praktikum pemuliaan kelapa

25
PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN UJI VIABILITAS POLEN OLEH : NAMA : MUH. DZULKIFLY ASHAN NIM : G111 13 077 KELOMPOK : 10 ASISTEN : KAK ASLAM PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

Upload: kiflyreli

Post on 26-Dec-2015

61 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

this is an indonesian version

TRANSCRIPT

Page 1: Praktikum Pemuliaan Kelapa

PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN

UJI VIABILITAS POLEN

OLEH :

NAMA : MUH. DZULKIFLY ASHAN

NIM : G111 13 077

KELOMPOK : 10

ASISTEN : KAK ASLAM

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2014

Page 2: Praktikum Pemuliaan Kelapa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangKelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau

Arecaceae dan merupakan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang bercabang. Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai. Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Batang pohon kelapa banyak digunakan untuk bagian atap dari sebuah bangunan rumah. Batang pohon kelapa tidak boleh terkena air atau lembab karena akan menyebabkan kerusakan. Untuk mengatasi keterbatasan dari batang pohon kelapa kebanyakan masyarakat memilih batang kelapa yang sudah tua, kering dan sebagian masyarakat mengolesinya dengan oli ( oli bekas kendaraan atau oli tab ). Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau kekuningan.

Menurut Badan Pusat Statistik Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman (ribu ton), 2000-2013 table di bawah ini :

Page 3: Praktikum Pemuliaan Kelapa

Sumber : Data BPS 2013

Ada berbagai macam tanaman kelapa diantaranya kelapa Genjah, Kelapa genjah adalah golongan kelapa yang memiliki umur berbunga relative muda yaitu sekitar 4-5 tahun. Umur tanaman mencapai 50 tahun dengan masa produktif 25 tahun. Warna buah bervariasi , kuning, hijau dan jingga. Buah memiliki ukuran kecil 1,5 kg – 2 kg, daging buah 0,5 kg dan air sekitar 200cc. Setiap butir kelapa menghasilkan kopra 150 gram perbutir dan minyak 68%. Kelapa Gading merupakan jenis kelapa genjah yang memiliki buah berwarna kuning gading. Sebagian daun juga berwarna kuning. Tanaman ini berbuah pada umur 3 tahun.Kelapa Raja merupakan jenis kelapa genjah yang memiliki warna buah berwarna jingga sampai kuning emas. Pelepah daun dan lidah tanaman berwarna kekuning-kuningan. Jenis kelapa ini berbuah 3-4 tahun. Dengan buah berbentuk bulat sampai lonjong. Kelapa Hijau (C.Viridis) adalah golongan kelapa yang memiliki kulit buah berwarna hijau. Kelapa hijau termasuk golongan kelapa dalam. Memiliki pohon yang besar dan tinggi, serta buah berukuran besar. Biasanya buah kelapa hijau digunakan untuk upacara – upacara sesaji tradisional. Airnya dapat digunakan untuk penawar racun, mengatasi muntah-muntah dan kepala pusing. Kelapa Merah (C.Rubecens) adalah golongan kelapa yang memiliki kulit buah berwarna merah atau cokelat. Jenis kelapa ini termasuk golongan kelapa dalam. Pohonnya memiliki ukuran yang tinggi dan besar. Buah yang dihasilkan berbentuk bulat dan besar dan kandungan minyak cukup tinggi. Kelapa Kuning (C.Eburen) adalah golongan kelapa yang memiliki kulit buah berwarna kuning. Jenis kelapa ini termasuk golongan kelapa genjah yang sudah mulai berbuah pada umur 3 tahun, pada saat tanaman setinggi 1m – 1,5m. Ukuran pohon tidak terlalu besar dan tidak terlalu tinggi. Buah berbentuk bulat dan berukuran kecil-kecil.

