penerapan green lifestyle di griya lembah kelurahan...

126
PENERAPAN GREEN LIFESTYLE DI GRIYA LEMBAH KELURAHAN ABADIJAYA KECAMATAN SUKMAJAYA DEPOK JAWA BARAT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Triastuti Aviani NIM 1110015000105 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENERAPAN GREEN LIFESTYLE DI GRIYA LEMBAH

    KELURAHAN ABADIJAYA KECAMATAN SUKMAJAYA DEPOK

    JAWA BARAT

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

    Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh

    Triastuti Aviani

    NIM 1110015000105

    JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2014

  • i

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

    Skripsi berjudul Penerapan Green Lifestyle di Griya Lembah Kelurahan

    Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa Barat yang disusun oleh

    Triastuti Aviani, NIM 1110015000105, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

    Sosial telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang

    berhak untuk diujikan pada siding munaqosah sesuai ketentuan yang telah

    ditetapkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

    Jakarta, 26 November 2014

    Yang Mengesahkan,

    Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

    Dr. Muhamad Arif, M.Pd Sodikin, M.Si

    NIP. 19700606199702 1 002

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

    Skripsi ini berjudul Penerapan Green Lifestyle di Griya Lembah Kelurahan

    Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa Barat, disusun oleh TRIASTUTI

    AVIANI Nomor Induk Mahasiswa 1110015000105, diajukan kepada Fakultas

    Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah

    dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah pada tanggal 04 Desember 2014

    dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1

    (S.Pd) dalam bidang Pendidikan IPS.

    Jakarta, 04 Desember 2014

    Panitia Ujian Munaqasah,

    Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan

    Dr. Iwan Purwanto, M.Pd

    NIP. 19730424 200801 1 012

    Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)

    Drs. Syaripulloh, M.Si

    NIP. 19670909 200701 1 033

    Penguji I

    Moch. Noviadi Nugroho, M.Pd

    NIP. 19761118 201101 1 006

    Penguji II

    Andri Noor Ardiansyah

    Mengetahui,

    Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    Dra. Nurlena Rifa’i, M.A. Ph.D.

    NIP. 19591020 198603 2 001

  • iii

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

    Nama : Triastuti Aviani

    Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 30 April 1992

    NIM : 1110015000105

    Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

    Angkatan Tahun : 2010

    Alamat :Jl. Seha II RT08/010 N0.22 Grogol Selatan,

    Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12220

    MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

    Bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Green Lifestyle di Griya Lembah

    Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa Barat adalah benar

    hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen:

    Dosen Pembimbing I : Dr. Muhamad Arif, M.Pd

    NIP : 19700606199702 1 002

    Dosen Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

    Dosen Pembimbing II : Sodikin, M.Si

    Dosen Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Dan jika dikemudian

    hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli atau merupakan hasil jiplakan

    dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 26 November 2014

    (Triastuti Aviani)

  • iv

    PENERAPAN GREEN LIFESTYLE DI GRIYA LEMBAH KELURAHAN

    ABADIJAYA KECAMATAN SUKMAJAYA DEPOK JAWA BARAT

    Oleh:

    TRIASUTI AVIANI

    1110015000105

    ABSTRAK

    Pengelolaan sampah secara ramah lingkungan (green waste) dan

    partisipasi komunitas hijau (green community) dalam menciptakan green lifestyle

    merupakan dua dari delapan atribut untuk menciptakan sebuah gaya hidup hijau

    atau green lifestyle. permasalahan yang penulis teliti adalah bagaimana penerapan

    green waste dalam green lifestyle warga Griya Lembah dan bagaimana partisipasi

    green community dalam menciptakan green lifestyle?

    Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan

    pengelolaan sampah secara ramah lingkungan (green waste) dan partisipasi

    komunitas hijau (green community) dalam menciptakan green lifestyle. Adapun

    penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan teknik

    pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data

    dilakukan secara bersamaan dengan pengumpulan data.

    Hasil penelitian menyatakan bahwa partisipasi green community sebagai

    motor penggerak penerapan green lifestyle di Griya Lembah berpengaruh

    signifikan terhadap pengelolaan sampah secara ramah lingkungan oleh

    masyarakat Griya Lembah. Hal ini terlihat dari adanya perubahan sikap

    kepedulian masyarakat terhadap sampahnya sendiri. Kunci keberhasilan

    penerapan green waste di Griya Lembah terletak pada pemilahan sampah sesuai

    dengan jenis dan sifatnya, meskipun pengelolaan sampah ini dapat dikatakan

    belum sempurna karena belum ada upaya untuk melakukan pengurangan timbulan

    sampah.

    Kata Kunci : Green lifestyle, Green waste, Green community.

  • v

    THE APPLICATION OF GREEN LIFESTYLE IN GRIYA LEMBAH

    ABADIJAYA DISTRICT SUKMAJAYA SUB DISTRICT DEPOK WEST JAVA

    By:

    TRIASTUTI AVIANI

    1110015000105

    ABSTRACT

    Waste management in environmentally friendly (green waste) and the

    participation of green community in creating a green lifestyle are two of eight

    attributes to create a green lifestyle. The problems that writer research is how the

    application of green waste in the green lifestyle by Griya Lembah peoples and

    how the green community participation in creating green lifestyle?

    The purpose of this research is to know the application of waste

    management in environmentally friendly (green waste) and the participation of

    the community (green community) in creating a green lifestyle. As for this

    research used descriptive qualitative and used the data collection techniques

    through observation , interview , and documentation. Data analysis coincide with

    data collection.

    The results of research stated that the green community participation as

    the engine of the application of green lifestyle in Griya Lembah significantly to

    waste management in environmentally friendly by the peoples of Griya Lembah. It

    is evident from the change the attitude of community awareness own garbage. The

    key to success of green waste application in Griya Lembah is trash sorting in

    accordance with the type of waste management and nature, even though not

    perfect because this can be said no attempts to do the reduction of waste

    generation .

    Key Words: Green lifestyle, Green waste, Green community.

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Segala puji hanya milik Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya

    dan shalawat beriring salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,

    keluarga, sahabat dan pengikutnya. Dengan semua ketentuan-Nya penulis dapat

    menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Green Lifestyle di Griya Lembah

    Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa Barat”. Penulis

    menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari banutuan

    berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

    Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Dr. Muhamad Arif, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing pertama yang telah

    meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan

    bimbingan, nasehat, motivasi, dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini

    dapat terselesaikan.

    4. Sodikin, M.Si sebagai Dosen Pembimbing kedua yang telah meluangkan

    waktu dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan bimbingan, motivasi,

    dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

    5. Dr. Muhammad Arif, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

    meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan selama

    penulis menempuh perkuliahan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

  • vii

    6. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

    Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta atas ilmu yang diberikan kepada

    penulis, semoga ilmu ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

    7. Pimpinan dan segenap staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah,

    Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dan Perpustakaan

    Nasional yang telah memfasilitasi penulis dalam melengkapi literatur

    penelitian.

    8. Ibu Djuniawan Wanitarti beserta Pengurus Bank Sampah Kelompok Peduli

    Lingkungan (POKLILI) atas informasi, bantuan, dan sarannya sehingga

    penelitian dapat dilakukan dengan baik.

    9. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Radjo dan Ibu Saropah, dan kedua kakakku

    serta seluruh keluarga besarku yang telah memberikan dukungan baik secara

    moril maupun materil, serta doa yang selalu dipanjatkan kepada penulis

    sehingga skripsi ini terselesaikan. Mereka adalah inspirasi tanpa batas untuk

    tetap terus maju.

    10. Seluruh sahabatku, EXISPAL SMAN 24 Jakarta Angkatan XXX dan XXXI

    Annissa Paramitha, Riyani Puspa, Danar Wismoyo, Yanuar Prabowo, Reza

    Adhitya, dan Ahmad Robi. Dan Maria Qibtiyah sahabatku sejak lahir untuk

    setiap doa, motivasi, dan kebersamaan yang takkan tergantikan.

    11. Wahyu Romadon untuk menjadi pendengar yang baik dan semua waktu yang

    telah kita lalui selama ini.

  • viii

    12. Teman-teman di Pendidikan IPS Geografi Ninna Aristyaningsih, Nina

    Roslina, Ayu Nisa, Ayu Astuti, Denara Nurul, Nurul Purbasari, Wina

    Adriyanti dan Umi Muslimah untuk canda tawa selama masa-masa kuliah.

    13. Seluruh pihak yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini, terima

    kasih atas semua dukungan yang telah diberikan. Hanya Allah seadil-adilnya

    pembalas kebaikan.

    Penulis menyadari dengan semua kemampuan dan keterbatasan yang

    dimiliki skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, baik

    sebagai sumber referensi maupun sumber acuan para pembaca.

