penerapan green lifestyle di griya lembah kelurahan...
TRANSCRIPT
-
PENERAPAN GREEN LIFESTYLE DI GRIYA LEMBAH
KELURAHAN ABADIJAYA KECAMATAN SUKMAJAYA DEPOK
JAWA BARAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Triastuti Aviani
NIM 1110015000105
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
-
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Penerapan Green Lifestyle di Griya Lembah Kelurahan
Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa Barat yang disusun oleh
Triastuti Aviani, NIM 1110015000105, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang
berhak untuk diujikan pada siding munaqosah sesuai ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Jakarta, 26 November 2014
Yang Mengesahkan,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Muhamad Arif, M.Pd Sodikin, M.Si
NIP. 19700606199702 1 002
-
ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi ini berjudul Penerapan Green Lifestyle di Griya Lembah Kelurahan
Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa Barat, disusun oleh TRIASTUTI
AVIANI Nomor Induk Mahasiswa 1110015000105, diajukan kepada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah
dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah pada tanggal 04 Desember 2014
dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1
(S.Pd) dalam bidang Pendidikan IPS.
Jakarta, 04 Desember 2014
Panitia Ujian Munaqasah,
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan
Dr. Iwan Purwanto, M.Pd
NIP. 19730424 200801 1 012
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)
Drs. Syaripulloh, M.Si
NIP. 19670909 200701 1 033
Penguji I
Moch. Noviadi Nugroho, M.Pd
NIP. 19761118 201101 1 006
Penguji II
Andri Noor Ardiansyah
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dra. Nurlena Rifa’i, M.A. Ph.D.
NIP. 19591020 198603 2 001
-
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Triastuti Aviani
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 30 April 1992
NIM : 1110015000105
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Angkatan Tahun : 2010
Alamat :Jl. Seha II RT08/010 N0.22 Grogol Selatan,
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12220
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Green Lifestyle di Griya Lembah
Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa Barat adalah benar
hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen:
Dosen Pembimbing I : Dr. Muhamad Arif, M.Pd
NIP : 19700606199702 1 002
Dosen Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Dosen Pembimbing II : Sodikin, M.Si
Dosen Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Dan jika dikemudian
hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli atau merupakan hasil jiplakan
dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 November 2014
(Triastuti Aviani)
-
iv
PENERAPAN GREEN LIFESTYLE DI GRIYA LEMBAH KELURAHAN
ABADIJAYA KECAMATAN SUKMAJAYA DEPOK JAWA BARAT
Oleh:
TRIASUTI AVIANI
1110015000105
ABSTRAK
Pengelolaan sampah secara ramah lingkungan (green waste) dan
partisipasi komunitas hijau (green community) dalam menciptakan green lifestyle
merupakan dua dari delapan atribut untuk menciptakan sebuah gaya hidup hijau
atau green lifestyle. permasalahan yang penulis teliti adalah bagaimana penerapan
green waste dalam green lifestyle warga Griya Lembah dan bagaimana partisipasi
green community dalam menciptakan green lifestyle?
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan
pengelolaan sampah secara ramah lingkungan (green waste) dan partisipasi
komunitas hijau (green community) dalam menciptakan green lifestyle. Adapun
penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan teknik
pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data
dilakukan secara bersamaan dengan pengumpulan data.
Hasil penelitian menyatakan bahwa partisipasi green community sebagai
motor penggerak penerapan green lifestyle di Griya Lembah berpengaruh
signifikan terhadap pengelolaan sampah secara ramah lingkungan oleh
masyarakat Griya Lembah. Hal ini terlihat dari adanya perubahan sikap
kepedulian masyarakat terhadap sampahnya sendiri. Kunci keberhasilan
penerapan green waste di Griya Lembah terletak pada pemilahan sampah sesuai
dengan jenis dan sifatnya, meskipun pengelolaan sampah ini dapat dikatakan
belum sempurna karena belum ada upaya untuk melakukan pengurangan timbulan
sampah.
Kata Kunci : Green lifestyle, Green waste, Green community.
-
v
THE APPLICATION OF GREEN LIFESTYLE IN GRIYA LEMBAH
ABADIJAYA DISTRICT SUKMAJAYA SUB DISTRICT DEPOK WEST JAVA
By:
TRIASTUTI AVIANI
1110015000105
ABSTRACT
Waste management in environmentally friendly (green waste) and the
participation of green community in creating a green lifestyle are two of eight
attributes to create a green lifestyle. The problems that writer research is how the
application of green waste in the green lifestyle by Griya Lembah peoples and
how the green community participation in creating green lifestyle?
The purpose of this research is to know the application of waste
management in environmentally friendly (green waste) and the participation of
the community (green community) in creating a green lifestyle. As for this
research used descriptive qualitative and used the data collection techniques
through observation , interview , and documentation. Data analysis coincide with
data collection.
The results of research stated that the green community participation as
the engine of the application of green lifestyle in Griya Lembah significantly to
waste management in environmentally friendly by the peoples of Griya Lembah. It
is evident from the change the attitude of community awareness own garbage. The
key to success of green waste application in Griya Lembah is trash sorting in
accordance with the type of waste management and nature, even though not
perfect because this can be said no attempts to do the reduction of waste
generation .
Key Words: Green lifestyle, Green waste, Green community.
-
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya
dan shalawat beriring salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat dan pengikutnya. Dengan semua ketentuan-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Green Lifestyle di Griya Lembah
Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa Barat”. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari banutuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Muhamad Arif, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing pertama yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan
bimbingan, nasehat, motivasi, dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
4. Sodikin, M.Si sebagai Dosen Pembimbing kedua yang telah meluangkan
waktu dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan bimbingan, motivasi,
dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Dr. Muhammad Arif, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan selama
penulis menempuh perkuliahan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
-
vii
6. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta atas ilmu yang diberikan kepada
penulis, semoga ilmu ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
7. Pimpinan dan segenap staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah,
Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dan Perpustakaan
Nasional yang telah memfasilitasi penulis dalam melengkapi literatur
penelitian.
8. Ibu Djuniawan Wanitarti beserta Pengurus Bank Sampah Kelompok Peduli
Lingkungan (POKLILI) atas informasi, bantuan, dan sarannya sehingga
penelitian dapat dilakukan dengan baik.
9. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Radjo dan Ibu Saropah, dan kedua kakakku
serta seluruh keluarga besarku yang telah memberikan dukungan baik secara
moril maupun materil, serta doa yang selalu dipanjatkan kepada penulis
sehingga skripsi ini terselesaikan. Mereka adalah inspirasi tanpa batas untuk
tetap terus maju.
10. Seluruh sahabatku, EXISPAL SMAN 24 Jakarta Angkatan XXX dan XXXI
Annissa Paramitha, Riyani Puspa, Danar Wismoyo, Yanuar Prabowo, Reza
Adhitya, dan Ahmad Robi. Dan Maria Qibtiyah sahabatku sejak lahir untuk
setiap doa, motivasi, dan kebersamaan yang takkan tergantikan.
11. Wahyu Romadon untuk menjadi pendengar yang baik dan semua waktu yang
telah kita lalui selama ini.
-
viii
12. Teman-teman di Pendidikan IPS Geografi Ninna Aristyaningsih, Nina
Roslina, Ayu Nisa, Ayu Astuti, Denara Nurul, Nurul Purbasari, Wina
Adriyanti dan Umi Muslimah untuk canda tawa selama masa-masa kuliah.
13. Seluruh pihak yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini, terima
kasih atas semua dukungan yang telah diberikan. Hanya Allah seadil-adilnya
pembalas kebaikan.
Penulis menyadari dengan semua kemampuan dan keterbatasan yang
dimiliki skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, baik
sebagai sumber referensi maupun sumber acuan para pembaca.
Jakarta, 22 November 2014
-
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ……….…………………. .. ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ………….. .. iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................... 5
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................. 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori ....................................................................... 8
1. Green Lifestyle ............................................................. 8
a. Green Community ................................................. 11
1. Pengertian Green Community .......................... 11
2. Komponen Komunitas ..................................... 13
3. Bentuk-bentuk Komunitas .............................. 14
-
x
4. Karakteristik Komunitas …………………….. 15
b. Green Waste ……………………………………. 16
1. Pengertian Sampah …………………………. . 16
2. Pengelompokan Sampah …………………… . 17
3. Pengelolaan Sampah ………………………... 18
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................... 20
C. Kerangka Berpikir ............................................................. 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 23
B. Metode Penelitian............................................................... 24
C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data .................. 25
D. Instrumen Penelitian........................................................... 27
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ................ 28
F. Analisis Data ..................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ................................................................... 34
1. Kondisi Daerah Penelitian …………………………... 34
2. Penerapan green waste dalam green lifestyle di
Griya Lembah Depok ……………………………….. 39
3. Partisipasi green community dalam penerapan
green lifestyle ............................................................... 48
-
xi
B. Pembahasan ....................................................................... 54
1. Penerapan green waste dalam green lifestyle
di Griya Lembah Depok .............................................. 55
2. Partisipasi green community dalam penerapan
green lifestyle ………………………………………. . 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 63
B. Saran ................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
xii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
3.1 Jadwal penelitian …………………………………………… 24
3.2 Pedoman observasi …………………………………………. 27
3.3 Pedoman dokumentasi ………………………………………. 28
3.4 Pedoman wawancara ……………………………………….... 28
4.1 Kondisi kependudukan berdasarkan jenis kelamin …………… 36
4.2 Kondisi kependudukan berdasarkan komposisi umur ………… 36
4.3 Kondisi kependudukan berdasarkan komposisi umur ………… 37
4.4 Kondisi Kependudukan berdasarkan mata pencaharian …….... 37
4.5 Kondisi kependudukan berdasarkan agama/kepercayaan
yang dianut …………………………………………………..... 38
4.6 Kondisi kependudukan berdasarkan pendidikan ……………… 39
4.7 Daftar harga sampah di Bank Sampah POKLILI ……………... 44
4.8 Agenda Kerja POKLILI ……………………………………….. 58
-
xiii
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Berpikir …………………………………. 22
3.1 Peta Lokasi Penelitian ……………………………… 23
4.1 Struktur Kepengurusan POKLILI …………………. 50
4.2 Proses green waste …………………………………. 57
4.3 Partisipasi POKLILI dalam menerapkan green lifestyle
di Griya Lembah …………………………………….. 60
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara ke empat dengan penduduk terbanyak di dunia.
