pendahuluan-penutup
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Keluarga merupakan tempat anak melihat cahaya kehidupan pertama,
sehingga apapun yang dicurahkan dalam sebuah keluarga akan meniggalkan
sebuah kesan yang mendalam terhadap watak, pikiran serta sikap dan perilaku
anak. Sebab tujuan dalam membina kehidupan keluarga adalah agar dapat
melahirkan generasi baru sebagai penerus perjuanagn hidup orang tua. Untuk
itulah orang tua mempunyai tanggung jawab dan kewajiban dalam pendidikan
anak-anaknya.
Salah satu peranan orang tua terhadap keberhasilan pendidikan anaknya
adalah dalam memberikan perhatian, terutama perhatian pada kegiatan belajar
mereka dirumah. Perhatian orang tua memiliki pengaruh psikologis yang besar
terhadap kegiatan belajar anak. Dengan adanya perhatian dari orang tua, anak
akan lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar karena ia tahu bahwa
bukan dirinya sendiri saja yang berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang
tuanya pun demikian. Sebab baik buruknya prestasi yang dicapai anak akan
memberikan pengaruh kepadanya dalam perkembangan pendidikan
selanjutnya.
Tidak setiap anak memiliki kemampuan yang sama dalam menyerap ilmu
yang dipelajari disekolah. Tidak sedikit siswa-siswi di sekolah yang merasa
kesulitan dalam menerima pelajaran, bahkan diantara mereka masih ada yang
belum mengerti sama sekali dengan pelajaran yang sudah diberikan bapak ibu
gurunya di sekolah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Mungkin
diantaranya dari guru yang galak atau siswa tersebut belum siap untuk
menerima mata pelajaran tersebut karena sudah dianggap sulit duluan. Lagi-
lagi disini peranan dan partisipasi orang tua sangat dibutuhkan dalam
membantu kesulitan anak belajar.
2
Dalam era modernisasi seperti sekarang ini bimbingan orang tua kepada
anak sangat diperlukan. Namun sayangnya banyak orang tua yang kurang
memperhatikan pendidikan anaknya atas nama kesibukan, pekerjaan, atau
anggapan yang salah terhadap perkembangan anak. Orang tua merasa anaknya
sudah cukup kuat untuk mengerjakan apa-apa sendirian. Prang tua merasa si
anak sudah saatnya bermain bersama teman-temanya. Para orang tua hanya
menyerahkan pendidikan anak pada sekolah. Padahal masa anak-anak adalah
masa peralihan yang membutuhkan lebih bayak perhatian dan pengawasan.
Oleh karena itulah sangat diperlukan kerjasama antara sekolah dan orang tua
dalam mendidik anak.
Di dusun Kuwungan, Desa Jebed Selatan, Kecamatan Taman, Kabupaten
Pemalang terdapat banyak sekali anak usia sekolah dasar. Tetapi ironisnya
hampir seluruh anak-anak tersebut tidak mendapatkan perhatian dari orang
tuanya terutama dalam hal pendidikan. Banyak hal yang menyebabkan hal
tersebut salah satunya adalah alasan dari orang tua karena kesibukan mencari
nafkah. Selain itu kondisi lingkungan juga sangat berpengaruh. Anak-anak
umumnya hanya belajar di sekolah saja. Setelah melalukan pembelajaran di
sekolah mereka hanya asyik bermain dengan teman-temanya sampai waktu
magrib menjelang. Lebih ironisnya lagi waktu malam yang seharusnya
digunakan untuk belajar hanya di gunakan untuk menonton TV.
Berdasarkan uraian di atas, diperlukan adanya pembinaan untuk anak-anak
di Dusun Kuwungan sebagai pengganti pendidikan dari orang tuanya. Rumah
belajar adalah wadah yang tepat untuk membina anak-anak tersebut, sehingga
anak bisa mendapatkan lingkungan belajar yang memadai.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarakan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana pentingnya peran orang tua dalam pendidikan anak?
