pendahuluan-penutup

29
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Keluarga merupakan tempat anak melihat cahaya kehidupan pertama, sehingga apapun yang dicurahkan dalam sebuah keluarga akan meniggalkan sebuah kesan yang mendalam terhadap watak, pikiran serta sikap dan perilaku anak. Sebab tujuan dalam membina kehidupan keluarga adalah agar dapat melahirkan generasi baru sebagai penerus perjuanagn hidup orang tua. Untuk itulah orang tua mempunyai tanggung jawab dan kewajiban dalam pendidikan anak-anaknya. Salah satu peranan orang tua terhadap keberhasilan pendidikan anaknya adalah dalam memberikan perhatian, terutama perhatian pada kegiatan belajar mereka dirumah. Perhatian orang tua memiliki pengaruh psikologis yang besar terhadap kegiatan belajar anak. Dengan adanya perhatian dari orang tua, anak akan lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar karena ia tahu bahwa bukan dirinya sendiri saja yang berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang tuanya pun demikian. Sebab baik buruknya prestasi yang dicapai anak akan memberikan

Upload: dewi-ruswie

Post on 26-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN-PENUTUP

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Keluarga merupakan tempat anak melihat cahaya kehidupan pertama,

sehingga apapun yang dicurahkan dalam sebuah keluarga akan meniggalkan

sebuah kesan yang mendalam terhadap watak, pikiran serta sikap dan perilaku

anak. Sebab tujuan dalam membina kehidupan keluarga adalah agar dapat

melahirkan generasi baru sebagai penerus perjuanagn hidup orang tua. Untuk

itulah orang tua mempunyai tanggung jawab dan kewajiban dalam pendidikan

anak-anaknya.

Salah satu peranan orang tua terhadap keberhasilan pendidikan anaknya

adalah dalam memberikan perhatian, terutama perhatian pada kegiatan belajar

mereka dirumah. Perhatian orang tua memiliki pengaruh psikologis yang besar

terhadap kegiatan belajar anak. Dengan adanya perhatian dari orang tua, anak

akan lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar karena ia tahu bahwa

bukan dirinya sendiri saja yang berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang

tuanya pun demikian. Sebab baik buruknya prestasi yang dicapai anak akan

memberikan pengaruh kepadanya dalam perkembangan pendidikan

selanjutnya.

Tidak setiap anak memiliki kemampuan yang sama dalam menyerap ilmu

yang dipelajari disekolah. Tidak sedikit siswa-siswi di sekolah yang merasa

kesulitan dalam menerima pelajaran, bahkan diantara mereka masih ada yang

belum mengerti sama sekali dengan pelajaran yang sudah diberikan bapak ibu

gurunya di sekolah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Mungkin

diantaranya dari guru yang galak atau siswa tersebut belum siap untuk

menerima mata pelajaran tersebut karena sudah dianggap sulit duluan. Lagi-

lagi disini peranan dan partisipasi orang tua sangat dibutuhkan dalam

membantu kesulitan anak belajar.

Page 2: PENDAHULUAN-PENUTUP

2

Dalam era modernisasi seperti sekarang ini bimbingan orang tua kepada

anak sangat diperlukan. Namun sayangnya banyak orang tua yang kurang

memperhatikan pendidikan anaknya atas nama kesibukan, pekerjaan, atau

anggapan yang salah terhadap perkembangan anak. Orang tua merasa anaknya

sudah cukup kuat untuk mengerjakan apa-apa sendirian. Prang tua merasa si

anak sudah saatnya bermain bersama teman-temanya. Para orang tua hanya

menyerahkan pendidikan anak pada sekolah. Padahal masa anak-anak adalah

masa peralihan yang membutuhkan lebih bayak perhatian dan pengawasan.

Oleh karena itulah sangat diperlukan kerjasama antara sekolah dan orang tua

dalam mendidik anak.

Di dusun Kuwungan, Desa Jebed Selatan, Kecamatan Taman, Kabupaten

Pemalang terdapat banyak sekali anak usia sekolah dasar. Tetapi ironisnya

hampir seluruh anak-anak tersebut tidak mendapatkan perhatian dari orang

tuanya terutama dalam hal pendidikan. Banyak hal yang menyebabkan hal

tersebut salah satunya adalah alasan dari orang tua karena kesibukan mencari

nafkah. Selain itu kondisi lingkungan juga sangat berpengaruh. Anak-anak

umumnya hanya belajar di sekolah saja. Setelah melalukan pembelajaran di

sekolah mereka hanya asyik bermain dengan teman-temanya sampai waktu

magrib menjelang. Lebih ironisnya lagi waktu malam yang seharusnya

digunakan untuk belajar hanya di gunakan untuk menonton TV.

