pemikiran tauhid ibnu taimiyah hermeneutika...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

PEMIKIRAN TAUHID IBNU TAIMIYAH
(Perspektif Hermeneutika Filosofis)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Filsafat Islam
Oleh :
Risyanto
11510074
JURUSAN FILSAFAT AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016




v
MOTTO
“Jujur, Berani, Rendah Hati”
“Tidak Mau Berusaha itu Sampah”

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk :
Keluargaku tercinta: Ayah dan Ibuku
(Bpk. Sartono & Ibu Sarni’ah)
Kakakku
(Robi’atul Adawiyah & Siti Umiyati)
Adikku
(Femas Al Farizqi)
Yang tak hentinya selalu memberikan spirit dan doa
disetiap perjalananku
Teman-teman seperjuangan Filsafat Agama
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ‘11
Almamaterku tercinta
Jurusan Filsafat Agama
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

vii
Abstrak
Suatu karangan ilmu tauhid tidak muncul tanpa konteks. Sebelum maksud
pengarang dapat sungguh-sungguh dimengerti, beberapa faktor harus diterangkan:
manakah latar belakang karangan itu dalam sejarah zamannya?, manakah
perselisihan teologis yang ramai dibicarakan pada waktu itu? Apakah pengarang
menjawab karangan orang lain dalam risalahnya? Apakah karangannya disusun
dalam keadaan perang dan kekacauan ataukah diciptakan dalam suasana tenang dan
damai? Apakah waktu timbulnya karangan itu bisa ditentukan? Upaya
mensintesiskan kajian Islam dengan disiplin-disiplin ilmu “sekular” bukanlah hal
yang baru di dunia Islam. Tentunya sintesis antara dua atau lebih disiplin ilmu
tersebut dilakukan dari masa ke masa dengan memperhatikan perkembangan ilmu
yang ada. Hermeneutika Gadamer, dengan ungkapan lain, sejauh bermaksud
memahami teks Tauhid dalam al-Risalah Tadmuriyyah maka kerangka berpikir
Gadamer tersebut bisa memadai. Justeru yang harus banyak dilaporkan adalah tradisi,
kepentingan praktis, bahasa, dan budaya serta konteks historis teks tersebut muncul.
Latar belakang di atas menjadi motivasi penulis melakukan penelitian untuk
mengetahui bagaimana pemikiran Tauhid Ibnu Taimiyah, dan pra-pemahaman apa
yang melatarbelakangi munculnya pemikiran Tauhid Ibnu Taimiyah.
Dalam penelitian ini digunakan metode dan pendekatan sosio-historis untuk
mengetahui latar belakang internal dan eksternal subjek yang diteliti. Kecuali itu
digunakan metode hermeneutik untuk menginterpretasikan pemikiran dan pandangan
subjek. Juga digunakan metode analisis-kritis untuk mengkaji gagasan primer objek
penelitian untuk tujuan studi perbandingan, hubungan, dan pengembangan model.
Temuan pandangan Tauhid dalam al-Risalah Tadmuriyyah setelah dikritisi dapat
memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan keilmuan Islam dalam ranah
teologis, serta signifikansi hermeneutik dalam kajian teks. Yakni Tauhid Ibnu
Taimiyah yang memiliki landasan normativitas kokoh dan pada sisi historisitas sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmiah serta memiliki potensi untuk merespon dinamika dan
perkembangan zaman.

viii
PEDOMAN TRASLITERASI ARAB LATIN
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini
berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan no. 0543 b/U/1987.
I. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
Alif ………. Tidak dilambangkan ا
Bā' B Be ة
Tā' T Te د
Śā' Ś es titik atas ث
Jim J Je ج
Hā' ḥ ha titik di bawah ح
Khā' Kh ka dan ha خ
Dal D De د
Źal Ź zet titik di atas ذ
Rā' R Er ر
Zai Z Zet ز
Sīn S Es ش
Syīn Sy es dan ye ش

ix
Şād Ş es titik di bawah ص
Dād ḍ de (dengan titik di bawah) ض
Tā' Ț te titik di bawah ط
Zā' Z zet titik di bawah ظ
Ayn ...ʻ… koma terbalik (di atas)' ع
Gayn G Ge غ
Fā' F Ef ف
Qāf Q Qi ق
Kāf K Ka ك
Lām L El ل
Mīm M Em و
Nūn N En
Waw W We و
Hā' H Ha هـ
…’… Hamzah ء
Apostrof (tetapi tidak
dilambangkan apabila ter-letak
di awal kata)
Yā Y Ye ي
II. Konsonan rangkap karena tasydīd ditulis rangkap:
ditulis mutaʻaqqidīn يثعبقدي

x
ditulis ʻiddah عدح
III. Tā' marbūtah di akhir kata.
1. Bila dimatikan, ditulis h:
ditulis hibah هجخ
ditulis jizyah جسيخ
(ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah
terserap ke dalam bahasa Indonesia seperti zakat, shalat dan sebagainya,
kecuali dikehendaki lafal aslinya).
2. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t:
ditulis ni'matullāh عخهللا
ditulis zakātul-fitri زكبح انفطر
IV. Vokal pendek
(fathah) ditulis a contoh ة ر ditulis daraba ض
(kasrah) ditulis i contoh ف ه ى ditulis fahima
(dammah) ditulis u contoh ث ت ditulis kutiba ك
V. Vokal panjang
1. Fathah + alif, ditulis ā (garis di atas)
ditulis jāhiliyyah جبههيخ
2. Fathah + alif maqşūr, ditulis ā (garis di atas)
ditulis yas'ā يسعي
3. Kasrah + ya mati, ditulis ī (garis di atas)

xi
ditulis majīd يجيد
4. Dammah + wau mati, ditulis ū (dengan garis di atas)
ditulis furūd فروض
VI. Vokal rangkap:
1. Fathah + yā mati, ditulis ai
ditulis bainakum ثيكى
2. Fathah + wau mati, ditulis au
ditulis qaul قىل
VII. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan
apostrof.
ditulis a'antum ااتى
ditulis u'iddat اعدد
ditulis la'in syakartum نئ شكرتى
VIII. Kata sandang Alif + Lām
1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-
ditulis al-Qur'ān انقرا
ditulis al-Qiyās انقيبش
2. Bila diikuti huruf syamsiyyah, sama dengann huruf qamariyah.
ditulis al-syams انشص
'ditulis al-samā انسبء
IX. Huruf besar