    Jakarta, 22 November 2014

  • ix

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ……….…………………. .. ii

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ………….. .. iii

    ABSTRAK ...................................................................................................... iv

    KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

    DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL …………………………………………………………. xii

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ........................................................... 5

    C. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................. 5

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 6

    BAB II KAJIAN TEORI

    A. Kajian Teori ....................................................................... 8

    1. Green Lifestyle ............................................................. 8

    a. Green Community ................................................. 11

    1. Pengertian Green Community .......................... 11

    2. Komponen Komunitas ..................................... 13

    3. Bentuk-bentuk Komunitas .............................. 14

  • x

    4. Karakteristik Komunitas …………………….. 15

    b. Green Waste ……………………………………. 16

    1. Pengertian Sampah …………………………. . 16

    2. Pengelompokan Sampah …………………… . 17

    3. Pengelolaan Sampah ………………………... 18

    B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................... 20

    C. Kerangka Berpikir ............................................................. 21

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 23

    B. Metode Penelitian............................................................... 24

    C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data .................. 25

    D. Instrumen Penelitian........................................................... 27

    E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ................ 28

    F. Analisis Data ..................................................................... 32

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    A. Deskripsi Data ................................................................... 34

    1. Kondisi Daerah Penelitian …………………………... 34

    2. Penerapan green waste dalam green lifestyle di

    Griya Lembah Depok ……………………………….. 39

    3. Partisipasi green community dalam penerapan

    green lifestyle ............................................................... 48

  • xi

    B. Pembahasan ....................................................................... 54

    1. Penerapan green waste dalam green lifestyle

    di Griya Lembah Depok .............................................. 55

    2. Partisipasi green community dalam penerapan

    green lifestyle ………………………………………. . 58

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................ 63

    B. Saran ................................................................................... 64

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xii

    DAFTAR TABEL

    No. Keterangan Halaman

    3.1 Jadwal penelitian …………………………………………… 24

    3.2 Pedoman observasi …………………………………………. 27

    3.3 Pedoman dokumentasi ………………………………………. 28

    3.4 Pedoman wawancara ……………………………………….... 28

    4.1 Kondisi kependudukan berdasarkan jenis kelamin …………… 36

    4.2 Kondisi kependudukan berdasarkan komposisi umur ………… 36

    4.3 Kondisi kependudukan berdasarkan komposisi umur ………… 37

    4.4 Kondisi Kependudukan berdasarkan mata pencaharian …….... 37

    4.5 Kondisi kependudukan berdasarkan agama/kepercayaan

    yang dianut …………………………………………………..... 38

    4.6 Kondisi kependudukan berdasarkan pendidikan ……………… 39

    4.7 Daftar harga sampah di Bank Sampah POKLILI ……………... 44

    4.8 Agenda Kerja POKLILI ……………………………………….. 58

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    No Keterangan Halaman

    2.1 Kerangka Berpikir …………………………………. 22

    3.1 Peta Lokasi Penelitian ……………………………… 23

    4.1 Struktur Kepengurusan POKLILI …………………. 50

    4.2 Proses green waste …………………………………. 57

    4.3 Partisipasi POKLILI dalam menerapkan green lifestyle

    di Griya Lembah …………………………………….. 60

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Indonesia adalah negara ke empat dengan penduduk terbanyak di dunia.

    Angka kelahiran yang tinggi menyebabkan pertumbuhan penduduk di

    Indonesia terbilang cepat. Namun, pertumbuhan penduduk yang tinggi juga

    menyimpan masalah bagi lingkungan. Alam harus bekerja keras untuk

    memberi daya dukung bagi manusia.

    Menurut UU Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009, Daya dukung

    lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung

    perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar

    keduanya.

    Manusia berkembang dari waktu ke waktu. Pemikiran manusia membawa

    manusia pada penemuan-penemuan baru. Perkembangan teknologi saat ini

    bagaikan dua sisi mata uang. Teknologi membawa kemudahan bagi manusia

    dalam berbagai aspek. Teknologi mulai merubah gaya hidup masyarakat.

    Gaya hidup yang menjadikan alam sebagai partner manusia mulai

    ditinggalkan dan bergeser menjadi gaya hidup instan.

    Institut for Essential Services Reform mengatakan pada masa kini,

    kecendrungan orang untuk hidup senyaman mungkin mendorong munculnya

    kebiasaan hidup atau lifestyle yang berdampak pada lingkungan. Kebiasaan

    menggunakan kendaraan pribadi terutama mobil dibandingkan dengan

    kendaraan umum, perjalanan dengan pesawat udara, penggunaan pendingin

    udara, penggunaan komputer dan perangkat hiburan lainnya adalah bentuk

    kebiasaan hidup yang berkontribusi terhadap percepatan pemanasan global.

    Faktanya hampir seluruh kegiatan kita sepanjang hari telah berkontribusi

    terhadap kenaikan emisi gas rumah kaca di atmosfer. Hal ini terjadi karena

    sebagian besar aktivitas manusia membutuhkan sumber energi yang saaat ini

  • 2

    sebagian besar masih berasal dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas

    alam, dan batu bara.

    Bumi sejatinya adalah partner manusia. Namun manusia sendirilah yang

    yang merusak bumi ini. Bumi mulai menunjukan sakit tak berkesudahan.

    Manusia yang tak lagi ramah terhadap bumi mulai menuai apa yang ia tanam.

    Ketidak ramahan manusia terhadap bumi mulai menimbulkan banyak dampak

    yang dirasakan.

    Sesuai dengan firman Allah dalam Surat Ar-Ruum (30): 41

    Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena

    perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka

    sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan

    yang benar).”

    Indonesia telah mengambil langkah peran penting dalam upaya mengatasi

    perubahan iklim dengan digelarnya Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa

    (PBB) tentang perubahan iklim dan pemanasan global atau The United

    Nations For Climate Change Conference (UNFCCC) yang diadakan di Bali.

    Desember 2007 lalu.1 Dalam KTT Perubahan Iklim di Bali telah disepakati

    adanya The Bali Road Map yang berisi gagasan masa depan dalam rangka

    mengatasi permasalahan iklim.

    Ada begitu banyak studi yang menunjukkan tanda-tanda bahwa kondisi

    bumi semakin kritis. Dan perilaku manusia yang tidak memperhatikan

    lingkungan berkontribusi besar didalamnya. Fenomena pemanasan global dan

    berbagai bencana lingkungan yang terjadi menimbulkan banyaknya kerugian

    yang dirasakan manusia. Karena hal-hal ini lah yang mendorong manusia

    untuk menggalakan gaya hidup hijau (green lifestyle).

    1Mien R. Uno & Siti Gretiani, Buku Pintar Etiket Hijau 300 Cara Bijak Ramah

    Lingkungan dan Menghemat Uang, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011) h.xvii

  • 3

    Menurut Nirwono Joga ada 8 atribut untuk mewujudkan kota hijau.

    Kesatu, peruntukan lahan dan tata ruang bertujuan menciptakan ruang yang

    aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan (green planning and design).

    Kedua, rencana pengembangan ruang terbuka hijau (green open space)

    sebagai paru-paru kota dan daerah resapan air. Ketiga, pengembangan

    transportasi berbasis jaringan dan penggunaan transportasi bukan kendaraan

    bermotor (jalan kaki, sepeda) dan transportasi masal (green transportation).

    Keempat, penerapan bangunan hijau (green building). Kelima, peran serta

    masyarakat (green community). Keenam, pemanfaatan dan pengembangan

    energi terbarukan (green energy). Ketujuh, pengelolaan sampah ramah

    lingkungan (green waste). Kedelapan, pengelolaan air yang berkelanjutan

    (green water).2

    Dari delapan atribut diatas yang memungkinan untuk diterapkan dalam

    lingkup wilayah Rukun Tetangga adalah peran serta masyarakat (green

    community). Pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan (green

    energy). Pengelolaan sampah ramah lingkungan (green waste).

    Peran serta masyarakat (green community) dalam menciptakan green

    lifestyle sangatlah penting. Karena masyarakat disini sebagai subjek yang

    menentukan keberhasilan dari green lifestyle itu sendiri. Masyarakat diminta

    untuk berpartispasi dalam mewujudkan gaya hidup yang ramah lingkungan.

    Karena semua ide yang ada tidak akan terlaksana tanpa adanya komunitas

    masyarakat yang berperan aktif dalam mewujudkan green lifestyle.

    Pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan (green energy) mutlak

    diperlukan dalam green lifestyle. Seperti yang diketahui, manusia kini sangat

    bergantung kepada bahan bakar fosil. Selain karena bahan bakar fosil adalah

    sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, hasil pembakarannya juga

    menghasilkan karbon monoksida yang menyebabkan polusi.

    Dikutip dari Manuel Antonio Fernandez Dominguez:

    2 Nirwono Joga, Gerakan Kota Hijau, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013)

    h.xiv

  • 4

    “energi yang kita terima dari matahari sifatnya bersih, terbarukan, dan

    berlimpah. Jumlah yang diterima bumi dalam 30 menit sama dengan

    semua energi listrik yang dikonsumsi dunia dalam setahun, dan hanya

    setengah dari energy ini yang sampai ke permukaan bumi” 3

    Sangat disayangkan jika pemanfaatan energi matahari belum dimaksimalkan

    dalam kehidupan sehari-hari. Padahal dengan memaksimalkan energi panas

    matahari akan lebih menghemat biaya dan lebih ramah lingkungan.

    Selain itu pengelolaan sampah ramah lingkungan (green waste)

    dilingkungan masyarakat perlu dilakukan. Segala aktivitas manusia pasti

    menghasilkan sampah. Dan perlu ada upaya untuk meminimalisir sampah.

    Masyarakat Indonesia masih memandang sampah sebagai sesuatu yang tidak

    memiliki manfaat. Gerakan 4R adalah kunci untuk menerapkan pengolahan

    sampah ramah lingkungan. 4R terdiri dari: (1) Reduce, yaitu mengurangi

    penggunaan produk yang tidak perlu untuk menghemat persediaan atau

    mengurangi sampah yang dihasilkan. (2) Reuse, yaitu memakai produk yang

    dapat dipakai ulang. (3) Recycle, yaitu mendaur ulang alias memanfaatkan

    sampah menjadi barang yang bernilai. (4) Replace, yaitu beralih ke produk

    yang tidak merusak lingkungan.4

    Griya Lembah adalah perumahan yang berada di Kelurahan Abadijaya,

    Kecamatan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Di Griya Lembah sendiri sudah

    memiliki komunitas masyarakat yang bergerak dibidang lingkungan

    kemasyarakatan yang dinamai POKLILI (Kelompok Peduli Lingkungan

    Hidup).

    POKLILI terbentuk atas prakarsa dari ibu Djuniawan Wanitarti yang

    prihatin dengan keberadaan Tempat Penampungan Sampah (TPS) perumahan

    Griya Lembah Depok yang terletak di gerbang perumahan dengan kondisi

    yang kotor, semrawut, bau dan tidak sedap dipandang mata serta mengancam

    kesehatan lingkungan sekitar. Selain itu keberadaan tempat sampah di setiap

    3 Manuel Antonio Fernandez Dominguez, Sayangi Bumi Kita, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu

    Populer , 2011).h.32 4 Mien R. Uno & Siti Gretiani, Buku Pintar Etiket Hijau 300 Cara Bijak Ramah

    Lingkungan dan Menghemat Uang, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011) h.xiii

  • 5

    rumah membuat keadaan lingkungan Griya Lembah semakin tidak teratur,

    karena setiap hari selalu diacak-acak oleh Kucing, Anjing, Tikus dan

    Pemulung.