2. Bagaimana kondisi pendidikan anak oleh orang tua di Dusun Kuwungan?
3
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi kurangnya perhatian orang tua pada
pendidikan anak di dusun Kuwungan?
C. TUJUAN
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk :
1. Memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi Universitas Negeri Semarang
2. Memberikan wawasan kepada masyarakat tentang pentingnya perhatian
orang tua terhadap pendidikan anak
3. Memberikan solusi alternatif untuk mengatasi permasalahan yang timbul
akibat kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PARTISIPASI ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK
Pada hakikatnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara
keluarga masyarakat dan pemerintah. Sehingga orang tua tidak boleh
menganggap bahwa pendidikan anak hanyalah tanggung jawab sekolah.
Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk membina
kepribadiannya agar sesuai dengan norma-norma atau aturan di dalam
masyarakat. Setiap orang dewasa di dalam masyarakat dapat menjadi
pendidik, sebab pendidik merupakan suatu perbuatan sosial yang mendasar
untuk petumbuhan atau perkembangan anak didik menjadi manusia yang
mampu berpikir dewasa dan bijak.
Anak sejak lahir membutuhkan pendidikan dari orang tuanya. Pendidikan
dari orang tua sangat diperlukan anak dalam mengaktualiasasikan potensi
yang ada pada diri anak itu sendiri, setiap orang tua tentu saja mempunyai
cita-cita, tujuan dan harapan, itu akan tercapai bila anak dapat mencapai dalam
pendidikan yang baik.
Orang tua adalah sosok yang akan diindentifikasi dan didinternalisasi
menjadi peran dan sikap oleh anak, maka salah satu tugas utama orang tua
adalah mendidik keturunanya, dengan kata lain dalam relasi antara anak dan
orangtua itu secara kodrati tercakup unsur pendidikan pengembangan
kepribadian anak dan mendewasakanya. Karena itu orang tua merupakan
pendidik paling pertama dan paling utama untuk anak-anaknya, (Kartono,
1997 : 59-60).
Setiap orang tua mengharapkan anak mendapat pendidikan yang baik
sehingga dengan berbagai macam cara yang dilakukan orang tua dalam
meningkatkan dan memberi pendidikan melalui pendidikan formal, informal,
dan non formal.
5
Ruang Lingkup Pendidikan
Pendidikan Formal
Pendidikan formal disebut juga sebagai pendidika sekolahan berupa
rangkaian jenjang pendidikan yang telah berlaku mulai dari sekolah dasar
sampai dengan perguruan tinggi (Umar Tirtahardja, 1994 : 78). Usaha
pendidikan sekolah merupakan kelanjutan dari pendidikan keluarga,
sehingga mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan sosialnya.
Pendidikan Informal
Pendidikan yang diberikan dalam lingkungan keluarga, sebagai lembaga
yang terdiri dari ayah dan ibu. Keluarga meupakan lembaga pendidikan
yang pertama dan utama yang berlangsung secara wajar, dimana anak
mengadakan sosialisasi yang pertama dalam keluarga.
Pendidikan yang diberikan orang tua dalam suatu keluarga akan
memberikan pengetahuan, keterampilan, dasar agama, moral sosial,
pandangan hidup, dan nilai-nilai budaya yang diperlukan dapat berperan
dalam keluarga dan masyarakat.
Pendidikan non formal
Pendidikan non formal meliputi berbagai usaha khusus yang
diselenggarakan secara beorganisasi agar terutama generasi muda dan
dewasa yang tidak mendapat sepenuhnya atau sama sekali tidak
berkesempatan mengikuti pendidikan sekolah dapat memiliki pengetahuan
praktis dan keterampilan dasar yang mereka perlukan sebagai warga
masyarakat yang produktif.
Menurut Umar Tirtahardja faktor pendorong pendidikan non formal adalah
semakin banyaknya jumlah angkatan muda sehingga mereka terdorong
untuk memasuki lapangan kerja dengan memiliki keterampilan tertentu
yang dipersyaratkan di lapangan kerja. Selain itu adanya tuntutan
persyaratan khusus oleh sektor swasta yang lazimnya belum dipersiapkan
oleh pendidikan formal.
