makalah keterampilan generik jadi

55
Keterampilan Generik BAB I PENDAHULUAN Oleh: Tim Mahasiswa Peneliti Jurusan Pendidikan Fisika UPI (Suma Rustian) A. Latar Belakang Dalam kurikulum pendidikan di Indonesia terdapat berbagai macam disiplin ilmu. Salah satunya adalah ilmu fisika yang dipelajari sejak tingkat dasar dan tingkat menengah. Fisika juga dikenal sebagai mata pelajaran yang tergolong sulit. Tapi pernahkah kita bertanya-tanya mengapa fisika tercantum sebagai salah satu mata pelajaran di kurikulum tersebut? Jawaban yang lazim diberikan adalah karena fisika mempelajari gejala-gejala alam yang berguna bagi para lulusan sekolah dasar, sekolah menengah, dan beberapa perguruan tinggi. Tidak mempedulikan apakah nantinya mereka akan berprofesi sebagai pedagang, dokter, politikus, pengusaha, dan lain sebagainya. Jika jawabanya seperti itu tentunya ilmu fisika yang dipelajari lebih bersifat informasi/pengetahuan. Topik yang diajarkanya mungkin terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan karir yang akan diembanya saja. Jika semuanya dipelajari, tidak mungkin akan dicerna dengan baik, 1

Upload: suma-rustian

Post on 26-Jun-2015

1.384 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

BAB I

PENDAHULUAN

Oleh: Tim Mahasiswa Peneliti Jurusan Pendidikan Fisika UPI

(Suma Rustian)

A. Latar Belakang

Dalam kurikulum pendidikan di Indonesia terdapat berbagai macam

disiplin ilmu. Salah satunya adalah ilmu fisika yang dipelajari sejak tingkat

dasar dan tingkat menengah. Fisika juga dikenal sebagai mata pelajaran yang

tergolong sulit. Tapi pernahkah kita bertanya-tanya mengapa fisika tercantum

sebagai salah satu mata pelajaran di kurikulum tersebut?

Jawaban yang lazim diberikan adalah karena fisika mempelajari gejala-

gejala alam yang berguna bagi para lulusan sekolah dasar, sekolah menengah,

dan beberapa perguruan tinggi. Tidak mempedulikan apakah nantinya mereka

akan berprofesi sebagai pedagang, dokter, politikus, pengusaha, dan lain

sebagainya.

Jika jawabanya seperti itu tentunya ilmu fisika yang dipelajari lebih

bersifat informasi/pengetahuan. Topik yang diajarkanya mungkin terbatas

pada hal-hal yang berkaitan dengan karir yang akan diembanya saja. Jika

semuanya dipelajari, tidak mungkin akan dicerna dengan baik, meskipun

mereka yang berkecimpung dalam ilmu fisika itu sendiri.

Penelitian menunjukan bahwa 50% mahasiswa jurusan fisika yang telah

lulus, baik dari ITB maupun ITS bekerja di bidang-bidang lain diluar fisika.

Ada yang disektor pertambangan, bidang computer, pengusaha, atau bahkan

bekerja di sector perbankan (Brotosiswojo, 2004).

Jika mereka sukses di bidangnya, tentu bukan semata-mata karena

pengetahuan fisika yang telah mereka dapat tetapi ada unsure-unsur lain yang

ikut menunjang kesuksesan mereka. Unsur apakah itu? Lebih jauh lagi

dipertanyakan apakah hal ini hanya terjadi di Indonesia?

Jika kita lihat mengenai materi pendidikan di negara lain seperti Amerika

Serikat, Australia, atau Inggris, pada umumnya jenjang pertama pendidikan

1

Page 2: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

tinggi belum menjurus pada keahlian tertentu. Tiga tahun pertama ada yang

disebut dengan Bachelor of Art atau Bachelor of Science. Program-program

yang menuju profesi-profesi tertentu seperti bidang kedokteran atau bidang

hokum biasanya diberikan pada jenjang berikutnya. Pada program Bachelor of

Science tersedia mata pelajaran fisika yang cakupannya mirip dengan yang

dipelajari mahasiswa strata-1 jurusan fisika ITB. Jadi kemampuan dasar (basic

science) yang diberikan oleh mata pelajaran fisika itu benar-benar sesuatu

yang sifatnya dasar bagi banyak profesi lainya.

Menghadapi tantangan masa depan dimana yang berkualitas saja yang bisa

bertahan dengan persediaan lapangan pekerjaan yang berubah tak menentu,

beberapa pakar menyarankan agar pendidikan formal seperti tahap awal

perguruan tinggi lebih dititik beratkan pada apa yang disebut dengan

transferable skills. Transferable skills adalah kumpulan kemahiran yang

meskipun mungkin diajarkan lewat suatu disiplin ilmu tertentu tetapi dapat

dengan mudah dapat digunakan untuk mempelajari ilmu lainya. Contohnya

adalah kemahiran berkomunikasi. Kemahiran berkomunikasi mungkin

dipelajari ketika seseorang belajar di bidang hokum atau bahasa, namun bila ia

mempelajari ilmu lain seperti ilmu ekonomi tentunya kemahiran tersebut tetap

dibutuhkan. Istilah lain yang digunakan untuk menyebutkan kemahiran

tersebut adalah generik skills atau kemahiran generik.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai kemahiran generik yang dapat

dicapai dalam pembelajaran fisika.

B. Rumusan masalah

Kemampuan apa saja yang termasuk dalam keterampilan generik?

Bagaimana karakteristik model pembelajaran yang dapat meningkatkan

kemampuan generik?

C. Tujuan

Pembuatan makalah ini ditujukan untuk mengetahui:

Kemampuan yang termasuk dalam keterampilan generik.

Karakteristik model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan

generik

2

Page 3: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

BAB II

ISI

A. Pengertian Kemahiran Generik Sains

Kemahiran generik sains ialah kemampuan dasar (generik) yang dapat

ditumbuhkan ketika peserta didik menjalani proses belajar ilmu fisika yang

bermanfaat sebagai bekal meniti karir dalam bidang yang lebih luas

(Brotosiswojo, 2004).

Ahli lain mengemukakan gagasannya mengenai keterampilan generik.

Hager et al. (Beckett, 2004) menyatakan bahwa istilah keterampilan generik

digunakan secara luas mengacu pada kualitas dan kapabilitas yang meliputi

keterampilan berpikir seperti penalaran logis dan analitis, pemecahan

masalah, dan keingintahuan intelektual; keterampilan berkomunikasi yang

efektif, keterampilan bekerjasama, dan kemampuan mengidentifikasi,

mengakses dan mengatur pengetahuan dan informasi; sifat-sifat personal

seperti imajinasi, rigiditas kreativitas dan intelektual, dan nilai-nilai seperti

etika, kegigihan, integritas, dan toleransi. Sementara itu Drury (Rahman et

al., 2007) menganggap bahwa keterampilan atau kemampuan generik

merupakan keterampilan yang dapat diterapkan pada beragam bidang studi

dan untuk memperolehnya diperlukan waktu yang relatif lama.