    Ditambah lagi dengan kepedulian masyarakat yang masih kurang terhadap

    sampahnya sendiri, hal ini terlihat dengan pengelolaan sampah yang dilakukan

    masih bersifat konvensional. Kondisi inilah yang membuat ibu Yuni dan ibu-

    ibu PKK RT 003 RW 0024 tergerak untuk membentuk Kelompok Peduli

    Lingkungan yang disingkat menjadi POKLILI.

    Bertitik tolak dari berbagai kenyataan di atas penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian dengan mengajukan judul “Penerapan Green Lifestyle

    Di Griya Lembah Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa

    Barat” dalam penelitian ini.

    B. Identifikasi Masalah

    Dalam latar belakang masalah diatas, maka masalah dapat diidentifikasi

    sebagai:

    1. Kurangnya peran serta masyarakat (green community) dalam mewujudkan

    gaya hidup hijau atau green lifestyle.

    2. Belum maksimalnya pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan

    (green energy).

    3. Belum dilakukannya pengelolaan sampah secara ramah lingkungan (green

    waste).

    C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

    Sehubungan dengan identifikasi permasalahan yang telah penulis buat,

    maka penulis memberikan spesifikasi mengenai pembahasan yang akan

    diuraikan dengan membatasi penelitian ini pada penerapan green waste

    dalam green lifestyle dan peran green community.

  • 6

    Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan

    masalah seperti yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian

    ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

    1. Bagaimana penerapan green waste dalam green lifestyle warga Griya

    Lembah?

    2. Bagaimana partisipasi green community dalam menciptakan green lifestyle?

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah:

    a. Mengidentifikasi penerapan pengelolaan sampah secara ramah

    lingkungan (green waste) di Griya Lembah Depok.

    b. Mendeskripsikan partisipasi green community dalam menciptakan green

    lifestyle.

    Adapun manfaat penelitian ini adalah :

    1. Manfaat Teoritis

    Menambah pengetahuan dan wawasan serta bahan dalam penerapan

    metode penelitian khususnya mengenai gambaran green lifestyle dan dapat

    dijadikan bahan untuk perbandingan sebagai penelitian selanjutnya.

    a. Untuk Masyarakat

    Dari hasil penelitian ini di harapkan masyarakat khususnya warga Griya

    Lembah bisa memberikan pengetahuan dan wawasan lebih dalam lagi

    dalam penerapan green lifestyle

    b. Untuk Peneliti

    Dari hasil penelitian ini di harapkan peneliti bisa menambah

    pengetahuan dan wawasan dalam ilmu Geografi yang nantinya ilmu

    tersebut bisa manfaat bagi orang lain khususnya anak didiknya nanti

    dan semoga peneliti tidak ada kata habis atau selesai dalam belajar dan

    meneliti.

  • 7

    c. Untuk UIN Syarif Hidayatullah

    Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan

    pemikiran bagi pengembangan keilmuan khususnya ilmu Geografi

    sosial dan lingkungan dalam menggalakan gaya hidup hijau

    sebagaimana mestinya.

    2. Manfaat Praktis

    Dapat memberikan informasi tentang pengaplikasian gaya hidup hijau

    serta bagaimana partisipasi komunitas hijau dalam penerapannya.

    a. Untuk Masyarakat

    Dari hasil penelitian ini di harapkan masyarakat khususnya warga Griya

    Lembah tidak hanya sekedar mengetahui namun juga mempraktikannya

    secara berkelanjutan dan terus menerus agar bisa di lihat dan di contoh.

    b. Untuk Peneliti

    Dari hasil penelitian ini di harapkan peneliti juga tidak sekedar

    mengetahui teori namun juga bisa mempraktikannya dalam kegiatan

    sehari-hari, karna ilmu geografi bukan hanya sekedar teori namun juga

    harus ada praktik dalam kenyataannya.

    c. Untuk UIN Syarif Hidayatullah

    Dari hasil penelitian ini di harapkan memberikan gambaran dan contoh

    dalam penerapan gaya hidup hijau atau green lifestyle di sekitar

    Universitas sehingga dapat mempraktikan bahwasannya gaya hidup

    hijau perlu untuk diterapkan.

  • 8

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Green Lifestyle

    Gaya hidup hijau atau green lifestyle adalah gaya hidup seseorang

    yang melaksanakan kegiatan hidup dengan cara menyeimbangkan antara

    manusia dan alam.

    Menurut U.S. Environment Protection Agency gaya hidup hijau

    berarti membuat pilihan yang berkelanjutan tentang apa yang kita makan,

    bagaimana kita berpergian, apa yang kita beli, dan bagaimana kita

    menggunakan dan membuangnya.5

    Menurut Irmawati dalam Jurnal manajeman dan bisnis, Green

    Lifestyle adalah sebuah gaya hidup yang benar-benar menjadikan bumi ini

    sebagai partner dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya sebagai objek

    eksploitasi untuk memenuhi kebutuhan hidup.6

    Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa green

    lifestyle adalah sebuah perilaku kehidupan sehari-hari yang memiliki

    dampak positif bagi lingkungan disekitar. Mulai dari hal-hal kecil, seperti

    mengurangi pemakaian plastic bag dengan membawa tas kecil setiap kali

    akan belanja, membuang sampah pada tempatnya, mengurangi

    penggunaan tisu dan kertas, membawa tempat makan sehingga

    mengurangi penggunaan styrofoam, dan hal kecil lainnya dalam perilaku

    sehari-hari tapi berdampak besar.

    5 http://www.epa.gov/region2/sustainability/greenliving.html

    6 Irmawati dan Jati Waskito, BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis h.48

    http://www.epa.gov/region2/sustainability/greenliving.html

  • 9

    Memulai gaya hidup hijau bisa dimulai dari diri sendiri sebagai

    wujud dari kepedulian sosial. Tidak perlu merasa malu untuk melakukan

    gaya hidup hijau karena orang di sekitar kita belum tentu mau melakukan

    hal yang sama. Membangun kepedulian dan pengetahuan tentang dampak

    perilaku manusia terhadap alam sekitar dan menularkan pengetahuan yang

    dimiliki dengan mengajak orang lain melakukan aksi yang sedang kita

    lakukan, seperti menghitung dampak konsumsi terhadap perubahan iklim

    (family carbon calculator).

    Dalam menerapkan gaya hidup hijau atau green lifestyle ada

    beberapa tips yang diberikan oleh Ahmad Mubariq, yaitu:

    1. Hemat energi listrik. Energi listrik menyumbang 10% emisi dari

    kebutuhan rumah tangga. Buatlah desain rumah yang hemat energi

    seperti memiliki cukup banyak jendela agar cahaya masuk ke

    dalam rumah dan aliran udara mengalir dengan baik. Memulai

    untuk menanam pohon di sekitar rumah, hal ini akan menurunkan

    2-3 derajat suhu di sekitar rumah, dan menggunaan lampu hemat

    energi.

    2. Hemat bahan bakar minyak. Menggunakan alat transportasi umum

    merupakan salah satu langkah tepat dalam upaya menghemat

    BBM. Menggunakan sepeda bila bepergian jarak dekat dan

    berperilaku mengemudi kendaraan yang hemat BBM (save driving

    drill).

    3. Menghemat air dengaan mengenali sumber air yang digunakan

    sehari-hari, mengenali dampak perilaku dan selalu menggunakan

    air secara tepat sesuai dengan kebutuhan.

    4. Menghindari penggunaan plastik dan styrofoam dalam kehidupan

    sehari-hari. Bisa dilaksanakan mulai dari diri sendiri seperti selalu

    membawa tempat minum dari rumah, membawa tempat makan

    dari rumah dan saat berbelanja membiasakan untuk membawa tas

    dari rumah.

  • 10

    5. Menghemat pemakaian kertas. Selalu diingat bahwa kertas terbuat

    dari kayu yang biasanya dari pohon kayu yang ada di hutan alam.

    Pemakaian berlebihan kertas akan menyebabkan banyak pohon

    yang ditebang sehingga hutan akan mengalami kerusakan.

    Penggunaan kertas seminimal mungkin, gunakan selalu digital file,

    menggunakan kertas di kedua sisi.

    6. Hidup kembali ke alam (back to nature/organic). Selalu gunakan

    bahan alami dalam konsumsi sehari-hari, kurangi bahan kimia

    seperti obat-obatan dan dalam makanan, konsumsi makanan

    organik sehingga bisa mengurangi polusi kimia pertanian dan

    mengurangi akumulasi zat kimia dalam tubuh. Hindari 8P (

    pewarna, perasa, pemanis, penyedap, pengemulsi, pemanis,

    pelembut dan pengembang).7

    Green lifestyle adalah sebuah pilihan gaya hidup seseorang yang

    bisa diterapkan dalam berbagai ruang lingkup wilayah. Dari lingkup yang

    sangat luas hingga lingkup terkecil seperti RT. Menurut Nirwono Joga ada

    delapan komponen untuk mewujudkan kota hijau, yaitu:8

    1. peruntukan lahan dan tata ruang bertujuan menciptakan ruang yang

    aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan (green planning and

    design).

    2. Rencana pengembangan ruang terbuka hijau (green open space)

    sebagai paru-paru kota dan daerah resapan air.

    3. Pengembangan transportasi berbasis jaringan dan penggunaan

    transportasi bukan kendaraan bermotor (jalan kaki, sepeda) dan

    transportasi masal (green transportation).

