI IPA 3 ( model pembelajaran kooperatif tipe pair check )

Berdasarkan data deskriptif di atas, maka rata-rata nilai hasil belajar untuk

kelas XI IPA 3 adalah 76,4000 dengan standar deviasi 10,60, nilai maksimum

adalah 93 dan nilai minimum adalah 60.

Statistics

Nilai hasil belajar kelas XI IPA 3

N Valid 35

Missing 0

Mean 76,4000

Median 80,0000

Std. Deviation 10,60577

Variance 112,482

Range 33,00

Minimum 60,00

Maximum 93,00

Sum 2674,00

VAR00001

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

60,00 5 14,3 14,3 14,3

67,00 6 17,1 17,1 31,4

73,00 6 17,1 17,1 48,6

80,00 8 22,9 22,9 71,4

87,00 6 17,1 17,1 88,6

93,00 4 11,4 11,4 100,0

Total 35 100,0 100,0

Page 95: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

80

LAMPIRAN B.2

KATEGORISASI NILAI HASIL BELAJAR

Persentase kategori nilai hasil belajar kelas XI IPA 3 dengan model pembelajaran

kooperatif tipe pair check

Skor Rentang Frekuensi Presentasi Kategorisasi

0 - 37.50 0 0% Sangat Rendah

37.50 - 54. 25 0 0% Rendah

54.25 - 71.00 11 31.42% Sedang

71.00 -87.50 20 57.16% Tinggi

87.50 – 100 4 11.42% Sangat Tinggi

Jumlah 35 100%

GRAFIK

0

5

10

15

20

00

11

20

4

Kategorisasi

0 - 37.50

Sangat Rendah

37.75 - 54.25

Rendah

54.50 -71.00

Sedang

71.25 -87.50

Tinggi

87.75 -100

Sangat Tinggi

Page 96: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

81

LAMPIRAN C

(PENGUJIAN DATA)

C.1: UJI NORMALITAS KELAS XI IPA 3

C.2: UJI T SATU SAMPEL

Page 97: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

82

LAMPIRAN C.1

UJI NORMALITAS KELAS XI IPA 3

Perhitungan dengan program SPSS

1. Persiapkan data yang ingin di uji untuk mempermudah tahapannya

selanjutnya.

2. Buka aplikasi SPSS. Klik variable View di bagian pojok kiri bawah.

3. Selanjutnya pada bagian name ketik nilai. Pada decimal ubah menjadi

angka 2, abaikan yang lainnya seperti pada gambar:

4. Setelah itu, klik Data View dan masukkan data nilai hasil belajar yang

sudah di persiapkan tadi seperti pada gambar:

Page 98: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

83

5. Selanjutnya dari menu utama SPSS, pili Analyze, kemudian pilih sub

menu Descriptive Statistic, lalu pilih Explore pada gambar :

6. Sekarang sudah tampil kotak dialog baru explore. Kemudian isikan

variabel (s) dengan data nilai seperti pada gambar:

Page 99: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

84

7. Langkah selanjutnya, untuk memilih apa saja yang ingin dianalisis, maka

klik Plots, kemudian pilih None, lalu pilih Normality plots with tests

seperti pada gambar:

8. Setelah itu pilih Continue dan klik OK untuk mengakhiri perintah,

selanjutnya akan muncul tampilan output SPSS seperti pada gambar

berikut:

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

VAR00001 35 100,0% 0 0,0% 35 100,0%

Page 100: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

85

Descriptives

Statistic Std. Error

VAR00001

Mean 76,4000 1,79270

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 72,7568

Upper Bound 80,0432

5% Trimmed Mean 76,3889

Median 80,0000

Variance 112,482

Std. Deviation 10,60577

Minimum 60,00

Maximum 93,00

Range 33,00

Interquartile Range 20,00

Skewness -,038 ,398

Kurtosis -1,092 ,778

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

VAR00001 ,147 35 ,053 ,925 35 ,020

a. Lilliefors Significance Correction

Page 101: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

86

Diagram QQ Plot terlihat mengikuti fit line,maka data tersebut berdistribusi

normal. Begitu pula halnya pada detrend QQ Plot yang menunjukkan plot-plot tersebar

merata baik di atas bawah garis horizontal, maka dapat disimpulkan data berdistribusi

normal.

Page 102: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

87

LAMPIRAN C.2

UJI T SATU SAMPEL

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS, diperoleh uji t satu sampel sebagai

berikut:

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed) Mean

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

NILAI 42,617 34 ,000 76,40000 72,7568 80,0432

Berdasarkan tabel diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa nilai t hitung

sebesar 42,61 dan siqnifikan 0,000. Dari data tersebut terlihat bahwa nilai t hitung > t

tabel (42,61 > 1,697), Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima dimana penerapan metode

pembelajaran kooperatif tipe pair check terhadap hasil belajar peserta didik kelas XI

IPA SMA Negeri 14 Gowa.

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

NILAI 35 76,4000 10,60577 1,79270

Page 103: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

88

LAMPIRAN D

(LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN)

D.1: TES HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

D.2: RPP

D.3: LEMBAR OBSERVASI

D.4: ANALISIS VALIDASI INSTRUMEN

Page 104: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

89

LAMPIRAN D.1

INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR

SOAL PILIHAN GANDA

Nama :

Kelas :

Waktu : 90 Menit

1. Derajat dingin atau panas dari suatu benda

disebut . . . .

A. Kalor

B. Suhu

C. Wujud benda

D. Pemuaian

E. Embun

E. Hydrometer

E. Konveksi

2. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah ....

A. Indra tangan

B. Iidah

C. Termometer

D. Barometer

3. Jika kita berada di dekat api unggun, kalor akan merambat dari api ke tubuh

kita melalui proses…

A. Konveksi

B. Konduksi

C. Isolator

D. Radiasi

Page 105: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

90

E. Es melepas kalor ke lingkungan, tetapi teh menerima kalor dari lingkungan

5. Tiga batang logam (perak, tembaga, dan emas) pada ujungnya diberikan lapisan

lilin, seperti pada gambar

Tembaga

lapisan lilin

Perak Emas

Lapisan lilin

lapisan lilin

Jika ke tiga batang logam dipanaskan secara bersamaan, maka pernyataan yang

benar berikut adalah…

A. Perak yang dilapisi lilin akan cepat panas

B. Tembaga yang dilapisi lilin akan cepat panas

C. Konduktivitas perak lebih besar dari tembaga

D. Konduktivitas emas lebih besar, dari perak dan tembaga

E. Konduktivitas tembaga lebih kecil, dari perak dan emas

4. Ketika seseorang memasukkan es dalam secangkir teh, lama-kelamaan teh akan

menjadi makin dingin, sedangkan es tersebut akan mencair. Hal ini

disebabkan…

A. Teh melepas kalor dan es menerima kalor

B. Teh dan es saling melepaskan kalor ke lingkungan

C. Es melepas kalor dan teh menerima kalor

D. Es dan teh sama-sama menerima kalor dari lingkungan

Page 106: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

91

E. Penguapan air merupakan contoh proses penyerapan kalor tanpa

perubahan suhu

E. Konduktivitas termal logam panci lebih besar daripada konuktivitas

termal kain, tetapi lebih kecil daripada konduktivitas termal tangan

6. Pernyataan berikut yang tidak tepat adalah….

A. Peleburan es merupakan contoh proses penyerapan kalor tanpa perubahan

suhu

B. Pembekuan air merupakan contoh proses pelepasan kalor tanpa perubahan

suhu

C. Penguapan air merupakan contoh proses pelepasan kalor tanpa perubahan

suhu

D. Pengembunan uap air merupakan contoh proses pelepasan kalor tanpa

perubahan suhu

7. Saat mengangkat panci panas, seseorang biasanya melapisi tangannya dengan

kain tebal sehingga tidak merasa terlalu panas. Hal ini dilakukan karna …

A. Konduktivitas termal kain lebih besar dari pada konduktivitas termal

logam panci, tetapi lebih kecil daripada konduktivitas termal tanagn

B. Konduktivitas termal kain lebih kecil daripada konduktivitas termal

logam panci, tetapi lebih besar daripada konduktivitas tangan

C. Konduktivitas termal kain lebih besar daripada konduktivitas termal

logam panci dan konduktivitas termal tangan

D. Konduktivitas termal kain lebih kecil daripada konduktivitas termal

logam panci dan konduktivitas termal tangan

Page 107: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

92

E. 150 kalori/ g

8. Grafik berikut ini menyatakan hubungan antara temperature (0) dengan kalor

(150) yang diberikan pada 1 gram zat padat

Besar kalor lebur zat padat tersebut adaah…

A. 71 kalori/g

B. 79 kalori/g

C. 80 kalori/g

D. 811 kalori/g

9. Sebanyak 150 gram air panas bersuhu 100°C ditambahkan kedalam bejana

berisi 300 gram air yang suhunya 10°C sampai campuran air itu mencapai

keseimbangan termal. Suhu campuran saat mencapai keseimbangan termal

adalah…

A. 25°C

B. 30°C

C. 35°C

D. 40°C

E. 45°C

Page 108: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

93

E. 90°C

E. 85 °C

10. Sebatang baja (koefisien muai panjang = 10-5⁰C) mempunyai panjang 100 cm.

kemudian baja dipanaskan sampai suhunya 100⁰C sehingga panjang

bajamenjasi 100.07 cm. suhu batang baja mula – mula sebelum dipanaskan

adalah…

A. 70⁰C

B. 50⁰C

C. 30⁰C

D. 20⁰C

E. E. 10⁰C

11. Dalam botol termos terdapat 230 gram kopi pada suhu 90°C. ke dalam botol

tersebut ditambahkan susu sebanyak 20 gram bersuhu 5°C. berapakah suhu

campuran? (jika tidak ada kalor pencampuran maupun kalor yang terserap

botol termos. Cair = Ckopi = Csusu = 1 kal/g°C)

A. 5°C

B. 20°C

C. 47°C

D. 83°C

12. Jika Air 200 cm3 pada suhu 95°C dituangkan ke dalam cangkir gelas 150 g

pada suhu 25°C. Jika cangkir gelas memiliki kalor jenis 840 J/Kg °C berapa

suhu akhir (T) dari campuran ketika dicapai kesetimbangan, dengan

menganggap tidak ada kalor yang mengalir ke sekitarnya?

(maka kalor jenis Air 4.186 J/Kg °C dan massa jenisnya 1 × 103 kg/m3)

A. 45 °C

B. 55 °C

C. 65 °C

D. 75 °C

Page 109: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

94

13. Berapa banyak kalor yang diperlukan untuk mengubah 2 gram es pada suhu

0°C menjadi uap air pada suhu 100°C..... (cair = 4.200 J/kg °C, Lair = 336 J/g,

dan LU = 2.260 J/g)

A. 6.025 J

B. 6.0346 J

C. 6.032 J

D. 5.232 J

E. 5.142 J

E. 368,7cm3

E. 200 gram

14. Sebuah bejana baja 4 L,95% volumenya diisi alcohol. Jika suhu awal bejana

0℃ dan bejana ini dipanaskan sampai 70℃, berapakah volume alkohol yang

tumpah, jika koefesien muai panjang baja 0,000011/℃ dan koefesien muai

alkohol0,001/℃.

A. 56,76 cm3

B. 368 cm3

C. 57,6cm3

D. 56,74cm3

15.Suatu kalorimeter berisi es (kalor jenis es = 0,5 kal/gK,kalor lebur es = 80

kal/g) sebanyak 36 g pada temperatur –6°C. Kapasitas kalorimeter adalah 27

kal/K. Kemudian, ke dalam kalorimeter tersebut dituangkan alkohol (kalor

jenis 0,58 kal/gK) pada temperatur 50° yang menyebabkan temperatur akhir

menjadi 8°C. Massa alkohol yang dituangkan (dalam gram) adalah ....

A. 108 gram

B. 288 gram

C. 150 gram

D. 300 gram

Page 110: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

95

LAMPIRAN D.2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 14 GOWA

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas / Semester : XI (SEBELAS) / I

Materi Pokok : Suhu dan Kalor

Alokasi Waktu : 4 × 2 JP (4 Pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong

royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif

sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena

dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI 4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan

ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Page 111: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

96

B. KompetensiDasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

KD3 KD4

3. 5 Menganalisis pengaruh kalor

dan perpindahan kalor yang

meliputi karakteristik termal

suatu bahan, kapasitas, dan

konduktivitas kalor pada

kehidupan sehari-hari.

4.5 Merencanakan dan

melaksanakan percobaan untuk

menyelidiki karakteristik termal

suatu bahan, terutama kapasitas

dan konduktivitas kalor.

IPK IPK

3.5.1 Mendefinisikan pengertian

suhu

3.5.2Mengidentifikasi alat ukur

suhu

3.5.3Mendeskripsikan bentuk-

bentuk perpindahan kalor

3.5.4Menjelaskan hubungan kalor

dengan suhu benda dan

wujudnya

3.5.5Memberi contoh perpindahan

kalor

3.5.6Menentukan hubungan kalor

dengan suhu benda dan

wujudnya

3.5.7Menentukan pengaruh kalor

dan perpindahan kalor yang

meliputi karakteristik termal

suatu bahan, kapasitas, dan

konduktivitas kalor pada

kehidupan sehari-hari

4.5.1 Menerapkan Asaz Black

4.5.2 Menganalisis karakteristik

termal suatu bahan,

kapasitas,dan konduktivitas

kalor

Page 112: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

97

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe pair check, peserta didik dapat

mampu Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor yang meliputi

karakteristik termal suatu bahan, kapasitas, dan konduktivitas kalor pada

kehidupan sehari-hari dan Merancang dan melakukan percobaan tentang

karakteristik termal suatu bahan, terutama terkait dengan kapasitas dan

konduktivitas kalor.

