pemeriksaan most probable number (mpn) · pdf filemencampurkannya dengan air. ... serta adik...

56
PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) BAKTERI Coliform DAN Coli Tinja PADA JAMU GENDONG YANG DIJUAL DI PASAR BESAR KOTA PALANGKARAYA KARYA TULIS ILMIAH Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi Program Studi DIII Farmasi OLEH : SUNARDI NPM :11.71.13181 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI DIII FARMASI 2014

Upload: dinhkhuong

Post on 06-Feb-2018

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

i

PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) BAKTERI Coliform DAN Coli Tinja PADA JAMU GENDONG YANG DIJUAL DI PASAR BESAR KOTA PALANGKARAYA

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi

Program Studi DIII Farmasi

OLEH :

SUNARDI NPM :11.71.13181

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIII FARMASI 2014

Page 2: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

ii

ii

Page 3: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

iii

iii

Page 4: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

iv

iv

Page 5: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

v

v

Page 6: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

vi

RINGKASAN

Sunardi, 2014. Pemeriksaan Most Parbable Number (MPN) Bakteri Coliform dan Coli Tinja Pada Jamu Gendong yang Dijual Di Pasar Besar Kota Palangka Raya. Karya Tulis Ilmiah, Program Studi Farmasi. Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Pembimbing (I) Dra. Hj. Agustinawati U, M.Si., Apt. dan Pembimbing (II) Rezqi Handayani, S.Farm.,M.P.H.,Apt.

Jamu gendong merupakan salah satu obat tradisional yang sangat diminati masyarakat karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan pemanfaatannya cukup banyak, dapat digunakan oleh berbagai kelompok usia, jenis kelamin dan kondisi kesehatan. Pengolahannya dilakukan dengan cara merebus seluruh bahan atau dengan mengambil sari yang terkandung dalam bahan baku, kemudian mencampurkannya dengan air. Hal ini memungkinkan kurangnya waktu perebusan air yang digunakan untuk pembuatan sehingga diduga dapat menyebabkan tercemarnya jamu gendong yang diproduksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pencemaran bakteri Coliform dan Coli tinja dan kelayakan minum yang terdapat pada jamu Beras Kencur dan Brotowali yang dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya dengan menggunakan metode Most Probable Number (MPN).

MPN adalah metode pemeriksaan air yang dilakukan untuk mengetahui kontaminasi akibat bakteri Coliform dan Coli tinja. Pengujian dilakukan dengan menggunakan ragam I (7 tabung). Pengamatan sampel yang positif dapat dilihat dengan mengamati adanya kekeruhan dan gelembung gas pada sampel.

Hasil pemeriksaan yang dilakukan pada uji praduga pada sepuluh sampel terdapat enam sempel yang positif bakteri dan empat sampel yang negatif. Enam sampel positif tersebut yaitu sampel A1, A2, A3, A5, B3, dan B5. Sampel yang positif pada uji praduga dilakukan uji penegasan dengan menggunakan media Bile Green Laktosa Broth (BGLB) di inkubasi pada suhu 37°C dan 44°C. Pada suhu 37°C terdapat adanya gelembung gas pada sampel yaitu A1 Beras Kencur menunjukan nilai MPN 10/100 ml, A2 Beras Kencur menunjukan nilai MPN 16/100 ml, A3 Beras Kencur menunjukan nilai MPN 16/100 ml, A5 Beras Kencur menunjukan nilai MPN 4,4/100 ml, B3 Brotowali menunjukan nilai MPN 16/100 ml, dan B5 Brotowali menunjukan nilai MPN 27/100 ml dari hasil tersebut menunjukkan jamu tersebut “Positif” mengandung bakteri golongan Coli (coliform) dan pada suhu 44°C yang menunjukan adanya gelembung gas pada sampel yaitu A1 Beras Kencur menunjukan nilai MPN 7,5/100 ml, A2 Beras Kencur menunjukan nilai MPN 10/100 ml, A3 Beras Kencur menunjukan nilai MPN 16/100 ml, A5 Beras Kencur menunjukan nilai MPN 4,4/100 ml, B3 Brotowali menunjukan nilai MPN 6,7/100 ml, dan B5 Brotowali menunjukan nilai MPN 6,7/100 ml dari hasil tersebut menunjukkan jamu tersebut “Positif” mengandung bakteri golongan Coli fecal (Escherichia coli tinja). Dari hasil kedua suhu tersebut dapat disimpulkan sampel A1, A2,A3, A5, B3, dan B5 sama-sama mengandung bakteri Coliform dan Coli tinja. Sesuai standar baku mutu air minum Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 Tahun 2010, pada parameter

vi

Page 7: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

vii

mikrobiologi untuk bakteri Coliform dan Coli tinja kadar maksimum pada air minum yang diperbolehkan ialah 0/100 ml sampel. Keenam sampel jamu gendong yang positif tersebut tidak layak untuk dikonsumsi masyarakat.

Kata Kunci : Jamu Gendong, Coliform, Coli Tinja dan Most Probable Number

(MPN).

vii

Page 8: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

viii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin…

Dan rendah hati saya ucapkan Puji dan Syukur atas karunia Allah

SWT yang telah diberikan kepada saya, sehingga saya masih bisa

menyebut nama-Mu. Dengan keikhlasan dan cinta kasih, Karya Tulis

Ilmiah ini saya persembahkan untuk :

Bapak, Ibu dan keluarga ku, yang selalu memberikan semangat,

motivasi, saran Doa dan kasih sayang.

Dosen Pembimbing ku, Ibu Dra. Hj. Agustinawati U, M.Si.,

Apt dan ibu Rezqi Handayani, S.Farm.,M.P.H.,Apt yang telah

memberikan bimbingan terbaik dan dorongan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Buat dosen-dosen ku yang telah sabar mengajari dan

membimbing ku dari awal aku duduk di bangku kuliah sampai

terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.

Sahabat seperjuanganku, Joni Tryatama, Teguh Widiantoro dan

kawan-kawan Farmasi angkatan 2011 terima kasih untuk canda

tawa, semangat dan dukungan yang selalu hadir dalam

persahabatan kita. Mudah-mudahan ini takkan terhenti sampai

disini…

Kampusku, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, tempat

ku menimba ilmu…

viii

Page 9: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

selalu melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Karya

Tulis Ilmiah yang berjudul “Pemeriksaan Most Probable Number (MPN) Bakteri

Coliform dan Coli Tinja Pada Jamu Gendong yang Dijual Di Pasar Besar Kota

Palangka Raya” dapat diselesaikan dengan baik. Kalimat serta sholawat selalu

teriringi Kepada Nabi Muhammad SAW atas bimbingan yang diberikan kepada

pengikut-pengikutnya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, bimbingan serta arahan dari banyak

pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. H. Bulkani, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Palangkaraya.

2. Bapak dr. H. Ferry Iriawan, MPH, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

3. Ibu Rabiatul Adawiyah, S.Farm.,Apt, selaku Ketua Program Studi D-III

Farmasi Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

4. Ibu Dra. Hj. Agustinawati U, Apt.,M.Si, selaku pembimbing pertama dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

5. Ibu Rezqi Handayani., S.Farm.,M.P.H.,Apt, selaku pembimbing kedua dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

6. Dosen-dosen Program Studi D-III Farmasi yang dengan sabar memberikan

ilmu pengetahuan.

7. Orang tua tercinta, kakak, serta adik yang telah memberikan do’a, bantuan

serta dorongan moril maupun material yang tak terhingga.

8. Teman-teman seperjuangan jurusan D-III Farmasi angkatan 2011, yang telah

mendukung dan membantu penulis hingga terselesaikan Karya Tulis Ilmiah Ini.

ix

Page 10: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

x

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan tulisan ini.

Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak terutama pembacanya.

