pemetaan persebaran penyakit tuberkulosis di …

13
PEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2013-2015 Faiqatul Hikma 1 2 3 Abstract Keywords: Abstrak Tuberkulosis TB paru sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat dan secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua negara. Apabila tidak segera ditangani maka dapat menyebabkan setiap penderita aktif yang menginfeksi. Penelitian ini bertujuan membuat Peta Digital Persebaran Penyakit Tuberkolusis Di Kabupaten Jember Dengan Menggunakan Aplikasi Desain pada penelitian ini adalah deskriptif berupa pemetaan penyakit Tuberkolusis menggunakan aplikasi Quantum GIS 1.8.0. dengan data yang di ambil dari Dinkes Kabupaten Jember yang kemudian dibuat dalam bentuk website. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah peta digital yang menampilkan persebaran penyakit Tuberkulosis pada semua Kecamatan di Kabupaten Jember menampilkan data yang di peroleh dari Dinkes. Data yang diperoleh meliputi jumlah penderita Tuberkulosis BTA+, Extra Paru, MDR dan Badan Pusat Statistik yang meliputi data jumlah kepadatan penduduk perkecamatan, jumlah puskesmas yang tersebar di Kabupaten Jember yang kemudian diaplikasikan dalam bentuk . Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan atribut fasilitas kesehatan, serta pembuatan website yang lebih dinamis sehingga dapat di update langsung tanpa masuk dalam data . Kata Kunci: Pemetaan, Tuberkulosis, Quantum GIS 27 PENDAHULUAN Tuberkulosis(TB) merupakan penyakit menular yang di sebabkan oleh , TB paru sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat dan secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua negara.Apabila tidak segera ditangani maka dapat menyebabkan setiap penderita aktif yang menginfeksi. Berdasarkan Kementrian Kesehatan Tahun 2011, Indonesia sekarang berada pada ranking kelima negara dengan beban penyakit TB tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi penyakit TB pada semua kasus adalah sebesar 660.000 dan estimasi insidensi penyakit TB berjumlah 430.000 kasus baru per tahunnya. Jumlah kematian akibat penyakit TB diperkirakan 61.000 kematian per tahun. Sedangkan pada tahun 2013 prevalensi penduduk Indonesia

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI …

27

PEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSISDI KABUPATEN JEMBER

TAHUN 2013-2015

Faiqatul Hikma1 2 3

Abstract

Keywords:

AbstrakTuberkulosis TB paru sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat dan secara globalmasih menjadi isu kesehatan global di semua negara. Apabila tidak segera ditangani maka dapat menyebabkansetiap penderita aktif yang menginfeksi. Penelitian ini bertujuan membuat Peta Digital Persebaran PenyakitTuberkolusis Di Kabupaten Jember Dengan Menggunakan Aplikasi Desain pada penelitian iniadalah deskriptif berupa pemetaan penyakit Tuberkolusis menggunakan aplikasi Quantum GIS 1.8.0. dengandata yang di ambil dari Dinkes Kabupaten Jember yang kemudian dibuat dalam bentuk website. Hasil daripenelitian ini adalah sebuah peta digital yang menampilkan persebaran penyakit Tuberkulosis pada semuaKecamatan di Kabupaten Jember menampilkan data yang di peroleh dari Dinkes. Data yang diperoleh meliputijumlah penderita Tuberkulosis BTA+, Extra Paru, MDR dan Badan Pusat Statistik yang meliputi data jumlahkepadatan penduduk perkecamatan, jumlah puskesmas yang tersebar di Kabupaten Jember yang kemudiandiaplikasikan dalam bentuk . Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan atribut fasilitaskesehatan, serta pembuatan website yang lebih dinamis sehingga dapat di update langsung tanpa masuk dalamdata .

Kata Kunci: Pemetaan, Tuberkulosis, Quantum GIS

27

PENDAHULUANTuberkulosis(TB) merupakan penyakit menularyang di sebabkan oleh ,TB paru sampai saat ini masih menjadi masalahutama kesehatan masyarakat dan secara globalmasih menjadi isu kesehatan global di semuanegara.Apabila tidak segera ditangani makadapat menyebabkan setiap penderita aktif yangmenginfeksi.

Berdasarkan Kementrian Kesehatan Tahun 2011,Indonesia sekarang berada pada ranking kelimanegara dengan beban penyakit TB tertinggi didunia. Estimasi prevalensi penyakit TB pada semuakasus adalah sebesar 660.000 dan estimasi insidensipenyakit TB berjumlah 430.000 kasus baru pertahunnya. Jumlah kematian akibat penyakit TBdiperkirakan 61.000 kematian per tahun. Sedangkanpada tahun 2013 prevalensi penduduk Indonesia

Page 2: PEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI …

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

28

yang didiagnosis penyakit TB berdasarkan tenagakesehatan adalah 0.4 %, tidak berbeda dengan tahun2007. Lima provinsi dengan TB paru tertinggi adalahJawa Barat (0.7%), Papua (0.6%), DKI Jakarta(0.6%), Gorontalo (0.5%), Banten (0.4%) dan PapuaBarat (0.4%).

Meskipun secara nasional perkembanganmenunjukkan peningkatan dalam penemuan kasusdan tingkat kesembuhan, tetapi di tingkat provinsimasih menunjukkan disparitas antar wilayah,sebanyak 28 provinsi di Indonesia belum bisatercapai angka penemuan kasus (CDR) 70% danhanya 5 provinsi yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta,Maluku, Sulawesi Utara, dan Banten yang telahmencapai angka CDR 70% dan 85% kesembuhan(Kemenkes RI Ditjen PP& PL, 2011 dalam penelitianZaima,2014).