D. Materi Pembelajaran

1. Factual

Ketika memasukkan air kedalam mesin pendingin

atau lemari es yang awalnya cair akan berubah

menjadi padat dimana terjadi perubahan wujud dari

cair menjadi padat

Apabila kita berjalan di bawa terik matahari maka

akan terjadi perubahan suhu dimana awalnya dingin

menjadi panas

Ketika membakar lilin kita perhatikan lilin itu

meleleh dan lama kelamaan setelah lilinnya habis

maka akan mengalami perubahan wujud pada saat

dingin lelehan lilin tersebut kembali menjadi padat

Pada saat kita merebus air terjadi perpindahan kalor

dimana air yang mulanya dingin menjadi panas

Pada siang dan malam hari dapat kita rasakan

perubahan suhu dimana pada saat malam hari

suhunya menjadi dingin dan pada siang hari suhu

menjadi panas

2. Konseptual

Perubahan wujud zat akibat adanya perubahan suhu

dan pemuaian

Asaz black

Kalor dan perpindahannya

Page 113: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

98

Konduksi, konveksi dan radiasi

3. Prosedural

Pada saat kita melakukan percobaan dimana dua

wadah yang berisi air yang massanya berbeda, jika

dipanaskan dengan waktu yang sama maka suhu

yang terukur pada kedua wadah tersebut akan

berbeda. Suhu air dalam wadah memiliki air yang

massanya lebih kecil akan memiliki suhu yang lebih

tinggi dibandingkan wadah yang berisi air banyak.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan antara banyak kalor, kenaikan suhu dan

massa air

E. Sumber belajar

Buku fisika kelas XI, kajian konsep fisika

F. Meodel, metode, dan Media Pembelajaran

Model pembelajaran : Kooperatif

Pendekatan : Ilmiah (sciencetific)

Metode : Pair Check

G. Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama( 2 x 45 menit )

Sintaks

Pair Check

Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan o Guru bersama siswa mengucapkan

salam

o Guru meminta peserta didik untuk

mengecek kebersihan kelas secara

bersama-sama, minimal sekitar tempat

duduknya tidak ada sampah

o Siswa berdoa bersama guru

o Guru mengecek kehadiran peserta didik

15 menit

Page 114: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

99

o Guru memberikan apersepsi kepada

siswa dengan bertanya

Apakah kalian pernah memegang

air es?

Apa yang kalian rasakan?

o Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

o Guru menjelaskan model pembelajaran

kooperatif tipe Pair Check agar peserta

didik Dapat mengerti tentang model

pembelajaran ini

Kegiatan inti

o Guru menjelaskan materi tentang suhu

dan alat ukur suhu.

o Guru menjelaskan materi tentang suhu

dan alat ukur suhu.

o Guru membagikan peserta didik dalam

kelompok, dalam tiap kelompok terdiri

dari 2 oarang

o Guru menjelaskan teknik berpasanagn

yang akan kita lakukan

o Guru membagi 2 peran dalam tiap

kelompok yaitu partner dan pelatih

o Guru membagikan soal kepada partner

o Partner bertugas untuk menjawab soal

yang diberikan oleh pelatih, dan

sebaliknya pelatih mengecek jawaban

yang dijawab oleh partner

o Partner yang menjawab satu soal

dengan benar berhak mendapat satu

kupon dari pelatih

60

menit

Page 115: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

100

o Partner dan pelatih bertukar peran,

dimana partner sebagai pelatih dan

pelatih sebagai partner

o Guru membagikan soal kepada partner

o Partner bertugas untuk menjawab soal

yang diberikan oleh pelatih, dan

sebaliknya pelatih mengecek jawaban

yang dijawab oleh partner

o Partner yang menjawab satu soal

dengan benar berhak mendapat satu

kupon dari pelatih

o Setiap pasangan kembali ke tim awak

dan mencocokkan jawaban satu sama

lain

o Guru membimbing dan memberikan

arahan atas jawaban dari berbagai soal

o Setiap tim mengecek jawabannya

Penutup o Kelompok yang paling banyak

mendapat kupon di beri reward atau

hadiah dari guru

o Guru menyampaikan kesimpulan akhir

dari pembelajaran yang telah

dilaksanakan

o Berdoa bersama menutup kegiatan

pembelajaran

15 menit

Page 116: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

101

Pertemuan Kedua ( 2 x 45 menit )

Sintaks

Pair Check

Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan o Guru bersama siswa mengucapkan

salam

o Siswa berdoa bersama guru

o Guru mengecek kehadiran siswa

o Guru memberikan apersepsi kepada

siswa dengan bertanya

Pernahkah kalian melihat balon

yang meletus ketika ditempatkan di

bawah terik matahari?

Mengapa hal demikian bisa terjadi?

o Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

o Guru menjelaskan model pembelajaran

kooperatif tipe Pair Check agar peserta

didik

Dapat mengerti tentang model

pembelajaran ini

15 menit

Page 117: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

102

Kegiatan inti

o Guru menjelaskan materi tentang

pemuaian.

o Siswa memperhatikan penjelasan guru

o Guru membagikan peserta didik dalam

kelompok, dalam tiap kelompok terdiri

dari 2 oarang

o Guru menjelaskan teknik berpasanagn

yang akan kita lakukan

o Guru membagi 2 peran dalam tiap

kelompok yaitu partner dan pelatih

o Guru membagikan soal kepada partner

o Partner bertugas untuk menjawab soal

yang diberikan oleh pelatih, dan

sebaliknya pelatih mengecek jawaban

yang dijawab oleh partner

o Partner yang menjawab satu soal

dengan benar berhak mendapat satu

kupon dari pelatih

o Partner dan pelatih bertukar peran,

dimana partner sebagai pelatih dan

pelatih sebagai partner

o Guru membagikan soal kepada partner

o Partner bertugas untuk menjawab soal

yang diberikan oleh pelatih, dan

sebaliknya pelatih mengecek jawaban

yang dijawab oleh partner

o Partner yang menjawab satu soal

dengan benar berhak mendapat satu

kupon dari pelatih

o Setiap pasangan kembali ke tim awak

60

menit

Page 118: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

103

dan mencocokkan jawaban satu sama

lain

o Guru membimbing dan memberikan

arahan atas jawaban dari berbagai soal

o Setiap tim mengecek jawabannya

Page 119: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

104

Penutup o Kelompok yang paling banyak

mendapat kupon di beri reward atau

hadiah dari guru

o Guru menyampaikan kesimpulan akhir

dari pembelajaran yang telah

dilaksanakan

o Berdoa bersama menutup kegiatan

pembelajaran

15 menit

Pertemuan ketiga ( 2 x 45 menit )

Sintaks

Pair Check

Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan o Guru bersama siswa mengucapkan

salam

o Siswa berdoa bersama guru

o Guru mengecek kehadiran siswa

o Guru memberikan apersepsi kepada

siswa dengan bertanya

Apa yang akan terjadi ketika kita

mencampurkan air dingin dengan air

panas?

o Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

o Guru menjelaskan model pembelajaran

kooperatif tipe Pair Check agar peserta

didik

Dapat mengerti tentang model

pembelajaran ini

15 menit

Page 120: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

105

Kegiatan inti

o Guru menjelaskan materi tentang azas

black

o Siswa memperhatikan penjelasan guru

o Guru membagikan peserta didik dalam

kelompok, dalam tiap kelompok terdiri

dari 2 oarang

o Guru menjelaskan teknik berpasanagn

yang akan kita lakukan

o Guru membagi 2 peran dalam tiap

kelompok yaitu partner dan pelatih

o Guru membagikan soal kepada partner

o Partner bertugas untuk menjawab soal

yang diberikan oleh pelatih, dan

sebaliknya pelatih mengecek jawaban

yang dijawab oleh partner

o Partner yang menjawab satu soal

dengan benar berhak mendapat satu

kupon dari pelatih

o Partner dan pelatih bertukar peran,

dimana partner sebagai pelatih dan

pelatih sebagai partner

o Guru membagikan soal kepada partner

o Partner bertugas untuk menjawab soal

yang diberikan oleh pelatih, dan

sebaliknya pelatih mengecek jawaban

yang dijawab oleh partner

o Partner yang menjawab satu soal

dengan benar berhak mendapat satu

kupon dari pelatih

o Setiap pasangan kembali ke tim awak

60

menit

Page 121: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

106

dan mencocokkan jawaban satu sama

lain

o Guru membimbing dan memberikan

arahan atas jawaban dari berbagai soal

o Setiap tim mengecek jawabannya

Penutup o Kelompok yang paling banyak

mendapat kupon di beri reward atau

hadiah dari guru

o Guru menyampaikan kesimpulan akhir

dari pembelajaran yang telah

dilaksanakan

o Berdoa bersama menutup kegiatan

pembelajaran

15 menit

Pertemuan Keempat ( 2 x 45 menit )

Sintaks

Pair Check

Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan o Guru bersama siswa mengucapkan

salam

o Siswa berdoa bersama guru

o Guru mengecek kehadiran siswa

o Guru memberikan apersepsi

kepada siswa dengan bertanya

Apa yang kalian rasakan ketika

berdiri di bawah terik matahari?

o Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

15 menit

Page 122: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

107

o Guru menjelaskan model

pembelajaran kooperatif tipe Pair

Check agar peserta didik

Dapat mengerti tentang model

pembelajaran ini

Kegiatan inti

o Guru menjelaskan materi tentang

suhu dan alat ukur suhu.

o Siswa memperhatikan penjelasan

guru

o Guru membagikan peserta didik

dalam kelompok, dalam tiap

kelompok terdiri dari 2 oarang

o Guru menjelaskan teknik

berpasanagn yang akan kita

lakukan

o Guru membagi 2 peran dalam tiap

kelompok yaitu partner dan pelatih

o Guru membagikan soal kepada

partner

o Partner bertugas untuk menjawab

soal yang diberikan oleh pelatih,

dan sebaliknya pelatih mengecek

jawaban yang dijawab oleh partner

o Partner yang menjawab satu soal

dengan benar berhak mendapat

satu kupon dari pelatih

o Partner dan pelatih bertukar peran,

dimana partner sebagai pelatih dan

60 menit

Page 123: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

108

pelatih sebagai partner

o Guru membagikan soal kepada

partner

o Partner bertugas untuk menjawab

soal yang diberikan oleh pelatih,

dan sebaliknya pelatih mengecek

jawaban yang dijawab oleh partner

o Partner yang menjawab satu soal

dengan benar berhak mendapat

satu kupon dari pelatih

o Setiap pasangan kembali ke tim

awak dan mencocokkan jawaban

satu sama lain

o Guru membimbing dan

memberikan arahan atas jawaban

dari berbagai soal

o Setiap tim mengecek jawabannya

Penutup o Kelompok yang paling banyak

mendapat kupon di beri reward

atau hadiah dari guru

o Guru menyampaikan kesimpulan

akhir dari pembelajaran yang telah

dilaksanakan

o Berdoa bersama menutup kegiatan

pembelajaran

15 Enit

Page 124: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

109

H. Penilaian

1. Teknik Penilaian:

a. Penilaian Sikap : Observasi

b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis

2. Bentuk Penilaian:

a. Observasi : Lembar pengamatan aktivitas peserta didik

b. Tes tertulis : Soal pilihan ganda

3. Instrumen Penilaian (terlampir)

Makassar, November 2018

Mengetahui :

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

NIP. ............................ NIP. ............................

LAMPIRAN :

1. Bahan ajar

2. Instrumen Penilaian.

Catatan :

1. RPP ini digunakan untuk empat kali pertemuan dengan menggunakan

model pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Check

2. Pertemuan 1 : sintak 1 s.d. 3,Pertemuan 2 : sintak4 s.d. 7, Pertemuan 3 :

sintak4 s.d. 7, danPertemuan 4 : sintak4 s.d. 7

Page 125: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

110

LAMPIRAN (BAHAN AJAR)

SUHU DAN KALOR

A. PENGERTIAN SUHU

Suhu merupakan ukuran mengenai panas atau dinginnya suatu zat atau

benda.Oven yang panas dikatakan bersuhu tinggi, sedangkan es yang membeku

dikatakan memiliki suhu rendah. Alat yang digunakan umtuk mengukur suhu

adalah termometer

B. MACAM – MACAM THERMOMETER

Alat yang dirancang untuk mengukur suhu suatu zat disebut termometer.

Ada beberapa jenis termometer, yang prinsip kerjanya bergantung pada beberapa

sifat materi yang berubah terhadap suhu.Sebagian besar termometer umumnya

bergantung pada peamuaian materi terhadap naiknya suhu. Ide pertama

penggunaan termometer adalah oleh Galileo, yang menggunakan pemuaian gas,

tampak seperti pada gambar dibawah ini :

Skala yang paling banyak dipakai sekarang adalah skala Celsius, kadang

disebut skala Centigrade. Di Amerika Serikat, skala Fahrenheit juga umum

digunakan. Ada juga skala Reamur.Skala yang paling penting dalam sains adalah

skala absolut atau Kelvin.

Titik beku zat didefinisikan sebagai suhu dimana fase padat dan cair ada bersama

dalam kesetimbangan, yaitu tanpa adanya zat cair total yang berubah menjadi

padat atau sebaliknya.

titik didih didefinisikan sebagai suhu di mana zat cair dan gas ada bersama dalam

kesetimbangan. Karena titik-titik ini berubah terhadap tekanan, tekanan harus

ditentukan (biasanya sebesar 1 atm).

Page 126: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

111

C. KONVERSI SKALA THERMOMETER

Tentunya sangat mudah untuk mengonversikannya, mengingat bahwa 0 0C

sama dengan 32 0F, dan jangkauan 1000 pada skala Celsius sama dengan

jangkauan 1800 pada skala Fahrenheit. Hal ini berarti

Perbandingan beberapa skala termometer adalah sebagai berikut:

1. Konversi antara skala Celsius dan skala Fahrenheit dapat dituliskan:

2. Konversi antara skala Celsius dan skala Reamur dapat dituliskan:

3. Konversi antara skala Fahrenheit dan skala Reamur dapat dituliskan:

Contoh Soal :

1. Suhu 30° C sama dengan ....0F = .... 0R= .... 0K

Diketahui : TC = 30° C

Ditanya : TF = ...?