Angka kelahiran yang tinggi menyebabkan pertumbuhan penduduk di
Indonesia terbilang cepat. Namun, pertumbuhan penduduk yang tinggi juga
menyimpan masalah bagi lingkungan. Alam harus bekerja keras untuk
memberi daya dukung bagi manusia.
Menurut UU Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009, Daya dukung
lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung
perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar
keduanya.
Manusia berkembang dari waktu ke waktu. Pemikiran manusia membawa
manusia pada penemuan-penemuan baru. Perkembangan teknologi saat ini
bagaikan dua sisi mata uang. Teknologi membawa kemudahan bagi manusia
dalam berbagai aspek. Teknologi mulai merubah gaya hidup masyarakat.
Gaya hidup yang menjadikan alam sebagai partner manusia mulai
ditinggalkan dan bergeser menjadi gaya hidup instan.
Institut for Essential Services Reform mengatakan pada masa kini,
kecendrungan orang untuk hidup senyaman mungkin mendorong munculnya
kebiasaan hidup atau lifestyle yang berdampak pada lingkungan. Kebiasaan
menggunakan kendaraan pribadi terutama mobil dibandingkan dengan
kendaraan umum, perjalanan dengan pesawat udara, penggunaan pendingin
udara, penggunaan komputer dan perangkat hiburan lainnya adalah bentuk
kebiasaan hidup yang berkontribusi terhadap percepatan pemanasan global.
Faktanya hampir seluruh kegiatan kita sepanjang hari telah berkontribusi
terhadap kenaikan emisi gas rumah kaca di atmosfer. Hal ini terjadi karena
sebagian besar aktivitas manusia membutuhkan sumber energi yang saaat ini
-
2
sebagian besar masih berasal dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas
alam, dan batu bara.
Bumi sejatinya adalah partner manusia. Namun manusia sendirilah yang
yang merusak bumi ini. Bumi mulai menunjukan sakit tak berkesudahan.
Manusia yang tak lagi ramah terhadap bumi mulai menuai apa yang ia tanam.
Ketidak ramahan manusia terhadap bumi mulai menimbulkan banyak dampak
yang dirasakan.
Sesuai dengan firman Allah dalam Surat Ar-Ruum (30): 41
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar).”
Indonesia telah mengambil langkah peran penting dalam upaya mengatasi
perubahan iklim dengan digelarnya Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) tentang perubahan iklim dan pemanasan global atau The United
Nations For Climate Change Conference (UNFCCC) yang diadakan di Bali.
Desember 2007 lalu.1 Dalam KTT Perubahan Iklim di Bali telah disepakati
adanya The Bali Road Map yang berisi gagasan masa depan dalam rangka
mengatasi permasalahan iklim.
Ada begitu banyak studi yang menunjukkan tanda-tanda bahwa kondisi
bumi semakin kritis. Dan perilaku manusia yang tidak memperhatikan
lingkungan berkontribusi besar didalamnya. Fenomena pemanasan global dan
berbagai bencana lingkungan yang terjadi menimbulkan banyaknya kerugian
yang dirasakan manusia. Karena hal-hal ini lah yang mendorong manusia
untuk menggalakan gaya hidup hijau (green lifestyle).
1Mien R. Uno & Siti Gretiani, Buku Pintar Etiket Hijau 300 Cara Bijak Ramah
Lingkungan dan Menghemat Uang, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011) h.xvii
-
3
Menurut Nirwono Joga ada 8 atribut untuk mewujudkan kota hijau.
Kesatu, peruntukan lahan dan tata ruang bertujuan menciptakan ruang yang
aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan (green planning and design).
Kedua, rencana pengembangan ruang terbuka hijau (green open space)
sebagai paru-paru kota dan daerah resapan air. Ketiga, pengembangan
transportasi berbasis jaringan dan penggunaan transportasi bukan kendaraan
bermotor (jalan kaki, sepeda) dan transportasi masal (green transportation).
Keempat, penerapan bangunan hijau (green building). Kelima, peran serta
masyarakat (green community). Keenam, pemanfaatan dan pengembangan
energi terbarukan (green energy). Ketujuh, pengelolaan sampah ramah
lingkungan (green waste). Kedelapan, pengelolaan air yang berkelanjutan
(green water).2
Dari delapan atribut diatas yang memungkinan untuk diterapkan dalam
lingkup wilayah Rukun Tetangga adalah peran serta masyarakat (green
community). Pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan (green
energy). Pengelolaan sampah ramah lingkungan (green waste).
Peran serta masyarakat (green community) dalam menciptakan green
lifestyle sangatlah penting. Karena masyarakat disini sebagai subjek yang
menentukan keberhasilan dari green lifestyle itu sendiri. Masyarakat diminta
untuk berpartispasi dalam mewujudkan gaya hidup yang ramah lingkungan.
Karena semua ide yang ada tidak akan terlaksana tanpa adanya komunitas
masyarakat yang berperan aktif dalam mewujudkan green lifestyle.
Pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan (green energy) mutlak
diperlukan dalam green lifestyle. Seperti yang diketahui, manusia kini sangat
bergantung kepada bahan bakar fosil. Selain karena bahan bakar fosil adalah
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, hasil pembakarannya juga
menghasilkan karbon monoksida yang menyebabkan polusi.
Dikutip dari Manuel Antonio Fernandez Dominguez:
2 Nirwono Joga, Gerakan Kota Hijau, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013)
h.xiv
-
4
“energi yang kita terima dari matahari sifatnya bersih, terbarukan, dan
berlimpah. Jumlah yang diterima bumi dalam 30 menit sama dengan
semua energi listrik yang dikonsumsi dunia dalam setahun, dan hanya
setengah dari energy ini yang sampai ke permukaan bumi” 3
Sangat disayangkan jika pemanfaatan energi matahari belum dimaksimalkan
dalam kehidupan sehari-hari. Padahal dengan memaksimalkan energi panas
matahari akan lebih menghemat biaya dan lebih ramah lingkungan.
Selain itu pengelolaan sampah ramah lingkungan (green waste)
dilingkungan masyarakat perlu dilakukan. Segala aktivitas manusia pasti
menghasilkan sampah. Dan perlu ada upaya untuk meminimalisir sampah.
Masyarakat Indonesia masih memandang sampah sebagai sesuatu yang tidak
memiliki manfaat. Gerakan 4R adalah kunci untuk menerapkan pengolahan
sampah ramah lingkungan. 4R terdiri dari: (1) Reduce, yaitu mengurangi
penggunaan produk yang tidak perlu untuk menghemat persediaan atau
mengurangi sampah yang dihasilkan. (2) Reuse, yaitu memakai produk yang
dapat dipakai ulang. (3) Recycle, yaitu mendaur ulang alias memanfaatkan
sampah menjadi barang yang bernilai. (4) Replace, yaitu beralih ke produk
yang tidak merusak lingkungan.4
Griya Lembah adalah perumahan yang berada di Kelurahan Abadijaya,
Kecamatan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Di Griya Lembah sendiri sudah
memiliki komunitas masyarakat yang bergerak dibidang lingkungan
kemasyarakatan yang dinamai POKLILI (Kelompok Peduli Lingkungan
Hidup).
POKLILI terbentuk atas prakarsa dari ibu Djuniawan Wanitarti yang
prihatin dengan keberadaan Tempat Penampungan Sampah (TPS) perumahan
Griya Lembah Depok yang terletak di gerbang perumahan dengan kondisi
yang kotor, semrawut, bau dan tidak sedap dipandang mata serta mengancam
kesehatan lingkungan sekitar. Selain itu keberadaan tempat sampah di setiap
3 Manuel Antonio Fernandez Dominguez, Sayangi Bumi Kita, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu
Populer , 2011).h.32 4 Mien R. Uno & Siti Gretiani, Buku Pintar Etiket Hijau 300 Cara Bijak Ramah
Lingkungan dan Menghemat Uang, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011) h.xiii
-
5
rumah membuat keadaan lingkungan Griya Lembah semakin tidak teratur,
karena setiap hari selalu diacak-acak oleh Kucing, Anjing, Tikus dan
Pemulung.
