pendahuluan - bppbapmaros.kkp.go.id · irigasi tambak jumlah ... reklamasi tanah dasar hijau daun...

58

Upload: doduong

Post on 18-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENDAHULUANPENDAHULUAN Kebijakan nasional akuakultur : Mandiri, Berdaya Saing

dan Berkelanjutan

Salah Satu Fokus Utama : “Penataan Kawasan Budidaya”

Kawasan budidaya : Bukan hanya sekedar gabungankelompok unit (petakan) budidaya (aspek biofisik lahan), tetapi juga kelompok-kelompok sosial – “Salingketergantungan” - co-opetition – co-location

Diperlukan metode dan piranti (tools) perencanaan yang tepat untuk mengetahui interaksi yang kompleksbiofisik, sosial, ekonomi dan institusional pada suatukawasan budidaya (tambak) serta terjaganya kelestarianlingkungan (Penetapan dan manajemen kawasan)

Penetapan lokasi sering kurang mempertimbangkankarakteristik rinci kualitas lingkungan, serta potensi dampakdari kegiatan budidaya

Inventarisasi dan monitoring, evaluasi kegiatan mutlak untukmemastikan keberlanjutan

Spatial planning tools (Peta Digital, GIS & RS)

Kawasan minapolitan di Kabupaten Pinrang Kec. Suppa sebagai kawasan inti (minapolis)

“Lowita” – “Witalo” Kec. Mattiro Sompe, Duampanua, Cempa,

Lanrisang sebagai kawasan penyangga(hinterland)

Komoditas Unggulan : Udang, Bandeng & RumputLaut

LOKASI PENELITIANKawasan inti MINAPOLITAN diKecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Prov. Sulawesi Selatan

±1595 ha : 775 ton U. Windu; 769 ton Vaname (2013)LOWITA : “Sebagai Kawasan Percontohan Nasional”

Status Perkembangan Produksi Komoditas Unggulandi Kabupaten Pinrang

x 1000 ton

FAO, 2010

“Spatial scales” : Ecosystem Approach to Aquaculture

The farm/Small cluster

Waterbody/Watershed/Zone (aquaculture zone)

Global market-trade scale

1 : 50,000

1 : 5,000

< 1: 5,000,000

Contoh Pemanfaatan Peta untuk Manajemen KawasanTambak di Kecamatan Blanakan – Subang, Jawa Barat

Poernomo, 1988

Sumber/Kebutuhan AirIrigasi Tambak

Jumlah (volume) dan mutu air adalah kunci dari kemampuan/kapasitas dayaproduksi suatu tambak (Faktor-faktoryang mempengaruhi sumber air danmekanisme pengambilan dan pembuangan air bekas dari tambak perlumendapat perhatian).

Suplai air yang cukup, belum menjamin keberhasilan panen selamapembuangan air limbah (sisa makanan dan kotoran udang) tidak dapatdilakukan dengan tuntas ke laut bebas.

LAUTLAUT

Sung

ai

Sumur airTawar

LAUTLAUT

LAUTLAUT

LAUTLAUT

LAUTLAUT

Model Irigasi Tambak di Indonesia

Tarunamulia & Sammut, 2006

Contoh Tata Letak Tambak Ramah Lingkungan

Akibat sulitnya pergantian air. Dekomposisi bahan organik menjadilambat (anaerobic condition)

©Tarunamulia, 2016

Maret- 2016

Agustus- 2016

KARAKTERISTIK PASANG SURUT PERAIRAN

Mixed type : Semi-diurnal dominanceF = 0,931MHWS = 49.5; MLWS = -49.5MHWN = 20,1; MLWN = -20,1

Rata-Rata Pasang Tinggi (Purnama = 99)Pasang Tinggi Perbani (40.1)

Mixed type : Semi-diurnal dominanceF = 1,31MHWS = 32.7 ; MLWS = -32.7MHWN = 16.6; MLWN = -16.6

Rata-Rata Pasang Tinggi (Purnama = 65.4)Pasang Tinggi Perbani (33.2)

©Tarunamulia, 2015

http://www.pinrangkab.go.id/berita-729-MISTERI-KEMATIAN-RIBUAN-IKAN-KERAPU-DI-LABILI-BILI

©Tarunamulia, 2015

Peta Indeks Biodiversitas Plankton

Species richness (Kepadatan – ind/L) Shannon Diversity index (Keanekaragaman)

