pemeriksaan antenatal care

23
PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE PENDAHULUAN Pemeriksaan antenatal care adalah mengskrining wanita hamil dengan tujuan untuk mendeteksi dan mencegah komplikasi terhadap ibu dan anak. Pada tahun 1930, kesadaran terhadap kepentingan untuk memberikan pemeriksaan terhadap wanita hamil meningkat. Wanita- wanita hamil dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan selama hamil dan merencanakan untuk melahirkan di rumah sakit. Nilai mortalitas rata-rata turut menurun sejajar dengan peningkatan kunjungan pemeriksaan antenatal. 1 Metode pemeriksaan antenatal care telah diperkenalkan sejak 80 tahun yang lalu namun berubah seiring dengan jaman. 2 Diharapkan, seorang wanita berkunjung ke dokter setiap bulan selama hamil sampai usia kehamilan 28 minggu, kemudian tiap 2 minggu sampai usia kehamilan 36 minggu dan setiap minggu sampai waktu persalinan. 2 Namun, bila kehamilan normal jadual asuhan cukup empat kali. Dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode angka K yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3, dan K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama 1

Upload: faradhillah-adi-suryadi

Post on 26-Oct-2015

163 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

OG Department

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Antenatal Care

PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

PENDAHULUAN

Pemeriksaan antenatal care adalah mengskrining wanita hamil dengan tujuan

untuk mendeteksi dan mencegah komplikasi terhadap ibu dan anak. Pada tahun 1930,

kesadaran terhadap kepentingan untuk memberikan pemeriksaan terhadap wanita

hamil meningkat. Wanita-wanita hamil dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan

selama hamil dan merencanakan untuk melahirkan di rumah sakit. Nilai mortalitas

rata-rata turut menurun sejajar dengan peningkatan kunjungan pemeriksaan

antenatal.1

Metode pemeriksaan antenatal care telah diperkenalkan sejak 80 tahun yang

lalu namun berubah seiring dengan jaman.2 Diharapkan, seorang wanita berkunjung

ke dokter setiap bulan selama hamil sampai usia kehamilan 28 minggu, kemudian tiap

2 minggu sampai usia kehamilan 36 minggu dan setiap minggu sampai waktu

persalinan.2 Namun, bila kehamilan normal jadual asuhan cukup empat kali. Dalam

bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode angka K

yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap

adalah K1, K2, K3, dan K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan

antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama

kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia

kehamilan di atas 36 minggu.1

Pengurangan kunjungan tidak berpengaruh terhadap hasil akhir dari

kehamilan. Tujuan utama yang diharapkan dari kunjungan ke dokter adalah untuk

mengskrining populasi yang beresiko rendah dari aspek riwayat kehamilan,

pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang serta yang beresiko tinggi dapat juga

dilakukan lebih sering. 2

Pemeriksaan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang bersifat

preventive care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu

maupun janin. Pemeriksaan antenatal merupakan upaya kesehatan perorangan yang

memperhatikan presisi dan kualitas pelayanan medis yang diberikan. 3

1

Page 2: Pemeriksaan Antenatal Care

TUJUAN

Tujuan utama yang diharapkan dari pemeriksaan antenatal care adalah untuk

mendapatkan ibu dan bayi yang sehat sebagai hasil akhir kehamilan. Pemeriksaan

antenatal care menjadi pemeriksaan yang penting dalam mengidentifikasi faktor-

faktor penyulit terhadap pasien atau janin selama kehamilan dan mengkoreksi

permasalahan tersebut. 4

Tujuan lain dari pemeriksaan antenatal care adalah:4

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang janin

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial

ibu

3. Mengenali dan mengurangi dini adanya penyulit-penyulit atau

komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat

penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman

dengan trauma seminimal mungkin

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

mempersiapkan ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

janin agar dapat tumbuh kembang secara normal

7. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati dan kematian neonatal

8. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin

PEMERIKSAAN KEHAMILAN

Pemeriksaan yang dilakukan saat pelayanan antenatal meliputi anamnesis,

pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan obstetric luar & dalam, pemeriksaan