Provinsi Jawa Timur merupakan salah satupenyumbang jumlah penemuan penderita TB Paruterbanyak kedua di bawah Provinsi Jawa Barat.Angka penemuan kasus baru BTA Positif (Case

) merupakan proporsi penemuankasus TB BTA Positif dibanding dengan perkiraankasus dalam persen. Pada tahun 2012, angka CDRsebesar 63.03% dengan jumlah kasus baru (positifdan negatif) sebanyak 41.472 penderita dan BTAPositif baru sebanyak 25.618 kasus. Kondisi tersebutmasih jauh dari target CDR yang ditetapkan yaitu

Dengan semakin majunya teknologi informasiuntuk mendeteksi lingkungan yang rentan penyakitdapat dilakukan dengan menggunakan teknologi

yangmerupakan suatu sistem yang mamapu mengolah,memperbaiki, memperbaruhi, dan menganalisis data,khususnya data spesial secara cepet. Dengan GIS datadihasilkan dapat diolah, disimpan dan ditampilkandengan cepat sesuai dengan yang diharapkan.

Sistem informasi ini mengandalkan dari aplikasi. dapat merubah data

biasa menjadi data spasial sesuai dengan kebutuhansistem informasi geografis, dan kemampuan

dalam mengolah data spasial tidakdiragukan lagi. ini juga banyakdigunakan dalam berbagai pekerjaan, seperti: analisiswilayah, perencanaan wilayah, dll.

Dengan wilayah-wilayah yangterjangkit penyakit Tuberkolusis tinggi dapat dipetakan berdasarkan data primer pada masing-masing daerah di Kabupaten Jember. Hasil dari

pemetakan yang dibuat mengunakan Quantum berguna sebagai bahan laporan oleh Dinas

Kesehatan, sehingga persebaran penyakit TB dapatcepat terdeteksi dan segara mendapat tindakan agarpenyebaran penyakit TB tidak semakin meluas kedaerah-daeran sekitarnya.

Karena selama ini pada DINKES masih menggunakanatau menyajiakan dalam data manual. Dimana datamanual tersebuh masih sulit untuk di impretasikanpada pihak lain yang kurang paham terhadapdata manual yang tersedia. Banyak cara untuk

dan peta. Peta sendiri mempunyai kelebihan dapatmenganalisis penyebaran berdasarkan faktor

Melihat dari kondisi yang telah di jabarkan di ataspeneliti tertarik untuk membuat peta digital persebaranpenyakit TB di wilayah Kabupaten Jember denganmenggunakan aplikasi

Tujuan penelitian ini adalah membuat peta digitalpersebaran penyakit Tuberkolusis di KabupatenJember dengan menggunakan aplikasi

METODEDesain pada penelitian ini adalah deskriptif denganpendekatan Kualitatif berupa Pemetaan PenyakitTuberkolusis Menggunakan Aplikasidengan data TB Paru perkecamatan yang di ambildari Dinkes Kabupaten Jember mengenai penyakitTuberkulosis.

HASIL DAN PEMBAHASAN-

Tahap

Tahap ini merupakan tahap untuk mengkajipermasalahan yang akan diterapkan pada systemkemudian didefinisikan. Tahap definisi masalahdikakukan dengan cara mengumpulkan data-datapendukung secara tertulis maupun mengamatimasalah pada suatu system yang telah ada. Berikutdata-data pendukung peta digital persalinandukun dan tenaga kesehatan ,antara lain: 1) PetaKabupaten Jember dengan (.kml), b) Datapersebaran Tuberkulosis per kecamata diKabupatenJember pada tahun 2013-2015.

Page 3: PEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI …

29

Pengambilan data jumlah persebaran penyakitTB di setiap kecamatan dari tahun 2013-2015 diKabupaten Jember dilakukan di Dinas KesehatanKabupaten Jember. Data ini adalah data pokok yangakan dimasukkan di dalam peta digital.Selain itu peneliti juga menambahkan data kepadatanpenduduk sebagai data tembahan di dalam .

Tahap

Perancangan peta digital akan diawali denganmendesain tampilan fisik peta dengan aplikasiQuantum GIS ,desai Quantum GIS terdiri atas digitasipeta beserta atributnya, serta desain warna peta.Pewarnaan peta didasarkan pada data persebaranpenyakit TB dengan gradasi warna berdasarkanbesar nilai. Setelah itu desain akan disempurnakandengan aplikasi Geoserver, dan pada akhirnya petaakan ditampilakn pada laman website.

Tahap

Pada tahap ini dilakukan desain peta digitalberdasarkan data-data yang telah dikumpulkansecara lengkap pada tahap sebelumnya.Aplikasiyang digunakan adalah quantum GIS versi 2.6.1untuk digitasi peta, sehingga atribut data pada petadigital dapat dimasukkan.Dalam proses ini penelitimeload(upload) peta yang telah dilakukan digitasisebelumnya dan telah berupa dengan ekstensi.kml (Jember.kml) kedalam aplikasi Quantum GIS.

Setelah itu hasil vektor baru di simpan dalam folder

Selanjutnya memasukkan data atribut sebagaipeta. Proses pembuatan data atribut diawali benganmenaktifkan icon toogle editing, dan icon atribut.

