keterampilan proses dan generik sains

47
MAKALAH DASAR-DASAR DAN PROSES PEMBELAJARAN FISIKA I PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS OLEH : Kelompok 10 1. Slamet Prayogi (06081011027) 2. Toni Irawan (06081011028) Dosen Pembimbing: Drs. Abidin Pasaribu, M.M. M. Yusuf, S.Pd., M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Upload: abhie-furqon-sunrise

Post on 21-May-2017

297 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

MAKALAHDASAR-DASAR DAN PROSES PEMBELAJARAN FISIKA I

PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS

OLEH :

Kelompok 10

1. Slamet Prayogi (06081011027)

2. Toni Irawan (06081011028)

Dosen Pembimbing:

Drs. Abidin Pasaribu, M.M.

M. Yusuf, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2010

Page 2: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS

I. Pendahuluan

Peningkatan proses belajar – mengajar merupakan suatu kebutuhan yang

sangat diperlukan dalam proses pendidikan. Ini didasari oleh

meningkatnya kebutuhan siswa dan tantangan dalam kehidupan, sehingga

perlu adanya peningkatan dalam proses pendidikan untuk menghasilkan

generasi yang kompeten. Hal ini tidak terlepas dari adanya suatu

kewajiban-kewajiban dan hak – hak dari elemen – elemen yang terlibat

dalam proses ini. Guru, sebagai seorang yang bertanggungjawab secara

langsung dalam mendidik, merupakan tokoh utama yang harus mengetahui

cara – cara yang baik dalam mencapai tujuan tersebut. Untuk menunjang

pembelajaran, guru dapat meningkatkan pengetahuan akan bagaimana

proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan peraturan yang

sesuai dan berlaku. Selain itu perlu disesuaikan dengan tujuan dari

pembelajaran mata pelajaran yang terkait sehingga adanya keharmonisan

dan saling mendukung antara tujuan dan proses pembelajaran yang baik.

Dalam pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat

sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman

yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis,

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan Tujuan mata pelajaran IPA dicapai

oleh peserta didik melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan

induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri terbuka.

Page 3: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir,

bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek

penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA menekankan

pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan

dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Pengembangan keterampilan proses siswa dapat dilatihkan melalui suatu

kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan keterampilan

proses. Pendekatan keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang

dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta,

membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan

intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk

terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan ilmiah. Pembelajaran dengan

pendekatan keterampilan proses dilaksanakan dengan maksud karena IPA

merupakan alat yang potensial untuk membantu mengembangkan

kepribadian siswa. Kepribadian yang berkembang merupakan prasyarat

untuk melangkah ke profesi apapun yang diminati siswa

II. Pendekatan Keterampilan Proses

1. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau

panutan pengembangan keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan

fisik yang bersumber dari kemampuan- kemampuan mendasar yang

prinsipnya telah ada dalam diri siswa (DEPDIKBUD, dalam Moedjiono,

1992/ 1993 : 14)

Menurut Semiawan, dkk (Nasution, 2007 : 1.9-1.10) menyatakan

bahwa keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait

dengan kemampuan- kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai

dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan

berhasil menemukan sesuatu yang baru.

Page 4: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

Dimyati dan Mudjiono (Sumantri, 1998/1999: 113) mengungkapkan

bahwa pendekatan keterampilan proses bukanlah tindakan instruksional

yang berada diluar jangkauan kemampuan peserta didik. Pendekatan ini

justru bermaksud mengembangkan kemampuan- kemampuan yang

dimiliki peserta didik.

Suatu prinsip untuk memilih pendekatan pembelajaran ialah belajar

melalui proses mengalami secara langsung untuk memperoleh hasil belajar

yang bermakna. Proses tersebut dilaksanakan melalui interaksi antara siswa

dengan lingkungannya. Siswa diharapkan termotivasi dan senang melakukan

kegiatan belajar yang menarik dan bermakna bagi dirinya. Hal ini berarti

bahwa peranan pendekatan belajar mengajar sangat penting dalam kaitannnya

dengan keberhasilan belajar. Kurikulum 2004 telah menegaskan bahwa

penerapan pendekatan dalam proses belajar mengajar diarahkan untuk

mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar dalam diri siswa supaya

mampu menemukan dan mengelola perolehannya. Pendekatan ini disebut

pendekatan proses. Proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan ini

mengacu kepada siswa agar belajar berorientasi pada belajar bagaimana

belajar.

Beberapa alasan yang melandasi perlunya diterapkan keterampilan proses

dalam kegiatan belajar mengajar yaitu :

a. Perkembangan ilmu pengetahuan yang berlangsung begitu cepat sehingga

tidak mungkin lagi seorang guru memberikan semua fakta dan konsep

kepada siswa.

b. Pada prinsipnya anak mempunyai motivasi dari dalam dirinya sendiri

untuk belajar. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa ingin tahu anak terhadap

sesuatu.

c. Semua konsep yang telah ditemukan melalui penyelidikan ilmiah tidak

bersifat mutlak sehingga masih terbuka untuk dipertanyakan, dipersoalkan

dan diperbaiki.

d. Adanya sikap dan nilai-nilai yang perlu dikembangkan.

Page 5: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

(Conny Semiawan, 1992: 14)

2. Rincian Keterampilan Proses

1. RINCIAN KETERAMPILAN PROSES

a. Rincian keterampilan proses menurut Commision on Science

Education of Amerika Association for The Advancement of

Science (1970)

Keterampilan proses dasar terdiri atas

- Observasi (pengamatan)

- Measuring (pengukuran)

- Inferensi (menyimpulkan)

- Prediksi (meramalkan)

- Clasifying (menggolongkan)

- Communication (komunikasi)

Keterampilan proses terpadu

- Pengontrolan variabel

- Interpretasi data

- Perumusan hipotesa

- Pendefinisian variabel secara operasion

- Merancang eksperimen

Keterampilan proses dasar merupakan suatu fondasi untuk melatih

keterampilan proses terpadu yang lebih kompleks. Seluruh keterampilan

proses ini diperlukan pada saat berupaya untuk mencatatkan masalah

ilmiah. Keterampilan proses terpadu khususnya diperlukan saat melakukan

eksperimen untuk memecahkan masalah.