Ditambah lagi dengan kepedulian masyarakat yang masih kurang terhadap
sampahnya sendiri, hal ini terlihat dengan pengelolaan sampah yang dilakukan
masih bersifat konvensional. Kondisi inilah yang membuat ibu Yuni dan ibu-
ibu PKK RT 003 RW 0024 tergerak untuk membentuk Kelompok Peduli
Lingkungan yang disingkat menjadi POKLILI.
Bertitik tolak dari berbagai kenyataan di atas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan mengajukan judul “Penerapan Green Lifestyle
Di Griya Lembah Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa
Barat” dalam penelitian ini.
B. Identifikasi Masalah
Dalam latar belakang masalah diatas, maka masalah dapat diidentifikasi
sebagai:
1. Kurangnya peran serta masyarakat (green community) dalam mewujudkan
gaya hidup hijau atau green lifestyle.
2. Belum maksimalnya pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan
(green energy).
3. Belum dilakukannya pengelolaan sampah secara ramah lingkungan (green
waste).
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Sehubungan dengan identifikasi permasalahan yang telah penulis buat,
maka penulis memberikan spesifikasi mengenai pembahasan yang akan
diuraikan dengan membatasi penelitian ini pada penerapan green waste
dalam green lifestyle dan peran green community.
-
6
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan
masalah seperti yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan green waste dalam green lifestyle warga Griya
Lembah?
2. Bagaimana partisipasi green community dalam menciptakan green lifestyle?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Mengidentifikasi penerapan pengelolaan sampah secara ramah
lingkungan (green waste) di Griya Lembah Depok.
b. Mendeskripsikan partisipasi green community dalam menciptakan green
lifestyle.
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan dan wawasan serta bahan dalam penerapan
metode penelitian khususnya mengenai gambaran green lifestyle dan dapat
dijadikan bahan untuk perbandingan sebagai penelitian selanjutnya.
a. Untuk Masyarakat
Dari hasil penelitian ini di harapkan masyarakat khususnya warga Griya
Lembah bisa memberikan pengetahuan dan wawasan lebih dalam lagi
dalam penerapan green lifestyle
b. Untuk Peneliti
Dari hasil penelitian ini di harapkan peneliti bisa menambah
pengetahuan dan wawasan dalam ilmu Geografi yang nantinya ilmu
tersebut bisa manfaat bagi orang lain khususnya anak didiknya nanti
dan semoga peneliti tidak ada kata habis atau selesai dalam belajar dan
meneliti.
-
7
c. Untuk UIN Syarif Hidayatullah
Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi pengembangan keilmuan khususnya ilmu Geografi
sosial dan lingkungan dalam menggalakan gaya hidup hijau
sebagaimana mestinya.
2. Manfaat Praktis
Dapat memberikan informasi tentang pengaplikasian gaya hidup hijau
serta bagaimana partisipasi komunitas hijau dalam penerapannya.
a. Untuk Masyarakat
Dari hasil penelitian ini di harapkan masyarakat khususnya warga Griya
Lembah tidak hanya sekedar mengetahui namun juga mempraktikannya
secara berkelanjutan dan terus menerus agar bisa di lihat dan di contoh.
b. Untuk Peneliti
Dari hasil penelitian ini di harapkan peneliti juga tidak sekedar
mengetahui teori namun juga bisa mempraktikannya dalam kegiatan
sehari-hari, karna ilmu geografi bukan hanya sekedar teori namun juga
harus ada praktik dalam kenyataannya.
c. Untuk UIN Syarif Hidayatullah
Dari hasil penelitian ini di harapkan memberikan gambaran dan contoh
dalam penerapan gaya hidup hijau atau green lifestyle di sekitar
Universitas sehingga dapat mempraktikan bahwasannya gaya hidup
hijau perlu untuk diterapkan.
-
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Green Lifestyle
Gaya hidup hijau atau green lifestyle adalah gaya hidup seseorang
yang melaksanakan kegiatan hidup dengan cara menyeimbangkan antara
manusia dan alam.
Menurut U.S. Environment Protection Agency gaya hidup hijau
berarti membuat pilihan yang berkelanjutan tentang apa yang kita makan,
bagaimana kita berpergian, apa yang kita beli, dan bagaimana kita
menggunakan dan membuangnya.5
Menurut Irmawati dalam Jurnal manajeman dan bisnis, Green
Lifestyle adalah sebuah gaya hidup yang benar-benar menjadikan bumi ini
sebagai partner dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya sebagai objek
eksploitasi untuk memenuhi kebutuhan hidup.6
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa green
lifestyle adalah sebuah perilaku kehidupan sehari-hari yang memiliki
dampak positif bagi lingkungan disekitar. Mulai dari hal-hal kecil, seperti
mengurangi pemakaian plastic bag dengan membawa tas kecil setiap kali
akan belanja, membuang sampah pada tempatnya, mengurangi
penggunaan tisu dan kertas, membawa tempat makan sehingga
mengurangi penggunaan styrofoam, dan hal kecil lainnya dalam perilaku
sehari-hari tapi berdampak besar.
5 http://www.epa.gov/region2/sustainability/greenliving.html
6 Irmawati dan Jati Waskito, BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis h.48
http://www.epa.gov/region2/sustainability/greenliving.html
-
9
Memulai gaya hidup hijau bisa dimulai dari diri sendiri sebagai
wujud dari kepedulian sosial. Tidak perlu merasa malu untuk melakukan
gaya hidup hijau karena orang di sekitar kita belum tentu mau melakukan
hal yang sama. Membangun kepedulian dan pengetahuan tentang dampak
perilaku manusia terhadap alam sekitar dan menularkan pengetahuan yang
dimiliki dengan mengajak orang lain melakukan aksi yang sedang kita
lakukan, seperti menghitung dampak konsumsi terhadap perubahan iklim
(family carbon calculator).
Dalam menerapkan gaya hidup hijau atau green lifestyle ada
beberapa tips yang diberikan oleh Ahmad Mubariq, yaitu:
1. Hemat energi listrik. Energi listrik menyumbang 10% emisi dari
kebutuhan rumah tangga. Buatlah desain rumah yang hemat energi
seperti memiliki cukup banyak jendela agar cahaya masuk ke
dalam rumah dan aliran udara mengalir dengan baik. Memulai
untuk menanam pohon di sekitar rumah, hal ini akan menurunkan
2-3 derajat suhu di sekitar rumah, dan menggunaan lampu hemat
energi.
2. Hemat bahan bakar minyak. Menggunakan alat transportasi umum
merupakan salah satu langkah tepat dalam upaya menghemat
BBM. Menggunakan sepeda bila bepergian jarak dekat dan
berperilaku mengemudi kendaraan yang hemat BBM (save driving
drill).
3. Menghemat air dengaan mengenali sumber air yang digunakan
sehari-hari, mengenali dampak perilaku dan selalu menggunakan
air secara tepat sesuai dengan kebutuhan.
4. Menghindari penggunaan plastik dan styrofoam dalam kehidupan
sehari-hari. Bisa dilaksanakan mulai dari diri sendiri seperti selalu
membawa tempat minum dari rumah, membawa tempat makan
dari rumah dan saat berbelanja membiasakan untuk membawa tas
dari rumah.
-
10
5. Menghemat pemakaian kertas. Selalu diingat bahwa kertas terbuat
dari kayu yang biasanya dari pohon kayu yang ada di hutan alam.
Pemakaian berlebihan kertas akan menyebabkan banyak pohon
yang ditebang sehingga hutan akan mengalami kerusakan.
Penggunaan kertas seminimal mungkin, gunakan selalu digital file,
menggunakan kertas di kedua sisi.
6. Hidup kembali ke alam (back to nature/organic). Selalu gunakan
bahan alami dalam konsumsi sehari-hari, kurangi bahan kimia
seperti obat-obatan dan dalam makanan, konsumsi makanan
organik sehingga bisa mengurangi polusi kimia pertanian dan
mengurangi akumulasi zat kimia dalam tubuh. Hindari 8P (
pewarna, perasa, pemanis, penyedap, pengemulsi, pemanis,
pelembut dan pengembang).7
Green lifestyle adalah sebuah pilihan gaya hidup seseorang yang
bisa diterapkan dalam berbagai ruang lingkup wilayah. Dari lingkup yang
sangat luas hingga lingkup terkecil seperti RT. Menurut Nirwono Joga ada
delapan komponen untuk mewujudkan kota hijau, yaitu:8
1. peruntukan lahan dan tata ruang bertujuan menciptakan ruang yang
aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan (green planning and
design).
2. Rencana pengembangan ruang terbuka hijau (green open space)
sebagai paru-paru kota dan daerah resapan air.
3. Pengembangan transportasi berbasis jaringan dan penggunaan
transportasi bukan kendaraan bermotor (jalan kaki, sepeda) dan
transportasi masal (green transportation).