6
Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya untuk melanjutkan pada
pendidikan formal, tapi kondisi ekonomi yang tidak mencukupi untuk masuk
pada Perguruan Tinggi, maka orangtua memberikan alternatif pendidikan
seperti dimasukkan pada pendidikan nonformal seperti Sekolah Kejuruan atau
kursus, yang diharapkan setelah keluar dari lembaga tersebut anak mendapat
pengetahuan dan ketrampilan, sehingga dapat masuk dalam lapangan kerja
walaupun tidak mengenyam pendidikan formal.
Pendidikan formal, informal dan nonformal dipandang sebagai subsistem
dari sistem pendidikan, secara bersama-sama menjadikan pendidikan
berlangsung seumur hidup dan dapat dilakukan dimana saja kapan saja dan
dengan apa saja. Dalam hal ini apabila orangtua memperoleh pemahaman
yang benar mengenai pentingnya pendidikan bagi anak, maka terbentuk
keyakinan mengarah pada pembentukan sikap yang positif yang selanjutnya
menumbuhkan aspirasi yang tinggi terhadap pendidikan.
Sebagai orangtua yang bertanggung jawab terhadap anaknya maka peran
orangtua (keluarga) memegang fungsi dan peranan penting dalam
meningkatkan pendidikan anaknya.
Menurut Hasbullah peran orangtua (keluarga) adalah :
1. Pengalaman pertama masa anak-anak.
Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama dan
utama merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak.
Pendidikan maksudnya bahwa kehadiran anak didunia disebabkan
hubungan kedua orangtuanya dan bertanggung jawab pada pendidikan
anaknya.
2. Menjamin kehidupan emosional anak.
Kehidupan emosional/kebutuhan akan rasa kasih sayang dapat dipenuhi
atau dapat berlembaga dengan baik, hal ini dikarenakan adanya hubungan
darah.
3. Menanamkan dasar pendidikan moral.
Penanaman moral merupakan penanaman dasar bagi anak, yang biasanya
tercermin dalam sikap dan perilaku orangtua sebagai tauladan.
7
4. Memberikan dasar pendidikan sosial.
Perkembangan benih kesadaran sosial pada anak dapat dipupuk sedini
mungkin, terutama lewat kehidupan keluarga yang penuh rasa tolong
menolong, gotong-royong secara kekeluargaan.
5. Peletakan dasar keagamaan.
Nilai keagamaan berperan besar dalam proses internalisasi dan
transformasi dalam pribadi anak.
Berbagai cara yang ditempuh oleh orangtua dalam partisipasinya terhadap
pendidikan anak, diantaranya yaitu dengan yang memenuhi kebutuhan materi
anaknya, orangtua yang bekerja dari pagi sampai malam tanpa kenal lelah
untuk mencari nafkah. Namun kadangkala yang disayangkan adalah
pemenuhan kebtuhan materi ini tidak diseimbangkan dengan pemenuhan
perhatian dan kasih sayang. Akibatnya pendidikan anak kadangkala
terbengkalai. Anak hanya sibuk dengan dunianya sendiri daan menjadi tidak
terarah. Pada dasarbya hal ini bisa diantisipasi tergantung dari masing-masing
orangtua dalam mendidik anak, semua akan berjalan dengan baik apabila
orangtua mampu membagi waktu, dalam mendidik serta memberi pendidikan
dan perhatian yang cukup bagi anak.
Partisipasi orangtua dalam pendidikan anaknya tentu tidak hanya diberikan
sebatas pendidikan saja atau diberikan uang yang cukup, tapi juga dengan
pengasuhan dari orangtua, dengan memberi perhatian kasih sayang,
kepedulian dan dukungan dari anggota keluarga.