1. Pengamatan

Pengamatan merupakan salah satu keterampilan proses dasar.Keterampilan

menggunakan lima indera yaitu penglihatan, pembau, peraba, pengecap

dan pendengar. Apabila siswa mendapatkan kemampuan melakukan

pengamatan dengan menggunakan beberapa indera, maka kesadaran dan

kepekaan mereka terhadap segala hal disekitarnya akan berkembang,

Page 6: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan indera disebut

pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan

menggunakan alat ukur disebut pengamatan kuantitatif. Melatih

keterampilan pengamatan termasuk melatih siswa mengidentifikasi indera

mana yang tepat digunakan untuk melakukan pengamatan suatu objek.

2. Klasifikasi

Klaslifikasi adalah proses yang digunakan ilmuwan untuk mengadakan

penyusunan atau pengelompokkan atas objek-objek atau kejadian-

kejadian. Keterampilan klasifikasi dapat dikuasai bila siswa telah dapat

melakukan dua keterampilan berikut ini.

a. Mengidentifikasi dan memberi nama sifat-sifat yanng dapat diamati

dari sekelompok objek yang dapat digunakan sebagai dasar untuk

mengklasifikasi.

b. Menyusun klasifikasi dalam tingkat-tingkat tertentu sesuai dengan

sifat-sifat objek

Klasifikasi berguna untuk melatih siswa menunjukkan persamaan,

perbedaan dan hubungan timbal baliknya.

3. Inferensi

Inferensi adalah sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil

pengamatan. Hasil inferensi dikemukakan sebagai pendapat seseorang

terhadap sesuatu yang diamatinya. Pola pembelajaran untuk melatih

keterampilan proses inferensi, sebaiknya menggunakan teori belajar

konstruktivisme, sehingga siswa belajar merumuskan sendiri inferensinya.

4. Prediksi

Page 7: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

Prediksi adalah ramalan tentang kejadian yang dapat diamati diwaktu yang

akan datang. Prediksi didasarkan pada observasi yang cermat dan

inferensi tentang hubungan antara beberapa kejadian yang telah

diobservasi. Perbedaan inferensi dan prediksi yaitu : Inferensi harus

didukung oleh fakta hasil observasi, sedangkan prediksi dilakukan dengan

meramalkan apa yang akan terjadi kemudian berdasarkan data pada saat

pengamatan dilakukan.

5. Komunikasi

Komunikasi didalam keterampilan proses berarti menyampaikan pendapat

hasil keterampilan proses lainnya baik secara lisan maupun tulisan. Dalam

tulisan bisa berbentuk rangkuman, grafik, tabel, gambar, poster dan

sebagainya. Keterampilan berkomunikasi ini sebaiknya selalu dicoba di

kelas, agar siswa terbiasa mengemukakan pendapat dan berani tampil di

depan umum.

6. Identifikasi Variabel

Variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat

bervariasi atau berubah pada suatu situasi tertentu. Besaran kualitatif

adalah besaran yang tidak dinyatakan dalam satuan pengukuran baku

tertentu. Besaran kuantitatif adalah besaran yang dinyatakan dalam

satuan pengukuran baku tertentu misalnya volume diukur dalam liter dan

suhu diukur dalam derajat Celcius. Keterampilan identifikasi variabel

dapat diukur berdasarkan tiga tujuan

pembelajaran berikut.

a. Mengidentifikasi variabel dari suatu pernyataan tertulis atau dari

deskripsi suatu eksperimen.

b. Mengidentifikasi variabel manipulasi dan variabel respon dari

deskripsi suatu eksperimen.

c. Mengidentifikasi variabel kontrol dari suatu pernyataan tertulis atau

deskripsi suatu eksperimen.

Page 8: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

Dalam suatu eksperimen terdapat tiga macam variabel yang sama

pentingnya, yaitu variabel manipulasi, variabel respon dan variabel

kontrol.

• Variabel manipulasi adalah suatu variabel yang secara sengaja diubah

atau dimanipulasi dalam suatu situasi.

• Variabel respon adalah variabel yang berubah sebagai hasil akibat dari

kegiatan manipulasi.

• Variabel kontrol adalah variabel yang sengaja dipertahankan konstan

agar tidak berpengaruh terhadap variabel respon.

7. Definisi Variabel Secara Operasional

Mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan

bagaimana suatu variabel itu diukur. Definisi operasional variabel adalah

definisi yang menguraikan bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi

ini harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan

apa yang akan dicatat dari suatu eksperimen. Keterampilan ini merupakan

komponen keterampilan proses yang paling sulit dilatihkan karena itu

harus sering di ulang-ulang.

8. Hipotesis

Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang

merupakan pekerjaan tentang pengaruh yang akan terjadi dari variabel

manipulasi terdapat variabel respon. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk

pernyataan bukan pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam

merumuskan masalah yang akan diteliti (Nur, 1996). Hipotesis dapat

dirumuskan secara induktif dan secara deduktif. Perumusan secara

induktif berdasarkan data pengamatan, secara deduktif berdasarkan teori.

Hipotesis dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan

masalah.

Page 9: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

9. Interpretasi Data

Keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data,

analisis data, dan mendeskripsikan data. Mendeskripsikan data artinya

menyajikan data dalam bentuk yang mudah difahami misalnya bentuk

tabel, grafik dengan angka-angka yang sudah dirata-ratakan. Data yang

sudah dianalisis baru diiterpretasikan menjadi suatu kesimpulan atau

dalam bentuk pernyataan. Data yang diinterpretasikan harus data yang

membentuk pola atau beberapa kecenderungan.

