most ii 2014 2015

44
Magazine of Saint Agnes EDISI II 2014-2015

Upload: hari-satiman

Post on 22-Jul-2016

250 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Majalah SMAK Santa Agnes Surabaya

TRANSCRIPT

Page 1: MOST II 2014 2015

Magazine of

Saint Agnes EDISI II 2014-2015

Page 2: MOST II 2014 2015

Non scholae, sed vitae discimus

Kita belajar bukan untuk sekolah melainkan

untuk hidup.

Adagium ini berasal dari surat-surat Seneca Muda,

Epistulae morales ad Lucilium CVI, 12. Seneca adalah filsuf

dan pujangga Romawi (4 SM - 65 M).

Page 3: MOST II 2014 2015

1

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

Dari : Someone

Untuk : Semua

Pesan : Lagi pengin jual motor

buat beli bensin

Dari : XI IPA 2

Untuk : Pak Edo tersayang

Pesan : Terima kasih untuk dedi-

kasinya setahun terakhir ini. Kami

janji akan nempel nempel rumus-

rumus itu di manapun kami

berada.

Dari : Steven Ming (XI IPS 1)

Untuk : Felicia Katherine

Pesan : Kapan kamu mau kasih

jawaban?

Dari : Rufina P (XI IPS 2)

Untuk : Raymond CM (XI IPS 2)

Pesan : Aku selalu menatap wa-

jahmu. Kok, kenapa kamu tidak

menatap balik?

Dari : Seseorang (J)

Untuk : Seseorang (M)

Pesan : Pokok e JM Forever ya

Dari : MS XI IPS 2

Untuk : Ivone XI IPS 2

Pesan : Maaf, aku selalu meng-

ganggumu. Sebenarnya, aku ada

tiga kata untukmu. Tau kan?

Dari : CL (XI IPS 3)

Untuk : TT (XI MIA 2)

Pesan : Masih merjuangin kok

ndut…..

Dari : Nicholas Hendri

Untuk : Jessica Fanny

Pesan : Jangan suka tidur di kelas

ya….

Dari : Someone Special

Untuk : Maria Yulia tercinta

Pesan : I love you...babe

Dari : Ruben M XI IPS 2

Untuk : Yohana R XI IPS 2

Pesan : I love u….

Dari : Wanda E

Untuk : Koko Tito XI IPA 3

Pesan : Halo, ko!!!!

Dari : Seseorang (M)

Untuk : Seseorang (J)

Pesan : MJ Forever….

Dari : Semua Siswa Stag

Untuk : Para orangtua yang ter-

ima rapot

Pesan : Jangan marah ya, kalau

rapot jelek

Dari : Chyntia Bella

Untuk : Reynold Ongko

Pesan : Ehem…..

Dari : Florencia Irena

Untuk : Joones Aditya

Pesan : Hai impian terbesarku...

Dari : Natalia Dwi

Untuk : Tomothy Raka

Pesan : Aku cayank bingit ma

kamu.

Dari : Felecia Kidding

Untuk : Adi X MIA 2

Pesan : Cepat putih dong….

Dari : Cewek Kelas X IPA

Untuk : Cowok Kelas XII IPA

Pesan : Kakak, jangan suka PHP

ya, karma menanti lho….Salam

manis dari dedek kelas

Dari : Bella XI MIA 4

Untuk : Someone X MIA 2

Pesan : Jangan cuexs2 dong...

Dari : Helen Intan Kusuma

Untuk : Tommy X IPA 2

Pesan : Kamu tau nggak,

senyummu mengalihkan duniaku?

Dari : Someone

Untuk : Yohanes XI IPA 1

Pesan : Hai, ko….sering bales BM

dong...hehehhee

Dari : Someone

Untuk : X IPA 3

Pesan : Semangat ya…...sampai

bertemu di kelas berikutnya...

DUDU

Page 4: MOST II 2014 2015

2

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

Tim Redaksi

Pelindung

Sr Ludovica SSpS Med

Pembina

Hariyanto

Tim Redaksi

Siswa peserta

Ekstra

Jurnalistik

Kelas X dan XI

Alamat Redaksi

Jl Mendut 7

Surabaya 60131

Telp

031-5026540

Fax

031-5013567

Website

www.smak-stagnes.com

E-mail [email protected].

Redaksi menerima

kiriman tulisan, sharing,

renungan, pengalaman,

komik, cerpen.

Panjang tulisan

minimal 300 kata.

Sebagian foto dan

Ilustrasi di halaman

majalah ini

diambil dari Google.

Untuk Kalangan Sendiri

SPESIAL

T inggalnya di Jl Pucang

Kerep, Zuleika Masyita

Pradinata tidak mau jauh

-jauh bersekolah. Cewek

kelahiran 12 Agustus 1997 ini

bersekolah di Santa Agnes karena

alumnus SMPK Santa Agnes.

"Kalau dari rumah, transportasi ke

sekolah lebih mudah," tutur cewek

yang sekarang memilih jurusan IPS

ini. (*)

Stephen H, Joseph, Yacub P

F elicia Katherine Wijaya

yang tinggal di Jl Dharma-

husada ini bersekolah di

SMAK Santa Agnes karena

keinginan orangtuanya. Salah satu

alasannya, karena sang mama

adalah alumnus sekolah itu.

Kini cewek kelahiran 25

Mei 1998 dan punya kembaran

bernama Felita J, memilih jurusan

IPS. "Saya lebih suka menghapal

daripada menghitung," ujar Felicia.

(*)

Feliani

N ama lengkapnya Felia Christanti. Siswi ini dikenal pendiam. Di

balik itu juga, dia punya bakat terpendam dan tentu, baik

banget hatinya. “Saya nyaman berada di

lingkungan SMAK Santa Agnes. Jiwa

kekeluargaannya sangat terasa dan hangat. Hubun-

gan antara guru dan siswa juga harmonis,” kata Felia

yang selalu ramah kepada setiap orang ini.

Cewek yang punya senyum manis ini

berterus terang jika SMAK Santa Agnes adalah salah

satu sekolah yang sangat diidamkannya. Namun,

Felia mengaku orangtuanyalah yang paling berperan

besar dalam mengenalkan dan memilihkan sekolah.

“Jadi, orangtua sangat mendukung saya untuk

bersekolah di Stag,” papar Felia. “Tentu saja, saya tidak keberatan, apalagi

jarak rumah dengan sekolah tidak terlalu jauh, dan yang penting jarang

terjadi kemacetan.” (Agnes Monica, Felicia Tanudjaja)

F eliani Gunawan Hanoek, siswi

SMAK Santa Agnes yang lahir

16 Juni 1998 ini mengenal se-

kolah Santa Agnes dari sauda-

ranya Feliani.

Cewek asal Kepulauan Alor

dan phobia naik kapal ini sekarang

duduk di Kelas XI IPS. "Menurut saya,

Santa Agnes adalah sekolah yang ba-

gus," kata Feliani. (*)

Felia

Christanti

Page 5: MOST II 2014 2015

3

FOKUS

Laporan :

Aprilia Lukas, Veronica Va-

lencia, Margaretha Yunita,

Anastasia Julia, Felicia

Yuwono, Rebeca Ruth.

S etiap pribadi atau orang

punya karakter yang unik.

Begitu pula dengan para

guru di SMAK Santa Agnes.

Ada banyak contoh keunikan

mereka, termasuk dalam mengajar

di kelas. Tapi, di sini, digaris-

bawahi, tidak ada guru yang ideal.

Semua punya kelebihan dan ke-

kurangan. Guru kan juga manusia.

Sedikit ilmiah dulu ya. Gaya

mengajar atau teaching style dalah

cara atau metode yang dipakai

guru ketika sedang melakukan

pengajaran. Gaya mengajar adalah

bentuk penampilan guru saat

mengajar, baik yang bersifat kuri-

kuler maupun psikologis.

Nah, gaya mengajar yang

bersifat kurikuler adalah guru

mengajar yang disesuaikan dengan

tujuan dan sifat mata pelajaran

tertentu. Gaya mengajar yang ber-

sifat psikologis adalah guru menga-

jar yang disesuaikan dengan moti-

vasi siswa, pengelolaan kelas dan

evaluasi hasil belajar.

“Dia itu guru yang menye-

nangkan dan humoris,” kata seo-

rang siswa Kelas X kepada Most.

Ucapan itu kepada Pak

Lucky, guru TIK yang dikenal san-

gat menyukai hal ihwal mengenai

teknologi computer. “Bukan hanya

saya, tapi banyak alumni yang suka

kepadanya,” tambah siswa ini.

Sejak 1992, Pak Lucky

bekerja di SMAK Santa Agnes.

Tanpa disadari, bapak tiga putra ini

yang lucu ini mengerti dan mema-

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

hami anak-anak yang diajarnya,

termasuk siswa ternakal sekalipun.

Dia selalu memiliki cara tersendiri

dalam menangani anak-anak

seperti disebut terakhir itu.

Berbeda dengan Pak Lucky,

guru dengan julukan Mr Black-

sweet ini terkenal dengan cara

mengajar yang santai. Benarkah?

“Ah, itu tidak benar. Saya

ini kan guru seni musik, jadi saya

harus membuat suasana menjadi

happy,” kata Pak Aren yang berga-

bung dengan SMAK Santa Agnes

mulai 2008.

Menurut pria kelahiran 10

Agustus 1971 itu, dengan suasana

yang gembira, diharapkan jiwa seni

para siswa dapat keluar dan kemu-

dian dapat mengikuti pelajaran seni

musik dengan lebih nikmat.

“Perasaan itu menentukan seni,”

tandas Pak Aren saat diwawan-

carai.

Bakat musik guru satu ini

tumbuh karena hobinya. Lantas,

dirinya mengembangkan dengan

cara belajar sendiri dan mengikuti

seminar-seminar musik.

Gaya mengajar yang ber-

beda diperlihatkan oleh Yohanes

Kristian Wibowo atau akrab di-

panggil Pak Bowo. Dia mengajar

Bahasa Indonesia, bahasa yang

acapkali kurang mendapat per-

hatian serius siswa.

“Saya ingin memberi nuansa

baru di sekolah ini,” kata Pak

Bowo, yang sudah tiga tahun ini

mengajar di SMAK Santa Agnes.

Nuansa baru itu adalah

kehadiran Pak Bowo sebagai guru

Bahasa Indonesia yang laki-laki,

karena selama ini, mata pelajaran

itu diampu oleh perempuan. “Biar

suasanan jadi beda,” terang Pem-

bina PMR, Pramuka dan OSIS ini

Page 6: MOST II 2014 2015

4

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

FOKUS

Laporan : King Kelvin,

Vanesa Angela

Tim redaksi Most menilai,

Pak Bowo boleh jadi, guru paling

muda juga. Karena umurnya tidak

terlalu jauh dengan siswa, dia da-

pat dengan mudah berbaur dan

dapat menjadi teman. Meski be-

gitu, Pak Bowo masih bisa menga-

jar dengan berwibawa di depan

kelas.

Meski punya seabrek tugas

di sekolah seperti membina futsal,

guru yang akrab dedngan murid

dan dikenal tidak sombong. Justru

dia sering berkorban waktu, men-

gabaikan kegemarannya.

Selain menonton dan ber-

main bola, Pak Bowo suka men-

genakan jam tangan untuk fashion,

G aya mengajar yang

sangat berbeda dilaku-

kan oleh Eduart Fran-

ciscus atau Pak Edo.

Guru yang satu ini sangat dikenal

para siswa dan seringkali dianggap

sebagai guru killer.

Pemahaman tentang guru

killer sendiri sebetulnya amat ban-

yak. Ada yang menilai, guru killer

itu adalah guru yang punya sistem

pembelajaran dalam kelas sangat

ketat, seperti harus datang tepat

waktu, minta izin keluar kelas

kurang dari 2 menit, harus

mengerjakan PR, dengan hasil ha-

rus benar semua.

Atau, tidak boleh sekalipun

absen, bolos 3 kali dapat dikeluar-

kan pada pelajarannya, mengerja-

kan semua tugas dengan benar

semua, dan ulangan harus nilai 100

dan lain lain.

Yang lain menerjemahkan,

guru killer itu adalah guru yang

mempunyai aura yang cukup

menakutkan sehingga siswa

merasa agak jengah dan takut

kepadanya selama pelajaran dan

pelit kalau memberi nilai.

Pak Edo yang juga wali ke-

las XI IPA 2 itu kadang dicap killer

oleh siswa SMAK Santa Agnes,

apalagi ditambah mata pelajaran

yang diajarkan itu matematika,

pelajaran yang jadi momok bagi

sebagian besar siswa. Benarkah?

"Saya hanya memberikan

yang saya punya untuk anak-anak.

Saya akan menaikkan standar men-

gajar dari tahun ke tahun. Semakin

maju. Saya ingin mereka berhasil

dalam pelajaran saya," tandas guru

yang suka membaca ini.

Beliau tipikal guru yang

serius saat formal dan sosok santai

serta ramah di waktu yang tepat.

Sayang, sebagian orang menya-

maratakan dalam keadaan apapun.

Pak Edo sudah 30 tahun

mengajar dan lebih memilih tidak

ambil pusing dengan penilaian para

siswa untuk dirinya. Beliau hanya

ingin menjadi dirinya sendiri dan

menjadi yang terbaik untuk ling-

kungan sekitarnya.

Bahkan, dia terus memoti-

vasi para siswa agar giat belajar

dan jangan mau disamakan dengan

sekolah yang remeh. “Membaca

adalah hobi saya, dan pesan saya,

siswa mau membudayakan kebi-

asaan membaca, bukan sekadar

membaca berita gosip atau buku

cerita tapi buku pelajaran dan pen-

getahuan,” ucap Pak Edo. (*)

Page 7: MOST II 2014 2015

5

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

FOKUS

M engajar di SMAK Santa Agnes

memiliki kesan tersendiri bagi

Prihadi Triwibowo yang sudah 24

tahun menjadi guru. Suatu ke-

banggaan mengajar di sekolah ini karena men-

gajar di sekolah Katolik adalah salah satu im-

pian Pak Tri, sapaan akrabnya.

"Yang dibutuhkan dalam mengajar itu

kesabaran, apalagi saya kan mengajar Fisika,

yang kadang tidak disukai oleh siswa," tutur

penggemar grup musik Maroon 5 ini saat di-

wawancarai.