laboratoium, dan pemeriksaan penunjang. Komponen yang diperiksa selama hamil

berbeda menurut usia kehamilan. Pada usia kehamilan 26 sampai 28 minggu,

2

Page 3: Pemeriksaan Antenatal Care

komponen penting yang diperiksa adalah pemeriksaan kadar hemoglobin,

pemeriksaan Rhesus dan antibodi pasien. Pada usia kehamilan 28 minggu dilakukan

juga pemeriksaan skrinning kadar gula darah pasien. Presentasi janin dan letak janin

juga diperiksa sedini mungkin. 2

Sebagai tambahan, pada saat usia kehamilan 34 minggu, pemeriksaan kadar

hemoglobin dilakukan ulang. Pada saat usia kehamilan ini, dilakukan pemeriksaan

untuk menentukan apakah kepala janin sudah masuk pintu atas panggul atau belum. 2

Pada usia kehamilan diantara 41 dan 42 minggu, serviks diperiksa untuk

memutuskan apakah dibutuhkan induksi atau augmentasi persalinan. Biasanya, 70%

wanita hamil akan memasuki fase persalinan dalam tempuh waktu 48 jam. 2

Secara idealnya, kunjungan pertama harus dilakukan pada saat umur

kehamilan 8 sampai dengan 12 minggu. 2 Riwayat penyakit yang lengkap serta

pemeriksaan fisis yang dilakukan saat awal usia kehamilan membantu dalam

menunjang diagnosis serta pengobatan lanjut sekiranya terdapat penyulit yang dapat

mengganggu kehamilan. 5

A. ANAMNESIS

Anamnesa pada kunjungan pelayanan antenatal pertama dari ibu hamil

meliputi identifikasi ibu yaitu nama, nama suami, usia, pekerjaan, agama dan alamat

ibu. Tujuannya adalah untuk mengenal ibu hamil dan menentukan status sosial

ekonominya serta menentukan anjuran dan pengobatan yang diperlukan. 3

Antara komponen yang ditanyakan dalam anamnesis adalah:

1. Keluhan utama atau apa yang diderita, apakah ibu datang untuk

memeriksaan kehamilan atau ada masalah lain

Pasien juga ditanyakan tentang keluhannya pada saat ini, tanda, gejala

serta masalah yang dihadapai berkaitan dengan kehamilannya, infeksi

dan juga trauma. 2,5

2. Riwayat haid ditanyakan untuk mengetahui faal alat kandungan.

3

Page 4: Pemeriksaan Antenatal Care

Riwayat menstruasi secara detail seperti usia saat menarke, durasi,

jumlah perdarahan selama haid dan bercak (spotting), dismenore serta

leukore juga turut ditanyakan. 2,5

3. Riwayat perkawinan juga ditanyakan

Riwayat kontrasepsi yang digunakan sebelum ini turut digali. 2,5

4. Riwayat kehamilan sekarang meliputi:

a. HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)

Pasien ditanyakan tentang hari pertama haid terakhir dan haid

sebelumnya. Setelah itu dilakukan perhitungan taksiran partus

menurut formula Naegele. 2

b. Gerak janin; kapan mulai dirasakan apakah ada perubahan

c. Masalah atau tanda-tanda bahaya termasuk penglihatan kabur

d. Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan

e. Penggunaan obat-obatan termasuk jamu-jamuan

f. Kekhawatiran-kekhawatiran lain yang dirasakan

5. Riwayat kebidanan sebelumnya

Riwayat kebidanan yang lalu sangat mempengaruhi prognosa

persalinan dan pimpinan persalinan, membantu dalam penanganan

pelayanan kehamilan (konseling khusus, tes, tindak lanjut dan rencana

persalinan). 2,5,6

Komponen yang ditanyakan adalah:

a. Berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat

waktu, persalinan premature, keguguran atau kegagalan

kehamilan, persalinan dengan tindakan (dengan forcep, Vakum

Ekstraksi atau operasi Caesar)

b. Perdarahan pada kehamilan, persalinan, kelahiran atau pasca

persalinan

c. Persalinan yang lalu: spontan atau buatan, aterm atau prematur,

perdarahan, siapan yang menolong

4

Page 5: Pemeriksaan Antenatal Care

d. Riwayat hipertensi

e. Melahirkan dengan berat badan < 2500 gram atau > 4000 gram

f. Nifas dan laktasi

g. Bayi yang dilahirkan: jenis kelamin, berat dan panjang badan,

hidup atau mati, bila mati umur berapa dan penyebabnya

h. Masalah-masalah lain yang dialami

6. Riwayat kesehatan meliputi penyakit-penyakit yang pernah diderita

7. Riwayat sosial ekonomi dan budaya

8. Riwayat medis dan operasi

Pada kunjungan pertama semua alergi, insensitivitas obat, medikasi,

dan riwayat transfusi darah yang pernah dilakukan sebelumnya dicatat.

Riwayat operasi yang pernah dialami ditanyakan dengan lengkap

bersama dengan tanggal serta indikasi operasinya. 2,5

9. Riwayat keluarga

Semua kelainan medis, genetik dan psikiatri yang dapat

mempengaruhi pasien atau kehamilannya turut dicatat. 5,6

B. PEMERIKSAAN FISIK UMUM

Pemeriksaan umum dilakukan dengan menilai bagaimana keadaan umum ibu,

keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran, anemia, cyanosis, ikterus atau

dyspnoe. Keadaan jantung, suhu, tekanan darah, tinggi badan, berat badan, reflex

neurologis diperiksa serta pemeriksaan laboratorium sederhana bila ada, untuk kadar

Hb, golongan darah dan urin rutin.3,4

Pada kunjungan pertama, wanita hamil yang berkunjung ke dokter ditimbang

berat badannya, tinggi badan dan semua perkembangan dicatat termasuk kelainan dari

cara berjalan atau sebarang bentuk deformitas. Payudara diperiksa untuk

mengeliminasi tumor dan memeriksa puting payudara. Tekanan darah, jantung dan

paru-paru juga diperiksa. 5,6

5

Page 6: Pemeriksaan Antenatal Care

Pemeriksaan yang menyeluruh termasuk pemeriksaan gigi turut dilakukan

untuk memeriksa adanya caries atau infeksi. Pasien sentiasa dianjurkan menjaga

kebersihan gigi dan mulut. Kaki pasien diperiksa untuk memastikan apa adanya

varises, oedem dan kelainan-kelainan lainnya. 5,6

C. PEMERIKSAAN OBSTETRI LUAR

Pada pemeriksaan abdomen, pertama dilakukan inspeksi pada abdomen

pasien. Bila ditemukan distensi abdomen perlu diperhatikan apakah hamil gemelli

atau polihidramnion.4

Palpasi abdomen dilakukan berdasarkan pemeriksaan Leopold. Pemeriksaan

ini dilakukan secara sistematis.

Pada pemeriksaan Leopold I ditentukan tinggi fundus uterus serta

komponen tertinggi dalam uterus. Pada pemeriksaan ini dapat

ditentukan secara dini apakah janin letak vertex atau sungsang.7 Tinggi

fundus uterus ini ditentukan dengan cara palpasi abdomen dengan sisi

ulnar dari tangan kiri mempalpasi abdomen dari bawah sampai ke area

processus xiphoideus. 4

Pemeriksaan Leopold II dilakukan dengan cara palpasi kontur dari

uterus untuk mengidentifikasi bagian punggung dan ekstremitas janin.2

Untuk menentukan letak janin, kedua tangan diletakkan secara datar di

sisi kanan dan kiri abdomen pasien. Palpasi ringan dilakukan dan

ballotemen yang didapatkan menentukan sisi punggung atau

ekstremitas janin. Macam-macam letak janin contohnya longitudinal,

oblique atau transversal yang dapat diperoleh dari pemeriksaan ini.