xii
Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD)
X. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut
penulisannya.
ditulis zawi al-furūd ذوي انفروض
ditulis ahl al-sunnah اهم انسخ

xiii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah berkat Rahmat dan Karunia Allah, skripsi yang berjudul
“Pemikiran Tauhid Ibnu Taimiyah (Perspektif Hermeneutika Filosofis)” dapat
diselesaikan dalam rangka melengkapi tugas dan memenuhi syarat untuk
menyelesaikan program Strata I (SI) pada Program Studi Filsafat Agama Fakultas
Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Sang Revolusioner sejati,
Nabi Muhammad SAW, keluarga serta para sahabat yang telah membawa perubahan
dengan menghadirkan peradaban Islam rahmatalilalamin.
Penelitian ini penting bagi penulis untuk dilakukan, sebagai wujud rasa tanggung
jawab akademik untuk mengembangkan kajian ilmu-ilmu Islam sekaligus sebagai
rasa tanggung jawab sosial dan pengabdian kepada masyarakat. Penulis sangat
menyadari, dalam menyelesaikan penelitian ini sudah barang tentu penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kepada mereka penulis sampaikan
banyak terima kasih yang sebesar-besarnya dengan iringan do’a semoga mendapat
balasan dari Allah dan dicatat sebagai amal sholeh. Amiin.
Namun secara khusus, penulis menyampaikan terima kasih pertama-tama kepada
Bapak Dr. H. Fahrudin Faiz, S. Ag., M. Ag. selaku pembimbing, sebab di
tengah-tengah kesibukannya telah meluangkan waktu untuk membimbing,
mengarahkan dan mendorong penulisan skripsi ini.

xiv
Selanjutnya ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. KH.
Yudian Wahyudi, MA. Ph.D. selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Bapak
Dr. Alim Roswantoro, S.Ag., M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiraan Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Bapak Dr. H. Robby Habiba
Abror S. Ag. M. Hum selaku Ketua Jurusan Filsafat Agama dan Bapak Muh.
Fatkhan, M. Hum selaku Sekretaris Jurusan Filsafat Agama Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiraan Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Kepada para Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih karena telah
memberikan kontribusi ilmiahnya dan mengantarkan penulis pada jenjang pendidikan
Strata I (SI) hingga selesai.
Tidak lupa pula, penulis menyampaikan terima kasih kepada Pimpinan dan
segenap karyawan Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah
memberikan bantuan dan kesempatan memanfaatkan buku-buku dan fasilitas lain
yang diperlukan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
Sebagai wujud bakti anak kepada orang tua penulis sampaikan terimakasih
beserta doa kepada Ayahanda Sartono dan Ibunda Sarni’ah yang selalu memberikan
bimbingan, motivasi, dan do’a semenjak penulis masih kecil agar kelak menjadi
orang yang berilmu (pinter lan bener) dan mengamalkan ilmunya. Demikian pula
ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada Kakanda
Robiatul Adawiyah, Siti Umiyati, dan Adinda Femas Alfa Rizqi.

xv
Akhirnya ucapan terima kasih disampaikan kepada teman-teman sejawat yang
tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, sahabat Anonymous (Filsafat Agama
2011), atas bantuan dan dorongannya kepada penulis demi penyelesaian penulisan
skripsi ini.
Untuk itu, kepada semuanya penulis berdo’a semoga amal tersebut dicatat
sebagai amal soleh dan dibalas dengan balasan yang setimpal. Dan penulis senantiasa
berharap semoga penelitian ini ada guna dan manfaatnya. Amiin.
Yogyakarta, Mei 2016
Risyanto
NIM 11510074

xvi
DAFTAR ISI
NOTA DINAS ........................................................................................................... i
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ....................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN .......................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iv
HALAMAN MOTO ................................................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................... 3
D. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 4
E. Metodologi Penelitian ............................................................................... 6
F. Sitematika Pembahasan.............................................................................. 8
BAB II HERMENEUTIKA FILOSOFIS; DASAR TEORITIK ......................... 10
A. Perkembangan Gagasan Hermeneutika ....................................................10

xvii
B. Tipologi Hermeneutika ..............................................................................13
C. Hermeneutika Gadamer; Sekilas Pengantar ..............................................23
D. Hermeneutika Gadamer; Sebuah Perspektif .............................................29
E. Teori Prapemahaman .................................................................................35
F. Visibilitas Hermeneutik untuk Kajian Teks ...............................................36
BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN IBNU TAIMIYAH ............................. 39
A. Kelahiran dan Masa Perkembangan Ibnu Taimiyah .................................39
B. Kondisi Sosio-Politik pada Masa Ibnu Taimiyah ......................................49
C. Pengaruh Pemikiran Ibnu Taimiyah ..........................................................55
D. Karya-karya Ibnu taimiyah .......................................................................64
BAB IV PERSPEKTIF FILOSOFIS TERHADAP PEMAHAMAN TAUHID
IBNU TAIMIYAH ............................................................................... 79
A. Signifikansi Hermeneutika bagi Kajian Tauhid ........................................ 79
B. Pemikiran Tauhid Ibnu Taimiyah .............................................................. 80
C. Pra-Pemahaman Tauhid Ibnu Taimiyah ....................................................107
D. Fusion Of Horizon Tauhid Ibnu Taimiyah ................................................123
BAB V PENUTUP ....................................................................................................129
A. Kesimpulan ...............................................................................................129
B. Saran-saran ................................................................................................135
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................137
BIODATA ................................................................................................................. 142