Gambar 4 Mengaktifkan

Gambar 5 Memasukkan Data Atribut

Faiqatul Hikma, dkk. Pemetaan Persebaran Penyakit Tuberkulosis di Kabupaten Jember ...

Page 4: PEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI …

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

30

Gambar 6 Hasil Data Atribut

Langkah selatjutnya adalah membuat gradasi warnapada peta. Gradasi warna dalam peta ini, penelitimenekankan pada TB BTA+ karena merupakan jenisTb yang paling tinggi dan paling umum menjangkitimasyarakat Kabupaten Jember.

Gambar 7 Pembuatan Gradasi Warna

Selanjutnya data peta digital disimpan dalam ekstensi.sld dalam satu folder.

Gambar 8 Penentuan Warna dan Kategori

Langkah selanjutnya menyempurnakan peta digitaldengan aplikasi . Langkah pertamaadalah login pada aplikasi lalu pembuatan .

Gambar 9 Login Aplikasi

Gambar 10 Pembuatan

Setelah itu klik pada yang telah kita buatlalu beri tanda centang pada , dan services.

Gambar 11 Pemberian Tanda Centang

Selanjutnya adalah pembuatan store baru dan meng-

Gambar 12 Pembuatan Store Baru

Page 5: PEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI …

31

Faiqatul Hikma, dkk. Pemetaan Persebaran Penyakit Tuberkulosis di Kabupaten Jember ...

Gambar 13 Memilih File .shp

Gambar 14 Pembuatan Store Dalam Workspace

Selanjutnya Pembuatan style peta digital dengan

quantum GIS.

Gambar 15 Pembuatan Style Baru

Gambar 16 Upload peta .sld

Selanjutnya adalah mempublish peta digital pada

sebelumnya. Hasil dapat kita lihat dengan open layer.

Gambar 17

Gambar 18 Memilih Style

Selanjutnya adalah proses memdapatkan kode petadigital yang akan kita masukkan dalam script website

Publish map, lalu copy kode yang muncul untuk dimasukkan ke dalam script website.

Gambar 19 Fitur

Gambar 21 Publish Map

Page 6: PEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI …

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

32

Gambar 22 Kode Peta Digital

Berikut merupakan tampilan dari Website PetaDigital persebaran penyakit Tuberkulosis yangterdapat pada wilayah Kabupaten Jember:

Gambar 3.21 Tampilan Home Website

Mendeskripsikan persebaran penyakit Tuber-kolusis berdasarkan jumlah kasus penderita

TB MDR di wilayah Kabupaten Jember

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Jember dalam

menyatakan Secara umum wilayah Kabupaten

yang relatif datar dan subur pada bagian tengah danselatan, dikelilingi pegunungan sepanjang batas utaradan timur, serta Samudera Indonesia sepanjang batasselatan dengan Pulau Nusa Barong yang merupakansatu-satunya pulau di Kabupaten Jember.

Luas wilayah Kabupaten Jember secara keseluruhanadalah sekitar 3.293,34 km², dengan 86,9%merupakan kawasan hutan, sawah ladang dan tanahperkebunan, sedangkan 13,1% merupakan kawasan

perkampungan, tambak rawa, semak dan tanahrusak(Kabupaten Jember dalam Angka, 2012).

Ditinjau dari letak astronomi, Kabupaten Jemberterletak diantara 7°59’6’’ - 8°33’56’’ Lintang Selatandan 6°27’6’’ - 7°14’33’’ Bujur Timur. Berikut iniadalah batas-batas wilayah Kabupaten Jember :

a. Sebelah Utara: Kabupaten Bondowoso dan Kabu-paten Probolinggo

b. Sebelah Timur: Kabupaten Banyuwangic. Sebelah Selatan: Samudera Indonesiad. Sebelah Barat : Kabupaten Lumajang

Kondisi Iklim

Kabupaten Jember mengikuti pola perubahan musimdua iklim seperti halnya daerah lain di Indonesia,yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada tahun2011, musim hujan diawali mulai bulan Oktoberdan berakhir pada bulan Juni, dengan curah hujantertinggi di kecamatan di Kecamatan Ledokombodan Bangsalsari. Rata-rata curah hujan yang tercatatdi Kabupaten Jember selama tahun 2011 berkisaranatara 64,6mm. (Kabupaten Jember dalam Angka,2012).

Banayaknya curah hujan disuatu tempat dipengaruhioleh beberapa hal antara lain: keadaan iklim,

angin. Oleh karena itu, banyaknya curah hujanberagam menurut letak dan waktu.

Secara Administratif Kabupaten Jember terbagimenjadi 31 kecamatan. Jumlah desa/kelurahanyang ad di Kabupaten Jember sebanyak 248 desa/kelurahan dengan 966 dusun/lingkungan, 4.127Rukun Warga(RW) dan 14.166 Rukun Tetangga(RT). Kecamatan dengan wilayah terluas adalahKecamatan Tempurejo dengan luas 523,46 km danyang tersempit adalah Kecamatan Kaliwates denganluas 24,94 km.

Kabupaten Jember memiliki predikat sebagai salahsatu lumbung pangan Jawa timur, hal ini tercerminpada potensi desa/kelurahan dimana 85% desa/kelurahan berpotensi di bidang pertanian yangsebagian besar berupa sawah dan ladang. Sedangkan15% sisanya berpotensi di bidang jasa/perdagangandan industri.