Perhatian orang tua dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat,
pengawasan terhadap belajar, pemberian motivasi dan penghargaan, serta
pemenuhan fasilitas belajar. Pemberian bimbingan dan nasihat menjadikan
anak memiliki idealisme, pemberian pengawasan terhadap belajarnya dalah
untuk melatih anak memiliki kedisiplinan, pemberian motivasi dan
penghargaan agar anak terdorong untuk belajar dan berprestasi, sedangkan
pemenuhan fasilitas yang dibutuhkan dalam belajar adalah agar anak semakin
8
teguh pendirianya pada satu idealisme yang ingin dicapai dengan
memanfaatkan fasilitas yang ada.
Beberapa peneliti mencatat bahwa keterlibatan orang tua dalam
pendidikan anak di sekolah berpengaruh positif pada hal-hal berikut :
1. Membantu penumbuhan rasa percaya diri dan penghargaan pada diri
sendiri
2. Meningkatkan capaian prestasi akademik
3. Meningkatkan hubungan orang tua-anak
4. Membantu orang tua bersikap positif terhadap sekolah
5. Menjadikan orang tua memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap
proses pembelajaran di sekolah.
Usia anak sekolah dasar adalah usia masa peralihan sehingga
membutuhkan kerjasama antara orang tua dan sekolah dalam mewujudkan
pendidikan anak. Pihak sekolah dapat menyiapkan beberapa metode untuk
dapat melibatkan orang tua pada pendidikan anak, diantaranya dengan:
1. Acara pertemuan guru-orang tua
2. Komunikasi tertulis guru-orang tua
3. Meminta orang tua memeriksa dan menandatangani PR
4. Mendukung tumbuhnya forum orang tua murid yang aktif diikuti para
orang tua
5. Kegiatan rumah yang melibatkan orang tua dengan anak dikombinasikan
dengan kunjungan guru ke rumah
6. Terus membuka hubungan komunikasi (telepon, sms, e-mail, portal
interaktif dll)
7. Dorongan agar orang tua aktif berkomunikasi dengan anak
Menurut Hasbullah (1997), dalam tulisannya tentang dasar-dasar ilmu
pendidikan, bahwa keluarga sebagai lembaga pendidikan memiliki beberapa
fungsi yaitu fungsi dalam perkembangan kepribadian anak dan mendidik
9
anak dirumah; fungsi keluarga/orang tua dalam mendukung pendidikan di
sekolah.
Fungsi keluarga dalam pembentukan kepribadian dan mendidik anak di
rumah:
1. sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
2. menjamin kehidupan emosional anak
3. menanamkan dasar pendidikan moral anak
4. memberikan dasar pendidikan sosial
5. meletakan dasar-dasar pendidikan agama
6. bertanggung jawab dalam memotivasi dan mendorong keberhasilan anak
7. memberikan kesempatan belajar dengan mengenalkan berbagai ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan kelak
sehingga ia mampu menjadi manusia dewasa yang mandiri.
8. menjaga kesehatan anak sehingga ia dapat dengan nyaman menjalankan
proses belajar yang utuh.
9. memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memberikan
pendidikan agama sesuai ketentuan Allah Swt, sebagai tujuan akhir
manusia.
Fungsi keluarga/ orang tua dalam mendukung pendidikan anak di sekolah :
1. orang tua bekerjasama dengan sekolah
2. sikap anak terhadap sekolah sangat di pengaruhi oleh sikap orang tua
terhadap sekolah, sehingga sangat dibutuhkan kepercayaan orang tua
terhadap sekolah yang menggantikan tugasnya selama di ruang sekolah.
3. orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya, yaitu dengan
memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai segala
usahanya.
4. orang tua menunjukkan kerjasama dalam menyerahkan cara belajar di
rumah, membuat pekerjaan rumah dan memotivasi dan membimbimbing
anak dalam belajar.
5. orang tua bekerjasama dengan guru untuk mengatasi kesulitan belajar anak
10
6. orang tua bersama anak mempersiapkan jenjang pendidikan yang akan
dimasuki dan mendampingi selama menjalani proses belajar di lembaga
pendidikan.