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ibnu Taimiyah digolongkan pemikir tauhid Islam yang paling penting,
karangannya sampai sekarang hanya sedikit dipelajari secara detail. Lagi pula,
walaupun pendapat Ibnu Taimiyah sangat memengaruhi sejumlah besar pemikir Islam
pada zaman modern ini, interpretasi atau tafsiran terhadap pemikiran Ibnu Taimiyah
sering sangat berbeda. Maka pentinglah bahwa dewasa ini kembali ke teks-teks
karangan Ibnu taimiyah yang otentik untuk memperoleh pengertian tentang
pendapatnya yang otentik pula, yang telah menimbulkan macam-macam tafsiran
tersebut.
Pembagian Tauhid menjadi tiga, yaitu Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyyah
dan Tauhid al-Asma' wa al-Shifat, belum pernah dikatakan oleh ulama manapun
sebelum masa Ibnu Taimiyah. Rasulullah tidak pernah mengajarkan kepada seseorang
yang akan memeluk agama, bahwa di dalam Islam itu ada tiga macam Tauhid dan dia
tidak akan menjadi Muslim sebelum bertauhid dengan Tauhid Uluhiyyah. Rasul juga
tidak pernah mengisyaratkan hal tersebut meskipun hanya dengan satu kalimat.
Bahkan tak seorangpun dari kalangan ulama salaf atau para imam yang menjadi
panutan umat mengisyaratkan terhadap pembagian Tauhid tersebut. Hingga akhirnya
datang Ibnu Taimiyah pada abad ketujuh Hijriah yang menetapkan konsep pembagian

2
Tauhid menjadi tiga.
Suatu karangan ilmu tauhid tidak muncul tanpa konteks. Sebelum maksud
pengarang dapat sungguh-sungguh dimengerti, beberapa faktor harus diterangkan:
manakah latarbelakang karangan itu dalam sejarah zamannya?, manakah perselisihan
teologis yang ramai dibicarakan pada waktu itu? Apakah pengarang menjawab
karangan orang lain dalam risalahnya ? Apakah karangannya disusun dalam keadaan
perang dan kekacauan ataukah diciptakan dalam suasana tenang dan damai ? Apakah
waktu timbulnya karangan itu bisa ditentukan ?
Untuk mengkaji semua problem Tauhid di atas maka perlu pendekatan yang
relevan sehingga menghasilkan penelitian yang sesuai dengan harapan. Apa yang
diuraikan di atas menjadi alasan bagi penulis untuk memilih metodologi hermeneutik
Gadamerian dalam penelitian dengan tema tauhid Ibnu Taimiyah. Kompleksitas
ranah teologis memungkinkan untuk munculnya interpretasi baru sesuai dengan
situasi dan kondisi terkini, aktual dan dinamis.
Upaya mensintesiskan kajian Islam dengan disiplin-disiplin ilmu “sekular”
bukanlah hal yang baru di dunia Islam. Tentunya sintesis antara dua atau lebih
disiplin ilmu tersebut dilakukan dari masa ke masa dengan memperhatikan
perkembangan ilmu yang ada.
Ada banyak ragam dalam hal mengintegrasikan beberapa bidang keilmuan. Di
antara bentuk integrasi tersebut adalah dengan cara memasukkan aspek-aspek bidang
ilmu tertentu kedalam bidang ilmu lain. Hal ini bertujuan agar bidang ilmu yang di

3
maksud lebih berkembang atau memiliki nuansa baru. Di antara pertanyaan besar
yang masih dicarikan jawabannya adalah; Apakah hermeneutika Barat bisa
dimasukkan kedalam bidang kajian keislaman ? Pro dan kontra dalam menjawab
pertanyaan tersebut tidak bisa dihindari. Sebagian orang tentunya akan setuju dan
sebagian yang lain menolaknya. Terlepas dari keberagaman respon tersebut, kiranya
bisa disepakati bahwa sebelum memberikan respon seseorang seharusnya mengenal
terlebih dahulu hal-hal yang ada di dalam hermeneutika Barat tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dengan uraian pada latar belakang masalah diatas, penulis sesungguhnya
ingin merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pemikiran Tauhid Ibnu Taimiyah?
2. Pra pemahaman apa yang mendasari pemikiran Tauhid Ibnu Taimiyah?
C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian:
a. Mendeskripsikan pandangan Tauhid Ibnu Taimiyah
b. Menelaah pandangan Tauhid Ibnu Taimiyah dengan perspektif
philoshopical hermeneutic.
2. Kegunaan Penelitian:
a. Secara teoritis, penelitian ini berguna memberikan sumbangsih

4
pada dunia ilmu tauhid secara mendalam terutama pemikiran
tauhid Ibnu Taimiyah dengan kajian integrasi-interkoneksi.
b. Secara praktis, penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh umat
Islam dalam memandang tauhid secara gamblang, dan
mengamalkannnya sesuai yang diinginkan oleh pencetus, yaitu
Ibnu Taimiyah.
D. Tinjauan Pustaka
Kajian dan penelitian tentang Ibnu Taimiyah telah dilakukan oleh beberapa
peneliti. Kajian yang cukup lengkap mengenai biografi Ibnu Taimiyah telah dilakukan
oleh Muhammad Abū Zahrah dalam karangannya Ibnu Taimiyah: Hayātuhu wa
‘Asruhu Arā’uhu wa Fiqhuhu. Secara garis besar, kajian Abū Zahrah mengenai Ibnu
Taimiyah mencakup : biografi, pemikiran, dan pengaruh Ibnu Taimiyah terhadap
semangat Islam di massanya, pemikiran-pemikirannya sebagai seorang teolog, ahli
fiqih, tentang ijtihād dan landasan yang dipakai oleh Ibnu Taimiyah, dan hubungan
Ibnu Taimiyah dengan aliran hukum (mażhab) Hanbali.1
Selain Abū Zahrah, Abu „Abdullah Muhammad ibn Sa‟īd ibn Ruslān juga
menulis risalah singkat mengenai Ibnu Taimiyah dalam karyanya Haulā Hayāh
Syaikh al-Islām Ibn Taimiyah. Didalam buku ini, Ruslān memotret kehidupan Ibnu
Taimiyah sebagai seorang Muslim sebelum ia menjadi seorang intelektual, pemimpin
1Muhammad Abu Zahrah, IbnTaimiyah; Hayatuhuwa ‘AsruhuAra’uhuwaFiqhuhu (Kairo: Dar
al-Fikr al-‟Arabi, 2008), hlm. 6.