Page 7: PEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI …

33

Konposisi penduduk Kabupaten Jember merupakakkelompok umur, menunjukkan bahwa pendudukyang berusia muda (0-14 tahun) sebesar24,7%dan penduduk >64 tahun besar 7,16%, sedangkanpenduduk yang berusia produktif (15-64 tahun)sebesar 68,12%. Dengan demikian rasio bebantanggungan (dependency ratio) penduduk KabupatenJember pasa tahun 2012 sebesar 46,78%. Rincianjumlah penduduk menurut kelompok umur, jeniskelamin dan rasio beban tangguangan dapat diihatpada lampiran tabel 2.

Pendududuk Kabupaten Jember memiliki latarbelakang agama yang bermacam-macam dan dapathidup bersampingan antara penduduk beragama satudengan yang lainnya. Berdasarkan sensus penduduktahun 2010 sebagian besar penduduk KabupatenJember memeuk agama Islam yaitu 2.288.106 jiwa,agama Katolik 19.247 jiwa, agama Protestan 6.754jiwa, agama Hindu 1.757 jiwa, agama Budha 1.049jiwa, dan lain-lain 15.813 (Kabupaten Jember dalamAngka, 2012).

Guna menunjang umat beragama tersebut, terdapatsarana beribadah yang memadai. Jumlah masjid danlanggar yang tercatat sampai dengan tahun 2011 di

dan 10.285 buah. Gereja Kristen Protestan danKatolik masing-masing sebanyak 72 dan 14 buah.

dalam angkka, 2012).

Pendidikan

Apabila ditinjau dari sarana pendidikan, KabupatenJember memiliki sarana pendidikan yang cukuplengkap baik yang berstatus negeri maupun swasta,diantaranya terdapat 1.035 Taman Kanak-kanak,1.397 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, 441

terbuka, 233 SMUsederajat, dan 11 Universitas/Akademi salah satu diantaranya adalah UniversitasJember yang merupakan universitas negeri(Kabupaten Jember dalam Angka, 2012).

Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010,sebagian besar pendidikan terakhir tertinggi yangpernah ditamatkan penduduk berusia 5 tahun keatasdi Kabupaten Jember yaitu tidak/belum tamat Sdsebesar 826.874 (38,52%) dan tamat SD/sederajatsebesar 729.110 jiwa(33,96%). Sedangkan jumlahpenduduk 10 tahun keatas yang melek huruf tercatatsebesar 84,64% (Kabupaten Jember dalam Angka,2012).

Pekerjaan

Jenis pekerjaan penduduk Kabupaten Jemberberdasarkan lapangan pekerjaan beraneka ragam.Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010,diketahui sebagian besar penduduk berusia 15 tahunkeatas bekerja dibidang pertanian sebanyak 585.501jiwa (51,89%), kemudian diikuti dengan bekerjadi bidang perdagangan sebanyak 182.175 jiwa(17,64%) (Kabupaten Jember dalam Angka,2012).

Situasi Perekonomian

Struktur ekonimi masyarakat Jember dipotong olehsektor pertanian (15,89%), sektor perdagangan(17,64%), sektor industri pengelolahan (5,19%),usaha bangunan (4,25%) dan angkutan dankomunikasi (3,85%) (Kabupaten Jember dalamAngka, 2012).

Kabupaten Jember tahun 2013-2015

Pengambilan data jumlah persebaran penderitaTuberkulosis di Kabupaten Jember per kecamatandari tahun 2013 – 2015 yang dilakukan di DinasKesehatan Kabupaten Jember. Data tersebutmerupakan data yang akan dimasukkan dalam

peta digitl. Data persebaran penderitaTuberkulosis diambil oleh peneliti pada bulanAgustus tahun 2015 di Dinas Kesehatan KabupatenJember. Berikut merupan tabel laporan dari DINKESterhadap persebaran penyakit TB di KabupatenJember 2013-2015.

Faiqatul Hikma, dkk. Pemetaan Persebaran Penyakit Tuberkulosis di Kabupaten Jember ...

Page 8: PEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI …

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

34

Tabel 1 Data Angka Tuberkulosis

Keterangan:EP = Extra Paru,MDR = Multi Drug Resistant,BTA+ = Bakteri Tahan Asam PositifData di ambil per 3 Bulan

Berdasarkan hasil observasi pada DINKESKabupaten Jember diketahui bahwa pada tahun 2013dalam periode 12 bulan jumlah penderita TuberkulosisBTA+ tertinggi terdapat pada kecamatan Kaliwatessebar 150 penderita sedangkanterendah padaKecamatan Jelbuk sebanyak 17 penderita. TBEP(Extra Paru) terbanayak terdapat dua Kecamatanyang yaitu Kecamatan Kaliwates dan Sumberjambesebanyak 21 penderita sedangkan terendah diKecamatan Jombang dan Jelbuk sebanyak 1penderita. Kemudian TB MDR terdapat tigakecamatan yaitu Kecamatan Sukorambi, Gumukmas,Balung dengan masing-masing memiliki jumlah 1penderita.

Pada tahun 2014 dalam periode 12 bulan jumlahpersebaran TB BTA+ tertinggi di kecamatanTanggul sebanyak 138 penderita sedangkan terendahberada pada kecamatan Jelbuk 18 penderita. TBEP(Extra Paru) tertinggi pada kecamatan Kaliwates18 penderita sedangkan yang memiliki jumlahsebaran terendah terdapat tiga kecamatan yaituJelbuk, Tempurejo, Semboro sebesar 1 penderita.Kemudian untuk TB MDR terdapat dua kecamatan

yang memiliki sebaran tertinggi yaitu kecamatanPatrang dan kecamatan Ambulu 3 penderita, jumlahpersebaran terendah pada tahun ini berada padadelapan kecamatan yaitu Sumbersari, Jelbuk, Kalisat,Tempurejo, Panti, Semboro, Puger, Wuluhan dengan1 penderita.