TR= ...?

TK = ...?

Dijawab :

2. Suhu benda yang diukur dengan termometer Fahrenheit menunjukkan nilai

1220F. Tentukan suhu benda tersebut dalam skala:

a) Celcius,

b) Reamur,

c) Kelvin!

Diketahui :

Ditanya : TC = ...?

TR= ...?

TK = ...?

Dijawab:

Page 127: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

112

D. PENGERTIAN PEMUAIAN

Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan

suhu yang terjadi pada benda tersebut.Kenaikan suhu yang terjadi menyebabkan

benda itu mendapat tambahan energi berupa kalor yang menyebabkan molekul-

molekul pada benda tersebut bergerak lebih cepat.

E. JENIS-JENIS PEMUAIAN

1) Pemuaian Zat Padat

2) Pemuaian Panjang

Perubahan panjang L pada semua zat padat, dengan pendekatan

yang sangat baik, berbanding lurus dengan perubahan suhu T.

3) Pemuaian Luas

Untuk benda-benda yang berbentuk lempengan plat (dua dimensi),

akan terjadi pemuaian dalam arah panjang dan lebar.

4) Pemuaian Volume

Zat padat yang mempunyai tiga dimensi (panjang, lebar, dan

tinggi), seperti bola dan balok, jika dipanaskan akan mengalami muai

volume, yakni bertambahnya panjang, lebar, dan tinggi zat padat tersebut.

Karena muai volume merupakan penurunan dari muai panjang, maka muai

ruang juga tergantung dari jenis zat. Jika volume benda mula-mula V1,

suhu mula-mula T1, koefisien muai ruang , maka setelah dipanaskan

volumenya menjadi V2, dan suhunya menjadi T2 sehingga akan berlaku

persamaan, sebagai berikut.

Karena = 3 α.

F. PERUBAHAN WUJUD ZAT

Perubahan wujud zat dari cair ke padat disebut sebagai proses pembekuan.

Dalam hal ini, akan terjadi proses pelepasan kalor. Besarnya kalor yang

dibutuhkan pada saat peleburan dan besarnya kalor yang dilepaskan dalam proses

pembekuan adalah sama.

Perumusan untuk kalor peleburan dan pembekuan sama dengan

perumusan pada kalor penguapan dan pengembunan, yakni sebagai

berikut.

Q = mL

Page 128: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

113

dengan:

Q = kalor yang dibutuhkan saat peleburan atau kalor yang dilepaskan saat

pembekuan,

m = massa zat, dan

L = kalor laten peleburan atau pembekuan.

Contoh Soal :

Berapakah besarnya kalor yang dibutuhkan untuk mencairkan es sebanyak 500

gram pada temperatur 0oC menjadi cair seluruhnya yang memiliki temperatur

10oC ? Diketahui kalor laten peleburan es menjadi air sebesar 80 kal/g.

Jawaban :

Diketahui: L = 80 kal/g, dan

m = 500 gram.

Ditanya : Q total = ...?

Dijawab :

Q = m L

Q = 500 gram × 80 kal/g

Q = 40.000 kal

Q = 40 kkal

Jadi, besarnya kalor yang dibutuhkan untuk meleburkan es menjadi cair

seluruhnya adalah sebesar 40 kkal.

G. Hubungan Kalor Laten dan Perubahan Wujud

Apabila suatu zat padat, misalnya es dipanaskan, es tersebut akan

menyerap kalor dan beberapa lama kemudian berubah wujud menjadi zat cair.

Perubahan wujud zat dari padat menjadi cair ini disebut proses melebur.

Temperatur pada saat zat mengalami peleburan disebut titik lebur zat. Adapun

proses perubahan wujud zat dari cair menjadi padat disebut sebagai proses

pembekuan dan temperatur ketika zat mengalami proses pembekuan disebut titik

beku zat.

Kalor laten pembekuan besarnya sama dengan kalor laten peleburan yang

disebut sebagai kalor lebur. Kalor lebur es L pada temperatur dan tekanan normal

adalah 334 kJ/kg. Kalor laten penguapan besarnya sama dengan kalor laten

pengembunan, yang disebut sebagai kalor uap. Kalor uap air L pada temperatur

dan tekanan normal adalah 2.256 kJ/kg.

Contoh :

Page 129: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

114

Berapa banyak kalor yang diperlukan untuk mengubah 2 gram es pada suhu 0° C

menjadi uap air pada suhu 100° C? (cair = 4.200 J/kg °C, KL = 336 J/g, dan KU =

2.260 J/

Dijawab :

Q1 Proses Lebur

Q1 = m KL

= 2 × 336

= 672 J

Q2 Proses menaikkan suhu

Q2 = m cair T

= 2 × 10-3 × 4.200 × 100

= 840 J

Q3 Proses penguapan

Q1 = m Ku

= 2 × 2.260

= 4.420 J

Qtotal = Q1 + Q2 + Q3

= 672 + 840 + 4.420

= 6.032 J

Jadi, kalor yang dibutuhkan sebesar 6.032 J

Kalor

Kalor dalah bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya tinggi

ke benda yang suhunya rendah ketika kedua benda bersentuhan.

Satuan kalor adalah Joule (J)

atau

Pengaruh Kalor terhadap Suhu Zat

• Jika suatu zat menyerap kalor, maka suhu akan naik dan

Jika suatu zat melepas kalor, maka suhu akan turun

Joulekalori 2,41 kaloriJoule 24,01

Page 130: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

115

Air panas Es batu Air hangat

Jumlah kalor (Q) yang diserap atau dilepaskan

oleh suatu zat adalah

Dengan :

Q = jumlah kalor (J atau kal)

m = massa benda (kg)

c = kalor jenis zat (J/kg oC)

∆T = kenaikan suhu (oC atau K)

= suhu akhir – suhu awal ( T-To)

• Kalor jenis

adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg zat

sebesar 1oC atau 1 K

Persamaannya :

TmcQ ..

Tm

Qc

.

Page 131: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

116

• Kapasitas kalor

adalah kemampuan suatu zat menyerap kalor untuk menaikkan suhunya

menjadi 1oC lebih tinggi

Persamaannya :

atau

H = kapasitas kalor (J/oC)

Pengaruh Kalor terhadap Perubahan Wujud Zat

• Kalor laten

T

QC

cmC .

Page 132: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

117

adalah kalor yang dilepas atau diserap

pada saat perubahan wujud zat.

Satuannya J/kg.

• Kalor laten terdiri dari 2, yaitu :

a. Kalor lebur (L) = Kalor beku

atau

• Kalor lebur

adalah kalor yang diperlukan oleh satu satuan

massa zat padat untuk mencair

(melebur) pada titik leburnya

• Titik lebur

adalah suhu zat ketika melebur.

• Kalor beku

adalah kalor yang diperlukan oleh satu satuan

m

QL

LmQ .

Page 133: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

118

massa zat cair untuk membeku pada

titik bekunya.

• Titik beku

adalah suhu zat ketika membeku

Gambar 1.4 Grafik Perubahan wujud air

Keterangan :

A – B : wujud es

B – C : wujud es dan air (proses melebur)

Titik lebur es = titik beku air = 0oC

b. Kalor Uap (U) = Kalor Embun

Atau

Kalor uap

m

QU

m

QU

Page 134: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

119

adalah kalor yang diperlukan oleh satu satuan massa

zat cair untuk menguap pada titik didihnya

Titik didih

adalah suhu zat ketika mendidih.

Kalor embun

adalah kalor yang diperlukan oleh satu satuan massa

gas untuk mengembun pada titik embunnya.

Titik embun

adalah suhu zat ketika mengembun

Gambar 1.4 Grafik Perubahan wujud air

Keterangan :

C – D : wujud air

D – E : wujud air dan uap (menguap)

Titik uap air = titik embun uap = 100oC

Page 135: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

120

Gambar 1.4 Grafik Perubahan wujud air

Azas Black

Apa yang terjadi apabila dua zat yang berbeda suhunya dicampur dalam

wadah yang terisolasi dari lingkungan sekitarnya? Sebagaimana telah diuraikan di

depan, kalor mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah. Artinya, zat yang suhunya

tinggi akan melepaskan kalor dan zat yang suhunya rendah akan menerima kalor.

Kalor yang dilepaskan oleh zat yang bersuhu tinggi sama dengan kalor yang

diterima oleh zat yang bersuhu rendah. Pernyataan ini mula-mula dikemukakan

oleh fisikawan Inggris, Joseph Black (1728-1799), sehingga dikenal sebagai asas

Black. Secara sederhana, azas Black dapat dirumuskan sebagai berikut:

Qdilepaskan = Qditerima (4-7)

Jadi, apabila dua zat yang berbeda suhunya dicampur kedua zat itu akhirnya akan

memiliki suhu yang sama. Untuk memahami penerapan Azas Black, perhatikan

contoh soal berikut.

54321 QQQQQQtotal

Page 136: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

121

Contoh Soal

Sepotong logam aluminium yang massanya 0,25 kg dipanaskan sampai 100oC,

kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi 0,2 kg air dengan suhu 25oC.

Apabila pertukaran kalor hanya terjadi antara aluminium dan air, berapakah suhu

akhir yang dapat dicapai? Diketahui, kalor jenis aluminium 900 J/kgoC dan kalor

jenis air 4.200 J/kgoC.

Penyelesaian

Karena suhu aluminium lebih tinggi daripada suhu air, sehingga ketika keduanya

dicampur aluminium akan melepaskan kalor dan air akan menerima kalor.

Misalnya, suhu akhir yang dapat dicapai adalah toC. Dengan demikian, suhu

aluminium turun dari 100oC menjadi toC. Sebaliknya, suhu air naik dari 25oC

menjadi toC. Perhatikan diagram di bawah ini.

aluminium, 100oC

suhu akhir, toC

air, 25oC

Aluminium

Massa m1 = 0,25 kg

Kalor jenis c1 = 900 J/kgoC

Perubahan suhu ∆t1 = (100 – t)oC

Page 137: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

122

Aluminium melepaskan kalor :

J. )225(100C)(100C)J/kg (900kg) 25,0( oo

111lepas

tt

tcmQ

Air

Massa m2 = 0,2 kg

Kalor jenis c2 = 4.200 J/kgoC

Perubahan suhu ∆t2 = (t –25)oC

Air menerima kalor :

J. )25(408C)25(C)J/kg (4.200kg) 2,0( oo

222terima

tt

tcmQ

Berdasarkan Asas Black, Qlepas = Qterima. Jadi,

C.8,40065.1

500.43

500.43065.1

500.22000.21840225

000.21840225500.22

)25(840)100(225

o

t

t

tt

tt

tt

Jadi, suhu akhir yang dapat dicapai adalah 40,8oC.

Page 138: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

123

LAMPIRAN D.3

LEMBAR OBSERVASI

A. ANALISIS HASIL VALIDASI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR

FISIKA

No. Soal Skor Validator Rata-rata Relevansi Kode

Relevansi 1 2

1 4 3 3,5 kuat D

2 4 3 3,5 kuat D

3 4 3 3,5 kuat D

4 4 3 3,5 kuat D

5 4 3 3,5 kuat D

6 4 3 3,5 kuat D

7 4 3 3,5 kuat D

8 4 3 3,5 kuat D

9 4 3 3,5 kuat D

10 4 3 3,5 kuat D

11 4 3 3,5 kuat D

12 4 3 3,5 kuat D

13 4 3 3,5 kuat D

14 4 3 3,5 kuat D

15 4 3 3,5 kuat D

Total Skor 60 45 52,5

Rata-rata skor 4 3 3,5

No. Nama Validator

1 Suhardiman , S.Pd., M.Pd

2 Muh. Syihab Ikbal, S.Pd., M.Pd.

Page 139: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

124

Keterangan Relevansi:

Validator I

Lemah

(1,2)

Kuat

(3,4)

Lemah (1,2) A B

Validator II Kuat (3,4) C D

1. Jika validator 1 memberikan skor = 1 dan validator 2 = 1, maka relevansi

lemah-lemah atau A.

2. Jika validator 1 memberikan skor = 3 atau 4 dan validator 2 = 1 atau 2, maka

relevansi kuat-lemah atau B.

3. Jika validator 1 memberikan skor = 1 atau 2 dan validator 2 = 3 atau 4, maka

relevansi lemah-kuat atau C.

4. Jika validator 1 memberikan skor = 3 atau 4 dan validator 2 = 3 atau 4, maka

relevansi kuat-kuat atau D.

Dari hasil validasi instrument oleh dua pakar di atas, maka diperoleh:

Relevansi kategori A = 0 Relevansi kategori C = 0

Relevansi kategori B = 0 Relevansi kategori D = 23

Reliabilitas Instrumen

Instrumen dinyatakan reliabel jika nilai Rhitung yang diperoleh lebih besar

dari 0.75. Dalam penelitian ini, reliabilitas instrument dihitung dengan

menggunakan uji gregori, sebagai berikut:

𝑅 =𝐴 + 𝐵 + 𝐶 + 𝐷

𝐷

=0 + 0 + 0 + 23

23= 1

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka instrument dinyatakan reliabel karena

Rhitung = 1 > 0.75. Sehingga instrument dapat digunakan selanjutnya

Page 140: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

125

B. ANALISIS HASIL VALIDASI PERANGKAT PEMBELAJARAN

(RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN)

Validator I : Suhardiman, S.Pd, M.Pd

Validator II : Muh. Syihab Ikbal, S.Pd, M.Pd

NO. Aspek Penilaian Skor Validator

Rata-

rata Ket. Validator

I

Validator

II

I

Aspek Petunjuk

1. Petunjuk lembar pengamatan

dinyatakan dengan jelas

2. Kriteria penilaian dinyatakan

dengan jelas

4

4

4

4

4,0

4,0

SV

SV

II

Aspek Cakupan Unsur-Unsur

Kegiatan Pembelajaran

1. Aspek-aspek tentang sintaks

termuat dengan lengkap.

