antenatal care indonesia

71
ANTENATAL CARE ANTENATAL CARE DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA RSUP DR.MOH.HOESIN PALEMBANG Dr. Aryani Aziz, SpOG

Upload: ade-pratama-heriansa

Post on 31-Oct-2015

180 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

casvewvqbynuio..,mnbxzzEWRTTOSA

TRANSCRIPT

Page 1: Antenatal Care Indonesia

ANTENATAL CAREANTENATAL CARE

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGIFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RSUP DR.MOH.HOESIN PALEMBANG

Dr. Aryani Aziz, SpOG

Page 2: Antenatal Care Indonesia

PENDAHULUANPENDAHULUANPemeriksaan antenatal adalah : Pemeriksaan kehamilan yang

dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan.

Page 3: Antenatal Care Indonesia
Page 4: Antenatal Care Indonesia
Page 5: Antenatal Care Indonesia

Objek asuhan antenatalObjek asuhan antenatal terfokus terfokus pada ibu :pada ibu :Objek asuhan antenatalObjek asuhan antenatal terfokus terfokus pada ibu :pada ibu :

Meningkatkan kesejahteraan ibu sebelum, selama dan setelah kehamilan dan meningkatkan keyakinan dan perawatan diri ibu sendiri.

Menurunkan kesakitan dan kematian ibu, kehilangan janin dan intervensi yang tak penting pada masa kehamilan.

Menurunkan risiko masalah kesehatan ibu yang pertama untuk dapat terjadi pada kehamilan yang berikutnya sebelum melahirkan

Meningkatkan keahlian orang tua

Page 6: Antenatal Care Indonesia

Objek asuhan antenatalObjek asuhan antenatal terfokus terfokus pada janinpada janinObjek asuhan antenatalObjek asuhan antenatal terfokus terfokus pada janinpada janin

Page 7: Antenatal Care Indonesia

Objek asuhan antenatalObjek asuhan antenatal yang terfokus pada yang terfokus pada masa kehamilan dan tahun pertama kehidupan masa kehamilan dan tahun pertama kehidupan bayi bayi

Meningkatkan perkembangan keluarga dalam interaksi antara orang tua–janin yang optimal.

Menurunkan kehamilan yang tak dikehendaki

Mengidentifikasi penyimpangan kebiasaan pada anak dan kekerasan dalam keluarga.

Page 8: Antenatal Care Indonesia
Page 9: Antenatal Care Indonesia

SEJARAH ASUHAN SEJARAH ASUHAN ANTENATALANTENATALThn 1788 mulai dikenal di Paris

Layanan sosial utk wanita yg memp. Kesulitan baik akibat kehamilannya maupun krn kemiskinannya

Thn 1913 Ballantyne (Univ. of Edinburgh) – tingginya kematian ibu dan perinatal krn tdk adekuatnya perawatan selama kehamilan & kurangnya pengawasan kemajuan persalinan

Page 10: Antenatal Care Indonesia

Th 1941 dr. Alice Stewartefek sinar X pada janin & me kejadian leukemia pd akhir masa kanak-kanak

Th 1961 deformitas janin Thalidomide (sbg sedatif & anti emetik) ES a.l. amelia, pocomelia, hemimelia, abnormalitas pd mata, hidung, hati, usus, tr.genitalis, tr.urinarius

Page 11: Antenatal Care Indonesia

Kunjungan PertamaKunjungan PertamaSebaiknya : 1x/bulan sampai usia

kehamilan 32 mgg

Bbrp senter : setelah usia kehamilan >28 mgg

2x/minggu sampai usia kehamilan 36 mgg

1x/minggu pd usia kehamilan aterm

Page 12: Antenatal Care Indonesia

Kunjungan pertama…Kunjungan pertama…Kebijakan nasional 4x slama

kehamilan1x : triwulan pertama

1x : triwulan kedua2x : triwulan ketiga

Idealnya ketika terlambat haid sekurang-kurangnya 1

bulan

Page 13: Antenatal Care Indonesia

Pelayanan Standar Pelayanan Standar Minimal (7T)Minimal (7T)1. (Timbang) berat badan2. Ukur (Tekanan) darah3. Ukur (Tinggi) fundus4. Pemberian (Tetanus Toxoid) TT

lengkap5. Pemberian (Tablet) zat besi,

minimum 90 tab selama kehamilan6. (Tes) terhadap PMS7. (Temu wicara) dalam rangka

persiapan rujukan

Page 14: Antenatal Care Indonesia

Pemeriksaan dalam asuhan Pemeriksaan dalam asuhan antenatalantenatalAnamnesisPemeriksaan FisikPemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan Penunjang lainImunisasi