Palangka Raya, 19 Juli 2014

Sunardi

11.71.13181

x

Page 11: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

LEMBAR PENGUJIAN ................................................................................ iv

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... v

RINGKASAN ................................................................................................. vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................ viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 3

C. Rumusan Masalah .................................................................... 3

D. Batasan Masalah....................................................................... 3

E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3

F. Manfaat Penelitian ................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Obat Tradisional ....................................................................... 5

1. Pengertian Obat Tradisional ............................................... 5

2. Pengelompokan Obat Tradisional ...................................... 5

B. Jamu ......................................................................................... 6

1. Pengertian Jamu ................................................................. 6

2. Tanaman Obat yang Berkhasiat Untuk Bahan Jamu.......... 6

3. Jenis-Jenis Jamu ................................................................. 9

4. Manfaat Jamu ..................................................................... 10

xi

Page 12: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

xii

C. Persyaratan Kualitas Air Minum .............................................. 11

D. Kontaminasi Coliform dan Coli tinja ....................................... 12

E. Pemeriksaan Dengan Metode MPN ......................................... 14

F. Sterilisasi .................................................................................. 15

1. Sterilisasi Udara Panas ....................................................... 15

2. Sterilisasi Uap .................................................................... 15

3. Metode Sterilisasi Kimia .................................................... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat ................................................................... 18

B. Metode Penelitian..................................................................... 18

C. Populasi dan Sampel ................................................................ 18

1. Populasi .............................................................................. 18

2. Sampel ................................................................................ 18

D. Instrumen Penelitian................................................................. 19

E. Prosedur pemeriksaan Laboratorium ....................................... 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................ 23

B. Pembahasan .............................................................................. 25

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan .................................................................................. 29

B. Saran ......................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii

Page 13: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Data Hasil Uji Praduga MPN Pada Minuman Jamu Beras Kencur dan

Brotowali Dengan Media LBDS dan LBSS Pada Suhu 370C ……….. 23

Tabel 4.2 Data Hasil Uji Penegasan MPN Pada Minuman Jamu Beras Kencur dan

Brotowali Dengan Media BGLB Pada Suhu 370C .............................. 24

Tabel 4.3 Data Hasil Uji Penegasan MPN Pada Minuman Jamu Beras Kencur dan

Brotowali Dengan Media BGLB Pada Suhu 440C ............................. 25

xiii

Page 14: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Prosedur Kerja ............................................................................. 32

Lampiran 2. Diagram Alir Penentuan Coliform dan Coli Tinja ...................... 35

Lampiran 3. Dokumentasi Gambar Hasil Penelitian ........................................ 36

Lampiran 4. Gambar kontrol Media Negatif .................................................... 39

Lampiran 5. Table MPN .................................................................................. 40

Lampiran 6. Data Penjual dan Waktu Pengambilan Sempel ........................... 41

Lampiran 7. Jadwal Penelitian ......................................................................... 42

xiv

Page 15: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang – Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun

2009 tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk

hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Salah satu bahan yang menunjang

kesehatan yaitu obat, Obat adalah bahan tunggal atau campuran yang

digunakan oleh semua mahluk untuk bagian dalam maupun luar, guna

mencegah, meringankan, maupun menyembuhkan. Obat terbagi menjadi dua

yaitu obat kimia dan obat tradisional. Obat kimia adalah obat yang dibuat

dengan menggunakan bahan dasar kimia, sedangkan obat tradisional adalah

obat yang didapat dari bahan alam (mineral, tumbuhan, atau hewan), yang

diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam

pengobatan tradisional (Syamsuni, 2006).

Menurut Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

tentang Ketentuan Pokok Pengelompokkan dan Penandaan Obat bahan

Indonesia No.HK.00.05.4.2411 tanggal 17 Mei 2004, Obat tradisonal dapat

dikelompokkan menjadi tiga yaitu Jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT), dan

Fitofarmaka.

Jamu merupakan salah satu obat tradisional yang diminati

masyarakat. Salah satu contohnya yaitu jamu gendong. Di Kota Palangka

Raya khususnya di Pasar Besar banyak terdapat pedagang jamu gendong.

Jamu gendong adalah obat tradisional dalam bentuk cair yang tidak

diawetkan dan diedarkan tanpa penandaan. Jamu gendong dibuat dalam skala

industri rumah tangga yang menggunakan peralatan sederhana dan

memanfaatkan tenaga manusia pada pegolahannya. Berdasarkan kemajuan

jaman, sekarang ini jamu gendong tidak lagi hanya di gendong tetapi bisa

menggunakan sepeda atau motor untuk berjualan tetapi tetap disebut dengan

jamu gendong.

1

Page 16: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

2

Jamu gendong merupakan salah satu obat tradisional yang sangat

diminati masyarakat karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan

pemanfaatannya cukup banyak, dapat digunakan oleh berbagai kelompok

usia, jenis kelamin dan kondisi kesehatan. Pengolahannya dilakukan dengan

cara merebus seluruh bahan atau dengan mengambil sari yang terkandung

dalam bahan baku, kemudian mencampurkannya dengan air matang. Hal ini

memungkinkan kurangnya kebersihan selama proses pembuatan sehingga

diduga dapat menyebabkan tercemarnya jamu gendong yang diproduksi.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 661/Menkes/SK/VII/1994

Tentang Persyaratan Obat Tradisional mengatakan bahwa obat tradisional

untuk penggunaan sebagai obat dalam, perlu diwaspadai adanya bakteri

patogen. Bakteri patogen ialah semua bakteri yang dapat menyebabkan orang

menjadi sakit bila masuk kedalam tubuh, contoh bakterinya seperti,

Salmonella, E. coli, S. aureus, P. aeruginosa. Hygiene atau kebersihan

merupakan syarat penting bagi pembuat jamu gendong. Kesehatan dan

kebersihan pembuat jamu yang terjaga akan menjamin dihasilkannya jamu

yang bebas mikroba atau tidak tercemar.

Jenis-jenis jamu gendong yang sering dijual di Pasar Besar Kota

Palangka Raya antara lain beras kencur, kunyit asam, cabe puyang, brotowali,

pahitan, kunci suruh, dan kudu laos. Banyaknya jenis-jenis jamu yang dijual

di Pasar Besar Kota Palangka Raya mendorong peneliti melakukan observasi

terhadap penjual jamu mengenai jamu yang paling banyak dikonsumsi

masyarakat. Hasil observasi dari 5 penjual jamu, empat diantaranya

menyebutkan jamu Beras Kencur dan jamu Brotowali lebih banyak diminati

dibandingkan yang lain. Dari hasil observasi tersebut peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Pemeriksaan Most Probable Number (MPN)

Bakteri Coliform dan Coli Tinja Pada Jamu Gendong yang Dijual Di Pasar

Besar Kota Palangka Raya”.

Page 17: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

3

B. Identifikasi Masalah

1. Apakah minuman jamu gendong yang dijual di Pasar Besar Kota Palangka

Raya terdapat cemaran bakteri E. Coli (Coliform) dan Coli tinja ?

2. Jika ada, berapakah jumlah MPN (Most Probable Number) Coliform dan

Coli tinja pada minuman jamu gendong yang dijual di Pasar Besar Kota

Palangka Raya tersebut?

3. Apakah minuman jamu gendong yang dijual tersebut layak untuk

dikonsumsi sesuai standar baku mutu air minum?

C. Batasan Masalah

1. Penjual jamu gendong yang berjualan di Pasar Besar Kota Palangka Raya.

2. Dari 5 penjual jamu yang dijajakan, peneliti mengambil 2 macam sampel

dari tiap penjual yang sering dibeli oleh konsumen yaitu jamu Beras

Kencur dan jamu Brotowali.

3. Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah pada pemeriksaan

MPN bakteri Coliform dan Coli tinja.

D. Rumusan Masalah

1. Minuman jamu gendong yang dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya

diduga terdapat cemaran bakteri Coliform dan Coli tinja.

2. Jumlah MPN Coliform dan Coli tinja yang terdapat pada minuman jamu

gendong yang dijual tersebut.

3. Kelayakan minuman jamu gendong yang dijual di Pasar Besar Kota

Palangka Raya.

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk memeriksa adanya bakteri Coliform dan Coli tinja pada jamu

gendong yang dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya.

2. Memberikan informasi kepada penjual jamu mengenai bagaimana cara

pengolahaan jamu yang baik sehingga layak untuk dikonsumsi.

Page 18: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

4

F. Manfaat Penelitian

1. Untuk melindungi masyarakat terhadap obat tradisional yang tidak

memenuhi syarat keamanan.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat agar hati-hati dan selektif

dalam memilih jamu gendong yang aman untuk dikonsumsi.

Page 19: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Obat Tradisional

1. Pengertian Obat Tradisional

Obat tradisional adalah obat yang didapat dari bahan alam

(mineral, tumbuhan, atau hewan), yang diolah secara sederhana

berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional

(Syamsuni, 2006).

