pence gahan

5
Nama : Fahmi Fil Ardli NIM : 2013730141 11. Jelaskan pencegahan terjadinya benjolan pada leher ? Pencegahan adalah langkah yang harus dilakukan untuk menghindari diri dari berbagai faktor resiko. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya benjolan pada leher (khususnya struma) adalah : a) Memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal merubah pola perilaku makan dan memasyarakatkan pemakaian garam yodium b) Mengkonsumsi makanan yang merupakan sumber yodium seperti ikan laut c) Mengkonsumsi yodium dengan cara memberikan garam beryodium setelah dimasak, tidak dianjurkan memberikan garam sebelum memasak untuk menghindari hilangnya yodium dari makanan d) Iodisai air minum untuk wilayah tertentu dengan resiko tinggi. Cara ini memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan dengan garam karena dapat terjangkau daerah luas dan terpencil. Iodisasi dilakukan dengan yodida diberikan dalam saluran air dalam pipa, yodida yang diberikan dalam air yang mengalir, dan penambahan yodida dalam sediaan air minum. e) Memberikan kapsul minyak beryodium (lipiodol) pada penduduk di daerah endemik berat dan endemik sedang. Sasaran pemberiannya adalah semua pria berusia 0-20 tahun dan wanita 0-35 tahun, termasuk wanita hamil dan menyusui yang tinggal di daerah endemis berat dan endemis sedang. Dosis pemberiannya bervariasi sesuai umur dan kelamin. f) Memberikan suntikan yodium dalam minyak (lipiodol 40%) diberikan 3 tahun sekali dengan dosis untuk dewasa dan anak-anak di atas 6 tahun 1 cc dan untuk anak kurang dari 6 tahun 0,2-0,8 cc.

Upload: dota-2

Post on 26-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ax

TRANSCRIPT

Page 1: Pence Gahan

Nama : Fahmi Fil ArdliNIM : 2013730141

11. Jelaskan pencegahan terjadinya benjolan pada leher ?

Pencegahan adalah langkah yang harus dilakukan untuk menghindari diri dari berbagai faktor resiko. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya benjolan pada leher (khususnya struma) adalah :

a) Memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal merubah pola perilaku makan dan memasyarakatkan pemakaian garam yodium

b) Mengkonsumsi makanan yang merupakan sumber yodium seperti ikan laut

c) Mengkonsumsi yodium dengan cara memberikan garam beryodium setelah dimasak, tidak dianjurkan memberikan garam sebelum memasak untuk menghindari hilangnya yodium dari makanan

d) Iodisai air minum untuk wilayah tertentu dengan resiko tinggi. Cara ini memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan dengan garam karena dapat terjangkau daerah luas dan terpencil. Iodisasi dilakukan dengan yodida diberikan dalam saluran air dalam pipa, yodida yang diberikan dalam air yang mengalir, dan penambahan yodida dalam sediaan air minum.

e) Memberikan kapsul minyak beryodium (lipiodol) pada penduduk di daerah endemik berat dan endemik sedang. Sasaran pemberiannya adalah semua pria berusia 0-20 tahun dan wanita 0-35 tahun, termasuk wanita hamil dan menyusui yang tinggal di daerah endemis berat dan endemis sedang. Dosis pemberiannya bervariasi sesuai umur dan kelamin.

f) Memberikan suntikan yodium dalam minyak (lipiodol 40%) diberikan 3 tahun sekali dengan dosis untuk dewasa dan anak-anak di atas 6 tahun 1 cc dan untuk anak kurang dari 6 tahun 0,2-0,8 cc.

Yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya benjolan pada leher (khususnya TB kelenjar) :

a) Saat batuk seharusnya menutup mulutnya, dan apabila batuk lebih dari 3 minggu, merasa sakit di dada dan kesukaran bernafas segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.

b) Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai orang lain.c) Membuang ludah di tempat yang tertutup, dan apabila ludahnya bercampur darah

segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.d) Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah digunakan oleh penderita.e) Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi dengan vaksin BCG.

Karena vaksin tersebut akan memberikan perlindungan yang amat bagus.f) Memulai gaya hidup sehat dengan menjaga pola makan, makanan yang bergizi,

menjaga lingkungan sekitar, berolahraga yang teratur

Page 2: Pence Gahan

g) Mengetahui edukasi tentang gejala-gejala TB seperti: Demam tapi tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan

malam hari disertai keringat malam. Penurunan nafsu makan dan berat badan, Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah),

perasaan tidak enak (malaise), dan lemah. Gejala TBC Tambahan yang Sering Dijumpai

Dahak bercampur darah/batuk darah Sesak nafas dan rasa nyeri pada dada Demam/meriang lebih dari sebulan Berkeringat pada malam hari tanpa penyebab yang jelas Badan lemah dan lesu Nafsu makan menurun dan terjadi penurunan berat badan

h) Melakukan diagnosis dengan cara tes mantouxCara Melakukan Uji Tuberkulin Metode Mantoux (Tes Mantoux)

1. Siapkan 0,1 ml PPD ke dalam disposable spuit ukuran 1 ml (3/8 inch 26-27 gauge)

2. Bersihkan permukaan lengan volar lengan bawah menggunakan alcohol pada daerah 2-3 inch di bawah lipatan siku dan biarkan mengering

3. Suntikkan PPD secara intrakutan dengan lubang jarum mengarah ke atas. Suntikan yang benar akan menghasilkan benjolan pucat, pori-pori tampak jelas seperti kulit jeruk, berdiameter 6-10 mm

4. Apabila penyuntikan tidak berhasil (terlalu dalam atau cairan terbuang keluar) ulangi suntikan pada tempat lain di permukaan volar dengan jarak minimal 4 cm dari suntikan pertama.