    4. Penerapan bangunan hijau (green building).

    5. Peran serta masyarakat (green community).

    7 http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/05/21/gaya-hidup-hijau-gaya-hidup-

    kita-557886.html 8 Nirwono Joga, Gerakan Kota Hijau, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013)

    h.xiv

  • 11

    6. Pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan (green energy).

    7. Pengelolaan sampah ramah lingkungan (green waste).

    8. Pengelolaan air yang berkelanjutan (green water).

    Dari delapan komponen diatas peneliti mengambil dua komponen

    gerakan kota hijau untuk diterapkan di wilayah Griya Lembah, yaitu:

    a. Peran serta masyarakat (green community).

    b. Pengelolaan sampah ramah lingkungan (green waste).

    a. Green Community

    1. Pengertian Green Community

    Kata komunitas berasal dari bahasa Latin yaitu communis, yang

    berarti umum, publik yang saling berbagi. Istilah community dalam

    bahasa inggris berasal dari istilah Latin yaitu communitatus, awalan

    “Com“ mengandung arti dengan atau bersama, “Munis“ mempunyai

    arti perubahan atau pertukaran, dan akhiran “tatus” berarti kecil, intim,

    atau lokal.9

    Menurut Wenger pengertian komunitas mengacu pada sekumpulan

    orang yang saling berbagi perhatian, masalah atau kegemaran terhadap

    suatu topik dan memperdalam pengetahuan serta keahlian mereka

    dengan saling berinteraksi secara terus menerus.10

    Komunitas hijau atau green community adalah suatu komunitas

    yang banyak dipelopori oleh generasi muda yang peduli terhadap

    keberlanjutan lingkungan kota yang merupakan aset, potensi, dan

    investasi warga dalam mewujudkan kota yang ramah lingkungan.11

    Dikutip dari Metro Waste Authority,

    9 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33592/4/Chapter%20II.pdf

    10Diah Sri Rejeki. Mengangkat sisi positif budaya lisan melalui pengembangan

    perpustakaan komunitas. 2010, h.1 11

    Nirwono Joga, Gerakan Kota Hijau, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2013)

    h.182

  • 12

    “A green Community is an intentional approach to growth

    that strives to protect natural drainage of the land and the

    streams within a watershed”.12

    Dalam pelaksanaan green lifestyle adanya partisipasi komunitas

    hijau atau green community sangat penting. Karena peranan komunitas

    hijau menentukan keberlangsungan komponen green lifestyle yang

    lain.

    Peran masyarakat adalah proses komunikasi dua arah yang terus

    menerus untuk meningkatkan pemahaman masyarakat secara penuh

    atas proses pengelolaan lingkungan hidup. Komunikasi dari

    Pemerintah kepada masyarakat tentang suatu kebijakan dan

    komunikasi dari masyarakat kepada Pemerintah atas kebijakan

    tersebut.13

    Partisipasi adalah keterlibatan emosi dan mental seseorang dalam

    situasi kelompok yaitu adanya ketersediaan untuk mengambil bagian

    dalam menetapkan tujuan bersama, serta kesediaan memikul tanggung

    jawab bagi pencapaian tujuan bersama14

    .

    Partisipasi masyarakat merupakan poin penting dalam penerapan

    green lifestyle. Ada 3 poin penting dalam komponen partisipasi

    masyarakat :

    a. Informasi leader/fasilitator sebagai koordinator, inspirator, dan

    generator dari sebuah kegiatan di lingkungan. Peran fasilitator

    adalah menjembatani antara implementasi kegiatan di rumah

    tangga kepada pihak luar sehingga pergerakan dari kegiatan yang

    ada di masyarakat terekspose dengan baik ke pihak luar.

    12

    http://www.mwatoday.com/environment/growing-green-communities/what-is-a-green-

    community.aspx 13

    Handout Hukum Lingkungan, diunduh dari

    https://www.academia.edu/4006441/ASPEK_HUKUM_PERAN_SERTA_MASYARAKAT_DA

    LAM_PENGELOLAAN_LINGKUNGAN_MASYARAKAT_ADALAH_STAKE_HOLDER_LI

    NGKUNGAN_HIDUP 14

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30773/4/Chapter%20II.pdf

  • 13

    b. Dalam teknis melakukan eksposure kegiatan, fasilitator dibantu oleh

    kader. Fungsi kader yaitu sebagai mediator antara fasilitator dengan

    masyarakat langsung sehingga kegiatan dapat terpenetrasi dengan

    baik dan dalam kadar yang terukur.

    c. Kader dalam menjembatani informasi di kegiatan rumah tangga

    memerlukan peran aktif rumah tangga di tingkatan rumah tangga.

    Dalam hal ini, rumah tangga adalah keluarga dalam satu rumah

    yang mengimplementasikan green lifestyle yaitu pengelolaan

    sampah dan penghijauan.

    Green Community tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan green

    lifestyle, karena green community adalah unit pelaksana kegiatan yang

    bisa mewujudkan green lifestyle ini terwujud. Sehingga dapat

    disimpulkan bahwa green community adalah kumpulan individu yang

    memiliki satu kepedulian dan ketertarikan yang sama terhadap

    lingkungan dan bergerak untuk mewujudkan gaya hidup yang ramah

    lingkungan

    2. Komponen Komunitas

    Suatu komunitas dapat terbentuk karena adanya satu ketertarikan

    terhadap hal yang sama. Menurut Crow dan Allan, komunitas dapat

    terbagi menjadi tiga komponen:15

    1. Berdasarkan lokasi atau tempat

    Wilayah atau tempat sebuah komunitas dapat dilihat sebagai

    tempat dimana sekumpulan orang mempunyai sesuatu yang sama

    secara geografis.

    2. Berdasarkan minat

    Sekelompok orang yang mendirikan suatu komunitas karena

    mempunyai ketertarikan dan minat yang sama, misalnya agama,

    pekerjaan, suku, ras, maupun berdasarkan gender.

    15

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33592/4/Chapter%20II.pdf

  • 14

    3. Berdasarkan komuni

    Komuni dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung komunitas

    itu sendiri.

    3. Bentuk-bentuk Komunitas

    Menurut Wenger, Komunitas mempunyai berbagai macam bentuk,

    diantaranya: 16

    1. Besar atau Kecil

    Beberapa komunitas hanya terdiri dari beberapa anggota atau

    bahkan terdiri dari 1000 anggota. Besar atau kecilnya anggota tidak

    menjadi masalah, meskipun demikian komunitas yang mempunyai

    banyak anggota biasanya dibagi menjadi sub divisi berdasarkan

    wilayah atau sub topik tertentu.

    2. Berumur Panjang atau Berumur Pendek

    Perkembangan sebuah komunitas memerlukan waktu yang lama,

    sedangkan jangka waktu eksis sebuah komunitas sangat beragam.

    Terdapat beberapa komunitas yang tetap bertahan dalam waktu

    puluhan tahun, tetapi ada pula komunitas yang berumur pendek.

    3. Terpusat atau Tersebar

    Mayoritas sebuah komunitas berawal dari sekelompok orang yang

    bekerja di tempat yang sama atau tempat tinggal yang berdekatan.

    Mereka saling berinteraksi secara tetap dan bahkan ada beberapa

    komunitas yang tersebar di beberapa wilayah.

    4. Homogen atau Heterogen

    Beberapa komunitas berasal dari latar belakang yang sama, atau

    ada yang terdiri dari latar belakang yang berbeda. Jika berasal dari

    latar belakang yang sama komunikasi lebih mudah terjalin,

    sebaliknya jika komunitas terdiri dari berbagai macam latar

    belakang diperlukan rasa saling menghargai satu sama lain.

    16

    Ibid

  • 15

    5. Internal atau Eksternal

    Sebuah komunitas dapat bertahan sepenuhnya dalam unit bisnis

    atau bekerjasama dengan divisi yang berbeda. Beberapa komunitas

    bahkan bekerjasama dengan organisasi yang berbeda.

    6. Spontan atau Disengaja

    Terdapat beberapa komunitas yang berdiri tanpa adanya intervensi

    atau usaha pengembangan dari organisasi. Anggota secara spontan

    bergabung karena kebutuhan berbagi informasi dan membutuhkan

    rekan yang mempunyai minat yang sama. Pada beberapa kasus,

    terdapat komunitas yang secara sengaja didirikan untuk

    mengaspirasikan kebutuhan anggota. Komunitas yang didirikan

    secara spontan atau disengaja tidak menentukan formal atau

    tidaknya sebuah komunitas.

    7. Tidak Dikenal atau Dibawah sebuah Institusi

    Komunitas mempunyai berbagai macam hubungan dengan

    organisasi, baik itu komunitas yang tidak dikenali, maupun

    komunitas yang berdiri dibawah sebuah insitusi.

    4. Karakteristik Komunitas

    Untuk membangun sebuah komunitas yang efektif, sangat penting

    untuk mengetahui 7 elemen atau karakteristik yang dibutuhkan dalam

    sebuah komunitas, yaitu:17

    1. Kontak sosial

    Untuk menjadi bagian dari suatu komunitas, sangat penting untuk

    saling melakukan kontak sesama anggota komunitas. Interaksi,

    membuat suatu program adalah salah satu bentuk komunitas

    2. Berbagi nilai-nilai

    Dalam komunitas, harus ada seperangkat tujuan dan nilai yang

    diyakini dan dipenuhi secara konsisten. Sebagai contoh ialah

    17

    Ibid

  • 16

    ekspresi dari sebuah nilai, yaitu multikultural, bahasa spesifik,

    bidang pekerjaan yang sama.

    3. Komunikasi

    Dalam komunitas harus mempunyai media komunikasi antara

    sesama anggota, sebagai contoh: voice mail, e-mail, web pages,

    pertemuan, buletin, dan tatap muka. Jika terdapat lebih dari satu

    media komunikasi maka dapat menjangkau lebih banyak orang.

    4. Peraturan

    Sebuah komunitas harus memiliki peraturan yang dijadikan standar

    dalam menjalani rutinitas komunitas tersebut. Setiap anggota

    memberikan saran dalam menyusun peraturan tersebut dan harus

    konsisten.

    5. Partisipasi anggota

    Partisipasi aktif anggota ke dalam komunitas dapat membantu

    perkembangan komunitas dan pengetahuan anggota maupun

    kelompok. Komitmen dan rasa kebersamaan sangat penting.

    6. Sarana

    Sebuah komunitas memerlukan tempat untuk berkumpul dan

    berinteraksi antar sesama anggota.

