ilmu pemuliaan ternak

45
ILMU PEMULIAAN TERNAK Bertujuan : untuk meningkatkan produktifitas (sifatproduksi dan reproduksi) suatu ternak melalui peningkatan mutu genetiknya dengan jalan melakukan seleksi dan perkawinan (breeding). Cara memanipulasinya yaitu dengan 2 cara yaitu : 1.Seleksi dan 2.Breeding SeleksidanBreeding Seleksi dilakukan untuk meningkatkan rataan dalam suatu sifat kearah yang lebih baik dan diikuti oleh peningkatan keseragaman atau dengan kata lain mengalami penurunan keseragaman atau simpangan baku. Breeding dapat kita ketahui perbaikan genetic ternak yang telah dikawinkan, baik yang nampak Homozigot Dominan atau Homozigot Resesif. Secara umum, ilmu ini berusaha menjelaskan dan menerapkan prinsip- prinsip genetika ( dengan bantuan cabang- cabang biologi lain )

Upload: hei

Post on 15-Jan-2016

1.056 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

ILMU PEMULIAAN TERNAK Bertujuan : untuk meningkatkan produktifitas (sifatproduksi dan reproduksi) suatu ternak melalui peningkatan mutu genetiknya dengan jalan melakukan seleksi dan perkawinan (breeding). Cara memanipulasinya yaitu dengan 2 cara yaitu : 1.Seleksi dan 2.Breeding - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: ILMU PEMULIAAN TERNAK

ILMU PEMULIAAN TERNAK

Bertujuan : untuk meningkatkan produktifitas (sifatproduksi dan reproduksi) suatu ternak melalui peningkatan mutu genetiknya dengan jalan melakukan seleksi dan perkawinan (breeding).

Cara memanipulasinya yaitu dengan 2 cara yaitu :1.Seleksi dan2.Breeding SeleksidanBreedingSeleksi dilakukan untuk meningkatkan rataan dalam suatu sifat kearah yang lebih baik dan diikuti oleh peningkatan keseragaman atau dengan kata lain mengalami penurunan keseragaman atau simpangan baku.Breeding dapat kita ketahui perbaikan genetic ternak yang telah dikawinkan, baik yang nampak Homozigot Dominan atau Homozigot Resesif. Secara umum, ilmu ini berusaha menjelaskan dan menerapkan prinsip- prinsip genetika ( dengan bantuan cabang- cabang biologi lain ) dalam kegiatan pemuliaan.

Page 2: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Akhirnya, Kambing Sumatera Itu Mati di Kebun Binatang Medan was first posted on January 19, 2014 at 3:14 pm.

Page 3: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Fungsi dari seleksi dalam suatu populasi adalah mengubah frekuensi gen yang ada dalam populasi tersebut.  Seleksi yang konsisten untuk suatu sifat yang diinginkan seperti laju pertambahan bobot badan per hari akan meningkatkan frekuensi gen yang menentukan pertambahan bobot badan yang tinggi dan tentunya frekuensi gen tsb sehingga rata-rata populasi akan berubah. Secara umum seleksi dapat dibagi atas dua macam, yaitu :Seleksi alam (natural selection) dimana seleksi terjadi secara spontan akibat pengaruh alam.Seleksi buatan (artificial selection) seleksi terhadap ternak/hewan yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

seleksi

Page 4: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Metode SeleksiDalam melaksanakan seleksi untuk tujuan pemuliaan ternak ada beberapa metode yang dikenal dan dilaksanakan oleh para pemulia ternak untuk memperoleh performans yang maksimum dari populasinya baik untuk ternak bibit maupun ternak komersial.