5. Jangan lupa mencatat lokasi suntikan yang berhasil tersebut pada rekam medis agar tidak tertukar saat pembacaan. Tidak perlu melingkari benjolan dengan pulpen/spidol karena dapat mengganggu hasil pembacaan.

Catatan:a. Perhatikan cara penyimpanan PPD sesuai petunjuk pada kemasanb. PPD aman bagi bayi berapapun usianya bahkan aman pula bagi wanita hamilc. Tes Mantoux bukan merupakan kontra indikasi bagi:

Pasien yang pernah diimunisasi BCG. Pasien yang pernah dilakukan tes Mantoux sebelumnya dan hasilnya positif

(dalam hal ini pengulangan diperlukan karena hasil tes Mantoux sebelumnya tidak tercatat dengan baik).

Pasien sedang dalam kondisi demam, sakit, maupun pasien dengan imunokompromais.

d. Adanya parut yang besar pada bekas tes Mantoux sebelumnya merupakan petunjuk hasil positif pada tes terdahulu dan tidak perlu diulang. Namun perlu ditekankan bahwa tes Mantoux menggunakan PPD dan bukan vaksin BCG.

Pembacaan

a. Hasil tes Mantoux dibaca dalam 48-72 jam, lebih diutamakan pada 72 jam. Minta pasien control kembali jika indurasi muncul setelah pembacaan Reaksi positif yang muncul setelah 96 jam masih dianggap valid

Page 3: Pence Gahan

Bila pasien tidak control dalam 96 jam dan hasilnya negative maka tes Mantoux harus diulang.

b. Tentukan indurasi (bukan eritem) dengan cara palpasi.c. Ukur diameter transversal terhadap sumbu panjang lengan dan catat sebagai

pengukuran tunggald. Catat hasil pengukuran dalam mm (misalnya 0 mm, 10 mm, 16 mm) serta catat

pula tanggal pembacaan dan bubuhkan nama dan tandatangan pembaca.e. Apabila timbul gatal atau rasa tidak nyaman pada bekas suntikan dapat

dilakukan kompres dingin atau pemberian steroid topikal.

Catatan:Reaksi hipersensitivitas terhadap tuberkulin yang munculnya cepat (immediate hypersensitivity reactions) dapat timbul segera setelah suntikan dan biasanya menghilang dalam 24 jam. Hal ini tidak mempunyai arti dan bukan menunjukkan hasil yang positif.

Interpretasi Test Mantox

1. Tes Mantoux dinyatakan positif apabila diameter indurasi > 10 mm. Kemungkinan yang perlu dipikirkan pada anak dengan hasil tersebut:

2. Terinfeksi tuberkulosis secara alamiah3. Infeksi TB mencakup infeksi TB laten, sakit TB aktif, atau pasca terapi TB.4. Pernah mendapat imunisasi BCG (pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun)5. Pada pasien usia kurang dari 5 tahun dengan riwayat vaksinasi BCG

kecurigaan ke arah infeksi alamiah TB bila hasil uji Mantoux > 15 mm.

Infeksi mikobakterium atipikMeskipun demikian, hasil uji Mantoux > 5 mm dapat dipertimbangkan positif pada pasien tertentu seperti :

a. Pasien dengan infeksi HIVb. Pasien dengan transplantasi organ atau mendapat imunosupresan

jangka panjang seperti pasien keganasan atau sindrom nefrotik

False Negative

Pasien-pasien tertentu yang terinfeksi tuberkulosis mungkin dapat menunjukkan hasil tes Mantoux yang negatif. Kondisi demikian disebut dengan anergi. Anergi kemungkinan terjadi pada pasien:

1. Berbagai faktor indvidual seperti usia, nutrisi, gagal ginjal, imunosupresi karena obat (seperti kortikosteroid) atau penyakit (seperti kanker, infeksi HIV, dan sarcoidosis)

2. Infeksi virus (seperti Campak,Mumps, Rubella, mononucleosis, Varicella, dan influenza) dapat menurunkan reaktivitas tuberkulin selama beberapa bulan

3. Setelah vaksinasi dengan vaksin virus hidup (seperti Campak, Mumps, Rubella) akan teramati penurunan reaktivitas tuberkulin. Oleh sebab itu, jika uji mantoux tidak dapat dilakukan bersamaan dengan imunisasi Campak, Mumps, dan Rubella, uji ditunda selama 4-6 minggu

4. Pasien dengan sakit TB berat seperti TB milier, meningitis TB5. Mengingat masa yang diperlukan untuk terbentuknya cellular mediated

immunity sejak masuknya kuman TB adalah 2-12 minggu maka hasil negatif

Page 4: Pence Gahan

pada pasien dengan kontak erat penderita TB dewasa masih mungkin pasien sedang dalam masa inkubasi.