pengaruh shopping lifestyle, discount dan …eprints.iain-surakarta.ac.id/2437/1/herdin...
TRANSCRIPT
PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE, DISCOUNT DAN PROMOSIPENJUALAN TERHADAP IMPULSE BUYING PADA
PELANGGAN DI TRANSMART SOLO
SKRIPSI
Diajukan KepadaFakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri SurakartaUntuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
HERDIN FEBRIYANTONIM. 14.51.11.005
JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAHFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA2018
ii
PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE, DISCOUNT DAN PROMOSI
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO
Terus berjuang, bergerak, belajar, dan bekerja. Maka kesuksesandan kemenangan sejati akan kita dapatkan. Keberhasilan adalah kemampuanuntuk melewati dan mengatasi dari suatu kegagalan ke kegagalan berikutnya
tanpa harus kehilangan semangat. Lebih baik fokus pada usaha sendiridaripada merasa iri dengan prestasi teman, jika orang lain bisa
maka aku juga termasuk bisa.(Herdin Febriyanto)
Ku olah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam bab sejumlahlima, jadilah mahakarya, gelar sarjana kuterima, orang tua,saudara-saudaraku
tercinta, calon istri dan calon mertua pun bahagia.
Kesuksesan akan diraih dengan terus belajar, sukses adalah berani bertindakdan punya prinsip
Don’t lose the faith, keep praying, keep trying!
viii
PERSEMBAHAN
Dengan segala rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan atas doa
serta dukungan dari orang-orang tercinta, alhamdulillah akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu, karya ini ku persembahkan kepada :
1. Kedua orang tua ku, Bapak Sugiat dan Ibu Yuniah yang selalu menyebut
namaku disetiap doa, yang selalu memberikan nasehat, motivasi, yang
selalu jadi tempat mengadu, kalian orang tua yang luar biasa hebat.
Semoga selalu diberikan kesehatan, dan anak-anaknya bisa jadi
kebanggaan. Amiinnn, terimakasih kesayangan.
2. Kakak dan adikku tersayang, Intanik dan Amanda yang selalu berdoa dan
memberi dukungan kepadaku.
3. Kekasihku, Safitri Romadhona yang selalu memberi semangat dan doa di
setiap langkah demi langkah dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih
sudah membangkitkan semangat ketika sedang malas-malasan
mengerjakan skripsi. Terimakasih penyemangatku.
4. Teimakasih kepada sahabat-sahabatku yang berada dalam kawasan garis
keras Kos Herman Family Malik yang sangat berkesan karena sering
bangun kepagian, Fani yang rajin ngehabisin makanan dikos, Yudhi selalu
menjemputku dan mambawaku pulang ke kos ketika ke kampus, Wahyu,
Febrista, Ikbal kalian luar biasa !
5. Teman-teman seperjuanganku MBS angkatan 2014 khususnya kelas A
yang telah memberikan pelajaran hidup kepadaku.
6. Almamaterku IAIN Surakarta.
ix
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan oleh penulis satu persatu yang
telah berjasa dan membantuku baik moril maupun spiritnya dalam
penyusunan skripsi.
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
karunia dan hidayahnya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi, yang
berjudul “Pengaruh Shopping Lifestyle, Discount, dan Promosi Penjualan
Terhadap Impulse Buying pada Pelanggan Di Transmart Solo”. Skripsi ini disusun
untuk menyelesaikan Studi Jenjang Strata 1 (S1) Jurusan Manajemen Bisnis
Syari’ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta.
Penyusunan skripsi ini telah banyak mendapatkan dukungan dan batuan
dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran, waktu, tenaga dan
sebagainya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dr. H. Mudofir S.Ag., M.Pd., Rektor Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
2. Drs.H.Sri Walyoto, MM.,Ph.D., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
3. Datien Eriska Utami, SE., M.Si., Ketua Jurusan Manajemen Bisnis Syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan sekaligus Dosen Pembimbing
Akademik saya.
4. Dr. Awan Kostrad Diharto, M.Ag. Pembimbing Skripsi yang telah sabar
memberikan bimbingan dengan keikhlasan meluangkan waktunya untuk
memberikan nasehat, masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi.
xi
5. Erland Cahyo Saputro, S.Sos., M.Si., Kepala Perpustakaan IAIN Surakarta.
6. Konsumen Transmart Solo yang telah membantu dan melayani semua
kebutuhan data dan informasi yang penulis perlukan dalam penelitian.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta
yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.
8. Bapak dan Ibuku tercinta, terima kasih atas do’a, cinta serta dukungan yang
tak pernah ada habisnya, kasih sayangmu tak akan pernah kulupakan.
9. Teman-teman MBS angkatan 2014 khususnya kelas A yang telah
memberikan pelajaran hidup kepadaku.
Terhadap semuanya tiada kiranya penulis dapat membalasnya, hanya do’a
serta puji syukur kepada Allah SWT, semoga memberikan balasan kebaikan
kepada semuanya. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Surakarta, 17 Juli 2018
Penulis
xii
ABSTRACT
This study aims to determine the influence of shopping lifestyle, discount,and sales promotion of impulse buying. The object studied in this research is thenewly established modern retail in Solo in 2017 namely Transmart Solo. This typeof research is quantitative. The population in this study are consumers who havebeen to Transmart Solo. The sample in this study were 100 respondents using nonprobability sampling method.
The results show that shopping lifestyle has a value of t = 5.556 > t table= 1.984 with a significance level of 0.000 < 0.05. This shows that shoppinglifestyle has a significant effect on impulse buying on customers in TransmartSolo. While the discount variable has a value of t = 0.159 <t table = 1.984 with asignificance level of 0.874 0.05 so it can be concluded that the discount does notsignificantly influence impulse buying. Sales promotion variables obtained valueof t = 2.599 > t table = 1.984 with a significance level of 0.011 < 0.05 so it canbe concluded that sales promotion has a significant effect on impulse buying.
Keywords: shopping lifestyle, discount, sales promotion and impulse buying
xiii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh shopping lifestyle,discount, dan promosi penjualan terhadap impulse buying. Obyek yang ditelitidalam penelitian ini adalah retail modern yang baru berdiri di Solo tahun 2017yaitu Transmart Solo. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Populasi dalampenelitian ini adalah konsumen yang pernah berkunjung ke Transmart Solo.Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 responden dengan menggunakanmetode non probability sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa shopping lifestyle mempunyai nilaithitung = 5,556 > ttabel = 1,984 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 halini menunjukkan bahwa shopping lifstyle berpengaruh signifikan terhadap impulsebuying pada pelanggan di Transmart Solo. Sementara variabel discountmempunyai nilai thitung = 0,159 < ttabel = 1,984 dengan tingkat signifikansi sebesar0,874 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa discount tidak berpengaruhsignifikan terhadap impulse buying. Variabel promosi penjualan diperoleh nilaithitung = 2,599 > ttabel = 1,984 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,011 < 0,05sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi penjualan berpengaruh signifikanterhadap impulse buying.
Kata kunci: shopping lifestyle, discount, promosi penjualan dan impulsebuying
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN BIRO SKRIPSI ........................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI................................. iv
HALAMAN NOTA DINAS...................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN MUNAQASYAH...................................... vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... x
ABSTRACT............................................................................................... xii
ABSTRAK ................................................................................................. xiii
DAFTAR ISI.............................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL...................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xix
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ........................................................... 7
1.3. Batasan Masalah................................................................. 8
1.4. Rumusan Masalah .............................................................. 8
1.5. Tujuan penelitian ................................................................ 9
1.6. Manfaat Penelitian.............................................................. 9
xv
1.7. Sistematika Penulisan Skripsi............................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Kajian Teori........................................................................ 12
2.1.1. Perilaku Konsumen .................................................. 12
2.1.2. Shopping Lifestyle ................................................... 13
2.1.3. Discount ................................................................... 14
2.1.4. Promosi Penjualan.................................................... 16
2.1.4.1. Tujuan Promosi Penjualan........................ 18
2.1.4.2. Metode-metode Promosi Penjualan
Konsumen................................................. 19
2.1.5. Impulse Buying ......................................................... 22
2.2. Hasil Penelitian Yang Relevan........................................... 16
2.3. Kerangka berpikir ............................................................... 27
2.4. Hipotesis ............................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Wilayah Penelitian ........................................... 33
3.2. Jenis Penelitian ................................................................... 33
3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ......... 33
3.3.1. Populasi .................................................................. 33
3.3.2. Sampel .................................................................... 34
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel .................................. 34
3.4. Data dan Sumber Data........................................................ 35
3.5. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 35
xvi
3.6. Variabel Peneletian ............................................................ 36
3.7. Definisi Operasional Variabel ............................................ 37
3.8. Teknik Analisis Data .......................................................... 38
3.8.1. Analisis Deskriptif .................................................. 38
3.8.2. Uji Instrumen .......................................................... 39
1. Uji Validitas...................................................... 39
2. Uji Reliabilitas .................................................. 39
3.8.3. Uji Asumsi Klasik .................................................. 40
1. Uji Normalitas ................................................. 40
2. Uji Heteroskedastisitas .................................... 40
3. Uji Multikolinieritas ........................................ 41
3.8.4. Analisis Regresi Berganda...................................... 41
3.8.5. Uji Ketetapan Model............................................... 42
1. Uji F .................................................................. 42
2. Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................ 42
3.8.6. Uji Hipotesis (Uji t) ................................................ 43
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Penelitian .............................................. 44
4.2. Pengujian dan Hasil Analisi Data....................................... 44
4.2.1. Deskripsi Responden.............................. ................ 44
4.2.2. Uji Instrumen Penelitian ......................................... 45
1. Uji Validitas...................................................... 45
2. Uji Reliabilitas .................................................. 46
xvii
4.3. Pengujian dan Hasil Analisis Data ..................................... 47
4.3.1. Uji Asumsi Klasik ................................................ 47
1. Uji Normalitas................................................ 47
2. Uji Heterokedastisitas .................................... 49
3. Uji Multikolinieritas....................................... 49
4.3.2. Analisis Regresi Berganda ................................... 50
4.3.3. Hasil Uji Ketepatan Model................................... 52
1. Uji F ................................................................. 52
2. Koefisien Determinasi (R2) ............................. 54
4.3.4. Uji Hipotesis ........................................................ 54
1. Uji t................................................................. 54
2. Hasil Uji Hipotesis ......................................... 56
BAB V PENUTUP
1.1. Kesimpulan......................................................................... 61
1.2. Keterbatasan Penelitian ...................................................... 61
1.3. Saran ................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Hasil Penelitian Yang Relevan .............................................. 36
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel................................................ 37
Tabel 4.1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis kelamin.................. 41
Tabel 4.2. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ................................ 41
Tabel 4.3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan........................ 41
Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas.................................................................. 46
Tabel 4.5. Hasil Uji Reliabilitas.............................................................. 47
Tabel 4.9. Hasil Uji Normalitas .............................................................. 48
Tabel 4.10. Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................. 49
Tabel 4.11. Hasil Uji Multikolinieritas ..................................................... 50
Tabel 4.12. Hasil Analisis Regresi Berganda............................................ 51
Tabel 4.8. Hasil Uji F.............................................................................. 53
Tabel 4.6. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................... 54
Tabel 4.7. Hasil Uji T.............................................................................. 55
Tabel 4.13. Hasil Pengujian Hipotesis ...................................................... 56
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3. Kerangka Berpikir ................................................................. 29
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian ................................................................ 64
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian........................................................... 65
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Kuesioner.............................................. 68
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas .............................................................. 74
Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................... 77
Lampiran 6 Hasil Uji Asumsi Klasik..................................................... 79
Lampiran 7 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda .................................. 81
Lampiran 8 Hasil Uji Ketepatan Model ................................................. 82
Lampiran 9 Hasil Uji T .......................................................................... 83
Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup......................................................... 84
1
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era modern sekarang ini, keberadaan pasar tradisional mulai tergeser
dimana masyarakat cenderung lebih memilih untuk berbelanja di ritel modern. Hal
ini dikarenakan perihal kemajuan teknologi dan tuntutan kebutuhan konsumen
yang terus meningkat yang menjadi pendorong orientasi bisnis dalam lingkup
bisnis ritel. Pergeseran pola perilaku belanja mayarakat sekarang ini tidak hanya
untuk memenuhi kebutuhan berbelanja saja namun juga untuk memenuhi
kebutuhan untuk berekreasi dan mencari hiburan (Utami, 2008).
Oleh karena tuntutan tersebut, paradigma ritel tradisional bahwa yang
terpenting dalam menjalankan bisnis ritel adalah menjalankan fungsinya dalam
mengaktualkan transaksi penjualan sebagai tujuan utama aktifitas ritel, harus
diubah dengan paradigm ritel modern yang lebih memfokuskan diri pada
bagaimana ritel dapat memenuhi kebutuhan dasar sekaligus kebutuhan tambahan
dalam menjalankan fungsinya sebagai perantara (Utami, 2008).
Bank Indonesia (BI) memperkirakan penjualan ritel pada bulan Oktober
melambat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Buktinya hasil Survei
Penjualan Eceran versi BI, Indeks Penjualan Ritel (IPR) pada Oktober hanya
tumbuh 1,3 persen. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, IPR mencapai
1,8 persen. Padahal IPR pada September juga sudah melambat jika dibandingkan
dengan bulan sebelumnya yang masih tumbuh di sekitaran 2,2 persen.
BI menduga melambatnya penjualan ritel pada bulan lalu dikarenakan
adanya peregangan di kelompok non-makanan sekitar 9,4 persen, lebih tajam
1
2
dibandingkan kontraksi September yang sebesar 6,2 persen. Itu terutama karena
penurunan kelompok peralatan informasi dan komunikasi akibat penurunan
penjualan produk elektronik. Namun, penjualan ritel kelompok makanan di
Oktober 2017 tumbuh 9,3 persen, lebih tinggi dibanding pertumbuhan bulan
sebelumnya yang sebesar 7,6 persen.