Ada empat buah metode seleksi yaitu :1.Tandem method2.Independent culling Level3.Indeks4.MPPA/ERPA 1.  Tandem methodSeleksi dilaksanakan secara bertahap dari bebrapa sifat/performans yang dipertimbangkan.Seleksi suatu sifat tertentu dilaksanakan dari generasi ke generasi berikutnya secara kontinyu, sampai sifat tersebut mencapai performans maksimal. Lalu dihentikan, lanjut dengan seleksi sifat yang lain, juga secara kontinyu dari generasi ke generasi, begitu seterusnya.Efektif apabila dilihat dari segi progress masing-masing sifat yang dikehendaki.Efisiensinya tergantung pada korerlasi genetic antara sifat yang dikehendaki.Kebaikan : efektif dan efisien (tergantung korelasi)Keburukan : waktu lamaMetode ini jarang dipergunakan

Page 5: ILMU PEMULIAAN TERNAK

2.  Independent culling LevelSeleksi dilakukan terhadap beberapa sifat yang dianggap ekonomis secara bersamaan.

Contoh : seleksi calon induk babi berdasar jumlah anak yang dilahirkan (litter size) dan berat lahir anaknya.  Dari 50 ekor induk yang tersedia dipilih 20 ekor induk

Setiap induk dicatat data jumlah  anak yang dilahirkanSetiap anak yang lahir ditimbang bobot badannya (dilihat performans berat lahirnya)Diadakan ranking terhadap 50 ekor induk berdasarkan jumlah anak yang dilahirkanDiadakan pemilihan 35 ekor induk dengan ranking teratas, 15 ekor diculling.Diranking lagi berdasarkan rata-rata bobot lahir anaknyaDipilih 20 ekor induk ranking teratas, 15 ekor diculling

 Keburukan :1.   Improvement lebih rendah/lambat dari tandem method2. Terjadi kehilangan kesempatan memperoleh performans sifat kedua (berat lahir), karena mungkin saja yang masuk 15 terbawah berat lahir anak lebih tinggi daripada yang masuk 35 ranking atas berdasarkan jumlah anak.  Begitu juga sebaliknya dari yang dipilih sebanyak 20 ekor ranking atas, kemungkinan 15 ranking bawah jumlah anak lebih banyak.Kebaikan  : efisiens karena menyeleksi sifat sekaligus secara bersamaan.

Page 6: ILMU PEMULIAAN TERNAK

3.  Indeks- Selection IndexMetode ini menyangkut penentuan nilai masing-masing sifat yang diseleksi dan nilai-nilai ini akan memberikan sejumlah score (nilai) yang menjadi indeks ternak yang bersangkutan.Ternak dengan total score tertinggi (indeks) tertinggi dipilih untuk tujuan seleksi.  Penting diperhatikan adalah masing-masing sifat memiliki koefisien (bobot) yang berbeda-beda tergantung pada nilai ekonominya.  Penentuan koefisien masing-masing sifat dipengaruhi oleh banyak factor menyangkut demand konsumen, harga pasaran, biaya produksi, dsb.  Sehingga penentuan koefisien secara kasar dapat diperkirakan berdasarkan atas persentase saja dengan mengingat total koefisien semau sifat yang dipakai untuk menentukan indeks adalah 1 atau 100%.Contoh : seleksi calon pejantan sapi Bali dari populasi berdasarkan berat lahir dan berat sapih.  Penentuan indek bobot sapih lebih tinggi dari berat lahir karena berat sapih berhubungan dengan laju pertumbuhan sampai dewasa.Misal koefisien berat lahir = 0,4 dan koefisien berat sapih = 0,6Indeks = aX1  + bX2              X1 = berat lahirX2 = berat sapiha  =  koefisien berat lahirb  = koefisien berat sapihMaka indeks masing-masing sapi dapat dihitung :I = 0,4X1  + 0,6X2Contoh indeks pada beef cattle menurut Rice et.al (1970) adalahI = X1  + 7,72X2        X1  = berat sapihX2  = score tipe/konformasi

Page 7: ILMU PEMULIAAN TERNAK

4.  MPPA (Most Probable Producing Ability) / ERPA (Estimated Real Producing Ability)Adalah suatu cara untuk menduga kemampuan berproduksi seekor sapi perah betina. Kedua  metode ini pada prinsipnya adalah sama.a.  Metode MPPARumus MPPA =  - )Keterangan :MPPA = Most Probable Producing Abilityn          = Jumlah pengamatan (laktasi)r          = Angka pengulangan= rataan produksi sapi yang diukur= rataan produksi populasi b.  Metode ERPARumus ERPA =  - H)KeteranganERPA = Estimated Real Producing Ability

H       = Rataan produksi herdmatenya Jadi perbedaan MPPA dan ERPA adalah bahwa pada MPPA, rataan produksi sapi betina diperbandingkan dengan produksi populasinya.  Sedangkan pada ERPA dibandingkan dengan produksi herdmatenya.  Herdmate  adalah semua induk dalam suatu peternakan yang sama, yang beranak dalam waktu relative bersamaan, tetapi bukan saudara tiri sebapak.