10. Eksperimen

Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang

direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah

atau menguji suatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel

yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan dinyatakan secara

jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang akan

dikontrol sudah tepat. Untuk keberhasilan ini maka setiap eksperimen

harus dirancang dulu kemudian di uji coba. Melatihkan merencanakan

eksperimen tidak harus selalu dalam bentuk penelitian yang rumit, tetapi

cukup dilatihkan dengan menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan

dengan konsep-konsep didalam GBPP, kecuali untuk melatih khusus

siswa-siswa dalam kelompok tertentu. Contohnya Kelompok Ilmiah

Remaja.

b. Rincian keterampilan proses menurut Funk dkk (1979).

Keterampilan proses sains dasar terdiri dari proses berikut ini :

- pengamatan

- klasifikasi

- komunikasi

- pengukur system metrik

- prediksi

- inferensi

Page 10: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

Keterampilan proses terpadu terdiri dari proses – proses berikut ini :

- pengindentifikasian variabel

- penyusunan tabel data

- penyusunan grafik

- pendeskripsian hubungan antar variable

- pemerolehan dan pemrosesan data

- pedeskripsian penyelidikan

- pendefinisian variable secara operasional

- perencanaan penyelidikan

- pengeksperimen

c. Rincian keterampilan proses menurut Klopfer (1976).

Klopfer menyebut proses sains sebgai proses inkuiri. Rincian proses

inkuiri adalah sebagai berikut :

a) Proses – proses inkuiri I : Pengamatan dan pengukuran.

b) Proses – proses inkuiri II : Melihat suatu masalah dan mencari

cara pemecahannya.

c) Proses – proses inkuiri III : Interpretasi data dan merumuskan

generalisasi

d) Proses – proses inkuiri IV : Menyusun, menguji dan merevisi

suatu model teoritik

d. Rincian keterampilan proses menurut Barnard dan Oubourn

(1972).

Siswa seharusnya dapat :

- merumuskan masalah berbobot.

- menganalisis masalah

- mendapatkan informasi yang berkaitan dengan suatu

masalah dari berbagai sumber

- mengorganisasaikan data yang diperoleh

- menginterpretasikan data yang teroganisasi

- menguji hipotesa itu

- merumuskan kesimpulan

Page 11: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

e. Rincian keterampilan proses menurut Kurikulum SMKTA 1984.

Keterampilan proses dijabarkan menjadi tujuh keterampilan diantaranya :

- mengamati

- mengklasifikasikan

- menginterprestasikan

- meramalkan

- menerapkan

- merencanakan

- mengkomunikasikan.

1. Observasi

Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengamatan yang terarah tentang

gejala atau fenomena sehingga mampu membedakan yang sesuai dan

yang tidak sesuai dengan pokok permasalahan. Pengamatan di sini

diartikan sebagai penggunaan indera secara optimal dalam rangka

memperoleh informasi yang lengkap atau memadai.

2. Mengklasifikasikan

Kegiatan ini bertujuan untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-

syarat tertentu.

3. Menginterpretasikan atau menafsirkan data

Data yang dikumpulkan melalui observasi, perhitungan, pengukuran,

eksperimen, atau penelitian sederhana dapat dicatat atau disajikan dalam

berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, diagram

4. Meramalkan (memprediksi)

Hasil interpretasi dari suatu pengamatan digunakan untuk meramalkan

atau memperkirakan kejadian yang belum diamati atau kejadian yang

akan datang. Ramalan berbeda dari terkaan, ramalan didasarkan pada

hubungan logis dari hasil pengamatan yang telah diketahui sedangkan

terkaan didasarkan pada hasil pengamatan.

5. Membuat hipotesis

Page 12: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu

kejadian atau pengamatan tertentu. Penyusunan hipotesis adalah salah satu

kunci pembuka tabir penemuan berbagai hal baru.

6. Mengendalikan variable

Variabel adalah faktor yang berpengaruh. Pengendalian variable adalah

suatu aktifitas yang dipandang sulit, namun sebenarnya tidak sesulit yang

kita bayangkan. Hal ini tergantung dari bagaimana guru menggunakan

kesempatan yang tersedia untuk melatih anak mengontrol dan

memperlakukan variabel.

7. Merencanakan penelitian / eksperimen

Eksperimen adalah melakukan kegiatan percobaan untuk membuktikan

apakah hipotesis yang diajukan sesuai atau tidak.

8. Menyusun kesimpulan sementara

Kegiatan ini bertujuan untuk menyimpulkan hasil dari percobaan yang

telah dilakukan berdasarkan pada pola hubungan antara hasil pengamatan

yang satu dengan yang lainnya.

9. Menerapkan (mengaplikasikan) konsep

Mengaplikasikan konsep adalah menggunakan konsep yang telah

dipelajari dalam situasi baru atau dalam menyelesaikan suatu masalah,

misalnya sesuatu masalah yang dibicarakan dalam mata pelajaran yang

lain.

10. Mengkomunikasikan

Kegiatan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan proses dari hasil

perolehan kepada berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalam bentuk

kata-kata, grafik, bagan maupun tabel secara lisan maupun tertulis.

Praktik pengajaran dengan PKP menuntut perencanaan yang sungguh-

sungguh dan berkeahlian, kreatif dalam pelaksanaan pengajaran, cakap

mendayagunakan aneka media serta sumber belajar. Jadi guru bersama

siswa semakin dituntut bekerja keras agar praktik PKP berhasil efektif

dan efisien.

Page 13: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

3. Implikasi Keterampilan Proses dalam Proses Pembelajaran

Adapun implikasi yang timbul dari diterapkannya pendekatan

keterampilan proses dalam proses belajar mengajar diantaranya adalah

(bagi siswa) :

a) Memperoleh pengalaman melalui keterampilan proses sains

seperti identifikasi, seleksi, dan pemecahan masalah nyata secara

bermakna dan relevan dengan masalah-masalah yang ditemuinya.

b) Mempelajari dan memperdalam konsep-konsep dasar dengan

bermakna

c) Memanipulasikan informasi yang diperoleh

d) Mengembangkan keterampilan berpikir tinggi

e) Mengembangkan metodologi dengan menggunakan perangkat

penelitian

f) Menumbuhkan minat dan kepercayaan diri melalui Problem

Solving

g) Mempelajari bagaimana ilmu pengetahuan itu tumbuh dan

diciptakan.