Page 15: Antenatal Care Indonesia

ANAMNESISANAMNESISRiwayat Kehamilan

◦Usia ibu ◦HPHT◦Siklus haid termasuk umur ketika

menars◦Karakteristik siklus haid

Interval siklus Lama haid Jumlah perdarahan Abnormal menstruasi (metroragia dll)

Page 16: Antenatal Care Indonesia

◦Gejala yang berhub. dg haid (dismenorrhea, premenstrual sindrom)

◦Perdarahan pervaginam◦Keputihan◦Mual dan Muntah◦Penggunaan kontrasepsi sebelum

HPHT atau mungkin selama masa konsepsi

Masalah kelainan pada kehamilan sekarang

Page 17: Antenatal Care Indonesia

Riwayat obstetrik lalu :◦Jumlah kehamilan◦Jumlah persalinan◦Tanggal persalinan lalu◦Jumlah persalinan cukup bulan◦Jumlah persalinan prematur◦Jumlah anak hidup◦Jumlah keguguran baik abortus spontan

maupun terapeutik dan cara terminasinya maupun komplikasi yg tjd.

◦Perdarahan pada kehamilan & persalinan

Page 18: Antenatal Care Indonesia

◦Nifas terdahulu◦Pemakaian obat-obatan & merokok

Riwayat Penyakit◦Penyakit jantung◦Hipertensi◦DM◦TBC ◦Pernah Operasi ??◦Alergi obat & makanan◦Peny. Ginjal & asma◦Epilepsi◦Peny. Hati◦Pernah mengalami kecelakaan

Page 19: Antenatal Care Indonesia

Riwayat Sosial Ekonomi◦Siapa yg membuat keputusan dalam

keluarga◦Status perkawinan◦Pekerjaan◦Bahasa ibu◦Umur & pekerjaan orang tua (ayah)

janin◦Respon ibu & keluarga thd kehamilan◦Jumlah keluarga di rumah yang

membantu◦Pilihan tempat utk melahirkan

Page 20: Antenatal Care Indonesia

Riwayat Nutrisi◦Tinggi dan Berat Badan sebelum

hamil◦Pertambahan berat badan pada saat

datang◦Kebiasaan makan & minum◦Adakah intake nutrisi yang adekuat

Page 21: Antenatal Care Indonesia

Pemeriksaan FisikPemeriksaan FisikKeadaan Umum

◦Tekanan darah◦Nadi◦Pernafasan◦Berat Badan◦Tinggi Badan◦Muka : edema? Pucat?◦Mulut dan gigi : Karies

Page 22: Antenatal Care Indonesia

TiroidTulang belakang : skoliosis?PayudaraPutting susuTumorAbdomen : bekas operasi?

Inspeksi◦Mengukur tinggi fundus uteri

Page 23: Antenatal Care Indonesia

Usia Kehamilan

Tinggi fundus uteri Dalam cm Tinggi fundus uteri Menggunakan penunjuk-penunjuk badan

12 minggu - Teraba diatas sympisis pubis

16 minggu - Di tengah , antara simfisis pubis dan umbilicus

20 minggu 20 cm. (±2 cm) Pada umbilicus

22-27 minggu Usia kehamilan dalam minggu = cm

-

28 minggu 28 cm (±2 cm) Di tengah , antara umbilicus dan prosesus sifoideus

29-35 minggu Usia kehamilan dalam minggu =

cm (±2 cm)

-

36 minggu 36 cm, (±2 cm) Pada prosesus sifoideus

Page 24: Antenatal Care Indonesia

Pd usia kehamilan 18-32 minggu

◦Terdapat korelasi yg baik antara usia kehamilan janin dlm minggu dg tinggi fundus uteri dlm cm dg mengukur jarak diatas dinding abdomen dari atas simfisis sampai dg puncak fundus dg kandung kemih yg sdh dikosongkan