Beliau menuturkan suka duka menjadi

guru. Salah satunya kebahagiaan jika melihat

murid yang diajar berhasil dan sukses di ke-

mudian hari.

Wali kelas XI IPA 3 ini juga bangga jika

melihat muridnya mendapat nilai bagus dan

tidak remidi dalam mata pelajaran Fisika. "Tapi

saya selalu sedih kalau ada anak yang tidak bisa menangkap pelajaran yang

saya ajarkan. Saya harus sabar mengajari pelan-pelan," ucap Pak Tri. (*)

Laporan : Jovita Louisa,

Marselina Rusli

B anyak orang yang berang-

gapan bahwa anak IPS

sulit untuk diajari. Tapi

hal ini tidak berlaku bagi

Bu Angie Bosco, seorang guru

bimbingan konseling di SMAK

Santa Agnes Surabaya mengatakan

bahwa anak IPS memiliki

pemikiran yang luas karena anak-

anak IPS dapat mengetahui ilmu-

ilmu di luar dari pelajaran,

pemikiran mereka pun lebih men-

gandalkan logika.

Hal ini berbeda dengan

anak IPA yang pemikiran mereka

lebih sistematis dan individualistis

kata Bu Angie saaat di wawancarai

di ruang BK (10/3). Meskipun anak

IPS tak serajin anak IPA, namun

Jangan

Remehkan

Anak IPS

Laporan : Angel Pratiwi, Richie R

Page 8: MOST II 2014 2015

6

FOKUS

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

T erkadang beberapa

orang terlahir tidak den-

gan potensi yang sangat

menonjol, bahkan mung-

kin mayoritas orang di dunia ini

adalah orang rata-rata yang tidak

menonjol termasuk saya. Hal

tersebut bukan berarti membuat

kita harus menyerah!

Saya ingin sedikit bercerita

kepada sahabat sekalian, dan mem-

persembahkan sebuah tulisan bagi

sahabat dan guru saya yang telah

memberi bantuan moral dan me-

rubah pola pandang saya.

Di antara sahabat sekalian,

adakah yang saat ini sedang mere-

nungkan nilai kalian? Saya sangat

tertarik untuk mengajak sahabat

mengetahui satu rahasia kecil yang

ada dalam diri saya.

Saya merasa harus mengu-

tarakannya, terlebih ketika sahabat

merasa bahwa saya sangat berun-

tung mendapat banyak kesem-

patan dan “pintar”.

Yap, coba sahabat lihat

dengan seksama hasil UNAS saya,

sahabat tidak salah lihat. Itu adalah

hasil UNAS saya. Bahkan sahabat

mungkin akan tertawa saat melihat

nilai raport saya semasa SMA.

Jujur saja tidak ada ujian

saya yang berhasil mencapai angka

50 setiap ujiannya. Entahlah, mung-

kin saya memang bukan salah satu

orang yang cocok untuk studi.

Saya berpikir itulah alasan yang

paling logis mengapa saya tidak

tertarik belajar.

Angka rendah bukan se-

buah hal yang memalukan, itu

mereka memiliki rasa keber-

samaan yang erat. “Saya suka men-

gajak anak IPS untuk berdiskusi

dan saya mempunyai cara

tersendiri untuk mengajar anak

IPS, mereka suka sekali untuk di

ajak berargumentasi” Kata Bu An-

gie.

Sama halnya dengan Pak

steve, guru yang biasanya dapat

kita temui di ruang tata usaha ini

mengatakan bahwa anak IPS bi-

asanya berpikir lebih obejktif, dan

karena terlalu tingginya rasa sosial

membuat mereka menjadi terke-

san sulit untuk di atur.

Anak IPS mempunyai ban-

yak relasi. “Saya senang dengan

anak IPS karena lebih fleksibel dan

pola berpikir mereka tak se-

muanya berdasarkan teori semata,

tetapi ada buruknya juga anak IPS

seringkali ramai di kelas sehingga

sulit berkonsentrasi dalam proses

pembelajaran dan kurang mandiri,”

ujar Pak Steve saat di wawancarai

di depan ruang guru. (*)

Page 9: MOST II 2014 2015

7

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

Saya hanya berani menyom-

bongkan kelemahan saya, saya

terus berpura-pura untuk percaya

bahwa semakin saya tidak peduli

akan semakin baik, tapi ternyata

tidak!

Semakin saya tidak peduli

maka semakin saya tenggelam

dalam perasaan kebingungan, tidak

ada yang dituju, nihil ! Saat itu saya

mencoba mengambil keputusan

bahwa saya ingin memaknai hidup

saya. Berhasilkah? Tentunya tidak

dalam waktu singkat, dan alhasil

adalah hasil UNAS saya di atas.

Saat itu saya percaya bahwa

saya memiliki kesempatan kedua

untuk merubah pola pandang saya.

Ilmu yang saya dapat dari Pak Dedi

dan Jimmy membuahkan sebuah

kesimpulan yang sampai saat ini

saya pegang teguh.

Passion

dan kerja

keras. Dua hal

sederhana yang

merubah seo-

rang pecun-

dang menjadi

pemenang. Hal

sederhana yang

merubah seo-

rang rata-rata

memiliki ban-

yak kesem-

patan.

Hal

sederhana yang

menambah

nilai guna dari

seorang siswa

bodoh dan

mengijinkannya

untuk memiliki kesempatan men-

gunjungi berbagai negara selama

studi di bangku kuliah.

Terlepas dari apapun latar

belakangmu sahabat, percayalah

bahwa masih banyak kesempatan

untuk merubah keadaan. Benar ini

akan memakan waktu cukup lama

ataupun bisa terjadi seketika lewat

kehendak

Tuhan, tapi yang ingin saya

tekankan pada sahabat adalah

bahwa sahabat mampu. Apabila

seorang yang nilai UNAS dan

raport nya jelek semua dapat ke-

sempatan studi di luar negeri dan

memperoleh beasiswa, tentunya

sahabat yang latar belakangnya

lebih baik akan memiliki kesem-

patan yang jauh lebih besar.

Sekali lagi sahabat, kesem-

patan bukan hanya untuk orang

istimewa, kesempatan adalah milik

orang yang mau berusaha. (*)

adalah hal yang lumrah bagi saya

saat itu, sampai suatu hari se-

muanya berubah. Kehadiran seo-

rang guru dan beberapa sahabat

mengubah pola pandang saya.

Guru ini adalah guru yang

dulu saya sangat benci, beliau ka-

sar, tidak sabaran, mudah marah

dan banyak lagi hal yang menjadi

alasan saya tidak dekat dengan

beliau.

Tapi kehadiran beliau telah

membuka sebuah tujuan baru yang

jelas bagi saya. Beliau menunjuk-

kan sebuah makna tentang hidup

dan mengejar passion.

Dari beliau saya belajar

bahwa niatan tulus akan dapat

memberikan sebuah outcome yang

luar biasa, merubah seorang murid

pecundang menjadi murid yang

mampu bersaing, itulah beliau Pak

Dedi sang guru Kimia SMAK Santa

Agnes Surabaya.

Semasa akhir SMA saya

bertemu sahabat super lainnya,

diantaranya adalah Jimmy. Dia

merupakan murid yang sangat

rajin, sayang nasib kurang berpihak

padanya.

Saat akhir semester ganjil di

kelas XII saya mengajak Jimmy

untuk tinggal sementara di rumah

saya agar dia dapat fokus dan se-

jenak melupakan permasalahan

beratnya, singkat cerita selama 1

semester saya belajar banyak dari

sahabat saya ini.

Ulet dan rajin, begitu saya

mendeskripsikan anak ini. Jimmy

mengakui bahwa dirinya tidak se-

cerdas yang lain, tapi itu tidak

menghentikan niatnya untuk mau

terus berusaha.

Ketika melihat yang Jimmy

lakukan setiap hari di rumah saya,

saya mulai sadar bahwa selama ini

saya seperti seorang pengecut.

FOKUS

Page 10: MOST II 2014 2015

8

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

S iswa Kelas X SMAK Santa

Agnes belajar Circular

Flow Diagram. Kali ini agak

berbeda. Mereka harus

membuat presentasi kelompok

dalam bentuk video. Masing-

masing anggota kelompok menda-

pat giliran untuk menjelaskan dia-

gram itu.

Dalam tampilan video den-

gan durasi yang berbeda-beda,

tampak ada siswa yang terlihat

sangat percaya diri, tapi ada juga

yang malu-malu. Bagaimanapun

praktik belajar seperti ini menjadi

GALERI

Belajar Circular

Flow Diagram

pembelajaran sekaligus pendewa-

saan siswa.

Circulair flow diagram

adalah hubungan timbal balik

antara produen dan konsumen

yang menunjukan arus melingkar

dan membentuk sebuah sistem

tertentu. Ada circulair flow dia-

gram dua sektor dan tiga sektor.,

bahkan empat sector.

Sebelum memahami ten-

tang circular flow diagram lebih

jauh maka perlu diketahui bahwa

pelaku ekonomi ada empat yaitu

produsen, konsumen, pemerintah

dan masyarakat luar negeri, selain

itu perlu juga diketahui bahwa

terdapat dua kelompok pasar yang

terkait dengan circulair flow yaitu

pasar barang dan jasa serta pasar

faktor produksi.

Pasar faktor produksi me-

rupakan interaksi antara permin-

taan dan penawaran faktor pro-

duksi yang terdiri dari faktor pro-

duksi alam (tanah), tenaga kerja,

modal dan skill atau kewirausa-

haan.

Dalam perekonomian ter-

tutup, penawaran faktor produksi

berasal dari rumah tangga kon-

sumsi. Sedangkan permintaan fak-

tor produksi berasal dari perusa-

haan dan pemerintah.

Sedangkan pada perekono-

mian terbuka, permintaan dan

penawaran faktor produksi juga

berasal dari negara lain atau

masyarakat luar negeri. (*)

Page 11: MOST II 2014 2015

9

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

A da dua ekor serigala di hutan belantara, serigala B menantang serigala A untuk menangkap seekor ke-

linci yang sedang makan wortel, tidak jauh dari tempat mereka berdiri, "Ayo Serigala A, kamu bisa ngga

tangkap kelinci itu?" tanya serigala B.

"Ah, itu gampang, lihat saja nih!" jawab serigala A dan dengan sigap serigala A itupun melompat ke arah

kelinci tersebut dan berlari mengejarnya.

Sedangkan kelinci yang melihat serigala itu, langsung lari terbirit-birit ketakutan, tanpa pikir panjang wortel

yang masih dikunyahnya di lemparkan ke arah serigala tersebut, "DUAAAKK!!" begitu suaranya.

Karena serigala adalah binatang yang kuat, maka wortel

kecil yang mengenai kepalanya tidak terasa sama sekali, serigala

tersebut tetap mengejar kelinci itu, 1 menit.. 2 menit.. 3 menit...

sampai 5 menit..

Serigala itu belum dapat menangkap kelinci itu, karena

kelinci itu larinya lebih kencang. Serigala itupun kelelahan dan

menghentikan pengejarannya. Dengan perasaan yang sangat

malu, dia menunduk berjalan dan kembali ke temannya serigala

B.

Setelah sampai di tempat serigala B, maka serigala B itu-

pun bertanya, "Bagaimana? Apakah kamu bisa menangkapnya ?"

tanya serigala B, lalu serigala A hanya menggeleng-gelengkan

kepalanya yang masih tertunduk.

Serigala B lalu melanjutkan perkataanya, "Kamu tahu,

kenapa kamu tidak bisa menangkap kelinci itu? Kamu kalah,

karena kamu tidak serius. Kamu berlari mengejar kelinci hanya

untuk pamer saja, sedangkan kelinci itu berlari untuk ny-

awanya." (*)

RENUNGAN

Page 12: MOST II 2014 2015

10

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

Oleh :

Andriawan Lumakso

S uasana gaduh terdengar di kelas XI IPS 1. Se-

mua siswa tampak ketagihan dengan buah bibir

mereka masing-masing. Begitu pula, dengan

keempat sahabat serompak ini yang memiliki

hobi nuansa misteri. Ya, Ivan, Christoper, Gundo, dan

Made. Kali ini, tampaknya mereka membicarakan topik

terbaru mereka.

“Hmm, apakah suara-suara gajelas gini bisa

membuat aku meninggal?” Ivan bersuara. Christoper

mengenyitkan dahi, “Iya, aneh benar.”

Tak banyak yang tahu misteri apa yang ada di

lagu itu, kejadian-kejadian mengerikan banyak terjadi

di lingkungan sekolah Spanyol. Para remaja yang pena-

saran dengan lagu itu nekad mendengarkannya.

Rumor mengatakan barangsiapa mendengarkan

lagu itu hingga habis, maka tak lama orang itu akan

meninggal.

“Sebenarnya lagu apa sih? Kok jadi

ngeri ya aku?” kata Made.

“Ini judul lagunya, “Follow Me

Forever”, penulisnya gaje.” Pung-

kas CT.

“Follow me Forever? Hmm, ikuti

aku selamanya. Emang ada apa?

Kurasa tak ada yang mengerikan

dengan lagu ini.” Pungkas Gundo.

“Hehehe, kalian lagi bi-

carain itu ya? Hati-hati lo dengerin

lagu itu. Bisa terjadi hal aneh-aneh.

Bisa-bisa yang mendengarkan men-

inggal misterius karena diikuti…..”

Tiba-tiba gadis berkacamata

berambut seleher itu berkata.

“Emang kenapa?” tanya Gundo

melongo. “Diikuti sampai mati

lahhhh.. Huhhh!” kata gadis itu,

Felicia. Tampak rasa takut

menghantui mereka.

“Nah, berani gak kalau kita

coba, bisa aja Cuma bohongan.

Hahaha.” Kata Gundo.

“Ya udah, kalo nda percaya. Tapi..

Tapi, aku ikut dah. Hehehe.” Kata

Felicia meringis.

Sesuai rencana mereka berkumpul di sekolah.

Mereka masuk menyelinap di lantai 3 sekolah, sebab

rumor mengatakan misteri itu akan terwujud ketika

mereka berada di tempat bertingkat dan tentunya

tempat yang gelap. Suasana malam itu begitu sepi, ma-

lam melumat tempat mereka berada.

