titik kritis pence mar an bahan haram dalam kosmetika

13
TITIK KRITIS PENCEMARAN BAHAN HARAM DALAM KOSMETIKA (LIPSTIK) TUGAS AGAMA ISLAM II Oleh : KELOMPOK 6 1. Zarah Esmeralda Nauly S. 050911023 2. Dinda Nuzulia M 050911167 3. Astrina Nuravia S. 050911221 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2012

Upload: cadylove

Post on 21-Jul-2015

177 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

TITIK KRITIS PENCEMARAN BAHAN HARAM DALAM KOSMETIKA (LIPSTIK)

TUGAS AGAMA ISLAM IIOleh : KELOMPOK 6 1. Zarah Esmeralda Nauly S. 2. Dinda Nuzulia M 3. Astrina Nuravia S. 050911023 050911167 050911221

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang dengan taufik dan hidayah-Nya telah menuntun penulis dari mulai awal hingga berakhirnya makalah ini. Penulisan makalah ini merupakan persyaratan untuk melengkapi tugas mata kuliah Agama Islam 2 Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya. Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengakui bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Ibarat pepatah Tak ada gading yang tak retak, begitupula dengan keadaan penulis yang mempunyai nilai keterbatasan sebagai manusia. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Pada kesempatan ini pula, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sedalamdalamnya kepada : 1. Prof. Dr. H. Sugiyanto, Apt., MS. selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Agama Islam 2, yang dengan tulus telah membimbing penulis dalam penyusunan makalah ini. 2. Dosen-dosen pengajar mata kuliah Agama Islam 2, atas ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan sehingga sangat berguna dalam menyelesaikan tugas makalah ini. 3. Teman-teman sejawat yang telah membantu penulis baik berupa dorongan moril, maupun materiil yang bermanfaat dalam penyusunan makalah ini. Maka dengan segala kerendahan hati, dan menyadari kekurangsempurnaannya makalah ini, penulis persembahkan makalah tugas ini kepada kalangan ilmu pengetahuan dan penelitian untuk dibaca, dikaji, dan digunakan sebagai dasar berpijak bagi penelitian selanjutnya, maupun digunakan sebagai studi banding.

Surabaya, 10 Mei 2012 Tim Penulis,

DAFTAR ISI

Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Tujuan C. Batasan Masalah D. Perumusan Masalah E. Landasan Teori E.1. Lipstik E.1.1. Definisi Lipstik E.1.2. Jenis Lipstik E.1.3. Bahan Penyusun Lipstik E.1.4. General Manufacturing Process E.2. Hukum Islam Tentang Penggunaan Lipstik BAB II. PEMBAHASAN BAB III. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui, di era globalisasi seperti saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mudah didapat dan diakses dari berbagai sumber. Tidak luput ilmu pengetahuan dan teknologi tentang perindustrian, salah satunya adalah industri kosmetika. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada mungkin dapat memberikan dampak positif dan juga negatif baik bagi produsen kosmetika maupun konsumen. Industri kosmetika dalam realitanya selalu berlomba-lomba menciptakan produk yang berkualitas, terutama dari segi acceptabilitas, kemudian baru disertai dengan faktor mutu yang lain yakni keamanan, stabilitas produk dan khasiat. Untuk meningkatkan aspek acceptabilitas tersebut, biasanya suatu produk membutuhkan bahan penolong yang mempunyai sifat khusus, misalnya gelatin untuk membuat tekstur gel, gliserin sebagai emollient, dan sebagainya. Perkembangan IPTEK dewasa ini dapat membantu dalam formulasi dan manufaktur suatu produk kosmetik untuk mencapai kualitas yang diharapkan. Namun, sekedar informasi, teknologi pembuatan kosmetik pertama kali dan sampai sekarang yang paling berkembang pesat adalah dari belahan dunia Barat yang mayoritas penduduknya adalah non-muslim. Sehingga, IPTEK yang ada ditekankan hanya pada out come perusahaan untuk menghasilkan produk yang berkualitas sesuai spesifikasi, tanpa memperhatikan kehalalan kandungan produk kosmetika tersebut. Dari segi Islam, kita sebagai muslim diwajibkan untuk menjauhi hal-hal terlarang dan yang diharamkan seperti babi dan khamr. Babi dan turunannya adalah haram yang mutlak dan tidak bisa ditoleransi bila tidak dalam keadaan tertentu seperti yang tersebut di dalam Quran surat al-baqarah ayat 173 :

173. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah[108]. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Berdasarkan ayat tersebut, jelas dikatakan bahwa babi dan turunannya diharamkan untuk digunakan dalam bentuk apapun termasuk untuk bahan dasar pembuatan lipstik.

