penatalaksaan
DESCRIPTION
hhghghTRANSCRIPT
Penatalaksaan
Terapi definitif ranula adalah pembedahan,metode pembedahan yang dilakukan masih
controversial di kalangan ahli. Pada zaman dahulu pembedahan ranula adalah hanya berupa
eksisi, dengan atau tanpa marsupialisasi, dengan atau tanpa cauter. Eksisi bagian mulut yaitu
ranula itu sendiri dengan melibatkan glandula sublingual atau glandula submandibular, insisi dan
drainase ranula via oral. Namun yang paling banyak dipakai adalah eksisi ranula yang
melibatkan glandula sublingual, karena dipercaya metode ini merupakan metode yang paling
sedikit rekurensinya. Bahkan sampai saat ini penatalaksaan ranula masih dalam perdebatan
dikalangan para ahli.1
Salah satu penilitian yang dilakukan Gallowat et al., mendeskripsikan pendekatan
pembedahan ranula yang paling aman adalah elvasi dan pembalikan dari mukoperiosteal dari
permukaan lingual. Namun ahli lainnya menyatakan bahwa glandula sublingual harus diangkat.
Melalui intraoral pendekatan ini lebih aman dari pada lewat servikal karena luka yang akan
dihasilkan lebih minimal.1
Menurut Verma G., 2013, bahwa tingkat kekambuhan ranula:1
- Insisi dan drainase: 70-100%
- Marsupialisasi: 36,4-80%
- Eksisi ranula : 18,7-85%
- Eksisi ranula yang disertai dengan pengakatan glandula sublingual :0-38%
Selain pembedahan dapat juga menggunakan laser Co2, laser berfungsi menghasilkan
penguapan untuk ranula. Dengan teknik ini kerusakan jaringan sekitar dapat di minimalisirkan,
tanpa perdarahan dan memberikan visualisasi yang lebih jelas. Pemilihan teknik pembedahan
tergantung dengan ukuran dari massa. Mekanisme kerjanya adalah mendestruksi sel-sel per
lapisan dan menutup lapisan paling bawah dari galndula saliva minor. Keuntungan lainnya
adalah nyeri yang dirasakan pasien minimal, tidak terjadi bengkak dan dengan luka.1,2
Indikasi operasi ranula ialah:
- Ranula menganggu jalan pernafasan sehingga membutuhkan eksisi atau pun insisi
yang dilakukan segera, khususnya pada ranula plunging.
- Ranula dapat menganggu proses bicara yang menyebabkan gangguan artikulasi.
- Ranula menganggu fungsi glandula submandibular
- Ranula yang terinfeksi
- Asimptomatik ranula yang mempunyai kemungkinan-kemungkina diatas.
Kontraindikasi operasi
- Kondisi komorbid yang menganggu jalannya pembiusan
- Infeksi aktif
Tahapan pembedahan dibagi berdasarkan teknik operasi yang meliputi pre operasi dan
tahapan operasi. Saat pre operasi yang harus kita lakukan adalah memberikan penjelasan kepada
pasien dan keluarganya mengenai penyakit dan tindakan operasi yang akan dijalani. Resiko dan
komplikasi sangat perlu di beritahukan kepada pasien.2
Langkah-langkah pembedahan ranula adalah:1,2
1. Dilakukan dikamar operasi, pasien dalam pembiusan umum dengan intubasi nasotrakheal
kontralateral dari lesi, atau bila mengalami kesulitan dilakukan orotrakeal yang
diletakkan pada sudut mulut dan fiksasinya kearah kontralateral, sehingga lapangan
operasi bisa bebas.
2. Posisi pasien dalam keadaan terlentang sedikit head up 20-250 dan arahkan kepala kearah
kontralateral, ekstensi (perubahan posisi kepala setelah dilakukan didensinfeksi).
3. Desinfeksi intraoral dengan providone iodine yang dilakukan setelah pemasangan tampon
steril di orofaring.
4. Desinfeksi lapangan operasi luar dengan alkohol 70%.
5. Mulut pasien dibuka dengan menggunakan retraktor mulut, untuk memudahkan
mengeluarkan lidah. Kemudian pasang penahan.
6. Lakukan eksisi bentuk elips pada mukosa dasar mulut dan pilih yang paling sedikit
vaskularisasinya.
7. Palpasi karena terkadang dapat terdapat batu pada glandula saliva atau pun sebab lain
yang menimbulkan sumbatan. Tepi dieksisi kemudian dilakukan penjahitan dengan
benang absorbable agar tidak menutup lagi.
8. Bila saat palpasi teraba batu makan pecahkan kantung yang ada sehingga isinya bisa ter-
drainase.
9. Kemudian setelah dilakukan eksisi, tutup menggunakan tampon dan pertahankan sampai
dengan 5 hari sehingga terjadi epitelisasi yang terdapat dipermukaan kantung dan tidak
oblliterasi lagi.
Gambar. Tahapan pembedahan ranula sublingual.1
Gambar. sialadenectomy
Komplikasi operasi yang dapat terjadi adalah:2
- Perdarahan
- Kerusakan nervus hipoglosus atau nervus lingualis
- Infeksi luka operasi
- Fistel orokutan pada operasi yang pendekatannya intra dan ekstra oral
- Residitif (kekambuhan)
Residitif terjadi ketika kelenjar saliva yang terlibat tidak terpotong 50%. Pada pasien
yang tidak dapat dilakukan operasi maka terapi alternative terbaiknya ialah radiasi.
Karena terapi definitive dari ranula adalah pembedahan, maka prognosis post
pembedahan dari ranula adalah baik. Bila pembedahan dilakukan secara marsupiaalisasi maka
tingkat kekambuhan yang dapat terjadi adalah 41,6%,bahkan pada literature lain dikatakan
mencapai 89%. Biasanya apabila terjadi kekambuhan harus dilakukan sialadenectomy.
Kekambuahn setelah dilakukan sialadenectomy adalah 0-2%.3
Daftar pustaka
1. Fagan, J. 2012. Ranula and Sublingual Salivary Gland Excision. Open Access Atlas of
Otolaryngology Head Neck Operative Surgery.
https://vula.uct.ac.za/access/content/group/ba5fb1bd-be95-48e5-81be586f
baeba29d/Ranula%20and%20sublingual%20salivary%20gland%20excision.pdf.
2. Hoffman, H., 2014. Plangging ranual: Iowa Head and Neck Protocols. University Iowa
Health Care.
3. Graaff, Ryan L Van De. 2010. Ranulas and Plunging Ranulas. Diakses tanggal 6 oktober 2010. Online: http://www.emedicine.com.
4. Shehata, E.A dan Hassan, HS., 2008. Surgical treatment of ranula: comparison between
Marsupialization and Sublingual Sialadenectomy in Padiatris Patients. Amals of Pedictris
Surgery, Vol 4, No 3&4 July-October 2008.