penatalaksanaan kegawatdaruratan obs

Upload: andang-wahyu-jatmiko

Post on 29-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1. Abortus

Terapi untuk perdarahan yang mengancam nyawa (syok hemoragik) dan memerlukan anestesi, harus dilakukan dengan sangat hati-hati jika kehilangan darah banyak. Pada syok berat lebih dipilih dilakukan kuretase,pada abortus dengan demam menggigil, tindakan utamanya dengan penisilin, ampisilin, sefalotin, rebofasin, dan pemberian infus. 2. Mola hidatidosa

Terapi untuk gangguan ini adalah segera merawat pasien di rumah sakit, dan pasien diberi terapi oksitosin dosis tinggi, pembersihan uterus dengan hati-hati, atau histerektomi untuk wanita tua atau yang tidak menginginkan menambah anak lagi, transfuse darah, dan antibiotika.3. Kehamilan ektopikTerapi untuk gangguan ini adalah dengan infuse ekspander plasma (Haemaccel, Macrodex) 1000 ml atau merujuk ke rumah sakit secepatnya.4. Plasenta previaTindakan pada plasenta previa

1. Tindakan dasar umum. Memantau tekanan darah, nadi, dan hemoglobin, memberi oksigen, memasang infuse, member ekspander plasma atau serum yang diawetkan. Usahakan pemberian darah lengkap yang telah diawetkan dalam jumlah mencukupi.2. Pada perdarahan yang mengancam nyawa, seksio sesarea segera dilakukan setelah pengobatan syok dimulai.3. Pada perdarahan yang tetap hebat atau meningkat karena plasenta previa totalis atau parsialis, segera lakukan seksio sesaria4. Tindakan setelah melahirkan.a. Cegah syok (syok hemoragik)b. Pantau urin dengan kateter menetapc. Pantau sistem koagulasi (koagulopati).d. Pada bayi, pantau hemoglobin, hitung eritrosit, dan hematokrit.

5. Solusio plasenta

Di tempat praktik dokter, biasanya sangat sulit membedakan dengan jelas solusio plasenta dari plasenta previa. Pasien diberi infuse Macrodex, Periston, Haemaccel, Plasmagel, dan Plasmafudin, serta petidin (Dolantin) 100 mg IM. Tindakan di rumah sakit meliputi pemeriksaan umum yang teliti (nadi, tekanan darah, jumlah perdarahan per vagina, penentuan hemoglobin, hematokrit dan pemantauan pengeluaran urin). 6. Retensio plasentaTerapi untuk retensio atau inkarserasi adalah 35 unit Syntocinon (oksitosin) IV yang diikuti oleh usaha pengeluaran secara hati-hati dengan tekanan pada fundus. Jika plasenta tidak lahir, usahakan pengeluaran secara manual setelah 15 menit.

7. Ruptur uteriTerapi untuk gangguan ini meliputi hal-hal berikut.1. Histerektomi total, umumnya rupture meluas ke segmen bawah uteri, sering ke dalam serviks.2. Hesterektomi supra vagina hanya dalam kasus gawat darurat.3. Membersihkan uterus dan menjahit rupture, bahaya rupture baru pada kehamilan berikutnya sangat tinggi.4. Pada hematoma parametrium dan angioreksis (ruptur pembuluh darah). Buang hematoma hingga bersih, jika perlu ikat arteri iliaka hipogastrikum.5. Pengobatan antisyok harus dimulai bahkan sebelum dilakukan operasi.

8. Perdarahan pascapersalinan

Terapinya bergantung penyebab perdarahan, tetapi selalu dimulai dengan pemberian infuse dengan ekspander plasma, sediakan darah yang cukup untuk mengganti yang hilang, dan jangan memindahkan penderita dalam keadaan syok yang dalam.9. Syok hemoragik

Penatalaksanaan awal hentikan perdarahan dan ganti kehilangan darah dengan cairan,akses IV line dengan menggunakan IV kateter ukuran besar beri ringer laktat/Nacl.10. Syok septik

Terapi untuk pengobatan syok septic (bakteri) selalu bersifat syok hipovolemik (hipovolemia relatif) adalah terapi infuse secepat mungkin yang diarahkan pada asidosis metabolik. Terapi untuk infeksi adalah antibiotika (Leucomycin, kloramfenikol 2-3 mg/hari, penisilin sampai 80 juta satuan/ hari). 11. Preeklamsia beratPenanganan umum meliputi :1. Jika setelah penanganan diastolik tetap lebih dari 110 mmHg, beri obat anti hipertensi sampai tekanan diastolik di antara 90-100mmHg.2. Pasang infus dengan jarum besar (16G atau lebih besar).3. Ukur keseimbangan cairan jangan sampai terjadi overload cairan.4. Kateterisasi urin untuk memantau pengeluaran urin dan proteinuria.5. Jika jumlah urin kurang dari 30 ml/jam, hentikan magnesium sulfat dan berikan cairan IV NaCl 0,9% atau Ringer laktat 1 L/ 8 jam dan pantau kemungkinan edema paru.6. Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi muntah dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin.7. Observasi tanda-tanda vital, refleks, dan denyut jantung tiap jam.8. Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda edema paru.9. Hentikan pemberian cairan IV dan beri diuretic (mis: furosemid 40 mg IV sekali saja jika ada edema paru).10. Nilai pembekuan darah jika pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit (kemungkinan terdapat koagulopati).