penatalaksaan luka bakar akut lengkap
DESCRIPTION
documentTRANSCRIPT
LUKA BAKARDefinisi
Adalah trauma pada bagian/ seluruh bagian tubuh karena perubahan suhu/ zat kimia/ listrik yang mendadak dan ekstrim yang mencederai secara langsung atau tidak langsung.
Jenis LB
1. LB langsung/ LB kontak ( kontak langsung dengan penyebab LB, co: Api.2. LB tidak langsung( pengahantaran melalui media lain, co: uap panas, air panas, dll.
3. LB Ledakan
4. LB Listrik
5. LB Suhu dingin
6. LB Bahan Kimia.
Epidemiologi:1. DiAmerika +/- 100.000 kejadian luka bakar pertahun
2. Di Indonesia belum ada data yang pastiTujuan Penatalaksanaan:
1. Memperkirakan luas dan kedalaman Luka Bakar (LB) serta mencari trauma penyerta lainnya.2. Melakukan pertolongan pertama dan pengobatan yang tepat.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah khusus (Trauma inhalasi/ LB listrik/ LB zat kimia) dan metode pengobatannya.4. Menentukan kriteria yang tepat untuk merujuk pasien.Prinsip Penatalaksanaan:
( Menjamin dan menjaga:
1. Airway
2. Perfusi darah tetap normal
3. Keseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Normal body temperature Penatalaksanaan Life Saving pada LB1. Membebaskan pasien dari:
a. Bahan/material penyebab LB.
b. Pakaian dan perhiasaan.2. Mencegah hypothermia
3. Pemasangan 2 line kaliber besar IVFD.
4. Infus hangat cairan Ringers lactate.Penilaian Luka BakarMengetahui riwayat:
1. Mekanisme trauma.2. Trauma penyerta.
3. Alergi/-4. Imunisasi tetanus.Perhitungan Luas LB:
1. Dewasa.
Rule of Nine
2222222221bbbb
2. Anak.
( Lund Browder (ada tabel khususnya). Atau formula Galveston.
3. Perhitungan cepat.
( Luas permukaan sisi palmar tangan pasien = 1% luas LB.
Penilaian Dalam LB1. Grade 1.
Mengenai lapisan epidermis
Berupa eritema, bulae - , nyeri+
2. Grade 2.
Sampai Lapisan dermis
Bulae+, nyeri+,
Eskhar+ pada grade 2 dalam.
3. Grade 3.
Eskhar+
Bulae-, nyeri-
Sistematika Penatalaksanaan LBAirway
Penilaian trauma pada jalan nafas.
Amankan dan jaga patensi jalan nafas. Breathing
Duga pasien terekspos/terhirup CO.
Pastikan bila pasien terhirup zat beracun atau partikel-partikel karbon.
Oksigenasi / ventilasi yang adekuat.
Intubasi Endotrakeal.
Periksa analisa gas darah (ABG & kadar CO).Circulation
Cairan harus adekuat.
Monitor vital signs
Periksa output urine rutin
Dewasa : 30-50 mL/jam
Anak-anak : 1.0 ML/kg/jam
Estimasi Kebutuhan Cairan:
2-4 ml Ringers lactate hangat /kg/% BSA dalam 24 jam pertama. dari jumlah total diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pemberian dihitung mulai saat LB terjadi.
Monitor Frekwensi nadi/ tekanan darah dan urine output.Pengawasan dan Rencana penatalaksaan perjalanan Penyakit:
Hitung Luas dan Dalam LB.
Identifikasi trauma penyerta yang belum terdeteksi.
Timbang berat badan pasien.
Ukur Analisa Gas Darah dan Foto Thoraks.
Dokumentasi semua data perjalanan LB dalam lembaran khusus LB. Menjaga Sirkulasi perifer tetap paten:
Lepaskan semua bahan/ jaringan yang bersifat constricting.
Nilai sirkualsi distal.
Escharotomy : Konsul Residen/dokter Bedah Plastik.
Intubasi Gastric
Bila terdapat: Nausea vomiting , distensi abdomen. LB > 20% BSA Diet oral gagalObat-obatan Analgetik/ Narkotik : penggunaan dibatasi/kalau ada indikasi, pemberian IV.
Antibiotik : pemberian sesuai indikasi, selanjutnya sesuai kultur.Wound Care
Cover with clean linens
Do not
Break blisters
Apply antiseptics
Apply cold waterLUKA BAKAR KHUSUS
I. LB Kimia
Nilai lama kontak, jumlah dan jenis bahan kimia, serta konsentrasi bahan kimia.
Jauhkan pasien segera dari bahan kimia.
Bilas dengan air bersih mengalir selama 20-30 menit.II. LB Listrik Lepaskan segera dari sumber listrik (putus aliran listrik).
Luka yang tampak tidak mencerminkan besarnya kerusakan jaringan/organ tubuh, jadi lakukan resusitasi awal dan segera rujuk ke pusat LB.
Prosedur manajemen LB Listrik: ABCDE.