2. Aspek-aspek tentang sistem

sosial termuat dengan

lengkap.

3. Aspek-aspek tentang prinsip

reaksi termuat dengan

lengkap.

4. Aspek-aspek tentang sistem

pendukung termuat dengan

lengkap.

3

3

3

4

4

4

4

4

3,5

3,5

3,5

4,0

SV

SV

SV

SV

III

Aspek Bahasa

1. Menggunakan bahasa yang

sesuai dengan kaidah Bahasa

Indonesia.

2. Menggunakan

kalimat/pernyataan yang

komunikatif.

3. Menggunakan bahasa yang

sederhana dan mudah

dimengerti.

4

4

4

3

3

4

3,5

3,5

4,0

SV

SV

SV

Total Skor 33 34 33,5

Rata-rata Skor 3,67 3,78 3,72

Keterangan Relevansi :

1. Jika validator 1 memberikan skor = 1 dan validator 2 = 1, maka relevansi

tidak valid

Page 141: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

126

2. Jika validator 1 memberikan skor = 3 atau 4 dan validator 2 = 1 atau 2,

maka relevansi cukup valid.

3. Jika validator 1 memberikan skor = 1 atau 2 dan validator 2 = 3 atau 4, maka

relevansi valid.

4. Jika validator 1 memberikan skor = 3 atau 4 dan validator 2 = 3 atau 4, maka

relevansi sangat valid.

Perhitungan reliabilitas :

Validator Jumlah skor

Penilaian

Rata-rata Skor

penilaian

1 33 3,67

2 34 3,78

R = 98,01%100

BA

BAatau R = 0,98 (Reliabel)

Jika R > 0,75 maka instrumen dikatakan reliable

Page 142: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

127

C. ANALISIS HASIL VALIDASI LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN

GURU

Validator I : Suhardiman, S.Pd, M.Pd

Validator II : Muh. Syihab Ikbal, S.Pd, M.Pd

NO. Aspek Penilaian Skor Validator

Rata-

rata Ket. Validator

I

Validator

II

I

Aspek Petunjuk

1. Petunjuk lembar pengamatan

dinyatakan dengan jelas

4

4

4,0

SV

II

Aspek Cakupan Aktivitas Guru

1. Kategori aktivitas guru yang

diamati dinyatakan dengan

jelas

2. Kategori aktivitas guru yang

diamati termuat dengan

lengkap.

3. Kategori aktivitas guru yang

diamati dapat teramati

dengan baik.

3

3

3

4

4

4

3,5

3,5

3,5

SV

SV

SV

III

Aspek Bahasa

1. Menggunakan bahasa yang

sesuai dengan kaidah Bahasa

Indonesia.

2. Menggunakan

kalimat/pernyataan yang

komunikatif.

3. Menggunakan bahasa yang

sederhana dan mudah

dimengerti.

4

4

4

3

4

4

3,5

4,0

4,0

SV

SV

SV

Total Skor 25 27 26

Rata-rata Skor 3,57 3,86 3,71

Keterangan Relevansi :

1. Jika validator 1 memberikan skor = 1 dan validator 2 = 1, maka relevansi

tidak valid.

Page 143: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

128

2. Jika validator 1 memberikan skor = 3 atau 4 dan validator 2 = 1 atau 2,

maka relevansi cukup valid.

3. Jika validator 1 memberikan skor = 1 atau 2 dan validator 2 = 3 atau 4, maka

relevansi valid.

4. Jika validator 1 memberikan skor = 3 atau 4 dan validator 2 = 3 atau 4, maka

relevansi sangat valid.

Perhitungan reliabilitas :

Validator Jumlah Skor

Penilaian

Rata-rata Skor

Penilaian

1 25 3,57

2 27 3,86

R = 96,01%100

BA

BAatau R = 0,96 (Reliabel)

Jika R > 0,75 maka instrumen dikatakan reliabel

Page 144: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

129

D. ANALISIS HASIL VALIDASI LEMBAR PENGAMATAN

AKTIVITAS PESERTA DIDIK

Validator I : Suhardiman, S.Pd, M.Pd

Validator II : Muh. Syihab Ikbal, S.Pd, M.Pd

NO. Aspek Penilaian Skor Validator

Rata-

rata Ket. Validator

I

Validator

II

I

Aspek Petunjuk

1. Petunjuk lembar pengamatan

dinyatakan dengan jelas

4

4

4,0

SV

II

Aspek Cakupan Aktivitas

Siswa

1. Kategori aktivitas siswa yang

diamati dinyatakan dengan

jelas

2. Kategori aktivitas siswa yang

diamati termuat dengan

lengkap.

3. Kategori aktivitas siswa yang

diamati dapat teramati

dengan baik

4

4

4

3

3

3

3,5

3,5

3,5

SV

SV

SV

III

Aspek Bahasa

1. Menggunakan bahasa yang

sesuai dengan kaidah Bahasa

Indonesia.

2. Menggunakan

kalimat/pernyataan yang

komunikatif.

3. Menggunakan bahasa yang

sederhana dan mudah

dimengerti.

4

4

4

4

4

4

4,0

4,0

4,0

SV

SV

SV

Total Skor 25 28 26,5

Rata-rata Skor 3,57 4,0 3,78

Keterangan Relevansi:

Page 145: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

130

1. Jika validator 1 memberikan skor = 1 dan validator 2 = 1, maka relevansi

tidak valid.

2. Jika validator 1 memberikan skor = 3 atau 4 dan validator 2 = 1 atau 2,

maka relevansi cukup valid.

3. Jika validator 1 memberikan skor = 1 atau 2 dan validator 2 = 3 atau 4, maka

relevansi valid.

4. Jika validator 1 memberikan skor = 3 atau 4 dan validator 2 = 3 atau 4, maka

relevansi sangat valid.

Perhitungan reliabilitas

Validator Jumlah Skor

Penilaian

Rata-rata Skor

Penilaian

1 25 3,57

2 28 4

R = 94,01%100

BA

BAatau R = 0,94 (Reliabel)

Jika R > 0,75 maka instrumen dikatakan reliabel

Page 146: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

131

LAMPIRAN E

(FORMAT VALIDASI INSTRUMEN)

E.1: FORMAT VALIDASI INSTRUMEN PERANGKAT

PEMBELAJARAN (RPP)

E.2: FORMAT VALIDASI INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI

KEGIATAN GURU

E.3: FORMAT VALIDASI INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI

KEGIATAN PESERTA DIDIK

Page 147: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

132

LAMPIRAN E.1

FORMAT VALIDASI INSTRUMEN PERANGKAT PEMBELAJARAN

(RPP)

LEMBAR VALIDASI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas/Semester : XI/Ganjil

Tema/Sub Tema

: Rancangan Proses Pembelajaran

(RPP)

A. Petunjuk:

1. Kami memohon agar Bapak/Ibu memberikan penilaian terhadap bahan ajar

dan media yang telah dibuat.

2. Dimohon Bapak/Ibu memberikan tanda cek ( √ ) pada kolom penilaian

yang sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu.

3. Untuk penilaian umum, Bapak/Ibu melingkari angka yang sesuai dengan

penilaian Bapak/Ibu.

4. Untuk saran-saran revisi, Bapak/Ibu dapat langsung menuliskan pada

naskah yang perlu direvisi, atau menuliskannyapada kolom saran yang

telah disiapkan.

Keterangan skala penilaian:

1 : berarti “ tidak valid”

2: berarti “ kurang valid”

3: berarti “ cukup valid”

4: berarti ” valid”

Page 148: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

133

B. Tabel Penilaian

No Aspek yang Dinilai

Skala Penilaian

1 2 3 4

I Perumusan Tujuan Pembelajaran

1. Kejelasan standar kompetensi dan

kompetensi dasar

2. Kesesuaian standar kompetensi dan

kompetensi dasar dengan tujuan

pembelajaran

3. Ketepatan penjabaran kompetensi

dasar ke dalam indikator

4. Kesesuaian indikator dengan tujuan

pembelajaran

5. Kesesuaian indikator dengan tingkat

perkembanagan peserta didik

II Isi Yang Disajikan

1. Sistematika penyusunan RPP

2. Kesesuaian urutan kegiatan

pembelajaran IPA-FISIKA

3. Kesesuaian uraian kegiatan peserta

didik dan guru untuk setiap tahap

pembelajaran

4. Kejelasan skenario

pembelajaran(tahap-tahap kegiatan

pembelajaran yaitu awal, inti dan

penutup)

Page 149: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

134

5. Kelengkapan instrumen penilaian

hasil belajar

III

Bahasa

4. Menggunakan bahasa yang sesuai

dengan kaidah Bahasa Indonesia.

5. Menggunakan kalimat/pernyataan

yang komunikatif.

6. Menggunakan bahasa yang

sederhana dan mudah dimengerti.

IV Waktu

1. Kesesuaian alokasi waktu yang

digunakan

2. Rincian waktu untuk setiap tahap

pembelajaran

V Penilaian umum terhadap Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe pair check

Page 150: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

135

Keterangan:

I. Angka Penilaian II. Penilaian Umum

1. Tidak baik a. Belum dapat digunakan

2. Kurang baik b. Dapat digunakan dengan revisi

besar

3. Baik c. Dapat digunakan dengan revisi

kecil

4. Baik sekali d. Dapat digunakan tanpa revisi

C. Saran-saran

Mohon Bapak/Ibu menuliskan butir-butir revisi berikut dan/atau

menuliskan langsung pada masalah.

Gowa, Juni 2019

Validator/Penilai

.................................

NIP.-

Page 151: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

136

LAMPIRAN E.2

FORMAT VALIDASI INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS

GURU

LEMBAR OBSERVASI GURU

SMA NEGERI 14 GOWA

Nama observer :

Kelas : XI

Mata pelajaran : Suhu dan Klaor

Model pembelajaran : kooperatif tipe pair check

Aspek yang diamati Ya Tidak

Kegiatanpendahuluan

1 Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama sebelum

memulai pembelajaran

2 Guru meminta peserta didik untuk mengecek kebersihan

kelas secara bersama-sama, minimal sekitar tempat

duduknya tidak ada sampah

3 Guru mengecek kehadiran peserta didik

4 Guru memberikan apersepsi kepada peserta didik dengan

bertanya

Apakah kalian pernah memegang air es?

Apa yang kalian rasakan?

5 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

6 Guru menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe

Pair Check agar peserta didik Dapat mengerti tentang

Page 152: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

137

model pembelajaran ini

Kegiataninti

1 Guru menjelaskan materi tentang materi suhu dan kalor.

2 Guru membagi peserta didik dalam satu kelompok terdiri

dari 2 orang

3 Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan

dilakukan

4 Guru membagi 2 peran dalam tiap kelompok yaitu partner

dan pelatih

5 Guru membagikan soal kepada partner

6 Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaban

dari berbagai soal

Kegiatanpenutup

1 Guru memberikan reward atau hadiah kepada kelompok

yang banyak mendapatkan kupon

2 Guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.

Jumlah

Gowa, 2019

Validator/penilai

NIP.

Page 153: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

138

LAMPIRAN E.3

FORMAT VALIDASI INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS

PESERTA DIDIK

LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK

SMA NEGERI 14 GOWA

Nama observer :

Kelas : XI

Mata pelajaran : Suhu dan Kalor

Metode pembelajaran : Pair Check

Aspek yang diamati Ya Tidak

Kegiatan pendahuluan

1 Peserta didik menjawab salam dan berdoa bersama sebelum

pembelajaran

2 Peserta didik mengecek kebersihan kelas secara bersama-

sama, minimal sekitar tempat duduknya tidak ada sampah

3 Peserta didik mendengarkan materi yang akan di pelajari

4 Peserta didik mendengarkan tujuan pembelajaran

5 Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang model

pembelajaran kooperatif tipe Pair Check

Kegiataninti

1 Peserta didik membentuk kelompok sesuai arahan guru

2 Setiap kelompok terdiri dari 2 orang

3 kelompok ada yang berperan sebagai partner dan berperan

Page 154: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

139

sebagai pelatih

4 kelompok mendengarkan arahan dari guru tentang langkah-

langkah proses pembelajaran

5 Setiap kelompok di berikan soal oleh guru

6 kelompok yang paling banyak mendapat kupon diberi hadiah

atau reward oleh guru

Kegiatanpenutup

1 Peserta didikyang ditunjuk menyimpulkan materi yang sudah

di dapatkan

2 Peserta didik mendengarkan kesimpulan dari guru mengenai

materi yang sudah dipelajari

Jumlah

observer

Page 155: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

LAMPIRAN A

(DATA PENELITIAN)

Page 156: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

NILAI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI IPA 3 DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK

NO NAMA NILAI

1 ABD. RAHMAN 80

2 ALHAN GOWARY BASRI 70

3 ANNISA AULIA A 80

4 APRILIA KARENINA SIDDIK 53

5 ARWINI APRIANI 53

6 DEAN HARYADI 63

7 ERNA 60

8 FATIMA SYAHRAH 73

9 IHSAN HANIF 70

10 JOHAN WIRA SAKTI 80

11 M. IRWAN DWI CAHYONO 58

12 MARLINA GAU 73

13 MARYAM ARWA BALQISTA 67

14 MUH. FIKRAM 73

15 MUH. IKBAL 87

16 MUH. RAFLI 60

17 MUHAMMAD AKMAL MIFTAH FARIE 80

18 MUHAMMAD ILHAMSYAH 57

19 MUTIARA 80

20 NUR ANNISA 73

21 NURAENI 80

22 NUR IFANI ILYAS 73

23 NURUL INAYAH HARIS 73

24 PUTRI HANDAYANI 73

25 SABRINA UTHAMI WAHID 73

26 SITI AMALYA ACHMAD 60

27 SITI FATIMAH MARHANISA 60

28 SITI NUR FADILAH 67

29 UMMU HAIRA 73

30 ANDI ANISA ZAHIRAH 73

31 ANDI SALZABILAH ALVITA ALIF 60

32 YASIR SURIADI 67

33 MUHAMMAD DIRHAM SAMUDRA 60

34 MUH. ASDAR RAHMAD 73

35 ANANDA RONI PRATAMI 67

Page 157: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK
Page 158: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

LAMPIRAN B

(ANALISIS DESKRIPTIF)

B.1: DESKRIPTIF NILAI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

B.2: KATEGORISASI NILAI HASIL BELAJAR

Page 159: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

LAMPIRAN B.1

Perhitungan dengan program SPSS

Kelas XI IPA 3 ( model pembelajaran kooperatif tipe pair check)

Statistics

Nilai hasil belajar kelas XI IPA 3

N Valid 35

Missing 0

Mean 76,4000

Median 80,0000

Std. Deviation 10,60577

Variance 112,482

Range 33,00

Minimum 60,00

Maximum 93,00

Sum 2674,00

VAR00001

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

60,00 5 14,3 14,3 14,3

67,00 6 17,1 17,1 31,4

73,00 6 17,1 17,1 48,6

80,00 8 22,9 22,9 71,4

87,00 6 17,1 17,1 88,6

93,00 4 11,4 11,4 100,0

Total 35 100,0 100,0

Page 160: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

Berdasarkan data deskriptif di atas, maka rata-rata nilai hasil belajar untuk

kelas XI IPA 3 adalah 76,4000 dengan standar deviasi 10,60, nilai maksimum adalah

93 dan nilai minimum adalah 60.

