pen gen alan dan pengelolaan data cuaca
TRANSCRIPT
PENGENALAN ALAT, PENGAMBILAN DATA, DAN PENGOLAHAN DATA CUACA
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh
HERI SUTRISNONIM 061510101161
PS AGRONOMI - AGROINDUSTRI KOPI DAN KAKAOJURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER
2010
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cuaca dan iklim sama-sama mengacu pada keadaan atmosfer pada suatu
tempat dan waktu tertentu. Cuaca dan iklim berbeda dalam rentang waktu dan luas
tempat. Cuaca didefinisikan sebagai keadaan atmosfer pada daerah dan waktu
tertentu. Iklim adalah keadaan atmosfer pada daerah yang lebih luas dalam kurun
waktu yang panjang. Dengan kata lain iklim adalah rata-rata cuaca dalam periode
waktu yang panjang dan daerah yang lebih luas.
Untuk mengetahui cuaca di suatu tempat maka dapat diukur langsung
keadaan cuaca di tempat tersebut. Namun, untuk mengetahui iklimnya kita
memerlukan rekaman data keadaan atmosfer di tempat tersebut puluhan tahun
yang lalu. Alat-alat ini harus tahan setiap waktu terhadap pengaruh-pengaruh
buruk cuaca sehingga ketelitiannya tidak berubah. Pemeliharaan alat akan
membuat ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran dapat dipercaya. Data
yang terkumpul untuk iklim diperlukan waktu yang lama, tak cukup satu tahun
bahkan 10-30 tahun.
Alat-alat yang umum digunakan di stasiun klimatologi data cuaca
menghasilkan data yang makro. Alat-alat terbagi dua golongan, manual dan
otomatis (mempunyai perekam). Alat yang digunakan harus memiliki ketepatan,
ketelitian, tidak rumit, dan tahan lama. Unsur-unsur iklim yang diukur adalah:
radiasi surya, suhu udara dan suhu tanah, kelembapan udara, curah hujan,
evaporasi dan angin.
Pengamat merupakan faktor yang sangat penting dalam proses
pengambilan data dan pengolahan data tersebut hingga akhirnnya menjadi berupa
informasi. Pengetahuan tentang cara dan waktu pengambilan data harus dikuasai
oleh pengamat agar kualitas data yang diperoleh benar sesuai dengan keadaan
yang memang terjadi. Prinsip kerja masing-masing alat harus dikuasai dengan
baik begitu pula waktu pengambilan data harus tepat agar menghasilkan data yang
baik.
Data yang baik pada umumnya memberikan hasil yang sama dengan data
yang diperoleh ditempat lain yang lingkup iklimnya masih bisa di anggap sama.
Dengan adanya data yang valid maka data cuaca dapat diolah hingga informasinya
dapat bermanfaat bagi petani maupun pengguna lain. Informasi yang diberikan
akan sangat membantu dalam manajemen pertanian karena unsur-unsur cuaca
memberikan dampak langsung terhadap pertumbuhan tanaman yang
dibudidayakan.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui macam dan fungsi instrumentasi meteorologi pada stasiun cuaca.
2. Mengetahui tatacara pemgelolaan stasiun cuaca.
3. Mengetahui cara pencatatan dan pengelolaan data cuaca.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Cuaca dan iklim sama-sama mengacu pada keadaan atmosfer pada suatu
tempat dan waktu tertentu. Cuaca dan iklim berbeda dalam rentang waktu dan luas
tempat. Cuaca didefinisikan sebagai keadaan atmosfer pada daerah dan waktu
tertentu. Iklim adalah keadaan atmosfer pada daerah yang lebih luas dalam kurun
waktu yang panjang. Dengan kata lain iklim adalah rata-rata cuaca dalam periode
waktu yang panjang dan daerah yang lebih luas.
