potensi pence maran lingkungan dan teknologi …
TRANSCRIPT
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam I'e"ditillil Sninsdan Teknologi Menuju Era Tinggal Landns
Bandung, 8 - 10 Oktober 1991PPTN - BATAN
POTENSI PENCE MARAN LINGKUNGAN DAN TEKNOLOGIPENGOLAHAN YANG DIAPLIKASIKAN DI INDONESIA
WisjnupraptoPusat Antar Universitas Bioteknologi - Institut Teknologi Bandung
PENDAHULUAN
Sejak dua dekade terakhir ini masalahlingkungan muncul sebagai fokus perhatian diIndonesia sebagai akibat perkembangan industri yang berlangsung relatif sangat pesat.Sebagian besar orang memandang hal ini dengan perasaan penuh kekhawatiran tentangmerosotnya kualitas lingkungan hidup kita,dan sebagian orang masih tetap optimis bahwalingkungan hidup mempunyai kemampuanyang tinggi untuk mengadsorpsi pencemaranyang terjadi. Pandangan terakhir tidak salahtetapi tidakseratus persen benar. Masalahnyaadalah seberapa besar daya dukung lingkungan yang ada untuk mampu mengadsorpsi setiap pencemaran yang terjadi, yang tentunyaakan berbeda dari satu tempat dan tempatlainnya. Dari waktu ke waktu perlu dimonitordan dievaluasi kemampuan tersebut serta intensitas pencemaran yang berlangsung. Namun demikian, jalan yang lebih aman untukmenjamin kualitas lingkungan hidup ini adalah dengan melakukan pengelolaan pencemaran yang ada. Sekali saja kita lengah, keadaanyang fatal mungkin dapat terjadi setiap saatyang akibat dan usaha pemulihannya akanjauh lebih mahal daripada usaha pengelolaannya.Dalam hubungan ini Pemerintah telahmengeluarkan berbagai undang-undang danperaturan tentang masalah lingkungan, yangantara lain:1. Undang-undang noA tahun 1982 mengenai
Ketentuan-ketentuan Pokok PengelolaanLingkungan Hidup, yang pada dasarnya berisi peraturan-peraturan pokok tentang lingkungan hidup dan hukum lingkungan. Dalam Undang-undang ini dinyatakan tentang kewajiban dan sanksi serta kewajibanmelaksanakan studi ANDAL untuk setiapkegiatan yang direncanakan.
2. Peraturan Pemerintah no. 29 tahun 1986mengenai studi AMDAL, SEMDAL dsb. Dalam PP ini telah ditegaskan batas waktuuntuk melakukan studi dan teknis pengelo-
. laan pencemaran bagi kegiatan yang telahberjalan, yaitu pada Maret 1992.PeraturanPemerintah ini diikuti dengan Pedoman
Pelaksanaannya yang baru keluar pada tahun 1989, yang memuat :
- Kep. no. 49/MENKLH/6/1987 : mengenai penentuan dampak penting
- Kep. no. 50/MENKLH/6/1987 : mengenai penyusunan ANDAL
- Kep. no. 51/MENKLH/6/1987 : mengenai penyusunan SEL
- Kep. no. 52/MENKLH/6/1987 : mengenai batas waktu penyusunan SEL
- Kep. no. 53/MENKLH/6 1987 : mengenai susunan keanggotaan dan tata kerja komisi.
- S E. no. 03/MENKLH/6/1987: mengenai prosedur penanggulangan kasus pencemarandan perusakan lingkungan
3.Peraturan Pemerintah Republik Indonesiano. 20 tahun 1990 tentang pengendalianpencemaran air. PP ini merupakan kelengkapan UU no. 4 tho 1982 mengenai pencemaran air yang berkaitan dengan baku mutu dan sanksi- sanksi administrasi dan pidana.