    7. Rasa kebersamaan

    Anggota komunitas harus merasa diterima oleh kelompok dan

    merasa dihargai.

    b. Green Waste

    1. Pengertian Sampah

    Dalam UU No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, dalam

    pasal 1 ayat 1 disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari

    manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Dalam Kamus

  • 17

    Bahasa Indonesia, sampah adalah barang atau benda yang dibuang

    karena tidak terpakai lagi.18

    Secara definisi, sampah adalah semua jenis bahan buangan baik

    yang berasal dari manusia atau binatang yang biasanya berbentuk

    padat. Umumnya bahan-bahan tersebut dibuang karena dirasakan oleh

    pemiliknya sebagai barang yang tidak berharga, tidak bernilai, dan

    tidak di inginkan.19

    2. Pengelompokan Sampah

    Yul.H.Bahar membagi sampah dalam tiga kelompok: 20

    1. Domestic refuse biasanya merupakan sisa makanan, bahan, dan

    peralatan yang sudah tidak terpakai lagi dalam rumah tangga.

    2. Comercial refuse adalah sampah yang berasal dari tempat-

    tempat perdagangan seperti pasar, supermarket, pusat

    pertokoan, dan tempat jual beli lainnya. Biasanya sampah yang

    berasal dari kegiatan perdagangan ini terdiri dari berbagai jenis,

    seperti bahan dagangan yang rusak, kertas, plastik, dan daun

    pembungkus, bagian komoditi yan tidak dapat dimanfaatkan,

    peralatan yang rusak dan lain-lain.

    3. Hazardous refuse merupakan sampah yang berasal dari

    kegiatan industri, jumlah, dan jenisnya sangat tergantung pada

    jenis dan jumlah bahan yang diolah oleh perusahaan

    perindustrian tersebut.

    Katy Pike membagi sampah ke dalam beberapa tipe:21

    18

    Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:

    Balai Pustaka, 2008) h.1255 19

    Soekmana Soma, Pengantar Ilmu Teknik Lingkungan, (Bogor: IPB Taman Kencana

    Bogor, 2010), Cet. 1, h.11 20

    Ir.Yul H.Bahar, Teknologi Penanganan Sampah dan Pemanfaatan Sampah (Jakarta:

    PT. Waca Utama Pramesti, 1986) h.4 21

    Katy Pike, Go Facts Recycling, (London: A&C Black Publisher, 2007) h.8

  • 18

    1. Decompossing naturally adalah sampah yang dapat diuraikan

    secara alami. Mikroorganisme menghancurkan sampah menjadi

    air, karbon dioksida, dan mineral yang menutrisi tanaman dan

    mempengaruhi kualitas tanah.

    2. Here for a long time adalah sampah yang tidak bisa terurai dan

    dihancurkan secara alami dan harus di daur ulang atau dibakar.

    3. Handle carefully adalah sampah yang bisa terbakar atau

    meledak, atau meracuni manusia serta lingkungan, dikenal

    sebagai sampah yang berbahaya. Biasanya berupa hasil limbah

    sisa produksi industri, tetapi prdoduk rumah tangga yang

    digunakan untuk membersihkan juga termasuk kedalam

    sampah yang berbahaya ketika dibuang.

    3. Pengelolaan Sampah

    Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh,

    dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan

    sampah22

    . Pasal 4 UU No.18 Thn 2008 menyebutkan bahwa

    Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan

    masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai

    sumber daya.

    Pengelolaan sampah rumah tangga menurut UU No. 18 Thn 2008

    pasal 19 terdiri atas (a) pengurangan sampah dan (b) penanganan

    sampah. Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19

    huruf (a) meliputi kegiatan:

    a. pembatasan timbulan sampah;

    b. pendauran ulang sampah; dan atau

    Kegiatan penanganan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

    19 huruf (b) meliputi:

    a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan

    sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;

    22

    UU No. 18 Thn 2008 tentang pengelolaan sampah, pasal 1 ayat 5.

  • 19

    b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan

    sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan

    sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu;

    c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber

    dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari

    tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat

    pemrosesan akhir;

    d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi,

    dan jumlah sampah; dan/atau

    e. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah

    dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media

    lingkungan secara aman.

    Menurut Mien R. Uno dan Siti Gretiani untuk mengurangi

    limbah rumah tangga serta menghemat energi dan biaya perlu

    diterapkan 4R, yaitu:23

    1. Reduce, yaitu mengurangi penggunaan produk yang tidak perlu

    untuk menghemat persediaan atau mengurangi sampah yang

    dihasilkan.

    2. Reuse, yaitu memakai produk yang dapat dipakai ulang.

    3. Recycle, yaitu mendaur ulang alias memanfaatkan sampah menjadi

    barang yang bernilai.

    4. Replace, yaitu beralih ke produk yang tidak merusak lingkungan

    Menurut Amrizal Tanjung penanganan sampah rumah tangga

    bisa dilakukan melalui beberapa hal berikut, yaitu:24

    a. Komposting

    Merupakan metode yang paling mudah untuk menangani sampah

    organic rumah tangga menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat

    23

    Mien R.Uno dan Siti Gretiani, Buku Pintar Etiket Hijau 300 Cara Ramah Lingkungan

    dan Menghemat Uang, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011) h.xiii 24

    Amrizal Tanjung,Waste Management Program in Indonesia, diunduh dari

    http://gec.jp/gec/en/Activities/ecotown/FY2008/06amrizal.pdf pada 15-09-2014. Pukul 19.40 WIB

    http://gec.jp/gec/en/Activities/ecotown/FY2008/06amrizal.pdf

  • 20

    b. 3R (Reuse, Reduce, Recycle)

    Merupakan suatu metode yang memiliki beberapa opsi, yaitu:

    1. Reuse, yaitu penggunaan kembali sampah yang masih dapat

    digunakan dengan fungsi yang sama atau fungsi yang lain

    2. Reduce, yaitu mengurangi segala sesuatu yang dapat

    menimbulkan sampah nantinya

    3. Recycle, yaitu mengolah sampah menjadi produk baru

    c. Waste to energy

    Merupakan suatu metode penanganan sampah dengan menjadikan

    sampah sebagai bahan bakar alternatif.

    B. Hasil Penelitian yang Relevan

    1. Tesis milik Ida Ayu Nyoman Yuliastuti, I N. Mahaendra Yasa, I Made

    Jember dalam penelitiannya yang berjudul “Partisipasi Masyarakat Dalam

    Pengelolaan Sampah di Kabupaten Badung”, Fakultas Ekonomi

    Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia. Partisipasi masyarakat

    dalam pengelolaan sampah sangat tergantung kepada pemahaman,

    kemauan dan pendapatan masyarakat untuk dapat meningkatkan kualitas

    lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

    pemahaman, kemauan, dan pendapatan masyarakat secara simultan dan

    parsial terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di

    Kabupaten Badung. Penelitian ini menggunakan data primer dari 94

    responden yang merupakan lima besar sektor penghasil sampah yang

    dilayani pengangkutan sampahnya oleh pihak Dinas Kebersihan dan

    Pertamanan (DKP). Pengambilan sampel dengan menggunakan metode

    Proportionate Random Sampling. Teknik analisis dalam penelitian ini

    menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa pemahaman, kemauan, dan pendapatan masyarakat

    secara simultan berpengaruh signifikan terhadap partisipasi masyarakat

    dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Badung. Secara parsial

    pemahaman, kemauan, dan pendapatan masyarakat berpengaruh positif

  • 21

    dan signifikan terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah

    di Kabupaten Badung25

    .

    2. Tesis milik Alfiandra, mahasiswa Pascasarjana Universitas Diponegoro

    Semarang 2010 dengan judul “Kajian Partisipasi Masyarakat yang

    Melakukan Pengelolaan Persampahan 3R di Kelurahan Ngaliyan dan

    Kalipancur Kota Semarang”. Penelitian ini mengkaji partisipasi

    masyarakat dalam sistem pengelolaan persampahan di Kelurahan

    Ngaliyan dan Kalipancur, karena partisipasi masyarakat berperan penting

    dalam pelaksanan 3R supaya permasalahan sampah ini dapat diatasi

    dengan lebih komprehensif. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama

    membahas partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.

    Perbedaannya pada penelitian ini pengelolaan sampah tidak hanya dengan

    prinsip 3R dan juga tidak hanya membahas partisipasi masyarakat secara

    umum tetapi juga menitik beratkan pada partisipasi komunitas hijau atau

    green community selain itu perbedaannya terletak pada metode penelitian

    yang di pakai, dan tempat penelitian serta pengolahan yang berbeda26

    .

    C. Kerangka Berpikir

    Green lifestyle adalah sebuah perilaku kehidupan sehari-hari yang

    memiliki dampak positif bagi lingkungan disekitar. Mulai dari hal-hal kecil,

    seperti mengurangi pemakaian plastic bag dengan membawa tas kecil setiap

    kali akan belanja, membuang sampah pada tempatnya, mengurangi

    penggunaan tisu dan kertas, membawa tempat makan sehingga mengurangi

    penggunaan styrofoam, dan hal kecil lainnya dalam perilaku sehari-hari tapi

    berdampak besar.

    25

    Ida Ayu Nyoman Yuliastuti, I N. Mahaendra Yasa, I Made Jember, “Partisipasi

    Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kabupaten Badung” Tesis pada Pascasarjana

    Universitas Udayana, Bali. 26

    Alfiandra “Kajian Partisipasi Masyarakat yang Melakukan Pengelolaan Persampahan

    3R di Kelurahan Ngaliyan dan Kalipancur Kota Semarang” Tesis pada Pascasarjana Universitas

    Diponegoro Semarang 2010

  • 22

    Dalam penerapan green lifestyle ada dua atribut yang saling menyokong

    satu sama lain, yaitu green community dan green waste. Keduanya saling

    berkaitan satu sama lain.

    Green community adalah suatu komunitas yang banyak dipelopori oleh

    generasi muda yang peduli terhadap keberlanjutan lingkungan kota yang

    merupakan aset, potensi, dan investasi warga dalam mewujudkan kota yang

    ramah lingkungan. Komunitas inilah yang berperan dalam pelaksanaan green

    waste dalam penerapan green lifestyle.

    Green waste adalah kegiatan sistematis, menyeluruh, dan

    berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

    Penanganan sampah yang dilakukan haruslah berwawasan lingkugan agar

    kemudian pengelolaan sampah ini tidak menimbulkan dampak yang lain bagi

    masyarakat ataupun lingkungan.