Kesadaran masyarakat tentang keamanan kosmetika yang digunakannya sudah semakin meningkat sejalan dengan munculnya berbagai kasus dampak penggunaan bahan berbahaya dalam kosmetika secara terbuka. Akan tetapi, kesadaran masyarakat muslim untuk memperhatikan kehalalan bahan yang terkandung dalam kosmetika masih sangat rendah. Kesadaran konsumen yang rendah dengan sendirinya tidak memunculkan tuntutan kepada produsen untuk memperhatikan kehalalan bahan-bahan yang digunakan. Hal ini berkorelasi positif dengan rendahnya minat produsen kosmetika mendaftarkan produknya untuk mendapatkan sertifikat halal. Beberapa produsen pernah mencoba mendaftarkan diri, akan tetapi perlahan-lahan mundur teratur tidak melanjutkan proses sertifikasi. Kondisi di atas tentunya menjadikan masyarakat muslim perlu lebih meningkatkan pengetahuan tentang kehalalan bahan kosmetika agar dapat memilah dan memilih kosmetika yang akan digunakannya. Akan tetapi pengetahuan ternyata tidak cukup untuk menentukan pilihan karena sampai saat ini masih belum banyak produk kosmetika yang mau mencantumkan komposisi bahan penyusun produknya pada label kemasan. Pada umumnya produsen hanya mencantumkan bahan aktif yang digunakan, bahkan masih sangat banyak yang tidak mencantumkan sama sekali.

B. Tujuan Tujuan penelitian ini merupakan pernyataan mengenai apa yang ingin dicapai oleh penulis, dalam hal ini adalah: 1. Tujuan Operasional Untuk mengetahui titik kritis pencemaran bahan haram dalam kosmetika, khususnya lipstik. Juga untuk mengetahui titik kritis keharaman dalam berkosmetika, utamanya lipstik. 2. Tujuan Fungsional Dalam penelitian ini penulis mempunyai maksud agar hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang menginginkan studi lebih lanjut, disamping hanya sebagai dokumentasi. 3. Tujuan Individual Untuk memenuhi persyaratan guna melengkapi tugas mata kuliah Agama Islam 2 Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.

C. Batasan Masalah Sebagaimana diuraikan di muka, titik kritis pencemaran bahan haram dalam kosmetika ini dibatasi hanya pada kosmetika lipstik dan halal-haramnya dibatasi hanya pada bahan-bahan

dan/atau manufaktur lipstik. Penulis tidak membahas tentang keharaman penggunaan lipstik secara personal yang dilihat dari segi Islami terkait dengan hukum berhias/bersolek dalam Islam. D. Perumusan Masalah Apa sajakah titik kritis pencemaran bahan haram dalam kosmetika lipstik?

E. Landasan Teori E.1. Lipstik E.1.1. Definisi Lipstik Lipstik adalah sediaan yang mengandung bahan essensial dari basis minyak-lilin yang cukup keras untuk dibentuk menjadi stik dengan zat warna celup merah yang dilarutkan atau didispersikan ke dalam minyak dan pigmen merah disuspensikan ke dalamnya, dengan parfum dan pengaroma yang sesuai dan dicetak serta dikemas dalam wadah. (Cosmetics) Lipstik yang sejauh ini merupakan yang paling umum pada produk bibir, terdiri dari bentuk stik peluru atau wedge yang dicetak secara panas dan kemudian didinginkan sebelum dimasukkan dalam wadah plastic kecil atau godet , yang dipegangkan dalam tempat plastic atau metal. Godet ini dapat dinaik-turunkan dalam tempat tadi dengan sekrup. (Pouchers) Lipstik biasa disebut kosmetik bibir, dan digunakan secara luas oleh kaum hawa sebagai pewarna bibir dan sebagai pembentuk tekstur bibir. Lipstik umumnya mengandung pigmen, minyak, lilin, dan emollient. Beberapa karakteristik lipstik yang baik adalah : Stabil secara kimia dan fisika Efeknya yang lama dan panjang Membuat bibir lembut Harus melekat kuat pada bibir Tidak kering Tidak mengiritasi kulit bibir Kelihatan berkilau dan lembut Mudah digunakan dan dihilangkan

E.1.2. Jenis Lipstik Lipstik dilihat dari bentuknya terbagi menjadi dua golongan, yaitu Soft Lip Rouges (Pewarna Bibir Lunak) dan Liquid Lip Rouges (Pewarna Bibir Cair).