2. Pengelompokkan Obat Tradisional

Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang

ketentuan pokok pengelompokkan dan penandaan Obat Bahan Alam

Indonesia No.HK.00.05.4.2411 Tanggal 17 Mei 2004. Pengelompokkan

Obat Tradisional dibagi menjadi tiga, yaitu;

a. Jamu (Empirical based herbal medicine). Jamu adalah obat

tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk

serbuk seduhan, pil dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman

yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara

tradisional. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada

resep peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai tanaman obat

yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5–10 macam bahkan

lebih. Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai

dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah

digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun

bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan

manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu.

b. Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal medicine) adalah

obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam

yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk

melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih

kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang

5

Page 20: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

6

mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan

ekstrak. Ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-

penelitian pre-klinik seperti standart kandungan bahan berkhasiat,

standart pembuatan ekstrak tanaman obat, standart pembuatan obat

tradisional yang higienis dan uji toksisitas akut maupun kronis.

c. Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine) merupakan bentuk obat

tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat

modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang

dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia. Dengan

uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk

menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat

juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena

manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilmiah.

B. Jamu

1. Pengertian Jamu

Jamu merupakan minuman tradisional yang diramu khusus dari

tumbuh-tumbuhan tertentu untuk kesehatan manusia. Jamu dibuat dari

bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-

akaran), daun-daunan dan kulit batang, maupun buah. Dalam proses

pembuatannyapun, jamu diolah dengan cara tradisional yang sederhana

yaitu diolah dengan cara direbus dan kemudian diperas (Suharmiati,

2003).

2. Tanaman Obat yang Berkhasiat Untuk Bahan Jamu

Tanaman obat yang berkhasiat untuk bahan jamu gendong yaitu,

berbagai jenis tanaman berkhasiat banyak ditemukan di sekitar kita

sebagai tanaman apotek hidup atau tanaman obat keluarga, seperti yang

telah diuraikan dalam Suharmiati (2003), diantara jenis tanaman

berkhasiat yaitu antara lain :

Page 21: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

7

a. Kunyit (Curcuma domestica), rimpang kunyit mengandung zat kuning

(curcumin), karbohidrat, protein, vitamin C, kalsium, fosfor, besi dan

lemak. Khasiatnya: menyembuhkan sakit perut (diare), radang,

tekanan darah tinggi, encok, gatal-gatal, zat anti bakteri.

b. Asam Jawa (Tamarindus indica Linn), buahnya mengandung asam

tatrat, asam sitrat, asam malat, gula invert dan semua yang berkhasiat

sebagai obat anti piretikum dan daun mudanya berkhasiat sebagai obat

rematik, memperlancar buang air besar dan memperlancar peredaran

darah.

c. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb), tanaman yang

dimanfaatkan yaitu akarnya, mengandung minyak atsiri dan kurkumin

yang berkhasiat sebagai obat diare, sembelit dan campuran resep-resep

obat.

d. Kencur (Kaemferia galanga L), merupakan tumbuhan berbatang basah

akar pendek tumpul menyerupai jari. Bagian tanaman yang berkhasiat

adalah rimpangnya karena mengandung minyak atsiri, berkhasiat

sebagai obat batuk, obat encok, sebagai campuran obat atau jamu,

ramuan pelangsing, penyegar, obat sakit kepala dan penghangat

badan.

e. Brotowali (Tinospora perculata Beumee), merupakan tanaman dengan

daun seperti jantung, daun hijau muda dan buah merah muda. Bagian

tanaman yang digunakan adalah batangnya. Tanaman mengandung

alkoloida, furanodeterpen (zat pahit). Dalam bentuk ramuan brotowali

digunakan untuk merangsang kerja pernafasan dan meningkatkan

pertukaran zat, sehingga dapat menurunkan panas. Kandungan

berberin untuk membunuh bakteri di bagian tubuh yang luka.

Kandungan bahan lain untuk menambah nafsu makan, dan

menurunkan kadar gula darah.

f. Pepaya (Carica pepaya Linn), Bagian yang digunakan adalah akar,

daun dan kulit batang. Kandungannya: alkoloid, saponin damar, enzim

Page 22: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

8

proteontik papain yang berkhasiat sebagai obat demam, malaria,

disentri dan penambah nafsu makan.

g. Jahe (Zingeber officinale Rose), berkhasiat sebagai obat sakit kepala,

batuk kering, masuk angin, urat syaraf, anti peradangan dan sebagai

campuran obat.

h. Lempuyang (Zingeber americanus BL), mengandung minyak atsiri

yang berkhasiat untuk menambah nafsu makan.

i. Cabe Jawa (Piper retrofractum), tanaman ini mengandung: alkalida

(piperina, piridima), protein, karbohidrat, dan minyak atsiri.

Berkhasiat untuk mengobati perut kembung, muntah, tekanan darah

rendah dan demam.

j. Jeruk Nipis (Citrus aurantia L.), jeruk pecel , buah ini mengandung

asam sitrat 6-7%, airnya berkhasiat untuk mendinginkan,

menghentikan diare dan sebagai seduhan.

k. Sirih (Piper bettle L.), bagian tanaman yang digunakan adalah

daunnya. Mengandung minyak atsiri, tannin, diastase, gula dan pati.

Daun dapat digunakan untuk menghilangkan bau badan dan

kandungan minyak atsiri memiliki daya membunuh kuman, serta

membunuh fungi atau jamur.

l. Kapulaga (Amomum cardamomum Auct. Non L.), bagian tanaman

yang digunakan adalah buahnya karena mengandung minyak atsiri

sekitar 8% (yang terdiri dari sineol, terpineol, a-borneol), amilum 20-

40%, mangan, gula dan lemak. Banyak digunakan sebagai pencahar

dahak (ekspektoran), penambah aroma, obat encok, mules dan

demam.

m. Sambiloto (Andrographis paniculata, Nees), bagian yang sering

digunakan adalah daun dan batang. Berkhasiat untuk penyakit darah

tinggi, anti racun dan menurunkan kadar glukosa darah.

n. Manis Jangan (Cinnamomum Burmabi B.L), bagian yang sering

digunakan adalah kulit batang dan cabang dari tanaman ini.

Mengandung minyak atsiri sekitar 0,8%, sinamilaldehida,

Page 23: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

9

bornilasetat, sinamilasetat, borneol dan simen. Berkhasiat untuk

mengatasi keadaan keringat yang tidak lancar (Diaforetika), keadaan

mules kurang lancar keluarnya angin (Karminativa), sebagai obat

gosok (Antiiritansia).

o. Jinten (Carum Carvi L.), bagian yang digunakan adalah buahnya.

Buah tanaman adas ini mengandung minyak atsiri 3-7%, karvon

sekitar 6%, limonene tidak kurang dari 40%, dihidrokarvon, karveol,

dihidrokarveol, asetaldehida, furol, minyak lemak sekitar 10% serta

zat putih telur sekitar 20%. Berkhasiat untuk mengatasi Karminativa.

p. Adas (Foenicum vulgare Mill), bagian yang digunakan adalah buah

yang masak. Buah adas ini mengandung minyak atsiri 6%, anetol,

dipenin, filandren, minyak lemak sekitar 12%. Berkhasiat untuk

mengatasi Karminativa, obat mules dan sebagai obat gosok bagi anak-

anak yang masuk angin.

3. Jenis-jenis jamu

Jamu dibuat dari bahan-bahan alami yang berasal dari alam. Dari

keaslian bahannya tersebut jamu dikenal juga dengan obat herbal. Bahan-

bahan alami inilah yang menyebabkan jamu memiliki berbagai macam

jenisnya. Jenis jamu yang biasanya dijajakan para penjual jamu antara

lain beras kencur, kunyit asam, cabe puyang, brotowali, pahitan, kunci

suruh, kudu laos dan uyup-uyup/gepyokan. Hampir semua penjual jamu

menyediakan seluruh jenis jamu ini. Masing-masing jenis jamu disajikan

untuk diminum tunggal atau dicampur satu jenis jamu dengan jenis yang

lain. Penjual jamu selain menyediakan jamu buatan sendiri juga

menyediakan jamu serbuk atau pil hasil produksi industri jamu. Jamu

tersebut diminum dengan cara diseduh air panas, kadang-kadang

dicampur jeruk nipis, madu, kuning telur dan selanjutnya minum jamu

kecutan atau kunir asam sebagai penyegar rasa (Wikanjati, 2010).