Kelapa juga mempunyai berbagai manfaat diantarannya Santan kelapa untuk tulang, meredakan nyeri tulang yang seringkali diderita oleh para lansia. Santan juga dapat mencegah keropos tulang, menurunkan tekanan darah (santan memiliki kandungan potasium yang tinggi dan diyakini mampu mengatur tekanan darah), menurunkan berat badan (daging buah kelapa kaya akan serat alami yang diperlukan tubuh melancarkan pencernaan), meningkatkan sistem kekebalan tubuh (kandungan elektrolit dalam buah dapat membantu tubuh mencegah berbagai virus seperti virus penyebab flu). Selain itu air kelapa bersifat sebagai detok alami yang mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Karena itu, orang tua kita dahulu sering menggunakan air kelapa hijau untuk mengobati keracunan makanan, pengganti cairan tubuh (sebuah studi menunjukkan bahwa kandungan elektrolit dalam air kelapa sama seperti kandungan cairan yang terdapat pada tubuh manusia).

Page 4: Praktikum Pemuliaan Kelapa

1.2. Tujuan dan Kegunaan

1.2.1.TujuanTujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui proses kultur

jaringan pada tanaman kelapa melalui kultur pollen serta factor-faktor yang mempengaruhinya.1.2.2.Kegunaan

Kegunaan dari praktikum ini yaitu untuk meningkatkan produksi tanaman kelapa melalui pemanfaatan pollen dengan cara kultur jaringan, sehingga mampu menjadi pilihan dalam perbanyakan secara generatif.

Page 5: Praktikum Pemuliaan Kelapa

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1.1. Budidaya Tanaman KelapaMenurut Ade Putra (2012), budidaya tanaman kelapa secara teknis dapat

dilakukan sebagai berikut :

A. Syarat PertumbuhanSyarat pertumbuhan yang sebaiknya dipenuhi agar produksi kelapa dapat

berjalan secara optimal yaitu : Tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir , berabu

gunung, dan tanah berliat. dengan pH tanah 5,2 hingga 8 dan mempunyai struktur remah sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik.

Sinar matahari banyak minimal 120 jam perbulan , jika kurang dari itu produksi buah akan rendah.

Suhu yang paling cocok adalah 27ºC dengan variasi rata-rata 5-7 º C, suhu kurang dari 20º C tanaman kurang produktif.

Curah hujan yang baik 1300-2300 mm/th. Kekeringan panjang menyebabkan produksi berkurang 50% , sedangkan kelembapan tinggi menyebabkan serangan penyakit jamur.

Angin yang terlalu kencang terkadang merugikan tanaman yang terlalu tinggi terutama varietas dalam.

B. Pengolahan LahanPengolahan tanah yang diperlukan adalah pembuatan lobang tanam

dengan ukuran 0,9m x 0,9m x 0,9m dengan penambahan pupuk kandang dan humus. Jarak tanam yang baik untuk jenis dalam yaitu 9 x 10 m dan jenis genjah 6 x 6 m.

C. PembibitanPilih buah yang bagus dan tua, rendam dengan larutan air + HORMONIK

dengan dosis 1 tutup per l0 liter air selama 2 minggu, kemudian semaikan bibit di bedengan dan kedalaman sama dengan buah kelapa , timbun buah kelapa dengan letak horizontal dengan tebal timbunan 2/3 buah. Jarak antar bibit 25cm x 25 cm dan bibit akan berkecambah setelah 12-16 minggu, jika lebih dari 5 bulan tidak berkecambah dianggap mati/ bibit jelek. Rawat bibit di bedengan hingga umur 30 minggu atau berdaun 3 lembar. Lakukan penyiraman bila tanah kurang air.

Bibit dipelihara dengan pemberian pupuk POC NASA hingga umur bibit kurang lebih 9 bulan dengan dosis 1-2 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu

Page 6: Praktikum Pemuliaan Kelapa

sekali. Jangan mengabaikan tindakan preventif perlindungan tanaman dari gangguan ternak atau dengan memasang pagar kayu.