Secara garis besar manfaat yang diperoleh dalam mempelahari klimatologi
yaitu untuk meningkatkan kewaspadaan dari pengaruh iklim yang semakin sulit
diprediksi. Dengan diperkirakannya kondisi iklim yang akan terjadi maka dapat
dilakukan usaha untuk menyesuaikan dengan kondisi yang akan mungkin terjadi.
Selain itu, dapat juga dilakukan pemanfaatan unsur-unsur iklim yang dapat
membantu dan memberikan keuntungan.
Manfaat dari klimatologi yaitu untuk digunakan dalam perhitungan
kondisi udara dalam suatu kurun waktu tertentu atau digunakan sebagai tolok ukur
untuk menentukan kondisi udara dalam suatu kurun waktu mendatang dalam
perlode lebih dari 1 bulan (bulanan, musiman dan tahunan) apakah akan
berlebihan (diatas normal) dari harga rata-rata yang baku. Dengan melihat kondisi
baik yang telah lalu, sedang berlangsungdan akan berlangsung, maka perhitungan
hasil produksi kotor dati faktor alam dapat dihitung. Oleh sebab itu arti dan
manfaat klimatologi dalam kaitan dengan produksi pertanian adalah untuk
menghitung hasil produksi pertanian dari sisi kondisi alam baik yang telah
berlangsung, sedang berlangsung dan akan berlangsung. Khusus untuk waktu
mendatang hal ini berhubungan prakiraan produksi akan dapat ditentukan
sebelumnya agar tidak terjadi kemelesetan yang sangat jauh atas kegiatan
pertanian. Dilain pihak klimatologi akan dapat pula digunakan dalam penyebaran
bahan pangan terutama dalam kondisi rawan pangan ataupun operasi pasar.
Awal musim hujan sebenarnya dapat ditentukan apabila pada suatu tempat
dengan pola hujan tahunan apabila dalam 2 dasarian berturut-turut curah hujan
yang terjadi terukur untuk tiap dasarian lebih dari 50 milimeter maka kondisi
musim hujan telah mulai pada dasarian pertama ketika curah hujan terukur
pertama kali, demikian sebailknya apabila da1am 2 dasarian berurutan curah
hujannya kurang dari 50 milimeter kondisi awal musim kemarau telah
berlangsung pada saat dasarian pertama terukur jumlah curah hujannya kurang
dari 50 milimeter. Berdasarkan kondisi kriteria tersebut, maka evaluasi awal
musim pada suatu daerah prakiraan musim akan dapat dihitung atau dilakukan.
Dengan catatan bahwa kondisi ratarata awal musim dari daerah yang
bersangkutan perlu dihitung, demikian juga kondisi curah hujan untuk tiap
dasarian, bulanan hingga musiman perlu dihitung. Hal ini dimaksudkan untuk
diperbandingkan atau dievaluasi kondisi curah hujan yang berlangsung apakah
kondisinya kurang dari jumlah normalnya, sama dan lebih tinggi dari jumlah
normal tersebut. Hasil evaluasi umumnya akan berkisar lebih awal, sama dan
lebih lambat untuk kondisi awal musim dengan kondisi hujannya dalam satu
musim bawah normal, normal atau diatas normal.
Selain evaluasi yang umumnya berjangka waktu I bulan hingga I musim,
evaluasi kondisi musim sebelumnya perlu dilakukan untuk membantu dalam
perhitungan kondisi musim baik yang sedang berlangsung maupun akan
berlangsung serta akan dapat menjawab pertanyaan apabila muncul suatu
gangguan pada hasil produksi pertanian. Hal ini diketengahkan sebagai antisipasi
bahwa musim yang sedang dan akan berlangsung bervariasi dan tidak selamanya
tetap. Sehingga data base ini sangat berguna baik bagi evaluasi yang sedang
berlangsung dan perencanaan untuk waktu mendatang, dengan kata lain evaluasi
musin yang sangat luas dengan melibatkan data-data untuk kurun waktu beberapa
tahun ke belekang masih akan berguna untuk waktu mendatang.