Page 24: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

10

4. Manfaat Jamu

Manfaat dari jamu-jamu tersebut adalah:

a. Beras kencur yang terbuat dari bahan dasar beras dan kencur

bermanfaat untuk menghilangkan pegal-pegal pada tubuh dan mampu

meningkatkan nafsu makan.

b. Pahitan/brotowali yang terbuat dari bahan dasar sambiloto dan

brotowali bermanfaat untuk penyakit gatal-gatal, kencing manis, cuci

darah, kurang nafsu makan, menghilangkan bau badan, menurunkan

kolesterol, perut kembung/sebah, jerawat, pegal dan pusing.

c. Kunir asam yang terbuat dari bahan dasar asam dan kunyit (kunir)

bermanfaat untuk memperlancar haid, menghindarkan dari panas

dalam atau sariawan,serta membuat perut menjadi dingin.

d. Cabe puyang yang terbuat dari bahan dasar cabe jawa dan puyang

bermanfaat untuk menghilangkan pegal dan linu-linu di tubuh,

terutama pegal-pegal dipinggang. Jamu cabe puyang mengandung

banyak zat besi dan berkhasiat untuk menambah butiran darah merah

bagi yang kurang darah dan anemia.

e. Suruh yang terbuat dari bahan dasar daun sirih bermanfaat untuk

mengobati keluhan keputihan (fluor albus), untuk merapatkan bagian

intim wanita (vagina), menghilangkan bau badan, mengecilkan rahim

dan perut, serta dikatakan dapat menguatkan gigi.

f. Uyup-uyup/gepyokan yang terbuat dari bahan dasar kencur, jahe,

bangle, laos, kunir, temulawak, puyang dan temugiring bermanfaat

untuk meningkatkan produksi air susu ibu.

g. Temulawak berkhasiat mengatasi sembelit, melancarkan ASI, sakit

perut, menambah nafsu makan, menurunkan panas, jerawat dan lain-

lain.

h. Kecutan yang terbuat dari bahan dasar asam dan gula biasanya

digunakan untuk penawar rasa pahit sehabis minum jamu yang berasa

pahit.

Page 25: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

11

i. Anggur terbuat dari biji mentol yang berupa garam kristal mentol yang

berfungsi untuk penyegar, penghangat badan dan melegakan

tenggorokan.

j. Legen adalah jamu yang terbuat dari rebusan air dan gula merah saja,

berfungsi untuk penawar atau penghilang rasa pahit setelah meminum

jamu yang pahit

(Wikanjati, 2010).

Setiap jamu memiliki fungsi masing-masing dan antara jamu yang

satu dengan jamu yang lain akan memberikan efek dan rasa yang

berbeda. Jika dalam pengkonsumsian jamu, ada suatu pencampuran

antara jamu yang satu dengan jamu yang lain, tidak lain hanya untuk

memperoleh manfaat yang lebih dari pengkonsumsian jamu tersebut

(Wikanjati, 2010).

C. Persyaratan Kualitas Air Minum

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

492/menkes/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air

minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Air yang memenuhi persyaratan kualitas air minum dapat digolongkan

dengan empat syarat:

1. Syarat fisik

Air minum tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna.

2. Syarat kimia

Air tidak mengandung bahan anorganik, pestisida dan bahan sampingan

lainnya diatas batas ketentuan maksimal. Dengan batas minimum dan

maksimum pH (6,5-8,5), hingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan.

3. Syarat bakteriologis

Dengan batas kandungan dari E. coli atau faecal coli didalam 100 ml

sampel air sebanyak 0 (tidak ada). Dan batas kandungan Total Bakteri

Coliform didalam 100 ml air adalah sebanyak 0 (tidak ada).

Page 26: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

12

4. Syarat radioaktif

Nilai Gross alpha activity adalah 0,1 bq/liter dan nilai Gross beta activity

adalah 1 bq/liter, dan ketentuannya agar tidak melebihi batas yang telah

ditentukan dan kontaminasi radioaktif lainnya.

D. Kontaminasi Coliform dan Coli tinja

Golongan bakteri Coliform merupakan jasad indikator di dalam

substrat air, bahan makanan, dan sebagainya untuk kehadiran jasad berbahaya

yang mempunyai ciri-ciri berupa gram negatif berbentuk batang, tidak

membentuk spora dan mampu memfermentasi kaldu laktosa pada temperatur

37°C dengan membentuk asam dan gas dalam waktu 24-48 jam (Suriawiria,

2008).

Bakteri Coliform merupakan flora normal pada usus manusia dan

hewan, tetapi akan menjadi patogen bila diluar saluran pencernaan, saluran

kemih, pada selaput otak yang akan menyebabkan radang, terutama pada

individu yang mempunyai daya tahan tubuh rendah, misalnya bayi, orang

lanjut usia dan orang-orang yang baru sembuh dari sakit (Nugroho, 2006).

Bakteri Coliform mampu tumbuh pada media yang mengandung

garam empedu, dimana garam empedu mampu menghambat bakteri gram

negatif lain yang mungkin ada. Sehingga media yang mengandung garam

empedu digunakan sebagai media pemupuk selektif, misalnya MC Conkey

Broth (MCB), Lactose Broth (LB) dan media-media selektif lainnya. Pada

media cair yang mengandung laktosa, bakteri Coliform dapat tumbuh subur,

menimbulkan gas dan tampak kekeruhan (Pelezhar dan Chan, 1998).

Kecepatan bakteri Coliform memecah laktosa menentukan

patogenitasnya, makin cepat fermentasinya makin besar daya patogenitasnya.

Bakteri Coliform berdasarkan kecepatannya memecah laktosa, dibedakan

menjadi dua bagian, yaitu :

1. Kelompok yang memfermentasi laktosa dengan cepat, terdiri dari

Escherichia coli, Klebsiella dan Enterobacter.

Page 27: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

13

2. Kelompok yang memfermentasi laktosa lambat, terdiri dari Serratia,

Citrobucter, Erwinia dan Paracolon.

Bakteri Coliform termasuk dalam family Enterobactericeae.

Kebanyakan anggota dari family Enterobactericeae mempunyai flagella

monotrikat, kecuali Shigella yang tidak mempunyai flagella. Jenis

Enterobacterichia, Enterobactericeae (dahulu disebut Aerobacter) dan

Klebsiella disebut bakteri coli (Coliform) dan sering digunakan dalam uji

sanitasi air dan susu. Spesies Enterobacter misalnya E. aerogenes disebut

Coliform non fecal karena tidak mempunyai flora normal di dalam saluran

pencernaan, melainkan ditemukan pada saluran pernapasan dan usus. Salah

satu spesiesnya, yaitu K. pneumonia dapat menyebabkan pneumonia pada

manusia. Jenis Escherichia hanya memiliki satu spesies yaitu E. Coli, dan

disebut Coliform fecal karena ditemukan dalam saluran usus hewan dan

manusia, sehingga sering terdapat dalam feses. Coliform fecal (Coli Tinja)

dapat hidup pada suhu 420C – 440C. Bakteri ini sering digunakan sebagai

indikator kontaminasi kotoran. Coliform fecal (Coli Tinja) dapat

menyebabkan berbagai infeksi antara lain diare, infeksi pada saluran kencing,

dan meningitis (Nugroho, 2006).

Klasifikasi Bakteri Escherichia coli berdasarkan sifat-sifat

virulensinya adalah sebagai berikut :

1. Entero Pathogenic Escherichia coli (EPEC), dapat menyebabkan diare dan

tidak menghasilkan toksin.

2. Entero Invasive Escherichia Coli (EIEC), merupakan tipe yang

mempunyai daya invatif, sehingga menimbulkan gejala penyakit seperti

disentri. Tipe ini tidak memproduksi enterotoksin.

3. Entero Toxigenic Escherichia Coli (ETEC), tipe ini menghasilkan 2

macam enterotoksin, yaitu:

a. Enterotoksin yang tidak tahan panas, toksin ini akan hilang

toksinitasnya pada pemanasan 60°C selama 30 menit.

b. Enterotoksin yang tahan panas, toksin ini tahan terhadap pemanasan

sampai dengan 100°C.