Hanya samar-samar objek cahaya menyinarinya.

Mereka tak sabar memainkan music yang sudah di

download oleh CT. Sembari berjalan semakin dalam,

tampak lukisan Monalisa berada di sudut depan

mereka. Jaraknya pun tidak begitu jauh, entah sekitar 5

meter.

“Ada lukisan! Lukisan Monalisa itu kan? Siapa

yang meletakkan lukisan ini di tempat seperti ini, huh?”

pungkas Ivan. “Entahlah…” balas

Felicia sedikit merenung. “Nanti

lukisannya hidup lo! Hahahaha.”

Gundo ikut menjawab.

CERPEN

Page 13: MOST II 2014 2015

11

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

Tampak

wajah mereka

merah membara

ke arah Gundo.

“Nah, di sini.

Sudah sepi, be-

gitu sunyi nan

gelap. Gimana?

Kita coba mai-

nkan ya?” pung-

kas seorang dari

mereka.

“Baiklah,

gimana sih lirik

lagu ini?” balas

CT.

Dear, love… Dear, love… Dear, love……..

I always want live with you….

I want, I want, I want

I need, I need, I need

I knew, I knew, I knew

You’re my darling

Ohh.. My darling

You know?

I sad, I feel frustrated, I fall.

So, I want you now.

Now, now, now, please now.

Follow me, follow me, follow me

To come to new life

And join to on the new world

We’ll become together

So, follow me forever.

Tidak mau terjadi hal-hal yang tidak diundang,

mereka mencoba berdoa dalam hati masing-masing.

Sebenarnya, mereka juga tidak percaya dengan mitos

takhayul lagu tersebut. Dan, benar apa yang mereka

duga. Tidak terjadi apa-apa.

Sepi, tidak ada kejadian ganjil apapun. Mereka

pun mencoba mendengarkan berulang-ulang hingga

tiga kali dan mencoba bernyanyi bersama-sama. Tiba-

tiba, hembusan angin kencang terasa hingga menusuk

tulang.

Perla-

han-lahan,

mereka

merasa

merinding.

Ivan me-

megang teng-

kuknya. Ia

merasakan

ada yang aneh

di sekitar

mereka ber-

diri.

“Guys,

guys, kayanya

lagu ini ben-

eran ada setannya, deh!” teriak Gundo seraya

menunjuk objek sesuatu.

“Apaan sih kon, Ndo?! Ga usah takut- takutin kita

deh!” Felicia menggerutu.

“ASTAGA! It-itu Monalisa-nya melotot tuh..

tuh! Wajahnya berdarah-darah.” Teriak CT.

“Kakakakak.” Terlihat bibir lukisan itu bergerak den-

gan mimik wajah senyum mengerikan.

Lukisan itu tiba-tiba bergerak mendekat ke arah

mereka. Gundo pun tidak kehilangan akal, ia melem-

parkan sebilah balok ke arahnya dan memecahkan

lukisan itu. Mereka lalu berlari me ninggalkan tempat

itu, tapi aneh.

Suasana sekolah tiba-tiba menjadi sangat gelap,

sunyi, dan suram. Tidak seorang pun mereka jumpai.

Hanya sinar bulan purnama dan kicauan burung hantu

menemani mereka. Mereka kemudian berjalan menuju

ke gerbang sekolah, tetapi tak dianya, gerbang sekolah

itu terkunci.

Mereka mencoba mencari tempat untuk ber-

malam di ruangan yang tidak terkunci. Ruangan gudang

menjadi tempat akhir mereka masuk. Ruangan ini be-

gitu sempit, bau, dan kotor. Hanya bilik pitu kayu yang

menjadi tameng bagi mereka.

“Guys, guys, please jangan ingat-ingat hal tadi

ya? Mungkin tadi hanyalah khayalan kita belaka,” kata

Felicia. “Iya, iya, mungkin sangking kita ketakutan, jad-

inya ya kita lihat-lihat sesuatu yang sebenarnya ga ada

apa-apa.” CT bersuara.

CERPEN

Page 14: MOST II 2014 2015

12

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

CERPEN “Iya, ngomong-ngomong kok gerbang sekolah

dikunci ya? Terus anak-anak asrama pada kemana?

Gelap sekali tadi.” Kata Made.

“Iya, mungkin saja anak asrama pada bobok.

“Iya, iya, mungkin sangking kita ketakutan, jadinya ya

kita lihat-lihat sesuatu yang sebenarnya ga ada apa-

apa.” CT bersuara.

“Iya, ngomong-ngomong kok gerbang sekolah

dikunci ya? Terus anak-anak asrama pada kemana?

Gelap sekali tadi.” Kata Made.

“Iya, mungkin saja anak asrama pada bobok. Ya,

siapa tau buat keamanan, makanya gerbang dikunci,

lalu.. Haloooo! Listrik pada naik tau!” kata Felicia

sedikit omel.

Tiba-tiba, “Duarrr”

Suara benda jatuh atau ledakan keras terden-

gar. Tiba-tiba, lampu remang-remang sekitar mereka

mati. Suasana pun menjadi gelap nan mencekam. Tak

betah kelamaan di dalam, mereka pun mencoba keluar

ruangan itu.

Tapi, ternyata pintu telah terkunci rapat.

“Heiii! BUKA! INI BENAR-BENAR TIDAK LUCU,

BODOH!” teriak Felicia. Begitu pula yang lainnya,

mereka tampak mengedor-gedorkan pintu itu. Namun,

hasilnya nihil. “SIAPAPUN YANG ADA, TOLONG

DONG BUKAIN PINTU INI! AKU GAMAU BER-

CANDA WOI!”

Samar-samar terdengar suara orang berjalan,

jalannya lambat dan berat. Suara kaki itu berjalan kian

mendekat kea rah mereka. Hingga, persis orang itu

berdiri di depan pintu gudang itu. Suasana luar sekolah

begitu gelap, tidak terlihat apa-apa.

Gundo lalu memeriksanya, ia intip melalui

lubang kecil pintu gudang. Aneh, kosong! Tidak ada

seorangpun di depan tampaknya. Yang lain, tidak ting-

gal diam. Mereka juga membuktikan apa yang dikata-

kan Gundo itu benar. “Siapa di sana?! Aku gamau ber-

canda lo, ya!” teriak Felicia sembari menggedor pintu.

Tetapi, tidak ada balasan dari luar ruangan.

Sepi, tampak tak ada seorangpun di sekitar luar gu-

dang. “SIAPAPUN YANG ADA DI LUAR, PLEASE,

BUKAIN PINTU INI! KAMI NGGAK MAU MAIN-

MAIN!” teriak Felicia mulai kehilangan kesabaran.

Samar-samar terdengar lengkingan tertawa

wanita, seperti kuntilanak. Begitu mengerikan, semakin

lama semakin jelas dan menusuk telinga mereka.

Mereka terkejut alang-kepalang. Tubuh mereka

tampak lemas lunglai. Mereka tahu, bahwa mereka

sekarang berada di lingkaran setan.

“UWAHHHH, TOLONG! TOLONGGG! SIAPAPUN

YANG ADA DI LUAR!” Teriak mereka dengan se-

kuat tenaga. Suasana tempat berubah menjadi terang. Kali

ini, sangatlah terang. Mereka masih duduk jongkok

satu sama lain, karena masih shock atas kejadian baru-

san. “Hei, siapa itu di dalam?” tiba-tiba suara pria pa-

ruh baya terdengar. Mereka pun langsung beranjak

berdiri.

“Tolong! Tolong kami! Kami terkunci di bilik

gudang ini! Tolong bukakan pintu ini!” teriak mereka

semua. Orang yang ternyata kepala petugas kebersihan

sekolah itu membukakan pintu gudang tersebut,

“Kenapa kalian bisa ada di dalam ini?”

Wajah mereka begitu pucat nan kaget. Hari

sudah pagi. Mereka melihat ke berbagai sudut pan-

dang, dan semua adalah wilayah sekolah.

“Kami.. Kami terkunci di gudang ini. Kemarin

malam, kami mau ambil papan kayu yang tak terpakai

untuk tugas sekolah, tapi ternyata tiba-tiba pintu gu-

dang ini terkunci. Mohon maaf dan terima kasih atas

bantuannya, Pak!” kata mereka.

“Oh, gitu. Makanya, lain kali ambilnya waktu hari-hari

pagi saja. Ijin sama Bapak.” Balas pria itu. Mereka ber-

gegas meninggalkan gudang itu, lalu berupaya menuju

ke lantai 3 dan memeriksa sekitarnya. Tidak ada apa-

apa. Tidak ada pecahan lukisan yang dilempar balok

oleh Gundo.

“Kayanya ini halusinasi kita semua, deh! Sang-

king kita ketakutan sih.” kata Felicia mengenyitkan

dahi. “Iya-iya, hahaha. Masa pecahan lukisan ini sudah

disapu sama cleaning service, ini masih pagi sekali.”

kata para cowok.

“Ya..ya berarti gak ada itu hantu-hantuan! Yang

ada kita yang alay aja. Hahaha.” “Ya, sudah ayo kita

turun.” Kata Christoper. Mereka pun beranjak kem-

bali ke bawah.

Hanya berjalan 3 langkah ke depan, tiba-tiba

seorang wanita berdiri menghalangi mereka. Monalisa

dengan mata melotot dan wajah mengerikan kini

berada di hadapan persis mereka.

“Main lagi, yuk!” kata sosok itu.

Kelima sahabat ini sontak jatuh pingsan. (*)

Page 15: MOST II 2014 2015

13

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

UNIK

S ebuah taman bermain di Texas, AS, menciptakan rollercoaster pertama bertemakan Batman. Tidak hanya

itu, kereta luncur berkecepatan tinggi tersebut juga akan dilengkapi dengan teknologi 4 dimensi. Adapun

roller coaster bernama Batman: The Ride tersebut akan dibuka untuk umum pada 2015 di taman hiburan

Six Flags Fiesta, Texas. "Pengunjung bisa merasakan pengalaman terbang bagai Batman," tulis rilis resmi Six

Flags Fiesta, dilansir Mirror.

Lebih lanjut Six Flags menyebutkan bahwa penumpang akan

dibawa naik ke ketinggian 36,5 meter. Setelah itu, penumpang akan

dibawa berkeliling tanjakan dan turunan sebanyak 6 kali sebelum

dilepaskan dari sudut yang curam, mendekati 90 derajat. "Kami menja-

min tantangan adrenalin bagi setiap penumpang," kata Six Flags.

Tidak seperti roller

coaster biasa, penumpang

roller coaster Batman akan

duduk saling berhadapan.

"Batman: The Ride merupakan

konsep baru dalam dunia rollercoaster dan akan memberi pengalaman

berbeda bagi mereka pecandu adrenalin," ujar Presiden Six Flags Fiesta,

Martin Bozer.

Lebih lanjut, Bozer menjelaskan, semua tanjakan dan turunan dalam

Batman: The Ride diambil dari komik Batman keluaran DC Comics, yang

ditambahkan efek spesial, termasuk pengalaman menumpang Batmobile

dan menyalakan Bat-Signal. (*)

Page 16: MOST II 2014 2015

14

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

T erkenal pintar dan ramah terhadap teman-temannya. Itulah

Laura Novita dari XI IPS 1. Sejak awal diumumkan berbagai ek-

stra, cewek ini antusias memilih ekstrakurikuler tari tradisional.

"Saya sudah ikut menari sejak SMP," katanya.

Dukungan dari orangtua tak

luput dari minatnya itu. Tapi, sempat

takut juga dengan guru dan teman-

temannya nanti. Semua berubah saat

bertemu. Kalaupun ada kendal hanya

soal istirahat yang sebentar dan tariannya sulit dihapalkan.

Sebaliknya Mayang dari XI IPA 3 begitu semangat di ekstra tari ini.

Sepertinya bakat besar di-

milikinya. Kelenturan gerakan

tangan dan tubuhnya membuat

teman lain berdecak

kagum. "Sudah sejak

kecil aku menari, dan

menari memang hobi

saya," ucapnya. (*)

XTRA

Foto Ilustrasi

Laporan :

Agnes Monica,

Felicia Tanudjaja

Yang Disukai Dunia

Tari Bali dikagumi wisatawan

dari AS, Thailand, Australia,

Jerman, Jepang dan China. Banyak

yang berkunjung untuk belajar.

Tak aneh, di Bali sangat banyak

ditemui sanggar tari.

Tari Saman, termasuk kategori

seni tari yang sangat menarik.

Keunikannya pada kekompakan

gerakan. Para penari saman dapat

bergerak serentak mengikuti irama

musik yang harmonis, terutama

mengikuti dendang lagu yang dina-

mis.

Page 17: MOST II 2014 2015

15

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

Tari Reog yang berasal dari

Ponorogo sangat menghibur

para wisatawan. Lekat dengan

identitas sosok warok. Dulunya

kental dengan nuansa mistik dan

ilmu kebatinan yang kuat. Kini,

tarian yang menggunakan perang-

kat topeng berkepala singa.

Tari Pendet untuk menyambut

turunnya Dewata ke alam

dunia. Tarian ini diciptakan oleh I

Wayan Rindi. Seiring perkemban-

gan zaman, tarian ini sebagai

“ucapan selamat datang”, meski

tetap mengandung anasir sakral-

religius.

Tari Kecak dimainkan laki-laki

yang berbaris melingkar, dengan

irama tertentu, menyerukan 'cak'.

Inspirasinya dari kisah Ramayana

saat barisan kera membantu Rama

melawan Rahwana.

Tari Bedhaya Sang Amurwab-

humi karya Sri Sultan Hamengku

Buwono X setahun setelah dino-

batkan menjadi raja Kasultanan

Ngayogyakarta Hadiningrat. Tari

ini mengisahkan pergulatan as-

mara serta kepemimpinan.

Tari jaipong ditemukan Gugum

Gumbira, sebuah tarian pergaulan

masyarakat Sunda. Dilakukan

spontanitas, ceria, erotis, humoris

dan tentunya semangat.

Tari Serimpi dari Jawa Tengah

dengan empat penari wanita.