Palpasi utk menentukan letak janin

(usia >28 mgg)

Page 25: Antenatal Care Indonesia

Auskultasi DJJ

◦Pertama kali dpt didengar usia kehamilan 16-19 mgg dg delee fetal stethoscope

◦Kemampuan utk mendengar DJJ tgt dr bbrp faktor : Pasien yang gemuk Kelainan pendengaran pemeriksanya sendiri

◦Herbert dkk DJJ dpt didengar : 80% : usia 20 mgg 95% : usia 21 mgg 100% : usia 22 mgg

Page 26: Antenatal Care Indonesia

Menilai kesejahteraan janin

◦ Dpt dilakukan berbagai jenis pemeriksaan/pengumpulan informasi baik dr ibu hamil/pemeriksaan oleh petugas kes.

◦ CTG pencatat DJJ

◦ USG profil biofisik

◦ Pengukuran tinggi fundus uteri yg akan disesuaikan dg usia khamilan saat pem. dilakukan

◦ Gerakan menendang atau tendangan janin (10 gerakan / 12 jam)

◦ Gerakan janin

Page 27: Antenatal Care Indonesia

◦Gerakan janin yg menhilang dlm wkt 48 jam dikaitkan dg hipoksia berat atau JMDR

◦Bila usia kehamilan memasuki 37 mgg selain pem. diatas juga dilakukan pem. ttg: Penilaian besar janin, letak dan

presentasi Penilaian luas panggul

Page 28: Antenatal Care Indonesia

Pemeriksaan Pemeriksaan LaboratoriumLaboratoriumPem. Hemoglobin / hematokrit

ABO dan Rhesus

Pemeriksaan serologis :◦ Sifilis pd kelompok risiko tinggi & hrs diulang

pd usia khamilan 28-32 mgg◦ Rubella

Negara maju konsentrasi AFP pd usia 16-18 mgg (atau dpt pula usia 15-20 mgg) dianjurkan utk skrining neural tube defect & bbrp klainan kromosom

Page 29: Antenatal Care Indonesia

Tes diagnostikuntuk wanita hamil segala usia

CVS 10-12 minggu kehamilan

Diagnosis 98% sindroma Down dan kerusakan kromosom lainnya

Bukan tes untuk neural tube defects, jadi tes AFP yang dianjurkan pada usia kehamilan 15-20 minggu

Risiko terjadinya keguguran 1-2%

Amniosintesis Dini 12-14 minggu kehamilan

Diagnosis 99% sindroma Down dan kerusakan kromosom lainnya

Belum dapat mendiagnosis neural tube defects jadi test AFP yang dianjurkan pada usia kehamilan 15-20 minggu

Risiko terjadinya keguguran sekitar 1%

Amniosintesis 15-20 minggu kehamilan

Diagnosis 99% sindroma Down dan kerusakan kromosom lainnya

Juga mendiagnosis neural tube defects, defek dinding abdomen dan beberapa defek lahir lainnya

Risiko terjadinya keguguran kurang dari 1%

Page 30: Antenatal Care Indonesia

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Penunjang lainlainSemua wanita hamil dilakukan

skrining thd infeksi virus hepatitis B & wanita hamil dg kecurigaan terinfeksi HIV dilakukan skriningthd HIV pd kunjungan pertama

Page 31: Antenatal Care Indonesia
Page 32: Antenatal Care Indonesia
Page 33: Antenatal Care Indonesia
Page 34: Antenatal Care Indonesia

ImunisasiImunisasiSelain MR atau MMR tidak ada

kontraindikasi imunisasi thd kehamilan

Page 35: Antenatal Care Indonesia

Difteri-Tetanus (dT) Toksoid Rekomendasi: Boster setiap 10 tahun untuk orang dewasa yang telah lengkap mendapatkan pemberian imunisasi sebelumnya

Dosis : 0,5 mL IM (pada m.deltoideus)

Jika sebelumnya belum mendapatkan imunisasi. Diberikan 3 seri imunisasi (0,5 mL per dosis) dengan pemberian dosis kedua dan ketiga pada 4-8 minggu dan 6-12 bulan sejak peberian dosis pertama.