4. Penerapan bangunan hijau (green building).
5. Peran serta masyarakat (green community).
7 http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/05/21/gaya-hidup-hijau-gaya-hidup-
kita-557886.html 8 Nirwono Joga, Gerakan Kota Hijau, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013)
h.xiv
-
11
6. Pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan (green energy).
7. Pengelolaan sampah ramah lingkungan (green waste).
8. Pengelolaan air yang berkelanjutan (green water).
Dari delapan komponen diatas peneliti mengambil dua komponen
gerakan kota hijau untuk diterapkan di wilayah Griya Lembah, yaitu:
a. Peran serta masyarakat (green community).
b. Pengelolaan sampah ramah lingkungan (green waste).
a. Green Community
1. Pengertian Green Community
Kata komunitas berasal dari bahasa Latin yaitu communis, yang
berarti umum, publik yang saling berbagi. Istilah community dalam
bahasa inggris berasal dari istilah Latin yaitu communitatus, awalan
“Com“ mengandung arti dengan atau bersama, “Munis“ mempunyai
arti perubahan atau pertukaran, dan akhiran “tatus” berarti kecil, intim,
atau lokal.9
Menurut Wenger pengertian komunitas mengacu pada sekumpulan
orang yang saling berbagi perhatian, masalah atau kegemaran terhadap
suatu topik dan memperdalam pengetahuan serta keahlian mereka
dengan saling berinteraksi secara terus menerus.10
Komunitas hijau atau green community adalah suatu komunitas
yang banyak dipelopori oleh generasi muda yang peduli terhadap
keberlanjutan lingkungan kota yang merupakan aset, potensi, dan
investasi warga dalam mewujudkan kota yang ramah lingkungan.11
Dikutip dari Metro Waste Authority,
9 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33592/4/Chapter%20II.pdf
10Diah Sri Rejeki. Mengangkat sisi positif budaya lisan melalui pengembangan
perpustakaan komunitas. 2010, h.1 11
Nirwono Joga, Gerakan Kota Hijau, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2013)
h.182
-
12
“A green Community is an intentional approach to growth
that strives to protect natural drainage of the land and the
streams within a watershed”.12
Dalam pelaksanaan green lifestyle adanya partisipasi komunitas
hijau atau green community sangat penting. Karena peranan komunitas
hijau menentukan keberlangsungan komponen green lifestyle yang
lain.
Peran masyarakat adalah proses komunikasi dua arah yang terus
menerus untuk meningkatkan pemahaman masyarakat secara penuh
atas proses pengelolaan lingkungan hidup. Komunikasi dari
Pemerintah kepada masyarakat tentang suatu kebijakan dan
komunikasi dari masyarakat kepada Pemerintah atas kebijakan
tersebut.13
Partisipasi adalah keterlibatan emosi dan mental seseorang dalam
situasi kelompok yaitu adanya ketersediaan untuk mengambil bagian
dalam menetapkan tujuan bersama, serta kesediaan memikul tanggung
jawab bagi pencapaian tujuan bersama14
.
Partisipasi masyarakat merupakan poin penting dalam penerapan
green lifestyle. Ada 3 poin penting dalam komponen partisipasi
masyarakat :
a. Informasi leader/fasilitator sebagai koordinator, inspirator, dan
generator dari sebuah kegiatan di lingkungan. Peran fasilitator
adalah menjembatani antara implementasi kegiatan di rumah
tangga kepada pihak luar sehingga pergerakan dari kegiatan yang
ada di masyarakat terekspose dengan baik ke pihak luar.
12
http://www.mwatoday.com/environment/growing-green-communities/what-is-a-green-
community.aspx 13
Handout Hukum Lingkungan, diunduh dari
https://www.academia.edu/4006441/ASPEK_HUKUM_PERAN_SERTA_MASYARAKAT_DA
LAM_PENGELOLAAN_LINGKUNGAN_MASYARAKAT_ADALAH_STAKE_HOLDER_LI
NGKUNGAN_HIDUP 14
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30773/4/Chapter%20II.pdf
-
13
b. Dalam teknis melakukan eksposure kegiatan, fasilitator dibantu oleh
kader. Fungsi kader yaitu sebagai mediator antara fasilitator dengan
masyarakat langsung sehingga kegiatan dapat terpenetrasi dengan
baik dan dalam kadar yang terukur.
c. Kader dalam menjembatani informasi di kegiatan rumah tangga
memerlukan peran aktif rumah tangga di tingkatan rumah tangga.
Dalam hal ini, rumah tangga adalah keluarga dalam satu rumah
yang mengimplementasikan green lifestyle yaitu pengelolaan
sampah dan penghijauan.
Green Community tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan green
lifestyle, karena green community adalah unit pelaksana kegiatan yang
bisa mewujudkan green lifestyle ini terwujud. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa green community adalah kumpulan individu yang
memiliki satu kepedulian dan ketertarikan yang sama terhadap
lingkungan dan bergerak untuk mewujudkan gaya hidup yang ramah
lingkungan
2. Komponen Komunitas
Suatu komunitas dapat terbentuk karena adanya satu ketertarikan
terhadap hal yang sama. Menurut Crow dan Allan, komunitas dapat
terbagi menjadi tiga komponen:15
1. Berdasarkan lokasi atau tempat
Wilayah atau tempat sebuah komunitas dapat dilihat sebagai
tempat dimana sekumpulan orang mempunyai sesuatu yang sama
secara geografis.
2. Berdasarkan minat
Sekelompok orang yang mendirikan suatu komunitas karena
mempunyai ketertarikan dan minat yang sama, misalnya agama,
pekerjaan, suku, ras, maupun berdasarkan gender.
15
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33592/4/Chapter%20II.pdf
-
14
3. Berdasarkan komuni
Komuni dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung komunitas
itu sendiri.
3. Bentuk-bentuk Komunitas
Menurut Wenger, Komunitas mempunyai berbagai macam bentuk,
diantaranya: 16
1. Besar atau Kecil
Beberapa komunitas hanya terdiri dari beberapa anggota atau
bahkan terdiri dari 1000 anggota. Besar atau kecilnya anggota tidak
menjadi masalah, meskipun demikian komunitas yang mempunyai
banyak anggota biasanya dibagi menjadi sub divisi berdasarkan
wilayah atau sub topik tertentu.
2. Berumur Panjang atau Berumur Pendek
Perkembangan sebuah komunitas memerlukan waktu yang lama,
sedangkan jangka waktu eksis sebuah komunitas sangat beragam.
Terdapat beberapa komunitas yang tetap bertahan dalam waktu
puluhan tahun, tetapi ada pula komunitas yang berumur pendek.
3. Terpusat atau Tersebar
Mayoritas sebuah komunitas berawal dari sekelompok orang yang
bekerja di tempat yang sama atau tempat tinggal yang berdekatan.
Mereka saling berinteraksi secara tetap dan bahkan ada beberapa
komunitas yang tersebar di beberapa wilayah.
4. Homogen atau Heterogen
Beberapa komunitas berasal dari latar belakang yang sama, atau
ada yang terdiri dari latar belakang yang berbeda. Jika berasal dari
latar belakang yang sama komunikasi lebih mudah terjalin,
sebaliknya jika komunitas terdiri dari berbagai macam latar
belakang diperlukan rasa saling menghargai satu sama lain.
16
Ibid
-
15
5. Internal atau Eksternal
Sebuah komunitas dapat bertahan sepenuhnya dalam unit bisnis
atau bekerjasama dengan divisi yang berbeda. Beberapa komunitas
bahkan bekerjasama dengan organisasi yang berbeda.
6. Spontan atau Disengaja
Terdapat beberapa komunitas yang berdiri tanpa adanya intervensi
atau usaha pengembangan dari organisasi. Anggota secara spontan
bergabung karena kebutuhan berbagi informasi dan membutuhkan
rekan yang mempunyai minat yang sama. Pada beberapa kasus,
terdapat komunitas yang secara sengaja didirikan untuk
mengaspirasikan kebutuhan anggota. Komunitas yang didirikan
secara spontan atau disengaja tidak menentukan formal atau
tidaknya sebuah komunitas.
7. Tidak Dikenal atau Dibawah sebuah Institusi
Komunitas mempunyai berbagai macam hubungan dengan
organisasi, baik itu komunitas yang tidak dikenali, maupun
komunitas yang berdiri dibawah sebuah insitusi.
4. Karakteristik Komunitas
Untuk membangun sebuah komunitas yang efektif, sangat penting
untuk mengetahui 7 elemen atau karakteristik yang dibutuhkan dalam
sebuah komunitas, yaitu:17
1. Kontak sosial
Untuk menjadi bagian dari suatu komunitas, sangat penting untuk
saling melakukan kontak sesama anggota komunitas. Interaksi,
membuat suatu program adalah salah satu bentuk komunitas
2. Berbagi nilai-nilai
Dalam komunitas, harus ada seperangkat tujuan dan nilai yang
diyakini dan dipenuhi secara konsisten. Sebagai contoh ialah
17
Ibid
-
16
ekspresi dari sebuah nilai, yaitu multikultural, bahasa spesifik,
bidang pekerjaan yang sama.
3. Komunikasi
Dalam komunitas harus mempunyai media komunikasi antara
sesama anggota, sebagai contoh: voice mail, e-mail, web pages,
pertemuan, buletin, dan tatap muka. Jika terdapat lebih dari satu
media komunikasi maka dapat menjangkau lebih banyak orang.
4. Peraturan
Sebuah komunitas harus memiliki peraturan yang dijadikan standar
dalam menjalani rutinitas komunitas tersebut. Setiap anggota
memberikan saran dalam menyusun peraturan tersebut dan harus
konsisten.
5. Partisipasi anggota
Partisipasi aktif anggota ke dalam komunitas dapat membantu
perkembangan komunitas dan pengetahuan anggota maupun
kelompok. Komitmen dan rasa kebersamaan sangat penting.
6. Sarana
Sebuah komunitas memerlukan tempat untuk berkumpul dan
berinteraksi antar sesama anggota.