LAMPIRAN B.2

KATEGORISASI NILAI HASIL BELAJAR

Persentase kategori nilai hasil belajar kelas XI IPA 3 dengan model pembelajaran

kooperatif tipe pair check

Skor Rentang Frekuensi Presentasi Kategorisasi

0 - 37.50 0 0% Sangat Rendah

37.50 - 54. 25 0 0% Rendah

54.25 - 71.00 11 31.42% Sedang

71.00 -87.50 20 57.16% Tinggi

87.50 – 100 4 11.42% Sangat Tinggi

Jumlah 35 100%

GRAFIK

0

5

10

15

20

00

11

20

4

Kategorisasi

0 - 37.50

Sangat Rendah

37.75 - 54.25

Rendah

54.50 -71.00

Sedang

71.25 -87.50

Tinggi

87.75 -100

Sangat Tinggi

Page 161: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

LAMPIRAN C

(PENGUJIAN DATA)

C.1: UJI NORMALITAS KELAS XI IPA 3

C.2: UJI T SATU SAMPEL

LAMPIRAN C.1

UJI NORMALITAS KELAS XI IPA 3

Perhitungan dengan program SPSS

1. Persiapkan data yang ingin di uji untuk mempermudah tahapannya

selanjutnya.

2. Buka aplikasi SPSS. Klik variable View di bagian pojok kiri bawah.

3. Selanjutnya pada bagian name ketik nilai. Pada decimal ubah menjadi angka

2, abaikan yang lainnya seperti pada gambar:

Page 162: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

4. Setelah itu, klik Data View dan masukkan data nilai hasil belajar yang sudah

di persiapkan tadi seperti pada gambar:

5. Selanjutnya dari menu utama SPSS, pili Analyze, kemudian pilih sub menu

Descriptive Statistic, lalu pilih Explore pada gambar :

Page 163: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

6. Sekarang sudah tampil kotak dialog baru explore. Kemudian isikan variabel

(s) dengan data nilai seperti pada gambar:

Page 164: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

7. Langkah selanjutnya, untuk memilih apa saja yang ingin dianalisis, maka klik

Plots, kemudian pilih None, lalu pilih Normality plots with tests seperti pada

gambar:

8. Setelah itu pilih Continue dan klik OK untuk mengakhiri perintah, selanjutnya

akan muncul tampilan output SPSS seperti pada gambar berikut:

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

VAR00001 35 100,0% 0 0,0% 35 100,0%

Page 165: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

Descriptives

Statistic Std. Error

VAR00001

Mean 76,4000 1,79270

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 72,7568

Upper Bound 80,0432

5% Trimmed Mean 76,3889

Median 80,0000

Variance 112,482

Std. Deviation 10,60577

Minimum 60,00

Maximum 93,00

Range 33,00

Interquartile Range 20,00

Skewness -,038 ,398

Kurtosis -1,092 ,778

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

VAR00001 ,147 35 ,053 ,925 35 ,020

a. Lilliefors Significance Correction

Page 166: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

Diagram QQ Plot terlihat mengikuti fit line,maka data tersebut berdistribusi normal.

Begitu pula halnya pada detrend QQ Plot yang menunjukkan plot-plot tersebar merata baik di

atas bawah garis horizontal, maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal.

Page 167: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

LAMPIRAN C.2

UJI T SATU SAMPEL

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS, diperoleh uji t satu sampel sebagai

berikut:

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed) Mean

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

NILAI 42,617 34 ,000 76,40000 72,7568 80,0432

Berdasarkan tabel diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa nilai t hitung sebesar

42,61 dan siqnifikan 0,000. Dari data tersebut terlihat bahwa nilai t hitung > t tabel (42,61

> 1,697), Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima dimana penerapan metode pembelajaran

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

NILAI 35 76,4000 10,60577 1,79270

Page 168: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

kooperatif tipe pair check terhadap hasil belajar peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri

14 Gowa.

Page 169: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

LAMPIRAN D

(LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN)

D.1: TES HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

D.2: RPP

D.3: LEMBAR OBSERVASI

D.4: ANALISIS VALIDASI INSTRUMEN

Page 170: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

LAMPIRAN D.1

INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR

SOAL PILIHAN GANDA

Nama :

Kelas :

Waktu : 90 Menit

1. Derajat dingin atau panas dari suatu benda

disebut . . . .

A. Kalor

B. Suhu

C. Wujud benda

D. Pemuaian

E. Embun

E. Hydrometer

2. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah ....

A. Indra tangan

B. Iidah

C. Termometer

D. Barometer

Page 171: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

E. Konveksi

E. Es melepas kalor ke lingkungan, tetapi teh menerima kalor dari lingkungan

5. Tiga batang logam (perak, tembaga, dan emas) pada ujungnya diberikan lapisan

lilin, seperti pada gambar

Tembaga

lapisan lilin

Perak Emas

Lapisan lilin

lapisan lilin

3. Jika kita berada di dekat api unggun, kalor akan merambat dari api ke tubuh kita

melalui proses…

A. Konveksi

B. Konduksi

C. Isolator

D. Radiasi

4. Ketika seseorang memasukkan es dalam secangkir teh, lama-kelamaan teh akan

menjadi makin dingin, sedangkan es tersebut akan mencair. Hal ini disebabkan…

A. Teh melepas kalor dan es menerima kalor

B. Teh dan es saling melepaskan kalor ke lingkungan

C. Es melepas kalor dan teh menerima kalor

D. Es dan teh sama-sama menerima kalor dari lingkungan

Page 172: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

Jika ke tiga batang logam dipanaskan secara bersamaan, maka pernyataan yang

benar berikut adalah…

A. Perak yang dilapisi lilin akan cepat panas

B. Tembaga yang dilapisi lilin akan cepat panas

C. Konduktivitas perak lebih besar dari tembaga

D. Konduktivitas emas lebih besar, dari perak dan tembaga

E. Konduktivitas tembaga lebih kecil, dari perak dan emas

E. Penguapan air merupakan contoh proses penyerapan kalor tanpa perubahan

suhu

6. Pernyataan berikut yang tidak tepat adalah….

A. Peleburan es merupakan contoh proses penyerapan kalor tanpa perubahan

suhu

B. Pembekuan air merupakan contoh proses pelepasan kalor tanpa perubahan

suhu

C. Penguapan air merupakan contoh proses pelepasan kalor tanpa perubahan

suhu

D. Pengembunan uap air merupakan contoh proses pelepasan kalor tanpa

perubahan suhu

Page 173: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

E. Konduktivitas termal logam panci lebih besar daripada konuktivitas termal

kain, tetapi lebih kecil daripada konduktivitas termal tangan

E. 150 kalori/ g

7. Saat mengangkat panci panas, seseorang biasanya melapisi tangannya dengan

kain tebal sehingga tidak merasa terlalu panas. Hal ini dilakukan karna …

A. Konduktivitas termal kain lebih besar dari pada konduktivitas termal logam

panci, tetapi lebih kecil daripada konduktivitas termal tanagn

B. Konduktivitas termal kain lebih kecil daripada konduktivitas termal logam

panci, tetapi lebih besar daripada konduktivitas tangan

C. Konduktivitas termal kain lebih besar daripada konduktivitas termal logam

panci dan konduktivitas termal tangan

D. Konduktivitas termal kain lebih kecil daripada konduktivitas termal logam

panci dan konduktivitas termal tangan

8. Grafik berikut ini menyatakan hubungan antara temperature (0) dengan kalor

(150) yang diberikan pada 1 gram zat padat

Besar kalor lebur zat padat tersebut adaah…

A. 71 kalori/g

B. 79 kalori/g

C. 80 kalori/g

D. 811 kalori/g

Page 174: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

9. Sebanyak 150 gram air panas bersuhu 100°C ditambahkan kedalam bejana berisi

300 gram air yang suhunya 10°C sampai campuran air itu mencapai keseimbangan

termal. Suhu campuran saat mencapai keseimbangan termal adalah…

A. 25°C

B. 30°C

C. 35°C

D. 40°C

E. 45°C

Page 175: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

E. 90°C

E. 85 °C

10. Sebatang baja (koefisien muai panjang = 10-5⁰C) mempunyai panjang 100 cm.

kemudian baja dipanaskan sampai suhunya 100⁰C sehingga panjang bajamenjasi

100.07 cm. suhu batang baja mula – mula sebelum dipanaskan adalah…

A. 70⁰C

B. 50⁰C

C. 30⁰C

D. 20⁰C

E. E. 10⁰C

11. Dalam botol termos terdapat 230 gram kopi pada suhu 90°C. ke dalam botol

tersebut ditambahkan susu sebanyak 20 gram bersuhu 5°C. berapakah suhu

campuran? (jika tidak ada kalor pencampuran maupun kalor yang terserap botol

termos. Cair = Ckopi = Csusu = 1 kal/g°C)

A. 5°C

B. 20°C

C. 47°C

D. 83°C

12. Jika Air 200 cm3 pada suhu 95°C dituangkan ke dalam cangkir gelas 150 g pada

suhu 25°C. Jika cangkir gelas memiliki kalor jenis 840 J/Kg °C berapa suhu akhir

(T) dari campuran ketika dicapai kesetimbangan, dengan menganggap tidak ada

kalor yang mengalir ke sekitarnya?

(maka kalor jenis Air 4.186 J/Kg °C dan massa jenisnya 1 × 103 kg/m3)

A. 45 °C

B. 55 °C

C. 65 °C

D. 75 °C

Page 176: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

13. Berapa banyak kalor yang diperlukan untuk mengubah 2 gram es pada suhu 0°C

menjadi uap air pada suhu 100°C..... (cair = 4.200 J/kg °C, Lair = 336 J/g, dan LU

= 2.260 J/g)

A. 6.025 J

B. 6.0346 J

C. 6.032 J

D. 5.232 J

E. 5.142 J

E. 368,7cm3

E. 200 gram

14. Sebuah bejana baja 4 L,95% volumenya diisi alcohol. Jika suhu awal bejana 0℃

dan bejana ini dipanaskan sampai 70℃, berapakah volume alkohol yang tumpah,

jika koefesien muai panjang baja 0,000011/℃dan koefesien muai

alkohol0,001/℃.

A. 56,76 cm3

B. 368 cm3

C. 57,6cm3

D. 56,74cm3

15.Suatu kalorimeter berisi es (kalor jenis es = 0,5 kal/gK,kalor lebur es = 80 kal/g)

sebanyak 36 g pada temperatur –6°C. Kapasitas kalorimeter adalah 27 kal/K.

Kemudian, ke dalam kalorimeter tersebut dituangkan alkohol (kalor jenis 0,58

kal/gK) pada temperatur 50° yang menyebabkan temperatur akhir menjadi 8°C.

Massa alkohol yang dituangkan (dalam gram) adalah ....

A. 108 gram

B. 288 gram

C. 150 gram

D. 300 gram

Page 177: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

LAMPIRAN D.2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 14 GOWA

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas / Semester : XI (SEBELAS) / I

Materi Pokok : Suhu dan Kalor

Alokasi Waktu : 4 × 2 JP (4 Pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong

royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif

sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan

ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

Page 178: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KompetensiDasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

KD3 KD4

3. 5 Menganalisis pengaruh kalor

dan perpindahan kalor yang

meliputi karakteristik termal

suatu bahan, kapasitas, dan

konduktivitas kalor pada

kehidupan sehari-hari.

4.5 Merencanakan dan

melaksanakan percobaan untuk

menyelidiki karakteristik termal

suatu bahan, terutama kapasitas

dan konduktivitas kalor.

IPK IPK

3.5.1 Mendefinisikan pengertian

suhu

3.5.2Mengidentifikasi alat ukur

suhu

3.5.3Mendeskripsikan bentuk-

bentuk perpindahan kalor

3.5.4Menjelaskan hubungan kalor

dengan suhu benda dan

wujudnya

3.5.5Memberi contoh perpindahan

kalor

4.5.1 Menerapkan Asaz Black

4.5.2 Menganalisis karakteristik

termal suatu bahan,

kapasitas,dan konduktivitas

kalor

Page 179: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

3.5.6Menentukan hubungan kalor

dengan suhu benda dan

wujudnya

3.5.7Menentukan pengaruh kalor

dan perpindahan kalor yang

meliputi karakteristik termal

suatu bahan, kapasitas, dan

konduktivitas kalor pada

kehidupan sehari-hari

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe pair check, peserta didik dapat

mampu Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor yang meliputi

karakteristik termal suatu bahan, kapasitas, dan konduktivitas kalor pada

kehidupan sehari-hari dan Merancang dan melakukan percobaan tentang

karakteristik termal suatu bahan, terutama terkait dengan kapasitas dan

konduktivitas kalor.