Page 8: ILMU PEMULIAAN TERNAK

PARAMETER GENETIKPARAMETER GENETIKPARAMETER GENETIKPARAMETER GENETIK

A. Pengertian

B. Heritabilitas

C. Repitabilitas

D. Korelasi Genetik

E. Nilai Pemuliaan

Page 9: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Pengertian Parameter Genetik

Besaran yang menggambarkan kondisi genetik

organisme, sehingga dapat dipredisksikan dalam nilai tertentu.

Page 10: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Parameter genetik untuk karakteristik tertentu dapat diukur dan diprediksikan besarnya.

Sangat terkait dengan seleksi untuk meningkatkan mutu genetik ternak.

Paling banyak diterapkan untuk sifat kuantitatif. Jika diterapkan pada sifat kualitatif, maka perlu

SCORING, yaitu : dari data kualitatif dikuantitatifkan. Pendugaan parameter genetik mutlak diperlukan

untuk melakukan seleksi. Tanpa parameter gentik, kita tidak dapat melakukan seleksi dengan baik.

Pengertian Parameter Genetik

Page 11: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Mengapa parameter genetik Mengapa parameter genetik penting?penting?Mengapa parameter genetik Mengapa parameter genetik penting?penting?

Page 12: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Parameter Genetik Yang PentingParameter Genetik Yang Penting

Heritabilitas Repitabilitas

Korelasi Genetik Nilai Pemuliaan (EBV)

MPPA, dll.

Page 13: ILMU PEMULIAAN TERNAK

BY: Ir. Suyatno, M.Si.

Program Studi Peternakan

Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian

Universitas Muhammadiyah Malang

Page 14: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Heritabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan bagian dari keragaman total (yang diukur dengan ragam) dari suatu sifat yang diakibatkan oleh pengaruh genetik. Ragam fenotipik (p) adalah jumlah dari ragam genetik (g) dan ragam lingkungan (E). Ragam genetik merupakan penjumlahan dari ragam genetik additif (A), ragam genetik dominan (D) dan ragam genetik epistasis (I). Akan tetapi, taksiran pengaruh genetik additif biasanya lebih penting dari pengaruh genetik total. Oleh karena itu, sekarang dalam pustaka dan penelitian pemuliaan ternak, istilah heritabilitas biasanya menunjukkan taksiran bagian ragam genetik aditif terhadap ragam keturunan.

Page 15: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Estimasi nilai heritabilitas beberapa sifat ekonomis penting pada ternak domba diungkapkan Lasley (1978) yang meliputi: nilai heritabilitas jumlah anak yang dilahirkan adalah 0,10 – 0,15; bobot lahir 0,30 – 0,35; bobot sapih 0,30 – 0,35 ; bobot umur satu tahun 0,40 – 0,45; pertambahan bobot badan setelah disapih 0,40 – 0,45; tipe tubuh 0,20 – 0,25 dan skor kondisi 0,10 – 0,15.

Sifat-sifat ekonomi yang penting pada ternak ayam antara lain: mortalitas ayam dara, mortalitas ayam petelur, produksi telur, konversi ransum, dan bobot badan. Sifat-sifat ekonomi penting pada ayam broiler antara lain: fertilitas telur, daya tetas, produksi telur dan ukuran telur.

Rendahnya nilai heritabilitas bukan hanya disebabkan olah rendahnya variasi genetik namun lebih banyak ditentukan oleh tingginya variasi lingkungan. Heritabilitas merupakan salah satu pertimbangan paling penting dalam melakukan evaluasi ternak, metode seleksi dan sistem perkawinan. Secara lebih spesifik heritabilitas merupakan bagian dari keragaman total pada sifat-sifat yang disebabkan oleh perbedaan genetik diantara ternak-ternak yang diamati. Heritabilitas merupakan perbandingan antara ragam genetik terhadap ragam fenotipik.