Selain hujan, unsur iklim lain yang mempengaruhi perilaku pertanian
adalah suhu, angin, kelembaban dan sinar matahari. Suhu juga bisa menentukkan
jenis-jenis tanaman yg hidup di daerah-daerah tertentu. Misalnya perbedaan
tanaman yang tumbuh di daerah tropis, gurun dan kutub. Indonesia merupakan
daerah tropis, perbedaan suhu antara musim hujan dan musim kemarau tidaklah
seekstrim perbedaan suhu musim panas dan musim kemarau di daerah-daerah sub
tropis dan kutub. Oleh karena itu untuk daerah tropis, klasifikasi suhu lebih di
arahkan pada perbedaan suhu menurut ketinggian tempat. Perbedaan suhu akibat
dari ketinggian tempat berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman.
Sebagai contoh, tanaman strowbery akan berproduksi baik pada ketinggian di atas
1000 meter, karena pada ketinggian 1000 meter pebedaan suhu antara siang dan
malam sangat kontras dan keadaan seperti inilah yg dibutuhkan oleh tanaman
strowbery.
Menentukan iklim suatu daerah diperlukan data yang telah terkumpul
lama, hasil dari pengukuran alat ukur khusus yang disebut instrumentasi
klimatologi. Instrumentasi tak jauh beda bahkan kadang sama dengan
instrumentasi meteorologi. Alat-alat ini harus tahan setiap waktu terhadap
pengaruh-pengaruh buruk cuaca sehingga ketelitiannya tidak berubah.
Pemeliharaan alat akan membuat ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran
dapat dipercaya. Data yang terkumpul untuk iklim diperlukan waktu yang lama,
tak cukup satu tahun bahkan 10-30 tahun.
Pemasangan alat di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu
tertentu agar tak salah ukur misalnya dipikirkan tentang halangan berupa
bangunan-bangunan dekat alat ataupun pepohonan. Alat-alat pengukur
memerlukan penetapan waktu tertentu mengikuti prosedur tertentu yang sama di
semua tempat. Maksudnya agar data dapat dibandingkan sehingga perbedaan data
bukanlah akibat kesalahan prosedur tapi betul-betul karena iklimnya berbeda. Jadi
perlu keseragaman dalam: peralatan, pemasangan alat, waktu pengamatan dan
pengumpulan data.
Alat-alat yang umum digunakan di stasiun klimatologi data cuaca
menghasilkan data yang makro. Alat-alat terbagi dua golongan, manual dan
otomatis (mempunyai perekam). Unsur-unsur iklim yang diukur adalah radiasi
surya, suhu udara dan suhu tanah, kelembapan udara, curah hujan, evaporasi dan
angin.
BAB 3. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Kegiatan praktikum pengenalan alat dan pengambilan data dilaksanakan di
Stasiun Klimatologi Universitas Jember pada tanggal 24 sampai dengan 26 Maret
2010. Untuk pengolahan data hasil pengamatan dilaksanakan di Ruang Kelas
Fakultas Pertanian Universtas Jember pada tanggal 28 Maret 2010.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan yaitu instrumentasi meteorologi berupa
thermometer, ombrometer, anemometer, sunshine recorder, dan panic evaporasi
kelas A. Alat-alat lain yang digunakan untuk pengambilan data yaitu jangka
sorong, kertas pias dan alat tulis.
5.3 Cara Kerja
1. Mengenal instrumentasi stasiun klimatologi.
2. Mengambilan data iklim harian menggunakan instrumentasi stasiun
klimatologi.