D. Materi Pembelajaran

1. Factual

Ketika memasukkan air kedalam mesin pendingin atau

lemari es yang awalnya cair akan berubah menjadi

padat dimana terjadi perubahan wujud dari cair menjadi

padat

Page 180: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

Apabila kita berjalan di bawa terik matahari maka akan

terjadi perubahan suhu dimana awalnya dingin menjadi

panas

Ketika membakar lilin kita perhatikan lilin itu meleleh

dan lama kelamaan setelah lilinnya habis maka akan

mengalami perubahan wujud pada saat dingin lelehan

lilin tersebut kembali menjadi padat

Pada saat kita merebus air terjadi perpindahan kalor

dimana air yang mulanya dingin menjadi panas

Pada siang dan malam hari dapat kita rasakan

perubahan suhu dimana pada saat malam hari suhunya

menjadi dingin dan pada siang hari suhu menjadi panas

2. Konseptual

Perubahan wujud zat akibat adanya perubahan suhu dan

pemuaian

Asaz black

Kalor dan perpindahannya

Konduksi, konveksi dan radiasi

3. Prosedural

Pada saat kita melakukan percobaan dimana dua wadah

yang berisi air yang massanya berbeda, jika dipanaskan

dengan waktu yang sama maka suhu yang terukur pada

kedua wadah tersebut akan berbeda. Suhu air dalam

wadah memiliki air yang massanya lebih kecil akan

memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan wadah

yang berisi air banyak. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan antara banyak kalor,

kenaikan suhu dan massa air

Page 181: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

E. Sumber belajar

Buku fisika kelas XI, kajian konsep fisika

F. Meodel, metode, dan Media Pembelajaran

Model pembelajaran : Kooperatif

Pendekatan : Ilmiah (sciencetific)

Metode : Pair Check

G. Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama( 2 x 45 menit )

Sintaks

Pair Check

Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan o Guru bersama siswa mengucapkan

salam

o Guru meminta peserta didik untuk

mengecek kebersihan kelas secara

bersama-sama, minimal sekitar tempat

duduknya tidak ada sampah

o Siswa berdoa bersama guru

o Guru mengecek kehadiran peserta didik

o Guru memberikan apersepsi kepada

siswa dengan bertanya

Apakah kalian pernah memegang

air es?

Apa yang kalian rasakan?

o Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

o Guru menjelaskan model pembelajaran

kooperatif tipe Pair Check agar peserta

15 menit

Page 182: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

didik Dapat mengerti tentang model

pembelajaran ini

Kegiatan inti

o Guru menjelaskan materi tentang suhu

dan alat ukur suhu.

o Guru menjelaskan materi tentang suhu

dan alat ukur suhu.

o Guru membagikan peserta didik dalam

kelompok, dalam tiap kelompok terdiri

dari 2 oarang

o Guru menjelaskan teknik berpasanagn

yang akan kita lakukan

o Guru membagi 2 peran dalam tiap

kelompok yaitu partner dan pelatih

o Guru membagikan soal kepada partner

o Partner bertugas untuk menjawab soal

yang diberikan oleh pelatih, dan

sebaliknya pelatih mengecek jawaban

yang dijawab oleh partner

o Partner yang menjawab satu soal

dengan benar berhak mendapat satu

kupon dari pelatih

o Partner dan pelatih bertukar peran,

dimana partner sebagai pelatih dan

pelatih sebagai partner

o Guru membagikan soal kepada partner

o Partner bertugas untuk menjawab soal

yang diberikan oleh pelatih, dan

sebaliknya pelatih mengecek jawaban

60

menit

Page 183: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

yang dijawab oleh partner

o Partner yang menjawab satu soal

dengan benar berhak mendapat satu

kupon dari pelatih

o Setiap pasangan kembali ke tim awak

dan mencocokkan jawaban satu sama

lain

o Guru membimbing dan memberikan

arahan atas jawaban dari berbagai soal

o Setiap tim mengecek jawabannya

Penutup o Kelompok yang paling banyak

mendapat kupon di beri reward atau

hadiah dari guru

o Guru menyampaikan kesimpulan akhir

dari pembelajaran yang telah

dilaksanakan

o Berdoa bersama menutup kegiatan

pembelajaran

15 menit

Pertemuan Kedua ( 2 x 45 menit )

Sintaks Rincian Kegiatan Waktu

Page 184: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

Pair Check

Pendahuluan o Guru bersama siswa mengucapkan

salam

o Siswa berdoa bersama guru

o Guru mengecek kehadiran siswa

o Guru memberikan apersepsi kepada

siswa dengan bertanya

Pernahkah kalian melihat balon

yang meletus ketika ditempatkan di

bawah terik matahari?

Mengapa hal demikian bisa terjadi?

o Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

o Guru menjelaskan model pembelajaran

kooperatif tipe Pair Check agar peserta

didik

Dapat mengerti tentang model

pembelajaran ini

15 menit

Page 185: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

Kegiatan inti

o Guru menjelaskan materi tentang

pemuaian.

o Siswa memperhatikan penjelasan guru

o Guru membagikan peserta didik dalam

kelompok, dalam tiap kelompok terdiri

dari 2 oarang

o Guru menjelaskan teknik berpasanagn

yang akan kita lakukan

o Guru membagi 2 peran dalam tiap

kelompok yaitu partner dan pelatih

o Guru membagikan soal kepada partner

o Partner bertugas untuk menjawab soal

yang diberikan oleh pelatih, dan

sebaliknya pelatih mengecek jawaban

yang dijawab oleh partner

o Partner yang menjawab satu soal

dengan benar berhak mendapat satu

kupon dari pelatih

o Partner dan pelatih bertukar peran,

dimana partner sebagai pelatih dan

pelatih sebagai partner

o Guru membagikan soal kepada partner

o Partner bertugas untuk menjawab soal

yang diberikan oleh pelatih, dan

sebaliknya pelatih mengecek jawaban

yang dijawab oleh partner

o Partner yang menjawab satu soal

dengan benar berhak mendapat satu

60

menit

Page 186: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

kupon dari pelatih

o Setiap pasangan kembali ke tim awak

dan mencocokkan jawaban satu sama

lain

o Guru membimbing dan memberikan

arahan atas jawaban dari berbagai soal

o Setiap tim mengecek jawabannya

Page 187: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

Penutup o Kelompok yang paling banyak

mendapat kupon di beri reward atau

hadiah dari guru

o Guru menyampaikan kesimpulan akhir

dari pembelajaran yang telah

dilaksanakan

o Berdoa bersama menutup kegiatan

pembelajaran

15 menit

Pertemuan ketiga ( 2 x 45 menit )

Sintaks

Pair Check

Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan o Guru bersama siswa mengucapkan

salam

o Siswa berdoa bersama guru

o Guru mengecek kehadiran siswa

o Guru memberikan apersepsi kepada

siswa dengan bertanya

Apa yang akan terjadi ketika kita

mencampurkan air dingin dengan air

panas?

o Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

o Guru menjelaskan model pembelajaran

kooperatif tipe Pair Check agar peserta

didik

Dapat mengerti tentang model

15 menit

Page 188: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

pembelajaran ini

Kegiatan inti

o Guru menjelaskan materi tentang azas

black

o Siswa memperhatikan penjelasan guru

o Guru membagikan peserta didik dalam

kelompok, dalam tiap kelompok terdiri

dari 2 oarang

o Guru menjelaskan teknik berpasanagn

yang akan kita lakukan

o Guru membagi 2 peran dalam tiap

kelompok yaitu partner dan pelatih

o Guru membagikan soal kepada partner

o Partner bertugas untuk menjawab soal

yang diberikan oleh pelatih, dan

sebaliknya pelatih mengecek jawaban

yang dijawab oleh partner

o Partner yang menjawab satu soal

dengan benar berhak mendapat satu

60

menit

Page 189: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

kupon dari pelatih

o Partner dan pelatih bertukar peran,

dimana partner sebagai pelatih dan

pelatih sebagai partner

o Guru membagikan soal kepada partner

o Partner bertugas untuk menjawab soal

yang diberikan oleh pelatih, dan

sebaliknya pelatih mengecek jawaban

yang dijawab oleh partner

o Partner yang menjawab satu soal

dengan benar berhak mendapat satu

kupon dari pelatih

o Setiap pasangan kembali ke tim awak

dan mencocokkan jawaban satu sama

lain

o Guru membimbing dan memberikan

arahan atas jawaban dari berbagai soal

o Setiap tim mengecek jawabannya

Penutup o Kelompok yang paling banyak

mendapat kupon di beri reward atau

hadiah dari guru

o Guru menyampaikan kesimpulan akhir

dari pembelajaran yang telah

dilaksanakan

o Berdoa bersama menutup kegiatan

pembelajaran

15 menit

Pertemuan Keempat ( 2 x 45 menit )

Page 190: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

Sintaks

Pair Check

Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan o Guru bersama siswa mengucapkan

salam

o Siswa berdoa bersama guru

o Guru mengecek kehadiran siswa

o Guru memberikan apersepsi

kepada siswa dengan bertanya

Apa yang kalian rasakan ketika

berdiri di bawah terik matahari?

o Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

o Guru menjelaskan model

pembelajaran kooperatif tipe Pair

Check agar peserta didik

Dapat mengerti tentang model

pembelajaran ini

15 menit

Kegiatan inti

o Guru menjelaskan materi tentang

suhu dan alat ukur suhu.

o Siswa memperhatikan penjelasan

guru

o Guru membagikan peserta didik

dalam kelompok, dalam tiap

kelompok terdiri dari 2 oarang

o Guru menjelaskan teknik

60 menit

Page 191: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

berpasanagn yang akan kita

lakukan

o Guru membagi 2 peran dalam tiap

kelompok yaitu partner dan pelatih

o Guru membagikan soal kepada

partner

o Partner bertugas untuk menjawab

soal yang diberikan oleh pelatih,

dan sebaliknya pelatih mengecek

jawaban yang dijawab oleh partner

o Partner yang menjawab satu soal

dengan benar berhak mendapat

satu kupon dari pelatih

o Partner dan pelatih bertukar peran,

dimana partner sebagai pelatih dan

pelatih sebagai partner

o Guru membagikan soal kepada

partner

o Partner bertugas untuk menjawab

soal yang diberikan oleh pelatih,

dan sebaliknya pelatih mengecek

jawaban yang dijawab oleh partner

o Partner yang menjawab satu soal

dengan benar berhak mendapat

satu kupon dari pelatih

o Setiap pasangan kembali ke tim

awak dan mencocokkan jawaban

satu sama lain

Page 192: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

o Guru membimbing dan

memberikan arahan atas jawaban

dari berbagai soal

o Setiap tim mengecek jawabannya

Penutup o Kelompok yang paling banyak

mendapat kupon di beri reward

atau hadiah dari guru

o Guru menyampaikan kesimpulan

akhir dari pembelajaran yang telah

dilaksanakan

o Berdoa bersama menutup kegiatan

pembelajaran

15 Enit

H.Penilaian

1. Teknik Penilaian:

a. Penilaian Sikap : Observasi

b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis

2. Bentuk Penilaian:

a. Observasi : Lembar pengamatan aktivitas peserta didik

b. Tes tertulis : Soal pilihan ganda

3. Instrumen Penilaian (terlampir)

Makassar,November 2018

Page 193: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

Mengetahui :

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

NIP. ............................ NIP. ............................

LAMPIRAN :

1. Bahan ajar

2. Instrumen Penilaian.

Catatan :

1. RPP ini digunakan untuk empat kali pertemuan dengan menggunakan model

pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Check

2. Pertemuan 1 : sintak 1 s.d. 3,Pertemuan 2 : sintak4 s.d. 7, Pertemuan 3 :

sintak4 s.d. 7, danPertemuan 4 : sintak4 s.d. 7

LAMPIRAN (BAHAN AJAR)

SUHU DAN KALOR

A. PENGERTIAN SUHU

Suhu merupakan ukuran mengenai panas atau dinginnya suatu zat atau

benda.Oven yang panas dikatakan bersuhu tinggi, sedangkan es yang membeku

dikatakan memiliki suhu rendah. Alat yang digunakan umtuk mengukur suhu adalah

termometer

Page 194: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

B. MACAM – MACAM THERMOMETER

Alat yang dirancang untuk mengukur suhu suatu zat disebut termometer.

Ada beberapa jenis termometer, yang prinsip kerjanya bergantung pada beberapa sifat

materi yang berubah terhadap suhu.Sebagian besar termometer umumnya bergantung

pada peamuaian materi terhadap naiknya suhu. Ide pertama penggunaan termometer

adalah oleh Galileo, yang menggunakan pemuaian gas, tampak seperti pada gambar

dibawah ini :

Skala yang paling banyak dipakai sekarang adalah skala Celsius, kadang

disebut skala Centigrade. Di Amerika Serikat, skala Fahrenheit juga umum

digunakan. Ada juga skala Reamur.Skala yang paling penting dalam sains adalah

skala absolut atau Kelvin.

Titik beku zat didefinisikan sebagai suhu dimana fase padat dan cair ada bersama

dalam kesetimbangan, yaitu tanpa adanya zat cair total yang berubah menjadi padat

atau sebaliknya.

titik didih didefinisikan sebagai suhu di mana zat cair dan gas ada bersama dalam

kesetimbangan. Karena titik-titik ini berubah terhadap tekanan, tekanan harus

ditentukan (biasanya sebesar 1 atm).

C. KONVERSI SKALA THERMOMETER

Tentunya sangat mudah untuk mengonversikannya, mengingat bahwa 0 0C

sama dengan 32 0F, dan jangkauan 1000 pada skala Celsius sama dengan jangkauan

1800 pada skala Fahrenheit. Hal ini berarti

Perbandingan beberapa skala termometer adalah sebagai berikut:

1. Konversi antara skala Celsius dan skala Fahrenheit dapat dituliskan:

2. Konversi antara skala Celsius dan skala Reamur dapat dituliskan:

Page 195: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

3. Konversi antara skala Fahrenheit dan skala Reamur dapat dituliskan:

Contoh Soal :

1. Suhu 30° C sama dengan ....0F = .... 0R= .... 0K

Diketahui : TC = 30° C

Ditanya : TF = ...?