Page 16: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Pengertian Heritabilitas

Pewarisan SifatBerapa Tingkat Pewarisan suatu Sifat???????

HERITABILITAS (Koefisien Pewarisan

Sifat)

Page 17: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Arti Heritabilitas :

Ada 2 arti

Arti Luas (H2)

Arti Sempit (h2)

Proporsi ragam genetik terhadap fenotip.

Proporsi ragam aditif terhadap ragam fenotip.

Page 18: ILMU PEMULIAAN TERNAK

A: Gen Aditif

D : Gen Dominan

I : Epistasi

Page 19: ILMU PEMULIAAN TERNAK

2 2 2H2 =

2

HERITABILITAS (H2) : merupakan proporsi antara Ragam Genetik terhadap Ragam Fenotip

2

Page 20: ILMU PEMULIAAN TERNAK

2 2 22 2

h2 =2

2

Heritabilitas (h2) : merupakan proporsi antara Ragam Aditif

terhadap Ragam Fenotip

Page 21: ILMU PEMULIAAN TERNAK

• Berapa besar kemampuan meariskan suatu sifat. • Bagaimana faktor genetik menentukan produktivitas sifat yang dpt diukur.

• Berapa proporsi fenotipik yang disebabkan oleh variasi Nilai Pemuliaan.

Kepentingan Heritabilitas :Kepentingan Heritabilitas :

Heritabilitas memberikan gambaran bbrp hal sbb:

Page 22: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Nilai Heritabilitas (hNilai Heritabilitas (h22)) Nilai heritabilitas SUATU SIFAT

berkisar antara :

atau

• 0 – 0.1 atau 0 – 10% : RENDAH

• 0,1-0,3 atau 10-30% : SEDANG

• > 0,3 atau >30% : TINGGI• Semakin mendekati 0 : suatu sifat makin ditentukan lingkungan.

• Semakin mendekati angka 1 atau 100% semakin ditentukan

faktor genetik.

Page 23: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Beberapa Nilai HeritabilitasBeberapa Nilai Heritabilitas

Ternak Sifat h2

Sapi Perah Prod. Susu 0,2 – 0,3

% Protein 0,4 – 0,5

% Lemak 0,5 – 0,6

Interval Beranak 0 – 0,1

Kambing Perah Prod. Susu 0,3 – 0,4

% Protein 0,4 – 0,6

% Lemak 0,4 – 0,6

Page 24: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Ternak Sifat h2

Sapi Potong Berat Lahir 0,35 – 0,45

Berat Sapih 0,25 – 0,35

Berat Dewasa 0,5 – 0,7

% Karkas 0,35 – 0,45

Interval Beranak

0 – 0,15

Domba Berat Lahir 0,1 – 0,3

Berat Sapih 0,1 – 0,3

Berat Dewasa 0,2 – 0,4

Page 25: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Metode Penaksiran hMetode Penaksiran h22

1. Metode Regresi Anak-Tetua (Parent-Offspring Regression)

2. Korelasi Saudara Tiri Sebapak (Paternal halfsib correlation)

3. Analisis Saudara Kandung (Fullsib Analysis)

Page 26: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Regresi Tetua-AnakRegresi Tetua-Anak((Perent-Offspring RegressionPerent-Offspring Regression))

Data karakteristik tertentu dari anak diregresikan terhadap tetua.

Metode yang banyak digunakan dan relatif sederhana.

Ketelitian cukup tinggi. Secara teoritis anak memperoleh separoh gen dari

kedua orang tuanya, oleh karena itu kovarian antara tetua dan anak diharapkan untuk memasukkan setengah dari ragam genetik aditif untuk suatu sifat.

Apabila hubungan hanya terjadi pada satu dari kedua orang tuanya , maka regresi harus dikalikan dua untuk menghitung heritabilitas.

Page 27: ILMU PEMULIAAN TERNAK

com

pan

y n

ame

org

aniz

atio

n

• Data suatu karakteristik dikumpulkan Data suatu karakteristik dikumpulkan dari ANAK dan Salah satu Orangtua.dari ANAK dan Salah satu Orangtua.

