pemuliaan radit dan suparta

10
I. PENDAHULUAN Pemuliaan tanaman merupakan kegiatan yang dinamis dan berkelanjutan. Kedinamisannya dicerminkan dari adanya tantangan dan kondisi alam lingkungan yang cenderung berubah, sebagai contoh strain patogen yang selalu berkembang, selera ataupun preferensi konsumen terhadap pangan yang juga berkembang, oleh karenanya, kegiatan pemuliaan pun akan berpacu sejalan dengan perubahan tersebut. Sedangkan keberlanjutannya dapat dilihat dari kegiatannya yang sinambung, berlanjut dari satu tahapan menuju pada tahapan berikutnya. Lebih lanjut, pemuliaan merupakan ilmu terapan yang multidisiplin, dengan menggunakan beragam ilmu lainnya, seperti genetika, sitogenetik, agronomi, botani, fisiologi, patologi, entomologi, genetika molekuler, biokimia, statistika (Gepts and Hancock, 2006), dan bioinformatika. Sedangkan, dilihat dari metode yang digunakan, dibagi menjadi dua: pendekatan pemuliaan konvensional (contohnya melalui persilangan, seleksi dan mutasi) dan inkonvensional (kloning gen, marka molekuler dan transfer gen). Pada umumnya proses kegiatan pemuliaan diawali dengan (i) usaha koleksi plasma nutfah sebagai sumber keragaman, (ii) identifikasi dan karakterisasi, (iii) induksi keragaman, misalnya melalui persilangan ataupun dengan transfer gen, yang diikuti dengan (iv) proses seleksi,

Upload: fendy-prabowo

Post on 30-Jun-2015

189 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: pemuliaan radit dan suparta

I. PENDAHULUAN

Pemuliaan tanaman merupakan kegiatan yang dinamis dan berkelanjutan.

Kedinamisannya dicerminkan dari adanya tantangan dan kondisi alam lingkungan

yang cenderung berubah, sebagai contoh strain patogen yang selalu berkembang,

selera ataupun preferensi konsumen terhadap pangan yang juga berkembang, oleh

karenanya, kegiatan pemuliaan pun akan berpacu sejalan dengan perubahan

tersebut. Sedangkan keberlanjutannya dapat dilihat dari kegiatannya yang

sinambung, berlanjut dari satu tahapan menuju pada tahapan berikutnya. Lebih

lanjut, pemuliaan merupakan ilmu terapan yang multidisiplin, dengan

menggunakan beragam ilmu lainnya, seperti genetika, sitogenetik, agronomi,

botani, fisiologi, patologi, entomologi, genetika molekuler, biokimia, statistika

(Gepts and Hancock, 2006), dan bioinformatika. Sedangkan, dilihat dari metode

yang digunakan, dibagi menjadi dua: pendekatan pemuliaan konvensional

(contohnya melalui persilangan, seleksi dan mutasi) dan inkonvensional (kloning

gen, marka molekuler dan transfer gen).

Pada umumnya proses kegiatan pemuliaan diawali dengan (i) usaha koleksi

plasma nutfah sebagai sumber keragaman, (ii) identifikasi dan karakterisasi, (iii)

induksi keragaman, misalnya melalui persilangan ataupun dengan transfer gen,

yang diikuti dengan (iv) proses seleksi, (v) pengujian dan evaluasi, (vi) pelepasan,

distribusi dan komersialisasi varietas. Teknik persilangan yang diikuti dengan

proses seleksi merupakan teknik yang paling banyak dipakai dalam inovasi

perakitan kultivar unggul baru, selanjutnya, diikuti oleh kultivar introduksi, teknik

induksi mutasi dan mutasi spontan yang juga menghasilkan beberapa kultivar baru.

Tanaman menyerbuk sendiri yang disilangkan heterosigot makin kurang

keragaman genetiknya terjadi penyerbukan sendiri terus menerus, perubahan

susunan genetika pada masing-masing pasangan. Alel mengarah kehomosigositas,

sehingga susunan genetik dalam tanaman semua / sebagian besar homosigot.