3. Mengolah data yang telah diambil.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
TanggalCH
(mm)Eo
(mm)Kec. Angin(km/jam)
Suhu (°C)
SuhuBola kering
24 Maret 2010 33.2 2.79 1.016 29.25 27.27525 Maret 2010 0 3.30 2.443 28.75 27.275
Tabel RH (%)
Tanggal Pagi Siang Sore24 Maret 2010 93.6 58.41 81.5425 Maret 2010 96.0 62.94 81.54
4.2 Pembahasan
Keadaan cuaca pada periode tertentu sangat menentukan pola tanam, jenis
komoditi, teknologi usahatani, pertumbuhan , produksi tanaman, serangan
hama/penyakit dan lain-lainnya. Apalagi sistem usahatani pada lahan kering,
berbagai unsur iklim terutama pola dan distribusi curah hujan sangat dominan
teradap produksi. Secara konseptual, pendekatan dan informasi iklim dalam
pembangunan pertanian berkaitan dengan 5 aspek atau kegiatan (Las, Fagi &
Pasandaran, 1999 dalam Surmaini, dkk.), yaitu :
a. Pengembangan wilayah dan komoditas pertanian seperti kesesuaian lahan,
perencanaan tata ruang, pemwilayahan agroekologi dan komoditi, sistem
informasi geografi (GIS) dan lain-lain.
b. Perencanaan kegiatan operasional (budidaya) pertanian, seperti perencanaan
pola tanam, pengairan, pemupukan, PHT (pengendalian hama terpadu), panen,
dan lain-lain.
c. Peramalan dan analisis sistem pertanian, seperti daya dukung lahan, ramalan
produksi, pendugaan potensi hasil dan produktivitas pertanian.
d. Pengelolaan dan konservasi lahan (tanah dan air).
e. Menunjang kegiatan penelitian komoditas dan sumberdaya lahan serta
pengkajian teknologi pertanian, terutama dalam merumuskan atau
menyimpulkan hasilnya.
Data iklim diperoleh berdasarkan hasil pengamatan instrumentasi stasiun
klimatologi. Beberapa peralatan instrumentasi tersebut yaitu termometer,
ombrometer, anemometer, sunshine recorder, panic evaporasi kelas A, dan lain
sebagainya. Thermometer adalah alat untuk mengukur suhu udara dan digunakan
skala Celcius atau Fahrenheit. Mengukur suhu udara sesaat, zat cair yang
digunakan adalah air raksa. Umumnya termometer ini disebut termometer bola
kering yang dipasang berdampingan dengan termometer bola basah. Kedua
termometer ini dipasang dalam keadaan tegak. Semua termometer pengukur suhu
udara pada waktu pengukuran berada di dalam sangkar cuaca. Maksudnya adalah
termometer tidak dipengaruhi radiasi surya langsung maupun radiasi dari bumi.
Kemudian terlindung dari hujan ataupun angin kencang. Warna sangkar cuaca
putih menghindari penyerapan radiasi surya. Panas ini dapat mempengaruhi
pengukuran suhu udara.
Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan yaitu ombrometer.
Curah hujan diukur dalam satuan inchi atau milimeter. Jumlah curah hujan 1 mm
(milimeter) berarti air hujan yang menutupi permukaan tanah setinggi 1 mm.
Jumlah curah hujan yang diukur tidak boleh menguap atau meresap ke dalam
tanah. Di stasiun pengamat, curah hujan dicatat setiap hari. Curah hujan dapat
diukur dalam selang waktu tertentu, misalnya:
1. Curah hujan harian adalah jumlah curah hujan yang terjadi dalam satu hari
tertentu.
2. Curah hujan bulanan adalah jumlah curah hujan harian dalam satu bulan
tertentu.
3. Curah hujan tahunan adalah jumlah curah hujan bulanan dalam satu tahun
tertentu.
4. Curah hujan harian rata-rata jumlah curah hujan bulanan di bagi jumlah hari
dalam bulan tersebut.
5. Curah hujan bulanan rata-rata adalah jumlah curah hujan tahunan dibagi 12
(jumlah bulan).
Angin adalah udara yang bergerak. Angin bergerak dari daerah bertekanan
tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Angin seringkali diberi nama sesuai
dengan arah datangnya angin. Sebagai contoh, angin darat adalah angin yang
datang dari arah darat, angin laut adalah angin yang datang dari laut. Kecepatan
angin dalam stasiun agroklimatologi diukur dengan anemometer. Dalam
mengukur kecepatan angin terdapat istilah kecepatan angin rata-rata. Kecepatan
angin rata-rata adalah jumlah seluruh kecepatan angin pada saat pengamatan di
bagi dengan jumlah pengamatan tanpa memperhatikan arah angin.