Peningkatan terutama terjadi pada penjualan produk bahan makanan,
makanan jadi, dan tembakau. Dari fakta itu, penjualan eceran pada Oktober
diperkirakan turun 0,3 persen secara bulanan, meski lebih baik dibanding pada
September yang turun 0,4 persen secara bulanan. Dengan demikian, BI
menyimpulkan pertumbuhan IPR sejak awal tahun hingga Oktober 2017
cenderung melambat secara tahunan (Koransulindo.com)
Sebelumnya, Bank Indonesia merilis hasil survei yang menunjukkan
penjualan ritel di kuartal pertama 2017 turun 0,25 persen dibanding kuartal
pertama 2016. Survei penjualan ritel yang dilakukan BI juga menunjukkan
pertumbuhan yang lambat di Januari 2017 dan stagnan di Februari 2017.
Gambar 1.1Penjualan ritel semester I (2016-2017)
Sumber : Alfaria Trijaya Tbk. (Katadata.co.id)
3
Dari data statistik di atas, Penjualan ritel nasional periode Januari-Juni
2017 mengalami perlambatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya
(YoY). Data Nielsen Retail Audit dalam presentasi PT Sumber Alfaria Trijaya
Tbk menunjukkan bahwa penjualan ritel nasional pada semester I tahun ini hanya
tumbuh 3,7 persen dari sebelumnya sebesar 10,2 persen.
Di pasar modern, pertumbuhan penjualan ritel pada paruh pertama tahun
ini melambat menjadi 4,8 persen dari sebelumnya 11,4 persen. Untuk mini market
pertumbuhannya melambat menjadi 7,04 persen dari sebelumnya 18 persen.
Sedangkan untuk hyper/super market justru tumbuh 0,4 persen dari sebelumnya
hanya 0,1 persen.
Perlambatan tidak hanya terjadi di pasar modern, tapi dialami juga oleh
pasar tradisional. Pertumbuhan penjualan eceran di pasar tradisional dalam enam
bulan pertama 2017 juga melambat menjadi 2,9 persen dari sebelumnya mencapai
9,4 persen. Lesunya perekonomian domestik dan turunnya daya beli masyarakat
telah berdampak terhadap penjualan eceran di tanah air (Katadata.co.id).
Aprindo menilai ada tiga faktor yang menyumbang kelesuan di bisnis ritel.
Pertama, adanya sentimen negatif atas perpajakan yang digenjot pemerintah.
Kedua, sentimen negatif atas Pilkada yang terjadi di sejumlah provinsi serta
kabupaten/kota di Indonesia. Ketiga, adanya perubahan gaya hidup masyarakat.
Terkait faktor ketiga ini, Aprindo menilai ada pergeseran perilaku berbelanja di
kalangan masyarakat kelas menengah. Mereka yang biasanya berbelanja dalam
jumlah banyak untuk stok satu bulan, mulai mengubah pola belanjanya dengan
4
membeli barang sesuai kebutuhan. Mereka juga cenderung menunda belanja
karena menunggu promo diskon (Republika.co.id)
Saat banyak perusahaan retail modern menutup gerai, Transmart justru
gencar berekspansi. Transmart memang menargetkan pembukaan 30 gerai baru
tahun ini, salah satunya ada di Pasaraya Blok M, lokasi yang justru baru
ditinggalkan Matahari. Terakhir, retail modern besutan Chairul Tanjung ini
membuka gerai ke-104 di Solo, Jawa Tengah pada hari Jumat 1 Desember di
Pabelan, Sukoharjo ini resmi beroperasi pada Jumat 1 Desember.
Gambar 1.2Jumlah gerai PT. Trans Retail Indonesia (Nov 2017)
Sumber : Pingit Aria (katadata.co.id).
Untuk itu, Transmart sebagai salah satu retail modern yang berdiri di solo
tepatnya di Pabelan, Sukoharjo lebih fokus dalam bersaing dengan perusahaan
retail modern yang sudah ada di Solo. Semakin banyaknya bisnis ritel modern
yang ada di Solo, membuat peritel berlomba-lomba menarik perhatian konsumen
5
agar tetap menjaga eksistensi dan meningkatkan omzet penjualan yang didapat
dari pembelian yang dilakukan konsumen.
Untuk menarik perhatian konsumen agar membeli produk yang dijual,
pengusaha bisnis ritel melakukan promosi penjualan seperti buy one get one free,
pemberian kupon belanja. Selain itu pengusaha bisnis ritel juga mengadakan
discount untuk setiap pembelian produknya. Salah satu jenis pembelian yang
dilakukan oleh konsumen adalah pembelian yang tidak terencana atau impulse
buying.
Perilaku konsumen yang menarik di dalam toko ritel modern yaitu adanya
perilaku impulse buying atau yang biasa disebut pemasar dengan pembelian yang
tidak direncanakan. Pembelian impulsive (impulsive buying) adalah perilaku
berbelanja yang terjadi secara tidak terencana, tertarik secara emosional, dimana
proses pembuatan keputusan dilakukan dengan cepat tanpa berpikir secara bijak
dan pertimbangan terhadap keseluruhan informasi dan alternatif yang ada (Goyal,
2010).
Saat ini impulse buying merupakan fenomena yang telah menarik
perhatian penelitian khususnya di negara-negara maju (Utami & Rastini,
2015:1230). Peranan belanja impulsif konsumen tersebut telah memberikan
kontribusi bagi kinerja pendapatan toko-toko ritel untuk meningkatkan penjualan,
hal ini menjadi topik bahasan penting pada banyak penelitian selama beberapa
dekade terakhir (Bong, 2011)
Menurut Waworuntu (2014) Mall yang ingin memenangkan persaingan
harus memiliki suatu strategi. Salah satu strategi yang dapat diterapkan yaitu
6
dengan cara memahami dari konsep Impulse Buying, karena sebagian besar
konsumen yang melakukan kegiatan berbelanja, memutuskan untuk membeli
secara tidak terencana atau secara tiba-tiba. Jadi dengan memahamim betul
konsep dari Impulse Buying, maka peluang untuk memenangkan persaingan akan
semakin tinggi.
Menurut Rook dan Gardner (1993) impulse buying didefinisikan sebagai
pembelian yang tidak direncanakan, yang ditandai dengan pengambilan keputusan
yang relatif cepat. Penelitian menunjukkan efek dari impulse buying adalah
suasana hati dan keadaan yang afektif, selain itu juga menemukan bahwa
konsumen yang memiliki suasana hati (mood) akan lebih kondusif untuk
berperilaku impulse buying daripada konsumen yang tidak memiliki suasana hati.
Apalagi ketika pembelian produk bersifat impulse buying, pembelanjaan
yang tidak direncanakan ketika konsumen dalam kondisi 'terdesak' merasa harus
membeli dan memiliki barang atau produk segera saat itu juga. Perilaku pelayan
toko dapat mempengaruhi segala kemungkinan yang terjadi di titik beli
(Rahmasari, 2010). Perusahaan ritel harus bisa mengenali dan memahami perilaku
konsumen agar mendapatkan konsumen yang potensial. Secara umum, sebelum
melakukan pembelian konsumen melakukan perencanaan terlebih dahulu tentang
jenis, jumlah, harga, tempat dan aspek lain dari barang yang akan dibeli. Namun,
beberapa perusahaan ritel menerapkan berbagai strategi agar konsumen lebih
tertarik melakukan pembelian secara spontan, tanpa perencanaan terlebih dahulu
(Winantri, 2016).
7
Hasil survey yang dilakukan oleh AC Nielson yang menyatakan bahwa
85% konsumen ritel modern di Indonesia cenderung berbelanja secara impulsif.
Konsumen dalam membeli kebutuhannya tidak akan memikirkan suatu produk
tertentu atau merek tertentu melainkan mereka langsung membeli karena
ketertarikannya terhadap produk tersebut yang muncul secara tiba-tiba. Hasil
wawancara tidak terstruktur yang telah dilakukan oleh beberapa pelanggan pada
penelitian terdahulu dikatakan bahwa pelanggan sering melakukan impulse buying
dikarenakan pemberian diskon yang menarik ditambah dengan potongan harga
pada saat pembelian. kedua, produk fashion yang dijual mengikuti trend yang ada,
sesuai dengan citra diri seseorang tersebut, harga yang dijual sesuai dengan
kualitas, dan memiliki banyak pilihan produk fashion.
Namun tidak dipungkiri bahwa tidak jarang ditemukan pelanggan yang
tidak sering melakukan impulse buying karena tempat lalu lalang pelanggan yang
sempit, dimana pada saat ramai pelanggan sering berdesak desakan, pendapatan
yang dimiliki tidak mencukupi, busana yang diinginkan tidak dijual dan
pemberian diskon hanya pada busana tertentu saja.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Shopping lifestyle, Discount, dan Promosi
Penjualan terhadap Impulse Buying”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan untuk mempermudah
pembahasan dan penyusunan kerangka pemikiran, maka permasalahan yang
muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut:
8
1. Perubahan gaya hidup masyarakat terkait perilaku berbelanja di kalangan
masyarakat kelas menengah mempengaruhi lesunya bisnis ritel.
2. Menurunnya daya beli masyarakat akibat kurangnya promo yang
dilakukan oleh pebisnis ritel untuk menarik perhatian pelanggan.
3. Masyarakat cenderung menunggu discount dalam melakukan pembelian.
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ditetapkan agar penelitian terfokus
pada pokok permasalah yang ada beserta pembahasannya, sehingga penilitian
diharapkan penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan yang telah
ditetapkan. Penelitian ini dibatasi pada masalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan pada konsumen yang pernah belanja di Transmart
Solo.
2. Peenelitian ini hanya meneliti pengaruh Shopping Lifestyle, Discount, dan
Promosi Penjulan terhadap Impulse Buying.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Shopping Lifestyle berpengaruh signifikan terhadap Impulse
Buying?
2. Apakah Discount berpengaruh signifikan terhadap Impulse Buying?
3. Apakah Promosi Penjualan berpengaruh signifikan terhadap Impulse
Buying?
9
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk menganalisis apakah Shopping Lifestyle berpengaruh signifikan
terhadap Impulse Buying.
2. Untuk menganalisis apakah Discount berpengaruh signifikan terhadap
Impulse Buying.
3. Untuk menganalisis apakah Promosi Penjualan berpengaruh signifikan
terhadap Impulse Buying.
1.6 Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat bagi
pihak yang terkait antara lain:
1. Bagi Akademisi
a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi tambahan bagi
peneliti berikutnya.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah akademik
sehingga berguna untuk pengembangan ilmu.
2. Bagi Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat
bagi peruahaan, baik berupa masukan ataupun pertimbangan terkait dengan sales
retail service quality terhadap impulse buying dan minat beli ulang dengan
mediasi costumer’s mood.
10
1.7 Sistematika Penulisan Skripsi
1. BAB I PENDAHULUAN
Berisi uraian tentang:
a. Latar Belakang Masalah
b. Identifikasi Masalah
c. Batasan Masalah
d. Rumusan Masalah
e. Tujuan Penelitian
f. Manfaat Penelitian
g. Sistematika Penulisan Skripsi
2. BAB II LANDASAN TEORI
Berisi uraian tentang:
a. Kajian Teori
b. Hasil Penelitian yang Relevan
c. Kerangka Berfikir
d. Hipotesis
3. BAB III METODE PENELITIAN
Berisi uraian tentang:
a. Waktu dan Wilayah Penelitian
b. Jenis Penelitian
c. Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan Sampel
d. Data dan Sumber Data
e. Teknik Pengumpulan Data
11
f. Variabel Penelitian
g. Definisi Operasional Variabel
h. Teknik Analisis Data
4. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Berisi uraian tentang:
a. Gambaran Umum Penelitian
b. Pengujian dan Hasil Analisis Data
c. Pembahasan Hasil Analisis Data (Pembuktian Hipotesis)
5. BAB V PENUTUP
Berisi uraian tentang:
a. Kesimpulan
b. Keterbatasan Penelitian
c. Saran-saran
12
BAB IILANDASAN TEORI
2.1. Kajian Teori
2.1.1. Perilaku Konsumen
Menurut Morrisan (2010) perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai:
the process and activities people engage in when searching for, selecting,
purchasing, using, evaluating, and disposing of product and service so as to
satisfy their needs and desire, artinya suatu proses dan kegiatan yang terlibat
ketika orang mencari, memilih, membeli menggunakan, mengevaluasi dan
membuang produk dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Menurut Suryani (2008) pengertian perilaku merupakan proses yang
dinamis yang mencakup perilaku konsumen individual, kelompok, dan anggota
masyarakat yang secara terus menerus mengalami perubahan. Perilaku konsumen
merupakan tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi serta proses
yang dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan menghentikan
produk, jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhan dan dampaknya
terhadap konsumen atau masyarakat.
Perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian
(buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan
pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide. Definisi tentang perilaku
konsumen juga menyatakan bahwa proses pertukaran melibatkan serangkaian
langkah-langkah, dimulai dengan tahap perolehan atau akuisisi dan tahap
konsumsi (Mowen, 2004).
12
13
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) karakteristik yang memengaruhi
perilaku konsumen yaitu :
1. Faktor Budaya
Mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam pada perilaku konsumen.
Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh budaya, sub budaya,
dan kelas sosial pembeli.
2. Faktor social
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti
kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen.
3. Faktor pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti
usia, dan tahap siklus hidup pembeli, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya
hidup, serta kepribadian dan konsep diri.
4. Faktor psikologis
Selanjutnya pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor
psikologis utama seperti motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan
dan sikap.
2.1.2 Shopping Lifestyle
Menurut Levy (2009) Shopping lifestyle adalah gaya hidup yang mengacu
pada bagaimana seseorang hidup, bagaimana mereka menghabiskan waktu, uang,
kegiatan pembelian yang dilakukan, sikap dan pendapat mereka tentang dunia
dimana mereka tinggal.