Tahun 2015 dalam periode 9 bulan jumlah persebaranTB BTA+ tertinggi pada kecamatan Bangsalsarisebanyak 89 pederita, terendah pada kecamatanJelbuk dengan 15 penderita. TB EP(Extra Paru)terdapat dua kecamatan yang memiliki persebaran TBtertinggi yaitu kecamatan Kaliwates dan Sumbersarisebanyak 14 penderita dan terendah pada kecamatanTempurejo dan Umbulsari sebanyak 1 penderita.Selanjutnya TB MDR mempunyai lima kecamatantertinggi yaitu Kaliwates, Kalisat, Tempurejo,Wuluhan, Balung sebanyak 2 penderita. Dan terendahada tuju kecamatan yaitu Patrang, Mumbulsari, Silo,Rambipuji, Sukorambi, Gumukmas, Umbulsarisebanyak 1 penderita.

--

paten Jember

Gambar 22 Tampilan Peta TB BTA+

Gambar 23 Tampilan Peta TB MDR

Page 9: PEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI …

35

Gambar 24 Tampilan Peta TB Etra Paru

Menurut responden Dinas Kesehatan dalamwawancara tentang persebaran penyakit Tuberkulosisidi Kabupaten Jember bahwa pada setiap tahunyamengalami peningkatan. Ada beberapa faktor yangmenyebabkan tinginya persebaran TB, salahsatunyayaitu dikarenakan ketidak patuhan pasien penderitaTB dalam mengkonsumsi obat yang telah di berikanoleh petugas medis.

Berdasarkan data yang di ambil pada DinkesKabupaten Jember, pemetaan persebaran yang dibuatoleh peneliti memfokuskan pada tipe TB BTA+ danTB MDR. Menurut responden Dinas Kesehatan TBBTA+ merukan Tuberkulosis yang sudah melaluiproses laboraturium bahwa TB tersebut sudahterdeteksi BTA positif. TB MDR merukan tipe TByang mengalami resistan obat dimana penderitatipe ini biasanya disebabkan karena ketidak patuhanpasien dalam mengkonsumsi obat secara teratur,sehingga obat yang biasa di gunakan sudah di kenaloleh bakteri TB pada umumnya. Namun pada TBMDR sudah dapat disembuhkan dalam tiga tahunbelakangan in

Menurut responden petugas promkes RS Paru,menjelaskan bahwa TB MDR merupakan TB yangkebal terhadap obat. Ada beberapa faktor penyebabterjadinya TB MDR yaitu disebabkan dari penderitaTB BTA+ yang tidak patuh dalam memkonsumsiobat yang sudah diberikan oleh petugas medis.Selajutnya TB MDR juga dapat disebabkan karenaadanya kontak langsung dengan pasien yang telahpositif terdiagnosa TB MDR. Namun untuk TB MDRsendiri sudah dapat disembuhkan, kurang lebih padatahun 2013 obat untuk TB MDR sudah ditemukan.Pada awalnya untuk wilayah Kabupaten Jemberpengobatan hanya dapat dilakukan di RS Paru saja,tetapi seiring berjalannya proses penanggulangan

persebaran TB MDR pada tahun 2014-2015penderita TB MDR dapat berobat di puskesmasdi setiap wilayah di Kabupaten Jember. Pasien TBMDR harus mengkonsumsi obat kurang lebih 29kapsul dan satu kali injeksi setiap harinya, dimanaproses tersebut harus di lakukan didepan petugasmedis secara teratur dalam waktu pengobatan 1setengah tahun sampai 2 tahun lamanya. Dilihatdari rumit dan lamanya pengobatan pada TB MDRmaka tidak sedikit pasien penderita TB MDR yangmemutus proses pengobatanya.

Berdasarkan peta di atas mengapa letak wilayah yangmemiliki persebaran TB MDR tinggi tidak beradapada wilayah TB yang memiliki TB BTA+ tinggipula. Menurut responden promkes RS Paru, tingginyapersebaran TB BTA+ tidak selalu mempengaruhijumlah atau munculnya TB MDR pada wilayah itujuga. Tetapi tingginya persebaran TB MDR itu ada diwilayah lain dikarenakan penderita TB BTA+ yangtidak terlaporkan pada periode sebelumnya tetapisetelah melakukan pengobatan sudah terdeteksimengidap TB MDR, perbatasan wilayah penderitaTB MDR yang berdekatan dan padatnya pendudukpada wilayah tersebut juga dapat mempengaruhimunculnya penderita TB MDR.

Menurut Bambang Ruswanto (2010) penularanTuberkulosis Paru melalui percikan dahak (droplet)sumber penularan adalah penderita tuberkulosis paruBTA(+), pada waktu penderita tuberkulosis parubatuk atau bersin. yang mengandung kumanTB dapat bertahan di udara pada suhu kamar selamabeberapa jam, sekali batuk dapat menghasilkansekitar 3000 percikan dahak.