Alat pengukur lamanya penyinaran salah satunya adalah sunshine
recorder. Prinsip alat adalah pembakaran pias. Panjang pias yang terbakar
dinyatakan dalam jam. Alat ini mengukur lama penyinaran surya. Hanya pada
keadaan matahari terang saja pias terbakar, sehingga yang terukur adalah lama
penyinaran surya terang. Pias diletakkan pada titik api bola lensa. Pembakaran
pias terlihat seperti garis lurus di bawah bola lensa. Kertas pias adalah kertas
khusus yang tak mudah terbakar kecuali pada titik api lensa. Alat dipasang di
tempat terbuka, tak ada halangan ke arah Timur matahari terbit dan ke barat
matahari terbenam. Kemiringan sumbu bola lensa disesuaikan dengan letak
lintang setempat. Posisi alat tak berubah sepanjang waktu hanya pemakaian pias
dapat diganti-ganti setiap hari. Ada 3 tipe pias yang digunakan pada alat yang
sama yaitu pias waktu matahari di ekuator, pias waktu matahari di utara, dan pias
waktu matahari di selatan
Pengukuran air yang hilang melalui penguapan perlu diukur untuk
mengetahui keadaan kesetimbangan air antara yang didapat melalui curah hujan
dan air yang hilang melalui evaporasi. Alat pengukur evaporasi yang paling
banyak digunakan sekarang adalah Panci kelas A. Evaporasi yang diukur dengan
panci ini dipengaruhi oleh radiasi surya yang datang, kelembapan udara, suhu
udara dan besarnya angin pada tempat pengukuran.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada tanggal 24 Maret 2010 curan
hujan sebesar 33,2 mm, evaporasi sebesar 2,79mm , kecepatan angin sebesar
1,016 km/jam, dan suhu sebesar 29.25°C. Sedangkan pada tanggal 25 Maret 2010
tidak ada hujan maka lama penyinaran dimungkinkan lebih panjang sehingga
evaporasi juga lebih besar yaitu 3,3 mm. Hasil pengamatan kecepatan angin naik
yaitu 2,443 km/jam dan suhunya turun sebesar 28.75°C.
Kelembapan udara menyatakan jumlah uap air di udara. Ada beberapa cara
untuk menyatakan jumlah uap air di udara diantaranya adalah kelembapan mutlak
dan kelembapan relatif (RH). Kelembapan mutlak adalah massa air yang
terkandung dalam satu satuan volume udara. Kelembapan relatif adalah
perbandingan massa air yang terkandung dalam udara dalam suhu tertentu dengan
massa air maksimum yang dapat dikandung udara tersebut pada suhu yang sama.
Keakuratan data yang diperoleh dalam pengambilan data pada stasiun
cuaca dipengaruhi oleh banyak faktor. Lingkungan atau lokasi peletakan stasiun
klimatologi merupakan faktor vital yang harus diperhatikan terlebih dahulu.
Lokasi ini tidak dapat dipindah-pindah namun harus dapat mewakili lingkungan
yang seluas-luasnya. Stasiun harus diletakkan pada suatu wilayah terbuka dengan
luas paling sedikit 50 x 50 m2. Setelah stasiun tersedia maka peralatan untuk
pengukuran unsur-unsur cuaca harus diseciakan. Alat-alat yang digunakan harus
memiliki beberapa syarat agar dapat menghasilkan data yang baik. Peralatan yang
digunakan harus diletakkan sedemikian rupa agar tidak mengganggu fungsi
peralatan yang lain. Agar peralatan tersebut dapat digunakan dalam waktu yang
lama maka alat tersebut harus tahan lama dan biaya pengelolaannya murah. Agar
data yang diperoleh baik maka peralatan tersebut harus tepat, teliti, mudah dibaca,
dan tidak rumit penggunaannya. Pengambilan data juga tergantung mental
pengamat. Selain paham tentang penggunaan alat, waktu pengambilan data juga
harus dipahami. Hal ini berhubungan dengan letak tata surya dan sistem waktu
setempat. Oleh karena itu maka pengambilan data harus diperhitrungkan agar data
yang diambil memiliki keakuratan yang tinggi.