Berdasarkan uraian di atas, diperlukan adanya pembinaan untuk anak-anak

di Dusun Kuwungan sebagai pengganti pendidikan dari orang tuanya. Rumah

belajar adalah wadah yang tepat untuk membina anak-anak tersebut, sehingga

anak bisa mendapatkan lingkungan belajar yang memadai.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarakan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana pentingnya peran orang tua dalam pendidikan anak?

2. Bagaimana kondisi pendidikan anak oleh orang tua di Dusun Kuwungan?

Page 3: PENDAHULUAN-PENUTUP

3

3. Bagaimana solusi untuk mengatasi kurangnya perhatian orang tua pada

pendidikan anak di dusun Kuwungan?

C. TUJUAN

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk :

1. Memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan

Tinggi Universitas Negeri Semarang

2. Memberikan wawasan kepada masyarakat tentang pentingnya perhatian

orang tua terhadap pendidikan anak

3. Memberikan solusi alternatif untuk mengatasi permasalahan yang timbul

akibat kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak.

Page 4: PENDAHULUAN-PENUTUP

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. PARTISIPASI ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK

Pada hakikatnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara

keluarga masyarakat dan pemerintah. Sehingga orang tua tidak boleh

menganggap bahwa pendidikan anak hanyalah tanggung jawab sekolah.

Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk membina 

kepribadiannya agar sesuai dengan norma-norma atau aturan di dalam

masyarakat. Setiap orang dewasa di dalam masyarakat dapat menjadi

pendidik, sebab pendidik merupakan suatu perbuatan sosial yang mendasar

untuk petumbuhan atau perkembangan  anak didik menjadi manusia yang

mampu berpikir dewasa dan bijak.

Anak sejak lahir membutuhkan pendidikan dari orang tuanya. Pendidikan

dari orang tua sangat diperlukan anak dalam mengaktualiasasikan potensi

yang ada pada diri anak itu sendiri, setiap orang tua tentu saja mempunyai

cita-cita, tujuan dan harapan, itu akan tercapai bila anak dapat mencapai dalam

pendidikan yang baik.

Orang tua adalah sosok yang akan diindentifikasi dan didinternalisasi

menjadi peran dan sikap oleh anak, maka salah satu tugas utama orang tua

adalah mendidik keturunanya, dengan kata lain dalam relasi antara anak dan

orangtua itu secara kodrati tercakup unsur pendidikan pengembangan

kepribadian anak dan mendewasakanya. Karena itu orang tua merupakan

pendidik paling pertama dan paling utama untuk anak-anaknya, (Kartono,

1997 : 59-60).

Setiap orang tua mengharapkan anak mendapat pendidikan yang baik

sehingga dengan berbagai macam cara yang dilakukan orang tua dalam

meningkatkan dan memberi pendidikan melalui pendidikan formal, informal,

dan non formal.

Page 5: PENDAHULUAN-PENUTUP

5

Ruang Lingkup Pendidikan

Pendidikan Formal

Pendidikan formal disebut juga sebagai pendidika sekolahan berupa

rangkaian jenjang pendidikan yang telah berlaku mulai dari sekolah dasar

sampai dengan perguruan tinggi (Umar Tirtahardja, 1994 : 78). Usaha

pendidikan sekolah merupakan kelanjutan dari pendidikan keluarga,

sehingga mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan sosialnya.

Pendidikan Informal

Pendidikan yang diberikan dalam lingkungan keluarga, sebagai lembaga

yang terdiri dari ayah dan ibu. Keluarga meupakan lembaga pendidikan

yang pertama dan utama yang berlangsung secara wajar, dimana anak

mengadakan sosialisasi yang pertama dalam keluarga.

Pendidikan yang diberikan orang tua dalam suatu keluarga akan

memberikan pengetahuan, keterampilan, dasar agama, moral sosial,

pandangan hidup, dan nilai-nilai budaya yang diperlukan dapat berperan

dalam keluarga dan masyarakat.