Untuk dapat menjalankan fungsi tersebut secara maksimal, seorang tua
harus memiliki kualitas diri yang memadai, sehingga anak-anak akan
berkembang sesuai dengan harapan. Artinya orang tua harus memahami
hakikat dan peran mereka sebagai orang tua dalam membesarkan anak,
membekali diri dengan ilmu tentang pola pengasuhan yang tepat, pengetahuan
tentang pendidikan yang dijalani anak, dan ilmu tentang perkembangan anak,
sehingga tidak salah dalam menerapkan suatu bentuk pola pendidikan
terutama dalam pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan tujuan
pendidikan itu sendiri untuk mencerdasakan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
Pendampingan orang tua dalam pendidikan anak diwujudkan dalam suatu
cara-cara orang tua mendidik anak. Cara orang tua mendidik anak inilah yang
disebut sebagai pola asuh. Setiap orang tua berusaha menggunakan cara yang
paling baik menurut mereka dalam mendidik anak. Untuk mencari pola yang
terbaik maka hendaklah orang tua mempersiapkan diri dengan beragam
pengetahuan untuk menemukan pola asuh yang tepat dalam mendidik anak.
B. RUMAH BELAJAR
Rumah belajar tidak berbeda dengan bimbingan belajar. Perbedaan yang
mencolok terletak latar belakang pendirian dan pembiayaanya. Rumah Belajar
lebih di latarbelakangi oleh kepedulian untuk membantu memberikan sarana
pendidikan dan belajar bagi masyarakat kurang mampu.
Hal ini karena tidak sedikit siswa-siswi sekolah yang merasa kesulitan
dalam menerima pelajaran, bahkan diantaranya masih ada yang belum
11
mengerti sama sekali dengan pelajaran yang sudah diberikan oleh bapa-ibu
guru di sekolahnya. Bahkan ada sebagian siswa yang sampai merasa takut
untuk mengikuti mata pelajaran tertentu di sekolahnya masing-masing.
Sehingga memungkinkan sebagian siswa untuk atau harus menerima pelajaran
tambahan dari lembaga-lembaga ”Bimbingan Belajar” yang sekarang ini
sudah banyak di setiap kota. Hal ini tidak dapat dipenuhi pada masyarakat
kurang mampu.
Selain itu latar belakang pendidikan pada masyarakat kurang mampu yang
relatif rendah juga turut melatarbelakangi pendirian rumah belajar.
Pembiayaan dan pengelolaan pada rumah belajar biasanya databg dari para
donatur dan apara sukarelawan.
C. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Dusun Kuwungan adalah dusun ke-5 dari Desa Jebed selatan Kecamatan
taman Kabupaten Pemalang yang terletak di bagian selatan pusat kota.
Kehidupan masyarakat di dusun ini seperti layaknya masyarakat desa lainya.
Di dusun tersebut terdapat beragam matapencaharian diantaranya petani,
pedagang, buruh di perantauan, dan buruh pertanian di desa. Bila pagi datang
semua masyarakat dewasa mulai beraktifitas dan akan kembali berkumpul
dengan keluarga di sore hari untuk rehat mengumpulkan tenaga esok hari.
Berbeda dengan para perantau di Ibu Kota, mereka biasanya akan kembali ke
desa dalam waktu berbulan-bulan bahkan tahunan. Anehnya para perantau ini
bukan saja para kaum bapak tetapi para ibu pun menjadi perantau. Dengan
dalih demi memperbaiki kehidupan ekonomi keluarga mereka meninggalkan
anak-anaknya di kampung yang umumnya masih dalam usia anak sekolah
dasar. Anak-anak akan di asuh oleh neneknya yang sudah berusia lanjut.
Padahal anak usia sekolah dasar masih membutuhkan perhatian dan
bimbingan dari orang tuanya.
Dengan kesibukan dari orang tua anak tidak memiliki waktu untuk
bersama orang tuanya. Akibatnya anak tidak mendapatkan perhatian dan
pendidikan dari orang tuanya. Para orang tua umumnya hanya mementingkan
12
materi saja dan mengabaikan kasih sayang serta perhatian pada anak-anaknya.
Padahal seharusnya keduanya harus diseimbangkan. Hal ini menyebabkan
anak-anak terbengkalai dan terlalu larut dalam dunianya sendiri.