Jika suatu komoditi perlu dikembangkan namun tidak sesuai dengan cuaca
di lingkungan tersebut maka perlu adanya modifikasi iklim mikro pada
pertanaman tersebut. Senua unsur cuaca yang berpengaruh pada pertanaman
tersebut harus disesuaikan dengan cuaca yang sesuai dengan tanaman tersebut.
Jika modifikasi terlalu sulit dilakukan maka modifikasi yang paling
memungkinkan dilakukan di rumah kaca. Unsur-unsur cuaca dapat dikendalikan
cukup baik di dalam rumah kaca sehingga cuaca yang dibutuhkan tanaman
tersebut lebih tersedia.
BAB 5. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Instrumentasi yang digunakan untuk pengambilan data pada stasiun
agroklimatologi yaitu thermometer untuk mengukur suhu, ombrometer untuk
mengukur curah hujan, anemometer untuk mengukur kecepatan angin,
sunshine recorder untuk mengukur lama penyinaran, dan panci evaporasi kelas
A untuk mengukur evaporasi.
2. Instrumentasi harus diletakkan dan dikelola sebaik mungkin agar data yang
yang diperolah dapat mewakili cuaca seluas-luasnya.
3. Data dari masing-masing instrumentasi dicatat sesuai waktu yang ditentukan
kemudian data yang diperoleh dioleh agar dapat memberikan informai cuaca.
5.2 Saran
Kegiatan pengenalan alat, pengambilan data hingga pengolahan data sudah
baik namun masih perlu ditingkatkan. Untuk menambah pengetahuan dan
keterampilan maka janis-jenis peralatan harus dapat tersedia dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, I. 2009. Manfaat Klimatologi Untuk Menunjang Kegiatan Pertanian dan Analisis Serta Desain Data Warehousing Di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika. http://badaihxh.blogspot.com/2009/01/agroklimatologi-1-manfaatnya_30.html [19 Pebruari 2010].
Anonim. 2009. Product Book. http://www.alphamas.co.id/index.php, [24 Maret 2010].
Ardidafa78. 2009. Peranan Informasi Cuaca dan Iklim Dalam Antisipasi Dampak Kondisi Lingkungan Ekstrim. http://ardidafa78.wordpress.com/ 2009/05/20/peranan-informasi-cuaca-dan-iklim-dalam-antisipasi-dampak-kondisi-lingkungan-ekstrim/ [19 Pebruari 2010].
Hiyu. 2009. Catatan Kuliah. http://catetankuliah.blogspot.com/, [24 Maret 2010].
Irwan, W. 2010. Manfaat Informasi Iklim Untuk Bidang Pertanian. http://aepwawanirwan.blogspot.com/2010/02/manfaat-informasi-iklim-untuk-bidang.html, [1 April 2010].
Netral. 2009 Apa Sih Nama Alat Pengukur Cuaca? Terus Cara Kerjanya Bagaimana?.file://localhost/question/nextQuestion;_ylt=ApcXF1rc4HC6qib.zU4A3bzmRgx.;_ylv=3?qid=20091014035642AAi670O&cid=396545210&state=resolved, [24 Maret 2010].
Surmaini, dkk. 1999. “Analisis Peluang Penyimpangan Iklim dan Pola Ketersediaan Air pada Wilayah Pengembangan IP Padi 300”. Puslittanak ARMP II, Balitbang Pertanian, Jakarta
Tjasyono, B. 2004. Klimatologi. ITB: Bandung.