Komposisi itu jadi simbol dari em-

pat penjuru mata angin, yakni

Toya (air), Grama (api), Angin

(udara) dan Bumi (tanah). Nama

peranannya : Batak, Gulu, Dhada

dan Buncit yang melambangkan

tiang pendapa.

E ster Samudra Astuti, yang lahir di Solo , 29 Maret 1983 adalah

seorang guru pengajar seni tari dan ekstrakurikuler seni tari di

SMAK Santa Agnes Surabaya. Berawal dari kegemarannya menari,

membawanya berlatih tari di Sanggar tari sejak SD hingga SMP.

Bu Es- ter melanjutkan sekolahnya di SMKI, Surakarta dan

masuk Perguruan Tinggi ISI, Surakarta mengambil

fakultas seni tari tradisional. Setelah menikah beliau

pindah ke Surabaya bersama suaminya. Bu Ester men-

gatakan sebelum beliau mengajar di SMAK Santa

Agnes, beliau pernah mengajar di SMP 4 Surakarta,

SD Dharma Mulya Surabaya.

Sekarang selain mengajar di SMAK Santa

Agnes beliau mengajar UMK di Universitas Widya

Mandala. “Ada suka dan duka saat mengajar di SMAK

Santa Agnes. Sukanya, saya dapat mengajari tari tradisional pada

era sekarang. Dukanya, minat anak yang kurang terhadap tari tradisional di

kalangan siswa-siswi, terutama di

kalangan siswa,” katanya. (*) Laporan : Angel Pratiwi,

Richie R

XTRA

Page 18: MOST II 2014 2015

16

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

T idak banyak anak menyukai tari tradisional. Rebecca Sumanto,

menyukai gerakan yang mengikuti irama. Rebecca menyukai

tari tradisional sejak kecil umur 4 tahun. Sewaktu ia TK di Santa

Trisila Surabaya, ia di ajar menari oleh Ibu Atik. Ibu Atik adalah guru seni tari yang mengajar di sekolah

Rebecca.

Rebecca mengungkapkan alasannya menyukai tari tradisional karena tarian pertama yang ia kenal adalah tari

tradisional. Rebecca memiliki bakat menari berasal dari neneknya yang seorang penari balet. Rebecca pertama kali

pentas pada saat ia tampil dalam acara karnaval di Taman Remaja Surabaya.

Hingga saat ini pun Rebecca masih suka menari, tarian yang di

sukai adalah tarian Jejer, yaitu tarian asal Banyuwangi yang memiliki

karakteristik wanita yang lemah gemulai nan memikat. Tokoh penari

idola Rebecca adalah Farida Oetoyo seorang balerina asal Solo.

Sebaliknya, Audrey Majorie, siswi SMAK Santa Agnes ijuga

memiliki hobi menari tari tradisional. Audrey adalah sahabat Rebecca

dari SD. Kedua cewek ini memang kebetulan memiliki hobi yang sama

dalam menari tari tradisional. Audrey mulai menyukai seni tari tra-

disional sejak TK dan hingga saat ini ia masih menyukai tari tradisional

dan mengikuti ekstrakulikuler tari tradisional.

Tarian yang ia sukai adalah tari kicir-kicir dari Betawi, Jakarta

karena gerakannya yang mudah diingat. Tak hanya bisa tari tra-

disional, ia bisa tari

modern juga, “Aku

menyukai tari tra-

disional karena pela-

jaran seni pertama

yang aku dapat adalah

tari tradisional,” tam-

bah Audrey. (*)

XTRA

Laporan : Angel Pratiwi, Richie R

“Aku menyukai tari

tradisional karena

pelajaran seni

pertama yang aku

dapat adalah tari

tradisional.”

Rebecca Sumanto

Page 19: MOST II 2014 2015

17

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

Laporan : Emillia, Natasya Veronica

PROFIL

Alicia Angga

Yohana Nadeta

S emua orang pasti

suka bernyanyi baik

untuk hiburan atau

ditekuni menjadi suatu hobi, bahkan cita- cita. Men-

yanyi dapat berguna untuk menghibur diri di kala bosan.

Nah, teman kita yang satu ini, Yohana Nadeta memilih bern-

yanyi atau bermain musik sebagai salah satu cara menghilangkan ke-

bosanan dan dapat membuat hari dan pikiran menjadi tenang.

Siswi yang suka dijuluki Raisa, karena suaranya yang merdu ini,

menceritakan asal mula mengapa suka bernyanyi. “Keluargaku adalah

pemusik. Sejak kecil aku sudah diarahkan orangtuaku untuk kursus

musik maupun menyanyi. Aku pernah tampil di paduan suara, kegiatan

gereja, maupun lomba,” katanya.

Talenta menyanyi di SMAK Santa Agnes bukan hanya Yohana

Nadeta, ada pula Alicia Angga, cewek asli Kepulauan Alor. Baginya

kegembiraan menyanyi itu karena aktivitas itu tidak terbatasi oleh

tempat dan waktu.

“Biasanya, saya bernyanyi untuk menghibur orang di sekitar

saya, seperti kakak, mama dan papa. Dengan menyanyi, saya bisa

mengekspresikan apa yang saya rasa,” paparnya.

Alicia menyukai hampir segala genre musik tapi dirinya tetap

idola, seperti Mariah Carey, Beyonce, Ailee, Greyson

Chance, dan Ariana Grande. Kini, dia terus mengasah ke-

mampuannya lewat video di youtube, membaca artikel ten-

tang teknik vocal, dan ikut ekstra paduan suara.

“Music gives a soul to the universe, wings to the mind, flight ti the

imagination, and life for everything. Jika ada niat, pasti bisa

untuk menjadi penyanyi,” ucap Alicia. (*)

Laporan : Felixia K, Jessica Fillicia

Dapat

Pengalaman

Baru

H ellen Intan dan Natalia Ayu adalah siswa

yang mengikuti ekstrakurikuler Paduan

Suara. Kegiatannya setiap Senin, di Ruang

Doa, dan dibimbing Pak Aren. Mereka

mengikuti ekstrakurikuler itu karena merasa sesuai

bakat dan kemampuan mereka : menyanyi.

Meski belum tapi Hellen dan Natalia sudah mendapat pengalaman baru yang

mengesankan, yakni ketika Paduan Suara SMAK Santa Agnes ikut tampil di Grahadi

(Kantor Gubernuran Jatim). “Seru rasanya, bisa kerja sama, pecah suara, dan diselingi

canda satu sama lain,” tutur Natalia. (*)

Page 20: MOST II 2014 2015

18

S emua orang di SMAK Santa

Agnes pasti mengenal ibu

yang satu ini? Ya, benar,

beliau adalah Ibu Theresia

Sri Utami atau akrap disapa But

Utami. Perempuan paro baya ini

bekerja sebagai pustakawan di

sekolah sejak 1987.

Sebuah pekerjaan yang se-

mula bukanlah cita-citanya. Mak-

lum, Bu Utami mengenyam pen-

didikan di SMEA (sekarang SMK)

dan berlanjut ke Universitas Air-

langga. Cita-citanya adalah menjadi

polisi wanita (polwan).

Sosoknya sebenarnya cu-

kup layak untuk menggapai impi-

annya itu. Bisa dilihat foto beliau

yang diambil tahun 2011. “Polwan

itu punya sikap tegas serta figur

pekerja keras,” katanya.

Namanya juga jalan hidup.

Kebetulan ada lowongan peker-

jaan dan Bu Utami melamar dan

diterima. Puluhan tahun bekerja

dan dirinya merasa nyaman di ling-

kungan keluarga besar SMAK

Santa Agnes.

Banyak pengalaman suka

dan duka bekerja selama 28 tahun.

Salah satunya, dia mendapat ban-

yak pengetahuan dan pengalaman

dari para guru dan siswa.

“Dukanya itu, kalau ngadepi

anak yang nakal, rame, dan tidak

mau tertib. Saya harus selalu

memperingatkan mereka kalau ada

di perpustakaan,” paparnya.

Sebagai koordinator di per-

pustakaan menjadikan Bu Utami

memiliki banyak waktu untuk

membaca, kegiatan yang akhirnya

menjadi ‟candu‟ baginya. Kelahiran

Surabaya, 17 Mei 1965 ini men-

gaku suka membaca surat kabar

yang beritanya sedang hangat.

Laporan : Mario Budiyanto, Timothy

Raka, Emillia, Natasya V

Hobi membaca sebetulnya

telah bersemi sejak sekolah me-

nengah. Bu Utami selalu membaca

setiap hari begitu ada kesempatan.

“Saya hobi membaca surat kabar

karena menambah wawasan dan

dapat mengetahui informasi men-

genai dunia luar,” tambahnya.

Tapi, aktivitas keseharian

Bu Utami bukan hanya membaca.

Di tempat tinggalnya di kawasan

Bronggalan, beliau didaulat men-

jadi ketua lingkungan. Bu Utami

ternyata juga suka menulis dengan

rapi dan tentu saja, menyanyi.

Tak heran banyak „coretan‟

indah yang memberika suasana

berbeda di dalam perpustakaan

SMAK Santa Agnes.

Selain Bu Utami, hobi

membaca dilakukan pula oleh

Theresia Trimurti atau Bu Tri.

“Kita harus terus menerus mem-

baca dan belajar, agar menjadi

pribadi yang lebih baik,” ujarnya.

Perempuan kelahiran

Yogyakarta itu merintis masuk

SMAK Santa Agnes setelah lulus

dari IKIP (Institut Keguruan dan

Ilmu Pendidikan).

Bukan hanya membaca, Bu

Tri diam-diam menyimpan talenta

berenang dan jalan sehat. Sejak

menjadi guru, selama 4-5 tahun

terakhir, beliau biasa berenang

bersama guru-guru yang lain. (*)

PROFIL

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

Page 21: MOST II 2014 2015

19

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

MOMEN

Oleh : Priskila Nindy

I ni kali kedua saya mengikuti

lomba ini. Pada tahun ini men-

gambil tema mengenai

"Beverages" yaitu minuman

non-alcohol. Santa Agnes sendiri

mengirim 2 tim sebagai perwaki-

lan.

Tim pertama berasal dari

kelas IPA, yaitu Andriawan (XI IPA

3) dan Christopher (XI IPA 2),

serta dari IPS yaitu saya dan teman

-teman saya Benita (XI IPS 1) dan

Yosef (XI IPS 1). Andriawan dan

Chris membahas tentang minuman

dari The Loving Hut.

Tim saya membahas men-

genai minuman tradisional Indone-

sia, yaitu Wedang Uwuh. Banyak

masyarakat yang belum tahu men-

getahui minuman ini, sehingga

kami berharap mereka bisa men-

genal lebih jauh tentang minuman

ini dan bisa bersaing dengan minu-

man modern lainnya.

Wedang Uwuh sendiri

berasa dari bahasa jawa, yaitu

wedang yang artinya minuman dan

uwuh yang artinya sampah. Minu-

man ini berasal dari Jogjakarta dan

sudah ada sejak zaman Kerajaan

Mataram.

Banyak masyarakat yang

percaya bahwa minuman ini bisa

menyembuhkan berbagai macam

penyakit. Rasa dan aroma yang

khas menjadi perpaduan menarik

dalam minuman ini.

Wedang

Uwuh

Page 22: MOST II 2014 2015

20

MOMEN

memperbaikinya sebelum waktu

penjurian.

Pada saat penjurian tidak

mudah, rasa tegang dan gugup

membuat kami tidak bisa rileks

dalam mempresentasikan karya

kami. Tapi apapun itu, kita harus

tetap menunjukkan yang terbaik.

Scrapbook kami banyak

menerima komentar negatif, walau

ada beberapa juri yang juga me-

muji. Menjawab pertanyaan dari

juri juga tidaklah mudah. Mereka

sangat teliti dan cermat terhadap

jawaban kami.

Banyaknya peserta yang

karyanya sangat bagus dan

menarik membuat kami tidak ya-

kin bisa menang. Tetapi Bu Elis

mengingatkan bahwa yang ter-

penting adalah isi artikel bukan

hanya penampilan luarsaja.

Waktu pengunguman pun

tiba, tak di sangka kami mendapat

juara 1. Selain itu Juara favorit

diperoleh oleh SMAK Frateran,

Juara 2 oleh SMA Margie, dan

Juara 3 oleh SMA Kr Petra 2. Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

Banyak kesulitan yang kita

alami dalam lomba ini. Yang per-

tama dalam pemilihan minuman

yang akan dibahas. Kita ingin men-

cari sesuatu yang unik dan ber-

beda dari yang lain.

Tidak mudah mencari pen-

jual wedang uwuh di Surabaya.

Kami mulai mencari dari internet

dan bertanya pada orang lain,

ternyata teman saya tahu dan ser-

ing berkunjung ke tempat di mana

wedang uwuh itu dijual.

Selain itu saya dan tim san-

gat jarang bertemu sehingga kita

baru benar-benar menggarap ar-

tikel utama H-1 dari batas pen-

gumpulan artikel.

Pada tahun ini berbeda

dengan tahun sebelumnya. Jika

pada tahun lalu setiap peserta di-

haruskan membuat koran, tahun

ini kita diharuskan membuat

scrapbook. Pengerjaan scrapbook

jauh lebih rumit dari pada koran.

Dibutuhkan keterampilan

agar bisa dihasilkan scrapbook

yang bagus. Untungnya saya di-

bantu oleh teman-teman saya

dalam proses pengerjaan scrap-

book ini, yaitu Laura, Felixia, dan

Felicia.

Rumitnya lagi, kita baru

membuat scrapbook H-1 sebelum

hari pameran di Universitas Kato-

lik Widya Mandala Surabaya. Kami

semua benar-benar bekerja keras

dibantu dengan Bu Elis dan teman-

teman yang lain.

Pada saat pameran, kita harus

bersiap-siap dari pagi dan berdiri

berjam-jam untuk mempromosi-

kan hasil karya kita kepada para

pengunjung agar bisa menjadi juara

favorit.

Karena diadakan hanya 1

hari, tentunya jumlah pengunjung

lebih banyak dan kita benar-benar

harus menjawab pertanyaan yang

mereka ajukan. Belum lagi jika tiba

-tiba scrapbook kita ada bagian

yang rusak, kita harus segera

Page 23: MOST II 2014 2015

21

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

MOMEN Walaupun harus keting-

galan pelajaran disekolah dan kita

harus browsing sana sini untuk

mendapat banyak informasi, dan

berkeliling untuk mencari wedang

uwuh, saya tetap senang menjadi

bagian dari lomba ini dan bisa

mengharumkan nama sekolah. (*)

Resep Wedang Uwuh 700 ml air.