Lakukan pemupukan sesuai dengan rekomendasi atau dengan mengacu pada table pemupukan berikut :

Tabel 1. Pemupukan Tanaman Kelapa

Umur Bibit (bulan)

Kebutuhan Pupuk (gr/tanaman)

N (Urea/ZA) P (TSP)K (KCl/MOP)

Mg (Kies)

1 5/10 50 75 1002 5/10 75 125 1503 5/10 100 150 2004 10/15 200 400 4005 10/15 300 600 5006 10/15 400 800 7507 15/20 500 1000 10008 15/20 600 1250 20009 15/20 700 1500 2500

Sumber : produknaturalnusantara.com (2012)Pospat diberikan 2 minggu sebelum pupuk lain dan dicampur rata dengan tanah

Catatan :Akan lebih baik pembibitan diselingi / ditambah SUPERNASA 1-2 kali selang waktu 3-4 bulan sekali dengan dosis 1 botol untuk ± 400 bibit. 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap bibit.

D. PenanamanAdapun teknik penanaman yang dapat dilakukan pada tanaman

kelapa yaitu :1. Segi empat2. Segi tiga sama sisi3. Bujur sangkar4. sistem pagar Jarak tanam diukur menurut bidang horizontal bukan menurut

topografi tanah. Arah barisan dibuat Utara – Selatan shng pemanfaatan cahaya

matahari optimal

• Penentuan Pola TanamSistem tanam yang baik yaitu sistem tanam segi tiga karena

pemanfatan lahan dan pengambilan sinar matahari akan maksimal.

Page 7: Praktikum Pemuliaan Kelapa

Jarak tanam 9 x 9 x 9 meter, dengan pola ini jumlah tanaman akan lebih banyak 15% dari sistem bujur sangkar.

• Pembuatan Lubang TanamPembuatan lubang tanam dilakukan paling lambat 1-2 bulan

sebelum penanaman untuk menghilangkan keasaman tanah, dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm sampai dengan 100 x 100 x 100 cm. Pembuatan lubang pada lahan miring (>20o) dilakukan dengan pembuatan teras individu selebar 1.25 m ke arah lereng diatasnya dan 1 m ke arah lereng di bawahnya. Teras dibuat miring 10 derajat ke arah dalam.

• Cara PenanamanPenanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun

secara teratur dan cukup untuk membasahi tanah; waktu penanaman adalah pada bulan setelah curah hujan pada bulan sebelumnya mencapai 200 mm. Adapun cara penanaman adalah sebagai berikut:

1. Top soil ( tanah permukaan antara 0 – 25 Cm ) dicampur dengan pupuk phospat 300 gram per lubang dan dimasukkan ke lubang tanam.

2. Polybag dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam, dan dibuat irisan sampai ke ujung, bejkas polybag selanjutnya digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa polybag sudah dikeluarkan dari lubang tanam. Arah penanaman harus sama.

3. Bibit ditimbuan tanah yang berada di sebelah selatan dan utara lubang, dipadatkan dengan ketebalajn 3-5 cm diatas sabut bibit kelapa.

4. Kebutuhan bibit 1 ha, apabila jarak tanam 9 x 9x 9 m , segitiga sama sisi, adalah 143 batang dan bibit cadangan yang harus disediakan untuk sulaman 17 batangj, sehingga jumlah bibit yang harus disediakan 160 batang.

• Pemberian mulsa.Setelah di tanam, tanah sekitar tanjaman ditutup dengan mulsa

(daun-daunan hijau dari semak-semak, lalang atau rumput-rumputan lainnya dan juga jerami).

E. Pemeliharaan Tanaman• Penjarangan dan Penyulaman

Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang tumbuh kerdil terserang hama dan penyakit berat dan mati, dilakukan pada musim hujan setelah tanaman sebelumnya didongkel dan dibakar pada musim kemarau. Kebutuhan tanaman tergantung pada iklim dan intensitas pemeliharaan biasanya untuk 143 batang/Ha 17 batang.