Sedangkan sikap guru seharusnya :

a) Memfasilitasi minat siswa seluas mungkin

b) Mengembangkan sistem kurikulum terpadu/interdisipliner

c) Meresapkan keterampilan berpikir tinggi ke dalam kurikulum

d) Menumbuhkan jiwa sosialisasi dan organisasi melalui

pembentukan group-group kecil yang mandiri

e) Menanamkan pemahaman akan keterkaitan antara berbagai disiplin

ilmu, teknologi, dan sosial kemasyarakatan dengan memfokuskan

Page 14: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

perhatian pada masalah-masalah nyata dan relevan dengan masalah

yang ditemuinya.

f) Melibatkan siswa secara aktif selama belajar-mengajarnya.

g) Memberi kredit kepada pertanyaan siswa

h) Memberi kesempatan siswa untuk memilih dan menetapkan

berbagai metodologi penelitiannya selama belajarnya.

i) Memupuk keterampilan seperti proses, sosial, kepemimpinan,

tanggung jawab, pengambilan keputusan, dan komunikasi.

4. Peran Guru dan Siswa dalam Pendekatan Keterampilan Proses

Adapun peran guru dalam pendekatan keterampilan proses diantaranya

:

1. Memfasilitasi kemungkinan pilihan area/bidang studi/kajian

2. Menciptakan iklim yang mendukung

3. Menciptakan situasi yang dapat memudahkan munculnya

pertanyaan

4. Menciptakan dan mengarahkan kegiatan brainstrorming

5. Melakukan Record Keeping

6. Menumbuhkan dan mempertahankan situasi dan kondisi

lingkungan yang dihasilkan atas dasar interest siswa (Non-

Judgmental)

7. Membantu dalam pengelompokan dan penjelasan permasalahan

yang muncul.

Page 15: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

8. Menyediakan petunjuk tentang keamanan dan waktu bekerja, dan

sumber yang dapat digunakan.

9. Mengajukan pertanyaan untuk membantu memperjelas observasi

siswa, membantu memperjelas arah dan logika berpikir siswa.

10. Menciptakan situasi yang menantang bagi siswa untuk berpikir

11. Membantu siswa mengaitkan pengalaman yang sedang

dikembangkan dengan ide/pendapat/gagasan siswa tersebut.

12. Menyediakan daftar ketentuan penggunaan alat dan teknik yang

baru

13. Membantu mengembangkan metode pengumpulan data,

pencatatan, interpretasi, penayangan, dan penggunaan dari

teknologi yang masih dianggap kompleks oleh siswa.

14. Menyediakan petunjuk tentang keamanan dan waktu bekerja, dan

sumber yang dapat digunakan.

15. Mengajukan pertanyaan untuk membantu memperjelas observasi

siswa, membantu memperjelas arah dan logika berpikir siswa.

16. Menciptakan situasi yang menantang bagi siswa untuk berpikir

17. Membantu siswa mengaitkan pengalaman yang sedang

dikembangkan dengan ide/pendapat/gagasan siswa tersebut.

18. Menyediakan daftar ketentuan penggunaan alat dan teknik yang

baru

19. Membantu mengembangkan metode pengumpulan data,

pencatatan, interpretasi, penayangan, dan penggunaan dari

teknologi yang masih dianggap kompleks oleh siswa

20. Mendiskusikan kemungkinan penetapan audien dan audiensi

Page 16: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

21. Mendefinisikan dan menetapkan informasi yang dipandang sesuai

dengan audiens

22. Menyediakan ketentuan dalam analisis data dan teknik

penayangannya.

23. Menyediakan ketentuan dalam menyiapkan presentasi

24. Menekankan terciptanya situasi yang mendukung

25. Memfasilitasi kemungkinan terjadinya interaksi antara presenter

dengan audiens

26. Membantu mengembangkan metode atau cara-cara dalam

mengevaluasi hasil penemuan studi selama presentasi, baik secara

lisan maupun tulisan.

Adapun aktivitas yang dilakukan oleh siswa adalah langsung

berhadapan dengan masalah, mengumpulkan data, merumuskan

hipotesis dan akhirnya sampai pada kesimpulan – kesimpulan yang

berdasarkan pada interprestasi data.

III. Keterampilan Generik Sains

1. Keterampilan Generik Sains

Sains berasal dari natural science atau science saja, biasanya disebut

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan sekumpulan ilmu-ilmu serumpun

yang terdiri atas Biologi, Fisika, Kimia, Geologi dan Astronomi yang

berupaya menjelaskan setiap fenomena yang terjadi di alam. Mengingat

bidang kajiannya berbeda, tentu saja terminologi yang digunakan dalam

setiap disiplin ilmu tersebut juga berbeda. Kerangka berpikir sains adalah

bahwa: (1) di alam ada pola yang konsisten dan berlaku universal; (2)

sains merupakan proses memperoleh pengetahuan untuk menjelaskan

fenomena; (3) sains selalu berubah dan bukan kebenaran akhir; (4) sains

Page 17: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

hanyalah pendekatan terhadap yang “mutlak” karena itu tidak bersifat

“bebas nilai” dan (5) sains bersifat terbatas, sehingga tidak dapat

menentukan baik atau buruk (Rutherford and Ahlgren, 1990)

Sains sesungguhnya tidak terpecah-pecah meskipun ada disiplin-

disiplin tersebut, karena ada sejumlah pemikiran yang “menembus” antar

disiplin Sains yang disebut tema umum, yaitu sistem, model, kekekalan,

pola perubahan, skala dan evolusi (Rutherford and Ahlgren, 1990). Uraian

dari tema-tema tersebut adalah sebagai berikut :

a. Sistem terbentuk apabila ada sekumpulan benda yang berhubungan satu

dengan yang lain dan dalam hubungannya setiap komponen dengan

fungsinya masing-masing berupaya membentuk satu kesatuan. Sistem

dapat dibentuk dari beberapa sub-sistem.

b. Model merupakan tiruan yang lebih sederhana dari fenomena yang

sesungguhnya dipelajari, yang diharapkan dapat menolong kita

memahaminya secara lebih baik. Model ini dapat berupa model fisis,

model matematis dan model konseptual.

c. Kekekalan merupakan bagian yang tidak berubah yang ditemukan

dalam semua perubahan. Misalnya pada akhir dari banyak sistem fisis

yang melibatkan energi, selalu akan menuju kondisi kesetimbangan.

