penebalan pleura zul
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
“Schwarte” yang di sebut juga Penebalan plera adalah penyakit paru yang
ditandai dengan jaringan parut, kalsifikasi, dan penebalan pleura (disepanjang
paru) sering merupakan konsekuensi dari inhalasi asbestos ke dalam paru-paru.
Jika serat asbestos masuk ke dalam pleura, sehingga menyebabkan kondisi
penebalan pleura. Penebalan pleura adalah penyebab terjadinya kekakuan pada
dada atau kesulitan dalam bernapas yang menyebabkan menurunnya fungsi paru
yang disebabkan oleh penebalan.
Plak pleura disebabkan oleh cara yang sama dengan penebalan paru tapi
biasanya hanya bersifat lokal dan biasanya tidak menunjukkan gejala yang berarti
pada penderitanya. Faktanya orang-orang dengan plak pleura dapat hidup dengan
baik dengan kondisi yang tak terdiagnosis dan tanpa masalah yang berarti dalam
hidup mereka.
Pekerja yang memiliki resiko tinggi mengalami penebalan pleura berkaitan
dengan paparan asbestos:
Pengamat bangunan
Pelapisan kabel
Penginstal komputer
Pekerja kontruksi
Elektrisi
Tukang cat dan dekorator
Pekerja textile
Insinyur telekomunikasi
Dll
Penyebab utama penebalan pleura adalah paparan yang lama dari serat
asbestos. Resiko ini akan meningkat jika para pekerja terpapar selama 10 tahun
atau lebih.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Anatomi dan fisiologi pleura
Pleura adalah membran serosa yang licin, mengkilat, tipis dan transparan.
Membran ini menutupi jaringan paru dan terdiri dari 2 lapis:
1. Pleura viseralis: terletak disebelah dalam, langsung menutupi permukaan
paru.
2. Pleura parietalis: terletak disebelah luar, berhubungan dengan dinding
dada.
Gambar 1 anatomi cavum pleura
Pleura parietalis dan viseralis terdiri atas selapis mesotel (yang
memproduksi cairan), membran basalis, jaringan elastik dan kolagen, pembuluh
darah dan limfe.
Membran pleura bersifat semipermiabel. Sejumlah cairan terus menerus
merembes keluar dari pembuluh darah yang melalui pleura parietal. Cairan ini
diserap oleh pembuluh darah pleura viseralis, dialirkan ke pembuluh limfe dan
kembali kedarah. Efusi terjadi jika pemnbentukan cairan oleh pleura parietalis
melampau batas pengambilan yang dilakukan pleura viseralis.
Rongga pleura adalah rongga potensial, mempunyai ukuran tebal 10-20 m, berisi
sekitar 10 cc cairan jernih yang tidak bewarna, mengandung protein 1,5 gr/dl
dan 1.500 sel/l. Sel cairan pleura didominasi oleh monosit, sejumlah kecil
2
limfosit, makrofag dan sel mesotel. Sel polimormonuklear dan sel darah merah
dijumpai dalam jumlah yang sangat kecil didalam cairan pleura.
Keluar dan masuknya cairan dari dan ke pleura harus berjalan seimbang agar nilai
normal cairan pleura dapat dipertahankan
Cairan pleura sebenarnya adalah cairan interseluler pleura parietal. Oleh
karena pleura parietal disuplai oleh sirkulasi sistemik sedangkan tekanan didalam
rongga pleura lebih rendah dibanding atmospir, gradien tekanan bergerak dari
interselular pleura ke arah rongga pleura.
Ada 6 mekanisme yang bertanggung jawab atas terjadinya penumpukan cairan
dalam rongga pleura, yaitu:
1. Peningkatan tekanan hidrostatik sirkulasi mikrovaskular. Keadaan ini
dijumpai pada gagal jantung kongestif.
2. Turunnya tekanan onkotik sirkulasi mikrovaskular. Keadaan ini terjadi
akibat hipoalbuminemia seperti pada sindroma nefrotik.
3. Turunnya tekanan intra pleura, yang dapat disebabkan oleh atelektasis atau
reseksi paru.