5
dan memperoleh gelar syaikh al-Islām.2
Adapun beberapa tulisan yang mengkaji secara khusus tentang aspek-aspek
tertentu dari pemikiran Ibnu Taimiyah antara lain telah ditulis oleh Frengki Swito
yang meneliti dan mengkaji sejarah peran Ibnu Taimiyah dalam pemurnian agama
islam dalam skripsinya Peran Ibnu Taymiyya dalam Pemurnian Aqidah Islamiyah.
Tulisan ini terfokus pada deskripsi secara analisis berbagai pandangan dan kiprah
Ibnu Taimiyah dalam pemurnian ajaran islam.3 Penelitian dan kajian tentang Negara
dalam pemikiran Ibnu Taimiyah telah ditulis oleh Taefur Aziz dalam skripsinya
Bentuk Negara menurut Ibnu Taimiyah. Karangannya membahas tentang bentuk
Negara yang ideal dalam Islam, Ibnu Taimiyah dianggap tokoh yang mengungkapkan
tentang bagaimana untuk menemukan idealitas Islam mengenai Negara, dan untuk
melakukan idealisasi dari perspektif Islam terhadap proses penyelenggaraan Negara.4
Aspek politik dalam pemikiran Ibnu Taimiyah telah dikaji oleh Giyarso Widodo, Lc.
Karangannya Politik Hukum dalam Islam (Telaah Kitab al-Siyāsah al-Syar’iyyah fi
Islah al-Ra’iwa al-Ra’iyyah) membahas politik hukum Islam dalam salah satu kitab
karangan Ibn Taimiyah.5
2Abu „Abdullah Muhammad ibn Sa‟id ibn Ruslan, Haula Hayah Syaikh al-Islam Ibn
Taimiyah, Cet. II (Jizah: Maktabah al-Manar, 2002).
3 Frengki Swito, Peran Ibn Taymiyya dalam Pemurnian Aqidah Islamiyah, (Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), hlm. 9. 4 Taefur Aziz, Bentuk Negara menurut Ibn taymiyya, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
Yogayakarta, 2008).
5 Giyarso Widodo, Lc., Politik Hukum dalam Islam (Telaah Kitab al-Siyasah al-Syar’iyyah fi
Islah al-Ra’I wa al-Ra’iyyah), (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010).

6
Sebagaimana telah disinggung dimuka, penelitian yang hendak dilakukan oleh
penulis ini adalah terkait dengan pemikiran Tauhid Ibnu Taimiyah perspektif
philoshopical hermeneutic, yakni bagaimana konstruksinya, karakternya, tujuannya
dan implementasinya.
Dengan menaruh hormat pada para peneliti diatas, dapat dikatakan bahwa
penelitian ini tidak sama dengan penelitian tentang Ibnu Taimiyah sebelumnya.
Namun demikian, inspirasi dan teori dari kajian-kajian terdahulu sebagian akan tetap
dipakai penulis demi kemudahan penelitian.
E. Metode Penelitian
Ada tiga hal penting yang perlu dikemukakan berkaitan dengan metode
penelitian ini yaitu sumber data, data dan analisis data penelitian. Secara metodologis
penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan, karena data penelitian bersumber
dari bahan-bahan pustaka yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti dan
secara garis besar meliputi:
Pertama, data primer atau biasa disebut data dari tangan pertama yakni data
yang diperoleh langsung dari subyek penelitian, dalam hal ini bersumber dari karya-
karya Ibnu Taimiyah, terutama kitab al-Risalah al-Tadmuriyyah. Kedua, data
sekunder atau sering disebut data dari tangan kedua, yakni data yang diperoleh lewat
pihak lain karena tidak diperoleh langsung dari subjek penelitian. Dalam konteks
penelitian ini adalah karya-karya tentang Ibnu Taimiyah dan karya-karya lain yang

7
relevan dan dapat mendukung penelitian ini.
Perihal analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah termasuk
ragam analisa data kualitatif. Adapun metode yang digunakan meliputi: 1). Metode
sosio-historis,6 2). Metode hermenutik,
7 dan 3). Metode analisis-kritis.
8
Metode sosio-historis dimaksudkan untuk mengetahui dua hal pokok yaitu:
pertama, latar belakang eksternal, yakni keadaan khusus masa yang dialami oleh
subjek yang diteliti, baik aspek sosio-politik, kultural maupun keagamaan. Kedua,
latar belakang internal, yaitu biografi, pengaruh-pengaruh yang diterima, relasi-relasi
yang dominan dan sebagainya sehingga membentuk paham dan corak pemikiran dan
pengaruh subjek yang diteliti.
Selanjutnya, digunakan pula metode hermeneutik, yaitu suatu cara analisis
yang melihat secara tajam latar belakang objek penelitian kemudian
menginterpretasikannya secara penuh atas fakta-fakta pemikiran dan pandangan
subjek penelitian yaitu Tauhid Ibnu Taimiyah.
Adapun metode analisis-kritis digunakan untuk mengkaji gagasan primer
objek penelitian dengan langkah-langkah mendeskripsikan, membahas dan
mengkritisi gagasan primer tersebut dalam upaya melakukan studi yang berupa
6 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghaliya Indonesia, 1999), hlm. 55-62.
7 F. Hubertus Sutopo, Pengantar Penelitian Kualitatif, (Surakarta: Pusat Penelitian UNS,
1988), hlm. 67. Lihat juga Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rakesarasin,
1989), hlm. 180.
8 Jujun S. Surjasumantri “Penelitian Ilmiah, Kefilsafatan dan Keagamaan: Mencari Paradigma
Kebersamaan” dalam Mastuhu dan Deden Ridwan (ed), Tradisi Baru Penelitian Agama Islam,
Tinjauan Antar Disiplin Ilmu, (Jakarta: Nuansa, 1987), hlm. 45.