Page 28: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

14

4. Entero Hemorragic Escherichia Coli (EHEC), memproduksi verotoksin

yang sifatnya hampir sama dengan toksin sehingga yang diproduksi oleh

strain Shigella dysentreriae. Serotipe E.coli yang memproduksi verotoksin

yaitu EHEC 0157:H7. Verotoksin yang dihasilkan menghancurkan dinding

mukosa dan menyebabkan perdarahan.

5. Entero Agregative Escherichia Coli (EAEC), dapat menyebabkan diare

akut dan kronik (jangka waktu lebih dari 14 hari) dengan cara melekat

pada mukosa intestinal, menghasilkan enterotoksin dan sitotoksin,

sehingga terjadi kerusakan mukosa, pengeluaran sejumlah besar mucus

dan terjadinya diare.

E. Pemeriksaan dengan metode MPN

Metode MPN (Most Probable Number) umumnya digunakan untuk

menghitung jumlah bakteri khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri

Coliform yang merupakan kontaminan. Ciri-ciri utamanya yaitu bakteri gram

negatif, batang pendek, tidak membentuk spora, memfermentasi laktosa

menjadi asam dan gas yang dideteksi dalam waktu 24 jam inkubasi pada 37º

C. Penentuan Coliform Fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan

jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen.

Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana dari

pada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri Coliform Fecal

adalah, Esherichia Coli (Arthur dalam Isti, 2010).

Uji Coliform fecal secara lengkap meliputi uji penduga, uji penguat,

dan uji lengkap. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menghitung MPN

(Most Probable Number) Coliform secara sensitif didalam minuman yaitu

metode 7 tabung dan 15 tabung (Imam et all, 1999).

Dalam uji Coliform Fecal menggunakan media LBDS (Laktosa Broth

Dauble Strecht), LBSS (Laktosa Broth Single Strecht) dan BGLB (Bile

Green Laktosa Broth). Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran

zat – zat makanan /nutrisi yang diperlukan untuk menumbuhkan suatu

mikroorganisme dengan syarat-syarat tertentu.

Page 29: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

15

F. Sterilisasi

Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses penghilangan semua

jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi,

bakteri, mycoplasma virus) yang terdapat pada atau di dalam suatu benda

(Pratiwi, 2008).

Jenis-jenis sterilisasi yaitu:

1. Sterilisasi udara panas

Proses sterilisasi udara panas dilakukan dengan udara yang yang

dipanaskan dalam sterilisator udara panas (oven) pada daerah suhu 160-

2000C. Waktu sterilisasi (waktu kerja) yaitu 1 jam pada suhu 1800C.

Daerah penggunaannya ditujukan untuk sterilisasi alat dan instrument

yang bahannya tahan pemanasan (pipet, Erlenmeyer). Metode ini tidak

dapat digunakan untuk bahan yang terbuat dari karet atau plastik.

Sterilisator udara panas adalah alat berbentuk lemari, yang memiliki ruang

sterilisasi persegi empat. Sebuah pemanas elektris umumnya berada

dibawah ruang yang dipakai, sehingga udara masuk yang muncul dari

bawah kebagian ini, menjamin terjadinya distribusi panas yang baik. Suhu

tersebut dapat diatur secara langsung.

2. Sterilisasi uap

Pada sterilisasi uap umumnya digunakan uap air bebas udara jenuh

bertekanan tinggi. Sterilisasi tersebut berlangsung dalam sterilisator uap

(autoklaf) pada daerah suhu 110-1400C. Waktu sterilisasi (waktu kerja)

yaitu 15 menit pada suhu mencapai 1210C. Sterilisasi uap berdasar atas

prinsip fisika berikut: titik didih air telah dikenal bergantung dari tekanan

udara, sehingga air mendidih dalam wadah terbuka pada tekanan 0,1 MPa

(760 mm Hg) dan suhu 1000C kemudian berubah menjadi uap. Prinsip

dasar kerja autoklaf adalah udara di dalam bejana sterilisasi diganti dengan

uap jenuh dan hal ini dicapai dengan menggunakan alat pembuka atau

penutup khusus (Voigt, 1995)

3. Metode Sterilisasi Kimia

Page 30: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

16

Metode sterilisasi kimia dilakukan untuk bahan-bahan yang rusak

bila disterilkan pada suhu tinggi (misalnya bahan-bahan dari plastik).

Kekuatan agen antimikroba kimiawi diklasifikasikan atas dasar

efisiensinya dalam membunuh mikroorganisme. Metode sterilisasi kimia

dapat dilakukan dengan menggunakan gas (dengan cara fumigasi atau

pengasapan) atau radiasi. Beberapa bahan kimia yang dapat digunakan

untuk sterilisasi gas yaitu:

1. Etilenoksida, merupakan gas yang tidak berwarna, reaktif, dan dapat

membentuk campuran eksplosif dengan udara dalam konsentrasi mulai

dari 3% volume. Untuk pembebasan kuman umumnya digunakan

campuran etilenoksida-karbondioksida. Yang paling umum di pakai

adalah campuran 90% volume etilenoksida dan 10% volume

karbondioksida. Etilenoksida efektif sebagai pembasmi kuman dalam

konsentrasi sekurang-kurangnya 800 mg/liter. Dalam konsentrasi ini

mereka mampu membunuh bakteri, jamur, virus dan juga spora.

2. Formaldehida, disarankan dalam bentuk campuran gas-udara pada

konsentrasi 1,6-2,0 mg/liter untuk mensterilkan material wadah dan

penutup. Keuntungannya adalah bahwa campuran gas tersebut tidak

mudah terbakar dan rendahnya kecenderungan absorsinya pada bahan

sintetis.

3. Asam parasetat (asam peroksietan), merupakan larutan untuk sterilisasi

instrument dan alat medis yang atas dasar sifat materinya tidak dapat

dibebaskan kuman secara konvensional, khususnya pada alat yang

berkarat. Asam parasetat untuk membebaskan kuman digunakan

larutan dengan konsentrasi 0,14; 0,2 atau 0,4 prosen, dimana waktu

kerjanya paling tidak ditentukan dengan suatu indikator sterilisasi.

(Voigt, 1995)

Sterilisasi kimia dapat juga dilakukan dengan penggunaan

cairan disinfektan berupa senyawa aldehid, hipoklorit, fenolik dan

alkohol. Desinfektan cair memiliki daya antimikroba yang lebih rendah

dibandingkan metode sterilisasi yang lain. Bakteri pembentuk spora

Page 31: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

17

dan beberapa virus resisten terhadap sterilisasi dengan metode ini.

Penggunaan disinfektan cair sebagai alat sterilisasi juga perlu

mempertimbangkan toksisitasnya pada pengguna. Disinfektan yang

telah diencerkan dapat digunakan untuk disinfeksi ruangan dan

peralatan sebelum sterilisasi atau disinfeksi media sebelum

pembuangan. Macam disinfektan cair, misalnya fenol dan turunannya,

biguanidin, halogen, klorin dan alkohol (Pratiwi, 2008).

Page 32: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

18

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 15 April sampai

22 Juli tahun 2014 dengan lokasi pengambilan sampel di Pasar Besar Kota

Palangka Raya. Pemeriksaan dan pengamatan sampel dilakukan di

Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Palangkaraya.

B. Metode Penelitian

Metode pendekatan peneliti adalah metode penelitian eksperimen.

Metode penelitian eksperimen adalah kegiatan percobaan yang bertujuan

untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari

adanya perlakuan tertentu (Notoatmodjo, 2010).

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek

yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah

minuman jamu gendong yang dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya,

berdasarkan observasi awal penjual jamu gendong sebanyak 5 penjual.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan

obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh obyek yang diteliti.

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Accidental Sampling yaitu

mengambil sampel yang kebetulan ada atau tersedia (Notoatmodjo, 2010).

Sampel yang digunakan adalah jamu yang dibeli dari 5 penjual jamu

gendong yang dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya. Berdasarkan

observasi awal jamu gendong yang sering dikonsumsi masyarakat adalah

jamu Beras Kencur dan Brotowali, oleh karena itu pada penelitian ini

peneliti menggunakan jamu Beras Kencur dan Brotowali sebagai sampel

penelitian.