7. Rasa kebersamaan
Anggota komunitas harus merasa diterima oleh kelompok dan
merasa dihargai.
b. Green Waste
1. Pengertian Sampah
Dalam UU No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, dalam
pasal 1 ayat 1 disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari
manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Dalam Kamus
-
17
Bahasa Indonesia, sampah adalah barang atau benda yang dibuang
karena tidak terpakai lagi.18
Secara definisi, sampah adalah semua jenis bahan buangan baik
yang berasal dari manusia atau binatang yang biasanya berbentuk
padat. Umumnya bahan-bahan tersebut dibuang karena dirasakan oleh
pemiliknya sebagai barang yang tidak berharga, tidak bernilai, dan
tidak di inginkan.19
2. Pengelompokan Sampah
Yul.H.Bahar membagi sampah dalam tiga kelompok: 20
1. Domestic refuse biasanya merupakan sisa makanan, bahan, dan
peralatan yang sudah tidak terpakai lagi dalam rumah tangga.
2. Comercial refuse adalah sampah yang berasal dari tempat-
tempat perdagangan seperti pasar, supermarket, pusat
pertokoan, dan tempat jual beli lainnya. Biasanya sampah yang
berasal dari kegiatan perdagangan ini terdiri dari berbagai jenis,
seperti bahan dagangan yang rusak, kertas, plastik, dan daun
pembungkus, bagian komoditi yan tidak dapat dimanfaatkan,
peralatan yang rusak dan lain-lain.
3. Hazardous refuse merupakan sampah yang berasal dari
kegiatan industri, jumlah, dan jenisnya sangat tergantung pada
jenis dan jumlah bahan yang diolah oleh perusahaan
perindustrian tersebut.
Katy Pike membagi sampah ke dalam beberapa tipe:21
18
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 2008) h.1255 19
Soekmana Soma, Pengantar Ilmu Teknik Lingkungan, (Bogor: IPB Taman Kencana
Bogor, 2010), Cet. 1, h.11 20
Ir.Yul H.Bahar, Teknologi Penanganan Sampah dan Pemanfaatan Sampah (Jakarta:
PT. Waca Utama Pramesti, 1986) h.4 21
Katy Pike, Go Facts Recycling, (London: A&C Black Publisher, 2007) h.8
-
18
1. Decompossing naturally adalah sampah yang dapat diuraikan
secara alami. Mikroorganisme menghancurkan sampah menjadi
air, karbon dioksida, dan mineral yang menutrisi tanaman dan
mempengaruhi kualitas tanah.
2. Here for a long time adalah sampah yang tidak bisa terurai dan
dihancurkan secara alami dan harus di daur ulang atau dibakar.
3. Handle carefully adalah sampah yang bisa terbakar atau
meledak, atau meracuni manusia serta lingkungan, dikenal
sebagai sampah yang berbahaya. Biasanya berupa hasil limbah
sisa produksi industri, tetapi prdoduk rumah tangga yang
digunakan untuk membersihkan juga termasuk kedalam
sampah yang berbahaya ketika dibuang.
3. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh,
dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan
sampah22
. Pasal 4 UU No.18 Thn 2008 menyebutkan bahwa
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai
sumber daya.
Pengelolaan sampah rumah tangga menurut UU No. 18 Thn 2008
pasal 19 terdiri atas (a) pengurangan sampah dan (b) penanganan
sampah. Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
huruf (a) meliputi kegiatan:
a. pembatasan timbulan sampah;
b. pendauran ulang sampah; dan atau
Kegiatan penanganan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
19 huruf (b) meliputi:
a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan
sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;
22
UU No. 18 Thn 2008 tentang pengelolaan sampah, pasal 1 ayat 5.
-
19
b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan
sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan
sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu;
c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber
dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari
tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat
pemrosesan akhir;
d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi,
dan jumlah sampah; dan/atau
e. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah
dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media
lingkungan secara aman.
Menurut Mien R. Uno dan Siti Gretiani untuk mengurangi
limbah rumah tangga serta menghemat energi dan biaya perlu
diterapkan 4R, yaitu:23
1. Reduce, yaitu mengurangi penggunaan produk yang tidak perlu
untuk menghemat persediaan atau mengurangi sampah yang
dihasilkan.
2. Reuse, yaitu memakai produk yang dapat dipakai ulang.
3. Recycle, yaitu mendaur ulang alias memanfaatkan sampah menjadi
barang yang bernilai.
4. Replace, yaitu beralih ke produk yang tidak merusak lingkungan
Menurut Amrizal Tanjung penanganan sampah rumah tangga
bisa dilakukan melalui beberapa hal berikut, yaitu:24
a. Komposting
Merupakan metode yang paling mudah untuk menangani sampah
organic rumah tangga menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat
23
Mien R.Uno dan Siti Gretiani, Buku Pintar Etiket Hijau 300 Cara Ramah Lingkungan
dan Menghemat Uang, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011) h.xiii 24
Amrizal Tanjung,Waste Management Program in Indonesia, diunduh dari
http://gec.jp/gec/en/Activities/ecotown/FY2008/06amrizal.pdf pada 15-09-2014. Pukul 19.40 WIB
http://gec.jp/gec/en/Activities/ecotown/FY2008/06amrizal.pdf
-
20
b. 3R (Reuse, Reduce, Recycle)
Merupakan suatu metode yang memiliki beberapa opsi, yaitu:
1. Reuse, yaitu penggunaan kembali sampah yang masih dapat
digunakan dengan fungsi yang sama atau fungsi yang lain
2. Reduce, yaitu mengurangi segala sesuatu yang dapat
menimbulkan sampah nantinya
3. Recycle, yaitu mengolah sampah menjadi produk baru
c. Waste to energy
Merupakan suatu metode penanganan sampah dengan menjadikan
sampah sebagai bahan bakar alternatif.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Tesis milik Ida Ayu Nyoman Yuliastuti, I N. Mahaendra Yasa, I Made
Jember dalam penelitiannya yang berjudul “Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengelolaan Sampah di Kabupaten Badung”, Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia. Partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan sampah sangat tergantung kepada pemahaman,
kemauan dan pendapatan masyarakat untuk dapat meningkatkan kualitas
lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pemahaman, kemauan, dan pendapatan masyarakat secara simultan dan
parsial terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di
Kabupaten Badung. Penelitian ini menggunakan data primer dari 94
responden yang merupakan lima besar sektor penghasil sampah yang
dilayani pengangkutan sampahnya oleh pihak Dinas Kebersihan dan
Pertamanan (DKP). Pengambilan sampel dengan menggunakan metode
Proportionate Random Sampling. Teknik analisis dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemahaman, kemauan, dan pendapatan masyarakat
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Badung. Secara parsial
pemahaman, kemauan, dan pendapatan masyarakat berpengaruh positif
-
21
dan signifikan terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah
di Kabupaten Badung25
.
2. Tesis milik Alfiandra, mahasiswa Pascasarjana Universitas Diponegoro
Semarang 2010 dengan judul “Kajian Partisipasi Masyarakat yang
Melakukan Pengelolaan Persampahan 3R di Kelurahan Ngaliyan dan
Kalipancur Kota Semarang”. Penelitian ini mengkaji partisipasi
masyarakat dalam sistem pengelolaan persampahan di Kelurahan
Ngaliyan dan Kalipancur, karena partisipasi masyarakat berperan penting
dalam pelaksanan 3R supaya permasalahan sampah ini dapat diatasi
dengan lebih komprehensif. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama
membahas partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Perbedaannya pada penelitian ini pengelolaan sampah tidak hanya dengan
prinsip 3R dan juga tidak hanya membahas partisipasi masyarakat secara
umum tetapi juga menitik beratkan pada partisipasi komunitas hijau atau
green community selain itu perbedaannya terletak pada metode penelitian
yang di pakai, dan tempat penelitian serta pengolahan yang berbeda26
.
C. Kerangka Berpikir
Green lifestyle adalah sebuah perilaku kehidupan sehari-hari yang
memiliki dampak positif bagi lingkungan disekitar. Mulai dari hal-hal kecil,
seperti mengurangi pemakaian plastic bag dengan membawa tas kecil setiap
kali akan belanja, membuang sampah pada tempatnya, mengurangi
penggunaan tisu dan kertas, membawa tempat makan sehingga mengurangi
penggunaan styrofoam, dan hal kecil lainnya dalam perilaku sehari-hari tapi
berdampak besar.
25
Ida Ayu Nyoman Yuliastuti, I N. Mahaendra Yasa, I Made Jember, “Partisipasi
Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kabupaten Badung” Tesis pada Pascasarjana
Universitas Udayana, Bali. 26
Alfiandra “Kajian Partisipasi Masyarakat yang Melakukan Pengelolaan Persampahan
3R di Kelurahan Ngaliyan dan Kalipancur Kota Semarang” Tesis pada Pascasarjana Universitas
Diponegoro Semarang 2010
-
22
Dalam penerapan green lifestyle ada dua atribut yang saling menyokong
satu sama lain, yaitu green community dan green waste. Keduanya saling
berkaitan satu sama lain.
Green community adalah suatu komunitas yang banyak dipelopori oleh
generasi muda yang peduli terhadap keberlanjutan lingkungan kota yang
merupakan aset, potensi, dan investasi warga dalam mewujudkan kota yang
ramah lingkungan. Komunitas inilah yang berperan dalam pelaksanaan green
waste dalam penerapan green lifestyle.