40 gram serutan kayu secang kering.

50 gram gula batu atau gula pasir.

6 cm jahe , memarkan.

2 lembar daun kayu manis kering.

3 lembar daun cengkeh kering.

3 lembar

daun pala kering.

10 butir ceng-

keh atau batang

cengkeh kering.

Cara

Membuat Bakar jahe, lalu

dimemarkan.

Tuang air dalam panci. Masukkan jahe, ceng-

keh atau batang cengkeh, daun cengkeh, daun

kayu manis, daun pala, serutan kayu secang,

jahe, dan gula batu.

Masak dengan api sedang hingga mendidih.

Rebus selama kurang lebih 15 menit.

Angkat dan saring (Bisa juga dihidangkan

tanpa disaring).

Tuang ke dalam gelas, lalu hidangkan hangat.

Beberapa pihak telah menge-

mas wedang uwuh khas

Imogiri, Yogyakarta, berbentuk

serbuk dalam kemasan plastik.

Lokasi Angkringan di kawasan

Taman Apsari, depang Gedung

Grahadi Surabaya.

Page 24: MOST II 2014 2015

22

MOMEN

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

Tema CEG 2015 :

Cheeshe : Chemical Engineers Saving Energy

9 Mei 2015 : 3 babak: Tri-ple Chee-pade Cheese Olympiade: Cepat Tepat Cheese Academy : Pengerjaan Soal Cheese Parade : Rally Games Babak Final : Perancan-gan Pabrik Kimia (CHEESE INDUSTRIAL PLANT)

Lolos Final : Alchemy User (1385),

Siska's Fans Club (1160), Wise (950), D'KatE (870),

God Bless Us (870).

Tidak Lolos : Metana (795),

Cefea O2 (700) MPR (565), Belieber Lopher

(560), Immanuel (390).

T idak ada pengalaman

yang tidak berguna. Se-

mua proses—setragis

dan sememalukan apa

pun—pasti menghasilkan pelajaran

yang bisa dipetik. Bukankah jatuh ketika naik sepeda pun sebenarnya ada

gunanya? Saya serasa teringat kembali akan hal itu setelah mengikuti CEG.

Ya, para mahasiswa jurusan Teknik Kimia Universitas Surabaya

baru saja menyelenggarakan CEG, yang merupakan singkatan dari Chemi-

cal Engineering Games. Walaupun namanya mengandung “Chemical”, per-

tandingan ini tidak hanya menguji pelajaran Kimia; ada juga Matematika,

Fisika, dan Biologi.

Acara ini diadakan pada Sabtu dan Minggu, 9-10 Mei 2015, dan

bertempat di dua lokasi: Ubaya dan Lenmarc Mall. Kendati CEG hanya

memilih venue perlombaan di kawasan Surabaya, sebenarnya lomba ini

adalah lomba tingkat nasional. Jadi, tentu setiap tim—yang per tim berisi

tiga orang—akan berusaha “saling menyikut” dengan regu lain agar bisa

menang kompetisi bergengsi ini.

Oleh :

Christopher Salim

Tim Stag

Page 25: MOST II 2014 2015

23

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

MOMEN Tema CEG tahun ini adalah “CheesE”. Bukan,

lombanya bukan dengan berjualan keju di sana. Yang

benar, “CheesE” adalah akronim dari Chemical Engi-

neers Saving Energy. Kelihatannya agak maksa, bukan?

Padahal, sebenarnya lomba ini juga ingin

menunjukkan bahwa jurusan Teknik Kimia Ubaya juga

memiliki kepedulian untuk menyelamatkan energi di

dunia yang semakin hari semakin menipis.

Langsung saja ke pengalaman hari pertama.

Babak penyisihan berlangsung di Ubaya, yang terletak

di Jalan Kalirungkut. Sekitar 86 dari 100 tim yang su-

dah mendaftar dari berbagai SMA, sanggup datang dan

mengikuti kompetisi.

Setelah itu, panitia membagi seluruh peserta

menjadi dua

gelombang,

lalu membagi

lagi sesuai

kode yang

tertera di

kartu. Elimi-

nasi peserta

berlangsung

dalam tiga

tahap.

Yang

pertama

adalah

CheesE

Olympiad,

yang mengha-

ruskan pe-

serta yang

memiliki

kode yang sama untuk berkumpul di satu ruangan.

Di situ, akan dibacakan soal dan peserta harus

menjawab dalam waktu setengah menit atau satu

menit, tergantung bobot soal. Memang, terasa sangat

cepat.

Tahap kedua adalah CheesE Academy, yang

mewajibkan kami mengerjakan soal-soal sebanyak 60

butir. Soal yang diberikan bisa dibilang mengaduk-aduk

isi kepala, sampai tim saya hanya mengerjakan sekitar

empat puluh nomor.

Setelah tahap kedua, kepala kami—terutama

saya langsung pusing kayak Barbie. Kelar ishoma, ma-

sih ada tahap ketiga yang disebut CheesE Parade.

Ya, namanya saja sudah menunjukkan kalau

kami akan berkeliling kawasan kampus untuk mengi-

kuti rally games. Berbeda dengan dua sesi sebelumnya,

kami tidak perlu memakai rumus-rumus yang mem-

buat kepala berputar-putar.

Di tiap pos, peserta cukup menggunakan logika

dan kecerdikannya untuk bisa menyelesaikan tantan-

gan dalam batas waktu yang ditentukan. Salah satu

contohnya adalah mengapungkan uang koin pecahan

seratus rupiah di atas air.

Menurut saya, ini adalah tahap yang paling me-

lelahkan, karena harus berkeliling ke segala arah. Be-

lum lagi kalau ternyata pos itu sudah ditempati tim

lain, terpaksa harus mencari pos baru.

Pengumuman pun dibacakan

setelah semua rangkaian acara sudah

terlalui. Tiga puluh tim yang terpilih akan

mengikuti final di Lenmarc. Dari 11 tim

yang dikirim oleh Stag, lima di antaranya

berhasil masuk final, termasuk tim saya.

Bisa dibayangkan betapa

senangnya kami ketika mendengar pen-

gumuman itu, seakan rasa capek men-

dadak ambyar entah ke mana.

Babak final mulai pada 10 Mei

2015 sekitar pukul 13.00 WIB, setelah

semua peserta selesai registrasi. Tahap

final ini bertajuk CheesE Industrial Plant.

Aturan mainnya adalah kami se-

mua harus membuat pabrik biosolar dan

menyusun diagram alir dari gabus-gabus

yang sudah panitia berikan. Para peserta

bebas menggunakan uang dari panitia

untuk membeli alat-alat yang diperlukan.

Karena ketidaktelitian dalam menyusun flow-

chart, tim saya tidak bisa memproduksi apa pun. Satu-

satunya cara adalah dengan merogoh kocek lebih

dalam agar masih bisa menghasilkan sesuatu yang bisa

dijual (baca: ampas).

Memang, produk yang bisa dihasilkan ada tiga:

ampas, gliserol, dan biosolar. Produk yang bahan ba-

kunya paling murah dan menghasilkan keuntungan

paling sedikit adalah ampas, diikuti dengan gliserol, lalu

biosolar. Asalkan diagram alir tertata benar, suatu tim

bisa membuat produk apa saja.

Page 26: MOST II 2014 2015

24

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

MOMEN

Yang kedua, ada tahap jual beli yang mengharuskan kami mem-

produksi barang dan menjual produk jadinya. Tentunya, setiap sesi

ada kasus yang berbeda-beda, dan kami harus menganalisa keadaan

agar menghasilkan keuntungan maksimal.

Tim saya, yang modal awalnya hanya 69 Cheese (nama mata

uang di sana), mencoba memaksimalkan keadaan walaupun harga beli

rata-rata biji jarak hanya 10 Cheese dan harga jual ampas 11 Cheese.

Setelah melakukan manajemen pembelian dan penjualan yang

cukup berhati-hati, laba yang tim saya dapatkan cukup banyak. Apalagi,

tim saya bisa dibilang lumayan nekat dalam proses lelang di sela-sela

tahap jual-beli. Karena itu, keuntungan yang didapat jadi lebih besar.

Setelah semua terlalui, ada sesi voting. Ya, pihak Ubaya mem-

perbolehkan pengunjung Lenmarc melihat-lihat desain diagram alir—

yang sudah kami semua betulkan—dan lantas memilih mana yang ter-

baik. Acara pun dilanjutkan dengan pengumuman pemenang. Juara

ketiga hingga pertamanya adalah Gloria 1, MDC, dan Petra 1. Masih

ada juga Petra 2 yang menyabet penghargaan juara favorit.

Tidak ada satu pun tim dari Santa Agnes yang menang. Walau-

pun begitu, kita semua adalah pemenang karena berhasil membawa

nama sekolah sampai sejauh ini. Tidaklah mungkin saya melupakan tim

-tim dari Santa Agnes yang terhenti di babak penyisihan; mereka se-

mua sudah menunjukkan yang terbaik di ajang ini.

Masih melekat di ingatan saya ketika salah satu anggota yang masih kelas 10 dari tim lain berkata bahwa

mereka bertiga belajar materi kelas 12 semalaman, karena ingin berusaha menunjukkan apa yang mereka bisa.

Teman-teman, kita semua pasti pernah gagal, termasuk tim-tim CEG dari sekolah tercinta ini. Namun, bu-

kankah gagal itu mendewasakan? Patah hati saja pasti akan mendewasakan seseorang dalam percintaan, kok. Selain

itu, tanpa kegagalan kita tidak akan bisa belajar.

Misalkan saya, pengalaman

yang saya dapatkan adalah harus

lebih berkonsentrasi dalam mela-

kukan sesuatu, karena akar dari

kesalahan saya di final adalah

kurang tenang. Kembali ke kalimat

pertama di tulisan ini, bahwa tidak

ada pengalaman yang tidak ber-

guna.

Ya, jangan selalu anggap

kegagalan adalah kegagalan. Ke-

napa tidak mencoba berpikir kalau

gagal adalah proses belajar? Kalau

memang ke depannya masih gagal,

mungkin itu bukan jalan untuk kita.

Terkadang, ada hal-hal yang tidak

bisa kita ubah.

Seandainya berhasil,

teruslah mencoba lagi. Jangan ce-

pat puas. (*)

Page 27: MOST II 2014 2015

25

KUIS

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

G uys…..u must try

this….this is really

cool…Kalian bener-

bener jangan ngeliat

jawabannya dulu. Ikutin saja in-

struksinya, dijamin deh bakal

kaget liat hasilnya,

Psikotest ini diambil dari

email internet, diterjemahkan

oleh orang itu dari bahasa

Asalnya (Jepang). Kamu akan

menemukan hasil yang sangat

mengejutkan.

Orang yang memikirkan

Kuis ini, konon sesudah mem-

baca mail ini, harapannya dapat

terkabul. Pasti kamu akan

terkejut melihat hasilnya.!!!

Ingat dan janji ya, jangan

membaca jawabannya dulu. Baca

baik-baik, satu paragraf demi

paragraf. Siap……..nah, pertama-

tama ambil bolpoin dan kertas.

Oh ya, waktu memilih

nama, kamu harus memilih orang

yang kamu kenal. Jangan terlalu

banyak mikir, Tulislah apa yang

ada di kepala kamu.

INGAT : Maju satu para-

graf per paragraf. Kalau kamu

membaca kelanjutannya, Per-

mohonan kamu tidak akan terka-

bul.

1.. Pertama-tama tulis angka

1 sampai sebelas di kertas

anda secara vertikal (atas ke

bawah).

2.. Tulis angka yang paling

kamu senang (antara1-11)

disebelah angka nomor1 dan

2.

3.. Tulis 2 nama orang

(lawan jenis) yang kamu ke-

nal, masing-masing di nomor

3 dan 7.

4. Tulis 3 nama orang yang

kamu kenal di nomor 4, dan

5, dan 6. Di sini kamu boleh

menulis nama orang di ke-

luarga, teman, kenalan. Sia-

papun OK. Cuma harus yang

kamu kenal

5.. Di nomor 8, 9, 10 dan 11

kamu tulis nama judul lagu

yang berbeda-beda

6.. Terakhir, tulis kamu punya

permohonan. (Kamu minta

permohonan).

NAH……… di bawah ini

ada jawaban dari psikotestnya

mudah-mudahan cocok jawa-

bannya.

1.. Anda harus memberitahu ke

orang yang kamu tulis di nomor 7

tentang psikotest ini.

2.. Orang yang kamu tulis di no-

mor 3 adalah orang yang kamu

cintai.

3.. Orang yang kamu tulis di no-

mor 7 adalah orang yang kamu

suka, tetapi bertepuk sebelah tan-

gan.

4.. Orang yang kamu tulis di no-

mor 4 adalah orang yang kamu

rasa paling penting bagi kamu.

5.. Orang yang kamu tulis di no-

mor 5 adalah orang yang paling

mengerti tentang kamu.

6.. Orang yang kamu tulis di no-

mor 6 adalah orang yang mem-

bawa keberuntungan pada kamu.

7.. Lagu yang kamu tulis di nomor

8 adalah lagu yang ditujukan untuk

orang nomor 3.

8.. Lagu yang kamu tulis di nomor

9 adalah lagu yang ditujukan untuk

orang nomor 7.

9.. Lagu yang kamu tulis di nomor

10 adalah lagu yang melukiskan

apa yang ada di hati kamu.

10.. Terakhir, lagu yang kamu tulis

di nomor 11 adalah lagu yang me-

lukiskan hidup kamu.

Page 28: MOST II 2014 2015

26

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

CERPEN

E ntah bagaimana, aku

bisa berada di dalam

kotak sialan ini. Sem-

pit. Panas. Gelap. Kata

temanku, dikelilingi oleh em-

pat persegi panjang seperti

ini—ditambah satu di atas dan

satu di bawah—adalah suatu

kebanggaan. Kau bisa merasa

bahwa dirimu masih baru dan

tanpa cacat. Namun, semua itu

terasa seperti omong kosong

bagiku.