Pada reaksi kimia ada bagian yang tidak berubah yaitu massa zat.

d. Pola perubahan tertentu ditemukan pada setiap perubahan. Dalam alam

ada tiga jenis perubahan yaitu: (1) perubahan yang cenderung berpola

tetap; (2) perubahan yang berlangsung dalam siklus; dan (3) perubahan

yang tak teratur. Perubahan yang berpola tetap misalnya peluruhan

radioaktif. Terjadinya hujan menggambarkan perubahan yang berpola

siklus. Mengembangnya alam semesta menggambarkan perubahan yang

tak teratur.

Page 18: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

e. Skala besaran dalam alam semesta bervariasi, misalnya ukuran,

tenggang waktu, kecepatan. Banyak ukuran-ukuran dalam alam yang

besarnya tidak sesuai dengan pengalaman siswa dalam kehidupan

sehari-hari, seperti kecepatan cahaya, jarak bintang terdekat, jumlah

bintang di galaksi, umur matahari, yang ukurannya jauh lebih besar

daripada yang dapat dijelaskan secara intuisi. Sebaliknya kecilnya

ukuran atom, jumlahnya yang sangat banyak dalam materi, cepatnya

interaksi antar atom juga jauh dari jangkauan sehari-hari siswa. Melalui

ukuran-ukuran yang tidak biasa ini sains ingin menitipkan kemampuan

untuk memperkirakan ukuran (sense of scale) bagi siswa yang

mempelajarinya, sehingga dapat membayangkan perkiraan ukuran

benda, jarak, kecepatan, yang dipelajarinya itu secara tepat.

f. Evolusi merupakan perubahan yang sangat lambat. Segala sesuatu di

bumi selalu berubah setiap saat secara perlahan-lahan. Segala sesuatu

yang sekarang ada dianggap berasal dari yang ada pada masa lalu dan

telah mengalami perubahan secara perlahan-lahan. Suatu evolusi tak

dapat berlangsung dalam keadaan terisolasi, karena segala sesuatu akan

mempengaruhi keadaan sekelilingnya untuk berubah pula, seleksi alam

akan menyebabkan makhluk hidup berevolusi.

Melalui keenam tema ini sains dipersatukan dalam pola pemikiran,

meskipun berbeda bidang kajiannya, sains selalu menjadi wahana

pengembangan berpikir yang sama bagi mereka yang mempelajarinya.

Pengetahuan sains antara lain adalah konsep, prinsip, dan teori.,

Sedangkan pengetahuan mengenai sains adalah pengetahuan mengenai

cara memperoleh pengetahuan sains yang terdiri dari metodologi dan

epistemologi. Metodologi adalah ilmu yang diperoleh secara empiris

mengenai cara memperoleh pengetahuan. Epistemologi hampir sama

dengan metodologi, perbedaannya epistemologi diperoleh secara nalar.

Page 19: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

Kemampuan dasar siswa merupakan kemampuan yang sangat luas

yang dapat digunakan untuk mempelajari dan menggunakan berbagai

konsep dari berbagai disiplin ilmu. Jika kemampuan dasar siswa ini

diintegrasikan dengan pengetahuan mengenai sains akan menjadi

kompetensi luas (kompetensi generik) yang dapat digunakan untuk

mempelajari dan menggunakan berbagai pengetahuan sains dalam

berbagai konteks sains untuk memenuhi kebutuhan hidup siswa di

berbagai situasi hidupnya (misalnya untuk belajar di sekolah yang lebih

lanjut dan memecahkan masalah di masyarakat).

\

Gambar 1. Piramida Kompetensi Ilmiah

Pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan literasi sains

mengutamakan peningkatan kompetensi luas ini yang dapat ditunjukkan

Page 20: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

dengan peningkatan keterampilan generik. Jika kemampuan dasar siswa

diintegrasikan dengan pengetahuan mengenai sains dan pengetahuan sains

akan menjadi kompetensi spesifik yang khusus untuk memahami dan

menggunakan pengetahuan sains tertentu.

Kompetensi generik adalah kompetensi yang digunakan secara umum

dalam berbagai kerja ilmiah. Kompetensi generik diturunkan dari

keterampilan proses dengan cara memadukan keterampilan itu dengan

komponen-komponen alam yang dipelajari dalam sains. Karena itu,

kompetensi generik lebih mudah dipahami dan dilaksanakan daripada

keterampilan proses, serta penilaiannya pun lebih mudah. Kompetensi

generik kurang berlaku umum dibandingkan dengan keterampilan proses,

tetapi lebih berlaku umum dibandingkan dengan kompetensi dasar.

Jika memperhatikan kompetensi dasar dalam standar kompetensi dari BSNP

(Badan Standar Nasional Pendidikan) tampak bahwa yang dimaksudkan dengan

kompetensi dasar adalah kompetensi khusus yang berkaitan dengan sesuatu

konsep. Kompetensi generik adalah kompetensi yang lebih luas daripada

kompetensi dasar. Kompetensi generik merupakan kompetensi yang dapat

digunakan untuk mempelajari berbagai konsep dan menyelesaikan berbagai

masalah sains. Dalam satu kegiatan ilmiah, misalnya kegiatan memahami konsep,

terdiri dari beberapa kompetensi generik. Kegiatan-kegiatan ilmiah yang berbeda

dapat mengandung kompetensi-kompetensi generik yang sama.

Menurut Brotosiswoyo (2001) kemampuan generik sains dapat

ditunjukkan melalui 9 indikator yaitu: (1) pengamatan langsung; (2)

pengamatan tak langsung; (3) kesadaran tentang skala besaran; (4) bahasa

simbolik; (5) kerangka logika taat-asas; (6) inferensi logika, (7) hukum sebab

akibat; (8) pemodelan matematika; (9) membangun konsep.