Berdasarkan pandangan para ahli diatas maka dapat saya simpulkan

bahwa keterampilan atau kemampuan generik adalah kemampuan atau

keterampilan yang dapat ditumbuhkan lewat pembelajaran fisika yang

berguna untuk menghadapi permasalahan di bidang ilmu pengetahuan lain

selain bidang fisika.

3

Page 4: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

B. Kemahiran Generik yang dapat dilatihkan lewat pembelajaran fisika

1. Pengamatan

a. Pengamatan Langsung

Pengamatan langsung adalah mengamati objek yang diamati secara

langsung. Aspek pendidikan penting yang diperoleh dari melakukan

pengamatan langsung adalah bersikap jujur terhadap hasil pengamatan kita.

Aspek lainnya adalah kesadaran akan batas-batas ketelitian yang dapat

diwujudkan. Contoh:

Mengukur dampak percepatan gravitasi Bumi pada posisi benda saat

demi saat, misal di laboratorium fisika dasar, seperti alat atwood.

Melihat dua sinar putih yang dilewatkan sebuah prisma mengahsilkan

uraian warna-warna pelangi.

b. Pengamatan Tak Langsung

Keterbatasan indra kita menyebabkan banyak gejala dan perilaku alam

tidak dapat diamati secara langsung dan hanya dapat diketahui melalui

pengukuran dengan menggunakan suatu alat tertentu. Contoh:

Pada pokok bahasan listrik, pokok bahasan ini merupakan salah satu

objek alam yang ada tetapi tidak dapat dilihat, didengar, atau dicium

baunya sehingga pengukuran-pengukuranya dilakukan melakukan

menggunakan alat seperti voltmeter, amperemeter, test-pen dan lain-

lainnya.

Pokok bahasan fisika modern, topik-topik dalam fisika modern penuh

dengan objek-objek yang tidak dapat dilihat mata, seperti molekul

atom, proton, elektron, dan sebagainya. Sebaiknya para pengajar fisika

4

Page 5: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

berkata jujur bahwa sesungguhnya mereka belum pernah melihat

objek-objek di atas.

Pada gambar sinar-X yang digunakan untuk ‘ mengamati’ struktur

kristal.

Spektroskopi absorbsi/ emisi. Dari garis-garis absorbsi/ emisi yang

tampak pada spectrometer tadi dapat menark kesimpulan tentang jenis

atom yang terdapat pada gas yang menjadi objek pengamatan

meskipun pada pengamatan semacam ini tidak terlihat hubungan

antara apa yang ditangkap oleh indera kita dengan objek pengamatan,

tetapi kesimpulannya bisa dipercaya dan bisa diuji kebenarannya

lewat cara-cara lain.

Mengukur percepatan gravitasi Bumi dengan mengamati frekuensi

ayunan, sehinga didapat frekuensi ayunan dengan percepatan

gravitasi.

2. Pemahaman Tentang Skala Besaran (Sense of Scale)

Ilmu fisika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki cakupan paling

luas. Dalam skala ruang ukuran, objek yang digarap terentang dari yang

sangat besar (jagat raya), sampai yang sangat kecil (elektron). Sel hidup itu

sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Molekul jauh lebih

kecil lagi, hanya dengan mikroskop elektron kita dapat melihatnya,

sedangkan elektron lebih kecil lagi. Bila kita ingin menyusun elektron

sepanjang garis lurus dengan panjang satu meter, berapa elektron yang kita

perlukan? Begitu pula berapa batang meteran kayu yang harus dijajarkan

untuk memenuhi jarak antara Bumi dengan salah satu bintang terdekat Alfa-

Centauri yang letaknya kira-kira empat tahun cahaya dari Bumi. Ilmu fisika

juga membahas ukuran skala waktu yang sangat kecil seperti waktu paro

dari pasangan positron-elektron. Padahal, mata kita hanya bisa membedakan

signal yang muncul kira-kira 1/30 detik. Jadi, meskipun ada ribuan proses

rekombinasi positron-elektron yang terjadi dalam 1/30 detik, kita

mengatakan hanya ada satu rekombinasi saja, sebab yang lain tidak

5

Page 6: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

terdeteksi oleh indera penglihatan kita. Mengacu pada contoh-contoh di

atas, maka perlu ditanamkan sense of scale.

Sense of scale dalam jumlah benda juga perlu ditanamkan pada

pengajaran fisika. Barangkali namanya sense of number. Kalau

dibandingkan kira-kira jumlah:

Penduduk Indonesia 200.000.000

Penduduk Dunia 3.000.000.000

Molekul dalam zat padat 1 cm3

100.000.000.000.000.000.000.000

Berapa jumlah komputer yang dipakai untuk menampung data seluruh

penduduk Indonesia dibandingkan dengan jumlah komputer yang

diperlukan untuk membuat sensus molekul yang ada dalam 1 cm3 bahan

padat?

Karena banyak pembahasan ilmu fisika dilukiskan dalam ungkapan

tulisan atau rumus, maka tanpa kesadaran tentang sense of scales bahasan

itu akan kurang dipahami makna konkretnya dalam alam ini.

3. Bahasa Simbolik

Banyak perilaku alam, khususnya perilaku yang dapat diungkapkan

secara kuantitatif, yang tidak dapat diungkapkan dengan “bahasa”

komunikasi sehari-hari. Sifat kuantitatif tersebut menyebabkan adanya

keperluan untuk menggunakan bahasa yang kuantitatif juga. Dalam

matematika ada aljabar sederhana yang dapat digunakan untuk misalnya

melukiskan perbesaran ata pengecilan benda dalam topik optika geometri.

6

Page 7: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

Tetapi gerak benda secara mekanika misalnya, hanya dapat diungkapkan

dalam bentuk persamaan differential. Demikian juga halnya dengan

elektrodinamika atau termodinamika. Bakan dalam pembahasan tentang

benda-benda dalam skala subatomic saat ini belum ada alternative lain,

selain mekanika kuantum yang abstrak itu sebagai “bahasa” ungkapannya.

Harus diakui bahwa tidak semua orang dapat dilatih untuk fasih dalam

bahasa simbolik ini. Lazimnya disediakan matakuliah yang namanya fisika-

matematik untuk melatih kefasihan penggunaan bahasa simbolik.