    Gambar 2.1

    Kerangka Berpikir

    GREEN

    COMMUNITY

    GREEN WASTE

    GREEN LIFESTYLE

    Melihat bagaimana partisipasi dan

    perilaku green community atau

    komunitas hijau dalam penerapan

    green lifestyle yang didalamnya

    terdapat kegiatan pengelolaan

    sampah atau green waste

    Meliputi kegiatan pengurangan dan

    pengelolaan sampah secara ramah

    lingkungan yang didalamnya terdapat

    unsur 4R

  • 23

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Sumber: http://sukmajaya.depok.go.id/profil/geografis

    Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian

    Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Griya Lembah Blok B1,

    Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat dan

    memiliki koordinat 6o14’17’’LS dan 106

    o50’8’’ BT

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dengan proses yang bertahap yaitu mulai

    dari tahap perencanaan, persiapan penelitian. Yang dilanjutkan dengan

    Skala

    1:150.000

    LOKASI

    PENELITIAN

    U

  • 24

    pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian dan diakhiri

    dengan laporan penelitian.

    Waktu penelitian yang penulis lakukan dimulai pada bulan Januari

    2014 hingga bulan Oktober 2014. Penelitian ini akan berakhir jika semua

    data telah dirasa cukup lengkap untuk diolah oleh penulis. Tetapi batas

    waktu tersebut masih bersifat tentatif, sehingga jika sewaktu-waktu masih

    memerlukan data, penulis dapat mengunjungi lokasi penelitian dan juga

    menjalin silaturahmi. Adapun jadwal penelitian yang penulis buat agar

    penelitian ini dapat berlangsung lebih terarah.

    Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

    Kegiatan Juni Juli Agustus September Oktober

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    Izin di lokasi

    penelitian

    Observasi

    lokasi

    penelitian

    Penyusunan

    Bab 1-3

    Pengumpulan

    data

    Pengolahan

    data dan Bab

    4

    Penarikan

    kesimpulan

    dan Bab 5

    Penulisan

    Laporan

    B. Metode Penelitian

    Menurut Coghlan dan Brannick metode penelitian adalah cara yang akan

    ditempuh oleh peneliti untuk menjawab permasalahan penelitian atau

    rumusan masalah.27

    27

    Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, ( Jakarta: PT. Indeks, 2012) h.36

  • 25

    Dalam penelitian ini metode yang digunakan oleh peneliti adalah

    penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif bertujuan

    membuat deskripsi atau lukisan mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu

    populasi atau daerah tertentu secara sistematik, faktual dan teliti. Variabel-

    variabel yang diteliti terbatas atau tertentu saja, tetapi dilakukan secara

    meluas pada suatu populasi di daerah tersebut.

    C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

    1. Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data adalah yang paling utama dalam penelitian,

    karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

    Pengumpulan data dapat dikumpulkan dalam berbagai setting, berbagai

    sumber, dan berbagai cara. Adapun teknik pengumpulan data yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Observasi (Pengamatan)

    Observasi ialah pengematan dan pencatatan yang sistematis terhadap

    gejala-gejala yang diteliti.28

    Teknik ini dilakukan dengan datang

    langsung kelokasi penelitian dengan melakukan beberapa kegiatan

    diantaranya pengambilan data penduduk (monografi/profil desa),

    pengamatan kondisi fisik dan social, foto atau gambar, dan ploting

    lokasi.

    b. Dokumentasi

    Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data

    yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.29

    Penulis akan

    mengumpulkan data-data tertulis dari pihak Kelompok Peduli

    Lingkungan berupa buku dokumentasi Profil POKLILI, foto-foto

    kegiatan beserta data warga yang menjadi anggota POKLILI di Griya

    Lembah.

    28

    Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial Edisi Kedua,

    (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) h.52 29

    Ibid, h.69

  • 26

    c. Wawancara

    Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara

    langsung.30

    Teknik wawancara merupakan teknik yang dapat membantu

    dalam melengkapi pengumpulan data yang tidak diungkapkan oleh

    teknik observasi. Teknik ini dilakukan dengan langsung mewawancarai

    warga Griya Lembah.

    Indikator wawancara meliputi:

    1. Penerapan green waste dalam green lifestyle di Griya

    Lembah Depok

    2. Partisipasi green community dalam penerapan green

    lifestyle

    Penentuan informan penelitian dalam penelitian ini menggunakan

    teknik purposive yaitu informan penelitian dipilih berdasarkan

    pertimbangan , kriteria atau ciri-ciri yang ditetapkan berdasarkan tujuan

    penelitian. Adapun kriteria yang digunakan untuk menetapkan informan

    penelitian adalah pihak yang memiliki kompetensi dan kewenangan

    memberikan informasi yang relevan.

    Berdasarkan pertimbangan tersebut, subjek dari penelitian ini

    adalah :

    a. Masyarakat atau warga perumahan Griya Lembah yang beralamat

    Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok Provinsi

    Jawa Barat. Yang akan di wawancara 10 orang dari RT 03.

    b. Anggota POKLILI di Perumahan Griya Lembah, di pilih sebagai

    informan penelitian kerena mereka yang berperan serta dalam

    pengelolaan sampah di Perumahan Griya Lembah. Yang akan di

    wawancari kurang lebih 10 orang anggota dari POKLILI di

    perumahan Griya Lembah.

    30

    Ibid, h. 55

  • 27

    2. Pengolahan Data

    Setelah data dikumpulkan, selanjutnya perlu diikuti kegiatan

    pengolahan data. Pengolahan data mencakup kegiatan31

    :

    a. Penyusunan data

    Data yang sudah ada perlu dikumpulkan semua agar mudah untuk

    mengecek apakah semua data yang dibutuhkan sudah terekap semua.

    b. Klasifikasi data

    Klasifikasi data merupakan usaha menggolongkan atau

    mengelompokkan dan memilah data berdasarkan pada klasifikasi

    tertentu yang telah dibuat atau ditentukan oleh peneliti.

    c. Manipulasi data

    Mengadakan manipulasi terhadap data mentah berarti mengubah data

    mentah tersebut dari bentuk awalnya menjadi suatu bentuk yang dapat

    dengan mudah memperlihatkan hubungan-hubungan antara fenomena.

    d. Interpretasi data

    Peneliti meginterpretasikan hasil analisis akhirnya dan menarik suatu

    kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian penelitian

    dan membuat rekomendasinya. Interpretasi data merupakan upaya

    untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas

    terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan.32

    D. Instrumen Penelitian

    1. Pedoman Observasi

    Tabel 3.2 Pedoman Observasi

    31

    http://diachs-an-nur.blogspot.com/2012/05/teknik-pengolahan-data.html 32

    Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT. Remaja Rosadakarya, 2009) h.151

    No Data yang Diperlukan Objek yang Diamati

    1 Kondisi kebersihan

    lingkungan

    Jalan umum dan saluran air

    2 Lubang biopori Beberapa rumah di RT 03

    http://diachs-an-nur.blogspot.com/2012/05/teknik-pengolahan-data.html

  • 28

    2. Pedoman Dokumentasi

    Tabel 3.3 Pedoman Dokumentasi

    No Data yang Diperlukan Dokumen yang Dibutuhkan

    1 Kependudukan Monografi

    2 Harga sampah Daftar harga sampah di POKLILI

    3 Struktur Organisasi

    POKLILI

    Struktur kepengurusan POKLILI

    3. Pedoman Wawancara

    Tabel 3.4 Pedoman Wawancara

    No Aspek Indikator

    1 Green lifestyle Pemahaman warga tentang green

    lifestyle

    Perilaku green lifestyle warga Griya

    Lembah

    Cara warga menerapkan green lifestyle

    Peran POKLILI mengajak masyarakat

    menerapkan green lifestyle

    3 Area penghijauan Taman dan pekarangan rumah

    4 Agenda komunitas Program kerja POKLILI

    5 Partisipasi warga Kegiatan warga saat agenda rutin POKLILI

    6 Pengelolaan sampah Cara warga mengelola sampah rumah

    tangga sebelum dibuang

    7 Pemilahan Sampah Sampah rumah tangga yang dibuang warga

    8 Pengolahan dan

    pemanfaatan sampah

    kertas, sampah plastik,

    dan sisa makanan

    Sampah kertas, sampah plastik, dan sisa

    makanan

  • 29

    2 Peran green

    community

    Latar belakang keikut sertaan

    Efektivitas kegiatan hijau POKLILI

    Program yang dinilai sukses di Griya

    Lembah

    Program kerja POKLILI

    Sistem pembagian kerja POKLILI

    Cara POKLILI mengajak warga

    mengikuti kegiatan yang diadakan

    Hambatan selama POKLILI berdiri

    3 Green waste Perlakuan warga terhadap sampah

    dirumah

    Pemilahan sampah sebelum dibuang

    Cara mengurangi dan mengelola

    sampah plastic

    Cara mengelola sampah sisa makanan

    Cara POKLILI mengelola sampah

    yang dihasilkan warga Griya Lembah

    E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data.

    Teknik keabsahan data merupakan teknik yang digunakan untuk

    memeriksa dan membandingkan keabsahan data. Berikut langkah-langkah

    untuk menguji keabsahan dari hasil analisis penelitian ini:33

    1. Creadibility

    Creadibility atau Kredibilitas dimaksudkan untuk merangkum

    bahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kredibilitas terletak

    pada keberhasilanya dalam mengeksplorasi masalah atau

    mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang

    kompleks. Uji kredibilitas antara lain dilakukan dengan:

    33

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

    R&D,( Bandung: Alfabeta, 2012) h.368-378

  • 30

    1. Perpanjangan pengamatan

    Peneliti melakukan kembali pengamatan dan mewawancarai kembali

    narasumber yang pernah ditemui. Dengan perpanjangan pengamatan

    ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin akrab

    sehingga tidak ada jarak lagi dan semakin terbuka, dan tak ada

    informasi lagi yang ditutup-tutupi.