Jenis Fitoplankton/ Type of Fytoplankton

Kelimpahan/ Density (Ind./L) Jumlah Stasiun Perolehan/ Total of Observed Station

Total Individu/ Total Individual

Kisaran/ Range

Klas/ Class: Bacillariophyceae Biddulphia sp 38 0-19 2 Chaetoceros sp 50 0-20 3 Coscinodiscus sp 4782 0-883 22 Navicula sp 187 0-30 16 Nitzschia sp 511 0-69 16 Pleurosigma sp 40 0-10 4 Thallasionema sp 20 0-10 2 Klas/ Class: Cyanophyceae Oscillatoria sp 320 0-79 12 Klas/ Class: Dinophyceae

Ceratium sp 60 0-10 6 Diplopsalis sp 30 0-10 3 Prorocentrum sp 9 0-9 1 Protoperidinium sp 30 0-20 2

Warna Air yang Ditimbulkan

Jenis Plankton DayaCerah

Keterangan

Coklat Muda Diatomae, Navicula, Nitzchia 35 Baik dipertahankan

Coklat Tua Coscinodiscus, Chaetoceros, Melosira, Skeletonema

25 Baik perlu diencerkan

Coklat Tua Zooplankton, Brachionus <25 Tidak baik air diganti

Coklat Kemerahan Phytoflagellat, Peridinium 25 Bahaya air dibuang dandiganti

Cokelat Kehijauan Diatomae, Phytoplagellat 25 Kurang baik, air perludiencerkan

Cokelat Kehitaman Jernih Asam organik (Tambak baru) 60-68 Tidak baik, perlureklamasi tanah dasar

Hijau Daun Muda Chlorophyta, Chlorococcum,Planktosphaeira

35 Baik dipertahankan

Hijau tua Crusigna dll. < 25 Kurang baik, air perl;udiencerkan

Hijau Kekuningan Phytoflagellat, Chlamidomonas,Chilomonas, Dunaliella, Cyptomonas

25 Tidak baik, air banyakdiencerkan

Hijau Tua Cianophyceae <20 Tidak baik air dibuang, diganti

Poernomo, 1988

Mulut Saluran TertutupKabupaten Pinrang, SulawesiSelatan

Kabupaten Subang, Jawa Barat

Kl. Sawah

Kl. Gendut

= Arah datang gelombang = garis orthogonal gelombang

A B

Kalen SawahMulut saluran tertutupdijumpai pada lokasi dimanaorientasi mulut salurandibangun tegak lurus arahdatang ombak

Tata Letak Tambak (Pond Layout)

Jaringan saluran (Canal networks)

Jarak sumberair

Contoh Aplikasi Informasi Spasial untuk Inventarisasi/PresentasiInfrastruktur TambakHamparan tambak 100 ha di Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat

Total petakan = 2700 unit

Total Luas = ± 1400 ha

SumberAir = Selat Makassar, Teluk

Parepare

Panjang Garis Pantai = 54.1 km

* Teluk parepare = 37 km

* Selat Makassar = 17.1 km

Jarak terlebar= 3,6 km (Maritenggae)

Saluran primer

* Teluk parepare = ±25

* Selat Makassar = ??

Informasi Umum Kawasan Tambak

Nama H. Sidik

Saluran Laut Kl. Sawah (3500 m –44 ha)

Saluran Tawar Kl. Malang 1

Luas 3 Ha

Tipe Tambak Tradisional/Empang parit

Komoditas Udang, Bandeng

KarakteristikTambak

Ditumbuhirumput teki, mangrove Rizophora, tanahmasam

Contoh Pemanfaatan Informasi dan Analisis Geospasialuntuk Inventarisasi Tambak Silvofishery – Subang, Jabar (2014)

Tarunamulia & Hasnawi, 2015

Peta Petakan Tambak Suppa

Nama Baharuddin

Lokasi Tambak Tasi Walie

Luas Tambak

Tinggi air 20 cm

Pengeringan 11 hari

Kapur -

Pupuk Urea (100 kg); TSP (100 kg); Ca (100 kg)

Komoditas Windu, Vaname, Bandeng

Pakan Berlin 25 kg

Penyakit Insang merah, banyak ikanmati saat purnama

Peta Petakan Tambak Suppa

©Tarunamulia, 2016

Nama Ismail

Lokasi Tambak Desa Wiring Tasi

Luas Tambak

Tinggi air 80 cm

Pengeringan 20 hari

Kapur Kaptan (200 kg/ha : 4 sack)

Pupuk Urea (125 kg) SP36 (125 kg)

Komoditas Windu, Vaname, Bandeng

Pakan Berlin 25 kg

Produksi Bandeng (4000 kg); Udang(35 kg)