4. Meningkatnya permiabelitas kapiler pleura. Keadaan ini diakibatkan oleh
peradangan pleura, misalnya pada efusi pleura akibat tuberculosis atau
penyakit keganasan.
5. Terhambatnya aliran getah bening akibat tumor atau fibrosis paru
6. Masuknya cairan dari rongga peritoneum akibat asites.
B. Tipe penebalan pleura
Ada dua tipe pada penyakit pleura non-malignan yang mempengaruhi
lapisan pleura yaitu penebalan pleura yang difus dan plak plera. Kedua kondisi ini
biasanya berhubungan dengan paparan jangka panjang dari asbestos.
1.Penebalan pleura
Penebalan pleura terjadi ketika serat asbestos terhirup ke dalam paru dan
serat tersebut menempel di pleura yang merupakan membran tipis yang
3
menyelubungi paru-paru. Ketika serat asbestos menempel di pleura dapat
menyebabkan fibrosis, jaringan parut, kalsifikasi dan penebalan pleura.
Ketika pleura mengalami penebalan maka akan terjadi pengurangan
elastisitas paru-paru dan berkontribusi dalam menurunnya fungsi paru-paru dan
menyebabkan gejala seperti sesak napas, dan nyeri dada. Penebalan pleura adalah
kondisi yang ringan, tapi harus segera didiagnosis dan diobati dan dimonitor oleh
dokter agar kondisi ini tidak berkembang menjadi kondisi serius yang
berhubungan dengan asbestos.
Penebalan paru yang difus merupakan kondisi yang lebih serius karena
melibatkan area yang luas dibandingkan dengan plak paru. Pekerja yang
mengalami penebalan pleura sebagai konsekuensi paparan asbestos di tempat
kerja biasanya dapat mengajukan klaim personal untuk kecelakaan kerja.
Gambar 2 Penebalan pleura2.Plak pleura
Plak pleura mirip dengan penebalan pleura dimana merupakan kondisi
yang mempengaruhi pleura dan menyebabkan jaringan parut, tapi jaringan parut
tersebut melibatkan area yang lebih kecil. Berbeda dengan penebalan paru, orang
dengan plek paru-paru tidak mengalami penurunan fungsi paaru-paru.
Plak pleura adalah kondisi yang tidak terlalu serius dibandingkan dengan
penebalan paru yang difus dan pada banyak kasus tidak terdapat gejala dan
penderita dapat hidup normal tanpa ada hambatan dari kondisi tersebut.Meskipun
demikian, tidak ada bukti yang menyebutkan bahwa seseorang dengan plak pleura
4
memiliki kecenderungan untuk menderita kondisi yang lebih serius yang
berhubungan dengaan asbestos seperti mesothelioma atau asbestosis.
Gambar 3 Plak pleura
C. Penyebab penebalan pleura
Penebalan pleura adalah kondisi pada paru yang sering disebabkan oleh
paparan jangka panjang dan inhalasi partikel asbestos yang kemudian menetap di
pleura atau membran pleura ( selaput tipis yang melapisi paru) yang menyebabkan
penebalan, pengapuran dan parut. Parut yang terjadi sebagai konsekuensi
penebalan pleura bersifat irreversibel dan menyebabkan berkurangnya fungsi paru
pada penderita.
Pekerja yang profesinya berkaitan dengan penggunaan asbestos memiliki
peluang besar untuk mengalami penebalan pleura secara statistik, meskipun ada
penyebab lain yang dapat menimbulkan penebalan pleura,diantaranya:
Pneumoni bakterial
Kemoterapi
Obat-obatan
Infeksi
Trauma pada costa
Kontusio paru
Lupus
Efusi pleura
Emboli paru
Terapi radiasi
Penyakitrheumatoid paru
5
Tuberkulosis
Tumor (jinak dan ganas)
D. Gejala penebalan pleura
Gejala penebalan pleura dapat berkembang dalam beberapa tahun karena
kondisi ini biasanya disebabkan oleh paparan serat asbes jangka panjang selama
beberapa periode waktu tertentu. Gejala penebalan pleura dapat bervariasi antara
satu individu dengan individu yang lain dan jika pasien percaya bahwa mereka
mungkin menderita penebalan pleura maka sangatpenting bagi mereka untuk
mencari diagnosis akurat dengan menemui dokter yang berkualitas.