Makna dari setiap keterampilan generik sains tersebut dijelaskan dalam

Liliasari (2005), seperti berikut ini.

a. Pengamatan langsung

Page 21: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

Sains merupakan ilmu tentang fenomena dan perilaku alam sepanjang

masih dapat diamati oleh manusia. Hal ini menuntut adanya kemampuan

adanya kemampuan manusia untuk melakukan pengamatan langsung dan

mencari keterkaitan-keterkaitan sebab akibat dari pengamatan tersebut.

b. Pengamatan tak langsung

Dalam pengamatan tak langsung, alat indera yang digunakan manusia

memiliki keterbatasan. Untuk mengamati keterbatasan tersebut manusia

melengkapi diri dengan berbagai peralatan. Beberapa gejala alam lain juga

terlalu berbahaya jika kontak langsung dengan tubuh manusia seperti arus

listrik, zat-zat kimia beracun, untuk mengenalnya diperlukan alat bantu

seperti ampermeter, indikator, dan lain-lain. Cara ini dikenal dengan

pengamatan tak langsung.

c. Kesadaran akan skala besaran

Dari hasil pengamatan yang dilakukan maka seseorang yang belajar

sains akan memiliki kesadaran akan skala besaran dari berbagai obyek

yang dipelajarinya. Dengan demikian ia dapat membayangkan bahwa yang

dipelajarinya itu tentang dari ukuran yang sangat besar seperti jagad raya

sampai yang sangat kecil seperti keberadaan pasangan elektron. Ukuran

jumlah juga sangat mencengangkan, misalnya penduduk dunia lebih dari 5

milyar, maka jumlah molekul dalam 1 mol zat mencapai 6.02 x 1023 buah.

d. Bahasa simbolik

Untuk memperjelas gejala alam yang dipelajari oleh setiap rumpun

ilmu diperlukan bahasa simbolik, agar terjadi komunikasi dalam bidang

ilmu tersebut. Dalam sains misalnya bidang kimia mengenal adanya

lambang unsur, persamaan reaksi, simbol-simbol untuk reaksi searah,

reaksi kesetimbangan, resonansi dan banyak lagi bahasa simbolik yang

telah disepakati dalam bidang ilmu tersebut.

Page 22: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

e. Kerangka logika taat asas

Pada pengamatan panjang tentang gejala alam yang dijelaskan melalui

banyak hukum-hukum, orang akan menyadari keganjilan dari sifat taat

asasnya secara logika. Untuk membuat hubungan hukum-hukum itu agar

taat asas, maka perlu ditemukan teori baru yang menunjukkan kerangka

logika taat asas. Misalnya keganjilan antara hukum mekanika Newton dan

elektrodinamika Maxwell, yang akhirnya dibuat taat asas dengan lahirnya

teori relativitas Enstein.

f. Inferensi logika

Logika sangat berperan dalam melahirkan hukum-hukum sains.

Banyak fakta yang tak dapat diamati langsung dapat ditemukan melalui

inferensia logika dari konsekuensi-konsekuensi logis hasil pemikiran

dalam belajar sains. Misalnya titik nol derajat Kelvin sampai saat ini

belum dapat direalisasikan keberadaannya, tetapi orang yakin bahwa itu

benar.

g. Hukum sebab akibat

Rangkaian hubungan antara berbagai faktor dari gejala yang diamati

diyakini sains selalu membentuk hubungan yang dikenal sebagai hukum

sebab akibat. Sebagian besar dari aturan fisika yang disebut "hukum"

merupakan hubungan sebab-akibat. Sebagai contoh hukum Newton

tentang gerak,benda akan memberikan gaya reaksi bila padanya

diberikan reaksi dimana arahnya berlawanan dengan gaya yang diberikan

padanya. Pada kesetimbangan momen gaya sangat ditentukan oleh gaya

yang diberikan padanya, bila gaya yang diberikan besar maka momen

gayanya juga semakin besar.

h. Pemodelan matematik

Banyak ungkapan aturan dalam fisika yang disebut “hukum”

dinyatakan dalam bahasa matematika yang disebut rumus. Rumus-rumus

Page 23: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

yang melukiskan hukum-hukum alam dalam fisika adalah buatan

manusia yang ingin melukiskan gejala dan perangai alam tersebut, baik

dalam bentuk kualitatif maupun kuantitatif. Jadi kita dapat menyebutnya

sebagai model yang ungkapannya menggunakan bahasa matematika.

Pemodelan matematik sering disebut sebagai model simbolik karena

bersifat abstrak dan dapat diungkapkan secara simbolik berupa rumus.

Model dapat pula berupa gambar, program, atau gambaran mental.

Pemodelan matematik umumnya bertujuan untuk memperoleh hubungan

yang lebih akurat yang berlaku dalam suatu sistem dalam alam.

i. Membangun konsep

Tidak semua fenomena alam dapat dipahami dengan bahasa sehari-

hari, karena itu diperlukan bahasa khusus ini yang dapat disebut konsep.

Jadi belajar sains memerlukan kemampuan untuk membangun konsep ,

agar bisa ditelaah lebih lanjut untuk memerlukan pemahaman yang lebih

lanjut, konsep-konsep inilah diuji keterapannya.

2. Keterkaitan Keterampilan Generik Sains dan Konsep-Konsep Sains

Berdasarkan paradigma baru dalam mempelajari sains yang harus

berdampak pada kompetensi, bahkan efek iringan dari suatu pembelajaran

dirasakan lebih penting pada abad ke-21 ini, daripada efek pembelajaran

langsung. Sebagai akibatnya guru perlu menentukan terlebih dahulu

keterampilan generik sains yang perlu dimiliki siswa sebagai dampak

suatu pembelajaran sains.