Peta Petakan Tambak Suppa

Nama Sudirman

Lokasi Tambak Lotang Salo

Luas Tambak

Tinggi air 100 cm

Pengeringan 30 hari

Kapur -

Pupuk Urea (50 kg); SP36 (50 kg)

Komoditas Windu, Bandeng

Pakan -

Produksi Bandeng (4000 kg); Udang(35 kg)

Kualitas Tanah & Air

©Tarunamulia, 2016

Peubah Minimum Maksimum Rata-Rata Standar Deviasi

Nilai yang layak*

TAN (mg/L) 0,0020 1,839 0,313 0,363 < 0,10 PO4-P (mg/L) 0,0010 3,160 0,172 0,371 0,01-0,10 NO2-N (mg/L) 0,0010 2,069 0,052 0,216 < 0,05 NO3-N (mg/L) 0,0015 0,672 0,137 0,120 < 0,30 BOT (mg/L) 23,769 100,100 50,243 11,419 26 - 60 *Poernomo (1988); Boyd (1995); Karthik et al., (2005); Mustafa et al., (2007)

Variabel Minimum Max Mean Kisaran Kelayakan

pHF 2,96 7,95 7,02 6,5 – 8,5 pHFOX 1,18 7,54 3,62 pHF-pHFOX 0,00 6,20 3,41 < 2,0 Karbon-Organik (%) 0,14 13,25 2,44 0,8 - 8 NTOT (%) 0,018 0,480 0,118 0,02 – 0,18 P2O5 (ppm) 2,06 145,52 38,84 35 - 46 TSA (mol H+/ton) 0 910 121 0 Pirit (%) 0 4,06 0,54 0

Kualitas Air

Kualitas Tanah

Salinitas (ppt) (2,5-20 ppt) Oksigen Terlarut (mg/L) (3,0 – 13)

Salinitas rendah ---- DO rendah : Pergantian air sulitSalinitas tinggi ---- DO rendah : Tambak susah/ jarang kering, ???

Kemasaman lahan

Aktual Potensial

©Tarunamulia, 2015

Kandungan NutrienTanah Tambak

C-Organik

N- Tot

Fosfat (PO4)

Estimasi Kebutuhan Pupuk N dan P

Available nitrogen in soil(mg/100 g soil)

Quantity of urea(kg/ha)

12,5 100,0025,0 50,0050,0 25,00

Available phosphate in soil(mg/100 g soil)

Quantity of singelsuperphosphate

(kg/ha)12,5 100,0025,0 50,0050,0 25,00

Pemupukan dimaksudkan untuk meningkatkan dayadukung tambak melalui peningkatan produksifitoplankton

Dapat merupakan kombinasi pupuk organik dananorganik

Pupuk organik/Pupuk Kandang = 500 – 2000 kg/ha; P2O5 (P-tersedia) 25-100 kg/ha

Kisaran aplikasi N yang umum dilakukan adalah 25 – 100 kg/ha

Kelebihan dosis penggunaan pupuk urea dan amoniumdapat menyebabkan keracunan amonia

Dekomposisi bahan organik lambat jika rasio C:N tinggi(tanah organik). Umumnya rasio C:N tanah antara 5 dan10

Hubungan Tekstur dengan PO4

Kandungan Liat (%)

PO4

Kandungan Liat (%)

©Tarunamulia, 20156SPOS (%) Pirit (%)

CN Rasio

Dekomposisi bahan organik lambat jika rasio C:N tinggi (tanah organik). Umumnya rasio C:N tanah antara 5 dan 10

N:P 16 : 1, P yang menjadi faktor pembatas Optimal NP rasio untuk fitoplankton = 4:1

N/P Rasio

Kenapa Tambak Harus di Kapur? pH 3.6 – 5.4 (air)

- Kematian- Pertumbuhan terhambat- Produksi yang rendah

Pemupukan yang selalu gagal(penyerapan fosfor terlarut oleh sedimenmeningkat pada saat pH rendah)

Defisiensi karbon (ketersediaan CO2 rendah) Total alkalinitas < 20 mg/l

Control pond

Iron contamination

No algal bloom

No iron contamination

Beneficial algal blooms

Treated pond

Liming Rate as CaCO3

Liming rate as CaCO3 = Oxidisable Sulfur (SPOS) X 30,59

1 mol CaCO3 akan menetralkan 2 mol kemasaman (H+)

1 mol CaCO3 menetralkan 2 mol H+

1 mol H2SO4 ekuivalen dengan 2 mol H+

Pendekatan Stokiometri

Variables Value

- Neutralizing value (NV)

- Efficiency rating (ER)