• Data anak sebagai variabel Y, dan Data anak sebagai variabel Y, dan data Orangtua sebagai variabel X.data Orangtua sebagai variabel X.

• Mengikuti persamaan garis regresi Mengikuti persamaan garis regresi linier :linier :

• Data suatu karakteristik dikumpulkan Data suatu karakteristik dikumpulkan dari ANAK dan Salah satu Orangtua.dari ANAK dan Salah satu Orangtua.

• Data anak sebagai variabel Y, dan Data anak sebagai variabel Y, dan data Orangtua sebagai variabel X.data Orangtua sebagai variabel X.

• Mengikuti persamaan garis regresi Mengikuti persamaan garis regresi linier :linier :

Y = a + bXY = a + bX

b b : Koefisien : Koefisien RegresiRegresi

Page 28: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Rumus hRumus h2

2

2

2

2/cov

p

g

p

opb

h2 = 2 x b

b : Koefisien Regresi

2x

xyb

N

YXXYxy

.

N

XXx

222 )(

Dari Tabel ANAKOVA

Page 29: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Tabel AnakovaTabel Anakova

Sumber Keragaman

db Komponen

Ragam Peragam

Antar Kelompok Tnk

Dalam Kelompok Tnk

257 22,16 7,34

556 33,38 0,53 0,06 0,0189

x2 xy

p

Covopbop 2

b = 0,0189/0,06 = 0,315

h2 = 2 x 0,315 = 0,63

Page 30: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Data X dan YData X dan Y

Misalnya : Terdapat 10 pejantan Misalnya : Terdapat 10 pejantan kambing PE.kambing PE.

Tiap pejantan mempunyai anak 1 Tiap pejantan mempunyai anak 1 ekor.ekor.

Data Berat Lahir Pejantan dan Data Berat Lahir Pejantan dan ANak ditimbang (kg)ANak ditimbang (kg)

Data BL Pejantan sebagai variabel Data BL Pejantan sebagai variabel X dan BL anak sebagai variabel Y.X dan BL anak sebagai variabel Y.

Hasil penimbangan sbb.:Hasil penimbangan sbb.:

Page 31: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Data BL Pejantan dan AnakData BL Pejantan dan Anak

BL Pejantan (X)BL Pejantan (X) BL Anak (Y)BL Anak (Y)3.63.6 3

2.82.8 2.2

33 2

2.52.5 2.6

2.92.9 2.3

3.43.4 3

3.23.2 2.9

3.13.1 2.4

2.72.7 2.7

3.43.4 2

Page 32: ILMU PEMULIAAN TERNAK

77.1464.3594.7225.130.6

23.4

2.72.7

2.43.1

2.93.2

33.4

2.32.9

2.62.5

23

2.22.8

33.6

6.8

7.29

7.44

9.28

10.2

6.67

6.5

6

6.16

10.8

XY

4

7.29

5.76

8.41

9

5.29

6.76

4

4.84

9

Y2

11.56

7.29

9.61

10.24

11.56

8.41

6.25

9

7.84

12.96

X2YX

Page 33: ILMU PEMULIAAN TERNAK

N

YXXYxy

.

N

XXx

222 )(

= 77,14 -30.6 x 25.110

= 0.334

= 94.72 -(30.6)2

10 = 1.084

b = 0.334

1.084

= 0.308

h2 = 2x0,308

= 0.616 = 61.6%

Page 34: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Soal Latihan di Rumah:Soal Latihan di Rumah:

Percobaan dilakukan dengan Percobaan dilakukan dengan menimbang Berat Sapih (BS) DEG.menimbang Berat Sapih (BS) DEG.

BS ditimbang pada pejantan dan BS ditimbang pada pejantan dan anaknya.anaknya.

Data BS anak sudah dikoreksikan ke Data BS anak sudah dikoreksikan ke arah BS 100 hari.arah BS 100 hari.

Hitung koefisien pewarisan dan Hitung koefisien pewarisan dan artikan.artikan.

