penatalaksanaan kedaruratan trauma [compatibility mode]
TRANSCRIPT
10/27/2008
1
PENATA LAKSANAAN KEDARURATAN
TRAUMA KRANIO SEREBRAL
1
Pasien dalam keadaan sadar (GCS = 15 )
a. Simple Head Injury
• Tanpa deficit neurology perawatan luka
• Pemeriksaan radiology hanya atas indikasi
• Pasien dipulangkan & keluarga diminta observasi kesadaran bila curiga kesadaran menurun segera kembali ke RS
2
10/27/2008
2
Pasien dalam keadaan sadar (GCS = 15 )
b. Kesadaran Terganggu Sesaat
• Pasien mengalami penurunan kesadaran sesaat setelah trauma sadar kembali saat diperiksa.
• Dibuat foto kepala.
• Rawat luka
• Pasien pulang observasi bila curiga kesadaran menurun segera kembali ke RS
3
Pasien dengan kesadaran menurun
a. Trauma Kranio Serebral Ringan (GCS = 13 – 15)
• Perubahan orientasi tanpa deficit fokal• Dilakukan pemeriksaan fisik, rawat luka, foto kepala• Istrahat baring mobilisasi bertahap terapi
simptomatik• Observasi minimal 24 jam di RS bila curiga
hematoma skennig otak.
4
10/27/2008
3
Pasien dengan kesadaran menurun
Pasien tidak perlu dirawat jika :
• Orientasi (waktu, tempat) baik
• Gejala fokal neurology (-)
• Muntah, sakit kepala, fraktur kepala (-)
• Tempat tinggal dalam kota
• Ada yang bisa mengawasi di rumah.
5
Pasien dengan kesadaran menurun
b. Trauma Kranio Serebral Sedang (GCS= 8 – 12)Pasien bisa mengalami gangguan kardiopulmoner.
Urutan tindakan :– Periksa & atasi gangguan Airway, Breathing, Circulation.– Periksa kesadaran, pupil, tanda fokal serebral & cedera organ lain.
Bila curiga fraktur tulang servical & / tulang ekstremitas. Fiksasi leher dengan pemasangan kerah leher / fiksasi ekstremitas.
– Foto kepala / skenning kepala & bagian tubuh lain.
6
10/27/2008
4
Pasien dengan kesadaran menurun
c. Trauma Kranio Serebral Berat (GCS = 3 – 8)
• Pasien biasanya disertai cedera multiple Bila ada fraktur servikal pasang / fiksasi leher.
• Luka terbuka & perdarahan dirawat.
• Pasien sering dalam keadaan hipoksi, hipotensi & hiperkapne akibat gangguan kardiopulmoner.
7
Urutan Tindakan Menurut Prioritas:1. Resusitasi jantung paru dalam tindakan ABC
– Jalan Napas (Airways)– Pernapasan (Breathing)
• Kelainan Sentral disebabkan oleh depresi pernapasan dengan pola napas :– Cheyne stroke– Central Neurogenic Hyperventilasi– Ataxic
• Kelainan Perifer disebabkan oleh : aspirasi, trauma dada, edema paru, emboli paru, infeksi.
Tindakan :» Berikan O2 10 – 15 lt/menit intermitten» Cari & atasi factor penyebab.» Kalau pakai pakai ventilator.
– sirkulasi (Circulation )
8
10/27/2008
5
2. Pemeriksaan fisik
– Kesadaran , tensi, nadi, pola & frekwensi respirasi, pupil (besar, bentuk dan reaksi cahaya)
– Deficit fokal serebral & cedera ekstra cranial.
9
3. Pemeriksaan radiology
4. Pemeriksaan laboratorium : analisa gas darah, Hb, Leukosit, Differential sel, Gula Darah sewaktu, ureum, kreatinin, elektrolit, albumin serum, trombosit
10
10/27/2008
6
5. Tekanan Intra Kranial meninggi (TIK)TIK normal : 0 – 15 mmHgTIK > 20 mmHg harus diturunkan dengan :
• Hiperventilasi• Terapi diuretic
– Diuretik Osmotik (manitol 20%)– Dosis : 0,5 – 1 gr/kgBB dalam 30 menit (bolus)
dilanjutkan 6 jam kemudian dengan dosis 0,25 – 0,5 gr/kgBB.
– Loop diuretic Dosis : 40 mg/hr IV• Posisi tidur• Bagian kepala ditinggikan 20 – 300
11
6. Keseimbangan cairan elektrolit
– Yang dipakai NaCl 0,9%, ringer laktat jumlah sehari 1500 – 2000 ml.
– Setelah 3 – 4 hari dimulai makanan peroral melalui pipa nasogastrik.
12
10/27/2008
7
7. Nutrisi :
Kebutuhan • Kalori 25 – 30 Kcal/KgBB/Hr
• Protein 1,5 – 2 gr/KgBB/Hr
• Karbohidrat 75 – 100 gr/Hr (7,2 gr/KgBB/Hr)
• Lipid 10 – 40 % kebutuhan kalori / hari
• Kebutuhan energi rata-rata pada cedera kranio serebral berat meningkat rata-rata 40%.
13
8. Neuroproteksi– Kalsium antagonis Nimodipin
– Neuroproteksi : citikolin , pirasetam
9. Steroid– Kortikosteroid diberikan pada kasus selektf, terutama
pada kasus cedera kranioserebral berat. Pemberian kortikosteroid ini masih controversial.
14
10/27/2008
8
10. Neurorestorasi / rehabilitasi
Posisi baring dirubah setiap 8 jam . dilakukan tapotase toraks & ekstremitas digerakkan secara pasif untuk cegah dekubitus & pneumonia orthostatic.
15
Komplikasi :
• Kejang Infeksi
• Demam Stress ulcer
• Gelisah Sesak napas
• Aspirasi
• Tromboemboli, emboli lemak
• Edema pulmonum.
• Kelainan hematology (DIC)
16
10/27/2008
9
PENILAIAN GLASSGOW COMA SCALE (GCS)
TAMPAKAN SKALA NILAIEYE OPENING SPONTAN 4
DIPANGGIL 3
RANGSANG NYERI 2
TIDAK ADA RESPONSE (DIAM)
1
17
18
10/27/2008
10
PENILAIAN GLASSGOW COMA SCALE (GCS)
TAMPAKAN SKALA NILAIVERBAL
RESPONSEORIENTASI BAIK 5
JAWABAN KACAU 4
KATA-KATA TIDAK PATUT(INAPPROPRIATE)
3
BUNYI TAK BERARTIINCOMPREHENSIBLE
2
TIDAK BERSUARA 1
19
PENILAIAN GLASSGOW COMA SCALE (GCS)
MOTOR RESPONSE
SESUAI PERINTAH 6
LOKALISASI NYERI 5
REAKSI PADA NYERI 4
FLEKSI (DEKORTIKASI) 3
EKSTENSI (DESEREBRASI)
2
TIDAK ADA RESPONSE (DIAM)
1
20
10/27/2008
11
21
22
10/27/2008
12
23
24