- Ca (%)- Mg (%)- Kadar air

…..%-

21,08 %44,74 %

0,5

Peubah Nilai

Rata-rata Maximum Minimum Std.Deviasi

PHF 6,42 7,13 5,83 0,42

PHFOX 0,922 1,53 0,75 0,23

SKCL (%) 0,52 0,67 0,36 0,12

SP (%) 0,88 0,89 0,85 0,017

SPOS (%) 0,36 0,51 0,18 0,12

TAA mol H+/ton 324,9 418,14 229,75 75,57

TPA mol H+/ton 551,35 560,86 532,32 11,05

TSA mol H+/ton 226,45 319,69 114,17 77,121

Fe (ppm) 10630,90 11734 5343 2026,76

Aplication rate (kg/ha) = 100/

3minERxNV

CaCOasatergLi

Contoh Estimasi Kebutuhan Kapur

Liming rate = 0,363 X 30,59=11,104 kg kapur sebagai Ca CO3/ ton tanah (bj tanah= 1 ton/m3)

(gr) (%) Tk.ERTertahan pada 10 mesh= 45.3 21.7 0.217 3.6 0.7812Tertahan pada 20 mesh= 76.77 38.14 0.3814 12.7 4.84378Tertahan pada 60 mesh= 66.4 31.87 0.3187 52.2 16.63614Lolos pada 10 mes h= 17.14 8.22 0.0822 100 8.22

ER= 30.48112

STV )000.5)((

500)000.5)(1625( NV =

V = Volume HCl (ml) N= Normalitas (harus sama untuk asam dan basa)T = Volume NaOH S= berat sample (mg)

= 90 %=

HUBUNGAN ANTARA WARNA AIR TAMBAK DAN KUALITASAIR TAMBAK

Sumber : Muharijadi Atmomarsono

Hijau biru

Hijau pekat

Hijau kecoklatan

Coklat tua

Coklat Kemerahan

Hitam• Fitoplankton tidak tumbuh• Pembusukan bahan organik; Banyak H2S • Lumpur perlu diangkat

• Fitoplankton beracun (Trichodesmium, Noctiluca)• Air di tambak sulfat masam• Perlu reklamasi, kapur dan pupuk Urea

• Fitoplankton kurang • Perlu pupuk Urea

• Fitoplankton beracun (Microcystis spp)• Air seperti berlendir/lengket; banyak udang sakit• Perlu ganti air, kemudian di-dolomit dan dipupuk

• Fitoplankton Blue Green Algae (BGA)• Tanda ada udang keropos• Perlu ganti air, dolomit 5-10 PPM dan pupuk TSP

• Fitoplankton bagus (Chaetoceros spp)• Perlu dipertahankan

• Fitoplankton sedang• Perlu ditingkatkan dengan pupuk TSP

• Fitoplankton kurang• Perlu pupuk usulan TSP > Urea

Hijau tua

KuningKuning Kehijauan

Hijau Muda

Bimbingan Teknis (BIMTEK)Phronima-RICA

©Tarunamulia, 2015

Distribusi Spasial

Probiotik RICA

Phronima

Data Historis : Pengelolaan, Pembinaan & Penyuluhan

Peta Distribusi Bimtek

Distribusi Kegiatan Sampling Rutin Dapat Diintegrasikan

Analisis Sosial Ekonomi

Kondisi Sosial-Ekonomi Sebagian besarresponden masuk dalam kelompok “tani tambak”

(sejak 1990), menjadi indikator terbentuknya kelompok sosialHubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dankesadaran saling menolong.

Ada keinginan berinovasi yang tinggi untuk meningkatkanproduktivitas (penyerapan dan akses teknologi dan kenginaninvestasi)

Dari segi ekonomi masalah utamayang dihadapi adalahketerbatasan modal untuk mengembangkan usaha

Saran produksi tambak untuk menggerakkan perputaranekonomi cukup memadai. (Saluran irigasi tersier, jaringanlistrik, farm road, BBU dan Ketersediaan HSRT

©Tarunamulia, 2015

Analisis Pola Usaha Investasi tertinggi lahan dan konstruksi tambak (± 110 jt /ha)

Biaya operasional tertinggi (pembelian saranaproduksi) : Tertinggi diDesa Tasi Walie (pakan tambahan dan transportasi tambak)

Padat tebarudang windu dan bandeng masing berkisar 10.000-15.000 ekor/ha dan 500- 400 ekor/ha (masa pemeliharaan 3 (Udang) dan 4-5 bulan (bandeng). Dengan produksi sebagai berikut:

Udang setelah 3 bulan mencapai size 25 – 50 ekor/kg (70.000); Sedangkan bandeng berat rata-rata 4-5 ekor/kg (17.000). Penebaran 2 kali setahun