    2. Peningkatan ketekunan dalam penelitian

    Berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan

    berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan

    urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

    3. Triangulasi

    Diartikan sebagai pengecekan dari berbagai sumber dengan berbagai

    cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat traingulasi

    sumber , triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu

    1. Triangulasi sumber

    Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek

    data yang diperoleh melalui berbagai sumber

    2. Triangulasi teknik

    Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

    mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

    berbeda.

    3. Triangulasi waktu

    Dalam menguji kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara

    melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau

    teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.

    4. Menggunakan bahan referensi

    Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah adanya

    pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh

    peneliti.

  • 31

    5. Analisis kasus negatif

    Peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan

    data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau

    bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin

    akan merubah temuannya. Hal ini sangat bergantung seberapa besar

    kasus negative yang muncul tersebut.

    6. Member check

    Adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada

    pemberi data.

    2. Transferability atau transferbiliti (keteralihan) pada dasarnya merupakan

    validitas eksternal pada penelitian kualitatif. Validitas eksternal

    menunjukan derajad ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian

    ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai ransfer ini berkaitan

    dengan dengan pertanyaan hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan

    atau digunakan dalam situasi lain. Oleh karena itu supaya orang lain

    dapat memahami hasil penelitian sehingga ada kemungkinan untuk

    menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat

    laporannya harus memberikan uraian yang jelas, rinci, jelas, sistematis

    dan dapat dipercaya.

    3. Dependability

    Dalam penelitian kualitatif dependability disebut reliabilitas. Suatu

    penelitain dikatakan reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi

    atau mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif,

    uji dependabilitas dilakukan dengan melakukan audit terhadap

    keseluruhan proses penelitian.

    4. Konfirmabillity

    Dalam penelitian kualitatif uji konfirmabillity mirip dengan uji

    dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan.

    Menguji konfirmabillity berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan

    proses yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar

  • 32

    konfirmabillity. dalam penelitian jangan sampai proses tidak ada tetapi

    hasilnya ada.

    F. Analisis Data

    Dalam proses analisis data, ada beberapa langkah pokok yang harus

    dilakukan yaitu:

    1. Tahap persiapan

    Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahap persiapan ini adalah:

    a. Mengecek nama dan kelengkapan identitas dan kelengkapan identitas

    pengisi.

    b. Memeriksa dan mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa

    isiinstrument pengumpulan data (termasuk pula kelengkapan lembaran

    instrumen barangkali ada yang terlepas atau sobek).

    c. Mengecek macam-macam isian data34.

    2. Reduksi Data

    Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

    memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

    membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi

    akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti

    untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

    diperlukan35

    .

    Data yang diperoleh merupakan data terkait penerapan green

    lifestyle di Griya Lembah, kemudian disederhanakan dan disajikan dengan

    memilih data yang relevan, kemudian menitik beratkan pada data yang

    34Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian,(Malang: UIN Malang Press, 2008) h.131

    35 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

    R&D,( Bandung: Alfabeta, 2012)h.338

  • 33

    paling relevan, selanjutnya mengarahkan data pada pemecahan masalah

    dan memilih data yang dapat menjawab permasalahan penelitian. Reduksi

    data berlangsung terus menerus selama proses penelitian berlangsung dan

    berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap

    tersusun.

    3. Penyajian Data

    Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk

    tabel, grafik, pie chard, pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data

    tersebut maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan

    sehingga akan semakin mudah dipahami36

    .

    4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

    Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

    akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung

    pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

    dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

    konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

    kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel37

    .

    Kesimpulan penelitian dilakukan dengan melihat hasil reduksi data

    dan tetap mengacu pada perumusan masalah serta tujuan yang hendak

    dicapai. Data yang telah tersusun tersebut dihubungkan dan dibandingkan

    antara satu dengan yang lainya sehingga muda ditarik kesimpulan sebagai

    jawaban dari setiap permsalahan yang ada.

    36

    Ibid. h.341 37

    Ibid. h. 345

  • 34

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Data

    Pada penelitian ini akan dipaparkan fokus dari penelitian ini yaitu

    penerapan green lifestyle warga Griya Lembah di RT 03 RW 024 Kelurahan

    Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa Barat. Dimana penelitian ini

    menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

    1. Kondisi Daerah Penelitian

    a. Letak Geografis

    Griya Lembah terletak di Kelurahan Abadijaya, Kecamatan

    Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Kelurahan Abadijaya memiliki luas

    wilayah 237 Ha dan terletak pada koordinat 6o14’17’’LS dan

    106o50’8’’ BT. Batas wilayah Kelurahan Abadijaya sebagai berikut:

    Skala

    1:150.000

    LOKASI

    PENELITIAN

    U

  • 35

    1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Baktijaya

    2. Sebelah selatan berbatasan dengan Keluahan Sukmajaya

    3. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Mekarjaya

    4. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Cisalak

    b. Kondisi Iklim

    Kelurahan Abadijaya terletak 50 m diatas permukaan laut.

    Banyaknya curah hujan di Kelurahan Abadijaya 240 mm/tahun. Suhu

    udara rata-rata berkisar 32°C.

    c. Kondisi Geologi dan Geomorfologi

    Sebagian besar wilayah Kelurahan Abadijaya memiliki kemiringan

    lereng kurang dari 15%. Bentuk kemiringan lereng wilayah tersebut

    sangat menentukan jenis penggunaan lahan, intensitas penggunaan

    lahan, dan kepadatan bangunan. Wilayah dengan kemiringan datar

    hingga sedang digunakan untuk berbagai macam keperluan

    khususnya pemukiman, industri, dan pertanian.

    Berdasarkan atas elevasi atau ketinggian garis kontur, maka

    bentang alam dari selatan ke utara merupakan daerah dataran rendah –

    perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50-140 meter

    di atas permukaan laut

    Struktur geologi didaerah ini merupakan lapisan horizontal atau

    sayap lipatan dengan kemiringan lapisan yang hampir datar, serta

    sesar mendatar yang diperkirakan berarah utara.38

    d. Kondisi Kependudukan

    a) Berdasarkan Jenis Kelamin

    Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Kelurahan

    Abadijaya, kondisi kependudukan berdasarkan jenis kelamin

    seperti terlihat pada tabel 4.1

    38

    http://www.damandiri.or.id/file/ronilaipbbab4.pdf

  • 36

    Tabel 4.1 Kondisi kependudukan berdasarkan jenis kelamin

    No Jenis Kelamin Jumlah Presentase

    1 Laki-laki 24.386 orang 49.8%

    2 Perempuan 24.661orang 50.2%

    TOTAL 49.047 orang 100%

    Sumber: Data monografi Kelurahan Abadijaya tahun 2013.

    Jumlah penduduk perempuan di Kelurahan Abadijaya lebih

    banyak dibandingkan jumlah laki-laki. Data ini selaras dengan

    yang ditemukan di lapangan bahwa jumlah masyarakat yang

    menjadi anggota POKLILI mayoritas adalah perempuan.

    b) Berdasarkan Komposisi Umur

    Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Kelurahan

    Abadijaya, kondisi kependudukan berdasarkan komposisi umur

    seperti terlihat pada tabel 4.2

    Tabel 4.2 Kondisi kependudukan berdasarkan komposisi umur

    No Usia Jumlah Presentase

    1 0-5 tahun 2.449 orang 5%

    2 6-16 tahun 5.380 orang 11%

    3 17-25 tahun 8.984 orang 19%

    4 26-55 tahun 23.182 orang 47%

    5 56 Keatas 9.052 orang 18%

    TOTAL 49.047 orang 100%

    Sumber: Data monografi Kelurahan Abadijaya tahun 2013.

    Jumlah penduduk di Kelurahan Abadijaya banyak terdapat

    diusia produktif antara 26-55 tahun. Menyusul kemudian usia 56

    tahun keatas. Sementara rata-rata usia anggota POKLILI berkisar

    dari 22 tahun hingga 60 tahun.

  • 37

    c) Berdasarkan Kelompok Tenaga Kerja

    Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Kelurahan

    Abadijaya, kondisi kependudukan berdasarkan kelompok tenaga

    kerja seperti terlihat pada tabel 4.3

    Tabel 4.3 Kondisi kependudukan berdasarkan

    kelompok tenaga kerja

    No Usia Jumlah Presentase

    1 10-14 tahun 254 orang 0.5%

    2 15-19 tahun 1.340 orang 3%

    3 20-26 tahun 14.158 orang 29%

    4 27-40 tahun 21.750 orang 44%

    5 41-56 tahun 9.376 orang 19%

    6 57 Keatas 2.169 orang 4.5%

    TOTAL 49.047 orang 100%

    Sumber: Data monografi Kelurahan Abadijaya tahun 2013.

    Anggota POKLILI banyak terdapat pada usia kelompok

    tanga kerja usia 20-26 tahun, 27-40 tahun, 41-56 tahun, dan 57

    keatas. Dan responden yang digunakan dalam penelitian ini

    banyak terdapat di keempat kelompok tenaga kerja tersebut

    d) Berdasarkan Mata Pencaharian

    Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Kelurahan

    Abadijaya, kondisi kependudukan berdasarkan mata pencaharian

    seperti terlihat pada tabel 4.

    Tabel 4.4 Kondisi Kependudukan berdasarkan mata pencaharian

    No Mata Pencaharian Jumlah Presentase

    1 PNS 1.226 orang 4%

    2 ABRI 1.005 orang 3.5%

  • 38

    3 Pegawai swasta 4.531 orang 16%

    4 Wiraswata / pedagang 9.809 orang 34%

    5 Pensiunan 7.357 orang 25.5%

    6 Jasa 4.905 orang 17%

    TOTAL 28.883 orang 100%

    Sumber: Data monografi Kelurahan Abadijaya tahun 2013.