Page 36: Antenatal Care Indonesia

Hepatitis B(Recombivax HB, Engerix-B)

Rekomendasi: Remaja, dewasa muda, dan orang dewasa yang mempunyai risiko tinggi terpapar hepatitis B/infeksi

Dosis: 3 seri suntikan di m.deltoideus

Catatan: wanita > 19 tahun: 1.0 mL IM; suntikan kedua dan ketiga diberikan 1 dan 6 bulan setelah pemberian dosis pertama. Wanita ≤ 19 tahun : 0.5 mL per dosis Recombivax HB atau 1.0 mL (20µg) per dosis Engerix-B. harus didokumentasi Antigen permukaan dan status antibodi hepatitis B negative

Page 37: Antenatal Care Indonesia

Influenza Rekomendasi: Pemberian tiap tahunnya untuk usia kehamilan > 14 mingguDosis: 0,5 cc IMBila diperlukan bisa diberikan bersama-sama dengan vaksin pneumokokus

Pneumokokus Rekomendasi: Setiap 10 tahun untuk individu yang mempunyai risiko tinggib untuk infeksi pneumokokusDosis: 0,5 mL Subkutan atau IMBila diperlukan bisa diberikan bersama-sama dengan vaksin influenza

RubellaMeasles, Rubella (MR)Mumps, Measles, Rubella (MMR)

Rekomendasi: Kontraindikasi selama kehamilanDapat diberikan pada wanita postpartum yang mempunyai imunitas yang rendahDosis: 0,5 mL subkutan

Page 38: Antenatal Care Indonesia

Imunisasi TTImunisasi TTAntigen Interval

(selang waktu minimal)

Lama perlindungan

% perlindungan

TT1 Pada kunjungan antenatal pertama

- -

TT2 4 minggu setelah TT1

3 tahun* 80

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99

TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup

99

Keterangan: * artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum.

Page 39: Antenatal Care Indonesia

Waktu asuhan antenatal berdasarkan Waktu asuhan antenatal berdasarkan intervensi yang diberikan (usia kehamilan dlm intervensi yang diberikan (usia kehamilan dlm minggu) minggu)

Kunjungan Pertama

6-8 16-18 26-28 32 36 38 39 40

Riwayat

Kesehatan X X

Psikososial X X

Update X X X X X X X X

Pemeriksaan Fisik X

Umum X

Tekanan darah X X X X X X X X X

Tinggi badan X

Berat badan X X X X X X X X X

IMT X

Pemeriksaan Panggul X

Pemeriksaan Payudara X X

Tinggi fundus X X X X X X X

Posisi janin X X X X X X

Denyut Jantung Janin X X X X X X X X

Pemeriksaan Serviks X X

Page 40: Antenatal Care Indonesia

Kunjungan Pertama

6-8 16-18 26-28 32 36 38 39 40

Laboratorium

Hemoglobin/Hematokrit X X X

Rh Faktor X

Golongan darah X

Antibodi X X

Pap smear X

DM Gestasional X

Pemeriksaan janin untuk Aneuploidi (12 minggu)

X

Urin

Dipstik X X X X X X X X

Protein X X X X X X X X

Glukosa X X X X X X X X

Kultur/urinalisa X X X

Infeksi

Rubella X

Sifilis X

Hepatitis B X

HIV X

Genetik X X

Page 41: Antenatal Care Indonesia

Kunjungan UlangKunjungan UlangTujuan :

◦Mengevaluasi kemajuan kehamilan◦Memberi informasi dan dukungan yg

dibutuhkan bagi ibu dan keluarganya◦Membuat rujukan bila diperlukan

Pemeriksaan yg dilakukan meliputi :◦Pem. Subjektif◦Pem. Objektif

Page 42: Antenatal Care Indonesia

Pem. Subjektif

◦Evaluasi gejala-gejala yg dihubungkan dg kehamilannya

◦Masalah atau keluhan pada kunjungan lalu atau kunjungan awal

◦Mendiskusikan ttg persiapan kehamilan, bayi baru lahir & persalinan

Page 43: Antenatal Care Indonesia

Pem. Objektif

◦Pemantauan pertambahan berat badan ibu

◦Tekanan darah

◦Penilaian laboratorium urin Kadar glukosa Protein dan keton

◦Gangguan psikis mis. cemas, stress / depresi

Page 44: Antenatal Care Indonesia

◦Pem. Abdomen : Menentukan tinggi fundus uteri Memantau denyut jantung janin Apakah ada edema tungkai? Varises? Dll