Anak-anak di dusun Kuwungan terbiasa bermain dari pagi sampai sore.
Setelah pulang sekolah mereka akan segera bergabung dengan teman
sebayanya untuk bermain. Sedangkan bila malam tiba mereka akan beralih
kegiatan dengan menonton TV. Di dusun ini sangat sedikit sekali bisa di
jumpai orang tua yang mengarahkan anaknya untuk belajar. Padahal dukunagn
dan bimbingan dari orang tua sangat berpengaruh dalam pendidikan dan
perkembangan anak.
Tidak setiap anak memiliki kemampuan yang sama dalam menyerap ilmu
yang dipelajari disekolah. Tidak sedikit siswa-siswi di sekolah yang merasa
kesulitan dalam menerima pelajaran, bahkan diantara mereka masih ada yang
belum mengerti sama sekali dengan pelajaran yang sudah diberikan bapak ibu
gurunya di sekolah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Mungkin
diantaranya dari guru yang galak atau siswa tersebut belum siap untuk
menerima mata pelajaran tersebut karena sudah dianggap sulit duluan. Lagi-
lagi disini peranan dan partisipasi orang tua sangat dibutuhkan dalam
membantu kesulitan anak belajar.
Penyebab terbekalainya pendidikan anak di Dusun Kuwungan dapat di
uraikan sebagai berikut :
1. Latar belakang pendidikan orang tua
Umumnya masyarakat di dusun kuwungan berpendidikan rendah. Bahkan
banyak juga yang tidak sekolah atau tidak tamat Sekolah Dasar. Orang tua
yang hanya tamat sekolah dasar atau tidak tamat cenderung kepada hal-hal
tradisional dan kurang menghargai arti pentingnya pendidikan. Mereka
menyekolahkan anaknya hanya sebatas bisa membaca dan menulis saja.
Sehingga mereka tidak terlalu mementingkan pendidikan anaknya. Mereka
juga tidak bisa membimbing anaknya dalam kegiatan belajar dirumah
karena minimya penetahuan. Mereka sepenuhnya menyerahkan
pemdidikan pada sekolah.
13
2. Lemahnya ekonomi keluarga
Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan orang tua terpaksa bekerja
keras mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari, sehingga pendidikan anak
kurang terperhatikan dengan baik. Hal-hal tersebut diatas sangat
mempengaruhi anak dalam mencapai suksesnya bersekolah. Pendapatan
keluarga yang serba kekurangan juga menyebabkan kurangnya perhatian
orang tua terhadap anak karenan setiap harinya hanya memikirkan
bagaimana caranya agar keperluan keluarga bisa terpenuhi, apalagi kalau
harus meninggalkan keluarga untuk berusaha menempuh waktu berbulan-
bulan bahkan kalau sampai tahunan, hal ini tentu pendidikan anak menjadi
terabaikan. Bahkan hal ini dilakukan oleh seorang ibu.
3. Kurangnya minat anak untuk bersekolah
Tidak adanya dukungan dari orang tua dan keluarga menyebabkan anak
tidak bersemangat dalam belajar. Anak usia wajib belajar semestinya
menggebu-gebu ingin menuntut ilmu pengetahuan. Adapun yang
menyebabkan anak kurang berminat untuk bersekolah adalah: anak kurang
mendapat perhatian dari orang tua terutama tentang pendidikannya, juga
karena kurangnya orang-orang terpelajar sehingga yang mempengaruhi
anak kebanyakan adalah orang yang tidak sekolah sehingga minat anak
untuk sekolah sangat kurang.
4. Kondisi lingkungan tempat tinggal anak
Lingkungan tempat tinggal anak adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi terjadinya kegiatan dan proses belajar/pendidikan. Oleh
sebab itu seyogyanya lingkungan tempat tinggal anak atau lingkungan
masyarakat ini dapat berperan dan ikut serta di dalam membina
kepribadian anak-anak kearah yang lebih positif.