Sayangnya seringkali perwujudanya tidak jauh berbeda dengan kuliah

kalkulus yang sifatnya umum karena “kalkulus” di fisika yang dimaksudkan

sebagai bahasa atau alat untuk mengungkapkan sejumlah hukum atau gejala

alam, maka sebaiknya cara mengajarkannya selalu dikaitkan dengan topik

peristiwa, aturan, atau gejala alam yang ingin diahasakan. Kesederhanaan

serta makna dar ungkapan-ungkapan simbolik itu dalam kaitan denan gejala

atau peristiwa alam yang ingin dibahasakan perlu memperoleh prioritas.

Pengertian “integral” sebagai penjumlahan atau “diferensial” sebagai

selisih interval kecil, perlu diungkapkan data-data riil integrasi numeric

maupun diferensial numeric dengan menggunakan computer atau

kalkulatorbisa diterapkan untuk membantu maknanya dalam melikiskan

gejala alam yang teramati secara konkrit.

Namun yang perlu dicegah adalah kebiasaan menuliskan “bahasa

simbolik” yang sesungguhnya belum diketahui maknanya, sehingga hanya

akan mengelabui dirinya sendiri.

4.  Kerangka logika taat azas (logical self consistency) dari hukum alam

Matematika sebagai “bahasa” yang sangat cermat memiliki sifat yang

memudahkan kita menguji ketaat-azasan (self consistency)

7

Page 8: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

Ada keyakinan dalam ilmu fisika, berdasarkan pengalaman yang cukup

panjang, bahwa aturan alam memiliki sifat taat-asas secara logika (logically

self-consistent).

Kasus sederhana yang dapat ditampilkan sebagai contohnya adalah

hukum alam tentang listrik dan magnet. Secara empiric ditemukan hukum

coulomb, hukum ampere, dan hukum faraday. Jika ketiga hukum tadi

dirangkum dalam suatu kesatuandengan unkapan matematika, maka ada

semaam “keganjilan” dari segi ketaat-azasanya secara logika. Hal itu

membuat James Clark Maxwell meramalkan bahwa mash ada satu aturan

lagi yang belum ditemukan, kalau keseluruhanya harus taat-azas secara

logika. Ternyata apa yang diramal Maxwell bena. Artinya, kemudian

ditemukan lewat pengamatan bahwa memang ada hukum alam semacam itu.

Kasus lain lagi sebagai contoh adalah “keganjilan” adalah hukum-

hukum mekanika newton dengan elektrodinamika Maxwell.

Elektrodinamika meramalkan bahwa kecepatan gelombang elektromagnetik

tidak akan terpengaruh oleh gerak sumber maupun pengamatnya, sedangkan

mekanika Newton memperbolehkan kecepatan objek bertambah atau

berkurang sesuai dengan gerak sumber ataupun pengamat. “keganjilan”

itulah yang kemudian melahirkan teori relatifitas Einstein. Mekanika

Newton harus dikoreksi agar keduanya taat-azas secara logika.

5. Inferensi Logika (Logical Inference)

Keyakinan akan peran logika dalam pengendalian hukum-hukum alam

menyebabkan matematika menjadi “bahasa” hukum alam yang sangat

ampuh. Dari sebuah aturan yang diungkapkan dalam matematika, kita dapat

menggali konsekuensi-konsekuensi logis yang dilahirkan semata-mata lewat

inferensi logika. Tanpa melihat bagaimana sesungguhnya makna

konkretnya, langkah semacam itu sering dilakukan dalam ilmu fisika.

Inferensi merupakan kemampuan generik yang ditujukan untuk membuat

8

Page 9: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

suatu generalisasi atau mengambil suatu kesimpulan. Kesimpulan yang

ditarik dapat berupa penjelasan atau interpretasi dari hasil suatu observasi

atau suatu kajian atau berupa kesimpulan terhadap persoalan baru sebagai

akibat logis dari kesimpulan-kesimpulan atau teori-teori yang ada, tanpa

melihat bagaimana makna konkret sesungguhnya.

Ibaratnya seorang masinis kereta api yang memasuki terowongan yang

gelap dan panjang, dia tidak kenal sekelilingnya, tetapi ada keyakinan,

selama dia melewati rel yang tersedia, maka suatu saat dia akan melihat

alam terbuka kembali.

Contoh yang menarik adalah matarantai inferensi logika yang sangat

panjangdari teori relativitas Einstein, yang membahas kecepatan cahaya,

sampai pada kesimpulan bahwa ada ekivalensi antara massa benda dan

energi dengan hubungan E=mc2. Hasil inferensi logika itu bukan isapan

jempol atau ilusi belaka, karena percobaan konkret dalam ala mini ternyata

menunjukan kebanaran kesimpulan dari inferensi logika tadi.

Banyak contoh inferensi logika lain pada ilmu fisika yang menyajikan

kesimpulan yang ternyata benar-benar ada dialam ini. Positron diramlakan

lebih dahulu dari hasil inferensi logika sebelum ditemuakan eksistensinya.

Begitu pula dengan neutrino.

6. Hukum Sebab Akibat (Causality)

Seringkali ada kerancuan dalam menyimpulkan aturan yang akan kita

anggap sebagai hukum alam. Misalkan kita mengadakan sensus

(pengamatan) terhadap objek yang memang kebetulan berupa orang. Dua

diantara sekian banyak fakta yang diamati adalah: pertama, apakah orang

tersebut sering menonton televisi; kedua, apakah objek yang diamati itu

menderita penyakit jantung. Hasil sensus itu menunjukan bahwa bagian

terbesar yang sering nonton TV ternyata juga punya penyakit jantung.

Bolehkah kita mengambil kesimpulan bahwa orang-orang itu menderita

9

Page 10: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

penyakit jantung karena sering menonton TV? Kesimpulan semacam itu

tidak dapat dikatakan sebagai hukum sebab-akibat (sebab = sering nonton

TV; akibat = punya penyakit jantung). Alasannya, hasil sensus tersebut juga

dapat ditafsirkan sebagai : orang-orang itu sering nonton TV karena mereka

menderita penyakit jantung (sebab = punya penyakit jantung, akibat =

sering nonton TV). Pasti banyak yang tidak setuju dengan kesimpulan yang

kedua ini.