14
Shopping lifestyle adalah ekspresi tentang lifestyle dalam berbelanja yang
mencerminkan perbedaan status sosial. Cara kita berbelanja mencerminkan status,
martabat, dan kebiasaan. Shopping lifestyle menunjukkan cara yang dipilih oleh
seseorang untuk mengalokasikan pendapatan, baik dari segi alokasi dana untuk
berbagai produk dan layanan, serta alternatif-alternatif tertentu dalam pembedaan
kategori serupa (Japarianto 2011).
Shopping lifestyle didefinisikan sebagai perilaku yang ditunjukkan oleh
pelanggan sehubungan dengan serangkaian tanggapan pribadi dan pendapat
tentang pembelian produk (Tirmizi, dkk., 2009).
2.1.3 Discount
Menurut Sutisna (2002) discount adalah pengurangan harga produk dari
harga normal pada periode tertentu. Sedangkan menurut Tjiptono (2008) discount
merupakan potongan harga yang diberikan oleh penjual kepada pembeli sebagai
penghargaan atas aktivitas tertentu dari pembeli yang menyenangkan bagi penjual.
Menurut Sutisna (2002) tujuan pemberian potongan harga adalah:
1. Mendorong pembelian dalam jumlah besar.
2. Mendorong agar pembelian dapat dilakukan dengan kontan atau waktu
yang lebih pendek.
3. Mengikat pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain.
Menurut Tjiptono (2008) terdapat empat bentuk diskon, diantaranya
adalah sebagai berikut:
15
1. Diskon Kuantitas
Diskon kuantitas merupakan potongan harga yang diberikan guna
mendorong konsumen agar membeli dalam jumlah yang lebih banyak,
sehingga meningkatkan volume penjualan secara keseluruhan. Diskon
kuantitas terdiri atas dua jenis, yaitu :
a. Diskon Kuantitas Kumulatif
Diskon kuantitas kumulatif diberikan kepada konsumen yang
membeli barang selama periode waktu tertentu, misalnya terus-
menerus selama satu tahun.
b. Diskon Kuantitas Non Kumulatif
Diskon kuantitas non kumulatif didasarkan pada pesanan
pembelian secara individual. Jadi hanya diberikan pada satu
pembelian dan tidak dikaitkan dengan pembelian-pembelian
sebelum dan sesudahnya.
2. Diskon Musiman
Diskon musiman adalah potongan harga yang diberikan hanya pada masa-
masa tertentu saja. Diskon musiman digunakan untuk mendorong
konsumen agar membeli barang-barang yang sebenarnya baru akan
dibutuhkan beberapa waktu mendatang.
3. Diskon Kas (Cash discount)
Diskon kas merupakan potongan harga yang diberikan apabila pembeli
membayar tunai barang-barang yang dibelinya atau membayarnya dalam
16
jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian transaksi (termin
penjualan/ sales term).
4. Trade (Functional) Discount
Trade discount diberikan oleh produsen kepada para penyalur yang terlibat
dalam pendistribusian barang dan pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu,
seperti penjualan, penyimpanan, record keeping.
Selain empat macam diskon diatas, ada pula istilah harga obral (sale
price), yakni diskon sementara dari harga menurut daftar (list price). Tipe diskon
ini bertujuan mendorong pembelian dengan segera.
2.1.4 Promosi Penjualan
Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan
berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan
segera danmeningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan (Tjiptono, 2008).
Sedangkan Promosi penjualan menurut Cummins (2010) adalah serangkaian
teknik yang digunakan untuk mencapai sasaran-sasaran penjualan/pemasaran
dengan penggunaan biaya yang efektif, dengan memberikan nilai tambah pada
produk atau jasa baik kepada para perantara maupun pemakai langsung, biasanya
tidak dibatasi dalam jangka waktu tertentu.
Menurut Kotler dan Keller (2009) promosi penjualan (sales promotion)
merupakan bahan inti dalam kampanye pemasaran, terdiri dari koleksi alat
insentif, sebagian besar jangka pendek, yang dirancang untuk menstimulasikan
pembelian yang lebih cepat atau lebih besar atas produk atau jasa tertentu oleh
konsumen atau perdagangan.
17
Menurut Kotler dan Amstrong (2001) tujuan promosi penjualan sangat
luas penjual bisa menggunakan promosi konsumen tujuannya adalah untuk
menarik konsumen agar mau mencoba produk baru, memancing konsumen agar
meninggalkan produk pesaing, atau untuk membuat konsumen meninggalkan
produk yang sudah matang, atau menahan dan memberi penghargaan pada
konsumen yang loyal. Tujuan promosi dagang mencakup: membuat pengecer
mendagangkan produk baru dan memberi ruang lebih banyak untuk persediaan,
membuat mereka membeli di muka.
Menurut Swastha (2007) promosi penjualan adalah kegiatan-kegiatan
pemasaran selain personal selling, periklanan, dan publisitas, yang mendorong
efektivitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat-alat
seperti peragaan, pameran, demonstrasi, dan sebagainya.
Menurut Julian Cummins dan Roddy (2004) terdapat enam alasan utama
untuk perkembangan promosi penjualan yang sangat luas dan alasan bagi para
manajer untuk menyatakan bahwa promosi sangat penting dalam membangun
hubungan dengan pelanggan:
1. Perusahaan makin lama bekerja makin baik. Promosi penjualan
menawarkan pemutus rantai (chain breaker) di pasar yang sebagian besar
produk yang ditawarkannya sempurna.
2. Pelanggan mencari kelebihan dari merek yang mereka beli. Promosi
penjualan menawarkan sesuatu yang baru, kegembiraan dan humor di
tempat pembelian.
3. Tekanan untuk memperoleh hasil dalam jangka pendek makin meningkat.
18
4. Pemirsa TV terfragmentasi sejalan dengan meningkatnya jumlah saluran
acara sehingga untuk mencapai kelompok pemirsa tertentu menjadi makin
mahal.
5. Makin banyaknya merek dan produk yang saling bersaing membuat orang
menutup mata dari pesan iklan yang diarahkan ke mereka.
6. Riset iklan menunjukkan bagwa pengaruh penjualan dari iklan TV selama
periode empat minggu adalah dua sampai tujug kali lebih besar apabila
berbarengan dengan promosi.
2.1.4.1 Tujuan Promosi Penjualan
Menurut Kotler dan Amstrong (2001) terdapat tiga tujuan promosi
penjualan:
1. Tujuan Promosi Intern
Untuk meningkatkan atau mempertahankan moral karyawan, melatih
karyawan tentang bagaimana cara terbaik yang harus dilakukan untuk
melayani konsumen, dan untuk meningkatkan dukungan karyawan,
kerjasama, serta semangat bagi usaha promosinya. Promosi penjualan juga
menambah dan melengkapi kegiatan-kegiatan bagian humas dengan
memberikan beberapa peralatan dan materi yang diperlukan untuk
melaksanakan program humas intern (contoh : slide, film, brosur, dan
selebaran).
2. Tujuan Promosi Penjualan Perantara
Usaha-usaha promosi penjualan dengan perantara (pedagang besar,
pengecer, lembaga pengkreditan, dan lembaga jasa) dapat dipakai untuk
19
memperlancar atau mengatasi perubahan-perubahan musiman dalam
pesanan, untuk mendorong jumlah pembelian yang lebih besar, untuk
mendapatkan dukungan yang luas dalam saluran terhadap usaha promosi,
atau untuk memperoleh tempat serta ruang gerak yang lebih baik.
3. Tujuan Promosi Penjualan Konsumen
Promosi penjualan konsumen dapat dilakukan untuk mendapatkan orang
yang bersedia mencoba produk baru, untuk meningkatkan volume per
penjualan. Promosi penjualan perusahaan yang ditujukan pada konsumen
dapat dibedakan kedalam dua kelompok, yaitu:
a. Kegiatan yang ditujukan untuk mendidik atau memberitahukan
konsumen.
b. Kegiatan yang ditujukan untuk mendorong mereka.
Untuk memberitahukan konsumen, perusahaan dapat menyediakan buku
kecil, mengadakan demonstrasi, dan menawarkan jasa konsultasi. Sedangkan
untuk mendorong konsumen, perusahaan dapat memberi contoh barang atau
hadiah. Sering melakukan publisitas juga dilakukan untuk membangkitkan daya
tarik promosi seperti ini.
2.1.4.2 Metode-metode Promosi Penjualan Konsumen
Beberapa metode promosi penjualan diantaranya:
1. Pemberian Contoh Barang (Product Sampling)
Penjual dapat memberikan contoh barang secara cuma-cuma
kepada konsumen dengan tujuan untuk digunakan atau dicoba. Hal
20
tersebut merupakan salah satu alat promosi penjualan yang dianggap
paling mahal, tetapi paling efektif. Pemberian contoh barang ini dapat
efektif terutama untuk memperkenalkan produk baru, dan pemberian
tersebut sering disertakan pada penjualan produk lain. Contoh: sabun,
kosmetik, dan sebagainya. Apabila produsen merasa bahwa produk
tersebut superior, pemberian contoh barang semacam ini adalah yang
terbaik. Contoh barang tersebut dapat di sampaikan kepada konsumen
melalui pos, dirumah, atau di toko.
2. Kupon / Nota
Dalam satu periode tertentu, sering penjual menyarankan kepada
pembeli untuk menyimpan dan mengumpulkan nota atau kupon bukti
pembeliannya. Seorang pembeli yang memiliki sebuah atau sejumlah
kupon sampai seharga tertentu, ia akan memperoleh barang seharga
tertentu. Penjual menggunakan cara tersebut dengan maksud untuk
menarik pembeli lebih banyak dan menciptakan langganan.
3. Hadiah
Metode ini pada prinsipnya sama dengan metode kupon / nota
dimuka, hanya mempunyai variasi yang lain. Seperti contoh, sebuah studio
foto memberikan hadiah berupa bingkai foto apabila konsumen mencetak
foto sebanyak 20 lembar. Cara ini dapat mendorong seseorang untuk
melakukan pembelian lebih banyak lagi, mempelajari keuntungan-
keuntungannya, dan akhirnya menjadi langganan.
4. Kupon Berhadiah
21
Setiap pembeli yang membeli sampai jumlah tertentu atau membeli
satu unit barang akan memperoleh satu kupon yang diundi di kemudian
hari. Nomor kupon yang cocok dengan nomor undiannya akan
mendapatkan hadiah.
5. Undian dan Kontes
Merupakan alat promosi lain yang juga banyak dikenal di
masyarakat. Sekarang, cara ini hanya dilakukan di tempat-tempat tertentu
atau oleh penjual tertentu saja, seperti yang terdapat di arena hiburan
Taman Hiburan Surabaya. Caranya bermacam-macam, ada yang
menggunakan cincin besar dari rotan untuk dilemparkan ke barang yang
diinginkan. Sering terjadi bahwa orang sudah membayar tetapi tidak
memperoleh barangnya karena tidak berhasil.
6. Rabat (Cash Refund)
Rabat merupakan pengurangan harga yang diberikan kepada
pembeli. Rabat ini digunakan terutama untuk memperkenalkan produk
baru. Juga dipakai untuk mendorong pembelian ulang atas suatu barang
yang menguntungkan. Besarnya rabat dapat ditentukan dengan persentase
atau dengan satuan rupiah.
7. Peragaan (Display)
Peragaan sering disebut juga demonstrasi yang memamerkan
barang-barang pada waktu, tempat, dan situasi tertentu.
22
2.1.5 Impulse Buying
Impulse buying didefinisikan sebagai pembelian yang tidak direncanakan,
yang ditandai dengan pengambilan keputusan yang relatif cepat. Penelitian
menunjukkan efek dari impulse buying adalah suasana hati dan keadaan yang
afektif, selain itu juga menemukan bahwa konsumen yang memiliki suasana hati
(mood) akan lebih kondusif untuk berperilaku impulse buying daripada konsumen
yang tidak memiliki suasana hati (Rook dan Gardner 1993).
Perilaku pembelian yang tidak direncanakan merupakan sesuatu yang
menarik bagi produsen maupun pengecer, karena merupakan pangsa pasar
terbesar dalam pasar modern. Tentunya fenomena “impulse buying”. Konsumen
yang tertarik secara emosional (terutama untuk produk (involvement) seringkali
tidak lagi melibatkan rasionalitas dalam proses pengambilan keputusan
pembelian. Konsumen sebagai pengambil keputusan pembelian atau yang
berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan tersebut, perlu dipahami
melalui suatu penelitian yang teratur.
Strategi yang tepat dan trik khusus perlu di miliki, tentunya factor-faktor
yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan impulse buying perlu di ketahui
oleh pemasar supaya pengorbanan yang besar terutama untuk biaya promosi bisa
terbayar dan tidak menjadi sia-sia. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu
beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa seseorang terdorong untuk
melakukan impulse buying diantaranya adalah karena faktor internal dan factor
eksternal. Faktor internal yang ada pada diri seseorang yaitu pada suasana hati dan
23
kebiasaan mereka berbelanja apakah di dorong sifat hedonis atau tidak
(Rahmasari, 2010).
Perilaku impulse buying banyak dikaitkan dengan gaya hidup seseorang.
Gaya hidup merupakan suatu reaksi dari aktivitas, minat, dan opini seseorang,
oleh karena itu dapat dikatakan jika seseorang menghabiskan banyak waktu dan
uang untuk hal-hal yang tidak berguna, berlebihan atau tidak sesuai dengan
kebutuhan, maka gaya hidup seperti ini dapat dikategorikan sebagai perilaku
impulse buying (Pancaningrum, 2017).
Perasaan emosi konsumen pada saat berbelanja sering menimbulkan
pembelian impulsif (Cakraningrat dan Ardani, 2016). Impulse buying juga terjadi
ketika konsumen mengalami dorongan emosi untuk membeli produk, tanpa
pertimbangan bijaksana mengapa dan untuk apa alasan membeli suatu produk
tersebut ( Utami dan Rastini, 2015).