    Data ini sama dengan yang ditemukan saat penelitian

    berlangsung yaitu kebanyakan anggota POKLILI dan responden

    penelitian ini berpropesi sebagai ibu rumah tangga. Dan

    mayoritas diantaranya adalah pensiunan.

    e) Berdasarkan Agama / Kepercayaan yang Dianut

    Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Kelurahan

    Abadijaya, kondisi kependudukan berdasarkan kepercayaan yang

    dianut seperti terlihat pada tabel 4.5

    Tabel 4.5 Kondisi kependudukan berdasarkan

    agama/kepercayaan yang dianut

    No Agama / Kepercayaan Jumlah Presentase

    1 Islam 43.218 oarang 89%

    2 Kristen 2.492 orang 6%

    3 Katolik 1.695 orang 3.5%

    4 Hindu 171 orang 0.5%

    5 Budha 471 orang 1%

    6 Penganut/penghayat

    kepercayaan terhadap

    Tuhan YME

    - orang 0%

    TOTAL 49.047 orang 100%

    Sumber: Data monografi Kelurahan Abadijaya tahun 2013.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan anggota POKLILI

    dan masyarakat Griya Lembah mayoritas responden dan anggota

  • 39

    POKLILI menganut agama islam. Data ini sama dengan yang

    ada pada monografi Kelurahan Abadijaya.

    f) Berdasarkan Pendidikan

    Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Kelurahan

    Abadijaya, kondisi kependudukan berdasarkan pendidikan adalah

    sebagai berikut:

    Tabel 4.6 Kondisi kependudukan berdasarkan pendidikan

    No Pendidikan Jumlah Presentase

    1 TK/RA 13.488 orang 27.5%

    2 SD/MI 7.602 orang 15.5%

    3 SLTP/MTs 7.357 orang 15%

    4 SLTA/MA 12.262 orang 25%

    5 Akademi (D1-D3) 4.905 orang 10%

    6 Sarjana (S1-S3) 3.473 orang 7%

    TOTAL 49.047 orang 100%

    Sumber: Data monografi Kelurahan Abadijaya tahun 2013.

    Anggota POKLILI memiliki latar belakang pendidikan

    yang bermacam-macam. Namun mayoritas pengurus dan anggota

    POKLILI memiliki latar pendidikan Sarjana.

    2. Penerapan green waste dalam green lifestyle di Griya Lembah Depok

    a. Pemahaman tentang Green Lifestyle

    Pemahaman warga mengenai konsep green lifestyle atau gaya

    hidup hijau masih sangat minim. Sebagian besar responden

    memahami apa itu green lifestyle walaupun masih dalam konsep yang

    sangat sederhana, yaitu gaya hidup yang bersahabat dengan

    lingkungan, gaya hidup yang peduli terhadap lingkungan dan gaya

    hidup yang ramah lingkungan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan

  • 40

    dari Ibu Lucy saat wawancara ketika ditanya apa yang beliau ketahui

    mengenai green lifestyle. dan Ibu Lucy menjawab bahwa green

    lifestyle adalah sebuah pilihan gaya hidup seseorang yang peduli

    terhadap lingkungan dengan menjadikan alam sebagai sahabat39

    .

    Perilaku peduli terhadap lingkungan ini terlihat saat peneliti

    melakukan observasi, dimana warga yang tinggal di lingkungan Griya

    Lembah merawat dengan baik lingkungannya. Karena perumahan ini

    terlihat bersih meskipun masih ada beberapa sampah yang terlihat

    berterbangan tertiup angin. Adanya upaya warga menanam tanaman

    di pot yang digantung di halaman rumah dan terdapatnya taman yang

    ada di depan pintu masuk perumahan juga menunjukan bahwa area

    penghijauan menjadi salah satu bentuk nyata kepedulian warga Griya

    Lembah Depok terhadap lingkungan40

    .

    Hanya sedikit responden yang benar-benar paham dengan

    konsep green lifestyle dan mengerti cara mengimplementasikannya

    dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang dituturkan oleh Bu Rita

    saat wawancara pada hari Jumat 10 Oktober 2014 di sekretariat

    POKLILI, yang mengatakan pemilahan sampah dirumahnya adalah

    wujud dari kegiatan green lifestyle dalam kesehariannya. Karena

    dengan memilah sampah artinya sudah ada upaya untuk

    meminimalisir sampah yang terbuang percuma begitu saja.

    b. Pola perilaku warga yang mencerminkan green lifestyle

    Hampir sebagian besar responden merasa sudah menerapkan

    green lifestyle dalam aktifitasnya sehari-hari meskipun belum secara

    keseluruhan. Fokus penerapan green lifestyle sebagian besar

    responden memang terletak pada pengelolaan sampah rumah tangga

    yang dihasilkan. Selaras dengan pernyataan dari Ibu Suhaimi saat

    39

    Wawancara dengan Lucy, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI, Griya

    Lembah Depok 40

    Hasil Observasi tanggal 3 Oktober 2014

  • 41

    wawancara yang mengatakan dirinya menerapkan gaya hidup hijau

    (green lifestyle) baru sebatas pada mengumpulkan sampah plastik

    untuk kemudian disetor ke Bank sampah41

    .

    Namun berdasarkan hasil observasi, setiap rumah juga

    memanfaatkan pekarangan rumahnya sebagai area penghijauan meski

    hanya dengan menanam tanam dalam pot gantung, dan kondisi

    saluran air yang mengalir tidak tergenang oleh sampah. Hal ini

    membuktikan bahwa bahwa pola perilaku sebagian besar responden

    sudah menuju ke arah green lifestyle. Dan hanya sebagian kecil

    responden yang merasa tidak menerapkan gaya hidup hijau atau green

    lifestyle dalam kehidupan sehari-harinya.

    c. Cara menerapkan green lifestyle

    Cara setiap responden menerapkan green lifestyle dalam

    kesehariannya sangat beragam. Hampir keseluruhan dari responden

    yang di wawancarai melakukan pemilahan sampah sebagai langkah

    sederhana dalam menerapkan green lifestyle di rumah. Sampah yang

    dipilah tersebut biasanya dipilah berdasarkan sampah organik dan non

    organik. Sebagian besar responden juga memberikan jawaban

    tambahan, selain memilah sampah sebelum dibuang mereka juga

    memasak makanan sendiri sebagai langkah menerapkan green lifestyle

    dirumah.

    Seperti yang dituturkan Ibu Joice ketika wawancara saat

    ditanya bagaimana cara menerapkan green lifestyle dalam

    kesehariannya, Bu Joice menjelaskan untuk menerapkan green lifestyle

    dalam kesehariannya Bu Joice selalu membiasakan suami dan anak-

    anaknya untuk membawa botol air minum saat ke kantor dan ke

    sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan sampah

    41

    Wawancara dengan Suhaimi, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI,

    Griya Lembah Depok

  • 42

    plastik jika membeli air kemasan dalam botol. Bu Joice juga

    mengatakan bahwa dirinya membiasakan untuk memasak sendiri, agar

    makanan yang di konsumsi keluarganya terjamin kualitas, kebersihan

    dan kesehatannya42

    .

    Sebagian sisanya memilih cara yang lain dalam menerapkan

    green lifestyle dalam kesehariannya. Seperti Bapak Muhasan yang

    menerapkan pengurangan sampah plastik sebagai cara untuk

    menerapkan green lifestyle. hal ini dilakukan dengan cara memilih

    kemasan refill saat berbelanja agar sampah yang dihasilkan lebih

    sedikit43

    .

    d. Keikutsertaan sebagai anggota POKLILI

    Hampir seluruh responden terdaftar sebagai anggota dari

    POKLILI. Hanya sebagian kecil responden yang tidak terdaftar

    sebagai anggota. Latar belakang keikutsertaan setiap responden

    berbeda-beda. Sebagian responden ikut sebagai anggota POKLILI

    karena ingin memanfaatkan sampah yang mereka hasilkan setiap

    harinya, terutama sampah plastik. Hal ini terlihat saat peneliti

    melakukan Observasi pada hari Jumat tanggal 3 Oktober 2014 dimana

    warga terlihat membawa banyak sampah ke sekretariat POKLILI

    untuk melakukan penyetoran dan penimbangan sampah yang mereka

    kumpulkan. Setelah sampah-sampah tersebut ditimbang, kemudian

    dicatat jumlah dan harga dari sampah yang mereka setor44

    . Sehingga

    sampah tersebut bisa bermanfaat dan memberikan nilai ekonomis bagi

    anggota POKLILI.

    Sebagian lagi mengatakan latar belakang keikutsertaan mereka

    sebagai anggota POKLILI berawal dari rasa kepedulian terhadap

    42

    Wawancara dengan Joice, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI, Griya Lembah Depok

    43 Wawancara dengan Muhasan, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI,

    Griya Lembah Depok 44

    Hasil Observasi tanggal 3 Oktober 2014

  • 43

    lingkungan mereka. Ada rasa kekhawatiran melihat lingkungan mereka

    penuh dengan sampah yang berserakan. Seperti yang dikatakan oleh

    Ibu Yuni saat wawancara, keikutsertaannya sebagai anggota POKLILI

    di latar belakangi oleh adanya Tempat Pembuangan Sampah

    Sementara di depan Kompleks perumahan Griya Lembah Depok yang

    menimbulkan bau yang tidak enak. Berawal dari hal tersebut muncul

    lah pemikiran bagaimana caranya sampah-sampah tersebut tidak lagi

    terbuang percuma begitu saja dan justru bisa memberikan manfaat bagi

    warga Griya Lembah45

    .

    Hanya sedikit sekali responden yang tidak terdaftar sebagai

    anggota POKLILI. Responden tersebut merasa mengikuti kegiatan-

    kegiatan yang diadakan POKLILI hanya membuang-buang waktu saja.

    e. Efektivitas kegiatan hijau yang dilaksanakan POKLILI

    Seluruh responden mengatakan bahwa kegiatan hijau yang

    dilaksanakan oleh POKLILI sangat efektif membuat lingkungan

    mereka menjadi bersih dan bebas dari sampah yang berserakan.

    Karena sampah bukan lagi benda yang tidak bermanfaat, tapi kini

    sampah bisa dimanfaatkan dengan baik Hal ini diperkuat dengan

    pernyataan Bapak Muhasan saat wawancara yang mengatakan bahwa

    lingkungannya menjadi bebas dari sampah karena sampah yang

    sebelumnya hanya dibuang kini bisa dimanfaatkan dengan disetor ke

    Bank sampah. Kesuksesan POKLILI dengan program Bank sampah di

    RT 03 RW 024, membuat munculnya kebijakan yang mewajibkan

    untuk setiap RT minimal setiap RW memiliki Bank s