Kondisi Keterangan Kondisi

Luas wilayah 51,02 km2

Ketinggian 51,02 m/dplKepadatan Penduduk 1.593,85 jiwaJumlah Penderita 27 penderitaJumlah Fasyankes 2

Sumber: Hasil Observasi DINKES dan BPS

Wilayah Kecamatan Jenggawah dalam periode tigabulan di tahun 2015 memiliki angka persebaranTBsebanyak 27 penderita. Hal ini dikarenakan

Faiqatul Hikma, dkk. Pemetaan Persebaran Penyakit Tuberkulosis di Kabupaten Jember ...

Page 10: PEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI …

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

36

tingkat kepadatan penduduk yang tinggiyaitusejumlah 1593,85 jiwa dengan luas wilayah 51,02km².Pada Kecamatan tersebut terdapat dua saranafasilitas kesehatan yang dapat digunakan, daripernyataan tersebut dapat di nyatakan bahwapersebaran TB di Kecamatan Jenggawah cukuptinggi dan masih kurangnya sarana fasilitas kesehatanyang tersedia.

Umbulsari

Berdasarkan data persebaran Tuberkulosis yangdi dapat dari DINKES Kabupaten Jember, berikutadalah kondisi geografis dan non geografisKecamatanUmbulsari.

Kondisi Keterangan Kondisi

Luas wilayah 70,52 km2

Ketinggian 70,52 m/dplKepadatan Penduduk 986,09 jiwaJumlah Penderita 87 penderitaJumlah Fasyankes 2

Sumber: Hasil Observasi DINKES dan BPS

Kecamatan Umbulsari memiliki angka persebaranTB tertinggi sebanyak 87 penderita, dengan tingkatkepadatan penduduk yang tinggi yaitu sejumlah986,09 jiwa dan luas wilayah 70,52 km². Hal tersebutdikarenakan wilayah Umbulsari berbatasan denganKec.Bangsalsari dan Kec.Tanggul yang sama-samamemiliki tingkat persebaran dan kepadatan pendudukyang tinggi dengan sarana fasilitas kesehatan yangkurang, yaitu hanya terdapat 2 fasilitas kesehatan.Sehingga persebaran penyakit TB sendiri sangatmudah untuk menyebar pada lingkungan masyarakatsendiri.

Kondisi Keterangan Kondisi

Luas wilayah 199,99 km2

Ketinggian 199,99 m/dplKepadatan Penduduk 413,82 jiwaJumlah Penderita 78 penderitaJumlah Fasyankes 2Sumber: Hasil Observasi DINKES dan BPS

WilayahKecamatan Tanggul dalam periode tigabulan di tahun 2015 memiliki angka persebaranTBsebanyak 78 penderita. Dengan tingkat kepadatan

penduduk yang tinggi yaitu sejumlah 413,82 jiwa,luas wilayah 199,99 km² dan 2 fasilitas kesehatanyang tersedia.Persebaran TB di wilayah tersebuttinggi dikarenakan ada pengaruh dari batasanwilayahnya, sehingga batasan wilayah ini jugaberdampak pada terhadap persebaran penyakit TB.

Kondisi Keterangan Kondisi

Luas wilayah 175,28 km2

Ketinggian 175,28 m/dplKepadatan Penduduk 649,85 jiwaJumlah Penderita 89 penderitaJumlah Fasyankes 2

Sumber: Hasil Observasi DINKES dan BPS

Kecamatan Bangsalsarimerupakan wilayah yangmempunyai persebaran penyakit TB tertinggi keduadari tujuh kecamatan lainnya yaitu 89 penderita.Halini dikarenakan tingginya kepadatan penduduk danhanya memiliki dua fasiltas kesehatan di daerahtersebut.Luas wilayah 175,28 km² dengan kepadatanpenduduk 649,85 jiwa.

Panti

Kondisi Keterangan Kondisi

Luas wilayah 160,7 km2

Ketinggian 160,7 m/dplKepadatan Penduduk 370 jiwaJumlah Penderita 65 penderitaJumlah Fasyankes 1

Sumber: Hasil Observasi DINKES dan BPS

Wilayah Kecamatan Panti memiliki angkapersebaran TB BTA+ sebanyak 65 penderita. Halini dikarenakan tingkat kepadatan penduduk yangtinggi yaitu sejumlah 370 jiwa dengan luas wilayah160,7km². Tingginya persebaran TB di wilayah inijuga disebabkan kurangnya fasilitas kesehatan yangtersedia, sementara ini fasilitas kesehatan yg tersediahanya terdapat 1 uni. Sehingga tidak sebandingdengan luas wilayah dan jumlah penduduknya yangsangak padat di wilayah tersebut.

Page 11: PEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI …

37

Kaliwates

Kondisi Keterangan Kondisi

Luas wilayah 24,94 km2

Ketinggian 24,94 m/dplKepadatan Penduduk 4.485,20 jiwaJumlah Penderita 86 penderitaJumlah Fasyankes 3

Sumber: Hasil Observasi DINKES dan BPS

Fasilitas kesehatan di wilayah ini sudah cukupmemadahi yaitu mempunyai tiga fasilitas kesehatanyang tersedia. Masih tingginya persebaran TBdi wilayah ini dikarenakan memiliki kepadatanpenduduknya 4.485,20 jiwa tidak sepanding denganluas wilayah yang hanya 24,94 km². Padatnyapenduduk dapat mempengaruhi kelembapan padawilayah tersebut sehingga pertumbuhan penyakitTB cepat meluas. Dengan memiliki penderita TBsebanyak 86 penderita.