Verplanken dan Herabadi (2010) mengemukakan bahwa terdapat dua
elemen penting dalam impulse buying, yaitu:
1. Kognitif, elemen ini berfokus pada konflik yang terjadi pada kognitif
individu yang meliputi:
a. Tidak mempertimbangkan harga dan kegunaan suatu produk
b. Tidak melakukan evaluasi terhadap suatu pembelian produk
c. Tidak melakukan perbandingan produk yang akan dibeli dengan
produk yang mungkin lebih berguna.
2. Emosional, elemen ini berfokus pada kondisi emosional konsumen yang
meliputi:
24
a. Timbulnya dorongan perasaan untuk segera melakukan pembelian
b. Timbul perasaan senang dan puas setelah melakukan pembelian
c. Tipe-tipe pembelian impulsif
Menurut Rook dan Fisher (1995), pembelian impuls (impulse buying)
memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
1. Spontanitas, yaitu pembelian yang tidak diharapkan dan memotivasi
konsumen untuk membeli sekarang, sering sebagai respon terhadap
stimulasi visual yang langsung di tempat penjualan.
2. Kekuatan, kompulsif, dan intensitas, di mana kemungkinan ada motivasi
untuk mengesampingkan semua yang lain dan bertindak seketika.
3. Kegairahan dan stimulasi, yakni desakan mendadak untuk membeli, sering
disertai emosi yang dicirikan sebagai “menggairahkan”, “menggetarkan”,
atau “liar”.
4. Ketidakpedulian akan akibat, yakni desakan untuk membeli yang begitu
sulit ditolak, sehingga akibat yang mungkin negatif diabaikan.
Menurut Ma‟ruf (2006) ada tiga macam jenis pembelian impulsif:
1. Pembelian tanpa rencana sama sekali yaitu konsumen belum
merencanakan sebelumnya terhadap pembelian suatu barang, ia membeli
barang tersebut begitu saja ketika melihatnya.
2. Pembelian yang setengah tak direncanakan yaitu konsumen sudah
merencanakan membeli suatu barang, tetapi belum ada rencana membeli
barang berdasarkan merek ataupun jenis/beratnya, dan membeli barang
begitu saja ketika mereka melihatnya.
25
3. Barang pengganti yang tak direncanakan yaitu konsumen sudah
merencanakan membeli barang dengan merek tertentu, kemudian
membeli barang yang dimaksud tetapi dari merek lain.
Pembelian impulsif terjadi ketika konsumen mengalami tiba-tiba, sering
kuat dan gigih dorongan untuk membeli beberapa hal segera. Dorongan untuk
membeli secara hedonic kompleks dan dapat menstimulasi konflik emosional.
Juga, pembelian impulsif rawan terjadi dengan berkurangnya perhatian untuk
konsekuensinya (Rook, 1987). Impulse buying adalah pembelian yang tidak
direncanakan atau pembelian yang dilakukan di luar daftar belanja yang sudah
ada, terjadi di dalam toko dan dialami konsumen secara spontan dan tanpa
memikirkan resiko (Ratnasari, 2015).
Perilaku israf atau berlebih-lebihan diharamkan sekalipun komoditi yang
dibelanjakan adalah halal. Meskipun demikian, islam tetap memperbolehkan
seorang muslim untuk menikmati karunia kehidupan selama itu masih dalam batas
kewajaran (Muflih, 2006). Dasar perilaku konsumen islam antara lain:
Artinya: “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-
pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat
ingkar kepada Tuhannya” (Muflih, 2006).
26
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa impulse buying
merupakan pembelian yang terjadi ketika konsumen mengalami desakan tiba-tiba,
yang biasanya sangat kuat dan menetap untuk membeli sesuatu dengan segera.
Dorongan membeli adalah sifat foya-foya dan dapat merangsang konflik
emosional, sehingga impulse buying mudah terjadi karena adanya keinginan
konsumen yang berubah-ubah (Rook, 1987).
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan untuk menganalisis
variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap impulse buying dapat dilihat
sebagai berikut:
1. Pada penelitian Chusniasari dan Prijati (2015) yang berjudul “Pengaruh
Shopping Lifestyle, Fashion Involvement dan Hedonic Shopping terhadap
Impulse Buying Pelanggan” dengan metode eksplanasi, dengan kuesioner
sebanyak 100 responden. Teknik analisa yang digunakan adalah teknik
analisa berganda. Hasil dari penelitian teersebut menunjukkan bahwa
variabel Shopping Lifestyle mempunyai pengaruh yang dominan terhadap
Impulse Buying.
2. Pada penelitian yang dilakukan oleh Febrisa Pawestri Manggiasih, dkk
(2015) yang berjudul “Pengaruh Discount, Merchandising, Dan Hedonic
Shopping Motives Terhadap Impulse Buying (Studi Kasus Pada Konsumen
Robinson Department Store Mal Ciputra Semarang)” dengan
menggunakan metode survey dan teknik pengumpulan data menggunakan
purposive sampling, dengan kuesioner sebanyak 100 responden. Analisis
27
pengolahan data menggunakan SPSS veersi 17. Hasil dari penelitian ini
yaitu adanya pengaruh yang signifikan dari variabel Discount terhadap
Impulse Buying.
3. Pada penelitian I Km. Wisnu Temaja, dkk (2015) yang berjudul “Pengaruh
Fashion Involvement, Atmosfer Toko Dan Promosi Penjualan terhadap
Impulse Buying Pada Matahari Department Store Di Kota Denpasar”
dengan menggunakan metode purposive sampling, menggunakan sampel
sebanyak 119 responden. Teknik analisis yang digunakan yaitu teknik
analysis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini ada pengaruh
yang signifikan antara variabel Promosi Penjualan terhadap Impulse
Buying.
2.3 Kerangka Berfikir
Pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia masih menunjukkan prospek cerah
di masa yang akan datang. Menurut Dune dan Lusch (2005) bahwa 70%
pembelian yang terjadi dipasar modern atau ritel ternyata merupakan pembelian
impulsif (impulse buying). Pancaningrum (2017) mendefinisikan pembelian
perilaku impulse buying banyak dikaitkan dengan gaya hidup seseorang. Gaya
hidup merupakan suatu reaksi dari aktivitas, minat, dan opini seseorang, oleh
karena itu dapat dikatakan jika seseorang menghabiskan banyak waktu dan uang
untuk hal-hal yang tidak berguna, berlebihan atau tidak sesuai dengan kebutuhan,
maka gaya hidup seperti ini dapat dikategorikan sebagai perilaku impulse buying.
Terjadinya pembelian tidak direncanakan disebabkan oleh beberapa hal,
yang pertama yaitu Shopping Lifestyle. Shopping Lifestyle menurut Japarianto
28
(2011) adalah ekspresi tentang lifestyle dalam berbelanja yang mencerminkan
perbedaan status sosial. Cara kita berbelanja mencerminkan status, martabat, dan
kebiasaan. Shopping lifestyle menunjukkan cara yang dipilih oleh seseorang untuk
mengalokasikan pendapatan, baik dari segi alokasi dana untuk berbagai produk
dan layanan, serta alternatif-alternatif tertentu dalam pembedaan kategori serupa.
Yang kedua adalah discount, menurut Sutisna (2002) discount adalah
pengurangan harga produk dari harga normal pada periode tertentu. Saat sebuah
mall melakukan discount, akan menarik perhatian konsumen karena produk yang
dijual mengalami penurunan harga, sehingga pengunjung mall yang tidak berniat
membeli akan melakukan pembelian. Dan yang terakhir yaitu promosi penjualan,
promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai
insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan
meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan (Tjiptono, 2008). Promosi
penjualan bertujuan untuk menarik perhatian pembeli agar membeli produk yang
dijual, dengan adanya promosi-promosi yang ditawarkan maka tak sedikit pembeli
yang merasa tertarik dan membeli produk tersebut.
Penelitian dilakukan untuk mencari bukti tentang hubungan Shopping
Lifestyle, Discount, dan Promosi Penjualan terhadap Impulse Buying. Menurut
penelitian terdahulu factor yang paling mempengaruhi impulse buying adalah
shopping lifestyle, discount, dan promosi penjualan (Chusniasari dan Prijati
(2015, Febrisa Pawestri Manggiasih, dkk (2015), I Km. Wisnu Temaja, dkk
(2015)).
29
Di bawah ini gambaran kerangka piker penelitian:
Sumber: Chusniasari dan Prijati (2015), Febrisa Pawestri Manggiasih,
dkk (2015), I Km. Wisnu Temaja, dkk (2015).
Kerangka pemikiran di atas menjelaskan bahwa penelitian ini melihat
pengaruh variabel independen shopping lifestyle (X1), discount (X2), dan promosi
penjualan (X3) berpengaruh terhadap variabel dependen impulse buying (Y)
2.4 Hipotesis
Berdasarkan permasalahan dan teori-teori yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka hipotesis yang dikemukakan adalah sebagai berikut:
H1
H2
H3
Shoppinglifestyle
Discount
Promosipenjualan
Impulsebuying
30
1. Shopping Lifestyle
Belanja sekarang sudah menjadi gaya hidup, dengan pola tindakan
gaya hidup berbelanja seseorang dapat mengekspresikan diri,
menghilangkan rasa jenuh serta untuk menghabiskan waktu dan uang
mereka. Hal ini dapat digunakan untuk membedakan sifat dan karakteristik
seseorang melalui gaya berbelanja (Kosyu dkk. 2014).
Pada penelitian Chusniasari dan Prijati (2015) yang berjudul
“Pengaruh Shopping Lifestyle, Fashion Involvement dan Hedonic
Shopping terhadap Impulse Buying Pelanggan” dengan metode eksplanasi,
dengan kuesioner sebanyak 100 responden. Teknik analisa yang digunakan
adalah teknik analisa berganda. Hasil dari penelitian teersebut
menunjukkan bahwa variabel Shopping Lifestyle mempunyai pengaruh
yang dominan terhadap Impulse Buying. Maka perumusan hipotesisnya
adalah sebagai berikut:
H1: Shopping lifestyle berpengaruh terhadap impulse buying
2. Discount
Menurut Sutisna (2002) discount adalah pengurangan harga produk
dari harga normal pada periode tertentu. Sedangkan menurut Tjiptono
(2008) discount merupakan potongan harga yang diberikan oleh penjual
kepada pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari pembeli
yang menyenangkan bagi penjual.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Febrisa Pawestri Manggiasih,
dkk (2015) yang berjudul “Pengaruh Discount, Merchandising, Dan
31
Hedonic Shopping Motives Terhadap Impulse Buying (Studi Kasus Pada
Konsumen Robinson Department Store Mal Ciputra Semarang)” dengan
menggunakan metode survey dan teknik pengumpulan data menggunakan
purposive sampling, dengan kuesioner sebanyak 100 responden. Analisis
pengolahan data menggunakan SPSS veersi 17. Hasil dari penelitian ini
yaitu adanya pengaruh yang signifikan dari variabel Discount terhadap
Impulse Buying. Maka perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H2: Discount berpengaruh terhadap impulse buying
3. Promosi penjualan
Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui
penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang
pembelian produk dengan segera danmeningkatkan jumlah barang yang
dibeli pelanggan (Tjiptono, 2008). Sedangkan Promosi penjualan menurut
Cummins (2010) adalah serangkaian teknik yang digunakan untuk
mencapai sasaran-sasaran penjualan/pemasaran dengan penggunaan biaya
yang efektif, dengan memberikan nilai tambah pada produk atau jasa baik
kepada para perantara maupun pemakai langsung, biasanya tidak dibatasi
dalam jangka waktu tertentu.
Pada penelitian I Km. Wisnu Temaja, dkk (2015) yang berjudul
“Pengaruh Fashion Involvement, Atmosfer Toko Dan Promosi Penjualan
terhadap Impulse Buying Pada Matahari Department Store Di Kota
Denpasar” dengan menggunakan metode purposive sampling,
menggunakan sampel sebanyak 119 responden. Teknik analisis yang
32
digunakan yaitu teknik analysis regresi linier berganda. Hasil dari
penelitian ini ada pengaruh yang signifikan antara variabel Promosi
Penjualan terhadap Impulse Buying. Maka perumusan hipotesisnya adalah
sebagai berikut:
H3: Promosi penjualan berpengaruh terhadap impulse buiyng
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Wilayah Penelitian
Waktu penelitian yang direncanakan yaitu dari bulan Mei 2018 sampai
bulan Juli 2018. Penelitian ini dilakukan di Transmart Solo.
3.2. Jenis Penelitian
Ditinjau dari tujuan penelitian ini dikategorikan dalam penelitian
pengujian hipotesis. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif. Kuantitatif merupakan pengujian hasil penelitian maupun data
penelitian berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik (Sugiyono,
2013). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen yaitu Shopping Lifestyle (X1), Discount (X2), dan Promosi Penjualan
(X3) terhadap impulse buying sebagai variabel dependen (Y).
3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah
berkunjung ke Transmart Solo.
3.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek
yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah sebagian pengunjung yang pernah berbelanja
34
ke Transmart Solo sedangkan karakteristik responden meliputi nama, usia, jenis
kelamin, dan pekerjaan responden.
3.3.2. Sampel
Menurut Sugiyono (2013) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut yang dipercaya dapat mewakili
karakteristik populasi secara menyeluruh.
Menurut Ferdinand (2014) dalam penelitian multivariate (termasuk yang
menggunakan analisis regresi multivariat) besarnya sampel ditentukan sebanyak
25 kali variabel independen. Analisis regresi dengan 4 variabel independen
membutuhkan kecukupan sampel sebanyak 100 sampel responden.
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel
(Sugiyono, 2001). Teknik pengambilan sampel pada penlitian ini adalah secara
non probability sampling. Non probability sampling adalah teknik yang tidak
memberi peluang kesempatan yang sama bagi setiap unsure atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013).