◦Pem.fisik lain yg berkaitan dg keluhan ibu

◦Evaluasi hasil Lab

Page 45: Antenatal Care Indonesia

Penilaian yg dilakukan adalah ◦usia kehamilan◦adakah pem.fisik & lab. yg abnormal◦Apakah pertambahan berat badan

ibu & status gizinya cukup◦Evaluasi penerimaan ibu &

keluarganya thd janin ◦Masalah sosial

Page 46: Antenatal Care Indonesia

Selama kehamilan perlu dilakukan uji skrining pada wanita dengan usia 35 tahun atau lebih dengan adanya riwayat abnormal kromosom pada keluarga ditawarkan untuk dilakukan chorionic villus sampling (CVS) pada usia gestasi antara 10-12 minggu ataupun pemeriksaan amniosintesis pada usia gestasi antara 15-18 minggu.

Pada usia gestasi 15-20 minggu dilakukan konseling untuk pemeriksaan triple marker.

Page 47: Antenatal Care Indonesia

Pada usia gestasi antara 24-28 minggu dilakukan skrining terhadap adanya diabetes gestational, mengulang penilaian terhadap kadar hemoglobin (Hb) / hematokrit(Ht) atau pemeriksaan darah lengkap.

Penilaian antibodi test untuk menilai sensitasi ibu terhadap Rh negatif, khususnya apabila diketahui ayah janin mempunyai Rh negatif.

Penilaian terhadap adanya penyakit menular seksual.

Page 48: Antenatal Care Indonesia

Skrining TesPada wanita berisiko tinggi mengalami cacat lahir atau

Wanita berusia 35 tahun atau lebih

Program skrining AFP(tes darah)

Usia kehamilan 15-20 minggu

Perkiraan wanita yang berpeluang memiliki janin dengan sindroma Down atau Trisomi 18

Juga mendeteksi kebanyakan neural tube defects dan defek dinding abdomen

Jika hasilnya positif, program selanjutnya melakukan amniosintesis

Secara akurat dapat memprediksi 70% - 90% janin dengan sindroma Down pada wanita usia 35 tahun atau lebih

Page 49: Antenatal Care Indonesia

Faktor Risiko yg umumnya didapat pd Faktor Risiko yg umumnya didapat pd saat skrining antenatalsaat skrining antenatalFaktor Risiko yg umumnya didapat pd Faktor Risiko yg umumnya didapat pd saat skrining antenatalsaat skrining antenatal

1. Faktor Demografis◦Usia ibu◦Etnis◦Status sosioekonomi◦Status perkawinan◦Pengaruh paternal (umur, kebiasaan,

obat-obatan, alkohol, etnis)◦Riwayat nutrisi (vegetarian,

anoreksia, diet, vitamin)◦Pekerjaan dan kemungkinan risiko

paparannya

Page 50: Antenatal Care Indonesia

2. Riwayat obstetri◦Paritas◦Kehamilan ektopik atau keguguran◦Jenis persalinan◦Hasil luaran bayi, kehamilan, berat,

normalitas◦Komplikasi lain dari kehamilan◦Depresi postpartum

Page 51: Antenatal Care Indonesia

3. Riwayat Kesehatan◦Merokok◦Penyalahgunaan alkohol◦Penyalahgunaan obat◦Gangguan kesehatan ibu◦Pembedahan sebelumnya◦Masalah anestesi sebelumnya◦Transfusi darah sebelumnya

Page 52: Antenatal Care Indonesia

4. Riwayat ginekologi◦ Infertilitas◦ Kontrasepsi◦ Keteraturan menstruasi◦ Masalah khusus◦ Infeksi (HIV, sifilis, HPV, gonorrhea,

hepatitis B dan C, Klamidia)