Page 8: Praktikum Pemuliaan Kelapa

• PenyianganPenyiangan dilakukan pada piringan selebar 1 meter pada tahun,

tahun kedua 1,5 meter, dan ketiga 2 meter. Caranya menggunakan koret atau parang yang diayunkan ke arah dalam, memotong gulma sampai batas permukaan tanah dengan interval penyiangan 4 minggu sekali (musim hujan) atau 6 minggu-2 bulan sekali (musim kemarau)

• PembubunanDilakukan setelah tanaman menghasilkan dengan cara

menimbunkan tanah dibagian atas permukaan sekitar pohon hingga menutup sebagian batang pohon yang dekat dengan akar.

• PerempalanDilakukan terhadap daun dan penutup bunga yang telah kering

(berwarna coklat), dengan cara memanjat pohon kelapa ataupun dibiarkan sampai jatuh sendiri.

• PemupukanPemupukan dilakukan apabila tanah tidak dapat memenuhi unsur

hara yang dibutuhkan.– Pada umur 1 bulan diberi 100 gram urea/pohon menyebar pada jarak

15 cm dari pangkal batang.– Selanjutnya 2 kali setahun yaitu pada bulan April/mei (akhir musim

hujan) dan bulan Oktober/Nopember (awal musim hujan).

• Cara pemberian pupuk:menyebar dalam lingkaran mengeliling tanaman. Pupuk N, K, Mg

diberikan bersamaan sedangkan P 2 minggu sebelumnya. Sebelum pupuk nitrogen diberikan, tanah digemburkan untuk menghindari pencampuran dengan pupuk phospat karena dapat merugikan. Pada tanaman belum menghasilkan disebarkaan 30 cm dari pangkal batang sampai pinggir tajuk. Tutup dengan tanah daerah penyebaran pupuk

Dosis pupuk tanaman kelapa sesuai umur tanaman (gram/pohon): Saat tanam: Rata rata per pohon = 100 gram/pohon. Satu bulan setelah tanaman: Urea = 100 gram/pohon, TSP = 100

gram/pohon, KCl = 100 gram/pohon, Kieserite = 50 gram/pohon. Tahun pertama

Aplikasi I: Urea = 200 gram/pohon, KCl = 300 gram/pohon, Kieserite 100 gram/pohon.Aplikasi II: Urea = 200 gram/pohon, TSP = 250 gram/pohon, KCl = 300 gram/pohon, Kieserite = 100 gram/pohon, Borax = 10 gram/pohon

Tahun Kedua

Page 9: Praktikum Pemuliaan Kelapa

Aplikasi I: Urea = 350 gram/pohon, KCl = 450 gram/pohon, Kieserite = 150 gram/pohon.Aplikasi II: Urea = 350 gram/pohon, TSP = 600 gram/pohon, KCl = 450 gram/pohon, Kieserite = 150 gram/pohon dan Borax 25 gram/pohon.

Tahun ketigaAplikasi I: Urea = 500 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon, Kieserite = 200 gram/pohon.Aplikasi II: Urea = 500 gram/pohon, TSP = 800 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon dan Kieserite = 200 gram/pohon.

Tahun KeempatAplikasi I: Urea = 500 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon, Kieserite = 200 gram/pohon.Aplikasi II: Urea = 500 gram/pohon, TSP = 800 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon dan Kieserite = 200 gram/pohon.

• Pengairan dan PenyiramanPenyiraman dilakukan pada musim kemarau untuk mencegah

kekeringan dilakukan dua atau tiga hari sekali pada waktu sore. Caranya dengan mengalirkan air melalui parit-parit di sekitarbedengan atau dengan penyiraman langsung.

• Waktu Penyemprotan PestisidaDilakukan setiap 20 hari dengan mengggunakan Sevin 85 WP,

Basudin 10 gram, Bayrusil 25 EC dengan kosenttrasi 0.4% setip 10 hari atau 0.6% setiap 20 hari. Caranya menggunakan sprayer.