8
perbandingan, hubungan dan pengembangan model.
F. Sistematika Pembahasan
Bagian ini menguraikan garis besar (out line) dari skripsi ini dalam bentuk
bab-bab yang secara sistematis saling berhubungan. Sehingga ditemukan jawaban
atas persoalan yang diajukan dalam penelitian ini. Penulisan skripsi ini disusun dalam
lima bab yang terdiri dalam beberapa sub bab kelima bab ini disusun dengan
sistematika sebagaiberikut.
Bab pertama, adalah Pendahuluan yang akan memberi gambaran skripsi ini
secara keseluruhan. Dalam bab ini berisikan uraian singkat mengenai Latar Belakang
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian,
dan Sistematika Pembahasan.
Bab kedua, deskripsi tentang kerangka teori ini menjelaskan tentang
hermeneutik yang akan dijadikan sebagai metodologi dalam melihat tauhid Ibnu
Taimiyah.
Bab ketiga, adalah sebuah upaya mengenal kehidupan dan intelektualitas Ibnu
Taimiyah. Hal ini dilakukan sebagai satu upaya penelusuran atas latarbelakang
keluarga, pendidikan dan hubungannya dengan proses intelektualitas Ibnu Taimiyah
dalam penulisan karyanya. Disamping itu juga diselidiki peran-perannya dalam
masyarakat yang dianggap sangat mempengaruhi karya-karyanya.
Bab keempat merupakan inti dari skripsi yaitu analisis tentang pemikiran

9
tauhid Ibnu Taimiyah dan pra pemahaman tauhid Ibnu Taimiyah Perspektif
philoshopical hermeneutic.
Bab lima ini akan di berikan sebuah kesimpulan akhir sebagai jawaban dari
rumusan masalah yang diajukan dalam skripsi ini dan disertakan pula saran-saran
sebagai masukan lebih lanjut setelah dilakukan penelitian.

129
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari seluruh uraian skripsi dengan judul “Pemikiran Tauhid Ibnu
Taimiyah (Perspektif Hermeneutika Filosofis)” selanjutnya dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a. Pemikiran Tauhid Ibnu Taimiyah.
Dalam konsep tauhid, Ibnu Taimiyah membagi menjadi tiga bagian:
1. Tauhid al-Rububiyah
Adalah bentuk pengesaan kepada Allah SWT. dalam tiga hal yang
meliputi penciptaan (al-Khalq), kepemilikan (al-Mulk), dan pengaturan
(al-Tadbir). Dalam hal ini hanya Allah yang menciptakan alam semesta
dan semua perlengkapannya dan hanya Dia lah yang memiliki semua isi
alam ini, tidak ada ciptaan sekecil apapun kecuali Dialah yang
memilikinya. Lebih dari itu, Dia juga yang mengatur semua
keharmonisan, keserasian, dan keselarasan alam semesta ini.
2. Tauhid al-Uluhiyah
Tauhid ini merupakan bentuk pengesaan terhadap Allah SWT. dalam
bentuk ibadah, dengan seorang hamba tidak akan melakukan
penyembahan kepada selain Allah, dengan membersihkan segala sekutu
dari-Nya. Dialah Dzat yang berhak untuk disembah, diagungkan dan

130
dibesarkan nama-Nya.
Dalam dua tauhid yang pertama ini, Ibnu Taimiyah membedakan
antara kalimat “al-Rabb” dan “al-Ilah” yang sebenarnya mempunyai
kesamaan arti, yaitu Tuhan. Menurut Ibnu Taimiyah kedua kalimat yang
bersinonim ini mempunyai arti yang sangat beda; “al-Rabb” bermakna
Dialah Dzat yang menciptakan hamba-Nya dan memberikan semua
ciptaan-Nya kepadanya serta mengatur dan menunjukkannya pada
jalan-Nya yang lurus (al-Shirath al-Mustaqim). Sedangkan kalimat
“al-Ilah” bermakna Dialah Dzat yang berhak untuk dituhankan dan
disembah dengan rasa cinta, pasrah, penghormatan dan pengagungan,
tiada sekutu bagi-Nya.
3. Tauhid al-Asma’ wa al-Shifat
Para ulama sepakat, baik salaf maupun khalaf tentang dua tauhid
yang pertama, walaupun mereka berbeda pada istilah yang dipakainya.
Berbeda sekali dengan jenis tauhid yang ketiga, yang telah dirumuskan
oleh Ibnu Taimiyah tentang nama-nama Allah SWT. dan sifat-sifat-Nya.
Ibnu Taimiyah sangat berbeda dengan kebanyakan ulama kalam dan
filosof (ulama khalaf) dalam memberikan dan menetapkan nama-nama
dan sifat-sifat Allah SWT. Menurut Ibnu Taimiyah, nama-nama dan
sifat-sifat Allah telah ditetapkan-Nya dalam al-Qur’an sebagaimana Dia
menamai dan mensifati diri-Nya sendiri dengan tanpa penta’wilan,

131
penyamaan dengan ciptaan-Nya, dan tanpa harus dihitung dengan
bilangan yang sangat terbatas, delapan, sepuluh, dua puluh, atau bahkan
menafikannya. Hal tersebut sangat bertentangan dengan apa yang telah
ditetapkan Allah SWT., dengan menafikan atau membatasi nama atau
sifat-Nya tersebut berarti mengurangi kebesaran dan kesempurnaanya.
Dialah Tuhan yang maha sempurna dan disucikan dari segala
kekurangan.
b. Pra Pemahaman Tauhid Ibnu Taimiyah; Perspektif Philoshopical Hermeneutic
Kerangka pemikiran (world view) dan pengetahuan (self-knowledge)
manusia dibentuk dan mewujud dalam seluruh proses sejarah. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa watak dan ungkapan seseorang merupakan cerminan dari
situasi politik dan sosio-kultural suatu masa, di mana semakin tinggi tingkat
pressing suatu zaman terhadap apa yang dipangkunya, maka semakin kuat
pula daya balik yang diakibatkannya, kondisi masyarakat yang serba panik
dicekam oleh ketakutan perang dan dibumbui oleh perpecahan intern sudah
sewajarnya berdampak pada kejiwaan masyarakat ini. Apalagi ditambah
dengan ketidakteraturan pertentangan antar pemikiran dan masuknya
ilmu-ilmu dari peradaban lain.
Pada abad ketujuh dan kedelapan banyak pembesar ulama dan guru,
aktifitas yang mereka geluti adalah menyusun kitab, memberi peringatan,
berdakwah, dan bertabligh. Aktifitas seperti itu terus berlangsung dengan