Untuk membina anak kearah yang lebih positif dan bermanfaat
adalah dengan adanya saling berhubungan satu dengan yang lainnya,
sehingga anak timbul saling pengaruh dengan proses pendidikan akan
berjalan dengan lancar dan baik.
14
Kondisi ini jarang sekali ditemukan pada masyarakat di Dusun
Kuwungan.
5. Pandangan masyarakat terhadap pendidikan
Pandangan masyarakat yang maju tentu berbeda dengan masyarakat yang
keterbelakangan dan tradisional, masyarakat yang maju tentu pendidikan
mereka maju pula, demikian pula anak-anak mereka akan menjadi
bertambah maju pula pendidikannya dibanding dengan orang tua mereka.
Pada umumnya masyarakat dusun Kuwungan kurang memahami arti
pentingnya pendidikan.
Berdasarkan kondisi diatas, perlu adanya pembinaan untuk anak-anak di
Dusun Kuwungan khususnya dalam hal pendidikan sebagai pengaganti
alternatif peran orang tua. Apabila ruamh belajar dapat dihadirkan akan sangat
membantu kemajuan pendidikan anak-anak di Dusun Kuwungan.
D. SOLUSI YANG DITAWARKAN
Solusi yang bisa penulis tawarkan pada peramasalahan di atas adalah
pendirian rumah belajar untuk masyarakat Dusun Kuwungan. Rumah belajar
dapat memberikan bimbingan belajar dan melengkapi sarana pendidikan
tanpa dipungut biaya sehingga tidak akan memberatkan para orang tua.
Rumah Belajar Dusun Kuwungan
Rumah belajar dusun Kuwungan adalah bentuk kepedulian terhadap
kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak-anak. Kegiatan
Rumah Belajar adalah dalam bentuk bimbingan belajar. Selain itu Rumah
Belajar juga menyediakan sarana pendidikan seperti buku-buku pelajaran,
buku-buku pengetahuan, alat peraga pembelajaran, media pembelajaran,
permainan edukasi, dll.
Lokasi Rumah Belajar
Pada awalnya Rumah belajar dapat dilaksanakan di salah satu rumah
warga Dusun Kuwungan. Namun dalam perkembanganya rumah belajar ini
15
dapat berdiri secara independen dengan mendirikan sebuah tempat khusus
untuk berlangsungnya kegiatan rumah belajar.
Pengelola Rumah Belajar
Pengelola rumah belajar ini adalah anak-anak muda warga dari Dusun
Kuwungan Desa Jebed Selatan Kabupaten Pemalang, yang berhasil mengecap
pendidikan relatif lebih baik dari warga-warga lainnya, yaitu setingkat SMA
dan Sarjana. Kami juga melibatkan IMPP (Ikatan Mahasiswa Pelajar
Pemalang) dan mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi Pemalang untuk
bisa menghadirkan para mahasiswa Kabupaten Pemalang yang sedang pulang
ke kampung halaman sebagai pengajar. Tentunya semua itu dilakukan dengan
niat baik membantu denga ikhalas.
Sumber pembiayaan Rumah Belajar selain berasal dari pengelola juga
berasal dari para donatur dan sekarelawan dimanapun berada.
Program Rumah Belajar
Setiap anak memiliki minat & bakat sendiri-sendiri. Rumah Belajar Dusun
Kuwungan mengajak anak-anak mengembangkan kelebihan itu.
Rumah Belajar Dusun Kuwungan memiliki 4 Program, yaitu :
1. Belajar Bersama.
Belajar Bersama dikemas dalam bentuk belajar bareng-bareng sahabat
lainnya ditemani oleh kakak-kakak pembimbing. Belajar Bareng ini fokus
untuk mendukung pelajaran di sekolah. Jadwal belajar setiap hari mulai
jam 18.30 – 20.00. Belajar Bareng terbagi dalam 3 kelompok, yaitu :
Kelompok kelas 1,2,3 SD,
Kelompok kelas 4,5,6 SD, dan
Kelompok kelas 7,8,9 SMP.