• Lain-lainPerbaikan saluran drainase/ cuci parit /kuras got dilakukan awal

musim hujan dengan cara: memabat gulma dalam parit, menggaruk gulma pada dinding saluran dengan cangkul, dikumpulkan ditengah, pisahkan gulma dengan tanah dengan cara menghempas-hempaskan gulma dengan cangkul dan keluarkan semua kotoran dari parit, angkat tanah yang longsor kedalam parit, bentuk parit sesuai dengan ukuran, usahakan air dapat mengalir dengan baik, Pengerjaan dimulai dari muara ke hulu.

Ada beberapa cara melakukan sanitasi dalam budidaya tanaman kelapa, antara lain: Cara sanitasi Gawang

1. Membakar sisa-sisa kayu pada gawangan dengan hati-hati.2. Mengumpulkan sampah dan sisa-sisa kayu pada gawangan

dengan tinggi tidak lebih 40 cm, luas tumpukan 1 x 1 meter. Cara sanitasi pohon

Page 10: Praktikum Pemuliaan Kelapa

Membebaskan mahkota pohon dari segala kotoran dan bahan-bahan kering pada gawangan Membakar dengan hati-hati.

F. Pengendalian Hama Penyakit

1. Golongan ColeopteraBanyak menyerang adalah Oryctes rhinoceros . Cara

mengendalikan dengan membuat trap/ jebakan berupa kotak-kotak yang diisi sampah dan secara preventif dikendalikan dengan pemberian Natural BVR atau jika sudah menjadi uret dengan PESTONA, atau dengan menggunakan musuh alaminya yaitu tikus, tupai, ayam , bebek , dan burung hantu.

2. Golongan LepidopteraSpecies yang sering menyerang adalah Tiratabha rufivena yang

larvarnya memakan bunga kelapa, dan Acritocera negligens yang mengebor tangkai bunga yang belum membuka dan memakan isinya. Pengendaliannya dengan menggunakan PENTANA + AERO 810 ataupun Natural BVR sifatnya yang cepat berpindah maka pengendaliannya harus secara merata untuk pencegahan

3. Golongan HemipteraJenis yang menghisap cairan daun sehingga daun mati adalah jenis

homoptera (Gareng pong= Jawa). Jenis lain yang menghisap cairan buah adalah Heteroptera, sehingga buah menjadi rontok sebelum matang. Pencegahan dengan PENTANA+AERO 810 dan PESTONA secara bergantian.

4. Penyakit yang juga mungkin menyerang adalah:Busuk tunas atau pucuk yang disebabkan oleh jamur Phytophthora

palmivora dan penyakit Lingkar merah pada daun yang disebabkan cacing / belut tanah Rhadinaphelencus cocophilus. Kedua macam penyakit ini hanya dengan eradikasi atau pemusnahan tanaman yang terkena serangan

Catatan :Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki

G. PemanenanUntuk kelapa jenis dalam, umur berbuah setelah 8-10 tahun, dan

umur bisa mencapai 60 – 100 tahun dengan produksi yang diharapkan adalah kopra. Untuk kelapa jenis genjah berbuah setelah umur 3 – 4 tahun dan berbuah maksimal pada saat umur 9 – 10 tahun, dan bisa mencapai

Page 11: Praktikum Pemuliaan Kelapa

umur 30 – 40 tahun kurang bagus untuk kopra karena daging buahnya yang lunak.

Panen buah kelapa dilakukan menurut kebutuhannya. Jika kelapa yang diinginkan dalam keadaan kelapa masih muda kira-kira umur buah 7 -8 bulan dari bunganya. Jika ingin mengambil buah tua untuk santan atau kopra dipanen di saat umur sudah mencapai 12-14 bulan dari berbunga atau jika sudah tidak lagi terdengar suara air di dalam buahnya.

H. Pasca PenenPengolahan buah kelapa yang tua pada akhir-akhir ini mulai

mengarah pada pemanfaatan minyak kelapa murni atau virgin coconut oil yang mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa, ataupun masih dalam bentuk nira ( legen =Jawa) untuk keperluan industri gula kelapa, nata de coco, asam cuka, produk minuman dan substrat,serta alkohol yang juga mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa.