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Seperti akan melakukan penelitian tentang pelanggan yang berbelanja di
mall tertentu, maka sampel sumber datanya adalah pelanggan yang berbelanja di
mall tersebut. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian-penelitian yang
tidak melakukan generalisasi (Sugiyono, 2013)
34
35
3.4. Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini menggunakan sumber data yang meliputi data primer
dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data (Sugiyono, 2013). Data primer dalam penelitian ini adalah
pengisian kuesioner oleh konsumen yang pernah berkunjung ke Transmart
Solo.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013). Data sekunder adalah data yang
diperoleh lewat pihak lain, atau tidak langsung dari subyek penelitiannya.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah diperoleh dari beberapa
literature baik dari buku, jurnal, skripsi, ataupun artikel dari internet.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner.
Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2013).
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian ini
menggunakan skala interval. Menurut Sekaran (2006) skala interval menunjukkan
kesamaan besaran perbedaan dalam titik skala. Skala interval digunakan untuk
menentukan perbedaan, urutan dan kesamaan besaran perbedaan dalam variabel.
36
Oleh karena itu, skala interval lebih kuat dibandingkan sala nominal dan ordinal.
Skala interval dalam penelitian ini adalah dengan memberikan skor pada item
yang dinyatakan dalam respon alternative, yakni sangat tidak setuju 1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 sangat setuju.
3.6. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu:
1. Variabel Independen (X)
Variabel independen merupakan variabel bebas, yang artinya variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini variabel independennya
adalah Shopping lifestyle (X1), Discount (X2), dan Promosi penjualan (X3).
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel terikat, berarti variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,
2013). Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah Impulse buying.
37
3.7. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel mrupakan petunjuk yang lengkap tentang apa
yang diamati oleh peneliti dan bagaimana mengukur variabel atau konsep.
Tabel 3.1Definisi Operasional Variabel dan Indikator
Variabel Konsep Variabel IndikatorShopping lifestyle
(X1)gaya hidup yang dilakukanseseorang untuk mengekspresikandiri dengan pola tindakanmenghabiskan waktu dan uang,yang dapat digunakan untukmembedakan sifat dan karakteristikseseorang melalui gayaberbelanja.(Kosyu, 2014)
1. Tawaran iklan2. Model terbaru3. Merk terkenal4. Kualitas terbaik(Chusniasari, 2015)
Discount(X2)
potongan harga yang diberikan olehpenjual kepada pembeli sebagaipenghargaan atas aktivitas tertentudari pembeli yang menyenangkanbagi penjual (Tjiptono, 2008)
1. Besarnyapenguranganharga yangdiberikan menarikperhatian pembeli
2. Pembeli merasadiuntungkandengan adanyapotongan harga
(Sutisna, 2002)Promosi penjualan
(X3)bentuk persuasi langsung melaluipenggunaan berbagai insentif yangdapat diatur untuk merangsangpembelian produk dengan segeradan meningkatkan jumlah barangyang dibeli pelanggan (Tjiptono,2008)
1. Harga yangditawarkantergolong rendah
2. Tampilan sampelproduk yangmenarik
3. Demonstrasiproduk yangmenarik
(Manggiasih, 2015)Impulse buying
(Y)perilaku berbelanja yang terjadisecara tidak terencana, tertariksecara emosional, di mana prosespembuatan keputusan dilauandengan cepat tanpa berpikir secarabijak dan pertimbangan terhadapkeseluruhan informasi dan
1. Membeli barang-barang yang tidakdirencanakansebelumnya.
2. Membeli sesuatubarang tanpatanpa berpikir
Tabel berlanjut…
38
3.8. Teknik Analisis Data
Metode analisis data adalah metode yang digunakan untuk
mrngolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Dengan melihat
kerangka pemikiran, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penilitian
ini adalah analsis regresi dengan bantuan aplikasi SPSS 20.0.
3.8.1. Analisis Deskriptif
Analisis ini berisi mengenai bahasan secara deskriptif mengenai tanggapan
yang diberikan responden pada kuesioner. Statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimaana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
alternative yang ada (Suhartini &Listyorini, 2014)
panjang3. Membeli barang
tanpa ragu-ragu4. Konsumen sulit
mengendalikandiri terhadapdesakan untukmembeli sewkatumelihatpenawaran menari
5. Sewaktu melihatpenawaranmenarik,konsumen selalumembeli lebihdaripada yangseharusnya
(Chusniasari, 2015)
Lanjutan tabel 3.1
39
(Sugiyono, 2013). Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin
mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku
untuk populasi di mana sampel diambil.
3.8.2. Uji Instrumen
Alat ukur yang digunakan untuk menguji untuk mengukur instrument
kuesioner yang dibuat dengan melakukan pengujian sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengukur kesahihan sebuah kuesioner.
Sebuah kuesioner dikatakan valid atau sah jika pertanyaan pada kuesioner dapat
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh uesioner tersebut. Instrument ukur
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan, artinya alat tersebut menjalankan fungsi alat ukurnya atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
tersebut (Ghozali, 2013).
Menurut Arikunto ( 2007) instrumen kuesioner dinyatakan valid jika nilai
rhitung > rtabel atau p-value < α. Dalam peneitian, peneliti menggunakan hasil p-
value (nilai sig.) dengan α sebesar 5% (0,05). Instrument dapat dikatakan valid
jika p-value < 0,05.
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas ini bertujuan untuk mengukur keandalan sebuah kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel ataupun konstruk. Suatu kuesioner
dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013).
40
Menurut Latan dan Temalagi (2013) suatu konstruk atau variabel
dinyatakan reliabel jika menghasilkan nilai Cronbach Alpha > 0.70, namun jika
nilai 0.60 – 0.70 masih dapat diterima
3.8.3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik atau persamaan regresi berganda yang digunakan.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013)
Variabel pengganggu dari suatu regresi disyaratkan berdistribusi normal, hal ini
untuk memenuhi asumsi zero mean jika variabel dan berdistribusi maka variabel
yang diteliti Y juga berdistribusi normal.
Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai Asymp. Sig pada hasil
uji normalitas dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test.
Ketentuan suatu model regresi berdistribusi secara normal apabila probability dari
Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 (p> 0,05) (Djarwanto & Subagyo,
2003).
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
41
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau
tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).
Gejala heteroskedastisitas diuji dengan metode Glejser dengan cara
menyusun regresi antara nilai absolut residual dengan variabel bebas. Apabila
masing-masing variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap
absolutresidual (α=0,05) maka dalam model regresi tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas (Sanusi, 2011).
3. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mnguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2013).
Pendeteksian terhadap multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai
Variance Inflation Factor (VIF) dari hasil regresi.Jika nilai VIF > 10 maka
terdapat gejala multikolinieritas (Sanusi, 2011).
3.8.4. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
dua atau lebih variabel independen dengan variabel dependen atau untuk
membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel
bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y) (Usman & akbar, 2009).
Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = a + b1X1+ b2X2+b3X3+e
Keterangan:
Y = variabel dependen yaitu impulse buying
42
X1, X2, X3 = variabel independen yaitu shopping lifestyle, Discount, Promosi
penjualan
a = konstanta (nilai Y apabila X1,X2,X3…..Xn = 0)
b = koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
e = variabel pengganggu atau error
3.8.5. Uji Ketepatan Model
1. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen
mempengaruhi variabel dependen (Djarwanto & Subagyo, 2003).
Jika Fhitung > Ftabel (α, k-1, n-1), maka H0 ditolak, dan jika Fhitung > Ftabel (α,
k-1, n-1), maka H0 diterima. Pada output regresi, uji F juga dapat dilihat dengan
membandingkan nilai probabilitas dengan α yang ditentukan, dengan demikian
apabila hasil perbandingan menunjukkan bahwa nilai probabilitas < α (0,005)
dapat dikatakan baha pemodelan yang dibangun memenuhi kriteria.
2. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur presentase varian
variabel dependent yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independent yang
ada dalam model (Ghozali, 2013). Nilai R2 mempunyai range antara 0 – 1, jika
nilai range semakin mendekati angka 1 maka variabel independent semakin baik
dalam mengestimasikan variabel dependentnya.
Kenyataannya nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang
dikehendaki harus bernilai positif. Menurut (Gujarati, 2003) jika dalam uji empiris
didapat nilai adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol.
43
Secara matematis jika nilai R2 = 1, maka adjusted R2 – R2 =1. Sedangkan jika
nilai R2 = 0, maka adjusted R2 = (1 – k) / (n – k). Jika k > 1, maka adjusted R2
akan bernilai negatif.
3.8.6 Uji Hipotesis (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji signifikan pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen (Djarwanto & Subagyo, 2003).
Menentukan kesimpulan apakah H0 diterima atau H1 ditolak.Apabila thitung > ttabel
maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti variabel independen secara individual
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.Apabila thitung < ttabel maka H0
diterima dan Ha ditolak, berarti variabel independen secara individual tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
44
BAB IVANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Transmart Solo tepatnya di Pabelan, Sukoharjo
pada bulan Mei sd Juni 2018. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian
ini sebanyak 100 pelanggan dengan latar belakang yang berbeda-beda dilihat dari
jenis kelamin, usia, pekeerjaan, dan pendapatan. Mereka yang menjadi responden
adalah pelanggan yang berbelanja di Transmart Solo.
Penelitian ini juga untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Shopping
lifestyle, Discount, dan Promosi penjualan terhadap Impulse buying pada
pelanggan Transmart Solo. Untuk itu penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif yang didasarkan pada jawaban yang diberikan oleh responden dalam
penelitian.
4.2 Pengujian dan Hasil Analisis Data
4.2.1. Deskripsi Responden
Data penelitian dikumpulkan dengan menyebar 100 kuesioner pada
pelanggan di Transmart Solo. Dari data yang sudah terkumpul akan diidentifikasi
berdasarkan jenis kelamin, usia, serta pekerjaan. Identifikasi dilakukan untuk
mengetahui secara umum gambaran dari responden dalam penelitian ini. Berikut
profil 100 responden yang ikut berpartisipasi dalam penelitian:
44
45
Tabel 4.1Jenis Kelamin Responden
No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase1 Laki-laki 38Orang 38 %2 Perempuan 62 Orang 62 %
Total 100 orang 100 %Sumber: Data diolah, 2018
Tabel 4.2Usia Responden
No Umur Jumlah Prosentase1 17-25 tahun 45 orang 45%2 26-35 tahun 22 orang 22%3 36-45 tahun 25 orang 25%4 >45 tahun 8 orang 8%
Total 100 orang 100%Sumber: Data diolah, 2018
Tabel 4.3Pekerjaan Responden
No Pekerjaan Jumlah Prosentase1 Pelajar/Mahasiswa 50 orang 50%2 Ibu rumah tangga 10 orang 10%3 Wiraswasta 8 orang 8%4 Pns 23 orang 23%5 Wirausaha 1 orang 1%6 Dll 8 orang 8%7 Total 100 orang 100%
Sumber: Data diolah, 2018
4.2.2 Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan rhitung dengan rtabel.
Nilai rhitung diukur dengan coeficient correlation pearson yaitu dengan menghitung
korelasi antara score masing-masing indikator atau item pertanyaan dengan total
46
score. Sedangkan nilai rtabel didapatkan dari tabel pearson pada taraf signifikansi
0,05 (5%). Hasil uji validatas selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4Hasil Uji Validitas
Variabel Item rhitung rtabel Keterangan
Impulse Buying
IB1 0,902
0,1966 ValidIB2 0,905IB3 0,862IB4 0,890IB5 0,891
Shopping Lifstyle
SL1 0,875
0,1966 ValidSL2 0,923SL3 0,827SL4 0,892SL5 0,922
Discount
DC1 0,838
0,1966 ValidDC2 0,854DC3 0,872DC4 0,827DC5 0,832
Promosi Penjualan
PP1 0,848
0,1966 ValidPP2 0,866PP3 0,889PP4 0,869PP5 0,789
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa semua hasil uji rhitung > rtabel,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan yang
digunakan dalam variabel Shopping lifestyle, Discount, dan Promosi penjualan
adalah valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk melihat setiap indikator dari masing-
masing variabel apakah dapat dipercaya atau handal sebagai alat ukur variabel.
47
Reliabilitas suatu indikator dapat dilihat dari nilai cronbach’s alpha (α). Indikator
atau item pertanyaan yang dapat dikatakan reliabel apabila nilai dari cronbach’s
alpha (α) lebih besar dari 0,70. Secara keseluruhan dari hasil uji reliabilitas dapat
dilihat hasilnya pada tabel berikut:
Tabel 4.5Hasil Uji Reliabilitas
Variabel ralpha Kriteria KeteranganImpulse Buying 0,961 ralpha > 0,70 ReliabelShopping Lifestyle 0,960 ralpha > 0,70 ReliabelDiscount 0,942 ralpha > 0,70 ReliabelPromosi Penjualan 0,945 ralpha > 0,70 Reliabel
Sumber: Data diolah, 2018
Hasil uji reliabilitas pada tabel 4.5 menunjukkan keempat variabel
mempunyai nilai lebih besar dari 0.70, sehigga dapat disimpulkan indikator yang
digunakan pada variabel shopping lifestyle, discount, promosi penjualan dan
impulse buying dinyatakan handal atau dapat dipercaya sebagai alat ukur.
4.2.3. Uji Asumsi Klasik
Pada teknik analisa regresi berganda maka digunaka uji asumsi klasik
untuk memastikan bahwa model regresi tidak terjadi berbagai penyimpangan baik
normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013).
Variabel pengganggu dari suatu regresi disyaratkan berdistribusi normal, hal ini
48
untuk memenuhi asumsi zero mean jika variabel dan berdistribusi maka variabel
yang diteliti Y juga berdistribusi normal.
Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai Asymp. Sig pada hasil
uji normalitas dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test.
Ketentuan suatu model regresi berdistribusi secara normal apabila probability dari
Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 (p> 0,05) (Djarwanto & Subagyo,
2003). Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.9 Hasil Uji NormalitasVariabel Shopping Lifestyle, Discount dan Promosi Penjualan terhadap Impulse
Buying
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.95304047
Most Extreme Differences Absolute .048
Positive .043
Negative -.048
Test Statistic .048
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig
adalah sebesar 0,200 (0,05). Jadi nilai Asymp. Sig lebih besar dari 0,05 Hal ini
dapat membuktikan bahwa dalam model regresi penelitian ini secara keseluruhan
berdisrtribusi normal.