Aku. Benci. Jadi.

Seperti. Ini.

Lamunanku terhapus. Seseorang—yang entah

siapa—mengangkat diriku.

“Ini handphone keluaran terbaru, Mas. Silakan

dicek dulu kondisi dan kelengkapannya,” ujar salah

satu suara sembari membuka kotak yang menutupiku

selama ini. Normalnya, orang akan menjejalkan udara

dalam-dalam ke hidung mereka segera setelah keluar,

tapi tidak bisa untuk diriku.

Awalnya terlihat aneh, memang. Namun, aku

baru ingat kalau aku sendiri tidak punya hidung. Hanya

kebebasan pikiran dan

kehendak yang pantas

kubanggakan. Selain itu,

aku juga mengerti bahasa

manusia. Canggih, kan?

Kemudian, tangan

lain sibuk membolak-balik

tubuhku yang baru saja

dikeluarkan dari kotak.

Agak pusing rasanya

waktu dia melihat pung-

gungku, lalu tubuh depan,

lalu ke punggung lagi, dan

seterusnya. Berputar-

putar. Suara tawa men-

dadak terburai dari dalam

mulut si pemilik tangan.

“Tahan banting,

nggak? Gue coba banting,

ya?”

“Tahan banting.

Oleh : Christopher Salim

Ini suasana asing yang terasa aneh. Pemilik ba-

ruku—yang tidak pantas jadi pemilik, menurutku—

memboyongku masuk ke kamar setelah menancapkan

pantatku ke sebuah sumber listrik. Pendingin ruangan

langsung berembus begitu saja. Lantas, badanku tidak

luput dari tarian jemarinya.

Sebelum aku sadar, ternyata dia sudah mem-

baringkan diri di atas ranjang. Mataku—yang orang-

orang bilang kamera depan—bisa menangkap wajah

yang berseri-seri menempel di kepalanya yang ditumpu

oleh bantal.

Aku lupa

apa saja yang

terjadi selama

dua jam selan-

jutnya. Yang

jelas, rasanya

dia memainkan

permainan yang

ada dalam

diriku. Lama

kelamaan, panas

merasuki pung-

gungku, dan

kemudian men-

jalar ke dada

sampai perut.

Aku capek!

Istirahatkan

aku!

Page 29: MOST II 2014 2015

27

CERPEN

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

“Doni, ayo

ke ruang tamu!

Ayah sama Ibu mau

bicara!” Suara itu

begitu menggelegar

sampai pemilikku

yang ternyata nama-

nya Doni itu

merutuk pelan, “Ah,

ganggu gue lagi

main!” Aku merasa-

kan dia beranjak

dan berseru,

“Sebentar, Doni ke

sana!”

Tangan Doni

melingkari tubuhku.

Dia seperti cincin

dan aku seperti jari

manis. Tidak lama,

sampailah kami di

ruang tamu.

Saat Doni—yang kutaksir umurnya sekitar dua

puluh tahun—mendudukkanku di atas meja, barulah

aku bisa menyaksikan wajah manusia-manusia itu me-

lalui ekor mataku yang melirik nakal.

Seorang pria berambut salju—dan tipis—mulai

angkat suara, “Don, gimana kuliahmu?”

Pemilikku yang duduk di seberang pria itu tidak

luput dari terjangan mataku selanjutnya. Dia terlihat

menelan ludah. “Doni harus nambah jam kuliah.”

Kugulirkan lagi pandangan mataku ke sebelah

ayah Doni. Terlihat jelas seorang perempuan yang

sedang membentuk seulas senyuman sedang berujar,

“Wah, rajin sekali!”

Mengulang mata kuliah, Nyonya, mengulang.

Masa gitu saja tidak tahu? batinku dengan desahan yang

tidak seorang pun bisa mendengar. Ah, terkadang

manusia bisa lebih bodoh dari benda sebangsaku.

Lebih tolol dari kami yang menyandang julukan

smartphone. Atau, bisa saja kedunguan itu muncul

karena kehadiran kami. Mungkin.

Badanku terangkat. Doni menyentuhkan jari-

jari panjangnya di atas dada dan perutku. Tidak sopan

sekali! Itu orangtuamu, Don! Kurasakan suara dentin-

gan pedang yang khas dalam game mengalun dari

dalam tubuhku, dari sesuatu yang

orang-orang sering sebut speaker.

Ah, sekarang ingatan yang mengangkut alasan

mengapa kami—termasuk diriku—kerap menjadi

racun dunia dan masyarakat mulai berkelabat lagi. Rasa

bersalah mulai menjalari setiap inci keping-keping besi

terkecil dalam tubuhku.

“Doni, Ayah mau bica—“

Pemilikku memotong dengan omelannya yang

menurutku sedikit menusuk telinga, “Nanti saja! Se-

bentar, perangnya belum selesai!” Bahkan, mata Doni

tidak beranjak dari tubuhku sedikit pun!

Aku bisa melihat matanya yang miskin jumlah

kedipan dari jarak kurang dari tiga puluh sentimeter.

Si perempuan memukul meja ruang tamu.

“Doni! Jarang-jarang kita bisa ngobrol seperti ini! Har-

gai orangtuamu ini, sedikit saja!”

“Dulu, kau tidak seperti ini. Kurasa ponsel yang

kaupegang sekarang meracuni pikiranmu,” timpal ayah

lelaki itu, lirih.

Aktivitasnya masih belum terputus. Hebat

sekali, kurasa dia memiliki konsentrasi setinggi para

manusia yang menciptakanku. Sekali lagi, rasa bersalah

menjeratku karena berhasil menulikan pendenga-

rannya. Ingin sekali berusaha mematikan seluruh sis-

tem yang ibarat pembuluh darahku, namun pasti hasil-

nya hanya nihil.

Page 30: MOST II 2014 2015

28

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

CERPEN Ini alasan kedua mengapa aku benci diri sendiri.

Benarkah aku sukses meracuni otak manusia?

Mendadak, tubuhku lunglai. Sesuatu yang kuse-

but pembuluh darah ini serasa berhenti mengalirkan

kekuatan selama sesaat. Karena itu, untuk sekadar

mengangkat kelopak mata saja susahnya setengah mati.

Panas yang menumpuk menjadi alasan mengapa diriku

seperti ini, menurutku.

Terdengar Doni yang dengan bisik-bisik men-

gumpat sesaat kemudian, “Aduh, bangsat! Nge¬-lag

handphone gue! Jadi kalah war, nih!”

Wah, wah, wah, Nak, apa mulutmu jadi rusak

karenaku? Kemudian, tekanan jari berulang kali

menumbuk tubuhku. Tidak ada lagi suara dentingan

pedang. Senyap. Energiku pulih secepat hilangnya tadi.

“Sudah selesai mainnya, Don?” tanya si ayah.

Doni menggeleng. “Sebentar, Yah, ada pesan

masuk di Facebook. Doni balas dulu. Penting banget.

Sebentar lagi juga mau telepon sama teman. Kalau kita

ngobrol kan bisa kapan-kapan.”

Maka, angkat kakilah kami berdua dari ruang

tamu. Andai aku tidak ada, mungkin mereka bertiga

sudah bercanda tawa.

Setiap hari berlangsung seperti biasa. Mem-

bosankan. Kering. Memuakkan. Dia seharusnya keluar

dan bertukar sapa dengan teman-temannya. Namun,

yang pemilikku lakukan hanya memanfaatkan sumber

daya energiku setiap saat. Tuhan, bunuh aku sekarang.

Bunuh saja.

Aku sempat mendengar orangtua Doni berpa-

mitan hari ini. Manusia yang tersisa di rumah hanyalah

pemilikku ini. Dia sedang menekan-nekan tubuhku

seperti biasa saat ada suara ketukan pintu. Doni pun

beranjak dari sofa dan membuka pintu.

“Hei, Don. Gimana utangmu ke gue, yang ka-

tanya lu pakai buat beli ponsel? Yang katanya lu ngu-

tang demi ngerasain gimana main ponsel?” Meski aku

sedang di atas sofa, pemandangan itu tidak luput dari

mataku, begitu juga dengan suara.

“Hmm, gue masih nggak ada uang. Kapan-kapan aja.”

“Lu bohong! Kalau nggak ada uang sama

sekali, kenapa bisa beli pulsa buat main game online di

handphone sama update status di Facebook?!

Pokoknya, bayar sebagian atau gue obrak-abrik rumah

lu!”

Diriku makin beracun saja. (*)

Page 31: MOST II 2014 2015

29

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

ARTIKEL

F inlandia mengalahkan 40

negara lain di dunia ber-

dasarkan survei PISA yang

dilakukan OECD pada

2003. Tes komprehensif ini me-

lalui pengukuran kemampuan

mathematics, reading, science, dan

problem solving untuk peningka-

tan kualitas sistem pendidikan.

Di Finlandia kemandirian

dalam mengikuti proses belajar

mengajar itu tidak hanya dinikmati

para guru yang begitu dihormati

tetapi juga ditularkan kepada para

pelajar melalui berbagai kesem-

patan. Salah satunya, setiap pelajar

diberi otonomi khusus untuk me-

nentukan jadwal ujian untuk mata

pelajaran yang menurutnya sudah

dia kuasai.

"Siswa diajar mengevaluasi

diri sendiri sejak pra-TK! Ini mem-

bantu siswa belajar bertanggung-

jawab atas pekerjaan mereka

sendiri," kata Sundstrom, Kasek di

SD Poikkilaakso, Finlandia.

Siswa didorong untuk

bekerja secara independen dengan

berusaha mencari sendiri infor-

masi yang mereka butuhkan. Sua-

sana sekolah sangat santai dan

fleksibel.

Adanya terlalu banyak ko-

mando hanya membuahkan rasa

tertekan, dan mengakibatkan sua-

sana belajar tidak menyenangkan.

Kelompok siswa yang lambat men-

dapat dukungan intensif.

Anak-anak baru boleh berseko-

lah setelah berusia 7 tahun.

Mereka juga meyakini keutamaan

bermain dalam belajar, berimaji-

nasi, dan menemukan jawaban

sendiri.

Anak-anak di usia dini jus-

tru didorong untuk lebih banyak

bermain dan bersosialisasi dengan

teman sebaya. Penilaian tugas tidak

diberikan hingga kelas 4 SD.

Pelajar di Finlandia sudah

terbiasa menemukan sendiri cara

pembelajaran paling efektif.

Mereka tidak harus merasa ter-

paksa untuk belajar. Meski mulai

telat, tapi pelajar umur 15 di

Finlandia justru berhasil mengung-

guli pelajar lain dari seluruh dunia

dalam tes internasional Pro-

gramme for International Student

Assessment (PISA).

Cara belajar 45 menit belajar,

15 menit istirahat. Orang-orang

Finlandia meyakini, kemampuan

terbaik siswa menyerap ilmu baru

justru akan datang, jika punya ke-

sempatan mengistirahatkan otak

dan membangun fokus baru.

Mereka juga jadi lebih pro-

duktif di jam-jam belajar karena

mengerti bahwa sebentar lagi

mereka akan dapat kembali ber-

main.

Page 32: MOST II 2014 2015

30

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

ARTIKEL Semua sekolah negeri di Finlan-

dia bebas biaya, sekolah swasta

diatur secara ketat agar tetap ter-

jangkau. Sistem pendidikan diban-

gun atas dasar kesetaraan.

Bukan memberi subsidi

pada mereka yang membutuhkan,

tapi menyediakan pendidikan

gratis dan berkualitas untuk se-

mua.

Reformasi pendidikan pada

1970-an, merancang sistem keper-

cayaan yang meniadakan evaluasi

atau ranking sekolah sehingga

antara sekolah tak perlu merasa

berkompetisi.

Sekolah swasta diatur den-

gan peraturan ketat untuk tidak

membebankan biaya tinggi kepada

siswa. Saking bagusnya sekolah

negeri di sana, hanya terdapat

segelintir sekolah swasta yang

biasanya juga berdiri karena basis

agama.

Semua guru dibiayai pemerin-

tah untuk meraih master. Gaji

mereka termasuk dalam jajaran

pendapatan paling tinggi di Finlan-

dia. Tidak peduli jenjang SD atau

SMA, semua guru wajib memegang

gelar master yang disubsidi penuh

oleh pemerintah dan memiliki

tesis yang sudah dipublikasi.

Finlandia memahami bahwa

guru adalah orang yang paling ber-

pengaruh dalam meningkatkan

mutu pendidikan generasi masa

depannya. Tidak saja kualitas, pe-

merintah Finlandia memastikan

ada cukup guru untuk pembela-

jaran intensif. Ada 1 guru untuk 12

siswa, rasio yang jauh lebih tinggi

daripada negara lain. Jadi guru bisa

memberikan perhatian khusus

untuk tiap anak.

Kredibilitas dan mutu tenaga

pengajar yang tinggi memung-

kinkan pemerintah menyerahkan

tanggung jawab membentuk kuri-

kulum dan evaluasi pembelajaran

langsung kepada para guru. Hanya

terdapat garis pedoman nasional

longgar yang harus diikuti.

Ujian nasional tidak diper-

lukan. Pemerintah meyakini, guru

adalah orang yang paling mengerti

kurikulum dan cara penilaian ter-

baik yang paling sesuai dengan

siswa-siswa mereka.

Jam sekolah di Finlandia relatif

lebih pendek. Siswa-siswa SD

di hanya berada di sekolah 4-5

jam per hari. Siswa SMP dan SMA

mengikuti sistem layaknya kuliah.

Mereka hanya akan datang pada

jadwal pelajaran yang dipilih.

Upaya meningkatkan mutu se-

kolah dan guru secara seragam di

Finlandia menargetkan semua

siswa dapat jadi pintar, tanpa

terkecuali. Mereka tidak memper-

cayai sistem ranking atau kompe-

tisi yang akhirnya hanya akan

menghasilkan „sejumlah siswa pin-

tar‟ dan „sejumlah siswa bodoh‟.

Walaupun ada bantuan

khusus untuk siswa yang merasa

butuh, tapi mereka tetap ditem-

patkan dalam kelas dan program

yang sama. Tidak ada program

akselerasi.

Pembelajaran di sekolah

berlangsung secara kolaboratif.