Data penimbangan BS (kg) sbb.:Data penimbangan BS (kg) sbb.:

Page 35: ILMU PEMULIAAN TERNAK

BS Pejantan (X) BS Anak (Y)17.5 17.816 19.1

18.1 15.315.7 1814.7 14.716.2 17.217.1 18.318.2 1918.5 19.516.8 17.517.7 1818.1 1215.6 1315.2 19.516.4 1717.5 19

Page 36: ILMU PEMULIAAN TERNAK

REPITABILITASREPITABILITAS

Page 37: ILMU PEMULIAAN TERNAK

PENGERTIAN DAN MANFAAT REPITABILITAS

Setiap hasil pengamatan produksi menggambarkan hasil kerja sama antara faktor genetik (G) dan faktor lingkungan (E). Apabila pengamatan dilakukan berulang kali (produksi susu, jumlah anak per induk, berat wol dst) maka pengamatan pada E yang pertama berbeda dengan E pada pengamatan kedua, demikian pula selanjutnya tidak akan sama di bawah E pada pengamatan berikutnya.

Hubungan antara produksi pertama dengan produksi berikutnya pada individu tersebut diamati sebagai pengulangan penampilan produksi yang biasa disebut repitabilitas (angka pengulangan) disimbolkan dengan huruf t. repitabilitas merupakan parameter genetic yang penting dalam ilmu pemuliaan ternak selain heritabilitas.

Repitabilitas dapat didefinisikan sebagai berikut :1. repitabilitas merupakan bagian dari ragam total (Vp) suatu populasi yang disebabkan oleh karena perbedaan oleh karena perbedaan antar individu yang berkarakter permanen.2. korelasi fenotipik antara performans di waktu mendatang pada satu individu.3. menggambarkan derajat kesamaan antar pengamatan (pengukuran) yang dilakukan berulang selama masa hidup produktif seekor ternak.

Page 38: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Apabila repitabilitas tinggi, maka ternak tersebut menunjukan keunggulan pula pada produksi berikutnya, begitu juga sebaliknya. Repitabilitas meliputi semua pengaruh genetik ditambah pengaruh faktor lingkungan yang berkarakteristik permanen.secara lengkap rumus t dapat ditulis :

t = Va + Vd + Vi + VepVa + Vd + Vi + Vep + Vet

MANFAAT REPITABILITAS SUATU KARAKTERISTIK1. Dapat digunakan untuk menaksir nilai maksimum yang dapat dicapai heritabilitas2. Dapat digunakan untuk menaksir kemampuan produksi dalam masa produktif seekor ternak.3. Dapat digunakan untuk meningkatkan ketelitian seleksi.4. Apabila nilai repitabilitas suatu karakteristik tinggi, maka dalam seleksi calon bibit, ternak dapat dipilih berdasarkan fenotipiknya (karakteristik yang kita ukur).

Page 39: ILMU PEMULIAAN TERNAK

PENAKSIRAN REPITABILITAS

Karena genotip seekor ternak tidak berubah selama hidupnya, maka dalam pengamatan berulang pengaruh genotype yang sama berlaku, sedang perubahan (keragaman) yang timbul antara beberapa pengamatan disebabkan oleh perubahan dalam pengaruh factor lingkungan yng berbeda.

Apabila tersedia lebih dari dua catatan produksi per individu, maka repitabilitas ditaksir dengan menghitung korelasi antara semua pasangan catatan, kemudian dirata-ratakan.Pada umumnya repitabilitas lebih mudah penaksirannya karena dapat dilakukan (dibandingkan heritabilitas) atas dasar catatan produksi yang diulang dalam satu generasi yang sama tanpa menunggu generasi berikut berproduksi seperti pada penaksiran heritabilitas. Dengan menghitung korelasi antar catatan telah daoat ditaksir repitabilitas, tanpa ada catatan silsilah ternak. Oleh karena hal inilah maka sementara menunggu terkumpulnya data, heritabilitas ditaksir nilai maksimumnya melalui penaksiran ripitabilitas.

Perbedaan ripitabilitas dengan heritabilitasdapat digambarkan dengan grafik yang digunakan untuk menerangkan heritabilitas dengan garis regresi. Apabila hanya ada pengaruh faktor lingkungan permanen maka repitabilitas akan lebih tinggi dibandingkan dengan heritabilitas. Repitabilitas tinggi artinya pengaruh faktor lingkungan temporer tiak dipentingkan. Dalam keadaan demikiandimungkinksn menggunakan satu catatan produksi akan cukup hemat untuk menaksir produksi di waktu yang akan datang, demikian juga untuk repitabilitas rendah.