49
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap (Ghozali, 2013). Pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.10 Hasil Uji HeteroskedastisitasVariabel Shopping Lifestyle, Discount dan Promosi Penjualan terhadap Impulse
Buying
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.994 2.626 2.664 .009
Shopping_Lifestyle -.006 .081 -.010 -.077 .939
Discount -.099 .143 -.145 -.695 .489
Promosi_Penjuala
n.065 .128 .098 .504 .615
a. Dependent Variable: RES2Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa nilai Sig. dari
Shopping Lifestyle adalah sebesar 0,939 (> 0,05), Discount adalah sebesar 0,489
(> 0,05), dan Promosi Penjualan adalah sebesar 0,615 (> 0,05). Jadi nilai Sig. dari
masing-masing variabel tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini dapat membuktikan
bahwa dalam model regresi penelitian ini tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mnguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
50
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali,
2013). Pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Hasil Uji MultikolinearitasVariabel Shopping Lifestyle, Discount dan Promosi Penjualan terhadap Impulse
Buying
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Shopping_Lifestyle .602 1.661
Discount .238 4.201
Promosi_Penjualan .273 3.658
a. Dependent Variable: Impulse_Buying
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa nilai Tolerance dari
masing-masing variabel independen lebih besar dari 0,1, dimana nilai Tolerance
dari Shopping Lifestyle = 0,602, Discount = 0,238 dan Promosi Penjualan = 0,273.
Sedangkan nilai Variance Inflation Factor (VIF) masing-masing variabel
independen tidak lebih besar dari 10, dimana nilai VIF dari Shopping Lifestyle =
1,661, Discount = 4,201, dan Promosi Penjualan = 3,658. Hal ini membuktikan
bahwa diantara variabel independen dalam model regresi penelitian ini tidak
terjadi korelasi atau terbebas dari asumsi klasik multikolinearitas.
4.2.4. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
dua atau lebih variabel independen dengan variabel dependen atau untuk
membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel
51
bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y) (Usman & akbar, 2009).
Berikut adalah hasil dari analisis regresi berganda:
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi BergandaVariabel Shopping Lifestyle, Discount dan Promosi Penjualan terhadap Impulse
Buying
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.932 1.254 2.337 .022
SHOPPING_LIFE
STYLE.619 .111 .609 5.556 .000
DISCOUNT .025 .159 .024 .159 .874
PROMOSI_PENJ
UALAN.332 .128 .323 2.599 .011
a. Dependent Variable: IMPULSE_BUYINGSumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa nilai taksiran
parameter model persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
Y = 2,932 + 0,619 Shopping Lifestyle + 0,025 Disount + 0,332 Promosi
Penjualan
Hasil analisis regresi di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Konstanta (a) sebesar 2,932 menyatakan bahwa jika variabel independen
dianggap konstan, maka rata-rata realisasi Impulse Buying adalah sebesar
2,932.
2. Nilai koefisien regresi Shopping Lifestyle (B1) mempunyai parameter
positif sebesar 0,619 menyatakan bahwa jika variabel independen lain
52
dianggap konstan dan Shopping Lifestyle mengalami kenaikan 1 satuan,
maka akan dapat meningkatkan Impulse Buying dalam merealisasikan para
pelanggan di Transmart Solo sebesar 0,619 dan begitu pula sebaliknya.
3. Nilai koefisien regresi Discount (B2) mempunyai parameter positif sebesar
0,025 menyatakan bahwa berbeda dengan variabel lain karena tidak
berpngaruh maka bahwa jika variabel independen lain dianggap konstan
dan Discount mengalami kenaikan 1 satuan maka belum tentu dapat
meningkatkan Impulse Buying dalam merealisasikan para pelanggan di
Transmart Solo sebesar 0,025 dan begitu pula sebaliknya.
4. Nilai koefisien regresi Promosi Penjualan (B3) mempunyai parameter
positif sebesar 0,332 menyatakan bahwa jika variabel independen lain
dianggap konstan dan Promosi Penjualan mengalami kenaikan 1 satuan,
maka akan dapat meningkatkan Impulse Buying dalam merealisasikan para
pelanggan di Transmart Solo sebesar 0,332 dan begitu pula sebaliknya.
4.2.5 Hasil Uji Ketepatan Model
Uji ketepatan model atau Goodness of Fit Model regresi sampel dalam
menaksir nilai aktual dapat dinilai dari berikut:
1. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel
shopping lifestyle (X1), discount (X2) dan promosi penjualan (X3) secara
keseluruhan dalam menjelaskan variabel impulse buying (Y). Berikut ini hasil
perhitungan uji F dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS versi
20:
53
Tabel 4.8 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 6357.666 3 2119.222 235.653 .000b
Residual 863.324 96 8.993
Total 7220.990 99
a. Dependent Variable: IMPULSE_BUYING
b. Predictors: (Constant), PROMOSI_PENJUALAN, SHOPPING_LIFESTYLE, DISCOUNT
Sumber: Data diolah, 2018
Hasil uji F dapat dilihat dari nilai Fhitung pada tabel 4.8 di atas yaitu
diperoleh Fhitung sebesar 235,653 dan sig. 0,000. Untuk mengetahui Ftabel terlebih
dahulu ditentukan derajat kebebasan (df1 dan df2). Dengan menggunakan
signifikasi α = 5%, df1 (nilai df dari model regression / jumlah variabel
independen) = 3, dan df2 (nilai df dari model residual / n-k-1) atau 100-3-1= 96
(dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel independen).
Ftabel dapat dicari dengan menggunakan program MS. Excel dengan rumus
=finv(α;df1;df2) atau =finv(0,05;3;96). Ftabel yang diperoleh adalah 2,699.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai Fhitung = 235,653 > Ftabel = 2,699
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 hal ini menunjukkan bahwa Ho
ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa shopping lifestyle,
discount dan promosi penjualan secara bersama-sama (simultan) mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying pada pelanggan di
Transmart Solo.
54
2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel shopping lifestyle (X1), discount (X2) dan promosi
penjualan (X3) secara keseluruhan dalam menjelaskan variabel impulse buying
(Y). Hasil perhitungan untuk nilai R Square (R2) dengan bantuan program
komputer SPSS versi 20, dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.6Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model RR
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .938a .880 .877 2.999
a. Predictors: (Constant), PROMOSI_PENJUALAN, SHOPPING_LIFESTYLE, DISCOUNT
b. Dependent Variable: IMPULSE_BUYINGSumber: Data diolah, 2018
Hasil perhitungan untuk nilai Adjusted R Square (R2) dengan bantuan
program komputer SPSS versi 20, diperoleh angka R2 = 0,877 atau 87,7%. Hal ini
berarti kemampuan variabel-variabel independen yang terdiri dari shopping
lifestyle, discount, dan promosi penjulan dalam menjelaskan variabel dependen
impulse buying pada pelanggan di Transmart Solo sebesar 87,7%.
4.2.6. Uji Hipotesis
1. Uji t
digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel
shopping lifestyle (X1), discount (X2) dan promosi penjualan (X3) secara
keseluruhan dalam menjelaskan variabel impulse buying (Y). Berikut ini hasil
55
perhitungan uji T dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS versi
20:
Tabel 4.7 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.932 1.254 2.337 .022
SHOPPING_LIFE
STYLE.619 .111 .609 5.556 .000
DISCOUNT .025 .159 .024 .159 .874
PROMOSI_PENJ
UALAN.332 .128 .323 2.599 .011
a. Dependent Variable: IMPULSE_BUYINGSumber: Data diolah, 2018
Hasil uji t dapat diketahui dari tabel 4.7 di atas bahwa pada variabel
Shopping lifestyle (SL) diperoleh nilai thitung = 5,556 dengan nilai probabilitas
sebesar 0,000. Untuk mengetahui ttabel, dapat dicari dengan menggunakan program
MS. Excel dengan rumus =tinv(α;df2) atau =tinv(0,05;99). Ttabel yang diperoleh
adalah 1,984. Sehingga dapat disimpulakan bahwa nilai thitung = 5,556 > ttabel =
1,984 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 hal ini menunjukkan
bahwa Ho ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa shopping
lifstyle mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying pada
pelanggan di Transmart Solo.
Variabel Discount diperoleh nilai thitung = 0,159 dengan nilai probabilitas
sebesar 0,874. Untuk mengetahui ttabel, dapat dicari dengan menggunakan program
MS. Excel dengan rumus =tinv(α;df2) atau =tinv(0,05;99). Ttabel yang diperoleh
56
adalah 1,984. Sehingga dapat disimpulakan bahwa nilai thitung = 0,159 < ttabel =
1,984 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,874 0,05 hal ini menunjukkan
bahwa Ho diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa discount
tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap impulse buying pada pelanggan di
Transmart Solo.
Variabel promosi penjualan diperoleh nilai thitung = 2,599 dengan nilai
probabilitas sebesar 0,011. Untuk mengetahui ttabel, dapat dicari dengan
menggunakan program MS. Excel dengan rumus =tinv(α;df2) atau =tinv(0,05;99).
Ttabel yang diperoleh adalah 1,984. Sehingga dapat disimpulakan bahwa nilai thitung
= 2,599 > ttabel = 1,984 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,011 < 0,05 hal ini
menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan
bahwa promosi penjualan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
impulse buying pada pelanggan di Transmart Solo.
2. Hasil Uji Hipotesis
Tabel 4.13Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis Kesimpulan
H1Shopping lifestyleImpulse buying
Diterima
H2DiscountImpulse buying
Ditolak
H3Promosi penjualanImpulse buying
Diterima
Sumber: Data diolah, 2018
57
4.3 Pembahasan Hasil Analisis Data (Pembuktian Hipotesis)
1. Pengujian hipotesis 1
Variabel Shopping Lifestyle diperoleh nilai thitung = 5,556 dengan nilai
probabilitas sebesar 0,000. Ttabel yang diperoleh adalah 1,984. Sehingga dapat
disimpulakan bahwa nilai thitung = 5,556 > ttabel = 1,984 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000 < 0,05 hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa shopping lifestyle mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap impulse buying pada pelanggan di Transmart Solo.
Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat shopping lifestyle
konsumen atas fashion akan semakin kuat keinginan konsumen untuk memenuhi
kebutuhan akan pakaian yang sudah menjadi gaya hidup mereka agar selalu
berpenampilan menarik dimasyarakat dan tidak dinilai kuno atau ketinggalan
jaman membuat mereka rela mengorbankan sesuatu demi mencapainya dan hal
tersebut cenderung mengakibatkan impulse buying.
Gaya hidup yang terus berkembang menjadikan kegiatan shopping
menjadi salah satu tempat yang paling digemari oleh seseorang untuk memenuhi
kebutuhan. Sering kali kegiatan shopping ini dilatar belakangi oleh pola konsumsi
seseorang dalam menghabiskan waktu dan uang. Semakin tinggi konsumen
berbelanja dengan motivasi hedonis dan berbelanja menjadi sebuah gaya hidup,
besar pula kemungkinan terjadinya pembelian secara implusif, (Kosyu, 2014).
Hasil ini sejalan penelitian yang dilakukan oleh Japarinto dan Sugiharto (2011)
yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara shopping
lifestyle terhadap impulse buying.
58
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi shopping lifestyle
yang ditawarkan pada pelanggan di Transmart Solo perilaku impulse buying pada
pelanggan yang berkunjung ke Transmart solo akan semakin tinggi karena
variabel discount berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying.
2. Pengujian hipotesis 2
Variabel Discount diperoleh nilai thitung = 0,159 dengan nilai probabilitas
sebesar 0,874. Ttabel yang diperoleh adalah 1,984. Sehingga dapat disimpulakan
bahwa nilai thitung = 0,159 < ttabel = 1,984 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,874
0,05 hal ini menunjukkan bahwa H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
discount tidak berpengaruh signifikan terhadap impulse buying pada pelanggan di
Transmart Solo.
Variabel discount tidak berpengaruh terhadap variabel impulse buying
alasannya karena konsumen saat hendak pergi ke Transmart Solo tidak
memikirkan soal discount sehingga keinginan konsumen datang ke Transmart
untuk berkunjung dan berbelanja tanpa memikirkan discount yang ditawarkan.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin gencar discount yang ditawarkan
pada pelanggan di Transmart Solo perilaku impulse buying pada pelanggan yang
berkunjung ke Transmart solo akan semakin rendah karena variabel discount tidak
berpengaruh terhadap impulse buying.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Jauhari (2017) dengan judul “ Pengaruh Promosi, Diskon, Merek, Store
Atmosphere, dan Shopping Emotion terhadap Impulse buying di kalangan
mahasiswa fakultas ekonomi universitas PGRI Yogyakarta”yang menyatakan
59
bahwa variabel Discount tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Impulse
buying.
3. Pengujian hipotesis 3
Variabel Promosi Penjualan diperoleh nilai thitung = 2,599 dengan nilai
probabilitas sebesar 0,011. Ttabel yang diperoleh adalah 1,984. Sehingga dapat
disimpulakan bahwa nilai thitung = 2,599 > ttabel = 1,984 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,011 < 0,05 hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa promosi penjualan mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap impulse buying pada pelanggan di Transmart Solo.
Hаsil pеnеlitiаn ini mеndukung konsеp dаri Tjiptono (2008) yаng
bеrpеndаpаt bаhwа mеlаlui promosi pеnjuаlаn, pеrusаhааn dаpаt mеnаrik
konsumеn bаru, mеmpеngаruhi pеlаnggаn untuk mеncobа produk bаru,
mеndorong konsumеn dаn pеlаnggаn mеmbеli lеbih bаnyаk, mеnyеrаng аktivitаs
promosi pеsаing, dаn mеningkаtkаn impulsе buying аtаu pеmbеliаn tidаk
dirеncаnаkаn sеbеlumnyа.