1. Soft Lip Rouges Banyak formula lipstik yang diberikan mungkin diubah ke dalam pewarna bibir lunak dengan mengurangi isi lilin dan meningkatkan isi minyak. Sebagai pewarna bibir lunak dikemas dalam wadah pan kecil atau flat jar. 2. Liquid Lip Rouges Benyak percobaan yang telah dilakukan untuk mengatasi kerusakan pelekatan basis lilin dari lipstik, kecenderungan melekat dan menghilangkannya. Endapan dari lapisan padat dengan penggunaan pada bibir dari pembentuk lapisan di dalam pelarut yang mudah menguap setelah dioleskan. Ini juga dikemas dalam aplikator roll-on dengan ketetapan tekanan yang diberikan kepadanya.

E.1.3. Bahan-Bahan Penyusun Lipstik Lipstik tersusun dari berbagai bahan untuk membuat massa lipstik, secara umum berbagai bahan tersebut adalah basis, pewarna, pengawet, parfum, antioksidan, dan zat tambahan lain. 1. Basis waxes Waxes berfungsi untuk memberikan struktur pada stik dan menjaganya untuk tetap padat bahkan dalam keadaan hangat. Kilauan dan kekerasan lipstik umumnya bergantung pada karakteristik dan jumlah dari waxes yang digunakan. Karakteristik yang paling baik mengandung penggunaan campuran wax dengan titik lebur yang berbeda dan pengaturan titik lebur akhir pada penggabungan wax dengan titik lebur yang tinggi dalam jumlah yang cukup. Paduan waxes yang ideal akan mempertahankan bentuk stik mulai dari sekurang-kurangnya 50C dan akan mempertahankan fase minyak sehingga tidak akan mengeluarkan tetesan cairan, namun akan selalu lembut dan mudah diaplikasikan untuk mewarnai pada tekanan minimum pada bibir. Berikut beberapa contoh wax dengan titik lebur dan kegunaannya: Wax Cetostearyl alkohol Cetyl alkohol Ceresin wax White beeswax Candelilla wax Carnauba wax Hard paraffin Soft paraffin Melting Point 42-45 45-50 60-75 62-64 65-69 80-88 50-57 38-56 % 2-3 2-3 5-20 5-20 5-10 1-3 1-5 1-5 Purpose Emollient Emollient Increase m.p. Bind oil & higher m.p. waxes Gives smooth & glossy appearance Imparts rigidity & hardness Improves gloss Lubricant, increase spreadability

2. Basis Oil Campuran minyak diperlukan untuk memperoleh paduan yang tepat dengan wax untuk lapisan yang sesuai dalam pengaplikasiannya dalam kulit bibir. Minyak difungsikan sebagai pelarut pada berbagai formulasi, serta sebagian minyak merupakan agen pendispersi untuk pewarna yang tidak larut. Campuran minyak ideal harus memproduksi produk yang mudah disebar dan produk yang memiliki lapisan tipis dengan daya menutup yang baik. Contoh beberapa oil : - minyak sayur : ol.olivae, ol.sesami - minyak mineral - minyak jarak - isopropil miristat - tetrahidrofurfuril alkohol - benzil alkohol - propilen glikol 3. Basis Fatty Material (Material Lemak) True Fats sangat jarang digunakan dalam lipstik modern, meskipun pada suatu waktu lemak babi dan lemak lainnya ditemukan dalam jumlah besar. Contoh material lemak lain : - cocoa butter - petrolatum - gliseril monostearat - lanolin - lecitin 4. Pewarna Color memegang peranan paling penting dalam lipstik untuk melihat komersialisasi dan penampilan. Pewarna dalam lipstik terbagi menjadi dua jenis : - Soluble dyes adalah pewarna dengan zat warna kulit dengan pelarut dengan bahan celup yang mudah berpenetrasi pada lapisan kulit luar, contoh : Fluoroscein, Eosin