Bahkan anak dari kelas-kelas ber-

beda sering bertemu untuk kelas

campuran. Strategi itu terbukti

berhasil karena saat ini Finlandia

adalah negara dengan kesenjangan

pendidikan terkecil di dunia. (*)

Page 33: MOST II 2014 2015

31

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

FILM

F ox telah mengkonfirmasi, film yang dulunya diperankan Will Smith, Jeff

Goldblum, dan Bill Pullman ini akan tayang di seluruh bioskop pada 3 Juli

2015. Sutradara film tersebut, Roland Emmerich, sebenarnya pernah

mengkonfirmasi Independence Day kedua akan dibuat.

Roland juga mengatakan, film ini akan diset dengan latar belakang 20

tahun ke depan dari film yang pertama. Selain itu, Roland akan menampilkan

karakter baru yang lebih muda. Tapi sayangnya dalam film ini Will Smith tidak

akan lagi membintangi film yang pernah sukses pada tahun 1996 ini. PIhak Will

Smith telah mengkonfirmasi se-

cara resmi mengenai pe-

nolakannya ikut serta dalam fim

ini.

Film mengisahkan tentang

kedatangan alien ke bumi untuk

melakukan invasi melalui lubang

vortex di alam semesta. Lubang

vortex atau lubang cacing ini merupakan anomali alam untuk

menuju ke dimensi lain melalui perjalanan luar angkasa.

Jika pada alien membutuhkan waktu hanya 2 hingga 3 minggu,

namun bagi umat manusia membutuhkan waktu yang lebih lama

yaitu 20 hingga 25 tahun untuk melakukan perjalanan luar angkasa.

Disinilah manusia harus menemukan kunci kelemahan dari para

pengganggu bumi agar bisa kembali bebas. Dirilis 3 Juli 2015. (*)

S ekuel kelima Pirates of the Caribbean memasuki tahap produksi.

Johnny Depp berada di Australia untuk menjalani syuting. Namun,

sinopsis Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales bocor

di internet.

Berdasarkan sinopsis, Jack Sparrow akan bertemu dengan para

hantu perompak yang dipimpin oleh musuh lamanya, Kapten Salazar. Dia

ingin membalas dendam dengan membunuh semua perompak, termasuk

Jack Sparrow. Kapten nyentrik tersebut mencari sebuah artefak penting

yang bisa mengatur laut untuk menyelamatkan nyawanya dari Salazar.

Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales akan disutrada-

rai oleh Espen Sandberg dan Joachim Ronning. Skenario ditulis oleh Jeff

Nathanson yang pernah menulis Catch Me If You Can dan Indiana Jones

and the Kingdom of the Crystal Skull.

Selain Johnny Depp, beberapa aktor dari sekuel sebelumnya juga

kembali hadir, seperti Geoffrey Rush yang berperan sebagai Barbossa,

Kevin McNally sebagai Joshamee Gibbs, dan Stephen Graham sebagai

Scrum. Javier Bardem akan memerankan Kapten Salazar.

Sebuah foto yang beredar di dunia maya memerlihatkan para kru

sibuk membangun desa untuk keperluan syuting. Terlihat beberapa ekor

kuda dan bangunan besar, yang diduga digunakan untuk kapal. Pirates of

Caribbean: Dead Men Tell No Tales siap dirilis di AS pada 7 Juli 2017. (*)

Page 34: MOST II 2014 2015

32

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

FILM

T he Hunger Games : Mockingjay menceritakan kejadian pertem-

puran setelah peristiwa Quartel Quell yang arenanya terbakar

dilalap api. Pada saat itu Katniss Everdeen, si cantik berhasil dise-

lamatkan oleh Distrik Pembrontak. Para pemenang distrik yang

telah tergabung dalam distrik pembrontak menjelaskan kepada Katniss

bahwasanya mereka telah merencanakan rencana besar.

Rencana itu mereka namai dengan revolusi Panem. Sudah tau dong

tujuannya pasti untuk menggulingkan Capitol. Nah, inilah tujuan dari para

pemberontak mengajak Katniss untuk menjadi simbol pemberontakan

mereka, menjadi seorang Mockingjay.

Mulailah keseruan The Hunger Games : Mockingjay bisa kita nik-

mati dalam film ini. Pada mulanya Katniss dilatih dan bertarung bersama

Distrik 13 untuk menjatuhkan pemerintahan kejam Capitol.

Tanpa katniss sadari, secara tidak langsung tersirat cie cie Ketniss

pada Peeta Mellark, yang merupakan teman sesama pemenang, yang dicu-

lik oleh Capitol dan menjadi tawanan untuk mengecoh katniss dan para

pemberontak.

Pemberontakan semakin merajala, darah berceceran, tangisan

merajalela, bumi menjadi merah, malah mendramatisir. Intinya semua dis-

trik mengalami pemberontakan. Dan tibalah saatnya, Katniss sang pemim-

pin Mockingjay untuk berhadapan dengan raja Capitol dibawah pimpinan

President Snow (Donald Sutherland). Dirilis 20 November 2015. (*)

S udah lama sekali semenjak dua film sequel ini, The Da Vinci Code

(2006) dan Angels And Demons (2009) rilis. Rasa penasaran para

pecinta filn dua film sebelumnya itu sudah sangat besar, apalagi

yang sudah membaca ketiga novel karya Dan Brown ini.

Film ini tetap akan memperankan Tom Hanks sebagai Dr. Robert

Langdon dan juga aktris yang tahun ini masuk nominasi oscar, yaitu Felicity

Jones. Serta, madih banyak lagi para pemain film terkenal yang akan ber-

main di film Inferno, seperti Irfan Khan (Life of Pi (2012).

Film ini berawal ketika Dr. Robert Langdon yang diperankan oleh

Tom Hanks yang terbangun di sebuah rumah sakit di Italia. Langdon ter-

bangun dengan kondisi amnesia, ia tidak tahu apaapa penyebab yang mem-

buat ia mengalami amnesia. Lalu Dr.

Langdon bertemu dengan Dr. Sienna Brooks yang diperankan Felic-

ity Jones. Sienna membantu Langdon untuk menemukan jawaban penyebab

amnesianya, tetapi mereka harus memberhentikan seseorang yang ingin

menyebarkan wabah global dan ia ada hubungannya dengan amnesia yang

dialami Dr. Langdon.

Petualangan, aksi, dan teka teki akan mereka berdua hadapi di

sepanjang film ini. Hidup dan Mati Dr. langdon sangat dipertatuhkan. Ren-

cananya film dirilis 18 Desember 2015 tapi ada juga yang menyebutkan

bakal tayang baru Oktober 2016. Ditunggu saja. (*)

Page 35: MOST II 2014 2015

33

XTRA

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

S MAK Santa Agnes punya

banyak ekstrakurikeler,

salah satunya basket. Ek-

stra ini terbagi menjadi dua

tim, yakni cowok dan cewek. Ek-

stra berlangsung Selasa, Kamis dan

Jumat di GOR Santa Agnes.

“Aku merasa memiliki

bakat dan minat basket. Jadi, aku

pingin mendalami dan mengasah

permainan basketku,” kata

Imanuel Javier yang akrap dipanggil

Javi.

Di Ekstra Basket tak hanya

dilatih permainan atau fisik, tapi

membangun kebersamaan yang

erat di antara para pemain, karena

itu akan mendukung dalam latihan

dan lomba.

“Aku suka di sini, jadi ban-

yak punya teman. Kalau dukanya,

aku susah membagi waktu. Latihan

fisiknya juga sangat berat,” jelas

Javi.

Menurut cowok berambut

khas ini, kejuaraan basket yang

paling berkesan adalah ketika tim-

nya ikut DBL. “Life is always bet-

ter when I am playing basketball,”

tambah cowok yang dikenal usil

ini.

Awal-

nya, dia sempat

takut dan nerv-

ous bergabung.

Tapi semua

hilang, bahkan

dia semakin

padu dalam tim

inti basket.

Alasan berbeda disampai-

kan Yonathan Bingly. Hal yang

membuat cowok ini tertarik ma-

suk Ekstra Basket karena adanya

adu kekuatan. Selain itu, dapat

membuat tubuh lebih kuat.

Namun, Yonathan memiliki

keinginan kuat berada di sebuah

tim karena itu berarti hobi, bakat-

nya menjadi tersalurkan.

Ketika DBL 2014, Yona-

than pernah menjadi top scorer

30 poin dari 3 game yang telah

dimainkan SMAK Santa Agnes. (*)

Agnes M,

Felicia T, Feliani H, Zuleika M

Hampir mirip disampaikan

Jeffrey Gunawan, yang mengaku

sangat senang karena pada

akhirnya dapat menyalurkan ho-

binya lewat Ekstra Basket. Bahkan,

dirinya masuk dalam tim utama.

“Kami berlatih hampir

setiap hari di GOR atau lapangan

lain bersama teman-teman,” ka-

tanya Jeffrey yang sejak kecil me-

mang sangat menyukai permainan

basket.

Cinta basket juga diyakini

Chrysilla Zada, cewek cantik asal

Kalimantan itu. Rasa suka berkem-

bang sejak kecil karena menyaksi-

kan kakak-kakaknya bermain bas-

ket. “Jadi, saya ikuti jejak kakak

saja,” ucapnya.

Ketika menjejak bangku

SMA, Zilla mantap memilih Ekstra

Basket. Kedua orangtuanya men-

dukung penuh keputusannya.

Page 36: MOST II 2014 2015

34

REPORTASE

G reen house SMAK

Santa Agnes berdiri

guna menambah media

pembelajaran agar

lebih maksimal dan efisien. Peman-

faatan greenhouse dapat dilihat

dari materi pembelajaran, teru-

tama Biologi, yang membahas

seputar lingkungan hidup.

Meski belum ada struktur

khusus dalam perawatannya, mitra

kerja cleaning service dengan te-

laten merawat semua tanaman.

Banyak yang dilakukan, mulai dari

mengatur penempatan tanaman,

mengawasi gulma sampai meny-

iram dan memupuk.

Ibu Anis, salah satu pelopor

pendirian green house, merasa

akan lebih efisien jika semua warga

sekolah turut andil dalam perawa-

tan green house. Namun, keterba-

tasan waktu dan minat, membuat

program green house itu, belum

berjalan lancar.

Semula memang ada ek-

strakurikuler Lingkungan Hidup.

Tapi, jika nantinya dapat hadir

kembali, Ibu Anis mengusulkan,

kegiatan ekstra itu benar-benar

peduli lingkungan. Ada program

jelas mengenai pelanggaran siswa

yang berhubungan dengan perawa-

tan green house dan lingkungan

sekolah.

"Sejak sekarang, kita harus

sadar dan peduli dengan lingkun-

gan sekitar kita, karena suatu saat,

lingkungan akan membalas apa

yang sudah kita berikan

kepadanya," tambau ibu guru yang

gemar bercocok tanam ini. (*)

Laporan :

King Kelvin, Vanesa Angela

"Saran saya, ada piket ber-

gilir untuk merawat green house.

Wong, perawatannya mudah dan

tidak makan waktu banyak. Atau

bisa juga menghidupkan kembali

ekstrakurikuler," katanya.

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

Manfaat Go Green

Mengubah perilaku warga seko

lah untuk melakukan budaya pe-

lestarian lingkungan.

Terwujudnya kelembagaan se-

kolah yang peduli dan berbu-

daya lingkungan.

Meningkatkan penghematan

sumber dana melalui penguran-

gan sumber daya dan energi.

Menciptakan kondisi keber-

samaan bagi semua warga seko-

lah.

Menghindari berbagai risiko

dampak lingkungan di wilayah

sekolah.

Menjadi tempat pembelajaran

bagi siswa tentang pemeliharaan

dan pengelolaan lingkungan hidup

yang baik, dan benar.

Page 37: MOST II 2014 2015

35

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

REPORTASE

Laporan :

Mario B, Timothy Raka

Bersih itu

K elas merupakan sarana

utama dalam proses

belajar mengajar. Ten-

tunya, kelas yang bersih

akan membuat para guru dan

siswa nyaman.

Tapi, acapkali, siswa men-

gabaikan kebersihan kelas, bahkan

kelasnya sendiri. "Sudah ada im-

bauan menjaga kebersihan, tetap

saja tidak peduli," ungkap seorang

siswa.

Masih dijumpai meja penuh

coretan bolpoin dan stipo. Ketika

menghias kelas, banyak sampah

berserakan dan sisa tempelan di

dinding yang sulit dilepas karena

penggunaan double tap. (*)

A nak-anak muda zaman pasti

lebih mementingkan gengsi

untuk berbelanja di tempat-

tempat branded. Tapi kalau

sudah dihadapkan dengan harga yang bersahabat, luluhlah gengsi tersebut.

Sunday Market adalah salah satu pasar yang diminati oleh banyak orang,

dari yang muda hingga orang tua. Di sini banyak sekali barang yang fashion-

able dan sangat up to date. Selain itu, ada stan makanan dan aksesori.

“Sunday Market beda dengan market-market yang lain. Lebih ber-

sih, bagus, barang-barangnya berkualitas. Ada beberapa online shop di

Instagram yang juga berjualan di sana,” terang Jason Jonathan Wongso

Sudiro, anak Kelas X.

Bagi cowok satu ini, Sunday Market sangat bermanfaat karena da-

pat membantunya mengikuti tren fashion terkini. Selain itu, Jason, senang

berkuliner di pasar yang termasuk area Surabaya Town Square (Sutos) ini.

“Makanannya enak-enak, banyak variasi juga,” tambahnya.

Tanggapan positif lainnya datang dari Bryan Julio. Di tempat itu,

dirinya dapat menemukan Erigo Store, online shop yang hadir di Insta-

gram. Ketimbang melihat di media sosialnya, Bryan memilih datang lang-

sung ke Sunday Market, dan menyentuh produk Erigo Store. “Harganya

lebih murah,” katanya antusias.

Sayangnya, Sunday Market ini bukan kegiatan regular. Hanya ber-

langsung pada periode-periode tertentu digelar. Baik Jason maupun Bryan

berharap Sunday Market tetap diselenggarakan dan keduanya bersemangat

untuk datang kembali. Bagaimana dengan Anda? (*)

Page 38: MOST II 2014 2015

36

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

S etiap orang pasti membayang-

kan, bahwa anak pandai selalu

digambarkan dengan karakter-

istik yang membosankan, culun, kuper, dan

susah bergaul. Namun tidak semua hal tersebut dapat

dikatakan benar 100%.