Green waste adalah kegiatan sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Penanganan sampah yang dilakukan haruslah berwawasan lingkugan agar
kemudian pengelolaan sampah ini tidak menimbulkan dampak yang lain bagi
masyarakat ataupun lingkungan.
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
GREEN
COMMUNITY
GREEN WASTE
GREEN LIFESTYLE
Melihat bagaimana partisipasi dan
perilaku green community atau
komunitas hijau dalam penerapan
green lifestyle yang didalamnya
terdapat kegiatan pengelolaan
sampah atau green waste
Meliputi kegiatan pengurangan dan
pengelolaan sampah secara ramah
lingkungan yang didalamnya terdapat
unsur 4R
-
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Sumber: http://sukmajaya.depok.go.id/profil/geografis
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian
Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Griya Lembah Blok B1,
Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat dan
memiliki koordinat 6o14’17’’LS dan 106
o50’8’’ BT
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan proses yang bertahap yaitu mulai
dari tahap perencanaan, persiapan penelitian. Yang dilanjutkan dengan
Skala
1:150.000
LOKASI
PENELITIAN
U
-
24
pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian dan diakhiri
dengan laporan penelitian.
Waktu penelitian yang penulis lakukan dimulai pada bulan Januari
2014 hingga bulan Oktober 2014. Penelitian ini akan berakhir jika semua
data telah dirasa cukup lengkap untuk diolah oleh penulis. Tetapi batas
waktu tersebut masih bersifat tentatif, sehingga jika sewaktu-waktu masih
memerlukan data, penulis dapat mengunjungi lokasi penelitian dan juga
menjalin silaturahmi. Adapun jadwal penelitian yang penulis buat agar
penelitian ini dapat berlangsung lebih terarah.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Kegiatan Juni Juli Agustus September Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Izin di lokasi
penelitian
Observasi
lokasi
penelitian
Penyusunan
Bab 1-3
Pengumpulan
data
Pengolahan
data dan Bab
4
Penarikan
kesimpulan
dan Bab 5
Penulisan
Laporan
B. Metode Penelitian
Menurut Coghlan dan Brannick metode penelitian adalah cara yang akan
ditempuh oleh peneliti untuk menjawab permasalahan penelitian atau
rumusan masalah.27
27
Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, ( Jakarta: PT. Indeks, 2012) h.36
-
25
Dalam penelitian ini metode yang digunakan oleh peneliti adalah
penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif bertujuan
membuat deskripsi atau lukisan mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu
populasi atau daerah tertentu secara sistematik, faktual dan teliti. Variabel-
variabel yang diteliti terbatas atau tertentu saja, tetapi dilakukan secara
meluas pada suatu populasi di daerah tersebut.
C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah yang paling utama dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Pengumpulan data dapat dikumpulkan dalam berbagai setting, berbagai
sumber, dan berbagai cara. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi (Pengamatan)
Observasi ialah pengematan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti.28
Teknik ini dilakukan dengan datang
langsung kelokasi penelitian dengan melakukan beberapa kegiatan
diantaranya pengambilan data penduduk (monografi/profil desa),
pengamatan kondisi fisik dan social, foto atau gambar, dan ploting
lokasi.
b. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data
yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.29
Penulis akan
mengumpulkan data-data tertulis dari pihak Kelompok Peduli
Lingkungan berupa buku dokumentasi Profil POKLILI, foto-foto
kegiatan beserta data warga yang menjadi anggota POKLILI di Griya
Lembah.
28
Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial Edisi Kedua,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008) h.52 29
Ibid, h.69
-
26
c. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung.30
Teknik wawancara merupakan teknik yang dapat membantu
dalam melengkapi pengumpulan data yang tidak diungkapkan oleh
teknik observasi. Teknik ini dilakukan dengan langsung mewawancarai
warga Griya Lembah.
Indikator wawancara meliputi:
1. Penerapan green waste dalam green lifestyle di Griya
Lembah Depok
2. Partisipasi green community dalam penerapan green
lifestyle
Penentuan informan penelitian dalam penelitian ini menggunakan
teknik purposive yaitu informan penelitian dipilih berdasarkan
pertimbangan , kriteria atau ciri-ciri yang ditetapkan berdasarkan tujuan
penelitian. Adapun kriteria yang digunakan untuk menetapkan informan
penelitian adalah pihak yang memiliki kompetensi dan kewenangan
memberikan informasi yang relevan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, subjek dari penelitian ini
adalah :
a. Masyarakat atau warga perumahan Griya Lembah yang beralamat
Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok Provinsi
Jawa Barat. Yang akan di wawancara 10 orang dari RT 03.
b. Anggota POKLILI di Perumahan Griya Lembah, di pilih sebagai
informan penelitian kerena mereka yang berperan serta dalam
pengelolaan sampah di Perumahan Griya Lembah. Yang akan di
wawancari kurang lebih 10 orang anggota dari POKLILI di
perumahan Griya Lembah.
30
Ibid, h. 55
-
27
2. Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan, selanjutnya perlu diikuti kegiatan
pengolahan data. Pengolahan data mencakup kegiatan31
:
a. Penyusunan data
Data yang sudah ada perlu dikumpulkan semua agar mudah untuk
mengecek apakah semua data yang dibutuhkan sudah terekap semua.
b. Klasifikasi data
Klasifikasi data merupakan usaha menggolongkan atau
mengelompokkan dan memilah data berdasarkan pada klasifikasi
tertentu yang telah dibuat atau ditentukan oleh peneliti.
c. Manipulasi data
Mengadakan manipulasi terhadap data mentah berarti mengubah data
mentah tersebut dari bentuk awalnya menjadi suatu bentuk yang dapat
dengan mudah memperlihatkan hubungan-hubungan antara fenomena.
d. Interpretasi data
Peneliti meginterpretasikan hasil analisis akhirnya dan menarik suatu
kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian penelitian
dan membuat rekomendasinya. Interpretasi data merupakan upaya
untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas
terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan.32
D. Instrumen Penelitian
1. Pedoman Observasi
Tabel 3.2 Pedoman Observasi
31
http://diachs-an-nur.blogspot.com/2012/05/teknik-pengolahan-data.html 32
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT. Remaja Rosadakarya, 2009) h.151
No Data yang Diperlukan Objek yang Diamati
1 Kondisi kebersihan
lingkungan
Jalan umum dan saluran air
2 Lubang biopori Beberapa rumah di RT 03
http://diachs-an-nur.blogspot.com/2012/05/teknik-pengolahan-data.html
-
28
2. Pedoman Dokumentasi
Tabel 3.3 Pedoman Dokumentasi
No Data yang Diperlukan Dokumen yang Dibutuhkan
1 Kependudukan Monografi
2 Harga sampah Daftar harga sampah di POKLILI
3 Struktur Organisasi
POKLILI
Struktur kepengurusan POKLILI
3. Pedoman Wawancara
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara
No Aspek Indikator
1 Green lifestyle Pemahaman warga tentang green
lifestyle
Perilaku green lifestyle warga Griya
Lembah
Cara warga menerapkan green lifestyle
Peran POKLILI mengajak masyarakat
menerapkan green lifestyle
3 Area penghijauan Taman dan pekarangan rumah
4 Agenda komunitas Program kerja POKLILI
5 Partisipasi warga Kegiatan warga saat agenda rutin POKLILI
6 Pengelolaan sampah Cara warga mengelola sampah rumah
tangga sebelum dibuang
7 Pemilahan Sampah Sampah rumah tangga yang dibuang warga
8 Pengolahan dan
pemanfaatan sampah
kertas, sampah plastik,
dan sisa makanan
Sampah kertas, sampah plastik, dan sisa
makanan
-
29
2 Peran green
community
Latar belakang keikut sertaan
Efektivitas kegiatan hijau POKLILI
Program yang dinilai sukses di Griya
Lembah
Program kerja POKLILI
Sistem pembagian kerja POKLILI
Cara POKLILI mengajak warga
mengikuti kegiatan yang diadakan
Hambatan selama POKLILI berdiri
3 Green waste Perlakuan warga terhadap sampah
dirumah
Pemilahan sampah sebelum dibuang
Cara mengurangi dan mengelola
sampah plastic
Cara mengelola sampah sisa makanan
Cara POKLILI mengelola sampah
yang dihasilkan warga Griya Lembah
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data.
Teknik keabsahan data merupakan teknik yang digunakan untuk
memeriksa dan membandingkan keabsahan data. Berikut langkah-langkah
untuk menguji keabsahan dari hasil analisis penelitian ini:33
1. Creadibility
Creadibility atau Kredibilitas dimaksudkan untuk merangkum
bahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kredibilitas terletak
pada keberhasilanya dalam mengeksplorasi masalah atau
mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang
kompleks. Uji kredibilitas antara lain dilakukan dengan:
33
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D,( Bandung: Alfabeta, 2012) h.368-378
-
30
1. Perpanjangan pengamatan
Peneliti melakukan kembali pengamatan dan mewawancarai kembali
narasumber yang pernah ditemui. Dengan perpanjangan pengamatan
ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin akrab
sehingga tidak ada jarak lagi dan semakin terbuka, dan tak ada
informasi lagi yang ditutup-tutupi.