Kondisi Keterangan Kondisi

Luas wilayah 148,99 km2

Ketinggian 148,99 m/dplKepadatan Penduduk 769 jiwaJumlah Penderita 80 penderitaJumlah Fasyankes 2

Sumber: Hasil Observasi DINKES dan BPS

Wilayah Kecamatan Puger yang memiliki persebaranTB tinggi yaitu dengan kepadatan penduduksejumlah 769 jiwa, luas wilayah 148,99 km² denganjumlah 80 penderita pada tahun 2015 ini.

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginyapersebaran TB di wilayah ini karena jumlahfasyankes yang kurang dan letak wilayah yangberdekatan dengan kecamatan yang memiliki jumlahpenderita TB tinggi seperti Kec.Umbulsari. Sehinggamycrobacterium tubercolusis yang terbawa olehudara dapat menyebar pada wilayah sekitarnya dandapat menimbulkan penderita baru.

Berdasarkan data persebaran Tuberkulosis yang didapat dari DINKES Kabupaten Jember, berikut adalahkondisi geografis dan non geografis KecamatanPatrang.

Kondisi Keterangan Kondisi

Luas wilayah 36,99 km2

Ketinggian 36,99 m/dplKepadatan Penduduk 2.5540 jiwaJumlah Penderita 80 penderitaJumlah Fasyankes 1

Sumber: Hasil Observasi DINKES dan BPS

Wilayah Kecamatan Patrang memiliki angkapersebaran TB BTA+ sebanyak 80 penderita. Halini dikarenakan tingkat kepadatan penduduk yangtinggi yaitu sejumlah 2.554 jiwa dengan luas wilayah36,99km². Tingginya persebaran TB di wilayah inijuga disebabkan kurangnya fasilitas kesehatan yangtersedia, sementara ini fasilitas kesehatan yg tersediahanya terdapat 1 uni. Sehingga tidak sebandingdengan luas wilayah dan jumlah penduduknya yangsangak padat di wilayah tersebut.

Tuberkulosis MDR

Berdasarkan data persebaran Tuberkulosis yangdi dapat dari DINKES Kabupaten Jember dalam9 bulan pada tahun 2015, ada lima kecamatanyang diketahui terdeteksi penyakit TB MDRyaitu kecamatan Wuluhan, Ambulu, Tempurejo,Kaliwates, Kalisat. Munculnya penderita TB MDRdikarenakan kepadatan penduduk yang dialami diwilayah tersebut dan berdekatan dengan wilayahyang memiliki persebaran TB yang tinggi. Karenamunculnya TB MDR atau resistant obat ini dikarenakan lalainya atau ketidak patuhan pasienpenderita TB BTA+ dalam mengkonsumsi obatsesuai anjuran yang berlaku, sehingga bakteri TBkebal terhadap obat.

....penularan TB MDR kebanyakan disebabkanoleh pasien yang awalnya terdiagnosis BTA+,namun pasien yang bersangkutan tidak patuhdalam pengobatan yang sudah di berikan olehpetugas kesehatan. Sehingga bakteri BTA+ kebal

Faiqatul Hikma, dkk. Pemetaan Persebaran Penyakit Tuberkulosis di Kabupaten Jember ...

Page 12: PEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI …

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

38

terhadap obat dan menjadi resistant obat atau yangdi sebut TB MDR. Kurang lebih pada tahun 2013sudah ditemukan obatnya, jadi untuk saat ini TBMDR sudah dapat di sembuhkan namun konsumsiobatnya haris benar-benar dilihat oleh petugasmedis. Pasien TB MDR biasanya mengkonsumsiobat kurang lebih 29 kapsul dan satu kali injeksisetiap harinya dalam jangan waktu pengobatanselama 1 setangah tahun sapai dua tahun......(responden petugas promkes RS.Paru 25 tahun )

Menurut Permenkes RI no.13 tahun 2013 faktorutama penyebab terjadinya resistansi kumanterhadap OAT adalah ulah manusia sebagai akibattata laksana pengobatan pasien TB yang tidakdilaksanakan dengan baik. Penatalaksanaan pasienTB yang tidak adekuat tersebut dapat ditinjaudari sisi : 1) Diagnosis tidak tepat, 2) Pengobatantidak menggunakan paduan yang tepat, 3) Dosis,jenis, jumlah obat dan jangka waktu pengobatantidak adekuat, 4) Penyuluhan kepadapasien yangtidak adequat, 5) Tidak mematuhi anjuran dokter/petugas kesehatan, 6) Tidak teratur menelan paduanOAT, 7) Menghentikan pengobatan secara sepihaksebelum waktunya, 8) Gangguan penyerapan obat,9)Persediaan OAT yang kurang, 10) Kualitas OATyang disediakan rendah (Pharmaco-vigillance)

Berdasarkan data persebaran Tuberkulosis yangdi dapat dari DINKES Kabupaten Jember dalam9 bulan pada tahun 2015, ada empat kecamatanyang diketahui terdeteksi penyakit TB Extra Parutertinggi di Kabupaten Jember yaitu Patrangmeliki 10 penderita, Kaliwates 14 penderita,Sumbersari 14 penderita, dan Silo 10 penderita.Faktor yang mempengaruhi munculnya penderitaTB Extra Paru di wilayah tersebut tinggi, karenakanpadatnya penduduk yang dialami di wilayahtersebut berdekatan dengan wilayah yang memilikipersebaran TB yang tinggi dan kurangnya fasilitaskesehatan yang tersedia.