1.2. Deskripsi Kelapa Secara UmumMenurut anonym (2013), deskripsi kelapa secara umum yaitu

pohon dengan batang tunggal. Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, pertumbuhan akan lebih adaptif pada lahan berpasir pantai. Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Daun merupakan daun tunggal dengan pertulangan menyirip, daun bertoreh sangat dalam sehingga nampak seperti daun majemuk. Bunga tersusun majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea; terdapat bunga jantan dan betina, berumah satu, bunga betina terletak di pangkal karangan, sedangkan bunga jantan di bagian yang jauh dari pangkal. Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah tersusun dari mesokarp berupa serat yang berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokarp yang keras (disebut batok) dan kedap air; endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam endokarp. Endospermium berupa cairan yang mengandung banyak enzim, dan fase padatannya mengendap pada dinding endokarp seiring dengan semakin tuanya buah; embrio kecil dan baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah (disebut kentos). Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Ia berasal dari pesisir Samudera Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1.000 m dari permukaan laut, namun seiring dengan meningkatnya ketinggian, ia akan mengalami pelambatan pertumbuhan.

1.3. Uji pollenMenurut anonym (2013), pollen atau serbuk sari merupakan alat

penyebaran dan perbanyakan generatif dari tumbuhan berbunga. Serbuk

Page 12: Praktikum Pemuliaan Kelapa

sari merupakan modifikasi dari sel sperma yang berfungsi sebagai pembawa informasi genetik dari tetuannya. Secara sitologi, serbuk sari merupakan sel dengan tiga nukleus, yang masing-masing dinamakan inti vegetatif, inti generatif I, dan inti generatif II. Sel dalam serbuk sari dilindungi oleh dua lapisan (disebut intine untuk yang di dalam dan exine yang di bagian luar) untuk mencegahnya mengalami dehidrasi.

Alasan mengapa dilakukannya pollen yaitu untuk mengetahui bahwa pada pollen juga mampu menghasilkan individu baru melalui kultur jaringan, dan tentunya calon anakan yang dihasilkan akan sama dengan induknya. Selain itu alas an mengapa digunakan tanaman kelapa sebagai bahan praktikum ini yaitu jumlah pollen yang terdapat pada satu tandan bunga sangat banyak sehingga mampu mencukupi peserta praktikan, selain itu kita juga mampu mengetahui dan membedakan ciri-ciri pollen pada tanaman kelapa yang telah matang (jika digoyangkan akan terdengar suara).

1.4. Prosedur Penanaman Polen

Anther diperoleh dari tunas bunga dan dapat dikulturkan pada medium padat atau cair sehingga terjadi embryogenesis. Selain itu pollen juga dapat diambil secara aseptic dan dikulturkan pada medium cair. Proses perbanyakan tanaman haploid dengan menggunakan gametofity jantan semacam ini disebut sebagai androgenesis (Yuwono, 2008).

Kultur anther merupakan salah satu teknik dasar penerapan bioteknologi untuk pemuliaan tanaman. Dari kultur anther akan didapatkan tanaman haploid. Pembentukan tanaman haploid melalui pembentukan kalus atau androgenesis langsung. Manfaat tanaman haploid dalam pemuliaan tanaman adalah apabila digandakan kromosomnya dengan kolkhisin atau melalui fusi protoplas akan diperoleh tanaman 100% homozigot (Sugito, 2004).

Tanaman haploid dapat dikembangkan dengan menggunakan teknik kultur invitro anther dan pollen. Anther diperoleh dari tunas bunga dan dapat dikulturkan pada medium padat atau cair sehingga terjadi embriogenesis. Selain itu pollen juga dapat diambil secara aseptik dan dikulturkan pada medium cair. Proses perbanyakan tanaman haploid dengan menggunakan gametofit jantan semacam ini diesebut sebagai androgenesis. Ada dua macam androgenesis yaitu androgenesis langsung dan tidak langsung. Androgenesis langsung adalah proses pembentukan plantlet haploid dengan menggunakan kultur anther, sedangkan pada androgenesis tidak langsung adalah plantlet terbentuk melalui pembentukan kallus yang kemudian mengalami regenerasi menjadi plantlet (Yuwono, 2008).