JENISDAN SUMBER PENCEMAR
Berbagai bahan pencemar jika ditinjau dari bentuk atau jenisnya dapat dibagi atas tigamacam, yaitu bahan pencemar padat,gas dancairo Ketiga bahan pencemar tersebut dapatmencemari lingkungan darat, perairan dan udara ( dari bau dan gas yang ditimbulkan ), yangdapat berasal dari daerah perkotaan maupunpedesaan. Bahan pencemar tersebut dihasilkandari berbagai kegiatan seperti industri, pertambangan, pertanian, kegiatan manusia seharihari dan lain-lain.
BAHANPENCEMARPADAT
Sumber penghasil sampah padat.Dari bermacam-macam kegiatan, baik di
daerah urban maupun di daerah pedesaan, dihasilkan sampah padat dengan berbagai karakteristiknya sesuai dengan sumber yangmenghasilkan sampah tersebut. Masalah sampah padat yang saat ini teras a sebagai suatutekanan terhadap lingkungan adalahteruta3ma yang berasal dari kegiatan manusiasehari-hari di daerah urban(urbansolid wastes),
11
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitim~ Bainsdan Teknologi Menuju Era Tinggal Landas
dan dari kegiatan industri. Ini tidak berartibahwa sampah padat yang berasal dari daerahdan kegiatan lain tidak perlu mendapat perhatian. Masalahnya adalah bahwa daya dukunglingkungan daerah urban lebih lemah dibandingkan dengan daerah pedesaan dalam menerima beban pencemar padat.
Sampah padat daerah urban.Sampah padat yang dihasilkan oleh kegi
atan industri perumahan yang berada di daerahurban termasuk dalam kategori ini. Jumlahsampah yang dihasilkan tergantung pada jumlah penduduknya. Berdasarkan hasil studi lapangan yang telah dilakukan, saat ini besarnya sampah yang dibuang rata-rata adalah 2-3ltrforanglhari, atau 0,5-0,6kg/oranglhari. Angkaini cenderung meningkat setiap tahunnya sebesar 1,5% per tahun sebagai akibat kemajuandan perkembangan budaya.
Komposisi sampah bervariasi menurutukuran kotanya. Untuk kota- kota kecil dansedang komposisinya adalah sebagai berikut :
- 70% organik- 7% kertas- 7%plastik- 16% lain-lain
Sampah industri.Sampah padat yang dihasilkan oleh kegi
atan industri berasal dari proses industrinyadan dari hasil kegiatan pengolahan air buanganyang berupa lumpur.
Sampah yang berasal dari proses industrimacamnya sangat bervariasi dengan jenis industrinya, bahan baku yang dipergunakan danproses yang diaplikasikan. Sampai sa at ini belum ada informasi yang pastijumlah yang dihasilkan dan komposisinya.
Metode pengolahan sampah yang sudahdiaplikasikan.
Di kota-kota di Indonesia pada umumnya,penanggulangan sampah padat dilakukan dengan cara open dumping, yaitu pembuangansampah di tempat terbuka, tanpa memperhatikan segi-segi estetika maupun kesehatan.Beberapa kota mempraktekkan landfill, yaitupembuangan sampah di tempat-tempat cekungdengan maksud meratakan lahannya. Cara inijuga masih belum memperhatikan aspek estetika dan kesehatan. Metode penanggulanganyangmemperhatikan kedua aspek tersebut adalah sanitary landfill, yang saat ini telah dicobadalam bentuk pilot plan di kota Bandung danCirebon.
Bandung, 8 - 10 Oktober 1991PPTN - BATAN
Beberapa tahun yang lalu, kota Medan,Surabaya dan Jakarta telah memulai menggunakan metode komposting yang menanganikira-kira 10% dari total sampah yang dihasilkan, namun saat ini kesemuanya telah ditutupkarena masalah pemasaran yang tidak sesuaidengan biaya produksinya.Permasalahan.