Hаsil dаri pеnеlitiаn ini mеnunjukkаn bаhwа promosi pеnjuаlаn
bеrpеngаruh signifikаn tеrhаdаp impulsе buying. Hаsil tеrsеbut juga mеndukung
pеnеlitiаn dаri Kurniаwаn dаn Kunto (2013) dеngаn judul “Pеngаruh Promosi dаn
Storе Аtmosphеrе tеrhаdаp Impulsе Buying dеngаn Shopping Еmotion sеbаgаi
vаriаbеl intеrvеning Studi Kаsus di Mаtаhаri Dеpаrtmеnt Storе Cаbаng Supеrmаll
Surаbаyа”. Hаsil pеnеlitiаn tеrsеbut аdаlаh promosi bеrpеngаruh positif dаn
signifikаn tеrhаdаp impulsе buying.
60
Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Suharyono dan Anggun (2017) yang menyatakan bahwa Promosi
penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Impulse buying. Hаsil
pеnеlitiаn ini mеndukung konsеp pеmbеliаn impulsif dаpаt tеrjаdi sеcаrа tibа-tibа
kеtikа аdаnyа pеrаgааn produk аtаupun promosi yаng аdа ditеmpаt pеnjuаlаn
(Еngеl еt аl., 1994).
61
BAB VPENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Shopping Lifestyle berpengaruh positif dan signifikan terhadap Impulse
Buying pada pelanggan di Transmart Solo. Jadi semakin baik shopping
lifestyle dapat meningkatkan impulse buying.
2. Discount tidak berpengaruh terhadap Impulse Buying pada pelanggan di
Transmart solo.
3. Promosi Penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Impulse
Buying pada pelanggan di Transmart Solo. Jadi semakin baik promosi
penjualan dapat meningkatkan impulse buying.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah dirancang dan dilaksanakan sebaik-baiknya,
namun masih terdapat beberapa keterbatasan, yaitu:
1. Keterbatasan penggunaan variabel yang diteliti yaitu terbatas pada
shopping lifestyle, discount, promosi penjualan, dan impulse buying.
2. Keterbatasan pada metode survei bahwa peneliti tidak dapat mengontrol
jawaban responden, sehingga dapat saja pengisian kuesioner ini dilakukan
oleh orang lain yang tidak sesuai dengan karakteristik dan pendapat
responden yang bersangkutan.
61
62
3. Keterbatasan dalam waktu dan kemampuan peneliti, sehingga hasil
penelitian terbatas pada kemampuan deskripsi.
4. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, sehingga sangat
mungkin datanya bersifat subyektif, akan lebih baik bila ditambahkan
metode wawancara sehingga hasil penelitian yang diperoleh lebih lengkap.
5. Penelitian ini masih belum bisa mengungkapkan secara keseluruhan
faktor-faktor yang mempengaruhi Impulse Buying pada pelanggan di
Transmart Solo secara keseluruhan. Karena hanya menemukan 28% dari
faktor-faktor yang mempengaruhi Impulse Buying tersebut, sehingga
masih terdapat 72% dari faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian.
5.3. Saran
Berdasarkan hasil studi dari kesimpulan yang telah diambil maka saran
yang dapat diberikan adalah:
1. Bagi perusahaan
Pada penelitian ini, mendapatkan hasil bahwa variabel discount
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel impulse buying, maka dari
itu sebaiknya pihak perusahaan harus lebih memahami perilaku konsumen
agar lebih memahami perilaku konsumen agar lebih meningkatkan
pembelian impulsif seperti contoh, dengan memberikan discount ditempat-
tempat yang strategis dan mudah dilihat konsumen. Jika produk diberikan
discount akan berpotensi konsumen membeli secara impulsif. Disamping
63
itu, perusahaan juga diuntungkan apabila banyak pengunjung yang
melakukan pembelian tidak direncanakan sebelumnya.
2. Bagi penelitian selanjutnya
Disarankan untuk mengkombinasikan penelitian ini dengan
penelitian lainnya yang memiliki kesamaan kriteria. Jika penelitian yang
dilakukan mengenai status sosial, perbanyak lagi data reponden seperti
pengeluaran perbulan, besarnya pendapatan perbulan yang ditabungkan
sehingga penelitian dapat menjadi lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar & Usman. (2009). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Anwar, Sanusi (2011), Metode Penelitian Bisnis, Salemba Empat, Jakarta
Aria, P. (2017). Retail Lain Berguguran, Transmart Buka 30 Gerai Baru TahunIni. 15 Mei 2018. www.katadata.co.id
Arikunto, S., (2007), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI hal134, Rineka Apta, Jakarta.
BI Pastikan Penjualan Ritel Melambat Hingga Oktober 2017. (2017, 08November). Koran Sulindo.
Bong, Soeseno. (2011). Pengaruh In-Store Stimuli Terhadap Impulse BuyingBehavior Konsumen Hypermarket Di Jakarta, Ultima Management Vol. 3No. 1/201131–52.
Cakraningrat,P.B.W.W & Ardani,Sri,IG.A.K (2016). Pengaruh Promosi DanStore Atmosphere Terhadap Shopping Emotion Dan Impulse Buying DiDiscovery Shopping Mall, E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No.7, 2016:4423-44525(7), 4423–4452.
Cummins, Julian. Roddy Mullin. (2004). Sales Promotion . PPM. Jakarta
Cummins, Julian. (2010). Promosi Penjualan. Editor: Dr. Lyndon Saputra.Tanggerang: Binarupa Aksara.
Ferdinand, Augusty. (2014). Metode Penelitian Manajemen, Semarang, BadanPenerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBMSPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit UniversitasDiponegoro.
Goyal, A. (2010). A Multi-method Investigation of Happiness ’ as an InternalMotivator to Impulse Can Search for Happiness Lead to Impulse Buying ?Theoretical Background : Literature Review, 5(1), 1–16.
Gujarati, Damodar, 2003, Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain, Jakarta:Erlangga.
Herabadi, A. G. (2003). Buying Impulses: A Study on Impulsive Consumption.(Doctoral Theses), Catholic University of Nijmegen, Nedherland. Retrievedfromhttps://www.researchgate.net/publication.254889442_Buying_Impulses_A_Study_on_Impulsive_Comsuption.
Japarianto, E., dan Sugiharto, S. (2011). Pengaruh Shopping Lifestyle danFashion Involvement Terhadap Impulse Buying Behavior Masyarakat HighIncome Surabaya, Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 6, No. 1, April: pp 32-40.
Kosyu, D. A.,Hidayat, K & Abdillah, Y. (2014). Pengaruh Hedonic ShoppingMotives Terhadap Shopping Lifestyle dan Impulse Buying, JurnalAdministrasi Bisnis (JAB)|Vol. 14 No. 2 September 2014 14(2), 1–7. Kotler,Philip dan Gary Armstrong. 2001. Prinsip- Prinsip Pemasaran. Penerjemah:Bob Sabran, MM. Jilid 2. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip dan Armstrong, Garry. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1.Jakarta: Erlangga.Mangkunegara, A. P. (2000). Perilaku Konsumen.Bandung: Reika Aditama.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2009). Manajemen Pemasaran.Penerjemah: Bob Sabran, MM. Jilid 2. Edisi Ketiga belas. Jakarta: Erlangga.
Latan, Hengky dan Selva Temalagi. (2013). Analisis Multivariate Teknik danAplikasi Menggunakan Program IBM SPSS 20.0. Bandung: ALVABETA,cv
Levy, M. 2009. Retailing Manajemen. 7. Mc Graw Hill. New York. Alih BahasaSalim, L. (2009). Manajemen Pemasaran. Erlangga. Jakarta.Ma‟ruf, Hendri.2006. Pemasaran Ritel. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Morrisan, M.A. (2010). Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
Mowen, J. C & Minor, M. (2002). Perilaku Konsumen. Edisi kelima jilid 1.Jakarta: Erlangga.
.(2004). Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga.
Muflih, Muhammad. (2006). Perilaku Konsumen Dalam Perspektik Ilmu EkonomiIslam. Jakarta : PT. Raja Grafind Persada.
Raharjo, B. (2017). Bisnis Ritel Alami Kelesuan, Apa Penyebabnya?. 16 Mei2018. www.katadata.co.id.
Rahmasari, L. (2010). Menciptakan Impulse Buying. Majalah IlmiahINFORMATIKA, 1(3), 56–68.
Ratnasari, V. A. (2015). PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAPHEDONIC SHOPPING VALUE DAN IMPULSE BUYING ( Survei PadaKonsumen Hypermart Malang Town Square ), 1(1).
Rook, D.W. and Gardner, M.P. (1993). In the mood: impulse buying’s affectiveantecedents. Research in Consumer Behavior, 6(7), 1-28. ISSN: 0885-2111.
Rook, D.W. and Fisher, R.J. (1995). Normative influences on impulsive buyingbehavior. Journal of Consumer Research, 22, 305-313. ISSN: 15375277.
Rook, D. W. (1987). The Buying Impulse. Journal of Consumer Research, 14(2),189-199. ISSN: 1537-5277.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryani, Tatik, (2008). Perilaku Konsumen: Implikasi Pada Strategi Pemasaran.
Sutisna. (2002). Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Bandung: RosdaKarya.
Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Tirmizi, M. A., Rehman, K. U and Saif, M. I, (2009). An Empirical Study ofConsumer Impulse Buying Behavior in Local Markets. European Journal ofScientific Research. ISSN 1450-216X Vol. 28 No. 4 Yogyakarta: GrahaIlmu.Tjiptono, F. (2007). Strategi Pemasaran (2nd ed.). Yogyakarta: AndiOfset.
Trijaya, A. (2017). Penjualan Ritel di Pasar Tradisional dan Modern Melambat.16 Mei 2018. www.katadata.co.id.
Utami, C. W. (2008). Manajemen Barang Dagangan dalam Bisnis Ritel. Edisipertama: Banyumedia Publising, ISBN: 978-979-3323-93-0.
Utami, O. R., & Rastini, N. M. (2015). Pengaruh variabel demografi, kualitaslayanan, atmosfer toko pada Impulse Buying Di Hypermart Mal, E-JurnalManajemen Unud, Vol. 4, No. 5, 2015 : 1229-1237
Wardhana, S. (2017). Pengusaha Beberkan Penyebab Lesunya Bisnis Ritel diTahun Ini. 12 Maret 2018. www.tempo.co
Waworuntu, J. R. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi, 3(2), 1–17.
64
Lampiran 1Jadwal Penelitian
NOBulan Maret April Mei Juni Juli AgustusKegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1PenyusunanProposal X X
2 Konsultasi X X X X X X X X X
3RevisiProposal X
4PengumpulanData X X X
5 Analisis Data X X
6
PenulisanAkhirNaskahSkripsi X X
7 Munaqasah X
8RevisiSkripsi X
65
Lampiran 2Kuisioner Penelitian
1. Petunjuk Pengisian
a. Isilah identitas Anda pada lembar yang telah disediakan.
b. Bacalah dengan cermat dan teliti tiap pertanyaan atau pernyataan terlebih
dahulu sebelum menjawabnya.
c. Berilah tanda check list (√) pada identitas responden dan lingkari skor
pada kolom yang telah disediakan yaitu sangat tidak setuju 1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 sangat setuju.
d. pilihan jawaban yang dianggap tepat atau paling sesuai dengan alternatif
jawaban.
2. Identitas Responden
a. Nama :
b. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
c. Usia : 17-25 Tahun 36-45 Tahun
26-35 Tahun > 45 Tahun
d. Pekerjaan : Pelajar/mahasiswa
Ibu rumah tangga
Wiraswasta
PNS
Wirausaha
dll
66
No Pernyataan JawabanVariabel Shopping lifestyle
1.Saya tertarik berbelanja diTransmart Solo karena adanyatawaran iklan yang menarik.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2.Saya belanja di Transmart Solokarena adanya model-modelterbaru.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3.Saya lebih suka memilihmodel terbaru. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4.Saya berbelanja di TransmartSolo karena banyak merkterkenal.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5.
Saya berbelanja di TransmartSolo karena menyediakanbarang-barang dengan kualitasterbaik.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Pernyataan JawabanVariabel Discount
1.
Saya tertarik belanja diTransmart Solo karena adanyadiskon.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2.
Dengan adanya tawaran diskonyang menarik mndorong sayauntuk berbelanja ke TransmartSolo.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3.Saya tertarik berbelanja keTransmart Solo karena adanyadiskon yang cukup besar.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4.Saya merasa pengeluaran saatberbelanja berkurang karenaadanya diskon.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5.Saya merasa beruntung karenaadanya diskon saat berbelanjadi Transmart Solo.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
67
No Pernyataan JawabanVariabel Promosi Penjualan
1.
Saat saya berbelanja diTransmart Solo saya merasaharga yang ditawarkantergolong rendah.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2.
Produk-produk yangditawarkan di Transmart Solodapat terjangkau karena hargayang tergolong rendah.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3.
Saya tertarik belanja diTransmart karena kemasanproduk yang ditampilkanmenarik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4.
Saya tertarik berbelanja diTransmart Solo setelahmeakukan pemakaian produksaat promosi.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5.Saya tertarik berbelanja diTransmart karena adanyademonstrasi produk.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Pernyataan JawabanVariabel Impulse Buying
1.
Sewaktu saya pergi berbelanja,saya selalu membeli barang-barang yang tidakdirencanakan sebelumnya.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2.Saya selalu membeli sesuatubarang tanpa berfikir panjang.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3.Membeli barang tanpa ragu-ragu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4.
Saya sulit mengendalikan diriterhadap desakan untukmembeli sewaktu melihatpenawaran yang menarik.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5.