Hukum Faraday, yang juga disimpulkan dari pengamatan empiric,

menyatakan bahea jika ada kumparan yang melingkari medan magnet, maka

pada kumparan tersebut akan timbul arus listrik jika medan magnetnya

diubah. Besarnya arus listrik yang timbul sebanding dengan cepatnya

perubahan medan magnet itu. Untuk sampai pada kesimpulan itu, yang

dilakukan adalah dengan secara sadar dan dengan variasi yang berbeda-beda

kita mengubah kuat perubahan medan magnet itu dan kemudian mengukur

besar arus yang terjadi. Pengamatan pada kumparan selalu menunjukkan

bahwa arus listrik yang timbul tepat seperti yang dilukiskan oleh aturan

tersebut. Jadi, sebuag aturan dapat dinyatakan sebagai hukum sebab-akibat

apabila ada “reproducibility” dari akibat sebagai fungsi dari penyebabnya,

yang dapat dilakukan kapan saja dan oleh siapa saja.

Sebagian besar dari aturan fisika yang disebut “hukum” adalah hukum

sebab-akibat seperti yang diungkapkan itu. Kasus nonton TV dengan

penyakit jantung lazimnya dinamakan “korelasi”. Pada bagian-bagian

tertentu dari ilmu fisika juga dikenal dengan istilah “korelasi” antara gejala

alam, tetapi itu tidak disimpulkan sebagai sebab-akibat.

Sebab akibat banyak terkait dalam proses-proses biologi sehinga

kemampuan generik ini penting dilatihkan untuk pemahaman biologi. Sebab

dapat diartikan sebagai hal yang mengakibatkan sesuatu sedangkan akibat

adalah hasil dari sesuatu peristiwa atau perbuatan.

10

Page 11: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

7. Pemodelan Matematika

Kemampuan generik ini meliputi kemampuan membuat grafik atau

kemampuan mengubah grafik ke dalam bentuk kata-kata, kemampuan

membuat tabel dan menyusun data kedalam tabel atau menguraikan data

dari tabel ke dalam bentuk kata-kata, kemampuan membuat gambar atau

diagram alir tentang suatu prosedur misalnya prosedur praktikum.

Rumus-rumus yang melukiskan hukum-hukum alam dalam fisika

adalah buatan manusia yang ingin melukiskan gejala dan perangai alam

tersebut, baik dalam bentuk kualitatif maupun kuantitatif, jadi jika kita dapat

menyebutnya sebebagai “model” yang ungkapannya menggunakan “bahasa”

metematika. Karena pada hakikatnya ungkapan itu adalah “model” maka

dalam fisika kita juga mengenal model alternative (tidak harus hanya satu

model)

Untuk mekanika klasik kita kenal cara penungkapan yang paling tua,

yaitu modelnya Pak Newton. Tetapi mekanika yang sma juga dapat

diungkap dalam bentuk alternative lain, yaitu modelnya Pak Hamilton.

Kadang-kadang terasa bahwa pelajatan fisika terlalu diwarnai oleh sifat

“doktriner”: beginilah aturannya, pahami, titik. Sebaiknya koita

mengajarkan fisika juga secara jujur, model yang kita ajarkan jangan selalu

hanya satu. Jika memang ada cara lain berikan alternative itu. Biasanya

masing-masing alternative punya kelebihan dan kekurangannya. Dengan

sajian alternative kita akan dapat memahami maknanya lebih dalam lagi.

Mekanika kuantum, juga punya tiga macam alternative; pertama yang

paling popular disebut mekanika gelombang (Schrodinger), yang kedua

mekanika matriks (Heisenberg) dan yang ketiga adalah model Path Integral

(Fenyman).

11

Page 12: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

Latihan pemodelan matematik gejala-gejala alam juga dapat diajarkan

dengan membuat objek-objek yang sederhana, seperti Peluruhan Badan

Radioaktif, Penurunan Suhu Secangkir Kopi Panas, dsb. Dengan peralatan

computer saat ini proses pemodelan ini dapat diajarkan dengan cara yang

lebih mudah dan menarik, karena memberi kebebasan bagi mahasiswa

untuk bereksprimen dengan model-model yang dikarangnya sendiri. Dengan

cara ini dapat dididikkan sikap “berpikir alternative” (tidak bersikeras

dengan satu macam cara mendekati sebuah permasalahan.

8. Membangun Konsep

Tidak semua gejala alam dapat dipahami dengan menggunakan bahasa

sehari-hari. Kadang-kadang kita harus membangun sebuag konsep atau

pengertian baru yang tidak ada padanannya dengan pengertian-pengertian

yang sudah ada. Pada waktu kita belajar listrik dan magnet kita temui

interaksi antara dua benda yang tidak saling bersinggungan. Agar kita dapat

“memahami” maknanya maka dibuatlah sebuah konsep yang kita namakan

medan (medan listrik, medan magnet, kemudian juga medan gravitasi).

Konsep baru tadi bukanlah semata-mata hanya cara pandang yang baru,

tetapi juga punya manfaat. Seandainya hukum Coulomb , Ampere, dan

Faraday tidak diungkap dengan menggunakan konsep medan, mungkin

Maxwell tidak akan menemukan hukum elektrodinamika yang keempat,

yang tercetus dari gagasan untuk membuat seluruh aturan elektrodinamika

itu menjadi aturan yang secara logika taat-azas. Tanpa ungkapan dengan

vektor medan, sifat tidak taat-azas tidak mudah dapat dilihat.

Contoh lain adalah konsep entropi yang kita jumpai pada

termodinamika. Konsep tersebut awalnya dibuat untuk membuat besaran

yang bersifat sebagai diferensial. Transaksi kalor saja tidak akan

membentuk diferensial dalam arti integralnya hanya bergantung pada nilai

awal dan nilai akhir, bukan tergantung pada “pilihan jalan” yang ditempuh

12

Page 13: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

dari nilai awal ke nilai akhir. Diferensial itu terjadi jika transaksi kalor itu

nilainya dibagi oleh nilai suhu absolute T. di sisi lain kemudian kita jumpai

bahwa fungsi yang dibangun dari diferential semacam itu yang dinamakan

entropi, dalam kenyataannya melukiskan derajat ketidakteraturan dari sistem

yang kita bahas.

Istilah energi awalnya juga bukan istilah sehari-hari. Dari aturan

mekanikanya Newton, yang bertolak dari pengertian gaya, kemudian

dibangun konsep energi sebagai ukuran sebuah potensi yang dapat

dimanfaatkan untuk melakukan suatu kerja atau usaha sewaktu-waktu

diperlukan. Sekarang istilah itu sudah memasyarakat dan diartikan sebagai

komoditi yang dapat diperdagangkan.

Salah satu tugas yang tidak mudah dalam mengajarkan fisika adalah

menanmkan konsep-konsep tersebut ke benak mereka yang belajar agar

dipahami benar maknanya. Sebab dalam pembahasan fisika selanjutnya

konsep-konsep itu akan dipakai dan kadang-kadang dijadikan variable-

variabel yang ikut berperan.