132
segenap kekuatan. Mereka tidak pernah meninggalkan bidang itu karena takut.
Ulama yang teguh pendirian dan memahami kandungan al-Qur’an dan
as-Sunnah pasti mengingkari kesyirikan yang nyata dan kejahiliyahan
penyembah berhala dengan penuh keingkaran. Mereka menentangnya melalui
tulisan dan lisan. Adapun Ibnu Taimiyah lebih istimewa karena ia belajar
kepada para ulama yang menjunjung tinggi panji-panji jihad untuk
memberantas sasaran tersebut, memotivasi aktivitas, dan membahasnya ke
dalam disiplin ilmu.
Ia mengajak tokoh-tokoh serta menjelaskan kepada mereka urgensi
menolak kesyirikan yang nyata. Mereka telah menyumbangkan khazanah
ilmiah yang memiliki nilai mahal dalam obyek tersebut. Kepribadiannya abadi.
Ia mengadakan tajdid di bidang tajdid dari masa ke masa.
Yang jelas, ia menentang fitnah yang merata itu dengan menerangkan
aqidah tauhid, membangkitkan kembali pemikiran islam yang benar,
menetang tradisi-tradisi dan mitos-mitos syirik yang menyesatkan masyarakat
banyak serta mengelabuhi mereka, dan menentang berbagai tradisi dan mitos
kesyirikan dengan penentangan yang keras lagi tajam. Semua itu
membutuhkan figur Ibnu Taimiyah yang tangguh dan naluri tauhid yang
mumpuni. Ia menggali pengetahuan “kitab” para nabi yang tajam serta
mengena, dengan gaya ungkapan yang jelas dan halus melalui keistimewaan
al-Furqan. Tidak diragukan lagi, Ibnu Taimiyah telah menegakkan berbagai

133
permasalahan untuk dikembalikan lagi sebagaimana para nabi pada masanya,
serta berbuat demi kebenaran.
Aqidah-aqidah dan tradisi-tradisi batil yang telah merata pada masyarakat
Islam melalui perbauran mereka dengan orang-orang non-muslim serta
teman-teman mereka dan pengaruh peradaban yang sesat, benar-benar hancur
dan lenyap kekuatannya. Akhirnya mereka pun mengikuti aqidah tauhid yang
telah menjadi inti dakwah para nabi. Mereka membuka lembaran baru atau
sentuhan-sentuhan dan keterangan serta perbaikan.
Aktivitas yang ditegakkan oleh Ibnu Taimiyah ini cukup dijadikan
indikasi terhadapa apa yang dikhususkan Allah kepadanya berupa kedudukan
yang mulia di dalam kancah reformasi, pendidikan, dakwah, dan tajdid.
Pengaruh buku-buku dan karya-karyanya yang telah jelas menunjukkan
bahwa dia adalah seorang ahlu dakwah dan pendidik sepanjang masa. Dari sisi
lain, ia termasuk penjunjung tinggi panji-panji jihad dan melawan tradisi
taklid dalam berbagai pidato dan penyampaian informasi. Ia mengeraskan
kumandang al-Qur’an dengan senandung yang mulia, “Hanya kepunyaan
Allah-lah agama yang murni.” Terkesimalah dunia Islam kepadanya dengan
daerah yang dijelajahinya.
Dengan mempraktikkan ilmunya sebagai tanda meluas dan mendalamnya ilmu
yang dikajinya, Imam Ibnu Taimiyah mendirikan gerakan pembaharuan ilmu-ilmu
syari’at dan mengajukan alasan yang rasional disertai dalil-dalil naqli. Beliau

134
memutuskan bahwa ada dua hal yang menghadang manusia untuk berpikir islami,
yaitu kebekuan dalam berpikir dan kehilangan pegangan. Beliau membukakan pintu
baru bagi generasi selanjutnya untuk berpikir. Beliau meninggalkan ilmu-ilmu
berharga dan kitab-kitab karangannya yang berasal dari lubuk hatinya yang paling
dalam. Kreativitas pikir dan perkembangan hatinya serta hal-hal lainnya merupakan
contoh pada masa-masa yang menggetarkan dalam rangka mencapai dan
mewujudkan kedudukan tinggi, seperti para pengarang, analis, mubaligh, serta
orang-orang yang memperbaiki perputaran sejarah. Kebangkitan pemikiran dan
perbaikannya yang menggembirakan sejak abad ke-8 terus berkembang sampai
puncak keemasannya pada masa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Beliaulah yang layak
sebagai contoh dalam dunia neo-modernis mengenai ilmu pengetahuan dan pemikiran
islam. Perlu diperhatikan, kitab-kitab karya Ibnu Taimiyah adalah satu-satunya sarana
yang kuat bagi kebangkitan dan perbaikan ilmu pengetahuan dan pemikiran yang
telah lahir diseluruh pelosok dunia Islam pada abad XII H.
Semoga masih ada para peneliti muda Muslim yang akan melanjutkan penelitian
tentang pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh Muslim khususnya pemikiran Ibnu
Taimiyah.