Dari berbagai metode pengolahan sampahyang memperhatikan aspek kesehatan dan estetika adalah sanitary landfill.
Masalah utama di berbagai kota di Indonesia dengan sanitary landfill ini adalah mahalnya biaya operasi yang diperlukan yang tidak sesuai dengan jumlah kontribusi darimasyarakat.
Masalah lain adalah sukarnya mendapatlokasi yang tepat sehubungan dengan masalahleachate yang ditimbulkan.
PENCEMARAN UDARA (GAS)
Macam bahan pencemaran udara dan sumbernya.Bahan pencemar udara terdiri atas par
tikulat dan gas-gas yang merupakan hasil dariberbagai kegiatan. Gas-gas tersebut dapat berupa sax, NOx' CO dan hidrokarbon.
Berbagai kegiatan di daerah urban menghasilkan bahan pencemar tersebut. Kegiatandomestik misalnya, diketahui menghasilkan bahan pencemar udara yang utama dalam bentukpartikulat, sedangkan kegiatan pembuangansampah menghasilkan bahan pencemar udaradalam bentuk partikulat dan gas hidrokarbon.Di daerah urban, daerah lalulintas merupakanpenyumbang utama pencemaran udara, baikdalam bentuk partikulat maupun dalam bentuk-bentuk gas-gas tersebut di atas.
Kegiatan industri juga merupakan salahsatu penyumbang pencemar yang dihasilkandalam bentuk partikulat, gas NOxdan gas sax,Kegiatan lain yang memberikan pencemaranudara adalah pertambangan, namun karenalokasi daerah pertambangan umumnyajauh dari daerah urban, masalah pencemaran udarayang ditimbulkan sampai saat ini masih belummenjadi perhatian yang serius.
Tabel1 menunjukkan distribusi emisi berbagai bahan pencemar udara di tiga kota besar,yaitu Jakarta, Surabaya dan Bandung.
Tampak bahwa kegiatan lalulintas di ketiga kota tersebut merupakan sumber utamapencemaran udara baik dalam bentuk gas-gasmaupun partikulat, sedangkan kegiatan industri memberikan sumbangan terbesar pada emisigas sax,
12
Proceedings Seminar Reakror Nltklir dalam PenelitinJl Sni,r,sclan Teknologi Menltju Era Tinggal Lane/as
Tabel1. Distribusi pemancaran polutan udara
Baudung, 8 - 10 Okrober 1991PPTN - BATAN
JakartaPolutan
TotalIndustriPerumahanPenempatanLalu lintaston/tahun
(%)(%)limbah padat(%)(%)Karbon monoksida
325.578,000,100,101,0098,80Hidrokarbon
14.593,001,202,207,7088,90NOx
20.465,0015,909,601,1073,40Partikulat
7.071,0014,6033,008,4044,10SO
24.71000627010,700,202650
Surabava Polutan
TotalIndustriPerumahanPenempatanLalu lintaston/tahun
(%)(%)limbah padat(%)(%)Karbon monoksida
48.100,000,100,102,4097,40Hidrokarbon
2.325,001,802,2017,5076,50NOx
2.707,0029,0011,203,0056,80Parlikulat
1.015,0020,2033,5019,6027,70SO
2.358 00812016,900,6011,30
Bandun~ Polutan
TotalIndustriPerumahanPenempatanLalu lintaston/tahun
(%)(%)limbah padat(%)(%)Karbon monoksida
50.850,000,200,102,6097,10Hidrokarbon
2.608,001,801,506,4090,30NOx
5.372,0043,2021,501,7033,80Parlikulat
5.085,0042,5010,203,5043,80SO
15.710,0087,6010,600,101,70
Sumber : Laboratorium polusi udara, Departemen Rekayasa Lingkungan 1990.
Emisi gas-gas yang memberikan efek rumahkaca, seperti CO,CO2, N20 dan CH4 dari tahunke tahun menunjukkan peningkatan yang sangat pesat sebagaimana ditunjukkan dalamTabel2.