Dengan berkembang pesatnya pengetahuan sains, maka pertambahan

konsep-konsep sains yang perlu dipelajari siswa juga sangat besar. Sebagai

akibatnya perlu ada pemilihan konsep-konsep esensial yang dipelajari

siswa. Konsep-konsep esensial ini dipilih berdasarkan pada pentingnya

konsep tersebut untuk kehidupan siswa dan pentingnya memberi

pengalaman belajar tertentu kepada siswa, agar memperoleh bekal

keterampilan generik sains yang memadai. Untuk menentukan

Page 24: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

pengetahuan sains yang perlu dipelajari siswa, pengajar perlu terlebih

dahulu melakukan analisis konsep- konsep sains yang ingin dipelajari.

(Liliasari dkk, 2007). Analisis lebih lanjut dilakukan untuk menunjukkan

hubungan antara jenis konsep-konsep sains dengan keterampilan generik

sains yang dapat dikembangkan. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel:

Tabel.1 Hubungan jenis konsep dan keterampilan generik sains

Page 25: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

Tabel diatas menunjukkan bahwa dalam mempelajari konsep-konsep

sains dibekalkan kemampuan berpikir yang kompleks. Pada umumnya

setiap konsep sains dapat mengembangkan lebih dari satu macam

keterampilan generik sains, kecuali konsep konkrit. Jenis konsep ini sangat

terbatas jumlahnya dalam sains, karena itu mempelajari konsep sains pada

hakekatnya adalah mengembangkan keterampilan berpikir sains, yang

merupakan berpikir tingkat tinggi. (Liliasari dkk, 2007).

3. Pembelajaran Berorientasi Keterampilan Generik Sains

Ciri dari pembelajaran sains melalui keterampilan generik sains adalah

membekalkan keterampilan generik sains kepada siswa sebagai

pengembangan keterampilan berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran Fisika,

biologi, dan kimia dapat membekalkan keterampilan generik melalui

pengamatan langsung atau tak langsung, bahasa simbolik, inferensi logika,

pemodelan matematik, dan membangun konsep. Kerangka logika taat azas

dan hukum sebab akibat merupakan ciri khas keterampilan generik kimia

dan fisika. Sedangkan kesadaran akan skala besaran merupakan ciri

keterampilan generik biologi (Liliasari, 2007). Oleh sebab itu,

pembelajaran sains berorientasi keterampilan generik sains dapat

dilakukan melalui eksperimen (pengamatan langsung atau tak langsung,

inferensi logika, dan membangun konsep) dan melalui simulasi komputasi

(pengamatan tak langsung, bahasa simbolik, inferensi logika, pemodelan

matematik, dan membangun konsep), serta dapat juga melalui diskusi

(kooperatif) dalam rangka menumbuhkan keterampilan generik seperti

inferensi logika, pemodelan matematik, dan membangun konsep.

Pembelajaran sains dengan berorientasi keterampilan generik dengan

pengembangan pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa dan pemanfaatan

keunggulan komputer telah dilakukan oleh Sudarmin (2007) yang hasilnya

menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berorientasi keterampilan

generik sains mampu meningkatkan penguasaan konsep siswa sampai pada

kategori “sedang”. Dengan demikian, pembelajaran berorientasi pada

Page 26: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

keterampilan generik sains merupakan pembelajaran yang lebih mengedepankan

pada keterampilan proses.

4. Manfaat Keterampilan / Kompetensi Generik Bagi Siswa

Setiap kompetensi generik mengandung cara berpikir dan berbuat,

karena itu akan memudahkan guru dalam meningkatkan kompetensi

generik siswa. Kompetensi generik terutama digunakan untuk

meningkatkan kompetensi siswa dalam mempelajari fenomena alam dan

belajar cara belajar. Karena kompetesi generik merupakan kompetensi

yang digunakan secara umum dalam berbagai kerja ilmiah, pembelajaran

yang meningkatkan kompetensi generik siswa akan menghasilkan siswa-

siswa yang mampu memahami konsep, menyelesaikan masalah, dan

kegiatan ilmiah yang lain, serta mampu belajar sendiri dengan efektif dan

efisien. Berikut ini manfaat penggunaan kompetensi generik dalam

pembelajaran sains (IPA), yaitu:

1. Kompetensi generik membantu guru mengetahui apa yang

harus ditingkatkan pada siswa dan membelajarkan siswa dalam belajar

cara belajar.

2. Pembelajaran dengan memperhatikan kompetensi generik

dapat digunakan untuk mempercepat pembelajaran.

3. Dengan melatihkan kompetensi generik pada siswa, setiap

siswa dapat mengatur kecepatan belajarnya sendiri dan guru dapat

mengatur kecepatan pembelajarannya.untuk setiap siswa.

4. Miskonsepsi pada siswa dapat terjadi karena kompetensi

generiknya lemah, sehingga dengan keterampilan generik ini

miskonsepsi pada siswa dapat diminimalisir bahkan dihilangkan.

Beberapa contoh keterampilan / kompetensi generik sains dalam

pembelajaran IPA:

1. Keterampilan Generik Sains : “Membangun Konsep, Hukum

Sebab-Akibat, dan Kerangka Logika Taat Azas”

Page 27: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

Karena konsep-konsep IPA yang mengandung prinsip atau teori terdiri

dari fenomena yang juga berlaku sebagai indikator alam, syarat

keberlakuan konsep, prinsip atau teori, dan aturan penerapan konsep,

kompetensi generik dalam memahami konsep-konsep tersebut adalah

sebagai berikut.

a. Mendeskripsikan fenomena suatu konsep

b. Menjelaskan pengertian/hubungan parameter pada prinsip/teori.

c. Mengidentifikasi syarat-syarat keberlakuan prinsip/teori

d. Mengidentifikasi parameter/hubungan parameter dari model yang

digunakan

e. Mengidentifikasi indikator alam dari suatu konsep

2. Kompetensi Generik Sains: “Inferensi Logika, Hukum Sebab-

Akibat, Pemodelan Matematik, dan Membangun Konsep”.