Page 2: pemuliaan radit dan suparta

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Proses Penyerbukan dan Pembuahan

Butir serbuk/serbuk sari menempel pada kepala putik dan membentuk buluh serbuk (2

inti, inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah mikropil (pintu kandung lembaga). Inti

generatif membelah 2 inti sperma sampai di mikropil, inti vegetatif mati. Satu inti sperma

membuahi sel telur embrio. Satu inti sperma lain membuahi inti kandung lembaga

endosperma (makanan cadangan bagi embrio).

Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae

disebut pembuahan ganda.Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk karena

beberapa sebab. yaitu :

1. Melalui peleburan sperma dan ovum (amfimiksis)

2. Tidak melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis), yang dapat dibedakan atas:

a. Apogami : embrio yang terbentuk berasal dari kandung lembaga. Misalnya :

dari sinergid dan antipoda.

b.Partenogenesis : embrio terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi.

c. Embrio adventif : merupakan embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu

bagian selain kandung lembaga.

Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi bersamaan, maka akan terbentuk lebih dari satu

embrio dalam satu biji, disebut poliembrioni. Peristiwa ini sering dijumpai pada nangka,

jeruk dan mangga.

Page 3: pemuliaan radit dan suparta

2.2 .Pengertian Dalam Penyerbukan

Pasangan gen homosigot akan tetap homosigot dengan adanya penyerbukan

sendiri. Pasangan gen-gen heterosigot akan terjadi segresi apabila diserbuki sendiri

dan menghasilkan genotipe homosigot dan heterosigot dengan perbandingan yang

sama. Apabila terjadi penyerbukan sendiri secara terus menerus maka genotipe

yang terbentuk adalah cenderung homosigot atau genotip homosigot makin lama

makin besar proporsinya. Dalam pemuliaan tanaman, penyerbukan terdapat

pengertian pengertian penting seperti, :

a. Anemogami : jatuhnya serbuk sari di kepala putik yang dibantu oleh angin (jagung)

b. Hidrogami : Jatuhnya serbuk sari di kepala putik yang dibantu oleh air (tumbuhan air,

paku air)

c. Antropogami : penyerbukan yang terjadi dengan adanya bantuan dari manusia (vanilli

di Indonesia)

d. Malakogami : penyerbukan tanaman dengan bantuan siput (kangkung, teratai)

e. Kiropterogami : penyerbukan dengan bantuan kelelawar (durian, randu)

f. Geitonogami (penyerbukan tetangga) : penyerbukan yang terjadi jika serbuk sari yang

melekat di kepala putik berasal dari bunga lain, tapi masih dalam 1 pohon (pohon

mangga)

g. Entomogami : proses perkembangbiakan/ penyerbukan pada tumbuhan yang dibantu

oleh serangga (pohon Jambu).

h. Bastar, terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari benang sari

bunga tanaman lain yang sejenis, tetapi berbeda varietas, misalnya bunga mangga

manalagi diserbuki bunga mangga golek.

i. Alogami terjadi Bila serbuk sari berasal dari bunga pohon lain yang masih satu

spesies.

2.2 . Macam Varietas Menyerbuk Sendiri

Sasaran yang hendak dicapai : sifat unggul pada homosigot. Ciri khusus varietas

tanaman menyerbuk sendiri yang dikembangkan melalui biji adalah susunan

genetiknya homosigot, kecuali varietas hibrida. Untuk memperoleh tanaman

homosigot dari hasil hibridisasi stau dari populasi heterogen , peranan seleksi amat

Page 4: pemuliaan radit dan suparta

penting artinya. Hibridisasi : Penyerbukan antara tanaman homosigot Crossing :

Penyerbukan antara tanaman homosigot dengan heterosigot atau heterosigot dengan

hetreosiigot. Selfing : penyerbukan pada tanaman berumah satu.