2. Peningkatan ketekunan dalam penelitian
Berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan
urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
3. Triangulasi
Diartikan sebagai pengecekan dari berbagai sumber dengan berbagai
cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat traingulasi
sumber , triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu
1. Triangulasi sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek
data yang diperoleh melalui berbagai sumber
2. Triangulasi teknik
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda.
3. Triangulasi waktu
Dalam menguji kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau
teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
4. Menggunakan bahan referensi
Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah adanya
pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh
peneliti.
-
31
5. Analisis kasus negatif
Peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan
data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau
bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin
akan merubah temuannya. Hal ini sangat bergantung seberapa besar
kasus negative yang muncul tersebut.
6. Member check
Adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data.
2. Transferability atau transferbiliti (keteralihan) pada dasarnya merupakan
validitas eksternal pada penelitian kualitatif. Validitas eksternal
menunjukan derajad ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian
ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai ransfer ini berkaitan
dengan dengan pertanyaan hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan
atau digunakan dalam situasi lain. Oleh karena itu supaya orang lain
dapat memahami hasil penelitian sehingga ada kemungkinan untuk
menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat
laporannya harus memberikan uraian yang jelas, rinci, jelas, sistematis
dan dapat dipercaya.
3. Dependability
Dalam penelitian kualitatif dependability disebut reliabilitas. Suatu
penelitain dikatakan reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi
atau mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif,
uji dependabilitas dilakukan dengan melakukan audit terhadap
keseluruhan proses penelitian.
4. Konfirmabillity
Dalam penelitian kualitatif uji konfirmabillity mirip dengan uji
dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan.
Menguji konfirmabillity berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan
proses yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar
-
32
konfirmabillity. dalam penelitian jangan sampai proses tidak ada tetapi
hasilnya ada.
F. Analisis Data
Dalam proses analisis data, ada beberapa langkah pokok yang harus
dilakukan yaitu:
1. Tahap persiapan
Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahap persiapan ini adalah:
a. Mengecek nama dan kelengkapan identitas dan kelengkapan identitas
pengisi.
b. Memeriksa dan mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa
isiinstrument pengumpulan data (termasuk pula kelengkapan lembaran
instrumen barangkali ada yang terlepas atau sobek).
c. Mengecek macam-macam isian data34.
2. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan35
.
Data yang diperoleh merupakan data terkait penerapan green
lifestyle di Griya Lembah, kemudian disederhanakan dan disajikan dengan
memilih data yang relevan, kemudian menitik beratkan pada data yang
34Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian,(Malang: UIN Malang Press, 2008) h.131
35 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D,( Bandung: Alfabeta, 2012)h.338
-
33
paling relevan, selanjutnya mengarahkan data pada pemecahan masalah
dan memilih data yang dapat menjawab permasalahan penelitian. Reduksi
data berlangsung terus menerus selama proses penelitian berlangsung dan
berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap
tersusun.
3. Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk
tabel, grafik, pie chard, pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data
tersebut maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan
sehingga akan semakin mudah dipahami36
.
4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel37
.
Kesimpulan penelitian dilakukan dengan melihat hasil reduksi data
dan tetap mengacu pada perumusan masalah serta tujuan yang hendak
dicapai. Data yang telah tersusun tersebut dihubungkan dan dibandingkan
antara satu dengan yang lainya sehingga muda ditarik kesimpulan sebagai
jawaban dari setiap permsalahan yang ada.
36
Ibid. h.341 37
Ibid. h. 345
-
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Pada penelitian ini akan dipaparkan fokus dari penelitian ini yaitu
penerapan green lifestyle warga Griya Lembah di RT 03 RW 024 Kelurahan
Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa Barat. Dimana penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
1. Kondisi Daerah Penelitian
a. Letak Geografis
Griya Lembah terletak di Kelurahan Abadijaya, Kecamatan
Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Kelurahan Abadijaya memiliki luas
wilayah 237 Ha dan terletak pada koordinat 6o14’17’’LS dan
106o50’8’’ BT. Batas wilayah Kelurahan Abadijaya sebagai berikut:
Skala
1:150.000
LOKASI
PENELITIAN
U
-
35
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Baktijaya
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Keluahan Sukmajaya
3. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Mekarjaya
4. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Cisalak
b. Kondisi Iklim
Kelurahan Abadijaya terletak 50 m diatas permukaan laut.
Banyaknya curah hujan di Kelurahan Abadijaya 240 mm/tahun. Suhu
udara rata-rata berkisar 32°C.
c. Kondisi Geologi dan Geomorfologi
Sebagian besar wilayah Kelurahan Abadijaya memiliki kemiringan
lereng kurang dari 15%. Bentuk kemiringan lereng wilayah tersebut
sangat menentukan jenis penggunaan lahan, intensitas penggunaan
lahan, dan kepadatan bangunan. Wilayah dengan kemiringan datar
hingga sedang digunakan untuk berbagai macam keperluan
khususnya pemukiman, industri, dan pertanian.
Berdasarkan atas elevasi atau ketinggian garis kontur, maka
bentang alam dari selatan ke utara merupakan daerah dataran rendah –
perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50-140 meter
di atas permukaan laut
Struktur geologi didaerah ini merupakan lapisan horizontal atau
sayap lipatan dengan kemiringan lapisan yang hampir datar, serta
sesar mendatar yang diperkirakan berarah utara.38
d. Kondisi Kependudukan
a) Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Kelurahan
Abadijaya, kondisi kependudukan berdasarkan jenis kelamin
seperti terlihat pada tabel 4.1
38
http://www.damandiri.or.id/file/ronilaipbbab4.pdf
-
36
Tabel 4.1 Kondisi kependudukan berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1 Laki-laki 24.386 orang 49.8%
2 Perempuan 24.661orang 50.2%
TOTAL 49.047 orang 100%
Sumber: Data monografi Kelurahan Abadijaya tahun 2013.
Jumlah penduduk perempuan di Kelurahan Abadijaya lebih
banyak dibandingkan jumlah laki-laki. Data ini selaras dengan
yang ditemukan di lapangan bahwa jumlah masyarakat yang
menjadi anggota POKLILI mayoritas adalah perempuan.
b) Berdasarkan Komposisi Umur
Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Kelurahan
Abadijaya, kondisi kependudukan berdasarkan komposisi umur
seperti terlihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Kondisi kependudukan berdasarkan komposisi umur
No Usia Jumlah Presentase
1 0-5 tahun 2.449 orang 5%
2 6-16 tahun 5.380 orang 11%
3 17-25 tahun 8.984 orang 19%
4 26-55 tahun 23.182 orang 47%
5 56 Keatas 9.052 orang 18%
TOTAL 49.047 orang 100%
Sumber: Data monografi Kelurahan Abadijaya tahun 2013.
Jumlah penduduk di Kelurahan Abadijaya banyak terdapat
diusia produktif antara 26-55 tahun. Menyusul kemudian usia 56
tahun keatas. Sementara rata-rata usia anggota POKLILI berkisar
dari 22 tahun hingga 60 tahun.
-
37
c) Berdasarkan Kelompok Tenaga Kerja
Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Kelurahan
Abadijaya, kondisi kependudukan berdasarkan kelompok tenaga
kerja seperti terlihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Kondisi kependudukan berdasarkan
kelompok tenaga kerja
No Usia Jumlah Presentase
1 10-14 tahun 254 orang 0.5%
2 15-19 tahun 1.340 orang 3%
3 20-26 tahun 14.158 orang 29%
4 27-40 tahun 21.750 orang 44%
5 41-56 tahun 9.376 orang 19%
6 57 Keatas 2.169 orang 4.5%
TOTAL 49.047 orang 100%
Sumber: Data monografi Kelurahan Abadijaya tahun 2013.
Anggota POKLILI banyak terdapat pada usia kelompok
tanga kerja usia 20-26 tahun, 27-40 tahun, 41-56 tahun, dan 57
keatas. Dan responden yang digunakan dalam penelitian ini
banyak terdapat di keempat kelompok tenaga kerja tersebut
d) Berdasarkan Mata Pencaharian
Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Kelurahan
Abadijaya, kondisi kependudukan berdasarkan mata pencaharian
seperti terlihat pada tabel 4.
Tabel 4.4 Kondisi Kependudukan berdasarkan mata pencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah Presentase
1 PNS 1.226 orang 4%
2 ABRI 1.005 orang 3.5%
-
38
3 Pegawai swasta 4.531 orang 16%
4 Wiraswata / pedagang 9.809 orang 34%
5 Pensiunan 7.357 orang 25.5%
6 Jasa 4.905 orang 17%
TOTAL 28.883 orang 100%
Sumber: Data monografi Kelurahan Abadijaya tahun 2013.
Data ini sama dengan yang ditemukan saat penelitian
berlangsung yaitu kebanyakan anggota POKLILI dan responden
penelitian ini berpropesi sebagai ibu rumah tangga. Dan
mayoritas diantaranya adalah pensiunan.
e) Berdasarkan Agama / Kepercayaan yang Dianut
Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Kelurahan
Abadijaya, kondisi kependudukan berdasarkan kepercayaan yang
dianut seperti terlihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Kondisi kependudukan berdasarkan
agama/kepercayaan yang dianut
No Agama / Kepercayaan Jumlah Presentase
1 Islam 43.218 oarang 89%
2 Kristen 2.492 orang 6%
3 Katolik 1.695 orang 3.5%
4 Hindu 171 orang 0.5%
5 Budha 471 orang 1%
6 Penganut/penghayat
kepercayaan terhadap
Tuhan YME
- orang 0%
TOTAL 49.047 orang 100%
Sumber: Data monografi Kelurahan Abadijaya tahun 2013.