Persebaran Penyakit Tuberculosis

Kepadatan penduduk

Besarnya angka kepadatan penduduk sangatberpengaruh terhadap kondisi lingkungan terutamakesehatan lingkungan. Lingkungan yang padat akan

mudah tercemar dan kotor,sehingga persebaran bibitpenyakit akan lebih mudah. Hal ini juga berlakudalam persebaran virus TBC yang akan dengan cepatmenyebar lewat udara dalam lingkungan padat dankurang sehat.

Jarak

Jarak fasilitas kesehatan juga berpengaruh padaketerjangkauan masyarakat terhaadap layanankesehatan. Penanganan penderita TBC yangmenuntut kontinuitas akan dirasa sangat berat bagimasyarakat yang tinggal jauh dari pusat layanankesehatan.

Jumlah fasyankes

Jumlah fasilitas kesehatan (FasYanKes) dalam suatuwilayah berepengaruh terhadap penanggulanganpersebaran penyakit TBC. Hal ini mengacu padacakupan puskesmas terhadap wilayah, dan jumlahpenduduk di wilayah tersebut.

Salah satu cara yang dapat dilakukan saat ini dalammenanggulangi TB adalah melakukan penyuluhantentang penyakit dan penanggulangan TB terhadapmasyarakat, untuk menumbuhkan kesadaranmasyarakat akan pelayanan kesehatan. Hal inidikemukakan oleh Drs. Tri Krianto, M.Kes dalamteori promosi kesehatannya, yaitu sebuah prosesdalam meningkatkan kemampuan mengontrol faktoryang berpengaruh terhadap kesehatan, sehinggadapat meningkatkan derajat kesehatannya.

Analisis persebaran Tuberkulusis diatas menunjukkanbahwa foktor yang paling dominan dalam persebaranpenyakit Tuberkulosis yaitu jumlah kepadatanpenduduk dalam suatu wilayah. Sama sepertipenelitian yang diteliti oleh Bambang Ruswanto(2010) pada Kabupaten Pekalongan dimana makinpadatnya jumlah penduduk di suatu wilayah dapatmempengaruhi padatnya hunian, padatnya huniandapat mempengaruhi kelembapan yang dapatmempercepat bertumbuhan bakteri TB sehinggapersebaran penyakit Tuberkulosis cepat menularpada masyarakat.

Dalam pembuatan program ini masih mengalamibeberapa kekurangan diantaranya website ini tidakdapat langsung mengupdate data pada wabsitetersebut sehingga peneliti harus mengupload lagisetelah data tersebut telah selesai di edit pada

.

Page 13: PEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI …

39

SIMPULAN1. Angka persebaran Tuberkulosis di Kabupaten

Jember pada tiga tahun terakhir yaitu di tahun2013 TB BTA+ memiliki 1981 penderita, TBExtra Paru memiliki 220 penderita, TB MDRmemiliki 3 penderita. Tahun 2014 TB BTA+sebanyak 2055 penderita, TB Extra Paru 190penderita, TB MDR memiliki 22 penderita. Danpada tahun 2015 TB BTA+ sebanyak 527, ExtraParu memiliki 62 penderita, TB MDR memiliki4 penderita yang di ambil pada tiga periodeterakhir pada Dinkes Kabupaten Jember.

2. Peta Digital persebaran penyakit Tuberkulosispada semua Kecamatan di Kabupaten Jembermenampilkan data yang di peroleh dari Dinkesmeliputi data jumlah penderita TuberkulosisBTA+, Extra Paru, MDR dan Badan PusatStatistik yangmeliputi data jumlah kepadatanpenduduk perkecamatan, jumlah puskesmas ygtersebar di Kabupaten Jember yang kemudiandi aplikasikan dalam bentuk website.

3. Kecamatan Jenggawah, Umbulsari, Tanggul,Bangsalsari, Pakusari, Kaliwates, Sumbersarimerupakan tujuh daerah yang memilikipersebaran Tuberkulosis tertinggi di KabupatenJember. Faktor yang berpengaruh dari tingginyapersebaran TBC di wilayah tersebut dikarenakanjumlah penduduk yang terlalu padat dan jumlahfasilitas kesehatan yang kurang.TB BTA+merupakan tipe yang paling mendominasidibanding tipe Extra Paru dan TB MDR.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Hari. 2010.

. Edis i Pertama. UGM.Yogyakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2006. Pedoman Nasional Penanggulangan

. Edisi 2. Jakarta.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2013.. Surabaya.

Jalu, Kukuh. 2013.

. Skripsi.Politeknik Negeri Jember. Jember.

Putra, Aji. 2011. P. Bogor.

Ruswanto, Bambang. 2010. Analisis Spasial SebaranKasus Tuberkulosis Paru Di Tinjau DariFaktor Lingkungan Dalam Dan Luar RumahDi Kabupaten Pekalongan. . UniversitasDiponegoro Semarang. Semarang.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013.Pedoman Manajemen Terpadu PengendalianTuberkulosis Resistan Obat Nomor 13 Tahun2013. Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Sudarma, Momon. 2012. Sosiologi Kesehatan. Jakarta.

Febriyan, Rendy. 2014. Perancangan Peta Digital DanAnalisis Geospasial Penyakit HIV(Human

DanDi Kabupaten

Jember Berdasarkan Tahun 2011-2013.Skripsi. Politeknik Negeri Jember. Jember.

Faiqatul Hikma, dkk. Pemetaan Persebaran Penyakit Tuberkulosis di Kabupaten Jember ...