Pendidikan non formal

Pendidikan non formal meliputi berbagai usaha khusus yang

diselenggarakan secara beorganisasi agar terutama generasi muda dan

dewasa yang tidak mendapat sepenuhnya atau sama sekali tidak

berkesempatan mengikuti pendidikan sekolah dapat memiliki pengetahuan

praktis dan keterampilan dasar yang mereka perlukan sebagai warga

masyarakat yang produktif.

Menurut Umar Tirtahardja faktor pendorong pendidikan non formal adalah

semakin banyaknya jumlah angkatan muda sehingga mereka terdorong

untuk memasuki lapangan kerja dengan memiliki keterampilan tertentu

yang dipersyaratkan di lapangan kerja. Selain itu adanya tuntutan

persyaratan khusus oleh sektor swasta yang lazimnya belum dipersiapkan

oleh pendidikan formal.

Page 6: PENDAHULUAN-PENUTUP

6

Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya untuk melanjutkan pada

pendidikan formal, tapi kondisi ekonomi yang tidak mencukupi untuk masuk

pada Perguruan Tinggi, maka orangtua memberikan alternatif pendidikan

seperti dimasukkan pada pendidikan nonformal seperti Sekolah Kejuruan atau

kursus, yang diharapkan setelah keluar dari lembaga tersebut anak mendapat

pengetahuan dan ketrampilan, sehingga dapat masuk dalam lapangan kerja

walaupun tidak mengenyam pendidikan formal.

Pendidikan formal, informal dan nonformal dipandang sebagai subsistem

dari sistem pendidikan, secara bersama-sama menjadikan pendidikan

berlangsung seumur hidup dan dapat dilakukan dimana saja kapan saja dan

dengan apa saja. Dalam hal ini apabila orangtua memperoleh pemahaman

yang benar mengenai pentingnya pendidikan bagi anak, maka terbentuk

keyakinan mengarah pada pembentukan sikap yang positif yang selanjutnya

menumbuhkan aspirasi yang tinggi terhadap pendidikan.

Sebagai orangtua yang bertanggung jawab terhadap anaknya maka peran

orangtua (keluarga) memegang fungsi dan peranan penting dalam

meningkatkan pendidikan anaknya.

Menurut Hasbullah peran orangtua (keluarga) adalah :

1. Pengalaman pertama masa anak-anak.

Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama dan

utama merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak.

Pendidikan maksudnya bahwa kehadiran anak didunia disebabkan

hubungan kedua orangtuanya dan bertanggung jawab pada pendidikan

anaknya.

2. Menjamin kehidupan emosional anak.

Kehidupan emosional/kebutuhan akan rasa kasih sayang dapat dipenuhi

atau dapat berlembaga dengan baik, hal ini dikarenakan adanya hubungan

darah.

3. Menanamkan dasar pendidikan moral.

Penanaman moral merupakan penanaman dasar bagi anak, yang biasanya

tercermin dalam sikap dan perilaku orangtua sebagai tauladan.

Page 7: PENDAHULUAN-PENUTUP

7

4. Memberikan dasar pendidikan sosial.

Perkembangan benih kesadaran sosial pada anak dapat dipupuk sedini

mungkin, terutama lewat kehidupan keluarga yang penuh rasa tolong

menolong, gotong-royong secara kekeluargaan.

5. Peletakan dasar keagamaan.

Nilai keagamaan berperan besar dalam proses internalisasi dan

transformasi dalam pribadi anak.

Berbagai cara yang ditempuh oleh orangtua dalam partisipasinya terhadap

pendidikan anak, diantaranya yaitu dengan yang memenuhi kebutuhan materi

anaknya, orangtua yang bekerja dari pagi sampai malam tanpa kenal lelah

untuk mencari nafkah. Namun kadangkala yang disayangkan adalah

pemenuhan kebtuhan materi ini tidak diseimbangkan dengan pemenuhan

perhatian dan kasih sayang. Akibatnya pendidikan anak kadangkala

terbengkalai. Anak hanya sibuk dengan dunianya sendiri daan menjadi tidak

terarah. Pada dasarbya hal ini bisa diantisipasi tergantung dari masing-masing

orangtua dalam mendidik anak, semua akan berjalan dengan baik apabila

orangtua mampu membagi waktu, dalam mendidik serta memberi pendidikan

dan perhatian yang cukup bagi anak.