Masing-masing kelompok dijadwalkan 1 minggu 3x pertemuan. Namun
Rumah Belajar Dusun Kuwungan membebaskan mereka untuk datang
kapanpun untuk sekedar berbagi cerita atau membaca buku.
2. Sahabat Pengetahuan.
16
Sahabat Pengetahuan mengajak anak untuk belajar tentang lingkungan,
kreatifitas, kesenian, dan kearifan lokal. Jadwal yang digunakan hari
minggu atau menggunakan jadwal Belajar Bareng.
3. Ayo Sekolah
Merupakan program untuk membantu meringankan beban pembiayaan
sekolah bagi sahabat yang kesulitan dalam hal pembiayaan sekolah
tersebut.
4. Sahabat Bermain
Meliputi outbound, jalan-jalan, dan berbagai lomba.
Dengan adanya rumah belajar Dusun Kuwungan di harapkan mampu
menjadi solusi alternatif dari minimnya fasilitas pendidikan di pedesaan. Dan
akan semakin mencerdaskan anak-anak di pedesaan.
17
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Perhatian orang tua dalam pendidikan anak sangat di perlukan. Perhatian
orang tua bukan saja dalam hal pemenuhan kebutuhan materi tetapi juga dapat
berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar,
pemberian motivasi dan penghargaan, serta pemenuhan fasilitas belajar.
Namun sayangnya tidak semua orang tua dapat memberikan pendidikan dan
bimbingan untuk anak-anaknya karena berbagai macam penyebaba salah
satunya adalah kesibukan mencari nafkah.
Di Dusun Kuwungan Desa Jebed Selatan Kabupaten Pemalang banyak
orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya terutama dalan
kegiatan belajar di rumah. Hal ini terjadi karena berbagai macam faktor salah
satunya adalah latar belakang pendidikan orang tyau yang rendah dan
kesibukan orang tau dalam mencari nafkah. Akibatnya kegiatan anak menjadi
tidak terarah dan sibuk denga dunia bermain tanpa mempedulikan kegiatan
belajar di ruamah yang seharusnya ia lakukan.
Untuk mengatasi permasalahan itu, Rumah Belajar Dusun Kuwungan
menjadi salah satu alternatif untuk mengatasinya. Rumah belajar hadir dengan
berbagai macam fasilitas pendidikan dan kegiatan belajar yang
menyenangkan. Pengelola berasal dari para sukarelawan yang sedang atau
sudah menempuh pendidikan yang lebih tinggi setingkat SMA dan sarjana.
Pembiayaan berasal dari berbagai donatur dan sukarelawan.
Diharapkan dengan adanya rumah belajar ini menjadi solusi alternatif dari
minimnya fasilitas pendidikan di pedesaan. Dan akn semakin mencerdaskan
anak-anak di pedesaan
18
B. SARAN
1. Sebaiknya orang tua lebih memperhatikan perkembangan dan pendidikan
anak-anaknya selain memenuhi kebutuhan materinya.
2. Adanya kepedulian masyarakat terhadap pendidikan anak-anak
3. Semoga gagasan Rumah Belajar ini bisa diwujudkan di Dusun Kuwungan
Desa Jebed Selatan Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang pada
khususnya dan masyarakat pedesaan lainya pada umumnya.
4. Adanya kepedulian kaum muda terpelajar pada pendidikan anak-anak di
Negara ini.
19
DAFTAR PUSTAKA
Muhyidin, Muhamad.2006. Buku Pintar Mendidik Anak Sholeh dan Sholehah Sejak dalam Kandungan sampai Remaja .Yogyakarta: Diva Press.
Purnawati.2005.Skripsi : Partisipasi orang Tua terhadap Pendidikan Anak (Kasus pada Komunitas Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Semarang : Universitas Negeri Semarang .
Ranaswati, Dwi.2005.Skripsi Pola pendidikan Anak pada Keluarga Miskin di Desa Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang:. Semarang : Universitas Negeri Semarang .
Mustafa, Adi Junjunan. 2009. Peran Orang Tua dalam sukses Mendukung Pendidikan Anak . http://agguss.wordpress.com diunduh pada tanggal 26 Desember 2011