Butuh pengujian dibanyak lingkungan. Pada tranaman homosigot (peka terhadap

kondisi lingkungan dibanding heterosigot). Makin heterosigot makin bagus, selfing

seringkali menyebabkan degenerasi. Dalam penyerbukan terdapat macam varietas

menyerbuk sendiri, diantaranya, :

1. Bersari bebas

Hasil seleksi massa, cirinya : Tidak selalu diketahui induk jantan dan

betinanya. Jika ingin meningkatkan hasil harus tahu peranan gen

aditif sehingga perlu tahu salah satu tetuanya.

2. Komposit

Populasi dasar merupakan : campuran varietas unggul, hibrida dan galur

(untuk galur boleh ada boleh tidak)Setiap dicampur terjadi persilangan

terbuka kemudian diseleksi melalui seleksi massa.

3. Hibrida

Masalah : persilangan dan saat mencari galur penghasil benihnya. Benih

yang dihasilkan sedikit, usaha-usaha persilangan galur dengan varietas.

4. Sintetis (Ideal Type)

Sama dengan campuran galur merupakan peluang dengan melakukan

penyerbukan silang galur dicampur terjadi persilangan biji berubah seleksi

massa varietas sintetis.

Page 5: pemuliaan radit dan suparta

III. PENUTUP

Peningkatan produktivitas tanaman umumnya merupakan tujuan yang paling

sering dilakukan pemulia dalam merakit suatu kultivar. Hal ini karena peningkatan

produktivitas berpotensi menguntungkan secara ekonomi. Bagi petani, peningkatan

produktivitas diharapkan dapat menkonpensasi biaya produksi yang telah

dikeluarkan. Peningkatan produktivitas (daya hasil per satuan luas) diharapkan

akan dapat meningkatkan produksi secara nasional.

Dalam pemuliaan tanaman, penyerbukan terdapat pengertian pengertian

penting seperti, : Anemogami : jatuhnya serbuk sari di kepala putik yang dibantu oleh

angin (jagung), Hidrogami : Jatuhnya serbuk sari di kepala putik yang dibantu oleh air

(tumbuhan air, paku air), Antropogami : penyerbukan yang terjadi dengan adanya bantuan

dari manusia (vanilli di Indonesia), Malakogami : penyerbukann tanaman dengan bantuan

siput (kangkung, teratai), Kiropterogami : penyerbukan dengan bantuan kelelawar (durian,

randu), Geitonogami (penyerbukan tetangga) : penyerbukan yang terjadi jika serbuk sari

yang melekat di kepala putik berasal dari bunga lain, tapi masih dalam 1 pohon (pohon

mangga), Entomogami : proses perkembangbiakan/ penyerbukan pada tumbuhan yang

dibantu oleh serangga (pohon Jambu), Bastar, terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala

putik berasal dari benang sari bunga tanaman lain yang sejenis, tetapi berbeda varietas,

misalnya bunga mangga manalagi diserbuki bunga mangga golek, dan Alogami terjadi Bila

serbuk sari berasal dari bunga pohon lain yang masih satu spesies.

Page 6: pemuliaan radit dan suparta

DAFTAR PUSTAKA

Ditjen Tanaman Pangan dan Hortikultura, 1999. Petunjuk teknis penilaian dan

pelepasan varietas tanaman pangan dan hortikultura. Dit. Bina Perbenihan,

Ditjen  Tanaman Pangan dan Hortikultura, Jakarta. 13 hal.

Gepts, P and Hancock, J. 2006. The future of plant breeding. Crop Sci. 46:1630-

1634.

Nugraha, U.S. 2004. Legalisasi, kebijakan, dan kelembagaan pembangunan

perbenihan. Perkembangan Teknologi TRO. 26 (1). RPKK. 2005.

Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

Page 7: pemuliaan radit dan suparta

DATA PENGAMATAN LAPANG PENGELOLAAN DAS

Stakeholder : Instansi Pemerintah/LSM/Masyarakat

Nama Lembaga :

Isi :

Narasumber,

Page 8: pemuliaan radit dan suparta