Partisipasi orangtua dalam pendidikan anaknya tentu tidak hanya diberikan

sebatas pendidikan saja atau diberikan uang yang cukup, tapi juga dengan

pengasuhan dari orangtua, dengan memberi perhatian kasih sayang,

kepedulian dan dukungan dari anggota keluarga.

Perhatian orang tua dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat,

pengawasan terhadap belajar, pemberian motivasi dan penghargaan, serta

pemenuhan fasilitas belajar. Pemberian bimbingan dan nasihat menjadikan

anak memiliki idealisme, pemberian pengawasan terhadap belajarnya dalah

untuk melatih anak memiliki kedisiplinan, pemberian motivasi dan

penghargaan agar anak terdorong untuk belajar dan berprestasi, sedangkan

pemenuhan fasilitas yang dibutuhkan dalam belajar adalah agar anak semakin

Page 8: PENDAHULUAN-PENUTUP

8

teguh pendirianya pada satu idealisme yang ingin dicapai dengan

memanfaatkan fasilitas yang ada.

Beberapa peneliti mencatat bahwa keterlibatan orang tua dalam

pendidikan anak di sekolah berpengaruh positif pada hal-hal berikut :

1. Membantu penumbuhan rasa percaya diri dan penghargaan pada diri

sendiri

2. Meningkatkan capaian prestasi akademik

3. Meningkatkan hubungan orang tua-anak

4. Membantu orang tua bersikap positif terhadap sekolah

5. Menjadikan orang tua memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap

proses pembelajaran di sekolah.

Usia anak sekolah dasar adalah usia masa peralihan sehingga

membutuhkan kerjasama antara orang tua dan sekolah dalam mewujudkan

pendidikan anak. Pihak sekolah dapat menyiapkan beberapa metode untuk

dapat melibatkan orang tua pada pendidikan anak, diantaranya dengan:

1. Acara pertemuan guru-orang tua

2. Komunikasi tertulis guru-orang tua

3. Meminta orang tua memeriksa dan menandatangani PR

4. Mendukung tumbuhnya forum orang tua murid yang aktif diikuti para

orang tua

5. Kegiatan rumah yang melibatkan orang tua dengan anak dikombinasikan

dengan kunjungan guru ke rumah

6. Terus membuka hubungan komunikasi (telepon, sms, e-mail, portal

interaktif dll)

7. Dorongan agar orang tua aktif berkomunikasi dengan anak

Menurut Hasbullah (1997), dalam tulisannya tentang dasar-dasar ilmu

pendidikan, bahwa keluarga sebagai lembaga pendidikan memiliki beberapa

fungsi yaitu fungsi dalam perkembangan kepribadian anak  dan  mendidik

Page 9: PENDAHULUAN-PENUTUP

9

anak dirumah; fungsi keluarga/orang tua dalam mendukung pendidikan di

sekolah.

Fungsi keluarga dalam pembentukan kepribadian dan mendidik anak di

rumah:

1. sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak

2. menjamin kehidupan emosional anak

3. menanamkan dasar pendidikan moral anak

4. memberikan dasar pendidikan sosial

5. meletakan dasar-dasar pendidikan agama

6. bertanggung jawab dalam memotivasi dan mendorong keberhasilan anak

7. memberikan kesempatan belajar dengan mengenalkan berbagai ilmu

pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi   kehidupan kelak

sehingga ia mampu menjadi manusia dewasa yang mandiri.

8. menjaga kesehatan anak sehingga ia dapat dengan nyaman menjalankan

proses belajar yang utuh.

9. memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memberikan

pendidikan agama sesuai ketentuan Allah Swt, sebagai   tujuan akhir

manusia.

Fungsi keluarga/ orang tua dalam mendukung pendidikan anak di sekolah :

1. orang tua bekerjasama dengan sekolah

2. sikap anak terhadap sekolah sangat di pengaruhi oleh sikap orang tua

terhadap sekolah, sehingga sangat dibutuhkan   kepercayaan orang tua

terhadap sekolah  yang menggantikan tugasnya selama di ruang sekolah.

3. orang tua harus memperhatikan  sekolah anaknya, yaitu dengan

memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan   menghargai segala

usahanya.

4. orang tua menunjukkan kerjasama dalam menyerahkan cara belajar   di

rumah, membuat pekerjaan rumah dan memotivasi   dan membimbimbing

anak dalam belajar.