No Uraian DesaLotang Salo

DesaWiring Tasi

Desa TasiWalie

1 Kg udang windu/ha 200 400 400

2 Kg Bandeng/ha

Analisis Finansial

No. Uraian Desa LotangSalo (Rp)

Desa Wiring Tasi (Rp)

Desa TasiWalie (Rp)

1 Produksi/pendapatan 14.000.000 28.000.000 28.000.000

2 PPh (15%) 2.100.000 4.200.000 4.200.000

3 Penerimaan setelah PPh 11.900.000 23.800.000 23.800.000

4 Keuntungan 4.234.850 17.293.417 15.094.155

5 R/C ratio 1,82 4,3 3,21

6 Pay back periode 23,20 7,51 8,33

7 Produktivitas lahan 6.334.850 21.493.417 19.294.155

• R/C ratio > 1 (menguntungkan); Wiring Tasi tertinggi = 4,3 artinya pada setiapkorbanan (pengeluaran Rp. 1,00 menghasilkan penerimaan Rp 4,3

• Pay back period juga tercepat di Wiring Tasi (< 1 tahun) = 7,5 bulan• Dengan pengembalian modal yang pendek, maka pembudidaya berani meminjam

modal dari bank walaupun dengan bungan diatas 15%/tahun

Direktorat Prasarana dan SaranaBudidaya- DJPB

SISTEM INFORMASI PERIKANAN BUDIDAYA (AIR PAYAU)

Penutup Analisis, Informasi spasial secara langsung maupun

tidak langsung berhubungan dengan peningkatanproduktivitas tambak.

Membantu menguatkan sinergitas berbagai kegiatanbudidaya pantai

Merupakan planning tools yang handal untukmembantu ICZM termasuk tata ruang budidaya(tambak)

Perlu diaplikasikan dan dipromosikan ketersediaandan pemanfaatannya

Personal Pelaksana1. Dr. Tarunamulia, ST, MSc. (Penanggung Jawab Kegiatan) – Geografi/Kelautan2. Prof. Dr. Akhmad Mustafa, MP (Ka. BPPBAP) – Geografi/Ilmu Tanah3. Ir. A. Marsambuana P, MS (Balitbang KP) – Akuakultur4. A. Indra Jaya, Spi, MSc. (Balitbang KP) – Manajemen Sumberdaya Perikanan5. Ir. Erna Ratnawati (Balitbang KP) -- Sosial Ekonomi6. Hasnawi, S.Kel., Msi. (Balitbang KP) – Ilmu Kelautan7. Admi Athira, Spi, M.Si (Balitbang KP) -- Akuakultur8. Kamariah, S.Si (Balitbang KP) -- Kimia9. Dra. Rosiana Sabang (Balitbang KP)10. M. Arnold (Balitbang KP)11. Haking Madeng, S.Pi12. Rahmiyah (Balitbang KP)13. Maryam

T H A N K Y O UT H A N K Y O U

RESEARCH INSTITUTE FOR COASTAL AQUACULTURE (RICA) –MAROS

RESEARCH INSTITUTE FOR COASTAL AQUACULTURE (RICA) –MAROS

Parameter Nilai OptimalpH > 6.5

Oksigen Terlarut (DO) (ppm) > 3

Salinitas (ppt) 15-25

Kadar bahan organik (%) < 8

Redoks potensial (mEv) > +10 (>-50)

Kisaran senyawa-NAmoniak (NH3) (ppm)Nitrit (NO2)Dari NH3NO3 Diperlukan oksigen danbakteri perombak

0,1 0,1 0,10,1

Parameter Kuantitatif Kualitas Lahan Tambak

PhronimaPeubah Kisaran OptimumSuhu (oC) 25 - 28

Salinitas (ppt) 28 – 40 ppt

Oksigen Terlarut (ppm) 0,3 – 4,9

Ammonia (ppm) 0,08 – 1,6

Nitrit 0,056 – 1,329

Kebutuhan Kapur (ton/ha) untuk menaikkanpH tanah ke 7.0

Soil pHQuantity of lime material (tons/ha)

Dolomite Agricultural Quick lime

6 to 6,5 5,7 to 2,8 5,5 to 2,8 4,6 to 2,3

5,5 to 6,0 8,5 to 5,7 8,3 to 5,5 4,9 to 4,6

5,0 to 5,5 11,3 to 8,5 11,1 to 8,3 9,2 to 6,9

4,5 to 5,0 14,2 to 11,3 13,9 to 11,1 11,5 to 9,2

4,0 to 4,5 17,0 to 14,2 16,6 to 13,9 13,8 to 11,5