18

Page 33: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

19

D. Instrumen Penelitian

1. Alat

a. Autoklaf

b. Bola hisap/filler

c. Botol semprot

d. Erlenmeyer volume 500 ml, 1000 ml

e. Inkubator

f. Kompor listrik

g. Lampu spiritus

h. Ose

i. Pipet volume 10 ml, 5 ml, 1 ml

j. Tabung durham

k. Tabung reaksi ukuran 2x30 cm

l. Rak tabung reaksi

m. Timbangan

2. Bahan

a. Aquades

b. Media BGLB (Bile Green Laktosa Broth)

c. Media LBDS (Laktosa Broth Dauble Strecht)

d. Media LBSS (Laktosa Broth Single Strecht)

e. Sampel jamu Beras Kencur dan jamu Brotowali

E. Prosedur Pemeriksaan Laboratorium

1. Pengambilan sampel

a. Botol sampel yang telah steril lehernya didekatkan dengan api bunsen

sambil diputar.

b. Dalam waktu cepat masukkan sampel kedalam botol sampel yang telah

diberi nama tertentu.

c. Setelah terisi 90 % tutup kembali botol sampel tersebut

(Bridson,1998).

Page 34: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

20

2. Pembuatan media LBSS (Laktosa Broth Single Strecht) dan LBDS

(Laktosa Broth Double Strecht)

Media yang digunakan adalah Lactose Broth (LB)

a. Ditimbang 3,25 gram media Laktosa Broth, masukkan kedalam

Erlenmeyer yang berukuran 500 ml

b. Dilarutkan dengan aquades sebanyak 250 ml dan ukur pH 6,9

c. Kemudian dipanaskan hingga mendidih, tuangkan masing-masing

kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml (pakai tabung durham dalam

posisi terbalik)

d. Ditutup dengan kapas dilapisi alumunium foil

e. Sterilkan di dalam autoklaf selama 15 menit dengan temperatur 121°C

f. Bila bahan sudah steril maka ditandai dengan perubahan warna autoklaf

tipe indikator menjadi berwarna cokelat.

g. Angkat bahan dari autoklaf, biarkan dingin sampai pada suhu kamar

(15-30°C )

h. Disimpan di dalam lemari pendingin dengan suhu 2-8°C.

i. Untuk pembuatan LBDS dilakukan dengan cara yang sama hanya

penimbangan bahannya dua kali lipat (Bridson, 1998).

3. Pembuatan media BGLB (Bile Green Laktosa Broth)

a. Dibersihkan meja kerja, kemudian disterilkan dengan alkohol.

b. Timbangan neraca dibuat seimbang terlebih dahulu pada posisi nol

c. Kemudian disiapkan tabung reaksi yang didalamnya sudah diisi dengan

tabung durham

d. Ditimbang media BGLB sebanyak 32 gram, masukkan kedalam labu

Erlenmeyer, kemudian dilarutkan dengan aquades 800 ml, aduk sampai

homogen.

e. Kemudian dituang ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml, tutup dengan

kapas steril dilapisi dengan alumunium foil.

Page 35: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

21

f. Dimasukkan ke dalam besek (keranjang), ikat dan tutup dengan kertas

cokelat atau alumunium foil, pada kertas ditulisi BGLB, tanggal dan

bulan pembuatan.

g. Sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit, setelah

selesai kemudian dinginkan (Bridson, 1998).

4. Cara pemeriksaan

A. Test praduga (Presumtive Test)

Test praduga dengan menggunakan metode MPN (Most

Probable Number) ragam I (5 : 1 : 1) 7 tabung, adalah sebagai berikut :

a. Disiapkan 5 tabung LBDS (Laktosa Broth Dauble Strecht) dan 2

tabung LBSS (Laktosa Broth Single Strecht) yang didalamnya sudah

diisi dengan tabung durham dalam posisi terbalik.

b. Sampel uji dikocok sampai homogen.

c. Kemudian 5 tabung LBDS masing-masing diinokulasi dengan 10 ml

sampel, 1 tabung LBSS diinokulasi dengan 1 ml sampel dan 1

tabung LBSS diinokulasi dengan 0,1 ml sampel.

d. Kemudian semua tabung LBDS dan LBSS yang berisi sampel

diinkubasi pada suhu 37o C selama 24 - 48 jam (Nugroho 2006).

B. Test Penegasan (Confirmative Test)

Test ini menggunakan media BGLB (Bile Green Laktosa Broth).

Test ini dilakukan untuk menegaskan hasil positif dari test perkiraan.

a. Dari setiap tabung yang menunjukkan gas positif pada uji

presumtive, dikocok dan masing-masing diambil 1-2 ose.

b. Kemudian diinokulasi pada tabung BGLB setelah itu tabung BGLB

diinkubasi pada suhu 37°C dan 44°C selama 24 – 48 jam.

c. Diamati terbentuknya gas pada setiap tabung jumlah tabung BGLB

yang positif gas dicatat dan hasilnya dirujuk ke tabel MPN 1.

Page 36: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

22

d. Angka yang diperoleh dari tabel menunjukkan MPN Coliform dan

Coli Tinja per 100 ml contoh sampel uji (Nugroho, 2006).

Page 37: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

23

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dari penelitian yang telah dilakukan pada 10 sampel jamu gendong

dari lima penjual jamu yang berjualan di Pasar Besar Kota Palangka Raya

diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 1. Data Hasil Uji Praduga MPN (Most Probable Number) Pada Minuman Jamu Beras Kencur dan Brotowali dengan media LBDS dan LBSS pada suhu 37°C.

No

Kode

Jenis Sampel

Hasil Uji Praduga

Keterangan

10 ml

1 ml

0,1 ml

1

A1

Beras Kencur

2

1

1

Positif

2

B1

Brotowali

0

0

0

Negatif

3

A2

Beras Kencur

3

1

1

Positif

4

B2

Brotowali

0

0

0

Negatif

5

A3

Beras Kencur

3

1

1

Positif

6

B3

Brotowali

3

1

1

Positif

7

A4

Beras Kencur

0

0

0

Negatif

8

B4

Brotowali

0

0

0

Negatif

9

A5

Beras Kencur

1

0

1

Positif

10

B5

Brotowali

4

1

1

Positif

23

Page 38: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

24

Sampel yang menunjukkan hasil positif pada uji praduga dilanjutkan

dengan uji penegasan menggunakan media BGLB dan di inkubasi pada

inkubator pada suhu 37°C dan 44°C.

Tabel 2. Data Hasil Uji Penegasan MPN (Most Probable Number) Pada Minuman Jamu Beras Kencur dan Brotowali dengan media BGLB pada suhu 37°C.

No

Kode

Jenis

Sampel

Hasil Uji Praduga

MPN /100 ml

Keterangan

10 ml

1 ml

0,1 ml

1

A1

Beras

Kencur

2

1

1

10

Positif

2

A2

Beras

Kencur

3

1

1

16

Positif

3

A3

Beras

Kencur

3

1

1

16

Positif

4

B3

Brotowali

3

1

1

16

Positif

5

A5

Beras

Kencur

1

0

1

4,4

Positif

6

B5

Brotowali

4

1

1

27

Positif

Page 39: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

25

Tabel 3. Data Hasil Uji Penegasan MPN (Most Probable Number) Pada Minuman Jamu Beras Kencur dan Brotowali dengan media BGLB pada suhu 44°C.

No

Kode

Jenis

Sampel

Hasil Uji Praduga

MPN /100 ml

Keterangan

10 ml

1 ml

0,1 ml

1

A1

Beras

Kencur

2

0

1

7,5

Positif

2

A2

Beras

Kencur

2

1

1

10

Positif

3

A3

Beras

Kencur

3

1

1

16

Positif

4

B3

Brotowali

1

1

1

6,7

Positif

5

A5

Beras

Kencur

1

0

1

4,4

Positif

6

B5

Brotowali

1

1

1

6,7

Positif

B. Pembahasan

Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan air minum yang bertujuan

untuk mengetahui kualitas dari air minum tersebut. Penentuan kualitas air

minum secara mikrobiologi dapat dilakukan berdasarkan analisis kehadiran

golongan bakteri Coli. Dalam pemeriksaan kualitas air minum pada

penelitian ini digunakan jamu gendong, jamu gendong merupakan minuman

tradisional yang diramu khusus dari tumbuh-tumbuhan tertentu untuk

kesehatan manusia. Jamu gendong juga sangat sering dikonsumsi karena

harganya murah dan banyak dijual.