Volume cairan amnion dijelaskan sebagai cukup apabila bagian dari

janin dapat teraba pada saat palpasi. 4

Pemeriksaan Leopold III dilakukan untuk menentukan bagian apa

yang terdapat di bagian bawah rahim. Pemeriksaan ini dilanjutkan lagi

6

Page 7: Pemeriksaan Antenatal Care

dengan pemeriksa menghadap kearah kaki pasien dan secara lembut

kedua jari-jari tangan mempalpasi kearah pelvis.5

Pemeriksaan Leopold IV dilakukan untuk menentukan apakah bagian

terbawah janin sudah memasuki pintu atas panggul atau tidak. Bagian

terbawah janin haruslah dapat dipalpasi dan ditentukan apakah mudah

digerakkan atau sudah terfiksasi di pintu atas panggul. Metode ini

yang paling mudah dalam menentukan apakah terfiksasi atau mobile. 7

D. PEMERIKSAAN DALAM VAGINA

Pemeriksaan dalam dilakukan pada saat kunjngan pertama pemeriksaan

antenatal pada hamil muda dan sekali lagi pada kehamilan trimester III untuk

menentukan keadaan panggul. 3

Dari pemeriksaan dalam vagina, posisi uterus (anteversi atau retroversi) dan

ukuran serta hubungannya dengan riwayat menstruasi dapat ditentukan. Kelainan

lain diluar cavum uteri seperti kista ovarium atau fibroid dapat juga ditemukan. 5

Pemeriksaan bimanual dilakukan pada usia kehamilan muda dengan cara

kedua jari tangan kanan dimasukkan ke dalam vagina. 7

Pemeriksaan bimanual kadang tidak lagi dilakukan sebagai suatu pemeriksaan

rutin dari pemeriksaan antenatal care tapi kadang diperlukan untuk menentukan

kematangan pada usia kehamilan muda, untuk menunjang kelainan-kelainan dari

cavum uteri, menentukan bagian yang tidak dapat diidentifikasi melalui palpasi

abdomen, mengkonfirmasi suatu kontraksi, menetukan kematangan serviks dan

menilai luas panggul. 7

E. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

7

Page 8: Pemeriksaan Antenatal Care

Terdapat beberapa pemeriksaan laboratorium yang harus diperiksa sedini

mungkin apabila pasien datang berkunjung. Pemeriksaan laboratorium yang

dianjurkan adalah pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit. 2,5 Seorang wanita hamil

yang memiliki Hb kurang dari 10 g/100 ml barulah disebut menderita anemia dalam

kehamilan. 8

Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia akibat

defisiensi besi. 8 Anemia defisiensi terjadi oleh karena asupan gizi yang tidak

adekuat. Jumlah hemoglobin harus diperiksa pada saat usia kehamilan dini dan pada

usia kehamilan 30 dan 36 minggu. 7

Pemeriksaan kadar leukosit serta jumlah diferensialnya dilakukan untuk

menunjang suatu infeksi. Pemeriksaan untuk menyingkirkan suatu penyakit menular

seksual seperti pemeriksaan tes serologik untuk sifilis dan kultur serviks juga turut

dilakukan. 2,5

Pemeriksaan urin seorang wanit hamil esensial harus selalu dilakukan. Sampel

urin diperiksa untuk menentukan adanya protein atau glukosa. Apabila terjadi

glikosuria yang signifikan (>2+) tes dilanjutkan dengan tes intoleransi karbohidrat.