Penebalan pleura mempengaruhi fungsi paru-paru melalui pleura yang
mengalami penebalan atau pengapuran. Jika membran mengalami pengapuran
atau jaringan parut, ini mengakibatkan paru-paru jadi kurang elastis dan
menyebabkan gangguan pada fungsi hati.
Seseorang yang menderita penebalan pleura dapat mengalami gejala-gejala
sebagai berikut:
Sesak napas
Merasa kaku pada pergerakan dada
Nyeri dada
Berdasarkan progresivitas penyakit, penebalan pleura merupakan penyakit yang
bisa mempengaruhi kualitas hidup para penderitanya. Di sisi lain, penyakit ini
dapat diobati dan dipantau.
E. Pengobatan penebalan pleura
Tidak ada pengobatan spesifik untuk penebalan pleura karena ketika
kerusakan terjadi maka luka tersebut bersifat irreversibel atau menetap tapi sangat
penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat karena penebalan pleura dapat
menyebabkan komplikasi tambahan. Pembahasan yang mendalam tentang
penebalan pleura menunjukkan bahwa kondisi tersebut adalah kondisi yang jinak
namun dapat berkembang menjadi mesotelomia yang ganas sehingga monitoring
terhadap pasien yang menderita penebalan pleura sangat diperlukan.
Ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk menentukan apakah kondisi
tersebut bersifat jinak atau ganas (mesothelioma). Secara tipikal diagnosis dapat
6
ditegakkan dengan bantuan x-ray dan kemudian ct-scan. Jika scan menunjukkan
penebalan yang terlokalisir di sepanjang garis putih yang menyelubungi paru-paru
maka dokter akan mendiagnosisnya sebagai kondisi penebalan pleura.
Pemeriksaan berkala pada dokter harus dilakukan untuk memantau kondisi
dan melakukan olahraga jika memungkinkan untuk mengetahui fungsi paru-paru.
Jika dokter umum mendiagnosis pasien dengan penyakit berkaitan dengan
asbestos seperti kondisi penebalan pleura maka memungkinan untuk mengajukan
klaim untuk kecelakaan personal.
F. Statistik penebalan pleura
Penebalan pleura adalah penyakit industrial yang sering disebabkan oleh
paparan jangka panjang dari inhalasi material asbestos dan menyebabkan
meningkatnya jumlah penderita yang didiagnosis setiap tahun di UK. Penyakit ini
juga sering menunjukkan gejala pada 10 tahun setelah paparan dan pada banyak
kasus, penebalan pleur terjadi beberapa tahun yang lalu dan baru terdiagnosis
sekarang.
Kekhawatiran sejak HSE mengumpulkan data tentang penderita baru
penebalan pleura selama setahun berawal di tahun 1991, hal ini terjadi ketika lebih
banyak kasus ditemukan pada tahun 2010 dibandingkan dengan 20 tahun terakhir.
Pada 1991 terdapat 150 kasus penebalan pleura yang terdiagnosis. Hal ini sangat
berbeda dengan 505 kasus yang ditemukan di tahun 2010. Jumlah penderita
penebalan pleura yang dilaporkan di tahun terakhir adalah 340 kasus. Jumlah
penderita yang mengalami penebalan pleura lebih banyak ditemukan pada laki-
laki. Di tahun 2010 terdapat 53 kasus yang ditemukan pada wanita. Hal ini sangat
berbeda dengan 724 kasus yang ditemukan pada laki-laki.
G. Abnormalitas pada x-ray dada
Pleura hanya dapat terlihat jika ada kelainan. Kelainan pleura dapat
menetap dan sangat penting untuk memeriksa secara hati-hati di setiap paru
dimana kelainan pleura mudah terlihat. Beberapa penyakit pada pleura
menyebabkan penebalan pleura, dan yang lain menyebabkan terbentuknya cairan
dan munculnya udara di ruang pleura.