5. orang tua bekerjasama dengan guru untuk mengatasi kesulitan belajar anak

Page 10: PENDAHULUAN-PENUTUP

10

6. orang tua bersama anak mempersiapkan jenjang pendidikan yang akan

dimasuki dan mendampingi selama menjalani   proses belajar di lembaga

pendidikan.

Untuk dapat menjalankan fungsi tersebut secara maksimal, seorang tua

harus memiliki kualitas diri yang memadai, sehingga anak-anak akan

berkembang sesuai dengan harapan. Artinya orang tua harus memahami

hakikat dan peran mereka sebagai orang tua dalam membesarkan anak,

membekali diri dengan ilmu tentang pola pengasuhan yang tepat, pengetahuan

tentang pendidikan yang dijalani anak, dan ilmu tentang perkembangan anak,

sehingga tidak salah dalam menerapkan suatu bentuk pola pendidikan

terutama dalam pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan  tujuan

pendidikan itu sendiri untuk mencerdasakan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian

yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan

kebangsaan.

Pendampingan orang tua dalam pendidikan anak diwujudkan dalam suatu

cara-cara orang tua mendidik anak. Cara orang tua mendidik anak inilah yang

disebut sebagai pola asuh. Setiap orang tua berusaha menggunakan cara yang

paling baik menurut mereka dalam mendidik anak. Untuk mencari pola yang

terbaik maka hendaklah orang tua mempersiapkan diri dengan beragam

pengetahuan untuk menemukan pola asuh yang tepat dalam mendidik anak.

B. RUMAH BELAJAR

Rumah belajar tidak berbeda dengan bimbingan belajar. Perbedaan yang

mencolok terletak latar belakang pendirian dan pembiayaanya. Rumah Belajar

lebih di latarbelakangi oleh kepedulian untuk membantu memberikan sarana

pendidikan dan belajar bagi masyarakat kurang mampu.

Hal ini karena tidak sedikit siswa-siswi sekolah yang merasa kesulitan

dalam menerima pelajaran, bahkan diantaranya masih ada yang belum

Page 11: PENDAHULUAN-PENUTUP

11

mengerti sama sekali dengan pelajaran yang sudah diberikan oleh bapa-ibu

guru di sekolahnya. Bahkan ada sebagian siswa yang sampai merasa takut

untuk mengikuti mata pelajaran tertentu di sekolahnya masing-masing.

Sehingga memungkinkan sebagian siswa untuk atau harus menerima pelajaran

tambahan  dari lembaga-lembaga ”Bimbingan Belajar” yang sekarang ini

sudah banyak di setiap kota. Hal ini tidak dapat dipenuhi pada masyarakat

kurang mampu.

Selain itu latar belakang pendidikan pada masyarakat kurang mampu yang

relatif rendah juga turut melatarbelakangi pendirian rumah belajar.

Pembiayaan dan pengelolaan pada rumah belajar biasanya databg dari para

donatur dan apara sukarelawan.

C. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Dusun Kuwungan adalah dusun ke-5 dari Desa Jebed selatan Kecamatan

taman Kabupaten Pemalang yang terletak di bagian selatan pusat kota.

Kehidupan masyarakat di dusun ini seperti layaknya masyarakat desa lainya.

Di dusun tersebut terdapat beragam matapencaharian diantaranya petani,

pedagang, buruh di perantauan, dan buruh pertanian di desa. Bila pagi datang

semua masyarakat dewasa mulai beraktifitas dan akan kembali berkumpul

dengan keluarga di sore hari untuk rehat mengumpulkan tenaga esok hari.

Berbeda dengan para perantau di Ibu Kota, mereka biasanya akan kembali ke

desa dalam waktu berbulan-bulan bahkan tahunan. Anehnya para perantau ini

bukan saja para kaum bapak tetapi para ibu pun menjadi perantau. Dengan

dalih demi memperbaiki kehidupan ekonomi keluarga mereka meninggalkan

anak-anaknya di kampung yang umumnya masih dalam usia anak sekolah

dasar. Anak-anak akan di asuh oleh neneknya yang sudah berusia lanjut.

Padahal anak usia sekolah dasar masih membutuhkan perhatian dan

bimbingan dari orang tuanya.