TR= ...?

TK = ...?

Dijawab :

2. Suhu benda yang diukur dengan termometer Fahrenheit menunjukkan nilai 1220F.

Tentukan suhu benda tersebut dalam skala:

a) Celcius,

b) Reamur,

c) Kelvin!

Diketahui :

Ditanya : TC = ...?

TR= ...?

TK = ...?

Dijawab:

D. PENGERTIAN PEMUAIAN

Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan

suhu yang terjadi pada benda tersebut.Kenaikan suhu yang terjadi menyebabkan

benda itu mendapat tambahan energi berupa kalor yang menyebabkan molekul-

molekul pada benda tersebut bergerak lebih cepat.

Page 196: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

E. JENIS-JENIS PEMUAIAN

1) Pemuaian Zat Padat

2) Pemuaian Panjang

Perubahan panjang L pada semua zat padat, dengan pendekatan yang

sangat baik, berbanding lurus dengan perubahan suhu T.

3) Pemuaian Luas

Untuk benda-benda yang berbentuk lempengan plat (dua dimensi),

akan terjadi pemuaian dalam arah panjang dan lebar.

4) Pemuaian Volume

Zat padat yang mempunyai tiga dimensi (panjang, lebar, dan tinggi),

seperti bola dan balok, jika dipanaskan akan mengalami muai volume, yakni

bertambahnya panjang, lebar, dan tinggi zat padat tersebut. Karena muai

volume merupakan penurunan dari muai panjang, maka muai ruang juga

tergantung dari jenis zat. Jika volume benda mula-mula V1, suhu mula-mula

T1, koefisien muai ruang , maka setelah dipanaskan volumenya menjadi V2,

dan suhunya menjadi T2 sehingga akan berlaku persamaan, sebagai berikut.

Karena = 3 α.

F. PERUBAHAN WUJUD ZAT

Perubahan wujud zat dari cair ke padat disebut sebagai proses pembekuan.

Dalam hal ini, akan terjadi proses pelepasan kalor. Besarnya kalor yang dibutuhkan

pada saat peleburan dan besarnya kalor yang dilepaskan dalam proses pembekuan

adalah sama.

Perumusan untuk kalor peleburan dan pembekuan sama dengan

perumusan pada kalor penguapan dan pengembunan, yakni sebagai berikut.

Q = mL

dengan:

Q = kalor yang dibutuhkan saat peleburan atau kalor yang dilepaskan saat

pembekuan,

m = massa zat, dan

Page 197: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

L = kalor laten peleburan atau pembekuan.

Contoh Soal :

Berapakah besarnya kalor yang dibutuhkan untuk mencairkan es sebanyak 500 gram

pada temperatur 0oC menjadi cair seluruhnya yang memiliki temperatur 10oC ?

Diketahui kalor laten peleburan es menjadi air sebesar 80 kal/g.

Jawaban :

Diketahui: L = 80 kal/g, dan

m = 500 gram.

Ditanya : Q total = ...?

Dijawab :

Q = m L

Q = 500 gram × 80 kal/g

Q = 40.000 kal

Q = 40 kkal

Jadi, besarnya kalor yang dibutuhkan untuk meleburkan es menjadi cair seluruhnya

adalah sebesar 40 kkal.

G. Hubungan Kalor Laten dan Perubahan Wujud

Apabila suatu zat padat, misalnya es dipanaskan, es tersebut akan menyerap

kalor dan beberapa lama kemudian berubah wujud menjadi zat cair. Perubahan wujud

zat dari padat menjadi cair ini disebut proses melebur. Temperatur pada saat zat

mengalami peleburan disebut titik lebur zat. Adapun proses perubahan wujud zat dari

cair menjadi padat disebut sebagai proses pembekuan dan temperatur ketika zat

mengalami proses pembekuan disebut titik beku zat.

Kalor laten pembekuan besarnya sama dengan kalor laten peleburan yang

disebut sebagai kalor lebur. Kalor lebur es L pada temperatur dan tekanan normal

adalah 334 kJ/kg. Kalor laten penguapan besarnya sama dengan kalor laten

pengembunan, yang disebut sebagai kalor uap. Kalor uap air L pada temperatur dan

tekanan normal adalah 2.256 kJ/kg.

Contoh :

Page 198: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

Berapa banyak kalor yang diperlukan untuk mengubah 2 gram es pada suhu 0° C

menjadi uap air pada suhu 100° C? (cair = 4.200 J/kg °C, KL = 336 J/g, dan KU =

2.260 J/

Dijawab :

Q1 Proses Lebur

Q1 = m KL

= 2 × 336

= 672 J

Q2 Proses menaikkan suhu

Q2 = m cair T

= 2 × 10-3 × 4.200 × 100

= 840 J

Q3 Proses penguapan

Q1 = m Ku

= 2 × 2.260

= 4.420 J

Qtotal = Q1 + Q2 + Q3

= 672 + 840 + 4.420

= 6.032 J

Jadi, kalor yang dibutuhkan sebesar 6.032 J

Kalor

Kalor dalah bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke

benda yang suhunya rendah ketika kedua benda bersentuhan.

Satuan kalor adalah Joule (J)

atau

Pengaruh Kalor terhadap Suhu Zat

• Jika suatu zat menyerap kalor, maka suhu akan naik dan

Jika suatu zat melepas kalor, maka suhu akan turun

Joulekalori 2,41 kaloriJoule 24,01

Page 199: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

Air panas Es batu Air hangat

Jumlah kalor (Q) yang diserap atau dilepaskan

oleh suatu zat adalah

Dengan :

Q = jumlah kalor (J atau kal)

m = massa benda (kg)

c = kalor jenis zat (J/kg oC)

∆T = kenaikan suhu (oC atau K)

= suhu akhir – suhu awal ( T-To)

• Kalor jenis

TmcQ ..

Page 200: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg zat

sebesar 1oC atau 1 K

Persamaannya :

• Kapasitas kalor

adalah kemampuan suatu zat menyerap kalor untuk menaikkan suhunya

menjadi 1oC lebih tinggi

Persamaannya :

atau

H = kapasitas kalor (J/oC)

Pengaruh Kalor terhadap Perubahan Wujud Zat

Tm

Qc

.

T

QC

cmC .

Page 201: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

• Kalor laten

adalah kalor yang dilepas atau diserap

pada saat perubahan wujud zat.

Satuannya J/kg.

• Kalor laten terdiri dari 2, yaitu :

a. Kalor lebur (L) = Kalor beku

atau

m

QL

LmQ .

Page 202: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

• Kalor lebur

adalah kalor yang diperlukan oleh satu satuan

massa zat padat untuk mencair

(melebur) pada titik leburnya

• Titik lebur

adalah suhu zat ketika melebur.

• Kalor beku

adalah kalor yang diperlukan oleh satu satuan

massa zat cair untuk membeku pada

titik bekunya.

• Titik beku

adalah suhu zat ketika membeku

Page 203: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

Gambar 1.4 Grafik Perubahan wujud air

Keterangan :

A – B : wujud es

B – C : wujud es dan air (proses melebur)

Titik lebur es = titik beku air = 0oC

b. Kalor Uap (U) = Kalor Embun

Atau

Kalor uap

adalah kalor yang diperlukan oleh satu satuan massa

zat cair untuk menguap pada titik didihnya

m

QU

m

QU

Page 204: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

Titik didih

adalah suhu zat ketika mendidih.

Kalor embun

adalah kalor yang diperlukan oleh satu satuan massa

gas untuk mengembun pada titik embunnya.

Titik embun

adalah suhu zat ketika mengembun

Gambar 1.4 Grafik Perubahan wujud air

Keterangan :

C – D : wujud air

D – E : wujud air dan uap (menguap)

Titik uap air = titik embun uap = 100oC

Page 205: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

Gambar 1.4 Grafik Perubahan wujud air

Azas Black

Apa yang terjadi apabila dua zat yang berbeda suhunya dicampur dalam

wadah yang terisolasi dari lingkungan sekitarnya? Sebagaimana telah diuraikan di

depan, kalor mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah. Artinya, zat yang suhunya

tinggi akan melepaskan kalor dan zat yang suhunya rendah akan menerima kalor.

Kalor yang dilepaskan oleh zat yang bersuhu tinggi sama dengan kalor yang diterima

oleh zat yang bersuhu rendah. Pernyataan ini mula-mula dikemukakan oleh fisikawan

Inggris, Joseph Black (1728-1799), sehingga dikenal sebagai asas Black. Secara

sederhana, azas Black dapat dirumuskan sebagai berikut:

Qdilepaskan = Qditerima (4-7)

54321 QQQQQQtotal

Page 206: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

Jadi, apabila dua zat yang berbeda suhunya dicampur kedua zat itu akhirnya akan

memiliki suhu yang sama. Untuk memahami penerapan Azas Black, perhatikan

contoh soal berikut.

Contoh Soal

Sepotong logam aluminium yang massanya 0,25 kg dipanaskan sampai 100oC,

kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi 0,2 kg air dengan suhu 25oC.

Apabila pertukaran kalor hanya terjadi antara aluminium dan air, berapakah suhu

akhir yang dapat dicapai? Diketahui, kalor jenis aluminium 900 J/kgoC dan kalor

jenis air 4.200 J/kgoC.

Penyelesaian

Karena suhu aluminium lebih tinggi daripada suhu air, sehingga ketika keduanya

dicampur aluminium akan melepaskan kalor dan air akan menerima kalor. Misalnya,

suhu akhir yang dapat dicapai adalah toC. Dengan demikian, suhu aluminium turun

dari 100oC menjadi toC. Sebaliknya, suhu air naik dari 25oC menjadi toC. Perhatikan

diagram di bawah ini.

aluminium, 100oC

suhu akhir, toC

Page 207: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

air, 25oC

Aluminium

Massa m1 = 0,25 kg

Kalor jenis c1 = 900 J/kgoC

Perubahan suhu ∆t1 = (100 – t)oC

Aluminium melepaskan kalor :

J. )225(100C)(100C)J/kg (900kg) 25,0( oo

111lepas

tt

tcmQ

Air

Massa m2 = 0,2 kg

Kalor jenis c2 = 4.200 J/kgoC

Perubahan suhu ∆t2 = (t –25)oC

Air menerima kalor :

J. )25(408C)25(C)J/kg (4.200kg) 2,0( oo

222terima

tt

tcmQ

Berdasarkan Asas Black, Qlepas = Qterima. Jadi,

C.8,40065.1

500.43

500.43065.1

500.22000.21840225

000.21840225500.22

)25(840)100(225

o

t

t

tt

tt

tt

Page 208: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

Jadi, suhu akhir yang dapat dicapai adalah 40,8oC.

LAMPIRAN D.3

LEMBAR OBSERVASI

A. ANALISIS HASIL VALIDASI INSTRUMENTES HASIL BELAJAR

FISIKA

No. Soal Skor Validator Rata-rata Relevansi Kode

Relevansi 1 2

1 4 3 3,5 kuat D

2 4 3 3,5 kuat D

3 4 3 3,5 kuat D

4 4 3 3,5 kuat D

5 4 3 3,5 kuat D

6 4 3 3,5 kuat D

7 4 3 3,5 kuat D

8 4 3 3,5 kuat D

9 4 3 3,5 kuat D

10 4 3 3,5 kuat D

Page 209: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

11 4 3 3,5 kuat D

12 4 3 3,5 kuat D

13 4 3 3,5 kuat D

14 4 3 3,5 kuat D

15 4 3 3,5 kuat D

Total Skor 60 45 52,5

Rata-rata skor 4 3 3,5

No. Nama Validator

1 Suhardiman , S.Pd., M.Pd

2 Muh. Syihab Ikbal, S.Pd., M.Pd.

Keterangan Relevansi:

Validator I

Lemah

(1,2)

Kuat

(3,4)

Lemah (1,2) A B

Validator II Kuat (3,4) C D

Page 210: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

1. Jika validator 1 memberikan skor = 1 dan validator 2 = 1, maka relevansi lemah-

lemah atau A.

2. Jika validator 1 memberikan skor = 3 atau 4 dan validator 2 = 1 atau 2, maka

relevansi kuat-lemah atau B.

3. Jika validator 1 memberikan skor = 1 atau 2 dan validator 2 = 3 atau 4, maka

relevansi lemah-kuat atau C.

4. Jika validator 1 memberikan skor = 3 atau 4 dan validator 2 = 3 atau 4, maka

relevansi kuat-kuat atau D.

Dari hasil validasi instrument oleh dua pakar di atas, maka diperoleh:

Relevansi kategori A = 0 Relevansi kategori C = 0

Relevansi kategori B = 0 Relevansi kategori D = 23

Reliabilitas Instrumen

Instrumen dinyatakan reliabel jika nilai Rhitung yang diperoleh lebih besar dari

0.75. Dalam penelitian ini, reliabilitas instrument dihitung dengan menggunakan uji

gregori, sebagai berikut:

𝑅 =𝐴 + 𝐵 + 𝐶 + 𝐷

𝐷

=0 + 0 + 0 + 23

23= 1

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka instrument dinyatakan reliabel karena

Rhitung = 1 > 0.75. Sehingga instrument dapat digunakan selanjutnya

B. ANALISIS HASIL VALIDASI PERANGKAT PEMBELAJARAN

(RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN)

Validator I : Suhardiman, S.Pd, M.Pd

Page 211: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

Validator II : Muh. Syihab Ikbal, S.Pd, M.Pd

NO. Aspek Penilaian Skor Validator

Rata-

rata Ket.

