pemetaan manajemen pelayanan publik dari obat generik 2008
DESCRIPTION
Memetakan kebijakan tentang obat generik di Indonesia dalam perspektif pelayanan publik, silahkan anda bisa download dihttp://www.ziddu.com/download/4021588/EMETAANMANAJEMENPELAYANANPUBLIKDARIOBATGENERIK2008.doc.htmlTRANSCRIPT
Analisis kebijakan & current issues obat generik di Indonesia
Sutopo Patria Jati-FKM UNDIP-YPKKI JatengDisampaikan dalam Diskusi Interaktif di Radio Swasta, Hotel Horiaon Semarang, 24 Maret 2008
MOBILIZATION SKN (SK Menkes 131 th
2004):o Obat sbg barang
public (harga o/ pmrth)o Pengadaan -> stdr
formulrm RS atau DOEN ( yg non RS)
Kepmenkes No. 69/2006 tentang Pencantuman HET di Label Obat dan Kepmenkes No. 68/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pencantuman Nama GenerikPada Label Obat
80 persen apotik tidak menyediakan obat generik Pepres No: 94 dan No: 95 Thn 2007 serta Permenkeu No.102 Thn 2007 pembebasan bea masuk atas impor obat-obatan oleh pemerintah.
Permenkes 284 Th 2007 Apotik Rakyat belum dapat berjalan krn ada hambatan dari farmasi
Kimia Farma (3,8%), Indo Farma (0,44%) & Phapros (2,18%) ditaksir pangsa pasar menjadi 6,42% (rank ke 3 nasional)
Th 2008 industri farmasi pertumbuhan negatif, sama seperti 2007(minus 4%).
Impor 90% bahan bakunya mencapai US$300 juta/th (67% dr Cina)
Export US$100 juta/th 91 % obat nongenerik yang
dikampanyekan (obat generik hanya
SERVICE.FEATURE DESIGN Pasca 6 bln stlh 7 Februari 2006
Apotik+ PBF hrs jual HET (= HNA+PPN 10%+margin apotik 25%.)
UU Pemerintah hy berwenang atur harga obat DOEN yg diperbarui 2 th sekali. (Dari 232 jenis obat generik, yg masuk DOEN hy 153 jenis)
PP No. 72 Tahun 1998: Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan, pada Bab VII ttg Penandaan dan Iklan labelisasi + HET dibenarkan (hsl competition assessment KPPU)
Harga Jual Produsen (HJP) agar lebih objektif & utk pengeloaan mll lembaga independen
Perbedaan harga yang signifikan antara obat generik dan obat generik bermerek (branded generic) untuk kelas terapi tertentu tanpa perbedaan khasiat, mengindikasikan penyalahgunaan market power oleh produsen obat thd konsumen hrs ada pembatasan maks tiga kali atas harga obat generik bermerek vs harga obat generiknya
Kontribusi pasar obat generik setiap tahun turun dan pada 2007 hy sekitar 7,23% dari total pasar obat yang nilainya diperkirakan Rp24,827 triliun
Harga murah tidak bisa menjamin
DISTRIBUTION CHANNEL Importir Produsen Dalam Negri Distributor/Pemegang
Merk Agen Pedagang Besar Farmasi Gudang Farmasi
SERVICE POINT Apotik Sarana/Provider
Kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, BP dll)
Toko Obat/Pos Obat
Petugas Kesehatan/
TARGET GROUPSSeluruh Maskin Peserta
Jamkesmas Non
Peserta Jamkesmas
NeedsAksesibilitas Obat Generik
terutama bagi Maskin .
DECISION MAKINGKebijakan Obat Generik dan Obat “Serbu”
(Serba Seribu)
Upaya Penjangkauan
Sasaran
Upaya Pengorganisasian
Sasaran
Analisis kebijakan & current issues obat generik di Indonesia
Sutopo Patria Jati-FKM UNDIP-YPKKI JatengDisampaikan dalam Diskusi Interaktif di Radio Swasta, Hotel Horiaon Semarang, 24 Maret 2008
Harga di apotik bervariasi dan cenderung > HNA
Kepmenkes No 131/2004 ttg SKN o Obat sbg
barang public (harga o/ pmrth)
o Pengadaan -> stdr formulrm RS atau DOEN (yg non RS )
Pengadaan -> stdr formulrm RS atau DOEN ( yg non RS
Kepmenkes No. 69/2006 tentang Pencantuman HET di Label Obat dan
Kepmenkes No. 68/2006 tentang Pencantuman Nama
Harmonisasi pasar farmasi di Asean awal 2008.(ditunda)
Pasar farmasi Asean mencapai US$5 miliar (30% dr Indonesia)
Tidak semua perusahaan obat mematuhi patokan harga obat
branded generik hanya boleh tiga kali (GP Farmasi)
Banyak dokter dg alasan tidak ada stok generik, menuliskan resep branded generik yang harganya
tidak terkontrol
Perusahaan swasta ikut menaikkan 5-10% pd 300 item OGB. Harga OGB ini mencapai 100 kali harga
obat generik
Pepres No: 94 dan No: 95 Thn 2007 serta Permenkeu No.102 Thn 2007 pembebasan bea masuk atas impor obat-obatan (beban APBN? jalur distribusi?)
Tidak bisa mendongkrak penggunaan obat generik sbg alternatif sehingga harga obat tetap sangat tinggi
Tidak adanya insentif bagi industri farmasi & apotek dalam berbisnis obat generik
91 % obat nongenerik yang dikampanyekan (obat generik hanya 7- 9%) sehingga masyarakat belum/tdk percaya
80% apotik tidak ada obat generik yg lengkap (Menkes)
Trend industri farmasi nasional minus 4% di th 2007 & akan
berlanjut di 2008
Tren menurun dr pasar obat generik (th 2001 pasarnya 12% dr omzet Rp12,85 triliun & th 2007 hy 7,23 % dr omzet Rp24,827 triliun)
Maret 2008 Konsolidasi 3 BUMN: KF (3,8%), IF (0,44%) & Phapros (2,18%) total 6,42% (rank ke 3 nasional)
Permenkes 284 Th 2007 Apotik Rakyat (feasibility?)
Obat Indo Serbu (8/05/2007) dg dana Rp.1,8 triliun utk 75 juta maskin th 2007 (problem ?)
SUPPLY SIDE
DEMAND SIDE ???
Insentif khusus perpajakan bg produsen swasta utk obat indo serbu (animo ? disinsentif ?)
Perlindungan (UU Perlidungan Konsumen ?)
Dana CSR industri farmasi (omzet Rp. 30 triliun) utk pemberdayaan konsumen ?
Safe guarding implementasi KONAS ?
Agenda lain ??
Impor 90% bahan bakunya mencapai US$300 juta/th (67% dr Cina)
Export US$100 juta/th
Agenda lain ( RUU Kefarmasian ??)
KERANGKA KONSEP ANALISIS KEBIJAKAN OBAT GENERIK DI INDONESIA
Analisis kebijakan & current issues obat generik di Indonesia
Sutopo Patria Jati-FKM UNDIP-YPKKI JatengDisampaikan dalam Diskusi Interaktif di Radio Swasta, Hotel Horiaon Semarang, 24 Maret 2008