135
B. SARAN-SARAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulilillah penelitian Pemikiran Tauhid Ibnu
Taimiyah perspektif philosophical hermeneutics ini akhirnya selesai. Demikianlah
kemampuan penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi ini.
Bahwa khilaf adalah sisi lain yang tidak pernah lepas dari sisi kehidupan manusia,
begitu juga yang selalu penulis sadari. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
segala kekurangan dan kekhilafannya. Usaha maksimal telah penulis lakukan untuk
penyusunan skripsi ini, namun penulis sadar bahwa sebagai manusia, penulis banyak
memiliki kekurangan dan kelemahan-kelemahan sehingga tulisan ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran penulis
harapkan untuk tercapainya kesempurnaan skripsi ini. Dan harapan penulis semoga
skripsi ini membawa manfaat bagi penulis sendiri maupun bagi para pembaca yang
budiman serta berguna bagi kemajuan umat Islam dimasa sekarang maupun
mendatang.
Hasil penelitian dengan judul Pemikiran Tauhid Ibnu Taimiyah (Perspektif
Philoshopical Hermeneutics) dalam bentuk skripsi merupakan usaha untuk menggali
khazanah intelektual Islam. Meski demikian, penulis berharap lewat penulisan skripsi
ini bukan hanya diperoleh pencapaian aspek verbalistik (qauli) semata, melainkan
juga capaian aspek metodologisnya (manhaji) yang menurut hemat penulis masih
cukup relevan untuk masa kini.
Masih banyak para pemikir-pemikir Islam zaman dahulu yang begitu cemerlang

136
pemikirannya, akan tetapi masih banyak yang belum terungkap kerangka pemikiran
yang digunakannya, baik dalam aspek ibadah ataupun amaliyah. Dalam hal ini
penulis hanya baru sedikit mengungkap salah satu pemikir tersebut, yaitu Ibnu
Taimiyah. Saran penulis, semoga masih banyak yang mempunyai minat meneliti
pemikiran-pemikiran tokoh Muslim, serta tentunya dengan semngat
Integrasi-interkoneksi dengan tujuan agar bidang ilmu yang di maksud lebih
berkembang atau memiliki nuansa baru.
Akhirnya skripsi ini dipersembahkan kepada masyarakat, khususnya dunia
kampus, dengan harapan akan memberi manfaat pada penelitian-penelitian lanjutan.

137
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Siradjuddin. I‟tiqad Ahlussunah Wal-Jama‟ah. Jakarta: Pustaka Tarbiyah,
1996.
Abd al-Wahhab, Muhammad. Kasy al-Syubhat. Riyadl: Muassasah an-Nur, t.t.
Abdul Azhim, Said. Ibnu Taimiyah Pembaharu Salafi & Dakwah Reformasi, Terj.
Faisal Saleh, Khoerul Amru Harahap. Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2005.
Abdul Wahab, Sulaiman Ibnu. Taisir al-Aziz al-Hamid fi Syarh Kitab al-Tauhid.
Beirut: al-Maktabah al-Islami, 1390 H.
Abdullah, M. Amin. et.al. (ed), Antologi Studi Islam: Teori dan Metodologi.
Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2000.
--------------, Pengantar dalam Buku “Pemikiran Hermeneutika dalam Tradisi Barat;
Reader”. Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
cet. I 2011.
Abu Zahrah, Muhammad. Ibn Taimiyah; Hayatuhu wa „Asruhu Ara‟uhu wa
Fiqhuhu. Kairo: Dar al-Fikr al-‟Arabi, 2008.
Agger, Ben., “Postmodernism: Ideology or Critical Theory”, dalam The Discourse
of Domination: From Frankfurt School to Postmodernism (Illinois:
Northwestern University Press.
Ali an-Nadawi, Abul Hasan. Syikhul Islam Ibn Taimiyah, terj. Qodirinnur. Solo:
Pustaka Mantiq, 1995.
Al-Jamal, M. Hasan. Hayatuhu al-A‟Immatun, terj. M. Khaled Muslih, Imam
Awaluddin, Biografi 10 Imam Besar. Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2005.
Bakker, Anton. Metodologi Penelitian Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1990.
Bertens, K. Filsafat Barat Kontemporer; Inggris-Jerman. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2002.
Bagus, Lorens, Kamus Filsafat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002.

138
Faiz, Fahruddin. Hermenutika Qur‟ani, Antara Teks, Kontek dan Kontekstualisasi.
Yogyakarta: Qalam, 2003.
Gadamer, Hans Georg. Kebenaran dan Metode; Pengantar Filsafat Hermeneutika.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
-------------, Philosophical Hermeneutics, Translated and Edited by David E. Linge.
Berkeley, Los Angeles. London: University of California, 1977.
Halim, Abdul. Aswaja Politisi Nahdlatul Ulama; Perspektif Hermenutika Gadamer.
Jakarta: LP3ES, 2014.
Haque, M. Atiqul. Hundred Muslim Heroes of the World, terj. Ira Puspitorini, 100
Pahlawan Muslim yang Mengubah Dunia. Yogyakarta: Diglossia, 2007.
Harras, Muhammad Khalil. Ibnu taimiyah al-Salafi Naqduh Li Masalik
al-Mutakallimin wa al-Falasifat. Bairut: Dar al-Kutub al-Islamiyah, 1984.
Heidegger, Martin, Being and Time a Translation of Sein und Zeit, terj. Joan
Stambaugh, New York : State University of New York Press, 1996.
Hitti, Philip K. History of The Arabs. London: Macmillen Press, 1970.
Howard, Roy J. Hermeneutika: Pengantar Teori-Teori Pemahaman Kontemporer:
Wacana Analisis, Psikososial, dan Ontologis, (terj. Ed). Bandung: Penerbit
Nuansa, 2000.
Ibn Hasan Ali, Abdurrahman. Fath al-Majid: Syarh Kitab at-Tauhid. T.tp: Maktabah
as-Sunnat al-Muhammadiyah, 1373 H.
Jindan, Khalid Ibrahim. The Islamic Theory of Government According to Ibn
Taimiyahh, terj. Masroni. Surabaya: Risalah Gusti, 1995.
Khan, Qamaruddin. Pemikiran Politik Ibnu Taimiyah, alih bahasa oleh Anas
Mahyudin, cet. I. Bandung; Penerbit Pustaka, 1403 H/1983.
Kristeva, Nur Sayyid Santoso. Sejarah Teologi Islam dan Akar Pemikiran
Ahlussunnah wal Jama‟ah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.
Maulidin, “Sketsa hermeneutika”. Gerbang. No. 14. Volume V.