Validator

I

Validator

II

I

Aspek Petunjuk

1. Petunjuk lembar pengamatan

dinyatakan dengan jelas

2. Kriteria penilaian dinyatakan

dengan jelas

4

4

4

4

4,0

4,0

SV

SV

II

Aspek Cakupan Unsur-Unsur

Kegiatan Pembelajaran

1. Aspek-aspek tentang sintaks

termuat dengan lengkap.

2. Aspek-aspek tentang sistem

sosial termuat dengan

lengkap.

3. Aspek-aspek tentang prinsip

reaksi termuat dengan

lengkap.

4. Aspek-aspek tentang sistem

pendukung termuat dengan

lengkap.

3

3

3

4

4

4

4

4

3,5

3,5

3,5

4,0

SV

SV

SV

SV

III

Aspek Bahasa

1. Menggunakan bahasa yang

sesuai dengan kaidah Bahasa

Indonesia.

2. Menggunakan

kalimat/pernyataan yang

komunikatif.

3. Menggunakan bahasa yang

sederhana dan mudah

dimengerti.

4

4

4

3

3

4

3,5

3,5

4,0

SV

SV

SV

Total Skor 33 34 33,5

Rata-rata Skor 3,67 3,78 3,72

Keterangan Relevansi :

Page 212: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

1. Jika validator 1 memberikan skor = 1 dan validator 2 = 1, maka relevansi tidak

valid

2. Jika validator 1 memberikan skor = 3 atau 4 dan validator 2 = 1 atau 2, maka

relevansi cukup valid.

3. Jika validator 1 memberikan skor = 1 atau 2 dan validator 2 = 3 atau 4, maka

relevansi valid.

4. Jika validator 1 memberikan skor = 3 atau 4 dan validator 2 = 3 atau 4, maka

relevansi sangat valid.

Perhitungan reliabilitas :

Validator Jumlah skor

Penilaian

Rata-rata Skor

penilaian

1 33 3,67

2 34 3,78

R = 98,01%100

BA

BAatau R = 0,98 (Reliabel)

Jika R > 0,75 maka instrumen dikatakan reliable

Page 213: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

C. ANALISIS HASIL VALIDASI LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN

GURU

Validator I : Suhardiman, S.Pd, M.Pd

Validator II : Muh. Syihab Ikbal, S.Pd, M.Pd

NO. Aspek Penilaian Skor Validator

Rata-

rata Ket.

Validator

I

Validator

II

I

Aspek Petunjuk

1. Petunjuk lembar pengamatan

dinyatakan dengan jelas

4

4

4,0

SV

II

Aspek Cakupan Aktivitas Guru

1. Kategori aktivitas guru yang

diamati dinyatakan dengan

jelas

2. Kategori aktivitas guru yang

diamati termuat dengan

lengkap.

3. Kategori aktivitas guru yang

diamati dapat teramati

dengan baik.

3

3

3

4

4

4

3,5

3,5

3,5

SV

SV

SV

Page 214: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

III

Aspek Bahasa

1. Menggunakan bahasa yang

sesuai dengan kaidah Bahasa

Indonesia.

2. Menggunakan

kalimat/pernyataan yang

komunikatif.

3. Menggunakan bahasa yang

sederhana dan mudah

dimengerti.

4

4

4

3

4

4

3,5

4,0

4,0

SV

SV

SV

Total Skor 25 27 26

Rata-rata Skor 3,57 3,86 3,71

Keterangan Relevansi:

1. Jika validator 1 memberikan skor = 1 dan validator 2 = 1, maka relevansi tidak

valid.

2. Jika validator 1 memberikan skor = 3 atau 4 dan validator 2 = 1 atau 2, maka

relevansi cukup valid.

3. Jika validator 1 memberikan skor = 1 atau 2 dan validator 2 = 3 atau 4, maka

relevansi valid.

4. Jika validator 1 memberikan skor = 3 atau 4 dan validator 2 = 3 atau 4, maka

relevansi sangat valid.

Perhitungan reliabilitas :

Validator Jumlah Skor

Penilaian

Rata-rata Skor

Penilaian

1 25 3,57

Page 215: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

2 27 3,86

R = 96,01%100

BA

BAatau R = 0,96 (Reliabel)

Jika R > 0,75 maka instrumen dikatakan reliabel

D. ANALISIS HASIL VALIDASI LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS

PESERTA DIDIK

Validator I : Suhardiman, S.Pd, M.Pd

Validator II : Muh. Syihab Ikbal, S.Pd, M.Pd

NO. Aspek Penilaian Skor Validator

Rata-

rata Ket.

Validator Validator

Page 216: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

I II

I

Aspek Petunjuk

1. Petunjuk lembar pengamatan

dinyatakan dengan jelas

4

4

4,0

SV

II

Aspek Cakupan Aktivitas

Siswa

1. Kategori aktivitas siswa yang

diamati dinyatakan dengan

jelas

2. Kategori aktivitas siswa yang

diamati termuat dengan

lengkap.

3. Kategori aktivitas siswa yang

diamati dapat teramati

dengan baik

4

4

4

3

3

3

3,5

3,5

3,5

SV

SV

SV

III

Aspek Bahasa

1. Menggunakan bahasa yang

sesuai dengan kaidah Bahasa

Indonesia.

2. Menggunakan

kalimat/pernyataan yang

komunikatif.

3. Menggunakan bahasa yang

sederhana dan mudah

dimengerti.

4

4

4

4

4

4

4,0

4,0

4,0

SV

SV

SV

Total Skor 25 28 26,5

Rata-rata Skor 3,57 4,0 3,78

Keterangan Relevansi:

Page 217: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

1. Jika validator 1 memberikan skor = 1 dan validator 2 = 1, maka relevansi tidak

valid.

2. Jika validator 1 memberikan skor = 3 atau 4 dan validator 2 = 1 atau 2, maka

relevansi cukup valid.

3. Jika validator 1 memberikan skor = 1 atau 2 dan validator 2 = 3 atau 4, maka

relevansi valid.

4. Jika validator 1 memberikan skor = 3 atau 4 dan validator 2 = 3 atau 4, maka

relevansi sangat valid.

Perhitungan reliabilitas

Validator Jumlah Skor

Penilaian

Rata-rata Skor

Penilaian

1 25 3,57

2 28 4

R = 94,01%100

BA

BAatau R = 0,94 (Reliabel)

Jika R > 0,75 maka instrumen dikatakan reliabel

Page 218: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

LAMPIRAN E

(FORMAT VALIDASI INSTRUMEN)

E.1: FORMAT VALIDASI INSTRUMEN PERANGKAT

PEMBELAJARAN (RPP)

E.2: FORMAT VALIDASI INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI

KEGIATAN GURU

E.3: FORMAT VALIDASI INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI

KEGIATAN PESERTA DIDIK

LAMPIRAN E.1

FORMAT VALIDASI INSTRUMEN PERANGKAT PEMBELAJARAN (RPP)

LEMBAR VALIDASI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas/Semester : XI/Ganjil

Page 219: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

Tema/Sub Tema

: Rancangan Proses Pembelajaran

(RPP)

A. Petunjuk:

1. Kami memohon agar Bapak/Ibu memberikan penilaian terhadap bahan ajar

dan media yang telah dibuat.

2. Dimohon Bapak/Ibu memberikan tanda cek ( √ ) pada kolom penilaian yang

sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu.

3. Untuk penilaian umum, Bapak/Ibu melingkari angka yang sesuai dengan

penilaian Bapak/Ibu.

4. Untuk saran-saran revisi, Bapak/Ibu dapat langsung menuliskan pada naskah

yang perlu direvisi, atau menuliskannyapada kolom saran yang telah disiapkan.

Keterangan skala penilaian:

1 : berarti “ tidak valid”

2: berarti “ kurang valid”

3: berarti “ cukup valid”

4: berarti ”valid”

B. Tabel Penilaian

No Aspek yang Dinilai

Skala Penilaian

1 2 3 4

Page 220: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

I Perumusan Tujuan Pembelajaran

1. Kejelasan standar kompetensi dan

kompetensi dasar

2. Kesesuaian standar kompetensi dan

kompetensi dasar dengan tujuan

pembelajaran

3. Ketepatan penjabaran kompetensi

dasar ke dalam indikator

4. Kesesuaian indikator dengan tujuan

pembelajaran

5. Kesesuaian indikator dengan tingkat

perkembanagan peserta didik

II Isi Yang Disajikan

1. Sistematika penyusunan RPP

2. Kesesuaian urutan kegiatan

pembelajaran IPA-FISIKA

3. Kesesuaian uraian kegiatan peserta

didik dan guru untuk setiap tahap

pembelajaran

4. Kejelasan skenario

pembelajaran(tahap-tahap kegiatan

pembelajaran yaitu awal, inti dan

penutup)

5. Kelengkapan instrumen penilaian

hasil belajar

Page 221: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

III

Bahasa

1. Menggunakan bahasa yang sesuai

dengan kaidah Bahasa Indonesia.

2. Menggunakan kalimat/pernyataan

yang komunikatif.

3. Menggunakan bahasa yang

sederhana dan mudah dimengerti.

IV Waktu

1. Kesesuaian alokasi waktu yang

digunakan

2. Rincian waktu untuk setiap tahap

pembelajaran

V Penilaian umum terhadap Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe pair check

Page 222: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

Keterangan:

I. Angka Penilaian II. Penilaian Umum

1. Tidak baik a. Belum dapat digunakan

2. Kurang baik b. Dapat digunakan dengan revisi besar

3. Baik c. Dapat digunakan dengan revisi kecil

4. Baik sekali d. Dapat digunakan tanpa revisi

C. Saran-saran

Mohon Bapak/Ibu menuliskan butir-butir revisi berikut dan/atau menuliskan

langsung pada masalah.

Gowa, Juni2019

Validator/Penilai

.................................

NIP.-

Page 223: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

LAMPIRAN E.2

FORMAT VALIDASI INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

LEMBAR OBSERVASI GURU

SMA NEGERI 14 GOWA

Nama observer :

Kelas : XI

Mata pelajaran : Suhu dan Klaor

Model pembelajaran : kooperatif tipe pair check

Aspek yang diamati Ya Tidak

Kegiatanpendahuluan

1 Guru mengucapkansalam dan berdoa bersama sebelum

memulai pembelajaran

2 Guru meminta peserta didik untuk mengecek kebersihan

kelas secara bersama-sama, minimal sekitar tempat

duduknya tidak ada sampah

3 Guru mengecek kehadiran peserta didik

4 Gurumemberikan apersepsi kepada peserta didik dengan

bertanya

Apakah kalian pernah memegang air es?

Apa yang kalian rasakan?

Page 224: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

5 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

6 Guru menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe

Pair Check agar peserta didik Dapat mengerti tentang

model pembelajaran ini

Kegiataninti

1 Guru menjelaskan materi tentang materi suhu dan kalor.

2 Guru membagi peserta didik dalam satu kelompok terdiri

dari 2 orang

3 Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan

dilakukan

4 Guru membagi 2 peran dalam tiap kelompok yaitu partner

dan pelatih

5 Guru membagikan soal kepada partner

6 Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaban

dari berbagai soal

Kegiatanpenutup

1 Guru memberikan reward atau hadiah kepada kelompok

yang banyak mendapatkan kupon

2 Guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.

Jumlah

Page 225: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

Gowa, 2019

Validator/penilai

NIP.

LAMPIRAN E.3

FORMAT VALIDASI INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS

PESERTA DIDIK

LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK

SMA NEGERI 14GOWA

Nama observer :

Kelas : XI

Mata pelajaran : Suhu dan Kalor

Metodepembelajaran : Pair Check

Aspek yang diamati Ya Tidak

Kegiatanpendahuluan

1 Peserta didik

menjawabsalamdanberdoabersamasebelumpembelajaran

2 Peserta didik mengecek kebersihan kelas secara bersama-

sama, minimal sekitar tempat duduknya tidak ada sampah

3 Peserta didik mendengarkanmateri yang akan di pelajari

Page 226: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

4 Peserta didik mendengarkan tujuan pembelajaran

5 Peserta didik memperhatikanpenjelasan tentang model

pembelajaran kooperatif tipe Pair Check

Kegiataninti

1 Peserta didik membentukkelompoksesuaiarahan guru

2 Setiap kelompok terdiri dari 2 orang

3 kelompok ada yang berperan sebagai partner dan berperan

sebagai pelatih

4 kelompok mendengarkan arahan dari guru tentang langkah-

langkah proses pembelajaran

5 Setiap kelompok di berikan soal oleh guru

6 kelompok yang paling banyak mendapat kupon diberi hadiah

atau reward oleh guru

Kegiatanpenutup

1 Peserta didikyang ditunjuk menyimpulkan materi yang sudah

di dapatkan

2 Peserta didik mendengarkan kesimpulan dari guru mengenai

materi yang sudah dipelajari

Jumlah

observer

Page 227: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK
Page 228: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

140

LAMPIRAN F

(PERSURATAN DAN

DOKUMENTASI)

Page 229: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

141

PROSES PENERIMAAN MATERI SUHU DAN KALOR

Page 230: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

142

PROSES PEMBELAJRAN MATERI SUHU DAN KALOR

Page 231: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

143

PROSES PEMBELAJRAN MATERI SUHU DAN KALOR

Page 232: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

144

TES HASIL BELAJAR

Page 233: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

145

TES HASIL BELAJAR

Page 234: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

146

TES HASIL BELAJAR

Page 235: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK
Page 236: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK
Page 237: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK
Page 238: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK
Page 239: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK
Page 240: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CHECK

147

RIWAYAT HIDUP

Shinta Juspita Dewi, lahir Btn Ana Gowa, Kabupaten

Gowa, Sulawesi Selatan, pada tanggal 28 Agustus 1997.

Anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Sirajuddin

dan Hirma. Tamat di SD Inpres Lambengi, Kec. Pallangga

pada tahun 2009, SMP Negeri 1 Pallangga pada tahun

2012, dan SMA Negeri 1 Pallangga pada tahun 2015.

Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Universitas

Islam Negeri Alauddin Makassar, Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan, Jurusan Pendidikan Fisika pada tahun 2015 sampai sekarang.