Page 40: ILMU PEMULIAAN TERNAK

RRiipitabilitaspitabilitas

RiRipitabilitas pitabilitas berarti suatu kemampuan berarti suatu kemampuan seekor individu/kelompok ternak untuk seekor individu/kelompok ternak untuk mengulang produksi selama hidupnya. Secara mengulang produksi selama hidupnya. Secara statistik repitabilitas merupakan statistik repitabilitas merupakan korelasi/kemiripan antara catatankorelasi/kemiripan antara catatan..

Untuk mengetahui penambahan respon dengan catatan berulang

Untuk mengetahui batas atas nilai heritabilitas Untuk menduga performans yang akan datang

berdasarkan catatan masa lalu

KEGUNAAN

Page 41: ILMU PEMULIAAN TERNAK

r vs h2 ???

NNilai rilai riipitabilitas selalu lebih besar pitabilitas selalu lebih besar atau sama dengan nilai atau sama dengan nilai heritabilitasheritabilitas

rV V

VG EP

P

Nilai Repitabilitas Beberapa Sifat pada Beberapa Ternak

Jenis Ternak Sifat Nilai Ripitabilitas

Sapi Perah Produksi Susu 0.40-0.60

Persentase lemak susu 0.40-0.70

Sapi Daging Berat lahir 0.20-0.30

Berat sapih 0.30-0.55

Berat panen 0.25

Domba Berat lahir 0.30-0.40

Berat wol 0.30-0.40

Ovulation Rate 0.60-0.80

Page 42: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Heritabilitas vs RipitabilitasHeritabilitas vs Ripitabilitas

Kemiripan catatan:Kemiripan catatan:

Populasi

2

22

p

epgr

2

22

p

gh

PerbedaanPerbedaan

Page 43: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Korelasi Genetik danKorelasi Genetik dan FenotipikFenotipik

Suatu perubahan sifat yang tidak diseleksi akibat sifat lain yang Suatu perubahan sifat yang tidak diseleksi akibat sifat lain yang diseleksi disebut diseleksi disebut Respon BerkorelasiRespon Berkorelasi. Besarnya respon . Besarnya respon berkorelasi tergantung pada berkorelasi tergantung pada korelasi genetik korelasi genetik antara dua sifat antara dua sifat tersebut. Korelasi genetik kebanyakan disebabkan karena tersebut. Korelasi genetik kebanyakan disebabkan karena gena-gena-genagena Pleiotropi Pleiotropi yang bekerja saling berlawanan, sedangkan yang bekerja saling berlawanan, sedangkan korelasi fenotipik korelasi fenotipik adalah total korelasi genetik dan korelasi adalah total korelasi genetik dan korelasi lingkungalingkungann

• Merupakan pengertian dasar suatu kekuatan respon berkorelasi, misal : bila korelasi genetik negatif, artinya ?• Berguna untuk meningkatkan suatu sifat yang sulit diseleksi, misal : pengingkatan feed intake ?• Parameter-parameter ini sangat penting dalam menduga nilai pemuliaan.

Page 44: ILMU PEMULIAAN TERNAK

Korelasi Genetik pada beberapa SifatKorelasi Genetik pada beberapa Sifat

rCov P P

V Vp

P P

( , )

( )( )1 2

1 2

rCov G G

V Vg

G G

( , )

( )( )1 2

1 2

Jenis Ternak Sifat yang berkorelasi Korelasi Genetik

Sapi Perah Produksi susu/persentasi lemak -0.1 s/d -.06Produksi susu/persentasi protein -0.1 s/d -0.5Produksi susu/produksi lemak 0.6 s/d 0.9Berat lahir/berat sapih 0.2 s/d 0.4

Unggas Berat telur/berat badan 0.25 s/d 0.50Jumlah telur/berat badan -0.20 s/d -0.60Jumlah telur/berat telur -0.25 s/d -0.50

Page 45: ILMU PEMULIAAN TERNAK