Barangkali masih ada kemahiran generik lainnya jika kita menggali

lebih dalam lagi. Ulasan ini sekedar untuk menggugah kita akan adanya

dimensi lain dalam proses pembelajaran ilmu fisika yang di masa lalu jarang

disentuh.

Kesadaran seperti itu akan berguna ketika kita merancang proses

pembelajaran. Focus pemikiran hendaknya tidak hanya dicurahkan pada

topik pengetahuan fisika, melainkan juga kepada sasaran kemahiran generik

yang ingin dilatihkan kepada mereka yang diminta untuk belajar fisika.

Dalam sebuah skripsi berjudul “Penerapan kemahiran generik oleh

pensyarah dalam pengajaran matapelajaran pendidikan dan komputer” oleh

Maryam Syahirah binti Idris, Universiti Teknologi Malaysia menyatakan bahwa

terdapat tujuh kemahiran generik yaitu kemahiran berkomunikasi, pemikiran

13

Page 14: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

kritis dan kemahiran menyelesaikan masalah, kemahiran kerja berpasukan,

pembelajaran berterusan dan pengurusan tujuan, kemahiran keusahawanan, etika

dan integriti serta kemahiran kepimpinan dan proaktif merupakan tujuh

kemahiran generik yang harus diterapkan di kalangan siswa dalam Atribut

Graduan UTM 2007.

1. Kemahiran berkomunikasi meliputi komunikasi yang berkesan dalam

Bahasa Melayu dan Bahasa Inggris dalam konteks yang berbeda dan dengan

peserta komunikasi yang berbeda. Kemahiran insaniah yang harus siswa kuasai

dalam kemahiran berkomunikasi ialah kebebasan menyampaikan ide dengan jelas,

berkesan dan dengan penuh keyakinan, secara lisan dan tulisan, kebebasan

mengamalkan kemahiran mendengar yang aktif dan kebebasan mengemukakan

pendapat secara jelas dengan penuh keyakinan.

2. Pemikiran kritis dan kemahiran menyelesaikan masalah juga mencakup

kebebasan berpikir secara kritis, kreatif, inovatif, analisis, serta kebebasan

mengaplikasikan pemahaman dan pengetahuan kepada masalah baru dan berbeda.

Siswa perlu menguasai kebebasan mengenal pasti dan menganalisis masalah

dalam situasi kompleks dan samar, serta kebebasan mengembangkan dan

memperbaiki kemahiran berpikir seperti menjelaskan, menganalisis dan menilai

perbincangan, kebebasan mencari ide dan mencari penyelesaian alternative dan

banyak lagi.

3. Kemahiran kerja berpasukan amat penting karena setiap hari kita

berurusan dengan orang lain di sekitar kita maka kita harus memahirkan diri

bagaimana untuk bekerja dengan orang lain dengan sebaik mungkin (Ahmad

Fadzli Yusof, 2004). Kemahiran kerja berpasukan meliputi kebebasan untuk

bekerjasama dengan orang lain dari berbagai latar belakang sosiobudaya untuk

mencapai tujuan yang sama. Antara aspek kemahiran berpasukan yang perlu

dikuasai oleh para siswa ialah kebebasan membina hubungan baik, berinteraksi

dengan orang lain dan bekerja secara efektif bersama mereka untuk mencapai

objektif yang sama, kebebasan memahami dan mengambil peranan bersilih ganti

antara ketua kumpulan dan ahli kumpulan dan kebebasan mengenali dan hormat

14

Page 15: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

menghormati sikap, kelakuan dan kepercayaan orang lain.

4. Pembelajaran berterusan meliputi usaha belajar mandiri dalam

pemerolehan kemahiran dan pengetahuan baru. Kemahiran insaniah yang perlu di

kuasai siswa dalam pembelajaran berterusan ini ialah kebebasan mencari dan

mengurus tujuan yang relevan daripada berbagai sumber dan kebebasan menerima

ide baru dan berupaya untuk pembelajaran autonomi.

5. Kemahiran keusahawanan merupakan kemahiran yang penting dimiliki

oleh para siswa dalam era persaingan global berasaskan pengetahuan dan ekonomi

masa kini. Kemahiran keusahawanan meliputi usaha untuk menebak peluang dan

membangunkan kesadaran tentang risiko (risk awareness), kreativitas dan inovasi

dalam aktivitas berkaitan perdagangan dan pekerjaan. Siswa haruslah mempunyai

kebebasan untuk mengenal peluang perdagangan.

6. Begitu juga dengan etika dan integrity meliputi kebebasan untuk

mengamalkan standar moral yang tinggi dalam amalan profesional dan interaksi

sosial. Antara aspek yang harus dipenuhi oleh siswa dalam etika dan integritas ini

ialah kebebasan memahami kesan ekonomi, alam sekitar dan sosiobudaya dalam

amalan profesional dan kebebasan menganalisis dan membuat keputusan dalam

penyelesaian masalah berkaitan etika.

7. Tidak lupa juga kemahiran kepimpinan dan proaktif dimana meliputi usaha

untuk mengamalkan ciri kepimpinan dalam berbagai aktivitas. Siswa haruslah

mempunyai pengetahuan tentang teori asas kepimpinan dan berkebebasan untuk

memimpin proyek.

15

Page 16: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

Bab III

ANALISIS

A. Delapan aktivitas mendasar yang dapat dilakukan dalam pembelajaran

Berdasarkan temuan penelitiannya, Woods et al., (Kamsah, 2004)

menyarankan delapan aktivitas mendasar yang dapat dilakukan pada berbagai

pembelajaran, sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi keterampilan-keterampilan yang diharapkan dapat

berkembang pada diri siswa, memasukkannya ke dalam silabus

pembelajaran dan mengkomunikasikannya kepada siswa. Yakinkan bahwa

siswa memahami relevansi keterampilan-keterampilan tersebut dengan

kesuksesan mereka di masa yang akan datang.

2. Gunakan riset, bukan intuisi personal, untuk mengidentifikasi

keterampilan-keterampilan target.

3. Mengeksplisitkan perilaku implisit yang diasosiasikan dengan kesuksesan

mengaplikasikan keterampilan-keterampilan.

4. Memberikan praktek ekstensif untuk penerapan keterampilan-

keterampilan, menggunakan aktivitas-aktivitas terstruktur secara teliti, dan

memberikan dorongan umpan balik konstruktif terhadap usaha siswa

dengan menggunakan bukti berdasarkan target.

5. Melakukan monitoring. Monitoring merupakan proses metakognitif

menjaga sesuatu tetap di tempatnya, mengatur, dan mengontrol proses

mental, mempertimbangkan masa lalu, yang sedang terjadi, dan

merencanakan tindakan mental.