Skrinning dengan cara diberikan 50 g glukosa per oral maka diperiksa glukosa darah

puasa dan 2 jam post prandial untuk menetukan diagnosis suatu diabetes mellitus.

Apabila didapatkan proteinuria >1+ dengan disertai gejala saluran kemih

maka dilanjutkan dengan pemeriksaan kultur urin. Bila jumlah bakteri yang

didapatkan > 100,000/ml pasien diberikan terapi antibiotika. Bila jumlah yang

didapatkan < 100,000/ml maka diambil urin 24 jam untuk diperiksa volume, total

klirens kreatinin, dan jumlah protein untuk mendeteksi suatu penyakit ginjal secara

dini. 5

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINNYA

Pemeriksaan ultrasonografi telah menjadi suatu pemeriksaan yang rutin

dilakukan dikebanyakan fasilitas medis dan dilakukan sebagai sebagian dari program

skrining pada trimester pertama untuk mengidentifikasi kelainan fetus. Pemeriksaan

8

Page 9: Pemeriksaan Antenatal Care

ini juga dilakukan pada saat kunjungan pertama kalinya atau sebagai pemeriksaan

skrining yang dilakukan pada saat usia kehamilan diantara 18 dan 20 minggu. 6, 7

G. NUTRISI SELAMA KEHAMILAN

Kebutuhan nutrisi

Nutrisi maternal yang adekuat memberi pengaruh yang sangat kuat terhadap tumbuh

kembang janin yang sehat. Secara umum, ibu hamil direkomendasikan untuk

mengkonsumsi 36-38 cal/kg/hari. Diet untuk ibu hamil yang normal adalah termasuk

susu, buah-buahan, sayuran hijau dan kuning, daging, ikan telur, kacang atau keju.

Suplemen mineral dan vitamin

Selama proses kehamilan, kalsium haruslah dikonsumsi sebagai suplemen tambahan

untuk mencapai kebutuhan yang diperlukan janin serta sebagai cadangan kalsium ibu.

Pasien dapat megkonsumsi susu atau mengkonsumsi suplemen kalsium tambahan.

Cairan

Sebanyak 2 sampai 3 liter cairan dibutuhkan selama hamil untuk mengakomodasi

proses metabolik serta membantu dalam proeses eliminasi.

Pertambahan berat badan

Berat badan bayi yang lahir sangat berpengaruh terhadap berat badan ibu selama

hamil dan pertambahan berat badan selama hamil. Pertambahan berat badan haruslah

sejajar pada saat trimester kedua dan ketiga dengan rata-rata 0,4 kg/minggu. 5

9

Page 10: Pemeriksaan Antenatal Care

TANDA-TANDA BAHAYA

Tanda-tanda bahaya selaa masa kehamilan bila tidak dilaporkan atau tidak

terdeteksi oleh ibu hamil dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu harus selalu

diwaspadai kemungkinan tanda-tanda bahaya yang terjadi selama kehamilan. 3

Kepada ibu hamil dan keluarganya perlu diajarkan tanda-tanda bahaya pada

kehamilan. Apabila timbul tanda-tanda bahaya pada ibu hamil, maka ibu hamil harus

segera datang memeriksakan diri. 3

Tanda-tanda bahaya selama kehamilan meliputi:

1. Bengkak/oedema pada muka atau tangan

2. Nyeri abdomen hebat

3. Berkurangnya gerak janin

4. Perdarahan pervaginam

5. Sakit kepala hebat

6. Penglihatan kabur

7. Demam

8. Muntah-muntah hebat

9. Keluar cairan banyak secara tiba-tiba pervaginam

Langkah selanjutnya adalah melaksanakan pemeriksaan untuk mencari

penyebab, membuat suatu asesman dan membuat rencana penatalaksanaan pelayanan

yang sesuai. 3

PROGNOSIS DAN RENCANA PENATALAKSANAAN

Prognosa atau ramalan persalinan dibuat setelah ditegakkan diagnosa.