Cegah Myoglobinuria
Cairan IVFD : sampai urine output tercapai 100 ml urine / hour. Bila perlu forced diuresis ( RL 2 kolf (tetes cepat) lalu bolus lasik 2 ampul. Alkalinisasi urine: Bicarbonat Natrium atau Mannitol. Cegah Metabolik acidosis
Jaga perfusi tetap adekuat. Bicarbonat Natrium.Kriteria Rujukan Pasien LB
1. Grade 2 dan 3.
Luas LB >10% BSA pada semua usia.
Usia 50 tahun.
Luas LB >20% BSA
Mengenai: Muka,mata,telinga,tangan,kaki,genital,perieneum,sendi,2. Luas LB > 5% BSA tetapi Grade 3
3. LB listrik dan Kimia.
4. Trauma inhalasi.
5. Terdapat penyakit sebelumnya atau trauma penyerta.
6. Anak-anak.
Prosedur Rujukan:
Koordinasi dengandokter pada Pusat LB.
Dirujuk dengan: Dokumentasi / informasi yang jelas.
Hasil Laboratorium. III. Hypothermia : Tc < 35 Degrees Rapid / slow drop in core temperature
Elderly and Children at greater risk
Low-range thermometer required
Clinical findings
Depressed LOC
Gray, cyanotic, variable vital signs
Absence of cardiorespiratory activity
Management
ABCDES, IV access
Oxygenate and ventilate
Prevent heat loss and rewarm
Assess for associated disorders
Blood analyses
Passive external rewarming : Warmed environment, blankets, and IV fluids
Active core rewarming
Surgical rewarming techiniques
Do not delay transfer
Not dead until warm and deadIV. TRAUMA INHALASI DAN LEDAKAN
Indikasi Klinis:
1. Sputum yang mengandung karbon.
2. LB wajah.
3. Rambut terbakar/keras-kaku-bau karbon.
4. Deposit karbon pada lubang hidung atau wajah
5. Oropharynx yang meradang
6. Riwayat LB diruang tertutup
7. CO Hgb >10%
Patofisiologi trauma inhalasi dan trauma ledakan :
1. Trauma orofaring :
Denaturasi protein karena panas
Aktivasi komplemen
Pelepasan histamin
Konversi Xanthin oxidase
Pelepasan ion superoxide
Perubahan permeabelitas dan neutrofil adherence.
2. Trauma Parenkim paru :
Kerusakan jalan nafas
Pelepasan mediator kedalam aliran darah vena bronchial
Peningkatan regulasi molekul-molekul adhesiv pada sel-sel endothelial mikrovaskular paru
Perlengketan neutrofil dengan sel-sel endothelial
Pelepasan radikal bebas oksigen dan protease oleh neutrofil
Peningkatan permeabelitas mikrovaskular paru.
Edem paru dan kolaps alveolar
Tanda dan Gejala Trauma Inhalasi dan Ledakan
1. Lakrimasi dan konjungtivitis
2. batuk yang berat
3. sputum bercampur karbon
4. suara serak
5. nafas pendek
6. Wheezing
7. wajah terbakar
8. bulu hidung terbakar
9. stridor10.bronchorrhea
11.sesak nafas
12.cemas
13.disorientasi
14.koma
Gambaran Patologi utama pada Sindroma Distress Pernafasan
1. Edem dan perdarahan intertisiel dan intraalveolar
2. Intra-alveolar hyaline membrane
3. Defisiensi atau abnormal surfactan paru
4. Atelektasis.
Manifestasi klinis Sindroma Distress Pernafasan
1. Peningkatan frekuensi nafas
2. Peningkatan frekuensi nadi, cardiac output dan tekanan darah
3. Perubahan fungsi paru :
Penurunan kapasitas vital paru
Penurunan volume residual
Penurunan kapasitas residual fungsional
Penurunan kapasitas total paru
Penurunan tidal volume
Strategi Penanganan Sindroma Distress Pernafasan
1. Melembabkan udara untuk pernafasan secara spontan atau buatan
2. Jalan nafas buatan untuk irigasi bronkus (bronchial toilet) jika sekresi berlebihan
3. Tingkatkan kapasitas residual fungsional (jika menggunakan PEEP) untuk mengurangi toksik karena FiO2
4. Gunakan ventilator bila kerja nafas sangat berat
5. Atur volume tidal dan PEEP berdasarkan PaO2, FiO2 dan tekanan inspirasi puncak
6. Hindari penggunaan penghambat neuromuscular
7. Pertimbangkan pengukuran yang lebih spesifik (oksigenasi membran ekstrakorporal, permissive hipercapnea) untuk meningkatkan pertukaran gas dan pendistribusian oksigen dalam mengurangi trauma paru.
Terapi Pernafasan (protokol trauma jalan nafas)
1. Titrasi kelembaban oksigen untuk menjaga saturasi oksigen diatas 90%
2. Latihan batuk dan nafas dalam tiap 2 jam
3. Rubah posisi pasien setiap 2 jam
4. Chest fisioterapi tiap 4 jam
5. Nebulisasi dengan 3 ml cairan N-asetilcystine 20% setiap 4 jam selama 7 hari
6. Suction nasotracheal bila perlu
7. mobilisasi dini
8. Kultur sputum pada hari senin, rabu dan jumat
9. Evaluasi fungsi paru sebelum rawat jalan
10.Berikan edukasi tentang penyakitnya.