Faktor – faktor yang menentukan hasil akhir kultur anther adalah kondisi pertumbuhan tanaman donor seperti temperatur, fotoperiodisasi dan intensitas cahaya, umur tanaman donor (tunas yang digunakan

Page 13: Praktikum Pemuliaan Kelapa

berasal dari pembungaan awal), dan tingkat perkembangan pollen paling baik digunakan pada tingkat pembelahan mitosis pertama (Hendaryono, 2004).

Produksi kalus dan embrio somatik dari kultur anther dan pollen telah berhasil dilakukan pada berbagai spesies. Yang menarik disini adalah produksi embrio haploid yaitu embrio yang hanya memiliki satu sel dari pasangan kromosom normal. Ini dihasilkan dari jaringan gametofitik pada anther. Jumlah kromosom dapat digandakan kembali dengan pemberian bahan kimia seperti cholcicine dan tanaman yang dihasilkan akan memiliki pasangan-pasangan kromosom identik (Zulkarnain, 2009).

BAB III

BAHAN DAN METODE

1.1. Tempat dan WaktuPraktikum Pollen dilaksanakan di Lab. 3 Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan yang dilaksanakan pada hari Senin, 10 November 2014 pada pukul 10.00 – selesai.

1.2. Bahan dan AlatAdapun bahan yang digunakan adalah pollen kelapa, agar-agar, gula pasir, air, sedangkan alat yang digunakan adalah gelas ukur, kompor listrik, botol kultur, kertas aluminium foil, laminar air flow, timbangan analitik, autoclave, petridish, pengaduk kaca, plastik warp, pinset, masker, bunsen, gunting, alcohol, kertas label.

1.3. Metode PercobaanAdapun metode percobaan yang akan dilakukan yaitu :

Membuat media MS1. Menyiapkan agar-agar 8 gr/1 ltr aquadest, gula 30 gram, dan

aquadest, gelas ukur, kompor listrik, timbangan analitik, dan batang pengaduk,

2. Memanaskan kompor listrik,3. Memasukkan 1 bungkus agar (8 gr) ke dalam gelas ukur, lalu

memasukkan pula gula sebanyak 30 gr,4. Mencampurkan dengan aquadest 1 liter kemudian

mengaduknya dengan batang pengaduk,5. Menaruh di atas kompor sambil mengaduknya dengan rata,6. Setelah mendidih, kemudian memindahkannya ke botol kultur

dengan bantuan gelas aluminium,7. Menutup botol kultur dengan aluminium foil,8. Memasukkan ke dalam autoclave,

Page 14: Praktikum Pemuliaan Kelapa

9. Memanaskannya hingga ±15 menit (tidak termasuk waktu pada saat suhu autoclave mulai naik ataupun suhu mulai turun),

10. Memindahkan ke dalam lemari yang telah disiapkan (berada di dalam lab. kultur).

Penanaman Pollen1. Menyiapkan pollen kelapa yang telah matang secara fisiologis

(ditandai dengan kondisi serbuk sari yang banyak),2. Mencacah pollen yang masih berada di dalam hingga halus3. Memindahkan pollen yang telah di cacah ke dalam wadah

cawan petri,4. Menyiapkan Laminar Air Flow sebelum kita melakukan proses

penanaman, dan menyiapkan semua alat yang diperlukan,5. Memakai baju laboratorium, masker, menyemprotkan tangan

dengan larutan alcohol 90% (harus berada dalam kondisi steril),6. Memasukkan tangan, tangan kiri untuk memegang botol kultur,