5. Riwayat keluarga◦ Anomali congenital◦ Diabetes◦ Hipertensi◦ Penyakit ginjal◦ Penyakit tromboemboli

Page 53: Antenatal Care Indonesia

6. Pemeriksaan fisik◦Berat badan ibu◦Tinggi badan ibu◦Pemeriksaan umum◦Pemeriksaan panggul

7. Faktor kehamilan◦Kehamilan multiple◦Perdarahan pervaginam◦Berkurangnya atau abnormalitas gerak

janin◦Abnormalitas ukuran uterus atau

volume cairan amnion◦Masalah lainnya

Page 54: Antenatal Care Indonesia

8. Pemeriksaan penunjang◦ Urinalisa (glukosa, protein, darah, keton)

◦ Pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, dan kadar antibody

◦ Pemeriksaan serologis terhadap rubella, sifilis, dan infeksi lainnya, berdasarkan prevalensi (hepatitis B dan C, HIV, toksoplasmosis, sitomegalovirus)

◦ Pemeriksaan biokimia untuk anomaly congenital (Sindroma Down, neural tube defects)

◦ Pemeriksaan fungsi tiroid◦ USG rutin◦ Apusan serviks ◦ Tekanan darah◦ Status karier grup B streptokokus

Page 55: Antenatal Care Indonesia

Kehamilan Risiko TinggiKehamilan Risiko Tinggi

Page 56: Antenatal Care Indonesia
Page 57: Antenatal Care Indonesia
Page 58: Antenatal Care Indonesia
Page 59: Antenatal Care Indonesia
Page 60: Antenatal Care Indonesia

NUTRISI SELAMA NUTRISI SELAMA KEHAMILANKEHAMILANUntuk seorang wanita dengan berat

badan normal sebelum hamil, pertambahan berat badan kurang dari 11,5 kg selama kehamilan dihubungkan dengan luaran kehamilan yang aman

Total penambahan berat badan selama masa kehamilan yang direkomendasikan adalah 9-14 kg, rata‑rata pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat di lihat pada tabel

Untuk seorang wanita dengan berat badan normal sebelum hamil, pertambahan berat badan kurang dari 11,5 kg selama kehamilan dihubungkan dengan luaran kehamilan yang aman

Total penambahan berat badan selama masa kehamilan yang direkomendasikan adalah 9-14 kg, rata‑rata pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat di lihat pada tabel

Page 61: Antenatal Care Indonesia

Kenaikan rata-rata berat Kenaikan rata-rata berat badan pada ibu hamilbadan pada ibu hamilKenaikan rata-rata berat Kenaikan rata-rata berat badan pada ibu hamilbadan pada ibu hamil

Minggu ke Kg

6 0,2

8 0,5

10 0,8

12 1,1

14 1,7

16 2,4

18 3,1

20 3,9

22 4,7

24 5,5

Page 62: Antenatal Care Indonesia

Minggu ke Kg

26 6,2

28 7

30 7,7

32 8,4

34 9,1

36 9,8

38 10,4

40 10,9

Page 63: Antenatal Care Indonesia

Kalori penting untuk energi, apabila intake kalori tidak adekuat maka protein akan di metabolisme menjadi energi.

Diet kalori yang berlebihan , bahkan untuk wanita yang obese sekalipun, tidak baik untuk janin dan ibunya

Ketoasidosis selama kehamilan dapat menyebabkan gangguan neuropsikologi pada anak seperti pada kematian janin. Apabila diet kalori ketat akan diberikan, harus dilakukan pemeriksaan kadar keton pada ibu hamil.

Kalori penting untuk energi, apabila intake kalori tidak adekuat maka protein akan di metabolisme menjadi energi.

Diet kalori yang berlebihan , bahkan untuk wanita yang obese sekalipun, tidak baik untuk janin dan ibunya

Ketoasidosis selama kehamilan dapat menyebabkan gangguan neuropsikologi pada anak seperti pada kematian janin. Apabila diet kalori ketat akan diberikan, harus dilakukan pemeriksaan kadar keton pada ibu hamil.

Page 64: Antenatal Care Indonesia

ProteinProtein Kebutuhan protein pada kehamilan meningkat

sekitar 10 gram/hari dari kebutuhan normal seorang wanita yang tidak hamil yaitu 55-65 gram/hari.

Kebutuhan tersebut digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta, uterus dan mammae juga karena meningkatnya volume darah ibu.

Konsentrasi asam amino pada plasma ibu tidak komplit antara lain ornithin, glisine, taurine dan proline, kecuali ada peningkatan pada konsentrasi asam glutamat dan alanin.