Dalam kurun waktu delapan tahun (19801988), peningkatan emisi gas-gas tersebutmencapai lebih dari seratus persen. Hal inisesuai dengan perkembangan jumlah
Tabel 2. Pemancaran total gas rumah kaca (puluhanjuta ton)
Gas 1980 19851988rumah kaca
PancaranEkivalenPancaranEkivalenPancaranEkivalenabsolut
absolutabsolut
CO10,8733,5117,7653,2823,3670,08
CO256,0356,03103,46103,46144,09144,09
N200,00185,220,0619,40,1214,8
CH419,17612,5732,73687,3334,87732,27
CFC------
'lbtal96,08707,33154016863,47202,47981.24
Sumber: Moetikahadi Soedomo, 1990
13
Proceedings Seminar Reaktur Nllklir dalllln PenelilialL Sainsdon Teknolagi Menujll Era 1'inggai Lamias
kendaraan bermotor dalam kurun waktu tersebut.
Metode penanganan yang telah diaplikasikan.Dari data yang tertera dalam Tabel1 dan 2
dapatlah disimpulkan bahwa masalah pencemaran udara di Indonesia dapat ditanggulangiterutama dengan cara mengendalikan emisi bahan pencemar yang dihasilkan olehkendaraanbermotor dan industri. Mengenai pengendalianemisi dari kendaraan bermotor sampai saat inimasih belum banyak hal yang telah dilakukan.Beberapa industri telah memanfaatkan penggunaan Electro Static Precipitator untukmengurangi emisi partikulat,misalnya pabrikpabrik semen.
BAHAN PENCEMAR AIR (AIR BUANGAN)
Macamljenis air buanganBerdasarkan sumbernya, air buangan da
pat diklasifikasikan dalam 3 bagian, yaitu airbuangan domestik, air buangan industri (termasuk industri pertambangan) dan air buanganpertanian. Karakteristik air buangan domes- tiksangat tergantung pada komposisi makananyang dimakan. Namun secara umum komposisiair buangan di Indonesia relatifsama.Karakteristik air buangan industri sangat bervariasi dengan jenis/macam industrinya, bahan baku yang dipergunakan serta prosesindustri yang diaplikasikan. Air buangan pertanian pada umumnya mengandung bahanbahan pencemar yang berasal dari kegiatanpemupukan dan penggunaan pestisida daninsektisida.
Air buangan domestikPenelitian yang seksama mengenai kom-
. posisi air buangan domestik di Indonesia belumpernah dilakukan. Berdasarkan komposisi makanan yang dikonsumsi masyarakat Indonesia,diperkirakan bahwa setiap orang Indonesiamemberikan BOD pada buangannya sebesar 40- 45 gr/hari. Dengan konsumsi air bersih ratarata sebesar 100-150ltr/oranglhari, dan 70-80%akan keluar sebagai air buangan, rata- rata perorang akan menghasilkan air buangan sebanyak 100 liter/hari. Dengan demikian kandungan BOD dalam air buangan domestik adalahsekitar 400-500 mg/ltr, dengan COD sebesar600- 700mg/ltr.
Kota-kota besar di Indonesia saat ini belummempunyai instalasi pengolahan air buanganyang terpusat (sentral),kecuali di sebagian daerah wilayah DKI Jakarta (daerah Setiabudi)yang telah mempunyai sistem pengolahan dengan kolam aerasi. Kota Bandung baru
Bandung, 8- 10 Oklaber 1991PPTN - BATAN
merencanakan sistem pengolahan yang terpusat dengan menggunakan kolam oksidasi di daerah Bandung Selatan.Sampai saat ini lebih dari 85% air buangandomestik di berbagai kota di Indonesia masihdibuang langsung di perairan terbuka, yangmemberikan sumbangan terbesar dalam pencemaran lingkungan perairan. Kurang dari15% yang telah ditangani dengan pemakaiantangki septik, dimana efluennya ada yanglangsung diresapkan ke dalam tanah dan adayang dialirkan ke badan air terbuka.