139
Muhadjir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rakesarasin, 1989.
Muhammad, Abu „Abdullah ibn Sa‟id ibn Ruslan. Haula Hayah Syaikh al-Islam Ibn
Taimiyah, Cet. II. Jizah: Maktabah al-Manar, 2002.
Nazir, Moh, Metode Penelitian, Jakarta: Ghaliya Indonesia, 1999.
Poespoprojo, Wasito. Hermenutika Filsafati: Relevansi dari Beberapa Perspektifnya
bagi Kebdayaan Indonesia, disertasi tak diterbitkan. Bandung: UNPAD,
1985.
Praja, Juhaya S. Epistemologi Hukum Islam. Jakarta: 1998.
Rahardjo, Mudjia. Dasar-dasar Hermeneutika: Antara Intensionalisme dan
Gadamerian. Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2008.
--------------, Hermeneutika Gadamerian; Kuasa Bahasa dalam Wacana Politik Gus
Dur. Malang: UIN Maliki Press, 2010.
Ridwan Muzir, Inyiak. Hermeneutika Filosofis Hans Gerorg Gadamer. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2008.
Sjadzali, Munawir. Islam dan Tata Negara; Ajaran Sejarah dan Pemikiran. Jakarta:
UI-Press, 2003.
Sumaryono, Hermeneutik: Sebuah Metode Filsafat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius,
1999.
Surjasumantri, Jujun S. “Penelitian Ilmiah, Kefilsafatan dan Keagamaan: Mencari
Paradigma Kebersamaan” dalam Mastuhu dan Deden Ridwan (ed), Tradisi
Baru Penelitian Agama Islam, Tinjauan Antar Disiplin Ilmu, Jakarta: Nuansa,
1987.
Sutopo, F. Hubertus, Pengantar Penelitian Kualitatif, Surakarta: Pusat Penelitian
UNS, 1988.
Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2008.

140
Syamsuddin, Sahiron. Hermeneutika dan Peengembangan Ulumul Qur‟an
Yogyakarta: Pesantren Nawesea Press, 2009.
Taimiyah, Ibn. Majmu‟ah al-Fatawa, terj. Izzudin Karimi, Lc. Fatwa-fatwa Ibn
Taimiyahh tentang Khilafah Islamiyah, Memerangi Pemberontakan, Hukum
Murtad, Pengadilan Negeri, Sumpah dan Nadzar, Makanan Halal dan Haram.
Jakarta: Pustaka Sahifah, 2008.
--------------, Al-Aqidah al-Wasithiyah, Beirut: Dar al-Arabiyah
--------------, Al-Fatawa al-Hamawiyyah al-Kubra, Bairut: al-Maktab al-Islamiyyah
--------------, al-Jawab al-Sahih Li-man Baddala Din al-Masih, Vol I&II: al-Majd
al-Tijariyah.
--------------, ar-Risalah al-Tadmuriyyah, Bairut: al-Maktab al-Islamiyyah, cet.II,
1391 H.
--------------, Kitab al-Nubuwwah, Dar al-Fikr
--------------, Majmu‟ Fatawa Ibnu Taimiyah. Jilid 3. Terj. Abdurrahim Sufandi, dkk.
Kumpulan Fatwa Ibnu Taimiyah; Kitab Aqidah Salaf, Kitab Nama-nama dan
Sifat Allah SWT. Jakarta: Pustaka Azzam, 2010.
--------------, Manhaj Da‟wah Salafiyah. Terj. Amiruddin Bin Abdul Jalil. Jakarta:
Pustaka Azzam, 2011.
--------------, Minhaju al-Sunnah, Juz I
--------------, Pedoman Islam Bernegara, alih Bahasa : K. H. Firdaus A. N, Cetakan
ke-4. Jakarta: Bulan Bintang, 1989.
--------------, Qa‟idah Jalilah fi at-Tawasul wa al-Wasilah, terj. Misbahul Munir, Lc,
dkk. Ibadah Tanpa Perantara Kaidah-kaidah Dalam Tawasul. Jakarta:
Pustaka as-Sunnah, 2006.
--------------, Siyasah Syar‟iyah; Etika Politik Islam, terj. H. Firdaus A. N. Jakarta:
Dja Pena (Djawatan Penerangan Agama), 1960.
Thaha, Ahmadie. Ibnu Taimiyah Hidup dan Pikiran-pikirannya. Surabaya: Bina Ilmu,
1982.

141
Thiselton, Anthony, New Horizon in Hermeneutics, Michigan:Zondervan Publishing
Hause, 1992
Wahyudi, Yudian. Maqashid Syari‟ah dalam Pergumulan Politik; Berfilsafat Hukum
Islam dari Harvard ke Sunan Kalijaga. Yogyakarta: Nawesea, 2006-2007.
Wikipedia, “Imam asy-Syafi‟i”, dalam www.wikipedia.org,
Zarkasyi, Hamid Fahmy., “Menguak Nilai di balik Hermeneutika”, ISLAMIA, Th I,
No.1/Muharram 1425, 2004

142
CURRICULUM VITAE
Nama Lengkap : Risyanto
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Brebes, 12 November 1992
Alamat asal : Jl. Pulosaren d/a Prapag Lor Blok SMP N 03 Losari,
Gg. Pandan Alas, Rt 07/01, Kec. Losari, Kab. Brebes,
Kp. 52255, Jateng, Indonesia.
No. Hp : +62896 1900 0901, +62878 3846 0901.
E-mail : [email protected]
Riwayat pendidikan : SD Negeri Prapag Lor 02 (2000-2005)
SMP N 03 Losari (2006-2008)
SMK Diponegoro Depok (2008-2011)
Riwayat Organisasi : Ketua Osis SMK Diponegoro (2009-2010)
Ketua IKA Sandip (2009-2010)
Ketua KPMDB Jogja (2012-2013)
DEMA Fak. Ushuluddin (2012-2013)
DPO KPMDB Jogja (2013-2014)
UKM al-Mizan (div. Kaligrafi) (2013-2014)
IPNU Kab. Sleman (2013-2015)
PMII Rayon Wisma Pembebasan (2014-2015)