Dengan kesibukan dari orang tua anak tidak memiliki waktu untuk

bersama orang tuanya. Akibatnya anak tidak mendapatkan perhatian dan

pendidikan dari orang tuanya. Para orang tua umumnya hanya mementingkan

Page 12: PENDAHULUAN-PENUTUP

12

materi saja dan mengabaikan kasih sayang serta perhatian pada anak-anaknya.

Padahal seharusnya keduanya harus diseimbangkan. Hal ini menyebabkan

anak-anak terbengkalai dan terlalu larut dalam dunianya sendiri.

Anak-anak di dusun Kuwungan terbiasa bermain dari pagi sampai sore.

Setelah pulang sekolah mereka akan segera bergabung dengan teman

sebayanya untuk bermain. Sedangkan bila malam tiba mereka akan beralih

kegiatan dengan menonton TV. Di dusun ini sangat sedikit sekali bisa di

jumpai orang tua yang mengarahkan anaknya untuk belajar. Padahal dukunagn

dan bimbingan dari orang tua sangat berpengaruh dalam pendidikan dan

perkembangan anak.

Tidak setiap anak memiliki kemampuan yang sama dalam menyerap ilmu

yang dipelajari disekolah. Tidak sedikit siswa-siswi di sekolah yang merasa

kesulitan dalam menerima pelajaran, bahkan diantara mereka masih ada yang

belum mengerti sama sekali dengan pelajaran yang sudah diberikan bapak ibu

gurunya di sekolah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Mungkin

diantaranya dari guru yang galak atau siswa tersebut belum siap untuk

menerima mata pelajaran tersebut karena sudah dianggap sulit duluan. Lagi-

lagi disini peranan dan partisipasi orang tua sangat dibutuhkan dalam

membantu kesulitan anak belajar.

Penyebab terbekalainya pendidikan anak di Dusun Kuwungan dapat di

uraikan sebagai berikut :

1. Latar belakang pendidikan orang tua

Umumnya masyarakat di dusun kuwungan berpendidikan rendah. Bahkan

banyak juga yang tidak sekolah atau tidak tamat Sekolah Dasar. Orang tua

yang hanya tamat sekolah dasar atau tidak tamat cenderung kepada hal-hal

tradisional dan kurang menghargai arti pentingnya pendidikan. Mereka

menyekolahkan anaknya hanya sebatas bisa membaca dan menulis saja.

Sehingga mereka tidak terlalu mementingkan pendidikan anaknya. Mereka

juga tidak bisa membimbing anaknya dalam kegiatan belajar dirumah

karena minimya penetahuan. Mereka sepenuhnya menyerahkan

pemdidikan pada sekolah.

Page 13: PENDAHULUAN-PENUTUP

13

2. Lemahnya ekonomi keluarga

Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan orang tua terpaksa bekerja

keras mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari, sehingga pendidikan anak

kurang terperhatikan dengan baik. Hal-hal tersebut diatas sangat

mempengaruhi anak dalam mencapai suksesnya bersekolah. Pendapatan

keluarga yang serba kekurangan juga menyebabkan kurangnya perhatian

orang tua terhadap anak karenan setiap harinya hanya memikirkan

bagaimana caranya agar keperluan keluarga bisa terpenuhi, apalagi kalau

harus meninggalkan keluarga untuk berusaha menempuh waktu berbulan-

bulan bahkan kalau sampai tahunan, hal ini tentu pendidikan anak menjadi

terabaikan. Bahkan hal ini dilakukan oleh seorang ibu.

3. Kurangnya minat anak untuk bersekolah

Tidak adanya dukungan dari orang tua dan keluarga menyebabkan anak

tidak bersemangat dalam belajar. Anak usia wajib belajar semestinya

menggebu-gebu ingin menuntut ilmu pengetahuan. Adapun yang

menyebabkan anak kurang berminat untuk bersekolah adalah: anak kurang

mendapat perhatian dari orang tua terutama tentang pendidikannya, juga

karena kurangnya orang-orang terpelajar sehingga yang mempengaruhi

anak kebanyakan adalah orang yang tidak sekolah sehingga minat anak

untuk sekolah sangat kurang.

4. Kondisi lingkungan tempat tinggal anak

Lingkungan tempat tinggal anak adalah salah satu faktor yang

mempengaruhi terjadinya kegiatan dan proses belajar/pendidikan. Oleh

sebab itu seyogyanya lingkungan tempat tinggal anak atau lingkungan

masyarakat ini dapat berperan dan ikut serta di dalam membina

kepribadian anak-anak kearah yang lebih positif.