16

Page 17: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

6. Melakukan refleksi. Refleksi merupakan proses metakognitif untuk

mengetahui tindakan di masa lalu. Mengkomunikasikan masing-masing

masalah yang siswa pecahkan, atau tugas kelompok yang mereka

selesaikan, meminta mereka secara periodik melakukan refleksi

bagaimana cara mereka menyelesaikan tugas.

7. Mengkategorikan proses, tidak hanya produk. Pada beberapa tugas,

mengkategorikan proses pemecahan masalah, atau proses prapenulisan.

Mengkategorikan refleksi, menggunakan keterampilan-keterampilan

target.

8. Menggunakan asesmen standar dan daftar umpan balik.

B. Karakteristik Model-model pembelajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan generik

Untuk mengembangkan pembelajaran yang berorientasi keterampilan

generik, Hartono, (Admin 2009) mengemukakan bahwa pembelajaran harus

memiliki karakteristik-karakteristik:

(1) mengkondisikan siswa untuk aktif berpikir,

(2) terjadi layanan bimbingan individual,

(3) memanfaatkan keunggulan komputer.

Contoh model pembelajarannya seperti: model pembelajaran berbasis

media interaktif, model pembelajaran berbasis web, dan model pembelajaran

inkuiri terbimbing.

B.1. Contoh RPP yang dapat melatih kemampuan generik

RENCANA PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Sekolah : SMU

17

Page 18: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

Kelas : II

Alokasi waktu : 2X 45 menit

Indikator Materi Pelajaran Kegiatan Pembelajaranwa

ktu

Setelah

melakukan

eksperimen,

siswa dapat

menguraika

n gaya pada

sistem

koordinat

kartesian

untuk benda

dalam

keadaan

setimbang.

Setelah

melakukan

eksperimen,

siswa dapat

menggunak

an syarat

keseimbang

an untuk

gaya yang

bekerja

pada benda

dan

Gaya pada sistem

keseimbangan dapat

diuraikan berdasarkan

komponen paada sumbu

X dan komponen pada

sumbu Y diman gaya itu

bekerja. Persyaratan

keseimbangan dalam

bentuk formula

dinyatakan dengan:

∑F=0

Bila sistem dalam keadaan seimbang berlaku

Pendahuluan

Apersepsi : Siswa

menjawab pertanyaan guru

mengenai pengertian

keseimbangan

Motivasi

Guru membangkitkat Tanya

jawab dengan siswa tentang

gejala tentang

keseimbangan dalam

kehidupan sehari-hari,

dengan menanyakan pada

siswa bagaimana

menghitung besar gaya dan

tegangan tali pada sistem

keseimbangan (dalam hal

ini dicontohkan pada papan

reklame yang dipajang di

depan toko)

Kegiatan inti

Tahap I Dihadapkan pada

4’

6’

15’

18

y

T1 T2

x

W

Page 19: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

tegangan

tali. Siswa

dapat

menggamba

rkan vector

gaya pada

sistem

keseimbang

an dengan

menggunak

an katrol

Massa tali dan katrol diabaikan, gaya gesekan antara tali dengn katrol diabaikan

masalah

Guru memancing siswa

dengan masalah yang akan

dijadikan landasan untuk

memulai pelajaran

keseimbangan benda tegar

dengan mengajukan

pertanyaan mengenai sistem

keseimbangan pada benda

yang terdapat dengan

kehidupan sehari-hari

dengan pertanyaan :

Dengan memperlihatkan

gambar yang digantung

pada dinding, guru

menanyakan bagaimana

cara menghitung besar

gaya yang bekerja pada

sistem keseimbangan.

Bagaimana menghitung

tegangan tali pada sistem

keseimbangan

Tahap II Pengumpulan

data untuk verifikasi.

Guru meminta siswa

mengajukan pertanyaan

dalam rangka

mengumpulkan data

terhadap masalah yang

15’

19

Page 20: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

diajukan guru.

Pertanyaan siswa hanya

akan dijawab oleh guru

dengan “ya” atau “tidak”

Siswa diminta untuk

menjawab sementara

(hipotesis) dari masalah

yang diajukan guru.

Diharapkan siswa dapat

mengemukakan

pendapatnya

Tahap III Mengumpulkan

data melalui eksperimen

Guru meminta siswa untuk

melakukan eksperimen

dengan menggunakan LKS

yang telah disiapkan. Siswa

melakukan kajian literature

untuk menjawap

permasalahan yang

diberikan dan dilanjutkan

dengan :

Menyiapkan bahan dan

alat

Melakukan kegiatan

sesuai prosedur

20’

20

Page 21: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

Membuat kesimpulan

Guru mengarahkan siswa

dalam bekerja

Tahap IV Merumuskan

penjelasan

Guru memberikan waktu

kepada siswa untuk

melakukan diskusi

kelompok. Siswa

melakukan diskusi

kelompok.

Mengambil intisari

informasi dari

pengumpulan data untuk

menemukan besarnya

gaya yang bekerja pada

keseimbangan.

Menggambarkan diagram

bebas untuk sistem

keseimbangan

Mengkombinasikan

penemuan dari inkuiri ke

dalam suatu penjelasan,

pernyataan atau prinsip

yang lebih formal dari

sistem keseimbangan

Dari hasil pengamatan

dalam LKS guru

memberikan pertanyaan

15’

21

Page 22: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

yang mengarah pada

kesimpulan.

Tahap V. Analisis dari

proses inkuiri

Guru memberikan

dorongan pada siswa

merefleksikan

pemahaman

keseimbangan pada

benda.

Guru mengidentifikasi

dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan

untuk memperoleh

penjelasan tentang gaya

pada sistem

keseimbangan

Penilaian proses

Penutup

Siswa bersama-sama

dengan guru mengulang

kembali konsep-konsep

yang telah dipelajari.

15’

10’

Tabel B.1. Aspek kemampuan generik yang dapat dilatih lewat

pembelajaran fisika pada setiap indikator

Indikator Kegiatan PembelajaranKemampuan

Generik yang

dilatih

22

Page 23: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

Setelah

melakukan

eksperimen,

siswa dapat

menguraika

n gaya pada

sistem

koordinat

kartesian

untuk benda

dalam

keadaan

setimbang.