Siswi SMAK Santa Agnes ini yang bernama

Maria Katarina yang duduk di XI IPA 3, mungkin dapat

dikatakan berbeda dengan yang lain.

Dia memang jika dilihat pertama kali, tidak ada

yang menyadaribahwa siswi ini memiliki kemampuan

berpikir dan berintelektual yang tinggi di atas remaja

sebayanya. Wajahnya yang murah senyum tidak meng-

gambarkan dirinya me-

rupakan anak yang pan-

daipada umumnya.

Bahkan teman

sekelasnya yang ber-

nama Louis Antonius,

saat pertama kali meli-

hat siswi Ini, menggang-

gap bahwa siswi ini

tidak terlalu pandai dan

menganggap siswi ini mungkin malas. Namun setelah

melihat beberapa hasil ulangannya yang pertama, be-

tapa takjub bahwa siswi ini sungguh pandai, dan ber-

beda apa yang dipikirkan olehnya saat melihatnya per-

tama kali.

Kecerdasannya telah mem-

bawanya untuk berpatisipasi men-

gikuti lomba Matematika lebih dari

5 kali saat duduk di bangku kelas XI.

Walaupun siswi ini memiliki kecerdasan yang

tinggi, hal ini tidak membuatnya kurang pergaulan. Ia

mempunyai banyak teman baik dari kelas IPA, IPS dan

Bahasa.

Menurutnya teman lebih penting daripada nilai,

namun bukan berarti nilai tidak penting. Cara untuk

dapat membanggakan orangtuanya saat ini adalah den-

gan memberikan nilai pelajaran yang baik.

Selain itu, Maria Katarina menyadari bahwa

kunci kesuksesan masa depan juga berasal dari teman.

Hal ini lah yang mendorongnya untuk mencari teman

sebanyak-banyaknya.

Menurut tanggapan beberapa siswa-siswi ber-

prestasi, memang sulit untuk berprestasi dengan tetap

memiliki banyak teman. Hal ini dikarenakan perbedaan

gaya berbicara, pola berpikir dan kualitas pembicaraan.

Namun bagaimana siswi ini dapat tetap bergaul?

“Betapa pentingnya sebuah teman. Aku tidak akan

mengatakan“tidak” untuk diajak pergi temannya walau-

pun besoknya ada ulangan,” ujar Maria Katarina.

Lalu bagaimana siswi ini tetap dapat berpres-

tasi? Maria Katarina mengaku tidak pernah belajar

dengan nggetu (tekun), cukup belajar

dengan membangun mood terlebih

dahulu untuk belajar, menjalankan

apa yang seharusnya dijalankan. (*)

Laporan :

Emmanuel James, Kristin Fitriani

REPORTASE

Page 39: MOST II 2014 2015

37

N athalia begitu nama panggilan dari seorang

guru bahasa mandarin di SMAK. Santa

Agnes Surabaya. Ia memulai karir menjadi

guru bahasa mandarin sejak tahun 2011 di

SMAK Santa Agnes.

Dia tak pernah berpikir menjadi guru karena

jika disuruh memilih, dia lebih memilih menjadi Tour

Guide. Tetapi berkat dukungan dari teman-teman bai-

knya, dia menjadi guru sampai sekarang.

Bagi Laoshi menjadi guru itu sangatlah menarik

karena dapat bertemu dengan anak-anak dan dapat

melihat proses yang dialami. Misalnya, dari yang tidak

bisa sama sekali bahasa Mandarin menjadi bisa dan

lancar dalam berkomunikasi.

Laoshi memiliki cara tersendiri dalam membaur

dengan anak-anak yang baru masuk di SMAK Santa

Agnes yaitu dengan cara bertanya-tanya dari mana asal

REPORTASE

Dia senang berkumpul dengan anak-anak. Bu

Titien menekuni pekerjaan ini sejak tahun 2012 di

sebuah sekolah SMK di kota Malang.

Dalam menjalani pekerjaan menjadi guru bahasa

indonesia ia selalu di motivasi oleh orangtuanya yang

sangat mendukung sekali cita-citanya menjadi guru.

Bagi kebanyakan orang pekerjaan menjadi seo-

rang guru bahasa Indonesia sangatlah membosankan

tetapi bagi bu Titien sangatlah menarik karena dapat

mengetahui sejarah bahasa Indonesia, mengetahui tata

bahasa yang baik dan patut untuk dipakai dalam berko-

munikasi dengan orang lain.

Selain itu, juga mnedapatkan inspirasi untuk

membuat karya sastra Indonesia dengan mudah.

Dalam membaur dengan anak-anak yang baru masuk

menjadi murid di SMAK. Santa Agnes bu Titien

memiliki cara tersendiri yaitu dengan mengajak ngo-

brol, bercanda, dan mengingatkan tugas. (*)

Laporan :

Aprilia Lukas,

Veronica Valencia

sekolahnya. Dan,

agar anak-anak

tersebut tidak

bosan kepada laoshi

dan pelajarannya dia

selalu berusaha

membuat bahan

bercandaan.

Sebaliknya, Bu Titien

Andriani, salah satu

guru bahasa Indone-

sia di SMAK Santa

Agnes Surabaya,

memilih menjadi

guru bahasa Indone-

sia karena ia sangat

suka bahasa Indone-

sia.

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

Page 40: MOST II 2014 2015

38

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

Dari : Orang yang cinta kamu

Untuk : Rachel XI IIS 1

Pesan : Selamanya….

Dari : X IIS 1

Untuk : Bapak X IIS 1 tercinta

Pesan : Semoga tambah suka lari,

cinta anak-anak, dan yang lebih

penting, tambah muda….heheeh

Dari : Agnes M

Untuk : April, Veve, Rachel

Pesan : Tobat...ayo tobat ..urakan

e, rek…..

Dari : XI IPA 2

Untuk : Budi

Pesan : Kamu ganteng, jadi naksir

deh...

Dari : Topher

Untuk : Teman Sekelas

Pesan : Jangan lupain ge

gaes….Maaf atas PHP-nya selama

ini.

Dari : Someone

Untuk : Jeanny Octavia X IPA 3

Pesan : Jen…..i love u ….

Dari : Penggemar beratmu

Untuk : Widharta Tanuwijaya

Pesan : I am always with u...

Dari : X IIS 1 the best

Untuk : Pak Gatut

Pesan : I miss u pak...

Dari : Vann ...IPA

Untuk : Somebody I like in MIA 2

Pesan : Actually, I like u, sweet

girl….but I am too shy to tell it.

And yet, I am not ready to get

hurt again. #brokenheart

Dari : Someone

Untuk : X IPA 3

Pesan : Fighting rek...semoga se-

makin sakti di kelas XI

Dari : Nanda X IIS 2

Untuk : Beni X IIS 1

Pesan : I love u…..

Dari : Fanii

Untuk : Lewi Chiko Tarigan

Pesan : Peka pang ikam

nih….Unda udah sayang lawan

ikam, sudah lawas...pang ikam nih

nah…...

Dari : Seseorang (V)

Untuk : Teman-teman

Pesan : Tetap semangat ya, se-

moga kita semua bisa menjadi yang

terbaik

Dari : Tan Michael

Untuk : Semua cewek yang

merasa cantik, terutama XI IPS 1

Pesan : Add PIN aku ya, manusia

paling cetar di Stag...langsung aku

accept, nggak pake lama

Dari : Ivan W

Untuk : Hendi

Pesan : Jangan PHP in aku terus...

Dari : Ivan (Gemblang)

Untuk : Lulu

Pesan : Pengen mengulang masa-

masa terindah kita dulu...

Dari : Wilson XI IPS 3

Untuk : Nindi XI IPS 3

Pesan : Bisa nggak kita mulai dari

awal lagi...

Dari : 10

Untuk : Louis XI MIA 3

Pesan : Cieee ...yang pintar masak

...tapi jangan cuek2 dong

Dari : XX

Untuk : Hindarto X MIA 4

Pesan : Kamu kok lucu sih?

Dari : Martin Jonathan XI IPS 3

Untuk : Citta Wijayanti

Pesan : Kenapa kok kamu delcont

aku...

Dari : 75 ++++

Untuk : 315dbxxx

Pesan : Semangat DBL-nya..

Dari : Ita XI IPS 3

Untuk : zzzzzz (XI)

Pesan : Semangat basketnya

DUDU

Page 41: MOST II 2014 2015

39

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

Saatnya, bukti

dan hasil nyata

dari sebuah

tindakan yang

berdampak

produktif bagi

sebanyak mungkin

manusia,

bukan sekadar

hapal teori

dan kutipan.

N AIK bus hari ini. Di

depan saya, ada

sepasang manula

suami istri. Keduanya

menggunakan jam Rolex emas.

Dari jenisnya, saya perkirakan har-

ganya sekitar Rp 700-an juta.

Kalungnya juga emas berat, ge-

langnya emas berat. Cincinnya

penuh berlian. Saya perkirakan

semua cincin mereka saja di atas

Rp 200 juta. Sabuknya Luis Vuit-

ton.

Total perhiasan yang dike-

nakan sepasang manula itu mung-

kin di atas Rp 1 miliar. Dan,

mereka memilih naik bus, berang-

kat dari sekitar pasar tradisional.

Hal yang mustahil terjadi di Indo-

nesia. Mustahil dengan perhiasan

semahal itu bisa low profile meng-

gunakan bus.

Oleh :

Nelson Leo Manurung

https://www.facebook.com/

MnrgNelsonLeo/

Kemungkinan besar akan

pakai mobil mewah dan sopir pri-

badi. Dengan perhiasan senilai itu,

mustahil pasutri itu berani jalan-

jalan di pasar tradisional di Indo-

nesia, menggunakan bus umum

tanpa incaran copet dan rampok.

***

Di pasar, tadi saya juga

melihat sepasang kekasih yang

berpenampilan anggun dan elegan

sedang berpacaran sambil menun-

tun anjing. Anjingnya berak. Lalu si

cowok memungut berak anjing itu

dengan kertas koran yang sengaja

dibawa dari rumah. Aturan di

Hongkong, memang empunya an-

jing diharuskan membersihkan

kotoran anjing yang dibawa.

Aturan ini sudah menerap pada

semua warga Hongkong.

ESAI

Page 42: MOST II 2014 2015

40

ESAI

Magazine of Saint Agnes Edisi II 2014-2015

Pulangnya, saya naik kereta

(railway line). Penumpang harus

membayar tiket dengan cara

"gesek" kartu, lalu naik. Kemudian,

kartu ini didebet uangnya. Tak ada

penjaga di sana. Hari sebelumnya,

saya menggunakan MTR (MRT

kalau di Singapore) penuh sesak,

tapi di gerbong itu hanya ada

sepasang tempat duduk yang kos-

ong.

Tidak ada yang iseng

mengisi atau nekat mendudukinya,

meski untuk berdiri saja saat itu,

nyaris sulit karena kereta penuh

sesak. Tempat duduk itu dibiarkan

kosong karena diperuntukan

khusus bagi orang tua, ibu hamil,

dan disabled.

***

Tidak ada pengawasan,

hukum dan aturan berjalan dengan

sendirinya, dengan penuh kesada-

ran. Nyaris tak ada rasa ingin men-

curangi aturan. Bisa saja pengguna

railway ini tak usah bayar,

menghindari gesek kartu supaya

gratis. Namun mereka tak melaku-

kan itu. Mereka dengan sabar antri

menunggu untuk menggesek kartu

Bisa saja pemuda tadi tak

memungut berak itu, jijay kan.

Padahal sangat jarang pengawas

yang lalu lalang untuk patroli berak

anjing. Orangtua itu naik bus den-

gan perhiasan mahal tanpa merasa

khawatir akan keamanan dan kese-

lamatannya.

***

Seorang wanita berjalan

sendirian jam dua malam di

Hongkong lebih aman daripada

dua orang lelaki berjalan jam dua

siang di Pasar Senen atau Tanah

Abang. Kapan masyarakat kita bisa

seperti ini, seratus, dua ratus ta-

hun ke depan?

Masyarakat Hongkong tidak

umum berbicara persoalan akhlak

dan moralitas dogmatis, seperti

kebanyakan masyarakat di sini,

yang hobi sekali mengaitkan segala

tindakan dengan akhlak dan moral,

dan menilai serta menghakimi tin-

dakan, ucapan, tulisan orang lain

dengan parameter akhlak.

Masyarakat Hongkong tidak

melebay-lebay-kan bahasanya den-

gan terminologi-terminologi

agama, atau meniru dan mengim-

por bahasa dan penampilan timur

tengah dalam sosial sehari-hari.

Masyarakat Hongkong menerje-

mahkan "moralitas dan akhlak" ini

dalam bukti dan tindakan nyata,

bukan hanya sekadar teori-teori

normatif.

Begitu sudah naik pada

tataran bukti dan praktik, masyara-

kat di sini banyak yang nol besar

dibanding teorinya. Kita ribut soal

Dolly, kita ribut tentang haram

halal, kita ribut tentang aliran A

aliran B, kita ribut tentang ibadah

keyakinan lain, dan lain-lain, seolah

semua orang kita ini adalah yang

paling suci.

Padahal, bahkan di tempat

"suci" saja (jangankan di tempat

umum), sandal hilang. Jadi, tidak

aneh, negara kita adalah salah satu

negara paling korup di dunia.

Ekonomi kita termasuk

yang paling senjang dan rendah per

kapita di dunia. Sistem pendidikan

kita adalah tiga besar terburuk di

dunia. Toleransi beragama kita

termasuk yang paling sering berka-

sus di dunia.

"Pencapaian" kita banyak

yang mendunia, namun nyaris tak

ada dalam hal yang positif. Jika

mengamati kesenjangan antara

"ngomong besar" tentang morali-

tas dan akhlak dan kesenjangannya

dengan 'bukti'nya, apakah tepat

jika dinamakan 'munafik'? Monggo,

masing-masing menilai sendiri. (*)

Page 43: MOST II 2014 2015
Page 44: MOST II 2014 2015