Untuk membina anak kearah yang lebih positif dan bermanfaat

adalah dengan adanya saling berhubungan satu dengan yang lainnya,

sehingga anak timbul saling pengaruh dengan proses pendidikan akan

berjalan dengan lancar dan baik.

Page 14: PENDAHULUAN-PENUTUP

14

Kondisi ini jarang sekali ditemukan pada masyarakat di Dusun

Kuwungan.

5. Pandangan masyarakat terhadap pendidikan

Pandangan masyarakat yang maju tentu berbeda dengan masyarakat yang

keterbelakangan dan tradisional, masyarakat yang maju tentu pendidikan

mereka maju pula, demikian pula anak-anak mereka akan menjadi

bertambah maju pula pendidikannya dibanding dengan orang tua mereka.

Pada umumnya masyarakat dusun Kuwungan kurang memahami arti

pentingnya pendidikan.

Berdasarkan kondisi diatas, perlu adanya pembinaan untuk anak-anak di

Dusun Kuwungan khususnya dalam hal pendidikan sebagai pengaganti

alternatif peran orang tua. Apabila ruamh belajar dapat dihadirkan akan sangat

membantu kemajuan pendidikan anak-anak di Dusun Kuwungan.

D. SOLUSI YANG DITAWARKAN

Solusi yang bisa penulis tawarkan pada peramasalahan di atas adalah

pendirian rumah belajar untuk masyarakat Dusun Kuwungan. Rumah belajar

dapat memberikan bimbingan belajar dan melengkapi sarana pendidikan

tanpa dipungut biaya sehingga tidak akan memberatkan para orang tua.

Rumah Belajar Dusun Kuwungan

Rumah belajar dusun Kuwungan adalah bentuk kepedulian terhadap

kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak-anak. Kegiatan

Rumah Belajar adalah dalam bentuk bimbingan belajar. Selain itu Rumah

Belajar juga menyediakan sarana pendidikan seperti buku-buku pelajaran,

buku-buku pengetahuan, alat peraga pembelajaran, media pembelajaran,

permainan edukasi, dll.

Lokasi Rumah Belajar

Pada awalnya Rumah belajar dapat dilaksanakan di salah satu rumah

warga Dusun Kuwungan. Namun dalam perkembanganya rumah belajar ini

Page 15: PENDAHULUAN-PENUTUP

15

dapat berdiri secara independen dengan mendirikan sebuah tempat khusus

untuk berlangsungnya kegiatan rumah belajar.

Pengelola Rumah Belajar

Pengelola rumah belajar ini adalah anak-anak muda  warga dari Dusun

Kuwungan Desa Jebed Selatan Kabupaten Pemalang, yang berhasil mengecap

pendidikan relatif lebih baik dari warga-warga lainnya, yaitu setingkat SMA

dan Sarjana. Kami juga melibatkan IMPP (Ikatan Mahasiswa Pelajar

Pemalang) dan mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi Pemalang untuk

bisa menghadirkan para mahasiswa Kabupaten Pemalang yang sedang pulang

ke kampung halaman sebagai pengajar. Tentunya semua itu dilakukan dengan

niat baik membantu denga ikhalas.

Sumber pembiayaan Rumah Belajar selain berasal dari pengelola juga

berasal dari para donatur dan sekarelawan dimanapun berada.

Program Rumah Belajar

Setiap anak memiliki minat & bakat sendiri-sendiri. Rumah Belajar Dusun

Kuwungan mengajak anak-anak mengembangkan kelebihan itu.

Rumah Belajar Dusun Kuwungan memiliki 4 Program, yaitu :

1. Belajar Bersama.

Belajar Bersama dikemas dalam bentuk belajar bareng-bareng  sahabat

lainnya ditemani oleh kakak-kakak pembimbing. Belajar Bareng ini fokus

untuk mendukung pelajaran di sekolah. Jadwal belajar setiap hari mulai

jam 18.30 – 20.00. Belajar Bareng terbagi dalam 3 kelompok, yaitu :

Kelompok kelas 1,2,3 SD,

Kelompok kelas 4,5,6 SD, dan

Kelompok kelas 7,8,9 SMP.