Setelah

melakukan

eksperimen,

siswa dapat

menggunak

an syarat

keseimbang

an untuk

gaya yang

bekerja

pada benda

dan

tegangan

tali. Siswa

dapat

menggamba

rkan vector

gaya pada

Pendahuluan

Apersepsi : Siswa menjawab pertanyaan

guru mengenai pengertian

keseimbangan

Motivasi

Guru membangkitkat Tanya jawab

dengan siswa tentang gejala tentang

keseimbangan dalam kehidupan sehari-

hari, dengan menanyakan pada siswa

bagaimana menghitung besar gaya dan

tegangan tali pada sistem keseimbangan

(dalam hal ini dicontohkan pada papan

reklame yang dipajang di depan toko)

Kegiatan inti

Tahap I Dihadapkan pada masalah

Guru memancing siswa dengan masalah

yang akan dijadikan landasan untuk

memulai pelajaran keseimbangan benda

tegar dengan mengajukan pertanyaan

mengenai sistem keseimbangan pada

benda yang terdapat dengan kehidupan

sehari-hari dengan pertanyaan :

Dengan memperlihatkan gambar yang

digantung pada dinding, guru

menanyakan bagaimana cara

menghitung besar gaya yang bekerja

Kemahiran keusahaan

Pemikiran kritis Menyelesikan

masalah

Kemahiran keusahaan

Pemikiran kritis Menyelesikan

masalah Kemahiran kerja

berpasukan

Emodelan

matematika

Kerangka logika

taat asas

Pengamatan

langsung

Pemodelan

matematika

Berpikir kritis

Hokum sebab

akibat

Kemahiran

menyelesaikan

masalah

Kemahiran

23

Page 24: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

sistem

keseimbang

an dengan

menggunak

an katrol

pada sistem keseimbangan.

Bagaimana menghitung tegangan tali

pada sistem keseimbangan

Tahap II Pengumpulan data untuk

verifikasi.

Guru meminta siswa mengajukan

pertanyaan dalam rangka

mengumpulkan data terhadap

masalah yang diajukan guru.

Pertanyaan siswa hanya akan dijawab

oleh guru dengan “ya” atau “tidak”

Siswa diminta untuk menjawab

sementara (hipotesis) dari masalah

yang diajukan guru. Diharapkan

siswa dapat mengemukakan

pendapatnya

Tahap III Mengumpulkan data

melalui eksperimen

Guru meminta siswa untuk melakukan

eksperimen dengan menggunakan LKS

yang telah disiapkan. Siswa melakukan

kajian literature untuk menjawap

permasalahan yang diberikan dan

dilanjutkan dengan :

Menyiapkan bahan dan alat

Melakukan kegiatan sesuai prosedur

Membuat kesimpulan

Guru mengarahkan siswa dalam

berkomunikasi

Kemahiran

berpikir kritis

Kemahiran

mnyelesikan

masalah

Kemahiran

berkomunikasi

Hokum sebab

akibat

Inferensi logika

Pengamatan

lansung

Kemahiran kerja

berpasukan

Membangun

konsep

Kemahiran

menyelesaikan

masalah

24

Page 25: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

bekerja

Tahap IV Merumuskan penjelasan

Guru memberikan waktu kepada siswa

untuk melakukan diskusi kelompok.

Siswa melakukan diskusi kelompok.

Mengambil intisari informasi dari

pengumpulan data untuk menemukan

besarnya gaya yang bekerja pada

keseimbangan. Menggambarkan

diagram bebas untuk sistem

keseimbangan

Mengkombinasikan penemuan dari

inkuiri ke dalam suatu penjelasan,

pernyataan atau prinsip yang lebih

formal dari sistem keseimbangan

Dari hasil pengamatan dalam LKS

guru memberikan pertanyaan yang

mengarah pada kesimpulan.

Tahap V. Analisis dari proses

inkuiri

Guru memberikan dorongan pada

siswa merefleksikan pemahaman

keseimbangan pada benda.

Guru mengidentifikasi dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan

untuk memperoleh penjelasan tentang

gaya pada sistem keseimbangan

Penilaian proses

Penutup

Kemahiran kerja

berpasukan

Pemikiran kritis

Inferensi logika

Etika dan

integrity

Kemahiran

mengemukakan

pendapat

Etika dan

integrity

Bahasa simbolik

Pembelajaran

berteusan

Kemahiran

25

Page 26: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

Siswa bersama-sama dengan guru

mengulang kembali konsep-konsep

yang telah dipelajari.

berpikir kritis

B.2. Contoh lembar kerja siswa

Lembar Kerja Siswa

GAYA PADA SISTEM KESEIMBANGAN

I. Tujuan

Menyelidiki gaya yang bekerja pada tali

II. Permasalahan

Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemui sistem keseimbangan dengan

menggunakan tali, seperti tali pada gantungan bola lampu, lukisan yang

digantungkan dengan tali pada dinding. Gaya-gaya apa saja yang bekerja

pada bola lampu. Berapa besar gaya tegangan tali pada sistem tersebut

Bagaimana cara menggambarkan diagram bebas dari sustu sistem

keseimbangan, seperti gantungan bola lampu dan lukisan tersebut.

III. Alat dan Bahan

1. Batang statif pendek

2. Batang ststif panjang

3. Dasar statif balok pendukung kaki ststif, puli 50mm

4. Poros penghubung pendek dengan jumlah masing-masing 2

26

Page 27: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

5. Tali nylon secukupnya

6. Beban 50 gram 10 buah

7. Neraca pegas 3 buah

IV. Kegiatan

Sebelum melakukan percobaan pastikan semua alat dalam keadaan baik.

Lakukan kegiatan berikut ini:

1. Rangkailah alat seperti pada gambar berikut ini :

2. Gantungkan sebuah beban 50 gram dengan menggunakan sebuah tali yang

dikaitkan pada statif.

3. Amati beban yang tergantung pada benda, bagaimana keadaan sistem….

4. Berapa angka yang ditunjukan oleh neraaca pegas :…N.

5. Angka yang ditunjukan oleh neraca pegas disebut….

27

Neraca pegasStatif

Beban

Dasar Statif

Page 28: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

6. Berapa berat beban….

7. Bagaimana hubungan besarnya gaya yang ditunjukan oleh neraca pegas

dengan berat benda yang anda dapatkan. Jelaskan!

8. Gambarkan vector gaya dalam diagram bebas yang bekerja pada benda.

9. berapakah jumlah reultan gaya yang bekerja pada benda….