1.Pneumothorax
7
Pneumothorax terbentuk ketika udara terjebak di ruang pleura. Hal ini
dapat terjadi secra spontan, atau sebagai hasil dari penyakit paru yang
mendasarinya. Penyebab paling utama adalah trauma, dengan laserasi pada pleura
viseral oleh patahan iga. Jika paru-paru terdapat lebih dari 2cmdari dinding dada
bagian dalam, kondisi ini disebut “besar”. Jika terdapat pergeresan trakhea atau
mediastinum yang terjadi pada pneumothorax, maka pneumothorax tersebut
berada dalam “tekanan”. Ini merupakan kasus kegawatdaruratan.
Gambar 4 Pneumothorax2.Penebalan pleura
Penebalan pleura sangat mudah dilihat pada x-ray.
Gambar 5 Penebalan pleura
3.Plak asbestos
8
Pengapuran pleura terkait dengan asbestos memiliki karakteristik
tersendiri dan umumnya dapat terlihat sejak awal. Berbentuk tidak beraturan,
sangat mudah dibedakan, dan secara klasik terlihat seperti daun.
Gambar 6 Plak asbestos4.Efusi pleura
Sebuah efusi pleura adalah terkumpulnya cairan di rongga pleura. Cairan
berasal dari bagian terbawah dada, tergantung pada posisi pasien. Jika pasien
berdiri ketika x-ray diambil, maka akan terlihat efusi pleura yang membentuk
sudut costofrenicus dan hemidiafragma. Jika pasien dalam posisi supine efusi
pleura akan melapisi di sepanjang aspek posterior dari cavum thorax dan sulit
dilihat pada x-ray.
Gambar 7 Efusi pleura
9
BAB III
KESIMPULAN
Penebalan plera adalah penyakit paru yang ditandai dengan jaringan parut,
kalsifikasi, dan penebalan pleura (disepanjang paru) sering merupakan
konsekuensi dari inhalasi asbestos ke dalam paru-paru.
Pekerja yang memiliki resiko tinggi mengalami penebalan pleura berkaitan
dengan paparan asbestos:
Pengamat bangunan
Pelapisan kabel
Penginstal komputer
Pekerja kontruksi
Elektrisi
Tukang cat dan dekorator
Pekerja textile
Insinyur telekomunikasi
Dll
Pekerja yang profesinya berkaitan dengan penggunaan asbestos memiliki peluang
besar untuk mengalami penebalan pleura secara statistik, meskipun ada penyebab
lain yang dapat menimbulkan penebalan pleura,diantaranya:
Pneumoni bakterial
Kemoterapi
Obat-obatan
Infeksi
Trauma pada costa
Kontusio paru
Lupus
Efusi pleura
Emboli paru
Terapi radiasi
Penyakitrheumatoid paru
10
Tuberkulosis
Tumor (jinak dan ganas)
Seseorang yang menderita penebalan pleura dapat mengalami gejala-gejala
sebagai berikut:
Sesak napas
Merasa kaku pada pergerakan dada
Nyeri dada
Tidak ada terapi khusus untuk penebalan pleura karena sekali terjadi
penebalan, kalsifikasi dan jaringan parut, maka kondisi akan menetap selamanya
atau bersifat irreversible.
DAFTAR PUSTAKA
11
1. APSR 2005 Guangzhou Workshop on Pleural Disease Blanc et al. 2002
Diagnostic Value of Medical Thoracoscopy in Pleural Disease : A 6-Year
Retrospective Study Chest 121;1677-1683
2. Colt 1999 Thoracoscopy: window to the pleural space. ChesT 1999;116:
1409–1415.
3. Haris, et al., 1995 The impact of thoracoscopy on the management of
pleural disease. Chest 107:845–852
4. Pleural thickening. www.pleuralthickening.org.uk. Diunduh tanggal 6
Januari 2013.
12