Masing-masing kelompok dijadwalkan 1 minggu 3x pertemuan. Namun

Rumah Belajar Dusun Kuwungan membebaskan mereka untuk datang

kapanpun untuk sekedar berbagi cerita atau membaca buku.

2. Sahabat Pengetahuan.

Page 16: PENDAHULUAN-PENUTUP

16

Sahabat Pengetahuan mengajak anak untuk belajar tentang lingkungan,

kreatifitas, kesenian, dan kearifan lokal. Jadwal yang digunakan hari

minggu atau menggunakan jadwal Belajar Bareng.

3. Ayo Sekolah

Merupakan program untuk membantu meringankan beban pembiayaan

sekolah bagi sahabat yang kesulitan dalam hal pembiayaan sekolah

tersebut.

4. Sahabat Bermain

Meliputi outbound, jalan-jalan,  dan berbagai lomba.

Dengan adanya rumah belajar Dusun Kuwungan di harapkan mampu

menjadi solusi alternatif dari minimnya fasilitas pendidikan di pedesaan. Dan

akan semakin mencerdaskan anak-anak di pedesaan.

Page 17: PENDAHULUAN-PENUTUP

17

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Perhatian orang tua dalam pendidikan anak sangat di perlukan. Perhatian

orang tua bukan saja dalam hal pemenuhan kebutuhan materi tetapi juga dapat

berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar,

pemberian motivasi dan penghargaan, serta pemenuhan fasilitas belajar.

Namun sayangnya tidak semua orang tua dapat memberikan pendidikan dan

bimbingan untuk anak-anaknya karena berbagai macam penyebaba salah

satunya adalah kesibukan mencari nafkah.

Di Dusun Kuwungan Desa Jebed Selatan Kabupaten Pemalang banyak

orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya terutama dalan

kegiatan belajar di rumah. Hal ini terjadi karena berbagai macam faktor salah

satunya adalah latar belakang pendidikan orang tyau yang rendah dan

kesibukan orang tau dalam mencari nafkah. Akibatnya kegiatan anak menjadi

tidak terarah dan sibuk denga dunia bermain tanpa mempedulikan kegiatan

belajar di ruamah yang seharusnya ia lakukan.

Untuk mengatasi permasalahan itu, Rumah Belajar Dusun Kuwungan

menjadi salah satu alternatif untuk mengatasinya. Rumah belajar hadir dengan

berbagai macam fasilitas pendidikan dan kegiatan belajar yang

menyenangkan. Pengelola berasal dari para sukarelawan yang sedang atau

sudah menempuh pendidikan yang lebih tinggi setingkat SMA dan sarjana.

Pembiayaan berasal dari berbagai donatur dan sukarelawan.

Diharapkan dengan adanya rumah belajar ini menjadi solusi alternatif dari

minimnya fasilitas pendidikan di pedesaan. Dan akn semakin mencerdaskan

anak-anak di pedesaan

Page 18: PENDAHULUAN-PENUTUP

18

B. SARAN

1. Sebaiknya orang tua lebih memperhatikan perkembangan dan pendidikan

anak-anaknya selain memenuhi kebutuhan materinya.

2. Adanya kepedulian masyarakat terhadap pendidikan anak-anak

3. Semoga gagasan Rumah Belajar ini bisa diwujudkan di Dusun Kuwungan

Desa Jebed Selatan Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang pada

khususnya dan masyarakat pedesaan lainya pada umumnya.

4. Adanya kepedulian kaum muda terpelajar pada pendidikan anak-anak di

Negara ini.

Page 19: PENDAHULUAN-PENUTUP

19

DAFTAR PUSTAKA

Muhyidin, Muhamad.2006. Buku Pintar Mendidik Anak Sholeh dan Sholehah Sejak dalam Kandungan sampai Remaja .Yogyakarta: Diva Press.

Purnawati.2005.Skripsi : Partisipasi orang Tua terhadap Pendidikan Anak (Kasus pada Komunitas Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Semarang : Universitas Negeri Semarang .

Ranaswati, Dwi.2005.Skripsi Pola pendidikan Anak pada Keluarga Miskin di Desa Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang:. Semarang : Universitas Negeri Semarang .

Mustafa, Adi Junjunan. 2009. Peran Orang Tua dalam sukses Mendukung Pendidikan Anak . http://agguss.wordpress.com diunduh pada tanggal 26 Desember 2011