Prognosa persalinan dapat diperkirakan apakah akan berjalan normal dan lahir

spontan atau sulit dan berbahaya. 3

Kunjungan pasien untuk pemeriksaan antenatal direncanakan minimal sekali

sebulan sampai usia kehamilan 32 minggu, setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 36

minggu dan setiap minggu sampai melahirkan. Bila ditemukan komplikasi, pasien

harus direncanakan untuk lebih sering berkunjung ke dokter. 5

10

Page 11: Pemeriksaan Antenatal Care

Usia kehamilan 37 sampai dengan 42 minggu disebut sebagai aterm

merupakan periode dimana neonatus memiliki harapan hidup paling tinggi. Aterm

ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir yang kemudiannya dihitung

taksiran partus berdasarkan formula Naegele. Maturitas ideal dicapai pada saat usia

kehamilan 40 mignggu. 5

Pada saat usia kehamilan masih muda, posisi serviks menghadap secara

posterior didalam vagina. Semakin menghampiri aterm, serviks menjadi lunak dan

berubah posisi ke anterior diatas axis vagina. 5

Engagement merupakan kondisia pabila kepala fetus sudah turun ke dalam

pelvis dan diameter biparietal telah melewati pintu atas panggul. Engagement pada

primigravida yang sudah memasuki proses persalinan dimulai sejak 2 minggu

sebelum persalinan. Pasien multipara biasanya memasuki proses persalinan sebelum

engagement. 5

Pasien perlu mengetahui tentang tanda-tanda awal dari persalinan untuk

mempersiapkan diri . Tanda-tandanya seperti kontraksi regular yang mengakibatkan

nyeri perut tembus belakang, keluarnya lendir atau darah serta perlepasan cairan

ketuban. Pada kasus ruptur membran ketuban, pasien haruslah dirawat di rumah sakit

sesegera mungkin oleh karena resiko untuk terjadi rolapsus tali pusat yang sangat

tinggi. 2

PENCEGAHAN

A. TETANUS TOKSOID

Vaksinasi tetanus toksoid pada pemeriksaan antenatal dapat

menurunkan kemungkinan kematian bayi dan mencegah kematian ibu akibat

tetanus. Semua ibu hamil harus diberitahukan tentang pemberian 5 suntikan

tetanus sesuai dengan Program TT Seumur Hidup. Selain itu, ibu hamil juga

harus memahami bahwa resiko infeksi tetanus akan berkurang jika

persalinannya dibantu oleh tenaga kesehatan yang terlatih. 3

11

Page 12: Pemeriksaan Antenatal Care

Setiap ibu hamil yang belum pernah diberikan imunisasi tetanus harus

mendapatkannya paling sedikit 2 kali suntikan selama kehamilannya, yaitu

pertama pada saat kunjungan antenatal pertama dan kedua kali pada 4 minggu

kemudian. Walaupun demikian apabila ada waktu, suntikan ketiga dapat

diberikan juga. Untuk mencegah tetanus terhadap bayi baru lahir, dosis

terakhir harus diberikan paling lambta 2 minggu sebelum melahirkan. 3

Apabila ibu pernah diberikan imunisasi sebelumnya, maka satu kali

pemberian serum tambahan masih diperlukan selama kehamilannya. Berikan

satu suntikan pada kunjungan antenatal pertama, paling lambat 2 minggu

sebelum persalinan. 3

Tabel 1. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid Lengkap

B. ZAT BESI/FOLATE

Zat besi berguna untuk peningkatan volume darah yang terjadi selama

kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin yang

adekuat. Kebutuhan zat besi meningkat seiring dengan pertumbuhan janin.