Sumber protein berasal dari daging, susu, telur, keju, ayam, itik dan kan

Page 65: Antenatal Care Indonesia

Vitamin dan MineralVitamin dan MineralSuplemen rutin multivitamin tidak

dianjurkan tetapi apabila wanita hamil tersebut mempunyai resiko kekurangan nutrisi antara lain kehamilan ganda, penyalahgunaan substansi tertentu, vegetarian murni, epilepsi dan wanita dengan hemoglobinopati.

Pada wanita dengan risiko tinggi ini, suplemen multivitamin harian dianjurkan pada trimester kedua. Komposisi suplemen multivitamin yang direkomendasikan adalah 30-60 mg besi, 15 mg zinc, 2 mg tembaga, 250 mg kalsium,10µg(400 IU) vitamin D, 50 mg vitamin C,2 mg vitamin B6, 300 µg folat dan 2 µg vitamin B12

Suplemen rutin multivitamin tidak dianjurkan tetapi apabila wanita hamil tersebut mempunyai resiko kekurangan nutrisi antara lain kehamilan ganda, penyalahgunaan substansi tertentu, vegetarian murni, epilepsi dan wanita dengan hemoglobinopati.

Pada wanita dengan risiko tinggi ini, suplemen multivitamin harian dianjurkan pada trimester kedua. Komposisi suplemen multivitamin yang direkomendasikan adalah 30-60 mg besi, 15 mg zinc, 2 mg tembaga, 250 mg kalsium,10µg(400 IU) vitamin D, 50 mg vitamin C,2 mg vitamin B6, 300 µg folat dan 2 µg vitamin B12

Page 66: Antenatal Care Indonesia

Nutrien Wanita tidak hamil

Wanita hamil Peningkatan (%)

Wanita menyusui

Sumber

Energi 2200 kkal 2500 kkal +14 2640 kkal Protein, lemak, karbohidrat

Protein 50 mg 60 mg +20 65 g Daging, ikan, susu,

Vitamin yang larut dalam lemak

Vitamin A 800 mg 800 mg Tidak ada perubahan

1300 mg Buah –buahan, sayur-sayuran, hati

Vitamin D 5 mg 10 mg +100 10 mg Pruduk susu yang telah difortifikasi

Vitamin E 8 mg 10 mg +25 12 mg Minyak sayur, kacang, sayur-sayuran hijau

Vitamin K - 65 mg - 65 mg Sayur-sayuran hijau, produk susu

Page 67: Antenatal Care Indonesia

Nutrien Wanita tidak hamil

Wanita hamil

Peningkatan (%)

Wanita menyusui

Sumber

Vitamin yang larut dalam air

Vitamin C 60 mg 70 mg +17 95 mg Jeruk, tomat

Tiamin 1,1 mg 1,5 mg +36 1,6 mg Gandum, beras

Riboflavin 1,3 mg 1,6 mg +23 1,8 mg Daging, hati, beras

Niasin 15 mg 17 mg +13 20 mg Daging, kacang-kacangan

Vitamin B6 1,6 mg 2,2 mg +37 2,1 mg Telur, hati, ikan,

Folat 180 mg 1 g 280 mg Sayur-sayuran berdaun, hati

Vitamin B12 2,0 mg 2 mg +10 2,6 mg Protein hewani

Page 68: Antenatal Care Indonesia

Mineral

Kalsium 800 mg 1200 mg +50 1200 mg Produk susu

Fosfor 800 mg 1200 mg +50 1200 mg Daging

Magnesium 280 mg 320 mg +14 355 mg Makanan laut, beras, gandum

Besi 15 mg 300 mg +100 15 mg Daging, telur, beras, gandum

Seng 12 mg 15 mg +25 19 mg Daging, makanan laut, telur

Iodium 105 mg 175 mg +17 200 mg Garam iodium, makanan laut

Selenium 55 mg 65 mg +18 75 mg Makanan laut, hati, daging

Nutrien Wanita tidak hamil

Wanita hamil

Peningkatan (%)

Wanita menyusui

Sumber

Page 69: Antenatal Care Indonesia
Page 70: Antenatal Care Indonesia
Page 71: Antenatal Care Indonesia

TERIMA

KASIH