Air buangan industri.Beberapa industri yang sangat potensial
dalam memberikan pencemaran dalam badanair bentuk BOD/COD,warna dan bahan tersuspensi adalah industri minyak kelapa sawit, tapioka, pulp dan kertas, tekstil, kimia dan petrokimia,gula tebu dan lain-lain.BOD dalam air buangan industri minyak kelapa sawit mencapai 20000-50000 mg!ltr dan industri tapioka 10000-25000 mglltr, merupakanyang paling potensial memberikan pencemaran aIr.Selama ini industri dituding sebagai penyumbang utama dalam pencemaran air di Indonesia. Namunjika beban pencemar yang dihasilkan dikonversikan dalam bentuk ekivalenpenduduk (p.e. = population equivalent),angka-angka yang terlihat tidaklah menunjukkan hal yang demikian. Sebagai contoh,saat ini Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di duniasesudah Malaysia. Jika bahan pencemar yangdihasil-kan (BOD)diperhitungkan dalam nilaip.e., akan mencapai kurang lebih 16000000p.e. Jika seluruh kegiatan industri di Indonesia beban BOD-nya dihitung dalam nilai p.e.maka seluruhnya tidak akan mencapai angka100 juta p.e. atau kurang dari 60% jumlahpenduduk Indonesia. Jadi secara global, saatini penduduk Indonesia merupakan penyumbang pencemaran air yang terbesar, yang notabene saat ini masih belum ditangani dengansemestinya.
Berbagai metode pengolahan telah diaplikasikan untuk mengurangi beban pencemarandalam air buangan industri,yaitu metode pengolahan secara fisik, kimia dan biologi,tergantungpada karakteristik air buangannya. Sebagaicontoh, Surabaya Industrial Estate Rungkut(SIER) telah mengaplikasikan pengolahan secara biologi dengan oxidation ditch untuk mengolah bahan polutan yang biod.egradahle. DaerahIndustri Bandung Selatan yang mayoritasnyaindustri tekstil mengaplikasikan pengolahan
14
Proceedings Semilwr /leak-w,. Nukli,. d<JlumPenelilia" SailLSdan Teknologi Menuju Era. 'lInggal LandGs
secara kirnia yang diikuti dengan pengolahansecara biologi dengan kontak-stabilisasi yangsaat ini rnasih berada dalarn tahap pernbangunan fIsiko
PENUTUP
Khususnya di daerah urban, kegiatan- kegiatan dornestik, lalulintas dan industri merupakan sumber pencemaran yang paling potensial.Kegiatan domestik memberikan sumbangan besar bagi pencemaran dalam bentuk buangan padat dan cair,kegiatan lalulintas dalam bentuk buangan gas, dan kegiatan industri dalambentuk buangan padat, cair dan gas. Kegiatandi daerah non urban, seperti pertanian dan pertambangan yang juga potensial memberikan
Bandung, 8 - 10 Okwber 1991PPTN - BATAN
sumbangan pencemaran, sampai saat ini masihbelum banyak disentuh.Fokus perhatian dalam masalah pencemaranudara seharusnya diarahkan pada masalah lalulintas yang terbukti sebagai sumber yangpaling potensial di daerah urban. Usaha-usahayang serius seyogyanya segera dilakukan untuk menanggulangi masalah ini.Walaupun apa yang terlihat selama ini industri merupakan penyumbang terbesar padapencemaran air,namun tidak kalah besarnyasumbangan yang diberikan oleh penduduk Indonesia dalam pencernaran aiir, sehinggawalaupun industri telah tertib dalam mengelola buangannya, perbaikan lingkungan perairan tidak dapat tercapai dengan baik tanpapenanganan air buangan domestik yang baik.
15