Untuk memenuhi kebutuhan ibu hamil dapat minum tablet zat besi dan makan

dengan gizi seimbang. Makanan yang mengandung zat besi adalah daging,

hati dan jeroan, telur, polong kering, kacang tanah, kacang-kacangan dan

sayur berdaun hijau. 3

Apabila kekurangan zat besi, ibu hamil akan mengalami anemia. Ibu

hamil dengan anemia cenderung mengalami kelahiran prematur, mudah jatuh

12

Page 13: Pemeriksaan Antenatal Care

sakit akibat daya tahan tubuh yang lemah, melahirkan bayi dengan berat

badan rendah, mengalami perdarahan pasca persalinan dan angka kematian

yang tinggi. Ibu hamil yang mengalami anemia banyak dijumpai pada

kehamilan yang rapat, penderita penyakit malaria, cacing tambang dan infeksi

kronis. 3

Tablet tambah darah diberikan kepada setia ibu hamil paling sedikit 90

tablet, dengan dosis 1 tablet setiap hari selama kehamilannya. Pada saat

minum Fe dianjurkan tidak menggunakan air teh/kopi dan sangat dianjurkan

untuk minum vitamin C. tablet zat besi mengandung 60 mg zat besi dan 0,25

mg asam folat. 3

Salah satu efek samping pengguanaan zat besi adalah sembelit. Untuk

mengatasi sembelit, ibu hamil dianjurkanuntuk banyak mengkonsumsi

makanan berserat, banyak minum air putih dan senam setiap hari. 3

KESIMPULAN

Selama proses kehamilan, diet yang adekuat, aktivitas fisik serta penanganan

preventif dan kuratif dalam bentuk pemeriksaan antenatal care dilakukan untuk

melindungi wanita hamil dan bayinya pada periode yang sentitif dalam hidupnya.

Meskipun telah dianjurkan untuk wanita hamil menjalani pemeriksaan

antenatal care yang dasar tapi professional selama hamil, namun hakikatnya hanya

sepertiga wanita hamil yang mendapatkan pemeriksaan tersebut.

Frekuensi dari kematian bayi akibat dari kesehatan ibu yang buruk oleh

karena tidak melakukan pemeriksaan antenatal care sangat tinggi. Pemeriksaan

antenatal care yang adekuat sangat dianjurkan dan secara konsisten berhubungan

dengan hasil akhir kehamilan. 9

DAFTAR PUSTAKA

13

Page 14: Pemeriksaan Antenatal Care

1. George A. Asuhan Antenatal. In: Sarwono P. Ilmu Kebidanan. Edisi keempat.

Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2008; 21: 278-87

2. Hamilton-Fairley D. Obstetrics and Gynaecology Lecture Notes. 2nd ed. In:

Blackwell Publishing; 2004. P. 106-21.

3. Handayani R, Netty E, Farida E, dkk. Pedoman Pelayanan Antenatal.

Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar, Departemen Kesehatan RI; 2007. P

23-47.

4. Pitkin M, Peattie A B, Magowan B A. Obstetrics and Gynaecology and

Illustrated Colour Text. 1st ed. China: Churchill Livingstone; 2003. P. 4-5.

5. Pernoll M L. Benson & Pernoll’s Handbook of Obstetrics & Gynaecology.

10th ed. United States of America: Mc-Graw Hill; 2001. P. 128-41.

6. Chamberlain G. Obstetrics by Ten Teachers. 16th ed. United Kingdom:

Edward Arnolds; 1995. P. 44-7.

7. Hanretty K P. Obstetrics Illustrated. 6th ed. United Kingdom: Churchill

Livingstone; 2003. P. 66-86

8. Di Mario S, Basevi V, Gori G, Spettoli D. What is the Effectiveness of

Antenatal Care? (Supplement). December 2005. World Health Organization

Europe.

9. Yousif A M, Hafeez A R A. The Effect of Antenatal Care on the Probability

of Neonatal Survival at Birth, Wad Medani Teaching Hospital, Sudan. Vol. 1

(4). October 2006. Sudanese Journal of Public Health.

14