10. Apa yang bisa anda simpulkan untuk benda dalam keadaan seimbang

Hasil ini merupakan syarat benda dikatakan seimbang

Kesimpulan

1. Gaya-gaya yang bekrja pada benda terdiri dari gaya… dan gaya…

2. Keseimbangan pada benda terjadi jika….

3. Buatlah formula untuk syrat keseimbangan pada benda :

a. Dua dimensi

b. Tiga dimensi

B.3. Contoh Instrumen untuk mengukur keterampilan generik

1. Diketahui timbangan seperti gambar di bawah ini. Anggap batang dan

kabel tidak bermassa dan sistem dalam keadaan setimbang static. Hitung

m1 dan m2 (skor 3)

28

Gambar : Vektor gaya dan Diagram Bebas

Page 29: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

2. Sebuah lukisan bermassa 0,60 kg digantungkan oleh sebuah kawat ringan

yang dihubungkan kedua titik pojok atas lukisan membentuk sudut 30

derajat terhadap horizontal, Tentukanlah : (skor 3)

a. Komponen vertical tegangan tali

b. Besar tegangan tali (T) (percepatan gravitasi :10 m/s2)

3. Tentukan besar dan letak titik tangkap resultan gaya dari titik B sehingga

sistem dalam keadaan seimbang (skor 3)

29

T T

5 N

AB C

2 N8 N

5m 5m

0,27kg

0,30kg

m1m2

Page 30: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

4. Tiga partikel ditempatkan pada sistem koordinay katesius sebagai berikut.

Partikel A dengan massa 3 kg di (0,2), B dengan massa 4 kg di (0,1) dan

C dengan massa 5 kg di (4,6). Semua jarak diukur dalam meter. (skor 3)

a. Gambarkan pada koordinat kartesian, ketiga partikel tersebut

b. Tentukan letak titik berat ketiga partikel tersebut

5. Pada batang AD bekerja empat buah gaya sejajar, masing-masing 16 N

dan F2 = F4 = 24 N seperti tampak pada gambar. (skor 3)

a. Tentukan besar momen kopel pada batang AD!

b. Tentukan arah perputaranya!

Tabel B.4. Indikator keterampilan generik pada instrumen

Definisi

konsep

Indikator penguasaan

konsep

Indikator keterampilan

generik

Nomor

soal

Ukuran

efektifitas

suatu gaya

dalam

Siswa dapat

mendefinisikan

momen gaya

Siswa dapat

Bahasa simbolik

Pemodelan matematik

No. 1,2

30

F3

F2

F1

F4

2m 2m

2mA B

C D

Page 31: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

menghasilkan

rotasi benda

mengelilingi

sumbu

putarnya

menjelaskan factor-

faktor yang

mempengaruhi

momen gaya

Pasangan dua

buah gaya

yang sejajar

dan sama

besar

Siswa dapat

menentukan besarnya

suatu kopel yang

bekerja pada benda

Siswa dapat

menentukan titik

tangkap gaya resultan

Pengamatan tak

langsung

No.3

Keseimbangan

benda tegar

dipenuhi bila

resultan gaya

dan resultan

momen gaya

sama dengan

nol

Siswa dapat

menentukan syarat

keseimbangan benda

tegar

Siswa dapat

menerapkan syarat

keseimbangan benda

tegar dalam

kehidupan sehari-hari

Membangun konsep No.2

Titik berat

benda

merupakan

titik dimana

berat total

sebuah benda

bekerja

Siswa dapat

menentukan titik berat

benda untuk benda

yang berbentuk pelat

tipis

Siswa dapat

menentukan titik berat

benda melalui sistem

koordinat kartesian

Pengamatan langsung

Pemodelan matematika

No.4

31

Page 32: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

Siswa dapat

menerapkan konsep

titik berat benda untuk

menentukan letak titik

berat suatu sistem

Perubahan

posisi titik

berat akibat

benda

diberikan gaya

luar

Siswa dapat

membedakan 3

stabilitas

kesetimbangan

Hubungan sebab akibat No.5

32

Page 33: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

BAB IV

KOMENTAR

Pembelajaran fisika memang tidak menjawab semua kebutuhan manusia

akan keterampilan-ketermpilan yang dibutuhkan manusia dalam mengarungi

kehidupan. Oleh karena itu ada baiknya bila seorang guru sains (fisika)

mengetahui dan merancang pembelajaran yang berorientasi pada kemahiran

generik yang bisa dicapai dalam pembelajaran fisika. Makalah ini telah membahas

beberapa hal-hal yang dibutuhkan terkait untuk mengembangkan keterampilan

generik seperti karakteristik model yang mendukung peningkatan keterampilan

generik, contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan contoh

instrument yang dapat mengukur keterampilan generik. Setelah membaca makalah

ini diharapkan seorang guru dapat menyampaikan pelajaran fisika yang

sesungguhnya. Dengan begitu mereka (siswa) dapat memiliki sebagian

keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi masa depanya walaupun

nantinya mereka tidak akan bersentuhan langsung dengan bidang fisika.

A. Kelebihan kemampuan generik

Keterampilan generik dapat diaplikasikan pada bidang ilmu pengetahuan

lain selain ilmu fisika

Keterampilan generik dapat dicapai hanya dengan mempelajari fisika

33

Page 34: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

B. Kelemaham kemampuan generik

Kemampuan generik tidak bisa dicapai dengan mudah oleh anak-anak

yang memiliki keterbatasan kemampuan

Kemampuan generik hanya bisa dikembangkan melalui model-model

pembelajaran tertentu saja.

Keterampilan generik hanya bisa dicapai melalui pembelajaran fisika

secara utuh

Guru harus mampu menyajikan semua pokok bahasan fisika sesuai dengan

metode yang tepat dan bervariasi.

Dalam mengukur keterampilan generik, diperlukan instrument khusus

34

Page 35: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

DAFTAR PUSTAKA

Assumpta, M. (2004). Benedictus Suprapto Brotosiswojo. Catatan 70 Tahun.

Bandung: Sangkris

Darmadi, I.W. (2007). Model Pembelajaran Berbasis Web untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Generik Sains terhadap Calon Guru Pada Materi Thermodinamika. Tesis Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung, Tidak diterbitkan

Gunawan. (2008). Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Interktif untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains dan berpikir kritis calon guru pada materi elastisitas. Tesis Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung, Tidak diterbitkan

Marhendri. (2007). Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada materi keseimbangan benda tegar untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains siswa SMA. Tesis Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung, Tidak diterbitkan

Syahirah binti Idris, M. (2009) Penerapan kemahiran generik oleh pensyarah dalam pengajaran matapelajaran pendidikan dan komputer. Skripsi Sarjana Universiti Teknologi Malaysia. (Online), Tersedia: http://pdf-search-engine.com/keterampilan-generik-sains-pdf.html[9 Desember 2009]

Admin, Keterampilan Generik Sains. (Online), Tersedia:http://fisika21.wordpress .com/2009/11/15/keterampilan-generik-sains/[9 Desember 2009]

35

Page 36: Makalah Keterampilan Generik Jadi

Keterampilan Generik

36