Sewaktu melihat penawaranyang menarik, saya selalumembeli lebih daripada yangseharusnya.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
68
Lampiran 3Hasil perhitungan kuisioner
Hasil Perhitungan Kuesioner(Variabel Impulse Buying dan Shopping Lifestyle)
NO IB1 IB3 IB4 IB5 TOTAL1 4 4 4 4 4 202 7 8 6 7 8 363 5 5 5 5 5 254 8 8 7 8 8 395 7 6 7 7 6 336 9 9 7 9 9 437 4 2 4 4 2 168 6 1 5 6 1 199 7 6 7 7 6 3310 6 6 9 6 6 3311 8 8 7 8 8 3912 9 9 9 9 9 4513 5 5 5 5 5 2514 6 6 6 6 6 3015 1 1 1 1 1 516 4 3 5 4 3 1917 7 7 8 7 7 3618 9 9 9 9 9 4519 9 9 9 9 9 4520 5 5 6 5 5 2621 8 8 7 8 8 3922 6 6 6 6 6 3023 4 4 4 4 4 2024 6 6 7 6 6 3125 6 8 8 6 8 3626 9 8 8 9 8 4227 6 8 6 6 8 3428 6 4 5 6 4 2529 6 4 1 6 4 2130 7 7 7 7 7 3531 7 7 7 7 7 3532 8 8 7 8 8 3933 8 8 10 8 8 4234 8 4 6 8 4 30
69
35 8 7 8 8 7 3836 8 5 5 8 5 3137 9 10 10 9 10 4838 6 5 3 6 5 2539 2 5 3 2 5 1740 7 7 9 7 7 3741 8 8 9 8 8 4142 7 8 9 7 8 3943 10 10 10 10 10 5044 7 8 9 7 8 3945 9 9 9 9 9 4546 6 6 9 6 6 3347 7 8 6 7 8 3648 7 9 6 7 9 3849 9 6 8 9 6 3850 8 6 7 8 6 3551 6 7 7 6 7 3352 10 10 10 10 10 5053 8 8 8 8 8 4054 7 6 6 7 6 3255 7 8 8 7 8 3856 6 6 9 6 6 3357 9 8 8 9 8 4258 3 5 6 3 5 2259 7 7 7 7 7 3560 7 8 9 7 8 3961 7 7 9 7 7 3762 9 7 7 9 7 3963 6 7 8 6 7 3464 3 4 1 3 4 1565 7 7 7 7 7 3566 8 8 8 8 8 4067 7 10 8 7 10 4268 10 10 10 10 10 5069 6 9 5 6 9 3570 7 7 9 7 7 3771 8 8 9 8 8 4172 7 6 4 7 6 3073 6 7 7 6 7 3374 9 9 8 9 9 4475 4 5 5 4 5 23
70
76 7 6 7 7 6 3377 7 5 5 7 5 2978 8 6 7 8 6 3579 7 8 6 7 8 3680 6 6 6 6 6 3081 6 7 7 6 7 3382 2 4 1 2 4 1383 6 5 5 6 5 2784 1 6 5 1 6 1985 2 5 4 2 5 1886 9 6 8 9 6 3887 3 9 4 3 9 2888 7 8 9 7 8 3989 7 9 10 7 9 4290 4 5 5 4 5 2391 7 4 4 7 4 2692 6 1 5 6 1 1993 4 6 3 4 6 2394 7 7 5 7 7 3395 8 8 3 8 8 3596 6 6 6 6 6 3097 6 5 5 6 5 2798 5 5 2 5 5 2299 8 8 9 8 8 41100 7 9 6 7 9 38
71
Hasil Perhitungan Kuesioner(Variabel Discount dan Promosi Penjualan)
Resp DC1 DC2 DC3 DC4 DC5 TOTAL PP1 PP2 PP3 PP4 PP5 TOTAL1 5 5 7 6 6 29 5 5 5 5 6 262 8 9 9 8 8 42 9 8 7 9 8 413 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 254 9 6 6 8 7 36 6 5 6 6 8 315 7 7 7 6 7 34 7 7 8 7 6 356 10 8 6 7 9 40 5 7 9 8 7 367 4 3 4 4 5 20 2 2 3 3 4 148 1 7 4 1 7 20 3 6 6 7 1 239 7 7 8 8 8 38 6 7 7 7 8 3510 9 10 8 7 8 42 9 7 7 10 7 4011 8 7 8 8 8 39 8 8 7 7 8 3812 9 8 7 6 8 38 7 7 10 8 6 3813 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 2514 5 5 5 5 7 27 6 6 6 5 5 2815 1 1 1 2 3 8 1 2 1 1 2 716 3 4 4 2 6 19 2 3 3 4 2 1417 8 9 10 8 9 44 7 8 8 9 8 4018 7 9 9 8 8 41 9 9 9 9 8 4419 10 10 10 10 9 49 9 10 10 10 10 4920 5 7 6 8 6 32 5 7 6 7 8 3321 10 10 10 10 10 50 9 8 7 10 10 4422 6 6 6 6 7 31 6 6 6 6 6 3023 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 2024 6 6 6 6 8 32 6 6 6 6 6 3025 6 8 8 7 8 37 10 10 10 8 7 4526 7 5 8 5 4 29 10 8 8 5 5 3627 9 6 8 9 7 39 6 8 8 6 9 3728 5 5 6 3 5 24 4 5 5 5 3 2229 6 6 6 9 9 36 7 6 7 6 9 3530 6 4 7 7 8 32 9 9 9 4 7 3831 8 8 8 10 8 42 8 8 10 8 10 4432 7 7 7 5 6 32 8 9 10 7 5 3933 7 8 7 7 7 36 6 8 5 8 7 3434 4 10 5 6 10 35 7 7 7 10 6 3735 8 8 8 9 9 42 10 7 6 8 9 4036 10 7 8 6 7 38 9 5 9 7 6 3637 8 9 9 6 8 40 7 8 6 9 6 36
72
38 9 7 6 7 7 36 8 5 6 7 7 3339 6 8 8 6 9 37 7 8 7 8 6 3640 5 9 8 7 7 36 7 9 6 9 7 3841 9 9 9 9 6 42 7 7 7 9 9 3942 7 9 7 4 8 35 6 9 9 9 4 3743 8 7 5 10 8 38 8 7 7 7 10 3944 10 10 10 10 6 46 7 9 10 10 10 4645 9 8 7 6 5 35 6 3 10 8 6 3346 8 6 5 5 5 29 5 3 6 6 5 2547 6 4 9 4 7 30 5 5 5 4 4 2348 4 5 5 9 8 31 7 6 4 5 9 3149 7 9 6 7 7 36 8 10 9 9 7 4350 9 6 6 5 6 32 7 7 7 6 5 3251 5 7 4 8 4 28 9 4 5 7 8 3352 6 7 7 9 9 38 8 8 8 7 9 4053 5 6 7 10 10 38 9 9 9 6 10 4354 8 8 8 8 6 38 10 10 10 8 8 4655 9 10 7 8 8 42 6 6 8 10 8 3856 4 8 8 7 6 33 8 10 8 8 7 4157 4 4 4 3 6 21 6 10 7 4 3 3058 1 5 4 8 8 26 6 4 3 5 8 2659 8 7 7 10 9 41 8 8 8 7 10 4160 7 7 7 6 8 35 9 10 10 7 6 4261 7 8 9 9 9 42 8 6 6 8 9 3762 8 6 8 6 7 35 9 9 9 6 6 3963 9 7 7 5 9 37 8 10 6 7 5 3664 8 9 10 5 2 34 9 8 5 9 5 3665 3 2 2 7 8 22 3 3 3 2 7 1866 7 7 7 8 10 39 8 10 7 7 8 4067 8 8 5 9 7 37 10 6 8 8 9 4168 7 10 8 6 8 39 7 8 7 10 6 3869 9 7 7 6 7 36 8 6 6 7 6 3370 7 7 7 6 6 33 7 9 6 7 6 3571 10 10 10 4 7 41 6 7 6 10 4 3372 2 4 5 7 8 26 7 9 4 4 7 3173 7 6 7 9 5 34 8 6 7 6 9 3674 6 7 7 9 6 35 4 8 9 7 9 3775 9 9 8 6 6 38 6 7 9 9 6 3776 4 10 5 7 8 34 6 6 6 10 7 3577 7 6 7 8 7 35 8 8 7 6 8 3778 7 5 3 3 8 26 7 6 8 5 3 29
73
79 10 8 7 6 9 40 8 8 8 8 6 3880 7 6 6 6 8 33 9 8 6 6 6 3581 6 6 6 6 10 34 8 6 6 6 6 3282 6 7 7 4 7 31 10 7 6 7 4 3483 2 4 1 8 7 22 7 10 4 4 8 3384 6 8 6 7 3 30 7 9 8 8 7 3985 8 6 8 7 7 36 7 7 7 6 7 3486 6 8 7 9 8 38 7 6 7 8 9 3787 10 9 8 1 6 34 8 8 9 9 1 3588 6 9 4 3 6 28 6 4 1 9 3 2389 10 10 9 9 9 47 6 10 10 10 9 4590 9 6 7 3 8 33 9 9 9 6 3 3691 8 7 8 9 10 42 8 8 8 7 9 4092 8 6 8 8 7 37 10 10 9 6 8 4393 6 4 5 8 6 29 7 9 8 4 8 3694 4 6 6 7 6 29 6 7 8 6 7 3495 7 5 8 9 7 36 6 7 7 5 9 3496 8 8 7 7 9 39 7 9 9 8 7 4097 6 8 10 5 6 35 9 7 7 8 5 3698 6 5 5 5 3 24 6 4 5 5 5 2599 7 5 5 9 6 32 6 4 5 5 9 29100 7 8 9 5 7 36 6 8 9 8 5 36
74
Lampiran 4Hasil Uji Validitas
Variabel Impulse Buying
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
IB1 6.98 1.792 100
IB2 7.02 1.869 100
IB3 7.01 1.883 100
IB4 7.00 1.729 100
IB5 7.00 1.907 100
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
IB1 28.03 47.464 .902 .949
IB2 27.99 46.394 .905 .949
IB3 28.00 47.111 .862 .956
IB4 28.01 48.515 .890 .952
IB5 28.01 46.212 .891 .951
Variabel Shopping Lifestyle
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
SL1 6.72 1.670 100
SL2 6.61 1.858 100
SL3 6.49 1.920 100
SL4 6.70 1.812 100
SL5 6.58 1.788 100
75
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
SL1 26.38 47.652 .875 .952
SL2 26.49 44.333 .923 .944
SL3 26.61 45.513 .827 .961
SL4 26.40 45.515 .892 .949
SL5 26.52 45.242 .922 .944
Variabel Discount
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
DC1 6.59 1.891 100
DC2 6.49 1.828 100
DC3 6.45 1.760 100
DC4 6.48 1.888 100
DC5 6.71 1.659 100
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
DC1 26.13 42.175 .838 .930
DC2 26.23 42.623 .854 .927
DC3 26.27 43.088 .872 .924
DC4 26.24 42.427 .827 .932
DC5 26.01 45.061 .832 .931
76
Variabel Promosi Penjualan
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PP1 6.48 1.744 100
PP2 6.45 1.806 100
PP3 6.56 1.924 100
PP4 6.46 1.766 100
PP5 6.45 1.930 100
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PP1 25.92 46.014 .848 .933
PP2 25.95 44.896 .866 .930
PP3 25.84 42.984 .889 .926
PP4 25.94 45.330 .869 .930
PP5 25.95 44.957 .789 .944
77
Lampiran 5Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Impulse Buying
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.961 5
Variabel Shopping Lifestyle
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.960 5
78
Variabel Discount
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.942 5
Variabel Promosi Penjualan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.945 5
79
Lampiran 6Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.95304047
Most Extreme Differences Absolute .048
Positive .043
Negative -.048
Test Statistic .048
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.994 2.626 2.664 .009
Shopping_Lifestyle -.006 .081 -.010 -.077 .939
Discount -.099 .143 -.145 -.695 .489
Promosi_Penjuala
n.065 .128 .098 .504 .615
a. Dependent Variable: RES2
80
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Shopping_Lifestyle.602 1.661
Discount .238 4.201
Promosi_Penjualan .273 3.658
a. Dependent Variable: Impulse_Buying
81
Lampiran 7Hasil Analisis Regresi Berganda
Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.932 1.254 2.337 .022
SHOPPING_LIFES
TYLE.619 .111 .609 5.556 .000
DISCOUNT .025 .159 .024 .159 .874
PROMOSI_PENJU
ALAN.332 .128 .323 2.599 .011
a. Dependent Variable: IMPULSE_BUYING
82
Lampiran 8Hasil Uji Ketepatan Model (Goodness of fit model)
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 6357.666 3 2119.222 235.653 .000b
Residual 863.324 96 8.993
Total 7220.990 99
a. Dependent Variable: IMPULSE_BUYING
b. Predictors: (Constant), PROMOSI_PENJUALAN, SHOPPING_LIFESTYLE, DISCOUNT
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model RR
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .938a .880 .877 2.999
a. Predictors: (Constant), PROMOSI_PENJUALAN, SHOPPING_LIFESTYLE, DISCOUNT
b. Dependent Variable: IMPULSE_BUYING
83
Lampiran 9Hasil Uji T
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.932 1.254 2.337 .022
SHOPPING_LIFE
STYLE.619 .111 .609 5.556 .000
DISCOUNT .025 .159 .024 .159 .874
PROMOSI_PENJ
UALAN.332 .128 .323 2.599 .011
a. Dependent Variable: IMPULSE_BUYING
84
Lampiran 10Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Herdin Febriyanto
Nama Panggilan : Herdin
TTL : Tabanan, 12 Februari 1996
Alamat : Tumang sari, RT 02/14, Cepogo, Boyolali
Email : [email protected]
B. PENDIDIKAN
2001 – 2003 : TK Athfalussalim Tumang, Cepogo
2003 – 2009 : SD Negeri Tumang 3, Cepogo
2009 – 2011 : SMP Negeri 1 Cepogo
2011 – 2014 : SMA Negeri 1 Cepogo
2014 – 2018 : S1 Manajemen Bisnis Syariah Institut Agama
Islam Negeri Surakarta