Sebelum dilakukan penelitian ini proses yang pertama kali harus

dilakukan peneliti adalah melakukan sterilisasi pada alat-alat dan media yang

Page 40: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

26

akan digunakan. Sterilisasi merupakan proses penghilangan semua jenis

mikroorganisme yang terdapat pada suatu benda. Sterilisasi alat pada

penelitian ini menggunakan oven dengan waktu 1 jam pada suhu 1800C,

sedangkan untuk sterilisasi media menggunakan autoklaf dengan waktu 15

menit pada suhu 1210C. Prinsip kerja autoklaf itu sendiri yaitu udara didalam

bejana sterilisasi diganti dengan uap jenuh dan hal ini dicapai dengan

menggunakan alat pembuka atau penutup khusus.

Penelitian pemeriksaan terhadap jamu gendong ini dilakukan uji

mikroba dengan metode MPN, metode MPN umumnya digunakan untuk

menghitung jumlah bakteri khususnya untuk bakteri Coliform dan Coli tinja.

Bakteri Coliform merupakan indikator alami baik didalam air yang tampak

jernih maupun air kotor yang berasal dari tanah dan air itu sendiri, sedangkan

bakteri Coli tinja merupakan bakteri yang berasal dari saluran pencernaan

manusia.

Dalam metode MPN ini digunakan pemeriksaan dengan dua tahap test

yaitu test praduga dan test penegasan. Test praduga dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan 7 tabung reaksi yang berisi sampel dan

media LBDS dan LBSS untuk masing-masing sampel yang diinkubasi selama

2x24 jam pada suhu 370C, sedangkan untuk test penegasan yaitu

menggunakan hasil yang positif dari test perkiraan dengan menggunakan dua

pasang seri untuk suhu 370C dan 440C yang diinkubasi selama 2x24 jam.

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian pemeriksaan air

minum terhadap jamu gendong ini adalah 10 sampel yang diambil dari 5

penjual jamu yang berjualan di Pasar Besar Kota Palangka Raya. Sampel

yang digunakan yaitu Beras Kencur dan Brotowali, alasan digunakannya

Beras Kencur dan Brotowali sebagai sampel yaitu karena menurut obserpasi

yang dilakukan peneliti Beras Kencur dan Brotowali sering dikonsumsi oleh

masyarakat karena bisa menghilangkan pegal-pegal pada tubuh, mampu

meningkatkan nafsu makan, menghilangkan bau tubuh, dan menurunkan

kolestrol.

Page 41: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

27

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kontrol media negatif

dengan perlakuan tanpa menggunakan sampel. Tujuan digunakannya kontrol

media negatif yaitu untuk memastikan hasil penelitian yang positif tercemar

bakteri Coliform dan Coli tinja itu benar-benar berasal dari sampel bukan dari

media atau cara pengerjaannya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasilnya yaitu dari 10

sampel yang digunakan pada test penduga menggunakan media LB, terdapat

6 sampel yang positif dan 4 sampel yang negatif. 6 sampel yang positif yaitu

sampel A1, A2, A3, A5, B3, dan B5, sampel yang positif bisa dilihat dari

adanya kekeruhan dan gelembung gas pada tabung durham. Setelah

dilakukan test perkiraan lalu sampel yang positif dilanjutkan dengan test

penegasan menggunakan dengan dua suhu yang berbeda yaitu 37°C dan

44°C. Dari kedua suhu tersebut didapatkan hasil yang positif dengan nilai

MPN nya yaitu pada suhu 37°C sampel yang positif adalah sampel A1 Beras

Kencur menunjukkan nilai MPN 10/100 ml, A2 Beras Kencur menunjukkan

nilai MPN 16/100 ml, A3 Beras Kencur menunjukkan nilai MPN 16/100 ml,

A5 Beras Kencur menunjukkan nilai MPN 4,4/100 ml, B3 Brotowali

menunjukkan nilai MPN 16/100 ml, dan B5 Brotowali menunjukkan nilai

MPN 27/100 ml, dari hasil tersebut menunjukkan jamu tersebut positif

mengandung bakteri golongan Coli (coliform). Sedangkan pada suhu 440C

sampel yang positif adalah sampel A1 Beras Kencur menunjukkan nilai MPN

7,5/100 ml, A2 Beras Kencur menunjukkan nilai MPN 10/100 ml, A3 Beras

Kencur menunjukkan nilai MPN 16/100 ml, A5 Beras Kencur menunjukkan

nilai MPN 4,4/100 ml, B3 Brotowali menunjukkan nilai MPN 6,7/100 ml, B5

Brotowali menunjukkan nilai MPN 6,7/100 ml, dari hasil tersebut

menunjukkan jamu tersebut positif mengandung bakteri golongan Coli fecal

(Escherichia coli tinja).

Hal ini menandakan bahwa 6 dari 10 sampel jamu gendong yang di

uji tidak layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat karena menunjukan hasil

positif Coliform dan Coli tinja, apabila jamu positif Coliform dan Coli tinja

berarti air yang digunakan untuk pembuatan jamu tetap direbus tetapi tidak

Page 42: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

28

sampai mendidih sehingga bakteri Coliform dan Coli tinja tidak mati ketika

waktu perebusan, karena untuk bakteri Coliform bisa bertahan hidup pada

suhu 370C sedangkan Coli tinja pada suhu 440C. Hal ini terjadi karena

penjual jamu kurang memperhatikan kebersihan dalam mengolah jamu dan

belum memahami cara pembuatan jamu yang baik. Untuk mendapatkan jamu

yang baik, aman dan terhindar dari pencemaran bakteri maka perlu

diperhatikan kebersihan dan sanitasi saat pengolahan atau pembuatan jamu

gendong.

Standar baku mutu Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492 Tahun 2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, bahwa air untuk

minum seharusnya tidak mengandung bakteri patogen dan kadar maksimum

E. coli pada air minum adalah 0/100 mL sampel. Maka sampel jamu dengan

kode A1, A2, A3, A5, B3, dan B5, membuktikan bahwa enam dari sepuluh

sampel jamu gendong yang positif tersebut tidak layak untuk dikonsumsi

masyarakat.

Page 43: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

29

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian saya yang berjudul “Pemeriksaan Most Probable

Number (MPN) Bakteri Coliform dan Coli Tinja Pada Jamu Gendong yang

Dijual Di Pasar Besar Kota Palangka Raya” dapat disimpulkan bahwa :

1. Pemeriksaan dengan menggunakan metode Most Probable Number (MPN)

pada jamu gendong yang dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya positif

terkontaminasi bakteri Coliform dan Coli tinja yaitu sampel A1, A2, A3,

B3, A5, dan B5.

2. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti memberikan informasi

kepada si penjual tentang cara pengolahan jamu yang baik yaitu dengan

memberitahukan kalau dalam proses perebusan air jamu itu harus sampai

mendidih dan waktu pendidihan dipertahankan 5-10 menit supaya bakteri

yang ada pada air jamu tersebut bisa mati ketika perebusan.

B. Saran

1. Bagi pembuat jamu gendong hendaknya dapat lebih meningkatkan sanitasi

dan hygiene dalam penanganan bahan baku, proses pengolahan dan

penyajian sehingga dapat menghasilkan produk jamu yang lebih aman dan

bermutu.

2. Kepada konsumen atau pelanggan jamu gendong, hendaknya dapat lebih

berhati-hati dalam membeli atau mengkonsumsi jamu gendong tersebut.

3. Kepada pemerintah atau lembaga terkait terutama Balai Pengawasan Obat

dan Makanan Provinsi Kalimantan Tengah hendaknya melakukan suatu

upaya pembinaan dan pengawasan kepada para pembuat dan penjual jamu

gendong untuk lebih meningkatkan sanitasi dan hygiene dalam

penanganan bahan baku, proses pengolahan dan proses penyajian sehingga

kualitas jamu gendong meningkat dan lebih aman untuk dikonsumsi.

Page 44: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

30

DAFTAR PUSTAKA

Arthur dalam Isti, 2010. Analisis Mikrobiologi Pada Makanan. Yogyakarta. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, Pdf. (/;/;p. diakses tanggal 12 Februari 2014)

BPOM. 2004. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No.HK.00.05.4.2411 Tentang Ketentuan Pokok Pengelompokkan dan Penandaan Obat Bahan Indonesia. Jakarta

E.Y. Bridson. 1998. The Oxoid Manual.Compiled. Hal : 2-176, pdf. (sst-web. tees.

ac. Uk /external /u 0003076 /Food_micro /oxoid manual. Pdf. diakses tanggal 4 Mei 2014).

Imam et all, 1999. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan.