sedangkan yang kanan berguna untuk melakukan perlakuan yang lainnya,

7. Merendam pinset ke dalam alcohol, mengeringkannya kemudian dipanaskan di atas bunsen,

8. Membuka botol kultur sambil pula dipanaskan pada ujung botolnya,

9. Mengambil kuas yang terendam di dalam alcohol kemudian mengambil pollen yang terdapat pada cawan petri,

10. Mengoleskan serbuk sari pada media yang berada di dalam botol kultur hingga menempel secukupnya,

11. Memanaskan botol kultur kembali lalu menutupnya dengan aluminium foil dan ditambah dengan wrap plastic serta label,

12. Menyimpan pada tempat yang telah disediakan.

1.4. Komponen PengamatanKomponen pengamatan yang akan dilakukan yaitu untuk melihat

pertumbuhan calon tunas baru pada tanaman kelapa melaui kultur pollen, tetapi pada praktikum ini rata-rata terkontaminasi oleh bakteri, jamur, ataupun virus yang disebabkan karena kurang perhatiannya syarat-syarat agar prosedur penanaman yang baik dan benar.

Page 15: Praktikum Pemuliaan Kelapa

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1. Hasil

1.2. PembahasanBerdasarkan hasil praktikum pollen ini, terlihat bahwa pollen tidak

tumbuh menjadi individu baru, karena terkontaminasi oleh jamur, ditandai dengan tumbuhnya jamur warna putih di atas media. Selanjutnya sampel ini

Page 16: Praktikum Pemuliaan Kelapa

tidak bisa lagi digunakan dan harus dibuang, sehingga ada berbagai factor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan kultur pollen ini, jika dilihat secara garis besar, ini terjadi akibat kesalahan praktikan, karena kurang memperhatikan prosedur serta langkah kerja yang dilakukan, mengingat pula jumlah peserta praktikan yang berada di dalam laboratorium kultur jaringan yang melebihi syarat maksimal. Sehingga tingkat kontaminasinya akan menjadi lebih besar.

Kultur jaringan menggunakan pollen ini sangat baik untuk dilakukan karena pollen atau serbuk sari merupakan alat penyebaran dan perbanyakan generatif dari tumbuhan berbunga. Serbuk sari merupakan modifikasi dari sel sperma yang berfungsi sebagai pembawa informasi genetik dari tetuannya. Secara sitologi, serbuk sari merupakan sel dengan tiga nukleus, yang masing-masing dinamakan inti vegetatif, inti generatif I, dan inti generatif II.

BAB VPENUTUP

1.1. KesimpulanUji viabilitas pollen akan berjalan dengan baik jika seluruh

komponen pengamatan terpenuhi, baik itu dari segi teknis pembuatan ataupun persyaratan yang seharusnya dipenuhi praktikan. Pollen sangat baik dijadikan bahan untuk perbanyakan generative karena sifat anakan akan sama dengan tetuanya. Hanya saja pollen atau serbuk sari ini haruslah matang secara fisiologis agar dapat tumbuh menjadi tanaman baru.

1.2. Saran Sebaiknya demi keberhasilan praktikum, harus memperhatikan syarat yang harus dipenuhi praktikan agar mampu mendapatkan hasil yang diinginkan. Selain itu peralatan pendukung haruslah terjaga dengan baik.

Page 17: Praktikum Pemuliaan Kelapa

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa. Diakses pada tanggal 1 Desember 2014.

_______. 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Serbuk_sari. Diakses pada tanggal 1 Desember 2014.

Putra, ade. 2012. Budidaya Tanaman Kelapa. SlideShare (ebook-pdf) : Jakarta

Santoso, U dan Nursandi, U., 2005. Kultur Jaringan Tanaman. UMM Press, Malang

Sugito, H dan A. Nugroho, 2004. Teknik Kultur Jaringan. Penebar Swadaya, Yogyakarta.

Yuwono, T., 2008. Bioteknologi Pertanian. UGM Press, Yogyakarta.

Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman. Bumi Aksara, Jakarta.