- Insoluble dyes adalah pewarna yang cara kerjanya menutupi bibir dengan lapisan pewarna yang disajikan untuk menutupi beberapa kekasaran kulit dan memberikan penampilan yang lembut, contoh : Kalsium, Barium, Aluminium, Strontium. Umumnya digunakan pada konsentrasi 1015%. Adapun pewarna pada lipstik atau kosmetik lainnya yang dilarang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) adalah sebagai berikut : 1) Rhodamin B Bahan pewarna Merah K.10 (Rhodamin B) merupakan zat warna sintetis yang pada umumnya digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta. Zat warna ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Rhodamin dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada hati. 2) Merah K3 Merah K3 merupakan zat pewarna berbahaya seperti Rhodamin (Merah K10). 5. Preservatives Kehidupan bakteri atau jamur sebenarnya tumbuh dalam lipstik dengan lambat karena lipstik biasanya berbentuk anhidrat. Namun, bila lipstik digunakan pada bibir setelah meminum minuman yang manis maka ada kemungkinan permukaannya terkontaminasi sehingga mudah ditumbuhi mikroorganisme. Oleh sebab itu, direkomendasikan sejumlah kecil pengawet untuk dimasukkan dalam formulasi, contoh : metil paraben dan propil paraben dengan konsentrasi 0,05-0,20%. Pengawet dalam konsentrasi yang lebih tinggi dapat menimbulkan efek panas dan reaksi alergi. 6. Fragrance (Parfume) Fragrance atau parfume juga merupakan komponen yang essensial setelah color dari lipstik. Fragrance difungsikan untuk menutupi bau yang tak sedap dari lemak atau lilin. Beberapa produsen lipstik bahkan menambahkan rasa yang menarik sesuai dengan parfume untuk meningkatkan aspek acceptabilitas, misalnya ada lipstik rasa strawberry, dan sebagainya. Parfum atau wewangian dalam kosmetika yang dilarang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) adalah sebagai berikut : Wewangian sintetis Beberapa spesies binatang mengeluarkan wewangian alami yang disebut feromon, yang fungsinya adalah untuk menarik pasangan di musim kawin. Oleh manusia, wewangian ini dibuat tiruannya lalu digunakan dalam parfum, serta beberapa jenis sabun wangi dan produk perawatan rambut. Beberapa jenis wewangian sintetis diketahui bisa memicu kanker pada binatang. Meski belum diuji pada manusia, diduga kuat senyawa ini juga meningkatkan risiko kanker pada manusia.

7. Antioksidan Banyak bahan yang umumnya digunakan dalam lipstik yang mudah teroksidasi dalam udara menghasilkan bau yang tidak menyenangkan, bau tengik. Oleh sebab itu perlu ditambahkan antioksidan dalam formulasi lipstik yang umumnya disimpan dalam waktu yang lama dengan antioksidan yang sesuai. Contoh antioksidan yang sering digunakan dalam lipstik : - BHA - BHT - Propil galat - Asam sitrat 8. Zat Tambahan Lain - UV protection digunakan untuk menyaring sinar matahari dan melindungi kulit bibir dari rasa panas matahari, contoh : oil-soluble sunscreen - PVP (0,5-1%) digunakan untuk membentuk selaput pada bibir dan mengurangi reaksi alergi dari bahan lain pada lipstik. - Isopropil Linoleat digunakan untuk melindungi dari efek kekeringan

E.1.4. General Manufacturing Process Pada umumnya pembuatan lipstik meliputi tiga tahap, yaitu : 1. Penyiapan campuran komponen, yaitu campuran minyak-minyak, campuran zat-zat warna dan campuran wax. 2. Pencampuran semua itu membentuk massa lipstik. 3. Pencetakan massa lipstik menjadi batangan-batangan lipstik.

BAB II PEMBAHASAN Dari segi Islam, kita sebagai muslim diwajibkan untuk menjauhi hal-hal terlarang dan yang diharamkan seperti babi dan khamr. Babi dan turunannya adalah haram yang mutlak dan tidak bisa ditoleransi bila tidak dalam keadaan tertentu seperti yang tersebut di dalam Quran surat al-baqarah ayat 173 :

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah[108]. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah,daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas namaselain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yangjatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatangbuas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anakpanah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalahkefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telahputus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itujanganlah kamu takut kepada mereka dan takutlahkepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untukkamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamunikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agamabagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparantanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah MahaPengampun lagi Maha Penyayang.

Katakanlah:` Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi--karena sesungguhnya semua itu kotor--atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. `(QS. 6:145) Tidak mengapa memakai pemerah bibir. Karena hukum asal sesuatu itu halal sampai jelas keharamannya. Lipstik ini bukan dari jenis wasym/tato (Sementara untuk tato ini terdapat keterangan dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau melaknat wanita yang membuat tato dan wanita yang minta ditato (HR. Al-Bukhari dan Muslim)., karena wasym itu menanam salah satu warna di bawah kulit. Perbuatan ini diharamkan, bahkan termasuk dosa besar. Akan tetapi bila lipstik tersebut jelas memberikan madharat bagi bibir, membuat bibir kering dan kehilangan kelembabannya, maka terlarang. Lipstik tersebut terkadang membuat bibir pecah. Bila memang pasti hal yang demikian, maka seorang insan dilarang melakukan perkara yang dapat memadharatkan dirinya. Berdasarkan ayat-ayat diatas dapat dikatakan bahwa lipstick tidak diperbolehkan atau diharamkan apabila terdapat bahan-bahan yang dapat merusak kesehatan dan yang terbuat dari lemak babi ataupun segala bagian dari babi.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Lipstick diperbolehkan apabila ada sertifikat halal dari BPPOM. 2. Lipstick yang mengandung babi dan derivatnya diharamkan.