Penerbit Alumni. Bandung. KepMenKes RI. 1994. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

661/Menkes/SK/VII/1994 Tentang Persyaratan Obat Tradisional. Jakarta KepMenKes RI. 2009. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tentang

Kesehatan. Jakarta KepMenKes RI. 2010. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

492/menkes/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta

Nugroho, A. 2006. Bioindikator Kualitas Air. Universitas Trisakti. Jakarta Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Pelezar, M.J dan E.C.S Chan. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid I, terjemahan

Ratna Siri, dkk. Universitas Indonesia. Jakarta. Pratiwi, S. T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga Medical Series. Jakarta Suharmiati. 2003. Menguak Tabir dan Potensi Jamu Gendong. Penerbit

Agromedia Pustaka. Jakarta. Suriawiria, U. 2008. Mikrobiologi Air . Penerbit P.T Alumni. Bandung. Syamsuni , H.A. 2006. Ilmu resep. Buku kedokteran. Jakarta.

Page 45: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

31

Voigt, R. 1995. Pelajaran Teknologi Farmasi. Gajah Mada Universitas Press. Yogyakarta.

Wikanjati, A. 2010. Jamu Godhog Ces Pleng. Medpress. Yogyakarta.

Page 46: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

32

Lampiran 1. Prosedur Kerja

1. Pengambilan sampel

Botol sampel yang telah steril lehernya didekatkan dengan api Bunsen sambil

diputar.

Dalam waktu cepat masukkan sampel kedalam botol sampel yang telah diberi

nama tertentu.

Setelah terisi 90 % tutup kembali botol sampel tersebut

2. Pembuatan Media LBSS (Laktosa Broth Single Strecht) dan LBDS

(Laktosa Broth Double Strecht)

Ditimbang 3,25 gram media Laktosa Broth, masukkan kedalam Erlenmeyer

yang berukuran 500 ml

Dilarutkan dengan akuades sebanyak 250 ml dan ukur pH 6,9

Kemudian dipanaskan hingga mendidih, dibagikan kedalam masing-masing

tabung reaksi sebanyak 5 mL (pakai tabung durham dalam posisi terbalik)

Ditutup dengan kapas dilapisi alumunium foil

Sterilkan didalam autoklaf selama 15 menit dengan temperatur 121°C

Bila bahan sudah steril maka ditandai dengan perubahan warna autoklaf tips

indikator menjadi berwarna cokelat.

Angkat bahan dari autoklaf biarkan dingin sampai pada suhu kamar (15-30°C)

Untuk pembuatan LBDS dilakukan dengan cara yang sama hanya

penimbangan bahannya dua kali lipat.

32

Page 47: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

33

3. Pembuatan Media BGLB (Bile Green Laktosa Broth)

Dibersihkan meja kerja, kemudian disterilkan dengan alkohol.

Timbangan neraca dibuat seimbang terlebih dahulu pada posisi nol

Sebelum digunakan, autoklaf diisi dengan air.

Kemudian disiapkan tabung reaksi yang di dalamnya sudah diisi dengan

tabung durham

Ditimbang media BGLB sebanyak 32 gram, masukkan kedalam labu

Erlenmeyer, kemudian dilarutkan dengan aquades 800 ml, aduk sampai

homogen.

Kemudian dituang ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 mL, tutup dengan kapas

steril dilapisi dengan alumunium foil.

Dimasukkan ke dalam keranjang, ikat dan tutup dengan kertas cokelat atau

alumunium foil, pada kertas ditulisi BGLB, tanggal dan bulan pembuatan.

Sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit, setelah selesai

kemudian dinginkan.

33

Page 48: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

34

4. Pemusnahan Limbah Biologi

Kumpulkan limbah biologi dalam satu tempat khusus

Masukkan kedalam autoklaf dan lakukan steriliasi dengan suhu 121°C selama

15 menit

Setelah dingin dilakukan pembuangan limbah ke dalam bak pembuangan

limbah yang telah disediakan

Kemudian melakukan pencucian tabung reaksi dan tabung durham kemudian

keringkan dalam satu tempat yang tersedia.

34

Page 49: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

35

Sampel jamu

10 ml sampel 1 ml sampel 0,1 ml sampel

Di inkubasi dengan suhu 37 C selama 24-48 jam

Hasil pemeriksaan negatif Hasil pemeriksaan positif

Terjadi kekeruhan dan

terdapat gelembung

udara pada tabung

durham

Berhenti

Di inokulasi

pada media

BGLB

sebanyak 1

ose Di inkubasi dengan suhu

37 C dan 44 C selama 24-

48 jam

Hasil pemeriksaan +, dapat

dilihat pada tabel MPN,

sehingga diperoleh jumlah

coliform dan coli tinja dalam

100 ml sampel

Hasil pemeriksaan

negatif

Media

LBDS 5

ml

Media

LBSS 5

ml

Media

LBSS 5

ml

Lampiran 2. Diagram Alir Penentuan Coliform dan Coli tinja

35

Page 50: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

36

Lampiran 3. Dokumentasi Gambar Hasil Penelitian

Gambar 1. Media LB dan BGLB

Gambar 3. Bola hisap/filter

Gambar 2. Alat-alat yang disterilisasi

Gambar 4. Pipet ukur.

Gambar 5. Autoklaf

Gambar 6. Inkubator

36

Page 51: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

37

Gambar 7. Oven

Gambar 9. Media LBSS

Gambar 11. Media BGLB

Gambar 8. Inkubasi Sampel Dalam

Inkubator

Gambar 10. Media LBDS

37

Page 52: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

38

Gambar 12. Botol Berisi Sampel Sebelum di

Tuangkan kebotol Steril

Gambar 13. Erlenmeyer Berisi Sampel

yang Sudah Steril Botolnya.

Gambar 14. Pemipetan sampel kedalam

tabung yang berisi media LBSS dan LBDS.

Gambar 15. Sampel dengan media LBSS dan LBDS yang positif pada suhu 370C.

Gambar 16. Media BGLB positif yang

diinkubasi pada suhu 370C.

Gambar 17. Media BGLB positif yang

diinkubasi pada suhu 440C.

38

Page 53: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

39

Lampiran 4. Gambar kontrol media negatif

Gambar 1. Media LBDS kontrol negatif

Gambar 2. Media LBSS kontrol negatif

Gambar 3. Media BGLB kontrol negatif

39

Page 54: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

40

Lampitan 5. Tabel MPN

Tabel MPN (Most Probable Number) ragam I : 7 tabung

Volume Nilai MPN/100 ml

10 ml 1 ml 0,1 ml

0

0

0

1

1

1

1

2

2

2

2

3

3

3

3

4

4

4

4

5

5

5

0

1

1

0

0

1

1

0

0

1

1

0

0

1

1

0

0

1

1

0

0

1

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

1

2

2

4

2,2

4,4

4,4

6,7

5

7,5

7,6

10

8,8

12

12

16

15

20

21

27

38

96

240

40

Page 55: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

41

Lampiran 6. Data Penjual dan Waktu Pengambilan Sampel

Kode Nama Penjual Sampel Hari dan Tangal Pukul

A1

Bulek Sn

Beras kencur Minggu, 1 Juni

2014 7.00 WIB

B1 Brotowali Minggu, 1 Juni

2014 7.00 WIB

A2

Bulek N

Beras kencur Minggu, 1 Juni

2014 7.07 WIB

B2 Brotowali Minggu, 1 Juni

2014 7.07 WIB

A3

Bulek Ds

Beras kencur Minggu, 2 Juni

2014 7.10 WIB

B3 Brotowali Minggu, 2 Juni

2014 7.10 WIB

A4

Bulek Sm

Beras kencur Minggu, 2 Juni

2014 7.14 WIB

B4 Brotowali Minggu, 2 Juni

2014 7.14 WIB

A5

Bulek Yn

Beras kencur Minggu, 2 Juni

2014 7.17 WIB

B5 Brotowali Minggu, 2 Juni

2014 7.17 WIB

41

Page 56: PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) · PDF filemencampurkannya dengan air. ... serta adik yang telah memberikan do’a, ... Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah

42

Lampiran 7. Jadwal Penelitian

Jenis Kegiatan

April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penerimaan Judul x x

Observasi X

Penyusunan Proposal x x x x

Pembimbingan

proposal x x x x

Penelitian x

Penyusunan Laporan

dan Ujian x x x

42