Penyelesaian masalah formal (masalah teoritis di kelas) dilakukan

dengan beberapa kompetensi generik sebagai berikut ini.

a. Menentukan fenomena (objek dan peristiwa) yang

dipermasalahkan.

b. Membagi fenomena (berdasarkan konsep-konsep utamanya).

c. Mengidentifikasi indikator alam (untuk menentukan prinsip/teori

yang berlaku) pada fenomena yang dipermasalahkan

d. Memodifikasi/mengandaikan fenomena yang tidak tepat sama

dengan fenomena dari konsep yang berlaku.

e. Membuat model dari fenomena alam yang dipermasalahkan.

f. Mengintegrasikan prinsip/teori yang berlaku dalam suatu

penjelasan ilmiah atau persamaan parametrik.

3. Keterampilan Generik Sains: ”Pengamatan Langsung / Tak

Langsung, dan Membangun Konsep”.

3a. Dalam praktikum di laboratorium

Page 28: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

Kompetensi-kompetensi generik yang digunakan dalam memahami

konsep dan menyelesaikan masalah formal digunakan juga dalam kegiatan

melakukan percobaan IPA. Dalam satu proses IPA dapat terdiri dari

beberapa kompetensi generik. Contohnya pada proses mengamati akan

terdiri dari mengidentifikasi fenomena yang dipermasalahkan, membagi

fenomena (jika merupakan fenomena yang kompleks), mengidentifikasi

indikator alam, dan mengukur besar parameter yang harus diukur.

Keterampilan generik merupakan keterampilan yang keberlakuannya lebih

sempit dibandingkan dengan keterampilan proses. Satu keterampilan

proses dapat terdiri dari beberapa keterampilan generik. Kompetensi

generik, yaitu keterampilan generik yang terintegrasi dengan pengetahuan

dan komponen-komponen yang dipelajari, dalam kegiatan percobaan IPA

dapat seperti berikut ini.

1. Mengidentifikasi objek dan fenomena yang dipermasalahkan.

2. Menyusun objek dan peristiwa (fenomena) yang dipermasalahkan

3. Mengidentifikasi indikator alam (menentukan konsep-konsep yang

berlaku )

4. Menyusun hipotesis dengan menggunakan konsep-konsep yang

berlaku.

5. Menentukan objek dan fenomena atau dan parameter yang harus

diamati/diukur

6. Mengidentifikasi alat dan bahan

7. Menyusun alat dan bahan

8. Menjalankan alat

9. Mengamati/mengukur parameter pada fenomena yang

dipermasalahkan

10. Mencatat hasil pengamatan/ pengukuran dalam

suatu format

11. Membuat model (jika diperlukan)

12. Membahas fenomena pada percobaan

Page 29: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

13. Menarik Kesimpulan dari masalah dan pembahasan.

3b. Dalam Pengamatan (Survey) Lingkungan

Berbeda dengan percobaan di laboratorium yang parameter-

parameternya banyak yang dapat dibuat sama, fenomena yang akan

diamati di lingkungan mengandung banyak parameter yang berbeda. Hal

itu dikarenakan kondisi setiap tempat di lingkungan sangat bervariasi dan

kita tidak dapat mengindari variasi itu, karena variasi itu terjadi secara

alamiah, walaupun ada juga variasi yang dibuat oleh orang. Variasi-variasi

alam itu kita manfaatkan untuk menyelidiki pengaruh-pengaruh yang

berbeda dari variasi alam. Oleh karena itu dalam pengamatannya kita

hanya menggunakan dua atau tiga parameter yang sama untuk menentukan

objek utama dan objek pembanding yang akan diamati. Begitupun faktor-

faktor yang membedakannya kita hanya menentukan satu faktor utama

yang berbeda.

Pengamatan lingkungan dilakukan terhadap indikator alam. Setiap

indikator alam mengindikasikan suatu pengetahuan yang berupa

pengetahuan mengenai kondisi, kandungan, atau sifat objek, prinsip atau

teori mengenai suatu interaksi atau proses alam. Pengamatan berguna

untuk mengetahui apa yang sudah diketahui dan apa yang belum diketahui

siswa. Dari yang sudah diketahui itu siswa menyusun pengetahuan baru,

menyusun penjelasan, atau perhitungan.

Dalam pengamatan lingkungan siswa tidak melakukan percobaan,

melainkan hanya melakukan pengamatan/pengukuran terhadap variabel-

variabel yang ada di lingkungan yang akan dipelajari siswa. Fenomena

yang akan diamati bergantung pada objek dan peristiwa yang akan

dipelajari siswa dan metode penafsiran fenomena (pengolahan data).

Kompetensi generik dalam pengamatan lingkungan antara lain sebagai

berikut.

1. Mengamati fenomena di lingkungan

2. Merumuskan masalah dari fenomena yang diamati

Page 30: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

3. Menentukan objek yang harus diamati

4. Mengamati objek dan parameter yang harus diamati

5. Mencatat objek dan parameternya

6. Menafsirkan objek dan parameternya

7. Membuat model

8. Menyusun pembahasan

9. Menarik kesimpulan dari pembahasan

Menentukan Tindak lanjut.

Page 31: Keterampilan Proses Dan Generik Sains

DAFTAR PUSTAKA

Conny Seniawan, dkk. 1988. Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar?. Jakarta. Gramedia.

Devi, Poppy K. , Renny Sofireni dan Yayan Rosendi, Pendekatan Keterampilan Proses Pada Pembelajaran IPA.

Gallagher, J.J., 2007. Teaching Science for Understanding: A Practical Guide for School Teachers., Pearson Merril Prentice Hall. New Jersey.

Ikhsanuddin dan Tuszie Widhiyanti. 2007. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep, Keterampilan Generik Sains Dan Berpikir Kritis Siswa Pada Topik Hidrolisis Garam Dan Sifat Koligatif Larutan. Artikel. Program Studi Pendidikan IPA. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Liliasari., 2007. Scientific Concepts and Generic Science Skills Relationship In The 21st Century Science Education. Seminar Proceeding of The First International Seminar of Science Education., 27 October 2007. Bandung. 13 – 18.

Moedjiono dan Moh. Dimyati. 1992/ 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: DEPDIKBUD

Nasution, Noehi, dkk.2007. Pendidikan IPA di SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Sumantri, Mulyani dan Johar Permana.1998/ 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: DEPDIKBUD