Berdasarkan hasil wawancara dengan anggota POKLILI
dan masyarakat Griya Lembah mayoritas responden dan anggota
-
39
POKLILI menganut agama islam. Data ini sama dengan yang
ada pada monografi Kelurahan Abadijaya.
f) Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Kelurahan
Abadijaya, kondisi kependudukan berdasarkan pendidikan adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.6 Kondisi kependudukan berdasarkan pendidikan
No Pendidikan Jumlah Presentase
1 TK/RA 13.488 orang 27.5%
2 SD/MI 7.602 orang 15.5%
3 SLTP/MTs 7.357 orang 15%
4 SLTA/MA 12.262 orang 25%
5 Akademi (D1-D3) 4.905 orang 10%
6 Sarjana (S1-S3) 3.473 orang 7%
TOTAL 49.047 orang 100%
Sumber: Data monografi Kelurahan Abadijaya tahun 2013.
Anggota POKLILI memiliki latar belakang pendidikan
yang bermacam-macam. Namun mayoritas pengurus dan anggota
POKLILI memiliki latar pendidikan Sarjana.
2. Penerapan green waste dalam green lifestyle di Griya Lembah Depok
a. Pemahaman tentang Green Lifestyle
Pemahaman warga mengenai konsep green lifestyle atau gaya
hidup hijau masih sangat minim. Sebagian besar responden
memahami apa itu green lifestyle walaupun masih dalam konsep yang
sangat sederhana, yaitu gaya hidup yang bersahabat dengan
lingkungan, gaya hidup yang peduli terhadap lingkungan dan gaya
hidup yang ramah lingkungan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan
-
40
dari Ibu Lucy saat wawancara ketika ditanya apa yang beliau ketahui
mengenai green lifestyle. dan Ibu Lucy menjawab bahwa green
lifestyle adalah sebuah pilihan gaya hidup seseorang yang peduli
terhadap lingkungan dengan menjadikan alam sebagai sahabat39
.
Perilaku peduli terhadap lingkungan ini terlihat saat peneliti
melakukan observasi, dimana warga yang tinggal di lingkungan Griya
Lembah merawat dengan baik lingkungannya. Karena perumahan ini
terlihat bersih meskipun masih ada beberapa sampah yang terlihat
berterbangan tertiup angin. Adanya upaya warga menanam tanaman
di pot yang digantung di halaman rumah dan terdapatnya taman yang
ada di depan pintu masuk perumahan juga menunjukan bahwa area
penghijauan menjadi salah satu bentuk nyata kepedulian warga Griya
Lembah Depok terhadap lingkungan40
.
Hanya sedikit responden yang benar-benar paham dengan
konsep green lifestyle dan mengerti cara mengimplementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang dituturkan oleh Bu Rita
saat wawancara pada hari Jumat 10 Oktober 2014 di sekretariat
POKLILI, yang mengatakan pemilahan sampah dirumahnya adalah
wujud dari kegiatan green lifestyle dalam kesehariannya. Karena
dengan memilah sampah artinya sudah ada upaya untuk
meminimalisir sampah yang terbuang percuma begitu saja.
b. Pola perilaku warga yang mencerminkan green lifestyle
Hampir sebagian besar responden merasa sudah menerapkan
green lifestyle dalam aktifitasnya sehari-hari meskipun belum secara
keseluruhan. Fokus penerapan green lifestyle sebagian besar
responden memang terletak pada pengelolaan sampah rumah tangga
yang dihasilkan. Selaras dengan pernyataan dari Ibu Suhaimi saat
39
Wawancara dengan Lucy, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI, Griya
Lembah Depok 40
Hasil Observasi tanggal 3 Oktober 2014
-
41
wawancara yang mengatakan dirinya menerapkan gaya hidup hijau
(green lifestyle) baru sebatas pada mengumpulkan sampah plastik
untuk kemudian disetor ke Bank sampah41
.
Namun berdasarkan hasil observasi, setiap rumah juga
memanfaatkan pekarangan rumahnya sebagai area penghijauan meski
hanya dengan menanam tanam dalam pot gantung, dan kondisi
saluran air yang mengalir tidak tergenang oleh sampah. Hal ini
membuktikan bahwa bahwa pola perilaku sebagian besar responden
sudah menuju ke arah green lifestyle. Dan hanya sebagian kecil
responden yang merasa tidak menerapkan gaya hidup hijau atau green
lifestyle dalam kehidupan sehari-harinya.
c. Cara menerapkan green lifestyle
Cara setiap responden menerapkan green lifestyle dalam
kesehariannya sangat beragam. Hampir keseluruhan dari responden
yang di wawancarai melakukan pemilahan sampah sebagai langkah
sederhana dalam menerapkan green lifestyle di rumah. Sampah yang
dipilah tersebut biasanya dipilah berdasarkan sampah organik dan non
organik. Sebagian besar responden juga memberikan jawaban
tambahan, selain memilah sampah sebelum dibuang mereka juga
memasak makanan sendiri sebagai langkah menerapkan green lifestyle
dirumah.
Seperti yang dituturkan Ibu Joice ketika wawancara saat
ditanya bagaimana cara menerapkan green lifestyle dalam
kesehariannya, Bu Joice menjelaskan untuk menerapkan green lifestyle
dalam kesehariannya Bu Joice selalu membiasakan suami dan anak-
anaknya untuk membawa botol air minum saat ke kantor dan ke
sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan sampah
41
Wawancara dengan Suhaimi, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI,
Griya Lembah Depok
-
42
plastik jika membeli air kemasan dalam botol. Bu Joice juga
mengatakan bahwa dirinya membiasakan untuk memasak sendiri, agar
makanan yang di konsumsi keluarganya terjamin kualitas, kebersihan
dan kesehatannya42
.
Sebagian sisanya memilih cara yang lain dalam menerapkan
green lifestyle dalam kesehariannya. Seperti Bapak Muhasan yang
menerapkan pengurangan sampah plastik sebagai cara untuk
menerapkan green lifestyle. hal ini dilakukan dengan cara memilih
kemasan refill saat berbelanja agar sampah yang dihasilkan lebih
sedikit43
.
d. Keikutsertaan sebagai anggota POKLILI
Hampir seluruh responden terdaftar sebagai anggota dari
POKLILI. Hanya sebagian kecil responden yang tidak terdaftar
sebagai anggota. Latar belakang keikutsertaan setiap responden
berbeda-beda. Sebagian responden ikut sebagai anggota POKLILI
karena ingin memanfaatkan sampah yang mereka hasilkan setiap
harinya, terutama sampah plastik. Hal ini terlihat saat peneliti
melakukan Observasi pada hari Jumat tanggal 3 Oktober 2014 dimana
warga terlihat membawa banyak sampah ke sekretariat POKLILI
untuk melakukan penyetoran dan penimbangan sampah yang mereka
kumpulkan. Setelah sampah-sampah tersebut ditimbang, kemudian
dicatat jumlah dan harga dari sampah yang mereka setor44
. Sehingga
sampah tersebut bisa bermanfaat dan memberikan nilai ekonomis bagi
anggota POKLILI.
Sebagian lagi mengatakan latar belakang keikutsertaan mereka
sebagai anggota POKLILI berawal dari rasa kepedulian terhadap
42
Wawancara dengan Joice, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI, Griya Lembah Depok
43 Wawancara dengan Muhasan, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI,
Griya Lembah Depok 44
Hasil Observasi tanggal 3 Oktober 2014
-
43
lingkungan mereka. Ada rasa kekhawatiran melihat lingkungan mereka
penuh dengan sampah yang berserakan. Seperti yang dikatakan oleh
Ibu Yuni saat wawancara, keikutsertaannya sebagai anggota POKLILI
di latar belakangi oleh adanya Tempat Pembuangan Sampah
Sementara di depan Kompleks perumahan Griya Lembah Depok yang
menimbulkan bau yang tidak enak. Berawal dari hal tersebut muncul
lah pemikiran bagaimana caranya sampah-sampah tersebut tidak lagi
terbuang percuma begitu saja dan justru bisa memberikan manfaat bagi
warga Griya Lembah45
.
Hanya sedikit sekali responden yang tidak terdaftar sebagai
anggota POKLILI. Responden tersebut merasa mengikuti kegiatan-
kegiatan yang diadakan POKLILI hanya membuang-buang waktu saja.
e. Efektivitas kegiatan hijau yang dilaksanakan POKLILI
Seluruh responden mengatakan bahwa kegiatan hijau yang
dilaksanakan oleh POKLILI sangat efektif membuat lingkungan
mereka menjadi bersih dan bebas dari sampah yang berserakan.
Karena sampah bukan lagi benda yang tidak bermanfaat, tapi kini
sampah bisa dimanfaatkan dengan baik Hal ini diperkuat dengan
pernyataan Bapak Muhasan saat wawancara yang mengatakan bahwa
lingkungannya menjadi bebas dari sampah karena sampah yang
sebelumnya hanya dibuang kini bisa dimanfaatkan dengan disetor ke
Bank sampah. Kesuksesan POKLILI dengan program Bank sampah di
RT 03 RW 024, membuat munculnya kebijakan yang mewajibkan
untuk setiap RT minimal setiap RW memiliki Bank s